Professional Documents
Culture Documents
Mengidentifikasi sudut
1. Satuan Sudut
Satuan sudut ada 3 macam, yaitu derajat, radian dan gradian (gon)
a. Derajat
Besar sudut a disebut satu derajat (1o), jika panjang busur
1
lingkarannya sama dengan 360o dari keliling
lingkarannya.
1 22
o
O a Jadi : 1o = 360 . 2 p r, dengan p = 7 = 3,14159
Jika jari-jari r sama dengan satu satuan, maka besarnya
1 π
o o
1o = 360 . 2p = 180 = 0.017 rad
Dari sistem satuan derajat dibagi lagi menjadi menit dan detik atau disebut sistem DMS (derajat,
menit dan detik) dengan konversi :
1o = 60' (menit)
1' = 60" (detik) atau
1o = 3600" (detik)
b. Radian
Besar a disebut satu radian ditulis 1 rad, jika panjang busur
lingkarannya sama dengan jari-jari lingkaran.
O a Ð AOB = a = 1 rad dengan ÇAB = r
Untuk panjang busur r ® sudut pusat = 1 rad
Untuk panjang busur 2 p r ® sudut pusat = 360o
Terdapat hubungan : 2 p rad = 360 atau p rad = 180o
o
180o
1 rad = π = 57,3o
c. Gradian (gon)
1
Besar a disebut satu gon dan ditulis 1g, jika panjang busur lingkarannya = 400 dari keliling
lingkarannya. Jadi besar sudut pusat lingkaran = 400g.
200 π
1 rad = π (gon) atau 1 = 200
g
rad
a
Segitiga sama kaki
L = ½ . alas . tinggi
L=½.a.t
2 1 2
b
a
t c t= √ (c ) − ( 2 a) ; b=c
" Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya "
Dari hukum Pythagoras tersebut ada beberapa perbandingan untuk segitiga siku-siku, yaitu
(3 : 4 : 5) ; (5 : 12 : 13) ; (7 : 24 : 25) ; (8 : 15 : 17) atau kelipatannya.
a
3. Jajaran genjang
L = panjang alas . tinggi
b t L=a.t
θ L = a . b . sin θ
a Keliling = 2 . (a + b)
4. Belah ketupat
1
b L= 2 . diagonal . diagonal
1
a L= 2 a.b
5. Trapesium
jumlah sisi sejajar
x tinggi
c b L= 2
t d
1
L = 2 (a + b) . t
a Keliling = a + b + c + d
6. Layang-layang
c. Lingkaran
22
x jari-jari x jari-jari
L= 7
22 2
.r
O r L= 7
22
x2xr
Keliling lingkaran = 7
d. Ellips
L=p.a.b
a a = ½ sumbu panjang
b b = ½ sumbu pendek
e. Segi n beraturan
n 2 180 o n 2 360o
. a . ctg . r . sin
L= 4 n atau L = 2 n
Untuk segi enam beraturan
3 2 3 2
. a . √3 . r .√3
r L= 2 atau L = 2
a a=r
Untuk menentukan keliling daerah yang diarsir adalah dengan menjumlahkan semua garis yang
terkena arsiran.
Untuk menentukan luas daerah yang diarsir adalah luas yang di luar dikurangi luas yang di
dalam.
1. Jenis-Jenis Transformasi
a. Translasi (Pergeseran)
Translasi adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang datar yang jarak
P (x, y) a
b. Refleksi (Pencerminan)
Refleksi adalah transformasi yang memetakan setiap titik pada bidang datar dengan pencerminan
yang menggunakan sifat dari cermin datar.
c. Rotasi (Perputaran)
Rotasi adalah suatu tarnsformasi yang memindahkan setiap titik dengan cara memutar setiap ttiik
tersebut denganm besar dan arah yang telah ditentukan.
y Pada rotasi terhadap titik O (0, 0) sebesar θ
P' (x', y') dengan arah positif, maka titik P (x, y)
menjadi titik P' (x', y')
x' = x cos θ – y sin θ
y' = x sin θ + y cos θ
P (x, y)
cosθ −sin θ
4. Rotasi sejauh q derajat, matriks transformasinya adalah : T =
( sin θ cosθ )
( x'y' ) (cosθ
= sin θ
−sin θ
cosθ .
) ( xy )
Untuk perputaran berlawanan arah jarum jam q positif dan searah jarum jam q negatif.
d. Dilatasi (perkalian)
Dilatasi adalah transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau memperkecil) dengan
suatu faktor skala.
