You are on page 1of 74

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN DALAM

PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL


DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG
TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III
Kebidanan Budi Mulia Palembang

OLEH

ALEN KURNIA
NIM : 07.01.430

AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA


PALEMBANG
2010
AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG
Karya Tulis Ilmiah, 21 Juli 2010

ALEN KURNIA

Gambaran Pengetahuan Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan


normal di Kecamatan Sukarame Palembang tahun 2010

+ halaman + Tabel + 7Lampiran

ABSTRAK

Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi baru lahir serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfeksia bayi baru lahir.
Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000
ibu per tahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. AKI hamil dan melahirkan
di Indonesia mencapai 307 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Tujuan penelitian
untuk mengetahui Gambaran pengetahuan bidan dalam pelaksanaan standar
Asuhan Persalinan Normal diKecamatan Sukarame Palembang tahun
2010,Penelitian ini adalah Survei deskriptif dengan memberikan kuesioner
trhadap bidan.populasi pengetahuan bidan yang telah mengikuti pelatihan APN
berjumlah 30 Bidan mengikuti variabel dependen Pengetahuan bidan dalam
pelaksanaan pertolongan persalinan dan variabel independen yaitu pengetahuan
bidan meliputi standar Obat,standar alat,dan standar tempat.Analisis data secara
analisis univariat. Hasil Penelitian ini menunjukan dari 30 responden
pengetahuan dalam pelaksanaan pertolongan persalinan yang sesuai dengan 58
langkah APN yang tinggi diperoleh 80%, pada pengetahuan bidan dalam standar
obat terdapat 63,3%,100% pengetahuan bidan dalam standar Alat,dan terdapat
100% bidan mengetahui standar Tempat.Disarankan Kepada tenaga kesehatan
Khususnya Bidan diharapkan tetap meningkatkan pengetahuan bidan terhadap
Standarisasi yang telah ditetapkan dalam Asuhan Persalinan Normal .

Kata Kunci : Pengetahuan Bidan


Daftar Pustaka : 15 (1998-2009)
MIDWIFERY ACADEMY OF BUDI MULIA PALEMBANG
Scientific Writing, June 2010

ALEN KURNIA

Knowledge Description of Midwives in Normal Maternity Care


Implementation in Branch Sukarame Palembang in 2010

Xiv + 46 Pages + 7 Tables + 7 Attachments

ABSTRACT

Normal Maternity Care (NMC) is a clean and safe care during labor and after
birth as well as efforts to prevent postpartum complications, especially bleeding,
hypothermia and asfeksia newborn. According to the World Health Organization
(WHO) estimates that more than 585 000 mothers die annually during pregnancy
or maternity. Maternal Mortality Rate (MMR) was pregnant and gave birth in
Indonesia reached 307 persons per 100 thousand live births. Preview aim is to
know the knowledge of midwives in the implementation of the standard Normal
Maternity Care in the District Sukarame Palembang in 2010, this research is to
provide a descriptive survey questionnaire trhadap bidan. Population knowledge
that midwives had been trained on Normal Maternity Care (NMC) were 30
midwives follow the dependent variable in the implementation of Knowledge
midwife's help childbirth and midwives knowledge of independent variables
include the standard drug, appliance standards, and standards of the place. The
data were analyzed using univariate analysis. The results of this study shows that
out of 30 respondents knowledge in the implementation of aid deliveries in
accordance with 58 steps high Normal Maternity Care gained 80%, on the
knowledge there are midwives in the standard drugs 63.3%, 100% knowledge of
midwives in the standard tool, and there is 100% midwives know the standard
place. To the health worker Especially recommended Midwives midwives are
expected to keep improving knowledge of the Standards set forth in Normal
Delivery Care.

Key Words : Knowledge Midwife


Bibliography : 15 (1998-2009)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di negara berkembang,

disebabkan oleh pendarahan, pasca persalinan eklamsia, sepsis dan

komplikasi keguguran. Menurut Word Health Organization ( WHO )

memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil

atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1:8 meninggal akibat

kehamilan atau persalinan selama kehidupan, sedangkan Amerika Utara

hanya 1 : 6.366 lebih dari 50 % kematian di negara berkembang.

( Saifudin,2006)

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun

2001, yakni 90 % kematian ibu dan angka kematian bayi pun di akibatkan

komplikasi kehamilan atau persalinan.( dr.Nugroho kumpono,2009 )

Asuhan Persalinan Normal yang dapat diketahui bahwa asuhan yang

bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya

pencegahan komplikasi teruta pendarahan pasca persalinan, Hipotermia dan

Asfeksia bayi baru lahir,sehingga mengurangi angka kematian ibu yang

bertujuan menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan

yang tinggi bagi bayi dan ibunya. melalui upaya dan keamanan dan

berkualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (Optimal)


sehingga seharusnya setiap tenaga kesehatan wajib menerapkannya.(Revisi

APN, 2008 )

Selain itu seorang bidan juga sangat penting mengetahui tentang

pengertian pengetahuan. menurut wikipedia bahasa indonesia pengertian

pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

seseorang, pengetahuan lebih menekankan pengamatan dan pengalaman

seorang bidan tersebut.pengetahuan juga berkaitan sekali dengan pendidikan

yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang.(Wikipedia,2008 )

Pada Survei demografi kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2002/2003,

Angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia adalah 307/100.00 Kelahiran

hidup.(JNPK-KR,2008)

Di Palembang pada tahun 2007 AKI 11/29.175 atau 38/100.000

kelahiran hidup. (Dinkes Kota,2008 ) jarak yang diinginkan yaitu 265 dan

248/100.000 kelahiran pada tahun 2006/2007 walaupun intervensi secara

global menyebutkan bahwa perjalanan menuju target MDG 2015 masih

diluar jalurnya.namun telah disepakati bahwa cakupan pelayanan tenaga

kesehatan terlatih adalah kunci dari perbaikan pada status kesehatan ibu

(JNPK-KR, 2008).

Bidan sebagai ujung tombak pelayanan maternal dam perinternal,

profesi bidan begitu dekat dengan masyarakat yang sewaktu - waktu

memerlukan pertolongan. Bersadasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian ini dengan judul penelitian tentang ”Gambaran


Pengetahuan bidan dalam Pelaksanaan Standar Asuhan Persalinan

Normal (APN) di Kecamatan Sukarame Palembang tahun 2010”.

1.2 Rumusan masalah

Makin tingginya angka kematian ibu, WHO memperkirakan lebih dari

585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil, atau bersalin.

1.3 Pertanyaan peneliti

Bagaimana gambaran pengetahuan bidan dalam pelaksanaan Standar

APN dikecamatan Sukarame Palembang tahun 2010 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan dalam Pelaksanaan

Standar APN di Kecamatan Sukarame Palembang tahun 2010.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Diketahuinya Gambaran pengetahuan Bidan dalam standar obat

dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Standar oleh Bidan di

wilayah kerja Ikatan Bidan Indonesia Ranting Sukarami Palembang

tahun 2010
2. Diketahuinya Gambaran pengetahuan Bidan dalam standar alat

dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Standar oleh Bidan di

wilayah kerja Bidan Indonesia Ranting Sukarami Palembang tahun

2010.

3. Dikketahuinya Gambaran pengetahuan dalam standar tempat dengan

pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Standar oleh Bidan di wilayah

kerja Bidan Indonesia Ranting Sukarame Palembang tahun 2010.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Bidan

Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan sebagai masukan dalam

rangka meningkatkan pelayanan Kebidanan atau Asuhan Persalinan Normal

Bidan terhadap klien atau pasien.

1.5.2 Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan informasi atau

refrensi untuk bekal peserta didik yang dapat diperoleh di Perpustakaan

Akademi Kebidan Budi Mulia Palembang.

