You are on page 1of 130

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar


Abdullah bin Fahd As-Sallum

Penerjemah
Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag.

Penerbit
La Raiba Bima Amanta (eLBA)

http://www.akhirzaman.info/ 1
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

PENGANTAR PENERJEMAH

Alhamdulillah. Setelah selesai menerjemahkan buku "Kuburan Agung" karya


Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi, maka pada tanggal 4 Juli 2004, saya dapat
menyelesaikan terjemahan buku "Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar". Dan sepulang
dari mengisi daurah untuk guru-guru Tauhid di Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar
Riau, pada 17 Juli 2004, saya dapat mengoreksi dan merampungkannya. Alhamdulillah.

Buku yang berjudul asli Idza Shabhal Iman ini, kehadirannya sangat berarti bagi
kita dan masyarakat Islam. Sebab, dangkalnya iman dan gerakan pendangkalan iman
sudah menjadi fenomena. Padahal iman yang kuat dan benar adalah syarat mutlak bagi
kemenangan kaum muslimin dan bagi kedamaian dunia Akhirat. Allah berfirman,

ِِ
َ ‫َوالَ تَ ِهنُوا َوالَ تَ ْح َزنُوا َوأَنتُ ُم األَ ْعلَ ْو َف إِف ُكنتُم ُّم ْؤمن‬
‫ين‬
`Janganlah kamu hersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman. "(QS Ali Imran 3:139).

ِِ ٍ ِ ‫نصرُكم َعلَْي ِهم ويَ ْش‬ ِ


‫ين‬
َ ‫ور قَػ ْوـ ُّم ْؤمن‬
َ ‫ص ُد‬
ُ ‫ف‬ َ ْ ْ ْ ُ َ‫َويُ ْخ ِزى ْم َوي‬
`Dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta
melegakan hati orang-orang yang beriman. "(QS At-Taubah 9:14).

‫ين‬ِِ ْ َ‫َوَكا َف َح ِّقا عَلَْيػنَا ن‬


َ ‫ص ُر ال ُْم ْؤمن‬
`Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS Ar-Ruum
30:47).

‫ين‬ِ ِ ‫ولِلَّ ِو الْعِ َّزةُ ولِرسولِوِ ولِل‬


َ ‫ْم ْؤمن‬
ُ َ ََُ َ
`Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang
mukmin. "(QS Al-Munaafiqun 63:8).

http://www.akhirzaman.info/ 2
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ‫الس َم ِاء َواألَ ْر‬


‫ض َولَػكِن‬ ٍ ‫َف أَ ْىل الْ ُقرى آمنُواْ واتَّػ َقواْ لَ َفتَ ْحنَا َعلَْي ِهم بػرَك‬
َّ ‫ات ّْم َن‬ ََ َ َ َ َ َّ ‫َول َْو أ‬
ِ ‫َك َّذبواْ فَأ ََ َخ ْذنَا ُىم بِما َكانُواْ يك‬
‫ْسبُو َف‬ َ َ ُ
`Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
(QS Al-A'raf 7:96)

‫ض َك َما‬ِ ‫َّهم فِي اْألَ ْر‬ ِ ِ ‫الصالِح‬ ِ ِ ِ َّ َّ


ُ ‫ات لَيَ ْستَ ْخل َفنػ‬ َ َّ ‫آمنُوا من ُك ْم َو َعملُوا‬ َ ‫ين‬َ ‫َو َع َد اللوُ الذ‬
‫َّهم ّْمن‬ُ ‫ضى ل َُه ْم َولَيُبَ ّْدلَنػ‬ َ َ‫ين ِمن قَػْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ّْكنَ َّن ل َُه ْم ِدينَػ ُه ُم الَّ ِذي اَ ْرت‬ ِ َّ َ َ‫استَ ْخل‬
َ ‫ف الذ‬ ْ
‫ك ُى ُم‬ َ ِ‫ك فَأ ُْولَئ‬ َ ِ‫ َوَمن َك َف َر بَػ ْع َد َذل‬،‫ يَػ ْعبُ ُدونَنِي الَ يُ ْش ِرُكو َف بِي َشْيئًا‬،‫بَػ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أ َْمنًا‬
ِ ‫الْ َف‬
‫اس ُقو َف‬
`Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
meyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik. "(QS An-Nur 24:55)

Oleh karena, itu, membetulkan iman, memperbaharui iman, memupuk iman, dan
meningkatkan iman adalah suatu keniscayaan. Semoga buku ini bermanfaat dan iman
kita kian meningkat dan menguat. Semoga sernua yang terlibat memiliki andil dalam
menyebarkan buku ini diberi pahala oleh Allah dan dibalas dengan balasan yang
berlipat ganda, terutama adik saya Wahyu Tri Widakdo, yang telah bersedia mengetik
naskah ini.

Akhir doa kami adalah, Alhamdulill hi rabbil ‘Alamin

http://www.akhirzaman.info/ 3
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

PENGANTAR PENULIS

Segala puji bagi Allah yang bersendirian dalam keagungan dan kesempurnaan,
yang suci dari para sekutu, mitra dan padanan. Saya bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang benar selain Allah Yang Maha Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya. Saya
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya yang telah merealisasikan
Tauhid, bertawakkal kepada Tuhannya, yang hidup dengan hakikat-hakikat iman di
dalam hatinya, yang meluap atas seluruh anggota badannya, sehingga dengannya ia
berinteraksi dengan Tuhannya dan berbuat jujur terhadap seluruh umat manusia yang
mukmin dan yang kafir.

Berikut ini adalah pembahasan tentang buah iman dan pengaruhnya terhadap
pribadi dan masyarakat, serta konsekuensi-konsekuensi dari bertambah dan
berkurangnya iman kaum mukminin dalam kehidupan mereka, yang privasi maupun
yang umum di tengah-tengah publik.

Amal-amal itu berbeda-beda keutamaannya berdasarkan perbedaan yang ada di


dalam hati. Oleh karena itu saya memilih tema ini setelah saya menyaksikan dalam
kehidupan kita fenomena-fenomena lemahnya iman. Meskipun tetap shalat, zakat,
puasa, haji, dan bertaqarrub kepada Allah dengan berbagai macam amalan sunnah.
Meskipun ada semangat untuk agama ini dan ada minat dalam kebaikan.

Kita sangat membutuhkan muraja'ah (introspeksi) secara besar-besaran serta


pembicaraan yang mendalam dan intens tentang amalan hati dan pembaharuan iman.
Karena ibadah-ibadah ini pada banyak orang belum berfungsi untuk menyucikan jiwa
dan membersihkan hati. Ibadah--ibadah tadi lebih didominasi oleh unsur tradisi
(rutinitas) dan bentuk lahiriahnya. Belum berpengaruh dalam perilaku, untuk menahan
hawa nafsu, atau sebagai penghalang dari perbuatan maksiat. Belum mengingatkan
kepada rasa takut dan harapnya kepada Allah.

Penyakit yang sangat berbahaya dalam masalah lemahnya iman adalah dominasi
kepentingan nafsu yang menginginkan kedudukan dan posisi tinggi (di dunia),
popularitas dan sanjungan, tidak rnau mengakui kesalahan, sibuk mengurusi orang lain
- tidak mengurusi dirinya - ingin agar mereka bersabar mencari pahala dan segala
perkara-perkara terpuji tanpa menginginkan hal itu untuk dirinya sebagai amalan yang
riil. Fenomena lemahnya iman sudah banyak sekali, terjadi dan makin bertambah
banyak karena faktor lalai jauh dari introspeksi dan dari perenungan Al-Qur'an dan
Sunnah.

Sesungguhnya generasi shahwah (kebangkitan) yang diberkahi ini baik dari


kalangan pemuda, murabbi, da'i dan ulama, semuanya diajak menitikberatkan pada

http://www.akhirzaman.info/ 4
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

pokok-pokok iman serta pendalaman dan pengamalannya dalam diri dan


kehidupannya. Agar ia menjadi aqidah ilmiah dan amaliah; menempati posisi tertinggi
di dalam hati. Agar ma'rifat tentang Allah dan hak-hak-Nya sebagai pemuliaan dan
pengagungan benar-benar menjadi ma'rifat yang sejati. Dan agar hati benar-benar
tunduk menghamba kepada Allah sesuai dengan konsekuensi nama-nama dan sifat-
sifat-Nya.

Begitu pula iman kepada malaikat, yang adalah satu jenis makhluk Allah yang
diciptakan khusus untuk beribadah hanya kepada-Nya. Allah berfirman,

‫ار الَ يَػ ْفتُػ ُرو َف‬ َ ‫سبّْ ُحو َف اللَّْي َل َوالنػ‬
َ ‫َّه‬ َ ُ‫ي‬
`
Mereka selalu bertasbih madam dan siang tiada henti-hentinya." (QS Al-Anbiya'
21:20)

Para malaikat diciptakan dengan berbagai macam tugas. Di antara mereka ada
yang bertugas menjaga manusia, mencatat kebaikan dan keburukan. Ada yang
menjaga Surga dan menjaga Neraka. Yang paling mulia di antara mereka adalah Jibril
a.s., yang bertanggungjawab tentang wahyu sebagai syarat bagi kehidupan hati. Di
antara mereka ada Israfil yang bertugas meniup sangkakala. Begitu pula iman kepada
hari Akhir dan mengingat-ingingat kedahsyatannya. Allah berfirman,

‫ين‬ ِ ّْ ‫َّاس لِ َر‬


َ ‫ب ال َْعالَم‬ ُ ‫وـ الن‬
ُ ‫يَػ ْو َـ يَػ ُق‬
"(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?" (QS Al-
Muthaffifn 83:6)

Hari Akhir adalah hari dibebernya aib orang-orang yang berbuat kejahatan dan
kesombongan, hari di mana setiap orang akan berkata, "nafsi... nafsi (diriku... diriku)",
kecuali Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam yang memberikan safaat di sisi
Tuhannya.

Begitu pula iman kepada kitab-kitab, di antaranya adalah Al-Qur'an yang mulia,
Taurat, Injil, Zabur serta Shuhuf Ibrahim dan Musa.

Termasuk pula iman kepada Takdir; yang baik dan yang buruk, yang manis dan
yang pahit. Yaitu seorang hamba mengetahui dan meyakini bahwa segala sesuatu itu
telah terjadi atau akan terjadi di alam semesta ini berdasarkan keputusan dan
ketentuan Allah, tidak ada sesuatu apapun yang keluar dari takdir atau ketetapan Allah
dalam penciptaan ini.

http://www.akhirzaman.info/ 5
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ringkasnya apabila kita menghidupkan aqidah dalam hati, maka kita harus
mewujudkan makna-maknanya dan menampakkan pengaruhnya dalam perilaku kita,
sehingga akan membuahkan kehidupan hati. Dari sinilah ibadah kita akan memiliki
pengaruh yang sangat efektif, menggerakkan untuk menanggung beban Akhirat, serta
merasakan aura suasana bertatap muka di hadapan Allah Yang Maha Agung dan Maha
Tinggi.

Adapun jika melakukan kebaikan dan tarbiyah hanya sekedar semangat dan
emosi serta mencukupkan diri dengan adab-adab dan sunnah semata, maka ini adalah
kekurangan yang nyata, apa lagi pondasinya lemah. Kita perhatikan ada orang yang
memiliki ilmu teoritis yang banyak, tetapi kelemahannya di bidang amal dan sangat
nyata. Ada orang yang hafal Al-Qur'an 30 juz, tetapi ia lemah dalam shalat dan banyak
tidak mengetahui dasar--dasar ilmu aqidah dan ibadah. Kita juga mendapatkan ada
orang yang hafal aqidah Qadha' dan Qadar, akan tetapi realitas amalnya jauh dari
pemahaman aqidah tersebut. Ada orang yang hafal adzkar, akan tetapi tidak memiliki
bagian apapun dari wiridnya yang rutin tiap hari, sehingga ia tidak merasakan khusyu'
dan ketenangan. Barangsiapa mengulang-ulangnya tapi tidak merenungkannya dan
tidak merasakan manisnya maka adzkar itu tidak berpengaruh apapun dalam
kehidupan hati dan ruhnya.

Kita juga mendapati orang yang banyak bicara, sedikit beramal, suka mengkritik
orang lain, sementara ia kurang mengurusi diri dan keluarganya. Ada orang yang
menceritakan ibadahnya, ilmunya, amalnya, keunggulan-keunggulannya dan segala
yang menyenangkan hatinya, akan tetapi ia melalaikan masalah ikhlas, terhapusnya
amal dan faktor-faktor yang mendorong riya', sum’ah, ujub dan idlal (mengungkit-
ungkit amal atas Allah).

Kita juga menjumpai orang yang mengetahui penyakit-penyakit amal dan perkara-
perkara ibadah yang tidak diketahui oleh banyak orang, akan tetapi ia lupa atau pura-
pura lupa tentang penyakit-penyakit hati dan racun-racun jiwa dan lain sebagainya dari
berbagai fenomena yang bermuara pada iman yang lemah.

Tidak benar sama sekali apabila tarbiyah terhadap generasi muda ini didasarkan
pada contoh orang-orang yang lemah iman dalam program dan aktivitasnya.
Sebagaimana tidak dibenarkan jika pendidikan itu semuanya berbentuk menyatukan
hati, menyenangkan jiwa dan meninggalkan "pembangunan" yang serius untuk para
kader yang mumpuni. Misalnya dengan membiarkan mereka dengan alasan
menyesuaikan kondisi orang-orang yang lemah dan pemalas. Jadi tidak benar
mengesampingkan kualitas dikarenakan sibuk memperhatikan kuantitas. Oleh karena
itu para murabbi (pendidik) harus menambah di samping mengoptimalkan pendidikan
keimanan (ilmiah) dan pendidikan amaliah.

Saudaraku pembaca, berikut ini adalah pembahasan tentang:

http://www.akhirzaman.info/ 6
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

H Definisi Iman
H Pengertian Iman
H Renungan bersama Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam yang Telah Mendidik Para
Sahabatnya yang Agung
H Menyoroti Kondisi Iman Kita
H Urgensi Iman
H Nikmat Iman
H Apabila Iman Sudah Benar
H Taman Orang Mukmin
H Di antara Perusak Iman
H Sarana-Sarana Pendidikan Keimanan
H Penutup.

Pengantar Penerjemah
Pengantar Penulis
Daftar Isi
Definisi Iman
Penjabaran Iman
Renungan bersama Rasul Sang Murabbi Bagi Para Sahabatnya yang Agung
Menyoroti Kondisi Iman Kita
Urgensi Iman
Nikmat Iman

Apabila Iman Sudah Benar

Pertama : Muhasabatun Nasii (Introspeksi Diri)


Kedua : Zuhud dalam Urusan Dunia
Ketiga : Memperhatikan Amalan Had
Keempat : Jujur Dalam Persaudaraan
Kelima : Mencari Ridha Allah
Keenam : Dzikir Kepada Allah
Ketujuh : Bergantungnya Hati Kepada Allah
Kedelapan : Melaksanakan Dakwah Kepada Allah
Kesembilan : Mengosongkan Diri Dari Selain Allah
Kesepuluh : Menegakkan Hakikat Shalat
Kesebelas : Mengagungkan Allah
Keduabelas : Menuju Perkampungan Orang-Orang Yang Bertakwa
Ketiga belas : Merenungkan Al-Qur'an Yang Mulia
Keempat belas : Ridha Terhadap Putusan Takdir
Kelima belas : Kemenangan Atas Para Musuh
Keenam belas : Menghargai Waktu

http://www.akhirzaman.info/ 7
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ketujuh belas : Kecukupan Yang Diberikan Oleh Allah Untuk Hamba-Nya


Kedelapan belas : Kecintaan Allah Kepada Hamba-Nya
Kesembilan belas : Ilmu Yang Bermanfaat
Keduapuluh : Bersyukur

Taman Orang-orang Mukmin


Di antara Perusak Iman
Perbedaan Antara Kibr dan Ujub
Sarana-Sarana Pendidikan Keimanan
Penutup

http://www.akhirzaman.info/ 8
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dahsyatnya Energi Iman Yang benar


Abdullah bin Fahd As-Sallum

DEFINISI IMAN

Secara etimologi, iman berarti tashdiq (membenarkan). Allah Azza wa Jalla


berfirman tentang saudara-saudara Yusuf:

‫ين‬ ِ ِ ‫َنت بِم ْؤِم ٍن لَّْنا ولَو ُكنَّا‬


َ ‫صادق‬َ َْ ُ َ ‫ َوَما أ‬....
`Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-
orang yang benar. "(QS Yusuf 12:17).

Iman juga bermakna ta’min (mengamankan). Allah Azza wa Jalla berfirman,

ٍ ‫وع وآمَنػهم ّْمن َخو‬ ِ


‫ؼ‬ ْ ْ ُ َ َ ٍ ‫الَّذي أَط َْع َم ُهم ّْمن ُج‬
"Yang telah memberi makanan kepada mereka untk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan. " (QS Quraisy 106:4).

Secara terminologi, arti iman menurut para ulama adalah:

"Ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan pengamalan dengan anggota
badan, yang bertambah karena ketaatan dan berkurang karena perbuatan maksiat ".

Pokok-pokok keimanan disebut dengan istilah rukun iman, ada enam yaitu: Iman
kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepadapara Rasul-
Nya, kepada hari Akhir serta takdir-Nya, yang baik dan yang buruk. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman:

ِ ‫ػك َّن الْبِ َّر من آمن بِاللّ ِو والْيػوِـ‬


ِ ِ ‫اخآخ ِر َوال َْمئآِِ َك‬ ِ َ‫ب ول‬ ِ ِ َ ‫لَّيس الِْب َّر أَف تُػولُّواْ وج‬
َْ َ ََ َْ َ ِ ‫وى ُك ْم قَب َل ال َْم ْش ِرؽ َوال َْم ْغ ِر‬ ُُ َ َ ْ
‫ين‬ ِ ِ ِ
َ ّْ‫َوالْكَتاب َوالنَّبي‬

http://www.akhirzaman.info/ 9
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi semngguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
Malaikat Malaikat, kitab-kitab dan Nabi-Nabi. "(QS Al-Baqarah 2:177).

Sedangkan dalil takdir adalah finnan Allah Azza wa Jalla:

‫إِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بَِق َد ٍر‬

`Sesungguhnya Kami menciptakan setiap sesuatu menurut ukuran. " (QS Al-Qamar 54:49)

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

‫هلل َوَمالَ ِِ َكتِ ِو َوُكتُبِ ِو َوُر ُسلِ ِو َوتػُ ْؤِم َن بِالْ َق َد ِر َخْي ِرهِ َو َش ّْرِه‬
ِ ‫أَلْيْما ُف أَ ْف تػُ ْؤ ِمن بِا‬
َ َ
Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para utusan-Nya, dan engkau beriman dengan takdir, yang baik dan yang buruk. "(HR.
Muslim)

PENJABARAN IMAN

Iman adalah ketika seorang hamba itu beriman kepada Rabb-nya dengan
keimanan yang merasuk di dalam dirinya. Ia meyakini bahwa Allahlah yang telah
menciptakannya dan mewujudkannya dari ketidaan. Dia akan mengembalikannya
kepada-Nya guna menghitung amal perbuatannya dan mendirikannya di hadapan-Nya.
Mukmin meyakini bahwa amal dan rizki semuanya berada di tangan Allah, dan
bahwasanya seseorang itu tidaklah mati hingga sempurnalah rizki dan ajalnya.

Dia meyakini, apa saja yang ditulis akan mengenainya pasti tidak akan meleset
daripadanya, dan apa saja yang ditulis akan meleset dari dirinya pasti tidak akan
menimpanya. Bahkan seandainya seluruh manusia berkumpul (bersepakat) untuk
memberikan suatu kemanfaatan kepadanya, niscaya mereka tidak akan dapat
memberikan manfaat apapun, kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan untuknya.
Sebaliknya, seandainya mereka bersepakat untuk membahayakannya dengan suatu
marabahaya, maka mereka tidaklah dapat membahayakannya, kecuali dengan sesuatu
yang telah Dia tetapkan atasnya.

Seorang mukmin meyakini bahwa Allah adalah Penolong dan Pembelanya,


Pemberi petunjuk ke jalan kebenaran atau jalan kesesatan. Dia adalah Pemberi musibah
dan kesembuhan, mengetahui yang tersembunyi dan yang nyata, mengetahui
ketakwaan dan keburukannya. Mengimani bahwa hati para hamba itu berada di antara
dua jari jemari Allah Yang Maha Rahman. Dia membolak-balikkannya sesuai dengan
kehendak-Nya. Mengimani bahwa Allah itu Pemilik kerajaan langit dan bumi, di tangan-
Nya lah kendali segala urusan. Mengimani bahwa Dia mengetahui yang rahasia dan

http://www.akhirzaman.info/ 10
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

yang lebih tersembunyi lagi. Dia Yang Maha Suci mengetahui apa yang telah terjadi dan
apa saja yang belum ada, bagaimana seandainya dia ada, dan seterusnya dari berbagai
macam sifat-sifat Allah yang tinggi, nama-nama-Nya yang indah dan perbuatan-
perbuatan-Nya yang agung sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.

Seorang mukmin hendaknya menghadap kepada Rabb-nya dengan segenap


hatinya, anggota tubuhnya, gerak dan diamnya, langkah-langkah dan detik-detik
kehidupannya. Dalam kesendirian dan keramaian, dalam kesepian dan
kebersamaannya dengan yang lain. Kembali kepada-Nya, mengkonsentrasikan pikiran
dan maksudnya untuk mencari ridha-Nya. Beribadah kepada-Nya untuk menginginkan
wajah-Nya.

Sebaliknya, berpaling secara total dari segenap makhluk, tidak mengharapkan


mereka, sungkan kepada mereka, menjilat mereka, mengadu kepada mereka,
mengandalkan mereka, dalam masalah kecil maupun besar. Bahkan hatinya senantiasa
terhubung dengan Tuhannya, berlindung kepada-Nya dan bergantung kepada-Nya.

Apabila seorang mukmin hidup dengan perasaan ini, maka dia pasti cinta ibadah,
merasakan kelezatan berdzikir, berdoa dan bermunajat, sehingga dunia menjadi kecil
dalam dirinya, dan segala urusan duniawi menjadi mudah, apakah dunia datang
kepadanya atau ia terhalangi dari dunia. Dia akan terbebas dari penyakit kikir dan pelit
serta bisikan-bisikan nafsu yang langsung memerintah kepada keburukan. Dia akan
terlepas dari was-was setan, manusia dan jin. Dengan perasaan inilah dia bertolak
menuju tawakkal kepada Allah, maka diapun menyuarakan yang benar karena Allah. Ia
tidak peduli dengan cemoohan orang yang mencemooh di manapun berada dan
dengan siapapun dia berhadapan. Dia akan terdorong untuk beramal di jalan Allah
secara penuh, tidak mengenal lelah dan tidak ingin berhenti. Tidak menemani orang -
orang yang malas karena sibuk dengan urusan dunia dan syahwatnya, serta
kepentingan-kepentingan pribadinya.

Sesungguhnya, apabila iman itu telah menyentuh hati dan pemiliknya, untuk
wala' (loyal) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan berbeda dengan yang lainnya.
Pengaruhnya akan terlihat dalam dirinya dan dengannya dia akan selamat dari godaan
kehidupan dan para pembegal jalan. Tanpa iman yang benar dan jujur, semua senjata
dan persiapan akan menjadi sia-sia .

Dengan iman, rintangan akan hilang, krisis akan terkikis, mara bahaya akan sirna.
Dengan iman pula kemenangan orang mukmin akan tiba dan menjadi baiklah segala
urusannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,


Lihat Abul Hasan An-Nadwi, Madza Khasiral ‘Alam Bi Inhithathil Muslimin.

http://www.akhirzaman.info/ 11
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

‫ين‬ِ ِ ‫وَكا َف ح ِّقا َعلَيػنَا نَصر ال‬


َ ‫ْم ْؤمن‬
ُ ُْ ْ َ َ
`Dan Kami selalu berkewajiban monolong orang-orang yang beriman." (QS Ar-Rum
30:47).

Sungguh banyak dan beragam sifat orang-orang mukmin di dalam Al-Qur'an dan
Sunnah yang menjelaskan baiknya kondisi dan ketinggian maqam mereka. Allah selalu
bersama mereka, tidak akan mengecewakan harapan mereka, dan tidak akan menyia-
nyiakan mereka. Dia akan membalas mereka dengan balasan yang terbesar, di dalam
negeri kemuliaan-Nya, menikmati wajah-Nya Yang Mulia di dalam Surga-surga
kenikmatan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ِ
ُ ‫آمنُواْ يُ ْخ ِر ُج ُهم ّْم َن الظُّلُ َمات ِإلَى النػ‬
‫ُّوِر‬ َ ‫اللّوُ َول ُّي الَّذ‬
َ ‫ين‬
`Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (QS Al-Baqarah 2:257).

RENUNGAN BERSAMA RASULULLAH SHALLALAHU ’ALAIHI WA SALLAM, SANG


MURRABI BAGI PARA SAHABATNYA YANG AGUNG

Rasul telah mendidik para sahabatnya dengan pendidikan keimanan yang benar.
Allah mengumpulkan untuk Rasul sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan yang paling
tinggi, makna-makna kebaikan yang paling dalam dan juga sifat ihsan. Maka
barangsiapa melihat beliau pasti segan, dan barangsiapa bergaul dengan beliau pasti
menyukainya. Orang yang menceritakan sifat beliau pasti mengatakan, "Saya belum
pernah dan tidak akan pernah melihat orang seperti beliau". Maka rasa cinta sejati
segera dilayangkan kepada beliau, semua jiwa dan hati akan tertambat kepada beliau.
Karenanya beliau adalah teladan bagi para sahabatnya dalam hal ibadah, mu'amalab,
dakwah dan segala gerak-geriknya.

ِ ِ ‫لََق ْد َكا َف لَ ُكم فِي رس‬


ْ ‫وؿ اللَّو أ‬
ٌِ ‫ُس َوةٌ َح َسَن‬ َُ ْ
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.
"(QS Al- Ahzab 33:21).

Buah pendidikan yang serius dan benar ini - termasuk ucapan amal dan niat-
mengubah jiwa para sahabat menjadi jiwa yang sangat menakjubkan, karena iman yang
luas dan yang hidup ini. Bila seorang dari mereka telah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya, maka berubahlah kehidupannya seratus delapan puluh derajat. Iman merasuk ke
dalam lubuk hati dan sumsumnya, mengalir dalam aliran ruh dan darahnya, meluap di
dalam akal dan hatinya.

http://www.akhirzaman.info/ 12
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Pendidikan Nabawi itu menjadikannya sebagai laki-laki yang tidak sama dengan
sebelumnya. Dari dirinya tampak aroma iman, kebaikan, keyakinan, kesabaran dan
keberanian. Darinya lahir perbuatan dan perilaku luar biasa yang mencengangkan akal
dan sejarah akhlak manusia. Dalam dirinya tumbuh macam-macam rasa takut (khaif
khasyyah, rahbah) kepada Allah.

Para sahabat, anak didik Rasul, telah menyertai Nabi Shallalahu ’Alaihi wa Sallam
Sang teladan dan murabbi dalam peperangan sebanyak 27 kali dalam kurun waktu
sepuluh tahun. Dan mereka keluar untuk menghadapi musuh karena perintah gurunya
sebanyak lebih dari seratus kali.

Juru bicara mereka, Sa’ad ibn Mu'adz r.a. menuturkan tentang dirinya dan
tentang orang-orang Anshar sebelum perang Badar,

"Sesungguhnya saya berbicara mewakili orang-orang Anshar dan menjawab atas


nama mereka, maka berangkatkanlah kami ke mana anda menghendaki. Hubungilah
orang yang anda kehendaki. Putuslah orang yang anda kehendaki. Ambillah dari harta
kami apa yang anda kehendaki. Berikanlah kepada kami apa yang anda kehendaki. Apa
yang anda ambil adalah lebih kami sukai daripada apa yang anda tinggalkan. Apa saja
yang anda perintahkan, maka kami hanya mengikut perintah anda. Demi Allah seandainya
anda berjalan hingga mencapai Bark dari Ghimdan pasti kami berjalan mengikuti anda.
Seandainya anda menawarkan kepada kami untuk menyeberangi lautan ini, niscaya kami
menyeberangi bersama anda. "(HR. Ibn Abi Syaibah). 

Dengan kualitas iman seperti ini, para sahabat yang agung itu merasakan urusan
dunia mereka, dan musibah yang menimpa anak-anak, istri dan diri mereka begitu
ringan. Lalu turunlah ayat-ayat Al-Qur'an dengan hal-hal yang belum biasa mereka
lakukan dan perintah-perintah yang pelaksanaannya berat atas nafsu menyangkut
harta, jiwa, anak dan keluarga.

Mereka telah masuk Islam secara keseluruhan, dengan hati, anggota badan dan
jiwa mereka. Mereka tidak menentang Rasul setelah jelasnya petunjuk bagi mereka.
Mereka tidak merasa berat dengan semua yang telah Rasul putuskan. Mereka tidak
meminta alternatif lain setelah Rasul memerintah atau melarang. Bagian setan telah
keluar dari diri mereka. Demikian pula bagian nafsu telah keluar dari dalam diri mereka.

Mereka di dunia ini telah menjadi orang-orang Akhirat. Tidak susah karena
musibah, tidak sombong karena nikmat dan tidak sibuk karena miskin. Mereka tidak
menginginkan kesombongan di muka bumi, juga tidak kerusakan. Ketika mereka dalam


Zadul Ma'ad, 3/173 (Al Arna'uth berkata, diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam As-Sirah, 1/625 tanpa sanad,
diriwayatkan oleh Ibnu Katsir, 2/395 semisalnya dan dia nasabkan kepada Ibnu Mardawaih dan jalur Muhammad bin
Amr bin Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi dari bapaknya dari kakeknya secara mursal. Kepada dinasabkan oleh Ibnu Hajar
dalam Fathul Bari, 7/224 kepada IbnuAbi Syaibah.

http://www.akhirzaman.info/ 13
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

keadaan seperti ini, Allah menundukkan untuk mereka sayap-sayap bumi, dan mereka
dengan izin Allah menjadi para penunjuk jalan bagi kemanusiaan. Menjadi pelindung
bagi dunia dan para da'i yang mengajak kepada agama Allah. Rasul menjadikan mereka
sebagai pemimpin umat sesudahnya. Beliau tutup usia, kembali kepada Allah dalam
keadaan tenang dan tersenyum.

Berikut ini ringkasan tentang kondisi mereka bersama Rasulullah Shallalahu ’Alaihi
wa Sallam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berffirman,

‫ضالً ّْم َن اللَّ ِو‬


ْ َ‫اى ْم ُرَّك ًعا ُس َّج ًدا يَػْبَتػغُو َف ف‬ ِ
ُ ‫ين َم َعوُ أَشدَّاء َعلَى اْل ُك َّفا ِر ُر َح َماء بَػ ْيػَنػ ُه ْم تَػ َر‬
ِ ِ ُ ‫ُّمح َّم ٌد َّرس‬
َ ‫وؿ اللَّو َوالَّذ‬ ُ َ
ِ ‫السج‬ ِ ِ ‫ ِسيم‬،‫ضوانًا‬
‫ود‬ ُ ُّ ‫اى ْم في ُو ُجوى ِهم ّْم ْن أَثَ ِر‬ ُ َ َ ْ ‫َوِر‬
'Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. "(QS Al-Fath 48:29).

Inilah Urwah ibn Mas'ud yang menceritakan kondisi para sahabat bersama Rasul
setelah mereka pulang dari Hudaibiyah sebagai utusan dari orang Quraisy untuk
berunding,

"Kaum macam apa mereka ini? Demi Allah aku telah banyak menghadap para raja
sebagai utusan, menghadap Kisra (Persia), Kaisar (Romawi) dan Negus (Ethiopia,
Habasyah). Demi Allah aku tidak pernah melihat raja yang diagungkan oleh para
sahabatnya seperti para sahabat Muhammad mengagungkan Muhammad. Demi Allah dia
tidak mengeluarkan ingus melainkan ditangkap oleh tangan seorang dari mereka lalu dia
usap-usapkan pada wajah dan kulitnya. Apabila dia memerintahkan kepada mereka,
mereka bergegas melaksanakannya. Apabila dia wudhu, mereka hampir berperang
memperebutkan air wudhu'nya. Apabila dia berbicara, mereka menundukkan suara di
hadapannya. Tidak ada yang mampu menatap pandangannya karena wibawanya." 

MENYOROTI KONDISI IMAN KITA

Telah kita lalui pembahasan tentang kondisi para sahabat bersama Rasul mereka
dan hubungan mereka dengan yang lain. Mereka adalah para prajurit dan para
panglima yang mukhlis, yang telah mengorbankan semua yang mereka miliki, baik
harta, waktu, maupun tenaga. Mereka telah mengerahkan pengorbanan-pengorbanan
besar demi agama dan aqidah mereka. Iman telah menjadi jiwa mereka, menggugah


Diambil dari kitab Abul Hasan An-Nadwi, Madza Khasiral ‘Alam Bi Inhithathil Muslimin.

Zadul Maad 3/43, disebutkan oleh Ibnu Ishaq, sedangkan haditsnya diriwayatkan oleh Bukhari.

http://www.akhirzaman.info/ 14
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

hati, menghidupkan perasaan, dan menanamkan rasa pengagungan terhadap Al-Khaliq


Yang Maha Tinggi.

Lalu di manakah posisi kita bila dibanding dengan keimanan mereka? Dibanding
dengan jiwa-jiwa besar mereka yang memiliki semangat tangguh dan keinginan yang
teguh menuju kemuliaan dan kesempurnaan? Bagaimanakah hakikat keimanan kita?!
Karena segala sesuatu itu memiliki hakikat.

Apakah kita telah mengedepankan iman kita dan mengutamakannya di atas nafsu
kita, syahwat kita, dunia kita dan nilai kita di mata manusia?! Apakah ia sekedar iman
lipstik yang kita jadikan sebagai perhiasan kita, dan kita merasa malu
mengungkapkannya? Apakah ia sekedar klaim kosong tanpa bukti yang konkret?

Apakah demi iman, kita telah siap menjual kehidupan, kedudukan, harta, jabatan,
anak, keluarga dan tanah air?! Apakah kita merasa cukup dengan batas keimanan yang
menjadikan kita diterima di masyarakat dan memasukkan kita ke dalam barisan kaum
muslimin saja?! Apakah iman itu bagi kita sekedar taqlid dan tradisi?! Ataukah iman bagi
kita memiliki kedudukan tersendiri yang menyentuh hati dan menggerakkan jiwa, iman
yang menggiring menuju ikhlas, shidiq dan amal shalih dalam kesepian maupun
keramaian iman yang menuntun kepada apa yang diridhai oleh Allah? Apakah nafsu kita
suka atau tidak suka? Apakah manusia menerima atau tidak menerima?

Apakah iman itu di hati kita memiliki aktifitas yang dinamis, proaktif, dan efektif
dalam setiap ibadah dan setiap langkah? Yang mana di balik setiap langkah itu ada
kehangatan iman, kebenaran arah dan tingginya semangat, sehingga ibadah tersebut
mengusung ruh yang benar dan pengaruh yang menjiwai dalam setiap perbuatan
hamba Allah di dalam ibadah maupun di luarnya.

Selanjutnya ia akan hidup dalam keadaan baik dan bersih, berhias dengan buah
iman dan memancarkan kata-kata iman. Suasana iman tampak dalam kehidupannya,
jalannya, suka dan dukanya, ridha dan murkanya serta dalam segala tindak tanduknya
hingga dalam tidur dan candanya. Dia selalu dengan Tuhannya di waktu mukim dan
musafir, di waktu hidup dan matinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫ين‬ ِ ّْ ‫اي َوَم َماتِي لِلّ ِو َر‬


َ ‫ب ال َْعالَم‬
ِ ُ‫قُل إِ َّف صالَتِي ون‬
َ ‫سكي َوَم ْحَي‬
ُ َ َ ْ
`Katakanlah! `Sesunggnhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam'. " (QS Al-An' am 6:162).

Dia dengan (bimbingan) Allah mendengar, dengan (bimbingan) Allah melihat,


melangkah dan memukul, sehingga cahaya ada di dalam hatinya, di hadapannya dan di
belakangnya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

http://www.akhirzaman.info/ 15
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Barangsiapa memusuhi seorang wali


(kekasih)-Ku ') maka Aku maklumkan perang terhadcpnya. Dan tiada mendekat kepada-
Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada (melaksanakan) apa
yang telah Kuwajibkan kepadanya. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya maka Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dia mendengar
dengannya, penglihataniya yang dia melihat dengannya, tangannya yang dia memukul
dengannya, dan kakinya yang dia bejalan dengannya. Dan jika dia meminta kepada-Ku
pasti Aku memberinya, dan jika dia memohon perlindungan pasti Aku melindunginya."
(HR. Bukhari).

Apakah kita siap menerima panggilan iman apabila ia memanggil kita dengan
bahasa lisannya atau bahasa keadaannya yang mengatakan, "Wahai segenap kaum
muslim, wahai para pemilik aqidah yang benar, wahai putra-putra singa Tauhid, wahai
para khalifah Rasul atas umat manusia, bangkitlah! Tunaikan tugas kalian, perbaiki niat
kalian, perbaiki hati dan keadaan kalian. Perintahlah yang ma 'ruf dan cegahlah yang
munkar. Angkatlah tinggi-tinggi urusan umat kalian. Bangunkanlah mereka dari
tidurnya yang panjang dan kembalikanlah mereka kepada Tuhannya. Hilangkanlah
kesalahannya, lepaskanlah simpul kesulitannya, sampaikanlah kepadanya petunjuk
Tuhannya dan sunnah Nabi-Nya."

Wahai ahli iman, sesungguhnya umatmu telah terbius hingga hilang


kesadarannya, lalu dituntun berjalan di belakang oleh musuh-musuhnya menuju Neraka
Jahim, diseret di belakang syahwatnya untuk mengejar dunia semata, hidup dan
berjuang untuk dunia, lalai dari Akhiratnya, lupa atau pura-pura lupa dengan
pengawasan Allah. Kegelapan dan tumpukan harta dunia yang hina, menghalangi
mereka dari keyakinan terhadap Akhirat, Surga, Neraka, Shirath, Mizan, dan dari alam
kubur dan kegelapannya, dari ancaman Allah dan adzab-Nya yang pedih.


Wali adalah orang yang mengenal Allah (alim billah, ‘arif billah), yang selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya,
dan ikhlash dalam ibadahnya, seperti yang ada dalam Fathul Bari. Hadits ini dalam bab Ar-Riqaq ada lanjutannya,
saya tidak faham mengapa penulis tidak menyebutkannya. Lanjutannya adalah, "Aku tidak pernah ragu-ragu tentang
sesuatu yang Aku kerjakan seperti keraguan-Ku terhadap nyawa seorang mukinin, dia tidak ingin mati, dan Aku tidak
suka menyakitinya. "Lanjutan ini di-takhrij dalam As-Shahihah (1640). Di sana terdapat penjelasan makna yang ragu-
ragu di dalam hadits tadi dari ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah; dan hakikatnya adalah keberadaan satu barang
yang diinginkan dari satu segi dan tidak diinginkan dari segi lain, sekalipun harus memilih salah satu dari dua sisi tadi.
Rujuklah ke sana karena penjelasannya sangat berharga.
Sesungguhnya sanad hadits ini pada Kitab Bukhari yang di dalamnya terdapat nama Khalid Ibn Mikhlad, dia
diperbincangkan oleh para ulama, begitu pula gurunya "Syuraih" juga dipermasalahkan. Oleh karena itu, sebagian
ulama mengkritik atau merasa heran dengan termuatnya hadits ini dalam Shahih Imam Bukhari. Di antara mereka
adalah Imam Dzahabi, Allamah Ibn Rajab Al-Hambali, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Mereka berbicara
banyak tentang sanad ini. Dan Ustadz Zahid Al-Kautsari-lah yang telah mengungguli semua pihak dalam menyakiti
Imam Bukhari dalam komentarnya atas Al-Asma 'was Shifat dengan menjadikan hadits ini "Hadits Munkar...", karena ia
tidak hadir melainkan dengan sanad ini!
Ustadz kita, Syeikh Al-Albani telah menshahihkannya dan membantah semua tuduhan Al-Kautsari... karena hadits
ini diriwayatkan lebih dari satu jalur, sehingga hadits ini shahih matan dan sanadnya - alhamduiillah-. Lihat
mukaddimah Syarah Aqidah Thahawiyah Ibn Abul Izz, takhrij Al Albani hlm. 24 cet. Al-Maktabul Islami. -Pent.

http://www.akhirzaman.info/ 16
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Wahai orang-orang yang memiliki iman, siapakah - setelah Allah-yang menolong


orang-orang muslim, yang membela mereka, membalut luka mereka, mengembalikan
kesadaran mereka, meluruskan aqidah dan perilaku mereka dan yang memperingatkan
mereka dengan Tuhan mereka?

Siapakah yang berdiri menghadang para musuh, mengembalikan senjata lawan


ke leher mereka dan yang mengajari mereka kejujuran dalam berucap dan berbuat?
Apa pula yang akan mernperlihatkan kepada mereka hari-hari agung seperti hari-hari
(perang) Badar, Hunain, Qadisiah dan Yarmuk.

Wahai orang-orang yang beriman, siapakah - setelah Allah- yang siap menuntun
umat ini ke jalan yang serius dalam kehidupannya dan dalam mempersiapkan untuk
Akhiratnya, merealisasikan khairayyah (kebaikan) yang dijanjikan untuknya

ِ ‫ت لِلن‬
‫َّاس‬ ْ ‫ُكنتُ ْم َخْيػ َر أ َُّم ٍ ِ أُ ْخ ِر َج‬
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. " (QS Ali Imran 3:110).

Mari kita berhenti sejenak untuk mengintrospeksi diri kita. Berapa banyak waktu,
harta dan perhatian yang telah kita berikan untuk agama kita? Apakah kita telah
merespon panggilan iman, ataukah sekedar berangan-angan dan bernyanyi dengan
sejarah Islam dan kejayaan para pendahulu, para pahlawan dan penunggang kuda yang
gagah perkasa? Ataukah kita menyerah kepada tipu daya musuh, jebakan setan dan
dorongan nafsu untuk cinta dunia, santai, malas, hina dan syahwat? Sibuk dengan dunia
yang rendah dan terlaknat, yang menjauhkan diri dari dzikir kepada Allah dan segala
bentuk taqarrub.

Alangkah besar perhatian kita, alangkah mendalam duka kita, alangkah lama
keletihan kita, dan alangkah bagusnya upaya kita jika problemnya adalah duniawi
mengenai rumah, mobil, gedung atau profesi?! Tetapi sebaliknya alangkah kecil
perhatian kita, alangkah dingin sikap kita, dan alangkah bakhilnya kita ketika
masalahnya adalah mencari ilmu atau dakwah, atau ihsan yang dimaksudkan untuk
mencari wajah Allah, La hawla wa la quwwata ilia billah. Kita mohon pertolongan Allah
dari sikap mengutamakan yang fana (binasa) di atas yang baqa' (kekal) .

Memang kita sedang hidup dengan kondisi seperti ini, kecuali orang-orang yang
dirahmati oleh Allah, di waktu orang-orang ahli kebatilan memperjuangkan
kebatilannya dan menyerahkan jiwa dan hartanya untuknya. Allah Azza wa Jalla
berfirman:

‫يل اللّ ِو فَ َسيُ ِنف ُقونَػ َها ثُ َّم تَ ُكو ُف َعلَْي ِه ْم َح ْس َرًة ثُ َّم يُػ ْغلَبُو َف‬
ِ ‫صدُّواْ َعن َسِب‬ ِ ِ ِ
َ ‫إِ َّف الَّذ‬
ُ ‫ين َك َف ُرواْ يُنف ُقو َف أ َْم َوال َُه ْم لَي‬
‫َّم يُ ْح َش ُرو َف‬ ِ ِ َّ
َ ‫ين َك َف ُرواْ إلَى َج َهن‬
َ ‫َوالذ‬

http://www.akhirzaman.info/ 17
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk


menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian
menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Neraka
jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. "(QS Al-Anfal 8:36).

Ya Allah, kami mengadukan kepada-Mu teguhnya orang fajir (bejat) dan


lemahnya orang terpercaya.

Kita dipanggil untuk memperbarui iman kita dan kembali melakukan muhasabah
agar merenungkannya dan terikat dengan Rabb kita, berlindung kepada-Nya dan
bertawakkal kepada-Nya. Maka barangsiapa bersikap jujur kepada Tuhannya, Dia mau
menolongnya, meluruskan langkahnya, menunjukkan jalannya, menuntun tangannya,
menerima amal-amalnya dan memenangkan serta memuliakannya. Allah Azza wa Jalla
berfirman:
‫اد‬
ُ ‫َش َه‬
ْ ‫وـ اْأل‬ ُّ ِ‫ْحَياة‬
ُ ‫الدنْػَيا َويَػ ْوَـ يَػ ُق‬
ِ
َ ‫آمنُوا في ال‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫نص ُر ُر ُسلََنا َوالَّذ‬
ُ ‫إِنَّا لََن‬
"Sesungguhnya Kami menolong rasul--rasul Kami dan orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi pada (hari Kiamat). " (QS
Ghafir 40:51).

Sesungguhnya buruknya kondisi iman kita tidak hanya terbatas pada orang-
orang muslimin yang fasik, larut dalam permainan dan kesia-siaan, dan yang berpaling
dari Tuhan mereka semata. Akan tetapi ini adalah penyakit seluruh umat Islam, kecuali
mereka yang dirahmati Allah. Penyakit-penyakit itu berupa mementingkan urusan
dunia, kerasnya hati, hasad dan persaingan, memperturutkan hawa nafsu, mencari
yang santai, lemahnya kiprah dan matinya semangat. Inilah fenomena-fenomena yang
menguasai hati, yang menyia-nyiakan waktu dan pikiran kita. Jadi problem kebanyakan
kita sekarang ini bukanlah bagaimana menanggung beban umat dan berdakwah
kepada Allah serta mendeteksi tipu daya terhadap Islam dan umat Islam. Problematika
kita yang terbesar adalah dunia ini dan kesibukannya.

