Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dan kapabilitas kini beralih ke era wisdom dan value. Meraka sadar bahwa
kesuksesan seseorang sangat tergantung kepada sistem nilai dan kepribadian yang
Antonio, 2009:3)
batas ruang dan waktu sehingga dunia seakan menyatu dalam suatu kampung
(global Village).
nilai, bahan terkikisnya nilai asli yang menjadi identitas suatu komunitas yang
Pada saat nilai nilai advantage dari idiologi globalisasi mengalir deras ke
segala penjuru dunia yang dihembuskan oleh para pencetus dan pendukungnya,
pada saat itu pula terjadi proses aleanasi nilai sehingga mengakibatkan
Akibat fatal lebih dari dari kondisi tersebut kini sumber-sumber nilai yang
menjadi panutan menjadi sangat beragam, tidak jelas dan berubah dari waktu ke
waktu karena rujukan moral yang dikembangkan hanya berorientasi kepada nilai
Atas dasar hal tersebut beberapa ahli melakukan riset untuk mencari
jawaban dari fenomena ini hingga sampailah pada satu titik solusi dengan
oleh Danah Zohar dan Ian Marsall, masing-masing dari Oxford University
yang dipapakan Danah Zohar dan Ian Marsall dalam SQ (spiritual Quotion), The
Ultimate Intelligence (London, 2000), dua diantaranya adalah, pertama riset ahli
psikologi /syaraf, Michael Persinger pada awal tahun 1990-an dan lebih mutakhir
lagi tahun 1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandrandan timnya dari California
University , yang menemukan eksistensi God-Spot dalam otak mansia. Ini sudah
built-in sebagai pusat spiritual (spiritual center) yang terletak diantara jaringan
(1990) atas Binding Problem yang menunjukan adanya proses saraf dalam otak
pengalaman kita secara bersama untuk hidup menjadi lebih bermakna . Pada God
Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam. Akan tetapi
karena pemaparan baru sebatas tataran biologis atau psikologis semata dan tidak
luhur tersebut, dan siapa pemilik hakiki value yang mulia itu. Sampai pada
pengkaji nilai tersebut tak terkecuali bagi Danah Johar yang sempat terperanjat
tidak se-komprehensif value yang terdapat dalam asma'ul husna. (Antonio syafii,
2009:4)
menjadi spiritual center pada otak manusia kini dilengkapi dengan pengkajian
Asma'ul husna sebagai sofware dari Emosional Spiritual Quotion (Ary Ginanjar,
ketuhanan yang bersifat transendental yang diyakini sebagai suara hati yang
Lebih lanjut hal ini diperkuat oleh kutipan seorang psikologis terkemuka
yang menyatakan
menjadi sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan. Hal ini beranjak dari tujuan
kembali potensi kebaikan yang sudah ada pada diri setiap orang (Wahyuni Nafis,
amal ibadah, amal saleh dan akhlaq mulia (Darajat, 2001: 174) melalui pembiasan
dan latihan (Pangarsa: 21-25) sesuai sasaran pendidikan nilai dalam rangka
civilizing , baik dalam pola pikir, pola dzikir dan pola prilaku (Djahiri, 2006)
ini, bahkan secara teknis metode pembiasaan dam pengulangan ini telah
digariskan oleh Allah secara tersirat diantaranya di dalam Al Quran ayat pertama
surah Al-Alaq. Secara implisit metode ini menggambarkan dari cara turunnya
SAW dengan mengucapkan ““ (”ِإْقَراbacalah !” ) dan Nabi menjawab: ‘”َما َاَنا ِبَقاِرئ
( “saya tidak bisa membaca “), lalu malaikat Jibril mengulanginya lagi dan Nabi
menjawab dengan perkataan yang sama. Hal ini terulang sampai 3 kali. Kemudian
Jibril membacakan ayat 1-5 dan mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak
lupa lagi tentang apa yang disampaikan Jibril tersebut ( Erwati Aziz, 2003: 81).
Allah dalam mengajar Rasul-Nya amat efektif sehingga apa yang disampaikan
lanjut bahwa:
1987:1051)
membacakan ayat tersebut dan Nabi mengulanginya sampai hafal (Erwita Aziz,
2003: 82).
kali, yaitu pada ayat pertama dan ketiga. Hal ini menjadi indikasi bahwa metode
pembiasaan dalam pendidikan sangat diperlukan agar dapat menguasai suatu ilmu.
Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pendidikan dan pembinaan anak.
Hasil dari pembiasaan yang dilakukan seorang pendidik adalah terciptanya suatu
kebiasaan bagi anak didiknya. ”Kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu
yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa
banyak orang yang berbuat atau bertingkah laku hanya karena kebiasaan semata-
mata. Tanpa itu hidup seseorang akan berjalan lambat sekali, sebab sebelum
melakukan sesuatu ia harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan.
Sebagai ilustrasi bila seseorang sudah terbiasa shalat berjamaah, ia tak akan
berpikir lama ketika mendengar kumandang adzan, langsung akan pergi ke masjid
Demikian halnya, orang yang pernah bertekad menurut hati nurani untuk
membantu orang lain akan lebih cepat menilai bahwa oran lain perlu bantuannya
dan ia akan berfkir dan bersikap sebagai penolong serta berusaha membuat
gagasan dengan cepat dan memecahkan masalah setepat mungkin. Secara sebagai
Pada kondisi fitrah kita menjawab dengan suara hati untuk “menolong”
wanita tersebut tapi pada keadaan berikutnya adalah suara hati untuk menolong
sekaligus “berhitung” ketika anda harus berfikir dua kali untuk menolong wanita
kalimat an-nasir (penolong) dan al-muhshi (penuh perhitungan )“. Teori membaca
seperti ini senada dengan teori membaca yang dikemukakan oleh Chambers dan
Lowry (Burn, Roe dan Ross, 1984) bahwa membaca bukan hanya mengenali kata-
kata yang akan tetapi membawa ingatan yang tepat, merasakan dan
menolak atau menguasai jalan atau cara yang dipilih, memikirkan beberapa cara
Pada pelaksanaannya pembisaan dimulai sejak dini, hal ini diperjelas oleh
sebuah perintah rasul dalam hal pembiasaan shalat, yang hendaknya dimulai
sedini mungkin. Rasulullah SAW. memerintahkan kepada para orang tua dan
dirinya melakukan sesuatu yang baik. Menumbuhkan kebiasaan yang baik ini
tidaklah mudah, akan memakan waktu yang panjang, tapi bila sudah menjadi
disiplin.
membaca asma'ul husna yang telah dilakukan oleh siswa MTs Az-Zain Kabupaten
Sukabumi sejak tahun 2007 ketika siswa diwajibkan untuk membaca, berdoa,
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata biasa berati lazim, biasa dan umum, seperti
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sudah menjadi adat, sudah seringkali. Jadi,
kata pembiasaan berasal dari kata dasar “biasa” yang memperoleh imbuhan
prefiks “pe” dan sufiks “an”, yang berarti proses membiasakan, yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu kebiasaan atau adat. Pembiasaan adalah sebuah
upaya sehingga terjadinya sebuah kebiasaan. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa
dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal
kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa
direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi” ( Edi Suardi,
tt.123).
