You are on page 1of 106
Soba Once ees AH KONSTITUSI... Vol If, No. 10, Agustus 2004 lefopeng soe Rp. 15.000,- SATU TAHUN SANG PENJAGA KONSTITUSI a MaPPI-FHUI Masyarakat Pemantau Peraditan Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia OPINI PENGGUNAAN LEMBAGA PENINJAUAN KEMBALI DALAM PRAKTIK Pengaturan secare formal ten- tang lembaga PK di Indonesia pada awalnya didorong oleh kebutuhan praktik hukum yaitu karena adanya kasus ‘Sengkon dan Karta’, di Pengaditan Negeri (PN) Bekasi. olen: Andjar Pachta Wirana? Keberadaan lembaga Peninjauan Kembali (PK), baik di negara- negara yang menganut sistem peradilan bertingket dua maupun lebih, seperti di negara kita, secara umum dimaksudkan sebagai upaya hukum untuk menguji ulang suatu keputusan hakim; dimana setelah keputusan hakim tersebut dijatuhkan, ditemukan suatu “hal yang baru’ Hal yang baru tersebut jika dikemukaken pada saat persidangan sebelumnya, pasti akan menghasilkan keputusan yang berbeda, bahkan bertentangan dengan keputusan yang telah dijatuhkan; Karena itulah disebut sebagai upaya hukum “luar biasa”, Secara umum, ada beberapa istilah yang digunakan oleh beberapa negara yang mempunyai sistem "pengujian kembali’ yang mendekati ide yang dimaksudkan dengan lembaga Peninjavan Kembali (PK) di dalam system peradilan kita; antara lain request-civiel; requete-cieviel; herziening; review; retrial; rehearing. Pengaturan secara formal tentang lembaga PK di Indonesia pada awalnya didorong oleh Kebutuhan praktik hukum yaitu karena adanya kasus Sengkon dan Karta’, di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi. Sengkon dan Karta oleh PN Bekasi pada tanggal 20 Oktober 1977 diputuskan bersalah telah melakukan pembunuhan dan dihukum penjara masing- masing 12 dan 7 tahun. Di tingkat banding, putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi (PT) Bandung pada tanggal 23 Mei 1978. Untuk putusan banding ini, kedua terpidana tidak mengajukan permohonan Kasasi dan menjalani hukuman. Pada tanggal 15 Oktober 1980 dan 13 Nopember 1980 (atau sekitar 2,5 tahun Sengkon dan Karta “Dosen Tetap FHUI; Sekarang ini sedang melakukan penelitian mendalam tentang PK dan Peradilan di Indonesia dalam rangka menyusun Disertasi untuk Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Indonesia. |. Eddy Djunaedi, “Pelaksanaan Peninjauan Kembali dan Permasalahannye”, Pusiitbangy/Diklat MA, BPHN, 10 Nopember 1997, h. 3 dan hat juga Soediro, SH., Peninjavan Kembali dalam Perkara Perdata, Arti dan Makna, Akédemika Pressindo, Jakarta, 1986, h. 2. térepeng

You might also like