You are on page 1of 54

TOLERANSI DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Surat Al- Kafirun ayat 1-6 Terjemahan surat Al-Kafirun Artinya:”Katakanlah: “Hai orang-
orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah
Tuhan yang aku sembah, Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku.”

 B. Surat Yunus ayat 40 dan

Terjemahannya,Artinya: “Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran,
dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu,
maka katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan.” (Yunus ayat 40-41)

1. Kerukunan Umat Beragama

1. Kerukunan Intern Umat Beragama

Agama Islam sejak diturunkan oleh Allah SWT, menjadi pelopor dalam melaksanakan tasamuh,
tenggang rasa atau toleransi dalam beragama, baik terhadap sesama pemeluk satu agama dan
pemeluk agama lain. Sejarah membuktikan bahawa dimana agama Islam tersiar, misalnya di
Mesir, Palestina hingga ke Indonesia tidak satupun bangunan rumah ibadat maupun tata cara
peribadatan umat lain terganggu, gereja Kristen Orthodox di Iskandariyah, rumah-rumah ibadah
yahudi (Synagoge) beserta para rahibnya termasuk candi-candi hingga saat ini tetap berdiri
megah tak diganggu. Semua itu karena keislaman seseorang tidak boleh terjadi karena paksaan,
melainkan harus dilandasi kesadaran pribadi memasuki jalan selamat jalan ilahi rabbi. Firman
Allah SWT.

Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS Al Baqarah : 156)

Dan jalan mengajak kepada keimanan pun telah diaturnya.

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An Nahl : 125)

Seseorang yang telah memeluk agama Islam meka sejak itu dia menjadi bagian yang utuh dari
umat nabi Muhammad SAW. Disamping itu diajarkan pula oleh nabi bahwa kewajiban seorang
muslim terhadap muslim lainnya (dalam kehidupan sehari-hari) ada lima, yaitu menyebarkan
salam, membezuk saudaranya yang sakit, mengantarkan mayat ke kubur, menghadiri undangan,
dan mendoakan orang yang bersin. Allah mengambarkan identitas nabi Muhammad SAW
beserta umatnya dengan firman.

Artiya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat
dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Fath : 29)

Begitulah tata pergaulan muslim berdasarkan petunjuk Allah dan rasulnya. Mereka tegas adn
tegar dalam urusan tauhid tanpa kompromi terhadap paham-paham syirik, demikian pula dalam
bidang ibadah, syariat dan akhlak. Karena dengan begitu keteguhan dalam beragam dapat dijaga
tanpa harus menyerupa-nyerupakan diri dengan maksud mencari tambahan teman. Dengan
sesama muslim mereka saling bahu membahu, bergotong royong mengatasi berbagai persoalan
hidup, sebagaimana dipraktekkan para sahabat Anshor (penduduk asli Madinah) dan kaum
Muhajirin (yang baru datang berhijrah dari Mekkah). Mereka datang hanya berbekal iman
didada, sedangkan harta milik satu-satunya hanyalah pakaian yang melekat di badan, semua
ditinggalkan demi menyelamatkan aqidah yang di negeri sendiri tidak aman melaksanakannya.

Kemudian sahabat Anshor menyongsong saudaranya yang seiman itu dengan tangan terbuka,
diantara mereka ada yang menyerahkan sebagian harta bendanya, ada yang menyilahkan
menempati sebagian rumah miliknya, dan banyak lagi contoh-contoh pengorbanan yang mereka
lakukan. Mereka sadara bahwa harta yang dipunyai adalah titipan Allah yanng apabila
dimanfaatkan untuk perjuangan akan berlipat ganda nilainya, sebagai bekal hidup abadi kelak.
Allah berfirman.

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurat :13)

Dari ayat tersebut terkandung pelajaran yang amat berharga bagi kita, yakni manusia terlahir
dalam berbagai suku bangsa (ras) maupun kebangsaan (nation). Semua itu dimaksudkan agar
mereka menjalin komunikasi, bukan saling mengunggulkan ras masing-masing, karena didepan
Allah hanya yang paling bertakwalah yang paling utama. Mengapa demikian? Karena tak
satupun bangsa di dunia ini yang mampu mencukupi segala kebutuhannya. Oleh karena itu,
hendaklah dalam hidup ini perlu diciptakan adanya saling menghidupi, melengkapi (simbiosis
mutualisme). Lebih dari itu, dalam Islam seorang muslim memiliki kebebasan berfikir dan
menyatakan pendapat sebagai salah satu hak asasi. Seorang muslim yang lain tak perlu berkecil
hati menghadapi perbedaan pendapat umat tentang masalah-masalah agama yang disebut
ikhtilaf, baik dalam bidang hukum fiqih maupun maslaah yang menyinggung bidang aqidah.
Perbedaan paham dikalangan umat tidak boleh ditutup dengan alasan ketenangan, kerukunan dan
sebagainya.

Risalah Nabi Muhammad SAW menghendaki perkembangan, penelitian ilmiah, pemahaman


yang mendalam untuk menambah keimanan dan selanjutnya diamalkan. Maka dibukalah pintu
ijtihad untuk masalah-masalah tertentu dalam memenuhi perkembangan zaman yang terus
beredar. Hasil taffaquh fiddien dan ijtihad tidak mustahil menghasilkan pendapat yang berbeda-
beda (ikhtilaf). Agama Islam tidak melarang terjadinya ikhtilaf, yang terlarang justru perbuatan
jumud (beku) dan tafarruq atau berpecah belah, yang kedua-duanya tak perlu dipilih. Ikhtilaf
(perbedaan paham) tidak semata-mata menimbulkan tafarruq (perpecahan).

Para sahabat nabi juga pernah terjadi ikhtilaf, misalnya perbedaan faham dalam masalah-masalah
fiqih, tetapi mereka tidak berpecah belah, karena berpegang kepada petunjuk risalah itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.” (QS An Nisa : 59)

Demikian pula dicontohkan oleh para imam mahzab, Yakni Imam syafi’i, Imam Malik, Imam
Abu Hanifah, Imam Ahmad bin Hambal. Mereka para imam mahzab tidak seorang pun yang
mengemukakan pendapatnyalah yang paling benar, bahkan beliau-beliau senantiasa menutup tiap
fatwanya dengan ungkapan “Wallahu alamu”, seperti ungkapan “inilah pendapatku tentang hasil
ijtihadku, dengan sekuat daya ilmuku. Namun demikian, Allah jualah yang lebih mengetahui
tentang kebenaran”. Begitu indah contoh tauladan dari imam mujtahid kepada masyarakat dalam
memeras otak mencari kebenaran, sehingga perbedaan pendapat umat tidak perlu menimbulkan
perpecahan, justru memprekaya khasanah perbendaharaan pengetahuan umat akan nilai-nilai
yang terkandung didalam ajaran Islam, begitu pula hendaknya setiap pemeluk agama dapat
menyikapi perbedaan-perbedaan yang terjadi. Karena dari situlah tamapak kemuliaan umat Islam
dimuka bumi, yaitu memilki sikap Tasamuh, tenggang rasa dan tepa selira yang adi luhung. Dan
tempat kembalinya hanya kepada Allah saja. Firma Allah SWT.

Artinya : “Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi
keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha
Mengetahui.” (QS Saba’ : 26)

2. Kerukunan Antar Umat Beragama

Dimuka telah dijelaskan mengenai bagaimana seharusnya kita bergaul dengan sesamam
saudara seagama, dan bagaimana pula sikap kita terhadap umat agama yang berbeda? Perlu
disadari bahwa hidup dan kehidupan dunia senantiasa bersifat majemuk, tidak mungkin setiap
orang akan memilki pandangan yang sama terhadap suatu masalah termasuk dalam hal
beragama. Agama Islam mengakui bahwa keimanan seseorang terkait dengan hidayah (petunjuk
dari Allah) SWT, bukan hasil rekayasa manusia. Kita hanya bertugas untuk berdakwah
menyampaikan kebenaran ajaran Allah yang mampu dilakukan, dengan menggunakan “Qaulan
Balig” atau hingga menjangkau lubuk hati secara bijaksana, mengenai hasilnya kita serahkan
kepada Allah SWT.

Kemudian kepada saudara yang tidak seiman tetap ada kewajiban yang mesti ditunaikan
dan dijaga, yaitu kehormatannya, harta bendanya serta hak-hak privasinya sepanjang mereka
tidak mengganggu aqidah dan pelaksanaan ibadah kita. Mereka berhak untuk bekerjasama
menciptakan linkungan yang sehat, bersih, indah dan aman bagi setiap anggota masyarakat di
lingkungannya. Negara kita bverpenduduk jutaan jiwa dengan memeluk berbagai agama,
sebagaimana terjadi hampir di setiap negara, ada yang beragama Islam, Kristen Protestan,
katholik, Budha, Hindu, dan lain-lainnya. Kepada pemeluk suatu agama diprsilahkan maisng-
masing untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya itu secara khidmat dan
khusyuk. Dan bagi pemeluk agama yang lain ridak mengganggunya atau mencampurinya. Juga
jangan memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Dalam pergaulan hidup antanr umat
beragama ini, Allah telah memberikan tuntunan kepada umat Islam dengan firmannya.

Artinya : “1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.” (QS Al Kafirun : 1-6)

Surat Al Kafirun atar 1 : 6 diatas menjadi pedoman pokok bagi umat Islam dalam rangka
membina toleransi antar umat beragama, sejak zaman nabi Muhammad SAW, hingga akhir
zaman. Adapun sebab-sebab turunnya surat ini adalah lantaran pemuka Quraisy diantaranya
Walid bin Mughirah, Ash bin Waa’il, Aswad bin Abdul Muthalib, dan Umayah bin Khalaf
datang menemui Rasullah SAW mengajak kompromi dalam beragama, satu tahun eribadah
bersama mereka, tahun berikutnya gantian mereka mengikuti ibadah agama Islam.

Seperti diketahui bahwa sebelum tawaran tersebut telah mereka gunakan berbagai kekerasan dan
intimidasi untuk mencegah dakwah Islamiyah yang dilakukan nabi, ternyata hasilnya nihil ,
maka cara itu dicoba tawarkan kepada beliau-. Ternyata tawaran itu ditolak oleh Allah dan
rasulnya karena beberapa hal sebagai berikut.

1. Mereka tidak menyembah tuhan yang kita sembah, mereka menyembah tuhan yang
membutuhkan pembantu.
2. Sifat-sifat tuhan yang mereka sembah berbeda dengan sifat-sifat tuhan yang kita sembah
3. Cara beribadahnya pun berbeda jauh dengan cara kita beribadah.

Karenanya Allah mengancam orang-orang kafir dengan firmannya:


Artinya : “Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal
Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan
kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati. “ (QS Al Baqarah :139)

Begitulah Allah membimbing Rasullah SAW beserta umatnya agar tidak mencampuradukkan
aqidah maupun ibadah dengan aqidah dan ibadah. Lenih dari itu masing-masing pemeluk agama
dipersilahkan melaksanakan apa yang diyakininya tanpa saling mempengaruhi. Sebab masalah
agama merupakan maslaah yang peka (sensitif/mudah timbul ketersinggungan), maka tiap umat
beragama hendaknya berusaha menjaga kerukunan dan keutuhan sebagai bangsa yang cinta
damai ini.

Satu hal yang juga perlu mendapatkan perhatian dan kehati-hatian serta kewaspadaan, terutama
oelh para pemuka tiap-tiap pemuka agama, yaitu dalam rangka memperingati hari-hari besar
agama, hendaklah hanya melibatkan pemeluk agama yang bersangkutan saja, jangan sampai
pemeluk agama lain ikut dilibatkan. Hal yang demikian bertentangan dengan semangat
kerukunan umat beragama itusendiri. Jadi, misalnya peringatan maulid nabi Muhammad SAW,
natal, waisak, nyepi dan sebagainya. Semua peringatan-peringatan itu hanya diikuti oleh
pemeluk agama yang bersangkutan saja agar tidak menimbulkan keresahan hidup berdampingan,
tidak campur aduk satu sama lain.dengan demikian, yang harus rukun itu umat beragamanya
dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan ajaran agamanya.

1. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah

Allah berfirman dalam Al Qur’an surat An Nisa’ : 59.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(QS An
Nisa’ : 59)

Ayat diatas membimbing umat Islam, apabila mereka bercita-cita agar hidupnya bahagia didunia
dan akhirat maka wajib baginya manaati segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan
Rasulnya. Dalam hidup berbangsa dan bernegarajuga diajarkan supaya menaati ulil amri
(penguasa) yang taat kepada Allah dan rasulnya, termasuk segala peraturan perundang-
perundangan yang dibuatnya sepanjang tidak dimaksudkan untuk menentang kepada ketetapan
Allah dan rasulnya.

Berangkat dari situ maka tidak halangan bagi orang mukmin maupun sesama pemeluk agama
untuk tidak mentaati pemerintah.

Negara Kesatuan Republik Indonesia memang bukan negara agama, artinya negara tidak
mendasarkan kehidupan kenegaraannya pada sakah satu agama atau theokratis. Tetapi,
pemerintah berkewajiban melayani dan menyediakan kemudahan-kemudahan bagi agama-agama
Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha serta memikul tugas kerukunan hidup umat
beragama.

Undang Undang Dasar 1945 bab IX Pasal 19 Ayat (1) menyiratkan bahwa agama dan syariat
agama dihormati dan didudukkan dalam nilai asasi kehidupan bangsa dan negara. Dan setiap
pemeluk agama bebas menganut agamnya dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Bangsa Indonesia sejak dahulu kala dikenal sebagai bangsa yang religius, atau tepatnya sebagai
bangsa yang beriman kepada tuhan, meski pengamalan syariat agama dalam kehidupan sehari-
hari belum intensif, namun dalam praktek kehidupan sosial dan kenegaraan sulit dipisahkan dari
pengaruh nilai-nilai dan nornma keagamaan. Bahkan, dalam rangka dalam rangka suksesnya
pembangunan nasional dalam sektor agama termasuk salah satu modal dasar, yakni modal
rohaniah dan mental. Hal ini dapat dibuktikan mengenai pengaruh agama dalam kehidupan
bangsa Indonesia yang sangat besar, yaitu sentuhan dan pengaruhnya tampak dirasakan memberi
bekas yang mendalam pada corak kebudayaan Indonesia. Bahkan, ketahanan nasional juga harus
berangkat dengan dukungan umat beragama, artinya bagaimana agar kaum beragama
mempunyai kemampuan dan gairah untuk tampil dan kreatif membina dan meningkatkan
ketahanan nasional khususnya, dan pembinaan sosial budaya pada umumnya sehingga nilai-nilai
agama dan peranan umat beragama benar-benar dirasakan dan mempengaruhi pertumbuhan
masyarakat.

1. Peranan pemerintah dalam rangka membina kehidupan beragama

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, pemerintah pada tanggal 3


Januari 1946 menetapkan berdirinya Departemen Agama RI dengan tugas pokok, yaitu
menyelenggarakan sebagian dari tugas umum pemerintah dan pembangunan dalam bidang
agama. Penyelenggaraan tugas pokok Departemen Agama itu,diantara lain berbentuk bimbingan,
pemnbinaan dan pelayanan terhadapa kehidupan beragama, sama sekali tidak mencampuri
maslah aqidah dan kehidupan intern masing-masing agama dan pemeluknya. Namun, pemerintah
perlu mengatur kehidupan ekstern mereka, yaitu dalam hubungan kenegaraan dan kehidupan
antar pemeluk agama yang berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada buku Pedoman dasar Kehidupan Beragama tahun 1985-1986 Bab IV halaman 49
disebutkan hal-hal sebagai berikut.

1). Kerukunan hidup beragama adalah proses yang dinamis yang berlangsung sejalan dengan
pertumbuhan masyarakat itu sendiri

2). Pembinaan kerukunan hidup beragama adalah upaya yang dilaksanakan secara sadar,
berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kerukunan hidup
beragama dengan :

a) menanamkan pengertian akan nilai kehidupan bermasyarakat yang mampu


mendukung kerukunan hidup beragama

b) mengusahakan lingkungan dan keadaan yang mampu menunjang sikap dan tingkah
laku yang mengarah kepadakerukunan hidup beragama

c) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang mewujudkan


kerukunan hidup beragama

3). Kondisi uamt beragama di Indonesia. Pelaksanaan pembinaan kerukunan hidup beragama
dimaksudkan agar umat beragama mampu menjadi subjek pembangunan yang
bertanggung jawab, khususnya pembinaan kerukunan hidup beragama. Umat beragama
indinesia mempunyai kondisi yang positif untuk terus dikembangkan, yaitu

a). ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha esa

b) kepercayaan kepada kehidupan di hari kemudian

c) memandang sesuatu selalu melihat dua aspek, yaitu aspek dunia dan akhirat

d) kesediaan untuk hidup sederhana dan berkorban

e) senantiasa memegang teguh pendirian yang berkaitan dengan aqidah agama

1. Hambatan-hambatan dalam menciptakan kerukunan umat beragama

1) Semakin meningkat kecenderungan umat beragama untuk mngejar jumlah (kuantitas)


pemeluk agama dalam menyebarkan agama dari pada mengejar kualitas umat beragama.

2) Kondisi sosial budaya masyarakat yang membawa umat mudah melakukan otak-atik
terhadap apa yang ia terima, sehingga kerukunan dapat tercipta tetapi agama itu
kehilangan arti, fungsi maupun maknanya

3) Keinginan mendirikan rumah ibadah tanpa memperhatikan jumlah pemeluk agama


setempat sehingga menyinggung perasaan umat beragama yang memang mayoritas di
tempat itu
4) Menggunakan mayoritas sebagai sarana penyelesaian sehingga akan menimbulkan
masalah. Misalnya, pemilikan dana dan fasilitas pendidikan untuk memaksakan
kehendaknya pada murid yang belajar

5) Makin bergesarnya pola hidup berdasarkan kekeluargaan atau gotong royong ke arah
kehidupan individualistis

Dari berbagai kondisi yang mendukung kerukunan hidup beragama maupun hambatan-
hambatan yang ada, agar kerukunan umat beragama dapat terpelihara maka pemeritah dengan
kebijaksanaannya memberikan pembinaan yang itinya bahwa masalah kebebasan beragama tidak
membenarkan orang yang beragama dijadikan sasaran dakwah dari agama lain, pendirian rumah
ibadah, hubungan dakwah dengan politik, dakwah dan kuliah subuh, batuan luar negeri kepada
lembaga-lembaga keagamaan di Indonesia, peringatan hari-hari besar agama, penggunaan tanah
kuburan, pendidikan agama dan perkawinan campuran.

Jika kerukunan intern, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah
dapat direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara harmonis, niscaya
perhatian dan konsentrasi pemerintah membangun Indonesia menuju masyarakat adil dan
makmur yang diridhai Allah SWT akan segera terwujud, berkat dukunag umat beragama yang
mampu hidup berdampingan dengan serasi. Sekaligus merupakan contoh kongkret kerukunan
hidup beragama bagi masyarakat dunia.

LATIHAN

A. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Toleransi yang dilarang adalah toleransi dalam hal….


