You are on page 1of 85

TEKNOLOGI BAHAN

FERROUS METAL(LOGAMBESI)
FERROUS (BESI)
Berdasarkan jumlah kandungan unsur karbon
dalan besi, maka Ferrous metal dibedakan;
1. Wrought Iron (besi tempa)
2. Baja ( steel )
3. Besi Tuang ( Cast iron )
Bagian 1

Wrought Iron
(besi tempa)
Wrought Iron (besi tempa) 1

Fasa besi tempa berupa ferit (Fe-alpha), didalamnya


terdapat sisa terak yang masih terperangkap. Terak
tersebut banyak mengandung silikat (silikon oksida),
bentuknya menyerupai fiber (cukup kuat). Sifat dari
besi tempa ini Ulet dan cukup kuat.
Contoh komposisi dari besi tempa :
- Carbon : 0.05%
- Mangaan : 0.045%
- Silicon : 0.101%
- Phospor : 0.068%
- Sulfur (belerang) : 0.009%
- Terak (dalan berat) : 1.97%
Wrought Iron (besi tempa) 2

Pemanfaatan:
Besi tempa digunakan pada bangunan kereta api,
bangunan kapal laut, industri minyak, tujuan
arsitektur, perlengkapan pertanian, dll. Umumnya,
pembuatan dari besi tempa ini menggunakan dapur
puddle (dapur aduk)
atau convertor
Bagian 2

STEEL (BAJA)
STEEL ( Baja ) 1

Apa itu Baja ?


Baja adalah material dengan komposisi
utamanya yaitu besi (iron ) yang secara
umum mempunyai kandungan Fe > 90 %.
Semua baja ( steel ) mengandung elemen
kedua yaitu carbon dan elemen lainya. Tetapi
unsur C merupakan elemen satu-satunya
terdapat dalam semua baja.
Persentase unsur C pada baja mendekati
2 %, tetapi kebanyakan ( 0,15 – 1 ) %
Pengelompokan Baja

Baja dikelompokan menjadi 2 yaitu :


1. Baja Karbon ( carbon steel )
2. Baja Paduan ( alloy Steel )
Type Baja

Menurut typenya, baja dibagi menjadi 5 yaitu:


1. Carbon steel
2. Alloy Steel
3. Tool steel
4. Stainless Steel
5. Other steel
Carbon steel (baja karbon) 1
 Baja karbon adalah material yang merupakan
campuran unsur besi dengan karbon dan unsur
ikutan lain seperti Si dan Mn yang tidak
ditambahkan secara khusus.
Carbon steel (baja karbon) 2
 Baja karbon, kekuatan dan sifat kekerasannya
tergantung pada jumlah unsur karbon yang
ada pada besi tersebut.
 Baja dengan kadar karbon yang rendah akan
lebih fleksibel dan ductile, namun dengan
penambahan karbon akan menyebabkan baja
lebih :
 Kuat ( stregth ).
 Keras ( hard ).
Carbon steel (baja karbon) 3
Baja karbon dapat digolongkan menjadi 3 macam, yakni
:
-Baja karbon rendah ( LCS )
Kadar Carbon antara 0,05% hingga 0,35%]
-Baja Karbon sedang ( MCS ),
Kadar Carbon antara 0,35% hingga 0,50%]
- Baja Karbon tinggi, (HCS ),
Kadar Carbon lebih dari 0,5% hingga 1,75%]
Sifat Umum dan pemanfatan LCS

 Sifatnya:
 Kekuatan dan kekerasannya rendah
 Mudah dibentuk dan dimesin.
 Pemanfaatan:
 Digunakan untuk plat, bodi kendaraan.
 Lembaran lembaran baja galvanis.
 Pipa-pipa, Konstruksi bangunan gedung dan
kapal laut.
 Tanki penyimpan, kawat dan lai-lain.
Sifat Umum dan pemanfatan MCS
 Sifatnya:
 Kekeras dan kekuatan dapat ditingkatkan tanpa
penambahan kandungan karbon dengan proses heat-
treatment ( Quenching ).
 Kekuatan , kekerasan serta harganya lebih mahal dari
LCS.
 Pemanfaatan:
 Digunakan untuk poros engkol ( crank-shaft ).
 Roda gigi.
 Konstruksi jembatan dan kapal laut.
 Poros dan lai-lain.
Sifat Umum dan pemanfatan HCS

