PENGERTIAN FILSAFAT ILMU A. Pengertiaan Filsafat Ilmu
Kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia yang terdiri dari dua suku kata yakni philos yang berarti cinta, atau philia yang berarti persahabatan, dan kata sophos yang berarti inteligensi, kebijaksanaan, keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan. Imam Bernadib menganggap bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philosophos. Kata ini terambil dari kata philos dan sophia atau philos dan sophos. Philos Oleh: berarti cinta dan sophia atau sophos Muhammad : E63207003 berarti kebijaksanaan, pengetahuan dan hikmah. Seseorang dapat disebut telah berfilsafat menurut Bernadib, apabila seluruh ucapan dan perilakunya FAKULTAS USHULUDDIN mengandung makna dan ciri sebagai JURUSAN TAFSIR HADITS KELAS orang yang cinta terhadap AKSELERASI kebijaksanaan, cinta terhadap INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL pengetahuan dan cinta terhadap hikmah. Menurut Harun Nasution, falsafat SURABAYA berasal dari bahasa Yunani yang 2010 tersusun dari dua kata, yakni philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat (wisdom). Harun mengatakan maka Harun mendefinisikan filsafat bahwa orang Arab memindahkan kata sebagai: Yunani philosophia ke dalam bahasa •Pengetahuantentanghikmah; mereka dan menyesuaikannya dengan •Pengetahuan tentang prinsip atau tabiat susunan kata-kata Arab, yaitu dasar-dasar; falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah •Mencari kebenaran; dan dan fi’lal. Berdasarkan pola kalimat •Membahas dasar-dasar dari apa yang (kata) tersebut, maka penyebutan kata dibahas. filsafat dalam bentuk kata benda M. Rasjidi dan Harifuddin seharusnya falsafah atau filsaf. Cawidu menyatakan bahwa falsafah Lebih lanjut Harun mengatakan (dalam bahasa Arab) berasal dari bahwa kata filsafat yang banyak bahasa Yunani yakni dari kata digunakan dalam bahasa Indonesia, philosophia, yang terambil dari akar sebetulnya bukan murni berasal dari kata philo atau philein yang berarti bahasa Arab falsafah dan juga bukan cinta (loving) dan shopia yang berarti murni dari bahasa Barat philosophy. pengetahuan, kebijaksanaan (hikmah Akan tetapi, kata filsafat ini atau wisdom). Jadi philosophia artinya merupakan gabungan dari keduanya cinta kebijaksanaan. Orang yang cinta (bahasa Arab dan Barat). Kata fil kepada kebijaksanaan atau diambil dari bahasa Barat dan safah pengetahuan atau kebenaran menurut dari bahasa Arab. Rasjidi disebut philosophos, dalam Berfilsafat menurut Harun adalah bahasa Arab disebut failasuf. berfikir menurut tata tertib (logika) Dengan demikian, philosophos dengan bebas (tidak terikat pada atau failasuf adalah orang yang tradisi, dogma dan agama) dan dengan menjadikan pengetahuan sebagai usa sedalam-dalamnya sampai ke dasar- dan tujuan hidupnya. Dengan kata lain, dasar persoalan. philosophos atau failasuf adalah orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan dan kebenaran. Rasjidi lebih lanjut menyatakan bahwa Bedasarkan pengertian itulah, meskipun falsafah berasal dari bahasa Yunani sebagai daerah sumber awal kebijaksanaan. kegiatan berfalsafah, tetapi dalam Dengan demikian, kata filsafat bahasa Arab asli terdapat suatu kata secara etimologi menurut Mudhafir yang mirip dengan makna filsafat, memiliki dua pengertian yang berbeda. yaitu kata hikmat. Pertama, istilah filsafat dilihat dari asal Menurut Rasjidi, makna asal dari kata philein dan sophos, maka ia kata hikmat adalah tali kendali yang berarti mencintai hal-hal yang bersifat digunakan pada seekor kuda untuk bijaksana (filsafat sebagai kata sifat). mengekang keliarannya. Juga berarti Kedua, istilah filsafat dilihat dari asal pengetahuan atau kebijaksanaan. Atas kata philos dan sophia, maka ia berarti dasar itu, maka diambillah kata hikmat teman kebijaksanaan. sebagai sinonim dari kata filsafat. Sejarah telah mencatat bahwa Karena seseorang yang memiliki istilah philosophia digunakan pertama hikmat (pengetahuan) itu, seharusnya kali oleh Pythagoras pada tahun 572 – dapat lebih bijaksana dan dapat 497 SM (sekitar abad ke-6 SM). Istilah membentengi dirinya dari perbuatan philosophia ini muncul berawal ketika rendah dan hina. Pythagoras ditanya tentang apakah ia Ali Mudhafir berpendapat termasuk orang yang bijaksana. bahwa kata filsafat dalam bahasa Pythagoras dengan rendah hati Indonesia memiliki padanan kata menjawab pertanyaan tersebut bahwa falsafah (bahasa Arab), philosophy dirinya adalah pencinta kebijaksanaan (bahasa Inggris), philosophie (bahasa (lover of wisdom). Jerman, Belanda dan Francis). Tetapi istilah philosophia dan Menurut Ali Mudhafir, semua kata itu philosophos (falsafah dan failasuf) itu berasal dari bahasa Yunani sendiri baru menjadi popular dan lazim philosophia. Sedangkan kata digunakan pada masa Sócrates dan philosophia itu sendiri terdiri dari dua Plato (sekitar abad ke-5 SM). Plato suku kata, yakni philein, philos dan (427-384 SM) mendefinisikan filsafat sophia. Philein berarti mencintai, sebagai ilmu pengetahuan yang philos berarti teman, sophos berarti berminat mencapai kebenaran yang bijaksana dan sophia berarti asli. Aristóteles (382-322 SM) mendefinisikan filsafat sebagai 3. Sampai dimana harapan pengetahuan yang meliputi kebenaran manusia (dijawab oleh yang objek kajiannya adalah ilmu agama). metafísica, logika, retórika, etika, 4. Apa yang dinamakan ekonomi dan estétika. Selain itu, Al- manusia (dijawab oleh Farabi (870-950 M) seorang filosof antropologi) Islam mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bagaimana hakekat alam yang Dari pengertian dan definisi sebenarnya. filsafat yang dikemukakan oleh para Sedangkan Descartes (1590- ahli an filosof sebagaimana tersebut di 1650 M) mendefinisikan filsafat atas, dapat dipahami bahwa: sebagai kumpulan ilmu pengetahuan 1. Filasafat adalah usaha spekulatif yang meliputi pengetahuan tentang yang rasional, sistematik dan Tuhan, alam dan manusia. Sejalan konseptual untuk dengan Descartes, Imanuel Kant memperoleh pengetahuan atau (1724-1804 M) mengasumsikan bahwa pandangan yang selengkap filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang mungkin mengenai realitas menjadi pokok dan pangkal dari segala (kebenaran). Tujuannya adalah pengetahuan. untuk mengungkapkan atau Berdasarkan asumsi itulah, menggambarkan dengan kata- maka menurut Kant kata, hakekat realitas akhir persoalan yang menjadi yang mendasar dan nyata. pokok kajian filsafat, yaitu 2 Filsafat adalah wacana tempat 1. Apakah yang dapat berlangsungnya penelusuran manusia ketahui (dijawab kritis terhadap berbagai oleh metafisika); pernyataan dan asumsi yang 2. Apa yangn seharusnya kita umumnya merupakan dasar ketahui / dikerjakan suatu pengetahuan. manusia (dijawab oleh 3 Filsafat adalah wacana tempat etika). berlangsungnya penelusuran kritis terhadap berbagai untuk menemukan kebenaran hakiki pernyataan dan asumsi yang melalui cara berpikir yang sistematis, umumnya merupakan dasar komprehensif (menyeluruh, meluas), suatu pengetahuan. dan radikal (sampai ke akar-akarnya). Berdasarkan uraian yang Melalui berfikir filsafati, diharapkan dikemukakan di atas, maka dapat manusia menjadi lebih mampu dipahami bahwa ruang lingkup bersikap. pembahasan filsafat adalah, pertama, kajian yang berkenaan dengan pencarian kebenaran fundamental B.Cabang Filsafat dengan cara : (a) argumentatif, yakni Dilihat dari kriteria dan sifat pemaparan pendapat yang rasional berfikir filsafat, maka filsafat dapat dengan disertai dasar-dasar dibedakan dalam dua jenis pengertian. penalarannya; (b) non-empirik, yakni