Professional Documents
Culture Documents
TAUSIYAH
KUMPULAN MATERI TAUSIYAH
Penulis
Mohamad Romzie
Editor
Mohamad Romzie
Diterbitkan Oleh
Ozie’s Production
PRAKATA
Mohamad Romzie
iii
DAFTAR ISI
Prakata ............................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................. iv
Tausiyah 1
Allah, Sandaran dan Sumber Kekuatan.............................. 1
Tausiyah 2
Adil itu Indah........................................................................ 7
Tausiyah 3
Agar Dapat Melihat Surga................................................... 13
Tausiyah 4
Allah Cinta Orang-Orang Sabar Di Tengah Bencana.......... 17
Tausiyah 5
Al-Qur’an dan Kebebasan Berpikir...................................... 19
Tausiyah 6
Arif di Tengah Krisis............................................................. 25
Tausiyah 7
Bahwa Tak Ada Yang Abadi................................................. 31
Tausiyah 8
Belajar Bersyukur................................................................ 35
Tausiyah 9
Belajar dari Kematian.......................................................... 39
Tausiyah 10
Berbuatlah........................................................................... 45
Tausiyah 11
Menjadikan Shalat Sebagai Pencegah Perbuatan Keji Dan
Munkar ........................................................................ 49
iv
TAUSIYAH 1
Allah,
Sandaran Dan Sumber Kekuatan
waliya. (Dan cukup Allah yang menjadi saksi dan cukup Allah
sebagai pelindung).
Konon di negeri kita hukum adalah puncak keadilan.
Tapi seringkali hukum itu dikotori oleh segelintir manusia yang
dili- puti emosi dan nafsunya. Pelaksanaan hukum yang suci
ternodai oleh sifat rakus dan serakah para pelaksana hukumnya.
Sehingga penegakan hukum kembali mentah. Fungsi hukum
bagaikan ‘sarang laba-laba’. Ia tidak lagi mampu menjaring
yang besar-besar, melainkan hanya menangkap yang kecil-
kecil saja. Itu pun harus diikuti dengan tindakan dan sikap yang
kurang mendidik.
Bagaimana kasus Marsinah, Adi Andoyo, terbunuhnya
warga Nipah dan sebagainya. Bandingkan dengan kasusnya
Edy Tansil dan ‘ratu ecstasy’ Zarimah. Cukup hanya dengan
‘kabur’ seolah sega- lanya telah selesai. Lebih-lebih sekarang
kasusnya ditutup dengan kasus PRD dan PDI. Bagaimana
dengan kasusnya Hendra Sumampaw yang nyata-nyata
membawa dan menyelundupkan pil ecstasy.
Bila zaman sudah sedemikian keruhnya dengan segala
kehancur- an akhlak dan hilangnya tata krama dalam kehidupan.
Tak berbeda jauh, antara masyarakat jahiliyah dulu dengan
masyarakat modern sekarang ini.
Jikalau, keadaan sudah demikian, tidak ada lagi alternatif
kecuali kita harus kembali kepada ajaran agama. Menghidupkan
kembali dimensi transenden al-Qur’an sebagai blue print
Ilahi. Dan mempraktekkan sirah nabawi sebagai sebaik-baik
tauladan dalam praktek kehidupan seorang ummat manusia
yang telah tercerahkan. Harus kita akui bahwa selama ini kita
telah mengabaikannya. Ampunilah ketololan kami ya Allah.
Kita mesti sadar bahwa keadilan itu indah. Keadilan
sangat diperlukan dalam kehidupan. Tanpa keadilan jalannya
kehidupan akan timpang. Keadilan adalah sebuah niat yang
tulus dalam bera- mal. Keadilan adalah sebuah fikrah yang
bersih dari segala kepen- tingan pribadi. Keadilan adalah
sebuah hati yang telah tersucikan dari virus kemaksiatan dan
kedhaliman.
KUMPULAN MATERI TAUSIYAH
pesan bagi kita yang baru diberi amanah oleh rakyat untuk
mengem- ban tugas tertinggi di bidang keadilan itu. Karena
bagaimana pun, hakekatnya tugas itu juga merupakan amanah
Allah yang ‘sementara’ dipercayakan-Nya.
Marilah kita hidup di dunia ini, dengan niat yang tulus,
pikiran yang bersih, dan hati yang suci. Sehingga mampu
melaksa- nakan fungsi syariah secara benar dan konsekuen,
karena ini merupakan keindahan tersendiri yang menjadi
kebanggaan setiap insan.
Dengan demikian, tidak ada lagi kemunafikan, dusta, iri,
hasud, dengki, buta jabatan, penumpukan materi, dan mengha-
lalkan segala cara dalam kehidupannya. Sebaliknya, hidup ini
diisi dengan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran dalam rangka
menegakkan keadilan. Semoga Allah menuntunnya.
ini.
Karena kesibukan, orang sering dibuat lupa dengan
sunatullah ini. Kesibukan sering mengantarkan orang lupa
pada jadwal tetap yang pasti akan dialami. Kekagetan
biasanya muncul setelah ada sanak-saudara atau tetangga
yang meninggal. Pada saat itu baru kembali muncul kesadaran
bahwa panggilan bergilir ke alam baka masih terus berlanjut.
Undangan kematian masih tatap datang.
Anehnya, banyak informasi kematian yang diterima
baik melalui televisi, majalah, maupun koran, sering tidak
menggetarkan hati. Bahkan bernilai seperti hiburan? Berita
perihal kematian --yang mengerikan sekalipun-- tidak ubahnya
dengan berita-berita yang lain seputar kasus politik dan
kriminalitas. Kematian Lady Diana, misalnya, ketika peristiwa itu
baru terjadi hampir seluruh masyarakat dunia turut terbelalak,
menangis, histeris. Seolah tidak yakin kalau hukum kepastian
ini juga berlaku untuk seorang manusia bernama Diana. Mereka
meraung dan meratap: “Ooh.. mengapa orang seperti dia harus
mati. Mengapa di usia yang semuda itu harus meninggalkan
dunia?”
Lolongan itu justru aneh, karena lupa di balik itu masih
ada jadwal panggilan untuk dirinya juga, sudah ada di depan
matanya, sudah beberapa saat lagi tiba gilirannya.
Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dari peristiwa
apapun di dunia ini. Tidak pula karena wafatnya orang terkenal,
pemimpin dunia, public figure, atau apapun namanya dengan
seorang TKW yang meninggal karena teraniaya. Semuanya
kembali pada perjalanan akhir yang bersangkutan, adakah nilai
iman dan taqwa di dalam hatinya. itulah bekal yang paling baik
sekembalinya manusia setelah mengarungi hidup di dunia.
Taqwa itulah bekal kembali yang paling baik setelah manusia
berpulang ke alam baqa sana. Bila ada bekal takwa berarti ada
bekal yang siap dibawanya untuk ‘melapor’ di hadapan Tuhan.
Mengapa peristiwa kematian tidak banyak mengundang
kesadaran? Padahal di sana lengkap terpampang sejumlah
mayat yang bergelimpangan, juga dengan uraian-uraian
KUMPULAN MATERI TAUSIYAH 41