You are on page 1of 22

TUGAS TERSTRUKTUR

KOMUNIKASI KONSELING
Hubungan Antar Manusia

Nama :
Dian Oktavia
A5.09.05.0007

Polikteknik Kesehatan Kementerian kesehatan


Jurusan Kebidanan
Pontianak
2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur ini dengan
judul “Hubungan Antar Manusia”. Yang mana pembahasan kami berorientasi
pada pengertian, serta mengenai faktor yang mempengaruhi serta juga
mengenai teori-teori yang ada tentang Hubungan Antar Manusia.
Kami menyadari masih terdapatnya kekurangan dalam penulisan makalah
ini karena keterbatasan akan sumber data untuk membahasnya namun kami
tetap berharap makalah ini dapat memberikan maanfaat bagi kita semua.

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
Bab II Pembahasan
A. Penger
tian HAM 5
B. Tujuan
HAM 6
C. Faktor
-Faktor dalam HAM 7
D. Teknik
-Teknik HAM 11
E. Konse
p Diri 13
F. Teori
Johari Windows 18
Bab III Penutup
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
Daftar Pustaka 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya
sosialisme atau berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa
dihindari, mutlak dilakukan manusia apalagi pada masa sekarang ini.
Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya
mempunyai pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan,
hubungan antar manusia lebih mendominasi daripada hubungan kemanusiaan.
Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya
saja, tetapi juga dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya,
tingkahlakunya, pribadinya, dan berbagai macam aspek kejiwaan yang ada
pada diri manusia.

B. Tujuan Penulisan
1. Memahami mengenai pengertian hubungan antar manusia
2. Memahami tujuan hubungan antar manusia
3. Memahami teknik-teknik hubungan antar manusia
4. Memahami mengenai konsep diri
5. Memahmi mengenai Teori Johry Windows

4
BAB II
PEMBAHASAN

Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan


dengan pasien dalam pelayanan kebidanan. Ciri hakiki “Human Relations“,
yaitu : “Proses rohaniah yang tertuju kepada “kebahagiaan”, berdasarkan
watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dll, dan aspek kejiwaan
yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini
berlangsung pada “Komunikasi Antar Personal”. Karena sifatnya “Dialogis“,
maka masing-masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya.
Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam
komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri.
Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi
masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah. Hubungan
antar manusia juga merupakan komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam
semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan
hati pada kedua belah pihak.

A. Pengertian HAM
Berikut ini merupakan pengertian HAM (Hubungan Antar Manusia)
menurut beberapa ahli :
 Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi
yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah
interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi

5
mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik
yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
 H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih
individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
 Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi
kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang bertanggungjawab dalam
suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja
yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai
kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
 Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat
mempunyai dua jenis pergaulan yaitu
(1) Gemeinscaft (Pangkuyuban), hal yang dialami oleh orang lain
dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena
pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak
rasional. Di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe
paguyuban, yaitu :
a). Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan,
kesukuan, dan lain-lain.
b). Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga,
dan lain-lain.
c). Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai
politik, dan lain-lain.
(2) Gessellscaft (Patembayan), pergaulan yang mempertimbangkan
untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari
kelompok tersebut. Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat
pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek.
Hubungannya bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat
sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka. Contohnya
adalah interaksi melalui internet.

6
B. Tujuan HAM
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor
sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi
keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin. Selain itu,
dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain,
memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap
kerjasama, menghilangkan sikap egois/paling benar, menghindari dari sikap
stagnan karena “manusia adalah makhluk homo socius” mengubah sikap
dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantuan.

C. Faktor-Faktor dalam HAM


1. Faktor yang mendasari interaksi sosial

Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis.


Faktor utama dalam proses internalisasi antara lain :

a. Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar


dirinya/ meniru. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meniru
adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap
menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh
penghargaan sosial yang tinggi.
b. Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain
tanpa kritik lebih dulu. Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:
(1) Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti
diterima secara langsung.
(2) Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang
terpecah-pecah.
(3) Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang
memiliki prestise sosial tinggi.
(4) Mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas.
(5) Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa
pertimbangan lebih lanjut.

7
c. Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional,
berdasar perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi berguna
untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada. Menurut
Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari
orang tuanya.
d. Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang
timbul atas dasar penilaian perasaan.

2. Faktor yang menentukan interaksi sosial

Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan


komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal. Faktor-faktor
yang dapat menumbuhkan hubungan personal yang baik antara lain:

a. Rasa percaya.

Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku


orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang
pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko
(Eiddin, 1967: 224-234).

Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah


meningkatkan komunikasi interpersonal dan mengurangi hambatan
interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal
sampai tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi.
Bila klien sudah percaya kepada kita. Hal ini akan membuka
saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan
informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai
maksudnya. Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan
menghambat perkembangan hubungan intrapersonal yang akrab.

Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:

8
1) Menerima: kemampuan berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menerima
adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia,
sebagai individu yang patut dihargai. Menerima berarti
tidak menilai pribadi orang berdasarkan prilakunya yang
tidak kita senangi. Betapapun jeleknya prilakunya menurut
presepsi kita, kita tetap berkomnukasi dengan dia sebagai
personal, bukan sebagai objek.
2) Empati: memahami orang lain yang tidak mempunyai arti
emosional bagi kita. Berempati artinya membayangkan diri
kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
3) Kejujuran: menyebabkan prilaku kita dapat diduga
(predictable). Ini akan mendorong orang lain untuk percaya
pada kita.

b. Sikap suportif.

Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam


komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Orang yang
bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak
empatis. Dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan
gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari
ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang
memahami perasaan orang lain. Jack R. Gibb mengemukakan
enam perilaku yang menimbulkan sikap sportif. Iklim defensif
meliputi:

1) Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang


lain, memuji atau mengecam. Deskripsi adalah penyampaian
perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.
2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha
mengubah orang lain, mengendalikan, mengubah sikap,
pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah

9
mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari
pemecahan masalah.
3) Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau
manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya
sikap jujur.
4) Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal,
memperlakukan orang lain sebagai objek. Empati artinya
memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.
5) Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih
tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual,
kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap
memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.
6) Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki
kepastian bersifat dogmatis, egois, dan melihat pendapatnya
merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah
kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.

c. Sikap terbuka dan sikap tertutup.

No. Sikap terbuka Sikap tertutup

1 Menilai pesan secara objektif, dengan Menilai pesan berdasarka


menggunakan data-data dan keajegan motif pribadi
logika
2 Membedakan dengan mudah, melihat Berpikir simlisis, artiya
nuansa berpikir hitam dan putih tanpa
nuansa
3 Berorientasi pada isi Bersandar lebih banyak pada
sumber daripada isi pesan
4 Mencari informasi pada berbagai Mencari informasi tentang
sumber kepercayaan orang lain dari
sumbernya sendiri, bukan dari
sumber kepercayaan orang lain
5 Lebih bersifat provisional dan bersedia Kaku mempertahankan dan

10
mengubah kepercayaan memegang teguh system
kepercayaannya
6 Mencari pengertian pesan yang tidak Menolak, mengabaikan,
sesuai dengan rangkaian kepercayaan mendistorsi, dan menolak
pesan yang tidak konsisten
dengan system kepercayaan

D. Teknik-Teknik HAM
Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam :
1. Tindakan sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang
individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat.
Tindakan sosial dibedakan menjadi :
a. Tindakan rasional instrumental : tindakan yang memperhitungkan
kesesuaian antara cara dan tujuan atau antara efisiensi dengan
efektifitas.
b. Tindakan rasional berprestasi nilai : tindakan yang berkaitan dengan
nilai dasar dalam masyarakat.
c. Tindakan tradisional : tindakan yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan adat istiadat atau kebiasaan.
d. Tindakan afektif : tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok
berdasarkan perasaan atau emosi.

2. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain
yang merupakan terjadinya awal interaksi sosial. Kontak sosial
dibedakan :
(a) Cara pihak yang berkomunikasi: baik langsung maupun tidak
langsung.
(b) Cara terjadinya: kontak primer maupun kontak sekunder.

3. Komunikasi sosial

11
Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara
harfiah komunikasi merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang
lain.

4. Teori hubungan antar manusia


Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi
apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa
hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak "menjadi"
manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang
bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi
lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu,
tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah kakak,
tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru
dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil,
mantu dan mertua dan seterusnya.
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas
hubungan antar manusia:
a. Teori transaksi (model pertukaran sosial)
HAM berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu yaitu
apakah masing -masing merasa memperoleh keuntungan dalam
transaksinya atau malah merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan
maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka
hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi
permusuhan.
b. Teori peran
Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat
yang mengatur apa dan bagaimana peran tiap orang dalam
pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis" seorang Presiden
harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru
harus bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah
tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu,
anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang

12
mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika
menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan
ditegur sutradara. Dan dala hal ini masyarakatlah sebagi penonton dan
sekaligus sutradara kehidupan.
c. Teori permainan
Klasifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa
dan orang tua. Masing-masing individu mempunyai sifat yang khas.
Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung jawab. Sedangkan
orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawabnya. Adapun
orang tua, ia lebih dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang
lain. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis
terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan
heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah
tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan
orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan.
Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan
antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat
Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR
mestilah jadi orang tua.

