You are on page 1of 8

PENDIDIKAN PROFESI

Oleh
Edy kuswoyo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranan penting dan strategis. Seorang gur
u diharapkan dapat berkomunikasi , pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bag
i para siswa untuk tumbuh dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan
siswa, serta siswa dengan siswa, tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut m
enciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Ia harus mampu membangun motiv
asi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar serta pandai menarik m
inat dan perhatian siswa.
Sikap profesional seorang guru dapat menumbuhkan konsep diri positif para siswa.
Bila tepat aplikasinya, para siswa lambat laun menjadi manusia yang dapat meman
dang dirinya secara positif. Tapi kenyataan berkata lain, sikap keguruan dari ca
lon guru dewasa ini seolahâ olah berkembang dengan sendirinya sebagai hasil samping
an (efek penggiring ) dari apa yang telah dipelajarinya. Akibatnya sikap kegurua
n para guru banyak yang belum muncul , padahal sikap merupakan salah satu unsur
yang penting dalam menjalankan pengajaran.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidu
pan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga,
maupun bangsa dan negara. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maj
u mundurnya pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, m
aka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang
diharapkan.
Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan s
ampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemampuan guru sebagai te
naga kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benar
-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupaka
n tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tomb
ak keberhasilan pendidikan.
Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan i
lmu yang mempersiapkan tenaga ke pendidikan yang profesional, sebab kemampuan pr
ofesional bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar merupakan syarat
utama. Ilmu pendidikan merupakan salah satu bidang pengajaran yang harus ditempu
h para siswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam rangka mempersi
apkan tenaga guru dan tenaga ahli kependidikan lainnya yang profesional. Seorang
guru memerlukan pengetahuan tentang ilmu pendidikan secara general. Itu sebabny
a dalam perkembangan kurikulum terakhir untuk IKIP/FKIP /STKIP, ilmu pendidikan
merupakan suatu bidang pengajaran yang pokok-pokoknya meliputi kurikulum, progra
m pengajaran, metodologi pengajaran, media pendidikan, pengelolaan kegiatan bela
jar-mengajar, dan evaluasi pendidikan. Maka dari itu perlu adanya Pendidikan Pro
fesi Guru (PPG).
Pendidikan Profesi Guru ditempuh melalui Sertifikasi Guru dalam Jabatan (Peratur
an Menteri Pendidikan Nasional Nomor18 Tahun 2007); dan Program Pendidikan Profe
si Guru Pra Jabatan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang diatas penulis mengategorikan untuk melaksanakan Pendi
dikan Profesi Guru diperlukan berbagai tahap. Penulis mengkaji beberapa permasal
ahan sebagai beriut :
1. Apa itu Profesi ?
2. Apa Pendidikan Profesi ?
3. Bagaimana Pendidikan Profesi Guru (PPG) ?
4. Bagaimana Tujuan PPG ?
5. Bagaimana sertifikasi dalam jabatan ?
6. Pembahasan mengenai Portofolio ?
7. Pendidikan Profesi Guru Pra jabatan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis dapat :
1. Menjelaskan pengertian profesi menurut para tokoh
2. Menjelaskan pengertian pendidikan profesi
3. Menjelaskan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
4. Menjelaskan Tujuan PPG
5. menjelaskan sertifikasi dalam jabatan
6. menjelaskan tentang portofolio
7. menjelaskan Pendidikan profesi guru pra jabatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Pada hakikatnya profesi merupakan suatu pernyataan atau suatu janji terbuka [to
profess artinya menyatakan], yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dir
inya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil u
ntuk menjabat pekerjaan itu. Mengenai istilah profesi ini Everett Hughes menjela
skan bahwa istilah profesi merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya
menjadi perbedaan itu sendiri. (Chandler, 1960). Chandler menjelaskan ciri dari
suatu profesi yang dikutipnya dari suatu publikasi yang dikeluarkan oleh Britis
h Institute of Management. Disitu dikemukakan ciri suatu profesi, yaitu sebagai
berikut:
- Suatu profesi menunjukan bahwa orang itu lebih mementingkan layanan kemanusiaa
n daripada kepentingan pribadi.
- Masyarakat mengakui bahwa profesi itu punya status yang tinggi
- Praktek profesi itu didasarkan pada suatu penguasaan pengetahuan yang khusus.