Kata “kebiasaan” berarti sesuatu yang telah biasa dilakukan, atau adat
dalam hal pendidikan Akhlak. Dalam kajian pendidikan akhlaq bentuk tuntutan
ini lebih dikenal dengan dressur /pendidikan bersifat paksaan. (Fadil Yani; 2007 :
17).
dengan konsisten dan disiplin. Hal ini berdasar pada sebuah kutipan:
pembentukan watak yang baik.watak yang baik dalam diri seseorang akan
mencipatakan suatu kepribadian yang luhur.” (The Liang Gie, 1985 : 59)
drill dan penuh disiplin. Sehingga ketika menghadapi musuh di medan tempur
mereka sangat mudah dan tanpa pemikiran yang lambat bahkan terjadi karena
spontanitas (http://www.kodam-jaya.mil.id/arsif-artikel-kontribusi/967).
berfirman pada Surah Ash-Shaaf:4 yang di tuturkan pula oleh seorang panglima
besar yakni imam Ali bin Abi Thalib r.a mengingatkan bahwa
2. Bersifat Lazim.
komunitas tertentu. Bagi seluruh ummat muslim membaca asma’ul husna adalah
hal yang lazim, sedangkan pembiasaan membaca asma’ul husna juga lazim
dilakukan di kalangan ummat muslim (ESQ 165 Magazine : 2010). Perintah Allah
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
membaca asma’ul husna adalah bagian ibadah bagi setiap muslim dan memiliki
dasar hukumnya jelas dari Al-Quran dan Sunah nabi. Sedangkan Al-Quran dan
As-Sunnah adalah hal yang lazim adanya di kalangan ummat muslim. Hal ini
berdasar pada hadits nabi yang ditemukan pada kitab Muwattha Malik Juz 5
ضّلوا َما
ِ ن َت
ْ ن َل
ِ ت ِفيُكْم َأْمَرْي
ُ ْل َتَرك
َ سّلَم َقا
َ عَلْيِه َو
َ ل
ُّ صّلى ا
َ ل
ِّ ل ا
َ سو
ُ ن َر
ّ ن َماِلك َأّنُه َبَلَغُه َأ
ْعَ حّدَثِني
َ و
sesat selagi kalian berpegang teguh kepada keduanya yakni kitab Allah
lazim, mengingat ia bersumber dari Al-Quran dan sunnah rasul, adanya perintah
untuk membiasakannya dan pembiasaan ini telah dilakukan oleh ummat muslim.
dalam Al Quran ayat pertama surah Al-Alaq. Secara implisit metode ini
menggambarkan dari cara turunnya wahyu pertama (ayat 1-5). Malaikat Jibril
dan Nabi menjawab: ‘“ ( ”َما َاَنا ِبَقللاِرئsaya tidak bisa membaca“), lalu malaikat
Jibril mengulanginya lagi dan Nabi menjawab dengan perkataan yang sama. Hal
ini terulang sampai 3 kali. Kemudian Jibril membacakan ayat 1-5 dan
mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak lupa lagi tentang apa yang
sebagai mana Dikutip dari buku Ajengan Cipasung (K.H Moh. Ilyas Ruhiyat)
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara rutin
sederhana ini bila dikaitkan dengan konsep tiga tujuan pembaelajaran yaitu
2006: 12)
ganjil. Hal ini seperti telah digariskan oleh Allah pada hitungan satu rakaat pada
shalat witir, tiga kali pada wudlu, lima waktu pada shalat fardu, tujuh keliling
pada thawaf dan sebelas pada shalat witir. adalah perumpamaan keutamaan pada
wudlu (www..rwa2an.net./vb/showthread.php?t=10098).
هذا وضوئي ووضوء: وتوضأ ثلثًا ثلثًا وقال،من توضأ مرتين مرتين أتاه ال أجره مرتين
“Barang siapa yang berwudlu dua kali dua kali, maka Allah memberikan
pahal abaginya dua kali dan berwudlunya seseorang dengan tiga kali-tiga
kali inilah wudlu ku dan wudlunya para nabi sebelumku dan wudlunya
Kajian lebih lanjut Allah mengisyaratkan bahwa Sebuah amal yang baik
selalu dianjurkan untuk diulang dengan hitungan ganjil. Sebagai mana sabda
Dalam hal pembiasaan sebagai hal yang bersifat praktis maka rasulullah
Syeikh Ibrahim ibn Ismail menegaskan pada kitab Syarh Ta'lim al-Muta'allim:
atas, sangat penting dilakukan sejak awal kehidupan anak. Agama Islam sangat
sendiri yang memerintahkan kepada para orang tua, dalam hal ini para pendidik
َوَفّرُقْوا،ن
َ سِنْي
ِ شِر
ْع
َ عَلْيَها َوُهْم َأْبَناُء
َ ضِرُبْوُهْم
ْ ن َوا
َ سِنْي
ِ سْبِع
َ لِة َوُهْم َأْبَناُء
َصّ لَدُكْم ِباال
َ ُمُرْوا َأْو
islam (http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).
ini, maka pendidikan yang diterapakan islam yaitu mempersiapkan diri manusia
sumber islam dan pendidikan islam itu sama yakni yang terpenting, Al-qur’an dan
(1980: 46)
Islam adalah untuk membina mental spritual dalam rangka mengabdi kepada
banyak menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan,
159).
Proses Internalisasi nilai ajaran Islam menjadi sangat penting bagi peserta
didik untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam
Islam kepada diri peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya
tersebut adalah dengan metode pembiasaan di lingkungan sekolah. Metode
Nilai adalah suatu penetapan atau kualitas obyek yang menyangkut suatu
jenis aspirasi atau minat (Nur Syam: 133). Pendidikan agama Islam merupakan
pendidikan nilai di mana peserta didik diharapkan dapat bertindak, bergerak dan
perilaku para pemeluknya, termasuk dalam hal ini anak, peserta didik maupun
masyarakat pada umumnya. Sistem nilai agama Islam adalah suatu keseluruhan
tatanan yang terdiri dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi dan
mempunyai keterpaduan yang bulat yang berorientasi pada nilai Islam. Jadi
saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentimen ) agama saja,
akan tetapi ia menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari latihan-
latihan (amaliah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang
banyak menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan,
159).
Proses Internalisasi nilai ajaran Islam menjadi sangat penting bagi peserta
didik untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam
pihak sekolah untuk dapat menginternalisasikan nilai ajaran Islam kepada diri
peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya tersebut adalah dengan
pertumbuhan batiniah atau rohaniah peserta didik. Pertumbuhan itu terjadi ketika
siswa menyadari sesuatu “nilai” yang terkandung dalam pengajaran agama dan
kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu “ sistem nilai diri” sehingga menuntun
segenap pernyataan sikap, tingkah laku, dan perbuatan moralnya dalam menjalani
kehidupan ini.
b. Tahap transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan
guru bersifat timbal balik. Dalam tahap ini tidak hanya menyajikan
informasi tentang nilai yang baik dan yang buruk, tetapi juga terlibat
tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik, dengan pengembangan yang
konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan ketrampilan itu benar-
benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit
ditinggalkan, atau bisa juga kebiasaan diartikan sebagai gerak perbuatan yang
Jadi kebiasaan di sini merupakan hal-hal yang sering dilakukan secara berulang-
ulang dan merupakan puncak perwujudan dari tingkah laku yang sesungguhnya,
tindakan dan apabila tindakan ini dilakukan secara terus-menerus, maka ia akan
ajaran Islam dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik, yang akhirnya akan
dapat membentuk karakter yang Islami. Nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi
tetapi juga merasakan kebajikan dan mengerjakannya dengan didukung oleh rasa
alamiyah, sehingga dapat berubah dan dibentuk sesuai dengan tujuan yang
pada kesinambungannya.
lahir dalam diri anda sendiri, atau dari kesadaran anda akan hal itu.
diberikan juga pengertian secara kontinyu, sedikit demi sedikit dengan tidak
diajarkan serta bersikap tegas dengan memberikan kejelasan sikap, mana yang
sangsi dengan kesalahannya dan juga tidak kalah pentingnya dengan adanya
tertentu. Banyak para tokoh yang mengemukakan definisi pendidikan, tetapi pada
Dari unsur pendidikan di atas dapat diketahui bahwa fungsi metode sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Karenanya terdapat suatu prinsip yang
dan motivasi, sehingga pelajaran atau materi pendidikan yang akan disampaikan
Ramayulis.
