You are on page 1of 35

ILMU POLITIK

DASAR-DASAR UMUM TENTANG HAKEKAT NEGARA

KELOMPOK VII KELAS C-1

AFIF HAMKA (20.1065)

HERI PERMANA (20.0241)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

WISMA SULTENG BAWAH 17 MEI 2010


23

JATINANGOR
23

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Ilmu Politik kami yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Adapun tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan kepada para pembaca mengenai materi yang akan kami sampaikan
selanjutnya.

Kami sadar, bahwa pembuatan makalah kami jauh dari kesempurnaan.


Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar pada
pembuatan makalah selanjutnya jauh lebih baik.

Sekian sepatah kata dari kami. Apabila ada kesalahan kata dari kami mohon
dimaafkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb

Jatinangor, 17 Mei 2010

Kelompok 7 Kelas C-1

Penyusun
23

DAFTAR ISI

...................................................................................................................................1

ILMU POLITIK........................................................................................................1

DASAR-DASAR UMUM TENTANG HAKEKAT NEGARA...............................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

I.1. Deskripsi..........................................................................................................3
I.2. Rumusan ..........................................................................................................4
I.3. Pembatasan.......................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................8

II.1. Kerangka Pemikiran.......................................................................................8


II.2. Fokus Pemikiran...........................................................................................22
II.3. Tujuan ..........................................................................................................22
II. 4. Kegunaan ....................................................................................................22
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................23

PENUTUP...............................................................................................................27

Kesimpulan...........................................................................................................27
Saran.....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................29

Varma, SP. TEORI POLITIK MODERN. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1982.........................................................................................................................29

Soekanto, Soerjono. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 1990...........................................................................................29
23

Budiardjo, Miriam. DASAR-DASAR ILMU POLITIK. Jakarta: PT. Gramedia


Pusaka Utama, 2008................................................................................................29

Gie, The Liang. ILMU POLITIK. Yogyakarta: Yayasan Studi dan Ilmu
Teknologi.1990........................................................................................................29

Website : http://www.google.com, http://www.scribd.com/29436179-National-


Heroism-Negara-amp-Bangsa-HOMEWORK.pdf,
http://www.scribd.com/29486300-Negara-Dan-Bangsa.pdf,
http://www.scribd.com/ bab-i-bentuk-negara-1.ppt, http://www.wikipedia.com.
http://rakyatngomong.blogspot.com/2010/05/pengertian-bangsa-negara-warga-
negara.html..............................................................................................................29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS...............................................................30

BAB I LATAR BELAKANG

I.1. Deskripsi
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sifat yang berbeda-beda antara
satu sama lain sehingga terjadi banyak perbedaan baik itu perbedaan dari segi fisik
maupun segi jasmani. Orang yang dilahirkan kembar pun pasti memiliki
perbedaan. Perbedaan yang dimiliki karena Tuhan telah menciptakan sifat, watak,
keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang berbeda.

Manusia sebagai makhluk Individu, merupakan satu kesatuan yang terdiri


dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Setiap manusia dibekali kemampuan
(potensi) akal, pikiran, perasaan dan keyakinan sehingga sanggup untuk berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya agar mampu bertahan hidup (survival).

Dengan akal dan pikirannya, ia mampu menaklukkan alam dan makhluk


lain. Dan dengan perasaan serta keyakinannya, ia mampu membedakan mana yang
baik dan buruk, benar-salah dan menemukan Tuhannya.
23

Tetapi disamping itu manusia juga mempunyai kebutuhan-kebutuhan


berupa; Kebutuhan Fisik dan Biologisnya (membentuk keluarga, marga, dan
kelompok masyarakat). Kebutuhan Ekonomi (membentuk usaha dagang, pasar dan
perusahaan).Kebutuhan S osial (kelompok ibadah, arisan dan perkumpulan sosial
lainnya).

Aristoteles (384 -322 M), mengatakan bahwa manusia adalah Zoon


Politicon yang artinya mahluk yang hidup berkelompok, selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya.