1.5.3 Bagi Peneliti

Agar kami dapat mengetahui pentingnya wawasan tentang Asuhan

Persalinan Normal, terutama mengenai dampak negatif pada bidan yang

belum melakukan pertolongan dengan Standar Asuhan Persalinan Normal


serta sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya

Kebidanan di Akademi Kebidanan Budi Mulia Palembang.

1.6 Ruang lingkup

Penelitian ini dapat mengetahui Gambaran pengetahuan bidan dalam

pelaksanaan standar Asuhan Persalinan Normal ( APN ) di Kecamatan Sukarame

Palembang tahun 2010.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Persalinan Normal

2.1.1 Pengertian Asuhan Persalinan Normal

Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan

aman selama persalinan dan setelah bayi baru lahir serta upaya pencegahan

komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfeksia

bayi baru lahir. (APN Revisi 2007). Asuhan persalinan normal adalah

pelayanan yang diberikan bidan dimulai dengan mengumpulkan data,

menginterpertasikan data untuk menentukan diagnosis persalinan dan

mengidentifikasi masalah atau kebutuhan, membuat rencana dan

melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan persalianan serat

menolong persalinan untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama

priode persalinan (Soepardan, 2008).

2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan persalinan normal yaitu menjaga kelangsungan hidup dan

memberikan derajat yang tinggi bagi ibu dan bayinya,melalui upaya

terintergasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin

agar prinsip kaemanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang diinginkan ( Pusat Pelatihan Klinik Sekunder, 2007 ).


2.2 Konsep Dasar Persalinan Normal

2.2.1 Definisi

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal

kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai,peranan

ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan yaitu

memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi,dan

disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada

ibu bersalin.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, janin

turun kedalam jalan lahir ( Sarwono Prawihardjo,2006 ).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup,dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain kedunia luar

(nugroho kampono, 2009 ).

Persalinan merupakan proses untuk keluar (ekspulsi) hasil pembuahan

( yaitu janin yang variabel,placenta dan ketuban) dari dalm uterus lewat

vagina kedunia luar (Helen ferrer,2001).

Persalinan normal yaitu suatu proses pengeluaran buah kehamilan

cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, placenta dan selaput

ketuban, dengan persentasi kepala (posisi belakang kepala),dari rahim ibu

melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun jalan lahir kasar ),dengan

tenaga ibu itu sendiri (Luwzee).


2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power (Tenaga ibu) adalah kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi

dan retraksi otot-otot rahim.

2. Passage atau lintasan yang dimana janin harus berjalan lewat rongga

panggul,servik dan vagina sebelum bayi dilahirkan.

3. Massenger utama lewat jalan lahir adalah janin,dan yang paling penting

karena ukuranya paling besar.

2.2.3 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

1. Lightening adalah terbenamnya kepala janin kedalam rongga kepala

janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya tempat didalam

uterus dan sedikit melebarnya sinfisis.

2. Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada

kandung kemih.

3. Kontraksi Braxton-hicks pada saat uterus yang tertegang dan mudah

dirangsang itu menimbulkan distensi dinding abdomen sehingga

abdomen menjadi lebih tipis dan kulit mudah menjadi peka terhadap

rangsangan.

( Helen farrer,2001 )
2.2.4 Tahap-tahap Proses persalinan

Tahap proses persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Kala I dimulai dari pembukaan 1cm sampai pembukaan lengkap

(10CM ) proses ini terbagi menjadi 2 fase,fase laten ( 8 jam ) servik

membuka sampai 3 cm dan fase aktif ( 7 jam ) servik membuka dari 3

sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. Fase-

fase tersebut di jumpai pada primigravida.

2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm )sampai bayi lahir.

Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, proses ini biasanya

berlangsung 1,5 jam pada primi dan 0,5 jam pada multi.

3. Kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras dangan fundus uteri agak

diatas pusat, beberapa menit kemudian uterus berkontraksi untuk

melepaskan placenta dari dindingnya. Biasanya placenta lepas dalam 6-

15 menit setelah bayi lahirdan keluar spontan atau dengan tekanan pada

fundus uteri.pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.

4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama

pospartum.dan kala ini dianggap perlu untuk mengamai-amati apakah

ada pendarahan postpartum ( Sarwono prawiharjo, 2006 )


2.3 Macam-macam persalinan

1. Partus Normal / partus biasa

Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala /ubun-ubun

kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai

ibu maupun bayi ( kecuali episiotomi ), berlangsung dalam waktu

kurang dari 24 jam.

2. Partus abnormal

Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti

versi / ekstrasi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi, dan

sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesaria. (JNPK-

KR, 2008).

2.4 Pelaksanaan Pertolongan Persalinan

Pelayanan pertolongan yang aman dan bersih dengan melaksanakan

Pertolongan Persalinan dengan 58 Langkah Asuhan Persalinan Normal

(APN).

Memberikan Asuhan Persalinan yang bersih dan aman, yaitu :

Asuhan sayang ibu dan bayi :

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai

budaya,kepercayaan dan keinginan sang ibu.salah satu prinsip dasarnya

adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi.perhatian dan dukungan kepada ibu sangat penting akan

berpengaruh dengan ibu untuk merasa aman dan keluaran yang lebih
baik.juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan ( Ekstraksi

vakum, cunam dan seksio sesaria ) dan persalinan berlangsung lebih cepat. (

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2002 )

Melihat Tanda Dan Gejala Kala Dua

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau

vaginanya.

c. Perineum menonjol.

d. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensialuntuk

menolong persalinan dan menatalakasana komplikasi ibu dan bayi baru

lahir. Untuk resusitasi BBL → tempat resusitasi datar, rata, cukup

keras,bersih, kering dan hangat, lampu 60 watt dan jarak 60 cm dari

tubuh bayi, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,

tabung atau balon dan sungkup.

a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal

bahu bayi

b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di

dalam partus set


3. Pakai celemek plastik

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringan tangan dengan

tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam.

6. Masukkan oksitasin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT) dan setril (pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik)

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah

dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi (DTT).

a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.

b. Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah

yang tersedia.

c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan

rendam dalam larutan klorin 0,5%

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

a. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap

maka lakukan amniontomi


9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian

lepaskan dan rendamkan dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan di

lepaskan.

10. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi

uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/

menit)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada patograf.

11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan

keinginannya.

a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pematauan

kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman

penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang

ada.

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaiman peran mereka untuk

mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara

benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa

ingin meneran dan terjadi konteraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi

setengah duduk atau posisi lain yang diinginkandan pastikan ibu merasa

nyaman)

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa dorongan kuat

untuk meneran :

a. Bimbinng ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara

meneran apabila caranya tidak sesusai.

c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali

posisi berbaring terlentang yang lama).

d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e. Anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada

ibu.

f. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum).

g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120

menit (2 jam) meneran (primgravida) atau 60 menit (1 jam) meneran

(multigravida).

14. Ajurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit
15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, Jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain

bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

posisi defleksi dan membantunya kelahiran kepala. Anjurkan ibu untuk

meneran secara perlahan atau bernapas cepat dan diangkal.

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat

dan potong di antara dua klem tersebut.

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan

kepala arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus

pubis dan kemudian gerakkan arah atas distal untuk melahirkan bahu

belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.

Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan siku

sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang mata kaki (masukkan

telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu

jari dan jari-jari lainnya)

25. Lakukan penilaian bayi baru lahir sebagai berikut:

a. Sebelum bayi lahir :

1. Apakah kehamilan cukup bulan?

2. Apakan air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium (warna

kehijauan)?

b. Segera setelah bayi baru lahir(jika bayi cukup bulan):

→ sambil menempatkan bayi di atas perut,lakukan penilaian

(selintas).

1. Apakah bayi menangis atau bernapas atau tidak megap-megap ?

2. Apakah tonus otot bayi baik atau baik bergerak aktif?

Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur mekonium, menangis

atau bernapas normal atau tidak megap-megap dan bergerak aktif,

lakukan langkah 26.

