Professional Documents
Culture Documents
GERAKAN MUHAMMADIYAH
Memahami Pesan Spiritual KH. Ahmad Dahlan
∗
Oleh: BAEHAQI
Ma’ruf Nahi Munkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan al-
Hadits. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud
gerakan amalan, meletakkan ajaran Islam yang murni, menjadikan amaliyah yang
ilmiyah dan ilmiyah yang amaliyah. Jalan tersebut teraksentuasi melalui amal
usaha dan kegiatan yang bersifat amaliah dan pencerahan. Bagi KH. Ahmad
Dahlan, peran dan kehadiran sebuah institusi pendidikan, pelayanan sosial dan
agama. Pesan spiritual ini menjadi sumber pendorong misi utama Muhammadiyah
Gagasan pendidikan KH. Ahmad Dahlan lahir dari cita-citanya yang ingin
mencetak manusia Muslim yang berakhlak mulia, pandai dalam bidang agama,
Penulis Adalah Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah kecamatan Batuceper-kota
Tangerang. Sekarang aktif sebagai Kepala Bagian Akademik Universitas Muhammadiyah
Tangerang
1
pembaruan atau modernisasi dunia pendidikan. Mereka yang mempelajari ilmu
umum bersedia mempelajari ilmu agama dan yang mempelajari ilmu agama
amal kebajikan untuk kemajuan umat dan bangsa, bahkan cara berfikir dan
bersikap hidup maju. Sebuah modal sosial yang sangat besar dan sekaligus
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan yang baik, mana mungkin sebuah bangsa
dapat bebas dari dominasi kekuatan lain dan mampu mengisi kemerdekaan”
Qismul Arqa dan bertempat dirumahnya sendiri dan di tahun 1920, sekolah
didirikan TK. Bustanul Athfal dan Hollandsch Inlandsche School (HIS) metode
al-Quran yang ada di Jakarta dan Kudus, kemudian diganti namanya menjadi HIS
2
Muhammadiyah, diikuti dengan didirikannya MULO (Meer Uitgebreid Lager
Asrofi: 1983). Dalam masa kemerdekaan Indonesia, pendidikan model Barat ini
Sekolah Dasar, SMP, SMA, SPG serta beberapa sekolah kejuruan. Sejak tahun
manis ini tidak datang begitu saja, perguruan tinggi Muhammadiyah telah
Kesungguhan dan keterbukaan dalam hal; pengelolaan sumber daya dan sumber
3
yang diusung KH. Ahmad Dahlan, yaitu;
lembaga pendidikan yang efektif dan efesien. Hal ini sejalan dengan Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 bahwa aspek
agama (moral), aspek teknologi, aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek
4
tentang ketuhanan. Sehingga praktik ibadahnya bukan wujud dari
traadisi masyarakat yang cenderung ikut-ikutan, (Al-Furqon : 44).
2. Manusia yang mengikuti hal-hal yang sudah terang baginya, yakin
mengikuti suara hati kecilnya, sudah meyakini kebenaran. Tapi
karena takut mendapat kesukaran dan kesulitan karena mengikuti
hawa nafsunya, maka hatinya sudah rusak, berpenyakit, akhlaknya
hanyut terseret ke dalam kebiasaan di dalamnya
2
Doa’ dan zikir yang dilakukan KH. A. Dahlan itu sesuai dengan ajaran Islam yang benar.
Membersihkan dari hal-al yang bersifat bid’ah, khurafat, syirik dan sebagainya. KH. A. Dahlan
adalah contoh teladan dalam mengajarkan agama Islam yang hingga sekarang masih relevan.
(Lihat. KH. Hussein Umar, Umat Islam Jangan Terlena, Suara Muhammadiyah No. 01/TH KE-
90/1-15 Januari/2005, Kolom Dialog , hal. 17). Dzikrullah, berarti mengingat Allah baik dengan
ucapan maupun dengan getaran hati atau gabungan keduanya. Dzikir dalam pandangan para sufi
sangat penting untuk mendapatkan ilmu ma’rifah. Ini karena dzikir berhubungan dengan hati.
Dengan dzikir, dalam pandangan para sufi, hati akan terhindar dari gerak gerik setan, tenggelam
hanya kepada Allah, hati akan menjadi jernih, bersih dan suci, karenya berbagai penyakit hati akan
terobati, berbagai kegellisahan dan kewas-wasan akan hilang, alam ghaib akan terbuka, berbagai
ilmu pengetahuan akan diperoleh. Dengan demikian akan sampai kepada ilmu ma’rifah. (Lihat
juga, Drs. HM. Jamil, MA, Cakrawala Tasawuf, Sejarah, Pemikiran dan Kontekstualitas, Ciputat:
GP.Press, 2004).
