Professional Documents
Culture Documents
DI NUSANTARA
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Sejarah Peradaban Islam
Oleh:
Anis Lutfi Masykur
JURUSAN AQIDAH-FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H
2010 M
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Sejarah Peradaban Islam di Nusantara” di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Aqidah Filsafat.
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Marzuqoh, MA. selaku dosen mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan saran dan kritik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2
A. Kedatangan Islam di Indonesia........................................................................................... 2
PENUTUP................................................................................................................................ 9
Simpulan................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 10
3
PENDAHULUAN
Islam dan pembentukan peradaban dunia bermula dengan adanya gerakan rohaniah
yang meresap pandangan hidup Islam dalam jiwa yang bermula dari zuhur Islam itu sendiri
sebagai sebuah agama rahmat ke seluruh alam. Tidak ada lagi zaman yang lain selepas
kemunculan Islam, dengan bersumber ke Al-Quran dan Sunnah Rasul SAW, Islam jadi satu
kekuatan besar yang melimpahkan rahmatnya dari tanah Arab yang kering dan berdebu
menjai hijau dan subur. Bahkan terus merambat ke berbagai penjuru dunia, dari Bumi Farsi
yang sekarang dikenal dengan Iran melintasi Bilad al-Sham mencakup Jordania, Syria dan
Irak yang pernah dijajah imperium Romawi sampai ke Mesir dan Bilad al-Sudan atau Afrika
dan terus menyeberang ke Mawara al-Nahr Negara yang kini bernama Turkmenistan,
Uzbekistan, dan Goergia ke Al-Hind yang kini dikenal dengan India tempat para ahli ilmu
alam Islam.
Peradaban Islam ini akhirnya menginjak Tanah Besar China dan seterusnya ke Bilad
al-Jawi yang lebih dikenal dengan Tanah Melayu yang mencakup semenanjung Malaysia,
Borneo, Indonesia, Philipina, dan sebagian dari Thailand dan Kamboja. Merambahnya Islam
ke semua tempat sekaligus membawa perubahan alamia kepada keilmuan, peta dunia,
ekonomi, politik, dan social dan budaya dunia ketika itu. Jalan-jalan pedagangan menjadi
garis penentu yang memisahkan Bandar-bandar utama di Dunia, sekaligus memperkaya
peradaban dan juga bahasa.
Islam telah dikenal ke Nusantara atau Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7
Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar melalui perdagangan dengan para
pedagang muslim yang berlayar ke kawasan ini singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan
Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, berlangsung beberapa
abad kemudian.
Bukti peninggalan pertama arkeologi Islam di Asia Tenggara adalah dua makam
muslim yang ada sekitar akhir abad ke-11 M di dua tempat yang sebenarnya agak berjauhan,
di Padurangga (sekarang Panrang di Vietnam) dan di Leran, Gresik, Jawa TImur). Makam di
Gresik adalah makam Fatimah binti Maimun, pada tahun 1082 M, yang diperkirakan adalah
putri raja Gedah (Kedah).
4
PEMBAHASAN
SEJARAH PERADABAN ISLAM DI INDONESIA
1
http://www.syariahpublication.com
2
Dr. Badri Yatim, M.A. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007). Hal 193
3
Http://www.syariahpublication.com.
4
Dr. Badri Yatim, M.A. Op Cit. Hal 194-195
5
Uka Tjandrasaamita (Ed.). Sejarah Nasional Indonesia III. (Jakarta : Balai Pustaka, 1984). Hal 26-27
5
Islamisasi di Indonesia, yaitu : Saluran perdagangan, saluran pekawinan, saluran tasawuf,
saluran pendidikan, saluran kesenian, dan politik.6
Adapun faktor-faktor yang membantu tersebarnya agama Islam dengan cepat di
Indonesia dan pulau-pulau sekitarnya dapat diringkas dengan beberapa hal berikut ini:7
- Mudahnya agama Islam, tidak terdapat hal-hal yang rumit bagi seseorang yang
berkeinginan memeluk agama Islam.
- Jernihnya hati penduduk Indonesia dan fitrah mereka yang siap untuk memeluk agama
Islam.
- Pernikahan yang terjadi antara orang-orang Arab dengan penduduk Indonesia.
