You are on page 1of 27

TRASFORMATOR

Oleh :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2010
TRANSFORMATOR

Pengertian Transformator
Transformator adalah merupakan suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke
rangkain listrik lainnya melalui gandengan magnet. ( Zuhal, 1988 )
Transformator juga dikatakan sebagai suatu alat untuk memindahkan
daya listrik arus bolak-balik dari satu rangkaian kerangkaian lainnya secara
induksi elektro magnetik. (Sumanto, 1991)

Transformator pada umumnya banyak dipergunakan untuk sistem tenaga


listrik maupun untuk rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik,
transformator dipergunakan untuk memindahkan energi dari satu rangkaian listrik
ke rangkaian berikutnya tanpa merubah frekuensi. Melalui trasformator tegangn
dapat dinaikan atau diturunkan,untuk saluran terasmisi diterapkan tegangan tinggi
( 70 kV-500 kV ) atau tegangn ultra tinggi ( 500 kV ke atas ),Tujuannya adalah
untuk mereduksi rugi-rugi daya pada saluran trasmisi tersebut. Sedangkan sisi
pembangkit dan pemakai adalah tegangn rendah,terutama pada pemakai
diterapkan tegangan rendah 380/220V supaya aman. Sedangkan pada pembangkit
berkisar 10 kV
Suatu transformator umumnya terdiri dari dua kumparan yang dililitkan
pada suatu rangka gulungan (koker) yang terbuat dari kertas keras, kemudian
dimasukkan lembaran-lembaran besi lunak bercampur silikon atau lembaran-
lembaran plat baja yang diklem menjadi satu. Kumparan pertama disebut
kumparan primer dan kumparan kedua disebut kumparan sekunder.
Terasformator pada umumnya disebut dengan terafo, yang terdiri dari dua
kumparan yang masing-masing disebut kumparan primer pada sebuah input,
kumparan sekunder pada sisi output ,dan inti yang terdiri dari lempengan besi.
Diantara lempengan besi dilapisikan dengan isolasi sehingga lempengan besi yang
satu dengan yang lainnya tidak menghantarkan arus listrik.
Perubahan tegangan pada output tergantung pada ratio dari jumlah
gulungan primer dengn gulungan sekundernya. Jumlah gulungan primer adalah N1
dan gulungan sekundernya adalah N2, selanjutnya untuk trafo idial ratio gulungan
dan tegangan output adalah :

PUTU RUSDI ARIAWAN


N1
a
N2
Dimana :
N1 : jumlah gulungan primer
N2 : jumlah gulungan sekunder
a : ratio gulungan

V1
Vo
a
Dimana :
Vo : tegangan output
V1 : tegangan input

Rangkaian pengganti trafo


Untuk melakukan perhitungan ,trafo diperesentasikan dalam bentuk
rangkaian listrik yang disebut dengan rangkaian pengganti atau rangkaian
ekivalen trafo. Rangkaian pengganti ini berdasarkan rugi-rugi yang terjadi pada
trafo antara lain :

a. Rugi tembaga pada gulungan: pada primer dinyatakan dengan r1 dan


skunder r2.

b. Rugi fluks bocor, yaitu fluks yang keluar dari inti besi , primer X1 dan
skunder X2.

c. Rugi inti besi, yaitu rugi magnetis yang dinyatakan X1 dan arus Edy
dinyatakan r1

Dengan adanya perubahan arus yang mengalir pada gulungan akan


terbentuk fluksi yang berubah dengan mengikuti perubahan arus tersebut dan
kemudian terbentuk GGL lawan yang sesuai dengan hukum Faraday.

Untuk Primer:
1
E1 N1
t
Untuk Sekunder:

PUTU RUSDI ARIAWAN


2
E2 N2
t

1 2
Dimana:

Dengan memperhatikan rugi-rugi tersebut dan ggl lawan pada tiap


gulungan, maka diperoleh rangkaian pengganti trafo sebagai berikut:

Gambar Rangakaian Pengganti Trafo

Dalam garis putus-putus adalah merupakan trafo ideal, yaitu suatu trafo
tanpa rugi-rugi, dengan tegangan input E1 dan tegangan output E2. Pada trafo ini
berlaku hubungan kekekalan energi, yaitu: I1E1=I2E2 maka diperoleh persamaan :

E1 I2
a
E2 I1

Dimana : Ii I1 I 0

Pada sisi sekunder, untuk Loop tertutup pada sisi ini berlaku hukum
Kirchoof tegangan sebagai berikut:

E 2 I 2( R2 GX 2) V 2 0
Atau
aE 2 aI 2(R 2 Jx2 )-av2
Atau
E 2' I 2'(r 2' jx2' ) v2'
Dimana:
E 2' aE 2