 Sifatnya:
 Kekeras dan kekuatan dapat ditingkatkan dengan
heat-treatment ( Quenching ), tetapi kemungkinan
terjadi distorsi dan bahkan retak setelah di quenching
lebih besar dibanding dengan MCS.
 Pemanfaatan:
 Digunakan untuk tool`s.
 Punch and dies.
 Pisau/ penyayat.
 Rail ( rail road-wheel ).
Baja Paduan ( alloy Steel )
Sebenarnya perbedaan mendasar dari baja
karbon dengan baja paduan terletak pada
dominasi atas unsur dalam suatu baja.
Jika yang mendominasi sifat fisik dan mekanik
adalah prosentase kadar karbon maka dapat
disebut sebagai baja karbon.
Sedang bila yang mendominasi sifat fisik dan
mekanik adalah paduan (selain unsur karbon)
maka dapat disebut sebagai baja paduan.
Difinisi:

 Baja dikatakan baja paduan jika komposisi


unsur-unsur pemadunya secara khusus,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari
unsur silisium dan mangan.

Unsur yang paling banyak digunakan untuk


baja paduan yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti,
Al, Cu, Nb dan Zr.
Logam Paduan / Metal Alloy

Ditinjaun dari Terjadinya Paduan Logam, dapat


dibedakan menjadi 2 macam :
a.Larutan Padat ( solid solution ),Yaitu dua buah logam dapat
membentuk paduan dengan jalan logam yang satu Larut pada
logam yang lain dalam keadaan padat.
secara garis besar, larutan padat ini ada 2 macam yitu:
1. Larutan substitusi yaitu; atom-atom yang larut menggantikan
atom-atom pelarut dalam sistim kristalnya. contoh : Pada
paduan alumunium (diameter atom Al dan diameter atom Cu
hampir sama), pada stainless steel (diameter atom Fe dan
diameter atom Cr hampir sama), dll.
Logam Paduan / Metal Alloy

2.Larutan padat intertitial ( larutan sela antara ), dimana atom


logam yang larutakan menempati ruangan/ sela antara atom-
atom pelarut. contoh : Pada baja Carbon yang mengalami
Nitriding dimana atom Fe (yang dilaruti) mempunyai diameter
atom lebih besar bila dibandingkan dengan atom N (yang larut)
dengan diameter lebih kecil sehingga menyisip diantara atom
Fe.
Pada larutan padat, atom pelarut masih membawa sifat asalnya
dengan dipengaruhi oleh sifat dari atom yang larut.

b. Senyawa ( Compound ), yaitu : Persenyawaan logam dengan


logam yang terjadi pada suhu tertentu dan membentuk kristal
besama-sama.
Kristal yang terjadi pada senyawa logam berbentuk kecil-kecil
dan bercampur secara merata dan mengandung kristal kedua/
lebih. Senyawa ini mempunyai sifat, sama sekali berbeda dari
kedua atom pembentuknya.
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(1)

1. Karbon : unsur yang dominan untuk meningkatkan


kekerasan pada baja.
2. Mangan ( Mn ):
 Meningkatkan kekuatan dan kekerasan terutama
disebabkan terjadinya penguatan pada fasa ferrit.
 Berfungsi sebagai deoksidator ( mengikat sulphur
membentuk senyawa MnS yang titik cairnya lebih tinggi
dari baja, sehingga cendrung terperangkap sebagai
inklusi )
 Berfunsi mencegah terbentuknya ikatan sulfur
dengan baja dalam bentuk FeS yang mempuntai titik
leleh lebih rendah dari baja, sehingga unsure Mn
dapat mencegah terjadinya terjadinya kerapuhan
pada suhu tinggi terutama untuk baja yang
beroperasi pada suhu yang tinggi.
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(2)

3. Silisium ( Si ) : Berfungsi sebagai deoksidator.


Meningkatkan kekuatan tarik baja tanpa
mengakibatkan penurunan sifat keuletannya. Hal ini
dapat terjadi karena Si merupakan stabilistor
sementite.
4. Phospor (P); Dalam jumlah besar dapat meningkatkan
kekutaan tarik dan kekerasan, tetapi keuletanya turun
tajam dan bahkan dapat mengakibatkan mudah terjadi
retak dingin atau rapuh pada suhu rendah.