1. muamalah
2. jinayah
3. pengobatan
4. ibadah
5. pemerintah
2. Kerukunan antar umat beragama bukan berarti bekerjasama dalam bidang….
1. sosial
2. pertahanan
3. ekonomi
4. ibadah
5. pemerintahan
3. Setelah hijrah ke Medinah, Rasul saw mengadakan perjanjian dengan penganut
agama…..
1. Yahudi
2. Nasrani
3. Majusi
4. Hindu
5. Budha
4. Sesuai dengan surat al-fatah ayat 29, sikap Rasulullah terhadap orang kafir adalah….
1. berdamai
2. lemah lembut
3. toleransi
4. keras
5. gotong royong
5. Salah satu bukti kerukunana antar umat beragama adalah Mesjid Istiqlal yang dirancang
oleh Ir. Silaban. Ia penganut agama….
1. Kristen Protestan
2. Katolik
3. Hindu
4. Budha
5. Islam
6. Pedoman dasar tentang wadah musyawarah antaraumat beragama berhasil disusun pada
17 Maret tahun…
1. 1980
2. 1978
3. 1977
4. 1981
5. 1979
7. Musyawarah antar umat beragama antar umat beragama di Indonesia diikuti oleh agama
sebanyak….
1. 2 agama
2. 3 agama
3. 4 agama
4. sebagian agama
5. semua agama yang disyahkan di Indonesia
8. Setiap tanggal 27 Rajab dianggap sebagai hari libur nasional. Hal itu sebagai bukti
kerukunan WNI dengan penganut…..
1. Kristen
2. Katolik
3. Hindu
4. Islam
9. Tiap tanggal 25 Desember dijadikan hari libur nasional. Hal itu sebagai bukti kerukunan
WNI dengan penganut ….
1. Kristen
2. Katolik
3. Hindu
4. Islam
5. Budha
10. Umat Islam mendukung program KB( Keluarga Berencana). Hal itu sebagai bukti
kerukunan umat Islam dengan…..
1. Budha
2. Hindu
3. Kristen Protestan
4. Pemerintah
5. Katolik
11. Hidup rukun kepada sesama penganut agama yang ada di Indonesia disebut…
1. kerukunan umat beragama
2. kerukunan intren umat beragama
3. kerukunan umat bergama dengan pemerintah
4. kerukunan umat beragma dengan dirinya
5. kerukunan umat beragama dengan masyarakat
12. Islam dapat mewujudkan kerjasama dengan agama lain, asalkan bukan masalah….
1. sosial budaya
2. ekonomi dan kebudayaan
3. keamanan dan ketertiban
4. politik
5. akidah dan ibadah
13. Sikap toleransi beragama terlihat dalam cara berdakwah sesuai dengan surat….
1. Al Alaq ayat 1-5
2. Al Baqarah ayat 1-8
3. Al Kafirun ayat 6
4. Ali Imran ayat 1-6
5. Al Isra’ ayat 1-5
14. Tujuan hidup bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan adalah….
1. mendapatkan kedudukan yang tinggi
2. mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat
3. memperoleh nikmat yang luas
4. memdapatkan petunjuk yang benar
5. mencapai derajat ketakwaan
15. Di dalam surat An Nisa’ ayat 59 dikatakan bahwa seorang muslim selalu mentaati ulil
amri, maksudnya adalah….
1. taat kepada Allah
2. taat kepada rasul
3. taat kepada pemimpin
4. taat kepada penguasa
5. taat kepada penjual
16. Rasulullah menggambarkan kehidupan masyarakat muslim yang bersatu bagaikan ….
1. sebuah sungai yang airnya jernih
2. sebuah gunung yang tinggi dan kokoh
3. bagaikan laut yang luas
4. bagaikan organ tubuh manusia
17. Apabila ada orang bukan Islam mengucapkan salam kepada orang Islam, maka
jawabannya adalah….
1. wa’alaikum salam
2. wasamu’alaikum
3. wa’alaikum
4. salam-salam
5. assalamu ‘alaikum
18. Dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim dituntut untuk mentaati Rasul, maksudnya
adalah….
1. membiarkan ajaran rasul
2. mematuhi ajaran rasul
3. mendakwahkan ajaran rasul
4. menghormati ajaran-ajaran rasul
5. menghargai ajaran rasul
19. Di masa kepemimpinan Rasulullah saw, beliau membuat perjanjian dengan orang Yahudi
di Hudaibiyah, yang salah satu isinya jika terjadi perselisihan cara penyelesaiannya
adalah….
1. diputuskan golongan masyarakat
2. diputuskan umat Islam
3. di bawah keadilan Rasulullah
4. diputuskan masing-masing agama
5. di musyawarahkan besama

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Sebutkanlah surat dan ayat yang menunjukkan kerukunan umat beragama dan
terjemahkan!
2. Siapakah yang membuat keputusan tentang kerukunan umat beragama?
3. Apakah yang dimaksud”tri kerukunan umat beragama ?“.
4. Apakah bukti fisik kerukunan umat beragama di Indonesia ?
5. Apakah wujud kerukunan intren dalam Islam? Berilah contoh dalam ibadah Shalat
Tarawih mengenai kerukunan tersebut!
6. Surat Al-Kafirun ayat enam bermakna…..
7. Surat Al-Kafirunn ayat satu bermakna…….
8. Apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah terbagi 5 , sebutkanlah dan
jelaskan satu perssatu!.
9. Apabila mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah terbagi 3, sebutkanlah dan jelaskan satu
persatu!.
10. Sebutkanlah 5 tanda mad asli !
IMAN KEPADA HARI AKHIR

A. Hari Akhir

1. PERISTIWA HARI AKHIR

Kapan terjadinya Hari Akhir? Tidak ada seorang pun, bahkan satu mahkluk pun yang dapat
mengetahui waktu terjadinya Hari akhir, kecuali Allah SWT.Di dalam al Qur’an disebutkan :
Yang artinya : mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat : ”Bilakah terjadinya?”
Katakanlah, ”Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.( Qs. Al-A’raf ayat :
187)

Walaupun kedatangan Hari Akhir atau (kiamat) tidak dapat diketahui, namun kita wajib
mempercayainya, bahwa Hari Akhir itu akan terjadi dan dialami oleh seluruh manusia. Peristiwa
Hari Akhir yang sering juga disebut Hari Kiamat didahului dengan ditiupnya sangkakala
pertanda akan musnahnya alam semesta. Pada saat itu seluruh mahkluk, seperti manusia,
binatang, tumbuh- tumbuhan, gunung-gunung, laut, langit, semuanya menjadi kacau balau dan
hancur.Firman Allah :

Artinya : Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-
gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu turjadilah Hari Kiamat.
(S. Al-Haqqah ayat 13-15 )

Di dalam surat Al qaari’ah ayat 1-5 disebutkan pula yang artinya sebagai berikut :Hari Kiamat,
apakah Hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,
dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihamburkan-hamburkan.

Ayat-ayat Al Qur’an di atas menerangkan bahwa peristiwa Hari Kiamat atau Hari Akhir adalah
peristiwa yang benar-benar dahysyat.pada saat bumi dan langit digoncang, setiap orang sibuk
dengan dirinya sendiri. Orang tua tidak dapat menolong anaknya, sebaliknya anak tidak dapat
membantu orang tuanya. Setelah kejadian itu semua mahkluk yang bernyawa menemui ajalnya.
Setelah semua mahkluk hidup di dunia menemui ajalnya, maka malaikat isrofil meniup
sangkakala sekali lagi. Tiupan sangkakala yang kedua ini Allah menghendaki agar semua
manusia bangkit kembali. Setelah semua manusia dibangunkan kembali, lalu dikumpulkan di
padang mahsyar untuk menjalani pemeriksaan tentang amal perbuatan yang dilakukan selama
hidup di dunia. Pemeriksaan ini berjalan dengan tertib dan adil. Setiap manusia menerima buku
catatan atau rekaman yang lengkap tentang amal perbuatan selama hidup di dunia. Dihadapan
pengadilan Allah ini manusia tidak bisa berbohong, karena mulut mereka dibungkam, yang
menjawab pertanyaan adalah anggota badan yang lain. Sekecil apa juga, sekecil apapun
perbuatan jahat akan terlihat dan mendapat balasan. Demikian juga, sekecil apapun kebaikan
yang diperbuat manusia akan terlihat dan mendapat imbalannya.Firman Allah : Artinya : Barang
siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula. (S. Al-Az-zalzalah ayat : 7-8)

Setelah pengadilan Allah selesai, orang-orang yang beruntung karena banyak melakukan amal
shaleh, ditempatkan di sorga. Sedangkan orang-orang yang celaka, karena banyak melakukan
perbuatan dosa ditempatkan di Neraka.Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dengan
sepenuh hati terhadap perubahan yang dahsyat yang terjadi pada alam semesta ini. Perubahan ini
merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia yang fana dan dimulainya kehidupan akhirat
yang kekal. Mengenai adanya kehancuran total dunia yang fana ini dan adanya kehidupan di
akhirat diketahui melalui firman Allah dalam Al-Qur’an dan hadits. Rasulullah. Akal yang sehat
pasti dapat menerima dan meyakininya. Karena hal tersebut sangat mungkin terjadi.Kehancuran
total yang meliputi seluruh isi alam ini bukanlah suatu yang mustahil, dan bukan pula sesuatu
yang menyimpan dari akal yang sehat. Para ahli ilmu alam telah sepakat, bahwa sesuatu yang
baru(makhluk) pasti ada awalnya dan suatu saat akan sampai kepada batas akhirnya. Masa pun
akan berputar menurut putarannya yang wajar dan pasti, sehingga akhirnya akan sampailah
kepada masa kerusakan dan kepunahannya. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat contoh-
contoh tentang kehancuran dan kematian, salah satunya adalah sebatang pohon. Sebatang pohon
berasal dari sebuah biji, tumbuh sebagai pohon yang kecil, kemudian besar, pohon tua, pada
saatnya pohon akan kering dan mati, akhirnya hancur menyatu dengan tanah.Mengenai adanya
kehidupan setelah kematian, juga bukanlah hal yang mustahil, karena perumpamaan banyak kita
peroleh dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satunya adalah tidur dan bangun tidur. Setiap
malam kita tidur, selama tidur kita tidak ingat apa-apa ,tidak sadarkan diri. Pagi-pagi kita bangun
kembali, kita sadar. Kematian tak obahnya seperti tidur panjang, suatu saat pasti akan bangun
kembali, yakni di akhirat. Percaya kepada Hari Akhir adalah benar-benar suatu ajaran yang
datangnya dari Allah SWT, karena sebelumnya tidak ada seorang pun yang membicarakan
rusaknya alam semesta ini sebagaimana yang diceritakan dalam Al-Qur’an.

2. NAMA-NAMA HARI AKHIR

Di dalam Al- Qur’an banyak disebutkan nama Hari Akhir yang dipergunakan untuk
menyebutkan peristiwa yang berkaitan dengan hari akhir. Di antara nama-nama itu adalah :

a. Yaumul akhir, artinya hari yang terakkhir

b. Yaumul qiyamah artinya hari penghancuran

c. Yaumul hasrah, artinya hari penyesalan

d. Yaumul ba’ats artinya hari kebangkitan

e. Yaumu hisab artinya hari perhitungan

f. Yaumud Din artinya hari pembalasan

g. Yaumul Haq artinya hari yang pasti terjadi

h. Yaumul jam.i artinya hari berkumpul

i. Yaumul khulud artinya hari kekekalan

j. Yaumul fashli artinya hari perpisahan

k. Yaumul wa’id artinya hari terlaksananya ancaman

l. Yaumul khuruj artinya hari keluar dari kubur

m. Yaumut taghabun artinya hari tampanya kesalahan

n. Yaumul fashli artinya hari perpisahan

3. Tanda-tanda hari kiyamat telah dekat Berdasarkan keterangan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadist nabi, Hari Akhir atau Hari Kiamat akan terjadi dengan didahului tanda-tandanya. Tanda-
tanda datangnya Hari Akhir itu antara lain :

1. Terpecahnya bulan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qamarayat 1 yang


artinya : ”Telah dekat(datangnya) saat itu telah terbelah bulan”.
2. Munculnya binatang yang berbicara dengan manusia. Dalam surat An-Naml ayat 82
disebutkan yang artinya sebagai berikut :

”Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatangmelata dari
bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak
yakin kepada ayat-ayat Kami.”

1. Kekacauan dan kejahatan semakin meningkat serta banyak terjadi pembunuhan, seperti
diceritakan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya sebagai
berikut :
”Kiamat tidak akan terjadi, kecuali hingga terjadi banyak hari. Apakah hari itu ya,
Rasulullah?” Beliau menjawab : ” Bunuh membunuh.”

1. Turunnya dajjal(orang-orang pendusta).


2. Matahari terbit dari sebelah barat.
3. Munculnya ya’juj dan ma’juj (umat yang suka merusak dan menghancurkan).

Mengenai beberapa tanda Hari kiamat ini disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Muslim dari Hudzaifah bin Asid Al Ghiffari yang artinya sebagai
berikut :”Rasulullah SAW menengok kami sedang berbincang-bincang, seraya bertanya, ”Apa
yang sedang kalian perbincangkan?” Jawab para sahabat, ”Kami sedang berbincang-bincang
tentang Hari Kiamat.” Beliau bersabda, ”Kiamat tidak akan terjadi sebelum terlihat sepuluh
macam tanda : (1) Ad Dukhan/asap atau kabut, (2) Dajjal/si penipu besar, (3) Dabbah/
binatang melata, (4) Matahari terbit di barat, (5) Turunnya Isa anak maryam, (6) Ya’juj dan
Ma’juj, (7) Gerhana di timur, (8) Gerhana di barat, (9) Gehana di Jazirah Arab, (10) Api
menyala di Yaman menghalau umat manusia ke mahsyar/tempat berkumpul.

B. Alam Barzah Barzah artinya sesutu yang membatasi antara dua barang atau dua tempat.
Adapun dalam hubungannya dengan Hari Akhir, barzah adalah batas lpsemisah antara kehidupan
dunia dan kehidupan akhirat.Kehidupan alam barzah adalah kehidupan antara hidup di dunia
dengan hidup akhirat. Kehidupan dialam barzah ibarat terminal tempat penantian . Di alam ini
semua roh dari orang yang sudah meninggal berkumpul untuk persiapan memasuki kehidupan
akhirat . Di Tempat penantian ini berlaku kenikmatan atau siksaan yang sering kita dengar
dengan istilah siksaan kubur. Di Tempat penantian ini, orang-orang selama hidupnya di dunia
banyak mengerjakan amal shaleh, yang bertaqwa kepada Allah akan mendapat perlakuan yang
menyenangkan dari malaekat. Sebaliknya orang-orang kafir, orang-orang yang hidupnya
diduniabanyak melakukan kejahatan dan kemaksiatan, akan mendapat perlakuan yang kasar dan
siksaan dari malaekat.Rasulullah bersabda yang artinya sebagai berikut:”

Adapun hamba yang mukmin, apabila telah putus dari dunia untuk mendatangi akhirat,
maka akan turun malaekat dari langit, berwajah putih bagaikan matahari, membawa kafan
dari kafan surga dan wewangian, pengawet kerusakan .kemudian mereka akan duduk dan
datanglah malaekat maut mendatanginya. Malaekat duduk didekat kepalanya seraya
berkata, ”Wahai ruh yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya,” Maka
ruh itu akan keluar bagaikan mengalirnya air dari tempat minum. Adapun orang yang kafir,
ketika mereka akan meninggal, datanglah malaekat yang berwujud hitam, seraya berkata, ”
Hai jiwa yang jahat keluarlah engkau ke arah murka Allah. ” kemudian dicabutlah ruh
mereka dengan kasar.” Berkaitan dengan nikmat dan siksa kubur Rasulullah bersabda yang
artinya:” Jika seseorang dikuburnya dan ia ditinggalkan oleh teman-temannya, maka ia
mendengar bunyi sandal mereka, maka saat itu ia didatangi oleh dua malaekat yang
kemudian mendudukkaanya dan bertanya. ” Bagaimana pendapatmu dahulu tentang orang
ini –yakni Muhammad SAW?” Adapun orang muknmin akan menjawab, ” Aku bersaksi bahwa
ia adalah hamba dan rasul Allah.”malaekat itu berkata, lihatlah tempatmu di neraka sana,
telah diganti oleh Allah dengan tempat duduk dari sorga, kemudian ia melihat tempat
duduknya, lalu dikubur ia merasa lapang. Adapun seorang munafik atau kafir, ketika ditanya
” Bagaimana pendapatmu dahulu tentang orang ini?” Maka ia menjawab, ” Saya tidak tahu
dan tidak pernah membaca namanya . Lalu ia dipukul dengan palu dari besi sehingga ia
menjerit kesakitan, yang suaranya terdengar oleh makhluk di sekitarnya, kecuali manusia
dan jin.”

C. Fase-fase hari Akhir

1. Yaumul Qiyamah,

Hari Qiyamah adalah hari kehancuran alam sesta dan berakhirnya kehidupan makhluk secara
serempak, setelah itu berdirinya Alam yang baru yang kekal dan lebih baik setelah penghancuran
besar-besaran itu. Kapan datangnya hari qiyamat itu?, Tidak ada seorang yang tahu tentang itu
termasuk Rasulullah SAW,juga tidak mengetahuinya. Jadi yang mengetahui datangnya hari
qiyamat hanyalah Allah saja dan Allah hanya memberitahukan berbagai tanda-tanda dekatnya
hari qiyamat. Sebagai telah diuraikan pada bagian yang terdahulu.
2.Yaumul Ba’ats,

Yaumul ba,ats adalah hari berbangkitnya makhluk dari kuburnya, yang di tandai tiupan trompet
yang kedua oleh malaekat Isrofil, Setelah bangkit mereka bernyawa kembali laksana hidup yang
pertama di dunia, Di antara mereka ada yang putih berseri-seri mukanya pertanda kebahagiaan
akan ia alami, sebaliknya yang hitam pekam mukanya pertanda kesengsaraan akan menyusul
kehidupannya , itu semua akibat perbuatannya didunia ini.Firman Allah Artinya:

Pada hari itu ada makhluk yang putih berseri mukanya dan ada pula yang hitam pekam
mukanya, Adapun orang yang hitam pekam mukanya, ditanya kenapa kamu kafir setelah
kamu beriman maka rasakanlah siksa disebabkan kekufuranmu. Adapun orang putih berseri
mukanya maka mendadpatkan kurnia dari Allah dan nanti akan dimasukkan kedalam Surga
Allah, mereka kekal didalamnya. (QS. Ali Imran ayat 106 dan 107).

3. Yaumul hasyar( mahsyar)

Yaumu hasyar adalah berkumpulnya semua makhluk nanti dihadapan Allah, setelah bangkit dari
alam quburnya masing-masing, dikumpulkan secara bersama-sama tanpa ada yang ketinggalan ,
di satu tempat. Tempat berkumpulnya manusia tersebut namanya mahsyar. Hal ini dijelaskan
dalam Al- Qur’an surat Al-Kahfi ayat 48, yang artinya:

” Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris-baris. Sesunguhnya kamu
datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama.”