E. Konsep Diri
Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical,
social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from
experiences and our interaction with others.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip.
Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai
suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak
berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri

13
bodoh, rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk
sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku inferior lainnya.
Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani
mencoba hal-hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias,
merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikir
positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal.
Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus
Pandang1 (transparent). Faktor yang mempengaruhi: orang lain, significant
others, reference group.
Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :
• Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian,
hiperkritis, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis
pada kompetensi.
• Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa
setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan
keinginan dan perilaku tidak selalu disetujui oleh orang lain, mampu
memperbaiki diri.

1. Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :


a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang
lain.
b. Berkembang secara bertahap.
c. Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan
(positif).
d. Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.
e. Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku
individu.

2. Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :


a. Nama dan panggilan anak
b. Pandangan individu terhadap orang lain
c. Suasana keluarga yang harmonis

14
d. Penerimaan keluarga

3. Komponen konsep diri adalah :


a. Gambaran diri, adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar
maupun tidak sadar. Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi
dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh.
b. Ideal diri, adalah persepsi individu tentang perilakunya yang
disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita-cita.
c. Harga diri, adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai
dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut.
d. Peran diri, adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang
diharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat.
e. Identitas diri, adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri
sebagai sesuatu yang utuh.

4. Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal


a. Nubuat yang dipenuhi sendiri
Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri
disebut sebagai nubuat yang dipenuhi sendiri. Bila diri kita berpikir
bahwa kita bodoh, maka kita akan menjadi benar-benar bodoh. Bila
pribadi kita merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan,
maka persoalan apa pun yang kita hadapi pada akhirnya dapat anda
atasi. Kita berusaha hidup sesuai dengan label yang kita lekatkan pada
diri kita.
Hubungan konsep diri dengan prilaku, disimpulkan dengan para
pengajar berpikiran positif « You Don’t think what you are, you what
you think »
Sukses komunikasi interpersonal banyak tergantung dari kualitas
konsep diri anda : positif atau negatif. Menurut William D. Brooks
dan Philip Emmert (1976) ada 4 tanda orang yang memiliki konsep
diri negatif, yaitu :

15
1) Peka pada kritik
Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik yang
diterimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Koreksi atau
kritikan dipresepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga
dirinya.
2) Responsif terhadap pujian
Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu
menerima pujian, walaupun mungkin berpura-pura untuk
menghindari pujian dan senang terhadap pujian yang diterimanya.
3) Hiperkritis
Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup
mengungkapkan penghargaan dan pengakuan pada kelebihan
orang lain.
4) Merasa tidak disenangi orang lain
Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi pada orang
lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat menghadirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak
mempersalahkan dirinya, tetapi mengangap dirinya sebaga korban
dan sistem sosial yang tidak beres.
5) Pesimis terhadap kompetisi
Terungkap dari keengganannya uuk bersaing dengan orang lain
dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya
melawan persainganyang merugikan dirinya

Konsep diri yang positif ditandai dengan :


1) Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak
tinggi tidak rendah, walaupun terdapat perbedaan daam
kemampuannya tertentu, latar belakang keluarga, dan sikap orang
lain terhadapnya
2) Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura rendah hati,
dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah

16
3) Menyadaro bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
4) Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubahnya
5) Menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia
mempertahankannya, walaupun menghadapi kelompok yang kuat.
Tetapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah
prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru
menunjukkan dia salah
6) Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa
bersalah yang berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang
lain tidak menyetujui tindakannya
7) Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan
apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu lalu, dan apa
yang terjadi pada waktu sekrang
8) Memiliki kenyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan,
bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran
9) Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan
bernilai bagi orang lain
10) Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi
11) Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu
merasakan berbagi dorongan dan keinginan, dari perasaan marah
sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kecewa yang
mendalam, sampai kepuasan yang mendalam pula
12) Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan
meliputi pekerjaan, permaianan, ungkapan diri yang kreatif,
persahabattan atau sekedar mengisi waktu
13) Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang
telah diterima, terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa
bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.