1.Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang
diharapkan
tahapan proses, unsur utama kegiatan pendidikan, serta metotode yang digunakan
maka pembiasaan adalah hal yang sangat efektif dalam pendidikan agama, nilai
(Burns, dkk., 1996: 6), Meneladani (Petty & Jensen, 1980). Maka membaca
Dari devinisi yang diungkapkan diatas maka pada penelitian ini kegiatan
1. Mengenali kata-kata
Pengetian membaca yang dikutip dari pendapat Burn, Roe dan Ross
(1984) adalah membaca dengan arti mengenali kata-kata. Mengenali berasal dari
kata kenal yang berarti tahu dan teringat kembali. Sedangkan mengenali berarti
bentuk jama dari “kata” yang berarti unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan
Dari uraian diatas maka mengenali kata dapat diartikan sebagai usaha
untuk mengetahui dan mengingat kembali berbagai tanda atau ciri yang menjadi
unsur bahasa yang diucapkan atau yang dituliskan yang merupakan perwujudan
Maka dari pengertian mengenali kata dapat kita simpulkan beberapa point
penting yang harus ada dalam mengenali kata ketika membaca asma’ul husna
adalah:
mengetahui asma’ul husna dan mengingat kembali. Pada tingkatan ini membaca
Simbol dan ciri sebagai unsur bahasa dalam membaca asma’ul husna
adalah asma-asma Allah yang terdapat dalam asma’ul husna yang menggunakan
hufuf hjaiyah berbahasa arab baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.
suatu aktivitas membatin dari suatu hal yang lahir. . Maksud dari lahir disini
adalah benda dalam artian fisik, kongkrit maupun abstrak yang dapat diindera
oleh panca indra manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung
Sebagai Contoh adalah membaca tulisan. Tulisan adalah suatu bentuk fisik
kongkrit yang melalui indra penglihatan, atau bisa juga melalui perabaan bagi
saudara kita yang tuna netra, kita jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak
Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang dapat
kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan
diucapkan atau dituliskan. Untuk itu tentu kemampuan membaca tulis berbahasa
arab ini merupakan syarat pokok bagi seseorang dalam membaca asma’ul husna,
dan penulis dengan bahasa tulis, hal tersebut dikemukakan oleh Kolker (1983: 3).
Baik membaca secara langsung atau tidak langsung atau membaca secara
lahir atau batin seperti diungkapkan Damarjati Supadjar, tetap pada prosesnya
Dari pendapat para ahli tentang membaca maka bagi orang yang membaca
asma’ul husna, maka perwujudan kesatuan, perasaan dan fikiran adalah hal yang
urgen karena tanpa itu ia hanyalah sebuah pelafalan dan tidak mencapai arti
membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara
Membaca Menurut Klein, dkk. (dalam Farida Rahim, 2005: 3), Pertama,
membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam
menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks
sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan
yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa
tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami
Perasaan dan Pikiran karena tanpa perwujudan perasaan dan fikiran maka
2. Berdoa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berdoa adalah sub makna dari
melafalkan sebagai makna dari membaca. Dengan kata lain berdoa adalah
(Allah)
aktivitas batin dari suatu hal yang lahir. Dimensi lahir (yang di indera) kita
jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak berdasarkan referensi pengetahuan
dalam memori. Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang
dapat kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan
Dalam konteks membaca adalah doa maka asma’ul husna adalah isi dari
ت ِبَها
ْ خاِف
َ ك َول ُت
َ لِت
َصَ ل َتجَْهْر ِب
َ سَنى َو
ْح
ُ سَماُء اْل
ْلَ عوا َفَلُه ا
ُ ن َأّيا َما َتْد
َ حَم
ْ عوا الّر
ُ ل َأِو اْد
َّ عوا ا
ُ ل اْد
ِ ُق
110:سِبيل}السرا
َ ك
َ ن َذِل
َ }َواْبَتِغ َبْي
yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-
1987:440)
Dalam konteks asma’ul husna sebagai doa, berikut adalah fadhilah dari
pembacaan doa dengan asma’ul husna yang dipetik dari tajuk buku Khasiat
Asmaul-Husna & Himpunan Ayat-Ayat Al-Quran, susunan Abu Nur Husnina,
4. “Ya Malik!” apabila dizikirkan sebanyak 121 x setiap pagi atau setelah
tergelincirnya matahari, segala perkerjaan yang dilakukan setiap hari
akan mendatangkan berkat & kekayaan yang diredhai Allah.
Isyak, Insyaallah fikiran & hati kita akan menjadi terang & bersih.
10.”Ya Jabbar!” apabila dizikirkan sebanyak 226 x pagi & petang, semua
musuh akan menjadi tunduk & patuh dengan izin Allah.
17. “Ya Wahhaab!” dizikir sebanyak 100 x sesudah solat fardhu, barang
siapa yang selalu didalam kesempitan, Insya Allah segala kesulitan atau
kesempitan dalam soal apa pun akan hilang.
20. “Ya ‘Aalim!” dizikir sebanyak 100 x setiap kali selesai solat
Maktubah, Insya Allah akan mendapat kemakrifatan yang sempurna.
21. “Ya Qaabidhu!” dizikirkan 100 x setiap hari, maka dirinya akan
semakin dekat dengan Allah & terlepas dari segala bentuk ancaman.
22. “Ya Baasithu!” Bagi mereka yang berniaga atau mempunyai usaha2
lain, kuatkanlah usaha & berniaga itu dengan memperbanyakkan
membaca zikir ini setiap hari, InsyaAllah rezeki akan menjadi murah.
23. “Ya Khaa’fidh!” dizikirkan sebanyak 500 x setiap hari, dalam
keadaan suci, khusyuk & tawaduk, InsyaAllah segala maksud akan
ditunaikan Allah. Juga apabila mempunyai musuh, musuh itu akan jatuh
martabatnya.
24. “Ya Raafi!” dizikirkan setiap hari, baik siang atau malam sebanyak
70 x, InsyaAllah keselamatan harta benda di rumah, di kedai atau di
tempat-tempat lain akan selamat & terhindar dari kecurian.
25. “Ya Mu’izz!” dizikirkan sebanyak 140 x setiap hari, Insya Allah akan
memperolehi kewibawaan yang besar terutama ketua-ketua jabatan atau
perniagaan.
26. “Ya Muzill!” Perbanyakkanlah zikir ini setiap hari, sekiranya ada
orang berhutang kepada kita & sukar untuk memintanya, InsyaAllah si
penghutang akan sedar & membayar hutangnya kembali.
27. “Ya Samii’!” Sekiranya inginkan doa kita makbul & pendengaran
telinga kita tajam, biasakanlah zikir ini setiap hari menurut kemampuan,
lebih-lebih lagi sesudah solah Dhuha, InsyaAllah doa akan mustajab.
30. “Ya Adllu!” dizikirkan sebanyak 104 x setiap hari sesudah selesai
solat 5 waktu, InsyaAllah diri kita selalu dapat berlaku adil.