Jika bayi cukup bulan atau ket uban tidak bercampi dengan asfur

mekonium atau bayi tidak bernapas atau megap-megap dan bayi

lemas, lakukan manajemen bayi dengan asfeksia.


26. Mengeringkan tubuh bayi kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.

Biarkan bayi di atas perut ibu.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus (hamil tunggal).

28. Beritahu ibu ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM

(intramuskuler) di1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin).

30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-

kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan

jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi

perut bayi), dan lakukan penguntingan tali pusat di antara 2 klem

tersebut.

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul

kunci pada sisi lainnya.

c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan .

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu.

Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih

rendah dari puting payudara ibu

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva

35. Letakkan satu tangan diatas kain ibu pada perut ibu ditepi atas simfisis,

untuk mendeteksi, Tangan lain untuk menegangkan tali pusat

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorsokranial)

secara hati-hati (untuk mencegah inversio). Jika plasenta tidak lahir

setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga

timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.

a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota

keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

37. Lakukan penengangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir

(tetap lakukan tekanan dorso-kranial)

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak

sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta

b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:

1) Beri dosisi ulangan oksitosin 10 unit IM

2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan


4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya

5) Jika plasenta tidak lahir sdalam 30 menit setelah bayi lahir atau

bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua

tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih

kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah

disediakan.

a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa selaput ketuban kemudian gunakan jari-jari

tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bayi bagian

selaput yang tertinggal.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba

keras)

a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tindak berkontraksi

setelah 15 detik masase

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung

plastik atau tempat khusus


41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan.

Bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan aktif, Segera lakukan

penjahitan

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam

43. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap melakukan

kontak kulit kekulit didada ibu paling sedikit 1 jam

a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan Inisiasi Menyusui Dini

dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung

sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.

b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam, walaupun bayi sudah

berhasil menyusu.

c. Setelah bayi selesai menyusui dalam 1 jam pertama, beri vitamin K1 1

mg intramusculer dipaha kiri dan salep atau tetes mata antibiotik.

44. Lakukan pemeriksaan fisis BBL

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi Hepatitis B dipaha

kanan.

Letakan bayi didalam jangakauan ibu agar sewaktu - waktu bisa

disusukan.

Letakan kembali bayi pada dada ibu jika bayi belum berhasil menyusu di

dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusui.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan mencegah perdarahan

pervaginam

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan

yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi uterus.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama

1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua

pasca persalinan.

a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam

pertama pasca persalinan.

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

50. Pantau tanda - tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Pastikan bayi

bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-

37,5 ˚C)

a. Jika terdapat nafas cepat, retraksi dinding bawah yang berat, sulit

bernafas, merintih, lakukan rujukan.


b. Jika teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi untuk

kontak kulit bayi kekulit ibunya, selimuti ibu dan bayi dengan satu

selimut.

51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dikontaminasi

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang

sesuai.

53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa caiaran

ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering.

54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan ibu

untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Lengkapi Patograf dipakai untuk memantau persalinan dan membantu

petugas kesehatan dalam mengambil keputusan klinik dalam

penatalaksaan

(Halaman depan dan belakang), ( JPNK-KR, 2008 )


Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :

1. Denyut jantung janin.catat setiap 1 jam.

2. Air ketuban.catat air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagian

3. perubahan bentuk kepala janin ( Molding atau molase )

4. pembukaan mulut rahim ( servik )

5. penurunan : mengacu pada bagian kepala ( dibagi lima bagian ) yag

teraba ( pada pemeriksaan abdomen / luar ) diatas simpisis pubis; catat

dengan tanda lingkaran,pada setiap pemeriksan dalam.pada posisi

0/5,sinsiput atau paruh atas kepala berada disimfisis pubis.

6. waktu; menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien

diterima.

7. jam catat jam sesungguhnya

8. kontraksi catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk menghitung

banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi

hitungan detik.

9. Oksitosin, jika memakai oksitosin,catatlah per volume cairan infus dan

dalam tetesan pemenit.

10. Obat yang diberikan.

11. Nadi,mancatat setiap 30-60 menit.

12. Tekanan darah, mencatat setiap 4 jam.

13. Suhu badan,mencatat setiap 2 jam.

14. Protein,aseton dan volume urine.mencatat setiap ibu berkemih.

( Sarwono,2002 )
2.5 Standarisasi Pelayanan pada Pertolongan Persalinan

Menurut ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi

24 standar untuk pengelompokan standar pertolongan persalinan

terdapat empat Standar yang harus di taati seorang Bidan, yaitu :

I. STANDAR 9 : Asuhan persalinan kala satu

Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang mendukung pertolongan

persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Bidan menilai

secara tepat bahwa persalinan sudah mulai kemudian memberikan asuhan

dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan

ibu,selama proses persalinan berlangsung.bidan juga melakukan

pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan

aman,dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta

memperhatikan tradisi.ibu juga dapat di ijinkan untuk memilih orang

yang akan mendampingi ibu pada saat proses persalinan.

II. STANDAR 10 : Persalinan kala dua yang aman

Memastikan persalinan yang bersih dan aman yang bersih dan aman,

dengan sikap dan sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta

mempehatikan tradisi,ijinkan ibu untuk memilih orag yang akan

mendampingi pada saat proses persalinan.


III. STANDAR 11 : Pelaktasanaan Aktif persalinan kala tiga

Membantu secara aktif pengeluaran placenta dan selaput ketuban secara

lengkap untuk mengurangi kejadian pendarahan pascapersalinan,

memperpendek waktu persalinan kala tiga,mencegah terjadinya antonia

uteri dan retensio placenta.Secara rutin bidan melakukan penatalaksanaan

aktif persalinan kala tiga.

IV. STANDAR 12 : Penanganan kala dua dengan gawat janin melalui

Episiotomi.

Mempercepat persalinan dengan melakukan Episiotomi jika ada tanda-

tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perenium.Bidan

mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera

melakukan Episiotomi dengan aman untuk memperlancar

persalina,diikuti penjahitan Perenium. ( Soepardan, 2008:120 )

2.6 Standar Obat-obatan Dalam Praktek Bidan

Obat-obatan dan Perlengkapan Untuk Asuhan Rutin dan

Penatalaksanaan / Penyulit :

1. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 ampul oksitosin 2 ml U (atau 4

ampul oksitosin 20 ml 10 U / ml)

2. 20 ml lidokain1% tanpa epinefrin atau 10 ml lidokain 2% tanpa

epinefrin dan air steril untuk pengenceran.

3. Tiga botol Ringer laktat atau cairan garam fisiologis (NS) 500 ml
4. Selang infuse

5. 2 kanula IV no. 16-18 G

6. ampul metal ergometrin maleat

7. 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (25g)

8. 6 tabung suntik 2½-3ml steril, sekali pakai dengan jarum 1M

9. 2 tabung suntik 5 ml steril, sekali pakai dengan jarum 1M

10. 1 tabung suntik 10 ml steril, sekali pakai dengan jarum 1M

11. 10 kapsul / kaplet Amoksisilin / Ampisilin 500mg atau Amoksisilin /

Ampisilin IV 2 g (JPKN.KR,2008).