Dari penjelasan Aristoteles bahwa kodrat manusia yaitu sebagai makhluk


sosial dimana mereka saling membutuhkan dan membentuk kelompok-kelompok
dan hidup bersama, Dalam kehidupan tradisional, antara lain seperti kelompok
suku-suku atau bangsa tertentu. Sedangkan dalam kehidupan modern, sekarang ini
kita kenal disebut ”NEGARA”.

I.2. Rumusan
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut.
Dari catatan sejarah yang paling awal, manusia dalam mempertahankan
hidupnya selalu berkumpul bersama-sama untuk menghadapi tantangan alam yang
hidup maupun yang mati secara kolektif. Oleh sebab itu dalam perjalanannya kita
sering melihat bermacam-macam perkumpulan/grup atau organisasi politik yang
didasarkan pada wilayah atau teritorial. Secara singkat sebelum lahirnya negara, di
awali oleh perkumpulan-perkumpulan yang akhirnya dapat membuka jalan menuju
suku-suku, desa-desa, kota-kota bertembok, perkebunan, kerajaan, kekaisaran dan
23

bagian-bagiannya, dan yang paling baru adalah negara. Dalam pengertian awal
sebuah negara, telah terdapat pemahaman bahwa individu tidak bertindak sendiri.
Tetapi berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial. Dalam sebuah negara
kelompok-kelompok sosial yang ada secara keseluruhan adalah warga negara yang
merefleksikan pekerjaan, pandangan-pandangan politik, kepercayaan-kepercayaan
agama dan gaya hidup di dalamnya. Dan ada satu kelompok yang meliput itu
semua, yaitu negara.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang berbeda dengan bentuk
organisasi lain terutama karena hak negara untuk mencabut nyawa seseorang.
Untuk dapat menjadi suatu negara maka harus ada rakyat, yaitu sejumlah orang
yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah
adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang
disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk
memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.
Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat
sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama,
maksud didirikannya Negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada
suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi
di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling
kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni
23

pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah


bagaimana negara member pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi
pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi
pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada
ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki
kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara,
atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan jaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-
Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang
haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga
dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat
banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan
rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

I.3. Pembatasan
Karena Negara merupakan suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
(governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(control) monopolistic terhadap kekuasaan yang sah, sehingga Negara mempunyai
sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan
yang hanya terdapat pada Negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai sifat
memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua
23

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya negara,


norma dasar (fundamental norm) yg menjadi tujuan, falsafah hidup yang ingin
diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah berkembang
di dalam negara.
23

BAB II LANDASAN TEORI


II.1. Kerangka Pemikiran
• George Jellinek

Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah


berkediaman di wilayah tertentu.
• George Wilhelm Friedrich Hegel

Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari


kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
• Roelof Krannenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
• Roger F. Soltau
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
• Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
• Prof. Mr. Soenarko
Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu
dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
• Max weber
Monopoly on the legitimate use of physical force within a given territory,"
which may include the armed forces, civil service or state bureaucracy, courts, and
police. ”Negara adalah suat masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah”
23

• Franz Magnis Suseno, Etika Politik, 1986, hal 170


Negara adalah lembaga pusat yang menjamin kesatuan politis itu
yang menata dan dengan demikian mennguasai wilayah itu

• Logemann
Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai
tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian negara dapat


disimpulkan bahwa negara merupakan suatu wilayah yang rakyatnya diperintah
(governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(control) monopolistic terhadap kekuasaan yang sah. Yang mana dalam
pelaksanaannya Negara mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi
dari kedaulatan yang dimilikinya.

TINJAUAN-TINJAUAN NEGARA

ORGANISASI KEKUASAAN : J.H.A. Logeman, negara adalah suatu


organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur dan menyelenggarakan masyarakat
dengan kekuasaan tersebut. Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yg diciptakan oleh sekelompok manusia yg disebut bangsa.
23

ORGANISASI POLITIK : Robert Mc. Iver, negara adalah suatu organisasi


politik yang berbeda dengan organisasi lain, karena negara memiliki kedaulatan
tertinggi dan keanggotaannya bersifat mengikat semua orang.