Pada baja konstruksi kandungan phosfor dibatasi


maksimum 0,05 %
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(3)

5. Sulfur (S) : Menurunkan sifat Keuletan dan


ketangguhan terhadap beban kejut.
Sulfur yang berlebihan dalam baja akan membentuk
FeS yang mempunyai titik leleh rendah. Dalam baja
Sulfur dibatasi Maks. 0,05%.

6. Aluminium (Al): Sebagai unsur deoksidator yang


mengikat oksigen yang terdapat dalam cairan baja.

Al juga mudah mengikat Nitrogen membentuk


endapan nitrida yang cendrung mengendap dibatas
butir struktur baja, sehingga meningkatkan
kekersan baja.
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(4)

7. Nikel (Ni) : Meningkatkan keuletan Baja.


Ni bersama Cr dapat meningkatkan ketahanan korosi dan
ketahanan panas baja.

8. Chrome (Cr): Meningkatkan kekuatan, Ketahanan panas,


ketahanan aus serta tahan korosi.
Menurunkan sifat mampu lasnya ( weldingability ).

9. Molebdenum (Mo): Meningkatkan Kekuatan tarik


terutama pada pada temperatur tinggi.
Memperbaiki sifat mampu las. Mo sebagai stabilisator
kabida sehingga mencegak terbentuknya grafit pada
pemanasan yang cukup lama.
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(5)

10. Vanadium, (V): Meningkatkan Kekuatan tarik


terutama sifat hot hardness baja.
Vanadium merupakan unsur penstabil karbida.
Bila dikombinasikan dengan Cr akan diperoleh baja
tahan karat.
Bila dikombinasikan dengan W dapat dimanfaatkan
sebagai baja perkakas.

11. Wolfram/ Tungsten (W): Meningkatkan sifat;


kekuatan, kekerasan dan ketahanan aus pada baja.
Wolfram mempunyau kecendrungan yang kuat untuk
membentuk karbida, karena itu dimanfaatkan untuk
pembuatan baja tahan panas.
Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja(6)

12. Titanium (Ti): Merupakan elemen yang sangat


keras, penstabil karbida, sebagai elemen
pemadu dalam stainless steel untuk meningkatkan
ketahanan korosi interkristalin.
Ti berfungsi sebagai penghalus butir kristal.

13. Tembaga (Cu): Meningkatkan kekuatan.


Dalam jumlah yang kecil Cu dapat meningkatka
ketahanan korosi baja.
Tujuan Utama Membuat Baja paduan.

Untuk memperbaiki/ memperoleh sifat-sifat


baja seperti :
 kekuatan tarik,
 kekuatan impak
 ketahanan korosi,
 ketahanan panas, dll.
Pada baja HSS (contoh diets) mempunyai
sifat keras, ulet, tahan temperatur tinggi, dll.
Baja paduan ( Alloy Steel )

Baja paduan dapat diklasifikasikan sesui dengan:


 Komposisi
 Struktur Mikro
 Penggunaan
Klasifikasi Menurut Komposisi

 Berdasarkan komposisi baja paduan dibagi lagi


menjadi :
 Baja tiga komponen : terdiri satu unsur pemadu
dalam penambahan Fe dan C
 Baja empat komponen : terdiri dari dua unsur
pemadu dst

Sebagai contoh baja paduan kelas tinggi terdiri dari :