4. Yaumul Hisab

Yaumul Hisab artinya hari perhitungan amal baik dan buruknya manusia. Setelah berada di
Mahsyar selanjutnya mereka satu persatu dihisab. Hisab ialah perhitungan semua amalan
manusia baik amal yang baik maupun amal buruk yang telah dilakukan di dunia. Sebelum
dihisab, mereka diberitahu tentang amal perbuatan yang telah mereka kerjakan meskipun mereka
telah lupa apa yang mereka kerjakan. Mizan atau neraca , Amal manusia didunia telah dicatat
oleh malaekat raqib dan atid, tanpa ada kekliruan sedikitpun. Manusia akan merenima buku
catatan amal yang telah dilakukan ketika di dunia. Amal-amal tersebut kemudian ditimbang di
atas neraca. Timbangan amal inilah yang disebut Mizan. Barang siapa yang berat amal
kebaikannya akan dimasukkan ke surga dan yang ringan kebaikannya akan dimasukkan ke
neraka. Apabila buku catatan itu berat amal kebaikkannya akan diterima dari sebelah kanan .
sebaliknya bila buku itu bereat amal kejahatannya akan diterima dari sebelah kiri. Sesuai dengan
Firman Allah Al-Isra ayat 71. Artinya

” Ingatlah suatu hari yang saat itu Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya, dan barang
siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca
kitab itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.”

Firman Allah dalam QS Al- Insyiqaq ayat 7 s/d 12 yang artinya:

” Maka adapun orang yang diberi kitabnya dari arah kanannya, akan diperhitungkan amal
perbuatannya dengan mudah, dan kembali kepada ahlinya riang gembira. Adapun orang
yang diberikan kitab amalannya dari arah kirinya dia akan mengalami kesengsaraan, dan
dimasukakan kedalam neraka syair.
LATIHAN

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Pengetahuan tentang alam gaib, seperti alam akhirat, dapat kita ketahui naas Al Qur’an
dan hadits. Pengetahuan demikian desebut…
a. sami’an
b. sam’iyat
c. maksiat
d. syariat
e. makri
2. Surat Al Baqarah ayat 4 menjelaskan tentang….

a. Ciri-ciri orang kafir

b. Ciri-ciri orang munafik

c. Ciri-ciri orang bertaqwa

d. Ciri-ciri orang zalim

e. Ciri-ciri orang fasik

3. Bangkitnya manusia dari alam kubur untuk dikumpulkan di Padang Mahsyar disebut….
a. yaumul mizan
b. yaumul ba’ats
c. yaumul jaza’
d. yaumul mahsyar
e. yaumul hisab
4. Dalil yang diambil berdasarkan pemikiran akal yang sehat disebut….
a. dalil akli
b. dalil naqli
c. mujtahid
d. ijtihad
e. kiyas
5. Menyamakan antara hukum pokok dengan hukum cabang disebut…
a. Ijma’
b. Ijtihad
c. Maslahah mursalah
d. Kiyas
e. Mujtahid
6. Hari perhitungan amal perbuatan manusia disebut….
a. yaumul mizan
b. yaumul ba’ats
c. yaumul jaza’
d. yaumul mahsyar
e. yaumul hisab
7. Berikut ini kemungkinan terjadinya hari akhir menurut ilmu pengetahuan, kecuali….
a. matahari meletus
b. terbitnya matahari dari arah barat
c. matahari menjadi beku, sehingga bumi beku
d. bintang bertabrakan dengan matahari, sehingga bumi hancur
e. jarak bulan dan matahari semakin dekat
8. Menurut Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 8, orang yang tidak beriman kepada hari akhir
disebut…
a. kafir
b. musyrik
c. mukmin
d. murtad
e. munafik
9. Hancurnya alam seisinya disebut…
a. kiamat kubra
b. kiamat sugra
c. yaumul ba’ats
d. yaumul jaza
e. yaumul hisab
10. Berikut ini adalah fungsi iman kepada hari akhir, kecuali….
a. mrndorong manusia untuk beramal saleh
b. mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu ibadah
c. selalu optimis dalam hidup
d. tidak mudah terpengaruh kemewahan
e. menggunakan kesempatan berfoya-foya selama masih hidup
11. Orang yang meninggal dunia berada di alam kubur yang disebut juga ….
a. alam akhirat
b. alam dunia
c. alam barzah
d. alam neraka
e. alam surga
12. Barang siapa yang berbuat baik meskipun sebesar zarrah ia akan melihat balasannya.
Pernyataan tersebut merupakan arti dari surat….
a. Az-Zalzalah ayat 7
b. Az- Zalzalah ayat 8
c. Az- Zalzalah ayat 1
d. Al- Qariah ayat 1
e. Al- Qariah ayat 5
13. Pada hari kiamat ada saat yang disebut yaumul mizan, artinya adalah ….
a. hari perhitungan amal
b. hari berkumpul
c. hari pembalasan
d. hari penimbangan amal
e. hari kebangkitan
14. Bagi orang yang masuk surga akan memperoleh kebahagiaan, yang artinya adalah….
a. Bagi mereka itu di surga
b. Bagi mereka pahala yang tidak putus-putus
c. Bagi mereka tersiksa
d. Bagi mereka memperoleh cobaan
e. Bagi mereka diminta pertanggungjawaban
15. Kematian seseorang disebut ….
a. yaumul jaza’
b. yaumul kiyamah
c. kiamat sugra
d. yaumul ba’ats
e. kiamat kubra
16. Peristiwa hancur dan binasanya alam semesta beserta isinya merupakan awal dari
kehidupan akhirat. Pernyataan tersebut adalah pengertian dari….
a. yaumul jaza’
b. yaumul kiyamah
c. kiamat sugra
d. yaumul ba’ats
e. kiamat kubra
17. amal dimaksud adalah kiamat….
a. kecil
b. kubra
c. sugra
d. sementara
e. asgar
18. Hari kiamat pasti datang dan tidak ada keraguan padanya. Pernyataan tersebut termuat
dalam firman Allah yaitu Al Qur’an….
a. Al Zalzalah ayat 1
b. Al Hajj ayat 7
c. Al Qiyamah ayat 1
d. Al Muddatsir ayat 7
e. Al Qariah ayat 2
19. Al-Qur’an surat Al- Zalzalah ayat 1 -8 menjelaskan terjadinya …
a. kiamat sugra
b. kiamat kubra
c. bangkitnya manusia dari kubur
d. berkumpulnya manusia di Padang Mahsyar
e. pengabulan do’a pada hamba-Nya
20. Yaumul mizan yaitu saat di mana amal manusia….
a. dilhat Allah
b. ditimbang Allah
c. dikumpulkan Allah
d. dibangkitkan Allah
e. dibalas Allah

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Jelaskan yang dimaksud hari kiamat!


2. Sebutkan tahapan-tahapan yang pasti dilalui manusia pada hari kiamat nanti!
3. Sebutkan isi kandungan surat Al-Zazalah ayat 7-8 !
4. Bagaimana terjadinya kiamat menurut ilmu pengetahuan?
5. Tuliskan dalil naqli yang menjelaskan bahwa hari akhir akan datang!
6. Sebutkan fungsi iman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari-hari!
7. Hari kiamat terbagi dua , sebutkan dan jelaskan!
8. Tulislah surat Al-Mukmin ayat 17!
9. Terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ayat pada soal nomor 8!
10. Jelaskan yang dimaksud dengan yaumul ba’ats!
ETOS KERJA

Setiap bangsa mempunyai pandangan hidup, entah hal itu disadari atau tidak. Pandangan
hidup yang dimiliki suatu bangsa itu khas dan mempengaruhi bagaimana prilaku dan budaya
bangsa yang bersangkutan. Semangat kerja pun dipengaruhi oleh pandangan hidup sehingga
dalam kajian tentang suatu masyarakat dikenal istilah etos kerja, yaitu semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seorang atau suatu kelompok.

Demikian pula dengan Islam yang mempunyai ajaran tertentu. Pandangan Islam atau
pemeluknya tentang hubungan manusia dengan Tuhan juga mempengaruhi etos kerja orang yang
bersangkutan. Orang yang berpandangan bahwa Allah menentukan nasib semua manusia dan
manusia tidak diberi kekuasaan untuk mengubahnya tentu akan mengakibatkan tingkat etos
kerjanya rendah. Sebaliknya, orang yang berpandangan bahwa Allah memberi kebebasan
manusia untuk mengubah nasibnya sendiri tentu akan mengakibatkan etos kerja yang tinggi.

A. Pengertian Etos Kerja

Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan
perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak
kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggungjawab yang
tinggi.

B. Sikap Kerja Keras

Sikap kerja keras dan berusaha untuk mengubah nasib, rajin, dan sungguh-sungguh
dalam melakukan pekerjaan merupakan anjuran dan kewajiban bagi insan yang beragama Islam.
Agama merupakan motivasi dan sumber gerak serta dinamika dalam mewujudkan etos kerja.
Islam menyuruh manusia untuk bekerja dan mengubah nasibnya sendiri. Manusia wajib berusaha
dan berikhtiar untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masing-masing. Memang
hanya manusia yang mau berusaha, bekerja keras, dan sungguh-sungguh yang akan meraih
prestasi, baik kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Ada beberapa sikap mental yang
mencerminkan sikap ini antara lain:

1. Proaktif, yaitu sikap yang ingin mengubah lingkungan, mengubah keadaan yang ada, atau
membuat suasana lebih kondusif. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar Ra’ad ayat 11
berbunyi:

Artinya:”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di


muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.”

2. Memulai suatu pekerjaan dengan setelah sempurna dalam pikiran.

Kegiatan seperti ini kegiatan yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat
masing-masing. Usaha itu akan dipengaruhi kesungguhan mengerjakan dan niatnya sesuai
denga Firman Allah dalam Al Qur’an yang berbunyi sebagai berikut.

Artinya: ”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.”(Q.S. AnNajm:39)

Dengan keterangan ayat diatas maka jelaslah bahwa manusia mempunyai keharusan untuk
berusaha dan mampu mengubah kondisi sendiri dari kemunduran dan keterbelakangan untuk
menuju kepada kemajuan. Suatu prestasi kerja dan keberuntungan tidak dapat diraih dengan
mudah oleh seseorang, melainkan melalui usaha dan kerja keras yang dibarengi idealisme
dan optimisme yang tinggi. Bekerja keras bagi manusia merupakan keharusan dan panggilan

hidup manusia. Jika kita berusaha dengan baik serta diiringi dengan hati yang ikhlas karena
Allah maka hal itu termasuk ibadah dan perbuatan yang berpahala.

3. Selesai mengerjakan suatu pekerjaan beralihlah kepada yang lain

Kita harus selalu mengatur waktu untuk mengerjakan pekerjaan sehingga tidak ada waktu
yang terbuang, membuat nilai waktu itu maksimal, baik untuk urusan dunia ataupun akhirat.
Karena waktu itu laksana pedang apabila kita tidak menggunakannya ia akan memotong kita
tanpa menunggu, waktu tak pernah berhenti. Sesuai Firman Allah dalam surat Al-Insyirah ayat
6 dan 7 berbunyi:

Artinya: Maka apabila telah menyelesaikan suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain,
dan kepada Tuhanmu gemar dan berharaplah! ( Al-Insyiroh ayat 7-8 )

4. Mewujudkan Sinergi, saling bekerjasama mencapai tujuan.

Kejelekan yang terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Itu rahasia
mengapa Rasulullah mendidik umat untuk selalu berjamaah dalam sholat. Kerjaaan yang berat
bila digotong bersama-sama akan menjadi ringan, pekerjaan yang susah akan menjadi mudah.

5. Sibuk memperbaiki diri sendiri, tidak memiliki waktu untuk mencela orang lain.

Dalam Islam setiap perbuatan manusia mempunyai nilai positif bagi kehidupan manusia. Karena
itu setiap muslim tatkala melakukan kegiatan, harus ada nilai tambah yang bermanfaat, baik
bagi dirinya ataupun orang lain. Inilah yang dinamakan amal shaleh. Ratusan kali Al Qur’an
mengulang-ulang kalimat amal shaleh, hal ini menunjukkan betapa kerja keras mendapatkan
perhatian yang sangat penting bagi kehidupan setiap muslim.

Al Qur’an menggambarkan bahwa manusia memiliki peran besar yang dapat membawa
kebangkitan dan keruntuhan jalannya sejarah. Peran penting ini didasari karena manusia
memiliki unsur-unsur yang menyatu luar dan dalam sehingga perubahan sejarah dan
kehidupan manusia sendiri berada dipundaknya. Unsur luar adalah jasmani dan bentuk
lahiriah, sedangkan unsur dalam adalah perpaduan antara pandangan hidup, tekad,
kehendaknya. Meskipun kedua unsur itu harus sama mendapat pembinaan, namun Al Qur’an
menekankan bahwa unsur dalam harus dapat perhatian lebih. Allah Berfirman sebagai
berikut :

Artinya: ” Sesungguhnya Allah tidak akan merobah keadaan suatu kaum sampai mereka
mengubah apa yang terdapat dalam diri mereka” ( Q.S. Ar. Ra’ad ayat 11)

Berdasarkan ayat ini, keberhasilan atau kegagalan tergantung pandangan hidup yang dimilikinya.
Ada yang terbatas, sempit dan sementara namun ada juga yang luas dan jauh kedepan. Bagi
muslim diajarkan untuk memiliki pandangan hidup yang mendunia dan berwawasan
keakhiratan.

B. Produktivitas Kerja

Manusia sebagai insan individual dan sosial selalu mempunyai keinginan untuk meningkatkan
kemajuan serta taraf hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidupnya selalu ingin terpenuhi dengan
berbagai macam cara. Supaya keinginan tersebut tercapai dengan baik, Allah memerintahkan
kepada mahkluk-Nya agar berusaha dan berkarya supaya mendapatkan rezeki yang halal dan
tayyibah (baik) sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi sebagai berikut.

Artinya:
”Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamudi muka bumi, dan carilah karunia
Allah (rezeki) dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. ” (Q.S. Al
Jumu’ah:10)

Dalam ayat lain Allah menjelaskan: Artinya:

”Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. ” (Q.S. Al Insyirah :7)

Kedua ayat tersebut mengingatkan kepada kita bahwa ibadah itu bukan hanya shalat saja, tetapi
bekerja mencari nafkah atau rezeki itu pun termasuk ibadah jika dilakukan dengan ikhlas dan
hanya mencari keridaan Allah semata. Kemudian, kita harus rajin dan sungguh-sungguh dalam
bekerja.

Dalam ayat tersebut juga tersirat dengan jelas bahwa kita tidak boleh kosong dari kegiatan. Kita
harus aaktif karena pekerjaan yang kita lakukan harus bervariasi agar kejenuhan tidak hinggap
pada diri kita. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kita agar kita rajin dan sungguh-sungguh
serta berusaha untuk maju sesuai dengan kemampuan kita sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
berikut ini.

Artinya:

”Abu Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah Saw: Biarkanlah aku,selama aku membiarkan
dalam kebebasanmu, maka sesungguhnya yang menyebabkan kebinasaan umat yang
sebelummu dahulu, karena kebanyakan pertanyaan mereka dan menyalahi pada para nabi-
nabi mereka. Maka apabila aku mencegah kamu sesuatu tinggalkanlah perkara itu. Dan jika
aku perintahkan suatu perintah, kerjakanlah sekuat tenagamu.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut memperjelas keharusan untuk rajin dan sungguh-sungguh dalam mekakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan sehingga pekerjaan itu memiliki nilai
produktivitas yang tinggi. Bukan saja yang melakukan pekerjaan itu yang untung, tetapi
keuntungan tersebut. Keuntungan yang diraih seseorang itu ada bagian bagi orang lain. Apakah
itu keuntungan dari bertani atau berdagang, dan sebagainya, seperti dengan zakat dan infak.

Kerja produktif adalah kerja yang menghasilkan nilai tambah. Produktifitas kerja berkaitan
dengan hasil yang lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Jika banyak orang senaga
tenaga kerja, tetapi sedikit hasil maka yang demikian disebut tidak produktif. Semangat dalam
bekerja adalah modal utama dalam produktifitas. Semangat dalam bekerja harus menjadi ciri
khas(etos) setiap muslim karena dewasa ini umat Islam berada pada keterbelakangan. Tanpa etos
kerja yang tinggi sulit sekali dicapai produktifitas dalam bekerja.

C. Memacu Perubahan Sosial untuk Kemajuan

Banyak orang mengatakan bahwa di dunia penuh kebaikan, tetapi tidak ada biji jagung yang
berisi bisa diperoleh oleh manusia tanpa bersusah payah terlebih dahulu untuk menanamnya.
Janganlah kita bermimpi hari ini akan memetik padi, jika hari kemaren kita tidak pernah
menanamnya.

Kemudian ada baiknya kita perhatikan kata-kata hikmah berikut ini.

” Kebaikan hari ini ditentukan oleh kebaikan hari kemaren, dan kebaikan hari esok
ditentukan oleh kebaikan hari ini,”

Dengan demikian, kita sebagai insan sosial senantiasa memacu diri dan memanfaatkan
waktu dengan pekerjaan dan perbuatan yang beermanfaat, guna mempersiapkan hari esok yang
lebih baik dan cerah.

Firman Allah SWT


Artinya:” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang beriman dan beramal saleh dan saling menasehati supaya mentaati
kebenaran dan saling menasehati supaya menepati kebenaran.” (Q.S. Al-Asyr:1-3)

Umat Islam ketinggalan dalam banyak bidang, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan
teknologi, menjadikan tertinggal dalam bidang ekonomi. Ketertinggalan tersebut sebenarnya
disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor eksternal atau faktor luar, seperti penjajahan dengan
segala bentuknya dan juga faktor ekologi. Kedua, faktor internal, faktor yang besar pengaruhnya,
seperti kebudayaan, yaitu nilai-nilai, norma, keyakinan, dan pengetahuan umat Islam yang masih
terbelakang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan pembaharuan atau pembangunan
yang mencakup mental spritual serta material. Pembangunan inilah yang mendorong atau
memacu perubahan masyarakat(sosial) menuju kemajuan atau modren. Indonesia dewasa ini
sedang giat-giatnya membangun. Pembangunan itu pada gilirannya akan memacu umat Islam
karena sebagian besar bangsa ini umat Islam.

RANGKUNGAN
1. Memiliki etos kerja dan semangat bekerja keras merupakan ajaran agama. Agama
merupakan motivasi dan sumber gerak yang dinamis untuk mencapai suatu kemajuan.
Agama melarang pemeluknya malas, boros, berlebihan dan sikap hedonisme ( berfoya-
foya). Oleh sebab itu, umat yang beragama hendaknya selalu bekerja keras, selalu ingin
maju, dinamis dan produktif.
2. Manusia sebagai insan invidual dituntut beribadah kepada Allah dan beramal saleh.
Beribadah dan beramal saleh hendaknya dilandasi dengan keikhlasan dan hanya
mengharapkan rida Allah semata. Disamping itu , kita diperintah untuk mencari rezeki
dan kurnia Allah. Kurni Allah dan rezeki tersebut, akan dapat diraih dengan baik, jika
kita bekerja keras. Bekerja keras melahirkan produktifitas, baik pada tingkat individual,
sosial dan sebagainya.
3. Manusia sebagai insan sosial hendaknya memperkuat kelompok dan memperkukuh
persaudaraan serta kekompakan di antara anggota sosial tersebut. Dengan demikian,
prestasi kerja dan kemajuan akan lebih mudah didapat jika dilakukan bersama-sama
dengan modal kekompakan dalam suatu ikatan sosial.

