You are on page 1of 100

PERANAN PEJABAT PEREMPUAN

DALAM PEMBANGUNAN
BERWAWASAN GENDER

Ir. GREETY R. SUMAYKU


KEPALA BIRO PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
SETDA PROP. SULUT
PERJUANGAN DAN KOMITMEN-
KOMITMEN INTERNASIONAL
• Selama abad ke 20 Konferensi Kependudukan Dunia dilaksanakan setiap
10 tahun.
– 1954 di Roma Itali, target : menghasilkan pemahaman baru
mengenai konsekuensi pertumbuhan penduduk dan suatu perubahan
besar yang segera terjadi di dunia
– 1964 di Beograd, membahas isu fertilitas sebagai isu kebijakan untuk
perencanaan pembangunan
– Tahun 1974 di Bukares lebih maju pada pengembangan kebijakan
– Tahun 1984 di Meksiko. Dalam konferensi ini wakil kelompok
feminis mengemukakan bahwa program KB melanggar hak asasi
perempuan, bersifat top-down, mementingkan target dan kuota.
• Konsep “Women in Development” dan “Women and Development”
diperkenalkan namun keduanya belum dapat mengangkat hak-hak
perempuan.
• 1994 Konferensi di Kairo ICPD (International
Conference on Population and Development).
Hasil : pemenuhan kebutuhan individu dan
keluarga adalah penting dalam pembangunan.
Wakil-wakil kelompok wanita mempromosikan
pentingnya kesehatan wanita, hak-hak wanita,
dan peluang-peluang bagi wanita.
Pemberdayaan wanita (women’s empowerment)
dipandang sebagai kunci keberhasilan
pembangunan dan penduduk yang stabil
• Dokumen Kairo mendesak semua Negara segera
mengupayakan tercapainya kesetaraan gender.
Tahun 2004 semua negara termasuk Indonesia
memperingati kesepakatan Kairo dengan
membuat sejumlah kegiatan serta laporan selang
10 tahun konferensi, sudah sejauh mana
kemajuan yang dicapai tiap negara. Laporan
tersebut dikirimkan ke PBB sebagai bahan
evaluasi dan menyambut Konferensi Dunia
tentang perempuan yang akan diadakan tahun ini
juga.
• 2 BUTIR PENTING DEKLARASI DAN PROGRAM AKSI
HASIL KONFERENSI HAK ASASI MANUSIA DI WINA (1993)
– Partisipasi penuh dan setara bagi perempuan dalam
kehidupan politik, sipil, ekonomi, sosial dan budaya pada
tingkat nasional, regional dan internasional serta penghapusan
diskriminasi berdasarkan jenis kelamin merupakan tujuan
utama masyarakat dunia
– Kekerasan berbasis gender dan segala bentuknya tidak sesuai
dengan martabat dan harga diri manusia serta harus
dihapuskan
• KONFERENSI WANITA SE-DUNIA DI BEIJING
(1995)  Deklarasi dan Landasan Aksi terkenal dengan
“Platform of Action“ dengan 12 bidang kritis.
Konferensi Beijing mengharuskan tiap pemerintahan di
dunia melakukan ”Gendermainstreaming” atau
pengarusutamaan gender dalam pembangunan

• Perhatian masyarakat dunia, telah menjadi perhatian


pemerintah Indonesia dan pemerintah lokal (Sulawesi
Utara), karena itu isu gender di Sulut telah diidentifikasi
untuk mengambil langkah-langkah penanggulangannya
KONFERENSI PEREMPUAN SEDUNIA IV
BEIJING 1995

1. PEREMPUAN DAN KEMISKINAN


B
2. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEREMPUAN
I
D 3. PEREMPUAN DAN KESEHATAN
A 4. KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
N 5. PEREMPUAN DAN KONFLIK BERSENJATA
G 6. PEREMPUAN DAN EKONOMI
7. PEREMPUAN DAN KEKUASAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
K 8. MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK KEMAJUAN PEREMPUAN
R 9. HAK ASASI PEREMPUAN
I
10. PEREMPUAN DAN MEDIA
T
I 11. PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
S 12. ANAK PEREMPUAN
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS
( MDGs )
Pada bulan September 2000, Indonesia bersama-
sama dengan 188 negara telah menandatangani
Deklarasi Millennium, sebagai hasil dari
Konferensi Tingkat Tinggi. Millenium PBB.
Deklarasi tersebut mencakup kesepakatan tujuan
pembangunan yang harus dicapai oleh masing-
masing negara. Selain tujuan juga disepakati
target sasaran secara tegas untuk dicapai pada
tahun 2015 diukur dari pencapaian tahun 1990.
Ada 7 tujuan yang disepakati secara
global yaitu :
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaran gender dan
pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian
5. Meningkatkan kesehatan Ibu
6. Memerangi HIV /AIDS, malaria dan
penyakit menular lainnya
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
TAHAP PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

•WOMEN IN DEVELOPMENT
(WID)
•WOMEN AND DEVELOPMENT
(WAD)
•GENDER AND DEVELOPMENT
(GAD)
PENGERTIAN SEX
•S E X
- Jenis kelamin yang dibawa
sejak lahir
- Tidak dapat dipertukarkan
- Sama dari waktu ke waktu
- Sama di semua tempat
JENIS KELAMIN YANG DIPEROLEH SEJAK
LAHIR :

LAKI-LAKI: Penis, Buah sakar, Sperma,


tumbuh Jenggot, Bulu dan karakter fisik lainnya
(suara, otot)
PEREMPUAN: Vagina, Buah dada, Rahim, Sel telur
dan karakter fisik lainnya (suara lebih merdu,
kulit lebih halus)
PERAN SEKS / PERAN
KODRATI MANUSIA

Perbedaan seks (jenis kelamin sejak lahir)


membawa konsekuensi PEREMPUAN bisa
HAMIL, MELAHIRKAN dan MENYUSUI
sedangkan LAKI-LAKI bisa MENGHAMILI
GENDER
Laki-laki : PEREMPUAN
Kuat Lemah
Tampan Cantik
Kasar Halus/lembut
Publik/diluar Domestik/didlm
Menguasai Dikuasai
PERAN GENDER
Peran untuk mengurus anak,
membesarkan anak, mencari
nafkah dan peran- peran
kemasyarakatan lainnya.
PEMBAGIAN PERAN GENDER :
PERAN DOMESTIC/didalam
yang tidak menghasilkan uang,
kekuasaan & pengaruh diserahkan
kepada kaum perempuan

 PERAN PUBLIK yang


menghasilkan uang, pengaruh dan
kekuasaan diserahkan kepada
kaum laki-laki
 Akibat pembagian kerja yang tidak seimbang
melahirkan ketimpangan peran laki-laki dan
perempuan. Laki-laki berada di daerah yang
makin lama makin berkuasa, menghasilkan uang
dan pengaruh, sedangkan perempuan tidak
menghasilkan uang, pengaruh ataupun
kekuasaan. Lahirlah KETIMPANGAN
GENDER yang berakibat ketidakadilan gender
yang merugikan perempuan
KETIDAKADILAN GENDER
• DALAM KELUARGA : isteri mengurus anak, suami bekerja, sebagian
besar keputusan diambil oleh suami secara sepihak, anak laki-laki
diutamakan dalam meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

• DALAM MASYARAKAT peran-peran perempuan dibatasi pada hal-


hal yang tidak penting misalnya sebagai seksi konsumsi, penerima tamu
dalam panitia

