You are on page 1of 22

BAB I.

PENDAHULUAN
Jembatan adalah suatu struktur yang melintaskan alur jalan dengan melintasi segala
rintangan yang ada di bawahnya tanpa menutupnya. Alur jalan dapat diperuntukan untuk :
lalu lintas umum jalan raya, kereta api, pejalan kaki, alur air atau pipa. Sedangakan Jenis
rintangan yang ada di bawahnya dapat berupa : sungai, jurang, jalan raya, jalan kereta api,
saluran irigasi, lembah, laut, dan sebagainya. Untuk jembatan dengan rintangan sungai
disebut aquaduct, sedangkan yang melintasi jalan atau jurang biasa disebut viaduct.
Konstruksi jembatan dapat dilakukan dengan menggunakan material baja, beton,
dan kayu. Sedangkan konstruksi jembatan dengan material baja dapat dapat dilakukan
dengan beberapa jenis, yaitu: jembatan gelagar sederhana, jembatan berdinding penuh
(plate girder bridge), jembatan komposit, jembatan box girder, jembatan rangka, jembatan
balok rangka lengkung, jembatan rangka overhang, jembatan gantung, dan jembatan kabel
kabel kaku. Secara umum, jembatan rangka baja dinilai lebih menguntungkan apabila
dibandingkan dengan jembatan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan batang- batang rangka
baja tersebut hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Dalam laporan ini kami menulis tentang komponen-komponen dari jembatan
rangka kereta api serta fungsi-fungsi dari masing-masing komponen tersebut. Laporan ini
merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan.
BAB II. DESKRIPSI JEMBATAN
1. GAMBARAN UMUM

Jembatan ini merupakan jembatan yang dibangun untuk menghubungkan


perlintasan kereta api dari pasar turi ke tempat perbaikan (stasiun) sidotopo. Jembatan ini
mempunyai bentang yang cukup pendek kira-kira ± 18 meter. Jembatan ini dibangun
sekitar tahun 1950 an dan baru mengalami perbaikan pada tahun 2005. Jembatan ini
terletak di jalan kapasan, gang buntu, Surabaya.

2. DATA TEKNIS JEMBATAN

 Panjang jembatan : ± 18 meter, yang terbagi atas 6 bentang dengan


panjang masing-masing bentang 3 meter.
 Jenis : jembatan rangka terbuka
 Fungsi : lalu lintas kereta api
 Lebar jembatan : ± 5 meter
 Tinggi konstruksi : ± 2,5 meter
 Perletakan : sendi – rol
 Profil yang digunakan :
a. Balok melintang ( plate girder )
b. Balok memanjang ( WF 300 x 130 mm)
c. Balok tepi bawah ( Double canal 100 x 85 mm )
d. Balok tepi atas ( Double canal 270 x 90 mm )
e. Batang vertikal ( WF 190 x 190 mm )
f. Ikatan angin ( siku 165 x 165 mm )
g. Ikatan tumbuk (siku 78 x 78 mm )
h. Pengaku / stiffner ( Double siku 85 x 95 mm )