- Akulturasi bangsa Arab dengan penduduk Indonesia dan pergaulan mereka dengan
penduduk Indonesia seperti saudara kandung
6
Ibid. Hal 188
7
http://www.salafi.or.id
8
Yusuf Mundzirin (Ed.). Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. (Yogyakarta : Penerbit Pustaka, 2006)
6
yang didirikan kaum terpelajar baru, menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme
dalam pengertian modern.9
9
Ibid. Hal 257-258
7
Pada 9 Maret 1970, fraksi-fraksi parpol di DPR dikelompokkan. Pada tanggal 5
Februari 1973, Parpol difusikan ke dalam PPP dan PDI . Pada 14 Agustus 1975 RUU
kepartaian dipisahkan. Penataan kehidupan kepartaian berikutnya adalah penetapan asas
tunggal, Pancasila, untuk semua Parpol, tidak ada lagi ideologi Islam, jadi tidak ada lagi
partai Islam.10
10
Ibid. Hal 265-271
11
8
Di Sulawesi, pemikiran tasawuf dikembangkan oleh Syaikh Yusuf Makassar
(1626-1699 M) yang berlayar di Timur Tengah. Pada abad ke-19 M, pemikiran tasawuf
mulai bergeser kepada pemikiran fiqih seperti tergambar dalam karya-karya ulama pada
masa itu. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari misalnya (1710-1812 M) menulis kitab
fiqih Sabilal Muhtadin dan kitab Perukunan Mellayu.
C. Arsitek Bangunan
Hasil-hasil seni bangunan pada perkembangan dan pertumbuhan Islam di
Indonesia, antara lain : mesjid-mesjid kuno Demak, mesjid Agung Banten, mesjid
Baiturrahman di Aceh, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, dan di daerah-
daerah lain. Beberapa masjid kuno, bangunannya mengingatkan kita kepada seni bangunan
Candi selain dari itu, pintu gerbang baik di keraton maupun pemakaman berbentuk Candi-
bentar, kori agung, jelas menunjukkan corak pintu gerbang yang dikenal sebelum Islam.
Demikian pula, nisan-nisan kubur di daerah Tralaya, Tuban, Madura, Demak, Kudus,
Cirebon, dan Banten menunjukkan unsur-unsur seni ukir dan perlambang pra-Islam. Di
Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera terdapat beberapa nisan kubur yang lebih
menunjukkan unsur seni Indonesia pra-Hindu dan pra-Islam.
2. Setelah Kemerdekaan
A. Departemen Agama
Departemen Agama (dulu namanya Kementrian Agama) didirikan tanggal 3
Januar1 1946 pada masa Kabinet Syahrir. Menteri Agama pertama adalah M. Rasyidi yang
diangkat pada tanggal 12 Maret 1946. Berdirinya Departemen Agama merupakan
penyesuaian pemerintah kala itu dengan keinginan mayoritas Muslim. Menurut B. J.
Boland walaupun banyak pendapat yang saling bertentangan tentang kementrian, secara
bertahap makna yang positif dari kementrian akan tampil ke depan yang meliputi hal-hal
sebagai berikut :
- Bahwa kementrian itu menawarkan kemungkinan bagi agama, khususnya
Agama Islam, untuk berperan seefektif mungkin dalam negara dan masyaraqat.
- Dalam sebuah negeri yang sangat bercorak Muslim, kementrian ini merupakan
suatu jalan tengah antara negara sekular dan negara Islam.
Dalam jangka waktu beberapa tahun di awal berdirinya kementrian ini, telah
dikeluarkan berbagai peraturan yang menentukan tugas serta ruang lingkup kementrian
agama.
B. Pendidikan
Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang
tersebar di berbagai pelosoknya. Pada awal abad ke-20, persoalan administrasi dan
organisasi pendidikan mulai mendapat perhatian setelah berkembangnya pemikiran
pembaharuan dalam Islam. Hal ini untuk memperbaiki, tidak ada kurikulum yang jelas
dalam pesantren untuk tingkat lanjutan.
Setelah Indonesia merdeka, Badan Pekerja Komite Nasional pusat dalam bulan
Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan madrasah yang ada pada masa sebelumnya
diteruskan. Pada tahun 1946 Departemen Agama mengadakan latihan 90 guru agama, dan
pada tahun 1948, didirikanlah sekolah guru dan hakim Islam di Solo. Beberapa sekolah
agama Islam direncanakan dan didirikan oleh Departemen Agama. Sementara, perguruan
Islam swasta masih berjalan. Bentuk lembaga pendidikan swasta tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pesantren Indonesia klasik
2. Madrasah diniyah (agama)
9
3. Madrasah-madrasah swasta (negeri)
Kaum muslimin sejak awal berpikir untuk membangun Perguruan Tinggi Islam,
akhirnya Mahmud Yunus membuka Islamic College pertama tanggal 9 Desember 1940 di
Padang, terdiri dari Fakultas Syari’ah, Fakultas Pendidikan dan Bahasa Arab. Pada tahun
1945, muncul Universitas Islam Indonesia (UII) yang merupakan perguruan tinggi Islam
pertama yang memiliki fakultas-fakultas non agama.
Pada tanggal 26 Sepetember 1951 dibuka perguruan tinggi dengan nama Perguruan
Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), dan pada tahun 1957 di Jakarta didirikan Akademi
Dinas Ilmu Agama (ADIA). Gabungan keduanya membentuk IAIN yang terus
berkembnag pesat.12
C. Hukum Islam
Salah satu lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh
Departemen Agama adalah hukum atau syariat. Pengadilan Islam di Indonesia membatasi
dirinya pada soal-soal yang bersifat pribadi. Keberadaan lembaga peradilan agama di masa
Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari masa colonial Belanda.