LATIHAN

I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Bekerja keras dan memiliki semangat kerja yang tinggi merupakan …

a. panggilan nurani dasar manusia b. kenutuhan primer

c. perintah ajaran agama d. kebiasaan suatu kelompok sosial tertentu

e. kebutuhan skunder

2. Perbuatan yang disukai Allah dan yang diridai-Nya baik berupa perkataan maupun
perbuatan, baik terang maupun tersembunyi . Pernytaan ini pengertian dari ….

a. ihsan b. Amal saleh

c. etos kerja d. Tawakkal

e. ibadah

3. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian . Pernyataan ini adalah arti dari ayat….
4. Pernyataan Allah yang menerangkan bahwa kita harus mencari kebahagiaan akhirat dan
tidak boleh melupakan kenikmatan dunia tercantum dalam Al-Qur’an surat….
a. Al- Jumu’ah ayat 10 b. An-Najm ayat 39

c. Al-Qashahs ayat 77 d. Al-Baqoroh ayat 55

d. Ali Imran ayat 102

5. Prestasi kerja dan kemajuan akan lebih mudah diraih oleh seseorang, jika melakukan….

a. terobosan yang menguntungkan

b. kekompakan dalam kelompok sosial

c. bekerja keras dan mempunyai etos kerja

d. berusaha menghalangi orang lain agar tidak maju

e. memiliki relasi yang banyak

6. Rezeki itu masuk dari beberapa pintu. Adapun pintu rezeki yang terbesar adalah….

a. bekerja sebagai pemborong b. bekerja dengan berdagang

c. bekerja sebagai pegawai pemerintah d. bekerja sebagai petani

e. menjadi bintang film,atlet atau petinju

7. Cara-cara bekerja yang baik sebagai berikut, kecuali….

a. adanya perhitungan yang matang b. diniatkan sebagai bekal ibadah

c. sesuai dengan kemampuan atau profesi d. memperhatikan waktu-waktu ibadah

e. diutamakan selesai dengan cepat

8. Hal yang penting dalam bekerja adalah…

a. memperoleh hasil yang banyak b. memperoleh hasil yang halal

c. jenis pekerjaan itu mudah d. hemat tenaga

e. pekerjaan itu menyenangkan

9. Faktor yang dapat mendorong agar bekerja keras sebagai berikut, kecuali…

a. adanya perintah Allah dan rasulnya

b. semboyan bahwa dunia adalah ladang akhirat

c. takut menjadi pengemis

d. keinginan menjadi dermawan dan dihormati

e. keinginan untuk tidak menjadi beban orang lain

10. Keimanan seseorang itu sangat erat hubungannya dengan ..

a. akhlak b. majalah

c. kedudukan d. pakaian

e. bicara
11. Iman dan taqwa membentuk …

a. wajah b. akhalak

c. pakaian d. kedudukan

e. jabatan

12. Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah sebagai berikut, kecuali….

a. beriman kepada yang gaib b. mendirikan sholat

c. menafkahkan sebagian rezekinya d. mengumpulkan harta dan menimbunnya

e. menahan amarah

13. Kerja keras dan semangat yang tinggi merupakan …

a. kebutuhan sampingan b. kebutuhan utama

c. kebiasaan kelompok sosial tertentu d. panggilan nurani dasar manusia

e. hal yang biasa

14. Perbuatan yang disukai Allah dan yang diridainya baik perkataan maupun perbuatan, baik
terang maupun tersembunyi. Pernyataan ini adalah pengertian dari….

a. ihsan b. etos kerja

c. ibadah d. amal saleh

e. tawakkal

15. Prestasi kerja dan kemajuan akan lebih mudah diraih oleh seseorang jika ia melakukan….

a. terobosan yang menguntungkan

b. kekompakan dalam kelompok sosial

c. bekerja keras dan mempunyai etos kerja

d. berusaha menghalangi orang lain agar tidak tahu

e. memiliki relasi yang banyak

16. Seseorang pemuda di zaman nabi Muhammad saw yang rajin ibadah tetapi termasuk anak
durhaka kepada orang tuanya, dikerenakan ketika dipanggil ibunya tidak menjawab dan
menghampiri adalah….

a. Idris b. Hasan

c. Alqamah d. Ibrahim

e. Anas bin Malik


19. Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah ….

a. engkau akan hidup selamanya b. engkau akan mati besok pagi

c. engkau akan mendapatkan kesuksesan d. engkau akan menemui kesulitan

e. engkau akan bahagia dunia dan akhirat

20. Rasulullah dikenal sebagai pekerja keras sejak….

a. bayi b. anak-anak

c. remaja d. dewasa

e. menjelang wafatnya

II. Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar!

1. Jelaskanlah pengertian etos kerja!


2. Uraikanlah beberapa sikap yang menunjukkan kerja keras dan jelaskanlah dengan
contoh!
3. Bagaimana cara meningkatkan produktifitas kerja?
4. Tulislah surat Al-Insyiroh ayat 5,6 dan 7 serta terjemahkan!
5. Sebutkanlah perubahan sosial yang mengarah kepada kemajuan!
6. Apakah yang dimaksud perubahan sosial ?
7. Jelaskan pengertian produktifitas kerja!
8. Jelaskanlah perbedaan Ibadah dan amal shaleh!
ADIL RIDHO DAN AMAL SHOLEH

Keadilan berasal dari kata adil, artinya dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sifat
adil artinya suatu sifat yang teguh, kukuh, yang tidak menunjukkan memihak kepada seseorang
atau golongan. Adil itu sifat yang mulia dan sikap yang lurus tidak terpengaruh karena faktor
keluarga, hubungan kasih sayang, karib kerabat, golongan dan sebagainya.

Allah SWT menetapkan bahwa setiap manusia masing-masing bertanggung jawab atas
perbuatannya. Seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan tidak
memperoleh pahala selain apa yang telah diusahakannya sendiri. Terhadap semua hasil usaha
seseorang, Allah SWT akan membalasnya dengan balasan yang adil dan yang setimpal. Hal ini
telah dijelaskan dalam firman Allah SWT.

Artinya :

“38. (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, 39. dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, 40.
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). 41. Kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, 42. dan bahwasanya kepada
Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). ” (QS An Najm : 38-42)

Sesungguhnya Allah menyruh manusia untuk berbuat adil, sebagaimana firmannya :

Artinya :

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah
Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah
kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al
Hujurat : 9)

Berlaku adil dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berlaku adil kepad Allah SWT, kepada
diri sendiri, kepada orang lain dan kepada makhluk lain (lingkungan)

1. Berlaku adil kepada Allah SWT

Pengertian berlaku adil kepada Allah SWT adalah kita harus menempatkan diri pada tempat
yang benar, yakni sebagai makhluk Allah SWT dan dengan utuh melaksanakan apa yang telah
diwajibkan kepada kita

Untuk mewujudkan keadilan kita kepada Allah SWT, kita wajib beriman kepada Allah SWT,
jangan menyekutukannya dengan sesuatu yang lain dan mengimani nabi Muhammad SAW
sebagai utusannya. Menjunjung tinggi petunjuk dan kebenaran daripadaNya, yaitu mengimani Al
Qur’an sebagai wahyu Allah SWT mentaati ketentuannya dengan melaksanakan perintahnya dan
meninggalkan larangannya. Menyembah kepadanya dengan melaksanakan shalat, zakat, puasa,
dan ibadah lainnya

2. Berlaku adil kepada diri sendiri

Pengertian berlaku adil kepada diri sendiri yaitu menempatka diri sendiri pada tempat yang baik
dan benar. Untuk itu kita harus teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, jangan menganiaya diri sendiri dengan menuruti
hawa nafsu, minum minuman keras, dusta, enggan berbuat baik dan jangan membuat
kemudharatan (keburukan) yang akibatnya akan buruk pula pada kesehatan, jiwa, harta dan
kehormatan diri. Kita harus menjaga dan memelihara agar diri sendiri hidup selamat bahagia
didunia dan akhirat kelak. Kita harus jujur terhadap diri sendiri dan jika berbuat salah kita harus
berani mengoreksinya

3. Berlaku adil kepada orang lain

Pengertian berlaku adil kepada orang lain adalah menempatkan orang lain pada tempatnya yang
sesuai, layak dan benar. Memberikan hak orang lain dengan jujur, tidak mengurangi sedikitpun
hak yang harus diterimanya. Tidak menyakiti dan merugikan orang lain, baik berupa materiil
maupun non materiil. Bila sebagai hakim, putuskanlah perkara dengan adil. Kalau menjadi
pelayan masyarakat maka layanilah masyarakat dengan baik dan adil

4. Berlaku adil kepada makhluk lain (lingkungan)

Berlaku adil kepada makhluk lain yaitu dapat menempatkan makhluknlain pada tempatnya yang
sesuai, misalnya adil kepada binatang, harus menempatkannya pada tempat yang layak menurut
kebiasaan binatang tersebut. Jika memelihara binatang harus disediakan tempat dan makanannya
yang memadai. Jika binatang itu akan dimanfaatkan untuk kendaraan atau usaha pertanian
hendaknya dengan cara yang wajar, jangan memberi beban yang melampaui batas. Demikian
pula jika hendak dimakan, maka hendaklah disembelih dengan cara yang telah ditentukan oleh
ajaran agama, dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan kesakitan bagi si binatang itu.
Menjaga kelestarian lingkungan juga termasuk berbuat adil kepada makhluk lain.

5. Keutamaan Keadilan

Keutamaan berlaku adil antara lain :

1. Terciptanya rasa aman, tentram, tenang dalam jiwa dan tidak ada rasa khawatir kepada
orang lain, karena tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan atau menyakiti
orang lain
2. Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, taat dan patuh
terhadap Allah SWT melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dengan penuh
kesadaran dan tanggung jawab
3. Menciptakan ketentraman dan kerukunan hidup, hubungan yan harmonis dan tertib
dengan orang lain
4. dapat memanfaatkan alam sekitar untuk kemashlahatan dan kebaikan hidup di dunia dan
akhirat. Allah berfirman.

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Maidah : )

1. Mengharap Ridha Allah

1). Pengertian

Ridha Allah ialah suatu sikap dan usaha untuk menggapai kasih sayang dari yang Maha
Kuasa Allah swt. Usaha itu antara lain Iman yang mantap kepada Allah,Sholat lima waktu,
Berbuat baik kepada kedua orang tua,sabar menerima ujian Allah dan cobaan bersyukur ats
nikmat yang diberikan oleh Allah.

2). Iman yang mantap kepada Allah.


Iman adalah keadaan jiwa seseorang mengakui keberadaan, kekuasaan, kemuliaan dan
keagungan yang maha kuasa. Iman itu mendorong dirinya melaksanakan perintahnya dan
menjauhi larangannya.

Sesuai dengan Firman Allah swt surat Al Hujurat ayat 15 berbunyi:

Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya


(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-
orang yang benar.” ( QS Al Hujurat ayat 15 )

3). Sholat lima waktu

Sholat adalah salah satu rukun Islam yang paling sering dilaksanakan, dibandingkan
dengan puasa, zakat dan haji. Kenapa demikian karena itu merupakan yang paling utama sebagai
komunikasi kepada Allah, sholat sebagai tiang agama, dan amal yang paling pertama kali di
tanya di hari kiamat, Amal yang sangat mempengaruhi dinilai atau tidaknya nanti di akhirat.
Sebagai firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 45

Artinya:”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”

4). Berbuat baik kepada dua orang tua

Jalan yang lain dalam menggapai ridha Allah melalui birrul walidain. Birrul walidain
atau berbakti kepada kedua orang tua merupakan masalah yang penting dalam Islam. Di dalam
Al Qur’an, setelah memerintahkan menyembah Allah selanjutnya berbakti kepada dua orang tua.
Dalam surat Al Isra Allah berfirman 23 – 24 berbunyi:

Artinya:

”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia[850]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil.”

Bentuk bentuk berbakti kepada dua orang tua

a) Berakhlak baik kepada keduanya

b) Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut atau berbicara dengan
keduanya perkataan yang mulia.

c) Tawaduk ( rendah hati ) atau tidak boleh bersikap sombong karena sewaktu lahir kita
berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan orang tua kita.

d) Memberi hadiah atau hibbah kepada kedua orang tua.

e) Mendoakan keduanya sebagaimana untuk keampunan dan kemuliaannya.

5) Sabar
Sabar kepada ujian yang Allah timpakan kepada kita baik, rasa takut, rasa lapar, penguranga
harta, pengurangan diri dan pengurangan buah-buahan dan lain sebagainya. Sabar dari segala
bencana yang kita terima dari Allah. Sebagai firman Allah ( Al Baqarah : 153 ) Artinya: ….
“Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. “

6). Syukur

Syukur adalah suatu sikap terima kepada Allah atas segala nikmat telah di kurniakan
kepada kita, baik lahir maupun batin, baik untuk diri kita atau diluar diri kita seperti rezeki,
rumah, kendaraan, dan lain sebaginya.

LATIHAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !

1.Jelaskanlah pengertian keadlilan

2.Jelaskan lah pengertian ridha

3.Uraikanlah dan jelaskan pengertian sabar

4.Uraikanlah keutamaan adil

5.Kenapakah kita harus patuh kepada orang tua

6.Uraikan kisah Al Qamah tentang kedurkaan kepada orang tua.

7. artikan ayat dibawah ini!

8. Apakah amal yang pertama kali ditanya di hari kiamat ?

9. sebutkan tiga hikmah sholat!

10.Jelaskan pengertian syukur !


“MUNAKAHAT (MASALAH PERNIKAHAN)”

Nikah atau perkawinan ialah akad yang menghalalkan pergaulan, membatasi hak dan
kewajiban antara seorang laki-laki dan perempuan yang antara keduanya bukan muhrim. Firman
Allah SWT Artinya :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS An Nisa : 3)

Pernikaha merupakan suatu hal yang sangat penting dan mulia untuk mengatur kehidupan rumah
tangga dan keturunan. Disamping itu, nikah merupakan salah satu asas pokok hidup yang utama
dalam pergaulan masyarakat. Tanpa pernikahan tidak akan terbentuk rumah tangga yang baik,
teratur dan bahagia serta akan timbul hal-hal yang tidak didinginkan dalam masyarakat.
Misalnya, manusia tidak dapat mengekang hawa nafsunya sehingga timbul pemerkosaan dan
bencana di masyarakat.Oleh karena itu, dengan pernikahan akan timbul kasih-mengasihi,
sayang-menyayangi antara suami dan istri, saling kenal mengenal, tolong menolong antar
keluarga suami dengan keluarga istri dan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.Sabda
rasulullah SAW yang artinya :

“ Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, telah bersabda Raulullah SAW kepada kami, Hai
pemuda-pemuda barang siapa yang mampu diantara kamu serta berkeinginan hendak
kawin, hendaklah dia kawin karena sesungguhnya perkawinan itu akan memejamkan mata
terhadap orang yang tidak halal dilihatnya dan akan memeliharanya dari godaan syahwat.
Dan barang siapa yang tidak mampu kawin hendaklah dia puasa karena dengan puasa hawa
nafsunya terhadap perempuan akan berkurang.” (HR Muttafaqu ‘Alaih)

Muhrim

Muhrim ialah orang yang tidak halal dinikahi. Dalam hal ini ada empat belas orang sebagai
berikut.

1. Tujuh orang karena nasab (keturunan), yaitu

a) ibu, nenek, dan seterusnya sampai keatas, bapak kakek dan seterusnya

b) anak, cucu dan seterusnya ke bawah

c) saudara seibu dan sebapak, sebapak dan seibu saja

d) saudara dari bapake) saudara dari ibu

f) anak dari saudara laki-laki dan seterusnya

g) anak dari saudara perempuan dan seterusnya

2. Dua orang dari sebab menyusu, yaitu

a) ibu yang menyusuib) saudara sepersusuan


3. Empat orang dari sebab perkawinan, yaitu

a) ibu dari istri atau bapak dari istri (mertua)

b) anak tiri apabila orang tuanya sudah dicampuri (digauli)

c) istri/suami dari anak (menantu)

d) orang tua tiri

e) mengumpulkan bersama-sama antara dua orang yang bersaudara dalam satu waktu.

Dilihat dari keadaan orang yang akan melangsungkan pernikahan maka hukum nikah itu
ada lima, sebagai berikut.

1) Jaiz, artinya diperbolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum pernikahan
2) Sunah, yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk nikah dan
mempunyai bekal hidup untuk membiayai orang yang menjadi tanggungannnya.
3) Makruh, yaitu bagi orang yang mempunyai keinginan untuk nikha tapi belum
mempunyai bekal hidup untuk membiayai (nafkah) bagi orang yang menjadi
tanggungannya.
4) Wajib, yaitu badi ornag yang telah mempunyai bekal hidup untuk memberi nafkah
dan adanya kekhawatiran terjerumus dlam perbuatan maksiat atau zina bila tidak
segera menikah.
5) Haram, yaitu bagi orang yang akan melangsungkan pernikahan itu mem[unyai niat
buruk, seperti niat buruk untuk menyakiti pasangan yang akan dinikahinya.

B. Tujuan Nikah

Tujuan nikah dalam agama Islam disebutkan dalam surat Ar Rum : 21, yaitu untuk
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, keluarga yang merasakan kebahagian lahir
dan bathin, keluarga yang sakinah dan sejahtera. Keluarga bahagia adalah keluarga yang diliputi
suasana damai, aman, tenteram, tertib, saling pengertian, tolong-menolong antar anggota
keluarga melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Firman Allah SWT.Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-


isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Rum : 21)

Jadi, salah satu dari tanda kekuasaan Allah ialah menciptakan istri-istri dengan
perkawinan agar merasakan ketentraman hidup dan penuh kasih sayang diantara suami istri.
Suami ataupun istri masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk kebahagian
rumah tangganya. Misalnya, suami sebagai kepala rumah tangga bertanggung jawab penuh
terhadap anak dan istrinya dengan memberi nafkah, sesuai dengan kemampuannya. Suami
memimpin, membimbing serta menjaga atas keselamatan dan kesehatan keluarganya.Istri
bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak, istri harus taat dan patuh kepada semua perintah
suaminya, selama perintah tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Istri rela menerima pemberian
suaminya, hemat tidak boros, serta menjaga kehormatan dirinya. Begitu pula sebagai anak
sebagai anggota keluarga, harus taat dan patuh menjalankan agama, berbakti kepada orang tua,
berakhlak mulia, rajin beribadah dan belajar sehingga menjadi anak yang shlaeh berguna bagi
agama, nusa, bangsa dan negara. Kaum Pria diperintahkan oleh Allah SWT supaya selalu berdoa
untuk kebahagian keluarga, istri dan anak yang menyenangkan hati.