3. KARAKTERISTIK JEMBATAN

Untuk perlintasan kereta api jembatan ini telah memenuhi segala kriteria
kelengkapannya. Mulai bangunan bawah sampi bangunan atasnya. Karena jembatan ini
jembatan dengan ruang terbuka maka untuk setiap bentangnya di tengah-tengah dipasang
rangka vertikal untuk membantu dalam pemasangan stiffner.
Lantai kendaraan jembatan ini ditempatkan di bawah dengan jarak gelagar pemikul
utama lebih besar dari lebar bebasnya, tetapi mempunyai tinggi konstruksi yang lebih kecil.
Pada bagian bawah jembatan ini terdapat ikatan rem dan ikatan tumbuk. Fungsi dari
pemasangan ikatan rem yaitu untuk mengurangi deformasi dan tegangan pada flens gelagar
melintang ( atas ) dan pada gelagar memanjang. Sedangkan fungsi dari pemasangan ikatan
tumbuk itu sendiri ialah menerima gaya horizontal yang tegak lurus dengan sumbu memanjang
jembatan, sebagai akibat hentakan dari roda kereta api pada rel, sehingga tidak terjadi
deformasi yang besar pada gelagar memanjang. Dengan adanya ikatan tumbuk ini gaya dapat
disalurkan ke gelagar memanjang, lalu ke ke gelagar melintang, dan kemudian diteruskan ke
batang tepi rangka batang, dan ke landasan jembatan. Pada setiap batangnya jembatan ini
menggunakan profil tersusun yang disambung dengan menggunakan baut maupun paku keling.
Untuk bagian sambungannya antara paku keling dan baut memiliki ukuran diameter baut dan
panjang pelat penyambung yang sama..
Sambungan paku keling dan baut memakai :
 Pelat penyambung baut dan paku keling 6D30
 Panjang pelat penyambung 395 mm
 Jarak pelat penyambung 70 mm
BAB III. KOMPONEN-KOMPONEN
JEMBATAN DAN FUNGSINYA
1. LANTAI KENDARAAN
Jembatan ini berfungsi untuk lalu lintas kereta api. Sehingga lantai kendaraannya berupa rel
kereta api yang terbuat dari baja dan bantalan rel yang terbuat dari kayu.
2. BALOK MEMANJANG
Balok memanjang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban lantai kendaraan (beban mati
dan beban hidup) ke balok melintang. Pada jembatan ini, bantalan relnya
diikatkan/diletakkan langsung pada balok memanjangnya. Jembatan ini memiliki dua
gelagar memanjang yang terbuat dari profil WF 300 x 130 mm.
3. BALOK MELINTANG
Balok melintang memikul beban-beban melalui gelagar memanjang dan menyalurkannya ke
rangka batang. Pada jembatan ini, gelagar melintang tersebut terbuat dari plate girder,
yakni susunan plat sedemikian rupa sehingga membentuk profil baru (pada umumnya
berbentuk I). Gelagar melintang tersebut diletakkan segaris dengan batang vertikal rangka
batang induk.
4. IKATAN ANGIN
Ikatan angin berfungsi untuk menyalurkan gaya angin kepada perletakan. Beban angin
tersebut bekerja di titik-titik simpul. Berhubung jembatan ini adalah jembatan rangka
terbuka, maka semua beban angin tersebut disalurkan ke titik-titik simpul bagian bawah.
Jembatan ini memiliki ikatan angin yang terbuat dari profil siku 165 x 165 mm dan dibuat
berbentuk belah ketupat.
5. IKATAN TUMBUK
Ikatan tumbuk berfungsi sebagai pengaku untuk mengurangi lenturan pada gelagar
memanjang akibat gaya horisontal yang diakibatkan oleh roda kereta api. Ikatan tumbuk
pada jembatan ini terbuat dari baja siku 78 x 78 mm yang diletakkan diantara gelagar
memanjang membentuk ikatan silang.
6. RANGKA BATANG INDUK
a) Rangka diagonal
Rangka batang diagonal pada jembatan ini terbuat dari baja double canal 100 x 85
mm. Masing-masing baja canal tersebut disambung dengan menggunakan plat dan
paku keling di 4 titik dalam satu bentang. Plat dan paku keling tersebut berfungsi
agar beban aksial yang bekerja pada batang tersebut terbagi dua merata ke masing-
masing baja canal.
b) Rangka vertikal
Rangka vertikal pada jembatan ini terbuat dari baja WF 190 x 190 mm dengan
penebalan pada bagian badan profil dengan menggunakan plat.
c) Rangka tepi atas
Rangka tepi atas pada jembatan ini terbuat dari baja double canal 270 x 90 mm.
Pada saat jembatan tersebut menerima beban kereta api, batang tepi atas menerima
gaya aksial tekan. Gaya aksial tekan tersebut paling besar terletak pada tengah