Pertama, filsafat sebagai reflective tidak berdasarkan pemahaman thinking, artinya filsafat sebagai inderawi. aktivitas pikir murni. Dengan kata lain, Kedua, penalaran filosofis yang kegiatan akal piker manusia dalam umumnya sibuk menanyakan serta usahamengerti secara mendalam atas menelusuri makna dan penyebab dasar segala sesuatu. Dalam hal ini filsafat dari berbagai pengetahuan tanpa merupakan suatu daya atau mengenal batas apapun, baik batas kemampuan berpikir yang tinggi dari alamiah, apalagi batas buatan manusia, manusia dalam usaha memahami seperti batas ruang, waktu, agama atau kesemestaan. Kedua, filsafat sebagai kepercayaan, adat istiadat, etnik, ilmu, produk kegiatan berpikir murni dan dan hal-hal lainnya. Penalaran filosofis terbentuk dalam suatu disiplin ilmu. yang dimaksud adalah penalaran yang Seiring dengan perkembangan selalu mengandung ciri-ciri skeptis dan dinamika masyarakat, filsafat (meragukan), menyeluruh (holistic, kemudian berkembang dan melahirkan comprehensive), mendasar (radikal), tiga cabang besar dan sekaligus kritis, dan analitis. sebagai objek kajiannya. Ketiga Filsafat adalah upaya manusia cabang pemikiran filsafat itu adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi. apakah sesuai dengan wujud Dari ketiga cabang filsafat ini penampakannya atau tidak ?” kemudian berkembang lagi dan masing-masing melahirkan cabang tersendiri. Berikut penjelasan ketiga cabang filsafat tersebut dan Dari teori hakekat (ontologi) perkembangannya. ini kemudian muncullah bebrapa aliran dalam filsafat, antara lain : 1. Ontologi 1. Filsafat Dualisme Ontologi terdiri dari dua suku 2. Filsafat Idialisme kata, yakni ontos dan logos. Ontos 3. Filsafat Materalisme berarti sesuatu yang berwujud dan 4. Filsafat Skeptisisme logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat 5. Filsafat Ognotisisme diartikan sebagai ilmu atau teori Jujun S. Suriasumantri tentang wujud hakekat yang ada. menyatakan bahwa pokok Menyoal tentang wujud hakiki obyek permasalahan yang menjadi objek ilmu dan keilmuan (setiap bidang ilmu kajian filsafat mencakup tiga segi, dalam jurusan dan program studi) itu yakni (a) logika (Benar-Salah), (b) apa ? Objek ilmu atau keilmuan itu etika (Baik-Buruk), dan (c) estetika adalah dunia empirik, dunia yang dapat (Indah-Jelek). Ketiga cabang utama dijangkau pancaindera. jadi objek ilmu filsafat ini lanjut Suriasumantri, adalah pengalaman inderawi. Dengan kemudian bertambah lagi yakni, kata lain, ontologi adalah ilmu yang pertama, teori tentang ada: tentang mempelajari tentang hakekat sesuatu hakekat keberadaan zat, hakekat yang berwujud (yang ada) dengan pikiran serta kaitan antara zat dan berdasarkan pada logika logika senata. pikiran yang semuanya terangkum Ontologi sebagai cabang dalam metafisika; kedua, kajian filsafat yang membicarakan tentang mengenai organisasi sosial / hakekat benda bertugas untuk pemerintahan yang ideal, terangkum memberikan jawaban atas pertanyaan dalam politik. Kelima cabang filsafat “apa sebenarnya realitas benda itu ? ini – logika, etika, estetika, metafisika dan politik – menurut Suriasumantri, ini mempunyai idea. Idea inilah yang kemudian berkembang lagi menjadi merupakan hakekat sesuatu dan cabang-cabang filsafat yang menjadi dasar wujud sesuatu itu. Idea- mempunyai bidang kajian lebih idea itu berada dibalik yang nyata dan spesifik lagi yang disebut filsafat ilmu idea itulah yang abadi. Benda-benda Argumen ontologis ini pertama yang kita lihat atau yang dapat kali dilontarkan oleh Plato (428-348 ditangkap dengan panca indera SM) dengan teori ideanya. Menurut senantiasa berubah. karena itu, ia Plato, tiap-tiap yang ada di alam nyata bukanlah hakekat, tetapi hanya ini mesti ada ideanya. Idea yang bayangan, kopi atau gambaran dari dimaksud oleh Plato adalah definisi idea-ideanya. Dengan kata lain, benda- atau konsep universal dari tiap sesuatu. benda yang dapat ditangkap dengan Plato mencontohkan pada seekor kuda, panca indera hanyalah khayalan dan bahwa kuda mempunyai idea atau ilusterasi sajan. konsep universal yang berlaku untuk Argumen ontologis kedua tiap-tiap kuda yang ada di alam nyata dimajukan oleh St. Augustine (354 – ini, baik itu kuda yang berwarna hitam, 430 M). Menurut Augustine, manusia putih ataupun belang, baik yang hidup mengetahui dari pengalaman hidupnya ataupun udah mati. bahwa dalam alam ini ada kebenaran. Demikian pula manusia punya Namun, akal manusia terkadang idea. Idea manusia menurut Plato merasa bahwa ia mengetahui apa yang adalah badan hidup yang kita kenal benar, tetapi terkadang pula merasa dan bisa berpikir. Dengan kata lain, ragu-ragu bahwa apa yang idea manusia adalah ”binatang diketahuinya itu adalah suatu berpikir” ( _Êämlãq~1 – Arab). kebenaran. Menurutnya, akal manusia Konsep binatang berfikir atau mengetahui bahwa di atasnya masih _Êämlãq~1 ini bersifat universal, ada suatu kebenaran tetap (kebenaran berlaku untuk seluruh manusia besar- yang tidak berubah-ubah), dan itulah kecil, tua-muda, lelaki-perempuan, yang menjadi sumber dan cahaya bagi manusia Eropa, Asia, India, China, dan akal dalam usahanya mengetahui apa sebagainya. Tiap-tiap sesuatu di alam yang benar. Kebenaran tetap dan kekal itulah kebenaran yang mutlak. error); akal sehat (common sense); Kebenaran mutlak inilah oleh prasangka; otoritas (kewibawaan); dan Augustine disebut Tuhan. pengalaman biasa. Metode ilmiah adalah cara memperoleh pengeahuan 2. Epistimologi melalui pendekatan deduktif dan Epistemologi berasal dari kata induktif. Sedangkan metode problem episteme yang berati pengetahuan dan solving adalah memecahkan masalah logos yang berarti ilmu. Jadi dengan cara mengidentifikasi epistemologi adalah ilmu yang permasalahan; merumuskan hipotesis; membahas tentang pengetahuan dan mengumpulkan data; cara memperolehnya. Epistemologi mengorganisasikan dan menganalisa disebut juga teori pengetahuan, yakni data; menyimpulkan dan conlusion; cabang filsafat yang membicarakan melakukan verifikasi, yakni pengujian tentang cara memperoleh pengetahuan, hipotesis. hakekat pengetahuan dan sumber Tujuan utamanya adalah untuk pengetahuan. . menemukan teori-teori, prinsip-prinsip, Dengan kata lain, epistemologi generalisasi dan hukum-hukum. adalah suatu cabang filsafat yang Temuan itu dapat dipakai sebagai menyoroti atau membahas tentang tata- basis, bingkai atau kerangka pemikiran cara, teknik, atau prosedur untuk menerangkan, mendeskripsikan, mendapatkan ilmu dan keilmuan. mengontrol, mengatasi atau Tata cara, teknik, atau prosedur meramalkan suatu kejadian secara mendapatkan ilmu dan keilmuan lebih tepat. adalah dengan metode non-ilmiah, metode ilmiah dan metode problem 3. Aksiologo solving. Aksiologi adalah cabang filsafat Pengetahuan yang diperoleh yang membicarakan tentang orientasi melalui pendekatan/metode non-ilmiah atau nilai suatu kehidupan. Aksiologi adalah pengetahuan yang diperoleh disebut juga teori nilai, karena ia dapat dengan cara penemuan secara menjadi sarana orientasi manusia kebetulan; untung-untungan (trial and dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, kebodohan, keresahan, kemiskinan, yakni bagaimana manusia harus hidup kesakitan, keterbelakangan, ketidak- dan bertindak ? Teori nilai atau percayaan, dan lainnya sebagai aksilogi ini kemudian melahirkan etika dampak mismanagement, misdirection, dan estetika. Dengan kata lain, mismanipulation, dan lain sebagainya. aksiologi adalah ilmu yang menyoroti masalah nilai dan kegunaan ilmu C. Pengertian ilmu dan pengetahuan itu. pengetahuan. Secara