P (x, y) → P' (x', y') dengan x' = kx dan y' = ky
T1 =
()b1
dan T2 =
b2() → T2 o T1 =
() ()
b1
+
b2
(T2 o T1) A (x, y) → A" (x", y") dengan x" = x + (a1 + a2) dan y' = y + (b1 + b2)
Jika titik P (x, y) diputar sebesar θ1 dan diteruskan ke θ2 dengan arah positif sama dan titik pusat
yang sama, maka bayangannya adalah : P" (x", y")
Dimana :
x" = x cos (θ1 + θ2) – y sin (θ1 + θ2)
y" = x sin (θ1 + θ2) + y cos (θ1 + θ2)
a. Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang datar, dimana masing-masing
bidang datar berbentuk bujur sangkar. Kubus disebut juga dengan Hexaeder.
H G Perhatikan gambar kubus ABCD - EFGH
Enam bidang datar adalah :
E F ABCD, EFGH, ABEF, CDGH, BCFG, dan ADEH
Kubus mempunyai 12 rusuk, yaitu :
AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, CG, BF, AE, dan DH
D C Kubus juga mempunyai 8 titik sudut, yaitu titik :
A, B, C, D, E, F, G, dan H.
A B
Jika panjang sisi kubus = a, maka panjang diagonal bidangnya :
BD2 = AB2 + AD2 ® AB = AD = a
2 2 2 2
BD = a + a = 2a
BD = a √2
Panjang diagonal ruang :
BH2 = BD2 + DH2
= 2a2 + a2 = 3a2
BH = a √3
b. Balok
Balok adalah suatu bangun yang dibatasi oleh enam bidang datar yang berbentuk persegi
panjang. Pada balok ukuran rusuknya tidak sama, yaitu terdiri dari panjang, lebar dan tinggi.
Panjang, semua rusuk yang sejajar dengan bidang gambar
Lebar, semua rusuk yang arahnya ke belakang bidang gambar
Tinggi, semua rusuk tegak.
Perhatikan gambar balok ABCD – EFGH
H G Panjang : AB, CD, EF, dan GH
Lebar : BC, AD, FG, dan EH
E F Tinggi : AE, BF, CG, dan DH
D C Balok mempunyai 12 sisi diagonal yang tidak sama
c. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar (bidang alas dan bidang
atas) dan bidang tegak yang saling berpotongan menurut rusuk-rusuk sejajar.
d. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang alas yang berbentuk segi-n dan bidang
tegak yang berbentuk segitiga. Bentuk limas tergantung dari bentuk bidang alasnya.
T T
T
C
D C E
A A D
A B B C
B
Perhatikan gambar Limas segi empat T – ABCD
Titik A, B, C, dan D merupakan titik sudut alas, sedangkan titik T merupakan titik puncak.
ABCD disebut bidang alas, sedangkan TAB, TBC, TCD, dan TAD disebut bidang tegak.
AB, BC, CD, dan DA disebut rusuk alas, TA, TB, TC, dan TD disebut rusuk tegak
e. Tabung
f. kerucut
Kerucut adalah bangun limas yang bidang alasnya berbentuk lingkaran dengan jari-jari r dan
tinggi t.
r = jari-jari kerucut
t = tinggi kerucut
t
g. Bola
Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung sebagai tempat kedudukan titik-
titik yang berjarak sama erhadap suatu titik pusat
1. Kubus
H G Jaring-jaring kubus
E F H G
D C D C G H D
A B
A B F E A
E F
2. Balok
H G Jaring-jaring balok
G F
E F
D C C B F G C
A B
D A E H D
H E
3. Prisma
T Jaring-jaring prisma
R S T
Q T R S T
O P
Q O P Q
4. Limas
T Jaring-jaring limas
T
D C
D C
A B T T
A B
5. Limas Terpancung
Jaring-jaring limas terpancung
H G
H G
E F
D C
D C
H G
E F
A B A B
E F
t s
s
A r B
r B
7. Kerucut terpotong
T Jaring-jaring kerucut terpotong
T
s1
s1
r r
s
R s
Luas selimut = p (R + r) s
Luas permukaan = luas selimut + luas alas + luas atas
8. Tabung
Jaring-jaring tabung
r 2pr
t
9. Bola
Luas permukaan = 4 p . r2
Volume : V = 4/3 . π . r3
1. Kubus
Volume kubus :
2. Balok
Volume balok :
V = panjang x lebar x tinggi
t =pxlxt
l
p
3. Prisma
Volume prisma :
V = luas alas x tinggi
4. Limas
T Volume limas :
1
V = 3 x luas alas x tinggi
D C
M
A B
5. Limas Terpancung
H G
a
E a F
D C
t
b
A B
b
6. Kerucut
Volume kerucut
7. Kerucut terpotong
Volume kerucut terpotong :
1
r V = 3 . p . t . (R2 + R . r + r2)
8. Tabung
Volume tabung :
V = luas alas x tinggi
V = p . r2 . t
9. Bola
Volume bola :
4π
V = 3 . r3 atau
π
V = 6 . d3
P' g
P'
y
P
⃗j ⃗a
O
⃗i x
Perhatikan gambar, sebuah vektor disajikan dalam bentuk garis lurus OP atau bisa juga
dinyatakan dengan vektor tunggal ⃗a . Titik O disebut titik pangkal vektor, titik P disebut
titik ujung vekor, OP disebut vektor OP aau vektor ⃗a , dan besarnya vektor atau
b. Penyajian vektor
a1
c. Besar vektor
Created by Sukani, S.Pd
Email: likeny_rbg@yahoo.com
a1
Misalkan vektor ⃗a =
()
a2
= a1
⃗i + a2
⃗j , besarnya vektor atau panjang vektor
⃗a dinotasikan dengan
|a| , yang besarnya adalah :
|a| = √ a12 +a22
2. Operasi Vektor
a. Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara segitiga dan cara jajaran
genjang.