Siapa yang bisa merasakan hidup tenang dan enak? Sementara negeri-negeri
Islam dicaplok oleh orang kafir, kehormatan orang Islam dicabik-cabik dan diinjak-
injak. Bagaimana mungkin kita disibukkan dengan mengurusi diri sendiri, melupakan
musuh-musuh kita, dan sibuk dengan dunia kita dengan melupakan agama kita?

URGENSI IMAN

Sesungguhnya istiqamah di atas agama Allah dan konsisten mengamalkannya


secara lahir dan batin adalah sebab keberuntungan dan kemenangan di dunia dan di
Akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

http://www.akhirzaman.info/ 18
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ ‫من َع ِمل‬
ْ ‫َج َرُىم بِأ‬
‫َح َس ِن َما‬ ُ ‫صال ًحا ّْمن ذَ َك ٍر أ َْو أُنثَى َو ُى َو ُم ْؤم ٌن فَػلَنُ ْحيَِيػنَّوُ َحَياةً طَيَّْب ًِ َولَنَ ْج ِزيَػنػ‬
ْ ‫َّه ْم أ‬ َ َ َْ
‫َكانُواْ يَػ ْع َملُو َف‬

`Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanja kehidupan yang baik
dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan. "(QS An-Nahl 16:97).

Allah menetapkan kemenangan, kekuasaan dan kebahagiaan dunia Akhirat bagi


para wali dan bagi hizib-Nya. Karenanya jangan ada yang menyangka bahwa balasan
orang-orang mukmin hanya di dalam Surga saja. Kenikmatan dan kemuliaan mereka
adalah di dunia dan di Akhirat. Akan tetapi bagaimana? Sebab kita mengetahui
musibah yang menimpa para Nabi seperti pembunuhan, pengusiran, pelecehan, fitnah
dan cobaan. Juga musibah yang menimpa selain Nabi dari para ulama, mujahid, da'i
dan para penyeru kebaikan, bahkan setiap mukmin yang ada di dunia ini.

Jawabannya adalah bahwa rintangan dan musibah yang dialami oleh para wali
Allah hanya menimpa jasad mereka, bentuk lahiriah mereka, harta dan dunia mereka,
akan tetapi hati dan arwah mereka tetap berada dalam keriangan.. Apabila mereka
melakukan amal-amal yang shalih, maka mereka bertambah tenang, damai dan
tentram.

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

ٌِ َ‫صالَ ب‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الرجل َع َلى حس‬


َ ‫ب ديْنو َفِإ ْف َكا َف ف ْي ديْنو‬ َْ ُ ُ َّ ‫ يُػْبَتػ َلي‬.‫َّس‬ ِ ‫َّاس بَالَ ًء األَنْبَِياءُ ثُ َّم اْأل َْم َس ُل ِم َن الن‬
ِ ‫أَ َشدُّالن‬
‫س َعلَْي ِو‬ َ ‫ض لَْي‬ِ ‫اؿ الَْبالَءُ بِال َْعْب ِد َحتَّى يَ ْم ِشي َعلَى اْأل َْر‬ َ ‫ َوإِ ْف َكا َف فِ ْي ِديْنِ ِو ِرقْ ٌِ ُخ ّْق‬،‫ِزيْ َد فِ ْي بَالَِِِو‬
ُ ‫ف َعْنوُ َوَما يَػ َز‬
ٌِ ‫َح ِطْيَئ‬
“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang
yang lebih mirip, kemudian yang lebih mirip. Seseorang itu diuji sesuai dengan agamanya.
Apabila di dalam agamanya itu ada kekuatan, maka ditambahlah cobaannya. Apabila di
dalam agamanya ada kelemahan maka diringankanlah cobaan itu danipadanya. Cobaan
itu senantiasa mengenai hamba, hingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak
memiliki dosa." (HR. Ahmad dalam al-Musnad).

Ini adalah hikmah Allah dan Sunnatul/ah kepada makhluk-Nya. Dia menyiapkan
untuk para kekasih-Nya setan-setan, orang-orang kafir dan orang-orang zhalim,
sehingga orang mukmin memerangi mereka. Maka tegaklah tiang jihad di dunia yang
menjadi negeri ujian ini. Dengan jihad, sabar dan ihtisah (mencari pahala-Nya) Allah
mengangkat derajat para wali-Nya. Dengan demikian cobaan-cobaan itu ada bukan

http://www.akhirzaman.info/ 19
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

karena mereka hina di hadapan Allah. Tidak demikian, Jihad adalah amal yang paling
dicintai oleh Allah, dan para mujahid ini adalah orang-orang yang berhak mendapatkan
pahala dan balasan yang agung. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِِ ِ ِ ِ ُّ ‫إِ َّف اللَّو ي ِح‬


‫وص‬
ٌ ‫ص‬ َ ‫ين يُػ َقاتلُو َف في َسبِيلو‬
ُ ‫ص ِّفا َكأَنَّػ ُهم بُ َنيا ٌف َّم ْر‬ َ ‫ب الَّذ‬ َُ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam
barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
(QS Ash-Shaaf 61:4).

‫ين ِمن قَػْبلِ ِه ْم فَػلََيػ ْعلَ َم َّن‬ ِ


َ ‫آمنَّا َو ُى ْم ال يُػ ْفَتػنُو َف ۞ َولََق ْد فَػَتػنَّا الَّذ‬ َ ‫َّاس أَف يُػْتػ َرُكوا أَف يَػ ُقولُوا‬
ُ ‫ب الن‬
ِ ‫الم ۞ أ‬
َ ‫َحس‬
َ
ِِ ِ
۞ ‫ين‬ َ ‫ص َدقُوا َولََيػ ْع َل َم َّن اْل َكاذب‬ َ ‫اللَّوُ الَّذ‬
َ ‫ين‬
Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira babwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan, Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesnngguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta." (QS Al-Ankabut 28: 1-3).

Cobaan, ujian dan gangguan bukan hanya untuk orang mukmin yang sabar, ridha,
dan bersyukur, tetapi semua itu berlaku secara umum untuk semua umat manusia;
yang baik dan yang buruk, yang muslim dan yang kafir. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫نسا َف فِي َكَب ٍد‬


َ ‫لََق ْد َخلَ ْقنَاا ِل‬
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS
Al-Balad 90:4).

Akan tetapi di antara mereka, ada yang ujian itu menjadi kesengsaraan baginya
di dunia dan di Akhirat. Ia tidak mendapat pahala sedikitpun, sebagaimana kondisi
orang-orang kafir. Di antara mereka ada pula yang cobaan itu menjadi kesengsaraan di
dunia dan tidak diberi pahala di Akhirat, sebagaimana keadaan kebanyakan orang-
orang muslim yang lalai dari pahala dan tingginya derajat serta ampunan dosa.

Di antara mereka ada yang ujian itu justru menjadi pahala dan keuntungan
baginya, sebagaimana kondisi orang-orang mukmin yang berharap pahala dari Allah
dengan ujian itu.

ِ َّ ‫اى ِدين ِمن ُكم و‬


ِ ‫ولََنبػلُونَّ ُكم حتَّى نَػع َلم ال‬
‫ارُك ْم‬ َ ‫الصاب ِر‬
َ ‫ين َونَػ ْبػلَُو أَ ْخَب‬ َ ْ َ ‫ْم َج‬ ُ َ ْ َ ْ َْ َ

http://www.akhirzaman.info/ 20
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami mengatakan (baik
buruknya) hal-ihwalmu. "(QS Muhammad 47:31).`

Tatkala kita memperhatikan kondisi orang-orang kafir yang dilaknat Allah,


dijauhkan, diusir dan dihinakan, maka mereka itu lebih buruk dari keledai dan anjing,
sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

‫ين َك َف ُرواْ فَػ ُه ْم الَ يُػ ْؤِمنُو َف‬ ِ ِ ِ ّْ ‫إِ َّف َش َّر الدَّو‬
َ ‫اب عن َد اللّو الَّذ‬ َ
`Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-
orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. "(QS Al-Anfal 8:55).

Mereka adalah orang-orang yang sengsara, celaka, hina, rendah, yang hidup
dalam kegelapan hati, dengan kekufuran yang mencekam dan tanpa sinaran iman
sedikitpun. Maka buruklah kehidupan mereka dan sempitlah jiwa mereka, meskipun
secara lahiriah bergelimang harta dan dalam puncak materi. Karena Allah tidak ingin,
kecuali kehinaan bagi orang yang membangkang-Nya dan keluar dari ubudiyah-Nya
(penghambaan kepada-Nya). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫ش ُرهُ يَػ ْوَـ ال ِْقَي َام ِ ِ أَ ْع َمى‬ َ ِ ً ‫ض َعن ِذ ْك ِري فَِإ َّف لَوُ َم ِعي َش‬
ُ ‫ضن ًكا َونَ ْح‬ َ ‫َوَم ْن أَ ْع َر‬
`Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam
keadaan buta." (QS Thaha 20:124).

Orang-orang kafir itu nanti di hari Kiamat adalah bahan bakar Neraka Jahannam.
Dan ini adalah seburuk-buruk tempat kembali. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ ِ ‫َع َّد لَهم س ِعيرا ۝ َخالِ ِد‬ ِ


ُ َّ‫ين ف َيها أَبَ ًدا الَّ يَج ُدو َف َولِّيا َوالَ نَص ًيرا ۝ يَػ ْوَـ تُػ َقل‬
‫ب‬ َ ً َ ْ ُ َ ‫ين َوأ‬ َ ‫إِ َّف اللَّ َو ل ََع َن اْل َكاف ِر‬
َّ ‫وى ُه ْم فِي النَّا ِر يَػ ُقولُو َف يَا لَْيَتػنَا أَطَ ْعنَا اللَّوَ َوأَطَ ْعنَا‬
‫الر ُسوال‬ ُ ‫ُو ُج‬
“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka
api yang menyala-nyala (Neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka
tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari
ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam Neraka, mereka berkata, Alangkah baiknya,
andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul '." (QS Al-Ahzab 33: 64-66).

Ketika kita mengingat-ngingat keadaan orang-orang kafir di dunia dan di Akhirat,


maka kita merasakan betapa agungnya karunia iman yang diberikan Allah kepada kita.
Dia menganugerahi kita hidayah dan taufiq, menjadikan kita sebagai orang-orang yang

http://www.akhirzaman.info/ 21
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

beriman, ruku' dan sujud demi menunaikan perintah-Nya dan mengajak kepada jalan
agama-Nya. Allah memilih kita dan mengistimewakan kita dengan karunia dan
pemberian-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ك أَ ْف أَسلَموا قُل الَّ تَمنُّوا َعلَ َّي إِسالَم ُكم ب ِل اللَّوُ يم ُّن َعلَي ُكم أَ ْف َى َدا ُكم لِ ِإليم‬
‫اف إِف‬ َ ‫يَ ُمنُّو َف َعلَْي‬
َ ْ ْ ْ َُ َ َ ْ ُ ُ ْ
‫ين‬ ِ ِ ‫ُكنتم‬
َ ‫صادق‬ َ ُْ
`Mereka merasa telah memheri nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah, 'janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar'." (QS Al-
Hujuraat 49:17).

Maka berbanggalah wahai orang mukmin, Tuhanmu telah memilihmu dan


mengistimewakanmu dari sekian banyak manusia yang ada di alam semesta ini dengan
dianugerahkannya nikmat iman kepadamu yakni satu nikmat yang tidak kamu dapat
karena nasabmu, statusmu, hartamu, tipu dayamu atau ilmumu. Namun demikian, itu
adalah karunia murni dari Allah Yang Maha Memberi anugerah. Maka apakah layak orang
yang dipilih Allah dan diistimewakan, dientas dan diselamatkan dari kekufuran dan
diberi petunjuk setelah berada dalam kesesatan, merendahkan meremehkan dan
mempermainkan nikmat yang agung ini?

Sesungguhnya orang yang telah diberi nikmat Islam dan iman oleh Allah wajib
merasa takut dan khawatir jika nikmat itu hilang. Karena musibah yang terberat dan
terbesar adalah musibah agama, atau musibah yang menyebabkan seseorang murtad
atau terjatuh dalam jurang fitnah, syubhat, syahwat dan maksiat setelah adanya hidayah
dan istiqamah. Seorang mukmin yang sadar tidak mungkin bermuamalah dengan
hatinya seperti muamalah orang yang tenang dan merasa aman, tetapi ia selalu ingat
dengan hati dan lisannya: "Ya Rabb, Y a Rabb."

‫َّاب‬
ُ ‫َنت ال َْوى‬
َ ‫كأ‬ َ ‫ب لََنا ِمن لَّ ُد‬
َ َّ‫نك َر ْح َم ًِ ِإن‬ ْ ‫َربَّػَنا الَ تُِز ْغ قُػلُوبَػَنا بَػ ْع َد ِإ ْذ َى َديْػَتػَنا َو َى‬
`Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemheri (karunia). "(QS Ali Imran 3:8).

Ia mengingat firman Allah tentang Adam,

ِ ِ ِ
َ ‫َربَّػَنا ظََل ْمَنا أَن ُف َسَنا َوإِف لَّ ْم تَػ ْغف ْر لََنا َوتَػ ْر َح ْمَنا لََن ُكونَ َّن م َن الْ َخاس ِر‬
‫ين‬

http://www.akhirzaman.info/ 22
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya kami sendiri, dan jika Engkau tidak
mengampuni kami dan membeni rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk
orang-orang yang merugi. "(QS Al-A'raf 7:23).

Ia mengingat sabda Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :

"Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas
agama-Mu. "

Seorang hamba Allah haruslah mengkhawatirkan adanya su'ul khatimah, (akhir


hayat yang buruk) yang balasannya adalah Neraka. La hawla wa la quwwata illa billah.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Sesungguhnya ada seorang hamba yang menurut manusia melakukan amalan ahli
Surga, padahal ia termasuk ahli Neraka, dan ada yang mengamalkan menurut manusia
amalan ahli Neraka, padahal ia termasuk ahli Surga. Sesungguhnya amal-amal itu
tergantung dengan penutupnya. "(HR. Bukhari).

Ibnu Rajab berkata, sabda Nabi "menurut pandangan manusia" mengisyaratkan


bahwa hakikat amalnya adalah berbeda dengan lahirnya. Dan bahwa penutup amal
yang buruk disebabkan oleh faktor yang tersembunyi menurut manusia, tidak ada
orang yang mengetahuinya. Adakalanya dari segi amal yang buruk atau semacamnya.
Faktor yang tersembunyi itulah yang menyebabkan su'ul khatimah.

Ibnul Qayyim mengatakan, "Tatkala amal itu tergantung pada akhir dan
pamungkasnya, maka orang yang beramal ini tidak sabar terhadap amalnya, hingga
menjadi sempurna untuknya. Akan tetapi di sana ada penyakit yang tersembunyi dan
ada faktor yang menghinakannya di akhir hayatnya. Maka faktor tersebut
mengkhianatinya di saat ia sangat membutuhkan, sehingga ia kembali mengerjakan
konsekuensi dari faktor tersebut. Seandainya di sana tidak ada kecurangan dan
penyakit, tentu Allah tidak akan membalik imannya. Bisa jadi penyakit tersebut adalah
menyembunyikan apa yang berbeda dengan penampilannya. Seperti dusta menghina
orang lain, sombong atas mereka, mengejek orang-orang yang baik, suka memandang
wanita dan pemuda yang tampan, melakukan ghibah, (membicarakan aib orang lain)
adu domba dan meremehkan pekerjaan yang hina tersebut .')

NIKMAT IMAN


Jam’ul Ulum Wal Hikam, hlm. 50 dalam kitab yang ditahqiq oleh Dr. Wahbah Zuhaili ada pada jilid 1, hlm. 111- pent.

Wabatul Iman, Majmu 'ah Al-Ula, hlm. 133

http://www.akhirzaman.info/ 23
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya iman kepada Allah adalah nikmat agung yang dianugerahkan Allah
kepada orang-orang yang Ia kehendaki, dan dijauhkan Allah dari orang-orang yang Ia
kehendaki. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫يت لَ ُك ُم ا ِل ْسالَ َـ ِد ًينا‬


ُ ‫ض‬ِ ‫ت َع َلي ُكم نِعمِتي ور‬ ِ
َ َ َ ْ ْ ْ ُ ‫ْت لَ ُك ْم د َين ُك ْم َوأَتْ َم ْم‬
ُ ‫الَْيػ ْوَـ أَ ْك َمل‬
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al-Maidah
5:3).

Nikmat ini menyucikan umur, memberkahi kehidupan, dan mengangkat hati orang
mukmin dari dunia dan perhiasannya menuju kecintaan kepada Tuhannya dan negeri
Akhirat. Iman adalah nikmat yang tidak bisa dibeli, dijual atau dihadiahkan di antara
manusia. Sebab ia adalah hubungan dengan Allah, munajat kepada-Nya, dzikir, doa dan
taat serta tunduk di hadapan-Nya. Maka Allah tidak memberikannya, kecuali kepada
orang yang kembali kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ِ
َ َ‫قُ ْل إِ َّف ال ّل َو يُض ُّل َمن يَ َشاء َويَػ ْهدي إِلَْيو َم ْن أَن‬
‫اب‬

`Katakanlah, `Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan


menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya'. "(QS Ar-Ra'd 13: 27).

Di dalam iman terdapat kehidupan yang sejati dan kebahagiaan ukhrawi. Ia


adalah jalan ahli Surga, taman orang-orang yang mendapatkan taufiq (bimbingan),
pertanda hati, pembersih jiwa dan cahaya wajah. Iman adalah nikmat yang tidak
tertandingi oleh nikmat manapun, karena ia mendekatkanmu kepada Tuhanmu,
menempatkanmu di dalam Surga-Nya dan dekat dengan-Nya dalam limpahan nikmat
abadi. Dengan iman kamu akan jauh dari Neraka, negeri kesengsaraan, tempat
kembalinya orang-orang kafir dan orang-orang yang congkak juga sombong.

Merealisasikan iman, meluruskannya, membersihkannya, memelihara dan


memupuknya adalah kebutuhan para hamba dan tujuan orang-orang yang bertauhid.
Cahaya kalimat tauhid di dalam hati para hamba adalah bertingkat sesuai dengan
perbedaan dan tingkatan hati masing-masing.

Ibnu Abil Izz dalam Syarah Thahawiyyah menyatakan, "Bahkan berbeda-beda


tingkatan cahaya la ilaha illallah dalam hati para pemiliknya, tidak dapat menghitungnya
kecuali Allah Azza wa Jalla. Di antara manusia ada yang di dalam hatinya terdapat
cahaya (la ilaha illallah) seperti matahari, ada yang seperti bintang kejora, ada yang
seperti obor besar, ada yang seperti lampu yang terang dan ada pula yang seperti
lampu redup. Karena itu, cahaya di hari kiamat pada tangan kanan mereka dan di
hadapan mereka berdasarkan ukuran ini. Sesuai dengan cahaya iman dan tauhid yang

http://www.akhirzaman.info/ 24
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

terdapat di hati, baik secara ilmu maupun amalnya. Semakin kuat dan besar cahaya
kalimat ini, maka semakin membakar syubhat dan syahwat sesuai dengan kekuatannya.
Bahkan bisa jadi ia mencapai tingkatan tidak menemukan syubhat, syahwat dan dosa,
melainkan ia bisa melumatnya semua. Ini adalah kondisi orang yang shadiq (benar)
dalam imannya, langit-langit imannya telah melindungi hatinya dengan meteor-meteor
yang membakar setiap ada yang berusaha mencurinya. Siapa yang mengetahui ini
maka ia mengetahui ucapan Nabi Shallalah’Alaihi wa Sallam,

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan la


ilaha illallah karena mencari ridha Allah. " (HR. Bukhari Muslim dari Utban ibn Malik).

Jadi, apabila iman itu telah benar maka ia akan mengalahkan setiap kekuatan,
melindungi dari setiap ketergelinciran dan menempati setiap permasalahan. Dengan
agama yang benar, siapa saja yang berlindung dengannya pasti dilindungi dan siapa
saja yang meminta petunjuk-Nya pasti ditunjuki. Iman itu betul-betul menjadi pelindung
dengan ijin Allah dari setiap bala , syahwat dan syubhat. Dengan iman seorang hamba
akan selamat dari problematika hidup dan kesulitan-kesulitannya.

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

Apabila cahaya telah merasuk ke hati, maka hati akan berkembang luas dan
lapang. Mereka bertanya, Apa tandanya wahai Rasulullah? ' Beliau bersabda, kembali
(menghadap) kepada negeri abadi, menjauh dari negeri tipuan, dan bersiap-siap untuk
mati sebelum kedatangannya. 'Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam - bersabda,
'Sungguh beruntung orang yang masuk Islam dan diberi riziki yang cukup serta dipuaskan
oleh Allah apa yang diberikan-Nya padanya'. "(HR. Muslim).

Dengan iman seorang mukmin berada di atas semua perhatian materi dan
kesibukan duniawi. Sebab ia hidup di negeri ini hanyalah untuk keridhaan Allah dan
mencari apa yang ada di sisi-Nya, bukan untuk dirinya, keinginan-keinginan dan
ambisinya.

Dengan iman, hati akan terbuka, fokusnya akan tinggi dan selalu bergantung
kepada Rabb-nya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Apa yang akan dilakukan oleh
musuh-musuhku terhadapku? Karena Surgaku ada di dalam dadaku, mengusirku adalah
siyahah (tamasya), menahanku adalah khalwah (berduaan dengan Allah) dan
membunuhku adalah syahadah (mati syahid)". Ibrahim bin Adham berkata, "Demi
Allah, seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada pada
kami, niscaya mereka menebas kami dengan pedang." Yang dimaksud nikmat adalah
nikmat iman, mesra dengan Allah, lezat dengan bermunajat kepada-Nya, doa dan
bersimpuh di hadapan-Nya.

Dengan iman seorang mukmin tergabung dengan makhluk pilihan, berbaris


dengan mereka dan dikumpulkan bersama mereka di Surga, insya Allah. Ia menolong

http://www.akhirzaman.info/ 25
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

mereka dan menjadi pengikut mereka. Orang mukmin berada dalam golongan para
Nabi, para shiddiq, para syahid dan orang-orang shalih. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ َّ ‫الشه َداء و‬ ِ ّْ ‫ك مع الَّ ِذين أَنْػعم اللّو َعلَي ِهم ّْمن النَّبِيّْين و‬ ِ َ ‫الرس‬ ِ
‫ين‬
َ ‫الصالح‬ َ َ ُّ ‫ين َو‬َ ‫الصدّْيق‬ ََ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ‫وؿ فَأ ُْولَػئ‬ ُ َّ ‫َوَمن يُط ِع اللّ َو َو‬
‫ك َرفِي ًقا‬
َ ِ‫س َن أُولَػئ‬
ُ ‫َو َح‬
`Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul--Nya, maka mereka itu akan bersama
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-
orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-
baiknya."(QS An-Nisa 4:69).

Adapun orang-orang yang durjana, yang berpaling dari Allah dan Rasul-Nya,
bahkan menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin, maka mereka telah
menggabungkan diri dengan makhluk yang paling jahat dan manusia yang rendah dari
kalangan orang-orang kafir yang sombong. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,
'
Lima kali shalat (dalam sehari) diwajibkan oleh Allah atas para hamba-Nya.
Barangsiapa menjaganya, maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya di hari
Kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya, dan di hari Kiamat dia bersama dengan , Qarun, Fir'aun, Haman dan
Ubay ibn Khalaf " (HR. Ahmad, Ibn Hibban dan Thabrani dengan sanad jayyid).

Bila Iman Sudah Benar

Sesungguhnya iman itu memiliki buah yang agung dan membuka pintu-pintu
kebaikan yang amat banyak. Tidak mungkin kita bisa menghitungnya karena dialah
.

nikmat pertama dan terakhir sejak Allah menulis kebahagiaan untuk sang janin, hingga
kakinya menginjakkan taman Surga. Dia senantiasa berada dalam uubudiyyah kepada
Allah, ridha kepada-Nya sebagai sesembahan, rela Islam sebagai agamanya dan
Muhammad sebagai Nabinya.

Dia hidup untuk satu tujuan yang mulia dan agung. Apapun rintangan yang
ditemuinya dalam merealisasikan tujuannya adalah hal kecil.

Saudaraku, berikut ini adalah buah yang dapat dipetik dan hasil yang akan diraih
manakala iman sudah benar. Allah berfirman,

‫يم‬ ٍ ‫صم بِاللّ ِو فَػ َق ْد ى ِدي إِلَى ِصر‬


ٍ ‫اط ُّم ْسَت ِق‬ ِ ‫ومن يػعَت‬
َ َ ُ َْ ََ
`Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia
telah diheri petunjuk kepada jalan yang lurus. "(QS Ali Imran 3:101) .

http://www.akhirzaman.info/ 26
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Secara umum yang dimaksud di sini adalah kebaikan di dunia dan di Akhirat,
istiqamah dan ridha kepada Allah. Allah berfirman,

ِ ِ ‫من َع ِمل‬
ْ ‫َج َرُىم بِأ‬
‫َح َس ِن َما‬ ُ ‫صال ًحا ّْمن ذَ َك ٍر أ َْو أُنثَى َو ُى َو ُم ْؤم ٌن فَػلَنُ ْحيَِيػنَّوُ َحَياةً طَيَّْب ًِ َولَنَ ْج ِزيَػنػ‬
ْ ‫َّه ْم أ‬ َ َ َْ
‫َكانُواْ يَػ ْع َملُو َف‬

`Barangsiapa yang mengejakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dan apa yang telah mereka ker jakan. " (QS An-Nahl 16: 97).

Dengan iman yang benar, maka kondisi kita akan berubah, dari kecenderungan
kepada dunia dan sebab-sebabnya menuju interaksi hati. dengan Allah Sang Pencipta,
bergantung kepada-Nya dan mencari ridha-Nya, sehingga Akhirat menjadi perhatian,
sekaligus tujuannya dan segala gerak-geriknya hanyalah untuk meraihnya.

Saya akan membatasi pada buah iman berikut ini karena jelasnya dan
urgensitasnya. Kalau tidak maka iman itu adalah pembuka setiap kebaikan dan penutup
semua kejahatan dan keburukan. Hanya Allah tempat meminta tolong, meminta taufiq
dan tempat bergantung.

Pertama: Bila iman sudah benar maka hamba itu akan introspeksi diri, menjaga
diri, mengekang ambisi-ambisi, dan memecahkan kepentingan-kepentingan dan klaim-
laim pribadi dalam perjalanan hidupnya. Ia tak akan ikut kompetisi duniawi. Tak akan
berebut unggul dan maju mengalahkan pesaing-pesaingnya. Tak akan menampakkan
pentingnya nafsu, perannya dan kebutuhan manusia terhadapnya.

Tidaklah keikhlasan itu lemah dan riya' itu merajalela. Tidaklah hasad dan
kezhaliman itu mengambil tempat, melainkan karena tidak terurusnya nafsu ammarah,
sehingga ia dibiarkan beraksi dalam harta, kepernimpinan, pujian dan kesombongan.
Maka jadilah polisi, hakim, pengawas dan penggembala untuk dirimu sendiri. Nafsu
adalah pusat perhatian dan tuduhan. Dia adalah yang pertama dan yang terakhir untuk
menang dan mendapat bimbingan atau untuk rugi dan hina. Dia adalah poros
keseriusan, amal shalih dan kemenangan yang nyata atau pintu kemalasan dan
keputusasaan. Dia adalah jalan semangat yang kuat dan tekad yang tinggi atau jalan
keterpurukan dan kehancuran. Siapa yang benar imannya, maka dia pasti mengetahui
bahwa musuh utama yang sebenarnya adalah dirinya. Apabila ia mampu mengatasinya,
maka ia mampu mengatasi kekuatan apapun. Dia akan menang dalam setiap
peperangan dan selamat dari kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫إِ َّف اللّ َو الَ يُػغَّْيػ ُر َما بَِق ْوٍـ َحتَّى يُػغَّْيػ ُرواْ َما بِأَنْػ ُف ِس ِه ْم‬

http://www.akhirzaman.info/ 27
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka


mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS Ar-Ra'd 13:11). .

‫ت أَيْ ِدي ُك ْم‬


ْ ‫ص َيب ٍ ِ فَبِ َما َك َسَب‬
ِ ‫ومآ أَصاب ُكم ّْمن ُّم‬
َ َ ََ
`Dan musibah apa yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri. ' (QS Asy-Syura 42:30).

Hasan Bashri berkata, "Kamu tidak menjumpai orang mukmin melainkan ia pasti
berintrospeksi diri. Apa yang aku inginkan dengai makananku ini, apa yang aku
inginkan dengan minumanku ini? Sedangkan orang fajir (yang rusak) maka ia terus
maju tidak pernah peduli." Setiap muslim mengetahui bahwa ia wajib menegakkan
shalat, berpuasa, pergi haji membayar zakat dan beribadah dengan semua ibadah
secara ikhlash karena Allah. Lalu, apakah yang mengurangi dan merusak ibadah, yang
menghilangkan ruh dan kekhusyu'an ibadah? Sesungguhnya penyebab yang terbesar
adalah nafsu yang sering lepas kontrol. Ia tidak sabar dan tidak ridha jikalau amalnya
diketahui oleh Allah semata. Ia tidak merasa cukup akan hal itu, tetapi ingin pula agar
diketahui oleh manusia.

Kedua: Bila iman sudah benar, maka dunia adalah kecil di mata dan di hati orang
mukmin. Ia akan zuhud di dunia. Dia mengetahui bahwa dunia adalah penyihir yang
banyak menyihir hati dan penipu yang banyak menipu orang. Orang mukmin menyadari
bahwa cinta dunia adalah induk segala kesalahan. Dunia adalah barang yang rendah,
hina, murah dan fana'.

Bagaimanapun dunia datang melimpah, dia pasti akan memalingkan.


Bagaimanapun dunia memberi, dia pasti membuat melarat. Bagaimanapun dunia
berkumpul, dia akan memecah belah. Dunia adalah negeri kejahatan, gudang penyakit,
musibah dan kekeruhan. Barangsiapa telah benar imannya dan istiqamah hatinya,


Dari Sahal Ibn Sa'ad As-Sa'idi r.a. dia berkata, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Seandainya
dunia itu bernilai di sisi Allah seberat sayap nyamuk, tentu Dia tidak akan sudi memberi minum pada orang kafir
meskipun hanya seteguk air. "(HR. Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan shahih).

Dari Al-Mustawrid Ibnu Syaddad , dia berkata, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam '. bersabda, Tidaklah dunia
itu dibanding dengan Akhirat melainkan bagaikan salah seorang kamu yang memasukkan jari tangannya ke dalam
lautan, perhatikanlab apayang dibawa oleh jari itu?!" (HR. Muslim).

Dari Jabir bahwasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam berjalan melewati pasar, sementara orangorang
berjalan di kanan kiri beliau. Beliau melewati seekor anak kambing yang telinganya kecil dan sudah menjadi bangkai.
Beliau lalu mengangkatnya dan memegang telinganya kemudian bersabda:
`Siapa di antara kalian yang mau membeli ini dengan satu dirham (saja)?' Mereka menjavab, kami tidak mau
membelinya dengan apapun. Apa yang bisa kami perbuat dengannya? ' Kemudian beliau bertanya, Apakah kamu suka ia
milikmu?' Mereka menjawab, Demi Allah, seandainya ia hidup ia adalah aib (cacat), ia bertelinga kecil, lalu bagaimana
lagi ketika ia jadi bangkai?' Maka beliau bersabda, Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada bangkai itu
dalam pandangan kalian. "(HR. Muslim).`

http://www.akhirzaman.info/ 28
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

maka ia tidak akan tertarik kepadanya dan tidak akan merugi karenanya. Dunia adalah
rumah bagi orang yang tidak punya rumah. Yang menumpuknya hanyalah orang yang
tidak punya akal. Amannya dunia masih tercampur dengan ketakutan, sehatnya
tercampur dengan penyakit dan kelebihannya tercampur dengan kekurangan.

Tatkala dunia bertempat di hati sebagian besar kaum muslimin; maka mereka
menjadi cinta dan benci karena dunia. Demi dunia mereka berjuang dan berlomba,
terhadapnya mereka sibuk di pagi hari dan sore hari. Maka lemahlah semangat Akhirat
di hati, terlupakanlah hari yang telah dijanjikan pasti datang, lemahlah pengaruh
nasihat, sedikitlah perenungan terhadap Al-Qur'an dan pengambilan pelajaran
daripadanya, dan terlupakanlah persiapan untuk berdiri di hadapan Allah. Sebab dunia
telah memenuhi ruang hati dan menguasai kendali berpikir dan keinginannya.

Barangsiapa imannya benar, maka ia tidak akan tergiur dan tertipu dengan
rayuan dunia. Ia akan menjadikannya sebagai kendaraan menuju Akhirat. Ia
mengetahui bahwa setiap hari di dunia ini, sang hari (waktu memanggil dan berseru,
"Wahai manusia, aku adalah baru dan atasmu aku akan bersaksi , aku akan
meninggalkanmu tanpa kembali, isilah aku sesukamu, kebaikan atau keburukan."

Allah Azza wa Jalla memberitahukan tentang jati diri dunia:

‫ب َول َْه ٌو َوِز َين ٌِ َوتَػ َفا ُخ ٌر بَػْيػَن ُك ْم َوتَ َكاثػُ ٌر ِفي ْاأل َْم َو ِاؿ َو ْاأل َْوَال ِد‬ ِ ُّ ُ‫ا ْعلَموا أَنَّما الْحياة‬
ٌ ‫الدنْػَيا لَع‬ ََ َ ُ
`Ketahuilah, Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggga
tentang bayaknya harta dan anak. "(QS Al-Hadid 57:20).

Imam Syafi'i berkata,

"
Barangsiapa mencicipi dunia maka sesungguhnya aku telah merasakannya, telah
digiring kepada kita nikmatnya dunia dan sengsaranya.

"Dunia tidak lain adalah bangkai yang akan berubah, di atasnya ada banyak anjing
yang tujuannya hanyalah menarik nariknya "

Jika engkau menghindarinya maka engkau menjadi tangga bagi ahli dunia, tapi jika
engkau menariknya maka anjing-anjing dunia pasti mengeroyokmu semua. "

Ibnul Qayyim berkata, "Di antara siksa terbesar dalam dunia adalah kacaunya
konsentrasi, terpecahnya hati dan selalu merasa kekurangan yang tidak pernah


Dari ucapan Hasan Bashri

http://www.akhirzaman.info/ 29
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

meninggalkannya. Seandainya bukan karena mabuknya para pecandu dunia dengan


mencintai dunia, niscaya mereka telah meminta pertolongan dari adzab ini, meskipun
sebagian besar mereka selalu mengadu dan berteriak karenanya."

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

`Allah berfirman, `Hai anak Adam, luangkanlah seluruh waktumu untuk beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menutup
kefakiranmu. Apabila kamu tidak melakukan, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan
kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu'." (HR. Tirmidzi dan dia hasankan).

Sebagian Salaf mengatakan, "Barangsiapa mencintai dunia maka hendaklah ia


menguatkan dirinya untuk menanggung musibah. Pecinta dunia tidak akan dapat lepas
dari tiga perkara. beban pikiran yang terus menerus, kepayahan yang tak
berkesudahan, dan kepedihan yang tidak pernah berakhir. Ini semua terjadi karena
pecinta dunia tidak akan merasa puas dengan apa yang ia peroleh. Setiap kali
memperoleh bagian dari dunia, maka ia selalu menginginkan yang lebih tinggi." Dalam
hadits shahih Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

"Seandainya anak Adam memiliki harta sebanyak dua lembah, niscaya ia akan
mencari (menginginkan) lembah yang ketiga. " (HR. Ahmad, Bukhari Muslim dan
Tirmidzi).

Hasan Bashri menulis kepada Umar bin Abdul Aziz, disebutkan "Sesungguhnya
dunia telah ditawarkan kepada Nabi kita dengan segala kunci dan gudang-gudangnya,
tidak berkurang sedikitpun di sisi Allah meskipun itu seberat sayap lalat, tetapi beliau
menolaknya. Sebab beliau tidak mau kalau sampai mencintai apa yang dapat membuat
Penciptanya murka atau mengangkat apa yang telah direndahkan oleh Pemiliknya. Dia
menjauhkan dunia dari orang shalih karena sengaja dan melapangkannya untuk musuh-
musuhnya karena tipuan. Maka, orang yang tertipu dunia dan menguasainya mengira
kalau Allah memuliakannya. Dia lupa apa yang dilakukan oleh Allah terhadap Rasul-Nya
tatkala beliau mengikat batu pada perutnya."

Ketiga: Bila iman sudah benar, maka perhatian hamba kepada amalan-amalan
hatinya lebih besar daripada perhatiannya kepada amalan anggota tubuhnya, karena
intinya terdapat di dalam hati, sedangkan anggota badan mengikutinya. Hati adalah
raja, sedangkan anggota badan adalah pasukannya.

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:


Dari Ibnu 'Abbas dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Seandainya anak
Adam memiliki emas satu lembah, pasti ia ingin seandainya dia memiliki dua lembah, dan tidak akan bisa memenuhi
mulutnya kecuali tanah, dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat. "(HR. Bukhari - Muslim).

Ighatsatul Lahfan,1/36 dan sesudahnya secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/ 30
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging. Apabila ia baik
maka menjadi baiklah seluruh jasadnya dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh
jasadnya. Ingatlah, ia adalab jantung (hati). "(HR. Bukhari - Muslim).

Tidaklah melemah pengaruh ibadah terhadap akhlak (suluk) melainkan karena


kelalaian terhadap amalan-amalan hati. Tatkala hilang khusyu' dalam shalat dan
perenungan di dalamnya banyak orang yang melakukan shalat tetapi tidak dapat
mencegah mereka dari perbuatan keji dan munkar. Sehingga puasa dan zakat, bahkan
seluruh ibadah mereka, tidak dapat merealisasikan taqwa, tidak dapat mempengaruhi
suluk (akhlak) dan tidak menghadirkan di hati mereka rasa takut dan harap kepada
Allah, keberagamaannya hanya di dominasi oleh kemasan ibadah, tanpa ada isi dan
substansinya. Hanya rutinitas tradisi, bukan ibadah.

Pada akhirnya sebagian besar ibadah hanya menjadi gambar (simbol), bukan
bukti dan hakikat. Maka tidak heran kalau anda melihat orang yang sujud sambil
menangis, tetapi ber-muamalah dengan sesutu yang jelas-jelas riba dengan santai dan
tanpa beban. Orang yang membaca kitab suci Al-Qur'an, tapi di malam harinya ia
begadang dalam berbagai macam kesia-siaan dan kemunkaran. Anda melihat orang
yang berdzikir kepada Allah, mengucapkan talbiyah, thawaf dan sa'i ternyata
berlumuran dengan aneka ragam kejahatan dan dosa yang nyata maupun samar. Anda
melihat perhatian orang yang haji dan umrah lebih terpusat pada biaya haji dan
persiapan materi seperti pemondokan, makanan, minuman dan peristirahatan,
daripada untuk menjaga ke-khusyu’an dan keikhlasan dalam shalatnya serta duduknya
di Masjidil Haram untuk ibadah dan dzikir.

Secara umum, amalan-amalan hati adalah khusyu’ , tadharru' (merendahkan diri),


inabah (kembali kepada Allah), khauf (takut kepada Allah), raja' (mengharap kepada
Allah), istighatsah (memohon dihindarkan bahaya), mahabbah (cinta kepada Allah),
tawakkal (berserah diri kepada Allah), menyaksikan panorama ihsan (kebaikan) dari
Allah, sempurnanya muraqabah (merasa diawasi Allah), shidq (jujur), ikhlas, menjaga,
merawat dan menyiram hati dengan air taqwa serta menghindarkannya dari
kerusakan, riya' (pamer), sum’ah (ingin didengar kebaikannya oleh orang), ’ujub dan
idlal (mengungkit-ungkit kebaikan atas Allah). Sesungguhnya amal-amal ini dan
lainnya akan sangat diperhatikan oleh seorang hamba manakala imannya benar.
Balasan amal dari Allah disesuaikan dengan apa yang ada di dalam hati. Seperti shidq
(jujur), menghadap penuh kepada Allah, menampakkan kehinaan, kerendahan dan
kebutuhan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ٍ ِ‫ْب َسل‬
‫يم‬ ٍ ‫اؿ َوَال بَػنُو َف ۝ إَِّال َم ْن أَتَى اللَّ َو بَِقل‬
ٌ ‫يَػ ْوَـ َال يَن َف ُع َم‬

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, "(QS Asy-Syu'ara' 26:88-89).

http://www.akhirzaman.info/ 31
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Bisa saja ada dua orang yang sedang shalat dalam satu tempat, tetapi perbedaan
antara keduanya adalah antara langit dan bumi.

Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya amal itu bertingkat-tingkat karena


bertingkatnya apa yang ada di dalam hati." Apabila amalan badan tidak disertai
dengan amalan hati, maka ibadah itu hambar, tidak membuahkan kelezatan,
kenikmatan, kelapangan dan tidak menambah iman. Ibadah kehilangan ruh dan
jiwanya. Inilah kondisi mayoritas umat Islam.

Keempat: Bila iman telah benar, maka terbentuklah ukhuwah (persaudaraan)


karena Allah. Seorang mukmin akan merasa semakin dekat kepada Allah apabila dapat
memberikan kemanfaatan kepada saudaranya sesama muslim. Seperti melayaninya,
membela kehormatannya, menutup aibnya, memberinya makan jika lapar,
memperhatikan keadaannya, berdiri di sampingnya dan menolongnya. Ukhuwah
bukanlah sekedar slogan dan retorika kosong. Akan tetapi ia adalah realitas yang
konkret, di mana jiwa dipaksa menyerahkan kebaikan yang dia miliki, berkorban dan
bersabar dalam melayani saudaranya, serta memuliakan kehormatan, darah dan harta
saudara-saudaranya yang seiman.

Bukanlah ukhuwah itu hanya bermesraan saat suasana lapang dan dalam
kemakmuran, kemudian kembali bermusuhan di saat ada perbedaan dari sudut
pandang dan pendapat. Akibatnya, ukhuwah dan hak-haknya dilupakan, kehormatan
tidak diindahkan dan perekat-perekat cinta di hancurkan. Maha Suci Allah, manakah
manhaj syar'i yang menjaga kehormatan seorang muslim?! Manakah kewajiban saling
menasihati, menutup aib dan larangan meninggalkannya? Di manakah kita dari firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala:

‫ْم ْؤِمنُو َف إِ ْخ َوٌة‬


ُ ‫إِنَّ َما ال‬
`
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. "(QS Al-Hujuraat 49:10).

Dan sabda Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam,

`Setiap muslim atas muslim yang lain adalah haram; kehormatannya, harta dan
darahnya. "(HR. Tirmidzi, dia berkata, hadits hasan).

Mengapa pertentangan diperlebar dengan membeber aib dan mengadu domba,


serta kita terjatuh dalam dosa-dosa yang membinasakan?! Jawabnya jelas,
kepentingan nafsu, mengikuti setan dan fanatik buta.

Siapa yang akan mengambil manfaat dari sikap mencela, menjatuhkan saudara-
saudara sesama muslim, berburuk sangka kepada mereka, merusak hubungan di

http://www.akhirzaman.info/ 32
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

antara mereka, yang bisa membabat agama, memecah hati, membingungkan orang
dan membuat mereka kehilangan kepercayaan kepada para da'i dan ahli kebaikan?

Wahai orang yang seperti itu, apakah kamu ingin agar orang-orang berpaling dari
kebaikan dan mengatakan, "Apabila kalian telah berdamai wahai para da’i, maka
datanglah kepada kami." Apakah engkau ingin mengalihkan semangat manusia untuk
kebaikan pada perpecahan, tahazzub (berkelompok-kelompok) dan memenuhi dada
mereka dengan kebencian dan saling menghina?! Sesungguhnya agama Allah ini
datang untuk memperbaiki kondisi kita dan menjadikan kita bersaudara, saling
mencintai, bukan seteru yang saling bermusuhan Islam membimbing kita untuk saling
bersaudara, menolong, sabar dan memaafkan.

Sesungguhnya di antara hak saudara-saudara kita kaum muslimin dan para da'i
secara khusus adalah mendoakan mereka, meletakkan tangan kita di atas tangan
mereka. Bila keluar sesuatu dari mereka yang kita anggap keliru, maka hendaklah kita
bersegera menasihatinya karena cemburu untuk Allah, bukan untuk kepentingan nafsu
kita. Barangsiapa di antara mereka yang menerima maka segala puji hanyalah milik
Allah semata. Barangsiapa yang tidak rnenerima maka kita tidak boleh membantu
setan untuk memusuhi dia. Tidak boleh menghalalkan kehormatannya dan tidak boleh
merasa senang dengan kesalahannya, terutama dalam hal yang kita berbeda dengan
mereka menyangkut ijtihad.

Sampai-sampai orang yang menyalahi kita dalam hal yang ada nashnya maka
hendaklah kita mendengar apa yang ada pada mereka, lalu kita jelaskan bagaimana
yang sebenarnya. Jika ia kembali alhamduliliah, tetapi jika tidak maka kita tidak
menyetujuinya dalam masalah itu, dan tidak menolak kebenaran yang ada pada
mereka. Dalam sejarah Islam, berapa banyak khilaf yang terjadi di antara para ulama
dalam fiqih, para perawi hadits dan masalah-masalah lain yang banyak. Maka dari itu
selama saudaramu muslim dari Ahlu Sunnah Wal Jama 'ah yang tidak kamu ketahui
adanya bid'ah padanya, maka dia tetap berada di atas jalur yang benar dan kebaikan.
Meskipun kamu berbeda dengan dia dan dia berbeda denganmu dalam masalah yang
termasuk medan ijtihad dan ruang pendapat. Apakah boleh bagi orang-orang shalih
mencela dan menyakiti orang-orang yang berbeda (pendapat dan ijtihad) dengan
mereka?