moral dapat dilihat apakah Data ilmu dan pengetahuan adalah nilai dan kegunaan ilmu itu berguna dua buah kata yang merupakan kata untuk peningkatan kualitas majemuk, sehingga dalam kesejahteraan dan kemaslahatan umat penggunaannya sehari-hari selalu manusia atau tidak. Nilai (values) dirangkai dan membentuk satu arti, bertalian dengan apa yang memuaskan yakni ilmu pengetahuan. Namun, keinginan atau kebutuhan seseorang, apabila dilihat dalam perspektif kualitas dan harga sesuatu, atau kemuliaan, ternyata kata ilmu dan appreacitive. Ilmu penegetahuan itu pengetahuan mempunyai arti hanya alat (means) dan bukan tujuan tersendiri. (ends). Pengetahuan mempunyaimakna Substansi ilmu itu bebas nilai yang sama dengan knowledge dalam (value-free), tergantung pada bahasa Inggris. Dalam hal ini, antara pemakaianya. Karena itu, sangat pengetahuan dengan ilmu (science – dihawatirkan dan berbahaya jika ilmu Inggris) memiliki perbedaan makna dan pengetahuan yang sarat muatan utamanya pada penggunaannya. negatif itu dikendalikan atau jatuhnya Menurut al-Ghazali sebagaimana yang ke orang-orang yang berakal picik, dikutip oleh Cecep Sumarna bahwa, sempit, dan sektarian; berjiwa kerdil, pengetahuan adalah hasil aktivitas kumuh dan jahat, bertangan besi dan mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kotor. Sekarang coba kita lihat, kenyataan ke dalam jiwa sehingga dimana-mana terjadi krisis-krisis: tidak ada keraguan di dalamnya. ketidak-berdayaan, kemerosotan, Pengetahuan merujuk kepada apa yang kita kenal, ketahui atau fahami Cawidu bahwa: ”pengetahuan yang atau dapatkan melaui pengalaman, didapat dari pengalaman disebut penginderaan, penyuluhan, pelatihan, pengetahuan”, sedangkan ”yang percobaan, belajar, refleksi, intuisi, dan didapat dengan jalan lainnya. Dengan kata lain, pengatahuan keterangan.disebut ilmu”. Ilmu adalah apa yang kita ketahui. (science – Yunani; ’Alima – Arab) Pengetahuan berlangsung dalam secara etimologi berarti tahu atau dua bentuk dasar yang berbeda. pengetahuan. Tetapi secara terminologi Pertama, pengetahuan yang berfungsi ilmu atau science adalah pengetahuan untuk dinikmati dan memberikan rasa yang mempunyai ciri-ciri dan syarat- puas dalam hati manusia. Kedua, syarat tertentu. pengetahuan yang patut digunakan atau diterapkan dalam menjawab Para ahli telah memberikan kebutuhan praktis. rumusan batasan ilmu pengetahuan Dari dua bentuk dasar pengetahuan (science) dengan formulasi yang tersebut, kemudian melahirkan tiga berbeda-beda, antara lain macam pengetahuan, yakni 1. Ralph Ross dan Ernest Van pengetahuan tentang sains, filsafat dan Den Haag memberikan batasan mistik. Pengetahuan selalu memberi defenisi ilmu. Menurutnya, rasa puas dengan menangkap tanpa ”ilmu adalah yang empiris, ragu terhadap sesuatu. Pengertian yang rasional, yang umum dan pengetahuan seperti itulah yang telah kumulatif (bertimbun-timbun) membedakannya dengan ilmu yang dan keempat-empatnya selalu menghendaki penjelasan lebih serentak.” lanjut dari apa yang sekedar dituntut 2. Ashley Montagu: ”Ilmu oleh pengetahuan. Muhammad Hatta pengetahuan adalah memberikan pengertian yang berbeda pengetahuan yang disusun antara pengetahuan dengan ilmu dalam satu sistem yang berasal pengetahuan. dari pengamatan, studi dan Menuurut Hatta sebagaimana pengalaman untuk menentukan dikutip oleh M. Rasjidi dan Harifuddin hakikat dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.” cirinya adalah memiliki obyek, 3. Dalam Ensiklopedi Indonesia memiliki metode, memiliki sebagaimana dikutip Rasjidi sistematika, dapat diuji dirumuskan bahwa: ”Ilmu kebenarannya. Menurut Quraish Pengetahuan adalah suatu Shihab, kata ilmu digunakan dalam sistem dari pelbagai arti proses pencapaian pengetahuan pengetahuan, yang masing- dan objek pengetahuan. Dari segi masing mengenai suatu bahasa, kata ilmu berasal dari lapangan pengalaman tertentu, bahasa Arab, ’ilm yang berarti yang disusun sedemikian rupa kejelasan. Jadi ilmu adalah menurut asas-asas tertentu, pengetahuan yang jelas tentang hingga menjadi kesatuan; suatu sesuatu. sistem dari pelbagai Quraish Shihab lebih lanjut pengetahuan yang masing- mengatakan bahwa ilmu itu ada dua masing didapatkan sebagai macam berdasarkan perspektif al- hasil pemeriksaan-pemeriksaan Quran. Pertama, ilmu yang diperoleh yang dilakukan secara teliti tanpa upaya manusia, yang disebut dengan memakai metode- ilmu ladunni. Kedua, ilmu yang metode tertentu (induksi, diperoleh karena usaha manusia, yang deduksi).” disebut ilmu kisbi. Sedangkan 4. Sutari Imam Barnadib: ”Ilmu berdasarkan fungsinya, ilmu-ilmu itu pengetahuan adalah suatu dapat diklasifikasikan ke dalam empat uraian yang lengkap dan kelompok yaitu: tersusun tentang suatu obyek.” 5. Amir Daien Indrakusuma: a. Ilmu untuk ”Ilmu pengetahuan adalah ibadah dalam arti uraian yang sistematis dan khusus atau ritual metodis tentang suatu hal atau b. Ilmu untuk masalah.” mengembangkan Ilmu adalah cabang pengetahuan pribadi manusia dengan ciri-ciri tertentu. Ciri- mencapai ahsani taqwim jauh. Ini menunjukkan bahwa c. Ilmu untuk hidup kemajuan ilmu pengetahuan tidak berbudaya dengan hanya dinilai dengan apa yang sesama manusia dipersembahkannya kepada d. Ilmu untuk masyarakat, tetapi juga diukur dengan memelihara, wujudnya suatu iklim yang dapat mengembangkan mendorong kemajuan ilmu dan menciptakan pengetahuan itu.” lingkungan hidup Ilmu (science) merupakan yang lebih baik. pengetahuan yang menelaah dunia Malik bin Nabi di dalam empirik, cara perolehannya melalui kitabnya, Intaj al-Mustasyriqin wa at- observasi, penginderaan, pengkajian, Saruhu Fi al-Fikriy al-Hadits atau percobaan yang sistematik, sebagaimana yang dikutip oleh metodis, dan koheren. Objek ilmu Quraish Shihab ”Ilmu pengetahuan pengetahuan adalah dunia empirik atau adalah sekumpulan masalah serta alam materi yang diserap melalui sekumpulan metode yang panca indera yang lugas maupun yang dipergunakan menuju tercapainya dibantu oleh teknologi modern. Ilmu masalah tersebut”. Dalam hal ini, adalah dasar untuk peradaban manusia, Malik bin Nabi tidak membedakan dan perkembangan ilmu diwadahi oleh antara ilmu dengan pengetahuan., perguruan tinggi. Kita Lebih lanjut Malik bin Nabi mengembangkan ilmu secermat- mengatakan: cermatnya untuk mengambil manfaat “Kemajuan ilmu pengetahuan sebesar-besarnya dalam kehidupan bukan hanya terbatas dalam bidang- manusia, dalam rangka pengabdian bidang tersebut, tetapi bergantung pula manusia (sebagai mahluk) kepada pada sekumpulan syarat-syarat penciptanya (khaliq). psikologis dan sosial yang mempunyai Ilmu sangat erat kaitannya pengaruh negatif dan positif sehingga dengan kebenaran. Kita percaya bahwa dapat menghambat kemajuan ilmu kebenaran mutlak diwahyukan tuhan pengetahuan atau mendorongnya lebih kepada manusia, sedangkan kebenaran yang dicapai itu sifatnya relatif, dan tempat dan takaran yang benar. diantara kebenaran relatif ini dibagi Kemampuan rasio terletak pada dua, ialah filsafat yang bersifat membedakan (atau menyamakan) dan ‘spekulatif’ dan ilmu atau sains yang menggolongkan (berdasarkan bersifat ‘positif’. kesamaan itu). Selain itu menyatakan secara kuantitatif atau kualitatif, menyatakan hubungan-hubungan dan Dalam sains (yang tidak mendeduksinya (atau melandaskan diri kepada tuhan), menginduksinya). Semua kemampuan sebagai pemula keberadaan sains itu berdasarkan ketentuan atau ditetapkan dalam empat asumsi dasar, patokan-patokan yang sangat yaitu: terperinci. 