1. Cara segitiga
Vektor ⃗c = ⃗a +
⃗b adalah⃗b :
⃗a ⃗a
⃗c = ⃗a
⃗b
⃗b
b. Pengurangan vektor
Pengurangan vektor merupakan penjumlahan dengan vektor inversnya (vektor negatif).
⃗a –
⃗b = ⃗a + (–
⃗b )
⃗b
⃗a
–
⃗b
⃗a –
⃗b
P1 R
P2
Jika P1 adalah panjang vektor
p1
⃗ , P2 adalah panjang vektor
p2
⃗ dan q sudut yang
dibentuk oleh kedua vektor
p1
⃗ dan
p2
⃗ maka resultan kedua vektor tersebut adalah :
⃗a .
⃗b =
|⃗a| .
|b⃗| . cos q ® 0o ≤ q ≤ 180o
|⃗a| = besar (panjang) vektor ⃗a ®
|⃗a| = √(a1 )2+(a2 )2
|b⃗| = besar (panjang) vektor
⃗b ®
|b⃗| = √(b1 )2+(b2 )2
q = sudut yang dibentuk oleh vektor ⃗a dan
⃗b
1. Panjang vektor
Jika ⃗a = a1
⃗i + a2
⃗j + a3
⃗k maka panjang vektor ⃗a adalah :
3. Perbandingan vektor
⃗a .
⃗b =
|⃗a| .
|b⃗| . cos q ® 0o ≤ q ≤ 180o
⃗a pada
⃗b adalah
|⃗c| .
qX a⃗ . b⃗
O C B
|⃗c| = |b⃗|
⃗a x
⃗b =
|⃗a| .
|b⃗| . sin q
i⃗ ⃗j ⃗k
|a1 a2 =a(a
3 | 2.b3 – b2.a3) ⃗i – (a1.b3 – b1.a3)
⃗j + (a1.b2 – b1.a2)
⃗a x
⃗b =
b1 b2 b3
1. Kaidah Pencacahan
2. Permutasi
d. Permutasi melingkar
n!
Ps (n) = (n – 1) ! atau Ps (n) = n
2. Kombinasi
Kombinasi adalah susunan dari objek-objek atau unsur-unsur dengan tidak memperhatikan
urutannya. (posisi tidak disebutkan sebagai apa)
Rumus Kombinasi :
n!
nCr = r! .(n - r) !
Peluang dari suatu kejadian adalah perbandingan antara banyaknya titik sampel dan ruang
sampel dari suatu kejadian dan dirumuskan dengan :
n
P= s
n = titik sampel dan s = ruang sampel
misal : uang logam memiliki s = 2 ; dadu memiliki s = 6 ; kartu bridge s = 52
2 uang logam s = 22 = 4 ; 2 dadu memiliki s = 62 = 36
b. Frekuensi Harapan
FH = P (A) . N
Jika P (A) adalah kejadian dari A dan P (B) adalah kejadian dari B, maka kejadian saling bebas
antara A dan B adalah :
P ( A U B ) = P (A) + P (B)
Jika A adalah munculnya kejadian A dan B adalah munculnya kejadian B dimana A dan B tidak
saling lepas karena ada anggota A yang juga anggota B, maka peluang A atau peluang B adalah :
P ( A U B ) = P (A) + P (B) – P ( A ∩ B )
Jika P (A) adalah kejadian dari A dan P (B) adalah kejadian dari B, maka kejadian saling lepas
antara A dan B adalah :
P ( A ∩ B ) = P (A) x P (B)
Jika P (A) adalah kejadian dari A dan P (B) adalah kejadian dari B, dengan kejadian B sangat
dipengaruhi oleh kejadian A maka kejadian tidak saling lepas antara A dan B adalah :
Ciri dari kejadian tidak saling lepas adalah dengan kata hubung "dan" , pengambilan pertama
tidak dikembalikan lagi untuk pengambilan ke dua.