0,35 % C, 1 % Cr, 3% Ni dan 1 % Mo.
Klasifikasi Menurut Struktur Mikro

Menurut Struktur Mikro, Baja paduan


diklasifikasikan berdasarkan :
 Baja pearlit
 Baja martensit
 Baja austenit
 Baja ferrit
 Baja karbid atau ledeburit
 Baja pearlit ( sorbit dan troostit )
Baja ini didapat, jika unsur paduan relatif kecil maximum
5 %. Baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh heat treatment ( hardening dan tempering
).
 Baja martensit,
Baja ini unsur pemadunya lebih dari 5 %,sifatnya sangat
keras dan sukar dimesin.
 Baja austenit,
Baja ini terdiri dari 10 – 30 % unsur pemadu tertentu ( Ni,
Mn,atau Co ).
Misalnya : Baja tahan karat ( Stainlees steel), baja tahan
panas ( heat resistant steel ).
 Baja Karbid ( ledeburit ),
Baja ini terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur
pembentuk karbid ( Cr, W, Mn, Ti, Zr ).
 Baja Ferrit,
Baja ini terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu
seperti ( Cr, W atau Si ) tetapi karbonnya rendah.
Baja ini tidak dapat dikeraskan.
Klasifikasi Menurut Penggunaan

Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya,


baja paduan diklasifikasikan :
 Baja konstruksi ( structural steel )
 Baja perkakas ( tool steel )
 Baja dengan sifat fisik khusus
a. Baja konstruksi ( structural steel ).

Baja konstruksi, dibedakan lagi menjadi tiga


golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu :
 Baja paduan rendah ( maximum 2 % )
 Baja paduan menengah ( 2 – 5 % )
 Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 % )
Baja jenis ini sifat-sifat mekaniknya lebih baik
dari pada baja karbon biasa, apabila di
lakukan heat treatment .
b. Baja perkakas ( Tool Steel ).

Baja perkakas adalah baja yang dipergunakan untuk


alat-alat mengerjakan material lain seperti ; alat
pemotong/ penyayat, punch dan dies dll.

Menurut susunan dan campuran, maka baja perkakas


dibedakan menjadi 3 yaitu :
 Baja perkakas bukan paduan.
 Baja perkakas paduan rendah.
 Baja perkakas paduan tinggi.

Ketiga baja perkakas diatas, kekerasannya diperoleh


dengan melakukan proses hardening.
Baja perkakas bukan paduan.

Baja perkakas ini merupakan baja karbon yang memiliki


0,5 – 1,5 % C. Semakin besar kadar karbon, semakin
besar pula kekerasan yang dapat dicapai dengan
proses Hardening.

Baja perkakas ini kekerasanya diperoleh dengan


melakukan quenching dengan air.
Baja perkakas ini akan menurun kekerasnya/ daya
sayatnya pada sekitar 200o C.

Penggunaan:
Baja perkakas ini cocok digunakan untuk : Martil,
pahat, pisau, kikir, gunting dsb.
Baja perkakas paduan rendah.

Yaitu baja perkakas yang memiliki 0,8 – 1,7 % C dengan


unsur pemadu W, Va, Cr, Ni, Mn hingga seluruhnya
berjumlah ± 5 %.

 Baja perkakas ini dikeraskan dengan media quenching


minyak dan dapat dikeraskan secara keseluruhan
dengan baik.
Kekerasanya tidak berubah hingga 250oC dan akan
menurun kekerasannya pada temp. ± 400oC .

Pemakaian:
baja perkakas ini digunakan untuk mata bor ulir/ spiral,
penyayat, kikir, stempel, cetakan dsb.
Baja perkakas paduan Tinggi

Baja perkakas ini mempunyai kandungan unsur ( 0,8 –


2,06 ) % C dan unsur lain seperti : W, Va, Cr, Ni, Mo,
Ti dan Co.
Baja ini dikeraskan dengan udara. Kekerasanya
dapat bertahan hingga temperatur 550 – 6000 C.

