Professional Documents
Culture Documents
ATA 2007/2008
ALARM WITH INFRA RED SENSOR
Disusun Oleh :
2 KB 01
Hari Kamis Shift 1
Alfi Wahyudi /20106098
Dahron /20106324
M. Fatihurrizqi /20106829
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberi kekuatan sehingga penulis tidak putus asa dalam
mengerjakan proyek ini. kegagalan, halangan dan rintangan dalam
mengerjakan proyek ini telah diberi petunjuk oleh Allah SWT sehingga
penulis dapat mengatasi hal tersebut.
Makalah ini disusun dengan perpaduan yang seimbang antara teori
dan aplikasi proyek serta dalam praktikum yang kami lakukan. Pada
dasarnya makalah ini lebih menekankan tentang proyek Alarm With Infra Red
Sensor baik menurut konsep dasar maupun aplikasi dan penerapannya..
Penulis mengawali bagian ini dengan menyajikan teori dengan konsep dasar
yang terhubung dengan analisa rangkaian proyek. Pengoperasian dan cara
kerja dari proyek ini dapat dijelaskan dalam sub bagian berikutnya. Dan
Makalah ini juga merupakan pengantar sebagai dasar untuk mempelajari dan
menjelaskan tentang proyek rangkain Alarm With Infra Red Sensor
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini atas arahan dan dorongan
dari semua pihak, Orang tua, rekan, para senior dan para asisten. Untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena
telah memberikan semangat tentang isi cakupan makalah ini. Penulis
menyadari makalah dari proyek ini masih jauh dari sempurna, sehingga
penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis
juga mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya
COVER ..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………….........................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….…………..1
1.2 Batasan Masalah ………………………………………..……………1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………...…...2
1.4 MetodePenulisan ……………………………………………………..2
1.5 Sistematika Penulisan ………………… …………………………....3
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………..….5
2.1 Alarm With Infra Red Sensor……………………………….…..….5
2.2 Komponen Pendukung Alarm with Infra Red Se………………...5
2.2.1 Operational amplifier………………………………………...5
2.2.2 Resistor…………………………………………………..…..6
2.2.3 Photo Dioda……………………………………………....….11
2.2.4 Buzzer………………………………………………………...12
2.2.5 Dioda…………………………………………………….…...13
2.2.6 Saklar………………………………………………………....16
2.2.7 Transistor……………………………………………….……17
2.3 Langkah-Langkah Pembuatan Alarm With Infra Red Sensor
2.3.1 Merancang Layout..........................................................23
2.3.2 Memindahkan Rancangan Layout ke Papan PCB.........23
2.3.3 Pemasangan Komponen pada papan PCB...................24
BAB III ANALISA RANGKAIAN.....................................................................26
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram.......................................26
3.2Analisis Rangkaian........................................................................27
BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT..................................................28
BAB V PENUTUP..........................................................................................29
5.1 Kesimpulan......................................................................................29
5.2Saran...............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji 1 Penguji 2
(…………………) (…………………)
Penguji 3 Penguji 4
(………………..) (…………………)
Depok, …….April2008
PJ Praktikum Elektronika dasar (E2)
(Frans Angga )
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini, berisi tenteng Latar Belakang Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penulisan, Metode, serta Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori dasar dan komponen-komponen yang
dipergunakan dalam rangkaian dengan analisa tiap-tiap komponen.
BAB III Analisa Rangkaian
Membahas tentang analisa rangkaian, baik secara blok diagram
maupun secara detailnya.
BAB IV Cara Pengoperasian Alat
Berisi tentang bagaimana cara kerja dan pengoperasian (pengujian)
dari rangkaian Alarm With Infra Red Sensor.
BAB V Penutup
Membahas tentang kesimpulan dari penjelasan alat yang dibuat serta
saran-saran dari keseluruhan rangkaian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2.2 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya
untuk menghambat arus dan tegangan listrik. Berdasarkan jenisnya
resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu : Resistor Tetap dan Resistor
Variabel.
Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri dari dua jenis yaitu ada
yang memiliki empat buah gelang dan lima buah gelang seperti
gambar diatas, tetapi untuk cara perhitungannya memiliki cara yang
sama.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat
dari warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang
berupa gelang warna.
Keterangan dari gelang warna yang tertera pada resistor yaitu :
☞ Gelang pertama dan kedua menyatakan angka dari
resistor tersebut
☞ Gelang ketiga menyatakan faktor pengali ( banyaknya
angka nol ).
☞ Gelang keempat menyatakan toleransi.
Misalnya :
1. Resistor dengan warna : hijau biru coklat emas
Maka nilainya :5 6 101 5%
Berarti nilai tersebut adalah = 560 ohm dengan toleransi
sebesar 5%.