ORGANISASI KESUSILAAN : G.W.F. Hegel, negara adalah suatu


organisasi kesusilaan yang timbul dari sintesa antara kemerdekaan universal
dengan kemerdekaan individual.

INTEGRALISTIK : B. Spinoza, Adam Muller, dan Soepomo, negara mrp


suatu integritas antara pemerintah dengan rakyat. Negara mengatasi seluruh
golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu kesatuan yang organis.

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu negara harus memenuhi


syarat: rakyat yg bersatu, wilayah, pemerintah yg berdaulat & pengakuan dari
negara lain.

Menurut Konvensi Montevideo 1933, negara harus mempunyai empat unsur


konstitutif :

1. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara) atau bangsa


(staatsvolk) ;

2. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan;

3. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yg berdaulat) atau pemerintahan


yang berdaulat; dan

4. Kesanggupan berhubungan dgn negara-negara lain.

Terjadinya Negara Secara Primer


23

Pertumbuhan itu dapat dilihat seperti berikut ini.

a. Suku/Persekutuan Masyarakat (genootschaft)

Awal kehidupan manusia dimulai dari keluarga, kemudian teru berkembang


menjadi kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu (suku). Suku sangat
terkait dengan adat serta kebiasaan-kebiasaan yang disepakati.pimpinana suku
(kepala suku atau kepala adat ) berkewajiban mengatur dan menyelenggarakan
kehidupan bersama.

Peranan kepala suku dianggap sebagai primus inter pares, artinya orang yang
pertama diantara yang sederajat. Kemudian , satu suku,terus berkembang menjadi
dua,tiga suku,dan seterusnya menjadi besar dan kompleks. Perkembangan tersebut
bisa terjadi karena factor alami atau karena penaklukan-penaklukan antarsuku.

b. Kerajaan (Rijk)

Kepala suku yang semula berkuasa di masyarakat hukumnya kemudian


mengadakan ekspansi dengan penaklukan –penaklukan ke daerah lain.Hal itu
mengakibatkan berubahnya fungsi kepala suku dari primus inter pares menjadi
seorang raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas dalam bentuk kerajaan. Pada
tahap berikutnya, karena faktor sarana transportasi dan komunikasi yang tidak
lancar, banyak daerah taklukannya yang memberontak. Menghadapi keadaan
demikian, raja segera bertindak dengan mencari dana sebanyak-banyaknya melalui
perdagangan untuk membeli senjata guna membangun tentara yang kuat dan
sarana vital lainnya. Dengan tentara yang kuat, raja menjadi berwibawa terhadap
daerah-daerah kekuasaanya sehingga mulai tumbuh kesadaran akan kebangsaan
dalam bentuk negara nasional.

c. Negara Nasional
23

Pada awalnya, negara nasional diperintah oleh raja yang absolute dengan
sistem pemerintahan tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan
perintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase demikian dinamakan fase
nasional di dalam terjadinya negara.

d. Negara Demokrasi

Dari fase negara nasional, secara bertahap rakyat mempunyai kesadaran


batin dalam bentuk perasaan kebangsaan. Adanya kekuasaan raja yang mutlak
menimbulkan keinginan rakyat untuk memegang pemerintahan sendiri, dimana
kedaulatan /kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rakyat berhak memilih
pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka. Ini
dikenal dengan kedaulatan rakyat. Pemikiran seperti ini mendorong lahirnya
negara demokrasi.