2.7 Standar alat dan perlengkapan dalam praktek bidan

1. Fasilitas Fisik

a. Meja pemeriksaan

b. Lampu sorot

c. Tensimeter

d. Stetoskop

e. Fetoskop dan metlin (pita ukur)

f. Termometer

g. Timbangan Dewasa

h. Timbangan Bayi

i. Spekulum

j. Sarung Tangan Pemeriksaan

k. Forsep atau Penjepit kasa/kapas


2. Partus set dan Hecting set

a. Klem Kelly (2)

b. ½ Kocher

c. Gunting tali pusat

d. Gunting Benang

e. Pinset anatomi

f. Pinset chirurgis

g. Gunting episiotomi

h. Pemegang jarum atau Naldvoeder

i. Kateter karet atau metal

j. Doek steril atau DTT

k. Jarum kulit atau otot

l. Pengikat tali pusat

m. Sarung tangan DTT atau steril

n. Benang cromik

o. Penghisap lender Dee Lee

p. Spuit 2 cc atau 5 cc

3. Peralatan pencegah infeksi

a. Air mengalir untuk mencuci tangan

b. Ember untuk menyiapkan larutan klorin

c. Ember plastik dan sikat untuk membersihkan dan mencuci peralatan

d. Perebus atau Pengukus peralatan untuk DTT

e. Kompor
f. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat

g. Tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup

h. Cairan des-infektant

i. Celemek atau Apron

j. Sarung tangan rumah tangga

k. Pelindung muka atau masker

l. Sepatu karet tertutup

m. Sabun

n. Detergent

o. Handuk atau Lap tangan pribadi

p. Tempat pemrosesan alat terpisah dari dapur keluarga

q. Kain Lap

r. Kain Pel

s. Wadah anti pecah untuk pembuangan semprit & jarum habis pakai

t. Tempat sampah kering dan basah terkontaminasi yang terpisah

Pembakar sampah atau tempat mengubur sampah.

4. Peralatan tindakan Emergensi

a. Resusitasi Kit; (Ambu bag bayi atau sungkup dan O2)

b. Antihistamin ( oral atau injeksi )

c. Adrenalin 1 : 1000

d. Mg S O4 40%

e. Cairan infus RL

f. Infus set sekali pakai


g. Semprit dan jarum suntik 2 CC dan 10 CC

h. Oxytosin 10. IU

i. Methergin ampul

j. Sarung tangan panjang

2.8 Standar Pengetahuan Atau Ruangan Dalam Praktek Bidan

2.4.1 Tempat

1. Ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi,ruangan yang hangat,

bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupa

angin.

2. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu

sebelum dan sesudah melahirkan.

3. Air disenfeksi tingkat tinggi ( air yang didihkan dan diinginkan ) untuk

membersihkan vulva dan perium sebelum ibu setelah bayi lahir.

4. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan

sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,

dekontaminasi.

5. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan ibu dan penolong

persalinan.

6. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan – jalan dan menunggu saat

persalinan.

7. Penerangan yang cukup baik siang maupun malam.

8. Tempat yang bersih untuk memberikan asuhan bayi baru lahir.


9. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.

10. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.

2.9 Penelitian terkait

Dari hasil penelitian menurut Kimpa Sais di Kecamatan Sukarame

Palembang tahun 2009 dilakukan terhadap 30 responden, dan pengetahuan

terbagi menjadi 2 kategori yaitu : Baik (jika jawaban ≥ 75 % ), dan kurang (

jika < 75 % ) Keseluruhan Kec.Sukarame yang laki-laki berjumlah 57.726

sedangkan jumlah Perempuan adalah 53.457. jika ditotalkan secara

keseluruhan laki-laki dan perempuan adalah berjumlah 111,183.


BAB III

KERANGKA FIKIR DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Fikir

Kemampuan penyelenggaraan kesehatan disuatu bangsa di ukur

menentukan tinggi rendahnya Angka kematian ibu AKI. Peran Bidan dalam

masyarakat sebagai tenaga terlatih dan terampil sangat membantu untuk

menurunkan AKI dengan didukung tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai guna menjamin kualitas pelayanan kebidanan sesuai dengan stándar.

Pengetahuan tentang: Gambaran Pengetahuan


- Obat-obatan Bidan Dalam
- Standar alat Pelaksanaan APN
- Standar tempat

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Dependen

Gambaran pengetahuan Bidan dalam Standar Pelaksanaan Asuhan

Persalinan Normal

1. Pengertian :Bidan memberikan pertolongan persalinan dan

memimpin suatu persalinan dengan 58 langkah. APN ( JNPK-KR)

2. Cara ukur : Kuesioner

3. Alat ukur : Lembar Kuesioner


1) Tingginya pengetahuan : Bila > 75 % pelaksanaan pertolongan

persalinan sesuai dengan standar.

2) Rendahnya pengetahuan : Bila < 75 % pelaksanaan persalinan tidak

sesuai dengan konsep APN.

4.Skala Ukur : Ordinal ( Bidan Delima,2005 )

3.2.1 Variabel Independen

1. Pengetahuan Standar Obat

1. Standar obat : Setiap zat atau bahan selain makanan yang

mempunyai pengaruh atau dapat menimbulkan efek pada

organisme hidup sesuai dengan konsep standar APN ( Bidan

Delima,2005 )

2. Cara ukur : Kuesioner

3. Alat ukur : Lembar kuesioner

4. Hasil ukur : 1. Baik : Bila > 75 % tersedia

2. Cukup : Bila 60-75 % tersedia

3. Kurang : Bila < 60 % tersedia.

5. Skala ukur : Ordinal

2. Pengetahuan Standar Alat

1. Pengertian : Semua bahan yang dipakai untuk menolong Persalinan

baik untuk pasien maupun penolong sesuai dengan konsep Asuhan

Persalinan Normal (APN). (Bidan Delima,2005 )


2. Cara ukur : Kuesioner

3. Alat ukur : Lembar kuesioner

4. Hasil ukur : 1. Baik : Bila > 75 % tersedia

2. Cukup : Bila 60-75 % tersedia

3. Kurang : Bila < 60 % tersedia

3.Pengetahuan Standar Tempat

1. Pengertian : Ruangan atau tempat yang dipakai untuk menolong

persalinan sesuai dengan konsep APN ( Bidan delima,2005 )

2. Cara ukur : kuesioner

3. Alat ukur : Lembar kuesioner

4. Hasil ukur : 1. Baik : Bila > 75 % tersedia

2. Cukup : Bila 60-75 % tersedia

3. Kurang : Bila < 60 % tersedia

5. Skala ukur : Ordinal


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian menurut Muhammad Ali (2007) adalah suatu cara untuk

memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang

muncul sehubungan dengan masalah yang dilakukan secara hati-hati sekali

sehingga diperoleh pemecahannya.

4.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh objek penelitian yang dirawat (Notoatmodjo, 2005).

Bidan yang telah mengikuti Pelatihan Asuhan Pesrsalian Normal,di Kecamatan

Sukarame Palembang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan

Sampel Penelitian ini dengan metode non Random Sampling, dimana seluruh

populasi di jadikan sampel. Mengingat apabila populasinya kurang dari 100,

Maka seluruh populasi di jadikan sampel ( Arikunto, 1983 )


4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ranting IBI Wilayah Sukarame.

4.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2010.

4.4 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data

4.4.1 Data primer

Data yang diperoleh dengan cara observasi dengan menggunakan lembar

Kuesioner.

4.4.2 Data sekunder

Data diperoleh dari pengambilan data dengan melihat catatan jumlah bidan

di Ranting IBI Wilayah Sukarame Kota Palembang, penelusuran buku-buku

sumber dan internet.

4.4.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner.


4.5 Teknik Pengolahan Data

Menurut A. Aziz Alimut Hidayat ( 2007 ) Pengolahan data terbagi menjadi:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan . Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setalah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik ( angka ) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam

pemberian kode di buat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

variabel.

c. Skoring

Pertanyaan yang diberikan skor hanya pertanyaan yang berhubungan dengan

pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan. tahap mi meliputi nilai untuk

masing- masing pertanyaan dan penjumlahan hash skoring dan semua

pertanyaan.

d. Entry

Data yang sudah diberi kode kernudian dimasukkan ke dalam komputer.


e. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang dirnasukan dilakukan bila

terdapat kesalahan dalam mernasukan data yaitu dengan melihat distribusi

frekuensi dan variabel-variabel yang diteliti.