PUTU RUSDI ARIAWAN


I2
I 2'
a
r 2' a 2 R 2
x 2' a 2 x 2
V 2' aV 2

Dalam hal ini E1 = E2’, dengan demikian rangkaian pengganti trafo dapat
disederhanakan menjadi :

a. Rangkaian Pengganti ekivalen

b. Diagram phasor

Prinsip Kerja Transformator


Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber, maka akan
mengalir arus bolak-balik I1 pada kumparan tersebut. Arus I1 akan menimbulkan
fluks magnet yang berubah-ubah pada inti. Dengan adanya fluks magnet yang
berubah-ubah, pada kumparan akan timbul gaya gerak listrik (GGL) induksi e.
Daya listrik dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan perantara garis
gaya magnet atau fluks magnet (Ф) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang
mengalir melalui kumparan primer. (Sulasno, 1990)

PUTU RUSDI ARIAWAN


Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan
sekunder, fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah-
ubah. Untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan
primer haruslah aliran listrik arus bolak-balik (AC).
Saat kumparan primer ke sumber listrik AC, pada kumparan primer
timbul gaya gerak magnet bersama yang bolak-balik juga. Dengan adanya gaya
gerak magnet ini, di sekitar kumparan primer timbul fluks magnet bersama yang
juga bolak-balik. Adanya fluks magnet bersama ini, pada ujung-ujung kumparan
sekunder timbul gaya gerak listrik sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi,
atau lebih rendah dari gaya gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada
perbandingan transformasi kumparan transformator tersebut. Gambar
memperlihatkan bagian-bagian terpenting transformator.

Gambar Bagian-bagian dari transformator

Keterangan gambar :
1 : inti/teras
2 : gulungan primer di hubungkan ke sumber
3 : gulungan sekunder di hubungkan ke beban
U1 : tegangan primer
U2 : tegangan sekunder
I1 : arus primer

PUTU RUSDI ARIAWAN


I2 : arus sekunder
ep : GGL induksi pada kumparan primer
es : GGL induksi pada kumparan sekunder
Np : jumlah lilitan kumparan primer
Na : jumlah lilitan kumparan sekunder
Φb : fluks magnet bersama (mutual fluks)
Z : beban

Besarnya GGL induksi pada kumparan primer, ep adalah :


d
ep Np volt
dt
Dimana :
d : perubahan garis-garis gaya magnet (Weber)
1 Weber = 108 Maxwell
Np : jumlah lilitan kumparan primer
dt : perubahan waktu (detik)

Fluks yang menginduksikan GGL induksi ep juga menginduksikan es


pada kumparan sekunder, karena merupakan fluks bersama (mutual fluks).
Besarnya GGL induksi, es pada kumparan sekunder adalah :
d
es Ns volt
dt
Dari persamaan kedua diatas didapatkan perbandingan lilitan berdasarkan
perbandingan GGL induksi sebagai berikut :
ep Np
a
es Ns
dimana :
a : nilai perbandingan lilitan transformator
Apabila, a < 1 maka transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan
(step up transformer)
a > 1 maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan
(step down transformer)
fluks pada saat t dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

PUTU RUSDI ARIAWAN


t m sin t
dimana :
m : fluks maksimum (weber)
sehingga GGL induksi pada kumparan primer adalah :
d
ep Np volt
dt
d m sin t
Np
dt
Np m sin t
Np sin t 2 volt
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa fluks magnet fungsi sinus akan
menimbulkan GGL induksi fungsi sinus. GGL induksi akan ketinggalan 900
terhadap fluks magnet.
GGL induksi kumparan primer maksimum adalah :

e p maks Np m

sehingga :
e p maks
ep
2
Np m
2

2 fNp m 2
2
3,14x1.41 fNp m
4,44 fNp m volt
dengan cara yang sama didapatkan
es 4,44 fNs m volt
Apabila transformator dianggap ideal, sehingga dianggap tidak ada

rugi-rugi daya, maka daya input (Pi) dapat dianggap sama dengan daya output(Po)

maka :

U1 I1 U2I2

PUTU RUSDI ARIAWAN


I1 U2
I2 U1
Dari persamaan yang ada didapatkan :
ep Np U1 I2
a
es Ns U2 I1

Jenis-Jenis Transformator
Jenis-jenis transformator dapat dibedakan menjadi beberapa macam.
Dibawah ini dapat dilihat macam-macam transformator tersebut. ( Sumanto, 1991)

1. Menurut letak kumparan terhadap inti


Berdasarkan letak kumparan terhadap inti dikenal dua jenis
transformator yaitu :
a. Transformator tipe inti ( core type)
Transfomator tipe inti yaitu apabila kumparan tembaga
mengelilingi inti besi.
inti
kumparan

Gambar Transformator tipe inti

b. Transformator tipe cangkang (shell type)

PUTU RUSDI ARIAWAN


Transformator tipe cangkang yaitu apabila kumparan tembaga
dikelilingi inti besi.