- Profesi itu selalu ditantang agar orangnya memeliki keaktivan intelektual.
- Hak untuk memiliki standar kualifikai profesional ditetapkan dan dijamin oleh
kelompok organisasi profesi. Sedangkan menurut Lieberman, ciri suatu profesi itu
adalah sebagai berikut: - Suatu profesi menampakkan diri dalam bentuk layanan s
osial. [mengutamakan tugas layanan sosial lebih dari pada mencari keuntungan dir
i sendiri].
- Suatu profesi diperoleh atas dasar sejumlah pengetahuan yang sistematis.
- Suatu profesi membutuhkan jangka waktu panjang untuk di didik dan di latih.
- Suatu profesi memiliki ciri bahwa seseorang itu punya otonomi yang tinggi. Mak
sudnya, orang itu memiliki kebebasan akademis di dalam mengungkapkan kernampuan
atau keahliannya itu.
- Suatu profesi mempunyai kode etik tertentu.
- Suatu profesi umumnya juga ditandai oleh adanya pertumbuhan dalam jabatan. Dar
i kedua pendapat di atas nampaknya berlaku dalam bidang management dan bisnis.
Namun berdasarkan dari ciri - ciri tersebut diatas, Chandler mencoba menerapkan
ciri - ciri profesi tersebut kedalam bidang pendidikan. karena menurut pendapatn
ya guru merupakan suatu profesi yang memiliki.ciri sebagai berikut: - Mengutamak
an layanan sosial, lebih dari kepentingan pribadi. Memiliki status yang tinggi.
- Memiliki pengetahuan yang khusus. Memiliki kegiatan intelektual. - Memiliki ha
k untuk memperoleh standard kualifikasi profesional. - Mempunyai kode etik profe
si yang ditentukan oleh organisasi profesi.
Juga Robert Richey [19621 mengernukakan ciri - ciri guru sebagai suatu profesi,
yaitu sebagai berikut: - Adanya kornitmen dari para guru bahwa jabatan itu mengh
aruskan pengikutnya menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari pada menca
ri keuntungan diri sendiri. - Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti pers
iapan profesional dalam jangka waktu tertentu. - Harus selalu menambah pengetahu
an agar terus menerus bertumbuh dalam jabatannya. - Memiliki kode etik jabatan.
- Memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi. -
Selalu ingin belajar terus menerus mengenai bidang keahliannya yang ditekuni. -
Menjadi anggota dari suatu organisasi profesi. - Jabatan itu dipandang sebagai
suatu karier hidup. Seorang guru yang sungguh merasa terpanggil akan memandang j
abatannya itu sebagai suatu karier dan telah menyatu dalam jabatannya. Ia punya
komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap jabatan itu, punya rasa tanggung ja
wab dan dedikasi yang tinggi karena tugas itu telah menyatu dengan dirinya.
Seoarng ahli sosiolog pendidikan, Eric Hoyle [1971, 80 : 85] dalam bukunya The
Role of The Teacher mengemukakan ciri - ciri guru sebagai suatu profesi sebagai
berikut: - Hakikat suatu profesi ialah bahwa seseorang itu lebih mengutamakan tu
gasnya sebagai suatu layanan sosial. - Suatu profesi dilandasi dengan memiliki s
ejumlah pengetahuan yang sistematis. - Suatu profesi punya otonomi yang tinggi.
Artinya, orang itu akan memiliki kebebasan yang besar dalam melakukan tugasnya k
arena merasa punya tanggung jawab moral yang tinggi. Suatu profesi dikatakan pun
ya otonom kalau orang itu dapat mengatur sendiri atas tanggung jawabnya sendiri.
Suatu profesi punya kode etik. Suatu profesi pada umumnya mengalami pertumbuhan
terus menerus.
B. Pendidikan Profesi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
, program pendidikan di pendidikan tinggi mencakup (1) pendidikan akademik (sarj
ana, magister, dan doktor), (2) pendidikan profesi/spesialis, dan (3) pendidikan
vokasi (diploma). Pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan tersebut dapat mem
berikan gelar akademik (sarjana, magister, dan doktor), gelar profesi/spesialis,
dan gelar vokasi.
Berdasarkan rujukan tersebut, berikut penulis gambarkan tentang pendidika profes
i.
Pendidikan profesi adalah sistem pendidikan tinggi setelah program pendidikan sa
rjana yang menyiapkan peserta didik untuk menguasai keahlian khusus. Lulusan pen
didikan profesi mendapatkan gelar profesi.