Sesungguhnya persaudaraan yang benar adalah engkau mencintai untuk


saudaramu apa yang kamu suka untuk dirimu. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda,

`Tidak beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu, sehingga ia mencintai
untuk saudaranya (muslim) apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. "(HR. Bukhari -
Muslim).


Lihat Ibnu Taimiyyah, Raf’ul Malam Anil Aimmatil A’lam

http://www.akhirzaman.info/ 33
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara fenomena kekurangan kita dalam memenuhi hak saudara kita kaum
muslimin adalah melupakan musibah mereka - kondisi mereka yang lapar, bencana,
penyakit, ketakutan, pengusiran, penindasan, dan penjajahan. Padahal mereka merasa
kita sedang sibuk menyempurnakan keperluan dan perhiasan kita - rumah, kendaraan
dan makanan serta mencari kemakmuran sendiri, hingga sebagian dari kita mengalami
kegemukan, lalu sibuk mengatur jadwal makanan untuk menjaga berat badan.

Di manakah perasaan satu tubuh? Di manakah wujud ukhuwah yang benar?


Apakah kita menyangka kita akan selamat dari pertanyaan Allah tentang mereka yang
berada dalam lautan kesulitan dan gelombang fitnah, yang mana musuh mencabik-
cabik mereka dan seluruh dunia mengeroyok mereka? Lalu mana doa kita untuk
mereka?! Mana hak mereka dari harta kita yang dititipkan Allah kepada kita untuk
menguji kita? Harta kita bukanlah milik kita karena ia milik Allah yang dititipkan kepada
kita sebagai amanah. Apakah kita telah meletakkan amanah itu sesuai dengan yang
diinginkan Allah, ataukah kita gunakan untuk pos-pos yang diinginkan nafsu kita
semata? Untuk hal-hal yang memperindah penampilan kita di hadapan manusia guna
mendapatkan pujian, sanjungan dan decak kekaguman. Tentang mobil kita yang
mewah dan tentang acara-acara kita yang megah. Di manakah kejujuran dalam infaq?
Apakah kita menyangka akan selalu aman, tidak mengalami apa yang menimpa
saudara-saudara kita yang kelaparan, diusir, ketakutan, dan teraniaya?

Imam Qurthubi dan ulama lainnya menceritakan adanya kesepakatan bahwa


apabila kaum muslimin menghadapi keperluan setelah pembayaran zakat, maka wajib
bagi mereka mengalokasikan harta itu dalam keperluan tersebut. Begitu pula yang
terdapat dalam kitab Al-lqna' dan lainnya. Sedangkan memberi makan orang yang
lapar atau sejenisnya hukumnya wajib secara ijma'. Lalu di manakah tabungan kita
yang ada di bank-bank?! Alangkah besar kelalaian kita dari kewajiban yang syar'i ini.
Allah Maha Memberi rizki, di tangan-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Kikir dan cinta
harta tidaklah dapat mengumpulkan harta dan melindunginya dari kehancuran. Akan
tetapi harta yang diberkahi oleh Allah, dibersihkan dan dikembangkan adalah harta
yang diinfakkan karena wajah-Nya, dan yang dibelanjakan pada apa yang diridhai-Nya,
dengan hati yang jujur dan ikhlas, jauh dari rya' (pamer), sum'ah (ingin didengar) dan
publikasi. Rasul Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

`Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan Allah pasti akan menambah kemuliaan
hamba yang suka memaafkan, dan tidak ada seorang yang berbuat tawadhu' karena Allah
melainkan dia pasti diangkat (derajatnya) oleh Allah (HR. Muslim).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Ibnul Qasim, Hayiyah Ar-Raudhul Murbi’ , jilid 3 hlm. 344.

http://www.akhirzaman.info/ 34
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ َّ ‫وما أَن َف ْقتم ّْمن َشي ٍء فَػهو ي ْخلِ ُفو وىو َخيػر‬
َ ‫الرا ِزق‬
‫ين‬ ُ ْ َُ َ ُ ُ َُ ْ ُ ََ
`Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia
lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. "(QS Saba’ 34 :39).

‫ض َعا ًفا َكثِ َيرًة‬ ِ‫ض‬ ِ


ْ َ‫اع َفوُ لَوُ أ‬ َ ُ‫ضا َح َسًنا فَػي‬ ُ ‫َّمن َذا الَّذي يُػ ْق ِر‬
ً ‫ض ال ّل َو قَػ ْر‬
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran
kepadanya dengan lipatganda yang banyak. "(QS Al-Baqarah 2:245)

Rasul Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa bersedekah seharga (sepadan dengan) satu biji kurma dari hasil
usahanya yang halal - dan Allah tidak menerima kecuali hanya yang halal- maka Allah
menerimanya dengan tangan kanan Nya, kemudian Dia mengembangkannya untuk
pemiliknya sebagaimana seorang dari kalian merawat anak kudanya hingga sedekah itu
menjadi sebesar gunung. "(HR. Bukhari - Muslim).

`Takutlah kepada api Neraka, meskipun hanya dengan (bersedekah) separuh biji
kurma. Barangsiapa tidak mendapatkannya maka dengan ucapan yang baik.' (HR. Bukhari
- Muslim).

Lalu di manakah iman kita? Mengapa tidak merenungkan nash-nash yang agung
ini?! Ya Allah ... ampunan-Mu.

Saudaraku tercinta, pembicaraan tentang ukhuwah adalah panjang dan luas.


Ukhuwah tidak sekedar kamu punya harta lalu bersedekah. Atau kamu dianiaya lalu
kamu maafkan. Atau kamu memiliki hak lalu kamu tinggalkan. Atau kamu menahan
lisanmu dari mencela saudaramu.

Semua dan lainnya adalah dituntut secara syar'i. Namun demikian, arti ukhuwah
lebih luas, lebih agung dan lebih menyeluruh dari hal tersebut di atas. Ukhuwah
termasuk ibadah yang terbesar. Kau hadirkan perasaan ukhuwah itu pada setiap
amalan yang kau suguhkan untuk saudaramu, pada setiap kalimat yang kamu ucapkan
untuknya dan pada niat yang kamu simpan di dalam hatimu, seperti cinta dan kasih
sayang. Kau hadirkan semua itu dalam kesadaranmu untuk bertaqarrub kepada Allah .
Tidak peduli saudaramu itu seseorang yang kau kenal atau tidak, berbuat baik
kepadamu ataukah berbuat salah, dari dalam negerimu ataukah dari luar negeri. Dan
ketika kau memberikan bantuan untuknya atau berbuat baik kepadanya maka
janganlah menunggu balasan darinya. Jangan kamu harapkan ia membalas

http://www.akhirzaman.info/ 35
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kebaikanmu itu dengan kebaikan, akan tetapi harapkanlah balasan itu datang dari
pemilik balasan yang agung.

Cukuplah hal itu bagimu, tidak perlu melihat kepada makhluk. Bebaskanlah
dirimu dari bisikan-bisikan nafsu dan hal-hal yang mendorong kepada ananiyah
(egoisme), balas dendam dan monopoli kenikmatan. Duhai alangkah indahnya
pemaafan dan pemberian kebaikan itu! Alangkah mulianya para pelakunya! Alangkah
perkasa dan manisnya jiwa yang terbebas dari ketamakan dunia yang hina dan fana.
Tatkala ia dengan hatinya yang lapang jauh dari kehinaan dan ketergelinciran, maka ia
berada di puncak akhlaknya yang baik, hatinya yang sehat serta imannya yang manis.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Tidak ada seorang yang berbuat tawadhu' karena Allah melainkan dia diangkat
(derajatnya) oleh Allah . "(HR. Muslim).

Tidakkah kamu ingin dicintai Allah wahai orang mukmin? Tidakkah kamu ingin
dimaafkan dan dimasukkan ke dalam rahmat-Nya?! Karena Allah mencintai dermawan,
pemaaf, berbuat ihsan dan sabar. Apabila kamu dicintai Allah, amalmu diterima dan
kamu diberi karunia-Nya, siapakah setelah Allah yang masih kamu harapkan? Adakah
sesuatu yang kamu inginkan yang lebih berharga dari Surga?

‫ل َُهم َّما يَ َشا ُؤو َف فِ َيها َولَ َديْػَنا َم ِزي ٌد‬

`Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami
ada tambahannya. "(QS Qaaf 50: 35).

‫ين‬ِ ِ ‫ت اللّ ِو قَ ِريب ّْمن ال‬


َ ‫إِ َّف َر ْح َم‬
َ ‫ْم ْحسن‬
ُ َ ٌ
`Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
"(QS Al-A'raf 7:56).

Imam Qurthubi mengatakan, "Perhatikan dirimu, ambillah dari dunia dan jangan
mengambil untuknya. Ambillah bagian daripadanya dan jangan mengambil bagian
untuknya. Jadilah kamu di atasnya, jangan menjadi bersamanya."

Adapun memuaskan nafsu, balas dendam dan tidak mau memberikan


kemurahan dan kebaikan kepada saudara-saudaramu, membela diri, kasar, selalu ingin
membalas kesalahan, prasangka buruk, suka membicarakan orang lain, marah,
emosional, bicara tanpa kontrol, ghibah, adu domba, dengki, dan seterusnya,
kesemuanya itu bisa dilakukan oleh semua orang karena ia adalah perkara mudah bagi
nafsu, bahkan nafsu merindukan dan senang dengannya.

http://www.akhirzaman.info/ 36
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di sinilah peran orang yang memiliki iman yang benar untuk mengendalikan
dirinya. Dia menyetir nafsu agar dirinya menjadi orang yang dermawan (ringan
tangan), toleran, ridha, mulia, berani, perkasa dan sabar. Hatinya suci dari niat jahat
dan buruk sangka, sedangkan lisannya bersih dari qila wa qola (menggunjing).
Dengarkanlah firman Tuhanmu,

‫ك َوبَػْيػَنوُ َع َد َاوةٌ َكأَنَّوُ َولِ ّّي‬


َ ‫َح َس ُن فَِإ َذا الَّ ِذي بَػْيػَن‬ ِ ِ
ْ ‫السّْيَئ ُِ ا ْدفَ ْع بِالَّتي ى َي أ‬
‫قلى‬
َ ‫َوالَ تَ ْسَت ِوي ال‬
َّ َ‫ْح َسَن ُِ َوال‬
‫يم‬ ِ
ٌ ‫َحم‬
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. " (QS Fushshilat 41:34).

‫ين يُ ِنف ُقو َف‬ ِ ِ ‫َّت لِل‬ ِ ‫ات واألَر‬ ُ ‫َو َسا ِر ُعواْ إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجنَّ ٍ ِ َع ْر‬
َ ‫ين ۝ الَّذ‬ َ ‫ْمتَّق‬
ُ ْ ‫ض أُعد‬ ُ ْ َ ُ ‫الس َم َاو‬َّ ‫ض َها‬
‫ين‬ ِ ِ ‫ب ال‬ ِ ِ ‫ين َع ِن الن‬ ِ ِِ َّ ‫فِي‬
َ ‫ْم ْحسن‬
ُ ُّ ‫َّاس َواللّوُ يُح‬ َ ‫ظ َوال َْعاف‬
َ ‫ين الْغَْي‬
َ ‫َّراء َوالْ َكاظم‬ َّ ‫الس َّراء َوالض‬
`Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhannu dan kepada Surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. " (QS Ali Imran 3:133-134).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

Iman itu adalah kesabaran dan toleransi"


`

Kelima: Bila iman telah benar maka seorang hamba pasti jujur dalam mencari
ridha Tuhannya, mencari setiap jalan yang dapat mengantarkan kepada-Nya. Dia
mengetahui bahwa tenangnya jiwa dan puasnya hati ada di sana, di dalam Surga Allah,
karena dunia hanyalah kampung tempat bekerja keras, mengerahkan segala potensi,
berkorban, serius dan bersungguh-sungguh, yaitu bagi orang-orang jujur yang hatinya
selalu dinamis, tidak mau diam dan tidak mau berhenti sampai mati.

Seorang pejuang tidak akan mengambil satu jalan (amal) untuk sampai kepada
Tuhannya. Akan tetapi, dia berusaha mengikuti semua jalur (amal) ' yang tersedia. Dia
selalu berada di antara mencari ilmu, shalat sedekah, dzikir, jihad, ihsan kepada sesama


Shahihul Jami , jilid 2 hlm. 415

http://www.akhirzaman.info/ 37
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

makhluk, haji, puasa, sabar dar teguh. Inilah keadaannya, tidak mengkhususkan pada
satu jalan dan satu amal, sehingga dia mengatakan, "Inilah jalanku dan keahlianku".

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang dengan kebaikan, sampai tempat
berakhirnya adalah Surga. "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan).

Orang mukmin yang benar tidak dihalangi oleh nafsunya, kedudukan, pangkat
dan penampilannya untuk memberi makan orang miskin. Atau mengetuk pintu untuk
menolong orang yang sangat membutuhkan. Atau untuk mengunjungi seseorang yang
tidak dikenal di tengah-tengah masyarakat. Atau mengusap kepada anak yatim atau
memberikan layanan kepada yang membutuhkan. Betul, ia tidak dihalangi nafsunya
yang selalu ingin sanjungan, yang tidak mau martabatnya turun, yang selalu ingin
berkumpul dengan orang-orang besar. Ia tidak dihalangi ilmu dan kedudukannya di
mata manusia, sepanjang ia menginginkan ridha Allah. Bahkan semakin bertambah
ilmunya, semakin bertambah takut ia kepada Allah. Ia semakin rendah memandang
dirinya, semakin rajin menebar kebaikan dan ihsan, dan semakin mengenal Tuhannya
Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.

Perhatikanlah dirimu, jangan kau gunakan semua waktumu untuk santai dan
aktivitas-aktivitas biasa, bergurau, tamasya atau perjalanan yang tidak memiliki tujuan.
Jangan kau gunakan waktumu untuk pertemuan-pertemuan yang tidak membuahkan
hasil yang dapat mendekatkanmu kepada Tuhanmu.

Pikirkanlah sekali lagi! Jadikan semua waktumu di jalan Allah! Gunakanlah hatimu
untuk melakukan amalan kaum Salafush Shalih! Sibuklah terus antara ilmu (belajar dan
mengajar), jihad, dakwah dan ibadah dan tinggalkan kesia-siaan. Seorang yang
proaktif-dinamis adalah orang yang lebih banyak letih daripada beristirahat. Lebih
banyak memberi daripada mengambil. Lebih banyak bekerja daripada berbicara. la
tidak hidup di dunia ini sebagaimana hidupnya orang-orang yang merasa aman dalam
kemakmuran, naungan yang teduh, air yang segar dan udara yang menggoda. Tidak,
tetapi dia terus dalam perjuangan yang melelahkan.

Ketahuilah, apabila pikiran dan amalmu di jalan Allah, maka ini pertanda
kebahagiaan di dunia dan di Akhirat. Bergembiralah karenanya, sebab Allah tidak
memberi taufiq untuk melakukan kebaikan-kebaikan, kecuali orang yang Dia cintai.
Inilah yang disebut dengan taufiq. Karena dzikir, Al-Qur'an, jihad, shalat, zakat, puasa,
haji, dakwah dan semua ketaatan dijauhkan dari orang-orang yang bernasib sial yang
tertipu. Tetapi Allah hanya memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya,
diberi taufitq dan hidayah, disinari dan dilapangkan hatinya untuk iman. Maka mintalah
kepada Tuhanmu hidayah, tauftq, pertolongan, penerimaan dan ketetapan. Ada
ungkapan, "Kalau kamu ingin mengetahui kedudukanmu di sisi penguasa maka
perhatikanlah dalam bidang apa dia mengangkatmu sebagai penanggungjawab."

http://www.akhirzaman.info/ 38
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Keenam: Bila iman telah benar maka seorang hamba akan menyibukkan lisan dan
hatinya dengan dzikir kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ ِ
ُ ُ‫أَالَ بِذ ْك ِر ال ّلو تَط َْمئ ُّن الْ ُقل‬
‫وب‬

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. " (QS Ar-Ra'd
13:28).

Saya menyebutkan dzikir secara tersendiri di antara sekian banyak ibadah - selain
shalat - karena dzikir adalah sebaik-baik amal, dan karena banyak orang melalaikannya,
padahal ia mudah dan gampang. Dzikir adalah makanan hati, obat ruhani dan
penenang jiwa. Dengan dzikir orang mukmin merasakan manis, mesra, nikrnat dan
lezat melebihi kenikmatan-kenikmatan lain. Ibnul Qayyim berkata, "Dengan dzikir maka
petaka dapat ditolak, derajat ketinggian bisa diraih dan kesalahan dapat diampuni.

Dengan dzikir pula orang-orang mukmin dapat memadamkan kobaran api dan
membunuh pembegal jalan".

Dzikir menghubungkan orang muslim dengan Tuhannya. Di dalamnya terdapat


kehidupan bagi hati dan perawatannya. Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang penuh
berkah Al Wabilush Shayyih menyebutkan 73 kegunaan dzikir. Di antaranya mengusir
setan, membuat ridha Allah Yang Maha Rahman, menghilangkan beban pikiran karena
musibah yang dikhawatirkan terjadi (hamm) dan musibah yang telah terjadi (huuzn)
menghilangkan penyakit-penyakit hati (ghanim), membuahkan muraqabah, (kesadaran
selalu diawasi Allah), membuka pintu ma'rifat yang sangat besar membuahkan
pengagungan kepada Tuhannya, menyebabkan dia disebut-sebut oleh Allah. Allah
berfirman (QS Al-Baqarah 2:152) `Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu. " (QS Al-Baqarah 2:152). Seandainya dzikir i tidak memiliki fadhilah selain ini,
niscaya telah cukup kemuliaannya.

Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah berkata, "Dzikir bagi hati adalah bagaikan air bagi
ikan. Bagaimana keadaan ikan bila tanpa air?!" Ibn Qayyim berkata, "Saya pernah sekali
mendatangi Syaikhul Islam, beliau shalat Subuh kemudian berdzikir kepada Allah
sampai hampir tengah hari Beliau menoleh kepada saya dan berkata, "Ini adalah
sarapanku. Andaikan aku tidak menyantapnya, niscaya sudah runtuh kekuatanku."
Dzikir mengusir kesepian antara hamba dan Tuhannya. Apabila seorang hamba telah
berpaling kepada Tuhannya dengan menyebut-Nya di waktu makmur maka Dia akan
mengenalnya di waktu susah. Dzikir membuat lisan sibuk dengan yang manfaat,
melupakan ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, ucapan keji dan batil.
Karena manusia pasti berbicara. Bila tidak berbicara dengan dzikir kepada Allah dan


Madarijus Salikin, (Manzilatudz Dzikr)

http://www.akhirzaman.info/ 39
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

mengingat perintah- perintah-Nya maka pasti ia berbicara tentang hal-hal yang haram,
atau sebagainya. Siapa yang membiasakan lisannya berdzikir maka Allah menjaga
lisannya dari yang sia-sia dan yang batil. Siapa yang lisannya kering dari dzikir kepada
Allah maka ia akan basah dengan segala kebatilan, kesia-siaan dan kekejian. La hawla
wa la Quwwata illa billah.

Dzikir adalah ibadah yang paling mudah, paling agung dan paling utama, karena
gerakan lisan lebih ringan dan lebih mudah dari gerakan anggota badan yang lain.
Seandainya salah satu anggota badan manusia bergerak sebanyak gerakan lisannya,
tentu hal itu akan sangat memberatkannya. Bahkan hal itu tidaklah mungkin. Dzikir
adalah tanaman Surga, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam aku diangkat ke langit, lalu i a berkata
kepadaku, 'Wahai Muhammad, sampaikan salamku pada umatmu, dan beritahukanlah,
Surga itu tanahnya bagus, airnya tawar, dan daratannya datar". Tanamannya adalah
Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulilah (segala puji bagi Allah), Iaa Ilaaha Illallah
(tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah) dan Allahu Akbar (Allah Maha
Besar) . "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan).

Dari Jabir , dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa mengatakan, `Subhanallahi wabi hamdihi' ditanamkan untuknya


pohon kurma di dalam Surga." (HR. Tirmidzi, dan dia berkata hadits hasan shahih)

Dari Abu Hurairah , dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Aku mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha illallah dan


Allahu Akhar (Maha sutci Allah, segala puji bagi-Nya, dan tiada Ilah yang berhak disembah
melainkan Allah, dan Allah Maha Besar), lebih aku cintai daripada tempat yang matahari
terbit dan tenggelam di sana. "(HR. Musli.m). 

Itulah karunia Allah. Lalu mengapa waktu kita terbuang berjam-jam berhari-hari,
berbulan-bulan dan bertahun-tahun? Ya, kita lalai dari karunia ini, baik di pasar, di
tempat kerja, maupun di rumah, bahkan di masjid! Lalai dari pahala yang lebih besar
dari gunung dan lebih banyak dari buih samudra. Karena kezuhudan kita dalam
kebaikan, keras dan sibuknya hati kita dengan perkara-perkara yang sia-sia, maka kita
dihalangi dari kebaikan dan ibadah seperti shalat, zakat, puasa, haji, yang semua itu
termasuk dzikir kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫َذ ْك ُر اللَّ ِو أَ ْكَبػ ُر‬


ِ ‫ول‬
َ


Maksudnya adalah dunia

http://www.akhirzaman.info/ 40
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain). "(QS Al-Ankabut 28:45).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang haji:

َ ‫َواذْ ُك ُرواْ اللّ َو فِي أَيَّ ٍاـ َّم ْع ُد‬


ٍ ‫ود‬
‫ات‬

`Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.
"(QS Al-Baqarah 2:203).

Ada satu faedah lagi yang perlu kita renungkan, yaitu sabda Rasul Shallalahu
’Alaihi wa Sallam, `Maukah kalian aku beritahu amalan kalian yang paling baik, paling
bersih hadapan Raja kalian, paling tinggi mengangkat derajat kalian, lebih baik bagi kalia n
daripada kalian sedekah emas dan Perak, dan lebih baik bagi kalian daripada kalian
berjumpa musuh kemudian kalian menebas leher mereka dan mereka menebas leher
kalian?' Mereka menjawab, 'Tentu wahai Rasul!' Beliau bersabda, 'Dzikir kepada Allah!"
(HR. Tirmidzi dan Ahmad, berkata Abu Abdillah Al-Hakim, sanadnya shahih).

Apakah dzikir lebih utama dari infaq emas dan perak serta berjihad di jalan Allah?
Apakah dzikir sebaik-baik amal? Sebagian ulama seperti Ibnu Hajar dan Syaukani
memandang, apabila dzikir itu dilaksanakan dengan hati dan lisan dan dzikir ini dijiwai
oleh pengagungan kepada Allah, dengan merenung khusyu' dan inabah, maka ia adalah
sebaik-baik amal. Wallahu ’alam.

Ketujuh: Apabila iman sudah benar dan hati telah hidup, maka seorang hamba
akan bergantung kepada Tuhannya seperti bergantungnya orang yang terjepit, sangat
mencintai, mengagungkan dan membutuhkan. Ia merendahkan diri dengan
meletakkan pipinya di atas pintu tuannya sambil menampakkan dan menyimpan
kefakiran dan kebutuhan. Bahwasanya dia hanya bisa hidup dengan Allah dan kepada
Allah, bukan dengan dirinya yang papa dan lemah.

Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan mengatakan, "Hati yang sehat ini selalu
mengajak pemiliknya hingga ia kembali kepada Tuhannya, khusyu' kepada-Nya,
bergantung kepada-Nya seperti bergantungnya orang yang terjepit yang tidak ada
kehidupan, keselamatan, keberuntungan, kenikmatan dan kegembiraan kecuali hanya
dengan ridha-Nya, mendekat dan bercengkerama dengan-Nya. Dengan-Nya ia merasa
tenang, kepada-Nya ia merasa tentram dan berlindung, dengan-Nya dia bergembira
dan kepada-Nya dia bergantung."

Apabila hal ini terwujud maka menjadi tenanglah ia dan hilanglah


kegoncangannya dan tertutuplah kebutuhannya. Sebab di dalam hati ada suatu
kebutuhan yang tidak mungkin sembuh, kecuali dengan ikhlas kepada-Nya. Pada saat
itulah seorang mukmin memiliki jiwa kehidupan. Apabila hati telah tertambat kepada

http://www.akhirzaman.info/ 41
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah, maka ia merasa cukup dengan-Nya, tidak perlu yang lainnya, tidak perlu kepada
makhluk dan dia hanya mengagungkan Tuhannya  dalam diri dan lisannya. Dengan
demikian ia tidak meminta kepada makhluk, tidak mengharap mereka, tidak meminta
rizki kepada mereka atau mengadukan nasibnya kepada mereka. Dia telah cukup
dengan Tuhannya, ridha dengan pembagian-Nya. Dia berkeyakinan bahwa pilihan Allah
untuknya lebih agung daripada pilihannya untuk dirinya sendiri.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Seorang hamba pasti memerlukan rizki.
Apabila dia meininta rizkinya dari Allah, maka ia menjadi hamba Allah yang faqir (butuh)
kepada-Nya. Apabila dia memintanya dari makhluk, maka ia menjadi budak makhluk
tersebut yang selalu membutuhkannya. Karena itu meminta kepada makhluk hukum
asalnya diharamkan kecuali sebatas darurat. Hadits-hadits yang melarangnya sangat
banyak, antara lain sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

“Tidak henti-hentinya permintaan dilakukan oleh salah seorang dari kalian sehingga
nanti dia akan bertemu Allah dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya."
(HR. Bukhari - Muslim).

Dan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Ambillah, apabila sesuatu dari harta ini datang kepadamu tatkala kamu tidak
memperlihatkan hajatmu dan tidak meminta. Terimalah dan jadikanlah sebagai hartamu
atau kalau mau makanlah, dan kalau kamu mau sedekahkanlah. Dan apa yang tidak
(datang padamu) maka janganlah kamu mengikutkannya pada dirimu.” (HR. Bukhari -
Muslim).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam membenci pengambilan harta yang didahului


oleh permintaan lisan dan angan-angan hati.

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa merasa cukup, maka Allah akan menjadikannya kaya. Barangsiapa


berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya seorang penyabar. Tidak ada orang yang
diberi karunia yang paling baik dan paling luas daripada kesabaran. "(HR. Bukhari -
Muslim).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Ibnu Abbas:

Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah" (HR. Tirmidzi, Ahmad dan
Hakim).


Ibnu1 Qayyim, Ighatsatul/ Lahfan, Jilid I hlm. 71 secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/ 42
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, di antaranya,

ّْ ‫فَابْػَتػغُوا ِعن َد اللَّ ِو‬


‫الر ْز َؽ‬

`Maka mintalah rizki itu di sisi Allah. "(QS Al-Ankabut 29:17).

Hamba Allah tidak memohon rizkinya kecuali kepada Allah dan tidak mengeluh
kecuali kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Ya'qub,

‫اؿ إِنَّ َما أَ ْش ُكو بَػثّْي َو ُح ْزنِي إِلَى اللّ ِو‬


َ َ‫ق‬

"Ya'qub menjawab, `Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan


kesusahan dan kesedihanku'. "(QS Yusuf 12:86).

Umar bin Khaththab pernah membaca surat Yusuf ketika shalat Subuh. Tatkala
beliau membaca ayat ini, beliau menangis hingga terdengar isak tangisnya dari shaf
yang paling belakang.

Kedelapan: Bila iman telah benar, maka seorang hamba akan berdakwah kepada
Allah, menebar dan menyebar dakwah dengan potensi maksimal yang ia miliki dengan
lisannya, penanya, hartanya, petunjuknya, kedudukannya, pengajarannya,
himbauannya, kehadirannya dan layanannya. Pintu-pintu terbuka, apakah ada yang mau
masuk? Di antara karunia Allah adalah Dia membuka pintu-pintu dakwah untuk semua
orang. Bukan hanya khusus untuk para ulama, khatib, dan orang-orang yang fasih
lisannya. Tidak, tetapi semua bisa berdakwah, mengingatkan, melarang dan
memerintah, mengajari dan menunjukkan kebaikan sesuai kemampuannya. Tidak
disyaratkan bagi seorang da'i sampai pada tingkat mujtahid atau mufti. Hanya saja harus
mengetahui -- berdasarkan ilmu- tentang apa yang akan ia serukan kepada orang lain.
karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, `Sampaikanlah dariku meskipun satu
ayat. "(HR. Bukhari).

Sampaikanlah dari Tuhanmu dan serukanlah pada jalan-Nya, niscaya kamu


menjadi manusia yang paling mulia dan terhormat di dunia dan di Akhirat karena
engkau mengemban tugas terbesar yaitu tugas para Nabi dan Rasul. Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman,

‫ين‬ ِ ِ ‫اؿ ِإنَّنِي ِمن ال‬


َ َ‫صالِ ًحا َوق‬ ِ
َ ‫َح َس ُن قَػ ْوالً ّْم َّمن َد َعا إِلَى اللَّو َو َع ِم َل‬
َ ‫ْم ْسلم‬
ُ َ ْ ‫َوَم ْن أ‬
`Siapakahyang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal shalih dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri. "(QS Fushshilat 41:33).

http://www.akhirzaman.info/ 43
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi, sampai
semut dalam liangnya, juga ikan di laut bershalawat atas orang yang mengajari manusia
kebaikan. "(HR. Turmudzi dan berkata: hadits hasan).

Alangkah besar kesempatan orang yang benar imannya untuk bergabung dengan
rombongan orang-orang shalih lagi mushlih (da'i yang membangun), yang ingin agar
manusia berkata kepadanya, "Semoga Allah membalasmu dengan sebaik-baik balasan,
karena engkau telah mengingatkan kami kepada Allah, telah menasihati kami karena
Allah." Alangkah besar kegembiraan seorang da'i ketika ia didoakan dan di-amini
doanya pada saat dia berdoa, "Ya Allah, ampuni kami, dan rahmati kami, orang-orang
tua kami serta seluruh kaum muslimin." Apakah dia mengira kalau Allah akan
mengecewakan harapan orang-orang yang shadiq (jujur) dan cita-cita orang yang
ikhlas?! Tidak, sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan balasan bagi orang yang
berbuat baik, yang bergerak untuk meninggikan kalimat Allah dan jihad di jalannya.

Kemudian, apakah engkau wahai orang yang diberi berkah, pernah berpikir ingin
memiliki amal yang pahalanya terus mengalir setelah kematianmu? Pahala mengajari
orang lain, menasihati dan menyebarkan kebaikan di tengah-tengah mereka?
Sesungguhnya karunia Allah amat agung atasmu ketika amalan-amalan itu terus
mengalir untukmu hingga hari Kiamat.

Apakah engkau telah terbebas dari was-was setan? Terbebas dari prasangka-
prasangka yang disampaikan para penghina dan perintang dakwah? Yaitu ketika
mereka menyurutkan semangatmu dalam berdakwah dengan menyatakan,
"
Sesungguhnya masyarakat berpaling darimu, dan engkau bukanlah orang yang tepat
untuk berdakwah". Kita tidak perlu meladeni debat dengan orang-orang yang terhalang
dari hidayah. Akan tetapi cukuplah bagi kita Kitabullah dan Sunnah Nabi kita yang
menegaskan bahwa pahala itu tidak disyaratkan adanya penerimaan masyarakat atau
terbukanya hati mereka. Tidak, tetapi jujur, ikhlas, kamu ingin kebaikan bagi orang lain -
dan sesuai dengan sunnah tentunya-. Perhatikanlah manusia terbaik dan imam semua
manusia ini dalam berdakwah. Beliau tidak memiliki hasil dakwah dan perkara hati yang
merupakan urusan Allah Yang Maha Mengetahui tentang yang ghaib. Dia berfirman,

‫ين‬ ِ ‫َك َّن اللَّ َو يػ ْه ِدي من ي َشاء و ُىو أَ ْعلَم بِال‬


ِ ‫ت ول‬ ِ َ َّ‫إِن‬
َ ‫ْم ْهَتد‬
ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ‫َحَبْب‬
ْ ‫ك َال تَػ ْهدي َم ْن أ‬
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi. Tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. " (QS Al-Qashash 28:56).

Apabila setan tidak mampu menyurutkan semangat da'i, maka dia mengajaknya
untuk merasa cukup dan puas dengan yang telah dilakukan. Setan berkata kepadanya,

http://www.akhirzaman.info/ 44
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

"Ini adalah batas kemampuanmu dan potensimu." Setan membesarkan dalam diri da'i
itu apa yang telah kerjakan, sehingga ia merasa puas dan telah cukup berbuat. Ini
adalah tipuan setan dan model tipuan yang jahat. Sebab kalau kita terus
mengoptimalkan kemampuan dan potensi kita, niscaya akan terwujud kebaikan yang
lebih banyak lagi dan lebih luas manfaatnya, sehingga terangkatlah kebodohan,
berkuranglah kelalaian, surut dan bersembunyi kejahatan, kekejian dan maksiat dan
tentu menjadi baiklah keadaan Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai kita.

Seandainya wajah kita berubah, hati kita prihatin dan kita bangkit memerintahkan
yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar, niscaya berkuranglah keburukan dan
bertambah banyaklah kebaikan. Dan pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabulkan
doa-doa kita, sehingga tersadarlah orang-orang yang lalai dan larut dalam permainan
dan kesia-siaan.

Bukankah termasuk aib dan cela di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala jika
dakwah kepada-Nya hanya kita lakukan dengan sisa-sisa waktu, sisa-sisa harta sisa-sisa
pikiran?! Bukankah semua itu karena lemahnya keyakinan; kuat nafsu dan cengkeraman
dunia di hati kita?! Sebab kalau tidak demikian seorang yang ingin apa saja pasti
berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya - wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
pahala-Nya- Bagaimana mengharapkannya sebagai tujuan yang terbesar dan hikmah
yang tinggi penciptaan manusia, sementara ia merasa berat, malas dan bersikap dingin
dalam berdakwah?! Karena kita saksikan, orang yang ingin membangun satu kamar saja
dia bersusah payah dan memaksa-maksa untuk menyempurnakannya, bahkan mungkin
ia berhutang untuk memperindah dan menghiasinya. Lalu bagaimana dengan orang
yang ingin Surga, taman dan istana Surga yang luasnya seluas langit dan bumi?!
Bagaimana dengan orang yang ingin membangun pribadi-pribadi dan mendidiknya di
dasar keutamaan-keutamaan, bukankah ia perlu berkorban, berusaha keras dan
berjuang?

Wahai orang yang memiliki iman, wahai yang digerakkan perasaan cinta dan rindu
pada ridha Rabb-mu dan yang digerakkan untuk meluruskan perjalanan keimananmu,
cermati beberapa renungan dalam berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
berikut ini:

1. Tetapkan niat di malam hari untuk ber-taqarrub kepada Allah agar kamu
berdakwah kepada-Nya, bukan kepada dirimu, pendapatmu, partaimu dan
kepada orang-orang tertentu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫قُ ْل َىػذه َسبيلي أَ ْد ُعو إلَى اللّو َع َلى بَص َيرة أَنَاْ َوَم ِن اتَّػَبػ َعني َو ُسْب َحا َف اللّو َوَما أَنَاْ م َن الْ ُم ْش ِرك‬
‫ين‬

`Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku


mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik'. "(QS Yusuf 12:108).

http://www.akhirzaman.info/ 45
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

2. Engkau harus mengambil takhashshush (spesialisasi) dalam salah satu jalan


dakwah, sehingga perhatianmu tidak pecah dan semangatmu tidak lemah.
Jadikanlah hal itu sebagai pondasi atau dasar dalam aktivitas dakwahmu,
sedangkan yang lainnya adalah sekedar cabang-cabang. Silakan bekerjasama
dengan cabang-cabang tersebut selama waktu dan tenagamu memungkinkan.
Semua yang bertentangan dengan fokusmu, maka tinggalkanlah hingga kamu
membuahkan karya, dakwahpun terlihat hasilnya, dan kamu dapat mencurahkan
pikiran untuknya. Seringnya kamu berkecimpung di dalamnya membuat kamu
lebih berpengalaman, lebih mahir, lebih mumpuni dibanding orang lain yang tidak
secara khusus menangani hal itu. Kalau menuruti nafsu maka nafsu itu suka
mencicipi, berpindah-pindah dan berubah. Pada prinsipnya, kita memerlukan
mujahadah, berperang melawan nafsu dan mencari yang paling bermanfaat,
setelah memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3. Setiap muslim yang jujur dalam dakwahnya, ber-manhaj Al-Qur'an dan As-Sunnah
(sesuai dengan pemahaman Salaful Ummah - pent) maka dia berada dalam
kebaikan, insya Allah. Dia pasti mengisi celah dari celah-celah tempat masuknya
musuh ke dalam Islam. Dakwah memerlukan banyak sarana dan cara karena
banyaknya celah yang harus ditutup. Fulan berdakwah di kampungnya, yang lain
di tempat kerjanya, yang ketiga berdakwah di mimbar (khutbah, pidato, ceramah)
dan layanan sosial, yang keempat bersama orang-orang miskin, yang kelima di
sini, yang keenam di sana dan seterusnya.

Dengan demikian, tidak benar bahwa kita membatasi manusia dan menggiring
pada bidang yang kita lihat paling manfaat. Atau kita merendahkan peran dan usaha
mereka. Atau kita abaikan perhatian dan kemampuan mereka dalam bidang
keahliannya. Apa yang kamu lihat penting belum tentu orang lain memandang
penting. Masing-masing diri kita berada dalam kebaikan, insyaAllah.

Termasuk satu kesalahan bila kita merasa dengan berbagai bidang itu kita
menjadi berlawanan, berkompetisi dan tumpang tindih. Karena kita semua berusaha
menuju satu tujuan. Termasuk ujub dan sombong bila seseorang menganggap besar
peran dan karyanya. Sebaliknya menganggap kecil atau kurang peran yang lain.
Apakah ia ingin dakwah kepada Allah ini sebagai jembatan membangun keagungan
dan nama baik pribadi, sehingga ia dihormati setiap orang?

4. Waspadalah! Jangan sampai dakwah kepada Allah berubah menjadi perdebatan,


mengkritik, menceraiberaikan, membeber aib dan menjatuhkan orang lain. Jika
demikian, maka dakwah menjadi usaha untuk merusak, memecah hati, menanam
iri, dengki, benci dan. perpecahan. Padahal seharusnya inti dakwah adalah untuk
memperbaiki menyatukan suara dan merapatkan barisan. Adapun aib, kesalahan
dan kekurangan maka ia adalah sifat lazim pada manusia. Tidak mungkin

http://www.akhirzaman.info/ 46
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

seseorang dapat melepaskan diri daripadanya, kecuali para Nabi dan Rasul yang
ma’shum.

Untuk mengobati dan menanggulanginya ada banyak cara yang sudah jelas dalam
syariat Islam. Mustahil rasanya bila para da'i tidak mengetahui hal itu, kecuali orang
yang mengikuti hawa nafsu dan prasangka-prasangka buruk. Tidak ada seorangpun
yang bisa selamat dari kesalahan, baik dalam uslub-nya (cara, gayanya),
pemahamannya maupun ijtihadnya; baik di rumahnya, di tempat kerjanya, dalam
dakwahnya dalam interaksinya dengan tetangga, teman maupun dengan masyarakat
luas. Bila kita selalu menjatuhkan, mencela dan meninggalkan orang (dari Ahlus
Sunnah) yang terperosok salah, lalu siapa yang akan tersisa untuk kita?!

Dapatkah dibenarkan bila kita menuntut setiap orang agar sempurna dalam
segala sesuatu? Lalu siapa yang telah sempurna dan dituntut sempurna? Yang
seharusnya adalah usaha dan jalan dakwah itu saling melengkapi, menutup yang belum
ditutup oleh yang lain dan kita menjadikan prasangka baik sebagai asas dalam setiap
kesalahan atau kekurangan da'i yang bermanhaj Al-Qur'an dan As-Sunnah (menurut
pemahaman Salaf). Kesalahan atau kekurangannya kita bawa kepada kemungkinan
yang paling baik. Bila kita tidak mendapatkan alasan untuk memakluminya maka kita
katakan, "Mungkin dia memiliki alasan yang kita belum mengetahuinya. Ini adalah
manhaj syar’i."

Karena hati manusia dan niat mereka bukan urusan kita. Maka kita tidak boleh
menerka-nerka dan berburuk sangka. Adapun jika masuk ke wilayah pendapat dan
Ijtihad, maka tidak boleh secara syar’i memonopoli pendapat agar hanya pendapat kita
saja yang benar dan yang lainnya ditolak. Ini termasuk sempitnya cakrawala berpikir
dan dangkalnya ilmu. Dengan memonopoli pendapat, fanatik kepadanya, mencintai
dan membenci karenanya dan menjadikannya sebagai ukuran untuk menghukum orang
lain.

Syaikhul Islam berkata, "Siapa yang menjadikan seseorang - siapapun dia-


(sebagai ukuran), maka dia mencintai dan memusuhi atas dasar ucapan dan
perbuatannya, dia termasuk orang yang memecah belah agama. Bila seseorang
mempelajari fiqih dan adab satu kaum dari kaum mukminin, bagaimana mengikuti salah
seorang syaikh, maka dia tidak boleh menjadikan syaikh dan para sahabatnya itu
sebagai satu ukuran, sehingga dia mencintai orang yang sesuai dengan mereka dan
memusuhi orang yang menyalahi mereka.

Seyogyanya seseorang membiasakan diri memahami yang tersembunyi dalam


dirinya dan dalam pengamalannya. Ini adalah pengekang diri, isinya hati akan muncul
saat-saat ujian. Tidak boleh seseorang mengajak pada satu ucapan yang ia yakini,
karena ia adalah ucapan para sahabatnya. Ia tidak boleh berkelahi atasnya. Akan tetapi
ia harus menyebarkannya karena sesuatu itu termasuk diperintah Allah dan Rasul-Nya,

http://www.akhirzaman.info/ 47
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

atau dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebab hal ini termasuk ta’at kepada Allah
dan Rasul-Nya .

5. Hadirkanlah rasa tanggungjawab mengemban beban dakwah. Jadikan dakwah


sebagai tugasmu yang utama, yang dengannya kamu bangun dan di atasnya kamu
masuk malam hari. Usahakan perasaan ini meresap dalam jiwamu dan dalam
lubuk hatimu yang paling dalam. Tanam tujuanmu yang pertama dan ter akhir agar
kamu bertemu Allah dalam keadaan sedang berdakwah kepada-Nya dan
menunjukkan kepada jalan-Nya. Dengan demikian, dakwah menjadi mudah
bagimu, tidak merasa berat dan sempit. Sebab, engkau telah menyabarkan dirimu
atasnya telah meminum kepahitannya, sehingga kamupun menjadi terbiasa.
Berbeda dengan orang yang dakwahnya tergantung agenda kepentingannya. Jika
ia ada kesempatan, maka ia ikut, atau kadang-kadang diundang untuk amal sosial.
Kadang-kadang mengajukan udzur dan kadang-kadang hadir. Ia ingin dirinya terus
dipikul, diajak dan digiring di bawah tekanan. Orang seperti ini belum memakai
baju dakwah dan belum meminum air dakwah. Dakwah belum menjadi
kehidupannya, terminal harapan dan dukanya. Dia belum memanfaatkan acara-
acara itu untuk dakwah, tetapi justru ia dimanfaatkan oleh acara-acara itu.
Seharusnya memanfaatkan pekerjaannya, dunianya dan segala interaksinya
sebagai sarana dakwah, bukan malah membuatnya tersibukkan oleh dakwah.

Kesembilan: Bila iman telah benar dan hati seorang hamba dikhususkan untuk
Tuhannya, maka ia pasti berusaha untuk selalu benar, adil, inshaf (obyektif), menjauhi
dusta, menjilat, debat kusir, dan berbelit-belit. Dia menjadi tegas dan jelas, tidak surut
oleh celaan orang-orang yang mencela, tidak segan mengakui kesalahannya. Bahkan
dengan mantap mengatakan, "Saya salah dan saya memohon ampun kepada Allah.
Begitulah sifat orang mukmin. Dia merendahkan dirinya, menuduh dan menyangka
bahwa semua keburukan ada pada dirinya bahwa dirinya adalah tempat kelemahan,
syahwat dan kekurangan. Sementara terhadap orang lain, dia menyangka baik,
menghargai pendapat mereka dan berlaku sopan kepada mereka. Kebenaran menjadi
penuntunnya dan keadilan adalah panutannya.

Tidaklah kita tercerai berai, tidaklah musuh mentertawakan kita, tidaklah hilang
wibawa kita dan tidaklah setan bertengger di hati kita melainkan karena kita diserang
oleh rasa sombong dan dirusak oleh tinggi hati.

Tidaklah perpecahan meluas dan perang opini yang saling menjatuhkan ditulis,
melainkan karena hawa nafsu dan tidak inshaf (tidak adil dan obyektif). Kondisi kita
memburuk serta musuh-musuh mengeroyok kita, bukanlah karena kita berjumlah
sedikit, akan tetapi karena kotornya diri kita. Jiwa kita tidak bersih dan hati kita tidak
jernih. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,


' Al-Fatawa, jilid 20, him. 8-9

http://www.akhirzaman.info/ 48
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Hampir saja bangsa-bangsa mengeroyok kalian sebagaimana orang-orang yang


Makan mengeroyok nampannya. Mereka bertanya, `Wlahai Rasidullah apakah karena
sedikitnya jumlah kita pada waktu itu?' Beliau bersabda, Tidak, kalian pada hari itu
banyak, akan tetapi kalian seperti buih air bah. Sungguh Allah akan mencabut dari dada
musuh-musuhmu rasa takut (gentar) kepadamu, dan Allah akan melontarkan wahan di
dalam hatimu. ' Seseorang bertanya, w ahai Rasulullah, apakah wahan (lemah) itu?. Beliau
menjawab, `Cinta dunia dan takut mati." (HR. Ahmad dan Abu Daud 4297) . 