33. “Ya Haliim!” Dizikirkan sebanyak 88 x selepas solat lima waktu, bagi
mereka yang mempunyai kedudukan di dalam pemerintahan, syarikat atau
apa saja, InsyaAllah dipastikan kedudukannya tidak akan dicabar atau
diungkit-ungkit atau tergugat.
34. “Ya ‘Aziim!” dizikirkan sebanyak 12 x setiap hari untuk orang yang
sekian lama menderitai sakit, InsyaAllah akan sembuh. Juga apabila
dibaca 12 x kemudian ditiupkan pada tangan lalu diusap-usap pada
seluruh badan, maka dengan izin Allah akan terhindar dari gangguan jin,
jin syaitan & sebagainya.
37. “Ya ‘Aliy!” Untuk mencerdaskan otak anak kita yang bebal, tulislah
zikir ini sebanyak 110 x (** di dalam bahasa Arab bukan Bahasa
Malaysia!!) lalu direndam pada air yang dingin & diberikan si anak
meminumnya, InsyaAllah lama kelamaan otak si anak itu akan berubah
cemerlang & tidak dungu lagi. InsyaAllah mujarab.
38. “Ya Kabiir!” Bagi seseorang yang kedudukannya telah dirampas atau
dilucut gara-gara sesuatu fitnah, maka bacalah zikir ini sebanyak 1,000 x
selama 7 hari berturut-turut dalam keadaan suci sebagai pengaduan
kepada Allah. Lakukanlah sesudah solat malam (tahajud atau hajat).
40. “Ya Muqiit!” Sekiranya kita berada di dalam kelaparan seperti ketika
sesat di dalam hutan atau di mana sahaja sehingga sukar untuk
mendapatkan bekalan maknan, maka perbanyakkan zikir ini. InsyaAllah
badan kita akan menjadi kuat & segar kerana rasa lapar akan hilang.
disedari kedudukan kita akan lebih tinggi dan terhormat & begitulah
seterusnya dengan izin Allah.
43. “Ya Kariim!” Untuk mencapai darjat yang tinggi & mulia di dunia
mahupun di akhirat kelak, maka amalkan zikir ini sebanyak 280 x ketika
hendak masuk tidur. Nescaya Allah akan mengangkat darjat mereka yang
mengamalkan zikir ini.
45. “Ya Mujiib!” Sesungguhnya Allah adalah Zat yang menerima doa
hambaNya & agar doa kita mustajab & selalu diterima Allah, hendaklah
mengamalkan zikir ini sebanyak 55 x sesudah solat subuh. Insyaallah
Tuhan akan mengabulkan doa kita.
46. “Ya Waasi!” Apabila di dalam kesulitan maka amalkan zikir ini
sebanyak 128 x setiap pagi & petang, InsyaAllah segala kesulitan akan
hilang berkat pertolongan Allah. Andai zikir ini sentiasa diamalkan,
InsyaAllah Tuhan akan menjaga kita dari hasad dengki sesama makhluk.
48. “Ya Waduud!” Amalkan zikir ini sebanyak 11,000 x pada setiap
malam. InsyaAllah kita akan menjadi insan yang sentiasa bernasib baik,
disayangi & rumahtangga kita akan sentiasa berada didalam keadaan
harmoni.
51. “Ya Syahiid!” Apabila ada di kalangan anggota keluarga kita yang
suka membangkang dan sebagainya, maka zikirkan sebanyak 319 x secara
berterusan setiap malam sehingga si pembangkang akan sedar & berubah
perangainya.
52. “Ya Haq”! Perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah ianya sangat berfaedah
sekali untuk menebalkan iman & taat di dalam menjalankan perintah
Allah.
53. “Ya Wakiil” Sekiranya terjadi hujan yang disertai ribut yang kuat,
atau terjadi gempa, maka ketika itu perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah
bencana tersebut akan menjadi reda & kembali seperti sediakala.
54. “Ya Qawiy!” Amalkan zikir ini sebanyak mungkin agar kita tidak
gentar apabila berdepan dengan sebarang keadaan mahupun berdepan
dengan si zalim.
55. “Ya Matiin!” Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin kerana ianya
mempunyai fadhilat yang besar sekali, antaranya untuk mengembalikan
kekuatan sehingga musuh merasa gentar untuk mengganggu.
58. “Ya Muhshiy!” Sekiranya kita inginkan diri kita digolongkan didalam
pertolongan yang selalu dekat dengan Allah (muraqabah), maka amalkan
zikir ini sebanyak mungkin sesudah solat 5 waktu.
59. “Ya Mubdiu!” Agar segala apa yang kita rancangkan akan berhasil,
maka zikirkan sebanyak 470 x setiap hari. InsyaAllah….
60. “Ya Mu’id!” Andai ada anggota keluarga yang menghilangkan diri
dan sebagainya, amalkan zikir ini sebanyak 124 x setiap hari sesudah
solat. InsyaAllah dipertunjukkan akan hasilnya.
61. “Ya Muhyiy!” amalkan zikir ini sebanyak 58 x setiap hari, InsyaAllah
kita akan diberikan kemuliaan darjat dunia & akhirat kelak.
66. “Ya Maajid!” Demi kecerdasan otak dan agar dipermudahkan hati
untuk menerima pelajaran, maka hendaklah pelajar tersebut
memperbanyakkan zikir ini setiap hari.
67. “Ya Waahid!” Bagi pasangan yang belum mempunyai cahayamata &
tersangat ingin untuk menimangnya, amalkanlah zikir ini sebanyak 190 x
setiap kali selesai menunaikan solat 5 waktu selama satu bulan & selama
itu juga hendaklah berpuasa sunat Isnin & Khamis, Insya Allah…
68. “Ya Somad! Ketika dalam kelaparan akibat sesat atau kesempitan
hidup, maka pohonlah kepada Allah dengan zikir ini sebanyak mungkin.
InsyaAllah, diri akan berasa segar & sentiasa.
69. “Ya Qaadir!” Apabila kita berhajatkan sesuatu namun ianya selalu
gagal, maka amalkan zikir ini sebanyak 305 x setiap hari, Insya Allah
segala hajat akan berhasil.
70. “Ya Muqtadir!” Agar tercapai tujuan yang dikehendaki, selain dari
berikhtiar secara lahariah, maka berzikirlah dengan zikir ini seberapa
mampu sehingga ikhtiar kita itu berhasil kerana zikir ini akan
mempercepatkan keberhasilan hajat kita.
71. “Ya Muqaddim!” Menurut Imam Ahmad bin Ali Al-Buuniy, beliau
berkata “Barangsiapa yang berzikir dengan zikir ini sebanyak 184 x
setiap hari, InsyaAllah, nescaya segala usahanya akan berhasil.”
72. “Ya Muahkhir”! Bagi meninggikan lagi ketaatan kita kepada Allah,
perbanyakkanlah zikir ini.
74. “Ya Aakhir!” Amalkan berzikir sebanyak 200 x sesudah solat 5 waktu
selama satu bulan, InsyaAllah Tuhan akan membuka pintu rezeki yang
halal.
75. “Ya Dhaahir!” Amalkanlah zikir ini sebanyak 1,106 x selesai solat
waktu di tempat yang sunyi (khalwat), nescaya Allah akan membuka hijab
padanya dari segala rahsia yang pelik & sukar serta diberi kefahaman
ilmu.
76. “Ya Baathinu!” Seperti no. 75 jugak, tetapi amalkan sebanyak 30 x
sesudah solat fardhu.