Sebagai contoh, setelah bergelar S.E, seseorang menempuh pendidikan profesi Akun
tan, maka dia bergelar S.E. Ak; setelah bergelar S.Med., seseorang menempuh pen
didikan profesi dokter, maka dia mendapat gelar dr. (dokter) dan seorang yang te
lah begelar profesi dokter (umum) melanjutkan ke program pendidikan spesialis (
PPDS), dia mendapat gelar spesialis tententu, misalnya, dr. Sp.M (spesialis Mata
), dr. Sp.A (spesialis Anak), dr. SpKJ (spesialis Kesehatan Jiwa), dsb.
Pendidikan profesi bagi calon guru dapat berasal dari LPTK Pendidikan maupun Non
-LPTK (non-dik). Pendidikan profesi ini dilaksanakan oleh LPTK yang terakreditas
i baik dan ditunjuk oleh pemerintah. Namun demikian pemerintah yang mengendali b
erapa banyak mahasiswa yang dapat diterima, pemerintah juga membuat panduan untu
k menyusun kurikulum sehingga maksud untuk mendapatkan guru yang profesional dap
at tercapai.
Karena sumber masukan program beragam, pada awal program ini akan dilakukan tes
bekal awal yang berguna sebagai dasar untuk penempatan mahasiswa dan penentuan b
erapa sks yang harus ditempuh. Proses pendidikan pada pendididkan profesi mestin
ya akan lebih banyak memberi penekanan pada pembentukkan kemampuan profesional g
uru. Berapa jumlah sks yang harus diprogram sampai saat ini masih dalam pembahas
an, tapi diperkirakan dapat ditempuh dalam jangka waktu dua semester. Pada akhir
pendidikan dilakukan uji kompetensi.
C. Pendidikan Profesi Guru (PPG)
1. Pengertian PPG
Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjtnya disebut Program Pend
idikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk m
empersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D IV non kependidikan yang memiliki
bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai d
engan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik
profesional pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Men
engah.
2. Landasan penyelenggaraan PPG
a) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1. Pasal 2:
(1) Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendas, pe
nd, menengah, dan PAUD pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai peratur
an perundang undangan yang berlaku.
(2) Pengakuan guru sebagtenaga profesional sebagaimana di dimaksud pada ayat 1)
dibuktikan dengan sertifikat pendidik
1. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
2. Pasal 8. (guru wajib memiliki kualifikasi akademik,kompetensi, sertifik
at pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
3. Pasal 9: Kualifikasi akademik sebgaimana dimaksud dalam pasal 8 diperole
h melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program D IV
1. Pasal 10 (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliput
i kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetens
i profesional diperoleh melalui jalur pendidikan profesi
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru
3. PerMenDiknas Nomor 16 tahun 2005 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompete
nsi Pendidik.
4. PerMenDiknas Nomor 8 tahun 2009 Tentang Program PPG Pra Jabaatan.
5. KepMenDiknas nomor 018/P/2009 tentang Penunjukkan LPTK Penyelenggara
Pendidikan Profesi Guru
3. Tujuan PPG
Untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melak
sanakan, dan menilai pembelajaran; menindaklanjuti hasil penilaian dengan melaku
kan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik; mampu melakukan penelitian dan me
ngembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.
Kualifikasi akademik calon peserta PPG :
1. S1 kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi yang akan
ditempuh.
2. S1 kependidikan yang serumpun dengan program pendidikan profesi yang aka
n ditempuh, dengan menempuh matrikulasi.
3. S1/D IV non kependidikan yang sesuai dengan program pendidikan profesi y
ang akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi mata kuliah akademik kependidikan
.
4. S1/D IV non kependidikan serumpun dengan program pendidikan profesi yang
akan ditempuh, dengan menempuh matrikulasi.
5. S1 psikologi untuk program PPG pada PAUD atau SD, dengan menempuh Matrik
ulasi .