Hal tersebut dijelaskan dalam surat Al Furqan ayat 74.Artinya :


“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Furqan : 74)

Rumah merupakan satu-satunya tempat tinggal di sebuah keluarga. Di rumah itu, mereka dapat
menikmati bersama pada saat senang, tempat istirahat bersama, tempat tidur, berteduh, makan-
minum, tempat meminta pada saat membutuhkan, tempat hiburan pada saat susah, tempat
beribadah seluruh anggota keluarga dan sebagainya. Agar tujuan nikah untuk membentuk

keluarga yang bahagia dan sakinah itu dapat tercapai maka dalam memilih calon istri yang
beragama dan berakhlak mulia, selalu beramal shaleh, taat kepada Allah dan suaminya. Sabda
rasulullah SAW yang artinya :

”Dari Jabir sesungguhnya Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya peremouan itu dinikahi orang
karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya maka pilihlah yang beragama.” (HR Muslim
dan Turmudzi)

Dalam hadis yang lain disebutkan yang artinya barang siapa menikahi seorang perempuan karena
harta dan kecantikannya, niscaya Allah akan melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan barang
siap yang menikahi karena kebangsawanannya, niscaya Allah tidak kan menambah kecuali
kehinaan.

C. Rukun Nikah

Agar pernikahan itu syah dan dapat dilangsungkan dengan baik maka harus memenuhi
rukun-rukunnya (unsur-unsur yang harus ada dalam pernikahan). Adapun rukun nikah adalah
sebagai berikut.

1. Calon Suami syaratnya antara lain beragama Islam, bukan muhrim, calon istri tidak
terpaksa dan sudah baligh
2. Calon Istri syaratnya antara lain beragama Islam, bukan muhrim, calon suami tidak
terpaksa dan sudah baligh
3. Sigad (akad), yaitu ijab qabul. Ijab diucapkan oleh wali mempelai perempuan, seperti
“Saya nikahkan engkau dengan anak saya nama fulan binti fulan dengan mas kawin ...”
kemudian qabul (jawab) mempelai laki-laki, seperti “Saya terima nikahnya Fulan binti
Fulan dengan mas kawin ...” tidak sah nikah kecuali dengan lafal nikah.

Sabda rasulullah SAW yang artinya ;

“Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan, sesungguhnya kamu ambil mereka dengan
kepercayaan Allah, dan kamu lakukan mereka dengan kalimat Allah.” (HR Muslim)

1. Mahar (mas kawin) adalah harta yang diserahkan oleh mempelai laki-laki kepada
mempelai perempuan sebagai kecintaan akan hidup bersama dalam kehidupan yang
mulia yang menjamin ketenangan dan kebahagian keluarga. Dasar hukumn wajibnya
mahar antara lain firman Allah SWT

Artinya :

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan[267]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian
dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (QS An Nisa : 4)

1. Dua orang saksi

Sabda Rasulullah SAW)‫(ﺮﻮﺍﻩ ﺃﺣﻤ ﺪ‬ ‫ﻻ ﻨﻜﺎﺡ ﺇﻻ ﺑﻮﻟﻲﻭ ﺸﺎﻫﺪﻯ ﻋﺩﻝ‬


Artinya :
“Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (HR Ahmad)

1. Wali

Adapun susunan dan urutan menjadi wali adalah

1. bapak kandung
2. kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan
3. saudara laki-laki sekandung
4. saudara laki-lai sebapak
5. anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
6. anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
7. paman (saudara laki-laki bapak)
8. anak laki-laki paman
9. hakim, wali hakim berlaku apabila yang tersebut pada nomor 1 sampai dengan 8
semuanya tidak ada atau sedang berhalangan, tetapi menyerahkan kepada hakim.

Syarat Wali dan Dua Saksi

Wali dan saksi bertanggung jawab atas syah nya akad perkawinan dan tidak semua orang dapat
menjadi wali dan saksi, akan tetapi hendaklah orang-orang yang mempunyai sifat berikut ini.

1. Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak sah menjadi wali atau saksi. Firman Allah
SWT.

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin
bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al- Maidah : 51)

2. Balig (umur paling sedikit 15 tahun)


3. Berakal sehat ( tidak gila)
4. Merdeka (bukan hamba sahaya)
5. Laki-laki. Perempuan tidak boleh menjadi wali atau saksi
6. Adil

D. Kewajiban Suami dan Istri

Setelah terjadi akad nikah maka suami mempunyai kewajiban terhadap istrinya, begitupula
sebaliknya istri pun mempunyai kewajiban terhadap suaminya1) Kewajiban suami terhadap istri
sebagai berikut

1. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tiggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan
kemampuannya.
2. Bergaul dengan istrinya secara ma’ruf, yaitu dengan baik, penuh kasih sayang,
menghargai, memperhatikan dan sebagainya.
3. Mendidik keluarga terutama pendidikan agama agar istri dan anak-anaknya menjadi
orang-orang yang taat dan patuh menjalankan agama Islam, seperti mendirikan shalat,
puasa, zakat dan membaca Al Qur’an. Dengan kata lain, menjalankan perintah agama dan
meninggalkan larangannya sehingga menjadi orang yang shaleh. Firman Allah SWT.

Artunya :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim)

1. Memimpin keluarga, istri dan anak-anaknya


Suami bertanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan kebahagiaan keluarga lahir bathin,
dunia dan akhirat. Suami adalah sebagai pemimpin dan contoh yang baik bagi keluarganya.

Firman Allah SWT.Aritnya :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh
karena

Allah telah memelihara (mereka)[290]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan


nusyuznya[291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-
cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(QS An Nisa : 34)

Kewajiban istri terhadap keluarganya sebagai berikut.

1. Patuh kepada suami, selama perintahnya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam
2. Memelihara dan menjaga kehormatannya serta menjaga harta benda suaminya.
3. Hemat, cermat dan selalu bersukur kepada Allah SWT atas pemberian suami sehingga
tidak memberatkan suami.
4. Mengatru rumah tangga. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai ibu rumah tangga
5. Memelihara dan mendidik anak. Istri fungsinya lebih besar daripada suami dalam
mendidik dan mengasuh anak sebab pada umunya hubungan istri dengan anak lebih
dekat, terutama ketika anak masih kecil.
6. Berusaha menasehati suami apabila berbuat tidak baik dan sebaliknya.

E. Hikmah Nikah

Salah satu perintah agama Islam terhadap umat manusia adalah melaksanakan pernikahan,
bagi orang yang telah mampu serta telah terpenuhi sarat-sarat dan rukun pernikahan. Pernikahan
yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam, mengandung beberapa hikmah sebagai
berikut.

1. Pernikahan dapat Menentramkan Jiwa.

Dengan pernikahan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan (seksual) dengan baik, aman,
tenang, dengan suasana cinta kasih sehingga mendapatkan ketentraman jiwa, ketenangan
lahir dan bathin. Kebutuhan seksual apabila tidak dapat terpenuhi dengan semestinya akan
menimbulkan gangguan jiwa, seperti tertekan dan gelisah. Jadi, jelaslah bahwa dengan
pernikahan akan mendapatkan ketentraman jiwa, seperti yang difirmankan Allah dalam surat
Ar Rum : 21 yang artinya dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berpikir.

2. Pernikahan dapat menghindarakan perbuatan maksiat

Laki-laki dan perempuan yang telah melakukan akad pernikahan, kebutuhan biologis atau
nafsu seksualnya dapat disalurkan sebagaimana mestinya sebab penyaluran nafsu seksual
yang tidak semestinya akan menimbulkan perbuatan maksiat, yakni perzinahan. Jadi, dengan
pernikahan akan terhindar dari perbuatan maksiat. Hadis rasulullah SAW yang artinya Hai
pemuda-pemuda barang siapa yang mampu diantara kamu serta berkeinginan hendak kawin,
hendaklah dia kawin karena sesungguhnya perkawinan itu akan memejamkan mata terhadap
orang yang tidak halal dilihatnya dan akan memeliharanya dari godaan syahwat.

3. Pernikahan Dapat Melestarikan Keturunan


Anak yang lahir diluar pernikahan yang sah maka tidak jelas siapa yang bertanggung jawab,
siapa yang mengurusnya dan bagaimana silsilahnya. Jadi, dengan pernikahan akan terbentuk
kemashlahatan rumah tangga, keturunanan dan kemashlahatan masyarakat.Firman Allah
SWT.Artinya :

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu
dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang
baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah ?” (QS An Nahl : 72) Lihat Al-Qur’an online di Google

F. Talak (Perceraian)

1. Pengertian Talak

Talak menurut bahasa Arab artinya melepaskan ikatan. Adapun yang dimaksud talak disni
ialah melepaskan ikatan perkawinan (pernikahan). Apabila dalam pergaulan antara suami
istri tidak mencapai tujuan pernikahan, yakni membentuk rumah tangga yang bahagia
(misalnya suami atau istri tidak menjalankan kewajiban atau salah satu diantara mereka
menyeleweng sehingga tidak ada kecocokan lagi dan tidak dapat didamaikan) maka jala
keluar satu-satunya ialah talak atau perceraian. Meskipun talak merupakan jaan yang
disyariatkan, namun menjatuhkan talak tanpa sebab sangat dibenci Allah SWT.Sabda
Rasulullah SAW yang artinya :

“Dari Ibnu Umar, katanya, telah bersabda Rasulullah SAW, Sesuatu yang halal namun amat
dibenci Allah ialah talak.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majjah)

Berdasarkan kemashlahatan atau kemudaratannya, hukum talak itu ada empat.

1. Wajib apabila antara suami sitri terjadi perselisihan dan hakim memandang perlu
keduanya untuk bercerai atau suami tidak mampu untuk memenuhi hak-haka istri
sebagaimana mestinya
2. Sunah apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya atau istri tidak menjaga
kehormatannya.
3. Haram apabila suami menjatuhkan talak si istri dalam keadaan haid, atau dalam keadaan
suci tapi telah dicampurinya atau dengan talak ini mengakibatkan suami jatuh dalam
perbuatan haram.
4. Makruh apabila tidak dengan alasan yang dibenarkan oleh syara’ dan memang asal
hukum dari talak itu adalah makruh

Lafal Talak

Kalimat yang digunakan untuk perceraian (talak) ada dua macam.

1. Sarih (terang) adalah kalimat yang jelas untuk memutuskan tali ikatan pernikahan, seperti
kata si suami “ Engkau tetalak atau saya ceraikan engkau”, dengan niat atau tidak.
2. Kinayah (sindiran) adalah kalimat yang masih ragu-ragu (kata-kata yang tidak tegas)
sehingga boleh diartikan untuk perceraian atau bukan, seperti “Pulanglah engkau ke
rumah orang tuamu” atau “Pergilah engkau dari sini” kalimat sindiran ini tergantung pada
niatnya. Apabila tidak ada niat untuk menceraikan maka tidaklah jatuh talak, tapi kalau
diniatkan untuk menceraikan maka jatuhlah talak
3. Bilangan talak
Apabila suami ingin mentalak istrinya maka bilangan talaknya ialah dan talak satu
sampai talak tiga. Apabila suami mentalak istrinya satu atau dua, suami masih boleh
rujuk (kembali) kepada istrinya, sebelum habis iddahnya, dan boleh nikah kembali
dengan akad baru apabila iddahnya sudah habis.
Firman Allah SWT.Artinya :
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS Al Baqarah : 229)

Kemudian apabila suami telah mentalak tiga maka suami tidak boleh rujuk atau nikah
lagi dengan bekas istrinya, kecuali apabila perempuan tersebut telah nikah dengan orang
lain, sudah dicampur dan sudah diceraikan oleh suaminya yang kedua dan sudah habis
masa iddahnya.

Firman Allah SWT.Artinya :

“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan
itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika
suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas
suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan
dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya
kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (QS Al Baqarah : 230)

Selain macam talak diatas, adalagi talak yang disebut talak tebus. Talak tebus ialah talak
atas permintaan istri kepada suaminya agar suaminya menjatuhkan talak kepadanya,
kemudian ia memberikan bayaran kepada suaminya, sesuai dengan permintaan suaminya.

4. Ila’, Li’an, Zihar, Khulu’ dan FasakhIla’

Ila’ adalah sumpah si suami bahwa dia tidak akan mencampuri istrinya dalam masa yang
lebih dari empat bulan atau dengan tidak menyebutkan masa. Suami tersebut dinamakan
Muli’, yaitu orang yang melakukan ila’. Apabila sebelum empat bulan suami kembali
kepada istriny maka suami wajib membayar kafarat (denda) dengan memerdekakan
seorang hamba, lantaran ia menyalahi sumpahnya. Akan tetapi, setelah empat bulan ia
tidak kembali kepada istrinya, hakim berhak menyuruhnya untuk memilih diantara dua
pilihan, yakni membayar kafarat sumpah dan kembali baik kepada istrinya atau mentalak
istrinya. Apabila suami tidak mau kedua-duanya maka hakim berhak menceraikan
istrinya dengan paksa.Rasulullah SAW, pernah bersumpah menjauhkan diri dari istri-
istrinya dan beliau pernah mengharamkan sesuatu lantas yang haram itu beliau jadikan
halal dan beliau membayara kafarat untuk sumpahnya. Li’anLi’an alah sumpah seorang
suami yang menuduh istrinya berbuat zina. Menurut surat An nur 6-9 bahwa apabila
suami yang menuduh istrinya berbuat zina dan tidak ada saksi, maka ia diwajibkan
bersumpah empat kali dengan ucapan, “Demi Allah, saya benar dalam tuduhan saya”
kemudian disumpah yang kelima ia wajib bersumpah “Demi Allah jika saya dusta dalam
tuduhan saya, niscaya saya ditimpa laknat dari Allah”.Untuk menghindari dari hukuman,
istri juga wajib bersumpah empat kali dengan ucapan “Demi Allah suami saya itu
berdusta” dan untuk sumpah yang kelima, ia wajib bersumpah dengan ucapan “Demi
Allah kemurkaan Allah akan menimpa saya jika suami saya itu benar”Apabila seseorang
menuduh orang berzina, sedangkan saksi yang cukup (empat saksi) tidak ada maka
penuduh tadi dipukul (didera) 80 kali, tetapi kalau yang menuduh itu suaminya, ial lepas
dari siksaan atau dera (pukulan 80 kali), yaitu dengan jalan Li’an.Akibat dari li’an suami,
timbul beberapa hukum dibawah ini.a. Dia tidak disiksa (dipukuli)b. Istri wajib disiksa
dengan siksaan zinac. Suami istri bercerai selama-lamanyad. Kalau ada anak, anak itu
tidak dapat diakui oleh suamiUntuk menghindari siksaan zina, istri harus membalas li’an
suaminya ZiharZihar adalah perkataan suami yang menyerupakan istrinya dengan
ibunya sehingga haram atasnya, seperti kata suami kepada istrinya, “Engkau bagiku
seperti punggung ibuku”. Suami yang mengucapkan demikian wajib menarik kembali
dan membayar kifarat sebelum istrinya digauli. Kafarat (denda) zihar ada tiga tingkatan,
yaitu.

1. memerdekakan hamba sahaya


2. apabila tidak dapat memerdekakan hamba sahaya, puasa dua bulan berturut-turut.
3. Apabila tidak kuat puasa, memberi makan kepada 60 orang miskin.

Masalah zihar diterangkan dalam surat Al Mujadalah ayat 2-4.

Khulu’

Khulu’ atau talak tebus adalah talak yang diucapkan oleh suami dengan pembayaran dari pihak
istri kepada suami (mengembalikan mas kawinnya). Talak tebus ini boleh dilakukan kapan saja
baik istri dalam keadaan suci maupun haid sebab talak seperti ini biasanya adalah permintaan
dari pihak istri.

Firman Allah SWT.Artinya :

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf
atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu
dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan
dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri)
tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang
bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya[144]. Itulah hukum-hukum Allah,
maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al Baqarah : 229

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa khulu’ diperboleh dengan sebab-sebab sebagai
berikut.a. Apabila suami istri dikhawatirkan tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, yakni
menciptakan pergaulan rumah tangga yang baikb. Apabila istri sangat benci kepada suami
dengan sebab tertentu sehingga dikhawatirkan istri tidak akan mematuhi suaminya.

Fasakh

Fasakh adalah rusaknya ikatan pernikahan antara suami istri karena sebab-sebab tertentu.

1. Sebab-sebab yang merusak akad nikah ialah

1) akad nikah dilaksanakan karena rukun dan syarat pernikahan telah terpenuhi, tetapi di
kemudian hari diketahui bahwa istrinya adalah muhrim suaminya2) salah satu dari suami atau
istri keluar dari agama Islam3) semula suami istri musyrik, tetapi kemudian salah satunya masuk
Islam dan yang lainnya tetap musyrik

2. Sebab-sebab yang menghalaingi tujuan pernikahan

1) suami dinyatakan hilang

2) suami dipenjara lima tahun atau lebih

3) suami menipu, misalnya suami semula mengaku orang baik-baik ternyata penjahat

4) sumai istri mengidap penyakit yang mengganggu hubungan rumah tangga

4. Hadanah

Hadanah artinya ialah mengasuh, memelihara dan mendidik anak yang amsih kecil. Apabila
terjadi perceraian antara suami istri dan keduanya mempunyai anak yang belum mumayiz (belum
mengerti kemashlahatan dirinya) maka istrilah yang lebih berhak untuk mengasuh dan mendidik
anak tersebut sehingga ia mengerti akan kemashlahatan dirinya. Anak tersebut tinggal bersama
ibunya, selama ibunya belum menikah lagi dengan orang lain, tetapi belanja tetap wajib
ditanggung oleh ayahnya.
Disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW, yang artinya “Dari Abdullah ibnu Umar, bahwasanya
seoran perempuan berkata,

“Ya Rasulullah! Sesungguhnya anak saya ini perut saya yang mengandungnya, tetek saya
yang menyusuinya, dan pangkuan saya tempat perlindungannya, tetapi bapaknya telah
menceraikan saya dan hendak mengambil dia dari saya” rasulullah SAW bersabda, “Engkau
lebih berhak kepadanya selama kamu belum nikah” (HR ahmad dan Abu Dawud)

Apabila anak tersebut sudah mengerti maka anak disuruh memilih untuk tinggal bersama
bapaknya atau ibunya.Apabila yang mengasuh anak tersebut bukan ibunya atau bapaknya maka
supaya diserahkan kepada keluarga yang terdekat. Apabila keluarga yang terdekat tidak ada
supaya didahulukan kepada wanita daripada pria.Syarat-syarat menjadi pengasuh atau pendidik
ialah:1) berakal sehat2) merdeka3) menjalankan agama Islam dan berakhlak mulia4) dapat
dipercaya dan jujur5) dapat menjaga kehormatan dan nama baik si anak6) tetap tinggal di dalam
negeri atau kampung anak yang diasuh

G. Iddah

Iddah ialah masa menunggu bagi wanita yang telah dicerai oleh suaminya baik cerai biasa
maupun ditinggal mati suaminya untuk tidak menikah dengan orang lain. Diadakan masa idah
untuk mengetahui apakah selama idah wanita tersebut hamil atau tidak dan apabila ia hamil
maka naka tersebut sebagai anak dari suami yang menceraikan.Macam iddah sebagai berikut.1.
wanita yang dicerai suaminya (ditinggal mati suaminya) kalau ia sedang mengandung maka
masa iddahnya hingga lahir anak yang dikandungnya.