Kelemahan di setiap bangsa bukanlah karena kuat dan banyaknya musuh. Akan
tetapi sebabnya selalu bersifat intern, ada dalam jiwa dan hati. Manakala jiwa dan hati
itu jujur, bersih, sabar dan takwa kepada Tuhannya niscaya Allah menulis kemenangan,
keberuntungan, kejayaan dan kemakmuran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ُ َ‫صبِ ُرواْ َوتَػَّتػ ُقواْ الَ ي‬


‫ض ُّرُك ْم َكْي ُد ُى ْم‬ ِ ُ‫إِف تَمسس ُكم حسنَ ٌِ تَس ْؤ ُىم وإِف ت‬
ْ َ‫صْب ُك ْم َسيّْئَ ٌِ يَػ ْف َر ُحواْ بَِها َوإِف ت‬ َْ ُ ََ ْ َْْ
‫َشْيًئا‬

`Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu." (QS Ali Imran 3:120).

‫ص َدقُوا اللَّوَ لَ َكا َف َخْيػ ًرا لَّ ُه ْم‬


َ ‫فَػلَ ْو‬
`Tetapi jikalau mereka benar (imanrya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka. "(QS Muhammad 47:21).

Saudaraku yang tercinta, berikut ini adalah satu gambaran rill yang terjadi pada
masa Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam antara beliau dan para sahabatnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫َصَب ْحتُم بِِن ْع َمتِ ِو ِإ ْخ َوانًا‬ َ َّ‫ت اللّ ِو َعلَْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْع َداء فَأَل‬
ْ ‫ف بَػْي َن قُػلُوبِ ُك ْم فَأ‬ َ ‫َواذْ ُك ُرواْ نِ ْع َم‬
`Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
berrnusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. "(QS Ali Imran 3:103).

Ibn Katsir dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, "Alur ayat ini berbicara
tentang suku Aus dan Khazraj. Pada masa jahiliyah di antara mereka sering terjadi
peperangan, permusuhan dan kebencian yang berlarut-larut. Karenanya, peperangan


Shahiul Jami , jilid 6 him. 364

http://www.akhirzaman.info/ 49
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan peristiwa di antara mereka menjadi panjang daftarnya. Tatkala Islam datang,
mereka menjadi bersaudara, saling mencintai karena keagungan Allah, saling
berhubungan karena Allah dan saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫َوُكنتُ ْم َعلَ َى َش َفا ُح ْف َرةٍ ّْم َن النَّا ِر فَأَن َق َذ ُكم ّْمْنػ َها‬

`Dan kamu telah berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah menyelamatkan, kamu
daripadanya. "(QS Ali-Imran 3:103).

Muhammad bin Ishaq bin Yasar dan lainnya menyebutkan bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan suku Aus dan Khazraj. Ceritanya, seorang Yahudi berjalan melewati
sekumpulan orang Aus dan Khazraj. Ia tidak suka kondisi mereka yang bersatu dan
berkasih sayang. Maka ia mengutus seseorang yang bersamanya dan menyuruh agar
duduk bersama mereka. Tujuannya untuk mengingatkan tentang peperangan yang
terjadi di antara mereka pada waktu Perang Bu'ats dan peperangan-peperangan
lainnya. Orang itu tidak henti-hentinya mengungkap luka lama, hingga menyulut emosi.
Sebagian dari mereka marah terhadap sebagian yang lain. Mereka saling melompat dan
meneriakkan yel-yel masing-masing. Mereka mencari senjata mereka dan bersepakat
bertemu di Al-Harrah. Berita itu sampai kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Beliau
langsung mendatangi mereka dan menenangkan mereka seraya mengatakan, "Apakah
dengan seruan jahiIyah (kalian bertengkar), sedangkan aku masih berada di tengah-
tengah kalian?!" Lalu beliau membaca ayat ini. Maka mereka menyesali kejadian
tersebut dan berdamai, saling berpelukan dan melemparkan senjata. Semoga Allah
meridhai mereka. Ikrimah menyebutkan, hal itu turun di tengah-tengah mereka, pada
saat mereka berhamburan saling menyerang dalam kasus haditsul ifki (berita dusta).
Wallahu ’Alam.

Perhatikanlah keadaan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sang murabbi


(pendidik) yang khawatir dan sangat terpukul ketika ada yang salah dan pecah di dalam
tubuh umat Islam. Kemudian perhatikanlah waktu perang Ahzab (Khandaq), ketika
beliau mengetahui orang-orang Yahudi berkhianat, merusak perjanjian dan bersekutu
dengan orang-orang Quraisy. Pada waktu yang amat sulit tersebut, kala seluruh dunia
berkonspirasi dan mengepung Madinah (pada musim yang sangat panas), sehingga
kaum mukmin merasakan marabahaya yang sangat besar ...Pada waktu yang seperti
ini justru Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Bergembiralah dengan berita kemenangan." Mengapa? Karena kerusakan,


musibah dan marabahaya itu datang dari luar, yaitu besarnya musuh dan konspirasi
mereka, bukan lemahnya jiwa dan hati umat Islam. Apabila hati telah baik bersama
Rabbnya dan kaum mukmin hidup secara bersih, maka besar kuatnya musuh serta
tipu daya mereka tidak akan membahayakan umat Islam.

http://www.akhirzaman.info/ 50
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Seorang hamba, semakin ia mengutamakan kepentingan pribadinya, berusaha


mengukuhkan pendapatnya, mendahulukan ambisinya untuk memimpin, menoleh
pada apa yang dapat memperindah penampilannya di mata manusia, berupaya
menampakkan kebenaran pendapatnya, keunggulan akal dan kefasihan lisannya, maka
ia semakin jauh dari ikhlas, lebih dekat kepada riya' dan sum 'ah, lebih jauh dari
penyembuhan hatinya, dan dari perhatiannya kepada penyakit-penyakit hati dan
penawarnya. Orang yang mendapat taufiq adalah orang yang jauh dari kepentingan
pribadinya, merendahkan pendapatnya, menjauhkan nafsunya dan kembali kepada
kebenaran bila ia mengetahui bahwa pendapatnya salah. mengutamakan saudara-
saudaranya untuk berbicara dan duduk, tidak memandang dirinya memiliki kedudukan,
sebaliknya memandang setiap muslim adalah lebih baik dari dirinya. Yang selalu
menjadi kesibukani adalah pengawasannya terhadap hatinya dan takut dari
kesombongan dirinya. Dikatakan, yang disebut khusyu' adalah tunduk kepada
kebenaran. Tandanya, ia menerima nasihat dalam hal yang dia tidak disetujui oleh
orang lain dengan penuh kelapangan dan ketundukan." 

Kita dapati dalam muamalah kita dengan saudara kita, keluarga dan teman-teman
kita sesuatu yang sangat mengherankan dan cukup tersebar akibat hawa nafsu dan
jauh dari sikap adil dan inshaf Supaya tidak ada orang yang mengatakan, "Kamu
bersalah" seseorang terus berbicara berbelit-belit, menyerang dan berburuk sangka
kepada yang lain. Bahkai berdusta supaya tidak sampai mengakui kesalahan atau
ucapannya. Lihat betapa lemahnya iman dan minimnya rasa takut kepada Allah.
Bagaimana kondisi kita sampai berani bermaksiat kepada Allah dan merusak hubungan
hanya karena membela nafsu dan kesombongan?!

Kesepuluh: Bila iman sudah benar maka seorang hamba pasti menghadap pada
shalat dan tiang agamanya dengan adab penghambaan di hadapan Allah; khusyu’,
merendah diri dan merasakan seolah-olah betul-betul berdiri di hadapan Allah Yang
Maha Mulia, sehingga hati tidak menoleh kepada yang lain daripada-Nya. Dia terus
mengumpulkan segenap pikiran dan perhatiannya kepada-Nya, berdiri dan berbaris
seperti orang yang meminta perlindungan, miskin, dan susah. Lalu berbisik kepada
Rabh-nya, mengagungkan dan memohon ampunan dari lubuk hati yang paling dalam,
karena menginginkan karunia-Nya, mengharap dan cemas, melimpahkan semua
hajatnya kepada-Nya, menyibukkan diri dengan-Nya, melupakan yang lain daripada-
Nya, dan memalingkan hati dan pandangannya dari dunia. Ia berjuang melawan
nafsunya, sabar dan terus bersabar untuk menguasainya hingga tertunduk hanya
kepada Tuan dan Penciptanya karena dia ingin Tuhan tidak berpaling daripadanya.
Dalam shalat ini dia berpindah-pindah dari satu taman ke taman yang lain, dari
membaca firman Tuhannya yang disertai dengan perenungan beralih kepada
mengagungkan-Nya dengan penyucian, kemudian berdoa dalam sujud, memohon
ampun, dan merninta perlindungan dari segala keburukan.


Abdul Aziz Musthafa, Syarhul Asbabil Asyr

http://www.akhirzaman.info/ 51
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Alangkah agungnya suasana saat itu dan alangkah agungnya apa yang dihadapi
saat itu. Tatkala seorang hamba menghadap Tuhannya dengan segenap hati dan
anggota tubuhnya, mengharapkan rahmat dan memohon kasih sayang-Nya dengan
jiwa yang berdosa, hina, rendah, miskin dan meminta pertolongan.

Karena ia menghadapi fitnah dan cobaaan setiap hari, maka ia memohon kepada
Tuhannya agar melindunginya, menjaga, menetapkan dan menerima dirinya. Dia
memohon agar diberi hidayah, taufiq dan dibuka hatinya. Jika diterima, maka dia
meraih kemenangan dan keuntungan. Namun jika ditolak maka alangkah besar
kerugian dan alangkah pahitnya kesengsaraan. Khusyu' adalah berdirinya hati di
hadapan Tuhannya dengan sikap tunduk dan hina. Ada pula yang mengatakan,
"Khusyu' adalah padamnya api syahwat dan hilangnya asap dada serta bersinarnya
cahaya pengagungan Allah Subhanahu wa Ta'ala "

Dengan khusyu' dan tadabbur (merenung), shalat menjadi penyejuk mata dan
penerang hati dan wajah. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Dan dijadikan kesejukan mataku di dalam shalat."

Dengan shalat manusia terbebas dari setiap petaka, kekejian dan kemunkaran.

‫ْمن َك ِر‬
ُ ‫الص َالةَ تَػْنػ َهى َع ِن الْ َف ْح َشاء َوال‬ َّ ‫َوأَقِ ِم‬
َّ ‫الص َالةَ إِ َّف‬

`Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-


perbuatan) keji dan mungkar. "(QS Al-Ankabut 29:45).

Dengan shalat sejati, seluruh amal menjadi baik dan diterima ole Allah, dan
dengan rusaknya shalat, maka rusaklah seluruh amal. Denga shalat seorang hamba
dapat merasakan manisnya bermunajat, dan naik di tangga ubudiyah. Dengan shalat, ia
mengenal Tuhannya, menikmati munajat merasakan manis dan lezat yang tidak
dirasakan oleh orang-orang yang lalai. Apabila kamu ingin mengetahui kedudukanmu
di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala maka lihatlah kepada kedudukan shalat dalam dirimu
dan seberapa banyak bagianmu daripadanya. Shalat adalah hubungan antara hamba
dan Tuhannya. Ia adalah garis batas antara kufur dan Islam. Ia adalah lima kali dengan
pahala lima puluh kali. Ia adalah ibadah yang diwajibkan dari atas langit ketujuh antara
Allah dengan Muhammad tanpa perantara. Dialah ibadah yang siapa menjaganya maka
terhadap kewajiban lain ia akan lebih mampu menjaga. Barangsiapa yang menyia-
nyiakannya maka ia lebih berani menyia-nyiakan yang lain. Ia adalah perkara yang
diwasiatkan terakhir kali oleh Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada umatnya. Beliau
bersabda,

"Shalat, Shalat dan budak yang menjadi milikmu. "

http://www.akhirzaman.info/ 52
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Beliau bersabda,

`Sesunguhnya apabila seorang hamba berdiri shalat maka ia datang dengan


membawa seluruh dosanya, lalu dia letakkan di atas kepala dan kedua pundaknya maka
setiap kali dia ruku' atau sujud dosa-dosa itu berguguran. "(HR. Tabrani) .
Lalu mengapa kita tidak mengindahkan jiwa shalat dan hakikatnya? Kita
melaksanakannya dengan anggota tubuh kita, tetapi hati kita lalai dan melayang.
Sehingga shalat tidak berpengaruh pada perilaku orang yang shalat. Shalat tidak
mengalirkan hawa panas, kekuatan, kehadiran hati dan perubahannya. Adalah Ali bin
Husen r.a. apabila wudhu, maka wajahnya berubah pucat, lalu ditanyakan kepadanya,
"Apa yang biasa terjadi pada anda di saat wudhu?!" Beliau berkata, "Tahukah kalian di
hadapan siapakah aku hendak berdiri?" 

Hudzaifah r.a. berkata, "Hindarilah oleh kalian khusyu’ nifaq". Ditanyakan


kepadanya, "Apa itu khusyu' nifaq?" Dia menjawab, "Kamu melihat jasadnya khusyu’,
padahal hatinya tidak kbusyu'.

Ibnul Qayyim menyebutkan, khusyu' yang benar itu memiliki tiga tingkatan:

1. Tunduk kepada perintah Allah. Yaitu seorang hamba menerima perintah


Allah dengan merendah diri, tunduk dan patuh dengan menampakkan rasa
kebutuhannya kepada hidayah sebelum melakukannya. Rasa kebutuhannya
kepada pertolongan-Nya ketika melakukannya dengan harapan diterima
setelah melakukannya, serta memohon ketetapan setelah matinya.

2. Mewaspadai penyakit-penyakit hati dan amal. Ia mengantisipasi


kemunculannya dan mengkhawatirkan rusaknya amal karena penyakit-
penyakit hati seperti sombong, ujub, riya , lemah dalam sifat shidq, lemah
dalam keyakinan serta niat yang bercabang-cabang. Ia waspada agar tidak
menisbatkan karunia yang diterimanya kepada manusia, tetapi semua
karunia dinisbatkan kepada Allah.

3. Menjaga dirinya untuk tidak mengungkit-ungkit amal atas Allah, atau


persangkaan bahwa dirinya memiliki hak atas Allah. Ia berupaya keras agar
manusia tidak mengetahui keadaannya bersama Allah tidak membuatnya
ujub, itu dapat menutupi hati, niat dan keadaannya . 


Shahiul Jaini', Jilid I.

Syarhul Asbabil Asyr, hlm. 119


Ibid, him. 112

http://www.akhirzaman.info/ 53
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Khuyu'di tengah-tengah shalat tidak lepas dari khusyu'--nya hati di luar shalat.
Adapun jika seorang itu lalai sepanjang waktu, kemudian ingin khusyu' di dalam shalat
maka ini tidak mungkin dan mustahil , 

Di antara perkara yang dapat membantu khusyu' dalam shalat adalah sebagai
berikut::

1. Memperhatikan wudhu dan menyempurnakannya, menghadirkan rasa


beribadah di dalamnya, menghadirkan hati, dan mencari pahala cucuran air
yang mengalir dari anggota wudhu, karena dosa-dosa berguguran
bersamanya.

2. Cepat-cepat ke masjid,  melakukan shalat sunnah sebelum shalat fardhu,


membaca Al-Qur'an, dzikir dan istighfar, supaya jiwa menjadi tenang,
terputus dari kesibukan dunia dan menghadapi shalat setelah duduk di
masjid. Berbeda dengan orang yang terlambat yang begitu datang dari
urusan dunia langsung memasuki shalat.

3. Berupaya merasakan keagungan Allah di saat takbiratul ihram "Allah Akbar".


Berusaha merenungkan hakikatnya dan menyesuaikan hati dengan apa yang
diucapkan lisannya. Karena Allah lebih besar dari segala sesuatu, maka
hendaklah engkau mengagungkan-Nya janganlah engkau disibukkan oleh
selain-Nya.

4. Merenungkan makna-makna bacaan yang kamu baca di dalam shalat Seperti


ayat-ayat Al-Qur'an, tasbih, doa dan lainnya. Supaya tercipta ketenangan,
pengambilan pelajaran dan hati sibuk dengan makna makna tersebut.

5. Shalatlah seperti orang yang mau berpamitan, yang tidak mengetahui


apakah ia akan shalat lagi sesudahnya atau tidak, karena detik-detik akhir
adalah sangat mahal, terutama shalat terakhir apabila kita aka merasa
berpisah darinya.

6. Peliharalah shalat berjamaah karena ia adalah wajib. Masuk ke dalan barisan


orang yang shalat mengundang rahmat yang mencakup seluruh orang yang
shalat. Mereka itulah kumpulan orang yang beruntung. Siapa saja yang
bergabung dengan mereka tidak akan celaka, karena mereka sedang berada
dalam dzikir yang terbesar terutama shalat Subuh. Sebab, ia adalah shalat
yang dihadiri oleh para malaikat, maka menghadirinya berarti menunjukkan
kejujurannya bersama Allah. Ia rela meninggalkan tempat tidurnya, rasa


Ibid, him. 122

Mendengar adzan dengan khusyu’ , menjawabnya dan berdoa sesudahnya. (-pent).

http://www.akhirzaman.info/ 54
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kantuknya (dan istrinya). Ia bangkit mendatangi panggilan Tuhannya,


berjalan di kegelapan malam (menembus hawa dingin yang menusuk tulang
- pent), guna mendatangi masjid. Berbeda dengan orang munafiq yang
merasa berat melakukannya.

Itulah shalat yang banyak dilalaikan kaum muslimin. Demi Allah ini adalah
musibah, benar-benar musibah! Ia tidak menegakkan shalat kecuali kalau
mau mengerjakannya. Bagaimana orang yang seperti ini mengharapkan
kebaikan dan kelezatan dalam shalatnya. Apakah ia ingin agar shalatnya
menyucikannya dari perbuatan keji dan mungkar sementara kondisinya
seperti ini?

7. Setelah selesai shalat harus melakukan evaluasi, apakah telah berhasil


khuysu' di dalamnya atau tidak? Apabila belum berhasil karena lalai maka
harus menyalahkan dirinya dan menyesalinya. Dia harus berbela sungkawa
atas kerugian yang melebihi kerugian harta.

8. Jagalah shalat-shalat sunnah, rawatib dan yang bukan rawatib, karena


shalat-shalat sunnah itu menutupi kekurangan yang terjadi di dalam shalat
fardhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa melakukan satu shalat yang ia tidak menyempurnakannya maka


ditambahkanlah kepadanya dari shalat-shalat sunnahnya hingga sempurna.
"(HR. Thabrani).

Ibnul Jauzi berkata, "Seyogyanya orang yang shalat itu menghadirkan hatinya
dalam segala sesuatu dari shalatnya. Apabila ia mendengar panggilan muadzin maka
hendaklah panggilan itu menggambarkan hari Kiamat dan bergegas menjawabnya.
Hendaklah ia memperhatikan dengan apa ia menjawab, dengan badan bagaimana ia
harus hadir. Hendaklah mengingat cacatnya yang tersembunyi dan dosa-dosa rahasia
yang tidak diketahui manusia, kecuali oleh Penciptanya. Hendaklah ia berupaya
menghapusnya dengan penyesalan, takut dan malu. Apabila ia menghadap kiblat
dengan wajahnya, maka menghadapkan hatinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
adalah lebih utama.

Apabila engkau bertakbir wahai orang yang shalat, janganlah hatimu


mendustakan lisanmu. Jika di dalam hatimu ada yang lebih besar dari Alla. maka
engkau telah berdusta. Waspadailah jika hawa nafsu lebih besar daripada Allah dengan
bukti kamu lebih mengutamakan menyetujui nafsu daripada ketaatan kepada Allah.


Shahihul Jami', jilid 5,6 him. 314

http://www.akhirzaman.info/ 55
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Apabila lisanmu meminta perlindungan (isti'adzah) maka sesungguhnya isti'adzah


itu meminta perlindungan kepada Allah. Apabila hatimu tidak berlindung kepada Allah,
itu berarti ucapanmu tidak ada manfaatnya.

Hadirkanlah upaya pemahaman dengan hatimu ketika kamu mengucapkan,


( ‫ ) احلد هلل رب العلمنب‬Hadirkan kasih sayang-Nya ketika kamu mengucapkan
(‫)الرمحن الرحبم‬. Hadirkan keagungan-Nya ketika kamu mengucapkan,(‫)مالك بوم الد ين‬.

Hadirkan pada waktu sujudmu tawadhu', daripada waktu sujudmu hina dan
rendah diri. Karena engkau telah menempatkan dirimu tepat pada kedudukannya dan
kamu telah mengembalikan badan kepada asalnya, sebab kamu dicipta dari tanah.

Ketahuilah, shalat dengan syarat-syarat ini adalah faktor pembersih hati dari
kotoran, karatan dan sebab meraih cahaya di dalam hati, yang karenanya keagungan
Yang Maha Disembah terlihat jelas dan rahasia-rahasia-Nya dapat diketahui. Hal ini
tidak akan dipahami kecuali oleh orang-orang yang alim. Adapun orang yang
menegakkan gambar shalat tanpa maknanya, maka dia tidak akan memahami hal ini
sama sekali, bahkan bisa jadi mengingkarinya .

Kesebelas: Bila iman sudah benar maka seorang hamba akan mengagungkan
Tuhannya dan ber-muamalah dengan-Nya seperti muamalahnya orang yang jujur, takut
dan malu. Ia mengagungkan perintah dan larangan-Nya, menyaksikan karunia-karunia-
Nya atas dirinya dan ia selalu karena Allah bukan karena dirinya sendiri. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ ‫` )وـ بِ ُكم ِمن نِ ْعم ِ ِ فَ ِمن‬Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(‫اهلل‬ َ َ ْ ََ
(datangnja) " (QS An-Nahl 16:53).

Dialah Yang Maha Agung, tidak ada yang lebih agung daripada-Nya. Yang Maha
Besar, tidak ada yang menandingi-Nya. Maha Alim Yang Mengetahui segala suara.
Maha Melihat, tidak ada satupun yang terserbunyi dari pandangan-Nya, di langit
maupun di bumi.

Ibnul Qayyim berkata, "Dia mengatur urusan kerajaan, memerintah dan


melarang, mencipta dan memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, memutuskan
dan melaksanakan, memuliakan dan menghinakan, membalikan siang dan malam dan
menjalankan hari-hari di antara manusia."

Para utusan yang terdiri dari para malaikat ada yang naik kepada-Nya dengan
membawa urusan dan ada yang turun dari sisi-Nya. Perintah-perintah-Nya terus


Syarhrul Asbabil Asyr, hlm. 124, secara ringkas.

http://www.akhirzaman.info/ 56
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

berdatangan seiring dengan pergantian malam dan siang. Semua pasti terlaksana
dengan kehendak dan keinginan-Nya. Dia mendengar gemuruhnya suara dengan
berbagai macam bahasa dan dalam berbagai macam hajat. Ia tidak disibukkan oleh satu
pendengaran dari pendengaran yang lain. Tidak kalah karena banyaknya permintaan,
tidak bosan dengan seringnya orang-orang yang berdoa dengan berbagai keperluan.
Pandangan-Nya meliputi segenap obyek yang dilihat. Dia melihat merayapnya semut
hitam di atas batu hitam di tengah malam yang kelam. Ghaib bagi-Nya adalah syahadah
(nyata) dan rahasia bagi-Nya adalah sangat terang. Dia mengetahui yang samar dan
yang terang. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ٍ ‫ض ُك َّل يػوٍـ ُىو فِي َشأ‬ ِ َّ ‫يسأَلُوُ من فِي‬


‫ْف‬ َ ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َو ْاألَ ْر‬ َ َْ
"Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu
Dia dalam kesibukan. "(QS Ar-Rahman 55:29).

Dia mengampuni dosa, menghilangkan susah, mengangkat bencana, menutup


luka, memakaikan baju pada yang telanjang, menyembuhkan yang sakit,
menyelamatkan yang kena bencana, menerima yang taubat, membalas yang baik,
menolong yang teraniaya, mematahkan punggung yang sombong, memaafkan
kesalahan, menutup aib, mengamankan perasaan dari ketakutan, mengangkat derajat
satu kaum dan merendahkan kaum yang lain. Ia tidak tidur dan tidak layak untuk tidur.
Hijab-Nya adalah cahaya seandainya dibuka tabir-Nya, niscaya pancaran sinar wajah-
Nya akan membakar sepanjang mata-Nya memandang dari makhluk-Nya. Tangan
kanan-Nya penuh tidak berhenti memberi nafkah, sepanjang siang dan malam. Hati
hamba dan ubun-ubunnya ada ditangan-Nya, kendali urusan terikat dengan putusan
dan takdir-Nya. Ia menggenggam langit, semuanya dengan tangan kanan-Nya dan bumi
dengan tangan yang lain, kemudian Dia menggoncangkannya dan berkata, "Akulah
Raja, manakah orang-orang yang kuat? Manakah orang-orang yang sombong?"

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

ِ َّ ‫ضتُوُ يَػ ْوَـ ال ِْقَي َام ِ ِ َو‬ ِ


ُ‫ات بَِي ِمينِو ُسْب َحانَو‬
ٌ َّ‫ات َمطْ ِوي‬
ُ ‫ماو‬
َ ‫الس‬ َ ‫ض َج ِم ًيعا قَػْب‬
ُ ‫َوَما قَ َد ُروا اللَّ َو َح َّق قَ ْد ِره َو ْاأل َْر‬
‫َوتَػ َعالَى َع َّما يُ ْش ِرُكو َف‬

`Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya,


padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung
dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan. "(QS Az-Zumar 39:67).

Dia tidak menganggap besar suatu dosa untuk diampuni, dan tidak ada hajat
yang diminta yang sulit untuk dikabulkan. Seandainya seluruh penghuni langit dan
bumi, manusia dan jin, yang hidup maupun yang sudah mati, yang basah dan yang

http://www.akhirzaman.info/ 57
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kering berkumpul di satu lapangan lalu mereka meminta dan Dia memberi kepada
masing-masing apa yang mereka minta niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Nya
sedikitpun, meskipun seberat satu butir debu. Seandainya pohon-pohon seluruhnya
menjadi pena dan lautan seluruhnya menjadi tintanya ditambah dengan tujuh
samudera lagi kemudian ditulis dengan pena dan tinta tersebut, niscaya pena dan tinta
itu akan habis sementara kalimat-kalimat Allah itu tidak akan pernah habis.

Alangkah agungnya Allah dan alangkah agung kerajaan-Nya. Alangkah perlunya


hati untuk mengingat-ingat Allah, keagungan, kekuasaan dan nikmat-nikmat-Nya yang
tersebar di alam atau dalam diri manusia sendiri. Alangkah fakirnya hati untuk terus
mengingat-ingat nama-nama Allah dan merenungkan sifat-sifat-Nya guna mengabdi
kepada-Nya sesuai dengan konsekuensi-konsekuensinya.

Apabila cahaya nama-nama dan sifat-sifat Allah telah menyinari hati maka
reduplah semua bala; syahwat, syubhat dan musibah. Hati akan tertambat kepada Allah
dengan penuh cinta, takut, dan harap. Bila seorang hamba mengingat Allah dengan
hati dan lisan seraya mengagungkan-Nya maka dunia dan segala perhiasannya menjadi
kecil. Problematika dunia dan kesusahannya menjadi ringan. Ia tak lagi mengharapkan
para makhluk. Dia menghadap kepada Tuhannya dalam keadaan bergembira dengan
ibadah, bahagia dan menikmatinya. Hatinya penuh dengan senyum sebelum ibadah, di
saat ibadah dan sesudahnya. Bila seorang hamba mengagungkan Tuhannya maka ia
dianugerahi syukur di saat nikmat, ridha, sabar dan mengharap pahala di saat fakir,
sakit dan musibah. Bila diberi bersyukur, bila diuji bersabar dan bila berdosa
beristighfar.

Sesuai dengan kadar pengagungan hamba kepada Tuhannya dan pancaran


cahaya iman di hatinya maka keluarlah amal, ucapan dan niatnya. Orang yang
mendapat taufiq adalah orang yang lidah dan hatinya tidak memandang kepada amal
dan dirinya sendiri. Bahkan dia merasa malu terhadap Tuhannya karena amal-amalnya.
Memandang dengan mata hati kepada karunia Allah dan kebaikan-Nya, dan bahwa
semua nikmat yang ada padanya adalah berasal dari Allah. Lalu bagaimana mungkin ia
kagum dengan dirinya?! Seorang penyair berkata:

“Apabila syukurku pada nikmat Allah adalah nikmat untukku, yang mana nikmat
sepertinya wajib di syukuri,
lalu bagaimana aku sepanjang masa menjalankan sebagian hak-Nya meskipun
panjang masanya dan terus bersambung usia. "

Orang yang mengagungkan Tuhannya ketika melihat kepada duni; dia berada di
dalamnya antara fitnah, ketakutan dan rayuan. Ia tidak merasa aman terhadap dirinya,
karena hawa nafsu dan setan. Maka hatinya membutuhkan Tuhannya agar


Al-Walibush Shayyih, hlm. 134

http://www.akhirzaman.info/ 58
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

memantapkannya, menolongnya, membaguskan akhir hidupnya dan mencabut


nyawanya tanpa terkena fitnah. Dia melihat dengan mata hatinya apa yang
menghadang di depannya dari peristiwa-peristiwa besar yang dahsyat. Maka ketika dia
masuk ke alam kubur adakalanya ia merasa berada dalam satu taman dari taman-taman
Surga, atau satu jurang dari jurang-jurang Neraka. Kemudian dia memasuki hari
peradilan yang terbesar, hari Mahsyar, hari kebangkitan, hari kepedihan hari di mana
semua orang yang menyusui melupakan anaknya, hari ditampakkannya kesalahan-
kesalahan.

َّ ‫ت ِمن ُس َوٍء تَػ َو ُّد ل َْو أ‬


‫َف بَػْيػَنػ َها َوبَػْيػَنوُ أ ََم ًدا‬ ْ َ‫ض ًرا َوَما َع ِمل‬ َ ‫ت ِم ْن َخْي ٍر ُّم ْح‬ ٍ ‫يَػ ْوَـ تَ ِج ُد ُك ُّل نَػ ْف‬
ْ َ‫س َّما َع ِمل‬
‫وؼ بِال ِْعَب ِاد‬
ُ ‫بَِعي ًدا َويُ َح ّْذ ُرُك ُم ال ّلوُ نَػ ْف َسوُ َوال ّلوُ َرُؤ‬

`Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya),
begitu juga kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya, antara ia dengan
hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.
Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.’ (QS Ali Imran 3:30).

ِ َ‫فَما لَوُ ِمن قُػ َّوةٍوَال ن‬


‫اص ٍر‬ َ َ
'Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula)
seorang penolong. "(QS Ath-Thariq 86:10).

Hari yang penuh dengan ketakutan dan kepiluan, hari malapetaka besar. Hari
suatu tiupan yang memekakkan telinga, hari kegoncangan. Hari Kiamat. Hari di mana
yang Maha Mengetahui bertanya kepada orang-orang yang jujur tentang kejujuran
mereka. Bagaimana dengan orang-orang yang lalai dan menyia-nyiakan hidupnya?! Hari
di mana Allah datang untuk memutuskan perkara di antara para hamba. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫۝‬ ُ‫يع يُطَاع‬ ٍ ‫ين ِم ْن َح ِم‬


ٍ ‫يم َوالَ َش ِف‬ ِِ ِ
َ ‫ َما للظَّالم‬،‫ين‬
ِِ ِ ‫َنذرُىم يػوـ اْخآَ ِزفَ ِ ِ إِ ِذ الْ ُقلُوب لَ َدى ال‬
َ ‫ْحَناج ِر َكاظم‬ َ ُ
ِ
َ ْ َ ْ ْ ‫َوأ‬
‫ور‬ ُّ ‫يَػ ْعلَ ُم َخاَِِن َ ِ اْألَ ْعُي ِن َوَما تُ ْخ ِفي‬
ُ ‫الص ُد‬
`Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati
(menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang
zhalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafa’at yang diterima syafa'atnya. Dia mengetahui (pandangan) mata yang
khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. "(QS Ghafir 40:18-19).

http://www.akhirzaman.info/ 59
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Bila iman sudah benar, maka seorang hamba akan mengagungkan Tuhannya
dengan mewujudkan Tauhid, menanggalkan semua syirik yang besar dan yang kecil,
membersihkan diri dari bid'ah dan maksiat yang besar dan yang kecil. Hal ini menuntut
seorang hamba untuk menghindari setiap apa yang merusak amalnya atau
menguranginya. Yaitu dengan cara ber-ittiha' (mengikut Rasul ) dan tidak ibtida'
(melakukan bid'ah-bid'ah), mentaati dan tidak menyalahi, menerima dan tunduk patuh,
tidak ada keberatan sedikitpun di hati terhadap perintah dan larangan Allah. Allah
beifirman:

‫ت‬ َ َ‫يما َش َج َر بَػْيػَنػ ُه ْم ثُ َّم الَ يَ ِج ُدواْ فِي أَن ُف ِس ِه ْم َح َر ًجا ّْم َّما ق‬
َ ‫ضْي‬ ِ َ ‫ك الَ يػ ْؤِمنُو َف حتَّى يح ّْكم‬
َ ‫وؾ ف‬ ُ َُ َ َ ُ َ ّْ‫فَالَ َوَرب‬
ِ
ً ‫َويُ َسلّْ ُمواْ تَ ْسل‬
‫يما‬

`Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman, hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya. "(QS An-Nisa' 4: 65).

Keduahelas: Bila iman telah benar maka hati akan tertambat dengan Surga,
pandangannya akan tergembala di dalam Surga, berada di antara istana-istananya,
bidadarinya, pelayan-pelayannya, sungai-sungainya, dan buah-buahannya. Betapa
agungnya kenikmatan dalam Surga dan kenikmatan melihat wajah Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Segala sesuatu di dunia ini yang menarik hatinya karena keagungan keindahan
dan kesempurnaannya, yang membuat kamu terperangah dan mata terbelalak karena
terpesona. Namun ketahuilah bahwa di Surga lebih agung, lebih indah dan lebih
sempurna.

Ibnul Qayyim di dalam kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrakh, mengatakan,
"Sesungguhnya akan nampak tipuan keji dalam jual beli ini pada hari Kiamat. Yaitu bila
orang-orang yang bertakwa dikumpulkan kepada Allah Yang Maha Rahman, dan orang -
orang yang jahat digiring ke Neraka Jahannam. Sang penyeru berseru di hadapan
seluruh makhluk, agar ahli mawqif (penduduk Mahsyar) mengetahui siapakah yang
lebih berhak mendapatkan kemuliaan ini di antara para hamba.

Seandainya seorang yang tidak ikut rombongan (orang yang bertakwa) ini
berprasangka tentang apa yang disiapkan Allah untuk mereka dari kemuliaan, apa yang
disimpan untuk mereka dari karunia dan kenikmatan serta apa yang disembunyikan
untuk mereka dari kesenangan-kesenangan yang belum pernah dipandang oleh mata,
belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam pikiran manusia,
niscaya dia mengetahui barang dagangan apa yang ia sia-siakan. Dia akan mengetahui
bahwa dia tidak memiliki kebaikan dalam hidupnya serta tergolong benda yang tak
berharga.

http://www.akhirzaman.info/ 60
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dia mengetahui bahwa kaum (muttaqin) ini telah memiliki kerajaan luas yang
tidak mengalami kerusakan dan kebinasaan. Mereka telah meraup keuntungan dan
kemenangan, berada dalam lindungan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Mereka
berada di taman-taman Surga bergelimang nikmat. Di atas dipan-dipan mereka
merasakan kelezatan. Dengan berbagai macam buah-buahan mereka bersenang-
senang."

ِ ٍ ‫وؼ َعلَْي ِه ْم ِولْ َدا ٌف ُّم َخلَّ ُدو َف ۝ بِأَ ْك َو‬


َ ‫اب َوأَبَا ِر‬
‫َّعو َف َعْنػ َها َوَال‬ ُ ‫صد‬َ ُ‫ْس ّْمن َّمعي ٍن ۝ َال ي‬ٍ ‫يق َوَكأ‬ ُ ُ‫يَط‬
ِ َ‫ين ۝ َكأ َْمث‬
‫اؿ اللُّ ْؤلُ ِؤ‬ ِ ‫ين ِزفُو َف ۝ وفَاكِه ٍ ِ ّْم َّما يػت َخَّيػرو َف ۝ ولَح ِم طَي ٍر ّْم َّما ي ْشتػهو َف ۝ وح‬
ٌ ‫ور ع‬
ٌ َُ َُ َ ْ ْ َ ُ ََ َ َ ُ
‫وف ۝ َج َزاء بِ َما َكانُوا يَػ ْع َملُو َف‬ ِ ُ‫الْم ْكن‬
َ
`Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas,
cerek dan sloki (piala,) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak
pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,
dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-
bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa
yang telah mereka kerjakan. "(QS Al-Waqi'ah 56:17-24).

‫األ ْعيُ ُن َوأَنتُ ْم ِف َيها‬


َ ْ ‫س َوتَػلَ ُّذ‬ ِِ ِ ٍ ٍ ٍ ِ ِ ِ ُ َ‫يط‬
ُ ‫اؼ َعلَْيهم بص َحاؼ ّْمن ذَ َىب َوأَ ْك َواب َوف َيها َما تَ ْشَتهيو ْاألَن ُف‬ ُ
‫َخالِ ُدو َف‬

`Diedarkan kepada mereka piring- piring dari emas, dan piala-piala. Dan di dalam
Surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan
kamu kekal di dalamnya. "(QS Az-Zukhruf 43:71).

Sungguh mengherankan, bagaimana pencintanya terlelap tidur? Bagaimana


peminangnya tidak memberikan maharnya? Dan bagaimana bisa merasa betah hidup di
dunia ini setelah mendengarkan kabar beritanya?! Bagaimana orang yang merindukan
Surga dapat merasa tenang tanpa memeluk bidadarinya? Bagaimana mungkin dapat
merasakan keindahan hidup tanpa mereka? Bagaimana bisa sabar jiwa orang-orang yang
yakin? Bagaimana hati kebanyakan manusia bisa berpaling daripadanya? Lalu dengan
apakah jiwa orang-orang yang berpaling itu mendapatkan gantinya?!

Sungguh ajaib, orang yang bodoh tampil dalam rupa orang yang santun. Dia
mengutamakan bagian yang fana dan hina di atas bagian yang baqa dan berharga. Dia
menukar Surga yang luasnya meliputi langit dan bumi dengan penjara sempit yang

http://www.akhirzaman.info/ 61
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

penuh orang-orang lumpuh dan berpenyakit. Istana-istana indah di Surga yang mengalir
air sungai dari bawahnya ditukar dengan gubuk-gubuk sempit yang berakhir dengan
kehancuran dan kerusakan. Bidadari cantik, perawan dan usianya sebaya yang mereka
itu bagaikan permata yaqut dan marjan ditukar dengan wanita wanita kotor dan buruk
perangai, berbuat zina dan berselingkuh. Memandang wajah Allah yang Maha Mulia dan
Penyayang ditukar dengan memandang kepada wajah yang buruk dan tercela.
Mendengar sapaan dan ucapan Allah Yang Maha Rahman ditukar dengan mendengar
musik dan lagu. Duduk di atas mimibar yang terbuat dari mutiara lu'lu; yaqut, zabarjad
ditukar dengan duduk bersama orang-orang fasik dan atau yang membangkang. Sang
penyeru akan berseru, "Hai ahli Surga, sesungguhnya kalian bebas menikmati maka
kalian tidak merasa susah. Kalian hidup abadi maka kalian tidak akan mati. Kalian bebas
tinggal menetap maka kalian tidak akan pergi. Kalian selaku remaja maka kalian tidak
akan menjadi tua."

Seorang mukmin ketika jiwanya menginginkan wanita dan rupa elok, apakah ingat
kepada bidadari Surga, yang apabila salah seorang bidadari itu muncul di dunia, niscaya
seluruh ruang antara langit dan bumi akan dipenuhi oleh aromanya, dan separuhnya saja
lebih baik dari dunia dan seisinya? Apabila kita melihat gedung-gedung dunia yang
megah apakah kita ingat istana ahli Surga yang paling rendah kedudukannya yaitu orang
yang diberi seperti dunia dan sepuluh kali lipatnya?

Ibnul Qayyim dalam Qasidah mimiyyah-nya mengatakan,

`Apabila dunia seluruhnya terasa sempit bagimu, dan kamu tidak memiliki rumah
yang dapat dikenali maka datanglah ke Surga Aden.
Karena ia adalah istana-istanamu yang pertama dan di dalamnya ada perkemahan.
Datanglah ke taman-tamannya, kemah-kemahnya.
Datanglah kepada kehidupan Surgawi yang tidak membosankan.
Datanglah ke Yaumil Mazid (hari tambahan nikmat).
Karena ia adalah waktu yang dijanjikan untuk Para pecinta (Allah) di saat mereka
dimuliakan.
Datanglah ke sebuah lembah yang harum mewangi, karena disana ada mimbar-
mimbar cahaya bagi orang-orang yang dimuliakan.
Di sekitarnya ada bangku-bangku dari tumpukan misik, anugerah ini bagi orang
yang di bawah kelas mereka.
Di sana mereka melihat Ar-Rahman yang sangat agung.
Keagungan-Nya bagaikan melihat purnama yang sempurna jelas tanpa diperkirakan.
Atau bagaikan mentari cerah, tanpa ada awan di ufuknya dan tanpa ada mendung
yang menghalanginya.


Hadil Anvah, hlm.11

http://www.akhirzaman.info/ 62
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ketika mereka berada dalam kehidupan dan kegembiraan mereka, rizki-rizki mereka
mengalir dan dikucurkan.
Tiba-tiba Tuhan mereka dari atas mereka berkata kepada mereka, "Salam sejahtera
atas kalian, berbahagialah kalian dan nikmatilah. "
Demi Allah tidak ada udzur bagi seorang yang beriman kepada ini, lalu tidak
berusaha untuknya dan tidak beramal.
Beramallah, tebusanmu adalah dirimu.
Dirimu adalah harga yang harus dibayarkan di saat kamu masuk Islam. Sungguh,
tidak akan mendapatkan rahmat jiwa yang hina dan tidak akan beruntung hamba
yang asyik dengan pengangguran.
Tinggalkan kemalasan, tanyakanlah sesuatu tentang Surga di taman ilmu. Di taman-
taman Surga kebenaran akan tersenyum.
Demi Allah alangkah tentramnya hidup di antara tenda-tendanya dan taman-
tamannya.
Di taman itu bibirpun tersenyum simpul.
Demi Allah alangkah bahagianya Para kekasih tatkala di atas mereka Dia berbicara
kepada mereka dan berucap salam.
Demi Allah, betapa cantiknya bidadani, bila ia tersenyum memancarlah cahaya yang
lebih agung dari cahaya fajar.
Duhai alangkah lezatnya pemandangan, manakala dia datang menghadap. Alangkah
lezatnya pendengaran, manakala dia berbicara.
Duhai pemalunya leher segar bila tertunduk, duhai pemalunya dua fajar tatkala
tersenyum.
Wahai peminang bidadani cantik, bila engkau minta maka ini adalah waktu mahar
yang harus dibayar terlehih dulu.

Ketigabelas: Bila iman telah benar maka seorang mukmin akan merenungkan
kitab Tuhannya dan menempatkannya pada kedudukan agung yang layak untuknya. Ia
merasakan keagungannya, merenungkan keajaiban dan batasan-batasannya,
merasakan manisnya, menyembah Allah dengan mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an,
hafalan, tafsir dan maksudnya.

Hasan bin Ali r.a. berkata, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian


memandang Al-Qur'an adalah surat dari Tuhan mereka, maka mereka merenungkannya
di malam hari dan memeriksanya di siang hari."

Sesungguhnya Dia adalah sesuatu yang sangat agung, Allah Yang Maha Agung
Maha Tinggi, pemilik segala kerajaan yang mengistimewakan kita dengan ucapan dan
pembicaraan-Nya dan mengistimewakan kita dengan berbicara dan bermunajat
kepada-Nya. Ibnu Shalah berkata, "Membaca Al-Qur'an adalah satu karomah yang
dengannya Allah memuliakan manusia." Ditambah lagi, Ibnul Qayyim berkata, "Tidak
ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba dalam kehidupannya di dunia
dan di Akhirat dan lebih mendekatkan kepada keselamatannya, selain dari
merenungkan Al-Qur'an serta menyatukan pikiran untuk memahami makna ayat-

http://www.akhirzaman.info/ 63
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ayatnya karena ayat-ayat Al-Qur'an itu mengenalkan hamba kepada rambu-rambu


keburukan dan kebaikan secara sempurna serta nasib akhir bagi pengikut keduanya.
Karena Al-Qur'an memberikan kunci-kunci gudang kebahagiaan dan ilmu-ilmu yang
bermanfaat serta menetapkan pilar-pilar keimanan di dalam hatinya. Karena Al-Qur'an
memperlihatkan gambar dunia, Akhirat, Surga dan Neraka kepada hatinya,
menghadirkannya di tengah-tengah umat dan memperlihatkan putusan-putusan Allah
terhadap mereka. Karena Al-Qur'an menunjukkan tempat-tempat pelajaran,
menunjukkan keadilan Allah, karunia dan jalan-Nya yang mengantarkan kepada-Nya
dan segala apa yang disediakan untuk orang-orang yang menitinya setelah sampai
kepada-Nya. Dan karena Al-Qur'an mengenalkan para pembegal dan penyakit-
penyakitnya, jiwa dan sifat-sifatnya serta perusak amal dan pelurus-pelurusnya." 

Sesungguhnya perenungan Al-Qur'an itu mengobati penyakit-penyakit hati,


membersihkannya dari kotoran-kotorannya, menjawab syubhat-syubhat (keragu-
raguan), menolak bisikan-bisikan jahat dan memadamkan api syahwat. Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman,

ِ ِ ‫الص ُدوِر و ُى ًدى ور ْحم ٌِ لّْل‬ ِ ِ ِ


‫ين‬
َ ‫ْم ْؤمن‬
ُ َ ََ َ ُّ ‫َّاس قَ ْد َجاءتْ ُكم َّم ْوعظَ ٌِ ّْمن َّربّْ ُك ْم َوش َفاء لّْ َما في‬
ُ ‫يَا أَيُّػ َها الن‬
'
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman. "(QS Yunus 12:57).