Terjadinya Negara Secara Sekunder

Kenyataan terjadinya negara sacara sekunder tidak dapat dipungkiri


meskipun cara terbentuknya kadang tidak sah menurut hukum. Contoh konkrit
yang dapat dikemukakan, antara lain, lahirnya Negara kesatuan Republik Indonesia
melalui suatu revolusi pada tanggal 17 Agustus 1945. kelahiran negara Indonesia
tersebut otomatis mengakhiri pemerintahan Nedherlands Hindie (Hindia belanda)
di Indonesia. Oleh karena itu, negara-negara lain mau tidak mau harus mengakui
baik berdasarkan kelaziman internasional maupun secara dejure Pemerintahan baru
Indonesia kemudian berhak menyusun kekuasaannya untuk dapat menentukan
nasibnya sendiri. Secara de vacto rakyat juga merasakan adanya peralihan
kekuasaan.
23

Dalam perjalanan berikutnya, negara Indonesia menjadi pemerintahan yang


mandiri, tertib, stabil, dan kuat. Dalam pandangan negara lain, apabila
pemerintahan Indonesia dapat stabil, menjamin hak asasi rakyatnya, serta
mengadakan konstitusi yang mengaturnya, maka negara lain mau tidak mau
mengakui keberadaan negara Indonesia sebagai negara baru (de jure).

Asal Mula Terjadinya Suatu Negara

Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah, yaitu berdasarkan


kenyataan yang benar-benar terjadi diungkap dalam sejarah, adalah sebagai
berikut.

1. Occupatie (Pendudukan)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku, kelompok tertentu. Contoh : Liberia
yang diduduki budak-budak Negro dimerdekakan pada tahun 1847.

2. Fusi (Peleburan)

Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru. Contoh:
Terbentukya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.

3. Cessie (Penyerahan)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Contoh: Wilayah Sleeswijk diserahkan oleh
Austria kepada Rusia(Jerman), karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
23

perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang.
Austria adalah salah satu negara yang kalah pada PD I.

4. Accesia (Penaikkan)

Hal ini tejadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul dari dasar laut (delta). Kemudian wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah negara.Contoh: Wilayah negara Mesir
yang terbentuk dari delta sungai Nil.

5. Anexatie (Pencaplokan/Penguasaan)

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa
lain tanpa reaksi berarti. Contoh: Ketika pembentukan negara Israel pada tahun
1948, wilayahnya banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania, dan
Mesir.

6. Proclamation (Proklamasi)

Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki
oleh bangsa lain mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut
wilayahnya kembali,dan menyatakan kemerdekaanya. Contoh: Negara Republik
Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Jepang dan
Belanda.

7. Inovation (Pembentukan Baru)

munculnya suatu negara baru diatas wilayah suatu negara yang pecah karena suatu
hal dan kemudian lenyap. Contoh: Negara Columbia yang pecah dan lenyap.
Kemudian di wilayah negara tersebut muncul negara baru, yaitu Venezuela, dan
Columbia Baru.
23

8. Separatise (Pemisahan)

Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula
menguasainya, kemudian menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Pada tahun 1939,
Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan kemerdekaannya.

TEORI-TEORI TERBENTUKNYA NEGARA

a. Teori Ketuhanan

Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi atas
kehendak Tuhan. Demikian juga negara terjadi atas kehendak Tuhan. Tandanya
nampak pada UUD-nya “by the grace of God” (Atas berkat Tuhan Yang Maha
Esa) Para tokohnya adalah : Agustinus, Yulius Stahl, Haller, Kranenburg

b. Teori Perjanjian Masyarakat

Terjadinya negara karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga


negara mengikat diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu
organisasi yang bisa melindungi dan menjamin kelangsungan hidup bersama. Para
tokohnya adalah : Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu

c. Teori Kekuasaan

Negara terbentuk atas dasar kekuasaan dan kekuasaan adalah ciptaan


mereka yang paling kuat Tokoh Penteorinya : Karl Marx, Oppenheimer, Kollikles

d. Teori Hukum Alam

Hukum alam bukan buatan negara, melainkan atas kekuasaan alam yang
berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah.
23

Menurut pendapat Plato negara terjadi karena evolusi Tokoh yang terkenal dari
teori ini adalah : Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.