Beban belajar:
1. Untuk menjadi guru TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulus
an S1 PGTK dan PGPAUD adalah 18 s.d. 20 SKS
2. Untuk menjadi guru SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulu
san S1 PGSD adalah 18 s.d. 20 SKS
3. Untuk menjadi guru TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulus
an selaian S1/D IV PGTK dan PGPAUD adalah 36 -40 SKS
4. Untuk menjadi guru SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulus
an selain S1 PGSD adalah 36-40 SKS
5. Untuk menjadi guru TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat dan untuk
menjadi guru SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat bagi lulusan S1 Peikolog
i adalah 36 -40 SKS
6. Untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain
yang sederajat dan satuan pendidikan SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sedera
jat baik lulusan S1/D Iv kependidikan maupun S1/D IV non Kependidikan adalah 36
-40 SKS
7. Lulusan S1/D Iv non kependidikan dan S1 kependidikan yang tidak sesuai d
engan program PPG yang akan diikuti harus mengikuti program matrikulasi
Kualifikasi Dosen :
1. Kualifikasi Pendidikan minimum lulusan program magister (S2) dan minim
al salah satu strata pendidikan berlatar belakang bidang kependidikan sesuai de
ngan bidang keahlian yang diajarkannya.
2. Kualifikasi Dosen Program PPG kejuruan, selain memiliki kualifikasi min
imum minimum lulusan program magister (S2) dan minimal salah satu strata pendid
ikan berlatar belakang bidang kependidikan , juga diutamakan memiliki sertifik
at keahlian sesuai dengan bidang keahlian yang diajarkannya.
Tugas pokok dan fungsi Direktorat Akademik (Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa K
eprofesian ) :
1. Penyusunan rambu-rambu PPG .
2. Mengkoordinasikan Seleksi calon peserta PPG
3. Pelayanan administrasi akademik ditingkat universitas
4. Kerja sama dengan sekolah-sekolah mitra guna mendapatkan dukungan dan ke
sepakatan, terutama dalam penyelenggaraan Program Latihan Profesi PLP)
5. Memonitor dan review kesiapan PPG di tingkat jurusan/Program studi
6. Mengkoordinasikan kegiatan Program Latihan Profesi (PLP) di sekolah mitr
a
7. Pengembangan pedoman supervisi dan evaluasi PLP
8. Mengkoordinasikan kegitan monev PPG yang diadakan oleh Dikti
9. Seleksi dan penyamaan kemampuan calon dosen PPG dan dosen luar biasa
10. Program penyetalaan (penyesuaian kemampuan calon dosen PPG) dan pemberia
n sertifikat kompetensi
11. Penyusunan laporan PPG
Syarat Jurusan/Program studi penyelenggaraan PPG :
1. Jurusan/Program Studi pelaksaana PPG terakreditasi oleh Badan Akareditas
i Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B
2. Memiliki dosen sekurang-kurangnya 2 (dua) orang berkualifikasi doktor
(S3) dengan jabatan akademik minimal lektor dan 4 (empat) orang berkualifikasi m
agister (S2) dengan latar belakang pendidikan sama atau sesuai dengan program PP
G yang akan diselenggarakan serta
3. Mampu mengembangkan kurikulum dan silabus PPG mengacu kepada Peta Kompte
nsi Profesi Guru dalam PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru
4. Memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra te
rakreditasi minimal B dan memeuhi persyaratan untuk pelaksanaan Program Latihan
Profesi (PLP).
5. Jurusan/Program studi pelaksana PPG tidak diperkenankan menerima peserta
didik program PPG di luar ketentuan di atas.
6. Jurusan/Program studi pelaksana PPG ditetapkan berdasarkan Surat Keputus
an Rektror UPI.
7. Penetapan Jurusan/Program studi sebagai pelaksana PPG berlaku tiga tahun
.
8. Jurusan/Program studi pelaksana PPG dievaluasi secara berkala oleh tim y
ang ditunjuk oleh Rektor
9. Jurusan/Program studi pelaksana PPG menandatangani Naskah Kontrak Kerja
dengan pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan
Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada p
endidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidik
an menengah.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan men
jadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau keca
kapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik. Kuali
fikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana, atau progra
m diploma empat. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepri
badian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pen
didikan profesi. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga ke
pendidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.
Pendidikan Profesi Guru ditempuh melalui Sertifikasi Guru dalam Jabatan (Peratur
an Menteri Pendidikan Nasional Nomor18 Tahun 2007); dan Program Pendidikan Profe
si Guru Pra Jabatan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8 Tahun 2009).
