You are on page 1of 4

9 KELUHAN USAI SESAR DAN MENGATASINYA

Mengikuti anjuran dokter sangat membantu dalam mengatasi keluhan. Berbagai keluhan
setelah operasi sesar memang acap terdengar; sering kebal (mati rasa), nyeri tulang
belakang, atau nyeri di perut. Sebaiknya, jangan keburu panik karena semua keluhan
tersebut pada dasarnya bisa diantisipasi dan diatasi. Tentu saja semua masalah mesti
dikonsultasikan pada dokter kebidanan dan kandungan agar penanganannya tepat dan
intensif. Apa saja sih keluhan yang sering muncul? Kita simak satu per satu.

SAKIT DI TULANG BELAKANG

Sehabis sesar ibu sering mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang tempat dilakukan
suntik sebelum operasi. Keluhan ini umumnya timbul ketika membungkukkan badan saat
mengambil sesuatu atau mengangkat beban yang lumayan berat. Sumber rasa nyeri berada
tepat pada bekas tusukan jarum suntik saat dilakukan bius lokal. Diduga karena pernah
terjadi trauma di situ.

Sebagai tindakan awal, atasi dengan melakukan gerakan yang tidak terlalu mendadak atau
berubah drastis. Saat mengambil benda kecil di lantai, contohnya. Sebaiknya ambil posisi
jongkok dengan menekuk kaki dan hindari posisi membungkuk yang akan meningkatkan
beban di tulang belakang. Sedapat mungkin, hindari pula mengangkat beban berat. Selain
itu, lakukan olahraga yang tepat secara teratur agar kesehatan dan kebugaran tubuh
senantiasa terjaga. Untuk penanganan lebih mendalam, sebaiknya lakukan konsultasi
dengan dokter spesialis anestesi yang menangani pembiusan. Dokter akan memeriksa dan
menganjurkan pengobatan sesuai dengan diagnosisnya. Pemeriksaan penunjang mungkin
saja diperlukan, misalnya rontgen tulang belakang.

TAK BOLEH SEGERA HAMIL


Jarak aman antarkehamilan yang disarankan adalah 2 tahun setelah sesar, meski ini bukan
angka mati karena terpulang kembali pada kondisi masing-masing ibu. Idealnya, sehabis
menjalani operasi sesar, tunda kehamilan sampai luka operasi dan jahitannya benar-benar
sembuh dan kuat.

Kehamilan selagi jahitan masih basah dan belum kuat dikhawatirkan membuatnya lepas
dan selanjutnya membahayakan ibu seiring dengan membesarnya perut. Selain itu,
tenggang waktu 2 tahun ini juga dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada organ-
organ reproduksi maupun organ lainnya untuk beristirahat.

Kalau memang sudah keburu hamil sebelum batas waktu tersebut, segeralah berkonsultasi
secara intensif pada dokter kebidanan dan kandungan. Akan lebih baik bila yang didatangi
adalah dokter yang dulu menangani operasi sesar ibu karena dialah yang tahu kondisi
pasiennya. Bila ada tanda-tanda yang mencurigakan, seperti rasa nyeri yang sangat di
bawah daerah sayatan atau di atas tulang kemaluan, jangan ragu untuk segera ke rumah
sakit.

Saat usia kehamilan 36 minggu jangan lupa mintalah dokter melakukan pengukuran
biometri janin, letak plasenta, jumlah cairan ketuban dan tebal segmen bawah rahim.
Pengukuran ini penting untuk mengetahui kapan operasi sesar harus dilakukan. Pada
kehamilan yang jaraknya relatif dekat seperti ini biasanya ibu tidak dianjurkan menjalani
persalinan normal karena dikhawatirkan bakal terjadi robekan rahim yang jauh lebih besar.

RASA KEBAL DI BEKAS SAYATAN


Keluhan lain sehabis sesar adalah rasa kebal di bagian atas bekas sayatan operasi. Ini wajar
karena saraf di daerah tersebut boleh jadi ada yang terputus akibat sayatan saat operasi.
Butuh waktu cukup lama, kira-kira 6-12 bulan, sampai serabut saraf tersebut menyambung
kembali. Ibu-ibu yang mengalami lazimnya diminta bersabar menunggu serabut-serabut
saraf menyambung kembali.