1. Bahwa dunia ini ada Rasio tidak berdusta; dalam 2. Kita bisa keadaan murni ia menyatakan secara mengetahui dunia tegas ya atau tidak. Kemampuan rasa 3. Kita mengetahui terletak pada kreativitas, yang dunia melalui panca merupakan kegaiban, karena itu indera langsung berhubungan dengan tuhan. 4. Fenomena- Kreativitas inilah yang merupakan fenomena terkait pemula di segala bidang, nalar, ilmu, dengan kausal etika dan estetika. Sebagai pemula, Dalam upaya quest for kemampuan ini disebut intuisi. Etika knowledge manusia menggunakan (love) dan estetika (beauty) seluruhnya segala akal budinya, ialah rasio dan terletak pada rasa, sehingga tiadanya rasa. Bila ilmu barat hanya rasa tak mungkin ada etika dan menyandarkan pada akal atau rasionya estetika. Rasa tidak berpatokan saja, sedangkan ilmu timur sebagaimana dipunyai oleh rasio. menekankan pada kalbu dan hanya Patokan ini disebut inferensi. Rasa sedikit rasio. Akan tetapi kita adalah media kontak manusia dengan menghendaki untuk menggunakan tuhan. Rasa yang terjaga menjadikan rasio dan rasa secara seimbang pada manusia berderajad lebih tinggi dari malaikat, sedangkan rasa yang tidak pikirannya. Hasil dari pemikiran terjaga dari godaan syeitan menjadikan manusia itulah, kemudian melahirkan manusia jatuh martabat menjadi lebih berbagai ilmu pengetahuan seperti: rendah dari binatang sekalipun. ilmu pertanian, perikanan, humaniora, Daya quest for knowledge kesehatan, ilmu hukum, ilmu bahasa, (penguasaan ilmu) muslim melemah, Ilmu Pengetahuan Alam, dan lain ada hubungannya dengan melemahnya sebagainya. penggunaan akal dan nalar, Sesungguhnya masih banyak sehubungan dengan pandangan rumusan tentang definisi ilmu teologis yang terlalu menonjolkan (science) yang dikemukakan oleh para takdir, yang harus diupayakan adalah ahli ilmu pengetahuan yang tidak dapat perenungan dalam melakukan nalar. disebutkan semua. Tetapi kalau Istilah science atau ilmu dalam dicermati dari semua definisi atau pengertiannya yang lengkap dan batasan yang bermacam-macam itu menyeluruh adalah serangkaian dapat diketahui bahwa ilmu (science) kegiatan manusia dengan pikirannya merupakan pengetahuan yang dan menggunakan berbagai tata cara bercirikan sistematik, rasional, empiris sehingga menghasilkan sekumpulan dan bersifat kumulatif. Sementara pengetahuan yang teratur mengenai syarat-syarat sesuatu dapat disebut gejala-gejala alami, kemasyarakatan sebagai ilmu pengetahuan adalah harus dan perorangan untuk tujuan mencapai mempunyai: kebenaran, memperoleh pemahaman, 1. obyek formal sendiri; dan memberikan penjelasan atau 2. metode penelitian; melakukan penerapan. 3. sistematika uraian; dan Ilmu pengetahuan itu timbul 4. tujuan. disebabkan oleh adanya kebutuhan- Berdasarkan berbagai definisi kebutuhan dan kemauan manusia dan pembagian ilmu sebagaimana yang untuk hidup bahagia dan sejahtera. disebutka di atas, maka secara garis Sehingga dalam mencapai dan besarnya objek ilmu dapat dibagi memenuhi kebutuhan hidupnya itu, dalam dua bagian pokok, yaitu alam maka manusia menggunakan akal materi dan nonmateri. Sains mutakhir yang mengarahkan pandangannya digunakan untuk memperoleh ilmu- kepada alam materi, menyebabkan ilmu tersebut adalah dengan melalui manusia membatasi ilmunya pada pendengaran, penglihatan (mata), akal bidang tersebut. Bahkan sebagian dan hati. Sedangkan trial and error mereka tidak mengakui adanya realitas (coba-coba), pengamatan, percobaan yang tidak dapat dibuktikan di alam dan tes-tes kemungkinan (probability) materi. Karena itu, objek ilmu menurut merupakan cara-cara yang digunakan mereka hanya mencakup sains ilmuwan untuk meraih pengetahuan kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan D. Hubungan antara Filsafat dan penggandaan, variasi terbatas, dan Ilmu Serta Objek Kajiannya pengalihan antar budaya. Dari zaman Plato (348 SM) Sedangkan ilmuwan muslim sampai masa al-Kindi (1209 M), boleh menyatakan bahwa objek ilmu dikatakan tidak ada batas antara mencakup alam materi dan nonmateri. filsafat dan ilmu pengetahuan. Karena Karena itu, ilmuwan muslim – seorang filosof pada zaman tersebut kususnya kaum sufi – pasti menguasai semua ilmu. Tetapi memperkenalkan ilmu untuk dengan adanya perkembangan daya menggambarkan hirarki keseluruhan pikir manusia yang mengembangkan realitas wujud yang mereka sebut lima filsafat pada tingkat praktis, sehingga kehadiran Ilahi, yaitu : ilmu mengalami loncatan 1. Alam materi perkembangan dibandingkan dengan 2. Alam kejiwaan loncatan filsafat. Walaupun 3. Alam ruh sesungguhnya ilmu lahir dari filsafat, 4. Sifat-sifat ilahiyah, dan tetapi dalam perkembangannya dan 5. Wujud zat ilahi dengan didukung oleh kecanggihan Cara memperoleh ilmu-ilmu teknologi, maka perkembangan ilmu tersebut ada dua macam sebagaimana pengetahuan telah mengalahkan yang dikemukakan oleh Quraish perkembangan filsafat. Bahkan Shihab, yakni dengan ladunni dan wilayah kajian filsafat seolah menjadi dengan kasbi. Adapun sarana yang lebih sempit dibandingkan dengan masa awal perkembangannya dari pada sistem pengetahuan manusia yang wilayah kajian ilmu. Oleh karena telah dihasilkan oleh hasil kerja itulah, muncul suatu anggapan bahwa filsafat, kemudian dibukukan secara untuk saat ini, filsafat tidak lagi sistematis dalam bentuk ilmu yang dibutuhkan bahkan dianggapnya terteorisasi. kurang relevan lagi dikembangkan. Kebenaran ilmu dibatasi hanya Sebab manusia saat ini lebih pada sepanjang pengalaman dan membutuhkan ilmu yang sifatnya sepanjang pemikiran, sedangkan praktis dari pada filsafat yang filsafat menghendaki pengetahuan terkadang sulit ”dibumikan”. Lalu yang komprehensif dan itu tidak dapat pertanyaannya sekarang, benarkah diperoleh dalam ilmu, yakni; yang demikian ? luas, yang umum dan universal Kartini Kartono (1996) seperti yang (menyeluruh). dikutip oleh Cecep Sumarna Dari pandangan dan anggapan mengemukakan bahwa ilmu telah yang dikemukakan di atas, AM. menjadi sekelompok pengetahuan Saefuddin justru menyatakan bahwa yang terorganisir dan tersusun secara filsafat merupakan sesuatu yang sistematis. Tugas ilmu menjadi lebih dibutuhkan manusia saat ini, luas, yakni bagaimana ia mempelajari sebagaimana butuhnya manusia gejala-gejala sosial lewat observasi dan terhadap ilmu pengetahuan. Menurut eksperimen. AM. Saefuddin, filsafat dapat Di lain pihak berpendapat ditempatkan pada posisi maksimal bahwa keinginan-keinginan melakukan pemikiran manusia yang pada tarap observasi dan eksperimen itu sendiri, tertentu tidak mungkin dapat dijangkau dapat didorong oleh keinginannya oleh ilmu. Menurutnya, menafikan untuk membuktikan hasil pemikiran kehadiran filsafat, sama artinya dengan filsafat yang cenderung spekulatif ke melakukan penolakan terhadap dalam bentuk ilmu yang praktis. kebutuhan riil dari realitas kehidupan Dengan demikian, menurut Sony manusia yang memiliki sifat untuk Kerap ilmu pengetahuan dapat terus maju. diartikan sebagai keseluruhan lanjutan Di samping itu, ilmu dapat dibedakan dengan filsafat. Kalau ilmu tentang ciri-ciri berfikir filsafat dan bersifat pasteriori; yakni ciri-ciri kebenaran ilmiah. kesimpulannya ditarik setelah Selain itu, filsafat dan ilmu malakukan pengujian-pengujian secara sama-sama mencari kebenaran. Ilmu berulang-ulang. Bahkan pada hal bertugas melukiskan, sedangkan tertentu ilmu menuntut untuk filsafat bertugas untuk menafsirkan diadakannya percobaan dan kesemestaan. Aktivitas ilmu pendalaman untuk mendapatkan digerakkan oleh pertanyaan esensinya. Sedangkan filsafat bersifat ’bagaimana menjawab pelukisan’, priori; yakni kesimpulan- sedangkan filsafat menjawab atas kesimpulannya ditarik tanpa