Pemakaian:
Baja perkakas ini digunakan sebagai peraut, pahat
bubut/Shaping, gergaji, mata bor dan lain-lai ( yang
temperatur opersionalnya hingga 500o C.)
Baja perkakas lain (1)

Disamping itu pula juga terdapat baja perkakas yang


digunakan untuk alat potong yang beroperasi hingga
suhu ( 1000 – 1100 )0 C. Baja perkakas ini kekerasanya
diperoleh langsung dari proses pemaduan ( tanpa
proses hardening ).
Baja perkakas ini diproduksi dengan dua cara yaitu :
Casting dan Powder metallurgy.

Casting Cutting Alloy (Steelites ) .


Baja paduan potong ini dibuat dengan cara penuangan,
dimana paduannya sejumlah besar Co dan W.
Biasanya baja ini dituang dengan ketebalan 5 – 10 mm
dan kekerasanya dapat mencapai 60 – 65 HRc. Baja
paduan potong ini digunakan untuk alat penyayat dan
pemotong.
Baja perkakas lain (2)

Baja perkakas Proses Powder metallurgy.


Baja paduan serbuk ini seperti baja potong Cementid
Carbides, Baja ini dibuat dari bahan serbuk W, Ti-
carbide dan Co yang disatukan melalui proses
powder metallurgy.

Kekerasan baja potong ini dapat mencapai 85 HRc dan


tetap keras hingga suhu 10000 C.
c. Baja dengan sifat fisik khusus.1

Baja dengan sifat fisik khusus, dapat dibedakan sebagai


berikut:
1. Baja tahan karat ( Stainless Steel ), secara umum
dibedakam menjadi 3 yaitu :
Martensitic Stainless Steel: 0,15 – 1,2 % C , 11,5 – 18
% Cr, Penggunaannya : Valve, bearing, alat-alat
bedah, springs dan sudu turbin. Sifatnya; Kekuatan
tarik baik pada kenaikan temperatur serta dapat
dikeraskan.
Ferritic Stainless : Carbon dibawah 0,2 % kecuali untuk
seri 446 ( 0,35 % max ). Chrome 11,5 – 28 % .
Sifatnya : Ductile, sehingga memungkinkan untuk
dikerjakan dalam keadaan dingin. Dapat menjadi britle
pada suhu  900o F.
c. Baja dengan sifat fisik khusus.(2)

Austenitic Stainless Steel Kadar carbon 0,15 max %


dan Cr 16-18 %

2. Baja tahan panas: 12 – 14 % Cr tahan hingga suhu 750 – 800oC.


15 –17 % Cr tahan hingga suhu 850 – 1000o C.

3. Baja paduan istimewa lainnya yang terdirin dari 35 – 44 % Ni dan


0,35% C yang memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
 Invar. Memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0-
100o C. Penggunaannya: Instrumen, alat ukur astronomi dan
arloji.
 Platinite. Memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai
pengganti gelas.
 Elenvar. Memilikimodulus elastisitas tak berubah pada suhu –
50o C – 100o C. Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat
ukur fisika.
Stainless Steel
Bagian 3

CAST IRON
(BESI TUANG)
Besi tuang
Besi tuang merupakan paduan eutektik dari besi – karbon
lebih dari 2 % dan unsur-unsur lainnya. Umumnya besi
tuang akan mengandung unsur.
Fe dan C [3,5% - 4,3%]. Titik cairnya relatif rendah +
1200oC.
Besi tuang umumnya mempunyai komposisi sebagai
berikut :
 Karbon : 3 – 4 %.
 Silikon : 1 – 3 %.
 Mangan : 0,5 – 1 %.
 Belerang : > 0,1 %.
 Phospor : > 1 %.
CAST IRON

Besi tuang, diklasifikasikan menjadi :


a.Besi tuang putih (white cast iron).
Besi tuang putih mempunyai fasa sementid+perlit
sehingga mempunyai sifat keras dan getas.