ٍ ُ‫“ )أَفَالَ ي تَ َد بَّرو َن القرءان أم على قُ ل‬Maka apakah mereka


Al-Qurthubi mengatakan ayat, (‫وب أقفاله‬ ُ َ
'
tidak memperhatikan Al-Qur an ataukah hati mereka terkunci?" (QS Muhammad 47:24)
menunjukkan tentang wajibnya merenungkan Al-Qur'an guna mengetahui maknanya.

Sesungguhnya berkah Al-Qur'an tersimpan di dalamnya seperti gudang. Tidak ada


yang dapat mengeluarkannya kecuali orang-orang yang merenungkannya; tidak ada
yang merasakan manisnya, kecuali orang yang mengagungkan firman Tuhannya. Lalu
menempatkannya di dalam hatinya secara ikhlash, khusyu’, mengamalkan, dan
mengingat-ingat nilai serta kedudukannya yang agung. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman,

ِ ‫ار ٌؾ لَّْي َّدبَّػروا آيَاتِِو َولَِيَت َذ َّكر أ ُْولُوا ْاألَلَْب‬


‫اب‬ َ ‫َنزلَْناهُ إِلَْي‬
َ ‫ك ُمَب‬ َ ‫اب أ‬
ِ
ٌ ‫كَت‬
َ ُ
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai pikiran. "(QS Shaad 38:29)


Syarhul Asbabil Asyr, Abdul Aziz Musthafa

http://www.akhirzaman.info/ 64
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Nabi Subhanahu wa Ta'ala pernah shalat dengan mengulang-ulang satu ayat,

‫يم‬ ِ ‫َنت الْع ِزيز ال‬


ُ ‫ْحك‬
َ ُ َ َ ‫كأ‬ َ َّ‫إِف تػُ َع ّْذبْػ ُه ْم فَِإنَّػ ُه ْم ِعَبادُ َؾ َوإِف تَػغْ ِف ْر ل َُه ْم فَِإن‬
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamha
Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha B.ijaksana. "(QS Al-Maidah 5:118).

Bisyr As-Sirri berkata,"Sesungguhnya ayat itu seperti sebutir kurma: Semakin


kamu kunyah maka semakin kamu merasakan manisnya. Barangsiapa menemani Al-
Qur'an dengan baik maka Al-Qur'anpun akan menemaninya dengan baik pula hingga
mengantarkannya ke tingkatan Surga paling tinggi.

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Akan dikatakan kepada ahli Al-Qur'an, Bacalah dan naiklah dan bacalah dengan
tartil sebagaimana engkau membacanya secara tartil di dunia, sesungguhnya
kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca. " (HR. Abu Daud dan Tirmidzi,
dia berkata, hadits hasan shahih).

Sesuai dengan kadar keagungan firman Allah, perintah dan larangan Nya di
hatimu, maka sesuai dengan kadar itu kamu akan mendapatkan kemuliaan di sisi
Allah. Ibnu Mas'ud berkata, "Seyogyanya pembawa Al-Qur'an itu dapat dikenali di
malam harinya, ketika manusia sedang tidur. Di siang harinya, ketika manusia sedang
makan. Dikenali dengan keprihatinannya, ketika manusia sedang bergembira. Dikenali
dengan tangisnya, ketika manusia sedang tertawa. Dan dikenali dengan diamnya ketika
manusia sedang menyombongkan diri."

Dengarlah wahai pemilik iman, arahan Ibnul Qayyim, seorang alim rabbani, jika
kamu ingin mengambil manfaat dari Al-Qur'an. Dia berkata: "Apabila kamu hendak
mengambil manfaat dari Al-Qur'an maka satukan hatimu ketika membaca dan
mendengarnya. Kerahkan pendengaranmu. Hadirlah seperti orang yang diajak bicara
di hadapan orang yang berbicara: Karena ia adalah pembicaraan dari Allah untukmu
melalui lisan Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Pada tangga Surga sesuai dengan kadar hafalanmu dari Al-Qur'an."

Syarhul Ashabil Asyr, hlm. 22

http://www.akhirzaman.info/ 65
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

‫الس ْم َع َو ُى َو َش ِهي ٌد‬


َّ ‫ْب أ َْو أَلْ َقى‬ ِ ِ َ ِ‫إِ َّف فِي َذل‬
ٌ ‫ك لَذ ْك َرى ل َمن َكا َف لَوُ قَػل‬
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya. "(QS Qaaf 50:37).

Bila telah ada muatstsir (yang mempengaruhi) yaitu Al-Qur'an; tempat yang siap
yaitu hati yang hidup, dan terpenuhi syaratnya yaitu ishgha' (mendengarkan dengan
seksama) serta dada yang menghalangi yaitu sibuknya hati dan kelalaiannya dari
makna pembicaraan, maka terwujudlah atsar (pengaruh) yaitu mengambil manfaat
dan pelajaran."

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Sesungguhnya dengan Al-Qur'an ini Allah mengangkat derajat beberapa kaum dan
merendahkan (beberapa kaum) yang lain. "(HR. Muslim).

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya.


"(HR. Bukhari).

Hai orang mukmin, engkau harus beradab dan berhias dengan adab Al-Qur'an. Di
antaranya adalah ikhlas dalam membaca dan menghadirkan kesadaran bahwa engkau
sedang bercengkerama dengan Allah, membersihkan gigi dengan siwak. Membaca
dalam keadaan suci. Tempat membaca harus suci. Duduk menghadap kiblat dengan
khusyu', tenang dan baik. Ber-isti’adzah (memohon perlindungan) kepada Allah dari
setan yang terkutuk. Menjaga bacaan basmalah. Mengumpulkan semangat untuk
tenang, merenung dan menghadirkan rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla. Dari Jabir,
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya di antara orang yang paling bagus suaranya dengan Al-Qur'an


adalah orang yang apabila engkau mendengarnya membaca, engkau menduga bahwa dia
sedang takut kepada Allah. "(HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani).

Para ulama telah ijma' (sepakat) tentang anjuran membaca Al-Qur'an secara tartil,
berdasarkan firman Allah: (‫` )ورتل القرءاف‬Dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil" (QS Al-
Muzzammil 73:4).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

'Sesungguhnya Allah memiliki 'keluarga' dari manusia. Dikatakan, 'Siapakah mereka


wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, Ahlul Qur'an itulah ahlullah (keluarganya Allah) dan
orang-orang pilihan-Nya. "(HR. Ibnu Majah dan Ahmad, dishahihkan Al-Albani).

http://www.akhirzaman.info/ 66
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Sebaik-baik manusia dalam membaca (Al-Qur'an) adalah orang yang apabila dia
membaca kamu lihat dia takut kepada Allah." (HR. Baihaqi dan Khatib Al-Baghdadi,
dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Jami’) . 

Keempatbelas: Bila iman telah benar, maka seorang mukmin akan ridha dengan
keputusan dan takdir Allah. Dia meyakini bahwa apa yang menimpanya tidak akan
meleset darinya. Dan apa yang meleset darinya tidak akan mengenainya. Allah Azza wa
Jalla berfirman,

‫إِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقَناهُ بَِق َد ٍر‬

“Sesungguhnya Kami menciptakan setiap sesuatu menurut ukuran." (QS Al-Qamar


54:49).

‫َوَمن يُػ ْؤِمنبِاللَّ ِو يَػ ْه ِد قَػلَْب ُو‬

Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk
kepada hatinya" (QS At-Taghaabun 64:11).

Alqomah berkata, "Ia adalah seseorang yang terkena musibah dan dia mengetahui
bahwa musibah itu dari sisi Allah, maka ia rela dan pasrah."

Bila hal ini diyakini, seorang hamba akan memahami bahwa pilihan Allah untuknya
adalah lebih bermanfaat daripada pilihannya sendiri untuk dirinya. Maka ia bisa
menghadapi kehidupannya dengan ridha dan tenang. Ia mencari pahala dengan
bersabar atas cobaan yang menimpanya, dan dengan bersyukur atas nikmat yang
diterimanya. Dia mengimani dan meyakini sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :

“Sungguh mengherankan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya seluruh


perkaranya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun, kecuali oleh
orang mukmin. Jika dia diberi sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur, maka ia
menjadi baik baginya. Dan apabila ia ditimpa suatu madharat dia bersikap sabar, maka ia
menjadi baik baginya. "(HR. Muslim).

Seorang mukmin hatinya senantiasa bergantung kepada Tuhannya dalam setiap


peristiwa yang ada. Hatinya meyakini secara pasti bahwa tidak ada debu, gerak dan
diam melainkan ada karena putusan dan takdir Allah. Pada saat itulah ketenangan
bersemayam di hatinya, tentang rizkinya, tentang ajalnya dan tentang setiap kejadian


Syarhul Asbabil Asyr, hlm. 25, dst.

http://www.akhirzaman.info/ 67
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

yang menghadangnya. Dia bergerak di dunia ini dengan ber-tawakkal kepada Tuhannya,
melaksanakan perintah-Nya dan berjuang di jalan-Nya dengan tidak surut oleh
cemoohan orang yang mencemooh. Dia mengetahui bahwa mereka tidak memiliki
marabahaya, manfaat, kehidupan, kematian, rizki, dan kemiskinan untuknya. Dia
mengetahui bahwa jihad di jalan-Nya adalah puncak amalan Islam. Tidak ada yang
menyamainya. Para syuhada' yang hidup di sisi Tuhannya mendapatkan rizki. Dia juga
mengetahui bahwa jihad tidak mempercepat ajal. Sebaliknya, duduk di rumah, penakut,
santai, sibuk dengan dunia tidak akan menambah umurnya.

Ali berkata, "Sesungguhnya dua hariku dari kematian aku lari, satu hari yang tidak
ada takdir atau satu hari takdir.

Hari yang tidak ada takdir aku tidak takut kepadanya, dan dari yang ditakdirkan
sikap waspada tidaklah menyelamatkan."

Umar berkata, "Memasuki pagi hari aku tidak memiliki kegembiraan, kecuali pada
tempat-tempat qadha dan takdir" Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫ْم ْؤِمنُو َف‬ ِ ِ


َ َ‫قُل لَّن يُصيَبػنَا ِإالَّ َما َكت‬
ُ ‫ب اللّوُ لَنَا ُى َو َم ْوالَنَا َو َعلَى اللّو فَػلَْيَتػ َوَّك ِل ال‬
“Katakanlah, 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakkal'. "(QS At-Taubah 9:51).

Akan tetapi sekarang, karena lemahnya iman kita dan minimnya keyakinan kita
bergantung kepada sebab-sebab, maka kitapun terkena wahan (kelemahan) dan
mengandalkan dunia. Kita takut kepada makhluk lebih dari ketakutan kita kepada Allah
Azza wa Jalla. Kita melihat pada apa yang ada ditangan para hamba dan meminta rizki
kepada mereka. Kita lupa atau pura-pura lupa bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki,
Yang Perkasa dan Kokoh. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang Ibrahim
Khalilullah (kekasih Allah):

ّْ ‫فَابْػَتػغُوا ِعن َد اللَّ ِو‬


‫الر ْزؽ‬

“Maka mintalah rezki itu di sisi Allah." (QS Al-Ankabuut 29:17).

Kini keyakinan qadha dan qadar hanya menjadi satu masalah yang kita pelajari
dan kita ajarkan secara teoritis belaka. Kita belum mengaplikasikannya dalam realitas
kehidupan kita. Di antara kita ada yang curang, menerapkan riba dan berdusta untuk
mendapatkan harta. Maka ini mempercepat rizki dengan cara haram. Jika tidak, maka
sesungguhnya rizki yang telah ditentukan oleh orang yang menerapkan riba atau tidak
pasti akan datang. Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang diberikan oleh Allah

http://www.akhirzaman.info/ 68
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang dihalangi oleh Allah. Di antara kita ada
yang penakut dalam melakukan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar (memerintah yang
baik dan mencegah yang buruk), karena ia mementingkan keselamatan, meskipun
berhadapan dengan murka Allah. Padahal di tangan Allah sajalah kendali segala urusan.
Karena ketergantungan kita terhadap sebab-sebab materi maka celaan terhadapnya
menjadi sesuatu yang banyak menimpa kita yang terdidik dan yang tidak terdidik. Kita
tidak menyadari sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah, (akan tetapi) pada diri masing-masing ada kebaikan. Berambisilah selalu untuk
mengerjakan apa yang berguna bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan
janganlah (menjadi orang yang) lemah. Apabila ada sesuatu menimpamu maka janganlah
berkata, `Seandainya saja saya bertindak begini, tentu hasilnya begini'. Tetapi katakanlah,
Allah telah mentakdirkan, dan apa saja yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, karena (kata)
‘seandainya’ itu membuka pintu masuknya setan." (HR Muslim).

Di antara kita ada yang cenderung kepada dokter, menggantungkan hatinya


kepada dokter. Dia berkeyakinan, seandainya tidak dapat obat atau tidak mendapatkan
dokter tentu tertimpa penyakit atau mati. Ini adalah termasuk kebodohan dan lemah
iman. Satu-satunya Sang Penyembuh adalah Allah. Dialah Pencipta sebab dan
akibatnya. Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Ibrahim:

‫ت فَػ ُه َو يَ ْش ِفي ِن‬ ْ ‫َوإِ َذا َم ِر‬


ُ ‫ض‬
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. " (QS Asy-Syu'ara 26:80).

Ibnu Umar berkata, "Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar ada di Tangan-Nya,
seandainya salah seorang mereka bersedekah emas sebesar Gunung Uhud di jalan
Allah, maka Allah tidak akan menerima daripadanya hingga dia beriman kepada takdir."

Kemudian beliau berdalil dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

“Engkau beriman kepada Allah, Para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul--Nya, dan
hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik danyan buruk. "(HR. Muslim).

Berusaha adalah wajib dalam agama ini. Karena hikmah Allah berkehendak
menjadikan sebab berkaitan dengan akibat. Seandainya Allah berkehendak, niscaya
terjadilah takdir itu tanpa sebab. Karena itu seorang hamba tidak boleh cenderung
kepada sebab. Tetapi harus berkeyakinan bahwa ia hanyalah sekedar sebab yang
disediakan oleh Allah. Urusan itu semuanya ada di tangan Allah dari awal hingga
akhirnya.

http://www.akhirzaman.info/ 69
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara faedah iman kepada takdir adalah seorang hamba tidak akan
menyandarkan karunia kepada dirinya, tetapi dikembalikan kepada Tuhannya yang
telah menghendaki dan mentakdirkannya. Begitu pula bila dia ditimpa musibah maka
hatinya tidak akan tersayat-sayat oleh kepedihan lalu berlindung kepada makhluk.
Akan tetapi ia tenang karena mengetahui bahwa ini adalah takdir Allah yang tidak
maju dan tidak mundur. Siapapun tidak bisa menolak atau menarik apa yang telah
lewat.

Kelima belas: Bila iman telah benar niscaya orang-orang mukmin mendapat
kemenangan atas musuh-musuh mereka. Karena iman yang benar membersihkan jiwa
dan menyucikan hati, sehingga kondisinya baik. Allah menulis kemenangan dan
kekuasaan bagi orang-orang mukmin. Karena kemenangan adalah internal, ada dalam
hati dan jiwa. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫اد‬
ُ ‫َش َه‬
ْ ‫وـ ْاأل‬ ُّ ِ‫ْحَياة‬
ُ ‫الدنْػَيا َويَػ ْوَـ يَػ ُق‬
ِ
َ ‫آمنُوا في ال‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫نص ُر ُر ُسلََنا َوالَّذ‬
ُ ‫إِنَّا لََن‬

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat). " (QS Ghafir
40:51).

Tentu saja seraya dengan mengupayakan sebab-sebab materi karena Allah


Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫ين ِمن ُدونِ ِه ْم‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ٍ


َ ‫اسَتطَ ْعتُم ّْمن قُػ َّوة َومن ّْربَاط الْ َخْي ِل تُػ ْرىبُو َف بو َع ْد َّو ال ّلو َو َع ُد َّوُك ْم َوآ َخ ِر‬
ِ
ْ ‫َوأَعدُّواْ ل َُهم َّما‬
‫الَ تَػ ْع َل ُمونَػ ُه ُم ال ّلوُ يَػ ْع َل ُم ُه ْم‬

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. "(QS Al-Anfal 8: 60).

Coba perhatikan apa yang diperbuat Allah terhadap para penguasa dunia seperti
pada raja dan kaisar. Allah menghancurkan dan memporak-porandakan mereka melalui
tangan orang-orang mukmin yang lapar, tidak bersepatu dan sedikit jumlahnya. Yaitu
tatkala mereka jujur dan memperbaiki hubungan dengan Tuhan mereka dan
membersihkan diri dari kepentingan-kepentingan pribadi. Tatkala mereka yakin bahwa
Allah adalah penolong agama-Nya, yang meninggikan kalimat-Nya dan yang
memuliakan tentara-Nya. Karena Allah Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan mereka
dan tidak akan menghinakan mereka selamanya. Sesungguhnya kehancuran pasti
menimpa orang-orang kafir dan yang menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

http://www.akhirzaman.info/ 70
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ‫ْح ِك‬ ِ ِِ ِ
‫يم‬ َ ‫َّص ُر إِالَّ م ْن عند ال ّلو ال َْع ِزي ِز ال‬
ْ ‫َوَما الن‬
“Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. "(QS Ali-Imran 3:126).

Bila keyakinan telah datang dan hati merindukan Surga maka melonjaklah
kerinduan berjumpa dengan Allah. Dia akan senang dengan jihad, meninggalkan istri,
anak dan segala hak miliknya. Dia ingin terpenggal kepalanya dan mengalirkan
darahnya agar cepat berpindah di samping Tuhannya Ar-Rahman di dalam Surga.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

‫َحَياء ِعن َد َربِّْه ْم يُػ ْرَزقُو َف‬ ِ ِ ‫والَ تَحسب َّن الَّ ِذين قُتِلُواْ فِي سِب‬
ْ ‫يل اللّو أ َْم َواتًا بَ ْل أ‬ َ َ ََ ْ َ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah mati;
bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. " (QS Al Imran 3:169).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

“Barangsiapa mencari syahadah (mati syahid) dengan benar, maka ia akan


mendapatkannya, walaupun tidak mengalaminya (perang). "(HR. Muslim) .

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Tidak didapat oleh seorang yang mati syahid dari rasanya kematian, melainkan
seperti salah seorang dari kalian yang merasakan satu cubitan." (H.Tirmidzi dan berkata,
hadits hasan shahih).

`Tidak ada kaki seorang hamba belepotan debu karena jihad di jalan Allah, lalu
disentuh oleh api Neraka. "(HR. Bukhari).

“Jihad sehari semalam, lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan. Jika ia
mati, maka amalnya yang pernah dilakukannya akan tetap mengalir, dan rizkinya akan
tetap dilimpahkan kepadanya, dan ia akan selamat dari pembuat fitnah." (HR. Muslim). 
Fattan ada yang mengatakan sebagai fitnah kubur, tetapi ada pula yang
berpendapat setan.


Dari Sahl Ibn Hanif r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda: 'Barangsiapa berdoa memohon kepada Allah untuk mati
syahid dengan sejujur-jujurnya, maka Allah akan menyampaikannya pada derajat para syuhada, walaupun ia mati di
tempat tidurnya." (HR. Muslim). -Pent.


Maksudnya, penguji di dalam kubur, semoga Allah melindungi kita darinya. -pent.

http://www.akhirzaman.info/ 71
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Maksudnya adalah bila hati itu menuju dan menghadap Tuhannya maka ia
mencintai perjumpaan dengan-Nya dan merindukan apa yang telah dijanjikan-Nya

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

”Barangsiapa suka bejumpa dengan Allah, maka Allah akan suka berjumpa
dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu Allah, maka Dia pun tidak suka bejumpa
dengannya. "(HR. Muslim).

Lalu mengapa seorang mukmin masih ingin tinggal di bumi ini dan cenderung
kepada perhiasan dan syahwatnya yang terkotori oleh fitnah, petaka dan musibah?
Mengapa seorang mukmin menginginkan dunia yang ajalnya telah ditentukan,
nafasnya telah dihitung dan perpisahan pun tak dapat dielakkan? Mengapa
perpisahan itu tidak diupayakan mati syahid di jalan Allah?

"Wahai jiwa, jika kamu tidak dibunuh kamu tetap mati. Burung kematian ini telah
bertengger."

Oleh karena itu, seorang mukmin menjual dirinya kepada Allah. Dan itu adalah
sebaik-baik jual beli dan transaksi karena alat tukarnya adalah Surga. Allah Azza wa Jalla
berfirman,

‫يل اللّ ِو فَػَيػ ْقتُػلُو َف‬


ِ ِ‫الجنَّ َ ِ يُػ َقاتِلُو َف فِي َسب‬ َّ ‫ين أَن ُف َس ُه ْم َوأ َْم َوال َُهم بِأ‬ِ ِ ‫إِ َّف اللّ َو ا ْشَتػرى ِمن ال‬
َ ‫َف ل َُه ُم‬ َ ‫ْم ْؤمن‬
ُ َ َ
ِ ‫يل والْ ُقر‬ ِ ِ ‫ويػ ْقتػلُو َف و ْع ًدا َع َلي ِو ح ِّقا فِي التػ‬
‫آف‬ ْ َ ِ ‫َّوَراة َوا ِلنج‬ ْ َ ْ َ َ َُ
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta
mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah,
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al-Qur'an. "(QS At-Taubah 9:111).

Dengarkanlah sabda Rasulmu yang bercita-cita mati syahid,

“Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, andai tidak memberatkan
kaum muslimin, tentu aku tidak akan pernah meninggalkan sariyyah  (pasukan kecil)
yang berjihad di jalan Allah selamanya. Akan tetapi, aku tidak menemukan keleluasaan,
untuk membawa mereka (kaum muslimin), dan merekapun tidak punya kemampuan
untuk itu, dan mereka merasa berat untuk tidak ikut serta denganku. Dan demi Dzat yang
jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin jihad di jalan Allah, kemudian


Sariyyah, adalah bagian dari pasukan, yang maksimal jumlahnya mencapai empat ratus orang, yang dikirim ke pasukan
musuh.

Keleluasaan bagi seluruh umat Islam.

http://www.akhirzaman.info/ 72
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

aku terbunuh, kemudian aku jihad lagi, dan terbunuh lagi, kemudian aku jihad dan
terbunuh lagi. "(HR. Muslim, dan sebagian juga diriwayatkan Bukhari).

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa seseorang berkata,

"Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang menyamai pahala jihad !
Beliau menjawab, 'Aku tidak menemukannya!' Kemudian beliau bertanya, Apakah kamu
mampu jika seorang mujahid keluar untuk jihad di jalan Allah, mampukah kamu masuk
masjidmu kemudian kamu shalat tanpa henti, dan kamu puasa tanpa berbuka?' Maka ia
menjawab, 'Siapa yang mampu melakukannya?!"(HR. Bukhari).

Dari Anas bahwa Ummu Ar-Rabi' bind Al-Bara' yaitu Ummu Haritsah binti
Suraqah, datang kepada Nabi: kemudian berkata, "Wahai Rasul Allah, maukah engkau
menceritakan kepada saya tentang Haritsah, - dia terbunuh pada Perang Badar-. Jika dia
di Surga saja bisa sabar, tapi jika selain itu maka aku akan menangisinya. Beliau bersabda,
'
Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di Surga itu ada banyak Surga (taman) dan
anakmu mendapatkan Firdaus yang tertinggi' "(HR. Bukhari).

Karunia Allah sangat besar. Allah melipatgandakan pahala orang yang berinfak di
jalan Allah, meskipun tidak ikut berangkat perang. Dari Abu Masud dia berkata,
"Seseorang datang menghadap Nabi dengan membawa seekor unta yang kepalanya
telah dipasangkan tali kekang (siap untuk dikendarai) lalu berkata, `Ini aku hibahkan
untuk jihad di jalan Allah.' Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Engkau akan mendapatkan balasan tujuh ratus ekor unta, nanti pada hari Kiamat
yang semua kepalanya telah dipasangkan tali kekang. "(HR. Muslim).

`Barangsiapa menafkahkan suatu infak di jalan Allah, maka akan ditulis baginya
tujuh ratus kelipatannya. "(HR. Tirmidzi dan dia berkata, hadits hasan).

"Barangsiapa belum pernah jihad, atau belum pernah mempersiapkan orang untuk
berjihad, atau menggantikan orang yang berperang dalam menjaga keluarganya dengan
baik, maka Allah akan menimpakan padanya malapetaka sebelum hari Kiamat. "(HR.
Abu Daud dengan sanad shahih).


Adalah bencana, kecelakaan. Dalam sanad hadits ini terdapat Al-Wald lbnu Muslim, seorang mardallis (orang yang
suka mengaburkan hadits) dan ia telah meriwayatkan hadits
ini dengan cara ’An’anah’ (periwayatan hadits dengan cara mengatakan dari fulan dari fulan dari... dst)." Lihat kembali
kitabAt-Ta'liqur Raghib, 2 / 200.
Dipahami dari ucapan Syaikh Al-Albaniy bahwa hadits ini dlaif; karena pengaburan yang dilakukan oleh Al-Walid
Ibnu Muslim, padahal tidak demikian! Karena, sesungguhnya, Al-Walid telah berterus terang dalam periwayatan hadits
ini, seperti yang tersebut dalam Sunan Ibnu Majah 2 / 123, juga Ad-Darimiy, 2 / 209. Dengan demikian, telah hilanglah
dugaan dan keraguan. Dan Al-Albany telah menghukumi hadits ini dengan hasan dalam kitab Shahih Sunan Ibnu Majah
dengan sanad singkat, no. 2231. Kami tidak mengetahui komentar Syaikh dalam kitabnya As-Shahihah, karena dia
memindahkan nomornya menjadi 2561, dan ini belum tercetak. - pent.

http://www.akhirzaman.info/ 73
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Pada hari ini, bangsa-bangsa di dunia dari Timur dan Barat bersatu mengeroyok
umat Islam. Mereka menyiksa umat Islam dengan sadis, mengoyak-ngoyak
kehormatan mereka, merampas negeri mereka, membantai anak-anak, wanita dan
tua renta, lebih-lebih yang masih muda. Untuk lepas dari kondisi yang hina ini tidaklah
dengan angan-angan dan mimpi, tidak dengan banyaknya jumlah, tidak dengan
diplomasi mencari belas kasih orang kafir dan keputusan mereka. Tidak ada solusi
kecuali jihad dan memancangkan bendera perang yang dibawa oleh orang-orang
mukmin yang jujur setelah mendapatkan tarbiyah imaniyah (pendidikan keimanan)
dan persiapan sarana, setelah kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah dengan
kembali kepada-Nya.

Umar bin Khathab r.a. berkata untuk memberi wasiat kepada salah seorang
panglima perangnya, "Sesungguhnya dosa pasukan lebih aku khawatirkan atas mereka
daripada musuh mereka. Bila kita tidak menang atas mereka dengan kemuliaan kita
maka kita tidak akan menang atas mereka dengan kekuatan kita."

Waspada dan waspadalah dari dosa! Jaga kejujuran, agar kejujuran dalam jihad
terhadap nafsu dan menambatkannya kepada Allah. Agar dirimu ikhlas dan lurus,
sehingga berhak mendapatkan kemenangan. Kemudian bila engkau menang dan
berkuasa maka terapkanlah hukum Allah dengan menegakkan shalat, membayar
zakat, memerintah yang baik dan melarang yang mungkar. Allah Azza wa Jalla
berfirman,

‫ْمن َك ِر َولِلَّ ِو‬ ِ ِ َّ ‫الص َالةَ َوآتَػ ُوا‬


ُ ‫الزَكاةَ َوأ ََم ُروا بال َْم ْع ُروؼ َونَػ َه ْوا َع ِن ال‬ ِ ‫َّاى ْم ِفي ْاأل َْر‬
ُ َ‫ض أَق‬
َّ ‫اموا‬ ُ ‫ين إِف َّم َّكن‬
ِ
َ ‫الَّذ‬
‫َعاقَِب ُِ ْاأل ُُموِر‬

"(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma 'ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
"(QS Al-Hajj 22: 41).

Keenam belas: Bila iman sudah benar maka seorang hamba akan memperhatikan
waktunya dan sangat perhitungan di dalamnya. Dia tidak akan membelanjakannya
kecuali dalam hal yang dapat mendekatkannya dengan Tuhannya. Karena hari-hari itu
adalah gudang. Silakan kita simpan di dalamnya apa yang kita mau, apakah kebaikan,
keburukan, amal yang utama atau amal yang tidak utama. Nafas yang keluar tidak akan
kembali lagi. Setiap hari menjauhkan kita dari dunia kita dan mendekatkan kita kepada
Akhirat. Allah berfirman mengolok-olok orang kafir,

ِ ‫أَولَمُ نُػع ّْمرُكم َّما يػت َذ َّكر فِ ِيو من تَ َذ َّكر وجاء ُكم الن‬
‫َّذ ُير فَ ُذوقُوا‬ ُ ََ َ َ ُ ََ ْ َ ْ َ

http://www.akhirzaman.info/ 74
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami). "( QS Faathir 35: 37).

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Tidak akan bergeser kedua tapak kaki hamba  pada hari Kiamat sehingga dia
ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya dalam apa ia
amalkan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apaia belanjakan
dan tentang jasadnya dalam hal apa ia rusakkan (habiskan). " ( Tirmidzi).

Sesungguhnya kebaikan itu akan menunjukkan kepada kebaikan. Kebaikan akan


memancing kebaikan yang lain. Barangsiapa membuka pintu kebaikan dengan ikhlas
untuk dirinya, maka kebaikan-kebaikan yang lain akan berdatangan dari segala arah,
kemuliaan-kemuliaan akan mengerumuninya hingga sempit waktunya dan diapun
dibutuhkan manusia. Jangan ada yang berprasangka bahwa kebutuhan manusia
sempitnya waktu yang tersedia hanya khusus pada orang alim, mufti atau kondang
atau pemilik harta, pemilik kebaikan dan sedekah.

Mereka dan orang-orang yang semisalnya waktu mereka adalah sempit, itu betul.
Akan tetapi, orang yang melaju di hari-harinya menuju kebaikan, ingin memberi,
memanfaatkan waktu, mengutamakan apa yang dicintai oleh Allah atas dirinya, maka
berbagai jalan terbuka lebar untuknya Betapa banyak hal yang dibutuhkan oleh
manusia. Betapa banyak celah yang belum ditutup. Betapa banyak kaum muslimin yang
belum bisa membaca Al-Fatihah. Betapa banyak orang non-muslim atau muslim yang
baru membutuhkan satu huruf dari bahasa Arab. Betapa banyak kebaikan yang perlu
disebarluaskan kepada masyarakat dan seterusnya dari hal-hal yang tidak ada akhirnya,
seandainya seorang muslim itu sabar dan dinamis ingin berjalan di jalan Allah.

lni berkaitan dengan pemanfaatan waktu dengan hal-hal yang kebaikannya


dirasakan oleh orang lain. Begitu pula dengan amalan-amalan yang manfaatnya khusus
kembali kepada sendiri. Apakah orang yang memakmurkan waktunya untuk Allah
dengan membaca Al-Qur'an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir atau orang yang mendapat
taufiq untuk amal-amal ini atau lainnya seperti syukur, merenung, mengambil pelajaran,
sabar dan ihtisab (mengharap pahala), apakah orang seperti itu sama dengan orang
yang lalai, yang tidak memperhatikan kehidupan hatinya, tersibukkan oleh dunianya
dan kehidupannya, mendengar dengan seksama beban dunia ini, sibuk mengurusi
orang lain, semangatnya untuk hal-hal yang haram, ucapan-ucapan rendah dan
perbuatan-perbuatan buruk, sehingga sibuk dengan dunia, dan lupa Akhiratnya? Tentu
tidak sama!


Dari tempatnya berdiri (di Mahsyar) untuk dihisab, ke Surga atau ke Neraka

http://www.akhirzaman.info/ 75
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dengarlah laporan Ibnul Qayyim yang menuangkan poin-poin pikiran berdasarkan


deretan huruf tentang penggunaan hari-hari. Seandainya tidak dihabiskan oleh seorang
muslim dalam ketaatan kepada Allah, dan seandainya tidak mengorbankan dirinya
untuk Allah. Dia berkata,

"Sudah dimaklumi bersama bahwa semua makhluk akan mati. Tujuan akhir orang
mukmin adalah mencari syahadah (mati syahid) karena Allah. Yaitu kematian yang
paling mulia dan paling mudah, karena seorang syahid tidak merasakan sakit, kecuali
hanya seperti cubitan. Dalam kematian syahid tidak ada musibah lebih dari yang biasa
terjadi pada manusia, bahkan mati syahid adalah mati yang paling mudah, paling utama
dan paling tinggi. Akan tetapi orang yang lari dari perang menyangka bahwa dengan
larinnya itu umurnya bisa panjang dan menikmati hidup lebih lama. Allah telah
mendustakan persangkaan ini. Dia berfirman,

‫َّعو َف إَِّال قَلِ ًيال‬ ِ


ُ ‫ار إِف فَػ َر ْرتُم ّْم َن ال َْم ْوت أَ ِو الْ َقْت ِل َوإِذًا َّال تُ َمتػ‬
ِ
ُ ‫قُل لَّن يَن َف َع ُك ُم الْف َر‬
“Katakanlah, lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jka kamu melarikan diri
dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak
juga akan mengecap kesenangan, kecuali sebentar saja“ (QS Al- Ahzab 33: 16).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

Semua orang berangkat pagi menjual dirinya maka dia memerdekakannya atau
"

menghancurkannya. "(HR. Muslim).

Apabila ini terjadi pada musibah nyawa maka begitu pula musibah harta,
kehormatan dan badan. Orang yang bakhil dengan harta tidak mau membelanjakannya
di jalan Allah untuk menegakkan kalimat-Nya maka Allah akan menariknya atau
menjadikannya berinfak dalam yang tidak berguna baginya di dunia maupun di Akhirat.
menimbunnya maka dia tidak akan menikmatinya tetapi akan berpindah kepada orang
lain, hartanya untuk ahliwaris dan dosanya untuk dia sendiri.

Begitu pula orang yang bakhil dengan badan dan kehormatan mengutamakan
santai dan kesenangan pribadi di atas susah payah untuk Allah dan di jalan Allah,
sungguh Allah akan memayahkan berlipat ganda selain jalan-Nya dan ridha-Nya. lni
adalah perkara yang telah dikenal oleh orang dengan pengalaman. Abu Hazim
berkata, 'Sungguh apa yang di (dihadapi) oleh orang yang tidak bertakwa kepada
Allah dari kesibukannya dengan makhluk adalah lebih besar dari apa yang dialami
oleh orang bertakwa dalam kesibukannya mengurusi takwa."


Berangkat pagi-pagi sekali untuk mewujudkan kemaslahatannya, maka ada yang memerdekakan dirinya dari azab dan
ada yang menghancurkannya dengan menjauhkan diri dari hamparan ridha Allah (dengan kata lain, ada yang menjual
dirinya kepada Allah dan ada yang menjualnya kepada setan dan hawa nafsunya. pent.)

http://www.akhirzaman.info/ 76
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ambillah pelajaran dari kisah Iblis. Tatkala ia tidak mau bersujud kepada Adam
karena menghindari ketundukan kepada Adam dan kehinaan serta ingin mencari
ketinggian hati, maka Allah menjadikannya makhluk yang paling hina, menjadikannya
sebagai pelayan bagi orang-orang fasik dan jahat dari anak keturunan Adam. Dia tidak
rela sujud kepada Adam, ia tetapi rela menjadi pelayan anak Adam dan keturunannya
yang fasik. Begitu pula para penyembah berhala, mereka menolak mengikuti Rasulullah
dari bangsa manusia dan enggan menyembah sesembahan yang satu, dan ternyata rela
untuk menyembah banyak Tuhan dari jenis batu .
`
Mereka lari dari penghambaan yang karenanya mereka diciptakan, dan terjatuh
dalam perbudakan kepada nafsu dan setan.

Ketujuh belas. Bila iman sudah benar, maka seorang mukmin merasakan bahwa
Allahlah yang mencukupinya, menolongnya, menjaganya dan membantunya. Bila
hatinya telah merasakan itu maka dia tidak takut kepada musuhnya dan tidak
mempedulikan manusia, karena keyakinan telah bersemayam di hatinya. Allah
berfirman,

‫ين ِمن دُونِِو‬


َ ‫ك بالَّذ‬ َُ ْ
ٍ ‫أَلَيس اللَّو بِ َك‬
ِ ِ َ َ‫اؼ َعب َدهُ وي َخ ّْوفُون‬
ُ َ ْ
`Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka
mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) selain Allah. "(QS Al-Zumar 39:36).

Pada saat itulah seorang hamba tidak sibuk dengan musuhnya dan tidak bingung
oleh musuh. Bagaimana mungkin ia berlindung dari musuhya dan meminta
pertolongan kepada makhluk untuk melawannya dan terpukul jiwanya karena itu?
Bagaimana mungkin tidurnya disita oleh permusuhan musuhnya, kekejamannya,
banyaknya bilangannya, persenjataannya dan rencana jahatnya? Padahal dia
berhubungan dengan Allah, mengetahui bahwa Allah kuasa atas segala sesuatu dan Dia
adalah sebaik-baik Penjaga dan Penolong?

Yang penting bagi seorang mukmin, yang pertama dan terakhir adalah
keterkaitannya dengan Allah, perbaikan hati dan keadaannya bersama Rabb-nya yang
disertai dengan usaha manusiawi, sebab-sebab syar'i yang diperintah oleh syara', lalu
bertawakkal kepada Tuhannya, takut dan berharap kepada-Nya. Dia meyakini semua
usahanya hanya sekedar sebab-sebab yang dikehendaki oleh hikmah Allah yang Maha
Mengetahu Dialah Pencipta sebab dan penentu akibat, dan segala urusan dari awal
hingga akhir ada di tangan Allah.


Ibnul Qayyim, Hikmatul lbtila', hlm. 51

http://www.akhirzaman.info/ 77
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Telah dikatakan, "Jika Allah bersamamu, maka siapakah yang kamu takuti? Dan
jika Allah di atasmu lalu dari siapakah kamu berharap: Dikatakan, "Barangsiapa
memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah memperbaiki hubungan-Nya
dengan hamba-hamba-Nya: Barangsiapa takut kepada Allah maka Allah membuat
takut segala sesuatu kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah maka ia takut
kepada segala sesuatu. Kebersamaan Allah dengan orang-orang mukmin yang
bertakwa adalah kebersamaan khusus yang mengharuskan adanya penjagaan,
pertolongan dan dukungan.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫ين ُىم ُّم ْح ِسنُو َف‬ ِ


َ ‫ين اتَّػ َقواْ َّوالَّذ‬
ِ
َ ‫إِ َّف اللّ َو َم َع الَّذ‬
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang
berbuat kebaikan. "(QS An-Nahl 16:128)

‫ضو َف‬ َّ ‫َّها ِر ِم َن‬


ُ ‫الر ْح َم ِن بَ ْل ُى ْم َعن ِذ ْك ِر َربِّْهم ُّم ْع ِر‬ َ ‫قُ ْل َمن يَ ْك َل ُؤُكم بِاللَّْي ِل َوالنػ‬
`Katakanlah, `Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari
selain (Allah) Yang Maha Pemurah?' Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang
berpaling dari mengingati Tuhan mereka. "(QS Al-Anbiya' 21: 42).

Rasulullah berwasiat kepada Ibnu Abbas, beliau bersabda, 'Hai anak! Jagalah Allah,
Allah pasti mejagamu!" (HR. Tirmidzi).

Sesungguhnya makna-makna ini kita baca, kita tulis dan kita hafalkan, bahkan
mungkin kita ajarkan. Akan tetapi manakah bagian kita dalam pengamalannya? Di
manakah letaknya di hati kita? Kamu menyaksikan banyak orang Islam yang ruku' dan
sujud, tetapi di antara mereka ada yang sibuk dengan makhluk, lupa dirinya sendiri. Di
antara mereka ada yang takut kepada manusia melebihi takutnya kepada Allah. Kondisi
ini mirip dengan kondisi orang munafik yang menyangka bahwa setiap teriakan adalah
meneriakinya. Di antara mereka ada yang ingin menjaga dunia dan kepentingannya,
takut kehilangan, maka dia mencari kekuatan yang dapat membentenginya meskipun
berupa setan dan bala tentaranya dari jenis manusia kafir dan pendosa. Allah
berfirman,

ِ ُ‫ض يسا ِر ُعو َف فِي ِهم يػ ُقولُو َف نَ ْخ َشى أَف ت‬


‫صيَبػَنا َدآَِِرةٌ فَػ َع َسى اللّوُ أَف يَأْتِ َي‬ ِ ِ ‫فَػَتػرى الَّ ِذ‬
َْ َ ُ ٌ ‫ين في قُػلُوب ِهم َّم َر‬
َ َ
ِِ ِ ِ ِ ْ ُ‫ندهِ فَػي‬
ِ ‫بِالْ َفْت ِح أَو أَم ٍر ّْمن ِع‬
َ ‫َس ُّرواْ في أَنْػ ُفس ِه ْم نَادم‬
‫ين‬ َ ‫صب ُحواْ َعلَى َما أ‬ ْ ْ ْ
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-
orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, kami

http://www.akhirzaman.info/ 78
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

takut akan mendapat bencana!. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan


(kepada Rasul--Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka
menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. "(QS Al-
Maidah 5:52).

Di antara manusia ada yang mengadu kepada makhluk, tetapi tidak mengadu
kepada Tuhannya, tidak berlindung kepada-Nya dan tidak menempatkan hajat-hajat-
Nya kepada-Nya. Apabila mengalami gangguan, penindasan atau musibah ia tidak
introspeksi untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang menyebabkan musibah itu.

Adapun orang yang benar imannya maka Allah menganugerahkan ketenangan,


ridha dan keyakinan di dalam hatinya. Maju dan mundurnya dunia baginya sama saja.
Bahkan ia takut datangnya dunia, takut kalau menggodanya dan menghalanginya dari
Tuhannya, melalaikan dan menjerumuskannya, sementara Allah telah memperingatkan
kita daripadanya.

Orang yang benar imannya adalah orang yang diberi kekuatan hati oleh Allah,
diberi ketegaran, kesadaran dan keuletan. Karena ia terhubung terus dengan Tuhannya
maka ia tidak dipusingkan oleh tipu daya, tidak dibingungkan oleh peristiwa dan tidak
kehilangan kesadaran serta kesabarannya karena cemoohan orang yang mencemooh
dan hinaan orang yang menghina.

Betapa kita membutuhkan keteladanan dari orang-orang mukmin yang jujur,


yang hidup untuk Akhiratnya, menjual dirinya, harta dan waktunya kepada Tuhannya.

Ibnul Qayyim berkata mengomentari ayat ini,

‫۝‬ ‫الر ْح َم ِن إِ ِف اْل َكافِ ُرو َف إَِّالفِي غُ ُروٍر‬ ِ ‫أ ََّمن َى َذا الَّ ِذ ُيهو جن ٌد لَّ ُكم ينصرُكم ّْمن ُد‬
َّ ‫وف‬ ُُ َ ْ ُ َ ْ
ِ ِ
َ ‫أ ََّم ْن َى َذا الَّذي يَػ ْر ُزقُ ُك ْم ِإ ْف أ َْم َس‬
‫ك ِر ْزقَوُ بَ َّلل ُّجوا في ُعتُػو َونُػ ُفوٍر‬

“Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu, selain
daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam
(keadaan) tertipu. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rizki jika Allah menahan
rizki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri'.
"(QS Al-Mulk 67:20-21)

Beliau berkata, "Allah menyatukan antara kemenangan dan rizki. Karena


seorang hamba memerlukan pihak yang dapat menghalau musuh dengan
pertolongannya dan menarik kemanfaatan dengan rizkinya. Jadi harus ada yang
menolong dan yang memberi rizki. Dan Allah sendirilah yang menolong dan memberi
rizki."

http://www.akhirzaman.info/ 79
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Di antara kesempurnaan kecerdasan seorang hamba, dia mengetahui bila Allah


menempakan kepadanya satu musibah, tidak ada yang mengangkatnya kecuali Diri-
Nya. Dan bila mendapatkan nikmat maka tidak ada yang memberinya selain Diri-Nya.

Dia ingat bahwa Allah memberi wahyu kepada salah satu Nabi-Nya dan berfirman,
"Kenalilah untuk-Ku latthiful fithnah (lembutnya kecerdasan) dan khafiyul luthf
(samarnya kasih sayang), karena Aku mencintai itu. Dia bertanya, 'Ya Rabbi, apa itu
lathiful fithnah?' Dia menjawab, 'Jika seekor lalat jatuh kepadamu maka ketahuilah
bahwa Akulah yang menjatuhkannya, maka mintalah Aku agar Aku mengangkatnya.'
Dia bertanya, Apa itu khafiyul luthf.?' Dia berkata, `Bila kamu didatangi ular maka
ketahuilah bahwa Aku mengingatkanmu dengannya.' Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman tentang tukang sihir,

‫َح ٍد إِالَّ بِِإ ْذ ِف اللّ ِو‬ ِ ِ ‫آر‬


َ ‫ين بِو م ْن أ‬ َ ِ‫َوَما ُىم ب‬
َ ّْ ‫ض‬
`Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah. "(QS Al-Baqarah 2:102).

Maka Dia Yang Maha Suci yang mencukupi hambanya, menolongnya,


memberinya rizki dan menjaganya " 

Kedelapan belas: Bila iman sudah benar, maka seorang hamba akan membuahkan
kecintaan Allah kepada hamba dan kecintaan hamba kepada Allah. Maka Allah
mencintai dan dicintai. Allah Azza wa Jalla berfirman: `Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintai-Nya. "(QS Al-Maidah 5:54). Dia disembah dengan rasa takut, harap
dan cinta. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِِ ِ ِ
َ ‫إِنَّػ ُه ْم َكانُوا يُ َسا ِر ُعو َف في الْ َخْيػ َرات َويَ ْد ُعونَػَنا َرغًَبا َوَرَىًبا َوَكانُوا لََنا َخاشع‬
‫ين‬

`Mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan- perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu' kepada Kami. "(QS Al-Anbiyaa'21:90).