UNSUR-UNSUR NEGARA:

Terbentuknya negara dapat terjadi karena adanya beberapa unsur. Unsur-


unsur pembentuk negara adalah sebagai berikut :

1. Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang berdomisili serta menyatakan


kesepakatan diri ingin bersatu. Yang dimaksud dengan semua orang adalah
penduduk Indonesia dan negara lain (asing) yang sedang berada di Indonesia untuk
wisata, bisnis, dan lainya. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2003 kurang lebih 216 juta jiwa dengan komposisi
50% berasal dari suku bangsa etnis jawa. Sisanya suku Makasar-Bugis 3,68%,
Batak 2,04%, Bali 1,88%, Lombok 1,5%, Aceh 1,4% dan suku-suku lainnya.
Sedangkan suku Tionhoa berjumlah 2,8%. Berdasarkan tingkat pendidikan,
sebanyak 32% tamat sekolah dasar (SD) dan sekolah namun tak tamat SD 30%,
SMP 13%, SLTA 16%, Diploma 2%, Universitas 2%.

Contoh:

Telah berusia 17 tahun atau sudah menikah akan mendapat KTP, dengan
adanya KTP tersebu sudah sangat menjelaskan bahwa satu idividu tersebut sudah
secara sah dianggap sebagai warga Negara Indonesia.

2. Wilayah
23

Negara memiliki batasan / teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara
diatasnya. Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia, dan dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini
membuat Indonesia berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lalu lintas
transportasi dunia. Di wilayah udara, Indonesia berada pada posisi GSO (Geo
Stationer Orbit). Posisi ini strategis untuk menempatkan satelit. Posisi silang ini
menguntungkan Indonesia karena terletak di wilayah bisnis (perdagangan) dunia.

3. Pemerintah

Sistem pemerintahan yang dianut oleh Indonesia adalah system


pemerintahan presidensial. Dalam sistem ini, presiden memiliki hak prerogatif
untuk memilih dan mengangkat serta memerhentikan para mentri sebagai
pembantunya. Dalam implementasinya, system pemerintahan Indonesia
menerapkan sistem desentralisasi yang berintikan pada pemberian otonomi kepada
kepala daerah tingkat I dan kabupaten / kota untuk mengelola dan
mengeksplorosasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di
daerah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di daerahnya secara optimal.
Otonomi ini termasuk juga menyelenggarakan pemilihan kepala daerah
(PILKADA) di daerahnya masing-masing. Sekarang ini, pemerintah pusat hanya
memiliki kekuasaan pada bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi
(hukum), moneter, dan fiscal nasional, serta agama. Kepala pemerintahan
Indonesia di pilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (PEMILU)
presiden dan wakil presiden.

4. Pengakuan
23

Pengakuan negara lain sangat dibutuhkan agar suatu negara itu dapat di akui
secara sah oleh seluruh negara-negara di dunia, dan bisa ikut andil dalam
permasalahan politik dan ekonomi secara internasional. Berkaitan dengan unsur-
unsur negara tersebut ada dua sifat dari unsur negara, yaitu:

a. Bersifat Konstitutif

Sifat ini berkaitan dengan wilayah yang meliputi udara, darat dan perairan
(dalam hal ini perairan tidak mutlak), rakyat atau masyarakat, dan pemrintah yang
berdaulat. Suatu kaidah yang memberi batasan-batasan kekuasaan pada penguasa.
Pembagian tugas dari suatu sistem politik. Suatu gambaran yang menyangkut
masalah hak asasi manusia (HAM). SYARAT/UNSUR KONSTITUTIF

o Adanya rakyat

o Daerah atau wilayah

o Pemerintahan

b. Sifat Deklaratif

Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan negara, undang-undang dasar (UUD),
pengakuan dari negara lain baik secara “de jure” dan masuknya negara dalam
perhimpunan bangsa-bangsa (pbb) *) “ de jure “ : pengakuan secara hukum dan
ada dasar hukumnya.

UNSUR DEKLARATIF

Pengakuan luar negeri Pengakuan dari luar negeri hanya bersifat formalitas
belaka demi mempelancar sekaligus memenuhi unsur tata aturan pergaulan
internasional.\
23

SIFAT DARI PENGAKUAN

DE FACTO, Artinya pengakuan menurut kenyataan, memenuhi syarat


sebagai suatu Negara. BERSIFAT SEMENTARA, Artinya pengakuan itu akan
dicabut kembali seandainya negara itu jatuh atau hancur. BERSIFAT TETAP,
Pengakuan berlaku untuk selamanya setelah melihat jaminan bahwa pemerintahan
negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang lama.