Komposisi Besi tuang putih :


 Karbon : 2,3 – 3,5 %.
 Silikon : 0,6 – 0,8 %.
 Mangan : 1 – 2 %.
 Phospor : 1,7 – 2 %.
CAST IRON

 Nama besi tuang putih diambil dari warna


bidang patahnya. Pada besi tuang ini, karbon
dalam besi tuang terikat menjadi sementit
sehingga sifatnya menjadi keras dan sulit
dimesin.
 Pemakaiannya :
sifatnya yang keras digunakan untuk rol
penggilas, pemecah batu-batuan dll.
Contoh Struktur mikro
CAST IRON

b. Besi tuang kelabu (grey cast iron).


Unsur penyusun dari besi cor kelabu yakni : Fe
+ C + Silikon (Si). Penambahan unsur Si
(Silikon) bertujuan untuk mengurai Sementid
menjadi Fe (ferit atau perlit) dan C (grafit).
Bentuk grafitnya berupa serpih sehingga
secara sederhana dapat dikatakan bahwa fasa
besi tuang kelabu berupa ferit/perlit + grafit
serpih dengan
Contoh Struktur mikro
Struktur Mikro Besi Tuang Kelabu FC 250
Cast iron
Sifat Besi Tuang Kelabu:
agak getas yang dikarenakan ujung-ujung
grafit berbentuk serpih tajam, akibatnya
konsentrasi tegangan tinggi sehingga mudah
patah.
Contoh penggunaan besi cor kelabu pada
konstruksi mesin jahit, blok mesin, lampu
hias, landasan mesin bubut, pagar, dll.
Keistimawaan besi cor kelabu terhadap baja
yakni : mampu meredam getaran.
Besi tuang Kelabu

Komposisi Besi tuang Kelabu :


 Karbon : 3 – 3,5 %.
 Silikon : 1 – 2,75 %.
 Mangan : 0,4 – 1%.
 Phospor : 0,15 – 1 %.
 Sulfur : 0,02 – 0,15 %
Besi Tuang Cil

 Besi tuang cil merupakan kobinasi antara


besi tuang putih dengan besi tuang kelabu.
Besi tuang cil ialah besi tuang yang
permukaannya terdiri dari besi tuang putih
dan bagian dalamnya besi tuang kelabu
dengan endapan graphit. Permukaannya
mempunyai ketahanan aus yang baik sekali
dan dibagian dalamnya mempunyai keuletan
yang tinggi pula.
Besi tuang graphit bulat.

Besi tuang bergrafit bulat (ductile cast iron atau noduler


cast iron)
Besi tuang ini dibuat dengan jalan mencampurkan
magnesium, kalsium atau serium kedalam cairan
logam sehingga graphit bentuk bulat akan
mengendap, konsentrasi tegangan sedikit sekali
(besi cor bersifat ulet).
 Sifatnya : Mempunyai kekuatan dan keuletan yang
tinggi, tahan aus dan daya tahan yang baik sekali
dibanding dengan besi tuang kelabu.
Contoh penggunaan besi cor bergrafir bulat pada
kontruksi penjepit rel kereta api, batang torak
kompresor, dll.
Besi Tuang mampu tempa (malleable cast iron)

Besi tuang tuang ini dibuat dari Besi tuang putih yang
dilunakan dengan proses heat-treatmen(dipanaskan
hingga 700oC selama 30 Jam) agar sementit terturai
menjadi Fe (ferit) dan C (grafit). Grafit yang dihasilkan
berbentuk pipih. Struktur sementite dari besi tuang
putih berubah menjadi ferrit dan pearlit serta endapan
karbon temper.
Sifatnya : keuletan dan perpanjangan sangat baik
dibanding dengan besi tuang kelabu.
penggunaan besi cor mampu tempa pada spare part yang
berukuran kecil-kecil.
Besi Tuang
 Besi tuang inuculated.
Besi tuang ini dibuat dengan menambahkan
kalsium silikon yang dicampur sebelum penuangan
guna menghasilkan butiran-butiran halus. Sifatnya
mampu dimesin.
 Besi tuang mutu tinggi.
Besi tuang ini mengandung sedikit karbon, silikon
dan graphit bebasnya lebih kecil dibandingkan
dengan besi tuang kelabu sehingga kekuatan
tariknya lebuh tinggi yaitu 30 – 50 kg/mm2.
Contoh Produk terbuat dari Besi Tuang

malleable cast iron Besi tuang putih


Besi Tuang
Paduan Besi tuang.