• DALAM PEMERINTAHAN : banyak kebijakan yang mengutamakan


laki-laki misalnya dalam undang-undang perburuhan tunjangan
keluarga melekat pada laki-laki.
FAKTOR PENYEBAB KETIDAKADILAN
DAN KETIDAKSETARAAN GENDER
• Tata nilai sosial budaya yang bias gender,
dengan dominasi maskulin (budaya patriarki)
dalam kehidupan masyarakat
• Peraturan dan sistem hukum yang masih
banyak bias gender dengan mengutamakan
laki-laki dibanding perempuan
• Kebijakan dan program pembangunan yang
cenderung lebih mengutamakan partisipasi
laki-laki dari pada perempuan
KETIMPANGAN GENDER DAN
KETIDAKADILAN GENDER
• DISKRIMINASI. Pembedaan yang
melahirkan kerugian misalnya upah
buruh laki-laki lebih besar dari
perempuan (meskipun ini tidak terjadi
pada pegawai negeri.) Di beberapa
tempat janda tidak dianggap sebagai
kepala keluarga karena dia perempuan
• SUBORDINASI (sebuah posisi atau peran yg
merendahkan nilai peran yg lain)
atau menomorduakan perempuan . Dalam keluarga
perempuan dianggap sebagai milik suami(Status
perempuan sbg jenis kelamin yg lebih rendah dibandingkan laki-laki&
pekerjaan reproduktif mrp tj perempuan). Dlm jabatan
perempuan dinomorduakan, demikian jg dlm politik
perempuan umumnya dianggap hanya pelengkap,
sehingga kehadirannya tidak diperhitungkan.
• PELABELAN NEGATIF atau citra baku (stereotype).
> Perempuan dianggap sebagai makhluk lemah,
Lembut, Cantik,Mudah dirayu,Tdk perlu sekolah
tinggi, Diatur oleh laki-laki.
Sedangkan Laki-laki Keras,Kuat,Perlu Sekolah
Tinggi, tidak pantas memasak apalagi melayani
isteri, Mengatur seluruh kehidupan.
 AKIBATNYA Perempuan dirumah (Domestik) sedangkan laki-laki urusan luar
(Publik).
• MARGINALISASI (peminggiran).
• Perempuan adalah ratu dapur, hanya diberikan
peran-peran assesori dalam masyarakat.
Perempuan tidak pantas menjadi pemimpin
• Pekerjaan RT tdk dinilai/diperhitungkan
• Perempuan tdk memiliki kesempatan yg luas jg upah
kerja perempuan lbh rendah
• Dlm pekerjaan perempuan tdk mendpt kesempatan yg
sama krn dibatasi oleh kemampuan reproduksinya
• BEBAN GANDA. Karena perempuan
bertanggungjawab disektor domestic
(rumah) maka meskipun dia bekerja di
kantor atau di kebun, tiba di rumah
masih harus mengerjakan pekerjaan
rumah. Sementara suami dibebaskan dari
pekerjaan di rumah.
• KEKERASAN. Akibat budaya patriarki,
perempuan dianggap milik laki-laki sehingga
dia pantas memperlakukan apa saja termasuk
memukul, menindas dan berbuat sewenang-
wenang. Contoh-contoh kekerasan, perkosaan,
pelacuran (eksploitasi seks untuk tujuan
komersial), penyiksaan dan pemukulan oleh
suami, kata dan permintaan suami harus diikuti.
• Penafsiran ajaran agama yang lebih
mengutamakan tekstual dan kurang
mempertimbangkan pendekatan kontekstual
• Kesadaran, konsistensi dan introspeksi kaum
perempuan dalam memperjuangkan keadilan
dan kesetaraan gender masih kurang
• Ketidak adilan gender telah mendapat perhatian
dari aktivis perempuan dan lembaga-lembaga
internasional
ISU GENDER
• PENDIDIKAN
– Makin tinggi pendidikan makin sedikit perempuan
– Materi pendidikan yang bias gender
– Diskriminasi anak usia sekolah perempuan yang
hamil

• KESEHATAN
– Tingginya un save abortion
– Tingginya kehamilan tak diinginkan terutama pada
usia Remaja
– Tingginya angka kematian ibu terutama di daerah
pesisir dan terpencil
– Tingginya angka penyakit HIV/AIDS
• KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
– 6,6 % perkawinan pada usia muda (10-16 thn)
– 10 % Kepala Keluarga adalah perempuan/janda
– 85 % peserta KB adalah perempuan

• EKONOMI
– Kontribusi perempuan terhadap pendapatan daerah rendah
– Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan hanya 27 %

• TENAGA KERJA
– Perbedaan upah laki-laki dan perempuan (Rakernas 1999)
– Lebih 40 % tenaga kerja di sektor jasa pariwisata berusia di bawah umur
(hasil survey LSM Suara Nurani 2000)
•H U K U M
– Banyak produk hukum yang bias gender
– Masih kurang peraturan yang mengatur perlindungan
hak-hak perempuan dan anak
– Masih kurang perempuan sebagai penegak hukum
padahal banyak masalah yang berkaitan dengan
kekerasan terhadap perempuan
– Aturan hukum dan budaya hukum masih bias laki-laki
• KELEMBAGAAN

– Kelembagaan yang menangani


pemberdayaan perempuan. (di propinsi
tahun 2000 Biro, tahun 2001 Bagian, tahun
2003 s/d sekarang.
– Kelembagaan di Kab/Kota masih
bervariasi/belum jelas)
– Perencanaan dan penganggaran yang netral
gender
STRATEGI PENDEKATAN GENDER DALAM
PEMBANGUNAN UNTUK MENGATASI ISU
GENDER DI SULAWESI UTARA

GENDER DALAM PEMBANGUNAN


 PENDEKATAN PRAKTIS;
Pendekatan melalui program khusus bagi
perempuan untuk memenuhi kebutuhan
praktis dan memberdayakan perempuan
sehingga meningkatkan kemandiriannya.
(perbaikan taraf hidup,pelayanan
kesehatan,penyediaan lapangan kerja,
penyediaan air bersih & pemberantasan
buta aksara)
 PENDEKATAN STRATEGIS; Bertujuan memadukan
keinginan dan kepentingan laki-laki dan perempuan
dalam kegiatan pembangunan dengan
memperlakukan kepentingan laki-laki dan
perempuan secara setara dalam peran, hak dan
tanggungjawab sebagai subyek dan
kemitrasejajaran yang harmonis. (Penghapusan
kekerasan, persamaan upah utk jenis pekerjaan
yang sama)
DASAR HUKUM
• UUD 1945 PSL 4 & PASAL 27 TENTANG
PERSAMAAN HAK DAN KEWAJIBAN SETIAP
WARGA NEGARA TIDAK ADA KECUALINYA.
• UU NO. 25/2000 TTG PROGRAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
• INSTRUKSI PRESIDEN RI NO. 9/2000 TTG
PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN
GENDER DALAM PEMBANGUNAN
MENGAPA PUG DIPERLUKAN ?
 Pemerintah dapat bekerja lebih efisien & efektif dlm
memproduksi kebijakan-kebijakan publik yg adil dan responsif
gender kepd rakyatnya perempuan dan laki-laki
 Kebijakan dan pelayanan publik serta program & perundang-
undangan yang adil & responsif gender akan membuahkan
manfaat yang adil bagi semua rakyat perempuan dan laki-laki
 PUG mrpkan upaya utk menegakkan hak-hak perempuan & laki-
laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama &
penghargaan yang sama dimasyarakat
 PUG mengantar kepada pencapaian KKG dan karenanya PUG
meningkatkan Akuntabilitas pemerintah terhadap rakyatnya.
 Keberhasilan pelaksanaan PUG memperkuat kehidupan sosial
politik, Ekonomi suatu bangsa.
APA KEUNTUNGAN
MENYELENGGARAKAN PUG ?
Dapat diidentifikasi apakah laki-laki & Perempuan

• Memperoleh akses yang sama kepada Sumber Daya


Pembangunan
• Berpartisipasi yang sama dlm proses
pembangunan,termsuk proses pengambilan keputusan
• Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya
pembangunan; dan
• Memperoleh manfaat yang sama dari hasil
pembangunan
Sasaran yang dilaksanakan :