Firman Allah SWT.Artinya :

“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-


perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka
adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan
perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS At Thalaq : 4)

bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia tidak mengandung atau hamil, maka
masa iddahnya ialah 4 bulan 10 hari. Firman Allah SWT.

Artinya :

“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri


(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari.
Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan
mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu
perbuat.” (QS Al Baqarah : 234)

bagi wanita yang dicerai suaminya dan ia masih haid maka iddahnya ialah tiga quru’ (tiga kali
suci).

Firman Allah SWT. Artinya : “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak
merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para
wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan
tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Baqarah : 228) Lihat Al-Qur’an online di Google3.
wanita yang ditalak suami dan ia sudah tidak haid lagi maka iddahnya ialah tiga bulan. 4. wanita
yang dicerai suaminya tetapi belum dicampuri maka wanita tersebut tidak ada iddahnya. Firman
Allah SWTArtinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya
maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta
menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut’ah[1225] dan lepaskanlah mereka itu dengan cara
yang sebaik- baiknya.” (QS Al Ahzab : 49) Lihat Al-Qur’an online di GoogleHak perempuan
dimasa iddah ialah sebagai berikut.

1. perempuan yang dalam masa iddah raj’iyah talak satu dan dua berhak menerima dari
bekas suaminya tempat tinggal, pakaina dan segala belanja

perempuan yang dalam iddah ba’in (talak tiga) kalau ia mengandung, ia berhak menerima tempat
tinggal, nafkah dan pakaian. Firman Allah SWT Artinya : “Tempatkanlah mereka (para isteri) di
mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan
mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu
sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian
jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya,
dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS At Thalaq : 6)
Lihat Al-Qur’an online di Google

1. perempuan yang dalam iddah bain, tetapi ia tidak mengandung maka ia hanya berhak
menerima tempat itnggal saja.
2. perempuan yang dalam iddah karena ditinggal mati suaminya baik ia mengandung atau
tidak, ia tidak mempunyai hak apa-apa sebab ia dan anaknya telah mendapat hak pusaka
dari suaminya yang meninggal itu

H. Rujuk1. Pengertian RujukRujuk menurut bahasa artinya kembali (mengembalikan). Adapun


yang dimaksud rujuk disini adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh
setelah terjadi talak raj’i yang dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan istrinya dalam
masa iddahnya dengan ucapan tertentu. Firman Allah SWT Artinya : “Wanita-wanita yang
ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka
menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah
dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka
(para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan
kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Baqarah :
228) 2. Hukum Rujuka. Wajib khusus bagi laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu jika
salah seorang ditalak sebelum gilirannya disempurnakannya.b. Haram apabila rujuk itu, istri akan
lebih menderitac. Makruh kalau diteruskan bercerai akan lebih baik bagi suami istrid. Jaiz,
hukum asal Rujuke. Sunah jika rujuk akan membuat lebih baik dan manfaat bagi suami istri 3.
Rukun Rujuk

1. Istri, syaratnya pernah dicampuri, talak raj’i, dan masih dalam masa iddah
2. Suami, syaratnya atas kehendak sendiri tidak dipaksa
3. Saksi yaitu dua orang laki-laki yang adil
4. Sighat (lafal) rujuk ada dua, yaitu

1) terang-terangan , misalnya “Saya rujuk kepadamu”2) perkataan sindiran, misalnya “Saya


pegang engkau” I. Perkawinan Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974Pada garis
besarnya, undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan terdiri atas 14 bab dan terbagi
dalam 67 pasal.1. Pencatatan perkawinanDalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 2 ayat (2)
dinyatakan bahwa “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan yang berlaku”.Selanjutnya
dalam komplikasi hukum Islam di indonesuia dirinci sebagai berikut.a. agar terjamin ketertiban
perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap perkawinan harus dicatatb. pencatatan perkawian harus
dilakukan oleh pegawai pencatat nikahc. setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan
dibawah pengawasan pegawai pencatat nikahd. perkawinan yang dilakukan diluar pegawai
pencatat nikha tidak mempunyai kekuatan hukum2. Sahnya PerkawinanDalam UU No. 1
Thaun 1974 Pasal 2 Ayat (1) ditegaskan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu.Selanjutnya ditegaskan dalam
kompilasi hukum di inonesia sebagai berikut.

1. Perkawinan adalah saha apabila dilakukan menurut aturan hukum Islam


2. Perkawinan yang menurut Islam adalah pernikahan, yaitu akad yangb sangat kuat untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
3. Tujuan PerkawinanDalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dinyatakan bahwa perkawinan
ialah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.Ditegaskan dalam kompilasi hukum Islam bahwa perkawinan
bertujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah (QS Ar Rum : 21) 4.
Batasan-Batasan dalam berpoligamiPada undang-undang nomor 1 Tahun 1974 pasal 3 ayat
(1) dan (2) dinyatakan bahwa “Pada asanya pada suatu perkawinan, seorang pria hanya boleh
mempunyai seorang istri. Begitu pula seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang
suami.”Selanjutnya dalam pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa apabila suami akan beristri lebih dari
seorang, ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan didaerah tempat tinggalnya.
Pengadilan hanya memberi izin untuk berpoligami apabila terdapat hal-hal berikut ini.a. Istri
tidak dapat mejalankan kewajibannya sebagai istrib. Istri mendapat cacat badan ataui penyakit
yang tidak dapat disembuhkan c. Istri tidak dapat melahirkan keturunanDalam mengajukan
permohonan, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

1. adanya persetujuan dari istri


2. adanya kepastian bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak
mereka.

LATIHAN

1. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Dibawah ini termasuk rukun nikah nikah, kecuali…


1. ijab qabul
2. wali
3. saksi
4. calon penganten laki-laki dan perempuan
5. penghulu
2. Ijab diucapkan oleh….
1. penganten perempuan
2. penganten laki-laki
3. wali penganten perempuan
4. penghulu
5. wali penganten laki-laki
3. Qabul diucapkan oleh …
1. penganten perempuan
2. penganten laki-laki
3. wali penganten perempuan
4. penghulu
5. wali penganten laki-laki
4. Orang yang termasuk wali mujbir adalah…
1. kakak kandung
2. hakim
3. kakek dari garis bapak
4. kakek dari garis ibu
5. saudara laki-lakinya ayah yang sebapak dan seibu
5. Perceraian atas kehndak suami disebut….
1. khuluk
2. fasakh
3. li’an
4. talak
5. nusyuz
6. Janda yang suaminya meninggal dunia, masa iddahnya selama …
1. 4 bulan 10 hari
2. 3 bulan
3. 3 kali suci
4. tidak mempunyai masa iddah
5. 7 bulan
7. Berikut ini adalah kewajiban isteri terhadap suami, kecuali …
1. patuh kepda suami
2. bersikap hemat
3. memberi nafkah
4. menghormati suami
5. menjaga kehormatan
8. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan perkawinan adalah…
1. untuk memperoleh kepuasan seksual
2. untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang
3. untuk memperoleh ketenangan hidup
4. untuk memenuhi kebutuhan seksual secara sah dan diridai oleh Allah.
5. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dunia akhirat
9. Menurut surat An Nisa ayat 3 hukum nikah adalah …
1. wajib
2. makruh
3. haram
4. sunah
5. jaiz
10. Wali hakim bertindak sebagai wali nikah dalam kondisi berikut ini, kecuali…
1. wali nasab benar-benar tidak ada
2. wali nasab belum nikah walaupun sudah dewasa
3. wali nasab sedang haji atau umrah
4. wali nasab menolak sebagai wali nikah
5. wali yang lebih dekat hilang dan tidak diketahui tempatnya
11. Berikut ini adalah kewajiban suami kepada isteri, kecuali …
1. mengatur rumah tangga
2. mencukupi kebutuhan rumah tangga
3. memelihara rumah tangga
4. membimbing rumah tangga
5. bertanggung jawab atas kesehatannya.
12. Putusnya hubungan tali pernikahan sebagai suami istri disebut …
1. nikah
2. rujuk
3. talak
4. iddah
5. fasakh
13. Sumpah dari suami kepada istri bahwa suami tidak akan mencampuri isrinya selama
empat bulan disebut ….
1. zihar
2. li’an
3. ila’
4. fasakh
5. khuluk
14. Lafal talak yang diucapkan dengan terang, tidak mengandung keraguan disebut…
1. kinayah
2. fasakh
3. talak raj’iyah
4. talak sarih
5. hadanah
15. Talak yang dijatuhkan suami kepada istri sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda
disebut…
1. khuluk
2. bain sugra
3. bain kubra
4. fasakh
5. zihar
16. Talak yang menyebabkan suami tidak boleh lagi rujuk kepada istri …
1. talak raj’iyah
2. talak tebus
3. hadanah
4. talak bain
5. fasakh
17. Lamanya masa iddah bagi istri yang ditalak oleh suaminya, pada hal dia belum campur
dengan suaminya adalah….
1. tiga bulan
2. tiga kali suci
3. tidak ada masa iddah
4. empat bulan
5. empat bulan sepuluh hari
18. Rujuknya suami kepada istrinya dengan niat karena Allah untuk memperbaiki dan untuk
menjadikan rumah tangga yang bahagia, hukumnya ….
1. sunah
2. wajib
3. makruh
4. haram
5. jaiz
19. Masa menunggu seorang wanita yang dicerai oleh suaminya, sebelum ia nikah lagi
dengan laki-laki lain disebut…
1. talak
2. rujuk
3. hadanah
4. iddah
5. fasakh
20. Bagi wanita yang suaminya meninggal dunia, maka masa iddahnya selama…
1. tiga kali suci
2. tiga bulan
3. empat bulan sepuluh hari
4. empat bulan
5. tidak ada iddahnya

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar!

Apakah yang dimaksud dengan pernikahan?2. Sebutkanlah rukun nikah3.


Mengapa Al-Qur’an melarang mengawini orang-orang yang tergolong muhrim?4.
Sebutkanlah macam-macam talak, serta jelaskan!5. Apakah tujuan pernikahan?6.
Jelaskan pengertian Iddah!7. Jelaskanlah pengertian khuluk!8. Sebutkanlah empat
orang yang dapat dijadikan wali nikah!9. Jelaskan pengertian zihar!10.
Sebutkanlah syarat-syarat saksi, dan jelaskan!

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Masuknya Islam di Indonesia, Pada awal abad VII M, Allah telah mengutus nabi Muhammad
SAW untuk menyampaikan ajaran Islam. Karena petunjuk Allah lewat kelembutan nabi dalam
penyampaian wahyu, maka Islam segera dapat tersebar dan diterima oleh sebagian penduduk
dunia. Pemeluk agama Islam pertama adalah bangsa Arab, karena Islam diturunkan ditengah-
tengah mereka. Kemudian didorong oleh panggilan suci maka sebagian penduduk Arab berusaha
menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Mereka membawa Islam ke Indonesia dengan
jalan damai dan berangsur-angsur, bukan melalui jalan paksaan atau peperangan maupun
kekerasan. Sebagian ahli sejarah yang lain mengatakan bahwa Islam baru masuk ke Indonesia
pada abad ke-13 dengan berdirinya kerajaan Islam di Aceh. Tetapi pendapat ini rasanya agak
terlambat karena di Leran, Jawa Timur ada kuburan dengan batu nisan bertuliskan Fatimah binti
Maimun dari abad ke 12 M.

Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 atau ke 8 Masehi
atau abad pertama atau kedua hijriyah melalui dua jalur, yakni :

Jalur utara dengan rute : Arab (Mekkah dan Madinah) – Damaskus – Baghdad – Gujarat
(pantai barat India) – Srilanka – Indonesia

Jalur selatan dengan rute : Arab (Mekkah dan Madinah) – Yaman – Gujarat (pantai barat
India) – Srilanka – Indonesia

Sebelum Islam masuk di Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha .
Kerajaan Hindu yang ada  ( abad ke 7-12 M)  sebagai berikut :
1.     Kutai di Kalimantan

2.      Taruma Negara di Jawa Barat

3.     Mataram Hindu atau yang disebut dengan kerajaan Sanjaya di Jawa Tengah

4.      Isana di Jawa Timur

5.   Kediri di Jawa Timur

6.     Galuh di daerah Galuh, Ciamis Jawa Barat

7.     Pajajaran berpusat di Pakuan Pajajaran, sebelah barat sungai Citarum Jawa Barat

8.   Warmadewa atau Udayana di Bali

Kerajaan Budha yang ada adalah :

1.      Kalingga di Jawa Tengah

2.      Syailendra di Jawa Timur

B. Penyebaran Islam di Indonesia

Secara garis besar penyebaran Islam terjadi melalui tiga cara :

1.     Perdagangan

Pedagang muslim Arab selain berdagang mereka juga bertindak sebagai muballigh. Merka
datang ke Indonesia lewat Gujarat dan Srilanka sehingga ada pengertian bahwa masuknya
agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat yang sudah tidak asli lagi. Sesungguhnya yang
terjadi adalah para pedagang Arab itu singgah di Gujarat dan menyampaikan ajaran Islam
kemudian bersama-sama dengan penduduk Gujarat menuju ke Indonesia. Maka agama Islam
yang berkembang di Indonesia masih asli dan menarik minat penduduk, mereka mengadakan
penyesuaian dengan kebudayaan daerah.

2.     Pernikahan

      Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk
setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar agama
Islam yang gigih.

C.      Pembebasan Budak

   Pada masa msuknya Islam di Indonesia, perbudakan masih berlaku. Banyak budak
saudagar Hindu dan Budha yang dibeli oleh saudagar muslim kemudian dimerdekakan. Mereka
masuk dalam keluarga muslim karena keadilan, maka tak segan mereka akhirnya menganut
agama Islam.

   Jelaslah Islam masuk ke Indonesia tanpa paksaan, bahkan dilandasi oelh cinta kasih dan
damai. Agama Islam dapat diterima oleh sebagian penduduk Indonesia yang haus akan keadilan.
Melalui ajaran tentang cinta kasih, perdamaian, persamaan tanpa membedakan kasta dan
keadilan Islam dapat terus berkibar di Indonesia hingga kini.

Masuknya agam Islam ke Indonesia bukan hanya di satu lokasi dan dalam tempo yang
sama, tapi tersebar di seluruh pelosok tanah air dan dalam kurun waktu yang berbeda-beda.
Misalnya :

1. Kota-kota pelabuhan di selat Malaka, diantaranya pantai Aceh bagian utara yang bernama
Pasai. Pada abad VII Pasai merupakan kota pelabuhan internasional. Disinilah para
pedagang (Arab, Gujarat, Tiongkok, dll) singgah, sehingga penyebaran Islam terjadi di
Pasai
2. Pantai barat pulau Sumatra. Buktinya ialah dapat ditemukan perkampungan yang
diduduki orang muslim pada abad ke VII. Juga di Barus (Tapanuli) ditemukkan makan
Syeikh Mukaidin yang menurut catatan wafat pada tahun 670 M.
3. Jawa Timur. Di Leran ditemukan makam seorang muslimah bernama Fathimah binti
Maimun yang wafat tahun 1101 M
4. Jawa Barat. Diketahui bahwa raja Pajajaran yang bernama Prabu Purwa menyerahkan
tahta kepada adiknya yang bernama Prabu Munding Sari. Prabu Purwa mengembara ke
India dan bertemu dengan pedagang muslim dari Arab. Beliau tertarik agama Islam dan
pada tahun 1195 pergi haji dan terkenal dengan Haji Purwa. Kemudian beliau kembali ke
Indonesia dan menyebarkan agama Islam di daerahnya.

D.    Perkembangan Islam di Indonesia

1.      Perkembangan Islam di Sumatra

         Di Sumatra semasa abad XIII-XV M. Telah berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di
tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai
berturut-turut sebagai berikut :

1. Sultan Al Malikus Shaleh


2. Sultan Al Malikuz Zahir I
3. Sultan Al Malikuz Zahir II
4. Sultan Zainal Abidin
5. Sultan Iskandar

   Adanya jalur perhubungan dengan Gujarat menyebabkan perdagangan Samudra Pasai


mengalami perkembangan. Samudra Pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di
India. Tatkala Ibnu Bathutah diutus sultan Delhi ke China, ia singgah di Samudra Pasai terlebih
dahulu dan sekembalinya dari China pulang ke Delhi juga singgah lagi di Samudra Pasai dan
bertemu dengan sultan Malikuz Zahir sebagaimana diceritakan dalam bukunya Rihlah Ibnu
Bathutah (perjalanan Ibnu Bathutah).

         Di luar Samudra Pasai tepatnya di Jawa Timur telah berdiri suatu negara maritim yang
besar ialah Majapahit. Majapahit tidak membiarkan tumbuhnya kekuatan di sekitar selat Malaka.
Karena itu sekitar tahun 1350 M Samudra Pasai dibinasakan oleh armada Majapahit.

         Hampir bersamaan dengan jatuhnya Malaka karena diduduki oleh Portugis, muncullah
kerajaan baru di Sumatra yaitu Kerajaan Aceh pada abad XVI M

         Kerajaan Aceh mencapai kejayaannya dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda Mahkota
Alam yang memerintah tahun 1607-1636 M. Raja-raja yang memerintah Aceh semasa empat
abad antar lain sebagai berikut :

a.       Sultan Ali Al Mughayat Syah atau dikenal juga dengan Sultan Ibrahim

b.     Sultah Salahuddin

c.      Sultan Alauddin Ri’ayat Syah

d.      Sultan Husin

e.    Sultan Zainil Abidin

f.        Sultan Alauddin Mansyur Syah

g.     Sultan Ali Ri’ayat Syah I

h.    Sultan Alauddin Ri’ayat Syah II


i.   Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam

   Usaha pertama yang dilakukan oleh Sultan Ibrahim adalah memperkuat kedudukan
kerajaan dan meyusun angkatan perang yang tangguh, bahkan mempunyai prajurit-prajurit
yang berasal dari Turki, Arab, dan Abesinia.

Sepeninggal Sultan Ibrahim Aceh mengalami pasang surut. Pada zaman Sultan Iskandar
Muda Aceh mengalami puncak kebesaran, meluas meliputi Deli, Johor, Bintan, Pahang,
Kedah, Perak dan Nias. Sultan Iskandar Muda berhasil meletakkan dasar-dasar
penyelenggaran pemerintahan yang dipergunakan oleh sultan-sultan berikutnya.

Kerajaan Aceh Pidie berdir sejak tahun 1507 M sebagai kerajaan Islam kedua setelah
samudra Pasai. Dan Aceh baru dapat ditundukkan Belanda pada abad XIX M.Pada abad XII-
XVII M Islam berangsur-angsur berkembang di Sumatra.

2.     Perkembangan Islam di Jawa

Jalur perhubungan antara Pasai dan Malaka di satu pihak dan dengan Jawa di pihak lain
sangat lancar. Banyak pedagang dari Jawa berdagang ke Pasai dan Malaka sambil berdakwah
menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pula ulama datang ke Jawa untuk menyebarkan
Islam di kota-kota yang masih dikuasai oleh kerajaan Hindu.