1. Pengumpulan Data
2. Penyajian Data
b. Diagram
1. Rata-rata
x 1 + x 2 + x3 + x 4 +. ..+ x n ∑ xi
i
X= X=
Mean : n ® n
Data kelompok :
n
f 1 . x 1 + f 2 . x 2 + f 3 . x3 +.. .+ f n . x n ∑ fi . xi
X= X= i
Mean : f 1 + f 2 + f 3 +. ..+ f n ® fi
b. Rata-rata ukur
Data tunggal : x1, x2, x3, x4, … xn
n
Xu=√ x 1 . x2 . x3 . .. . . x n
a. Median
Median adalah nilai tengah dari kelompok data
Syaratnya data diurut dulu dari yang kecil ke besar
Data tunggal : x1, x2, x3, x4, … xn
X +Xn
2
n+ 1
2
Data kelompok :
n
p .( − F)
2
Tb +
Me = fMe
b. Modus
Modus adalah data yang frekuensinya terbanyak atau data sering muncul.
Data tunggal : lihat data yang paling sering muncul
Data kelompok :
b1
Tb + p ( )
Mo = b 1 + b2
Jangkauan data adalah selisih antara data tertinggi dengan data terendah.
Jangkauan data biasa juga disebut dengan range, dengan rumus :
R = Xmaks – Xmin
2. Rata-rata simpangan
Rata-rata simpangan atau deviasi rata-rata adalah ukuran seberapa jauh penyebaran nilai-nilai
terhadap nilai rata-rata hiung (mean)
Rata-rata simpangan dirumuskan :
n n
∑ |xi - X| ∑ f 1.|x i - X|
i= 1 i= 1
n n
b.
Ds = √ i=1
n
2
∑ ( x i− X )
( data tunggal) ; Ds =
a. Kuartil
Kuatil adalah kelompok data dibagi menjadi empat bagian yang sama
Syarat kuartil data harus diurut dari yang kecil ke besar
Data tunggal :
Data kelompok :
i.n
Nilai kuartil : Qi =
( )
Tbi + p .
4
fQi
- Fi
1
Qd = 2 ( Q3 – Q1 )
IRISAN KERUCUT
Irisan kerucut adalah irisan antara bidang datar dengan kerucut tegak. Irisan tersebut berupa
lingkaran, parabola, ellips, dan hiperbola tergantung posisi perpotongan antara bidang datar
dengan kerucut tegaknya, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Rumus dasar untuk menentukan rumus persamaan lingaran, parabola, ellips, dan hiperbola
adalah :
1. Rumus jarak titik A (x1, y1) dan titik B (x2, y2) :
AB=√ ( x 2−x 1 )2 +( y 2− y1 )2
Ax1 +By 1 +C
R=| |
√ A 2+B2
Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari titik tertentu. Dimana titik
tertentu tersebut disebut dengan titik pusat lingkaran, dan jarak yang sama disebut dengan jari-
jari.
Created by Sukani, S.Pd
Email: likeny_rbg@yahoo.com
A. Unsur-unsur lingkaran
1. Lingkaran adalah bangun bidang yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
berjarak sama terhadap titik pusat O.
2. Jari-jari adalah garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan titik pada lingkaran.
3. Tali busur adalah garis lurus yang menghubungkan dua buah titik lingkaran.
4. Diameter adalah tali busur yang melalui titik pusat ( d = 2 . jari-jari )
5. Busur adalah bagian keliling dari titik yang terletak antara dua ujung tali busur.
6 Juring adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur.
7. Tembereng adalah laus daerah yang dibatasi oleh tali busur dan busur lingkaran.
Juring AOB
Busur AB
a
A
O
Tali busud CD
Tembereng lingkaran
C D
22
Luas lingkaran : L = 7 . r2
22
Keliling lingkaran = 7 . 2r
α 22
o
Luas juring AOB (Lj) = 360 . 7 . r2
α 22
o
Panjang busur AB = 360 . 7 . 2r
Tali busur CD =2. t .(d−t ) →t = tinggi tembereng
√
Luas tembereng (Lt) = Luas juring – luas segitiga
r2 α . π
.( o −sin α )
Atau : Lt = 2 180
360o 180o
. (n−2 )
sudut pusat = n , sudut segi = n
Jumlah sudut segi tiga = 180o dan segi empat = 360o
B. Garis Singgung
Suatu garis dikatakan menyinggung lingkaran dan disebut dengan garis singgung adalah jika
mempunyai satu titik persekutuan.