Unsur-unsur yang biasanya digunakan sebagai paduan


pada besi tuang diantaranya Ni, Cr, Mo, V dan Cu.
Sifat yang dihasilkan akibat penambahan unsur-unsur
tersebut adalah sebagai berikut:
 Nikel, (Ni ). Menghasilkan butiran-butiran halus serta
menguletkan bagian yang tipis.
 Chrome ( Cr ). Menstabilkan karbid dan membentuk
chrome karbid yang lebih keras dari sementit.
 Molybdenum ( Mo ). Meningkatkan kekerasan bagian
yang tebal dan juga memperbaiki keuletan.
 Vanadium ( V ). Meningkatkan keuletan dan kekrasan
juga meningkatkan daya tahan panas dari besi tuang
dengan menstabilkan sementit.
 Copper ( Cu ). Pengaruh Cu hanya sedikit, tetapi
penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat daya
tahan karat.
STANDARISASI MATERIAL LOGAM

Pendahuluan
 Cukup banyak alasan yang dikemukakan untuk
menjelaskan bahwa dengan tidak adanya standard/
keseragaman.
Contoh, zaman dulu belum ada Standar baut, mur
dan ulir. Sebuah mur 1/2 inchi yang dilepas dari
sebuah baut mesin tidak bisa dipasang pada baut ½
inchi pada mesin lain. Mungkin suatu pabrik
membuat baut ½ inchi dengan 6 ulir per-inch
sedang pabrik lain mungkin 12 ulir per inchi.
Dengan adanya standar, kejadian ini tidak akan
terjadi.
STANDAR DAN KODE
Standar
Adalah sekumpulan spesifikasi bagian-
bagian mesin, bahan, alat atau proses
dengan maksud mendapatkan keseragaman,
efisiensi dan mutu tertentu.

Kegunaan standar yang terpenting adalah


untuk memberikan suatu batasan akan
jumlah jenis dan spesifikasi sehingga dapat
membatasi jumlah persediaan yang wajar.
STANDAR DAN KODE

Kode
 Adalah sekumpulan spesifikasi untuk keperluan analisa,
perencanaan, cara pembuatan dan terkadang jenis
konstruksi.

 Manfaat kode: untuk mendapatkan tingkat dari


keamanan, effisiensi dan performance.

 Pengembangan Standarisasi kode perencanaan atau


daftar penomoran, didaftar secara internasional/
nasional nama organisasinya.
BEBERAPA STANDAR AMERIKA, YANG BERKAITAN
DENGAN MATERIAL:

 SAE Society of Automotive Engineers


 AISI American Iron and Steel Institute
 ASTM American Society for Testing and Materials
 UNS Unified Numbering System
 ANSI American Nation Standard Institute
 ASME American Society Of Mechanical Engineers
SAE = Society of Automotive Engineers

SAE
 adalah organisasi yang pertama mengkui
perlunya memakai suau sistem dengan
menomori baja-baja tersebut. Sistem SAE
hanya untuk keperluan pada batas
menganalisa specifikasi baja konstruksi mesin
( machinery ).
SAE
 Sistem SAE hanya menggunakan nomor-
nomor/ angka.
 Angka pertama menunjukkan tanda “ group
Baja”, misal:
1 Unalloy steel 10XX
2 Nickel Steel 23XX
3 Chromiun steel 32XX

lihat tabel
SAE
 Dua angka ter-akhir, biala penomoran 4 digit
atau tiga angka terakhir bila penomoran 5
digit menunjukkan rata-rata kandungan
karbon per-seratus ( % C ).