pengujian. pertanyaan lanjutan ’bagaimana Sebab filsafat tidak mengharuskan sesungguhnya fakta itu, dari mana adanya data empiris, ia bersifat awalnya dan akan ke mana akhirnya’. spekulatif dan kontemplatif. Dari gambaran yang Kebenaran filsafat tidak dapat dikemukakan di atas memberikan dibuktikan oleh filsafat itu sendiri, pemahaman bahwa filsafat di satu sisi tetapi hanya dapat dibuktikan oleh dapat menjadi pembuka bagi lahirnya teori-teori keilmuan melalui observasi ilmu pengetahuan, tetapi pada sisi yang dan eksperimen atau memperoleh lain ia juga dapat berfungsi sebagai justifikasi kewahyuan. Dengan cara kerja akhir ilmuwan. Tegasnya, demikian, tidak setiap filosof dapat filsafat sebagai induk ilmu disebut sebagai ilmuwan. Sebaliknya, pengetahuan dapat menjadi pembuka tidak semua ilmuwan dapat disebut dan sekaligus pamungkas keilmuan filosof. Meskipun cara kerjanya sama, yang tidak dapat diselesaikan oleh yakni sama-sama menggunakan ilmu. aktivitas berfikir, tetapi aktivitas Filsafat dapat merangsang berfikir ilmuwan sangat berbeda lahirnya sejumlah keinginan dari dengan aktivitas berfikir filosof. temuan filosofis melalui berbagai Penjelasan lebih lanjut mengenai observasi dan eksperimen yang aktivitas berfikir ilmuwan dan berfikir melahirkan berbagai cabang ilmu. filosof dapat dilihat pada pembahsan Pada kenyataannya hampir tidak ada satu cabang ilmupun yang terlepas atau tunduk di bawah peraturan hukum tidak terkait dengan persoalan filsafat. mekanika ataukah ia tunduk kepada Bahkan untuk kepentingan suatu rencana, tujuan dan sasaran ?; perkembangan ilmu itu sendiri, lahir Siapakah manusia itu sesungguhnya ? suatu disiplin filsafat untuk mengkaji apakah akal yang dimilikinya yang ilmu pengetahuan yang kemudian selalu berpikir adalah sesuatu yang dinamakan filsafat ilmu. Dengan berbeda dari benda, ataukah ia hanya demikian terlihat adanya pola relasi merupakan perpaduan atom-atom antara filsafat dengan ilmu. Walaupun seperti halnya benda-benda lain ? pola relasi (hubungan) ini dapat Manusia itu hidup; tetapi apakah hidup berbentuk persamaan dan atau itu ?, suatu ketika ia akan mati, lalu perbedaan antara filsafat dan ilmu. apakah kematian itu ? kemana ia pergi sesudah mati ? Siapakah yang E. Kedudukan dan Fungsi Filsafat menciptakan alam, manusia, Bagi Manusia kehidupan dan kematian itu ? Dan Seperti diketahui bahwa filsafat masih banyak sederetan pertanyaan- muncul sebagai manifestasi dari pertanyaan yang dapat dikemukakan kegiatan berpikir manusia yang selalu dalam mengungkap keingintahuan mempertanyakan, menganalisa, sampai manusia. Tetapi kalau disimpulkan, ke akar-akarnya tentang hakikat dari maka semua pertanyaan itu akan realitas yang ada dihadapannya. Naluri berkisar pada tiga persoalan pokok manusia yang selalu ingin tahu dan yang selalu dibahas manusia, yaitu selalu mempertanyakan segala sesuatu persoalan alam, manusia dan persoalan sampai ke radiksnya itulah yang tentang Tuhan. Meskipun ilmu menimbulkan lahirnya filsafat. Hal-hal pengetahuan dan agama telah berupaya yang sering menggoda pikiran manusia untuk menjawab persoalan-persoalan untuk selalu mempertanyakannya, itu, namun manusia dengan naluri antara lain: Apakah alam itu tanya dan pikirnya tetap sesungguhnya, apakah hanya ada mempersoalkan hal-hal itu lebih jauh. dalam pikiran dan tidak mempunya Perbedaan kemampuan, wujud secara realitas ?, apakah ia lingkungan serta perbedaan ruang dan waktu, di mana manusia memberikan Memang tidak dapat dipungkiri jawaban-jawabannya terhadap bahwa persoalan yang dibicarakan oleh persoalan-persoalan tersebut, filsafat dari dulu hingga kini tetap menyebabkan terjadinya perbedaan- berkisar pada tiga masalah pokok di perbedaan jawaban dalam masalah- atas persoalan alam, manusia dan masalah yang sama. Akhirnya Tuhan Tetapi aspek-aspek filosofis muncullah aliran-aliran dan konsepsi- dari ketiga persoalan itu, utamanya konsepsi pemikiran tentang hal-hal tentang alam dan manusia selalu tersebut di atas. Ada yang saling berkembang dan bervariasi dari masa bersamaan, ada yang bersinggungan ke masa. Perkembangan itu pulalah dan tidak sedikit yang saling yang menimbulkan pemikiran- bertentangan. Karena sifat relatif akal pemikiran dalam bidang filsafat manusia itulah yang menjadi salah satu semakin banyak dan semakin penyebab terjadinya perbedaan- bervariasi. perbedaan itu Di samping itu, filsafat yang Persoala-persoalan yang semula merupakan induk dari ilmu dihadapi manusia dari zaman ke zaman pengetahuan, kemudian ditinggalkan memperlihatkan gejala perkembangan oleh anak-anaknya, kini kembali ke arah yang semakin kompleks. Kalau merajuk hubungan yang mesra antara zaman dahulu persoalan manusia keduanya (filsafat dan ilmu masih sangat sederhana, maka lambat pengetahuan). Hubungan itu terlihat laun persolan-persoalan itu semakin pada usaha menggunakan filsafat banyak dan semakin beragam, yang sebagai pisau analisa terhadap disiplin tentunya mengundang pemikiran yang ilmu yang beragam itu. beraneka ragam pula. Oleh karena itu, Dalam hal ini filsafat tidaklah mengherankan dan bukan berkedudukan sebagai mediator untuk merupakan sesuatu yang aneh kalau mencari hubungan-hubungan yang pemikiran-pemikiran yang muncul ke dapat merangkum disiplin yang permukaan semakin banyak, seirama berbeda-beda itu. Dengan kata lain, dengan perkembangan zaman yang bahwa dalam dunia ilmu pengetahuan, lebih banyak menimbulkan problema. filsafat sekarang ini berfungsi sebagai salah satu sarana dan alat pendekatan manusia dapat menjawab problema- interdisiplin yang akan merangkum problema secara interdisiplin atau sekurang-kurangnya mencari hubungan antara berbagai disiplin yang bermacam-macam, sehingga menjadi suatu rangkaian yang saling berkaitan. Dewasa ini terlihat dengan jelas F. Ciri-ciri Berpikir Filsafat dan filsafat dijadikan sebagai atribut dari Teori Kebenarannya satu disiplin ilmu tertentu, misalnya: Berfilsafat berarti berpikir, filsafat ekonomi, filsafat hukum, tetapi tidak semua aktivitas berpikir filsafat sosial, filsafat politik, filsafat dapat disebut berfilsafat. Menurut administrasi, filsafat sejarah, dan Cecep Sumarna suatu kerangka sebagainya. Dari hal-hal seperti berpikir tertentu, baru dapat disebut tersebut di atas, maka filsafat berfilsafat apabila memenuhi ciri-ciri merupakan usaha pendalaman lebih sebagai berikut: lanjut dari ilmu pengetahuan sebagai a. Radikal (radix – suatu hasil berpikir yang mendalam. Yunani), arti Karen filsafat berusaha mencari dasarnya adalah jawaban dari berbagai persoalan hidup akar. Jadi manusi yang tidak mampu dijawab berpikir radikal oleh ilmu pengetahuan, maka filsafat berarti berpikir sangat penting kedudukannya bagi sampai ke akar- manusia. Dengan demikian, filsafat akarnya, tidak tidak hanya berada di awang-awang tanggung- seperti yang diduga oleh sebagian tanggung, tidak orang, tetapi ia memiliki nilai praktis ada sesuatu yang dan manfaatnya dapat dirasakan secara terlarang untuk kongkrit oleh manusia pada umumnya. dipikirkan Sebab filsafat itu sesungguhnya b. Sistemik, membimbing manusia untuk berpikir artinya berpikir secara utuh dan bulat, sehingga logis, step by step, penuh itu dengan aspek-aspek kesadaran, lainnya. Ia ingin berurutan dan mengetahui kaitan ilmu penuh tanggung dengan moral dan jawab kaitan ilmu dengan c. Universal, agama. Ia ingin artinya berpikir meyakini apakah ilmu secara yang diketahuinya itu menyeluruh, dapat membawa tidak terbatas manfaat atau tidak. pada bagian- b. Sifat berpikirnya bagian tertentu, mendasar. Seorang tetapi