Bila Allah menganugerahkan kecintaan-Nya di hati hamba-Nya maka hati menjadi


hidup dan mencari keridhaan kekasihnya dengan segala cara. Ia bangkit mondar-
mandir dalam kesendirian dan keramaiannya, dalam kesusahan dan kemakmurannya
untuk terus menaiki tangga ubudiyyah (penghambaan kepada Allah). Maka
barangsiapa diberi taufiq oleh Allah, niscaya Allah mencintainya. Nabi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda:


Ibnul Qayyim, Ighatsatul Lahfan, l /34"

http://www.akhirzaman.info/ 80
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Sesungguhnya Allah befirman, `Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan


diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah
mencintainya maka Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dia mendengar
dengannya, pandangannya yang dia memandang dengannya, tangannya yang dia
memukul dengannya, dan kakinya yang dia berjalan dengannya. Dan Jika dia meminta
kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku
melindunginya'. "(HR. Bukhari)

Ibnul Qayyim berkata tentang cnta, "Cinta adalah kedudukan yang menjadi ajang
perlombaan orang-orang yang berlomba. Di atasnya para pecinta berjuang mati-
matian, dengan sentuhan lembutnya orang-orang yang beribadah kembali ke
rumahnya. Cinta adalah makanan hati, gizi ruhani, dan penyejuk mata. Cinta adalah
kehidupan, siapa yang tidak mendapatkannya, maka ia adalah orang-orang yang mati.
Cinta adalah kesembuhan; siapa yang kehilangan dia maka tumbuhlah di hatinya semua
penyakit. Cinta adalah kelezatan, siapa yang tidak mendapatkannya maka seluruh
hidupnya adalah kesengsaraan dan kepedihan.

Demi Allah, sungguh orang yang memilikinya telah berlari dengan membawa
kemuliaan dunia dan Akhirat, karena ia memiliki bagian terbesar dari ma'iyyah
(kebersamaan) kekasihnya. Allah telah memutuskan bahwa seseorang itu
dikumpulkan bersama kekasihnya. Duhai indahnya nikmat yang sempurna ini bagi
orang-orang yang mencinta. Demi Allah, kaum itu telah mendahului meraih
kebahagiaan, padahal mereka tidur di atas tempat tidur mereka."

Perhatikanlah sifat-sifat orang yang dicintai Allah dan yang mencintai Allah
melalui ayat di bawah ini,

‫ؼ يَأْتِي اللّوُ بَِق ْوٍـ يُ ِحُّبػ ُه ْم َويُ ِحبُّونَوُ أ َِذلَّ ٍ ِ َعلَى‬


َ ‫آمنُواْ َمن يَػ ْرتَ َّد ِمن ُك ْم َعن ِدينِ ِو فَ َس ْو‬
َ ‫ين‬
ِ
َ ‫يَا أَيُّػ َها الَّذ‬
‫يل اللّ ِو َوالَ يَ َخافُو َف ل َْوَم َِ خآِِ ٍم‬ ِ ِ‫اى ُدو َف فِي َسب‬ ِ ‫َع َّزةٍ َع َلى الْ َك ِاف ِرين يج‬ ِ ‫الْم ْؤِمنِين أ‬
َُ َ َ ُ
'
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai
mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang
mukmin, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan
yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. "(QS Al-Maidah 5:54).

Ibnul Qayyim berkata, "Allah menyebut empat tanda untuk orang yang mencintai
dan dicintai Allah. Tanda pertama dan kedua adalah adzillah dan a'izzah. Artinya orang-
orang yang lembut, pengasih dan penyayang, menyayangi dan mencintai mereka.
Atha' berkata, `Seperti anak terhadap orang tuanya, dan budak kepada tuannya.


Madarijus Salikin, `ManzilatuI Mahabbah ''.

http://www.akhirzaman.info/ 81
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sedangkan terhadap orang-orang kafir, mereka seperti singa terhadap mangsanya.


Tanda ketiga adalah jihad di jalan Allah dengan nyawa, tangan, lisan dan kata. Ini
adalah realisasi klaim cinta. Tanda keempat, mereka tidak peduli dengan cemoohan
orang yang mencemooh. Inilah tanda-tanda sejatinya mahabbah (cinta kepada Allah)."

Allah menyebutkan di dalam Al-Qur'an orang-orang yang dicintai-Nya. Allah


mencintai orang-orang yang bertaubat, bersabar, berbuat baik, bersuci, bertakwa dan
orang-orang yang berperang di jalan-Nya. Sebaliknya, Allah tidak menyukai kerusakan,
kezhaliman, kesombongan, dan keangkuhan. Al-Harawi menyebutkan definisi cinta
dengan mengatakan, "Cinta adalah ketergantungan hati antara himmah (semangat)
dan uns (mesra) dan dasar-dasarnya." Dia mengatakan, "Cinta dapat memutus was-was
dan menghibur dari musibah-musibah." 

Begitulah, di antara buah iman bersemayamlah cinta kepada Allah hati seorang
hamba, sehingga membuahkan rasa rindu untuk bertemu Tuhannya, menelusuri ridha-
ridha-Nya, tidak bosan dan jenuh mengilu semangat dan amal, menahan beban berat
dalam meniti jalan, bahkan merasakan nikmat dalam hal tersebut. Rasul Shallallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang terhadap kebaikan sampai tempat
berakhirnya adalah Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, Hadits hasan).

Umar bin Abdul Aziz berkata,"Sesungguhnya aku memiliki jiwa yang ambisius. Ia
ambisi kepada imarah (untuk menjadi amir) kemudian ambisi kepada khilafah dan kini ia
ambisi kepada Surga."

Pengakuan cinta harus dibuktikan, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫يم‬ ِ ‫قُل إِف ُكنتم تُ ِحُّبو َف ال ّلو فَاتَّبِعونِي يحبِب ُكم ال ّلو ويػ ْغ ِفر لَ ُكم ذُنُوب ُكم وال ّلو َغ ُف‬
ٌ ‫ور َّرح‬
ٌ ُ َ ْ َ ْ ْ ََ ُ ُ ْ ْ ُ ُ َ ُْ ْ
“Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
"(QS Ali-Imran 3:31).

Saat ini, bila kita perhatikan keadaan kebanyakan orang pasti kita dapat temukan
bahwa cinta kepada Allah hanyalah sekedar pengakuan tidak ada kenyataannya di
dalam hati itu karena hati mereka tertutup oleh cinta dunia, cinta nafsu untuk
berbangga diri, mengikuti nafsu dan hasad cinta pujian dan pujaan, berdandan di depan


Tahdzib Madarijus Salikin, hlm. 515 dst.


Syaikh Al-Albani, berkata, "Sebaliknya hadits ini d/aif (lemah), seperti saya jelaskan dalam kitab At-Misykah. Hlm.
222 -pent.

http://www.akhirzaman.info/ 82
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

publik, takut turun kedudukannya di mata mereka apabila mengikuti yang haq atau
ketika beramal untuk mencari wajah Allah. Sebab dia beranggapan bahwa kedudukan
intelektual dan status sosialnya lebih bernilai daripada amalan tersebut.

Seandainya rasa cinta kepada Allah itu benar, tentu hati akan terbebas dari semua
ketergelinciran ini; dari penyakit-penyakit yang terpendam, dari berbagai musibah yang
makin mengedepankan nafsu, pamer kepada makhluk, lemahnya rasa malu dan rasa
diawasi oleh Allah.

Qatadah bin Nu'man berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Apabila Allah telah mencintai seorang hamba maka Dia melindunginya di dunia
sebagaimana salah seorang kamu melindungi anggota (keluarganya) yang sakit dari air.
"(HR. Tirmidzi, Hakim dan Baihaqi) 

Kesembilan belas: Bila imannya penuntut ilmu sudah benar maka ia pasti melihat
kepada ilmunya apakah ia termasuk ilmu yang bermanfaat ataukah tidak?
Sesungguhnya mencari ilmu adalah ibadah yang paling utama setelah ibadah-ibadah
fardhu, sebagaimana menurut madzhab Imam Syafi'i dan lainnya. Karena ilrnu itu
mengantarkan pada ketaatan dan kecintaan kepada Allah serta kepada upaya
meneladani Rasul. Para pengemban ilmu adalah para pemegang warisan Rasul dan
para pemikul agama. Allah Azza wa Jalla berfirman kepada Nabi-Nya:

ِ ِ ّْ ‫وقُل َّر‬
ً ‫ب ِز ْدني عل‬
‫ْما‬ َ
“Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. "(QS
Thaaha 20:114).

Seandainya ada sesuatu yang lebih utama dari ilmu, tentu Allah telah menyuruh
kepada Nabi-Nya agar meminta dari-Nya. Jadi, ilmu menempati kedudukan yang tinggi
karena dengannya seroang hamba dapat ber-taqarrub kepada Allah. Maka, semestinya
penuntut ilmu memperhatikan ilmunya.

Bila ilmunya makin menambah ibadah dan inabah kepada Tuhannya, menambah
tawadhu' (rendah hati), khusyu, tata krama dan akhlak pada orang lain maka hendaklah
ia bergembira dengan hal itu. Ini pertanda ilmu yang bermanfaat.

Apabila ia melihat ilmunya makin menambah keangkuhan dalam dirinya,


kekerasan dalam hatinya, mengobarkan nafsunya untuk mendebat orang-orang kecil,
menyaingi para ulama, merebut majlis-majlis, mengalahkan teman-teman setingkat,


ShahihuI Jami',1-2/138

http://www.akhirzaman.info/ 83
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

mencari kedudukan dalam hati oran lain, ingin mendapatkan pujian dan sanjungan,
maka ilmu tersebut tidaklah bermanfaat, melainkan pemiliknya adalah orang yang
dijadikan bahan bakar untuk menyulut api Neraka. Semoga Allah melindungi kita dari
hal tersebut.

Ibnu Rajab berkata, "Ilmu yang bermanfaat menunjukkan kepada dua hal; salah
satunya menunjukkan kepada ma'rifat (mengenal) Allah da apa-apa yang Dia cintai dan
Dia ridhai, apa-apa yang Dia benci dan Di murkai. Sekelompok sahabat Nabi berkata,
"Sesungguhnya ilmu yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu." (HR.
Tirmidzi).

Imam Hasan Basri berkata, "Ilmu itu ada dua: ilmu lisan yan merupakan hujjah
Allah atas manusia, dan ilmu hati yang merupakan ilmu yang bermanfaat. Imam Ahmad
pernah mengatakan tentang Ma'ruf A. Karkhi: "Dia memiliki pangkal ilmu yaitu khasyah
(takut) kepada Allah"

Dari Zaid bin Al-Arqam r.a., Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah berdoa,

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan hati yang
tidak khusyu, dari jiwa yang tidak puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan. "(HR. Muslim)

Ibnu Rajab berkata, "Sesungguhnya tanda ilmu yang bermanfaat adalah ia


menunjukkan pemiliknya untuk lari dari dunia. Dan di antara perhiasan dunia yang
terbesar adalah kekuasaan, popularitas dan pujian. Pemilik ilmu tidak akan mengklaim
ilmunya, tidak bangga karenanya dihadapan orang lain dan tidak menyandarkan orang
lain pada kebodohan, kecuali orang-orang yang menyalahi sunnah dari Ahlus Sunnah '.
Imam Abu Hanifah ditanya tentang Alqomah dan Al-Aswad, siapakah di antara
keduanya yang lebih utama. Maka beliau menjawab, "Demi Allah, kita adalah bukan
orang yang ahli (pantas) untuk menyebut mereka, bagaimana kita akan menimbang di
antara mereka?".

Paling tidak ucapan Salaf adalah menyangkut sikap wira'i dan khasyah. Ibnu
Abbas berkata kepada sekelompok orang yang sedang berdebat masalah agama,
"Tidakkah kalian ketahui bahwa Allah memiliki hamba-hamba yang dibuat diam oleh
rasa khasyah-nya kepada Allah. Bukan karena bodoh dan bisu. Sungguh mereka adalah
orang-orang yang fasih, lancar bicara dan cerdik pandai.

Para ulama sangat menjaga hari-harinya Allah. Apabila mereka telah mengingat
keagungan Allah, maka melayanglah akal mereka, menangislah hati mereka dan
terputuslah lidah mereka, hingga ketika mereka tersadar dari hal itu mereka langsung
bergegas menuju Allah dengan amal-amal yang sangat bersih. Namun demikian mereka
tetap mengira bahwa mereka belum berbuat apa-apa, padahal mereka adalah orang-
orang yang cerdik dan kuat yang melawan orang-orang yang zhalim dan salah.

http://www.akhirzaman.info/ 84
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sungguh mereka adalah orang-orang shalih yang bersih." (Diriwayatkan oleh Abu
Nu'aim).

Sebagian Salaf mengatakan, "Sesungguhnya ada orang yang duduk bergabung


dengan satu kaum. Mereka mengira bahwa orang itu memiliki aib (cacat), padahal ia
tidak merniliki kelemahan, hanya saja dia adalah seorang faqih yang muslim."

Secara umum, pada waktu-waktu rusak seperti ini, orang harus memilih jalan
hidupnya antara rela untuk dirinya menjadi orang alim menurut Allah, atau ia tidak rela
kecuali jika menjadi pemimpin di hadapan penduduk pada jamannya. Bila dia rela
dengan yang pertama, maka hendaklah cukup dengan pengetahuan Allah tentangnya.
Barangsiapa di antara dia dan Allah terdapat ma'rifat, maka cukuplah dia dengan
pengetahuan-Nya kepadanya. Barangsiapa tidak rela, kecuali jika dia harus menjadi
orang yang alim di hadapan manusia, maka dia masuk dalam sabda Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam:

`Barangsiapa mencari ilmu untuk kebanggaan di depan ulama, atau untuk


mendebat orang-orang bodoh atau untuk menarik manusia kepadanya maka hendaklah ia
mengambil tempat duduknya dari Neraka." (HR. Ibnu Majah, Ibnt Hibban, Hakim,
dishahihkan olehnya dan disetujui oleh Dzahabi).

Hasan Basri berkata, "Janganlah bagian dari ilmu seseorang adalah ucapan
manusia untuk dirinya menyebut orang alim'."

Dari sinilah para Salaf tidak menyukai kelancangan untuk berfatwa keinginan
untuk berfatwa, bergegas untuk berfatwa dan memperbanyak fatwa. Abdurrahman
bin Abi Laila berkata, "Saya menjumpai 120 orang Anshar dari sahabat Nabi Shallallahu
'Alaihi wa Sallam. Salah seorang dari mereka ditanya tentang satu masalah. Tidak
seorangpun dari mereka melainkan berharap jika saudaranya telah cukup
mewakilinya".

Dalam satu riwayat, "Maka ia mengalihkan kepada yang lainnya, dan yang lainnya
kepada yang lainnya, hingga kembali kepada yang pertama.' Dari Ibnu Mas'ud dia
berkata, "Sesungguhnya orang yang memberi fatwa kepada manusia dalam segala
yang mereka tanyakan adalah orang gila." (Dengan sanad shahih). Umar bin Khaldah
berkata, "Bila kamu ditanya tentang satu masalah maka janganlah perhatianmu itu
membebaskan si penanya, akan tetapi bebaskanlah dirimu terlebih dulu. (Dengan
sanad shahih).

Oleh karena itu, makruh hukumnya bagi seseorang yang memperkenalkan ilmu,
zuhud dan agamanya, atau memperlihatkan amal-amalnya, ucapan-ucapannya dan
karomah-karomahnya, dengan tujuan agar dikunjungi dan diminati berkah dan doanya.

http://www.akhirzaman.info/ 85
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Wahb bin Munabbih menulis kepada Makhul, `Amma ba’du, sesungguhnya


engkau telah mendapatkan kemuliaan dan kedudukan di sisi manusia karena zhahir
ilmumu, maka carilah kedekatan dan kedudukan di sisi Allah dengan hakikat ilmumu.
Ketahuilah bahwa salah satu kedudukan tadi adalah menghalangi kedudukan yang
lain."

Lebih jauh Ibnu Rajab memberikan penjelasan tentang akhlak ulama dan
penuntut ilmu yang tergoda dengan ilmunya. Menurutnya, "Yaitu apabila pada jaman
banyak ulama, lalu mereka disebut-sebut dengan keilmuan mereka, dan ia ingin kalau
dirinya disebut bersama-sama mereka. Apabila ia mendengar seseorang bersalah, tapi
dia benar, maka dia merasa senang dengan kesalahan orang lain tersebut. Padahal
seharusnya dia bersedih. Apabila dia ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya
dia enggan mengatakan `Saya tidak tahu', dan terus memaksa untuk menjawabnya.
Apabila dia mengucapkan satu perkataan lalu diikuti dan karenanya ia mendapatkan
kedudukan di mata pengikutnya, tapi kemudian dia mengetahui bahwa dia telah
bersalah maka dia menolak untuk mengakui kesalahannya karena takut kedudukannya
jatuh di mata para pengikutnya. Dia berhias dengan ilmu seperti berhias dengan
perhiasan-perhiasan indah untuk dunia, tidak menghiasi ilmunya dengan
mengamalkannya."

Sufyan berkata, "Barangsiapa merasa senang untuk ditanya maka dia bukan yang
ahli (layak) untuk ditanya." (Riwayat Al-Khatib dengan sanad hasan).

Keduapuluh: Bila iman seorang hamba sudah benar maka tegaklah di dalam
hatinya hakikat syukur kepada Allah, mengakui pemberian dan karunia-Nya dan selalu
menghadirkan di dalam hatinya. Firman Allah Azza wa Jalla,

‫َوَما بِ ُكم ّْمن نّْػ ْع َم ٍ ِ فَ ِم َن اللّ ِو‬

`Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). "(QS
An-Nahl 16:53)

Ia mengingat semua yang ada pada dirinya; kekuatan, pendengaran, penglihatan,


ucapan, gerakan, kemampuan, kecerdasan, akal sehat, mengambil dan memberi,
makan minum dan nafas. Ia ingat apa saja yang dikandung oleh jasadnya dari sel-sel,
otot, urat dan syaraf. Ia ingat apa saja yang mengalir, seperti darah dan lainnya dari
hal-hal yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Semua itu adalah dari Allah,
dengan pengaturan-Nya, karunia-Nya, perawatan dan penjagaan-Nya. Hal ini bukan saja
terhadap orang-orang yang bertakwa, akan tetapi untuk seluruh manusia yang muslim


Ibnu Rajab Al-Hambali, Fadhlal Ilmis Salaf Ala IImilKhalaf.

Ibid.

http://www.akhirzaman.info/ 86
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

dan yang kafir, yang baik dan yang jahat, manusia, jin dan hewan, yang basah dan yang
kering. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫يم‬ ِ ‫وإِف تَػعدُّواْ نِعم َ ِ ال ّل ِو الَ تُحصوىا إِ َّف ال ّلو لَغَ ُف‬
ٌ ‫ور َّرح‬
ٌ َ َ ُ ْ َْ ُ َ
`Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. "(QS An-Nahl 16:18).

Menurut para ulama rasa syukur itu berdiri di atas tiga pilar: 1. Pengakuan dengan
lisan, artinya berbicara tentang nikmat dan menyandarkannya kepada Allah. 2.
Keyakinan yang jujur dalam hati bahwa Allah-lah yang memberikan semua nikmat ini. 3.
Mempergunakan nikmat-nikmat tadi dalam ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan
membelanjakannya dalam urusan yang diridhai-Nya.

Bahr Al-Muzani berkata, "Hai anak Adam, apabila engkau ingin mengetahui
keagungan nikmat Allah atasmu maka pejamkanlah kedua matamu." Yang lain berkata,
"Betapa banyak nikmat Allah yang ada dalam urat yang tenang. Seandainya Allah
menghendaki untuk menggerakkannya niscaya Dia sudah menggerakkannya dan
terganggulah pemiliknya."

Nikmat-nikmat ini termasuk hal-hal yang akan ditanyakan oleh Allah Azza wa Jalla
Apakah disikapi dengan syukur ataukah dengan kufur. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫ثُ َّم لَتُسأَلَُّنػيػومئِ ٍذ َع ِن الن‬


ِ ‫َّع‬
‫يم‬ ََْ ْ
`Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan ( yang kamu
megah-megahkan di dunia itu). "(QS At-Takaatsur 102:8).

Lalai dari nikmat disebabkan banyak faktor. Di antaranya, bodoh terhadap


keagungan nikmat yang meliputi semua makhluk. Orang yang bodoh tidak akan
menghitung bahwa udara dan kesehatan adalah nikmat. Tetapi apabila dia
mendapatkan musibah dengan kehilangan sesuatu, kemudian sesuatu itu kembali lagi
kepadanya barulah ia menganggap itu adalah nikmat yang harus disyukuri. Ini adalah
kebodohan, sebab dia menjadikan syukur itu hanya tergantung kepada kembalinya
nikmat setelah ia hilang. Akibatnya, orang yang bermata sehat tidak akan bersyukur,
kecuali jika dia buta, kemudian dapat melihat kembali. Orang seperti itu, seumpama
seorang hamba yang selalu dipukuli, kalau pukulan itu dihentikan sesaat maka dia
bersyukur. Akan tetapi, kalau ia tidak dipukul sama sekali, maka ia dikuasai rasa
sombong dan tidak bersyukur.

Di antara nikmat Allah adalah tidak ada seorangpun melainkan Allah semata yang
mengetahui rahasia-rahasia yang buruk dan aib-aib yang tersembunyi dari seorang

http://www.akhirzaman.info/ 87
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

hamba. Seandainya semua itu diketahui oleh seseorang, maka orang itu pasti merasa
malu dan hina. Apalagi jika diketahui oleh semua orang. Maka dari itu mengapa kita
tidak bersyukur kepada Allah yang telah menutupi keburukan-keburukan kita dan
menampakkan kebaikan-kebaikan kita? Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,


Lihatlah kepada orang yang ada di bawah kamu dan jangan melihat kepada orang
yang ada di atas kamu. Hal ini lebih layak agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah atas
kamu. " (HR. Muslim) .

Sesungguhnya orang yang di dalam hatinya telah ditegakkan hakikat syukur,


niscaya dia senantiasa sadar bahwa dia itu berada di antara nikmat dan dosa. Tidak
layak ada nikmat, melainkan dengan pujian dan syukur. Dan tidak layak ada dosa,
melainkan dengan taubat dan istighfar.

Sesungguhnya kita menyaksikan orang-orang yang sakit, orang-orang yang


mendapatkan cobaan, orang-orang yang berbuat dosa dan orang-orang yang dibunuh
dan disiksa, maka kita seharusnya bersyukur karena selamat daripadanya.

Kita berziarah ke kuburan lalu kita mengetahui bahwa sesuatu yang paling
dicintai orang-orang mati adalah dikembalikannya mereka ke dunia supaya bisa
menutupi kemaksiatan bagi mereka yang bermaksiat dan supaya menambah ketaatan
bagi mereka yang telah berbuat taat. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi. Maka,
kita wajib bersyukur kepada Allah yang telah membentangkan kehidupan ini untuk kita,
supaya kita beramal shalih bertaubat kepada-Nya.

Musa a.s. berkata, "Wahai Rabb, kalau aku shalat maka itu dari Mu, kalau aku
bersedekah maka itu dari sisi-Mu, kalau aku menyampaikan risalah-Mu maka itu juga
dari sisi-Mu, maka bagaimana aku harus bersyukur?" Allah berfirman, "Sekarang inilah
kamu bersyukur kepada-Ku."

Ibnu Abiddunya menyebutkan bahwa Muharib bin Ditsar melakukan shalat


malam dan terkadang mengangkat suaranya dengan mengatakan "Aku adalah makhluk
kecil yang Engkau bimbing, maka bagi-Mu segala puji. Aku adalah makhluk lemah yang
Engkau kuatkan, maka bagi-Mu adalah segala puji. Aku adalah makhluk fakir yang
Engkau cukupkan maka bagi-Mu segala puji. Aku adalah rakyat kecil yang Engkau
muliakan maka bagi-Mu segala puji. Aku seorang musafir yang Engkau temani maka
bagi-Mu segala puji. Aku adalah seorang telanjang yang Engkau beri pakian maka bagi-
Mu segala puji. Aku adalah seorang sakit yang Engkau sembuhkan maka bagi-Mu
segala puji, dan aku adalah seorang pemohon yang Engkau kabulkan maka bagi-Mu
segala puji. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji dengan pujian yang banyak." 


Abu Bakr bin Abi Dunya, Kitab Asy-Syukr, tahqiq Badr Al Badr.

http://www.akhirzaman.info/ 88
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya syukur adalah keharusan syar'i dan buah yang besar. Syukur
menunjukkan benarnya keimanan pada nikmat-nikmat Allah. Syukur menunjukkan
benarnya keimanan pada indahnya kasih sayang Allah yang melimpah ruah dan karunia
Allah yang agung tak terkira. Apakah kita telah menyadarinya?

TAMAN ORANG-ORANG MUKMIN

Sesungguhnya orang-orang mukmin sejati adalah mereka yang kembali kepada


Tuhannya dan menghadap kepada-Nya. Mereka dikaruniai Tuhannya, dicukupkan
nikmat-nikmat yang agung atas mereka, dilapangkan kehidupan yang baik buat
mereka. Hati dan ruh mereka tercukupi dan terpuaskan kebutuhannya. Mereka
merasakan kelezatan berdzikir dan bermunajat. Mereka diberi rasa qana'ah, sakinah
(ketenangan), ridha dan keyakianan. Mata mereka disejukkan oleh khalwat (bersepi-
sepi) dengan-Nya dan berdiri khusyu' di hadapan-Nya. Hati mereka dilapangkan dengan
iman. Allah Azza wa Jalla berfirman,

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (QS Az-Zumar 39:22).

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

“Dan dijadikan kesejukan kedua mataku ada dalam shalat. "

Dikatakan, "Sungguh ahli ibadah malam di malam harinya lebih merasa senang
daripada ketenangan ahli kebatilan dalam permainan kesia-siaan mereka."
Orang-orang mukmin yang selalu kembali kepada Tuhan mereka, mereka
mencintai-Nya dan sangat setia kepada-Nya. Mereka mencari segala apa yang dicintai
dan diridhai-Nya dalam setiap jalan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Hakikat cinta itu tidak akan sempurna
kecuali dengan memberikan loyalitas kepada yang dicintainya yaitu menyesuaikan-Nya
dalam mencintai apa yang Dia cintai membenci apa yang Dia benci. Sudah dimaklumi
bahwa cinta menggerakkan keinginan hati, semakin kuat kecintaan di dalam hati maka
hati semakin mencari segala yang ia cintai. Apabila cinta itu sempurna maka lahirlah
konsekuensi keinginan yang kuat untuk mendapatkan apa-apa yang dicintainya."

Syaikhul Islam juga mengatakan, "Semakin bertambah kecintaan hati kepada


Allah maka semakin bertambah pula ubudiyyah kepada-Nya. Semakin bertambah


Majmu'ul Fatawa,10/192 (pent)

http://www.akhirzaman.info/ 89
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ubudiyyah kepada-Nya, maka semakin bertambah kecintaan untuk-Nya dan


kemerdekaan dari yang selain-Nya.

Hati itu secara substansial sangat membutuhkan Allah dari dua sisi (1) Dari sisi
ibadah yaitu al-'illatul ghaiyyah (alasan tujuan), dan (2) Dari isti’anah (meminta tolong)
dan tawakkal, yaitu al- 'illatul fa iliyyah.

Hati itu tidak baik, tidak beruntung, tidak lezat, tidak bergembira, tidak tentram,
tidak bahagia dan tidak tenang kecuali dengan menyembah Tuhannya, mencintai-Nya,
dan kembali kepada-Nya. Meskipun mendapatkan semua kenikmatan dari makhluk, dia
tidak akan tenang tentram. Sebab dalam dirinya ada kebutuhan substansial kepada
Tuhan. Ini semua tidak mungkin terwujud untuknya, kecuali dengan pertolongan Allah
kepadanya. Tidak ada yang dapat memberikan hal itu kepadanya, kecuali Allah.
Karenanya dia selamanya membutuhkan hakikat firman Allah Azza wa Jalla,

ِ َ َّ‫اؾ نَػعب ُد وإِي‬


‫ين‬
ُ ‫اؾ نَ ْسَتع‬ ُ ْ َ َّ‫إِي‬
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan. "(QS Al-Faatihah 1:5).

Ibn Taimiyyah berkata, "Setiap orang angkuh yang tidak mau menyembah kepada
Allah pasti menyembah kepada yang lain, karena manusia adalah makhluk sensitif yang
bergerak dengan keinginan."

Berikut ini adalah petikan dari beberapa perjalanan para pendahulu kita yang
bergelimang dalam taman iman yang sebagai obat dan cahaya bagi jiwa mereka. Di
dalamnya mereka merasa lezat dan nikmat. Jauh dari kebisingan dunia dan hiruk
pikuknya dunia, jauh dari gangguan sikap manusia. Di antaranya adalah apa yang
disebutkan oleh penulis kitab Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf:

1. Al-Laits Ibnu Sa'ad dan lainnya berkata,"Seseorang telah menulis surat kepada Ibnu
Umar r.a. `Mohon, tuliskanlah untukku tentang ilmu secara menyeluruh.' Maka Ibnu
Umar menulis balasan kepadanya, `Sesungguhnya ilmu itu banyak, akan tetapi kalau
engkau dapat bertemu Allah dalam keadaan ringan bebanmu dari darah manusia,
kecil perutmu dari harta mereka, menahan lisan dari kehormatan mereka, dan tetap
menjaga keutuhan jama'ah mereka maka lakukanlah'."

2. Sulaiman At-Taimi berkata, "Al-Ahnaf berkata, `Tiga perkara ada padaku, tapi aku
tidak akan menyebutkannya kecuali bagi orang-orang yang mau mengambil
pelajaran. Aku tidak pernah mendatangi pintu penguasa kecuali jika aku diundang.


Majmu’ul Fatawa,10/194-195

http://www.akhirzaman.info/ 90
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Aku tidak pernah masuk ke dalam pembicaraan dua orang, hingga mereka berdua
memasukkanku di antara mereka. Aku tidak menyebut seseorang setelah dia
bangkit dari sisiku, kecuali kebaikan'."

3. Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kalian lebih banyak shalatnya dan 1ebih banyak
kesungguhannya daripada para sahabat Nabi, padahal mereka adalah lebih utama
daripada kalian. Ditanyakan kepadanya `Karena apa?' Beliau menjawab,
'Sesungguhnya mereka lebih zuhud dunia dan lebih menginginkan Akhirat daripada
kalian.' Beliau mengatakan, 'Barangsiapa menginginkan Akhirat pasti merusak
dunianya, dan barangsiapa menginginkan dunia pasti merusak Akhiratnya. Hai
kaum, rusaklah (rugikanlah) yang fana ini demi yang kekal abadi'."

4. Syaddad bin Aus berkata, "Seluruh kebaikan dengan segala aspeknya ada di dalam
Surga. Dan keburukan itu dengan segala aspeknya ada dalam Neraka.
Sesungguhnya dunia itu adalah benda nyata yang dimakan oleh orang-orang yang
baik dan yang lacur. Sedangkan Akhirat adalah janji yang benar, di sana hukum
akan diputuskan oleh Raja Yang Maha Perkasa, dan masing-masing memiliki putra.
Maka jadilah kalian putra Akhirat dan jangan menjadi putra dunia."

5. Ibnul Qayyim berkata, "Amal yang paling bermanfaat adalah kamu tidak tampak
oleh pandangan manusia karena ikhlas dan tidak oleh pandanganmu dengan
menyaksikan anugerah, sehingga dalam amalmu, kamu tidak melihat dirimu dan
tidak melihat manusia."

6. Al-Hasan Al-Basri berkata, "Apabila kamu tidak kuat shalat malam dan tidak kuat
puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwasanya engkau adalah orang yang tidak
mendapat bagian, karena kau telah dibelit oleh kesalahan-kesalahan dan dosa-
dosamu." Seorang laki-laki datang kepadanya dan bertanya, "Wahai Abu Sa'id,
shalat malam membuatku payah, aku tidak mampu." Maka dia berkata, "Hai anak
saudaraku beristighfarlah kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, karena
masalahmu tadi adalah pertanda buruk. "Dia pernah mengatakan "Sesungguhnya
seseorang itu melakukan dosa maka ia dihalangi dari shalat malam."

7. Adz-Dzahabi berkata, "Terkadang kamu melihat seseorang sangat wira'i dalam


makanan, pakaian dan pergaulannya. Namun demikian apabila ia berbicara, ada
yang masuk kepadanya melalui celah-celah omongannya, maka ia berusaha jujur
tetapi tidak sempurna kejujurannya. Adakalanya ia bersikap jujur dengan menghias-
hias ucapannya supaya dipuji atas kefasihannya. Adakalanya ia menampakkan yang
terbaik dari yang ia miliki agar ia diagungkan. Adakalanya ia diam membisu pada
saat ia harus berbicara agar ia dipuji. Sedangkan obat dari semua itu adalah
memutus hubungan dengan manusia, kecuali sebatas jama'ah.

8. Abu Abdillah Al-Anthaqi berkata, "Al-Fudhail dan Ats-Tsauri berkumpul untuk saling
mengingat-ingat nikmat, maka Sufyan hatinya menjadi lunak dan menangis

http://www.akhirzaman.info/ 91
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kemudian berkata, `Saya berharap majlis kita ini menjadi rahmat dan berkah.' Maka
Al-Fudhail berkata kepadanya, Akan tetapi aku wahai Abu Abdillah, khawatir jika
majlis ini lebih merugikan kita daripada (harapan) itu.' Bukankah kamu
menyuguhkan kepadaku apa yang terbaik dari ucapanmu, dan aku menyuguhkan
untukmu apa yang terbaik dari ucapanku, sehingga engkau berhias untukku dan
aku berhias untukmu? Lantas Sufyan menangis dan berkata, Engkau telah
menghidupkan aku, semoga Allah menghidupkanmu'."

9. Abu Bakar bin Ayyasy berkata, "Manfaat diam yang paling minim adalah selamat.
Dan cukuplah selamat itu sebagai afiyah (kesehatan yang sempurna). Kerusakan
minimal berbicara adalah syuhrab (ketenaran), dan cukuplah itu sebagai musibah.

10. Abu Abdillah Al-Bukhari berkata, "Aku berharap bertemu Allah dan Dia tidak
menghisabku kalau aku pernah menggunjing seseorang."

11. Sahal At-Tustari berkata, "Sesungguhnya akhlak orang-orang yang jujur adalah tidak
bersumpah demi Allah, tidak menggunjing dan tidak ada yang digunjing di
majlisnya, tidak kenyang, serta bila berjanji tidak menyalahi dan tidak bercanda
sama sekali."

DI ANTARA PERUSAK IMAN

Sesungguhnya faktor-faktor yang merusak keikhlasan sangat banyak jumlahnya.


Begitu pula faktor-faktor yang melemahkan iman dan melemahkan pengaruh iman. Di
antaranya adalah riya (pamer), sum'ah (nama baik), ’ujub (bangga diri), ghurur (lupa
daratan), takabbur (sombong) idlal (gede rasa kepada Allah), mudahanah (menjilat),
dusta, suka pujian dan mencari kedudukan di hati manusia. Di sini saya akan membatasi
alasan pada dua faktor yaitu ujub dan riya'.

Pertama: Ujub

Ujub (takjub dan bangga dengan diri sendiri) adalah penyakit berbahaya bagi
kehidupan orang-orang yang ahli ibadah. Karena ibadah adalah kesempurnaan
merendahkan diri yang disertai dengan kesempurnaan cinta. Sedangkan ujub adalah
menafikan sikap rendah diri dan kebutuhannya kepada Allah. Ujub adalah melihat
kepada diri sendiri dan ketaatan serta berbangga diri dengan ibadah dan dengan
kebaikan-kebaikan yang telah dicapainya. Ketika setan tidak mampu merayu orang-
orang shalih untuk melakukan maksiat, maka dia mendatangi mereka dengan jalan
yang samar dari dalam diri mereka. Dia datang dengan membawa penyakit ujub
(berbangga diri) dan ta’adhum (merasa dirinya besar) dan menyandarkan kebaikan-
kebaikan kepada dirinya.


Abdul Aziz Al-Jalil dan Bahauddin Aqil, Aina Nahnu Min Akhlaqi Salaf

http://www.akhirzaman.info/ 92
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Al-Muhasibi berkata, "Ujub dengan agama adalah memuji diri sendiri atas apa
yang kamu amalkan atau yang kamu ketahui dan melupakan nikinat-nikmat Allah yang
telah diberikan kepadamu. Jadi, memuji diri sendiri dan melupakan nikmat adalah ujub
dengan agama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Ujub adalah sahabat karibnya riya'. Akan
tetapi, riya' termasuk kategori menyekutukan Allah dengan makhluk, sedangkan ujub
adalah menyekutukan-Nya dengan diri sendiri. Orang yang riya' tidak merealisasikan
َ َّ‫` )إِي‬Hanya kepada-Mu kami menyembah. "Sebaliknya orang yang ujub
firman Allah ( ‫اؾ نَػ ْعبُ ُد‬
tidak merealisasikan firman Allah ( ‫ين‬ ِ َ َّ‫` )وإِي‬Dan hanya kepada-Mu kami meminta
ُ ‫اؾ نَ ْستَع‬
pertolongan. "Maka barangsiapa merealisasikan ( ‫اؾ نَػ ْعبُ ُد‬َ َّ‫)إِي‬, artinya dia telah keluar dari
riya', dan barangsiapa merealisasikan ( ‫ين‬ ِ َ َّ‫)وإِي‬, artinya dia telah keluar dari ujub."
ُ ‫اؾ نَ ْستَع‬

PERBEDAAN ANTARA KIBR DAN UJUB

Ujub adalah ketika seseorang merasa kagum dengan amalnya, sehingga ia memuji
dirinya sendiri atas amalan itu. Dia lupa bahwa itu adalah karunia dari Tuhannya, tetapi
dia tidak berbuat sombong kepada yang lain. Adapun kibr adalah satu kondisi ujub
yang membawanya kepada anggapan bahwa dirinya itu lebih baik dari yang lainnya.
Lalu ia merendahkannya dan menghinanya, maka pada saat itulah ia menjadi orang
yang sombong lagi mengagumi diri sendiri.

Sedangkan idlal itu mengharuskan adanya dugaan balasan. Seperti dia


beranggapan bahwa doanya pasti dikabulkan, dan tidak mungkin ditolak. Rasul
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

“Seandainya kalian tidak berbuat dosa, maka aku mengkhawatirkan atas kalian
sesuatu yang lebih parah dari itu yaitu ujub.”

Sehubungan dengan bahaya ujub dan kerusakan besar yang bisa ditimbulkannya,
Al-Ghazali mengatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya penyakit-penyakit yang
ditimbulkan ujub banyak sekali. Ujub mengajak kepada kibr. Lalu dari ujub dan kibr
lahirlah penyakit-penyakit yang banyak sekali dan tampak dengan jelas. Ujub mengajak
melupakan dosa-dosa dan membiarkannya, maka ia menganggap ibadah sebagai
sesuatu yang besar dan membanggakannya. Ia mengungkit-ungkit atas Allah, karena
telah melakukan ibadah. Ia lupa nikmat Allah atasnya, yaitu karunia taufiq, kesempatan
dan kemampuan untuk melakukannya. Orang yang ujub tertipu dengan dirinya,
pendapatnya sendiri dan merasa aman dari tipu daya Allah dan adzab-Nya. Dia


MukhtasarMinhajul Qashidin, him. 254

HR. Al-Uqaily dan Ibnu Adiy, dihasankan oleh Al-Albani.

http://www.akhirzaman.info/ 93
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

menganggap bahwa dirinya memiliki kedudukan di sisi Allah. Ujub mendorongnya


untuk memuji diri sendiri, menyanjung dan menganggapnya suci." 

Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫َويَػ ْوَـ ُحَنػْي ٍن ِإ ْذ أَ ْع َجَبْت ُك ْم َكثْػ َرتُ ُك ْم فَػلَ ْم تُػ ْغ ِن َعن ُك ْم َشْيًئا‬

“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu
sedikitpun. "(QS At-Taubah 9:25).

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

“Tiga perkara yang membinasakan, kikir yang ditaati, keinginan nafsu yang diikuti
dan kagumnya seseorang dengan dirinya sendiri."(HR. Tabrani, dihasankan oleh Al-
Albani).

Hudzaifah bin Al-Yaman r.a. berkata, "Cukuplah kepandaian seseorang bila ia


takut kepada Allah, dan cukuplah kebodohan seseorang bila ia merasa kagum dengan
ilmunya sendiri."

Faktor-faktor penyebab ujub:

1. Bodoh terhadap hak Allah, yaitu tidak mengagungkan-Nya sebagaimana


mestinya, tidak banyak mengetahui tentang nama-nama dan sifatsifat Allah, dan
lemahnya penghambaan kepada Allah dengan konsekuensi nama-nama dan sifat-
sifat ini.

2. Ghaflah, yaitu lalai dari hakikat dirinya, sedikitnya ilmu tentang tabiatnya, bodoh
terhadap aib dan cacatnya serta melalaikan muhasabah, (introspeksi diri) dan
muraqabah (penjagaan diri).

3. Memuji dan menyanjung di hadapan orangnya, tanpa memperhatikan aturan-


aturan syar’i yang berkaitan. Aturan syar’i menyatakan bahwa pujian tidak boleh
berlebihan dan melewati batas. Pujian harus dengan benar, tidak boleh dengan
batil. Pujian boleh ditujukan kepada orang yang tidak khawatir terkena fitnah
atasnya, seperti ujub dan lainnya.

4. Bergaul dengan kelompok orang-orang yang memiliki sifat ujub.


Abdul Aziz Alu Abdul Lathif, Ma'alim Fis Suluk, him. 65,95

http://www.akhirzaman.info/ 94
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

5. Terfokus pada nikmat dan melupakan Sang Pemberi nikmat. Padahal Allah
berfirman,

‫َوَما بِ ُكم ّْمن نّْػ ْع َم ٍ ِ فَ ِم َن اللّ ِو‬

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya). "(QS
An-Nahl 16:53).

6. Tergoda untuk mempelopori amal sebelum matang dan sempurna; tarbiyah


(pembinaan diri) di dalam dirinya.

7. Berlebihan dalam memuliakan dan menghormati.

8. Merasa besar karena nasab dan keluarga yang mulia. Padahal All: berfirman,

‫اب بَػْيػَنػ ُه ْم يَػ ْوَمئِ ٍذ َوَال يَػَت َساءلُو َف‬ ُّ ‫فَِإذَا نُِف َخ فِي‬
َ ‫الصوِر فَ َال أ‬
َ ‫َنس‬
“Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab antara mereka
pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya." (QS Al-Mu'minuun
40:101).

Adapun obat ujub adalah anda harus mengetahui dan meyakini bahwa apa saja
yang ada pada anda, dan yang keluar dari anda adalah berasal dari Allah Yang Maha
Suci, Maha Mencipta, Maha Memberi, Mencurahkan nikmat-nikmat dan Mengaturnya.
Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ‫اىرًة وب‬
ِ ً ‫اطَن‬ ِ ِ
َ َ َ َ‫َسَب َغ َعلَْي ُك ْم ن َع َموُ ظ‬
ْ ‫َوأ‬
“Dan Dia menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin." (QS Luqman
31:20).

Kamu harus mengetahui bahwa Allah-lah yang telah memberimu nikmat hidayah
kepada Islam. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ِ ‫ك أَ ْف أَسلَموا قُل َّال تَمنُّوا َعلَ َّي إِس َالم ُكم ب ِل اللَّوُ يم ُّن َعلَْي ُكم أَ ْف َى َدا ُكم لِ ِْإليم‬
‫اف إِف‬ َ ‫يَ ُمنُّو َف َعلَْي‬
َ ْ ْ َُ َ َ ْ ُ ُ ْ
‫ين‬ ِ ِ ‫ُكنتم‬
َ ‫صادق‬ َ ُْ
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah, janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan


Sayyid Ahmad Nuh, Afat Alath Thariq

http://www.akhirzaman.info/ 95
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS Al-
Hujuraat 49:17).
Ibnul Qayyim berkata, "Ketahuilah bahwa bila seorang hamba mulai dalam satu
ucapan atau perbuatan untuk mencari ridha Allah, mengingat di dalamnya karunia Allah
atasnya dan taufiq Allah untuknya, bahwasanya dia itu dengan Allah bukan dengan
dirinya sendiri, juga bukan dengan pengetahuan dan pikirannya, daya dan upayanya,
dan bahkan Dialah yang menciptakan untuknya lisan, hati, mata dan telinga, maka yang
menganugerahi semua itu Dialah pula yang menganugerahi ucapan dan perbuatan.
Apabila hal ini tidak hilang dari perhatiannya dan pandangan hatinya, maka dia tidak
akan didatangi ujub. Akar pangkal dari ujub adalah melihat kepada diri sendiri dan tidak
melihat kepada karunia Tuhan dan taufiq-Nya."
Barangsiapa mengetahui bahwa Allah adalah Dzat yang membolak-balikkan hati,
bahwasanya hati berada di antara dua jemari Allah yang dibolak-balikkan sesuai dengan
kehendak-Nya, dan bahwa seseorang itu beramal dengan amalan ahli Surga menurut
penglihatan manusia, padahal dia adalah ahli Neraka. Maka niscaya imannya akan
membuahkan rasa takut malu, hina dan ketundukan.

Ibnu Baththal berkata, "Ketika disembunyikannya penutup amal (baik atau buruk)
terdapat hikmah yang amat besar dan pengaturan yan sangat lembut. Karena, jika dia
tahu bahwa dia itu selamat maka dia akan ujub dan malas, sebaliknya jika dia tahu dia
akan binasa, maka dia aka semakin menjadi-jadi, dan dihalangilah hal tersebut dari
dirinya."

Sesungguhnya di antara kesempurnaan rahmat Allah dan hikmat-Nya, Dia


menjadikan jiwa manusia berpotensi menerima yang baik dan yang buruk. Semua anak
Adam adalah ahli berbuat kesalahan dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah orang
yang bertaubat. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Seandainya kalian tidak melakukan dosa maka aku mengkhawatirkan atas kalian
apa yang lebih parah dari itu, yaitu ujub."