5
Muasowwifin adalah orang-orang yang sangat rasional dengan
kemampuan mereka memahami pesan-pesan simbolik ayat al-Quran.
sarat dengan nilai-nilai sufistik. Bisa saja sufisme pada konteks modern berbeda
menegakkan tauhid murni sesuai dengan ajaran Allah Swt. yang dibawa oleh
seluruh Rasul Allah, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad; Kedua,
menyeberluaskan Islam yang bersumber pada kitab suci al-Qur’an dan Sunnah
rasio
Paling tidak, menurut hemat penulis, pesan sufisme tersebut berguna untuk;
tersampaikan oleh para sufi, wali, ulama dan cendekiawan Muslim lainnya yang
telah tiada, serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengharapkan terbentuknya
6
sebuah masyarakat Qurani, yaitu masyarakat yang baldatun toyyibatun wa rabbun
ghofur.
“Saya mesti bekerja keras untuk meletakkan batu pertama dari amal yang
besar ini. Kalau sekiranya saya lambatkan atau hentikan lantaran sakitku
ini, maka tidak ada orang yang sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah
merasa bahwa umur saya tidak akan lama lagi. Maka jika saya kerjakan
selekas mungkin maka umur saya yang tinggal sedikit itu, mudahlah yang
dibelakang nanti untuk menyempurnakannya.”
keagamaan dan sosial KH. Ahmad Dahlan, baik secara kelembagaan maupun
secara individu. Ruang transformasi tersebut, lebih konkret lagi misalnya, setiap
kesejahteraan, dan amal kebajikan untuk kemajuan umat dan bangsa. Disinilah
peran kader dari tingkat ranting, cabang, sampai pimpinan pusat sangat perlu
7
Puluhan atau bahkan ratusan kader Muhammadiyah berperan aktif dalam
peran kader harus tenggelam oleh filosofi ikhlas dan militan. Sementara itu,
Muhammadiyah.
lain;.
praktis, antara iman dan kesejahteraan, (doa dan tindakan). Kedua, membangun
kesejahteraan umum sebagai tolok ukur bagi sikap dan perilaku umat. Ketiga,
menurut KH. Ahmad Dahlan, keberagamaan yang gagal adalah teologi yang
mandul dan tidak ada gairah menjawab masalah-masalah kemanusiaan kini dan di
8
Dahlan adalah seorang aktivis yang menuangkan gagasan-gagasannya
dengan menekankan kepada aksi sosial, dan memandang agama sebagai beramal
dalam wujud aksi sosial memuncak sekembalinya dari Timur Tengah, seperti;
Dahlan menemukan dan belajar tentang tata kerja organisasi sekuler Budi Utomo
yang teratur dan rasional. Nilai yang diperoleh dari organisasi ini adalah sikap
kerjasama yang saling menguntungkan. Lain halnya ketika Dahlan masuk Sarekat
Islam (SI), Dahlan bertujuan untuk proaktif dalam bidang politik namun tetap
Ungkapan Dahlan dalam hal ini yaitu: ‘Menjadilah insinyur, guru, master,
dan kembalilah berjuang [sich!]’. Lalu sistem ini diterjemahkan ke dalam sistem,
strategi, program dan kegiatan organisasi”.3 Pola pendidikan dan pengajaran yang
kandungan isinya. Sehingga ketika beliau menatap surat Ali Imran ayat 104 yang
berbunyi :
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن
3
Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan dan Amal Muhammadiyah,
(Yogya: Percetakan Persatuan, 1990), h. 29
9
(104 المنكر وأولئك هم المفلحون )العمران
khidmat dalam melaksanakan ajaran Islam, amar makruf nahi munkar di tengah-
DAFTAR PUSTAKA
4
Kementerian Urusan Agama Islam dan Wakaf, Op.Cit., hal. 93
10
Tim Kompas, “Mengatasi Tantangan Zaman” dalam
Muhammadiyah “Digugat”: Reposisi di Tengah Indonesia yang Berubah, Editor:
Nur Achmad dan Pramono U. Tanthowi, (Jakarta: Kompas, 2000), cet.ke-1
Yusron Asrofi, KH. Ahmad Dahlan Pemikiran dan Kepemimpinannya
(Yogyakarta: Yogyakarta Offset, 1983)
Tentang Penulis:
Nama : BAEHAQI, MA
Tempat.Tgl.Lahir : Tangerang, 28 Juli 1971
Alamat : Jl. Abadi No. 20 Kebon Besar RT. 04/01 Batuceper
Kota Tangerang
Pendidikan : > Strata Satu (S1) Universitas Muhammadiyah Malang
lulus tahun 2000
> Strata Dua (S2) Universitas Muhammadiyah Jakarta
Konsentrasi Pemikiran Islam lulus tahun 2008
Riwayat Organisasi : > Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah
Kecamatan Batuceper-kota Tangerang periode 2005/10
> Kepala bagian Akademik Universitas Muhammadiyah
Tangerang 2009 s/d sekarang
11