1. Sosialisasi PUG dlm rangka


mewujudkan Kesetaraan dan keadilan
gender
2. Memberdayakan perempuan dalam
mengejar ketertinggalannya untuk
menuju setara dengan kaum laki-laki.
INPRES NO 9 THN 2000
TENTANG PUG DALAM PEMBANGUNAN
NASIONAL
• PRESIDEN RI MENGINSTRUKSIKAN
KEPADA
1. MENTERI
2. KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
3. PIMPINAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA
TERTINGGI/TINGGI NEGARA
4. PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
5. KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
6. JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
7. GUBERNUR
8. BUPATI / WALIKOTA
UNTUK
PERTAMA
MELAKSANAKAN PUG GUNA
TERSELENGGARANYA PERENCANAAN,
PENYUSUNAN, PELAKSANAAN,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI ATAS
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN NASIONAL YG
BERPERSPEKTIG GENDER SESUAI DENGAN
BIDANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA
KEWENANGAN MASING-MASING
KEDUA
Memperhatikan secara sungguh-sungguh
pedoman pug dlm Pemb. Nas sebgm terlampir
dlm Inpres ini sbg acuan dlm melaksanakan
PUG
KETIGA
Khusus utk Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan :
1. Memberikan Bantuan Teknis kepd instansi dan
lembaga pemerintah dlm pelaksanaan pug
2. Melaporkan hasil pelaksanaan pug kepada
Presiden
KEEMPAT
Secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi serta
kewenangan masing-masing menetapkan
ketentuan lebih lanjut yg diperlukan bagi
pelaksanaan Inpres ini.
• KELIMA
Inpres ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
APAKAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PROYEK/KEGIATAN PEMBANGUNAN SAAT
INI SUDAH RESPONSIF GENDER ?

PERENCANAAN ? AKSES ?
PELAKSANAAN ? PARTISIPASI ?
PEMANTAUAN ? KONTROL ?
EVALUASI ? MANFAAT ?

KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN YANG RESPONSIF GENDER
ALUR KERJA ANALISIS JENDER
(GENDER ANALYSIS PATHWAY (GAP)
ANALISIS KEBIJAKAN
SAAT INI

1. TUJUAN
KEBIJAKAN SAAT FORMULASI
INI KEBIJAKAN Rencana tindak
JENDER P
jender
2. Data pembuka E
Wawasan 5. Tujuan kebijakan L
jender A
Berdasarkan seks Apa yang harus
kuantitatif 7. Kegiatan K Pemantauan dan
dilakukan untuk
kualitatif mengurangi Operasional S evaluasi
3. FAKTOR-FAKTOR kesenjangan A
KESENJANGAN
N
Akses Peran A
Kontrol, Manfaat A
6. Indikator 8. sasaran
jender n
4. Isu Jender
Kesejangan apa,
dimana dan
mengapa?
VISI
PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI

TERWUJUDNYA KESETARAAN
DAN KEADILAN GENDER
KESEJAHTERAAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK DALAM
KEHIDUPAN BERKELUARGA,
BERMASYARAKAT,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI

1. Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan.

2. Memajukan Tingkat Keterlibatan Perempuan dalam proses Politik


dan Jabatan Publik

3. Menghapus Segala Bentuk kekerasan Terhadap Perempuan dan


Anak.

4. Meningkatkan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak

5. Meningkatkan Pelaksanaan dan Memperkuat Kelembagaan


Pengarusutamaan gender termasuk ketersedian Data

6. Meningkatkan Partisipasi masyarakat


BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Visi , Misi & Program oleh: Ir. GREETY R. SUMAYKU

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
SECARA NASIONAL

• Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan


politik
• Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan dan pembangunan
lainnya untuk mempertinggi kualitas dan sumberdaya perempuan
• Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak
• Menyempurnakan perangkat hukum pidana dalam melindungi setiap
individu dari tindakan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk
KDRT
• Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
• Memperkuat kelembagaan, koordinasi dan jaringan PUG dan anak dalam
tahap pembangunan dari berbagai kebijakan, program di segala bidang
termasuk komitmen internal, data terpilah serta partisipasi masyarakat.
STRATEGI PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
• Pengarusutamaan Gender
• Penyerasian hukum dan peraturan perundang-
undangan
• Peningkatan koordinasi dan kemitraan
• Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan
anak di pemerintah dan masyarakat
• Pelaksanaan aksi afirmatif untuk situasi tertentu
• Penguatan jejaring kelembagaan baik tingkat nasional
maupun internasional
PROGRAM PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
SECARA NASIONAL

•Peningkatan kualitas hidup dan


perlindungan perempuan
•Peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan anak
•Peningkatan Kelembagaan PUG dan Anak
•Keserasian kebijakan Peningkatan Kualitas
Anak dan Perempuan
VISI DAN MISI
PROPINSI
PROPINSI SULAWESI
SULAWESI UTARA
UTARA
VISI
SULAWESI UTARA
YANG
BERBUDAYA
BERDAYA SAING,
DAN
SEJAHTERA
VISI DAN MISI
PROPINSI
PROPINSI SULAWESI
SULAWESI UTARA
UTARA

MISI
1. Mengembangkan suasana kondusif dalam mempraktekkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari
2. Menerapkan Clean Government dan Good Governance yang bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme.
3. Mewujudkan Kondisi Aman, Damai, Tertib dan Disiplin.
4. Menegakkan prinsip-prisip demokrasi, supremasi dan kepastian hukum dan
hak azasi manusia.
5. Memberdayakan dan meningkatkan Peran Serta Perempuan dalam
Pembangunan
6. Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan Berdaya Saing Tinggi.
7. Mewujudkan Masyarakat yang sehat dengan harapan hidup yang panjang.
8. Mengelola secara optimal Sumber Daya Alam Sulawesi Utara secara
berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup.
9. Memberdayakan ekonomi lokal dana regional berbasis kerakyatan
10. Meningkatkan peran pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi lokal, regional dan
global.
11. Peningkatan Pemanfaatan Tehnologi Informasi dan Komunikasi dan menjamin
Kebebasan pers yang bertanggung jawab.
12. Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan.
13. Menurunkan Pengangguran, Kemiskinan dan Mengurangi Masalah Sosial
MEMBANGUN SULAWESI UTARA MENJADI
PROPINSI YANG MAJU DI INDONESIA
KHUSUSNYA KAWASAN INDONESIA TIMUR
BANGIAN UTARA MELALUI KETERLIBATAN
SECARA LANGSUNG MASYARAKAT DAN
PELAKU BISNIS BERSAMA-SAMA DENGAN
PEMERINTAH DALAM PERENCANAAN DAN
PROSES PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA
MENGELOLA DAN MEMANFAATKAN
MENUJU MASYARAKAT BERBUDAYA,
INOVATIF DAN BERDAYA SAING TINGGI.
1. MENINGKATKAN PELAYANAN PEMERINTAH KEPADA MASYARAKAT;
2. TERWUJUDNYA PEMERINTAH YANG BERSIH, BAIK DAN BERWIBAWA
SERTA BEBAS KKN;
3. TERWUJUDNYA BEBERAPA PERDA TERMASUK PERDA TATA RUANG DAN
LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MENGACU DAN MEMPERCEPAT
PEMBANGUNAN DAERAH;
4. BERKURANGNYA MASALAH-MASALAH SOSIAL(KRIMINALITAS,
PENCURIAN, NARKOBA, PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS), AIDS
DIMASYARAKAT;
5. MENINGKATNYA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI;
6. MEMBERDAYAKAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DENGAN MELIBATKAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DAN SWASTA;
7. MENINGKATNYA KEAMANAN DISELURUH WILAYAH SULAWESI UTARA;
8. MEMBANGUN SULAWESI UTARA MENJADI PROPINSI YANG MAJU DI
INDONESI KHUSUSNYA KAWASAN INDONESIA TIMUR BAGIAN UTARA
MELALUI PELIBATAN SECARA LANGSUNG MASYARAKAT DAN PELAKU
BISNIS BERSAMA-SAMA DENGAN PEMERINTAH DALAM PERENCANAAN
DAN PROSES PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA MENGELOLA DAN
MEMANFAATKAN MENUJU MASYARAKAT BERBUDAYA, INOVATIF, DAN
BERDAYA SAING TINGGI
9. MENINGKATNYA KESADARAN MASYARAKAT UNTUK HIDUP RUKUN DAN
DAMAI.
1. BERKURANGNYA JUMLAH PENGANGGURAN;
2. BERKURANGNYA JUMLAH PENDUDUK MISKIN;
3. BERKURANNYA WILAYAH-WILAYAH TERISOLIR;
4. BERKURANYA KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANTARA
DAERAH;
5. MENINGKATNYA HARAPAN HIDUP PENDUDUK;
6. MENINGKATNYA PENDAPATAN PERKAPITA;
7. MENINGKATNYA PRODUKTIVITAS;
8. MENINGKATNYA NILAI TUKAR PETANI DAN NELAYAN;
9. MENINGKATNYA KOMODITAS DAN JUMLAH EKSPORT;
LANJUTAN