Ibnul Qayyim berkata, "Seandainya bukan karena perkiraan dosa tentu anak Adam
akan hancur karena ujub.".

Ibnul Jauzi berkata,"Sesungguhnya bila jiwa manusia berada dalam kesadaran


terus, tentu ia akan terjatuh dalam hal yang lebih buruk dari itu yaitu ujub dengan
kondisinya dan merendahkan sejenisnya. Dan bisa saja dengan kekuatan amalnya itu
dia akan meningkat kepada klaim "untukku "ada padaku", "aku berhak" (dan
sejenisnya). Maka, membiarkan jiwa bergumul dalam kubangan dosa dan apabila telah


Al-Fawaid,144

Ma’ alim Fis Suluk, hlm. 100

http://www.akhirzaman.info/ 96
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

sampai di tepian dia berdiri melaksanakan kerendahan ubudiyyah (ibadah kepada


Allah); itulah yang lebih baik baginya."

Sebagian Salaf mengatakan, "Sesungguhnya seorang hamba melakukan sebuah


dosa, kemudian karenanya ia masuk Surga, dan mengamalkan satu kebaikan lalu
karenanya ia masuk Neraka." Maksudnya, ia melakukan kebaikan, tetapi selalu ujub,
sombong dan tertipu, karenanya ia dimurkai dan dilaknat oleh Allah lalu dumasukkan
ke Neraka. Yang lain melakukan dosa kemudian kembali kepada Tuhannya dengan
penuh penyesalan, menunduk dan bertaubat, karenanya ia merasakan betapa hinanya
dia dan betapa hajatnya ia kepada Tuhannya, maka dia berpakaian ubudiyyah, ber-
taqarrub kepada Tuhannya secara sungguh-sungguh demi mencari ampunan-Nya. Dan
Allah meridhainya serta memasukkannya ke dalam Surga.

Ibn Hazm berkata, "Apabila kamu terkagum-kagum kepada pendapat-


pendapatmu, maka berfikirlah tentang kesalahan-kesalahanmu, hafalkanlah dan jangan
kamu lupakan. Jangan lupakan setiap pendapat yang kamu perkirakan benar tapi
ternyata kamu salah, dan selainmulah yang benar. Ketahuilah bahwasanya hal itu
adalah murni nikmat dari Allah yang dikaruniakan Tuhanmu kepadamu. Maka janganlah
kamu menyikapinya dengan sesuatu yang membuat-Nya murka kepadamu. Barangkali
Dia membuatmu lupa akan hal itu dengan alasan Dia mengujimu dengannya yang
melahirkan kelupaan terhadap apa yang telah kamu kerjakan dan kamu hafalkan.
Apabila kamu merasa tersanjung dengan pujian teman-temanmu maka berfikirlah
tentang cercaan musuh-musuhmu kepadamu. Pada saat itu sirnalah kekaguman dari
dirimu.

Apabila kamu tidak memiliki musuh, maka tidak ada kebaikan pada dirimu. Tidak
ada kedudukan yang lebih rendah dari kedudukan orang yang tidak memiliki musuh.
Keadaan tadi tidak lain hanyalah kedudukan orang yang tidak memiliki nikmat dari Allah
yang dapat mengundang iri orang lain kepadanya. Semoga Allah menyelamatkan kita.
Apabila kamu menganggap kecil aib-aibmu maka berfikirlah bagaimana seandainya hal
itu diketahui oleh semua manusia. Maka ketika itulah kamu akan merasa malu dan
kamu mengetahui kekuranganmu."

Kedua: Riya'dan Sum'ah

Rya' adalah derivasi (turunan) dari kata ru’yah yang berarti pandangan. Sum’ah
adalah derivasi dari sama' (pendengaran). Jadi mura’i (orang yang berbuat riya) artinya
orang yang memperlihatkan kepada manusia hal-hal yang karenanya dia ingin
mendapatkan kedudukan di sisi mereka .


Ibid

Mukhtashar Mlinhajul Qashidin, hlm. 233

Ibid

http://www.akhirzaman.info/ 97
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Riya' adalah penyakit berbahaya dan pintu masuknya setan ke dalam hati orang-
orang mukmin. Rasul telah mengkhawatirkannya terjadi pada para sahabatnya.
Padahal mereka adalah pemimpin para wali dan sebaik-baik generasi. Beliau bersabda:

`Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada
Al-Masih Dajjal? Mereka menjawab, Tentu '. Beliau bersabda, 'Riya' seseorang berdiri shalat
lalu memperindah shalatnya ketika melihat ada orang yang memperhatikannya. "(HR.
Ahmad).

Yang dimaksud riya' adalah menampakkan amal kepada manusia dan


memperlihatkannya, serta berusaha dengan cara apapun agar mereka mengetahuinya.
Ini adalah keinginan nafsu yang sangat kuat agar ia bisa bebas dari beratnya ibadah.
Oleh karena itu ikhlas adalah agung dan sulit karena di dalamnya tidak ada bagian bagi
nafsu. Barangsiapa jujur dalam keikhlasannya maka cukuplah baginya pengetahuan
Allah terhadap amalnya dan dia tidak menoleh kepada manusia.

Ibnu Qudamah menyebutkan pembagian riya'. `Rya' dalam agama terbagi atas:

1. Dari sisi badan. Yaitu dengan cara menampakkan kurusnya badan dan warna
kulit yang layu untuk memperlihatkan kepada mereka kesungguhannya
dalam beribadah dan besarnya ketakutannya kepada Akhirat. Mirip dengan
ini adalah merendahkan suara, menyipitkan mata dan melakukan dua bibir
untuk menunjukkan bahwa dia ahli berpuasa.

2. Riya' dengan ucapan. seperti riya 'dengan mau'idhah (menasihati), yakni


menghafal hadits untuk debat dan untuk menunjukkan keluasan ilmunya.
Dia menggerak-gerakkan dua bibirnya dengan dzikir di hadapan banyak
orang, menampakkan kemarahan terhadap kemungkaran-kemungkaran di
tengah-tengah manusia, merendahkan suara dan mengecilkannya dalam
membaca al-Qur'an.

3. Riya' dari segi pakaian dan penampilan. Seperti menunduk saat berjalan,
membicarakan bekas sujud di wajah, memendekkan lengan dan membiarkan
pakaian kotor tidak dibersihkan.

4. Riya' dengan amal. Contohnya riya' orang yang shalat dengan memperlama
waktu berdiri, ruku' dan sujud, serta menampakkan kekhusyu'an.

5. Riya' dengan kawan dan para pengunjung. Contohnya orang yang memaksa
untuk mengunjungi orang alim atau abid (ahli ibadah) agar dikatakan, "Fulan
telah menziarahi Fulan." dan orang yang riya 'dengan banyaknya guru agar
dikatakan, "Fulan bertemu dengan masyayikh (para guru) yang banyak
sekali."

http://www.akhirzaman.info/ 98
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Masih banyak lagi macam contoh riya' dari keadaan yang samar sebabnya,
terutama keadaan yang membiarkan nafsu berjalan dan menjelajah agar tenang
nafsunya di hadapan orang lain, baik secara lansung maupun tidak langsung, di
antaranya adalah:

1. Seseorang yang memaksa-maksa agar orang lain mengetahui ibadahnya


secara langsung atau secara sindiran.

2. Menyukai kalau orang-orang mengawali mengucapkan salam kepadanya,


menemuinya dengan senyum dan penghormatan, giat membantu
memenuhi hajatnya, dan ramah dalam bermuamalah dengannya. Kalau dia
menemui orang yang muqashshir (kurang) dalam hal itu, maka hatinya
terasa berat seolah-olah dirinya ingin dibayar dengan penghormatan atas
ketaatan yang disembunyikannya.

3. Orang-orang yang ikhlas senantiasa takut dari riya yang samar. Mereka
bersusah payah mengelabui manusia agar tidak mengetahui amal-amalnya
yang shalih. Mereka lebih ambisi menyembunyikan amalnya daripada
ambisinya menutupi dosa-dosanya.

4. Bilamana seseorang mengetahui dari dirinya perbedaan antara diketahui


ibadahnya atau tidak diketahui, maka pada diri orang itu ada satu cabang
dari riya'.

5. Barangsiapa menyembunyikan ketaatan dengan ikhlas karena Allah,


kemudian orang-orang mengetahui hal tersebut, lalu ia merasa senang
dengan perbuatan Allah yang menampakkan ketaatannya dan
menyembunyikan dosanya. Ini adalah terpuji, bukan karena pujian manusia
kepadanya, tetapi tegaknya kedudukan di hati mereka sehingga mereka
memuji dan menyanjungnya serta memenuhi hajatnya maka ini adalah
makruh dan tercela.

Dari Abu Dzar dia berkata, "Ditanyakan, Wahai Rasulullah, ceritakanlah (kepada
kami) seseorang yang melakukan satu amal kebajikan lalu orang-orang memujinya atas
hal itu. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

Itu adalah kabar gembira bagi orang mukmin yang disegerakan." (HR. Muslim).
Adapun jika hal itu membuatnya ujub karena orang-orang mengetahui
kebaikannya dan memuliakannya, maka hal itu meningkat menjadi riya'


.Ibid

http://www.akhirzaman.info/ 99
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

SARANA-SARANA PENDIDIKAN IMAN


Telah kita sebutkan di muka bahwa iman itu bertambah karena taat dan
berkurang karena maksiat. Jadi setiap ketaatan menambah iman dan setiap maksiat
mengurangi iman. Semakin kuat kejujuran dan keikhlasan dalam ketaatan, dan
semakin sempurna mengikuti sunnah Rasul maka semakin meningkatlah iman,
semakin makmur hati dengan keyakinan, semakin meningkat ma'rifatnya kepada Allah
dan menghadap kepada-Nya serta semakin merasa besarnya hajat kepada Tuannya
(pemiliknya). Ialah hamba yang khusyu' kepada-Nya dan kembali kepada-Nya. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ِ ِ َّ ‫يمي‬ ِ ‫الصابِ ِرين َعلَى ما أَصابػ ُهم والْم ِق‬ ْ َ‫ين ِإ َذا ذُ ِك َر اللَّوُ َو ِجل‬ ِ
‫اى ْم‬
ُ ‫الص َالة َوم َّما َرَزقػَْن‬ ُ َ ْ ََ َ َ َّ ‫ت قُػلُوبُػ ُه ْم َو‬ َ ‫الَّذ‬
‫يُ ِنف ُقو َف‬
“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah.
(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang -
orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan
shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan
kepada mereka. "(QS Al-Hajj 22:35).

Barangsiapa berkeadaan seperti di atas, maka semakin kenallah dia dengan dirinya
yang bodoh, zhalim dan banyak menyeru kepada keburukan. Dia pasti mengetahui
bahwa jika dirinya diserahkan kepada dirinya sendiri, itu sama halnya diserahkan
kepada kelemahan, hawa nafsu, kezhaliman, ketidak berdayaan dan kenistaan. Orang
yang mendapat taufiq pasti mengetahui bahwa dirinya dengan Allah, dari Allah dan
kepada Allah. Tida ada kecukupan baginya dari dirinya sendiri meskipun sekejap mata.

Sarana-sarana ini layak menjadi buah yang dipetik oleh seorang mukmin dari
pohon keimanannya, yang mana bila disirami maka akan masak, harum dan
mendatangkan berbagai macam kebaikan dari semua sisinya. Barangkali engkau wahai
saudaraku pembaca menangkap bahwa antara sarana-sarana dan buah di sini ada
kemiripan, maka masing-masing dari keduanya adalah buah bagi yang lain.

Dari Ibnu Umar dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya iman itu bisa lapuk di dalam dada salah seorang dari kamu,
sebagaimana lapuknya baju. Maka mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman
di hati kamu. "(HR. Thabrani dan Hakim, shahihuljami , 6/56)

Sarana-sarana yang dapat menambah iman dan memantapkannya adalah sebagai


berikut:

1. Memfungsikan ucapan, riset, program-program, arahan-arahan dan pelajaran-


pelajaran kesemuanya itu sebagai pengingat dan penyeru kepada Allah. Agar hati jadi

http://www.akhirzaman.info/ 100
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

hidup dan sadar bahwa tujuan penciptaan adalah ibadah. Agar mengetahui bahwa
tujuan dari setiap ibadah adalah menghadapnya hati kepada Tuhannya secara khusyu’,
rendah diri dan patuh demi terealisasinya hakikat ubudiyyah karena Allah menetapkan
syariat menurunkan kitab dan mengutus Rasul serta menegakkan pilar jihad dunia ini
hanyalah untuk mengembalikan hati kepada Allah. Alla Azza wa Jalla berfirman:

ِ ُ‫وؿ ِإَّال ن‬
ِ ‫وحي إِلَي ِو أَنَّوُ َال إِل ََو إَِّال أَنَا فَا ْعب ُد‬
‫وف‬ ٍ ‫ك ِمن َّر ُس‬
َ ِ‫َوَما أ َْر َسلَْنا ِمن قَػْبل‬
ُ ْ
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku. "(QS Al-Anbiya' 21:25).

Adalah kelemahan dan kekerdilan dalam pendidikan keimanan jika pelajaran-


pelajaran, riset-riset, program-program hanya bersifat ilmiah saja, tidak menghidupkan
hati dan tidak mempengaruhi perilaku. Adalah satu kesalahan, misalnya jika kita
mengambil pelajaran tentang ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba).
menyebutkan deretan dalil, sebab-sebab dan solusinya secara teoritis. Akan tetapi
kemudian kita hanya meletakkan tema itu begitu saja dan kita kembali pada saat itu
dan di tempat itu juga, terjatuh dalam larangan yang dibicarakan oleh pelajaran itu.
Jadi, harus ada aplikasi kongkret dan pengaruh suluki (budi pekerti), mengikat hati kita
dengan Allah agar bertakwa kepada-Nya dan berhati-hati dari perbuatan maksiat
kepada-Nya.

Adalah termasuk kesalahan juga, umpamanya, jika kita mengambil tema Perang
Badar, yang mana kita mengetahui tanggalnya, tempatnya, jumlah kaum muslimin
serta kaum musyrikin, serta hasil akhir dari peperangan tersebut, tapi kemudian
berakhir hanya sampai pada informasi-informasi sejarah ini secara teoritis. Seharusnya
kita mengetahui rahasia-rahasia kemenangan dan kekalahan, lalu merefleksikannya
dengan kondisi umat saat ini dengan segala kekalahan-kekalahan dan sebab-sebabnya.
Juga harus kita ketahui hikmah Allah dalam ajaran jihad, pahala mujahidin, dan
menggerakkan hati untuk mendapatkan syahadah (mati syahid). Maksudnya, pelajaran
itu harus membawa ruh (jiwa) yang dapat mempengaruhi orang mukmin dan
mendorong orang mukmin berusaha secara serius, agar dapat mewujudkan
kemenangan atas dirinya terlebih dulu, kemudian atas musuhnya. Selanjutnya
mengenalkan kepada orang-orang mukmin, kiranya siapa saja yang menjadi musuh
mereka dan sikap yang benar terhadapnya.

Termasuk kedangkalan juga kalau kita mengambil pelajaran dalam tafsir, lalu kita
merasa cukup dengan makna-makna kosa-kata, asbabun nuzul (sebab turunnya ayat),
letak dan bentuk istidlal (pengambilan dalil), penjelasan global tentang ayat, tapi
kemudian kita ddak menghubungkan ayat tersebut dengan kondisi masyarakat.
Bahkan kita lupa mengingatkan tentang keagungan Kalam Allah, perenungan
keajaiban-keajaibannya, kandungan dan rahasianya.

http://www.akhirzaman.info/ 101
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

2. Memperhatikan program-program amaliyah yang mengingatkan kepada Allah


seperti ziarah kubur, berkumpul dengan orang-orang shalih, amar ma'ruf dan nahi
munkar, berbuat ihsan (baik) kepada manusia. Secara berkelanjutan, membangkitkan
jiwa perlombaan dalam kebaikan dan menegakkan program-program pribadi. Jadi
seorang mukmin semestinya membuat program ibadah untuk dirinya sendiri, seperti
puasa, witir, membaca Al-Qur'an, wirid, membaca bacaan-bacaan yang bermanfaat,
sedekah, infak, memberikan layanan untuk keluarga, tetangga dan orang-orang lain
yang membutuhkan.

3. Mengobarkan tema ihtisab (mencari pahala di sisi Allah) dan mengobati


lemahnya keinginan di dalamnya. Anda dapat menjumpai amalan-amalan ketaatan
yang mudah dan ringan dengan imbalan pahala dari Allah yang sangat benar. Namun
demikian, karena lemahnya iman dan kurangnya semangat dalam kebaikan maka anda
lihat amalan-amalan tadi ditelantarkan. Hati mereka tidak melirik untuk memiliki
kebaikan-kebaikan itu. Sementara itu pada waktu yang bersamaan, seluruh perhatian
dan ambisi tertuju untuk dunia, baik hartanya, jabatannya, maupun syahwatnya. Atau
semata mengejar untuk mendapatkan ridha manusia, pujian dan sanjungannya. Oleh
karena itu, ini perlu diperingatkan dengan pahala yang ada di sisi Allah dan
mengingatkan kebutuhan seorang hamba kepada satu kebajikan.

َّ ‫ت ِمن ُس َوٍء تَػ َو ُّد ل َْو أ‬


‫َف بَػْيػَنػ َها َوبَػْيػنَوُ أ ََم ًدا‬ ْ َ‫ض ًرا َوَما َع ِمل‬ َ ‫ت ِم ْن َخْي ٍر ُّم ْح‬ ٍ ‫يَػ ْوَـ تَ ِج ُد ُك ُّل نَػ ْف‬
ْ َ‫س َّما َع ِمل‬
‫وؼ بِال ِْعَب ِاد‬
ُ ‫بَِعي ًدا َويُ َح ّْذ ُرُك ُم اللّوُ نَػ ْف َسوُ َواللّوُ َرُؤ‬

“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di
mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya, ia ingin kalau kiranya antara
ia dengan hari itu ada masa yang jauh, dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri
(siksa) Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. "(QS Ali Imran 3:30).

Dan mengingatkan hari Kiamat di mana masing-masing orang di hari itu


mengatakan, "Nafsi... nafsi..." ("diriku bagaimana?") Begitu pula mengingatkan nikmat
hidup yang menjadi kesempatan beramal, dan nikmat sehat yang mana orang yang
sakit, yang jompo dan yang mati berangan-angan tentang banyak hal yang bisa
dilakukan oleh orang-orang sehat.

Begitu pula mengingatkan tentang kesadaran orang-orang kafir dan orang-orang


yang menyimpang dari kelompok ahli batil serta pengorbanan mereka untuk bekerja di
dunia mereka dan memasarkan pikiran-pikiran mereka. Kesungguhan mereka yang
tiada henti untuk menolong kebatilan mereka. Infak mereka yang sangat besar dari
harta mereka dan semua yang mereka miliki demi kemenangan kebatilan mereka. Lalu
mana amal orang muslim untuk agamanya? Padahal seharusnya dia lebih banyak
memberi dan berkorban daripada mereka. Sebab ia berada di atas jalan yang benar?!
Allah Azza wa Jalla berfirman,

http://www.akhirzaman.info/ 102
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

ِ ِ ِ ِ
‫يما‬ ُ ‫َمو َف فَِإنَّػ ُه ْم يَأْل‬
ً ‫َمو َف َك َما تَأْلَمو َف َوتَػ ْر ُجو َف م َن اللّو َما الَ يَػ ْر ُجو َف َوَكا َف اللّوُ َعل‬
ً ‫يما َحك‬ ُ ‫إِف تَ ُكونُواْ تَأْل‬
“Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya - merekapun menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah
apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
"
(QS An-Nisaa' 4:104).

Untukmu, berikut ini adalah contoh-contoh ringkas tentang ibadah yang mudah
dan ringan namun memiliki pahala di sisi Allah yang sangat besar.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫اؿ ذَ َّرةٍ َش ِّرا يَػ َرُه‬


َ ‫اؿ ذَ َّرةٍ َخْيػ ًرا يَػ َرُه ۝ َوَمن يَػ ْع َم ْل ِمثْػ َق‬
َ ‫فَ َمنَيػ ْع َم ْل ِمثْػ َق‬

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan


melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. "(QS Al-Zalzalah 99:7-8).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Aku mengucapkan, () (Mahasuci Allah dan segala puji bagiNya, dan tiada ilah yang
berhak disembah melainkan Allah, dan Allah Maha Besar), lebih aku cintai daripada
tempatnya) matahari terbit dan tenggelam di sana . "(HR. Muslim)

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa mengucapkan: ( ), maka ditanamkan baginya sebatang pohon kurma


di Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, had hasan)

Dari Utsman, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat, di


dalamnya tidak berbicara kepada dirinya maka diampunilah untuknya apa yang telah lalu
dari dosanya. "(HR. Muslim).

Dari Aus bin Aus dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:


Maksudnya adalah dunia.

Barangsiapa membaca () (Maha suciAllah dan segala puji untuk-Nja) Seratus kali dalam sehari, maka akan dihapus
kesalahan-keralahannya, walaupun sebanyak buih lautan. "(HR. Bukhari Muslim) - pent.

http://www.akhirzaman.info/ 103
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Barangsiapa memasuki pasar lalu berdoa, "Tidak ada sesembahan yang benar
kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, bagi-Nya segala
pujian, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia Yang Maha hidup tidak mati', di
tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka ditulis
untuknya satu juta kebaikan dan dihapus darinya satu juta keburukan, diangkat baginya
satu juta derajat dan dibangun untuknya satu istana di Surga." (HR. Ahmad dan
Tirmidzi).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Yang mengurusi wanita janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah. Dan
saya kira beliau bersabda, Bagaikan orang yang shalat malam tanpa lelah, dan orang yang
berpuasa tanpa henti. "(HR. Bukhari - Muslim)

Dari Anas, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa menikah maka ia telah menyempurnakan separuh iman. Maka


hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang lain'." (HR. Ath-Thayalisi). 
Dari Sa'ad r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa sarapan pagi setiap hari dengan tujuh butir kurma ajwah maka tidak
akan membahayakannya di hari itu racun dan sihir. "(HR. Ahmad dan Abu Daud)."'

Dari Ubadah r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa bersedekah sesuatu dari jasadnya, maka ia diberi sebanding dengan


apa yang ia sedekahkan. "(HR. Thabrani) .

Dari Tsauban r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka ia senantiasa berada dalam taman buah
Surga, hingga ia pulang. "(HR.Muslim).

Dari Aus bin Aus r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa pada hari Jum'at mandi dengan membasuh kepada (mandi besar),
kemudian berangkat pagi-pagi sekali, dan jalan kaki tidak berkendaraan dan mendekat


Shahihul Jami , jilid 5,6 /him. 288

Ibid, 5,6 him. 269

'Ibid, 5,6 him. 270

Ibid, 5,6/ 270

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah bersabda:
'Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya di jalan Allah maka ia dipanggil oleh pemanggil
"Sangat bagus kamu dan sangat baik perjalananmu dan kamu mengambil satu tempat di Surga." (HR. Tirmidzi, dia
berkata: "hadits hasan dan di sebagian naskah gharib). -Pent.

http://www.akhirzaman.info/ 104
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kepada imam, mendengarkan (khutbah) dan diam, tidak berbuat yang sia-sia maka
baginya dengan setiap langkah yang ia ayunkan dari rumahnya, menuju masjid adalah
amalan satu tahun pahala puasa dan shalat malamnya. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi,
Nasa'i dan Ibnu Majah). 

Dari Tsauban r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
'
Barangsiapa ruhnya berpisah dan jasadnya dalam keadaan ia bebas dari tiga hal
maka ia masuk Surga: sombong, hutang dan ghulul (khianat, yaitu mengambil dari
rampasan perang sebelum dibagi). " (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i).

Dari Jabir , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa mati di atas sesuatu, maka Allah akan membangkitkan dia di atasnya.
"(HR. Ahmad dan Hakim).

Dari Abu Umamah r.a. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa brjalan menuju shalat wajib berjama'ah, maka pahalanya seperti haji
satu kali.. Barangsiapa berjalan menuju shalat sunnah maka baginya seperti pahala umrah
sunnah. "(HR. Thabrani, hadits hasan).

Dari Abu Umamah Sahl bin Hanif , dia berkata,"Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda:

“Barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian mendatangi Masjid Quba lalu shalat di


dalamrya maka baginya seperti pahala sekali umrah. " (HR. Ibn Majah) .

Dari Abu Hurairah r.a,. dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Siapa yang mendatangi masjidku ini, tidak mendatanginya melainkan untuk


kebaikan yang akan ia pelajari atau yang akan ia ajarkan, maka ia seperti mujahid dijalan


Shahihul Jami’ , 5,6 / 325
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda,:
Barangsiapa mandi pada hari Jum at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada saat pertama) maka seolah-olah ia
berkurban dengan seekor unta. Dan barangsiapa pergi pada saat kedua seolah-olah ia berkurban dengan seekor sapi. Dan
barangsiapa pergi pada saat ketiga seolah-olah ia berkorban dengan seekor kambing. Dan barangsiapa pergi pada saat
keempat seolah-olah ia berkurban dengan dengan seekor ayam. Dan barangsiapa pergi pada saat kelima seolah-olah ia
berkurban sebutir telur. Maka apabila imam telah keluar menuju mimbar datanglah Para malaikat mendengarkan
khutbahnya." (HR. Bukhari - Muslim) -pent.

Ibid, 5,6 / 326

Ibid, 5,6 / 357

Ibid, 5,6 / 360

Ibid, 5,6 / 275

http://www.akhirzaman.info/ 105
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Allah. Dan siapa yang mendatanginya untuk selain itu, maka seperti seseorang yang
melihat harta orang lain'. "(HR. Ibn Majah dan Hakim)

Dari Ibnu Mas'ud r.a. , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

"Siapa yang menjadikan kegelisahannya menjadi satu kegelisahan yaitu (kegelisahan


menghadapi) hari Kebangkitan maka Allah membebaskan dari semua kegelisahan. Dan
siapa yang diceraiberaikan oleh kegelisahan dari hal ihwal dunia, maka Allah tidak
memperdulikannya di lembah manakah ia binasa." (Hadits Hasan, riwayat Ibnu Majah) .

Dari Ummu Habibah,"Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa menjaga empat rakaat sebelum Zhuhur dan empat rakaat sesudahnya
maka Allah mengharamkannya masuk Neraka." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dia
berkata, hadits hasan shahih).

Dari Abu Darda' bahwasanya Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi dia terjaga dari Dajjal."
Dalam satu riwayat, `Dari akhir Surat Al-Kahfi. (Keduanya diriwayatkan oleh Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, "Rasulullah Shallalahu ’Alaihi wa Sallam
bersabda:

"Siapa yang takut pasti berangkat sore hari, dan siapa yang berangkat sore hari
pasti sampai rumah. Ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, ingatlah
barang dagangan Allah itu Surga. " (HR. Tirmidzi, berkata, hadits hasan).

Dari Hudzaifah ra, dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa ditutup (usianya) dengan puasa satu hari maka ia masuk Surga'. "(HR.
Al-Bazzar).


Ibid, 5,6 / 278
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda, `Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian
berangkat menuju salah satu masjid Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban kepada Allah, maka langkah-
langkahnya yang satu menghapus dosa dan yang lain mengangkat derajat. "(HR. Muslim). -Pent

Ibid, 5,6 / 279

"Maksudnya, masuk Neraka secara kekal. Hadits ini mengisayaratkan bahwa yang melestarikannya akan meninggal
dengan membawa Islam.”

Ibid, 5,6 / 281

Riwayat lain yang berbunyi (dari akhir surat Al-Kahfi) adalah syadzdzah (menyalahi yang lebih shahih). Sedangkan
yang malfudh adalah riwayat ini, seperti terdapat dalam Ash-Shahihah (582). Hal ini dikuatkan oleh hadits Nawwas Ibnu
Sam'an. -pent

Shahihul Jami’ , 5,6 / 286

Ibid, 5,6 / 287

http://www.akhirzaman.info/ 106
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Dari Watsilah, dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa dikubur (ditinggal mati) tiga orang dari anaknya maka Allah
mengharamkan Neraka atasnya'. "(HR. Thabrani).

Dari Abu Mas'ud r.a, Uqbah Ibn Amr Al-Anshari Al-Badri r.a. berkata, Rasulullah
Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa menunjukkan kepada satu kebaikan maka dia memperoleh pahala


seperti pahala orang yang melakukannya. "(HR. Muslim).

Dari Asma' binti Yazid , dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa membela kehormatan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka


wajib atas Allah untuk memerdekakannya dari Neraka. "(HR. Ahmad dan Thabrani) 

Dari Anas r.a. dia berkata, "Rasul Shallalahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

'Barangsiapa namaku disebut di sisinya maka hendaklah bershalawat kepadaku.


Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah bershalawat (memheri
rahmat) untuknya sepuluh kali. "(HR. Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa melihat aku (dalam mimpi) maka itu adalah aku. Karena setan tidak
dapat menjelma seperti aku. "(HR. Tirmidzi). 

Dari Ibnu Mas'ud dia berkata, "Rasululah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa punya hajat (kebutuhan) lain meletakkannya (mengadukannya) kepada


manusia, maka hajat itu tidak akan menutupi kekurangannya. Barangsiapa punya


Ibid, 5,6 / 290

Ibid, 5,6 / 290

Ibid, 5,6 / 291
Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah bersabda,
“Hinalah (celakalah) orang yang disebut namaku di depannya, ia tidak bershalawat kepadaku. "(HR. Tirmidzi dan
berkata, "hadits hasan").
Dari Ali r.a. dia berkata, "Rasulullah bersabda,
Orang yang pelit adalah orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di sisinya. "(HR. Tirmidzi
dan berkata, "hadits hasan shahih").
Dari Ibnu Mas'ud r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda,
`
Orangyang paling utama bersamaku nanti di hui Kiamat adalah dia yang paling banyak bershalawat kepadaku. "(HR.
Tirmidzi dan berkata, "Hadits hasan") -pent. ")

Ibid, 5,6 / 293

http://www.akhirzaman.info/ 107
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

kebutuhan lalu meletakkannya pada Allah, maka hampir saja Allah memberinya rizki,
cepat atau lambat. "(HR. Tirmidzi) . 

Dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

`Barangsiapa dilindungi Allah dari kejelekan antara dua rahangnya (lisan), dan
kejelekan antara dua kakinya (kemaluan), maka ia akan masuk Surga." (HR Tirmidzi dan
ia berkata, "hadits hasan") .

Dari Abu Umamah, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa menyayangi walaupun itu hanya sembelihan burung pipit, maka Allah
merahmatinya pada hari Kiamat." (HR. Bukhari dalam Al Adabul Illufrad dan Thabrani,
hadits hasan) "'

Dari Abu Darda' dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa membela kehormatan saudaranya maka Allah akan membela dan


menghindarkan wajahnya dari api Neraka di hari Kiamat. "(HR Tirmidzi dan ia berkata ’Ini
haditst hasan).

Dari Mu'adz , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

'Barangsiapa mengangkat batu dari jalan, maka ditulis untuknya satu kebaikan, dan
barangsiapa memiliki satu kebaikan, maka ia masuk Surga." (HR. Thabrani, hadits
hasan) .

Dari Sahal bin Hunaif, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa memohon kepada Allah Ta’ala mati syahid dengan benar maka Dia
menyampaikannya pada kedudukan para syuhada, sekalipun dia meninggal di atas
tempat tidurnya. "(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,


Ibid, 5,6 / 362

Ibid, 5,6 / 367


Ibid, 5,6 / 294

Ibid, 5,6 / 295

Ibid, 5,6 / 295

http://www.akhirzaman.info/ 108
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

'Barangsiapa ingin mendapatkan manisnya iman maka hendaklah ia mencintai


seseorang yang ia tidak mencintainya, kecuali karena Allah." (HR. Ahmad dan Hakim,
hadits hasan). 

Dari Abu Musa dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa merasa senang oleh kebaikannya dan merasa susah karena


keburukannya maka dia seorang mukmin'. "(HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Thabrani).

Dari Abu Hurairah , dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

'Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke Surga. "(HR. Tirmidzi).

Dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. "(HR.Bukhari-Muslim)

Dari Usman bin Affan r.a., dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda:

`Barangsiapa shalat Isya' berjama’ah maka seolah-olah ia bangun (qiyamul-lail)


separuh malam. Dan siapa yang shalat Subuh berjama’ah maka seakan-akan ia shalat
semalam suntuk. "(HR. Muslim).

Dari Anas, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:


Ibid, 5,6 / 300
Dari Anas r.a. dari Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda, `Tiga perkara, siapa yang pada dirinya
terdapat tiga perkara ini maka ia mendapatkan manisnya iman (yaitu); Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada
lain-lainnya, ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan
olehAllah daripadanya sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam Neraka. "(HR. Bukhari - Muslim).
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwasanya ada seorang laki -Iaki
mengunjungi saudaranya (seagama) yang berada di desa lain. Allah mengutus satu Malaikat yang menghadang
perjalanannya. Maka, ketika ia sampai kepadanya ia bertanya, 'Hendak ke mama kamu? ' Orang itu menjawab, Saya
menginginkan saudara saya di desa ini.' Dia bertanya lagi, Apakah kamu berhutang budi kepadanya sehingga kamu
sekarang ingin membalas kebaikannya?' Dia jawab, Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla . ' Maka
dia berkata, Sesungguhnya aku ini adalah utsran Allah kepadamu (untuk memberitahukan) bahwa Allah benar-benar
mencintaimu, sebagaimana kamu mencintainya karenaNya. "(HR. Muslim).
Dari Abu Karimah Al-Miqdad Ibnu Ma’di Karib r.a. Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda,
`
Apabila seseorang mencintai saudaranya (seagama) maka hendaklah memheritahukan kepadanya bahwa dia
mencntainya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi/, ia mengatakan, "hadits shahih'). - pent


Ibid, 5,6 / 301

Ibid, 5,6 / 302

Ibid, 5,6 / 309

http://www.akhirzaman.info/ 109
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Barangsiapa shalat Subuh berjama’ah kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga
terbit matahari kemudian shalat dua raka’at, maka hal itu baginya seperti pahala satu
kali haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna." (HR. Tirmidzi).

Dari 'Aidz bin Qurazh, dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
`Barangsiapa shalat suatu shalat (fardhu) yang belum sempurna, maka akan
ditambahkan padanya dari shalat-shalat sunnahnya hingga sempurna.” (H.R. Thabrani,
Shahihul Jami , 5-6/314)

Dari Abdullah bin Hubaib r.a., dia berkata, "Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda:

`Barangsiapa pelit dengan harta untuk menginfakkannya dan dengan malam untuk
memerangi beratnya maka hendaklah ia (mengobatinya dengan) dzikir suhhanallah wa
bihamdihi. "(HR. Abu Nu'aim dalam Al-Ma 'rifah)

4. Qudwah (keteladanan). Sesungguhnya mendidik dengan qudwah adalah cara


terbesar dalam mempengaruhi, menanamkan makna-makna keutamaan beserta amal-
amal di dalam jiwa peserta didik. Termasuk hikmah Allah mengutus para Rasul dari
kaum mereka, hidup bersama mereka, dan dengan para Rasul mereka terwarnai dan
terbentuk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِ ِ َّ ‫اىلِيَّ ِ ِ ْاألُولَى َوأَقِ ْم َن‬


ِ ‫وقَػر َف فِي بػيوتِ ُك َّن وَال تَػبػ َّرجن تَػبػ ُّرج الْج‬
ُ‫الزَكاةَ َوأَط ْع َن اللَّوَ َوَر ُسولَو‬
َّ ‫ين‬ َ ‫الص َالةَ َوآت‬ َ َ َ َْ َ َ ُُ ْ َ
ِ ‫الر ْجس أ َْىل الْبػْي‬ ِ ِ
‫ت َويُطَّْه َرُك ْم تَطْ ِه ًيرا‬ َ َ َ ّْ ‫ب َعن ُك ُم‬ َ ‫إِنَّ َما يُ ِري ُد اللَّوُ لُي ْذى‬
'
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan
dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihiya. "(QS Al-Ahzab
33:33).

Tatkala para sahabat lambat dalam mencukur rambut (tahallul) dalam kisah
Perdamaian Hudaibiyyah karena keinginan kuat untuk menyelesaikan umrah, maka
Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengisyaratkan kepada beliau


Ibid, 5,6 / 313
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, `Para malaikat itu senantiasa
memintakan rahmat untuk salah seorang dari kamu selama ia berada di tempat shalatnya, yang ia shalat di dalamnya,
selama ia tidak berhadats. Para malaikat itu berdoa, Ya Allah ampunilah untuknya, ya Allah rahmatilah dia'. "(HR
Bukhari). -Pent.


Ibid, 5,6 / 320

http://www.akhirzaman.info/ 110
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

agar mencukur rambutnya kemudian keluar menemui mereka. Rasul melakukan hal itu,
dan para sahabatpun segera melakukannya.

Kita betul-betul sangat membutuhkan panutan-panutan yang menampakkan buah


iman, shidiq (jujur) dan yakin. Mereka harus menampakkan adab ilmu, perhiasan
mu’amalah, dan akhlak yang mulia dalam penampilan, kewibawaan, ke-khusyu'an,
semangat dalam kebaikan, bagusnya ibadah kepada Allah, sikap ihsan (berbuat baik)
kepada makhluk, rendah hati dan jauh dari kepentingan pribadi.

Kita sangat memerlukan panutan-panutan dalam pandangan mereka kepada dunia


dan zuhud di dalamnya, yang hati mereka tertambat dengan Akhirat dan banyak
menyebutnya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla tentang sebagian Nabi-Nya,

‫ص ٍ ِ ِذ ْك َرى الدَّا ِر‬ ِ


َ ‫اىم بِ َخال‬ ْ َ‫إِنَّا أَ ْخل‬
ُ ‫صَن‬
"Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada
mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri Akhirat.
"(QS Shaad 38:46).

Kita sangat membutuhkan teladan-teladan dalam mengabdikan sikap-sikap yang


jujur dan tegas, yang menyuarakan kebenaran dan mengutamakan ridha Allah di atas
seluruh manusia, yang dengan lantang, terang dan keras menyuarakan kebenaran di
seluruh penjuru jagat raya ini. Untuk meniupkan ruh jihad umat yang dibayang-bayangi
oleh wahan (kelemahan) dan dipayungi oleh cinta dunia dan takut mati. Agar teladan-
teladan tersebut menyampaikan agama Allah dan menyuarakannya dengan lantang,
sesuai hikmah syar’i dan tidak takut karena Allah celaan orang yang mencela.
Kita sangat memerlukan teladan-teladan dalam mengisi waktu, berkorban dan
memberi demi melayani agama Islam ini dalam sebuah gerakan yang terus menerus,
tidak diam dan tidak istirahat. Perhatiannya adalah menyampaikan kebaikan dan
kebenaran kepada yang lain dan menunjukkan jalan yang lurus kepada orang yang
tersesat. Maka barangsiapa imannya benar niscaya ia tidak kenyang, tidak bosan dan
tidak jera dari tugas dakwah kepada Allah, senantiasa menasihati, menolong dan
menunjukkan kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ين‬ ِ ‫َّت لِل‬ ِ ‫ات واألَر‬ ُ ‫َو َسا ِر ُعواْ إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجن ٍَّ ِ َع ْر‬
َ ‫ْمتَّق‬
ُ ْ ‫ض أُعد‬
ُ ْ َ ُ ‫الس َم َاو‬
َّ ‫ض َها‬

`Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. "(QS
Ali-Imran 3:133).

ِ ‫الس َماء َو ْاأل َْر‬


‫ض‬ َّ ‫ض‬ ُ ‫َسابُِقوا إِلَى َم ْغ ِف َرةٍ ّْمن َّربّْ ُك ْم َو َجن ٍَّ ِ َع ْر‬
ِ ‫ض َها َك َع ْر‬

http://www.akhirzaman.info/ 111
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan Surga


ang luasnya seluas langit dan bumi. "(QS Al-Hadid 75:21).

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang terhadap kebaikan sampai tempat
berakhirnya adalah Surga." (HR. Tirmidzi dan dia berkata, "hadits hasan") .

5. Menjauhi dan mewaspadai hal-hal yang dapat mengeraskan hati, mendatangkan


ghaflah (kelengahan) dan kesia-siaan, yang menjauhkan hati dari kehidupan yang
serius, tegas dan penuh dengan tekad. Karena mukmin sejati tidak akan melepaskan
pelana mereka kecuali di dalam Surga inya Allah. Adapun di sini, di dunia ini maka
mereka menyingsingkan lengan baju, tidak lagi ada tempat bagi kesibukan dengan
selain Akhirat, ridha Allah dan kemanfaatan para hamba. Kafilah mereka tidak berhenti
dan upaya mereka bersambung terus dengan Tuhannya. Tidak ada ruang bagi mereka
untuk banyak bicara, cerita, tertawa, waktu sia-sia, banyak berkomentar dalam majlis-
majlis mereka. Tidak ada pertemuan-pertemuan yang tidak berguna, tidak menguatkan
iman, tidak menghidupkan hati dan tidak melindunginya dari ghaflah (kelengahan).
Tidak ada kesempatan banyak keluar rumah, tamasya dan jalan-jalan yang
mengeraskan hati membawa ke alam santai, jauh dari kepedulian pada persoalan kaum
muslimin dan krisis-krisis yang mereka hadapi. Mereka peduli pada kemungkaran dan
orang-orang yang menyimpang, karena memang menjadi kewajiban orang yang shadiq
(mukmin sejati) untuk menasihati mereka, meluruskan dan membawa mereka ke jalan
cahaya.

Ibnul Qayyim menetapkan penyakit ukhuwwah (persaudaraan) itu ada tiga: (a)
berkumpul dan bergaul lebih dari kebutuhan, (b) berkumpul karena senang dan
nikmat jauh dari tujuan, (c) toleransi orang-orang yang bersaudara sebagian kepada
yang lain tanpa ada saling menasehati dan pengarahan . 

Sesungguhnya orang mukmin sejati tidak dibenarkan tinggal diam tanpa ada
tugas yang ditunaikannya untuk agamanya, sebatas apa yang dia mampu dan sebatas
apa yang dia pahami. Dengan demikian perhatian terhadap agama ini terus hidup di
dalam hatinya dan tetap hidup pula gelora tanggung jawab dan keprihatinan terhadap
kondisi kaum muslimin dari kebodohan dan penyimpangan.

Ia merasakan bahwa dakwah, tanggung jawab dan kewajiban amar ma'ruf nahi
munkar tidak hanya menjadi tugas golongan manusia tertentu saja, sementara yang
lain bebas makan, minum dan tidur. Sesungguhnya masalahnya lebih besar dari ini


Syaikh Al-Albani berkata, "Sebaliknya hadits ini dlaif (lemah)", sebagaimana saya jelaskan dalam kitab Al-Misykat 22.
-pent.

Ibnul Qayyim,Al-Fawaid:

http://www.akhirzaman.info/ 112
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

semua, bahwa amar ma'ruf nahi munkar adalah fardhu kifayah. Jika belum ditangani
secara cukup oleh sebagian kaum muslimin maka semuanya menanggung dosa.
Apakah kemungkaran telah ditangani oleh amar ma'ruf nahi munkar dan apakah telah
terobati, sehingga telah menghasiskan kemenangan bagi kebenaran dan kita dapat
mengatakan bahwa kita sudah aman dari tanggung jawab di hadapan Allah?!

Sesungguhnya tugas dan tanggung jawab ini sangat berat. Allah akan marah dan
murka manakala kehormatan-Nya dikotori. Maka berhati-hatilah dari murka Allah dan
berhati-hatilah dari perasaan sempurna yang semu dan palsu karena tipuan setan.

Sungguh, ada kelompok-kelompok pemuda yang pada satu hari mereka itu adalah
orang-orang yang serius, gesit, beramal dan disiplin menjaga waktu, ahli berpikir dan
berkorban untuk Islam. Kemudian mereka terasuki oleh begadang, banyak jalan-jalan,
menghabiskan waktu dalam perjalanan dan keliling. Mereka terkena penyakit
perkawanan, sehingga persahabatan menjadi hobi dan kesenangan, jauh dari maksud
perkumpulan awal yaitu memikul beban Islam. Akibatnya lemahlah iman, beratlah
ibadah dan panjanglah lisan dengan gosip, ghibah (menggunjing), namimah (adu
domba), fitnah dan pelecehan. Bahkan sebagian dari mereka tidak menunaikan shalat
berjama'ah Subuh karena terlambat tidur malam akibat begadang yang sia-sia. Lentera
iman dalam hati Adam hampir padam. Akhirnya mereka kembali dengan tangan
hampa. Target mereka hanyalah pertemuan, dan hiburan mereka adalah rihlah (jalan-
jalan), tanpa ada amal untuk Islam dan ada muhasabah (introspeksi) untuk diri mereka
tentang hilangnya waktu mereka dan lalainya hati mereka dari rasa takut dan harap
kepada Allah.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kemunduran setelah kemajuan, dari


lalai setelah dzikir dan kematian hati setelah kehidupannya, dari kesia-siaan setelah
keseriusan dan kesungguhan.

Di antara para ghafilin (orang yang lalai) yang terbesar adalah orang yang terkena
penyakit ghaflah (lalai), tetapi mereka tidak merasa. Orang yang banyak keburukannya
itu sedikit kebaikannya, tapi dia tetap merasa aman dan penuh dengan gelak tawa.

