Professional Documents
Culture Documents
JATINANGOR
23
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Ilmu Politik kami yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan kami dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan kepada para pembaca mengenai materi yang akan kami sampaikan
selanjutnya.
Sekian sepatah kata dari kami. Apabila ada kesalahan kata dari kami mohon
dimaafkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
23
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................1
ILMU POLITIK........................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
I.1. Deskripsi..........................................................................................................3
I.2. Rumusan ..........................................................................................................4
I.3. Pembatasan.......................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................27
Kesimpulan...........................................................................................................27
Saran.....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................29
Varma, SP. TEORI POLITIK MODERN. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1982.........................................................................................................................29
Gie, The Liang. ILMU POLITIK. Yogyakarta: Yayasan Studi dan Ilmu
Teknologi.1990........................................................................................................29
I.1. Deskripsi
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sifat yang berbeda-beda antara
satu sama lain sehingga terjadi banyak perbedaan baik itu perbedaan dari segi fisik
maupun segi jasmani. Orang yang dilahirkan kembar pun pasti memiliki
perbedaan. Perbedaan yang dimiliki karena Tuhan telah menciptakan sifat, watak,
keinginan, kebutuhan, dan cita-cita yang berbeda.
I.2. Rumusan
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut.
Dari catatan sejarah yang paling awal, manusia dalam mempertahankan
hidupnya selalu berkumpul bersama-sama untuk menghadapi tantangan alam yang
hidup maupun yang mati secara kolektif. Oleh sebab itu dalam perjalanannya kita
sering melihat bermacam-macam perkumpulan/grup atau organisasi politik yang
didasarkan pada wilayah atau teritorial. Secara singkat sebelum lahirnya negara, di
awali oleh perkumpulan-perkumpulan yang akhirnya dapat membuka jalan menuju
suku-suku, desa-desa, kota-kota bertembok, perkebunan, kerajaan, kekaisaran dan
23
bagian-bagiannya, dan yang paling baru adalah negara. Dalam pengertian awal
sebuah negara, telah terdapat pemahaman bahwa individu tidak bertindak sendiri.
Tetapi berhubungan dengan kelompok-kelompok sosial. Dalam sebuah negara
kelompok-kelompok sosial yang ada secara keseluruhan adalah warga negara yang
merefleksikan pekerjaan, pandangan-pandangan politik, kepercayaan-kepercayaan
agama dan gaya hidup di dalamnya. Dan ada satu kelompok yang meliput itu
semua, yaitu negara.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang berbeda dengan bentuk
organisasi lain terutama karena hak negara untuk mencabut nyawa seseorang.
Untuk dapat menjadi suatu negara maka harus ada rakyat, yaitu sejumlah orang
yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah
adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang
disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu
berada.
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk
memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.
Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat
sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama,
maksud didirikannya Negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada
suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi
di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling
kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni
23
I.3. Pembatasan
Karena Negara merupakan suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
(governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(control) monopolistic terhadap kekuasaan yang sah, sehingga Negara mempunyai
sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan
yang hanya terdapat pada Negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai sifat
memaksa, sifat monopoli dan sifat mencakup semua
23
• Logemann
Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai
tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap.
TINJAUAN-TINJAUAN NEGARA
Peranan kepala suku dianggap sebagai primus inter pares, artinya orang yang
pertama diantara yang sederajat. Kemudian , satu suku,terus berkembang menjadi
dua,tiga suku,dan seterusnya menjadi besar dan kompleks. Perkembangan tersebut
bisa terjadi karena factor alami atau karena penaklukan-penaklukan antarsuku.
b. Kerajaan (Rijk)
c. Negara Nasional
23
Pada awalnya, negara nasional diperintah oleh raja yang absolute dengan
sistem pemerintahan tersentralisasi. Semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan
perintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase demikian dinamakan fase
nasional di dalam terjadinya negara.
d. Negara Demokrasi
1. Occupatie (Pendudukan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku, kelompok tertentu. Contoh : Liberia
yang diduduki budak-budak Negro dimerdekakan pada tahun 1847.