4.6 Teknik Analisis Data

4.6.1 Analisis Univariat

Analisa Univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi

frekuensi baik variabel Independen maupun variabel Dependen.


BAB V

GAMBARAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DIKECAMATAN

SUKARAME PALEMBANG

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

5.1.1 Sejarah singkat berdirinya Kecamatan Sukarame

Wilayah kecamatan Sukarame pada mulanya merupakan bagian dari pada

Wilayah Kecamatn Talang Kelapa Kabupaten Musi Banyuasin,yang kemudian

dikeluarkan peraturan pemerintah Nomor:23 tahun 1988 tertanggal 6 Desember

1988 tentang perubahan batas Wilayah Kota Palembang. Pada awal

terbentuknya Kecamatan Sukarami ini terdiri dari/membawahi 4 (empat) desa,

yaitu desa :

1. Srijaya

2. Sukarami

3. Alang-alang Lebar

4. Talang Betutu

Dan perkembangan selanjutnya kelima desa tersebut berubah menjadi

kelurahan dengan Surat Keputusan Gubernur/KHD Tingkat I Sumatera

Selatan Nomor : 584/SK/III/1993 tentang Pengesahan Perubahan Status Desa

Menjadi Kelurahan dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Palembang, dan

dilanjutkan dengan Surat Keputusan Walikotamadya/KDH Tingkat II

Palembang Nomor : 35/KPTS/Ia/1994 tanggal 14 Februari 1994 tentang

Perubahan-perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan dalam Kotamadya


Daerah Tingkat II Palembang, yang selanjutnya diresmikan sekaligus

pelantikan lurah-lurahnya pada tgl 28 Agustus1994.

5.1.2 Visi dan Misi Kecamatan Sukarame

1. VISI :

Mewujudkan Kecamatan Sukarame Sebagai instlansi perangkat Daerah

kota palembang yang dapat memberikan pelayanan prima kepada Masyarakat

dalam segenap aspek guna mensukseskan kebijakan pemerintah Kota Palembang.

2.MISI :

a. Meningkatkan kapasitas manajemen pemerintahan dan kualitas aparatur

pemerintahan yang profesional.

b. Meningkatkan Ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan, pelayanan

publik dan fasilitas umum.

c. Meningkatkan partisipasi dan sinergi BUMN/BUMD/Swasta dan masyarakat

dibidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan.

5.1.3 Batas wilayah

Batas wilayah Kecamatan Sukarame adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Alang-alang Lebar.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamtan Kemuning dan Kabupaten

Banyuasin.
5.1.4 Keadaan Demografi

1. Jumlah penduduk : 111.329 jiwa

2. Jumlah Kepala Keluarga : 27.453 KK


BAB VI

GAMBARAN UMUM

6.1 Hasil Penelitian

6.2.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat gambaran

pengetahuan bidan dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal di Kecamatan

Sukarame Palembang.

Penelitian ini adalah pengetahuan bidan dalam melaksanakan pertolongan

persalinan pada ibu bersalin sesuai dengan konsep standar asuhan persalinan

normal (APN).

6.2.1.1 Pengetahuan Standar 58 Langkah APN.

Dalam Penelitian ini Pengetahuan Bidan dalam Pelaksanaan APN

Responden dikelompokan menjadi 2 yaitu Tingginya Pengetahuan bidan > 75 %

dan Rendahnya Pengetahuan bidan < 75 %.

Dari hasil Penelitian ini didapat Responden terbanyak terdapat pada Kelompok

Pengetahuan tinggi yaitu 24 Responden ( 80% ) dan Kelompok Pengetahuan

Rendah yaitu 6 Responden ( 20% ) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pengetahuan dapat dilihat pada tabel 6.1 :


Tabel 6.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan dalam Pelaksanan
Standar APN di Kecamatan Sukarame Palembang tahun 2010

No Gambaran Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Bidan Tentang Standar APN
1 Tinggi 24 80
2 Rendah 6 20
Jumlah 30 100

Hasil dari distribusi responden gambaran pengetahuan bidan tentang standar

APN yang tinggi terdapat 80% sedangkan gambaran pengetahuan bidan yang

rendah adalah 20%.

6.2.1.2 Pengetahuan Bidan tentang Standar Obat

Frekuensi Standar Obat dari Responden dalam Penelitian ini dikelompokkan

Menjadi 3 ( tiga ) kelompok yaitu Menggunakan hasil ukur Pengetahuan Standar

Obat yang seuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan Pengetahuan yang

kurang < 60 %.

Dari hasil penelitian ini didapat Responden Terbanyak terdapat pada

kelompok Standar atau Baik yaitu 30 Responden (100%). Pada kelompok Cukup

yaitu 0 Responden (0%).Sedangkan pengetahuan yang kurang 0 Responden (0%).

Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan Standar ObatUntuk

lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.2 dibawah ini :


Tabel 6.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Standar
Obat dalam Pelaksanaan APN di Kecamatan Sukarame
Palembang tahun 2010

NO Pengetahuan Standar Obat Frekuensi Persentase %


1 Baik 30 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100

Hasil distribusi responden tentang gambaran pengetahuan obat adalah 100%.

6.2.1.3 Pengetahuan Bidan tentang Standar Alat

Alat yang dimksud dalam Penelitian ini yaitu Semua bahan yang di pakai

untuk menolong Persalinan baik untuk Pasien maupun Penolong. Berdasarkan

definisi Operasional Penelitian Standarisai Alat ini menggunakan hasil ukur

Pengetahuan Standar Alat yang sesuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan

Pengetahuan yang kurang < 60 %.

Dari hasil penelitian ini didapat Responden Terbanyak terdapat pada

kelompok Standar atau Baik yaitu 19 Responden ( 63,33% ),Pada kelompok

Cukup yaitu 11 Responden ( 36,7 % ).Sedangkan pengetahuan yang kurang 0

Responden ( 0%).Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan

Standar Alat Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.3 dibawah ini :
Tabel 6.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan dalam Pengetahuan
Standar Alat di Kecamatan Sukarame
Palembang tahun 2010

NO Pengetahuan Standar Alat Frekuensi Persentase %


1 Baik 19 63,33
2 Cukup 11 36,7
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100

Hasil distribusi responden tentang gambaran pengetahuan standar obat yaitu

63,33% sedangkan pengetahuan yang cukup 36,7%.

6.2.1.4 Pengetahuan Bidan tentang Standar Tempat

Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ruangan atau tempat

yang dipakai untuk menolong pada proses Persalinan sesuai dengan konsep

Asuhan Persalinan Normal ( APN ). Berdasarkan definisi Operasional Penelitian

Standarisai tempat ini menggunakan hasil ukur Pengetahuan Standar Alat yang

sesuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan Pengetahuan yang kurang < 60 %.

Dari hasil penelitian ini didapat Responden Terbanyak terdapat pada

kelompok Standar atau Baik yaitu 30 Responden ( 100% ),Pada kelompok Cukup

yaitu 0 Responden ( 0 ).Sedangkan pengetahuan yang kurang 0 Responden (

0%).Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Pengetahuan Standar Alat Untuk

lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.4 dibawah ini :


Tabel 6.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan dalam Pengetahuan
Standar Tempat di Kecamatan Sukarame
Palembang tahun 2010

NO Pengetahuan Standar Tempat Frekuensi Persentase %


1 Baik 30 100
2 Cukup 0 0
3 Kurang 0 0
Jumlah 30 100

Hasil distribusi responden tentang gambaran pengetahuan standar tempat

adalah 100%.