DE JURE, Pengakuan secara resmi berdasarkan hukum dengan segala


konsekwensinya. BERSIFAT TETAP, Artinya pengakuan itu menimbulkan
hubungan dibidang ekonomi dan perdagangan (konsul) dan hubungan tingkat duta
belum bias dilaksanakan. BERSIFAT PENUH, Terjadi hubungan antara negara
yang mengakui dan diakui, meliputi hubungan dagang, ekonomi dan diplomatic
23

Contoh Kasus;

Perebutan daerah kekuasaan terhadap P.Ambalat

Setelah Soeharto lengser pada Mei 1998, ledakan-ledakan dalam skala lebih
besar kembali mengusik hubungan Indonesia-Malaysia. Persoalan-persoalan yang
belum tuntas pada masa Orba, banyak menjadi pemicu ketegangan. Diawali
dengan lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002 oleh keputusan
Mahkamah Internasional.

Hubungan kedua negara yang diibaratkan dengan abang-adik ini pun


kembali memanas. Seperti kita tahu, persoalan perebutan pulau Sipadan dan
Ligitan diserahkan oleh Soeharto kepada Mahkamah Internasional pada 1997, saat
krisis melanda.

Namun keuntungan ini tidak membuahkan hasil. Pada pengajuan kasus ke


Mahkamah Internasional (lembaga bentukan PBB, dengan segala bentuk intervensi
politisnya) di Den Haag, Malaysia berhasil memenangkan Pulau Sipadan-Ligitan.
Entah kenapa pakar hokum internasional (lebih spesifik lagi, hukum kelautan)
Indonesia tidak bias berkutik melawan Malaysia. Secara yuridis, Indonesia sudah
mempunyai posisi tawar kuat. Mengingat Konvensi Hukum Laut

Internasional (UNCLOS – United Nations Convention in the Law Of the


Sea) hanya mengakui 3 negara yang bisa dianggap sebagai Negara kepulauan
(archipelagic state), yaitu Indonesia, Filipina, dan Fiji. Namun terlepas dari segala
kemungkinan intervensi pihak lain, ataupun kurangnya lobi kita terhadap pihak
yang berwenang, ataupun pengetahuan pengacara yang berada di pihak Indonesia
memang kalah dibandingkan dengan pengacara Malaysia, kasus itu sudah
mencapai keputusan final. Pulau Sipadan-Ligitan menjadi milik Malaysia.
23

Kasus yang terhangat, dan mempunyai kemiripan dengan kasus Sipadan-


Ligitan itu adalah kasus Pulau Ambalat, yang berada di sebelah timur laut pulau
Kalimantan. Wilayah ini diklaim Malaysia sebagai bagian dari wilayahnya, bahkan
mereka sudah memberikan konsesi pengolahan minyak kepada perusahaan minyak
Amerika, Shell untuk mengekplorasi (atau mungkin mengeksploitasi) sumber daya
minyak yang ada di sana. Lagi-lagi, secara yuridis, Indonesia mempunyai
kedudukan kuat dibanding Malaysia, disamping alasan yang telah dikemukakan
tadi. Malaysia mengklaim blok Ambalat yang berada di perairan Karang Unarang
tersebut adalah milik Malaysia. Padahal, berdasarkan deklarasi Juanda 1957, pulau
tersebut milik Indonesia. Deklarasi Juanda sendiri pada tahun 1959 telah diadopsi
oleh PBB ke dalam Konvensi Hukum Laut. Dengan demikian, PBB pun mengakui
kepemilikan Indonesia atas pulau itu.

Kasus Ambalat menjadi titik ketegangan tertinggi pasca Konfrontasi.


Pemerintah RI kemudian mengerahkan tujuh kapal perangnya ke perairan Karang
Unarang antara lain: KRI Nuku-873, KRI Rencong-622, KRI Wiratno-879, dan
beberapa pesawat intai Nomad diantaranya P- 840 dan P-834. Hal ini untuk
menjaga-jaga kemungkinan buruk akan terjadi.