77. “Ya Waaliy!” Memperbanyakkan zikir ini setiap pagi & petang boleh
menyebabkan seseorang itu menjadi orang yang ma’rifat, iaitu hatinya
dibuka oleh Allah. Difahamkan para wali Allah selalu memperbanyakkan
zikir ini
78. “Ya Muta’aAliy!” Sekiranya kita akan berjumpa dengan mereka yang
berkedudukan tinggi atau mereka yang sukar untuk ditemui, maka
bacalah zikir ini sebanyak mungkin sewaktu mengadap. InsyaAllah
dengan mudah kita akan berjumpa dengannya & segala hajat yang
penting-penting akan berhasil.
79. “Ya Bar!” Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin setiap hari,
InsyaAllah segala apa yang kita hajati akan terlaksana dengan mudah.
80. “Ya Tawwaab!” Bagi orang yang selalu membuat dosa & ingin
bertaubat maka hendaklah memperbanyakkan zikir ini supaya dengan
mudah diberikan petunjuk kembali ke jalan yang lurus.
81. “Ya Muntaqim!” Jika kita berhadapan dengan orang yang zalim,
supaya dia tidak melakukan kezalimannya terhadap kita, maka hendaklah
kita memperbanyakkan zikir ini setiap kali sesudah solat fardhu.
Insyaallah, kita akan mendpt pertolongan Allah.
83. “Ya Rauuf!” Bagi sesiapa yang inginkan dirinya disenangi oleh teman
atau sesiapa sahaja yang memandangnya, amalkan zikir ini seberapa
mampu samada pada waktu siang mahupun malam.
84. “Ya Maalikul Mulki!” Seseorang pengarah atau ketua yang ingin
kedudukan yang kekal & tetap tanpa diganggu gugat, hendaklah selalu
mengamalkan zikir ini sebanyak 212 x sesudah solat fardhu & 212 pada
setiap malam selama sebulan. InsyaAllah akan mendapat pertolongan
Allah.
85. “Ya Zul Jalaali wal Ikraam!” Amalkanlah zikir ini sebanyak 65 x
setiap hari selama sebulan, InsyaAllah segala hajat kita akan tercapai
dengan pertolongan Allah.
88. “Ya Ghaniy!” Amalkanlah zikir ini pada setiap hari sebanyak
mungkin, InsyaAllah apa yang kita usahakan akan cepat berhasil &
kekayaan yang kita perolehi itu akan mendapat berkat.
90. “Ya Maani’!” Andai kita selalu mengamalkan zikir ini sebanyak 161 x
pada waktu menjelang solat subuh setiap hari, InsyaAllah kita akan
terhindar dari orang-orang yang zalim & suka membuat angkara.
91. “Ya Dhaarr!” Asma ini sangat berguna didalam ikhtiar kita untuk
menyembuhkan sesuatu penyakit yang mana sudah lama dihidapi & telah
puas dihidapi & telah puas diubati. Amalkanlah zikir ini sebanyak 1001 x
pada setiap hari, InsyaAllah dengan ikhtiar ini penyaki itu akan cepat
sembuh.
94. “Ya Haadiy!” Bagi sesiapa yang dalam perjalanan ke suatu tempat
tertentu, kemudian ia tersesat, hendaklah ia memohon petunjuk Allah
dengan memperbanyakkan zikir ini, Insya Allah akan diberikan
pertolongan Allah akan cepat lepas dari kesesatan tersebut.
95. “Ya Baadii!” Andai kita mempunyai rancangan yang sangat penting
& bagi memastikan rancangan kita itu berjaya & berjalan lancar, maka
berzikirlah dengan zikir ini sebanyak 500 x selepas solat fardhu.
InsyaAllah Tuhan akan memberikan pertolongan hingga rancangan kita
berjaya & berjalan lancar.
96. “Ya Baaqy!” Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin tanpa mengira
batas waktu, InsyaAllah dengan ikhtiar ini semua perkerjaan yang telah
menjadi punca rezeki tidak akan mudah terlepas, perniagaan tidak akan
rugi atau bankrap dengan berkat zikir ini.
97. “Ya Waarits!” Sekiranya kita berzikir sebanyak 500 x selepas solat
fardhu atau sebagainya, supaya segala urusan kita itu berjalan lancar,
maka hendaklah pada setiap malam berzikir dengan zikir ini sebanyak
707 x. InsyaAllah berkat zikir ini Allah akan memberi petunjuk sehingga
usaha kita akan berhasil dengan baik & memberangsangkan.
99. “Ya Shabuur!” Agar kita diberi kesabaran oleh Allah dalam segala
hal, maka perbanyakkanlah zikir ini menurut kemampuan. Dengan sifat
sabar & penuh pengharapan kepada Allah, maka segala usaha & upaya
akan mencapai kejayaan.
Fadhilah membaca asma’ul husna lebih lanjut diungkapkan oleh Yusuf Ibn
Ismail An-Nahani pada kitab Sa’adah Ad-Daroin pada bab “khowashil Asma’il
hadist yang terkenal dengan hadist syafa’at yang diriwayatkan imam Bukhari,
kata “hafal” yang berarti telah masuk di ingatan (tentang pelajaran), dapat
Membaca seperti ini adalah bagian dari produk membaca (Burns, dkk.
1987:1051)
saat wahyu pertama diturunkan Allah lewat malaikat jibril kepada nabi
Muhammad di Goa Hira yang persisnya nabi membaca tanpa tulisan dan ia
malaikat Jibril mengulanginya lagi dan Nabi menjawab dengan perkataan yang
sama. Hal ini terulang sampai 3 kali. Kemudian Jibril membacakan ayat 1-5 dan
mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak lupa lagi apa yang disampaikan
Membaca asma’ul husna berarti pula mengafal hal ini diperkuat oleh
husna yakni:
“memulyakan makna dari asma’ul husna dan menghafal apa yang ada
4. Menyelami makna
Penjabaran arti membaca lebih lanjut oleh Burns, dkk. (1996: 6) bahwa
aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk
membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan
pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari
dimiliki sebelumnya.
berarti membaca adalah memberi arti kepada asma’ul husna itu sendiri sedangkan
Makna asma’ul husna lebih lengkap dalam tafsir-tafsir para ulama seperti pada
kitab Sa’adah Ad-Daroin karangan Yusuf Ismail An-Nahani pada bab As-Saadah
fi Khoasi Al-asmail Ilahiyah hal: 519, namun secara sederhana daftar makna
terjemah dari asma’ul husna dengan menggunakan dua bahasa sebagai bahan
komparasi konteks makna akan di bahas pada Bab II sub bahasan asma’ul husna
5. Meneladan
Kata “meneladan” berasal dari kata “teladan” yang berarti sesuatu yang
patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan
(http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).
Susila Siraj bahwa, ada tiga hal yang akan terjadi ketika seseorang sebagai
produk membaca yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu
pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa
dan Ross, 1984) bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-kata tetapi
cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau
cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal
transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu,
problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.