mencakup filosof tidak percaya keseluruhan begitu saja kebenaran aspek, baik yang ilmu yang kongkrit diperolehnya. Ia selalu maupun yang ragu dan abstrak. mempertanyakannya; Sedangkan menurut Jujun S. Mengapa ilmu dapat Suriasumantri bahwa cirri-ciri berpikir disebut benar ? filosofis adalah: Bagaimana proses a. Sifat berpikirnya penilaian berdasarkan menyeluruh. Seorang kriteria tersebut filosof tidak puas dilakukan ? Apakah mengenal ilmu hanya kriteria itu sendiri dari perspektif ilmu itu benar ? Lalu benar itu sendiri, tetapi ia ingin sendiri apa ? Seperti melihat hakikat ilmu sebuah lingkaran dan itu dalam perspektif pertanyaan-pertanyaan yang lain. Ia ingin pun selalu muncul menghubungkan ilmu secara berkelindan. c. Sifat berpikirnya dan pengalaman. Mereka yang spekulatif. Seorang mendasarkan kebenaran pada rasio filosof melakukan dalam perkembangannya melahirkan spekulasi terhadap paham rasionalisme. Sedangkan kebenaran. Sifat mereka yang mendasarkan diri pada spekulatif itu pula pengalaman yang dalam seorang filosof terus perkembangannya melahirkan paham melakukan uji coba empirisme. Kedua paham inilah yang lalu melahirkan sebuah menjadi landasan lahirnya ilmu pengetahuan dan dapat pengetahuan di Barat Moderen. Tetapi menjawab pertanyaan jika ditelusuri lebih jauh melalui karya terhadap kebenaran filosof skolastik , Islam yang dipercayainya. memperkenalkan sumber pengetahuan Berdasarkan ciri-ciri filsafat di lain (selain rasionalisme dan atas, maka dapat disimpulkan bahwa empirisme) yaitu, intuisi dan wahyu. berfilsafat adalah suatu aktivitas yang Dengan demikian, dapat disimpulkan menggunakan potensi akal seluas- bahwa sumber pengetahuan adalah luasnya dan sebebas-bebasnya tanpa rasionalisme, empirisme serta intuisi dibatasi oleh sesuatu apapun secara dan wahyu. Berikut penjelasan radikal, tersistematis, universal dan mengenai sumber pengetahuan menyeluruh serta bersifat spekulatif tersebut dan mendasar dalam mengungkap a. Rasionalisme hakikat suatu kebenaran. Menurut penganut rasionalisme bahwa dalam setiap benda terdapat G. Ilmu Pengetahuan: Sumber dan ide-ide terpendam (innate ideas) dan Teori Kebenarannya proposisi-proposisi umum (general 1. Sumber Pengetahuan proposition) yang kemudian disebut Dalam konteks filsafat Barat sebagai proposisi keniscayaan Moderen, ada dua sumber pengetahuan (necessary atau a priori) yang dapat yang dianggap melahirkan ilmu dibuktikan sebagai kebenaran dalam pengetahuan bagi manusia, yakni rasio kesempurnaan atau keberadaan verifikasi empiris. rasionalis ini adalah Rene Descartes Paham rasional menganggap (1596-1650), Baruch Spinoza (1632- bahwa ilmu lahir dari induk produk 1677) dan Gottfried Leibniz (1646- sebuah rangkaian penalaran. 1716). Kelompok rasionalis ini mendasarkan b. Empirisme diri pada cara kerja deduktif dalam Empirisme adalah sebuah menyusun pengetahuannya. Premis- paham yang menganggap bahwa premis yang digunakan dalam pengetahuan manusia didapatkan lewat membuat rumusan keilmuan harus pengalaman yang kongkrit, bukan jelas dan dapat diterima. Menurutnya, penalaran rasional yang abstrak. ide-ide bukanlah ciptaan manusia, Paham ini beranggapan bahwa seluruh tetapi itu sudah ada sebelum manusia ide yang datang dari pengalaman memikirkannya. Paham ini sering juga (experience) dan tidak ada proporsi disebut idealisme atau realisme. tentang suatu benda dalam kenyataan Sistem kefilsafatan kaum yang dapat diketahui sebagai rasionalis menganggap bahwa dengan kebenaran yang independen dari sesuatu atau cara lain, ada hal-hal yang pengalaman. adanya terdapat di dalam dan tentang Gejala alamiah menurut dirinya sendiri dan yang hakikatnya empirisme bersifat kongkrit dan dapat tidak terpengaruh oleh seseorang. dinyatakan lewat tangkapan Paham ini menganggap bahwa pancaindera manusia. Pengetahuan itu eksistensi objek tergantung pada merupakan kumpulan fakta-fakta. diketahuinya objek tersebut. Penganut Paham empirisme ini pada paham rasionalis mampu membedakan perkembangan selanjutnya melahirkan antara ”apakah sesuatu itu yang ideologi baru yang disebut naturalisme senyatanya” atau ”bagaimanakah yang menganggap bahwa hanya alam tampaknya barang sesuatu itu”. otentik yang dapat dipercaya. Tokoh Menurutnya, kebenaran itu diukur dari empirisme adalah Jhon Locke (1632- apakah gagasan itu benar-benar 1704), George Barkeley (1685-1753) memberikan pengetahuan kepada dan David Hume (1711-1776). manusia atau tidak. Tokoh paham c. Intuisi dan Wahyu Selain kedua cara di atas, pengetahuan dan sekaligus menjadi terdapat pula cara lain sebagai sumber sumber keyakinan. Eksistensi intuisi pengetahuan yang disebut intuisi dan ini oleh kaum filosof Barat-Moderen wahyu. Ilmu pengetahuan yang sebenarnya baru diakui di akhir abad diperoleh dengan cara intuisi tidak ke 20, setelah produk rasional dan melalui proses penalaran tertentu. Ia empiris melahirkan sekularisme yang secara tiba-tiba menemukan jawaban mekanistik mengenai relitas, dan dari permasalahan yang dihadapinya. ketika sama sekali tidak ada tempat Menurut Maslow intuisi sebagai bagi ruh atau nilai dalam pengetahuan pengalaman puncak (peak experience), manusia. sementara Nietzsche menyebutnya 2. Teori Kebenaran Pengetahuan sebagai sumber ilmu yang paling Dalam menentukan suatu tinggi. Namun, menurut Nietzsche kebenaran, tidak semua manusia intuisi sifatnya sangat personal dan memiliki persyaratan yang sama. tidak dapat ditransformasi kepada Paradigma kebenaran akan terasa manusia lain. Dengan demikian sangat berbeda antara teori satu dengan lanjutnya, intuisi tidak dapat teori lainnya karena sangat bergantung diandalkan. Ia hanya dapat dijadikan terhadap sasaran objek kebenaran itu hipotesis yang membutuhkan analisis sendiri. Untuk mencapai kebenaran itu lanjutan. menurut konteks filsafat, paling tidak Lain halnya dengan wahyu. Ia ada tiga teori yang dapat digunakan merupakan pengetahuan yang untuk mengukur kebenaran itu. Ketiga diperoleh manusia melalui pemberian teori yang dimaksud adalah; koherensi, Tuhan secara langsung kepada hamba korespondensi dan pragmatisme. pilihan-Nya. Agamalah yang menjadi Berikut penjelasan mengenai ketiga kata kunci dalam wahyu. Ia memberi teori tersebut. tahu tentang kehidupan manusia saat a. Teori Koherensi ini dan proses selanjutnya yang akan Teori koherensi secara teoritis diarungi manusia setelah pertama kali dicetuskan oleh Benediet kehidupannya di dunia. Dengan Spinoza dan George Hegel. Meskipun demikian, ia merupakan sumber demikian, menurut Titus, Smith dan Nolan bahwa bibit-bibit teori ini menikah” adalah pernyataan yang sebenarnya sudah ada sejak zaman pra benar pula. Karena pernyataan kedua Socrates. Spinoza kemudian (2) konsisten dengan pernyataan yang mematangkan teorinya ini dan terus pertama (1). Sifat koheren atau dikembangkan oleh penganut aliran ini konsisten dengan pernyataan- seperti Francis Herbert Bradly, Brand pernyataan sebelumnya itulah yang Blanshard, Edgar Sheffied Brightman dianggap benar, dan inilah yang dan Rudolph Carnap. Teori ini dianut menjadi ciri khas dari teori kebenaran oleh kaum rasionalis dan idealis. Teori ini. koherensi ini memandang bahwa b. Teori Korespondensi kebenaran adalah sebuah sistem dan Teori korespondensi ini dianut seperangkat proposisi yang saling oleh kaum realis dan mulai berhubungan secara koheren. Sebuah berkembang sejak zaman Aristoteles – pernyataan dianggap benar apabila Yunani Kuno, kenudian dikembangkan pernyataan itu dapat dimasukkan oleh Ibnu Sina dan Thomas Aquinas di (incorporated) dengan cara yang tertib