D. Sertifikasi dalam Jabatan
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru dalam jabatan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor18 Tahun 20
07) . Sertifikasi tersebut dapat diikuti oleh guru yang telah memiliki kualifik
asi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Sertifikasi tersebut disele
nggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga k
ependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Melalui Jalur Pendidikan Pada pola sertifikasi guru dalam jabatan melalui penila
ian portofolio dilakukan pada guru yang memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahu
n serta memiliki banyak dokumen portofolio yang memungkinkan mereka dapat lulus.
Sementara itu banyak guru muda yang berprestasi tidak memenuhi persyaratak untu
n diikutkan dalam proses sertifikasi melalui penilaian portofolio. Atas dasar it
u, pemerintah membuka jalur lain yang disebut dengan nama sertifikasi guru dalam
jabatan melalui pendidikan. Jalur ini sebenarnya mirip`dengan Pendidikan Profes
i, hanya saja pendidikan profesi ditujukan bagi lulusan S1/DIV yang belum menjad
i guru. Tentang pendidikan profesi ini sampai sekarang masih dibahas di Depdikna
s.
Untuk memperoleh sertifkat pendidik, sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksa
nakan melalui uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian po
rtofolio, yakni penilaian sekumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
a) kualifikasi akademik,
b) pendidikan dan pelatihan;
c) pengalaman mengajar;
d) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
e) penilaian dari atasan dan pengawas;
f) prestasi akademik;
g) karya pengembangan profesi;
h) keikutsertaan dalam forum ilmiah;
i) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan
j) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Guru yang lulus penilaian portofolio mendapatkan sertifikan pendidik, sedangkan
yang tidak lulus penilaian portofolio dapat (a) melakukan kegiatan yang dapat me
lengkapi portofolio agar mencapai nilai lulus, atau (b) mengikuti pendidikan dan
pelatihan profesi guru (PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Ujian PLPG mencakup k
ompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru dalam jabatan ya
ng lulus PLPG mendapat sertifikat pendidik.
Alur sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1. Guru yang memenuhi persyaratan sesuai Pedoman Sertifikasi Guru Melalui J
alur pendidikan (Buku 6) mendaftar ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan mel
engkapi berkas sesuai pedoman penyelenggaraan.
2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi kepada calon peserta
, sesuai dengan rambu-rambu yang telah ada. Masing-masing dinas pendidikan memas
ukkan 1 orang guru SMP per bidang studi dan dua orang guru SD yang telah diselek
si ke Ditjen Dikti.
3. Rekap calon peserta sertifikasi beserta dokumennya kelengkapannya dikiri
m ke Dikti.
4. Ditjen Dikti memfasilitasi seleksi akademik yang dilakukan oleh LPTK pen
yelenggara sertifikasi guru dalam jabatan melalui pendidikan untuk menetapkan ca
on peserta program. Ditjen Dikti menetapkan alokasi peserta pada tiap-tiap LPTK
penyelenggara yang ditunjuk.
5. Peserta yang lolos seleksi akademik akan mengikuti pemetaan kemampuan aw
al untuk menentukan jumlah sks yang harus diambil selama melakukan sertifikasi m
elalui pendidikan.
6. Pelaksanaan pendidikan selama dua semester di LPTK, peserta wajib lulus
semua mata kuliah selama program, sebagai syarat untuk dapat mengikuti ujian kom
petensi dalam rangka memperoleh sertifikat pendidik.
7. Peserta yang lulus semua matakuliah, diikutkan uji kompetensi. Bagi pese
rta yang belum lulus matakuliah diberi kesempatan mengikuti pemantapan dan ujian
ulangan sampai 2 kali.
8. Untuk peserta yang tidak lulus satu atau lebih matakuliah setelah ujian
ulangan 2 kali, peserta dikembali ke Dinas Kabupaten/Kota untuk mendapat pembina
an.
9. Peserta yang tidak lulus uji kompetensi diberi kesempatan untuk menempuh
remidi di LPTK. Kesempatan remidi diberi dua kali. Bila peserta gagal uji kompe
rensi yang ketiga, peserta dikembali ke Dinas Kabupaten/Kota untuk mendapat pemb
inaan.
Sertifikasi Guru
Sertifikasi diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompet
ensi. Dalam program sertifikasi telah ditentukan kualifikasi pendidikan bagi sem
ua guru di semua tingkatan, yaitu minimal sarjana atau Diploma IV. Dengan kualif
ikasi itu, diharapkan guru akan memiliki kompetensi yang memadai.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 kompetensi guru meliputi kompetensi pa
edagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Apapun penjelasannya sebagai berikut.
Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancanga
n dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadia
n yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa dan menjadi teladan bagi pese
rta didik serta berakhlak mulia.
Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secar
a efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wa
li peserta didik dan masyarakat sekitar.
Kompetensi profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi ini juga disebut dengan
penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian.
Dalam praktik keempat kompetensi itu merupakan satu kesatuan yang utuh, dan komp
etensi profesional sebenarnya merupakan â payungâ , karena telah mencakup kompetensi l
ainnya.
Guru yang memenuhi kualifikasi pendidikan dan memenuhi persyaratan dapat diserti
fikasi dengan berpedoman pada ketentuan peraturan-peraturan perundangan yang ber
laku. Sertifikasi guru diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki progr
am pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau ditunjuk pemerintah. Se
telah disertifikasi guru akan memperoleh sertifikat pendidik, yaitu bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional.
E. Pembahasan Khusus Mengenai Penilaian Portofolio
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) pengalaman berkaya/prestasi yang dicapai
selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu (Di
kti, 2008) Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi sela
ma guru yang bersangkutan menjalan peran sebagai agen pembelajaran. Dokumen port
ofolio berisi data dan informasi catatan pengalaman guru dalam meningkatkan prof
esionalitasnya. Portofolio guru dinilai oleh dua orang asesor berpedoman pada bu
ku Panduan Penyusunan Portofolio (Buku 3). Asesor yang bertugas menilai portofol
io ditetapkan oleh perguruaqn tinggi penyelenggara sertifikasi guru berdasarkan
rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Asesor yang bertugas telah
lulus seleksi asesor dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA).
F. Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan
Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempers
iapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus
. Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan yang selanjutnya disebut dengan Pr
ogram Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarak
an untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang
memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utu
h sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat
pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pend
idikan menengah.
Program PPG diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki lembaga pendidik
an tenaga kependidikan (LPTK) yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Ment
eri Pendidikan Nasional.
Seleksi penerimaan peserta didik program PPG dilakukan oleh program studi/jurusa
n di bawah koordinasi LPTK penyelenggara. Hasil seleksi dilaporkan oleh LPTK pen
yelenggara kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Kuota jumlah penerimaan p
eserta didik secara nasional ditetapkan Menteri Pendidikan Nasional.
Lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang tidak sesuai dengan pr
ogram PPG yang akan diikuti, harus mengikuti program matrikulasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan profesi adalah sistem pendidikan tinggi setelah program pendidikan s
arjana yang menyiapkan peserta didik untuk menguasai keahlian khusus. Lulusan pe
ndidikan profesi mendapatkan gelar profesi. Program Pendidikan Profesi Guru Pra
Jabatan yang selanjtnya disebut Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah pro
gram pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan
dan S1/D IV non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar me
nguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan se
hingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada Pendidikan Anak Usi
a Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Memang sangat diperlukan pada saat sekarang seorang guru yang mempunyai keahlian
di bidang mata pelaaran tersebut sehingga para peserta didik nantinya tidak aka
n menjadi korbannya. Pendidikan Profesi Guru ini yang bertujuan untuk menciptaka
n seorang guru yang kompeten dalam bidangnya akan membawa manfaat baik pada pese
rta didik dan profesional dalam bidangnya dan mempunyai sertifikat.
B. Saran
Sosok guru yang mampu mengemban tugas yang profesional sebenarnya sudah
diberikan moto oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tulodo,
ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Untuk dapat melaksanakan fungsi per
tama, berarti guru haruslah berkepribadian yang utuh dengan kemampuan akademik d
an profesional yang andal. Untuk dapat melaksanakan fungsi kedua dibutuhkan guru
yang memahami dan menyayangi peserta didik. Sedangkan untuk dapat melaksanakan
fungsi yang ketiga, guru harus terus menerus memantau proses belajar peserta did
ik dan mendorong semangat belajar peserta didiknya. Akan tetapi sejauh ini moto
tersebut seakan tidak bermakna karena tidak adanya pelaksanaan di lapangan.
Penulis menyarankan agar para calon guru nantinya dapat mengajar sesuai dengan
bidangnya dan menjadi seorang guru yang profesional sehingga menjadi guru yang k
ompeten dan sesuai dengan bidang mata pelajarannya.

You might also like