10. MENINGKATNYA JUMLAH INVESTASI LANGSUNG DOMESTIK


DAN INTERNASIONAL;
11. TERWUJUDNYA BEBERAPA KAWASAN INDUSTRI TERBESAR
DI WILAYAH SULAWESI UTARA;
12. MENINGKATNYA JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
MANCANEGARA DAN DOMESTIK;
13. MENINGKATNYA JUMLAH TENAGA MEDIS DAN PENDIDIKAN
YANG TERBESAR DISELURUH WILAYAH SULAWESI UTARA;
14. MENINGKATNYA ANGKA PARTISIPASI ANAK USIA SEKOLAH
YANG BERSEKOLAH;
15. MENINGKATNYA PERAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI
ASPEK PEMBANGUNAN;
16. TERWUJUDNYA DATABASE SUMBER DAYA TERINTEGRASI
DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
17. MENINGKATNYA RASA AMAN, KERUKUNAN DAN SEMAKIN
MANTAPNYA KEAMANAN DI WILAYAH PERBATASAN.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

( RPJMD)

2005 – 2009
Disahkan melalui PERDA No. 4 Tahun 2005
Antara lain :

PENGUATAN PERAN DAN


KEDUDUKAN PEREMPUAN
PENGUATAN PERAN DAN
KEDUDUKAN PEREMPUAN
1. PEREMPUAN DAN KEMISKINAN;
2. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PEREMPUAN;
3. PEREMPUAN DAN KESEHATAN;
4. PEREMPUAN DAN EKONOMI;
5. PEREMPUAN DAN KEKUASAAN DAN PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN;
6. HAK AZASI PEREMPUAN DAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN;
7. PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN
8. PEREMPUAN DAN MEDIA
9. TRAFIKING
10. ANAK PEREMPUAN
11. PEREMPUAN DAN PERDAMAIAN
12. PEREMPUAN DI WILAYAH PERBATASAN
SASARAN
1. Perempuan dalam Pengambilan Keputusan disegala
Bidang.
2. Perempuan dalam Pendapatan Daerah
3. Pemahaman Masyarakat terhadap kesetaraan dan
Keadilan Gender.
4. Kemampuan Aparatur Perempuan dibidang Program dan
PUG.
5. Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
6. Penguatan Institusi Pemerintah, Swasta, LSM yang
Responsif Gender.
7. Program Rintisan Pemberdayaan Perempuan dan HAM
Perempuan
8. Sumber Informasi/Sistem Informasi management
Perempuan.
9. Program Kerjasama Antar Sektor/Lintas Kabupaten Kota.
10. Kualitas KPA melalui Peran Lembaga, Organisasi
Perempuan & LSM Peduli Anak
Biro Pemberdayaan Perempuan

“TERWUJUDNYA PEREMPUAN
SULAWESI UTARA,
BERKUALITAS, SETARA DAN
BERSINERGI MEMBANGUN
DAERAH

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


Visi , Misi & Program oleh: Ir. GREETY R. SUMAYKU

Biro Pemberdayaan Perempuan

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Perempuan.

2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Pengarusutamaan


Gender.

3. Menggalakan Upaya Penghapusan Tindak kekerasan Terhadap


Perempuan dan Anak.

4. Meningkatkan Kemandirian Lembaga, Organisasi Perempuan,


Ormas Peduli Gender dan Anak

5. Meningkatkan Kualitas Kesejahteraan dan Perlindungan Anak.

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


Visi , Misi & Program oleh: Ir. GREETY R. SUMAYKU

TUJUAN
1. Peningkatan Peran Serta Perempuan dalam
Pengambilan Keputusan disegala Bidang.
2. Peningkatan Kontribusi Perempuan dalam
Pendapatan daerah.
3. Peningkatan Pemahaman Masyarakat
terhadap Kesetaraan dan Keadilan Gender
4. Peningkatan Kemampuan Aparat di Bidang
Perencanaan Program dan PUG.
5. Pencegahan,Pemberantasan Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Anak.
6. Penguatan Institusi Pemerintah, Swasta, LSM
peduli perempuan & anak
Lanjutan

7. Peningkatan Jumlah dan Kualitas Program Rintisan


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan HAM
Perempuan.

8. Peningkatan Kemampuan Sumber Informasi/Sistim


Informasi Management Perempuan.

9. Peningkatan Program Kerjasama antar Sektor,


Lintas Kabupaten/Kota.

10.Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Perlindungan


Anak Melalui Peran Lembaga Peduli terhadap Anak.
1 PENGARUSUTAMAAN
GENDER 4 SISTEM INFORMASI
GENDER

2 5
PENINGKATAN KUALITAS
HIDUP PEREMPUAN MEMBANGUN JARINGAN/
NETWORKING

3 PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN DAN ANAK 6
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
KEBIJAKAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER
• Penyadaran gender di masyarakat
• Bantuan teknik dalam bentuk advokasi, sosialisasi, fasilitasi
dan mediasi
• Memperkuat kelembagaan pengarusutamaan gender dan
anak di pemerintah dan masyarakat
• Meningkatkan ketersediaan Sistem Informasi Gender dan
Umpan Balik
• Memberikan porsi pelaksanaan program kepada daerah dan
mitra kerja
• Pengembangan sistem penghargaan (Eka Praya Parahita)
Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara
A. KEGIATAN /PROGRAM PENGARUSUTAMAAN
GENDER (PUG)
- Analisis Gender antar sektor terkait tentang isu gender
- Rapat Koordinasi PP Propinsi, kabupaten, kota dan LSM
- Sosialisasi Gender dan Trafiking
- Pelatihan Analisis Gender oleh Kementrian PP- RI
- Workshop Peningkatan Kapasitas kerja sama dengan
Dinas Pendidikan Nasional
- Temu Koordinasi Wilayah Timur Indonesia
- Kerjasama dengan BKKBN Propinsi Sulut
- Menfasilitasi Pusat Studi Wanita
- Pelatihan Teknologi Informasi (TI) dan bantuan peralatan
dari
Kementrian PP – RI
- Pembentukan Mitra Gender dan Sos. Penerapan PERDA
No.1
Tahun 2004 di SULUT (anti trafiking)
- Advokasi PUG untuk DPRD Pro. Kab. Kota dan Jaringan
Birokrat
P
ROP
INS
ISU
LAW
ES
IUT
ARA
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN
Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara
B. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
- Pelatihan Kepemimpinan Politik dan Pengembangan Pribadi
- Pelatihan Bisnis Skala Kecil kerja sama dengan DIKNAS Prop.
- Mengadakan Rakor “Peningkatan Produktifitas Ekonomi
Perempuan”
- Sosialisasi “Peningkatan Peran Perempuan di Lembaga
Eksekutif”
- Sosialisasi “Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan”
- Sosialisasi “ASI Esklusif” oleh Dinas Kesehatan
- Gebyar Resensi 3000 buku bagi pelajar, organisasi
kemasyarakatan
- Lomba Baca Buku dan kliping koran bagi siswa/siswi SLTP &
SMU
tentang Gender,Peningkatan kualitas hidup perempuan dan
PA.
- Sekolah alternatif perempuan
- Melaksanakan Kegiatan Hari Besar Nasional (Hari Ibu,Hari
Perempuan, dll )
P
ROP
INS
ISU
LAW
ES
IUT
ARA
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN
Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara
C. PROGRAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK
- Menerbitkan Buku, mendirikan Pusat Informasi dan Pelayanan
Khusus (PIPPA, RPK-Polda, UPP-RSU, PPT dan Shelter
- Mengadakan Pelatihan Pelatih PNBAI di Tingkat Nasional dan
Daerah
(Manado)
- Lokakarya Masalah Perempuan Sulut di LAW CENTRE Manado
- Menfasilitasi Stakeholder dalam kasus kekerasan terhadap
perempuan
dan anak termasuk Trafiking
- Sosialisasi Kekerasan dalam rumah tangga dan perlindungan
anak
- Mengadakan pemberdayaan komunitas terhadap pemahaman
trafiking dan pemberlakuan SIPBD sebagai pilot project
- Melaksanakan Lokalatih Reintegrasi korban trafiking, menjalin
jaringan
kerja terpadu dalam menangani masalah trafiking dalam bentuk
MOU
- Pertemuan Evaluasi dan Konsolidasi Lokal Forum Perlindungan
Anak P
ROP
INS
ISU
LAW
ES
IUT
ARA
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN

bersama Pemerhati Anak Sulut di Manado


Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara

D. SISTEM INFORMASI GENDER

- Pelatihan Teknologi Informasi al; Internet bagi Perempuan


Birokrat
dan organisasi perempuan di Propinsi Sulawesi Utara

- Dialog Interaktif di media elektronik dan cetak Lokal,Nasional


Radio Sion FM, Smart FM, Rom 2, RRI, TVRI, Pacific TV,
Radio Female
Surat Kabar Manado Post, Komentar dan Posko, Tribun,
Swara kita

P
ROP
INS
ISU
LAW
ES
IUT
ARA
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN
Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara
E. MEMBANGUN JARINGAN KERJA / NETWORKING
- BIRO PP PROP. SULUT dengan DINAS PENDIDIKAN,
KESEHATAN,
TENAGA KERJA, KOPERASI &UKM, KESEJAHTERAAN SOSIAL ,
SUMBER DAYA AIR, INFORMASI & KOMUNIKASI, BADAN
PUSAT
STATISTIK, BADAN KETAHANAN PANGAN.
- BIRO PP PROP. SULUT dengan RPK & BARESKIM POLDA
SULUT
- BIRO PP PROP. SULUT dengan RSU - PROF. KANDOW
- BIRO PP PROP. SULUT dengan RS- BHAYANGKARA
- BIRO PP PROP. SULUT dengan KANWIL HUKUM DAN HAM
SULUT
SERTA LSM / ORMAS / KEAGAMAAN AL;
- TP_PKK SULUT, BKOW, LSM Swara Parampuang, LSM PEKA,
LSM Bobato, Pusat Studi Wanita Unsrat & Unima, Shelter /
Pendamping
PIPPA, Asosiasi Advokat Indo. di Manado, KNPI, yayasan BKKBN,
Yayasan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Gema Sangkakala,
P
ROP
INS
ISUL
AWE
SIU
TAR
A
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN
Perusahaan Pengarah Tenaga Kerja, ICMC. Dll.
Kegiatan / Program Pemberdayaan Perempuan
Di Sulawesi Utara

F. PENGUATAN KELEMBAGAAN
- PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
DI TINGKAT PROPINSI, KABUPATEN, KOTA DAN LEMBAGA
TERKAIT
- MENYUSUN KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PENGUATAN
KELEMBAGAAN
- MELAKUKAN TEMU KOORDINASI PERANCANG PERDA
BERPERSPEKTIF GENDER SE-INDONESIA TIMUR
- KOORDINASI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
DAERAH
TINGKAT NASIONAL DAN REGIONAL

P
ROP
INS
ISU
LAW
ES
IUT
ARA
B
IROP
EMB
ERD
AYA
ANP
ERE
MPU
AN
PEREMPUAN DAN KEMISKINAN
PERMASALAHAN :
1. Tingginya Angka Pengangguran Perempuan yang bekerja disektor informal
2. Terbatasnya perempuan yang berada di posisi strategis/pengambil keputusan.
3. Kurangnya akses bagi para perempuan marginal;
4. Meningkatnya feminisasi kemiskinan.

SASARAN STRATEGIS :
1. Menyiapkan Strategi Kebijakan yang bisa mengakomodir kebutuhan perempuan yang hidup dalam kemiskinan.
2. Mendorong terbukanya akses bagi perempuan untuk mendapatkan dukungan finansial melalui lembaga
keuangan yang tersedia.
3. Mengembangkan akses ekonomi agar lebih adil dan merata baik laki-laki maupun perempuan

ARAH KEBIJAKAN :
1. Adanya Penurunan Angka kemiskinan Perempuan di Sulut.
2. Adanya Kebijakan yang dikeluarkan berpihak pada Perempuan dan laki-laki.
3. Penyusunan APBD yang berbasis kinerja, proporsonal termasuk adil gender.
PROGRAM :
1. Membentuk Komisi penasehat daerah mengenai hak azasi perempuan dalam perspektif ekonomi
untuk menjamin terlindunginya perempuan dan kegiatan ekonominya.
2. Jaringan masyarakat desa dan urban untuk penguatan ekonomi dari perspektif perempuan.
3. Pembentukan lembaga keuangan perempuan yang berbasis di kampung dan kabupaten untuk
membuka akses perempuan dalam bidang ekonomi
4. Mengintegrasikan perspektif gender dalam program pembangunan ekonomi daerah. Mulai dari
penyediaan data terpilah, pelaksanaan program hingga control terhadap pelaksanaan program
pembangunan ekonomi Sulut.

BENTUK KEGIATAN :
1. Mendorong perempuan untuk mengetahui dan mempelajari hak-hak perempuan dan kemiskinan
2. Membuat perempuan dalam tata pemerintahan dan partai politik menyadari target-target
pengurangan kemiskinan.
3. Monitoring systim penganggaran daerah dalam bidang ekonomi
4. Pendidikan tentang gender dan pengarusutamaan gender bagi birokrasi dan partai.
5. Mengembangkan metodologi berdasarkan gender.
6. Perda Perlindungan buruh local dan migrant sebagai wujud perlindungan terhadap para pekerja
perempuan dan kegiatan ekonominya.

INDIKATOR :
1. Ada data terpilah dalam memulai program penguatan ekonomi Sulut
2. Ada program Pengarusutamaan Gender pada departemen ekonomi dan keuangan.
3. Ada sentra-sentra ekonomi yang dikelola oleh perempuan
4. Ada Koperasi bersama untuk perempuan Sulut
5. Ada alokasi penganggaran yang spesifik bagi perempuan dan anak pada setiap APBD.
6. Ada jejaring kelompok/individu yang berorientasi pada penguatan ekonomi perempuan.
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PEREMPUAN
PERMASALAHAN :
1. Alokasi anggaran yang kecil
2. Privatisasi Proses Pendidikan sehingga membuat biaya pendidikan cukup tinggi
3. Mendahului Program Pendidikan pada Anak laki-laki
4. Ketidakpekaan Masyarakat dan Pemerintah terhadap permasalahan perempuan menyangkut pendidikan
5. Anggaran pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
6. Program Pendidikan dan Pelatihan yang bias gender.
7. Melek Huruf dikalangan Perempuan

SASARAN :
1. Akses pendidikan yang merata kepada laki-laki dan perempuan
2. Meningkatkan akses perempuan dalam bidang pelatihan kejuruan/keterampilan IPTEK serta pendidikan berkelanjutan.
3. Proses pendidikan yang lebih lama kepada perempuan dan anak perempuan.
4. Menghadirkan Unit-unit belajar/Sekolah bagi perempuan dan laki-laki.
5. Meningkatkan kesadaran gender dikalangan pengambilan keputusan dan pelaksana pendidikan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap proses pendidikan perempuan dan
laki-laki.
2. Mendorong Pemerintah untuk menghadirkan kurikulum yang tidak bias gender.
3. Adanya anggaran pendidikan yang berperspektif gender.
PROGRAM :
1. Mendorong Pemerintah dan Masyarakat menghadirkan pendidikan yang berbasis keadilan
gender.
2. Advokasi kebijakan untuk menghapuskan ketidaksetaraan dan ketidakadilan terhadap
perempuan dan laki-laki dalam memperoleh pendidikan
3. Alokasi anggaran pendidikan yang merata baik kaum perempuan maupun laki-laki.
4. Menciptakan peluang bagi masyarakat kota maupun desa yang miskin untuk merasakan subsidi
silang dalam program orang tua asuh