Dari uraian diatas maka membaca asamul husna (asma dan sifat Allah)
adalah kegiatan meneladan karena yang di baca adalah perbuatan, kelakuan, sifat,
Allah yang patut diteladani oleh makhluknya seperti yang di ungkapkan imam
kognitif, dan bahasa sehingga mampu membangun konsep dalam dirinya sehingga
Secara etimologis asma'ul husna berasal dari bahasa arab yakni السللماء
dalam bentuk jamak dari kata اسمartinya nama-nama dan الحسنىartinya baik (Al-
tafsir surat Al-A’raf ayat 180, Asma’ul husna berasal dari kata السماءartinya
Secara lugas asma’ul husna diartikan sebagai seluruh asma Allah yang
maha indah, berbentuk asma dan sifat, menunjukan pelbagai sifat, memiliki
dilalah dalam dzat dan sifat-Nya yang ditetapkan berdasarkan wahyu yang bukan
menjadi ranah akal, yang tidak terbatas pada jumlah tertentu dan tidak boleh
Dari uraian di atas dapat kita fahami bahwa asma’ul husna diindikasikan
Sebagai contoh kata hayy (yang maha hidup) merupakan dalah satu nama
(2008:23)
Dalam kajian nama Allah maka nama diandang dari indikasinya (dalalah)
kepada dzat dan sifat dipandang dari indikasinya kepada makna. Berdasarka
indikasinya hanya kepda satu dzat, Allah. Sedangkan dari pengertian kedua,
semuanya adalah asma untuk yang satu, Allah. Akan tetapi makna Al-Hayy tidak
sama dengan makna Al-A’lim, dan Al-Alim tidak sama dengan Al-Qodir,
Berikut ini adalah pendapat ulama tentang pembagian asma’ul husna yang
أقسام السماء الحسنى :السماء الحسنى تنقسم باعتبار إطلقها على ال إلى ثلثةأقسام
السلللللماء المفللردة ,وضللابطها :مللا يسللوغ أن يطلللق عليلله مفللردا .وهللذا يقللع فللي غللالب 1.
السملللاء المقترنة ,وضابطها :ما ُيطلق عليه مقترنا بغيره مللن السللماء .وهللذا أيضللا يقللع فللي 2.
غالب السملاء .مثالها :العزيز الحكيللم ،الغفللور الرحيللم ،الرحمللن الرحيللم ،السللميع البصللير .وفللي
القرآن جاءت أسملللاء ال الحسنى غالبا مقترنة).أسملللاء ال الحسنى كما جاءت في القرآن( وكلللل
من القسم الول والثاني يسوغ أن ُيدعى به مفردا ،ومقترنا بغيره ،فتقول :يا عزيللز ،أو يللا حكيللللم،
أويا غفور ،أويا رحيلللم .وهكلعذا في حال الثنلللاء عليه أو الخبر عنه بمللا يسوغ لللك الفللراد أو
الجم
السملللاء المزدوجة ,وضابطها :ما ل ُيطلق عليه بمفرده بل مقرونا بمقابله؛ لن الكملللللال فللي 3.
اقتران كل اسم منها بما يقابله :المعطي المانع ,الضار النافع ,المعز المذل
السماء المضافة ,ذهب جمع من أهل العلللم إلللى اعتبللار السللماء المضللافة وعلّدها مللن ضللمن 4.
السماء الحسنى ،قال شيخ السلم ابن تيمية" :وكذلك أسماؤه المضافة مثل أرحم الراحميللن ,خيللر
الغافرين ,رب العالمين ,مالك يللوم اللّدين ,أحسللن الخللالقين ,جللامع الّنللاس ليللوم ل ريللب فيلله مقّلللب
القلوب وغير ذلك مّما ثبت في الكتاب والسّنة ،وثبت في الّدعاء بها بإجماع المسلمين
c. menunjukan pelbagai sifat,
Mengacu pada kaidah ini para ahli ilmu menetapkan gugurnya hudud pada
sungguh (Q. S. Almaidah : 34) pemahaman untuk contoh tersebut dapat difahami
nama ini hanya untuk Allah (mendengar kesungguhan orang yang bertaubat)
Nya hanya mengandung dua hal, Pertama: ketetapan makna tersebut untuk Allah
Kedua, ketetapan sifat yang terkandung oleh makna ini untuk Allah .
bahwa nama tersebut untuk Allah, sekaligus ketetapan adanya sifat “Hayyah”
(hidup) bagi Allah. Yang paling penting dalam memahami sifat Allah adalah
Al-Bajuri : 1)
kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis
"Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan
Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an
dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada
Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
Al Ghaffaar
14 الغفار Yang Memiliki Mutlak The Ever Forgiving
sifat Pengampun
Al Khaafidh
22 الخافض Yang Memiliki Mutlak The Abaser
sifat Yang
Merendahkan
(makhluknya)
Al Baa`its
49 الباعث Yang Memiliki Mutlak The Raiser of the
sifat Maha
Membangkitkan Dead
The Protecting
Yang Memiliki Mutlak
55 Al Waliyy الولى Friend, Patron, and
sifat Maha Melindungi
Helper
Al Mubdi`
58 المبدئ Yang Memiliki Mutlak The Producer,
sifat Maha Memulai Originator, and
Initiator of all
husna diatas adalah berasal dari Muhammad Syafiie Antonio (2008 37-454)
pendiri Lembaga Pendidikan Ekonomi Islam TAZKIA dan Ary Ginanjar
tauqifiyah, artinya tidak ada tempat bagi akal seseorang untuk berijtihad
menentukan nama dan sifat Allah. Tidaklah kita menetapkan nama dan sifat bagi
Allah, melainkan dengan apa yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya, baik
Nama dan sifat Allah adalah termasuk dalam perkara ghaibiyah, sehingga
seseorang tidak akan bisa mengetahui dan menerka-nerka dengan akal dan pikiran
36 :ل )السراء
ً سُئو
ْ عْنُه َم
َ ن
َ ك َكا
َ ل ُأوَلِئ
ّ صَر َواْلُفَؤاَد ُك
َ سْمَع َواْلَب
ّ ن ال
ّ عْلٌم ِإ
ِ ك ِبِه
َ س َل
َ ف َما َلْي
ُ ل َتْق
َ )َو
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
( Q.S Al Isra : 36)
Tabel 3
http://www.artislam.com/esma/ayetler
Referensi lebih lanjut pada penelitian ini akan dilampirkan pada lembar
lampiran
dikutip dari pendapa seorang ulama masyhur dari madzhab hambali yang
فإن ل أسللماء وصفات استأثر بها في علم،أسماء ال الحسنى ل تدخل تحت حصر ول تحد بعدد
الغيب عنده ل يعلمها ملك مقرب ول نبي مرسل
“Sesungguhnya nama-nama yang baik bagi Allah tidaklah dibatasi oleh
terdekat dengan Allah sekalipun dan tidak diketahui oleh nabi yang
diutus-Nya.”
ini merupakan hadist shohih, merupakan penggalan dari hadits panjang dari
…. أوعّلمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في، أو أنزلته في كتابه،أسألك بكل اسم سميت به نفسك
… علم الغيب عندك.
“…Aku memohon kepada-Mu dengan perantara seluruh Nama yang
dalam Kitab-Mu, Nama yang Engkau ajarkan kepada salah satu diantara
makhluk-Mu dan juga Nama yang Engkau sembunyikan pengetahuannya
dalam Kitab-Nya.
tersebut dalam ilmu ghaib di sisi-Nya, dan tidak ada satu pun dari
Hal senada juga diutarakan oleh Imam An-Nawawi pada pada Kitab Syarh
Shahih Muslim yang memberikan komentar tentang hadits nabi berikut ini :
kesepakatan para ulama ahli hadist. Akan tetapi menjadikan hadist tersebut
Syarhi Lum’atil I’tiqod, Syaikh Abu Musa ‘Abdur Rozaaq bin Musa Al Jazaairi
memahami hadist ini. Beliau berpendapat bahwa adanya batasan bilangan untuk
Rasulullah “seratus kurang satu” menjadi perkataan yang sia-sia (tidak ada
bermakna).