6.2 Pembahasan

Seperti yang diketahui, Sebagian besar Kematian ibu terjadi pada masa

persalinan dan kejadiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karna itu dalam

rangka menurun angka Kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),

strategi pendekatan yang dilakukan adalah mendekatkan pelayanan yang

berkualitas kepada masyarakat.Kegiatan utama pencepatan penurunan angka

kematian ibu (AKI) saat ini difokuskan pada peningkatan cangkupan pertolongan

Persalinan oleh tenaga kesehatan, Melalui Pertolongan yang berkualitas,dapat

ditemukan secara dini Komplikasi yang mungkin terjadi,hal ini telah dikaji dan

dibuktikan secara ilmiah dibeberapa negara berkembang dan hampir semua di

Negara maju (JNPK-KR, 2008:1)


Bidan sebagai Ujung tombak Pelayanan Maternal dan Perinatal Profesi

Bidan begitu dekat dengan masyarakat yang sewaktu-waktu memerlukan

pertolongan.Bidan di Kota Palembang ±800 orang Bidan dan yang telah

mengikuti Pelatihan APN yang sesuai dengan Standar 301 orang.sedangkan

Dikecamatan Sukarame bidan yang telah mengikuti APN berjumlah ±30

orang.Tenaga bidan ini merupakan perwakilan dari beberapa Puskesmas,Bidan

praktek swasta, yang diharapkan dari tenaga perwakilan ini dapat menerapkan

APN sesuai dengan Standar (IBI Kota,2008).

Berdasarkan ruang lingkup Penelitian yang dilakukan pada 30 Responden,di

Kecamatan Sukarame Palembang, pada bulan Mei-Juni tahun 2010 peneliti akan

membahas mengenai Gambaran Pengetahuan Bidan dalam pelaksanaan Standar

Asuhan Persalinan Normaldengan 58 langkah APN,Standar Obat,Standar

Alat,Standar Tempat yang dipakai dalam pertolongan Persalinan pada bidan yang

telah mengikuti pelatihan dan memiliki Sertifikat APN. Dari semua

responden,peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan lembar

kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan seorang bidan yang

mengenai standar 58 langkah APN,standar Obat,standar Alat,dan Standar

Tempat.selanjutnya setelah semua data terkumpul, diolah dan analisi Univariat

untuk mengetahui distibusi frenkuensi dari masing-masing variabel yang diteliti.


6.3.1 Gambaran Pengetahuan Bidan dalam pelaksanaan standar 58 langkah

Asuhan Persalinan Normal

Dari 30 orang responden,berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

frekuensi mengenai pengetahuan bidan terhadap pelaksanaan standar 58 langkah

Asuhan Persalinan Normal yaitu pada pertolongan persalinan.,obat yang

digunakan ,alat dan tempat yang disiapkan.Dalam pertolongan sebanyak 80%

responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai APN.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penilaian Bidn delima,bilan standar

APN terpenuhi ( ≥75 %) dinyatakan responden memiliki pengetahuan yang

tinggi,sedangkan bila standar APN tidak terpenuhi (75 %) dinyatakan rendahnya

pengetahuan responden(Bidan Delima,2005)

Pada 30 responden secara garis besar mematuhi standarisasi Asuahan Persalinan

Normal (APN),tetapi ada poin tertentu yang belum dilaksanakan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan dalam APN,seperti dalam pelaksanaan 58 langkah

APN masih da yang belum melaksanakan kontak dini pada ibu,dan masih ada

yang tidak lengkap dalam penggunaan Alat Pelindung diri (APD).

6.3.2 Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Standar Obat

Dari 30 Responden,berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

Frekuensi mengenai pengetahuan bidan pada standar obat pada Asuhan Persalinan

Normal (APN),sebanyak 30 orang (100%) memenuhi standar APN.


6.3.3 Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Standar Alat

Dari 30 responden,berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa

frekuensi mengenai Standarisasi alat pada Asuhan Persalinan Normal

(APN),sebanyak 19% (63,33%)memenuhi standar alat APN.

Menurut Bidan Delima (2005),bahwa semua bahan yang dipakai untul

menolong persalinan baik untuk pasien maupun untuk penolong sesuai dengan

APN.Apabila peralatan yang tersedia masih layak untuk dipakai,maka responden

dinyatakan memenuhi standar dan apabila peralatan yang tersedia sudah tidak

layak lagi dipakai,maka responden dinyatakan memenuhi standar.

6.3.4 Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Standar Tempat

Dari 30 responden,berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi

mengenai standarisasi tempat dalam Asuhan Persalinan Normal (APN),sebanyak

30 orang (100%)telah memenuhi konsep standar tempat Asuhan Persalinan

Normal (APN).

Menurut Bidan Delima (2005),bahwa apabila ruangan atau tempat yang

dipakai untuk menolong persalinan sesuai dengan standar APN berarti responden

dinyatakan memenuhi standar,tetapi bila ruangan atau tmpat yang dipakai tidak

sesuai dengan standar APN berarti responden tidak memenuhi standar.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitia yang dilakukan 30 Responden Mengenai Pengetahuan

Bidan terhadap standarisasi asuhan persalinan normal pada bidan yang telah

mengikuti Pelatihan dan Memiliki Sertifikat APN dan Kesemuaanya Merupakan

Bidan Delima Kecamatan Sukarame Palembang pada bulan Mei-juni,Peneliti

Menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Bidan terhadap Standarisasi Asuhan Persalinan Normal

(APN)Yaitu Pengetahuan yang tinggi terdapat 80% Responden ,Sedangkan

Pengetahuan yang rendah terdapat 20% responden.Secara garis besar

tingginya pengetahuan Bidan terhadap Standarisasi Asuahan Persalinan

Normal.

2. Pengetahuan Bidan terhadap Standarisasi Obat pada Asuhan Persalinan

Normal (APN),responden semuanya ( 100% ) Secara garis sudah memenuhi

konsep standar obat yang telah ditetapkan, tetapi ada bidan yang dalam

menyiapkan obat jumlahnya menyesuaikan dengan jumlah pasien yang

melahirkan pada tempat prakteknya dengan pemikiran bila obat disiapkan

sesuai dengan jumlah yang tertera pada ketetapan prosedur dalam Asuhan

Persalinan Normal,obat akan sia-sia karena tidak terpakai

3. Pengetahuan Bidan terhadap Standarisasi Obat pada Asuhan Persalinan

Normal (APN),responden semuanya ( 100% ) Secara garis sudah memenuhi


konsep standar obat yang telah ditetapkan, tetapi ada bidan yang dalam

menyiapkan obat jumlahnya menyesuaikan dengan jumlah pasien yang

melahirkan pada tempat prakteknya dengan pemikiran bila obat disiapkan

sesuai dengan jumlah yang tertera pada ketetapan prosedur dalam Asuhan

Persalinan Normal,obat akan sia-sia karena tidak terpakai.

4. Pengetahuan Bidan terhadap Standarisasi Tempat pada Asuhan Persalinan

Normal (APN),Semua responden 100% telah memeuhi konsep Standar

tempat dalam APN.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Petugas Kesehatn dan Instansi Kesehatan

Kepada tenaga Kesehatan Khususnya Bidan diharapkan tetap

melaksanakan kepatuhan terhadap standarisasi yang telah di tetapkan dalam APN

serta memberikan penyuluhan kesehatan tentang persalinan yang aman dan

mensosialisasikan kepada ibu hamil/ibu bersalin mengenai kontak dini dan inisiasi

menyusui dini ( IMD ) Pasca persalinan melalui sarana pelayanan kesehatan

seperti Puskesmas dan Bidan Praktek Swasta.Meningkatkan Kedisiplinan dalam

menggunakan Alat Pelindung diri (APD) yang diperuntukan guna menghindari

dari resiko keselamatan dan ksehatan kerja dalam memberikan Asuhan Persalinan

Normal.Hendaknya dilakukan pengawasan dan penilaian serta penghargaan

terhadap pengetahuan bidan dan kinerja bidan dalam melaksanakan Asuhan

Persalinan Normal secara rutin.


7.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada Institusi Pendidikan banyak menambah referensi

buku-buku terutama tentang Asuhan Persalinan Normal (APN) dan menjadikan

hasil penelitian sebagai salah satu Referensi Perpustakan.