2. Fusi (Peleburan)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru. Contoh:
Terbentukya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
3. Cessie (Penyerahan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Contoh: Wilayah Sleeswijk diserahkan oleh
Austria kepada Rusia(Jerman), karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
23
perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang.
Austria adalah salah satu negara yang kalah pada PD I.
4. Accesia (Penaikkan)
Hal ini tejadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul dari dasar laut (delta). Kemudian wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah negara.Contoh: Wilayah negara Mesir
yang terbentuk dari delta sungai Nil.
5. Anexatie (Pencaplokan/Penguasaan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa
lain tanpa reaksi berarti. Contoh: Ketika pembentukan negara Israel pada tahun
1948, wilayahnya banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania, dan
Mesir.
6. Proclamation (Proklamasi)
Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki
oleh bangsa lain mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut
wilayahnya kembali,dan menyatakan kemerdekaanya. Contoh: Negara Republik
Indonesia yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Jepang dan
Belanda.
munculnya suatu negara baru diatas wilayah suatu negara yang pecah karena suatu
hal dan kemudian lenyap. Contoh: Negara Columbia yang pecah dan lenyap.
Kemudian di wilayah negara tersebut muncul negara baru, yaitu Venezuela, dan
Columbia Baru.
23
8. Separatise (Pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula
menguasainya, kemudian menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Pada tahun 1939,
Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan kemerdekaannya.
a. Teori Ketuhanan
Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi atas
kehendak Tuhan. Demikian juga negara terjadi atas kehendak Tuhan. Tandanya
nampak pada UUD-nya “by the grace of God” (Atas berkat Tuhan Yang Maha
Esa) Para tokohnya adalah : Agustinus, Yulius Stahl, Haller, Kranenburg
c. Teori Kekuasaan
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan atas kekuasaan alam yang
berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah.
23
Menurut pendapat Plato negara terjadi karena evolusi Tokoh yang terkenal dari
teori ini adalah : Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
UNSUR-UNSUR NEGARA:
1. Penduduk
Contoh:
Telah berusia 17 tahun atau sudah menikah akan mendapat KTP, dengan
adanya KTP tersebu sudah sangat menjelaskan bahwa satu idividu tersebut sudah
secara sah dianggap sebagai warga Negara Indonesia.
2. Wilayah
23
Negara memiliki batasan / teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara
diatasnya. Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia, dan dua samudra yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini
membuat Indonesia berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lalu lintas
transportasi dunia. Di wilayah udara, Indonesia berada pada posisi GSO (Geo
Stationer Orbit). Posisi ini strategis untuk menempatkan satelit. Posisi silang ini
menguntungkan Indonesia karena terletak di wilayah bisnis (perdagangan) dunia.
3. Pemerintah
4. Pengakuan
23
Pengakuan negara lain sangat dibutuhkan agar suatu negara itu dapat di akui
secara sah oleh seluruh negara-negara di dunia, dan bisa ikut andil dalam
permasalahan politik dan ekonomi secara internasional. Berkaitan dengan unsur-
unsur negara tersebut ada dua sifat dari unsur negara, yaitu:
a. Bersifat Konstitutif
Sifat ini berkaitan dengan wilayah yang meliputi udara, darat dan perairan
(dalam hal ini perairan tidak mutlak), rakyat atau masyarakat, dan pemrintah yang
berdaulat. Suatu kaidah yang memberi batasan-batasan kekuasaan pada penguasa.
Pembagian tugas dari suatu sistem politik. Suatu gambaran yang menyangkut
masalah hak asasi manusia (HAM). SYARAT/UNSUR KONSTITUTIF
o Adanya rakyat
o Pemerintahan
b. Sifat Deklaratif
Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan negara, undang-undang dasar (UUD),
pengakuan dari negara lain baik secara “de jure” dan masuknya negara dalam
perhimpunan bangsa-bangsa (pbb) *) “ de jure “ : pengakuan secara hukum dan
ada dasar hukumnya.