Sifat-sifat garis singgung
a. hanya mempunyai satu titik persekutuan
b. tegak lurus jari-jari yang melalui titik singgung.
Created by Sukani, S.Pd
Email: likeny_rbg@yahoo.com
P
O R
Q
OP = OQ = r
Ð OPR = Ð OQR
OR merupakan sumbu simetri dan PR = QR
C D
C E
A B
D A B
D
C
C O D
A B
B
Ð A + Ð C = 180 , O
garis yang menyinggung lingkaran akan tegak lurus
Ð B + Ð D = 180O jika dari titik singgungnya ditarik ke titik pusat.
Ð AOB = 180O - Ð ACB , Ð AOB = 2 Ð ADB
D. Persamaan Lingkaran
A (x, y) PA = R
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
1 1 1 2 1 2
Dengan pusat lingkaran P {
−
2 A,
−
2 B} dan jari-jari R = √ 4
A + B −C
4
x1 x + y1 y = r2
b. Persamaan garis singgung lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = R2 dan melalui titik (x1, y1)
adalah :
(x1 – a) (x – a) + (y1 – b ) (y – b) = R2
Parabola adalah tempat kedudukan dari titik-titik yang jaraknya dari titik tertentu dan garis
terentu sama. Titik tertentu iu disebut dengan fokus dan garis tertentu itu disebut direktriks. Garis
yang membagi dua bagian yang sama disebut sumbu simetri, dan perpotongan antara sumbu
simetri dengan kurva disebut puncak parabola.
A. Persamaan parabola
y2 = 4px
Created by Sukani, S.Pd
Email: likeny_rbg@yahoo.com
Dengan fokus F (p, 0) dan direktriks x = –p
Ellips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jarak dari dua titik tertentu tetap.
Kedua titik tertentu tersebut dinamakan fokus (F1 dan F2). Garis yang
F1
melalui kedua fokus disebut sumbu panjang atau sumbu mayor,
A. Persamaan Ellips
x2 y2
b2 + a2 = 1 ® ellips vertikal
Ax2 + By2 + Cx + Dy + E = 0
Ellips vertikal :
2 2
( x−h ) ( y−k )
+ =1
b2 a2
a2 (x – h)2 + b2 (y – k)2 = a2.b2
a2 (x2 – 2hx + h2) + b2 (y2 – 2ky + k2) – a2.b2 = 0
a2x2 – 2a2hx + a2.h2 + b2y2 – 2b2ky + b2.k2 – a2.b2 = 0
a2x2 + b2y2 – 2a2hx – 2b2ky + a2.h2 + b2.k2 – a2.b2 = 0
Ax2 + By2 + Cx + Dy + E = 0
Created by Sukani, S.Pd
Email: likeny_rbg@yahoo.com
A = a2 ; B = b2 ; C = –2a2h ; D = –2b2k ; E = a2.h2 + b2.k2 – a2.b2
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya dari dua titik
tertentu tetap sebesar 2a. Kedua titik tertentu tesebut
adalah F1 dan F2 dan disebut fokus.
Garis yang membagi kurva menjadi dua bagian yang
sama disebut sumbu. Sumbu yang melalui fokus
disebut sumbu mayor (real) dan sumbu lainnya disebut
sumbu minor (khayal).
A. Persamaan Hiperbola
x2 y2
− =1
a2 b2 ® Hiperbola horizontal
Puncak : (±a, 0)
Fokus : c2 = a2 + b2
2a = panjang sumbu real dan 2b = panjang sumbu khayal
b
Asimtot : y = ± a x
y2 x2
− =1
a 2 b2 ® Hiperbola vertikal
Puncak : (±a, 0)
Fokus : c2 = a2 + b2
2a = panjang sumbu real dan 2b = panjang sumbu khayal
( x h) 2 ( y k ) 2 (h ± a, k) (h ± c, k) b
1
a2 b2 y – k = ± a (x – h)
( y k ) 2 ( x h) 2 (h, k ± a) (h, k ± c) a
1
a2 b2 y – k = ± b (x – h)