7.2.3 Bagi Peneliti yang akan Datang

Diharapkan pada peneliti yang datang dapat memilih variabel-variabel

lain, yang berhubungan dengan Asuhan Persalinan Normal ( APN ) dan

melaksanakan penelitian ini secara terus menerus.


DAFTAR PUSTAKA

Alfa Phalestie, Aloysia. 2008. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja.
Htpp : // www. Aloysia Alfra Phalestie. Blogspot. Com

Andriani, Lili. 2005. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Ketaatan Dalam


Melaksanakan Standard Pelayanan Kebidanan Pada Ante Natal Care Di
kota Surakarta Tahun 2005. Surakarta : Skripsi Stikes Ngudi Waluyo
Ungaran

Depkes, RI. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Permenkes 2002

Eka, 2008. Manfaat Asuhan persalinan Normal

Hastono, Sutanto. 2001. Analisis Data. Modul. FKM-UI.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.


Rineka Cipta. Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta : JN PKKR-POGI Bekerja Sama Dengan
Yayasan Bina Pustaka.

Sajudi, ahmad. 2004. Setiap Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meniggal.


Http : // www.google.com.Depkes.RI

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC

Sofyan, Mustika. et. al. 2006. Bidan Menyongsong masa Depan. Jakarta :
Pengurus Pusat Ikatan Bidan

Tri Hartanto, Aielza. 2009. Tujuan Pendidikan Progaram Studi DIII Kebidanan.
Http : // Aielza Tri Hartanto. Blogspot. Com.

Ulhag, Muhammadzi. 2009. Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja Bidan


dalam Pertolongan Persalinan. Http : www. Muhammadzi Ulhag.
Blogspot. Com

Wiknjosastro, Gulardi, 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.


Jakarta : JNPK-KR.
LEMBAR KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN DALAM
PELAKSANAAN STANDAR ASUHAN PERSALINAN
NORMAL (APN) DI KECAMATAN SUKARAME
PALEMBANG TAHUN 2010

Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :

A.Gambaran pengetahuan Bidan menurut standar obat


1. Sebutkan Standar Obat-obatan yang anda ketahui untuk Asuhan Persalinan
Penatalaksanaan atau penyulit ?
(a) (f) (k)
(b) (g)
(c) (h)
(d) (i)
(e) (j)
B. Gambaran pengetahuan Bidan menurut standar Alat
2. Coba anda Sebutkan Standar alat atau peralatan pada Asuhan Persalinan
Normal ( Partus set dan Hecting set ) !
(a) (i)
(b) (j)
(c) (k)
(d) (l )
(e) (m)
(f) (n)
(g) (o)
(h) (p)
C. Gambaran pengetahuan Bidan Menurut standar Alat
3. Coba anda sebutkan peralatan pencegah infeksi yang digunakan pada
bidan untuk Asuhan Persalinan Normal !
(a) (f) (k)
(b) (g)
(c) (h)
(d) (i)
(e) (j)
4. Sebutkan Peralatan tindakan Emergenci yang anda ketahui untuk
memenuhi Standar APN !
(a) (f)
(b) (g)
(c) (h)
(d) (i)
(e) (j)

D. Gambaran pengetahuan Bidan menurut standar tempat


5. Coba anda sebutkan Fasilitas fisik atau fasilitas tempat pada Standar
Asuhan Persalinan Normal !
(a) (i)
(b) (j)
(c) (k)
(d) (l )
(e) (m)
(f) (n)
(g) (o)
(h) (p)
E. Gambaran pengetahuan Bidan Sesuai dengan Sandar 58 langkah APN
6. Pada 58 langkah APN terdapat langkah pertama yaitu melihat tanda gejala
kala II sebutkan tanda gejala kala II tersebut !
(a)
(b)
(c)
(d)

7. Sebutkan Persiapan pertolongan kelahiran bayi !


(a)
(b)
(c)
(d)

8. Sebutkan langkah-langkah persiapan pertolongan lahirnya kepala bayi !


(a)
(b)
(c)

9. Sebutkan Penatalaksanaan Aktif Persalinan kala III serta cara pengeluaran


placenta !
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
10. Hal apa sajakah yang di Evaluasi pada saat selsainya Persalinan !
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA


GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN DALAM PELAKSANAAN
STANDAR APN DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG
TAHUN 2010

Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :
A. FASILITAS DAN PERALATAN
FASILITAS FISIK Ya Tidak
1. Rumah atau ruang praktek terbuat dari tembok.
2. Ruangan yang hangat & bersih, memiliki sirkulasi
udara dan terlindung dari tiupan angin.
3. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-berjalan dan
menunggu saat persalinan.
4. Tempat tidur yang bersih untuk ibu.
5. Lantai dari ubin atau plester.
6. Ruang tersebut mendapat cahaya yang cukup.
7. Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir (ada
kran).
8. Air Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), Klorin,
Detergen.
9. Ada jamban atau WC dengan air mengalir.
10. Ada tempat sampah.
11. Ada tempat & meja untuk menaruh
peralatanpersalinan.
12. Ada tempat tunggu dengan kursi.
13. Tempat konsultasi atau konseling dengan meja dan
kursi.
14. Pintu dapat ditutup atau tempat konsultasi diatur
sehingga suara tidak terdengar dari luar.
15. Ada meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
PERLENGKAPAN/PERALATAN DASAR
16. Meja pemeriksaan
17. Lampu sorot
18. Tensimeter
19. Stetoskop
20. Fetoskop dan metlin (pita pengukur)
21. Termometer
22. Timbangan Dewasa
FASILITAS FISIK Ya Tidak
23. Timbangan Bayi
PERALATAN PEMERIKSAAN PANGGUL
24. Spekulum
25. Sarung Tangan Pemeriksaan
26. Forsep/Penjepit kasa/kapas
PARTUS SET DAN HECTING SET
27. Kleam Pean (2)
28. ½ Kocher
29. Gunting tali pusat
30. Gunting benang
31. Pinset anatomi
32. Pinset chirurgis
33. Gunting Episiotomi
34. Pemegang Jarum / Naldvoeder
35. Kateter Karet / Metal
36. Doek steril / DTT
37. Jarum kulit/otot
38. Pengikat Tali Pusat
39. Sarung tangan DTT/Steril
40. Benang Cromik
41. Pengisap lendir Dee Lee
42. Spuit 2 cc/5cc
PERALATAN TINDAKAN EMERGENCI
43. Resusitasi Kit; (Ambu bag bayi atau sungkup dan O2)
44. Antihistamin (oral/injeksi)
45. Adrenalin 1 : 1000
46. Mg S 04 40%
47. Cairan infus RL
48. Infus set sekali pakai
49. Semprit dan Jarum suntik 2 CC dan 10 cc
50. Oxytosin 10. IU
51. Methergin ampul
52. Sarung tangan panjang
OBAT-OBATAN DAN PERLENGKAPAN UNTUK ASUHAN RUTIN
DAN PENATALAKSANAAN/ PENYULIT
53. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 ampul oksitosin
2 ml U (atau 4 ampul oksitosin 20 ml 10 U / ml)
54. 20 ml lidokain1% tanpa epinefrin atau 10 ml
lidokain 2% tanpa epinefrin dan air steril untuk
pengenceran.
55. 3 botol Ringer laktat atau cairan garam fisiologis
(NS) 500 ml
56. Selang infus
57. 2 kanula IV no. 16-18 G
58. 2 ampul metal ergometrin maleat
59. 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (25g)
60. 6 tabung suntik 2½-3ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
61. 2 tabung suntik 5 ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
62. 1 tabung suntik 10 ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
63. 10 kapsul / kaplet Amoksisilin / Ampisilin 500mg
atau Amoksisilin / Ampisilin IV 2 gr (Affandi,
2007:162).
FORMULIR
64. Status ibu (KB, ANC)
65. Status Bayi
66. Partograf WHO yang baru (mulai fase aktif
persalinan)
67. Catatan SOAP
68. Buku Register Kunjungan (Hamil, Persalinan, Bayi,
KB)
69. Formulir Rujukan Ibu, Bayi
70. Surat Kelahiran (Dengan sidik telapak kaki bayi)
71. Form Inform Consent/ Persetujuan Tindakan Medik
72. Form Laporan
PERALATAN PENCEGAHAN INFEKSI
73. Air mengalir untuk mencuci tangan
74. Ember untuk menyiapkan larutan klorin
75. Ember plastik dan sikat untuk membersihkan dan
mencuci peralatan
76. Perebus atau Pengukus peralatan untuk DTT
77. Kompor
78. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup
rapat
79. Tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup
80. Cairan des-infektant
81. Celemek/Apron
82. Sarung tangan rumah tangga
83. Pelindung muka/masker
FASILITAS FISIK Ya Tidak
84. Sepatu karet tertutup
85. Sabun
86. Detergent
87. Handuk/Lap tangan pribadi
88. Tempat pemrosesan alat terpisah dari dapur keluarga
89. Kain lap
90. Kain Pel
91. Wadah anti pecah untuk pembuangan semprit &
jarum habis pakai
92. Tempat sampah kering dan basah terkontaminasi
yang terpisah
93. Pembakar sampah atau tempat mengubur sampah
atau Enkapsulasi
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BIDAN DENGAN STANDAR APN
DI KECAMATAN SUKARAMI PALEMBANG
TAHUN 2010

Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :

58 LANGKAH APN
KEGIATAN Ya Tidak
Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
e. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
f. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum atau vaginanya.
g. Perineum menonjol.
h. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensialuntuk menolong persalinan dan
menatalakasana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi BBL → tempat resusitasi datar,
rata, cukup keras,bersih, kering dan hangat, lampu
60 watt dan jarak 60 cm dari tubuh bayi, 3 handuk
atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
tabung atau balon dan sungkup.
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan


digunakan untuk periksa dalam.
6. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam.

Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi
air disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama
dari arah depan ke belakang.
Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%→langkah # 9)

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan


pembukaan lengkap.
b. Bila selaput ketuban dalam pecah dan
pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniontomi

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara


mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendamkan dalam keadaan terbalik
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan.

10. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah


kontraksi atau saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160 x/ menit)
c. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal.
d. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf.

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk membantu Proses Pimpinan Meneran


11 Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baikbantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran,
lanjutkan pematauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan
fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang
bagaiman peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi


meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi
konteraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkandan pastikan
ibu merasa nyaman)
13 .Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa dorongan kuat untuk meneran :
Bimbinng ibu agar dapat meneran secara benar
dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran
dan perbaiki cara meneran apabila caranya
tidak sesusai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman
sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring
terlentang yang lama)
.Aganjurkan ibu untuk beristirahat di antara
kontraksi.
Aganjurkan keluarga untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu.
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan
segera lahir setelah 120 menit (2 jam)
meneran (primgravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)

14. Ajurkan ibu untuk berjalan,berjongkok atau


mengambil posisi yang nyaman,jika ibu belum
mersa
ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi


15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi)di perut ibu, ,Jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di
bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan .

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan


Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala Bayi

20. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6


cm membuka vulva maka lindunggi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantunya kelahiran kepala. Anjurkan ibu
untukmeneran secara perlahan atau bernapas cepat
dan diangkal.

21. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan


ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem
tali pusat di dua tempat dan potong di antara
dua klem tersebut

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


secara spontan
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan arah atas distal untuk
melahirkan bahu belakang
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah
untuk kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang lengan siku sebelah
atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan


atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai d an
kaki. Pegang mata kaki (masukkan telunjuk
diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)

Penanganan bayi Baru Lahir


25. Lakukan penilaian bayi baru lahir sebagai berikut:
b. Sebelum bayi lahir:
2. Apakah kehamilan cukup bulan?
3. Apakan air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium (warna kehijauan)?
Segareh setelah bayi baru lahir(jika bayi
cukup bulan):
→ sambil menempatkan bayi di atas
perut,lakukan penilaian (selintas).
4. Apakah bayi menangis atau bernapas atau
tidak megap-megap?
5. Apakah tonus otot bayi baik atau baik
bergerak aktif?
Jika bayi cukup bulan, ketuban tidak bercampur
mekonium, menangis atau bernapas normal atau
tidak meegap-megap dan bergerak aktif, lakukan
langkah 26.
Jika bayi cukup bulan atau ket uban tidak
bercampi dengan asfur mekonium atau bayi tidak
bernapas atau megap-megap dan bayi lemas,
lakukan manajemen bayi dengan asfeksia.

26. Mengeringkan tubuh bayi


ikecuali bagian tangan tampa membersihkan
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau
kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak


ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal
28. Beritahu ibu ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan


oksitosin 10 unit IM (intramuskuler) di1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).

30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir,jepit tali


pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat dke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
telah di jepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan penguntingan tali pusat di antara 2
klem tersebut.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkar
kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Lepaskan klem dan masukan dalam wadah
yang telah disediakan .

32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit


bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi
kontak dengan kulit ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu.
Usahakan krpala bayi berada di antara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu

33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan


pasang topi di kepala bayi.

Penatalaksanaan Aktif Persalinaan Kala Tiga

34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-


10 cm dari vulva

35. Letakkan satu tangan di atas kain ibu pada perut


ibu di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi, Tangan
lain untuk menegangkan tali pusat

36.Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat


kea rah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus kearah belakang –atas (dorsokranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta
ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu.
Mengeluarkan plasenta
37. Lakukan penengangan dan dorongan dorso-kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dri vulva
dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
1) Beri dosisi ulangan oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung
kemih penuh
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5) Jika plasenta tidak lahir sdalam 30 menit
setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta
manual

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan


plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput ketuban kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
steril untuk mengeluarkan bayi bagian
selaput yang tertinggal

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus


39.Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika
uterus tindak berkontraksi setelah 15 detik
masase
Menilai Perdarahan
40.Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh.Masukan plasenta ke dalam kantung plastik
atau tempat khusus

41.Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan


perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan pendarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan
aktif, Segera lakukan penjahitan

Menilai Perdarahan
42.Pastiakan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam

43.Lakukan Insiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi


tetao melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
Insiasi Menyusu Dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
Setelah bayi selesai menyusu dalam 1 jam
pertama, beri vitamin K1
1 mg intramuscular di paha kiri dan salep atau
tetes mata antibiotika.

44. Lakukan pemeriksaan fisis BBL

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri


imunisasi Hepatitis B di paha kanan.
Letakan bayi di dalam jangakauan ibu agar
sewaktu-waktu bias disusukan.
Letakan kembali bayi pada dada ibu jika bayi
belum berhasil menyusu di dalam satu jam
pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan
mencegah perdarahani pervaginam
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca
persalinan.
e. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan.
f. Setiap 20-30 menit pada jam keduapasca
persalinan.
g. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melaksanakan perawatan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri.
47.Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi uterus.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah


49.Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap
jam selama dua jam
pertama pascapersalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal.

51. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15


menit. Pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit)serta suhu tubuh normmal (36,5-37,5
˚C)
a. Jika terdapat nafas cepat, retraksi dinding
bawah yang berat,sulit bernafas, merintih,
lakukan rujukan(lihat MTBM)
Jika teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan
bayi untuk kontak kulit bayi ke kulit ibunya, selimuti ibu
dan bayi dengan satu selimut.
Kebersihan dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
dikontaminasi

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam


tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa caiaran ketuban,lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi
ASI.Anjurkan ibu intuk memberiibu minuman dan
makanan yang diinginkannya

55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan


klorin0,5
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar
dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
58. Lengkapi Partograf (Halaman depan dan
belakang),periksa tanda vital dan asuhan kala IV
(JPNK-KR, 2008).

You might also like