UNSUR DEKLARATIF
Pengakuan luar negeri Pengakuan dari luar negeri hanya bersifat formalitas
belaka demi mempelancar sekaligus memenuhi unsur tata aturan pergaulan
internasional.\
23
Contoh Kasus;
Setelah Soeharto lengser pada Mei 1998, ledakan-ledakan dalam skala lebih
besar kembali mengusik hubungan Indonesia-Malaysia. Persoalan-persoalan yang
belum tuntas pada masa Orba, banyak menjadi pemicu ketegangan. Diawali
dengan lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002 oleh keputusan
Mahkamah Internasional.
II.3. Tujuan
II. 4. Kegunaan
Dengan penjelasan-penjelasan umum tentang dasar-dasar umum tentang
hakekat Negara, dapt menambah pengetahuan kita tentang Negara sehingga secara
tidak langsung dapat menambah rasa memiliki Negara Indonesia, dan pengabdian
terhadap Negara, serta menambah jiwa patriotisme, dan kesetian terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia
23
yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang
membahayakan
b. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Negara menentukan bagaiman kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi
kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan
nasional
Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan dengan
perantaraan pemerintah beserta segala alat perlengkapannya. Kekuasaan Negara
23
mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur, maka dari itu semuagolongan
atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menempatkan diri
dalam rangka ini.
a. Sifat monopoli
Monopoli berasal dari kata “mono” yang artinya satu dan “poli” yang artinya
penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan Negara adalah suatu hak tunggal
yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan dan tujuan bersama. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini Negara dapat
menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang
hidup dan disebarkluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat dan dapat membahayakan posisi suatu kekuasaan. Misalnya,
Pemerintah mencanangkan Indonesia Sehat 2010. Itu berarti Warga Negara
Indonesia harus berpartisipasi agar tercapai.
b. Sifat memaksa
23
Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal
agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarkhi.
Dengan ditaatinya peraturan perundang-undangan, penertiban dalam kehidupan
bermasyarakat dapat tercapai serta dapat pula mencegah timbulnya anarki. Saran
dalam pencapaian hal tersebut tidak luput dari kinerja polisi, tentara yang bertugas
menjaga pertahan dan keamanan serta alat penjamin hokum lainnya. Organisasi
dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan-aturan yang mengikat,
akan tetapi aturan-aturan yang dikelurkan oleh Negara lebih mengikat
penduduknya.
Dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada consensus nasional yang
kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaan itu tidak begitu
menonjol, akan tetapi di Negara-negara baru yang kebanyakan belum homogen
dan konsensus nasionalnya kurang kuat, sering kalli sifat paksaan ini akan lebih
tampak. Dalam hal iinegara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya
dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi (menyakinkan).
Lagi pula pemakaian paksaan secara ketat, selain memerlukan organisasi yang
ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi
Unsur paksaan dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap
warga Negara harus membayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini
dapat dikenakan denda, atau disita miliknya, atau di beberapa Negara malahan
dapat dikenakan hukuman kurungan
luar lingkup aktivitas Negara, maka usaha Negara kea rah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan akan gagal, atau dapat menganggu cita-cita yang telah tercapai.
Lagi pula, menjadi warga negar tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary)
dan hal ini berbeda dengan asosiasi di mana keanggotaan sukarela. Misalnya,
dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentang kebebasan memilih agama. Hal itu
berarti, semua Warga Negara Indonesia berhak memilih agama dan
kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan.
23
PENUTUP
Kesimpulan
Dari apa yang telah dijelaskan diatas, kami dapat menarik kesimpulan bahwa
karena negara merupakan suatu wilayah yang rakyatnya diperintah (governed) oleh
sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolistic
terhadap kekuasaan yang sah. Yang mana dalam pelaksanaannya Negara
mempunyai sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya, yaitu
Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “marilah bersama-sama
23
memahami mendalami sifat dan hakekat negara secara menyeluruh supaya kita
paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan
dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan
membahayakan negara yang tidak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam,
terlebih lagi di era globalisasi sekarang. ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Varma, SP. TEORI POLITIK MODERN. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1982
Gie, The Liang. ILMU POLITIK. Yogyakarta: Yayasan Studi dan Ilmu
Teknologi.1990
NPP : 20.1065
AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN
NPP : 20.0241
AGAMA : ISLAM
PENDIDIKAN
b. KHUSUS :