bentang jembatan. Sehingga pada rangka tepi atas bagian tengah bentang dibuat
penebalan profil.
d) Rangka tepi bawah
Rangka tepi bawah dari jembatan ini terbuat dari baja double canal 100 x 85 mm.
Karena rangka tepi bawah menerima gaya tarik saja, sehingga tidak dibutuhkan
penebalan profil sama seperti rangka tepi atas.
7. PENGAKU/STIFFNER
Pada jembatan rangka terbuka tidak memiliki ikatan angin atas. Portal akhir dari jembatan
rangka terbuka dibentuk oleh batang tepi rangka batang induk dengan balok melintang.
Dengan demikian, hubungan antara rangka vertikal dengan balok melintang harus dibuat
sekaku mungkin. Untuk itu dibuat pengaku/stiffner untuk menjaga kekakuan melintang
dari jembatan tersebut. Pengaku pada jembatan ini tersusun dari plat dan profil baja double
siku 85 x 95 mm.
8. SAMBUNGAN
Sambungan berfungsi sebagai penyaluran beban dari batang yang satu ke batang yang lain.
Secara umum, jembatan ini menggunakan plat dan paku keling sebagai sambungannya.
Penggunaan plat sebagai sambungan dapat mengakibatkan sobek pada plat (akibat gaya
tarik) dan tekuk (akibat gaya tekan), sedangkan paku keling atau baut dapat mengakibatkan
putus pada baut (akibat gaya tekan atau tarik).
a) Sambungan ikatan angin dan ikatan tumbuk
Sambungan ikatan angin terdiri dari plat dan paku keling. Sedangkan sambungan
ikatan tumbuk terditi dari baja siku dan paku keling.
b) Sambungan balok memanjang-balok melintang
Terdiri dari baja siku dan paku keling dimana sisi yang satu dari baja siku
disambung pada sisi badan profil balok memanjang dan sisi yang lain dari baja siku
tersebut disambung ke sisi badan profil balok melintang.
c) Sambungan balok melintang-rangka batang utama
Menggunakan baja siku dan paku keling dimana sisi yang satu dari baja siku
disambung ke badan dari balok melintang dan sisi yang lain disambung ke batang
vertikal dari rangka batang utama.
d) Sambungan rangka vertikal-rangka tepi bawah
Sambungan ini menggunakan profil double siku dan paku keling dimana profil
doublu siku tersebut diletakkan di luar dari profil rangka tepi bawah (double canal)
dan kemudian disambung dengan paku keling sampai ke rangka vertikal.
e) Sambungan titik simpul atas
Pada sambungan titik simpul atas, batang-batang yang disambung adalah batang
diagonal, batang vertikal, dan batang tepi atas. Secara keseluruhan batang-batang
tersebut disambung dengan menggunakan plat dan paku keling. Namun pada
batang diagonal dan batang tepi atas (menggunakan profil double canal)
menggunakan profil baja siku dan paku keling juga sebagai sambungan ke plat
simpul. Profil baja siku tersebut digunakan untuk menyalurkan yang berada pada
flens dari batang diagonal tersebut.
9. PERLETAKAN
Perletakan berfungsi untuk menyalurkan beban jembatan keseluruhan ke pilar atau kepala
jembatan. Perletakan yang ada harus sesuai antara perencanaan dengan kenyataan di
lapangan. Apabila pelaksanaan perletakan tidak sesuai dengan perencanaan maka pada
rangka utama akan timbul gaya-gaya ekstra yang cukup besar. Gaya-gaya ekstra tersebut
mengakibatkan penambahan atau pengurangan gaya-gaya batang. Bahkan mungkin saya
batang tarik berubah menjadi batang tekan atau sebaliknya.
Pada jembatan ini, menggunakan sendi-rol sebagai perletakan yang terbuat dari baja.
 Perletakan rol
 Perletakan sendi
BAB IV. BAHASAN KHUSUS
1. PENGAKU BATANG BAJA DOUBLE CANAL
Pengaku ini terletak di antara dua baja canal yang digabung menjadi satu batang. Pengaku
ini berfungsi untuk menjaga agar jarak antar dua baja canal tersebut tidak berubah akibat
gaya aksial tekan maupun tarik. Pada batang tepi atas yang menerima gaya tekan, pengaku
ini menerima gaya tarik karena batang kanal tersebut cenderung melendut ke arah luar
akibat gaya tekan. Sedangkan batang tepi bawah menerima gaya tarik, sehingga pengaku ini
menerima gaya tekan dikarenakan batang kanal tersebut cenderung melendut ke arah
dalam.
2. SAMBUNGAN TITIK SIMPUL ATAS UJUNG JEMBATAN

You might also like