BENTUK KEGIATAN :
1. Pelatihan/Pendidikan untuk membangun kesadaran kritis perempuan dan laki-laki
2. Pembekalan bagi guru-guru didaerah agar sensitif dan adil gender
3. Memonitoring proses terjadinya kesetaraan dan keadilan dalam skses untuk pendidikan
4. Mempromosikan metode dan materi pendidikan yang tidak diskriminatif.
5. Kampanye penghapusan budaya yang merugikan perempuan..
6. Pelatihan kesehatan dalam keluarga terutama merawat anak.
7. Penyuluhan dan seminar, TOT utk mengembangkan life skill bagi orang tua sebagai pendidikan
anak termasuk Sosialisasi KKG pada masyarakat maupun para pendidik

INDIKATOR :
1. Ada alokasi anggaran yang diperuntukan bagi penguatan/pemberdayaan dan pendidikan bagi perempuan.
2. Ada program-program penguatan/pemberdayaan bagi perempuan yang disemua instansi pemerintah, mulai dari tingkat desa/kelurahan,
kecamatan dan Kab/Kota.
3. Pelatihan-pelatihan peningkatan life skill bagi perempuan
4. Seminar dan Penyuluhan
PEREMPUAN DAN KESEHATAN
PERMASALAHAN :
1. Rendahnya pemahaman perempuan atas haknya dalam kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi
2. Gizi ibu hamil dan balita cukup rendah
3. Angka kematian ibu yang tinggi
4. Ancaman HIV/AIDS

SASARAN :
1. Meningkatkan akses perempuan untuk mendapatkan layanan kesehatan dan informasi
biaya kesehatan yang murah.
2. Memperkuat program-program kesehatan perempuan dan anak.
3. Kebijakan dalam bidang kesehatan yang sensitif gender.
4. Meningkatkan penelitian dan penyebaran informasi menyangkut kesehatan perempuan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan anak
2. Memastikan fasilitas kesehatan bisa diakses oleh perempuan.
3. Progrm perencanaan kesehatan yang sensitif gender.
4. Adanya kesadaran akan kesehatan dan hak reproduksi untuk para pembuat kebijakan.
5. Dukungan dari tokoh agama dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan anak
PROGRAM :
1. Pemaknaan Posyandu sesuai dengan kebutuhan masyarakat..
2. Menjadikan Posyandu sebagai wadah untuk mendapatkan layanan info dan kesehatan bagi
perempuan dan anak.
3. Perbaikan Gisi Ibu Hamil dan Balita khususnya diwilayah terpencil dan miskin

BENTUK KEGIATAN :
1. Program Posyandu di Desa/Kelurahan paling tidak sebulan sekali dengan fasilitas dokter dan perempuan
kampung yang terlatih untuk layanan kesehatan perempuan dan anak.
2. Adanya fasilitas yang memadai mulai dari tingkat kampung hingga kecamatan yang berperspektif gender.
3. Pendidkan gender bagi dokter dan para medis
4. Restrukturisasi puskesmas dengan mempertimbangkan analisa dan metodologi gender
5. Sosialisasi tentang bahaya trafiking termasuk akibat PMS..
6. Penyediaan tenaga konseling kesehatan
7. Program pendidikan seksual sedini mungkin. Kampanye arborsi yang aman dan adanya media awareness
untuk perempuan terhadap reproduksi.

INDIKATOR :
1. Perda menyangkut kespro dan perempuan.
2. Manajemen puskesmas dan rumah sakit yang sensitif gender.
3. Ruang Pelayanan Khusus bagi perempuan korban kekerasan di RS dan Puskesmas
4. Perencanaa Program Kesehaatan yang sensitif gender
5. Meningkatnya Bidan terlatih di Pedesaan
6. Meningkatnya Jumlah Dokter dan paramedis untuk pedesaan
PEREMPUAN DAN EKONOMI
PERMASALAHAN :
1. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap ekonomi perempuan.
2. Eksploitasi PSK tetap berjalan dan belum terlokaliser
3. Kebijakan yang masih mendiskriminasi perempuan
4. Peran ekonomi perempuan masih dianggap pelengkap ekonomi keluarga.
5. Para pelaksana dibidang ekonomi dan perencana program yang masih buta gender.
6. Munculnya fenomena baru yang berupa single parent yang membuat perempuan harus bertanggungjawab terhadap ekonomi keluarga.

SASARAN :
1. Memajukan hak dan kemandirian ekonomi perempuan termasuk lapangan kerja yang memadai
2. Menfasilitasi persamaan akses perempuan pada sumberdaya, kesempatan kerja, pasar dan perdagangan.
3. Menyediakan pelayanan bisnis bagi perempuan yang berpenghasilan rendah
4. Memperkuat kapasitas ekonomi perempuan dan jaringan kerja komersial.
5. Memajukan harmonisasi kerja dan tanggungjawab keluarga terhadap perempuan dan laki-laki.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Memajukan hak-hak dan pemandirian ekonomi perempuan
2. Menfasilitasi persamaan akses perempuan pada sumberdaya, kesempatan kerja, pasar dan
perdagangan
3. Menyediakan layanan-layanan bisnis dan pelatihan untuk perempuan yang ekonomi lemah.
4. Memperkuat kapasitas ekonomi perempuan disertai dengan kajian ekonomi yang berbasis
gender
PROGRAM :
1. Mendorong lahirnya kebijakan yang responsif gender dibidang ekonomi
2. Mendorong lahirnya kebijakan yang adil dan melindungi buruh/pekerja perempuan
3. Pemberdayaan tenaga kerja perempuan dan organisasi perempuan dalam usaha saling memperkuat.
4. Mendorong pemerintah untuk mengeluarkan PERDA tentang Pembantu Rumah tangga.

BENTUK KEGIATAN :
1. Mendorong lahirnya kebijakan yang sensitif gender dibidang ekonomi.
2. Pelatihan dan keterampilan pengembangan produk, pemasaran dan manajemen.
3. Menfasilitasi ketersediaan informasi dan teknologi kerakyatan bagi perempuanKesempatan
promosi dan pembentukan jaringan usaha.
4. Kajian terhadap permasalahan ekonomi perempuan diSulut.
5. Bantuan Teknis dalam hal penegakan hukum

INDIKATOR :
1. Ada bantuan modal bagi perempuan ekonomi mikro yang tepat sasaran.
2. Ada wadah perkoperasian yang berpihak pada perempuan
3. Ada pengembangan tehnologi yang ramah terhadap perempuan
PEREMPUAN DALAM KEKUASAAN DAN PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
PERMASALAHAN :
1. Masih rendahnya keterlibatan perempuan baik dari segi kwantitas maupun kualitas yang dimiliki.
2. Masih ada anggapan masyarakat bahwa perempuan tidak layak untuk berada diwilayah politik
3. Masih Rendahnya dukungan masyarakat terhadap perempuan dalam polotik.

SASARAN :
1. Adanya powes sharing dalam proses pengambilan keputusan dan penentuan kedudukan
dalam stuktur pemerintahan.
2. Mendorong untuk menjamin akses partisipasi penuh perempuan dalam struktur kekuasaan
dan proses pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan kapasitas perempuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan kepemimpinan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Melakukan perubahan dan tata pemerintahan dan partai politik untuk memiliki kebijakan
yang adil gender.
2. Membuka ruang partisipasi perempuandalam proses perencanaan dan pengambilan
keputusan terhadap program pembangunan.
PROGRAM :
1. Mendorong Program Pemberdayaan Perempuan dalam berbagai sektor didalam struktur
pemerintahan dan partai politik.
2. Pemberdayaan pusat studi perempuan pada setiap Perguruan Tinggi
3. Peningkatan kapasitasi perempuan dibidang Eksekutif, Legislatif, edukatif, Judikatif.
4. Pengarusutmaan gender pada sektor-sektor pemerintahan.
5. Reformasi berbagai kebijakan yang masih buta gender.
6. Meningkatkan keterwakilan perempun di sektor pemerintahan.
7. Membangun dukungan politik bagi perempuan dan berjuang untuk mengisi kuota secara
bersanding.