Bahkan rakyat setempat meminta pemerintah untuk mengambil tindakan


tegas terhadap ulah pemerintah Malaysia. Slogan politik "Ganyang Malaysia" pun
kembali populer. Keadaan ini bukan hanya terjadi di Sulawesi tetapi juga di Jawa
Barat dan wilayah Indonesia lainnya. Ambalat jelas di bagian selatan Laut
Sulawesi dan masuk wilayah Indonesia.
23

II.2. Fokus Pemikiran


Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi atau
perwujudan dari kedaulatan dan kekuasaan yang dimilikinya dan yang hanya
terdapat pada Negara saja, yang memiliki warga atau penduduk yang diperintah
dan adanya pengatur atau pemerintah yang memerintah dan dapat menuntut
warganya agar taa terhadap peraturan perundang-undangan melalui penguasaan
terhadap kekuasaan yang sah. Dan terdapat pada asosiasi atau organisasi yang lain

II.3. Tujuan

• Mengetahui Arti dari Negara


• Mengetahui Sifat-sifat Negara
• Mengetahui dasar-dasar umum tentang hakekat Negara

II. 4. Kegunaan
Dengan penjelasan-penjelasan umum tentang dasar-dasar umum tentang
hakekat Negara, dapt menambah pengetahuan kita tentang Negara sehingga secara
tidak langsung dapat menambah rasa memiliki Negara Indonesia, dan pengabdian
terhadap Negara, serta menambah jiwa patriotisme, dan kesetian terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia
23

BAB III PEMBAHASAN


Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, Negara organisasi
politik dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia
hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh
pertentangan. Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaan lainnya dan yang dapat memaksakan kekuasaannya secara
sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-
batas sampai dimana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik
oleh individu, golongan atau asosiasi, maupun oleh Negara sendiri, dengan
demikian Negara dapat menyatukan dan membimbing kegiatan-kegiatan social
dari penduduknya kearah tujuan bersama. Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa
Negara mempunyai dua tugas:

a. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni

yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang
membahayakan
b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Negara menentukan bagaiman kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi
kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan
nasional
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaraan pemerintah beserta segala alat perlengkapannya. Kekuasaan Negara
23

mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur, maka dari itu semuagolongan
atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menempatkan diri
dalam rangka ini.

Karena Negara merupakan suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah


(governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(control) monopolistic terhadap kekuasaan yang sah, sehingga Negara mempunyai
sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan
yang hanya terdapat pada Negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai sifat
memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua.

a. Sifat monopoli
Monopoli berasal dari kata “mono” yang artinya satu dan “poli” yang artinya
penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan Negara adalah suatu hak tunggal
yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan dan tujuan bersama. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini Negara dapat
menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang
hidup dan disebarkluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat dan dapat membahayakan posisi suatu kekuasaan. Misalnya,
Pemerintah mencanangkan Indonesia Sehat 2010. Itu berarti Warga Negara
Indonesia harus berpartisipasi agar tercapai.

b. Sifat memaksa
23

Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal
agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi.
Dengan ditaatinya peraturan perundang-undangan, penertiban dalam kehidupan
bermasyarakat dapat tercapai serta dapat pula mencegah timbulnya anarki. Saran
dalam pencapaian hal tersebut tidak luput dari kinerja polisi, tentara yang bertugas
menjaga pertahan dan keamanan serta alat penjamin hokum lainnya. Organisasi
dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan-aturan yang mengikat,
akan tetapi aturan-aturan yang dikelurkan oleh Negara lebih mengikat
penduduknya.
Dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada consensus nasional yang
kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaan itu tidak begitu
menonjol, akan tetapi di Negara-negara baru yang kebanyakan belum homogen
dan konsensus nasionalnya kurang kuat, sering kalli sifat paksaan ini akan lebih
tampak. Dalam hal iinegara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya
dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi (menyakinkan).
Lagi pula pemakaian paksaan secara ketat, selain memerlukan organisasi yang
ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi
Unsur paksaan dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap
warga Negara harus membayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini
dapat dikenakan denda, atau disita miliknya, atau di beberapa Negara malahan
dapat dikenakan hukuman kurungan