NYERI DI BEKAS JAHITAN


Banyak ibu yang mengeluhkan rasa nyeri di bekas jahitan sesar. Keluhan ini sebetulnya
wajar karena tubuh tengah mengalami luka dan penyembuhannya tidak bisa sempurna
100%, apalagi jika luka tersebut tergolong panjang dan dalam. Ingat, dalam operasi sesar
ada 7 lapisan perut yang harus disayat. Sementara saat proses penutupan luka, 7 lapisan
tersebut dijahit satu demi satu menggunakan beberapa macam benang jahit.

Sayangnya, dalam proses penyembuhan tak bisa dihindari terjadinya pembentukan jaringan
parut. Jaringan parut inilah yang dapat menyebabkan nyeri saat melakukan aktivitas
tertentu. Begitu juga aktivitas yang berlebihan maupun penekanan di bagian tersebut. Nah,
untuk meminimalkan keluhan yang satu ini mau tidak mau tinggalkan dulu aktivitas yang
berlebihan, apalagi dengan gerakan yang terlalu cepat. Pilihlah aktivitas ringan yang tidak
terlalu memberatkan. Jangan pula menekan daerah jahitan tersebut, baik sengaja maupun
tidak, atau berjongkok secara tiba-tiba sampai bagian bekas jahitan sesar benar-benar
kering dan kuat.

MUNCUL KELOID DI BEKAS JAHITAN


Selama masa penyembuhan luka operasi sesar, banyak ibu yang gundah karena perutnya
tak lagi mulus. Apalagi jika di bekas jahitan tersebut muncul benjolan memanjang yang
disebut keloid. Keloid sering muncul pada bekas luka, termasuk luka akibat operasi sesar,
sebagai reaksi tubuh yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka. Munculnya keloid
pada bekas sayatan operasi sesar biasanya disebabkan oleh paparan cairan ketuban yang
mengandung faktor pertumbuhan sel, jenis benang jahit yang dipakai, teknik menjahit yang
digunakan, serta bakat seseorang dalam reaksi jaringan.

Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan munculnya keloid.
Antara lain, dokter harus melakukan teknik menjahit yang baik, memilih benang jahit yang
tidak iritatif, dan memberikan obat antikeloid. Usai operasi, ibulah yang harus benar-benar
menjaga agar luka bekas operasi sesar tidak mengalami iritasi, infeksi, atau malah terbuka
yang dapat merangsang terjadinya keloid. Memang ada operasi untuk mengangkat keloid,
tapi upaya ini toh belum dapat mencegah berulangnya keloid.

GATAL DI BEKAS JAHITAN


Rasa gatal di bekas jahitan sangat mengganggu dan mendorong ibu untuk menggaruknya.
Urungkan niat itu karena dikhawatirkan jahitan akan terbuka dan berdampak lebih parah.
Sebenarnya, rasa gatal bisa timbul akibat adanya infeksi pada daerah luka operasi seperti
infeksi jamur atau karena reaksi penyembuhan luka yang berlebihan.

Bila penyebabnya infeksi biasanya akan tampak tanda radang di daerah jahitan. Ditandai
dengan kulit yang berwarna kemerahan, ada luka, ada cairan yang keluar, terasa panas,
dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda bila disebabkan karena reaksi kulit yang berlebihan;
kulit di daerah jahitan menebal dan mengeras serta menonjol dibanding permukaan kulit
lainnya. Inilah yang disebut keloid.

Bila keluhannya ringan, ibu masih bisa bertahan untuk tidak menggaruk. Hindari makanan
atau zat tertentu yang memang dapat menyebabkan alergi berbentuk gatal di kulit. Yang
tak kalah penting, hindari pemakaian celana dalam ketat yang akan menimbulkan gesekan
pada bekas jahitan secara berulang kali. Atasi rasa gatal dengan menggunakan salep
antigatal atau antikeloid. Namun untuk menilai sejauh mana efektivitasnya, konsultasikan
dokter kebidanan dan kandungan.