BENTUK KEGIATAN :
1. Penyediaan data terpilah dalam struktur pemerintahan dan partai politik.
2. Traning-traning dan TOT untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas perempuan .
3. Asistensi Teknis untuk Biro Pemberdayaan Perempuan mulai dari Propinsi, Kab/Kota sampai
desa/kelurahan.
4. Mendorong terbentuknya kaukus perempuan di pemerintahan dan partai politik.
5. Mendorong jejaring perempuan di tingkat lokal

INDIKATOR :
1. Ada peningkatan Kualitas dan kuantitas perempuan dalam posisi pengambilan kebijakan.
2. Ada pelatihan-pelatihan penguatan kapasitas perempuan
3. Ada alokasi anggaran untuk penguatan pilitik bagi perempuan
HAK AZASI PEREMPUAN DAN KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
PERMASALAHAN :
1. Meningkatnya angka kekerasan perempuan setiap tahun.
2. Banyak kasus kekerasan yang tidak terdeteksi (gunung es).
3. Minimnya informasi korban kekerasan dalam proses perlindungan hukum.
4. Pelayanan hukum terhadap korban kekerasan belum berperspektif gender.
5. Banayaknya kasus kekerasan yang belum teradvokasi secara tuntas.
6. Banyaknya pelanggaran kesepakatan kerja antara agen jasa atau majikan yang mengakibatkan kekerasan
terhadap perempuan.

SASARAN :
1. Melakukan langkah yang terpadu untuk pencegahan, penghapusan, penanganan tidak
kekerasan terhadap perempuan.
2. Melakukan studi yang konprehensif terhadap berbagai kasus kekerasan perempuan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Melakukan advokasi kebijakan yang mendorong hadirnya upaya penghapusan dan
penanggulangan terhadap perempuan korban kekerasan.
2. Mendorong ketersediaan dana untuk melakukan layanan terhadap perempuan korban kekerasan.
3. Mengupayakan tersediannya tenaga yang profesional dan berperspektif gender dalam
melaksankan layanan terhadap perempuan korban kekerasan.
PROGRAM :
1. Mendorong lahirnya kebijakan / Perda yang berpihak terhadap perempuan dan anak korban
kekerasan.
2. Mendorong tersedianya wadah yang dapat menampung perempuan dan anak korban kekerasan.
3. Hadirnya ruang pelayanan khusus hingga ke sektor-sektor di kepolisian.
4. Mengupayakan agar semua RS mempunyai ruang pelayanan terpadu bagi perempuan korban.

BENTUK KEGIATAN :
1. Menyiapkan legal drafting Perda tentang pelayanan terpadu terhadap perempuan korban
kekerasan.
2. Melakukan kampanye untuk mendapatkan dukungan bagi hadirnya kebijakan .
3. Mengupayakan advokasi anggaran berperspektif keadilan gender agar pihak-pihak yang
termarginalkan dapat memperoleh akses kesejahteraan yang sama.
4. Melakukan pendidikan gender terhadap aparat kepolisian, dokter, jaksa, hakim dan para
medis.
5. Pemantauan proses peradilan kasus kekerasan terhadap perempuan.
6. Membangun shelter atau woman crisis centre.

INDIKATOR :
1. Tersedianya wadah pengadalayanan yang menangani perempuan dan anak korban kekerasan
2. Ada Perda tentang perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan
3. Ada alokasi dana diperuntukan bagi pengadalayanan dalam menangnani perempuan dan anak
korban kekerasan
4. Ada pelatihan-pelatihan / pengatan kapasitas bagi aparat keamanan.
5. Ada posko-posko layanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan,
PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN

PERMASALAHAN :
1. Kurangnya partisipasi perempuan dalam perencanaan program lingkungan.
2. Pengurasan SDA yang berdampak pada kesehatan dan peminggiran ekonomi pada perempuan dan anak
perempuan.
3. Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada masyarakat miskin terutama perempuan mengakibatkan beban
perempuan yang diposisikn untuk bertanggungjawab pada rana domestik makin bertambah ketika mencabut
subsidi BBM dan swastanisasi air bersih.
4. Teknologi yang tidak ramah terhadap perempuan mengakibatkan akses perempuan sangat kecil dan berdampak
pada alat reproduksi perempuan.

SASARAN :
1. Mengikutsertakan perempuan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut lingkungan.
2. Semua program untuk pembangunan lingkungan yang berkelanjutan berintegrasi dengan
kepedulian terhadap perempuan dan berperspektif gender.
3. Mengontrol dampak pembangunan lingkungan terhadap lingkungan.
4. Mendorong upaya untuk menjaga proverti right bagi perempuan lokal menyangkut
pengetahuan dan obat-obatan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Mengintegrasikan permasalahan perempuan dalam pengelolaan SDA.
2. Kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin terutama perempuan dan anak
perempuan.
PROGRAM :
1. Program analisis gender dan sosial bagi perempuan diarea pengelolaan SDA misalnya petani dan
nelayan.
2. Program advokasi bagi pengelolaan SDA berperspektif gender.
3. Mendorong keterlibatan perempuan dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan
tentang pengeolaan SDA.
4. Perda tentnag pengelolaan SDA yang berbasis lingkungan.

BENTUK KEGIATAN :
1. Asasmen kondisi perempuan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
2. Pendokumentasian model-model pengelolaan lingkungan yang berbasis gender .
3. Penguatan / advokasi pengelolaan lingkungan berbasis gender.
4. Advokasi kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan berbasis keadilan gender.
5. Pengembangan dan penguatan kelompok perempuan yang berkaitan dengan pemanfaatan
lingkungan dan perlindungannya.
6. Mendorong usaha produktif yang berkaitan dengan lingkungan misalnya ekowisata.

INDIKATOR :
1. Ada kebijakan yang berpihak pada perempuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan kontrol di
bidang lingkungan.
2. Ada Perda pengelola lingkungan yang ramah terhadap perempuan.
3. Ada program usaha yang berkembang dimasyarakat terutama perempuan dalam pengembangan
serta mendukung ekowisata di Sulut.
PEREMPUAN DAN MEDIA

PERMASALAHAN :
1. Media belum menginformasikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perempuan.
2. Peran media yang berkaitan dengan perempuan baru pada tataran pleasure saja.
3. Banyak perempuan yang membutuhkan informasi baik dari pemerintah maupun pihak lain yang belum terlayani
secara maksimal.

SASARAN :
1. Meningkatkan partisipasi dan kesempatan perempuan untuk mengambil keputusan didalam
dan melalui media.
2. Memajukan gambaran yang seimbang dan tidak merugikan perempuan karena gambaran
yang stereotip.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Adanya kerjasama yang konstruktif antara pemerintah, kelompok p[erempuan dan media
untuk membangun partisipasi perempuan dalam proses pembangunan.
2. Mengubah image yang negatif tentang perempuan Sulut dan membangun dimensi positif
dari perempuan Sulut.
3. Mengupayakan hadirnya media sebagai wadah pembelajaran bagi perempuan.
PROGRAM :
1. Mendorong kepedulian media terhadap permasalahan perempuan.
2. Mendorong partispasi perempuan dalam media.
3. Mendorong media-media lokal untuk memiliki etika jurnalistik yang berperspektif gender.
4. Mendorong media-media lokal dalam diskusi-diskusi regional untuk merubah pola pikir bahwa
tubuh perempuan bukan untuk dieksploitasi.

