Professional Documents
Culture Documents
OLEH
ALEN KURNIA
NIM : 07.01.430
ALEN KURNIA
ABSTRAK
Asuhan Persalinan Normal (APN) adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi baru lahir serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfeksia bayi baru lahir.
Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000
ibu per tahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. AKI hamil dan melahirkan
di Indonesia mencapai 307 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Tujuan penelitian
untuk mengetahui Gambaran pengetahuan bidan dalam pelaksanaan standar
Asuhan Persalinan Normal diKecamatan Sukarame Palembang tahun
2010,Penelitian ini adalah Survei deskriptif dengan memberikan kuesioner
trhadap bidan.populasi pengetahuan bidan yang telah mengikuti pelatihan APN
berjumlah 30 Bidan mengikuti variabel dependen Pengetahuan bidan dalam
pelaksanaan pertolongan persalinan dan variabel independen yaitu pengetahuan
bidan meliputi standar Obat,standar alat,dan standar tempat.Analisis data secara
analisis univariat. Hasil Penelitian ini menunjukan dari 30 responden
pengetahuan dalam pelaksanaan pertolongan persalinan yang sesuai dengan 58
langkah APN yang tinggi diperoleh 80%, pada pengetahuan bidan dalam standar
obat terdapat 63,3%,100% pengetahuan bidan dalam standar Alat,dan terdapat
100% bidan mengetahui standar Tempat.Disarankan Kepada tenaga kesehatan
Khususnya Bidan diharapkan tetap meningkatkan pengetahuan bidan terhadap
Standarisasi yang telah ditetapkan dalam Asuhan Persalinan Normal .
ALEN KURNIA
ABSTRACT
Normal Maternity Care (NMC) is a clean and safe care during labor and after
birth as well as efforts to prevent postpartum complications, especially bleeding,
hypothermia and asfeksia newborn. According to the World Health Organization
(WHO) estimates that more than 585 000 mothers die annually during pregnancy
or maternity. Maternal Mortality Rate (MMR) was pregnant and gave birth in
Indonesia reached 307 persons per 100 thousand live births. Preview aim is to
know the knowledge of midwives in the implementation of the standard Normal
Maternity Care in the District Sukarame Palembang in 2010, this research is to
provide a descriptive survey questionnaire trhadap bidan. Population knowledge
that midwives had been trained on Normal Maternity Care (NMC) were 30
midwives follow the dependent variable in the implementation of Knowledge
midwife's help childbirth and midwives knowledge of independent variables
include the standard drug, appliance standards, and standards of the place. The
data were analyzed using univariate analysis. The results of this study shows that
out of 30 respondents knowledge in the implementation of aid deliveries in
accordance with 58 steps high Normal Maternity Care gained 80%, on the
knowledge there are midwives in the standard drugs 63.3%, 100% knowledge of
midwives in the standard tool, and there is 100% midwives know the standard
place. To the health worker Especially recommended Midwives midwives are
expected to keep improving knowledge of the Standards set forth in Normal
Delivery Care.
( Saifudin,2006)
2001, yakni 90 % kematian ibu dan angka kematian bayi pun di akibatkan
bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
yang tinggi bagi bayi dan ibunya. melalui upaya dan keamanan dan
APN, 2008 )
hidup.(JNPK-KR,2008)
kelahiran hidup. (Dinkes Kota,2008 ) jarak yang diinginkan yaitu 265 dan
kesehatan terlatih adalah kunci dari perbaikan pada status kesehatan ibu
(JNPK-KR, 2008).
tahun 2010
2. Diketahuinya Gambaran pengetahuan Bidan dalam standar alat
2010.
aman selama persalinan dan setelah bayi baru lahir serta upaya pencegahan
bayi baru lahir. (APN Revisi 2007). Asuhan persalinan normal adalah
agar prinsip kaemanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
2.2.1 Definisi
kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
ibu bersalin.
hidup,dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain kedunia luar
( yaitu janin yang variabel,placenta dan ketuban) dari dalm uterus lewat
melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun jalan lahir kasar ),dengan
2. Passage atau lintasan yang dimana janin harus berjalan lewat rongga
3. Massenger utama lewat jalan lahir adalah janin,dan yang paling penting
2. Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada
kandung kemih.
abdomen menjadi lebih tipis dan kulit mudah menjadi peka terhadap
rangsangan.
( Helen farrer,2001 )
2.2.4 Tahap-tahap Proses persalinan
sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. Fase-
Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, proses ini biasanya
berlangsung 1,5 jam pada primi dan 0,5 jam pada multi.
3. Kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras dangan fundus uteri agak
15 menit setelah bayi lahirdan keluar spontan atau dengan tekanan pada
2. Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti
KR, 2008).
(APN).
berpengaruh dengan ibu untuk merasa aman dan keluaran yang lebih
baik.juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan ( Ekstraksi
vakum, cunam dan seksio sesaria ) dan persalinan berlangsung lebih cepat. (
vaginanya.
c. Perineum menonjol.
tubuh bayi, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
a. Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringan tangan dengan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
yang tersedia.
lepaskan.
10. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat relaksasi
menit)
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
ada.
benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi konteraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkandan pastikan ibu merasa
nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa dorongan kuat
untuk meneran :
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
ibu.
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
(multigravida).
14. Ajurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit
15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, Jika
16. Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
kepala arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakkan arah atas distal untuk melahirkan bahu
belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu
kehijauan)?
(selintas).
Jika bayi cukup bulan atau ket uban tidak bercampi dengan asfur
verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
28. Beritahu ibu ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi
tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain ibu pada perut ibu ditepi atas simfisis,
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
5) Jika plasenta tidak lahir sdalam 30 menit setelah bayi lahir atau
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
disediakan.
a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bayi bagian
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
keras)
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
penjahitan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dan biarkan bayi tetap melakukan
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam, walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, beri imunisasi Hepatitis B dipaha
kanan.
disusukan.
Letakan kembali bayi pada dada ibu jika bayi belum berhasil menyusu di
dalam satu jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusui.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan mencegah perdarahan
pervaginam
kontraksi uterus.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam
50. Pantau tanda - tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Pastikan bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-
37,5 ˚C)
a. Jika terdapat nafas cepat, retraksi dinding bawah yang berat, sulit
kontak kulit bayi kekulit ibunya, selimuti ibu dan bayi dengan satu
selimut.
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa caiaran
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberi ASI. Anjurkan ibu
penatalaksaan
6. waktu; menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima.
hitungan detik.
( Sarwono,2002 )
2.5 Standarisasi Pelayanan pada Pertolongan Persalinan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Bidan menilai
aman,dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta
Memastikan persalinan yang bersih dan aman yang bersih dan aman,
dengan sikap dan sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu serta
Episiotomi.
mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan segera
Penatalaksanaan / Penyulit :
3. Tiga botol Ringer laktat atau cairan garam fisiologis (NS) 500 ml
4. Selang infuse
Ampisilin IV 2 g (JPKN.KR,2008).
1. Fasilitas Fisik
a. Meja pemeriksaan
b. Lampu sorot
c. Tensimeter
d. Stetoskop
f. Termometer
g. Timbangan Dewasa
h. Timbangan Bayi
i. Spekulum
b. ½ Kocher
d. Gunting Benang
e. Pinset anatomi
f. Pinset chirurgis
g. Gunting episiotomi
n. Benang cromik
p. Spuit 2 cc atau 5 cc
e. Kompor
f. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat
h. Cairan des-infektant
m. Sabun
n. Detergent
q. Kain Lap
r. Kain Pel
s. Wadah anti pecah untuk pembuangan semprit & jarum habis pakai
c. Adrenalin 1 : 1000
d. Mg S O4 40%
e. Cairan infus RL
h. Oxytosin 10. IU
i. Methergin ampul
2.4.1 Tempat
bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupa
angin.
2. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu
3. Air disenfeksi tingkat tinggi ( air yang didihkan dan diinginkan ) untuk
4. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan
dekontaminasi.
persalinan.
6. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan – jalan dan menunggu saat
persalinan.
menentukan tinggi rendahnya Angka kematian ibu AKI. Peran Bidan dalam
Persalinan Normal
Delima,2005 )
METODE PENELITIAN
Sukarame Palembang.
Sampel Penelitian ini dengan metode non Random Sampling, dimana seluruh
Kuesioner.
Data diperoleh dari pengambilan data dengan melihat catatan jumlah bidan
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan . Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
b. Coding
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pemberian kode di buat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu
variabel.
c. Skoring
pertanyaan.
d. Entry
SUKARAME PALEMBANG
yaitu desa :
1. Srijaya
2. Sukarami
3. Alang-alang Lebar
4. Talang Betutu
1. VISI :
2.MISI :
Banyuasin.
5.1.4 Keadaan Demografi
GAMBARAN UMUM
Sukarame Palembang.
persalinan pada ibu bersalin sesuai dengan konsep standar asuhan persalinan
normal (APN).