Setelah Indonesia merdeka jumlah pengadilan agama bertambah tetapi
administrasinya tidak segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam tampak ketat dan kaku,
karena hanya berpegang pada mazhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada kitab undang-
undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim dan Pengadilan Agama.
Karena itulah, sekolah Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas Syariah di
perguruan-perguruan tinggi Islam didirikan.
Baru pada tahun 1974, hukum perkawinan diundangkan, setelah Dewan Perwakilan
Rakyat menyetujui pada bulan Desember 1973. Pada tanggal 21 Maret 1984 diterbitkan
Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama
yang menetapkan terbentuknya sebuah panitia dengan tugas menangani pelaksanaan
kompilasi. Dan akhirnya panitia kompilasi itu telah menghasilkan tiga buku hukum,
masing-masing tentang Hukum Perkawinan (Buku I), Hukum Kewarisan (Buku II), dan
Hukum Perwakafan (Buku III). Ketiga buku tersebut dilokakaryakan pada bulan Februari
1988 dan mendapat dukungan yang luas.
Kemantapan posisi hukum Islam dalam sistem hokum nasional semakin meningkat
setelah Undang-Undang Peradilan Agama ditetapkan tahun 1989. Undang-Undang
Peradilan Agama ini merupakan kelengkapan dari UU No. 14/1970 tentang ketentuan-
ketentuan pokok kekuasaan kehakiman. 13
D. Haji
Semenjak zaman penjajahan Belanda, umat Islam Indonesia ingin mempunyai
kapal laut untuk dipergunakan dalam penyelenggaraan perjalanan haji. Iuran dikumpulkan,
saham diedarkan, tetapi, selama zaman jajahan, keinginan ini tidak terwujud. Setelah
Indonesia merdeka, usaha ini dilanjutkan. Pada tahun 1964, Dewan Urusan Haji mengajak
PHI untuk kembali mengurus jamaah haji, tetapi campur tangan pemerintah di dalamnya
semakin besar, karena tanggung jawab penyelenggaraan haji terletak pada pemerintah
setempat. Namun, semua usaha yang dilakukan itu tidak ada yang berhasil baik. Setelah
Soekarno jatuh tahun 1966, organisasi-organisasi swasta mulai lagi melakukan kegiatannya
menyelenggarakan perjalanan haji.
Diantara alasan mengapa pemerintah melakukan monopoli dalam perjalanan
penyelenggaraan haji adalah sebagai berikut :
12
13
10
- Pemerintah merasa bertanggung jawab atas penyelenggaraan perjalanan haji
agar masyarakat merasa tentram dan terjamin.
- Kemungkinan faktor laba juga menjadi perhatian pemerintah.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, pemerintah menyediakan Tim Pembimbing
Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Haji Daerah (TPHD), Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI), dan Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD). Di samping itu, pemerintah
masih merasa perlu untuk mengangkat Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPIH).14
14
Http://www.syariahpublication.com
15
Dr. Badri Yatim, M.A. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007). Hal 193
11
PENUTUP
Simpulan
Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7 M dengan berimannya orang perorang. Saat
itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di
Asia Barat sejak abad ke-7.Kerajaan- kerajaan Islam yang ada di Indonesia adalah :
- Sumatera : Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Malaka, dan kerajaan Aceh.
- Jawa : Kerajaan Demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Banten, dan
kerajaan Cirebon.
- Kalimantan : Kerajaan Banjar dan kerajaan Kutai.
- Sulawesi : Kerajaan Gowa-Tallo, kerajaan Bone, kerajaan Wajo, kerajaan Soppeng,
dan kerajaan Luwu.
Pada zaman modern kebangkitan Islam semakin berkembang di Indonesia membentuk
organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI),
Muhammadiyah, Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Tarbiyah Islamiyah
(Perti), dan partai-partai politik, seperti Sarekat Islam (SI), Persatuan Muslimin Indonesia
(Permi), dan Partai Islam Indonesia (PII). Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan
organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar baru, menandakan tumbuhnya benih-
benih nasionalisme dalam pengertian modern.
Peradaban-peradaban Islam sebelum kemerdekaan adalah birokrasi keagamaan, ulama
dan ilmu-ilmu pengetahuan, dan arsitek bangunan. Sedangkan peradaban Islam setelah
kemerdekaan adalah Departemen Agama, Pendidikan, hukum Islam, haji, dan Majelis Ulama
Indonesia (MUI).
12
DAFTAR PUSTAKA
Mundzirin Yusuf (Ed.). Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Penerbit Pustaka. Yogyakarta.
2006
Tjandrasaamita Uka (Ed.). Sejarah Nasional Indonesia III. Balai Pustaka. Jakarta 1984.
Yatim Badri, Dr. M.A. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 2007
13