Contoh:
 SAE 1055, artinya “ analloy steel cotaining 0,55 % C “
 SAE 2345, artinya “ Ni- steel containing ±0,3 %,0,45 % C “
 SAE 52100, artinya “ Cr-steel cotaining ±1,45 %Cr, 1,0 % C “
AISI
Pada tahun 1941 SAE bersama-sama AISI
memperbaiki system dasar penomoran hingga
tercipta kesepadanan antara SAE dengan AISI.
Tetapi AISI menambahkan huruf yang
menunjukan proses/ cara pencairan dengan
kode :
AISI

 A; Basic Open-hearth alloy


 B; Acid Bassemer Carbon
 C; Basic Open-Heath Carbon
 D; Acid Open-Heath Carbon
 E; Electric Furnace
UNS (Unified Numbering System)

 Pada tahun 1975 SAE menerbitkan UNS (Unified


Numbering System). System ini juga mengandung
petunjuk ke nomor spesifikasi bahan lain. UNS
mengunakan notasi huruf untuk menyatakan bahan,
sebagai contoh:
 Untuk non-ferrous Metals and alloys:
A: Menyatakan Aluminium and alloys
C: menyatakan Copper and copper alloys.
Z: menyatakan Zinc and alloys, dll.
UNS (Unified Numbering System)

 Untuk ferrous Metals and alloys:

G: Menyatakan AISI and SAE , Carbon and steel –


except tool steel.
F: menyatakan Cast iron.
H: menyatakan AISI H-steel.
J: menyatakan cast steel
T: menyatakan tool steel
S: Stainless steel dan baja tahan panas.
Contoh:
AISI- SAE UNS
1005 G10050 Plain carbon steel
1020 G10290 Plain carbon steel
1330 G13300 alloy steel
4145 G 41450 alloy stel
M1 T11301
T1 T12001 tool steel
DIN ( Duetch Industrial Normalization )
Standar eropa ini memberikan penandaan/ standar logam Ferrous sebagai
berikut:
ISI ( Indian Standard Institution )

A.Untuk Plain carbon steel ( 0,06 % - 1,5 % )


karbon dibagi dalam beberapa type
berdasarkan kandungan karbon.
 Dead mild steel 0,15 % C.
 Low Carbon or Mild steel ( 0,15-0,45 ) % C.
 Medium Carbon steel ( 0,45 – 0,8 ) % C.
 High Carbon Steel ( 0,8-1,5 ) % C.
IS
Dalam standar India, plain carbon steel,
penandaannya dengan memberi huruf C.

Contoh:
C35, disebut palin carbon steel yang berisikan
rata-rata 0,35% C, ( 0,3 – 0,40 ).

C55Mn75 , palin carbon steel dengan ( 0,5-


0,6)%C atau rata-rata 0,55 %C dan Mn
0,75% rata-rata ( 0,6 – 0,90 )
IS
IS
 Contoh 1: 20Cr18Ni2
C=2%
Cr = 18 %
Ni = 2%

 Contoh 2: 07Cr19Ni9Mo2
C = 0.07 %
Cr = 19 %
Ni = 9 %
Mo = 2 %
SISTEMATIKA PENANDAAN GRADE BAJA
Khusus penandaan tool steel diberikan penanadaan penandaan berdasarkan group.
Menurut AISI dan SAE adalah sebagai berikut:
FASA-FASA PADATAN
Fasa-fasa padat yang ada didalam baja :
a. Ferit (alpha) : merupakan sel satuan (susunan atom-
atom yang paling kecil dan teratur) berupa Body
Centered Cubic (BCC=kubus pusat badan), Ferit ini
mempunyai sifat : magnetis, agak ulet, agak kuat,
dll.

b. Autenit : merupakan sel satuan yang berupa Face


Centered Cubic (FCC =kubus pusat muka), Austenit
ini mempunyai sifat : Non magnetis, ulet, dll.
FASA-FASA PADATAN
c. Sementid (besi karbida) : merupakan sel
satuan yang berupa orthorombik, Semente ini
mempunyai sifat : keras dan getas.

d. Perlit : merupakan campuran fasa ferit dan


sementid sehingga mempunyai sifat Kuat.

e. Delta : merupakan sel satuan yang berupa


Body Centered Cubic (BCC=kubus pusat
badan).
TERIMA KASIH
MATERI BERIKUTNYA

You might also like