Dari hasil Penelitian ini didapat Responden terbanyak terdapat pada Kelompok
APN yang tinggi terdapat 80% sedangkan gambaran pengetahuan bidan yang
Obat yang seuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan Pengetahuan yang
kurang < 60 %.
kelompok Standar atau Baik yaitu 30 Responden (100%). Pada kelompok Cukup
Alat yang dimksud dalam Penelitian ini yaitu Semua bahan yang di pakai
Pengetahuan Standar Alat yang sesuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan
Standar Alat Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.3 dibawah ini :
Tabel 6.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan dalam Pengetahuan
Standar Alat di Kecamatan Sukarame
Palembang tahun 2010
Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ruangan atau tempat
yang dipakai untuk menolong pada proses Persalinan sesuai dengan konsep
Standarisai tempat ini menggunakan hasil ukur Pengetahuan Standar Alat yang
sesuai APN Baik > 75 %,Cukup 60-75 % dan Pengetahuan yang kurang < 60 %.
kelompok Standar atau Baik yaitu 30 Responden ( 100% ),Pada kelompok Cukup
adalah 100%.
6.2 Pembahasan
Seperti yang diketahui, Sebagian besar Kematian ibu terjadi pada masa
persalinan dan kejadiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karna itu dalam
rangka menurun angka Kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),
kematian ibu (AKI) saat ini difokuskan pada peningkatan cangkupan pertolongan
ditemukan secara dini Komplikasi yang mungkin terjadi,hal ini telah dikaji dan
praktek swasta, yang diharapkan dari tenaga perwakilan ini dapat menerapkan
Kecamatan Sukarame Palembang, pada bulan Mei-Juni tahun 2010 peneliti akan
Alat,Standar Tempat yang dipakai dalam pertolongan Persalinan pada bidan yang
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penilaian Bidn delima,bilan standar
Normal (APN),tetapi ada poin tertentu yang belum dilaksanakan sesuai dengan
APN masih da yang belum melaksanakan kontak dini pada ibu,dan masih ada
Frekuensi mengenai pengetahuan bidan pada standar obat pada Asuhan Persalinan
menolong persalinan baik untuk pasien maupun untuk penolong sesuai dengan
dinyatakan memenuhi standar dan apabila peralatan yang tersedia sudah tidak
Normal (APN).
dipakai untuk menolong persalinan sesuai dengan standar APN berarti responden
dinyatakan memenuhi standar,tetapi bila ruangan atau tmpat yang dipakai tidak
7.1 Kesimpulan
Bidan terhadap standarisasi asuhan persalinan normal pada bidan yang telah
Normal.
konsep standar obat yang telah ditetapkan, tetapi ada bidan yang dalam
sesuai dengan jumlah yang tertera pada ketetapan prosedur dalam Asuhan
sesuai dengan jumlah yang tertera pada ketetapan prosedur dalam Asuhan
7.2 Saran
mensosialisasikan kepada ibu hamil/ibu bersalin mengenai kontak dini dan inisiasi
dari resiko keselamatan dan ksehatan kerja dalam memberikan Asuhan Persalinan
Alfa Phalestie, Aloysia. 2008. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja.
Htpp : // www. Aloysia Alfra Phalestie. Blogspot. Com
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Sofyan, Mustika. et. al. 2006. Bidan Menyongsong masa Depan. Jakarta :
Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Tri Hartanto, Aielza. 2009. Tujuan Pendidikan Progaram Studi DIII Kebidanan.
Http : // Aielza Tri Hartanto. Blogspot. Com.
Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :
Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :
A. FASILITAS DAN PERALATAN
FASILITAS FISIK Ya Tidak
1. Rumah atau ruang praktek terbuat dari tembok.
2. Ruangan yang hangat & bersih, memiliki sirkulasi
udara dan terlindung dari tiupan angin.
3. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-berjalan dan
menunggu saat persalinan.
4. Tempat tidur yang bersih untuk ibu.
5. Lantai dari ubin atau plester.
6. Ruang tersebut mendapat cahaya yang cukup.
7. Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir (ada
kran).
8. Air Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), Klorin,
Detergen.
9. Ada jamban atau WC dengan air mengalir.
10. Ada tempat sampah.
11. Ada tempat & meja untuk menaruh
peralatanpersalinan.
12. Ada tempat tunggu dengan kursi.
13. Tempat konsultasi atau konseling dengan meja dan
kursi.
14. Pintu dapat ditutup atau tempat konsultasi diatur
sehingga suara tidak terdengar dari luar.