17
b. Membuka diri
Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan
komunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang
dirinya. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada
kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan
lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan
baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat
memandang diri kita dan orang lain. Hubungan antara konsep diri
dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window
diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri
kita.
c. Percaya diri (self confidence)
Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul
dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang
tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu
mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan cenderung
menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejek
atau menyalahkannya. Ketakutan untuk melakukan komunikasi,
disebut commication apprehension. Orang yang aprehensif dalam
komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan.
d. Selektifitas
Konsep diri mempengaruhi prilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri,
bagaimana kita mempresepsikan pesan tersebut, dan apa yang kita
ingat. (Taylor et al, 1977)

F. Teori Johary Windows


Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan
Johari Window. Penjelasan Johari Window tentang tingkat keterbukaan dan
tingkat kesadaran tentang diri kita.
Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan

18
orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. ’‘Jendela’’ tersebut
terdiri dari matrik empat sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self
(diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut
adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang
tidak disadari.

DIRI TERBUKA DIRI BUTA


Open Area Blind Area
Diketahui diri sendiri dan orang Tidak diketahui diri sendiri tetapi
lain diketahui orang lain
DIRI RAHASIA DIRI GELAP
Hidden Area Unknown Area
Diketahui diri sendiri, tapi tidak Tidak diketahui diri sendiri
diketahui orang lain maupun orang lain

Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang
lain seperti nama, jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll.
Ketika memulai sebuah hubungan, kita akan menginformasikan sesuatu
yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka informasi tentang diri kita
akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden area.
Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan
interpersonal kita.
Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup
bagi orang lain. Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan,
pekerjaan, keuangan, keluarga, kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi
mengenai hidden area, biasanya akan menjadi penghambat dalam
berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi tentang
kita, yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat
kepercayaan orang.
Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi
kita tidak. Misalnya bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya
menghadapi dosen A, dll. Sehingga dengan mendapatkan masukan dari
orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita memahami kekuatan dan

19
kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus dalam
bekerja tim.
Unknown area adalah informasi yang tidak diketahui oleh orang lain dan
diri kita. Sampai kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain
melihat sesuatu akan diri kita bagaimana kita bertingkah laku atau
berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama orang lain selain
anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”.
Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai
mengembangkan diri atau belajar dari pengalaman
Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh
dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal
yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya.
Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui
oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain.
Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing
daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.
Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama
pengungkapan diri (self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan
balik (Feedback).

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan antar manusia (HAM) memegang peranan penting dalam setiap
aspek kehidupan. Dengan adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi
kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain, memperoleh
pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama,
menghilangkan sikap egois.
HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi
kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya.
Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal
balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru (Cabot
dan Kahl, 1967).
Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial
dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan
dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
Faktor - faktor yang mendasari proses interaksi dalam HAM adalah imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati. Sedangkan faktor – faktor yang dapat
menimbulkan hubungan personal yang baik adalah rasa percaya, sikap positif,
sikap terbuka dan sikap tertutup. Untuk teknik hubungan antar manusia terbagi
dalam tindakan sosial, kontak sosial, komunikasi sosial, serta teori hubungan
antar manusia.

B.Saran
Agar tecipta suatu hubungan yang harmonis di antara individu, maka setiap
manusia harus mampu menjalin keakraban dengan manusia lainnya. Karena
pada hakikatnya manusia itu merupakan makhluk sosial yang saling
membutuhkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Christina, dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.


Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitryamaya.
Vardiyansah. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi Cetakan Ketiga. Jakarta: PT
Grasindo.
Wulandari, Diah, 2009, Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset
http://osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada/2006-09/msg00075.html
http://stikunsap.forumotion.net/build-your-knowledge-f3/interaksi-sosial-
dalam-hubungan-antar-manusia-t6.htm
http://www.lusa.web.id/hubungan-antar-manusia-human-relation/
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_15.html
http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-
dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
http://www.mail-archive.com/filsafat@yahoogroups.com/msg02280.html
http://www.nabble.com/Tiga-Teori-Hubungan-Antar-Manusia-td6240570.html
http://mubarok-institute.blogspot.com/2006/09/tiga-teori-hubungan-antar-
manusia.html
http://wangmuba.com/tag/pengertian/
http://indonesia.siutao.com/tetesan/falsafah_tao_dalam_hubungan_antar_manu
sia.php

22

You might also like