c. Sifat Mencakup Semua


Sifat untuk semua berarti semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku (misalnya keharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa
kecuali. Keadaan demiian memang perlu, sebab kalu seseorang dibiarkan berada di
23

luar lingkup aktivitas Negara, maka usaha Negara kea rah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan akan gagal, atau dapat menganggu cita-cita yang telah tercapai.
Lagi pula, menjadi warga negar tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary)
dan hal ini berbeda dengan asosiasi di mana keanggotaan sukarela. Misalnya,
dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentang kebebasan memilih agama. Hal itu
berarti, semua Warga Negara Indonesia berhak memilih agama dan
kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan.
23

PENUTUP

Kesimpulan
Dari apa yang telah dijelaskan diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa
karena negara merupakan suatu wilayah yang rakyatnya diperintah (governed) oleh
sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolistic
terhadap kekuasaan yang sah. Yang mana dalam pelaksanaannya Negara
mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya, yaitu

• Sifat Memaksa (negara memiliki mempunyai kekuatan fisik secara


legal.

• Sifat Monopoli (yaitu dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat.

• Sifat Mencakup Semua (All-Embracing), yaitu semua peraturan


perundang-undangan yg berlaku adalah untuk semua orang tanpa kecuali.

Sifat Hakekat negara berkaitan erat dgn dasar-dasar terbentuk-nya negara,


norma dasar (fundamental norm) yg menjadi tujuan, falsafah hidup yang ingin
diwujudkan, perjalanan sejarah dan tata nilai sosial-budaya yang telah berkembang
di dalam negara.

Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “marilah bersama-sama
23

memahami mendalami sifat dan hakekat negara secara menyeluruh supaya kita
paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan
dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan
membahayakan negara yang tidak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam,
terlebih lagi di era globalisasi sekarang. ini.
23

DAFTAR PUSTAKA

Varma, SP. TEORI POLITIK MODERN. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1982

Soekanto, Soerjono. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 1990

Budiardjo, Miriam. DASAR-DASAR ILMU POLITIK. Jakarta: PT. Gramedia


Pusaka Utama, 2008

Gie, The Liang. ILMU POLITIK. Yogyakarta: Yayasan Studi dan Ilmu
Teknologi.1990

Website : http://www.google.com, http://www.scribd.com/29436179-National-


Heroism-Negara-amp-Bangsa-HOMEWORK.pdf,
http://www.scribd.com/29486300-Negara-Dan-Bangsa.pdf,
http://www.scribd.com/ bab-i-bentuk-negara-1.ppt,
http://www.wikipedia.com.
http://rakyatngomong.blogspot.com/2010/05/pengertian-bangsa-negara-
warga-negara.html
23

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. NAMA : AFIF HAMKA

NPP : 20.1065

T.T.L. : RAPPANG, 1 SEPTEMBER 1991

AGAMA : ISLAM

PENDIDIKAN

a. UMUM : SD INPRES TAMALANREA 2

SMP NEGERI 30 MAKASAR

SMA NEGERI 1 MAKASSAR

b. KHUSUS : BAHASA INGGRIS (ELC),

BIMBINGAN BELAJAR KHUSUS KELAS


KEDOKTERAN (JILC MAKASSAR)

HOBBY : MEMBACA, OLAHRAGA, GAME,


ADVENTURING, KOMPUTERISASI, DUNIA
MAYA

2. NAMA : HERI PERMANA


23

NPP : 20.0241

T.T.L. : TG. PINANG, 19 AGUSTUS 1991

AGAMA : ISLAM

PENDIDIKAN

a. UMUM : SD NEGERI 37 PEKANBARU

SMP NEGERI 22 PEKANBARU

SMA NEGERI 5 PEKANBARU

b. KHUSUS :

HOBBY : OLAHRAGA, JALAN, BELAJAR


23
23

You might also like