15. Ada meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
PERLENGKAPAN/PERALATAN DASAR
16. Meja pemeriksaan
17. Lampu sorot
18. Tensimeter
19. Stetoskop
20. Fetoskop dan metlin (pita pengukur)
21. Termometer
22. Timbangan Dewasa
FASILITAS FISIK Ya Tidak
23. Timbangan Bayi
PERALATAN PEMERIKSAAN PANGGUL
24. Spekulum
25. Sarung Tangan Pemeriksaan
26. Forsep/Penjepit kasa/kapas
PARTUS SET DAN HECTING SET
27. Kleam Pean (2)
28. ½ Kocher
29. Gunting tali pusat
30. Gunting benang
31. Pinset anatomi
32. Pinset chirurgis
33. Gunting Episiotomi
34. Pemegang Jarum / Naldvoeder
35. Kateter Karet / Metal
36. Doek steril / DTT
37. Jarum kulit/otot
38. Pengikat Tali Pusat
39. Sarung tangan DTT/Steril
40. Benang Cromik
41. Pengisap lendir Dee Lee
42. Spuit 2 cc/5cc
PERALATAN TINDAKAN EMERGENCI
43. Resusitasi Kit; (Ambu bag bayi atau sungkup dan O2)
44. Antihistamin (oral/injeksi)
45. Adrenalin 1 : 1000
46. Mg S 04 40%
47. Cairan infus RL
48. Infus set sekali pakai
49. Semprit dan Jarum suntik 2 CC dan 10 cc
50. Oxytosin 10. IU
51. Methergin ampul
52. Sarung tangan panjang
OBAT-OBATAN DAN PERLENGKAPAN UNTUK ASUHAN RUTIN
DAN PENATALAKSANAAN/ PENYULIT
53. 8 ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 ampul oksitosin
2 ml U (atau 4 ampul oksitosin 20 ml 10 U / ml)
54. 20 ml lidokain1% tanpa epinefrin atau 10 ml
lidokain 2% tanpa epinefrin dan air steril untuk
pengenceran.
55. 3 botol Ringer laktat atau cairan garam fisiologis
(NS) 500 ml
56. Selang infus
57. 2 kanula IV no. 16-18 G
58. 2 ampul metal ergometrin maleat
59. 2 vial larutan magnesium sulfat 40% (25g)
60. 6 tabung suntik 2½-3ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
61. 2 tabung suntik 5 ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
62. 1 tabung suntik 10 ml steril, sekali pakai dengan
jarum 1M
63. 10 kapsul / kaplet Amoksisilin / Ampisilin 500mg
atau Amoksisilin / Ampisilin IV 2 gr (Affandi,
2007:162).
FORMULIR
64. Status ibu (KB, ANC)
65. Status Bayi
66. Partograf WHO yang baru (mulai fase aktif
persalinan)
67. Catatan SOAP
68. Buku Register Kunjungan (Hamil, Persalinan, Bayi,
KB)
69. Formulir Rujukan Ibu, Bayi
70. Surat Kelahiran (Dengan sidik telapak kaki bayi)
71. Form Inform Consent/ Persetujuan Tindakan Medik
72. Form Laporan
PERALATAN PENCEGAHAN INFEKSI
73. Air mengalir untuk mencuci tangan
74. Ember untuk menyiapkan larutan klorin
75. Ember plastik dan sikat untuk membersihkan dan
mencuci peralatan
76. Perebus atau Pengukus peralatan untuk DTT
77. Kompor
78. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup
rapat
79. Tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup
80. Cairan des-infektant
81. Celemek/Apron
82. Sarung tangan rumah tangga
83. Pelindung muka/masker
FASILITAS FISIK Ya Tidak
84. Sepatu karet tertutup
85. Sabun
86. Detergent
87. Handuk/Lap tangan pribadi
88. Tempat pemrosesan alat terpisah dari dapur keluarga
89. Kain lap
90. Kain Pel
91. Wadah anti pecah untuk pembuangan semprit &
jarum habis pakai
92. Tempat sampah kering dan basah terkontaminasi
yang terpisah
93. Pembakar sampah atau tempat mengubur sampah
atau Enkapsulasi
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN BIDAN DENGAN STANDAR APN
DI KECAMATAN SUKARAMI PALEMBANG
TAHUN 2010
Kode Bidan :
Umur :
Pendidikan :
58 LANGKAH APN
KEGIATAN Ya Tidak
Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
e. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
f. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum atau vaginanya.
g. Perineum menonjol.
h. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensialuntuk menolong persalinan dan
menatalakasana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resusitasi BBL → tempat resusitasi datar,
rata, cukup keras,bersih, kering dan hangat, lampu
60 watt dan jarak 60 cm dari tubuh bayi, 3 handuk
atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
tabung atau balon dan sungkup.
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
Menilai Perdarahan
42.Pastiakan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam