Professional Documents
Culture Documents
DI ANDALUSIA (SPANYOL)
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Sejarah Peradaban Islam
Oleh:
Anis Lutfi Masykur
JURUSAN AQIDAH-FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H
2010 M
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Sejarah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)” di Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Aqidah Filsafat.
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Marzuqoh, MA. selaku dosen mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan saran dan kritik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN................................................................................................................................. 2
A. PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA.......................................................................... 2
1. Periode Para Wali.................................................................................................................. 3
2. Masa Keamiran...................................................................................................................... 4
3. Masa Kekhalifahan................................................................................................................ 4
4. Muluk at-Thawaif.................................................................................................................. 5
5. Reconquesta (penaklukan kembali)....................................................................................... 5
6. Masa Dinasti Murabithun...................................................................................................... 6
7. Masa Dinasti Muwahhidun.................................................................................................... 6
8. Masa Bani Ahmar (1232 – 1492 M)...................................................................................... 6
PENUTUP........................................................................................................................................... 10
Kesimpulan......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 11
3
PENDAHULUAN
Dalam dunia Islam berlaku satu peradaban yang berbeda dengan peradaban-peradaban yang
terdahulu di wilayah Persia dan Romawi. Suatu peradaban yang berbeda dengan peradaban Arab yang
mendominasi Jazirah Arab pada masa ekspansi. Itulah peradaban Islam yang jiwa dan sendi-sendinya
disarikan dari Islam serta diserap dari keunggulan-keunggulan peradaban dunia yang sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
Dunia lebih mendapatkan manfaat dari peradaban Islam dibandingkan peradaban dua negara
adikuasa sebelumnya, Yunani dan Romawi. Peradaban Yunani lebih banyak memusatkan perhatian
kepada pemikiran dan filsafat serta tidak banyak memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kehidupan
individu. Lain halnya dengan peradaban Islam selain memotivasi kepada pemikiran dan filsafat, juga
sangat memperhatikan aspek-aspek kehidupan individu dan masyarakat serta bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu ekspansi Islam berbeda dengan ekspansi yang dilakukan Romawi dan Mongol
yang sama sekali tidak memperhatikan nilai peradaban yang tinggi, bahkan sebaliknya, bangsa
Mongol telah merusak dan membinasakan peradaban yang telah ada. Sedangkan ekspansi Islam
membawa risalah peradaban yang mengajak pada perdamaian, kesejahteraan dan ketenangan dalam
kehidupan.
Berbagai peristiwa dalam sejarah telah menunjukkan peranan dan kontribusi peradaban Islam
untuk kemajuan peradaban dunia, khususnya dunia Eropa yang sebelumnya berada dalam kegelapan
di bawah kungkungan gereja.
Hal ini dapat dilihat dari masuknya Islam ke Spanyol yang merupakan bagian dari Benua
Eropa. Kehadiran Islam di Spanyol telah membawa Eropa mencapai renaisans.
4
PEMBAHASAN
2. Masa Keamiran
Periode ini dimulai dengan masuknya Abdurrahman ad-Dakhil 12 ke Spanyol dan berhasil
merebut kekuasaan dari Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri. Pada periode ini Spanyol dipimpin oleh para
9
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Bukittinggi : Nusantara, t.th), cet. 3, h. 284
10
Badri Yatim, op.cit., h. 94
11
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta : UI-Press, 1974), h. 62
12
Abdurrahman ad-Dakhil adalah salah seorang keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran golongan Hasyimiyah, ia bersembunyi dan menyamar sebagai pedagang di Mesir, Palestina, kemudian
terus ke Afrika Utara, akhirnya pada tahun 755, ia menyeberang ke Spanyol. Di Spanyol ia menjalin kerjasama
dengan pimpinan suku Kalb – Al Bajl bin Bisr – untuk merebut kekuasaan dari Yusuf bin Abdurrahman al-Fihri.
Pada tahun 756 M kekuasaan dapat direbutnya dan Cordoba dijadikan sebagai pusat pemerintahannya. (Maidir
Harun/Firdaus, Sejarah Peradaban Islam I, (Padang : IAIN Press, 2001) h. 109-110)
6
Amir yang pemerintahannya terpisah dari Daulah Abbasiyah di Baghdad, yang berlangsung selama
rentang waktu 138 H / 756 M sampai 315 H / 912 M.13
Kemajuan-kemajuan di bidang politik maupun peradaban telah mulai terlihat pada masa ini.
Hal ini terlihat dari pembangunan fisik yang dilakukan, seperti pembangunan Mesjid Cordova dan
gedung-gedung sekolah di kota besar Spanyol oleh Abdurrahman ad-Dahkhil. Pada masa Hakam
diadakanlah pembaharuan di bidang militer, seperti dengan membentuk satuan tentara bayaran.
Disamping itu perhatian para Amir terhadap ilmu pengetahuan telah turut menjadi faktor
pendukung berkembangnya berbagai disiplin ilmu. Abdurrahman al-Ausath bahkan mengundang para
ahli ilmu dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol untuk mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan. Pada masa ini ditandai dengan masuk dan berkembangnya pemikiran filsafat di dunia
Islam Spanyol.14
Pada masa ini umat Islam masih dihadapkan kepada hal yang mengancam stabilitas
keamanan, baik yang datang dari luar Islam seperti gerakan Nasrani fanatik yang mencari kesyahidan
(Matyrdom) maupun dari kalangan umat Islam sendiri seperti pemberontakan dipimpin oleh Hafshun
dan anaknya yang berpusat di pegunungan Malaga ataupun pemberontakan yang terjadi di Toledo,
disamping perselisihan yang kerap terjadi antara orang-orang Arab dan orang Barbar. 15
3. Masa Kekhalifahan
Periode ini berlangsung semenjak Abdurrahman III yang bergelar an-Nashir memerintah pada
tahun 315 H/912 M sampai munculnya periode Muluk ath-Tahwaif pada tahun 1013 M. Pada masa ini
penguasa di Spanyol bergelar khalifah. Gelar tersebut bermula ketika Abdurrahman III mengetahui
bahwa Khalifah Abasiyyah, al-Muktadir, wafat dibunuh oleh pengawalnya, tahun 929 M. Maka
Abdurrahman III menilai ini adalah saat yang tepat untuk memproklamirkan dirinya sebagai khalifah
di Spanyol. Kemudian gelar ini tetap dipakai sampai akhir pemerintahan Bani Umayyah. 16
Abdurrahman III dengan gelar an-Nashir yang memerintah + 50 tahun telah berhasil
menciptakan stabilitas politik di Spanyol, hal ini dibuktikan dengan keberhasilannya memadamkan
pemberontakan-pemberontakan, dan meredam timbulnya perpecahan dan perselisihan diantara bangsa
Arab.17
Pada periode ini Umat Islam di Spanyol mencapai puncak kejayaannya, hingga dapat
menyaingi kejayaan Bani Abasiyyah di Baghdad. Hal ini terlihat dari pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan di daerah tersebut dengan didukung oleh sarana penunjang yang dibangun oleh
pemerintahan Daulah Umayyah disana, seperti pembangunan Universitas Cordova dengan koleksi
buku-buku mencapai ratusan ribu. 18 Bahkan pada masa al-Hakam II, Andalus dikenal sebagai pusat
kebudayaan, kesusasteraan dan Ilmu Pengetahuan. 19
Kondisi ini terus berlangsung sampai kepada masa khalifah al-Muzaffar, akan tetapi setelah
beliau wafat pada tahun 1008 M, para penerus Bani Umayyah tidak dapat mempertahankan kejayaan
negeri tersebut. Para khalifah yang terpilih memiliki kecakapan dalam pemerintahan, hingga memicu
timbulnya berbagai kekacauan yang akhirnya membawa kepada kehancuran, sekaligus menjadi tanda
berakhirnya kekuasaan Daulah Umayyah di Spanyol. Pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang
memerintah Cordova menghapus jabatan khalifah, dan ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam
beberapa kerajaan kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. 20
13
Hamka., loc.cit.
14
Badri Yatim, op.cit., h. 95
15
Ibid
16
Ibid., h. 96
17
Hamka, op.cit., h. 288
18
Badri Yatim, op.cit., h. 97
19
Hamka, loc.cit.
20
Badri Yatim, loc.cit.
7
4. Muluk at-Thawaif
Periode ini dimulai saat Spanyol terpecah kepada lebih dari tiga puluh negara kecil, yang
dipimpin oleh penguasa-penguasa yang berasal dari berbagai suku bangsa dan yang dikenal dengan
istilah muluk at-thawaif, yang berlangsung dari tahun 1013 – 1086 M. 21
Perpecahan tersebut sekaligus mencerminkan heterogenitas anggota militer pada masa Bani
Umayyah yang kemudian melepaskan diri dari pemerintahan pusat, selain itu hal ini juga dapat
dipahami sebagai ketidak harmonisan umat Islam di Spanyol, karena terlalu mengedepankan
perbedaan etnik dan golongan masing-masing, disamping ambisi yang terlalu kuat dari masing-masing
golongan untuk berkuasa di Spanyol, ditambah lagi dengan dihapuskannya jabatan Khalifah oleh
Dewan menteri, yang semakin membuka peluang untuk perebutan kekuasaan, hingga berujung kepada
terpecahnya Spanyol menjadi negara-negara kecil.
Pemerintah pada periode ini diwarnai dengan berbagai peperangan antara golongan, kerajaan
yang kuat menyerang yang lemah sehingga untuk mempertahankan kekuasaannya, ada sebagian
golongan yang meminta bantuan kepada non muslin. Perpecahan politik di kalangan umat Islam ini,
menimbulkan hasrat orang-orang Nasrani untuk merebut kembali daerah Spanyol, hal ini diwujudkan
dengan berbagai serangan oleh pihak Nasrani terhadap Islam. Pihak Nasrani yang diwakili oleh
Alfonso V berhasil merebut kota Toledo pada tahun 1085, 22 dan serangan-serangan lain mulai
dilancarkan kepada daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya. Al-Mu’tamad bin Ubaad salah seorang
dari raja Bani Ubaad meminta bantuan kepada Dinasti Murabithun di Afrika Utara, yang pada saat itu
dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin. Yusuf datang bersama pasukannya pada tahun 1086 dan bergabung
dengan pasukan al-Mu’tamad di daerah Zallaka yang kemudian berhasil mengalahkan pasukan
Alfonso VI, walaupun kota Toledo tidak dapat direbutnya kembali. 23 Dan sejak saat itu kekuasaan
Islam di Spanyol diambil alih oleh Dinasti Murabithun.
Walaupun pada masa ini merupakan masa perpecahan tapi peradaban dan seni dianggap
memasuki masa kejayaannya, kerajaan-kerajaan yang tersebar di seluruh Spanyol tersebut tetap
memberikan dorongan kepada para ilmuwan dan sastrawan untuk mengembangkan ilmunya, bahkan
mereka mendapatkan perlindungan dari kalangan penguasa. 24 Bahkan para pemimpin setiap golongan
berlomba-lomba untuk menyaingi kemajuan Cordoba sebagai pusat ilmu, sehingga pada masa tersebut
bermunculan pusat-pusat peradaban baru yang lebih maju dari Cordoba.