BENTUK KEGIATAN :
1. Pelatihan gender bagi jurnalistik.
2. Seminar tentang jurnalistik yang berperspektif gender dan media watch .
3. Diskusi-diskusi regional tentang peran media bagi perempuan.
4. Mengaktifkan media alternatif di sekolah.
5. Lomba menulis tentang isu perempuan.
6. Mendisain model KIE tentang isu perempuan yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

INDIKATOR :
1. Adanya seminar yang bertemakan tentang perempuan dan media.
2. Ada pelatihan gender untuk jurnalis dan calon jurnalis.
3. Ada forum untuk pemantauan media dan pemberitaannya tentang perempuan.
4. Ada lomba tulis untuk isu perempuan dan gender.
TRAFIKING
PERMASALAHAN :
1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang trafiking belum cukup luas, sehingga masih bisa terpengaruh dengan
iming-iming yang mengiurkan dengan gaji tinggi.
2. Iming-iming gaji tinggi yang cukup menggiurkan merupakan awal terjerumusnya perempuan.
3. Sosialisasi Perda masih belum cukup optimal.
4. Kasus-kasus Trafiking belum diproses secara tuntas
5. Penanggulangan korban trafiking belum terkonsentrasi dengan baik.
6. Belum ada SOB untuk penanggulangan Korban trafiking secara terpadu

SASARAN :
1. Mengsinkronisasi Perda Trafiking dan UU Perdagangan manusia agar dapat dijalankan
dengan baik oleh Pemegang Kendali, Penegak hukum dan masyarakat dalam
pelaksanaannya
2. Membangun kesadaran masyarakat untuk memerangi trafiking di Sulut..

ARAH KEBIJAKAN :
1. Mendorong kampanye trafiking agar lebih efektif bagi masyarakat.
2. Adanya Pelayanan Terpadu bagi Korban-korban trafiking.
3. Adanya anggran yang cukup untuk proses sosialisasi dan penanggulangan, pnanganan
rehabilitasi terhadap korban trafiking
PROGRAM :
1. Advokasi kebijakan tentang trafiking serta penegakan hukum.
2. Meningkatkan kesadaran atas bahaya trafiking bagi masyarakat melalui
proses pendidikan kesadaran kritis dan Media Awareness.
3. Advokasi anggaran untuk penanggulangan trafiking.

BENTUK KEGIATAN :
1. Sosialisasi tentang Trafiking dan dampaknya sampai ke daerah terpincil.
2. Pembentukan Tim Terpadu yang handal untuk penanganan trafiking.
3. Disain upaya penanggulangan trafiking yang dibentuk melalui focus group dan Discussion hingga
ke workshop-workshop.
4. Kampanye malalui media lokal.
5. Kampanye malalui sekolah sekolah Menengah Pertama dan Atas

INDIKATOR :
1. STAT harus dibentuk sampai kedesa/kelurahan dengan melibatkan para stake holder, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan Komponen LSM yang peduli HAM.
2. Adanya suntikan dana yang cukup dan continyu untuk proses penanggulangan trafiking.
3. Adanya penggunaan dana yang transparan/jujur bagi masyarakat dan para pemegang kendali
untuk masalah trafiking.
ANAK PEREMPUAN
PERMASALAHAN :
1. Tingkat Kekerasan terhadap anak peremuan masih cukup tinggi.
2. Anak perempuan yang putus sekolah masih cukup tinggi.
3. Pemunculan anak-anak pengemis di perkotaan dan terdapat penggunaan tenaga kerja
anak dan perempuan melewati jam kerja.

SASARAN :
1. Adanya kebijakan khusus sementara untuk dan terutma anak perempuan maupun anak-
anak umumnya.
2. Adanya penurunan angka kasus kekerasan terhadap anak perempuan.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Mendorong pemerintah untuk melahirkan perda perlindungan anak dan pemberlakuan
alternatif acsion bagi anak perempuan.
2. Sosialisasi perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan dan eksploitasi.
3. Menyiapkan tunas-tunas baru SDM Sulut yang berkualitas.
PROGRAM :
1. Memasyarakatkan program sayang terhadap anak.
2. Penelitian dan penyelidikan masalah anak di Sulut
3. Menyiapkan Taman-taman murah bagi anak.
4. Program peningkatan kualitas anak dengan kegiatan yang akan menambah wawasan
dan keterampilan anak.

BENTUK KEGIATAN :
1. Kajian tentang masalah anak di Sulut.
2. Sosialisasi UU Perlindungan Anak sampai ke pelosok desa.
3. Kampanye melalui media lokal untuk sayang anak.
4. Mengintensifkan program peningkatan kecerdasan anak melalui program kurikuler dan extra kulikuler yang mudah.
5. Membuat taman-taman bacaan bagi anak.
6. Membuka taman baca dan taman bermain bagi anak oleh masyarakat dan pemerintah.
7. Menyiapkan rumah singgah bagi anak
8. Menyiapkan penjara anak tiap Kab/Kota.
9. Mengaktifkan lomba-lomba bagi anak, tanamkan budaya lokal.
10. Membuat Panti titipan anak di berbagai Instansi Pemerintah maupun swasta.

INDIKATOR :
1. Ada festival perempuan bertemakan tentang Anak Perempuan
PEREMPUAN DAN PERDAMAIAN
PERMASALAHAN :
1. Partisipasi perempuan dalam perdamaian masih kurang dilibatkan
2. Dalam Kasus Pertikaian antara kampung di Sulut sering perempuan
yang menjadi korban.

ARAH KEBIJAKAN :
1. Mendorong pluralisme dikalangan masyarakat Sulut dengan melibatkan peran perempuan
yang lebih konkrit.
2. Mendorong partisipasi perempuan dalam upaya perdamaian dengan meningkatkan model-
model perdamaian yang telah dikembangkan.
3. Menjadikan perempuan sebagai ageny of peace building di Sulut.
PROGRAM :
1. Revolusi konflik dan early warning system berbasis gender.
2. Kajian tentang perempuan dan konflik di Sulut.
3. Penguatan kapasitas perempuan dalam upaya peace building.

BENTUK KEGIATAN :
1. Analisis dan kajian konflik yang berbasis gender di Sulut.
2. Seminar dan workshop tentang perempuan dan perdamaian.
3. Dialog antar umat beragama berperspektif gender.
4. Festival perempuan dan perdamaian.
5. Mengaktifkan peran dan fungsi.
6. antar umat beragama.

INDIKATOR :
1. Adanya festival perempuan yang bertemakan perempuan dan perdamaian.
PEREMPUAN DI WILAYAH PERBATASAN

PERMASALAHAN :
1. Kurangnya akses informasi yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun
masyarakat terhadap masalah perbatasan.

SASARAN :
1. Mendorong kesadaran wilayah dan warga negara bagi masyarakat di wilayah perbatasan
khususnya perempuan.
2. Meningkatkan kesadaran untuk bela negara
3. Memenuhi kebutuhan startegis bagi perempuan di wilayah perbatasan..

ARAH KEBIJAKAN :
1. Adanya kebijakan untuk bela negara bagi warga di perbatasan
2. Memperkokoh pilar terdepan wilayah yang berbatasan dengan negara lain.
3. Prioritas pembangunan diwilayah perbatasan negara.
PROGRAM :
1. Peningkatan kesadaran bagi masyarakat khususnya perempuan
2. Peningkatan layanan pemerintah bagi masyarakat yang termarginalkan
oleh jarak dan memiliki arti penting dalam upaya mempertahankan
negara.

BENTUK KEGIATAN :
1. Pendidikan tentang kewarganegaraan.
2. Asassment kebutuhan perempuan diwilayah perbatasan.
3. Peningkatan ekonomi bagi perempuan.
4. Peningkatan layanan kesehatan.
5. Mengembangkan sistem monitoring kewilayahan yang berbasisi gender.
6. Membangun jaringan kerja dan informasi bagi masyarakat dalam upaya membangun solidaritas
sesama masyarakat.

INDIKATOR :
1. Tersedianya fasilitas pendukung yang memadai dibidang kesehatan dan ekonomi.
2. Adanya model dan pelaksanaaan monitoring kewilayahan paling tidak ditingkat desa dan
kecamatan.
3. Adanya proses pendidikan bagi kelompok-kelompok perempuan.

You might also like