Gerakan penyiaran agama Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dari jasa dan peranan para
wali. Jumlah wali meskipun sebenarnya banyak tetapi yang diakui sampai sekarang adalah
sembilan, dan dikenal dengan sebutan Wali Songo. Diantara wali sembilan ada yang hanya
berdakwah sebagai penyiar agama, tetapi ada juga yang memegang peranan penting dalam
bidang politik pemerintahan. Meraka hidup antara abad XIV-XVI M. Wali Songo tersebut adalah
:

a.      Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik

b.      Sunan Ampel

c.       Sunan Bonang

d.  Sunan Giri

e.    Sunan Drajat

f.        Sunan Kalijaga

g.      Sunan Kudus

h.   Sunan Muria

i.     Sunan Gunung Jati

Dalam penyebaran agama Islam para wali mendirikan perguruan-perguruan untuk


mengembleng santri-santri untuk menjadi manusia yang militan dan luas pengetahuan. Tetapi
para wali itu dalam penyiaran agama Islam tidak kaku, melainkan bertindak sangat bijaksana.
Bahkan mereka banyak menyesuaikan ajaran dengan tradisi dan kepercayaan rakyat yang
dipimpinnya khusunya mengenai kesaktian-kesaktian.

Sekelumit tentang Wali Songo sebagai berikut :

1. Maulana Malik Ibrahim

Beliau dikenal dengan sebutan Maulana Maghribi, yang berasal dari Persia. Karena pusat
kegiatannya di Gresik Surabaya maka terkenal dengan nama Sunan Gresik. Disinilah
beliau memberi wejangan/pelajaran kepada para santri sebagai calon muballigh

1. Sunan Ampel
Nama kecilnya Raden Rahmat berayahkan orang Arab dan beribukan orang Campa,
dilahirkan di Aceh tahun 1401 M dan wafat 1481 M, serta dimakamkan di desa Ampel.
Karena itu terkenal sebagai Sunan Ampel

1. Sunan Bonang

Nama kecil Sunan Bonang adalah Makdum Ibrahim putera Sunan Ampel, lahir tahun
1465 M. Beliau mula-mula berguru kepada ayahnya sendiri. Kemudian merantau ke
Pasai bersama Raden Paku untuk memperdalam ilmu agama Islam. Jasa beliau sangat
besar dalam penyiaran agama Islam. Beliau pulalah yang mendidik Raden Patah. Beliau
wafat tahun 1515 M.

1. Sunan Giri

Nama kecilnya adalah Raden Paku putera Maulana Ishak, yang menyebarkan agama
Islam di Blambangan Jawa Timur. Beliaulah pelopor pemerintahan Giri.

1. Sunan Drajat

Nama kecil beliau adalah Syarifudin, putera Sunan Ampel juga adik Sunan Bonang.
Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Santri-santrinya berasal dari berbagai
daerah, bahkan ada yang dari Ternate dan Hitu Ambon.

Empat wali lainnya akan dibicarakan pada pembahasan tentang Kerajaan demak, karena
mereka mempunyai hubungan dengan Demak.

3.   Perkembangan Islam di Sulawesi.

Pelabuhan Jaratan dan Gresik pada abad XVI mempunyai arti penting dalam perdagangan
dan penyebaran agama Islam. Tidak jauh dari situ berdiamlah Sunan Giri, salah seorang wali
songo yang cukup banyak jasanya dalam pemerintahan giri dan penyebaran agama Islam.

Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi santri dari luar jawa seperti
Ternate, Hitu dan lain-lain. Beliau mengirimkan murid-muridnya ke pulau Madura, Sulawesi,
dan Nusa Tenggar.  Para pedagang dan nelayan yang telah mendapatkan ajaran Islam, termasuk
para pedagang dari Makasar dan Bugis.

Di Sulawesi pada abad XVI telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo, yang
penduduknya tidak sedikit yang telah memeluk agama Islam karena hubungannya dengan
kesultanan Ternate dalam rangka menghadapi Portugis. Pada permulaan abad XVII raja-raja
Gowa dan Tallo telah masuk Islam, seperti raja Gowa Daeng Manrabia bergelar Sultan Alauddin
dan raja Tallo bergelar Sultan Abdullah.

Sumbaopu merupakan pelabuhan yang terbesar di belahan timur di Sulawesi Selatan.


Masyarakat Sulawesi telah banyak yang menganut agama Islam dan bersikap rukun terhadap
penganut agama lain. Orang-orang Portugis yang menganut agama Khatolik diberi kebebasan
menjalankan agamanya.

4.     Perkembangan Islam di Kalimantan

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad V M di Kalimantan Timur telah ada
kerajaan hindu yakni kerajaan Kutai. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang lain adalah
kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat, kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan.

Pada abad XVI Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590
kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadi sultan pertamanya adalah sultan
Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya Sultan Muhammad Syafiuddin. Beliau banyak
berjasa dalam pengembangan agama Islam karena bantuan seorang muballigh bernama Syekh
Syamsudin.
Di kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa kerajaan Hindu antara lain
Kerajaan Banjar, Kerajaan Negaradipa, Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Daha. Kerajaan-
kerajaan  ini berhubungan  erat dengan Majapahit.

Ketika Kerajaan demak berdiri, para pemuka agama di Demak segera mnyebarkan agama
Islam ke Kalimantan Selatan. Raja Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan
Suryanullah. Sultan Suryanullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan
Negaradipa. Setelah itu agama Islam semakin berkembang di Kalimantan.

Diatas telah diutarakan, bahwa Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan sebagai
kerajaan Hindu. Dengan pesatnya perkembangan Islam di Gowa, Tallo dan terutama Sombaopu,
maka Islam mulai merembas ke daerah Kutai. Mengingat Kutai terletak di tepi Sungai Mahakam
maka para pedagang yang lalu lalang lewat selat Makasar juga singgah di Kutai. Sebagai
muballigh mereka tidak menyianyiakan waktu untuk berdakwah. Islam akhirnya dapat memasuki
Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur mulai abad XVI.

5.     Perkembangan Islam di Maluku dan pulau Sekitarnya.

Di Maluku Utara terdapat empat Kerajaan, yaitu : Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo yang
saling berselisih dan bersaing. Terakhir Ternatelah yang memegang peranan penting dan menjadi
bandar pusat perdagangan rempah-rempah.

Di muka telah disinggung, bahwa sebagian santri Sunan Drajat ada yang berasal dari
Ternate dan Hitu. Karenanya Islam telah dikenal rakyat Ternate sejak abad XV M.

Hubungan dagang dengan Indonesia bagian barat khusunya dengan jawa berjalan lancar.
Para pedagang selain berdagang juga berdakwah. Mereka yang sudah menerima Islam kemudian
banyak dikirim ke Jawa Timur untuk memperdalam ilmu agama Islam.

Raja Ternate yang pertama-tama memeluk Islam adalah Sultan Mahrum (1465-1468 M).
Penggantinya adalah Sultan Zainal Abidin yang sangat besar jasanya dalam penyebaran dan
pengembangan Islam di Maluku dan Irian, bahkan samapi ke Philipina. Raja Tidore kemudian
masuk Islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamaludin. Demikian juga raja Jailolo masuk
Islam dan selanjutnya mengganti nama menjadi Sultan Hasanudin. Selanjutnya raja Bacan pada
tahun 1520 masuk Islam bernamakan Sultan Zainal Abidin.

Penyiaran Islam di Maluku, Sulawesi dan Jawa mengiktui alur perdagangan. Bahkan Sultan
Giri berhasil mengikat perjanjian dengan raja di teluk Lombok, Sumbawa dan Bima untuk
mengakui kekuasaan kerajaan Islam Giri.

Pada abad XVI perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan menghadapi
tantangan berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol pada tahun 1521
dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada permulaan abad XVII Belanda dapat
mengalahkan Portugis, setelah berperang bertahun-tahun di Ambon. Sementara itu kerajaan
Ternate dan Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin lemah dan tidak mampu
membendung meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai menjajah Indonesia dimulai dari
Maluku sejak menguasai Ambon pada tahun 1605.

Berangsur-angsur Belanda memperluas wilayahnya ke Barat, dan Makasar pada tahun 1669
dapat ditundukkan. Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang mampu bertahan sampai
akhir abad XIX.

Dalam rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan pengembangan Islam, maka


kerajaan-kerajaan Islam tidak dengan mudah menyerah, bahkan mengadakan perlawanan
terhadap penjajah. Sehingga banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan muslim, antara lain :

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>Sultan Iskandar Mahkota Alam dari Aceh

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Sultan Agung dari Mataram

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten


<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Sultan Hasanudin dari Makasar

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Sultan Babullah dari Ternate

<!–[if !supportLists]–>f.        <!–[endif]–>Imam Bonjol dari Sumatra Barat

<!–[if !supportLists]–>g.       <!–[endif]–>Teuku Umar dari Aceh

<!–[if !supportLists]–>h.       <!–[endif]–>Pangeran Diponegoro

Perkembangan Islam tidak hanya tergantung pada raja-raja, tetapi perang para muballigh
juga menetukan. Pada abad XVI muncul ulama-ulama besar seperti Hamzah Fansuri, Abdul Rauf
Singkil, Syekh Nuruddin Ar Raniri yang ketiganya dari Aceh dan Syekh Yusuf Tajul Khalwari
dari Makasar.

Pada abad itu umat Islam menghadapi penjajah terutama dari Eropa dengan membawa
agama Nasrani yang telah berpengalamn dalam Perang salib.

6. Kerajaan-Kerajaan Islam sebagai Pusat Penyiaran Islam

Pada abad XVI di Jawa berdiri beberapa kerajaan Islam yang terkenal antara lain :

a. Kerajaan Demak

Dengan meninggalnya raja Hayam Wuruk, maka kerajaan Majapahit semakin merosot.
Satu demi satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit, termasuk
Kerajaan Demak.

Menjelang berakhirnya abad XV Raden Patah, santri setia Sunan Bonang mengumumkan
berdirinya Kerajaan Islam Demak, lepas dari ikatan kekuasaan Majapahit. Demak semula
kerajaan agraris berpenghasilan utama beras, kemudian menjadi negara maritim. Demak menjadi
bandar perdagangan rempah-rempah dari Maluku dan Makasar yang akan dikirim ke Malaka.
Demak menjadi lebih besar dan lebih penting diantara bandar-bandar pantai utara Jawa. Demak
dengan mudah dapat mempersatukan kota-kota pesisir seperti Lasem, Tuban, Gresik dan Sedayu.
Kemudian Raden Patah diakui sebagai pimpinan dengan gelar Sultan. Kedudukan demak
semakin penting setelah Malaka (tahun 1511) dikuasai oleh Portugis. Banyak pedagang-
pedagang muslim memindahkan kegiatannya ke Demak. Sultan Demak diakui sebagai pimpinan
umat Islam dalam menghadapi ancaman Portugis.

Sebagai negara Islam dan negara maritim. Demak siap bersaing dengan Portugis yang
nyata-nyata membahayakan umat Islam. Demak menyusun angkatan laut yang tangguh dan
berhasrat menghancurkan Portugis di kandangnya sendiri. Pada tahun 1512 armada Demak
dibawah pimpinan Pati Unus bersama-sama dengan Aceh menyerang Malaka. Tetapi gagal
karena dipukul mundur oleh Portugis.

Peninggalan sejarah yang masih tegak sampai sekarang adalah Masjid Agung Demak yang
dibuatnya bersama para wali.

Raden Patah meninggal tahun 1518 dan digantikan kedudukannya oleh putranya yang
bernama Muhammad Yunus yang terkenal dengan nama Pati Unus atau Pangeran Sebrang Lor
dengan gelar Sultan Demak II. Beliau memerintah 1518-1521.

Sepeninggal Pati Unus kerajaan Demak dipegang oleh Pangeran Trenggono. Pada masa
inilah Syekh Nurullah tiba di Demak dari Pasai. Kemudian dikawinkan dengan adik perempuan
Sultan Trenggono dan diangkat menjadi panglima perang sehingga kedudukan Demak makin
kokoh.

Pada masa Sultan Trenggono, Demak giat melakukan ekspansi ke timur dan barat. Hal ini
dilakukan karena ancaman Portugis yang bersifat ekonomi dan agama. Dalam pengerahan
aramadanya ke barat Fatahillah berhasil pula menduduki Banten dan menguasai Cirebon.
Pada masa kejayaan Demak Portugis dapat menduduki Sunda Kelapa atas ijin raja
Pajajaran yang masih beragama Hindu. Oleh sultan Trenggono pendudukan Portugis dianggap 
sebagai ancaman terhadap Demak. Sebelum Portugis membuat benteng, armada Demak dibawah
pimpinan Fatahilah dapat menghancurkan armada Portugis. Kemudian pada tanggal 22 Juni 1527
Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.

Pada waktu Fatahillah melancarkan serangan ke Barat, Sultan Trenggono memimpin


pasukan ke timur (Pasuruan), tetapi gagal bahkan Sultan Trenggono gugur di medan perang.

Sultan Trenggono sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam karena empat wali dari
sembilan wali Sanga memilki hubungan Demak, mereka adalah :

1) Sunan Gunung Jati dikenal sebagai Sayrif Hidayatullah atau Syekh Nurullah. Menjelang
akhir hayatnya beliau mengundurkna diri dari percaturan politik dan lebih banyak
mencurahkan perhatiannya dalam kegiatan keagamaan, berdakwah dan mengajarkan
Islam. Beliau wafat tahun 1570 dan dimakamkan di Gunung Jati Cirebon

<!–[if !supportLists]–>2)      <!–[endif]–>Sunan Kudus. Nama aslinya Ja’far Shadiq putra


penghulu Demak. Beliau pernah menjabat panglimam Angkatan Perang Demak,
kemudian diangkat menjadi penghulu kerajaan Demak. Pada tahun 1543 pindah ke
Kudus selanjutnya mendirikan masjid, yang terkenal dengan Masjid Menara Kudus dan
menyebarkan Islam sampai akhir hayatnya, wafat tahun 1550.

<!–[if !supportLists]–>3)      <!–[endif]–>Sunan Kalijaga. Nama kecilnya Raden Mas Syahid


yang dibesarkan di Cirebon bersama Fatahillah. Pada tahun 1543 beliau datang ke
Demak untuk menyebarkan Islam. Dalam dakwahnya beliau menggunakan kesenian
rakyat.

<!–[if !supportLists]–>4)      <!–[endif]–>Sunan Muria. Nama aslinya Raden Prawoto atau


Raden Umar Said. Belaiu adalah putra Sunan Kalijaga dan juga adik ipar Sunan Kudus.
Dalam dakwahnya beliau menekankan ajaran Tasawuf. Makam beliau di Gunung
Muria.

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Kerajaan Cirebon

Fatahillah yang juga dikenal dengan nama Falatehan, berhasil merebut bandar Cirebon dari
kekuasaan Hindu Pajajaran. Karena jasanya dan kedudukannya sebagai keluarga dekat Sultan
Trenggono, maka Cirebon diserahkan kepadanya yang kemudian diserahkan kepada putranya
yang bernama Pangeran Pasarean di bawah naungan Demak.

Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Fatahillah memutuskan menetap di Cirebon
guna mngendalikan pemerintahan Cirebon sambil menekuni dan menyebarkan Islam. Pada tahun
1570, beliau wafat dan dimakamkan di bukit hutan jati.

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Kerajaan Banten

Fatahillah disamping berhasil merebut Cirebon juga berhasil menduduki Banten dari
kekuasaan Hindu Pajajaran. Oleh Sultan Trenggono, Banten dan Cirebon diserahkan kepadanya.

Dalam waktu singkat rakyat Banten masuk Islam. Fatahillah menjadikan Banten sebagai
bandar utama di Selat Sunda. Pedagang-pedagang muslim lebih senang berniaga di Banten dari
pada di bandar yang lain. Banten sama halnya Cirebon masih di bawah kekuasaan Demak.

Karena putranya yang diserahi memerintah Cirebon, yaitu Pangeran Pasarean meninggal
pada tahun 1522, maka beliau meninggalkan Banten dan pindah ke Cirebonguna memerintah
Cirebon. Sedangkan Banten diserahkan kepada putranya Hasanudin.

Suasana Kerajaan demak mengalami perang saudara, Hasanudin mengambil kesempatan


melepaskan diri dari ikatan Demak. Dengan demikian berdirilah kerajaan Islam Banten dan
mengangkat dirinya sebagai Sultan.
Kerajaan Banten meluas sampai Lampung. Sultan Hasanudin wafat tahun 1570 dan
digantikan oleh putranya Pangeran Yusuf.

Pada zaman Pangeran Yusuf, kerajaan Pajajaran dapat ditakulukkan. Kekuasaan Hindu di
Jawa Barat hancur. Penyebaran agama Islam meluas sampai ke daerah pedalaman. Sisa-sisa
orang Pajajaran yang tidak masuk Islam menyingkir ke Banten Selatan, yang kini dikenal
sebagai orang Badui.

Pada tahun 1580 Pangeran Yusuf yang juga dikenal sebagai Maulana Yusuf wafat dan
digantikan putra mahkota Maulan Muhammad yang masih sangat muda belia.

7.   Peranan Umat Islam di Indonesia.

<!–[if !supportLists]–>a.      <!–[endif]–>Masa penjajahan

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan


menjadikannya bersuku-suk dan berbangsa-bangsa agar mereka saling satu sama lain saling
mengenal. Agama Islam sangat menekankan hubungan yang baik, harmonis saling menghormati
antara seorang dengan orang lain, antara suku dengan suku yang lain, dan antara bangsa dan
bangsa yang lain. Islam tidak membenarkan adanya perlakuan sewenang-wenang dan penindasan
yang dilakukan oleh manusia terhdapa manusia lainnya, golongan kepada golongan lainnya,
suku kepada suku lainnya, bangsa terhadap bangsa lainnya. Islam mengajarkan bahwa setiap
manusia disisi Allah sama tidak ada perbedaan ras, suku dan bangsa dan yang paling mulia
adalah yang paling taqwa kepadaNya.

Keyakinan dan semangat yang dilandasi yang dilandasi ajaran agama ini melahirkan sikap
antipati kaum muslimin Indonesia terhadap perilaku dan tindakan kaum penjajah Belanda yang
sangat sewenag-wenang, menindas, membelenggu dan menjajah. Semangat ajaran agama itulah
yang membangkitkan semangat jihad berjuang di jalan Allah SWT, demi mewujudkan
kebenaran, keadilan dan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penindasan, keseweang-
wenangan dan penjajahan.

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Peranan Umat Islam pada masa Penjajahan

Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia telah
memeluk agama Islam. Ajaran Islam telah diamalkan dengan baik oleh sebagian besar kaum
muslimin. Keyakinan bahwa manusia disisi Allah SWT adalah sama, tidak ada perbedaan drajat
kecuali dalam hal iman dan taqwanya kepada Allah SWT, menumbuhkan kesadaran terhadap
kemandirian dan kebebasan untuk menentukan arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan
pribadi, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

Bangsa Belanda datang ke Indonesia pada mulanya berniat hendak berniaga, berdagang.
Namun dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan
Indonesia sebagai koloni, dibaah kekuasaan dan jajahannya. Belanda dalam berdagang mula-
mula bebas, yakni orang indoneisa bebas menjual barang dagangannya kepada siapa saja yang
membeli dengan harga yang layak tetapi kemudian perdagangan itu menjadi monopoli orang-
orang Belanda. Orang Indonesia harus menjual barang dagangannya keopada orang-orang
Belanda dengan harag yang ditentukan oleh mereka, yaitu orang-orang Belanda. Kemudian
daerah pusat perdagangan pun dikuasainya, dan kehidupan kemasyarakatan dikuasainyadan
akhirnya bangsa Indonesia dijajahnya.