Pendapat Ibnu Hazm ini disangkal oleh pendapat jumhur ‘ulama. Jumhur
dalam hadist Abu Hurairah adalah berkaitan dengan janji yang diberikan bagi
sebelumnya.”
dengan bilangan 99. Seandainya yang dimaksudkan dari hadist tersebut adalah
benar yang terkandung dalam hadist tersebut adalah barangsiapa yang menjaga
Untuk melengkapi uraian diatas maka Syaikh Abdur Rozaaq bin ‘Abdil
yang kedua ( apabila seseorang menjaganya niscaya dia masuk surga). Artinya
masuk surga. Hadist tersebut bukanlah terdiri dari dua kalimat terpisah, yang
seseorang dalam memahami hadist ini adalah seseorang memahami, bahwa hadist
tersebut terdiri dari dua kalimat terpisah. Penggalan kalimat yang pertama
menggambarkan:
Pemahaman yang benar adalah “hanya ada 100 kitab yang akan saya
masih tersimpan lebih dari 100 kitab di maktabah saya. Begitu juga
Khusus mengenai pengenalan terhadap satu per satu asama Allah yang
berjumlah 99, sebenarnya ditepuh melalui proses ijtihad. Pada akhir abad II
hingga awal abad III Hijriyah, tiga perawi hadits yaitu Al-Walid bin Muslim,
Abdul Malik As-shanani dan Abdul Aziz bin Hashin ber-ijtihad dalam
Dari ketiga perawi diatas, Al-Walid bim muslim (wafat tahun 195 H)
merupakan yang paling terkenal dengan susunan 99 asma seperti yang banyak
yang telah dikenal di kalangan umat islam adalah riwayat At-Tirmidzi yang
diriwayatkan dari Al-Walid bin Muslim As-Syuaib dari abu hamzah. Lam Hadits
berkata, “Penentuan (nama-nama Allah – pen) tersebut adalah hasil ijtihad Al-
point-poin penting Aqidah Ahlussunah mengenai asma’ul husna pada kitab Al-
Asna fi Syarh Asma' Allah Alhusna wa shifatihi yang juga bisa ditemui pada
(1)(2).1 اليمان بثبوت السماء الحسنى الواردة في القرآن والسنة من غير زيادة ول نقصان
السماء, فال هو الذي تكلم بهذه، ول يسميه أحد من خلقه،اليمان بأن ال هو الذي يسمي نفسه
احترام معاني تلك السماء. كما يزعم المعتزلة،كالعلم الجامدة التي لم توضع باعتبار معناها
وحفظ مالها من حرمة في هذا الجانب وعدم التعرض لتلك المعاني بالتحريف والتعطيل كما هو
(4) اليمان بما تقتضيه تلك السماء من الثار وما ترتب عليها من الحكام.
وبالجملة فإن أهل السنة يؤمنون بأسماء ال إيمانا صحيحا وفق ما أمرت به نصوص القرآن
، بخلف أهل الباطل الذين أنكروا ذلك وعطلوه،والسنة ووفق ما كان عليه فهم سلف المة
baru baginya.
kesempurnaan , dia yang maha tahu dan maha suci dan maha tahu
berlawanan.
keimanan yang benar pula. Maka dalam memahami asmal husna senantiasa
paling besar pada asma Allah, baik secara akal, syara’, bahasa, dan
fithrah.
tidak pula dijelaskan oleh rasu-Nya dalam hadits yang shahih. Seperti
C. Akhlak
Kata “akhlak” secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu betuk
jama dari kata “khuluq”. kata khuluq sering diartikan dengan moral, budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat . Kalimat tersebut mengandung segi-
segi persesuaian dengan perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat
hubungan dengan Khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti
adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan
makhluk seperti pada Risalah, 40/38. Seperti halnya ditemui dalam al-Quran,
4:ظيٍم )القلم
ِع
َ ق
ٍ خُل
ُ ك َلَعَلى
َ )َوِإّن
“Sesungguhnya engkau (muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang
Salah satu komponen penting yang harus dibangun pada diri seorang
muslim adalah akhlak. Allah SWT. mengutus Rasulullah SAW. salah satu tujuan
قلللال رسول ال صلى ال عليه وسلم انملللا بعثت لتمم مكارم:عن أبى هريرة رضى ال عنه قال
)الخلق )رواه البيهقي
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak
عبارة عن هيئة لنفس راسخة تسدر عنها الفعال بسهولة ويسر من غير حاجة الى الفكر: الخلق
وروية
“Akhlak yaitu adalah suatu ibarat perilaku yang bersemi dalam jiwa
terpuji menurut akal dan syariah maka ini disebut akhlak yang baik, jika
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa
akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang
dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Ketiga,
Keempat, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak
pujian. Kelima, akhlak memiliki sandaran yang jelas yaitu al-Quran dan sunnah.
selamanya demikian.
3. Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna sesuai
dengan nilai dan norma agama Islam dan memberikan kebaikan bagi
diri dan orang lain. sedangkan yang menentukan baik buruknya suatu
perbuatan menurut etika dan moral adalah adat istiadat dan kebiasaan
dari suara hati manusia yang pada dasarnya juga bersifat universal . dengan
catatan manusia tersebut telah mencapai titik Zero dan terbebas dar belenggu
erat kaitan dengan penciptanya yaitu Allah. (Halim Mahmud :456). Berikut ini
adalah kutipannya :
وللو كلان علملا، لنه لو كان رسلما لحصلل بالمجاهلدة، ولكنه خلق،ليس التصوف رسما ول علما
ولللن تسللتطيع أن تقبللل علللى الخلق اللهيللة بعلللم أو، ولكنلله تخلللق بللأخلق اللل،لحصل بللالتعليم
426 ص، عبد الحليم محمود، المدرسة الشاذلية،))رسم")عبد الحليم محمود وقضية التصوف
“Tashauf bukanlah gambaran (bentuk) dan keilmuan, tetapi ciptaan
gambaran .”
Hubungan yang erat antara makhluk dan khalik (Allah) juga ditemui pada
Atas dasar kedekatan hubungan makhluq dengan sang khalik (Allah) maka
حللتى،قرب العبد من ربه عز وجل في الصفات التي أمر فيها بالقتداء والتخلللق بللأخلق الربوبيللة
Ghazali,tt:4230)
والتخلق بأخلقها تجعل النسان المؤمن يعيش في,فمن أحصى السماء الحسنى مع إدراك معانيها
هلل وقيللد. "يعنللي حفظهللا مللع فهللم معناهللا والتخّلللق بآدابهللا"ا114 هل وكذا قال ص.الدنيا برضاه"ا
114:)كلمه في موضع آخر بالصفات التي يصح للنسان التخلق بها )الغزالي.
manusia”(Al-Gahazali, tt:114)
Adapun dimensi lain dari berakhlaq dengan akhlaq Allah adalah untuk
tuhan dan nilai-nilai kasih sayang. Hal ini dikutip oleh Al-Jilli :
، فيظهر بذلك علو العزة الربانيللة،تخلقوا بأخلق ال؛ لتبرز أسراره المودعة في الهياكل النسانية
(2/19 ، الجيلي،ويعلم حق المرتبة الرحمانية"]النسان الكامل
yang terpendam pada diri manusi hingga muncul dengan cara mengasah,
(615 :2) دخول صفات المحبوب على البدل من صفات المحب: فقال،سئل الجنيد عن المحبة
2/615)
Islam pada analisa teoritik yang digunakan dalam penelitian ini dalam kontek
memahami istilah “berakhlak dengan akhlak Allah”, maka berkut ini adalah
tukilan yang di sajikan dengan teks asli dari Badai'i al-fawa'id., Muhammad ibn
-أن الل تعللالى ،وهللو :الللله ،والللرب ،وللله اللوهيللة ،والربوبيللة .للله أوصللاف تليللق بلله ،ليسللت كأوصللاف
المخلوقين.
-والنسان له أوصاف لئقة به ،ليست كأوصلاف الل تعللالى.لقلوله تعلالى( :ليلس كمثللله شليء وهلو السللميع
البصير)] .الشورى [11
هذه النتيجة واضحة في كلم هؤلء الئمة ،من دون استثناء ،حتى في كلم الجنيد ،وإن استعمل كلمات غيللر
التي استعملها البقية.
الول :اكتساب النسان صفات ال تعالى )= أخلقه .بتعبيرهم( .أو تركه صفاته ،واكتسابه صفات ال تعالى.
الثاني :أن هذه العملية الكتسابية ،التخلقية ،الستبدالية :عملية كاملة كلية ،ليست ناقصة جزئية.
هذا المعنى هو الجديد الملحظ في هذا التفسير؛ وللذا تقلدم أنله ليلس مجلرد تخللق ،أو خللق .فمجلرد التخللق
والخلق أمر مألوف ،معروف .أما هذه المعاني الزائدة ،ففيها من الغرابللة ،وحللتى النللزاع مللا ل يخفللى .وهللذا
العتراض نلخصه فيما يلي:
أول :قولهم" :أخلق ال" ،مصطلح جديد ،منسوب إلى الشريعة ،لم يعللرف قبللل المتصللوفة ،الللذين انفللردوا
به ،فالمعروف استعمال مصطلحات من قبيل :أسماء ال ،صفات ال .وهي قرآنية المللورد والمصللدر.
تتضمن معاني لئقة بال تعالى .أما هذا فل يمتاز بذلك ،بل هو منتزع من قول الفلسفة ،بالتشبه بالله
على قدر الطاقة) .انظر :التعريفات ص ،73بدائع الفوائد (1/164
ثانيا :أن التعبير عن الوصاف اللهية بالخلق فيله محلذور ،هلو :أن الخلق ،أحلوال مكتسلبة؛ فلالمتخلق
مكتسب للخلق ،هذا هو المعنى الغالب عليه ،وعليه فل يليق أن ينسب إلى ال ل تعللالى؛ لن أوصللافه
ذاتية ،غير مكتسبة.
ثالثا :أن هذا المصطلح يفيد :أن بقدرة النسان تحصيل جميللع الوصلاف اللهيللة اتصللافا ،أو تخلقللا ،بحسلب
تعبيرهم ،ليس فيه قيد ،ول تخصيص ،ول تحديد ،بل إطلق وتعميم .والمحذور في هللذا ل يخفللى؛ فللإن
أوصاف ال تعالى على ثلثة أنواع من جهة اتصاف العبد:
-1نوع في قدرة النسان التصاف بمعناها ،دون مماثلة ،ويحمد عليه ،مثل الرحمة.
-2نوع في قدرة النسان التصاف بمعناها ،دون مماثلة ،ويذم عليه ،كالتكبر.
-3نوع يستحيل عللى النسلان التصلاف بمعناهللا ،كلالخلق ،واللبرء ،والتصلوير ) .فتلح البلاري
،11/226عدة الصابرين ص (283وهذا المصطلح ل يفيد هللذا التفصلليل ،فليللس فيلله إشللارة
إلى ما يمكن التصاف به ،وما ل يمكن ،وما يحمد عليه ،وما يذم ،فهو عام شامل ،وهللو بهللذا
المعنى منحرف؛ لنه يفضي إللى المماثللة فلي الكلّم؛ أي فلي علدد صلفاته ،وهلو محلال .قلال
تعالى} :ولم يكن له كفوا أحد{] .سورة الصمد[
رابعا :أن هذا المصطلح يفيد كذلك :أن في قدرة النسان تحصيل الصفات اللهية نفسلها ،فلي كيفهلا ،فيكلون
له نفس حدود كللل صللفة ،كمللا هلي لل تعللالى ،فتكللون رحمتلله كرحمتلله ،ووجللوده كوجللوده ،وقللدرته
كقدرته..إلخ ،وهذا المعنى فاسد ،لبطلن المماثلة في الكيف؛ أي في كيفية وكنلله صللفاته ،وال ل تعللالى
يقول} :هل تعلم له سميا{] .مريم [65
tanpa motivasi dan keinginan, akan tetapi bersama ruhul jihad dan motivasi yang
tinggi.
Dalam konteks berakhlak dengan asma’ul husna ini maka ruhul jihad
sebagai power sekaligus solusi untuk meraih petunjuk Allah. sehingga dalam hal
4. Akhlak ialah sesuatu yang telah tertanam dalam jiwa sehingga telah
menjadi kepribadiannya.
جِعي
ِ ( اْر27) طَمِئّنُة
ْ ( َيا َأّيُتَها الّنْفسُ اْلُم26) حٌد
َ ق َوَثاَقُه َأ
ُ ( َول ُيوِث25)حد
َ عَذاَبُه َأ
َ ب
ُ َفَيْوَمِئٍذ ل ُيَعّذ
29-25 ( )الفجر30)جّنِتي
َ خِلي
ُ ( َواْد29) عَباِدي
ِ خِلي ِفي
ُ ( َفاْد28) ضّيًة
ِ ضَيًة َمْر
ِ ك َرا
ِ )ِإَلى َرّب
“ Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya
(25) dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya (26) Hai
jiwa yang tenang (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
Seperti yang di ungkapkan Fadil Yani (2007, 18) bahwa untuk mengatasi
berasal dari kata “rabb” yang berarti tuhan yaitu tuhan yang memiliki,
memiliki ekuivalensi dengan istilah Illahi yang berarti ketuhanan. Kepribadian ini
(nama-nama) dan sifat tuhan kedalam dirinya untuk kemudian dinternalisasi dan
sifat-sifat ketuhanan.
Menurut pendapat para ahli tentang akhlak maka dalam penelitian ini
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (30) Kami lah
Akhlak seseorang tidak terpaku pada ibadah mahdhah saja akan tetapi
akhlak meluas kepada hal, tindakan dan ibadah ghair mahdoh yang tidak lepas
dari tujuan untuk semata-mata mencari ridha Allah. Dalam hal ini Allah
berfirman:
حا َول
ً صاِل
َ عَمل
َ ل
ْ جو ِلَقاَء َرّبِه َفْلَيْعَم
ُ ن َيْر
َ ن َكا
ْ حٌد َفَم
ِ ي َأّنَما ِإَلُهُكْم ِإَلٌه َوا
ّ حى ِإَل
َ شٌر ِمْثُلُكْم ُيو
َ ل ِإّنَما َأَنا َب
ْ ُق
110:حًدا )الكهف
َ ك ِبِعَباَدِة َرّبِه َأ
ْ شِر
ْ )ُي
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
Akhlak yang menjadi salah satu misi untuk mencari ridha Allah harus
5: ن )البينة
َ ن َلُه الّدي
َ صي
ِ خِل
ْ ل ُم
َّ )َوَما ُأِمُروا ِإل ِلَيْعُبُدوا ا
:ن )العراف
َ ن َما َكاُنوْا َيْعَمُلو
َ جَزْو
ْ سُي
َ سَمآِئِه
ْ ن ِفي َأ
َ حُدو
ِ ن ُيْل
َ عوُه ِبَها َوَذُروْا اّلِذي
ُ سَنى َفاْد
ْح
ُ سَماء اْل
ْل
َ لا
ِّ َو
180)
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.