21
Ibid, h. 97
22
Maidir Harun/Firdaus, op.cit., h. 114
23
Hamka, op.cit., h. 291
24
Tim Ensiklopedi, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, J.2, (Jakarta : PT. Icktiar Baru Van Hoeve,
2002), h. 201
8
Periode ini dimulai semenjak Yusuf bin Tasyfin berhasil mengalahkan pasukan Alfonso pada
tahun 1086 M. Tertarik dengan kemakmuran Spanyol, membuat ia berambisi untuk menaklukkan
Spanyol. Hanya dalam jangka waktu tiga tahun ia berhasil merebut Spanyol dan mengahkhiri
kekuasaan Muluk at-Thawaif kecuali wilayah Zaragosa dan La Sahla karena para penguasanya
meminta bantuan ke Eropa. Yusuf mengukuhkan kekuasaannya di Spanyol atas restu khalifah al-
Muqtadi, dengan gelar Amirul Muslimin dan Nashiruddin, yang kemudian juga digunakan oleh para
penerusnya.26 Untuk mengatur Spanyol Yusuf bin Tasyufin menunjuk putranya Tamin bin Yusuf
menjadi Amir di Spanyol.27
Pada periode ini perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan tidak begitu menonjol, hal
ini disebabkan pengaruh fuqaha’ yang fundamentalis, segala kegiatan keilmuan harus sesuai dengan
kehendak fuqaha’, disamping itu penguasa Dinasti Murabithun lebih memfokuskan kegiatannya
kepada gerakan pemurnian ajaran Islam.28 Sehingga perkembangan peradaban sedikit terabaikan
Kekuasaan Dinasti Murabithun di Spanyol hanya berlangsung sampai tahun 1149 M. Ketika
Yusuf bin Tasyufin mangkat, ia digantikan oleh putranya Alif bin Yusuf yang selalu disibukkan oleh
usaha untuk menumpas pemberontakan, maka lambat laun Murabithun pun mundur. Para
penggantinya pun bukanlah orang-orang yang cakap, sehingga kekuasaan Dinasti ini dapat diambil
oleh Dinasti Muwahhidun, disamping adanya serangan dari pihak Nasrani, yang pada masa ini telah
berhasil merebut beberapa daerah kekuasaan Islam seperti Castile, Barcelona, dan beberapa daerah
lainnya.
10
Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-
Ahkam fi Ushul al-Ahkam, dan sebagainya.
33
Badri Yatim, op.cit., h. 101-104
11
Tetapi para penguasa Kristen itu, tidak merasa puas dengan hadiah. Bahkan mereka ingin
merebut kekuasaan Abu Abdullah dan mengenyahkan kekuasaan Islam dari tanah Spanyol. Rencana
penyerangan pun disusun, dan pada saat pasukan Abu Abdullah dikepung selama beberapa hari,
akhirnya Abu Abdullah menyerah tanpa syarat dan bersedia hengkang dari bumi Spanyol pada tahun
1492 M. Dengan demikian, tamatlah sudah riwayat perjuangan umat Islam di Andalusia. Pada saat
yang bersamaan, penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan kakinya di bumi Andalusia
setelah selama delapan abad berada di tangan kaum Muslimin.
PENUTUP
Kesimpulan
12
Pasang surut Islam di Spanyol terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. mulai tahun
…….. s/d tahun 1492 M. Islam di Spanyol telah berhasil menyedot perhatianNegara Eropa dan Negara
lainnya ketika itu dengan kemajuan yang telah mereka capai dalam bidang ilmu pengetahuan dan
peradaban.
Masuknya Islam ke Spanyol tidak hanya merubah kehidupan masyarakat disana, tapi lebih
dari itu. Kemajuan peradaban yang tercipta disana telah membangunkan bangsa Eropa dari tidur
nyenyak yang diselimuti kebodohan bangun menjadi bangsa yang modern dengan kemajuan yang
begitu pesat dalam bidang sains dan teknologi mengungguli kejayaan Islam sampai saat ini. Tidaklah
terlalu berlebihan bila dikatakan Islam telah membidani lahirnya kebangkitan kebudayaan baru di
Benua Eropa sampai sampai saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
14