abad Skolastik. Menurut teori ini, dan konsisten dengan perangkat kebenaran adalah kesetiaan terhadap proposisi. realitas objektif (fidelity to objektive Sebab, menurutnya, alam ini reality), yaitu adanya kesesuaian antara konsisten dan koheren. Oleh karena pernyataan tentang fakta, atau itu, suatu pernyataan dianggap benar pertimbangan (judgement) dengan apabila pernyataan itu dilaksanakan situasi yang dilukiskan oleh atas pertimbangan konsistensi dan pertimbangan itu. Artinya, suatu pertimbangan-pertimbangan lain yang pernyataan baru dianggap benar telah diterima kebenarannya. Suatu apabila materi pengetahuan yang contoh, (1) ”semua manusia yang dikandung oleh pernyataan itu normal pasti akan menikah”. berkoherensi (berhubungan) dengan Pernyataan ini adalah benar. Oleh objek yang dituju oleh pernyataan karena itu, jika pernyataan yang tersebut. Dengan kata lain, menurut menyebutkan bahwa (2) ”Dessy adalah teori ini bahwa suatu pernyataan itu gadis yang normal, dan pasti ia akan dapat dikatakan benar jika berkorespondensi dengan realitas. Jhon Dewey. Menurut mereka, suatu Apabila sebuah gagasan selaras pernyataan dianggap benar apabila dengan pasagannya (counterpart) melalui pengukuran diketahui ada atau dalam dunia realitas, maka gagasan itu tidak adanya fungsi kebenaran itu menjadi benar. Suatu contoh, jika terhadap kehidupan praktis. Dengan seseorang menyatakan bahwa kata lain, suatu pernyataan menjadi ”Soeharto adalah Presiden Republik benar atau konsekwensi pernyataan itu Indonesia yang kedua, setelah benar apabila mempunyai manfaat Soekarno, maka pernyataan itu benar (kegunaan) praktis dalam kehidupan sesuai dengan objek yang bersifat manusia. faktual. Seandainya ada pernyataan Menurut penganut teori yang menyebutkan bahwa ” ”Soeharto pragmatisme ini, gagasan yang benar adalah Presiden Republik Indonesia adalah gagasan yang dapat diasimilasi, yang pertama, maka pernyataan itu dapat diuji validitasnya, berkolaborasi pasti salah, sebab pernyataan itu tidak dan mampu dilakukan verifikasi. sesuai dengan realitas fakta, karena Kebenaran terjadi pada suatu gagasan, Presiden Republik Indonesia yang dan gagasan menjadi benar atau dibuat pertama adalah Soekarno. benar oleh suatu peristiwa. Oleh c. Teori Pragmatisme karena itu, kebenaran menurutnya Teori pragmatisme ini adalah partikular, sebab banyak termasuk teori kebenaran yang paling kebenaran individual. baru. Teori ini muncul dengan 3. Ilmu Sebagai Sarana background telah berkembangnya Pengembangan Daya Fikir kemajuan ilmu pengetahuan pada abad Secara garis besarnya, ilmu ke-19, terutama setelah adanya teori pengetahuan itu dapat dilihat dari dua evolusi yang dikembangkan oleh sisi. Pertama, ilmu sebagai hasil atau Charles Darwin yang menempati posisi produk berpikir (ilmu sebagai kata signifikan dalam percaturan ilmu benda). Kedua, ilmu sebagai kegiatan pengetahuan. Tokoh-tokoh teori dan pengembangan daya pikir (ilmu pragmatisme ini adalah Charles sebagai kata kerja). Sebagai hasil atau Sanders Peirce, William James dan produk berpikir, maka ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang disusun dalam suatu produk ilmu pengetahuan. secara sistematis, bermetode dan Kebenaran ilmu pengetahuan kebenaran serta ketepatannya dapat tidak bersifat absolut, sehingga terbuka diuji secara empiris, dapat diriset dan peluang bagi setiap orang dan setiap dieksperimen. Inilah yang lazim saat untuk memperbaiki dirinya. Di disebut ilmu pengetahuan yang sinilah peranan daya pikir manusia mempunyai objek materi dan objek untuk terus menerus mengembangkan formal. dan menghasilkan ilmu pengetahuan Dari segi materinya, maka baru dalam rangka memenuhi hajat sasaran ilmu pengetahuan adalah alam, atau keinginannya yang semakin manusia dan Agama (Tuhan). berkembang dan beraneka ragam pula. Meskipun persoalan agama ini masih Dilihat dari sisi ilmu sebagai terkadang diperselisihkan oleh para sarana pengembangan daya pikir, cendekiawan sebagai salah satu maka ilmu mencerminkan aktivitas dan sasaran ilmu pengetahuan. Ilmu kegiatan berpikir yang dinamis dan pengetahuan membahas sasaran- tidak statis. Oleh karena itu, setiap sasarannya itu dengan meninjau dari kegiatan dalam mencari pengetahuan berbagai aspek atau sudut pandang tentang apapun, selama berdasarkan yang disebut objek formal. pada objek empiris dan menggunakan Objek formal inilah yang metode keilmuan yang telah membedakan antara suatu ilmu dipersyaratkan, maka itu sah dan layak pengetahuan dengan ilmu pengetahuan disebut sebagai ilmu pengetahuan. Di lainnya. Dan objek formal ini pulalah sinilah urgensinya ilmu sebagai sarana yang menjadikan suatu pengetahuan atau alat pengembangan daya pikir menjadi disiplin ilmu pengetahuan manusia, karena berpikir ilmiah tersendiri. Selain sebagai hasil produk bukanlah berpikir biasa, tetapi berpikir berpikir, ilmu juga dapat dilihat yang teratur, berdisiplin, bermetode, sebagai alat atau sarana pengembangan dan bersistem, di mana idea dan daya pikir. Karena ilmu sebagai konsep yang sedang dipikirkan tidak produk akal manusia yang sifatnya dibiarkan berkelana tanpa arah dan relatif, sehingga tidak ada kata final tujuan. Berpikir ilmiah selalu terarah pada suatu tujuan, yaitu pengetahuan. umum (universal) 4. Metode Berpikir Ilmiah dan Ciri- kemudian atas dasar itu ciri Kebenarannya ditetapkan hal-hal yang Untuk sampai kepada bersifat khusus kebenaran yang dituju diperlukan suatu (individual). jalan atau cara. Jalan atau cara inilah Lain halnya dengan Sri yang disebut metode. Dalam Kamus Soeripto, menurutnya seperti yang Paedagogik sebagaimana dikutip oleh dikutip Cecep Sumarna bahwa metode M. Rasjidi disebutkan bahwa ”metode berarti langkah-langkah yang diambil, adalah cara bekerja yang tetap yang menurut urutan tertentu, untuk dipikirkan dengan seksama guna mencapai pengetahuan yang benar mencapai tujuan”. Bermacam-macam yaitu suatu tatacara, teknik atau jalan cara atau metode yang ditempuh dalam yang ditempuh dan dipakai dalam proses mencapai kebenaran ilmiah, proses memperoleh pengetahuan jenis tergantung kepada objek atau sifat dan apapun, baik pengetahuan humanistik jenis ilmu itu sendiri. Tetapi secara dan historik maupun pengetahuan garis besarnya, metode ilmiah biasanya filsafat dan ilmiah. Jadi metode ilmiah terbagi kepada dua macam yaitu : menurut Sri Soeripto adalah suatu a. Metode Induktif, yakni suatu cara prosedur yang mencakup berbagai penganalisaan ilmiah yang tindakan pemikiran, pola kerja, cara, bergerak dari hal-hal yang teknis dan tata langkah untuk bersifat khusus (individual) memperoleh pengetahuan baru atau menuju kepada hal-hal yang mengembangkan pengetahuan yang bersifat umum (universal). sudah ada. Metode ini berdasarkan fakta- Kaidah keilmuan senantiasa fakta yang dapat diuji mendasarkan pemikirannya pada kebenarannya. penalaran yang rasional dan empiris. b. Metode Deduktif, yakni Ilmu selalu melakukan observasi dan suatu cara penganalisaan penjelajahan baru terhadap masalah ilmiah yang bergerak dari yang dihadapi dari pra anggapan, hal-hal yang bersifat hipotesis dan pengujiannya melalui studi dilapangan. Ia selalu mencari arti berdasarkan premis-premis dari terhadap hakikat permasalahan sambil pengetahuan ilmiah yang telah terus melakukan antisipasi yang diketahui sebelumnya. Adanya mungkin akan terjadi. penyusunan hipotesis ini, menjadikan Metode ilmiah ini mencoba metode ilmiah sebagai proses menggabungkan cara berpikir deduktif perkawinan yang berkesinambungan dengan cara berpikir induktif dalam antara deduksi dan induksi (proses membangun sebuah tubuh logico – hypo – tesico – verifikasi). pengetahuan. Dalam metode ilmiah, Berpikir deduktif memberikan diperlukan proses berpikir dengan sifat rasional kepada pengetahuan menggunakan analisa. Dengan kata ilmiah dan bersifat konsisten dengan lain, perlu prosedur berpikir ilmiah pengetahuan yang telah dikumpulkan yang dimulai dari hipotesis sebagai atau ditentukan sebelumnya. pemandu jalan pikiran ke arah tujuan Penjelasan rasional dengan kebenaran yang ingin dicapai, sehingga hasil yang koherensi tidak dapat memberikan hendak dicapai tepat pada sasaran. kesimpulan final karena hanya bersifat Setelah hipotesis tersusun, maka pluralistik, sehingga memberi langkah selanjutnya adalah menguji kemungkinan untuk menyusun hipotesis itu dengan berbagai penjelasan terhadap suatu mengkomunikasikan atau objek pemikiran tertentu. Untuk itu, mengkonfirmasikannya dengan dunia dalam metode ilmiah diperlukan cara fisik yang nyata. Proses pengujian ini kerja berpikir induktif yang mendasari lazimnya disebut sebagai pengumpulan kriteria kebenarannya pada teori data atau fakta yang relevan dengan korespondensi. hipotesis yang diajukan Teori ini menyatakan bahwa Menguji kebenaran melalui suatu pernyataan itu benar apabila metode ilmiah harus secara empirik. materi yang terkandung dalam Sebab seluruh penjelasan rasional yang pernyatanan itu sesuai dengan objek diajukan, statusnya hanya bersifat faktual yang dituju oleh pernyataan hipotesis (sementara). Hipotesis tersebut. Berikut bagan langkah- disusun secara deduktif dengan langkah dalam melakukan pengujian berdasarkan metode ilmiah. pengetahuan. Adapun cabang Langkah-langkah / Prosedur dari filsafat adalah ontologi Berpikir Ilmiah yang membicarakan tentang wujud hakikat sesuatu objek; Kesimpulan epistemologi yang mengkaji
Dari uraayan diatas dapat diambil tentang metode atau tata cara
kesimpulan bahwa: memperoleh pengetahuan,
1. Filsafat secara etimologi hakikat pengetahuan dan
berasal dari bahasa Yunani, sumbernya; dan aksiologi yang
yaitu philosophia yang terdiri membahas tentang nilai dan
dari kata philos yang berarti kegunaan suatu pengetahuan,
cinta, atau philia yang berarti dalam arti kebermanfaatannya
persahabatan, dan sophos yang terhadap kemaslahatan hidup
berarti inteligensi, manusia.
kebijaksanaan, keterampilan, 2. Ciri-ciri berpikir filsafat adalah
pengalaman, dan pengetahuan. radikal, tersistematis, universal
Jadi filsafat adalah cinta kepada dan menyeluruh serta bersifat
kebijaksanaan. Berfilsafat spekulatif dan mendasar dalam
berarti berfikir menurut tata mengungkap hakikat suatu
tertib (logika) dengan bebas kebenaran.
(tidak terikat pada tradisi, 3. Ilmu dalam arti science adalah
dogma dan agama) dan dengan pengetahuan, yakni
sedalam-dalamnya sampai ke pengetahuan yang mempunyai
dasar-dasar persoalan. Objek ciri-ciri dan syarat-syarat
kajian filsafat adalah persoalan- tertentu; memiliki objek,
persoalan yang berkaitan metode, sistematika dan tujuan
dengan alam, manusia dan serta kebenarannya dapat
Tuhan. Filsafat merupakan dibuktikan secara empirik.
sumber dari segala ilmu Sedangkan pengetahuan dalam
pengetahuan. Dengan kata lain, arti knowledge adalah apa yang
filsafat adalah induknya ilmu kita ketahui melalui
penginderaan, pengalaman, menjadi ilmu untuk ibadah intuisi, percobaan, penyuluhan, dalam arti khusus atau ritual; pelatihan, dan lain-lain. ilmu untuk mengembangkan Sumber pengetahuan adalah pribadi manusia mencapai rasionalisme, empirisme dan ahsani taqwim; ilmu untuk intuisis dan wahyu. Sedangkan hidup berbudaya dengan teori kebenarannya adalah teori sesama manusia; dan ilmu koherensi, teori korenpondensi untuk memelihara, dan teori pragmatis. Adapun mengembangkan dan metode berpikir ilmiah adalah menciptakan lingkungan hidup dengan deduktif dan induktif. yang lebih baik. Ditinjau dari Kebenaran ilmu pengetahuan segi essensialnya, ilmu merupakan kebenaran relatif dibedakan menjadi teoritical tidak absolut, sehingga science dan applied science / memungkinkan manusia practical science. Ditinjau dari mengembangkan daya pikirnya segi objeknya ilmu dibagi untuk memenuhi hasrat dan menjadi Natural Science dan naluri keingintahuannya Social Science. Ditinjau dari tentang sesuatu yang segi prosesnya ilmu dibedakan diketahuinya sebelumnya. menjadi Historical Science dan Karena itu, ilmu pengetahuan Experimental Science. Kalau di samping sebagi hasil produk ditinjau dari segi pengalaman berpikir, juga sebagai sarana ilmu dibagi menjadi Empirical kegiatan pengembangan daya Science dan Pure Science. pikir manusia. Sedangkan apabila ditinjau dari 4. Ilmu pengetahuan dilihat dari segi agama ilmu dapat cara memperolehnya dapat dibedakan menjadi ilmu dibedakan menjadi ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi. ladunni dan ilmu kisbi. Dilihat 5. Filsafat dan ilmu sama-sama berdasarkan fungsinya, ilmu- mencari kebenaran. Ilmu ilmu itu dapat diklasifikasikan bertugas melukiskan, sedangkan filsafat bertugas dalam bentuk persamaan dan untuk menafsirkan ataupun perbedaan. kesemestaan. Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan ’bagaimana menjawab DAFTAR PUSTAKA pelukisan’, sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan Ahmadi, H. Abu dan Nur Uhbiyati. lanjutan ’bagaimana Ilmu Pendidikan. Cet. II; Jakarta: sesungguhnya fakta itu, dari PT. Rineka Cipta, 2001. mana awalnya dan akan ke Daradjat, Zakiah, dkk. Materi mana akhirnya’. Hal ini dapat Pokok Dasar-dasar Agama Islam. dipahami bahwa filsafat di satu Jakarta: Univ. Terbuka, 1999. sisi dapat menjadi pembuka Departemen Agama RI. Islam bagi lahirnya ilmu untuk Disiplin Ilmu Pendidikan: pengetahuan, tetapi pada sisi Buku Daras Pendidikan Agama yang lain ia juga dapat Islam pada Perguruan Tinggi berfungsi sebagai cara kerja Umum Fakultas /Jurusan / Program akhir ilmuwan. Filsafat sebagai Studi Pendidikan. Jakarta: tp., induk ilmu pengetahuan dapat 2000. menjadi pembuka dan Gie, The Liang. Sejarah Ilmu-ilmu sekaligus pamungkas keilmuan dari Masa Kuno samapi Zaman yang tidak dapat diselesaikan Modern. Yogyakarta: Sabda oleh ilmu. Filsafat dapat Persada, 2003. merangsang lahirnya sejumlah Hanafi, A. Ihktisar Sejarah Filsafat keinginan dari temuan filosofis Barat, Jakarta: Pustaka alhusna, melalui berbagai observasi dan 1981. eksperimen yang melahirkan Nasution, Harun. Falsafat Agama. berbagai cabang ilmu. Dengan Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, demikian terlihat bahwa antara 1991. filsafat dengan ilmu terdapat Rasjidi, M. dan Harifuddin pola relasi (hubungan), baik Cawidu.ϖ Islam untuk Disiplin Ilmu Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1988. Suriasumantri, Jujun S.ϖ Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Cet. XVIII; Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005. Semarna, Cecep.ϖ Filsafat Ilmu dari Hakekat Menuju Nilai. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004. Semiawan, Conny dkk.ϖ Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman. Jakarta: Teraju, 2005. Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Quran: Fungís dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Cet. XVIII; Bandung: Mizan, 1998. ----------------- Wawasan al- Quran: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Amat. Cet. III; Bandung: Mizan, 1996. Undang-undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 1 tahun 2003.
Meningkatkan Motivasi Klien Fa Melalui Kelompok Belajar Di Panti Asuhan Bhakti Luhur Kelurahan TDM - Tuak Daun Merah - Kecamatan Oebobo Kota Kupang-Daniel Seran