TAK BISA LAGI MELAHIRKAN NORMAL


Banyak wanita yang merasa tidak sempurna jika tidak pernah menjalani persalinan normal.
Oleh sebab itu, informasi yang mengatakan operasi sesar akan menutup kesempatan
melahirkan normal di kehamilan berikutnya acapkali membuat ibu gundah. Memang sih
pada kasus-kasus tertentu, ibu yang pernah bersalin dengan cara sesar dianjurkan untuk
kembali disesar pada persalinan berikutnya. Akan tetapi bila sesar sebelumnya bukan atas
indikasi menetap seperti panggul sempit atau abnormal, berikutnya ibu boleh-boleh saja
melahirkan normal. Tentu saja asalkan segala persyaratan terpenuhi, di antaranya
kehamilan berikut terjadi setelah sesar lewat 1 tahun atau setelah anak sebelumnya
berumur 18 bulan, kondisi jahitan aman, dan tidak ada komplikasi pada jahitan. Agar bisa
melahirkan normal, sebaiknya ibu mengikuti anjuran dokter.

TAK BOLEH BEROLAHRAGA


Karena kondisi perut yang lemah akibat sayatan, banyak ibu percaya kalau mereka tidak
boleh berolahraga selamanya. Sebenarnya, olahraga boleh dilakukan asalkan secara
bertahap. Contohnya, setelah lewat 40 hari lakukan senam ringan atau jalan santai. Tiga
bulan kemudian lakukan senam atau jalan santai dengan intensitas waktu yang lebih lama.
Namun sebelum berolahraga sebaiknya konsultasikan lebih dulu pada dokter apakah
gerakan-gerakan olahraga yang akan ditekuni benar-benar aman atau tidak, dan kapan
boleh dilakukan.

JAHITAN TERBUKA
Jahitan terbuka sering dialami ibu pascasesar. Biasanya akan diikuti dengan keluarnya
cairan sehingga luka terlihat basah, berwarna kemerahan, berdarah, serta muncul rasa
nyeri dan gatal. Kemungkinan lain, akan terjadi perdarahan bercak bila rahim berkontraksi
berlebihan.

Terbukanya jahitan sesar memang bisa saja terjadi dengan aneka penyebab. Di antaranya
teknik jahit yang kurang baik, kualitas benang jahit, atau akibat kesalahan ibu sendiri.
Itulah mengapa, dokter yang melakukan jahitan sesar harus memahami betul teknik
menjahit dan benang jahit yang benar-benar berkualitas. Ibu juga diminta untuk tidak
melakukan gerakan-gerakan berlebihan dan cepat, mengedan terlalu kuat, apalagi
mengangkat beban berat. Mengapa? Tak lain karena dalam tiga bulan pertama setelah
sesar, luka dinding rahim belum sembuh benar sehingga bisa saja terbuka.

STERIL SETELAH SESAR


Mereka yang sudah menjalani 3x operasi sesar mau tidak mau harus bersedia disteril. Ini
adalah standar medik di Indonesia guna menghindari hal-hal yang sangat membahayakan
ibu maupun janinnya. Juga karena memang belum ada RS yang menyediakan teknologi
mutakhir untuk melakukan operasi sesar keempat kalinya pada ibu yang sama. Itulah
mengapa, saat dilakukan tindakan sesar untuk ketiga kali, ibu biasanya ditawari untuk
sekalian dioperasi steril. Lain cerita kalau ada alasan yang kuat, yaitu dari 3x sesar belum
ada satu pun bayi yang hidup. Dalam kasus seperti ini, jika ibu hamil lagi, kondisinya harus
diawasi dengan sangat ketat.

Tindakan steril merupakan pemotongan saluran telur sepanjang kira-kira 1 cm sehingga


kemungkinan terjadi pembuahan akan sangat kecil. Namun, meski kecil kemungkinannya,
terkadang saluran telur yang telah dipotong ini bisa saja tersambung kembali secara
alamiah sehingga pembuahan bisa saja terjadi lagi.

Irfan Hasuki. Ilustrator: Pugoeh

Konsultan ahli:
Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG
dari RS Gatot Subroto, Jakarta

You might also like