Melihat perilaku bangsa Belanda yang melakukan penekanan, penindasan dan ketidak
adilan itu, akum musliminsangat merasakannya, dan berusaha untuk melepaskan diri dari
perlakuan dan tindakan bangsa Belanda yang diluar batas perikemanusian.

Dilandasi semangat tauhid dan keyakinan ajaran agama, kaum muslimin bangkit secar
pribadi dan kelompok menentang perilaku ketidak adilan dan penjajahan Belanda tersebut.
Melihat kenyataan ini Belanda menghadapinya dengan kekerasan senjata. Perlawanan bangsa
Indonesia untuk memperoleh kembali kemerdekaannya terus menerus diperjuangkan. Diseluruh
pelosok tanah air bangsa Indoensia yang sebagian besar kaum muslimin berjuang untuk
membebaskan diri dari belenggu penjajahan itu. Perlawanan perjuangan dan peperangan terus
berkecamuk tidak ada habis-habisnya, samapi proklamasi kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Peranan Kerajaan Islam dalam menentang


penjajahan.

Belanda telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang
semakin lama semakin kuat kekuasaannya, di seluruh Nusantara. Perbuatan Belanda yang
demikian sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh sebagian besar
bangsa Indonesia, dan nilai-nilai peri kemanusian dan keadilan.

Melihat keadaan seperti ini kaum muslimin yang terhimpun pada kerajaan Islam pada
waktu itu di seluruh Nusantara mengadakan perlawanan secara terpisah, masing-masing
menentang  penjajahan Belanda. Kesultanan Banten di pulau Jawa yang berulang kali
mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Terutama pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa yang memerintah Banten dari tahun 1651-1682 M, sangat anti terhadap penjajahan
Belanda. Perjuangan mengusir penjajah itu terus menerus dilancarkan sampai akhir
pemerintahan Beliau di Kesultanan Banten.

Pada tahun 1522 Portugis telah menetap dan mendirikan benteng pertahanan di wilayah
Sunda Kelapa (Jakarta). Portugis disamping berdagang juga membawa ajaran agama Khatolik.

Melihat keadaan seperti itu kerajaan Islam Demak sangat khawatir. Maka pada tahun 1526
tentara Demak dibawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju Sunda Kelapa melalui jalan laut.
Selanjutnya Fatahillah berhasil berusaha mengusir tentara Portugis dalam peperangan yang
sengit terjadi dan akhirnya Portugis kalah. Sunda Kelapa dapat direbut Fatahillah pada 22 Juni
1527 M kemudian Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta, kemudian sekarang
menjadi Jakarta (Ibukota Negara)

Pada masa Sultan Agung sebagai Raja Islam Mataram di Jawa Tengah, penjajah Belanda
sudah menguasai Batavia (Jakarta), pada tahun 1628 Sultan Agung berusaha mengusir penjajah
Belanda dari tanah Jawa, tetapi usahanya tidak berhasil. Dan pada tahun 1629 beliau melakukan
penyerangan lagi ke Batavia dengan kekuatan yang lebih besar. Namun karena persenjataan
Belanda lebih modern, akhirnya perlawanan itu dapat dipatahkan.

Demikian pula Tueku Umar di Aceh, Imam Bonjol di Sumatra Barat, Sultan Hasanuddin di
Sulawei Selatan, Sultan Babullah di Ternate, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, dan daerah-
daerah lainnya mereka dengan dukungan masyarakatnya berjuang dan berperang mengusir
penjajah Belanda.

d.  Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan

Perilaku kaum penjajah makin lama makin kejam terhadap bangsa Indonesia. Penindasan,
kesewenang-wenangan dan ketidak adilan penjajah merajalela. Bangsa Indonesia tertindas,
miskin, terbelenggu oleh kaum penjajah.

Kaum muslimin yang merupakan penduduk terbesar bangsa Indonesia sangat merasakan
perilaku kaum penjajah itu. Para ulama bersama kaum muslimin bangkit, berusaha
membebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah itu. Di seluuh pelosok Nusantara kaum
muslimin bangkit untuk merebut kembali kemerdekaannya yang telah dirampas oleh penjajah.

Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-hentinya dengan


segala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Pejuang muslim dan pahlawan
kemerdekaan itu antara lain K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto di
Pulau Jawa, Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim
(Aceh), Imam Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang), Raden Intan
(Lampung) di Sumatra. Pangeran Antasari di Kalimantan, Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan
lain-lain yang tersebar diseluruh Nusantara.

Para pejuang muslim itu dengan ikhlas dan semangat jihad berjuang di jalan Allah SWT
menentang dan mengusir penjajah Belanda maupun Jepang dengan pengorbanan harta benda,
jiwa dan raganya
e.   Peranan Organisasi Islam dan Pondok Pesantren

pada masa Perang Kemerdekaan

Sejak awal Islam masuk ke Indonesia dan pada masa perkembangan selanjutnya, ulama
Islam menempatkan pendidikan sebagai tugas utama. Wujud kongkrit pendidikan adalah
pesantren dan muridnya disebut santri. Tempat pendidikannya ada yang menyatu dengan masjid
dan ada juga yang secara khusus dibangun biasanya dekat masjid.

Melalui pesantren ulama mendidik santri mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan terutama
mengenai ilmu agama. Disini diajarkan tentang keimanan, ibadah, Al Qur’an, akhlak, Syariah,
muamalah dan tarikh. Selain itu ditanamkan pengertian hak dan kewajiban kaum muslimin
sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial serta perjuangan untuk memperoleh hak
kemerdekaan yang telah dirampas oleh kaum penjajah.

Santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai suku dab daerah. Setelah mereka
selesai belajar, umumnya mereka kembali ke daerah asalnya kemudian mereka mendirikan lagi
pesantren dan mengajarkan agama di daerahnya masing-masing, sehingga tersebarlah pesantren
dan pendidikan agama ke seluruh pelosok tanah air. Pesantren sebagai tempat mendidik generasi
muda muslim, para santri dididik dan dipersiapkan untuk menjadi kader umat dan pemimpin
masyarakat.

Belanda mengetahui keadaan dan perkembangan pesantren, kemudian mengawasi kegiatan


pondok pesantren, karena tempat itu dianggap sebagai tempat pembinaan kader umat yang akan
menentang kekuasaannya.

Hubungan dan jalinan santri, ulama/Kyai dan masyarakat kaum muslimin sangat kuat,
mereka bersama-sama menghadapi penjajah, namun usaha itu banyak mengalami kegagalan
karena belum tertibnya organisasi dan masih lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Kaum muslimin menyadari bahwa perjuangan tnpa dihimpun dalam suatu organisasi yang
baik akan mengalami kesulitan dan kegagalan. Setelah ptra-putri kaum muslimin banyak
memperoleh pendidikan di luar negri, di Eropa dan Timur Tengah serta meningkatkan peranan
pendidikan di pondok pesantren, timbullah kesadaran mereka untuk membuat perkumpulan
organisasi yang modern yang berciri khas keagamaan.

Organisasi tersebut misalnya Serikat Dagang Islam didirikan 1905, Serikat Islam tahun
1911, Muhammadiyah tahun 1512, Persatuan Islam tahun 1526, Pergerakan Tarbiyah Islamiyah
tahun 1928, Jam’iyatul Washliyah tahun 1930, dan lain-lain. Para Kyai dan santri juga
mendirikan organisasi bersenjata untuk melawan penjajahan Belanda yaitu Hizbullah dan
gerakan-gerakan kepanduan Islam.

Organisasi tersebut mendidik, membina dan melatih generasi muda muslim mengenal
berbagai pengetahuan dan semangat perjuangan, dalam menentang penjajahan. Hasil tempaan
dan pendidikan disini menumbuhkan semangat juang sehingga lahirlah tokoh-tokh perjuangan
kemerdekaan seperti HOS Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan, K.H Hasyim Asy’ari dan lain-
lain.

<!–[if !supportLists]–>f.        <!–[endif]–>Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan

Berkat rahmat Allah SWT, usaha perjuangan kaum muslimin dan seluruh lapisan
masyarakat berhasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. proses perjuangan yang panjang dalam
merebut  kembali kemerdekaan yang telah dirampas oleh penjajah, telah banyak mengobarkan
berupa harta benda, jiwa dan raga kaum muslimin.

Setelah merdeka, bebas dari kungkungan kaum penjajah, kaum muslimin secara bertahap
mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan disegala bidang, pembangunan fisik material
berupa perbaikan sarana transportasi, pertanian, perumahan dan perekonomian, sehingga
pembangunan fisik material secara bertahap makin lama makin meningkat. Pembangunan bidang
mental seperti meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama,
meningkatkan pendidikan, mengembangkan kehidupan dan sosial kemasyarakatan yang aman
tertib dan rukun juga dilaksanakan.

Kaum muslimin selalu membangun dan mengisi kemerdekaan itu dengan menselaraskan
pembangunan materiil dan spirituil dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat,
adil dan makmur. Kaum muslimin bersama segenap anggota bangsa Indonesia lainnya kini
mengatur dan memerintah bangsanya sendiri. Pemerintahan dilaksanakan dengan cara yang
demokratis. Keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosial terus diupayakan dan ditegakkan.
Demikian juga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terwujudlah negara yang aman, adil dan
makmur dengan penuh limpahan rahmat dan ridha Allah SWT, sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan yang dituangkan dalam UUD 1945.

<!–[if !supportLists]–>g.<!–[endif]–> Peranan Organisasi Islam dalam Masa


Pembangunan

Organisasi Islam yang sejak zaman penjajah selalu membina dan mendidik umat dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan mengembangkan semangat perjuangan menentang penjajah,
maka setelah merdeka usaha itu pada dasarnya tetap terus dikembangkan dan ditingkatkan lebih
baik. Sikap menentang penjajahan dialihkan dan diganti dengan sikap giat, semangat dan etos
kerja untuk mencapai ketinggian ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup dan mengisi pembangunan bangsa.

Dalam rangka ikut serta meningkatkan pengetahuan, kecerdasan  dan kualitas masyarakat
telah diupayakan melalui pendidikan pada jalur sekolah. Didirikanlah oleh organisasi-organisasi
Islam berbagai lembaga pendidikan dari jenjang pendidikan dasar seperti SD, SMP, pendidikan
menengah seperti SMA dan pendidikan tinggi seperti Universitas dan Institut yang tersebar
diseluruh daerah. Diantara oragnisasi Islam yang giat dalam bidang pendidikan dan
kemasyarakatan ialah Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al-
Washliyah, Al-Irsyad, Djamiat Khair, GUPPI, PUI, Al-Khairat, ICMI dan lain-lain.

h.Peranan Para Individu Muslim dalam Pembangunan

Organisasi Islam yang berperan dalam pembangunan Nasional bukan hanya mereka yang
tergabung dalam organisasi. Banyak orang Islam secara pribadi baik sebagai dokter, dosen,
pejabat negara, wakil rakyat di DPR, pengusaha, Cendikiawan, petani, guru, pengrajin, dan lain-
lain mereka semuanya melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan profesi dan
keahliannya masing-masing. Tanpa terikat dengan organisasi keagamaan, mereka
menyumbangkan dharma baktinya kepada nusa dan bangsa. Memang menjadi umat Islam tidak
harus menjadi anggota organisasi atau partai Islam. Menurut Al Qur’an orang Islam yang baik
adalah yang paling bertakwa, yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, dimanapun
mereka berada.

<!–[if !supportLists]–>i.        <!–[endif]–>Peranan Lembaga Pendidikan dalam Masa


Pembanguna

Lembaga pendidikan Islam dalam kegiatannya lebih menekankan pembinaan, peningkatan


ilmu pengetahuan dan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan pada jalur sekolah dan luar
sekolah.

Peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas yang melalui jalur pendidikan
sekolah biasanya terdiri dari pendidikan sekolah umum, seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi dan Madrasah seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan
perguruan tinggi agama seperti IAIN

Melalui pendidikan ini secara bertahap ilmu pengetahuan bertambah meningkat dan
Sumber Daya Manusia lebih berkualitas. Dengan meningkatnya kualitas masyarakat maka hasil
kerja masyarakatpun semakin meningkat. Dengan demikian meningkatnya hasil umat melalui
jalur luar sekolah, antara lain dilaksanakan melalui pengajian, Taman Bacaan Al Qur’an, kursus-
kursus ilmu keagamaan dan pembinaan di Masjid-Masjid.
Demikanlah betapa besar peranan kelembagaan pendidikan Islam dalam pembangunan
pembangunan bangsa erat kaitannya dengan sumber daya manusianya sebagai pelaksana
pembangunan itu sendiri.

Pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

LATIHAN

<!–[if !supportLists]–>A.         <!–[endif]–>Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu huruf


a,b,c,d atau e didepan jawaban yang paling tepat!

1. Pada abad ke 7-12 telah berdiri kerajaan-kejaan Hindu dan Budha di Indonesis, dibawah
ini nama kerajaan Hindu , kecuali….
1. Kutai di Kalimantan Tumur
2. Tarumanegara di Jawa Barat
3. Isana di Jawa Timur
4. Galuh ciamis Jawa Barat
5. Kediri di Jawa Tengah
2. Sedangkan kerajaan Budha adalah…..
1. Taruma negara
2. Isana
3. Galuh
4. Kalingga
5. Kediri
3. Kerajaan Syailendra adalah kerajaan Budha di ……….
1. Jawa Timur
2. Jawa Tengah
3. Jawa Barat
4. Kalimantan Timur
5. Kalimantan Barat
4. Menurut sebagian Ahli sejarah Islam datang lebih awal yaitu abad……

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>ketujuh dan kedelapan

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>kesembilan dan sepuluh

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>sebelas dan dua belas

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>tiga belas dan empat belas

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>lima belas dan enam belas

1. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri
sejak tahun 1261 M. Di bawah ini raja-raja  yang memerintah di Kerajaan ini,
kecuali……

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>Sultan Al Malikus Saleh

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Sultan  Al Malikuz Zahir I

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Sultan Al Malikuz Zahi  II.

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Sultan Zainal Abidin

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Sultan Iskandar Zulkarnaen

1. Dibawah  ini nama para wali songo atau wali sembilan kecuali….

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>Maulana Malik Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Raden Rahmat


<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Makdum Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Maulanan Ishak

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Maulana Ismail

1. Dalam melawan penjajahan belanda banyak bergguguran pahlawan-pahlawan muslim 


kecuali……

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>Sultan Iskandar Mahkota Alam

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Sultan Agung

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Sultan Agung Tirtayasa

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Sultan Hasnudin

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Sultan Aminudin

1. Salah satu dari wali songo wafat pada tahun 1570 yaitu….
1. Sunan Gresik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Kali Jaga
4. Sunan Giri
5. Sunan Gunung Jati
2. Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia ada Pulau Sumatera yaitu…..
1. Kerajaan Demak
2. Kerajaan Mataram
3. Kerajaan Pagaruyung
4. Kerajaan Samudra Pasai
5. Melayu
3. Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa adalah….
1. Kerajaan Demak
2. Kerajaan Mataram
3. Kerajaan Pagaruyung
4. Kerajaan Samudra Pasai
5. Melayu
4. Setelah mendapat kemenangan dari Portugis  ……. mengganti nama Sunda Kelapa
Menjadi Jayakarta.
1. Sultan Hasanudin
2. Sultan Demak
3. Sultan Iskandar
4. Fatahillah
5. Syarif Hidayatullah
5. Setelah bangsa Belanda mulai ingin menjajah Indonesia maka bangkitlah pejuang dan
pahlawan bangsa untuk mengusirnya. Yang tertera dibawah ini adalah pahlawan-
pahlawan muslim, kecuali  ……
1. Teuku Umar
2. Imam Bonjol
3. Sultan Hasanudin
4. Pangeran Antasari
5. Pangeran Tirtayasa
6. Setelah perlawahan bersipat kadaerahan gagal maka para cendekiawan saat itu merubah
bentuk perlawanan dengan berorganisasi, yang dipelori oleh …..
1. Nahdhatul Ulama
2. Muhammadiyah
3. Al Wasliyah
4. Tarbiyah Islamiyah
5. Budhi Utomo
7. Setelah Budhi Utomo lahir maka berdirilah  Nahdatul Ulama yang didirikan oleh……
1. KH Wahid Hasyim
2. KH  Wahid Wahab
3. KH  Hasyim Asy’ari
4. KH Ahmad Dahlan
5. KH Malik Al-Qodri
8. Para Ulama mendirikan organisasi untuk dapat berjuang lebih terorganisir Nadhatul
Ulama. Pada …
1. Tahun 1920
2. Tahun  1922
3. Tahun  1924
4. Tahun  1926
5. Tahun  1928
9. Sedangkan Muhammadiyah didirikan oleh…..
1. KH Wahid Hasyim
2. KH  Wahid Wahab
3. KH  Hasyim Asy’ari
4. KH Ahmad Dahlan
5. KH Malik Al-Qodri
10. Sedangkan Muhammadiyah didirikan pada…..
1. 1910
2. 1912
3. 1914
4. 1916
5. 1918
11. Salah satu pendiri Sarikat Islam ialah……
1. Setia Budhi
2. HOS Cokro Aminoto
3. Bung Hatta
4. Sukarno
5. Mr Moh Yamin
12. Yang disebut sunan Ampel ialah…

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–> Maulana Malik Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Raden Rahmat

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Makdum Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Maulanan Ishak

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Maulana Ismail

1. sedangkan yang disebut sunan giri ialah…

<!–[if !supportLists]–>a.       <!–[endif]–>Maulana Malik Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>b.      <!–[endif]–>Raden Rahmat

<!–[if !supportLists]–>c.       <!–[endif]–>Makdum Ibrahim

<!–[if !supportLists]–>d.      <!–[endif]–>Maulanan Ishak

<!–[if !supportLists]–>e.       <!–[endif]–>Maulana Ismail

B.  Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !

1.    Sebutkanlah jalur masuknya Islam ke Indonesia!

2.  Siapa sajakah yang membawa Islam ke Indonesia?

<!–[if !supportLists]–>3.            <!–[endif]–>Siapa sajakah yang mendirikan kerajaan Islam


Samudra Pasai?
<!–[if !supportLists]–>4.            <!–[endif]–>Bagaimanakah usaha Maulana Malik Ibrahim
dalam da’wah Islamiyahnya?

<!–[if !supportLists]–>5.            <!–[endif]–>Jelaskan perkembangan Islam di Indonesia


secara singkat!

<!–[if !supportLists]–>6.            <!–[endif]–>Kerajaan Islam apakah yang pertama dijawa?

<!–[if !supportLists]–>7.            <!–[endif]–>Siapakah raja-raja yang pernah memerintah


Kerajaan Aceh?

<!–[if !supportLists]–>8.            <!–[endif]–>Apakah nama kerajaan Islam pertamam di


Indonesia?

<!–[if !supportLists]–>9.            <!–[endif]–>Sipakah pendiri kerajaan Demak?

10. Siapakah yang menyebarkan agama Islam di Kalimantan dan Sulawesi?

You might also like