Range hambatan resistor tersebut adalah
= 560 ± 5%
= 5% x 560 = 28 ohm
= 560 – 28 sampai 560 +28
= 532 sampai 528 ohm
Pada rangakaian 2 wire intercom yang kami buat menggunakan
4 buah resistor bernilai 1 kiloohm dan 2 buah resistor bernilai 1
megaohm.
2. Untuk resistor bernilai 1 kiloohm
Resistor dengan warna : Merah Hitam Kuning Emas
Maka nilainya : 2 0 104 5%
Berarti nilai tersebut adalah = 200000 ohm atau 200 kiloohm
dengan toleransi sebesar 5%.
Range hambatannya adalah = 200 kiloohm ± 5%
= 5% x 200 = 10 kiloohm
= 200 - 10 sampai 200 + 10
= 190 sampai 210 kiloohm
3. Sedangkan untuk resistor 1 megaohm
Resistor dengan warna : Coklat Hitam Hijau Emas
Maka nilainya : 1 0 105 5%
Range hambatannya adalah = 1.000.000 ± 5%
= 5% x 1.000.000 = 50.000 ohm
Gelang ke-
Warna 1, 2, dan 3 4 5
Hitam 0 X1 -
Coklat 1 X 10 1%
Merah 2 X 100 2%
Jingga 3 X 1000 -
Kuning 4 X 10000 -
Hijau 5 X 100000 -
Biru 6 X 1000000 -
Ungu 7 X 10000000 -
Abu-abu 8 X 100000000 -
Putih 9 X 1000000000 -
Emas - X 0.1 5%
Perak - X 0.001 10 %
Tak berwarna - - 20 %
Gelang ke-3
Gelang ke-2
Gelang ke-1
2.2.4 Buzzer
Buzzer adalah komponen yang dapat mengeluarkan suara yang
cukup penting untuk digunakan dalam rangkaian alarm with infrared
sensor , karena buzzer merupakan komponen output yang dapat
membuktikan bahwa rangkaian tersebut menyala atau tidak.
Untuk jenis buzzer yangkita gunakan buzzer 12 volt.tetapi untuk
yang lainnya buzzer bisa diganti dengan menggunakan speaker atau
Pengeras suara atau juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai loud
speaker atau speaker saja adalah komponen lektronika yang
menerima sinyal masukan dan memberikan respon keluaran berupa
frekuensi audio (suara) dengan cara enggetarkan komponennya yang
berbentuk selaput.
Speaker
2.2.5 Dioda
Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode
sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada
polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku
sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan
tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan
negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode
mendapatkan tegangan negative sedangkan katode mendapatkan
tegangan positif). Kondisi tersebut terjadi hanya pada diode ideal-
konseptual. Pada diode faktual (riil), perlu tegangan lebih besar dari
0,7V (untuk diode yang terbuat dari bahan silikon)
pada anode terhadap katode agar diode dapat menghantarkan
arus listrik. Tegangan sebesar 0,7V ini disebut sebagai tegangan
halang (barrier voltage). Diode yang terbuat dari bahan Germanium
memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V.
Jenis-jenis Dioda, dioda pemancar cahaya atau LED, dioda
foto, dioda laser, diode Zener, dioda Schottky (SCR)
Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-
emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan
cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan
bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga
dekat ultraviolet, tampak, atau inframerah.
Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh
karena itu warnanya, tergantung dari energi bandgap dari bahan yang
membentuk pn junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari
silikon atau germanium, memancarkan cahaya tampak dekat-
inframerah, tetapi bahan yang digunakan untuk sebuah LED memiliki
energi bandgap antara cahaya dekat-inframerah, tampak, dan dekat-
ultraungu.
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang
gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari
radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari
bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya
tampak dengan gelombang terpanjang. Radiasi inframerah memiliki
jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm
dan 1 mm.
Dioda laser adalah sejenis laser di mana media aktifnya sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat
pada dioda pemancar cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD
atau ILD. Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan
Universitas Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama seperti dioda lainnya
yaitu melalui sirkuit dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p
dan n.
Pada kedua jenis ini sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu: 1.
biased forward, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk
pembagian v puncak, bentuk gelombang di atas ( + ). 2. backforward
biased, ini merupakan tegangan berbalik yang dapat merusak suatu
komponen elektronika.
Dioda Zener Sebuah dioda biasanya dianggap sebagai alat
yang menyalurkan listrik ke satu arah, namun dibuat sedemikian rupa
sehingga arus dapat mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan
yang diberikan melampaui batas "tegangan rusak" (breakdown
voltage) atau "tegangan Zener".
Dioda yang biasa tidak akan mengijinkan arus listrik untuk
mengalir secara berlawanan jika dicatu-balik (reverse-biased) di
bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan rusaknya,
dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang
menyebabkan panas. Namun proses ini adalah reversibel jika
dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus pencatuan-maju
(sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini akan memberikan
tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk dioda
silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan
dioda biasa, kecuali bahwa alat ini sengaja dibuat dengan tengangan
rusak yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener. Sebuah dioda
Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat, yang
memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi
material tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n. Sebuah dioda
zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku rusak yang
terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan
jatuh supaya tetap pada tegangan zener.
Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan
tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena
arusnya tidak terbatasi, sehingga dioda zener biasanya digunakan
untuk membangkitkan tegangan referensi, atau untuk menstabilisasi
tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus kecil. Tegangan rusaknya dapat
dikontrol secara tepat dalam proses doping.
Toleransi dalam 0.05% bisa dicapai walaupun toleransi yang
paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener. Mekanisme lainnya yang
menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di dalam
dioda avalanche. Kedua tipe dioda ini sebenarnya dibentuk melalui
proses yang sama dan kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe
dioda ini. Dalam dioda silikon, sampai dengan 5.6 Volt, efek zener
adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur
yang negatif. Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan
juga menunjukan sifat koefisien temperatur positif. Dalam dioda zener
5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua koefisien
temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, dioda 5.6 Volt
menjadi pilihan utama di aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan
untuk membuat dioda-dioda yang memiliki tegangan jauh lebih rendah
dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang sangat kecil. Namun
dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur
muncul dengan singkat pula. Sebuah dioda untuk 75 Volt memiliki
koefisien panas yang 10 kali lipatnya koefisien sebuah dioda 12 Volt.
Semua dioda di atas, tidak perduli berapapun tenganan rusaknya,
biasanya dijual dinamakan dioda Zener.
2.2.6 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk
memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkan antaranya.
Secara sederhana, saklar berupa dua bilah logam yang menempel
pada rangkaian, dan terpisah untuk memutus rangkaian. Material yang
terhubung dipilah agar tahan akan korosi, karena kebanyakan logam
terbuat dari oksida akan menyebabkan saklar tidak bekerja.
Terkadang pula logam kontak di sepuh dengan logam lain.
2.2.7 Transistor
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang memiliki
sifat khusus. Secara ekivalensi transistor dapat dibandingkan dengan
dua dioda yang dihubungkan dengan suatu konfigurasi. Transistor ada
yang unipolar atau UJT ( Unjunction Transistor ) misalnya : FET, dan
ada yang bipolar atau BJT misalnya : PNP dan NPN.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau teganganinputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau
arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih
besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen
yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate,
memori, dan komponen-komponen lainnya.
b. Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua
persambungan kutub. Transistor Bipolar dapat diibaratkan dengan
dua buah dioda yang terdiri dari tiga buah kaki yang masing-
masing diberi nama : emitor, basis, dan colector. Untuk mengetahui
kaki-kaki transistor tersebut bias dipergunakan AVO Meter untuk
menguji.
Transistor NPN Transistor PNP
2.3.1Merancang Layout
Dalam pembuatan suatu rangkaian pertama yang harus kita
lakukan adalah kita harus merancang sebuah layoutnya terlebih
dahulu disebuah kertas millimeter blok, sebelum kita membuat atau
merancang layout, kita harus melihat dahulu bentuk asli atau gambar
rangkaian Alarm With Infra Red Sensor, dengan melihat gambar
rangkaian dengan teliti agar hubungan antara komponen yang satu
dengan komponen yang lainya sesuai dengan gambar rangkaiannya,
sebab kesalahan dalam penempatan komponennya dapat berakibat
fatal, terlebih komponen yang mempunyai polaritas. Merancang layout
sebaiknya menggunakan kertas millimeter blok.
Setelah layout selesai kita rancang dan kita buat diatas kertas
millimeter blok, kita harus meneliti dan memeriksa layout itu, harus
mencocokkan dengan gambar asli rangkaian Alarm With Infra Red
Sensor sebelum kita memindahkan rancangan layout ke papan PCB
Kita juga harus melihat apakah jalur yang kita buat sudah
benar atau ada yang salah. Perancangan layout ini merupakan
langkah awal yang sangat penting dalam pembuatan suatu rangkaian,
karena akan menentukan hasil akhir dari rangkaian yang kita buat.
Jika kita benar-benar yakin dengan jalur yang kita buat maka besar
kemungkinan hasil akhirnya baik.
5.2 Saran
Pada rangkaian Alarm With Infra Red Sensor yang penulis buat
ini, dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dalam membuat proyek ini.
Sehingga pembuatan alat ini memakan waktu yang lumayan lama oleh
karena itu penulis menyarankan :
1. Sebelum mengambar layout di PCB lebih baik membuat
lubang dengan bor untuk pin IC agar lebih mudah dan
tidak susah memasang IC.
2. Pembuat harus memperhatikan kembali apakah ada
kesalahan pada sirkuit PCB sebelum dilarutakan.
3. Gunakan kabel-kabel yang efisien agar alat yang kita
buat tidak semrawut.
4. Untuk komponen-komponen tertentu seperti yang
mempunyai polar jangan sampai kebalik
pemasangannya agar alat itu berjalan.
DAFTAR PUSTAKA