Hasan Bashri berkata, "Sungguh mengherankan orang yang berada di antara


Surga dan Neraka, tetapi ia lalai dan dalam kesia-siaan." Dikatakan bahwa
keprihatinan (kerisauan) itu harus ada pada lima hal: (a) tentang ketaatan yang
engkau tidak tahu apakah Allah menerimanya darimu atau tidak, (b) tentang
kemaksiatan yang kamu tidak tahu apakah Allah akan mengampuninya untukmu atau
tidak, (c) engkau mengetahui bahwa Allah memiliki Surga dan Neraka, engkau tidak
tahu ke manakah kamu akan kembali, (d) engkau mengetahui tentang kehidupanmu
yang lalu apa yang telah kamu lakukan, sedangkan kamu tidak tahu seperti apakah
kehidupanmu yang tersisa, (e) engkau tidak tahu apakah Tuhanmu ridha kepadamu
atau murka?!

http://www.akhirzaman.info/ 113
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Perhatikanlah hari-harimu - wahai orang-orang yang diberkahi, apakah yang kamu


isikan ke dalamnya? Dengan apakah kamu menghabiskannya?! Mendekatlah kepada
orang-orang yang membantumu mengerjakan kebaikan, meninggalkan kemungkaran
dan mencintai fakir miskin. Usahakanlah menziarahi orang yang dapat
mengingatkanmu kepada Allah, membangkitkan hatimu, membuatmu menangis,
mengetahui aib-aibmu, menuntunmu menaiki tangga iman, mengangkat semangat dan
menolongmu berjuang dan berkorban, menunjukkanmu pada ilmu yang bermanfaat
dan menambahmu rasa takut kepada Allah. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫إِنَّ َما يَ ْخ َشى اللَّ َو ِم ْن ِعَب ِادهِ ال ُْع َل َماء‬


"
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. "(QS Faathir 35:28).

Usahakan mempraktikkan setiap sunnah yang kamu dengar, melaksanakan


perintah-perintah Allah, mengagungkan-Nya dan memuliakan-Nya dalam dirimu,
memperbanyak dzikir dan istighfar kepada Allah. Karena kesemuanya adalah obat
mujarab untuk kehidupan hati dan menghalau kerisauan dunia, mengusir malapetaka
dan melonggarkan himpitannya. Itu semua manakala hati sesuai dengan lisannya, yang
mengingat Allah dengan menghadirkan keagungan-Nya, yang merenungkan makna-
maknanya, serta mengharapkan pahala-pahala-Nya yang agung. Allah Azza wa Jalla
berfirman:

ِ ِ ِ ‫الذاكِر‬ ِ ِ َّ ‫و‬
‫يما‬ ْ ‫َع َّد اللَّوُ ل َُهم َّم ْغف َرةً َوأ‬
ً ‫َج ًرا َعظ‬ َ ‫ات أ‬ َ َّ ‫ين اللَّ َو َكثيراً َو‬
َ ‫الذاك ِر‬ َ
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, maka Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. "(QS Al-Ahzab 33:35).

6. Bersegera melaksanakan kebaikan-kebaikan; tidak lambat dari kebaikan agar


tercipta perlombaan dalam kebajikan. Jika dia sakit atau musafir, maka pahalanya
tetap mengalir dan jika ia sehat muqim (tidak bepergian), maka kebaikan itu akan
mengantarkan kepada kebaikan lainnya menguatkannya dan menggerakkan
semangatnya untuk melakukan yan lainnya. Dadanya lapang untuk menambah
ketaatan dan mencari ketaatan pada setiap saat dan kesempatan. Jika dia mati dalam
keadaan mengisi waktu-waktunya untuk ketaatan, maka ia akan bertemu Allah
dengannya dan bila dia hidup atas dasar sesuatu maka ia akan mati di atasnya.

Berbuat kebaikan setelah kebaikan adalah tanda diterima, insya Allah Dari Uqbah
bin Harits r.a, dia berkata,

"Saya shalat Ashar di Madinah di belakang Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau
mengucap salam, kemudian berdiri dengan cepat, lalu melangkah di antara pundak para
jama'ah menuju ke sebagian kamar istrinya. Orang-orang sangat terkejut dengan tergesa-

http://www.akhirzaman.info/ 114
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

gesanya. Kemudian beliau keluar menghadap mereka, dan beliau melihat keterkejutan
mereka terhadap sikap Nabi yang tergopoh-gopoh, maka beliau bersabda, `Saya ingat
sesuat dari batangan emas yang ada pada kami, saya tidak suka kalau ia menahanku maka
segera aku perintahkan untuk dibagi'. "(HR. Bukhari)

Waspadalah dari penyakit malas, futur (patah semangat), mengikuti nafsu dan
banyak santai. Malas itu menyeret seseorang meninggalkan pekerjaan, merasa berat
beribadah dan beramal di jalan Allah. Kelemahan itu datang bertahap lalu dibawa oleh
hawa nafsunya kepada sikap enggan pada pahala. Ia akan disertai sikap taswif
(menunda-nunda) dan melihat kepada orang yang berada di bawahnya dalam
kebaikan, sehingga segala kebaikan menjadi berat dan sulit. Ini adalah pertanda celaka
dan sedikitnya taufiq. Betapa banyak pintu kebaikan yang dihalangi dari kita karena
kemalasan dan betapa banyak kita menyia-nyiakan waktu. Betapa banyak kita
kehilangan ilmu yang bermanfaat karena waktu yang terbuang. Betapa banyak shalat
yang lepas dari kita. Betapa banyak kebaikan, tidak kita perhatikan sehingga kita
merugi tidak mendapatkan pahalanya.

Malas adalah jalan hidup orang-orang munafiq. Allah Azza wa Jalla berfirman,

‫امواْ ُك َسالَى‬ ِ َّ ‫وإِذَا قَامواْ إِلَى‬


ُ َ‫الصالَة ق‬ ُ َ
`Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas." (QS An-Nisa'
4:142) .

Malas adalah jalan ke Neraka. Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri telah
berlindung kepada Allah daripadanya:

'Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan


kemalasan. "(HR. Muslim).

Malas juga pelemah iman, bahkan ia juga perusak dunia. Orang yang malas tidak
akan sukses dalam proyek-proyek dunianya. Bangsa yang terbiasa dengan sifat
pengangguran adalah orang-orang yang gagal, tertindas dan bergantung pada bangsa
lain, hidup di atas sisa-sisa bangsa lain, bangsa yang tidak beridentitas, yang hidup di
atas meja makan para musuh dan disetir oleh mereka.

Di antara manusia ada yang kehidupannya mirip dengan kehidupan hewan ternak
- hingga batas tertentu- yaitu untuk makan, minum dan syahwat saja.

 `
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima nafkah-nafkah mereka melainkan karena mereka kafir
kepada Allah dan Rasul--Nya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula)
menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan. "(At-Taubah: 54).

http://www.akhirzaman.info/ 115
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Adapun bila iman telah benar, maka seorang mukmin akan merasakan
tanggungjawab dalam waktunya, pemberiannya, produktivitasnya, kreativitas dan
pikirannya. Dia selalu mengintrospeksi dirinya, dengan apakah dia telah mengisi hari-
harinya? Muslim yang sadar terhadap kepentingan dunia dan Akhiratnya itulah orang
yang serius, sungguh-sungguh, besar tekad dan disiplin, memperhatikan jadwal
program, janji-janjinya dan kewajibannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Dia sangat menyadari bahwa umur ini pendek sekali. Apabila dia jumlah masa
kanak-kanak, masa lanjut usia, waktu makan dan minum, waktu tidur dan waktu-waktu
lalu yang disia-siakan dengan angan-angan, kelalaian dan permainan, alangkah
meruginya. Di antara kita ada yang menghabiskan umurnya dalam kemurkaan Allah -Ya
Allah, ampunan-Mu yang kumohon- Allah Azza wa Jalla berfirman mengancam orang-
orang kafir:

ِ ‫أَولَمُ نػُع ّْمرُكم َّما يػَت َذ َّكر فِ ِيو من تَ َذ َّكر وجاء ُكم الن‬
‫َّذ ُير‬ ُ ََ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ
`Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan?" (QS Faathir 35:37).

Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

Tidak akan bergeser kedua tapak kaki hamba  pada hari Kiamat, sehingga dia
`

ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. "(HR. Tirmidzi).

Sesungguhnya investasi umur dan mengembangkannya hingga berbuah tidak


mungkin dengan angan-angan, banyak bicara, banyak pertemuan, banyak
persahabatan dan permainan-permainan. Tidak, tetapi hanya dapat diraih dengan kerja
serius dan terus menerus. Amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus
(kontinyu) meskipun sedikit.

Sesungguhnya umur, kekuatan, semangat menuju kebaikan tidaklah diberikan


kepada manusia dua kali, tetapi cukup sekali, kesempatan sekali, umur sekali, ujian
sekali. Jiwa yang berkorban dan memberi adalah jiwa yang satu untuk manusia, tidak
berulang dan tidak diulang. Lalu mengapa masih berangan-angan dan menunda-
nunda, bukankah kematian cukup menjadi pengingat kita?!

Ibnul Qayyim berkata dalam Qasidah Mimiyyah,


Dari tempatnya berdiri (di Mahsyar) untuk dihisab, ke Surga atau ke Neraka. -pent.

http://www.akhirzaman.info/ 116
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`
Maka suguhkan tebusanmu, dirimu menebusmu, sesungguhnya jiwamu adalah
harga yang harus dibayarkan ketika kamu berserah diri (masuk Islam).
Jiwa yang hina tidak akan pernah mendapatkan rahmat, hamba yang malas tidak
akan pernah beruntung dan mendapatkan nikmat.
Demi Allah, apa udzur seseorang, sementara dia beriman dengan ini, (tetapi) dia
tidak maju dan berusaha meraihnya? Akan tetapi taufiq itu ada pada Allah, Dia yang
mengistimewakan siapa yang dikehendaki sebagai karunia dan Dia yang memberi
nikmat."

7. Waspada dari keburukan, meskipun satu dosa saja. Sebab keburukan dapat
mengurangi iman, menjadikan hati sakit, membuka pintu-pintu setan, melemahkan
semangat, mengundang ghaflah (lalai). Dosa menghidupkan geliat nafsu di hati,
menghalangi rizki, menyuramkan wajah, dan sebelum itu semua ia adalah maksiat
kepada Allah Ar-Rahman, ketaatan kepada setan, pembuka dan pengundang dosa-dosa
berikutnya. Sebagaimana kebaikan mendatangkan kebaikan sejenisnya. Dosa
mengkhianati pelakunya pada saat dia sangat membutuhkan pertolongannya. Dosa
adalah pertanda kehinaan dan pintu setan yang menyerang hati hamba. Allah Azza wa
Jalla berfirman:

‫يم‬ِ ِ ْ َ‫الشْيطَا ُف يَِع ُد ُك ُم الْ َف ْق َر َويَأ ُْم ُرُكم بِالْ َف ْح َشاء َواللّوُ يَِع ُد ُكم َّم ْغ ِف َرةً ّْمْنوُ َوف‬
َّ
ٌ ‫ضالً َواللّوُ َواس ٌع َعل‬
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-
Nya dan karunia. Allah Maha Luas (karunia Nya) lagi Maha Mengetahui. "(QS Al-Baqarah
2:268).

Dosa itu pembawa sial bagi hamba dan negara. Renungkan kehancuran bangsa-
bangsa raksasa. Karena dosa-dosanya mereka hancur lebur tidak tersisa kecuali puing-
puingnya saja. Setelah berkuasa kini mereka menjadi dongeng dan cerita. Ini adalah
sunnatullah pada makhluk-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫الصْي َح ُِ َوِمْنػ ُهم َّم ْن َخ َس ْفَنا بِِو‬


َّ ُ‫اصًبا َوِمْنػ ُهم َّم ْن أَ َخ َذتْو‬
ِ ‫فَ ُك ِّال أَ َخ ْذنَا بِ َذنبِ ِو فَ ِمْنػ ُهم َّمن أَرسلَْنا َعلَْي ِو ح‬
َ َْ ْ
‫َكن َكانُوا أَن ُف َس ُه ْم يَظْلِ ُمو َف‬
ِ ‫اللوُ لِيظْلِمهم ول‬ ِ ‫ْاألَر‬
َ ْ ُ َ َ َّ ‫ض َومْنػ ُهم َّم ْن أَ ْغ َرقػَْنا َوَما َكا َف‬ َ ْ
`Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka antara
mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. Di anta mereka ada yang
ditimpa suara keras yang mengguntur. Di antara mereka ada yang Kami benamkan ke
dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Allah sekali-kali tidak
hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri." (QS Al-Ankabuut 29:40).

http://www.akhirzaman.info/ 117
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Perhatikanlah satu dosa yang ada di dada seorang hamba. Bagaima; jika dosa itu
menumpuk, mudah dilakukan, menjadi kebiasaan masyarakat, kemudian dosa-dosa
menjadi lumrah, ghaflah (lalai) membungkus hati, ancaman dan siksa Allah yang pedih
dilupakan?! Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Sesungguhnya seorang hamba apabila dia melakukan satu dosa, ditulislah satu
noktah hitam di hatinya. Apabila ia mencabutnya, beristighfar dan bertaubat ma ka
hatinya kembali bersinar. Jika kembali berbuat dosa maka ditambahkanlah noktah hitam
hingga menguasai hatinya. Itulah `ran' (menutup) yang disebut oleh Allah Azza wa Jalla
dalam firman-Nya:

‫مما َكانُوا يَ ْك ِسبُو َف‬


َّ ‫َك َّال بَ ْل َرا َف َعلَى قُػلُوبِِه‬
"
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutrp hati mereka" (QS Al-Muthaffifiin 83:14) (HR. Ahmad dan Tirmidzi 2/78).

Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya ketaatan itu adalah benteng Allah yang
terbesar. Siapa yang memasukinya maka ia aman dari siksa dunia dan Akhirat. Dan
siapa yang keluar daripadanya maka dia dikepung oleh ketakutan dari segala penjuru.
Barangsiapa taat kepada Allah, maka ketakutan-ketakutan itu baginya akan menjadi
aman. Barangsiapa bermaksiat kepada Allah maka keamanannya berubah menjadi
ketakutan. Maka engkau tidak menjumpai orang yang maksiat, kecuali hatinya
seolah-olah berada di antara dua sayap burung. Bila angin menggerakkan pintu dia
berkata, "Telah datang tuntutan." Jika mendengar langkah kaki, dia takut kalau itu
adalah pemberi kabar kematian. Barangsiapa takut kepada Allah maka Allah
mengamankannya dari segala sesuatu. Barangsiapa tidak takut kepada Allah maka
Allah membuatnya takut dari segala sesuatu."

8. Ibadah rahasia antara hamba dan Tuhannya. Apabila ia menyembunyikan


ibadah dari pandangan manusia dan menghadapkan segenap hatinya kepada
Tuhannya, maka bertambahlah imannya dan tercapailah kelezatan dan kenikmatan
ibadah. Apabila ia melestarikannya dan mempertahankannya, berusaha untuk
memantapkannya di hatinya, karena pada mulanya terasa sangat berat, akan tetapi
dengan tekad, kesabaran dan kesadaran tentang pahala dan kesungguhan maka ia
akan merasakan nikmat, tenang dan tentram dengan ibadah tersebut. Allah Azza wa
Jalla berfirman:

ِ ِ ‫اى ُدوا فِ َينا لََنػ ْه ِديػنػَّهم سبػ َلَنا وإِ َّف اللَّ َو لَمع ال‬ ِ
‫ين‬
َ ‫ْم ْحسن‬
ُ ََ َ ُُ ْ ُ َ َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ين َج‬


Ibnul Qayyim, Al-Jawabul Kafi, h1m. 115. Dalam lembaran-lembaran kitab ini anda dapat membaca dampak-dampak
dosa dan maksiat yang sangat menakjubkan.

http://www.akhirzaman.info/ 118
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. "(QS Al-Ankabuut 29:69).

َ ‫اصطَبِ ْر لِ ِعَب‬
‫ادتِ ِو‬ ْ ‫فَا ْعبُ ْدهُ َو‬
`Maka sembalah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. "(QS
Maryam 19:65).

Ibadah yang dimaksud bukanlah hanya shalat, akan tetapi maksudnya adalah
setiap ketaatan yang digunakan hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa
Jalla.

Para Salaf terdahulu menganjurkan agar setiap orang memiliki simpanan khusus
antara dia dan Tuhannya, yang tidak diketahui oleh siapapun. Mereka berkata, "Di
antara tanda orang yang ikhlas adalah usahanya yang keras agar orang lain tidak
mengetahui butiran-butiran debu dari amalnya." Dikecualikan dari hal itu adalah apa
yang wajib ditampakkan dan dilakukan bersama-sama dengan saudaranya yang lain.
Seperti haji, shalat berjama'ah, dan segala amalan yang ditampakkan oleh orang yang
ikhlas agar menjadi contoh bagi yang lain dengan tujuan menghidupkan sunnah. Allah
Azza wa Jalla berfirman:

ِ ً ‫َّها ِر ِس ِّرا َو َعالَنَِي‬ ِ ‫الَّ ِذ‬


َ ‫ين يُنف ُقو َف أ َْم َوال َُهم بِاللَّْي ِل َوالنػ‬
َ
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan. "(QS Al-Baqarah 2:274).

Kabar berita tentang orang-orang mukhlis yang menyembunyikan amalnya sangat


banyak. Mereka adalah orang-orang yang merasa cukup dilihat Allah, sehingga mereka
menyembunyikan amal mereka dari pandangan manusia.

Ibnul Jauzi berkata, "Alangkah sedikitnya orang yang beramal secara murni hanya
karena Allah. Karena kebanyakan manusia menyukai tampaknya ibadah-ibadah
mereka."

Imam Ahmad berwasiat kepada putranya dengan mengatakan, "Hai putraku


niatkanlah kebaikan, karena kamu selalu dalam kebaikan selama kamu berniat baik."

Hamdun Al-Qashshar ditanya, "Mengapa ucapan Salaf lebih berrnanfaat dari


ucapan kita? Dia menjawab, `Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam,
keselamatan jiwa dan ridha Allah Yang Maha Rahman. Sedangkan kita berbicara untuk
kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ridha manusia."

http://www.akhirzaman.info/ 119
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Hasan Basri berkata, "Sungguh ada orang yang duduk di majlis, lalu keluarlah air
matanya, maka iapun menahannya dan apabila ia khawatir air matanya tetap keluar,
maka ia berdiri (pergi dari majlis itu)."

Sekelompok orang dari penduduk Madinah tidak mengetahui dari mana makanan
mereka selama ini. Tatkala Ali bin Husen (Zainal Abidin) meninggal, mereka tidak
mendapatkan makanan yang biasa mereka temukan di malam hari. Mereka mendapati
bekas memanggul di punggung Ali Zainal Abidin, karena setiap malam ia memanggul
makanan ke rumah-rumah orang-orang janda.

Abdullah bin Al-Mubarak dalam pertempuran di jalan Allah selalu memakai kain
penutup wajah, sehingga Imam Ahmad berkata tentang Imam bin Al-Mubarak, "Allah
tidak mengangkat derajat Ibnul Mubarak kecuali karena simpanan amal yang dia
sembunyikan."

Muhammad bin Wasi' berkata, "Ada orang yang menangis (karena Allah) selama
20 tahun, sementara istrinya yang bersamanya tidak mengetahuinya."

Imam Syafi'i berkata, "Aku ingin manusia belajar dariku dan tidak menyandarkan
apapun daripadanya kepadaku."

Ayub As-Sakhtiyani berkata, "Demi Allah, seorang hamba tidak bersikap jujur,
kecuali dia senang bila tidak diketahui tempatnya."

Allahlah tempat kita memohon. Bagaimana bila kita bandingkan dengan orang-
orang yang tidak merasa senang kecuali bila manusia mengetahui ilmu, amal dan
sedekahnya dan mereka memujinya?!

Umar bin Khathab berkata, "Barangsiapa ikhlas niatnya dalam kebenaran,


meskipun atas dirinya sendiri maka Allah mencukupinya apa yang ada di antara dia dan
manusia. Barangsiapa berhias dengan apa yang tidak ada padanya maka Allah akan
memburukkannya.

Demikianlah, orang-orang yang mukhlis itu menyembunyikan amal mereka karena


Allah, dan Allahpun menghiasi mereka dengannya. Pengaruh amal-amal itu tampak
pada wajah-wajah mereka yang jujur. Allah memperlihatkan amal mereka kepada
manusia, sehingga manusia mengetahuinya dan Allah memperbaiki keadaan mereka.
Allah Azza wa Jalla berfirman:

ٍ ‫يما َف َوأَيَّ َد ُىم بُِر‬


‫وح ّْمْن ُو‬ ِْ ‫ب فِي قُػلُوبِِه ُم‬
َ ‫ال‬ َ ِ‫أ ُْولَئ‬
َ ‫ك َكَت‬


Atsar-atsar ini diambil dari kitab Ma’alim Fis Suluk Wa tazkiyatin Nafus karya Abdul Aziz Al-Abdul Lathif.

http://www.akhirzaman.info/ 120
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

`Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati
mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya (QS Al-
Mujaadilah 58:22).

Allah mencukupi mereka dari manusia karena Allah bersama para wali-wali-Nya
menjaga, menolong dan menyucikan hati mereka. Apabila mereka kembali kepada-
Nya, maka Dia meridhai, menyayangi dan mendekatkan mereka dalam negeri
kemuliaan-Nya.

Ibnul Qayyim berkata, "Tidak mungkin bersatu ikhlas di dalam hati dengan cinta
pujian dan keinginan pada harta yang ada di tangan manusia. kecuali seperti
bertemunya air dengan api, dhab (binatang melata di padang pasir) dengan ikan (yang
ada di laut)."

9. Memperkuat sisi ketakutannya kepada Allah. Sesungguhnya takut kepada


Allah bisa menghidupkan hati, menundukkan nafsu dan mengarahkannya,
mematahkan dominasi nafsu yang senang ujub (bangga diri) dan menjadikan hamba
zuhud (enggan dunia) dalam amalnya. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya aku adalah orang yang paling mengetahui tentang Allah dan paling
takut kepada Nya. "

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa
dan banyak menangis, niscaya kalian tidak akan menikmati istri-istri kalian di atas ranjang,
dan pasti kalian keluar ke tanah lapang beristighatsah (meminta pertolongan dengan
merendahkan diri) kepada Allah. "(HR. Ahmad dan Tirmidzi, hadits hasan) .

Abu Hafsh berkata, "Khauf adalah cambuk Allah yang digunakan untuk
meluruskan orang-orang yang lari dari pintu-Nya. Segala sesuatu apabila kamu takuti,
maka kamu lari daripadanya, kecuali Allah. Bila kamu takut pada-Nya maka kamu lari
mendekat kepada-Nya."


Al-Fawaid, hlm. 149

Dari Anas r.a. dia berkata, `Rasulullah berkhutbah kepada kami dengan satu khutbah yang belum kami dengar sama
sekali sebelumnya, beliau berkata, Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kamu akan sedikit
tertawa dan hanyak menangis. ' Maka para sahabat Rasulullah menutupi wajah mereka dan (terdengar) suara tangis
mereka." (HR. Bukhari - Musliun).
Dalam satu riwayat, "Telah sampai kepada Rasulullah satu berita tentang sahabatnya, maka beliau berkhutbah, `Telah
ditampakkan Surga dan Neraka di hadapanku, maka aku tidak pernah melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti
hari ini. Dan seandainya kalian mangetahui apa yang aku ketahui tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. 'Maka tidak ada satu hari yang dilalui para sahabat Rasulullah yang lehih berat danpada hari itu, mereka
menutupi wajah-wajah mereka dan mereka menangis. " -Pent

http://www.akhirzaman.info/ 121
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Ibrahim bin Sufyan berkata, "Apabila rasa takut telah menetap di hati, maka ia
membakar tempat-tempat syahwat yang ada di hati dan mengusir dunia dari hati.
Khauf (takut) tidak dimaksudkan untuk takut itu sendiri, akan tetapi dimaksudkan
untuk yang lainnya. Ahli Surga akan dijauhkan dari rasa takut." Allah Azza wa Jalla
berfirman:

‫ؼ َع َلْي ِه ْم َوالَ ُى ْم يَ ْح َزنُو َف‬


ٌ ‫الَ َخ ْو‬

`Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
(QS Yunus 10:62).

Khauf (takut) yang terpuji adalah rasa takut yang dapat menghalangi manusia
dari yang diharamkan Allah. Khauf kepada Allah adalah tanda sehatnya iman. Ia akan
hilang bila digeser oleh tanda lemahnya iman. Hati dalam perjalanannya menuju Allah
bagaikan seekor burung. Mahabi (cinta) adalah kepalanya, khauf dan raja' (harap)
adalah kedua sayapnya manakala kepala dan kedua sayap utuh maka burung itu dapat
terbang dengan sangat bagus .

Kewajibannya adalah menyeimbangkan antara khauf dan raja' agar yang satu
tidak mengalahkan yang lain. Apabila khauf yang menang maka berputus asa dari
rahmat Allah. Apabila raja 'yang menang, maka ia merasa aman dari adzab Allah.
Dikatakan, "Pada waktu sehat, rasa khauf dimenangkan dan pada waktu sakit rasa raja'
diutamakan."

Syaikh Muhammad bin Utsaimin mengunggulkan, "Apabila melihat kepada


amalnya, ia harus memenangkan rasa khauf dan apabila melihat kepada rahmat Allah ia
memenangkan rasa raja'." kemudian Thawus bin Kisan berkata, "Sungguh, ingat
Jahannam telah menerbangkan tidurnya para abid (orang yang tekun beribadah)." 

Allah tempat memohon. Apakah ingat Jahannam membuat kita takut dan
mengusir rasa kantuk dari diri kita?! Sesungguhnya orang yang memperhatikan
keadaan mayoritas kita akan melihat bahwa kita ini hidup seperti orang yang aman,
tenang, tentram dan santai. Merasa cukup dengan berhias di hadapan manusia dan
cukup dengan penilaian mereka bahwa dia termasuk orang yang istiqamah. Dia tidak
lagi merasa perlu melihat kepada hatinya, cintanya pada Allah, khaufdan raja '-nya.

10. Menundukkan pandangan. Ini adalah termasuk sebab terbesar untuk


menjaga hati - dengan ijin Allah - dari ketergantungan kepada rupa wanita yang cantik
dan anak remaja yang tampan. Dengan demikian, ia akan selamat dari penyakit-


Tahdzib Madarijus Salikin, tentang Manz ilatul Khauf (kedudukan takut kepada Allah).

Shifatush Shafwah

http://www.akhirzaman.info/ 122
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

penyakit syahwat, hatinya senantiasa sehat, imannya dapat-merasakan manisnya


ketaatan, karena hatinya tertambat kepada Tuhannya. Inilah Yusuf tatkala menahan
diri dari perbuatan keji dan maksiat, Allah melindunginya, menyingkirkan keburukan
dan perbuatan keji dari dirinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ِ ِ ِ ِ
‫ين‬ ُ ‫وء َوالْ َف ْح َشاء إِنَّوُ م ْن عَبادنَا ال‬
َ ‫ْم ْخلَص‬ َ ‫الس‬ َ ‫ص ِر‬
ُّ ُ‫ؼ َعْنو‬ ْ ‫لَن‬
Agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. "(QS Yusuf 12:24).

Adapun kasus orang yang membiarkan pandangan dan mentaati nafsunya


dengan melepaskan pandangan mata ke sana kemari; satu kali pandangan diikuti
dengan pandangan yang lain, maka sesungguhnya nafsu menginginkan syahwat
pandangan mata untuk merasakan nikmat dan hati sangat menyukai pemandangan-
pemandangan yang indah. Akan tetapi ia adalah kejahatan yang panjang dan penyakit
yang sangat berbahaya. Karena ia menawan hati, bergantung dan merasa pedih, ada
cinta, asmara dan tergila-gila. Kemudian jangan anda tanyakan tentang hubungannya
dengan ibadah, Al-Qur'an, ke-khusyu'-an, bersinarnya wajah dan bersihnya hati.

Manakala suatu hari kamu melepas pandanganmu sebagai pemimpin bagi


hatimu, maka pemandangan-pemandangan itu akan melelahkanmu.

Kamu melihat sesuatu, yang tidak seluruhnya kamu mampu terhadapnya dan
yang tidak dari sebagiannya kamu bisa menahan diri.

Penyakit ini tidak hanya untuk orang-orang fasiq dan ahli maksiat tetapi dapat
menjadi penyakit bagi orang-orang yang bermuamalah di pasar, wanita atau yang
bergaul dengan pemuda-pemuda tampan di sekolah-sekolah. Maka waspadalah dan
berhati-hatilah. Terkadang pemilik penyakit ini tidak merasa dengan cobaannya
sehingga ia terus melakukan memuaskan pandangan mata untuk mendapat
kenikmatan nafsu, lalu dia berdalih bahwa ini adalah kondisi pekerjaannya, atau
sekedar melihat tidaklah mempengaruhinya, atau sudah menjadi biasa.

Jawaban dari semua ini adalah ucapan Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada
Ali r.a.

“Hai Ali, janganlah satu pandangan kamu ikuti dengan pandangan yang lain, sebab
bagimu adalah pandangan pertama dan bukan milikmu pandangan berikutnya. 


HR. Tirrnidzi dari hadits Syuraik, dia berkata, "Gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits ini. (Tafsir Ibnu
Katsir, 5/86)

http://www.akhirzaman.info/ 123
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Orang yang keadaannya demikian dapat dikatakan, "Sesungguhnya hatimu


rusak, imanmu berkurang, ibadahmu kehilangan nyawanya, tapi kamu tidak merasa.
Kamu harus menutup keburukan ini dengan berbuat banyak kebajikan. Pengaruh dan
dampak buruknya yang pertama adalah kamu tidak merasakan dosa. Ini adalah
musibah tersendiri selain musibah dosa pandangan yang haram."

Syaikh Muhammad Utsaimin berkata, "Yang benar adalah menyentuh pemuda


tampan sama dengan menyentuh seorang wanita maka sebagian ulama mengatakan,
`Sesungguhnya memandang kepada pemuda tampan adalah haram seperti
memandang kepada wanita secara mutlak. Karena itu, wajib bagi kamu untuk
menahan pandanganmu'."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Tidak boleh berdua-duaan dengan


pemuda tampan, meskipun dengan alasan mengajar, karena setan itu berjalan pada
aliran darah manusia."

Syaikh Abdurrahman bin Qasim berkata, "Mencari nikmat dengan


menyentuhnya (pemuda tampan) adalah haram berdasarkan ijma' kaum muslimin,
begitu pula memandangnya dengan syahwat."

11. Doa. Ia adalah senjata orang mukmin yang tajam, benteng yang kokoh dan
tempat berlindungnya orang-orang yang bingung dan terkena musibah. Kepada-Nya
mereka berhambur dan dengan-Nya mereka berlindung. Doa adalah ibadah yang
paling agung, bahkan termasuk yang paling agung. Sebab dengannya seorang hamba
menghadap kepada Tuhannya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ب لَ ُك ْم‬ ِ ‫اؿ ربُّ ُكم ا ْد ُعونِي أ‬


ْ ‫َسَتج‬
ْ ُ َ َ َ‫َوق‬
`Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscqya akan Kuperkenankan
bagimu. "(QS Ghafir 40:60).

Orang yang berdoa dengan. jujur dia berkomunikasi dengan Tuhannya dan
memutuskan hubungan dengan makhluk-Nya. Hatinya tidak melirik kepada makhluk
karena mereka tidak memiliki manfaat dan madharat, tidak dapat mematikan,
menghidupkan dan membangkitkan. Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

`Doa itu adalah ibadah." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dan dia berkata, hadits hasan
shahih).

Umar berkata, "Sesungguhnya aku tidak memikul kerisauan terkabulnya doa.


Akan tetapi, aku memikul beban kerisauan doa. Karena kalau aku telah diilhami doa,
maka pengabulan doa ada bersamanya."


Asy-Syarhu1 Mumti', 1/243

HayiyaturRaudhatul Murbi , jilid satu bab pembatal wudhu.

http://www.akhirzaman.info/ 124
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Apabila seorang hamba telah terfokus pada doa secara jujur, tunduk kepada-Nya,
berlindung kepada-Nya, maka ini adalah tanda sehatnya iman dan hidupnya hati.
Seorang hamba tidak akan dikecewakan dan tidak akan merugi setelah doanya, apabila
ia telah merealisasikan syarat-syarat doa dan menghindari pantangan-pantangannya.
Karena ijabah (terkabulnya) adalah dijamin. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫اف فَػلَْي ْسَت ِجيبُواْ لِي َولْيُػ ْؤِمنُواْ بِي‬


ِ ‫َّاع إِذَا َد َع‬
ِ ‫يب َد ْع َوةَ الد‬ ِ ‫َك ِعب ِادي َعنّْي فَِإنّْي قَ ِر‬
ُ ‫يب أُج‬
ٌ َ َ ‫َوإِذَا َسأَل‬
‫ل ََعلَّ ُه ْم يَػ ْر ُش ُدو َف‬

`Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),


bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran." (QS Al-Baqarah 2:186).

Ibnul Qayyim berkata, "Bila tergabung ke dalam doa hadirnya hati, dan segenap
kesadarannya tertuju pada yang diminta, bertepatan dengan salah satu dari enam
waktu ijabah dan sepertiga malam terakhir; ketika adzan, antara adzan dan iqamah,
setelah shalat-shalat fardhu, ketika naiknya imam di mimbar pada hari Jum'at hingga
selesainya shalat dan saat terakhir dari waktu Ashar pada hari itu; dan bertepatan
dengan adanya kekhusyu'an di dalam hati, kerendahan diri dan hati di hadapan
Tuhannya, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangannya,
dimulai dengan tahmid dan memuji-muji Allah kemudian bershalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad Shallalahu ’Alaihi wa Sallam, sebelum berdoa dia bertaubat dan
beristighfar, baru kemudian masuk menemui Allah dan memaksa dalam
permohonannya, manja kepada-Nya, meminta-Nya dengan penuh rasa cinta, takut dan
harap, ber-tawassul dengan nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya dan tauhid-Nya, dan
sebelum berdoa dia bersedekah. Maka doa seperti ini hampir tidak ditolak selamanya.
Apalagi bila bertepatan dengan doa-doa yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam sebagai doa-doa yang mustajab dan mengandung nama Allah yang
terbesar.”

Akhirnya setiap ketaatan adalah menambah iman, bila disertai dengan ikhlas dan
benar.

Di antara sarana tarbiyah imaniyah lainnya adalah teman yang baik, ziarah kubur,
menulis hal yang manfaat, membaca kitab (buku-buku) yang berguna yang berbicara
tentang amal-amal hati; yang paling tinggi dan paling mulia adalah Al-Qur'anul Karim,
As-Sunnah Al-Muhammadiyyah, kitab para imam Salaf, seperti kitab Madarijus Salikin,
Ighatsatul Lahfan dan Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim, At-Tuhfatul Iraqiyyah, karya


A-Jawabul Kafi, hlm. 24

http://www.akhirzaman.info/ 125
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Mukhtashar Minhajul Qashidin, karya Ibnu Qudamah Al-
Maqdisi, Al-Jawahul Kafi' Liman Saala ’Anid Dawa’isy Syafi karya Ibnul Qayyim, dll.

Begitu pula mempelajari dan merenungkan sejarah para sahabat, tabiin dan para
pengikut setia mereka hingga hari Kiamat nanti. Mempelajari sikap dan akhlak mereka
mengenai shidq, ikhlas, infaq, pengorbanan mereka dalam ilmu dakwah dan jihad
mereka dan dalam bagusnya ibadah mereka.

PENUTUP

Segala puji bagi Allah, Maha Pemberi petunjuk ke jalan yang lurus dan penuntun
siapa yang Dia kehendaki ke jalan-Nya yang lurus.

Setelah lama berjalan-jalan di taman iman, mengelilingi bunga dan buah iman
yang indah dan mempesona, maka sesungguhnya hidup di taman tersebut dapat
menghidupkan hati dan mengangkat semangat untuk hidup dengan kehidupan lain.
Tidak sama dengan manusia kebanyakan yang akrab dengan alam materi dan sarana-
sarana fisik belaka, dan perhiasan dunia yang murah dan fana dan yang diminati nafsu
dan dikejar-kejarnya.

Kebahagiaan orang beriman adalah dengan imannya dan munajatnya kepada


Tuhannya, mencari kelezatan dengan menyebut nama-Nya dengan beramal sesuai
dengan keridhaan-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Mereka telah berpaling dari benda-
benda dunia yang akan sirna, dibuang di belakang punggung mereka. Mereka tidak
mengangkat kepala, karenanya dan tidak melirik kepadanya, karena mereka sangat
mengetahui hakikat dunia ini sebagai negeri godaan, cobaan, kotoran, kehinaan,
penyakit dan kehancuran. Dengan demikian mereka memandangnya kecil dan
urusannya adalah ringan, harta dan kekayaannya adalah tidak berharga dan mereka
tidak susah karena melesetnya rizki duniawi.

Sebab, mereka telah menjadikan harapannya kepada Tuhannya sebagai ganti dari
semua dunia yang luput darinya. Akhirat sangat besar dalam jiwa mereka dan
menguasai seluruh perhatian mereka, sehingga mereka menjadikan semua usaha dan
upaya semata-mata untuk mencapai Akhirat. Mereka bergegas ke sana dengan
menyingsingkan lengan, serius, tegas, disiplin, mengerahkan segala yang mereka miliki
dan yang mereka mampu. Mereka ingin mencapai keuntungan besar dan ridha Ar-
Rahman di dalam negeri abadi. Mereka memanfaatkan usia yang pendek untuk
meraup gudang yang kenikmatannya tidak berakhir selama-lamanya.

Dari sini, berbedalah dua kehidupan antara orang yang menghadap kepada dunia,
menginginkan dan mengharapkannya dan antara orang yang membelakanginya karena
menginginkan wajah Allah dan Akhirat. Maka berubahlah sarana-sarana dan perhatian
seiring dengan berubahnya tujuan dan sasaran.

http://www.akhirzaman.info/ 126
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Sesungguhnya orang yang benar imannya merasa ridha dan bahagia dengan taat
kepada Allah dan melihat orang-orang yang taat berjuang keras dalam ridha-Nya. Dia
merasa sedih dan gelisah tatkala melihat tersebarnya kerusakan dan giatnya orang-
orang fasiq dalam kemungkaran mereka. Karenanya dia berjuang keras untuk
mengingkari kejahatan yang merusak dan membinasakan, yang semuanya tidak akan
tersebar kecuali karena kelalaian ahli haq dan kesembronoan mereka.

Wahai orang yang memiliki iman! Bila kamu tidak mendapatkan rasa cemburu di
hatimu, tidak terbakar ketika larangan-larangan Allah dilanggar dan kehormatan
dinodai dan ketika ahli maksiat berpesta-pora dengan kemungkaran dan bila hal ini
tidak membuatmu resah dan gelisah, maka periksalah imanmu! Karena ada kerusakan
yang tersembunyi, mati rasa terhadap tanggung jawab dan besarnya amanah.

Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya manusia, apabila mereka melihat orang zhalim kemudian mereka


tidak mencegahnya (dari kezhaliman) hampir saja Allah menimpakan pada mereka
siksaan yang merata dari-Nya.'' (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad
shahih).

Sesungguhnya kita berada di negeri pertarungan dan pergulatan bersama nafsu


dan amarah yang menginginkan syahwat, yang condong kepada kehidupan santai dan
istirahat. Sesungguhnya orang yang menjaga nilainya di mata manusia dengan
anggapan dia tidak ingin menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak mereka
sukai, tidak mau mengusik kemungkaran dan takut dicemooh dan dihina, maka dia
berusaha untuk tetap dimuliakan dan dihormati, disiapkan untuknya majlis-majlis.
Sesungguhnya orang yang memiliki pemahaman dan persepsi ini perlu memeriksa
kembali imannya.

Karena iman yang benar akan mendorong pemiliknya dengan kuat agar
mengutamakan ridha Allah di atas segala ridha, sehingga ia tidak berbasa-basi dan
berpura-pura di hadapan manusia dengan merugikan agamanya. Bahkan orang yang
benar dalam imannya pasti mendapatkan dari sebagian orang cacian, makian dan
umpatan, cemoohan atau tuduhan, meskipun dia tidak mencari hal ini. Tetapi inilah
hasil akhir yang pasti bagi orang yang menghadapi manusia dengan ajaran yang benar,
karena kebanyakan manusia tidak menyukai kebenaran bila bersebrangan dengan
keinginan nafsu mereka.

Sesungguhnya fenomena lemah iman adalah penyakit yang membahayakan bagi


semua lapisan masyarakat. Pengaruh buruknya kelihatan hingga pada thalibul ilmi


Mencegahnya dari berhuat zhalim dengan tangan atau lisan atau dengan hati. Siksaan umum itu mengenai orang yang
zhalim karena kezhalimannya dan mangenai yang lain karma mendiamkannya, padahal mampu mencegahnya jika mau.-
Pent.

http://www.akhirzaman.info/ 127
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

(penuntut ilmu) dan para da'i. Yaitu lemahnya penampakan identitas dan ibadah,
munculnya hasad (dengki), malas, kerendahan dan berpaling dan kerisauan dakwah
dan jeritan masyarakat. Dia beralih pada kesibukan duniawi, syahwat dan
kesempurnaan kebutuhan materi dan menghias-hias hal tersebut, sehingga hal itu
menjadi alasan kesibukan orang-orang yang sibuk.

Alangkah perlunya umat pada saat ini - karena faktor ghaflah (lalai) dan Jahl
(bodoh) - kepada pengajaran dan pengarahan untuk orang umum dan orang khusus.
Sungguh, kebanyakan manusia telah diserang oleh syahwat dan dikalahkan oleh
maksiat. Setan telah menghias-hiasi perbuatan mereka ini hingga melupakan Akhirat
dan tempat kembali mereka. Setan telah menyibukkan mereka dengan dunia mereka,
melupakan agama mereka, sibuk dengan apa yang disukai oleh nafsu, lupa dari
kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka menerobos maksiat-maksiat dan
menunggui permainan-permainan, sementara itu shalat ditelantarkan dan diremehkan.
Akhirnya sangatlah mudah orang melakukan dosa-dosa besar dan meninggalkan
kewajiban-kewajiban dengan cara terang-terangan tanpa beban, tanpa malu karena
lemahnya khauf (takut) kepada Allah dan minimnya orang yang mengingatkan.

Tidak akan baik akhir umat ini kecuali dengan agama yang telah membuat baik
para pendahulunya, yaitu kembali kepada Allah, khauf dan raja' kepada-Nya. Yaitu
dengan memperbaharui iman, menanam dan menyiraminya lalu merawatnya hingga
tumbuh, berdaun dan berbuah, sehingga pengaruhnya tampak pada hati, wajah dan
seluruh anggota tubuh. Pengaruhnya tampak pada hakikat ubudiyyah, sumber rujukan
Al-Qur'an dan Sunnah tidak dikeruhkan oleh kotoran syirik, bid'ah, hawa nafsu dan
dosa-dosa.

Al-Qur'an adalah petunjuk, obat, cahaya, penjelasan dan penawar setiap racun
juga pemulih setiap luka, baik yang di dalam hati maupun yang di luar yaitu
hubungannya dengan manusia. Al-Qur'an adalah makanan bagi jiwa, kesembuhan bagi
dada dan pemakmur dunia dan Akhirat.

Di dalam hadits Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

'Aku mohon kepada-Mu agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai taman hatiku
dan cahaya dadaku."

Al-Qur'an adalah kehidupan dan petunjuk pada setiap kebaikan.

Ya Allah, Tuhannya Jibril, Mikail dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, Yang
Mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkau yang memutuskan perkara di antara
para hamba-Mu tentang apa yang mereka persellsihkan. Tunjukkanlah kami dalam hal
yang mereka berselisih pada kebenaran dengan ijin-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha
Memberi petunjuk orang yang Engkau kehendaki kejalan yang lurus.

http://www.akhirzaman.info/ 128
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Demikianlah, saya memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung,
Maha Hidup lagi Mengurusi alam semesta, Maha Agung lagi Mulia, Pencipta langit dan
bumi, Maha Pengasih, Penyayang dan Pemberi balasan, agar Dia mencurahkan rahmat-
Nya kepada kami, orang tua kami, anak keturunan kami dan seluruh kaum mukminin.
Agar memperbaiki kondisi umat Islam, menghidupkan iman di hati mereka, menyinari
pandangan kita, menjadikan amal dan ucapan kita ikhlas karena wajah-Nya Yang Mulia.
Agar mewafatkan kita di atas dasar iman dan Dia ridha kepada kita. Agar Dia
menganugerahi kita ilmu yang bermanfaat, amal yang shalih, pengajaran yang murni,
taubat yang sejati dan pahala yang terus mengalir dalam kehidupan setelah kematian
dan saya memohon agar kita ditutup dengan husnul khatimah.

Akhir doa kami adalah Alhamdulillahi rabbil ’Alamin, semoga shalawat dan salam
serta keberkahan dicurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallalahu
’Alaihi wa Sallam, beserta orang-orang yang berjalan di atas manhaj-nya hingga hari
Kiamat tiba. Aamiin.

Judul Asli
Idza Shahhal Iman

Penulis
Abdullah bin Fahd As-Sallum
Edisi Indonesia
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar
Penerjemah
Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag.

Muraja'ah
Abu Okasha Ainul Haris, MA
Abu Athiyah Nurul Mukhlisin, MA
Penerbit
La Raiba Bima Amanta (eLBA)
Ruko Galaxi Bumi Permai G.6-16
Jl. Arif Rahman Hakim No. 20-36 Surabaya
Cetakan Pertama, Dzulqa'dah 1425/Januari 2005

Dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
All right Reserved
Hak Terjemahan Dilindungi Undang-undang

http://www.akhirzaman.info/ 129
Dahsyatnya Energi Iman Yang Benar Abdullah bin Fahd As-Sallum

Didistribusikan oleh
CV. Fitrah Mandiri Sejahtera
Jl. Raya Medokan Semampir No. 5 Surabaya 60119
Telp. (031) 70595271 Faks. (031) 5990122
E-mail: fithrah@sby.centrin.net.id

Dibaca dan dikoreksi kembali oleh:


Center of Arabic Translation And Islamic Science
Surabaya - Indonesia

"Bilamana pemilik Hak Cipta berkeberatan dengan digunakan bahan-bahan miliknya,


silahkan menghubungi kami dan dalam kesempatan pertama, insya-Allah kami akan
segera menarik kembali.”
(admin@akhirzaman.info )

Semoga Bermanfaat

http://www.akhirzaman.info/ 130

You might also like