Kumparan
inti

Gambar Transfomator tipe cangkang

2. Menurut perbandingan transformasinya


Yang dimaksud dengan perbandingan transformasi adalah
perbandingan jumlah kumparan primer dan sekunder.
Ep Np
a
Es Ns
Sehingga berdasarkan atas perbandingan transformasinya dikenal dua jenis
transformator, yaitu :
a. Transformator penaik tegangan
Dimana GGL induksi sekunder Es lebih besar dari GGL induksi primer Ep
( a<1 ).
b. Transformator penurun tegangan
Bila GGL induksi sekunder Es lebih kecil dari GGL induksi primer Ep
(a>1).

3. Menurut konstruksi dari inti transformator


Sehubungan dengan jenis transformator berdasarkan posisi lilitan
kumparan terhadap inti, maka dikenal tiga jenis transformator berdasarkan atas
konstruksi intinya, yaitu :
ÿÿÿÿÿqj ÿÿÿ7ÿÿÿÿslÿÿltÿÿÿÿÿÿtlÿÿrÿÿÿÿÿÿpnumÿÿÿÿrighÿÿrin0a. Bentuk L
Bila inti transformator disusun dari plat dari bahan ferromagnetik
yang berbentuk huruf L yang disusun saling mengisi.
b. Bentuk E

PUTU RUSDI ARIAWAN


Bila lapisan inti transformator disusun dari plat dari bahan
ferromagnetik yang berbentuk huruf E yang disusun saling mengisi.
c. Bentuk F
Bila lapisan inti transformator disusun dari plat dari bahan
ferromagnetik yang berbentuk huruf F yang disusun saling mengisi.

Gambar Konstruksi inti transformator bentuk L, E dan F

4. Menurut cara pendinginan transformator


Berdasarkan atas cara pendinginannya transformator dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pendinginan alam
Yang terdiri dari AN (Air Natural Cooling )pendingin tidak
menggunakan bantuan apapun kecuali udara biasa, ON (Oil Immersed
Natural Cooling) transformator dimasukkan dalam minyak transformator,
dan OFN (Oil Immersed Forced Oil Circulation with Air Natural Cooling)
transformator dimasukkan dalam minyak yang dialirkan .
b. Pendinginan buatan (udara)
Pendinginan ini terdiri dari : OFB (Oil Immersed Forced-Oil-
Circulation with Air Blast Cooling) transformator dimasukkan dalam
minyak yang dialirkan dengan udara yang dihembuskan, OB (Oil Immersed
Air Blast Cooling) transformator dimasukkan dalam minyak dengan udara
yang dihembuskan dan AB (Air Blast Cooling) pendinginan dengan udara
yang dihembuskan.
c. Pendinginan buatan (air)

PUTU RUSDI ARIAWAN


Pendinginan ini terdiri dari : OW ( Oil Immersed Water Cooling)
transformator dimasukkan dalam minyak dimana pendinginan juga dibantu
dengan air, OFW (Oil Immersed Forced Oil Circulation with Air Natural
Cooling) transformator dimasukkan dalam minyak yang dialirkan dimana
pendinginan juga dibantu dengan air.

5. Menurut fasa tegangan


Seperti yang telah diketahui, bahwa fasa tegangan dari listrik yang
dipergunakan adalah tegangan listrik satu fasa dan tiga fasa.
Berdasarkan fasa tegangannya ini maka dikenal :
a. Transformator satu fasa
Bila transformator digunakan memindahkan tegangan listrik satu fasa.
b.Transformator tiga fasa
Bila transformator digunakan untuk memindahkan tegangan listrik tiga fasa.
Transformator tiga fasa adalah transfomator yang disusun dari tiga buah
transformator satu fasa.

6. Menurut kegunaannya
Ditinjau dari kegunaannya, transformator dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu :
a.Transformator tenaga
Transformator ini berfungsi sebagai penyalur daya listrik dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator tenaga ada dua
macam yaitu : transfomator penaik tegangan dan transformator penurun
tegangan.
b. Ototransformator
Ototransformator merupakan transformator dimana kumparan primer
sekunder terhubung menjadi satu. Keuntungan ototransformator
dibandingkan dengan transformator biasa adalah :
- Ukurannya lebih kecil untuk daya yang sama
- Harganya lebih murah
- Efisiensinya lebih tinggi
- Arus tanpa beban kecil

PUTU RUSDI ARIAWAN


- Mempunyai penurunan tegangan yang kecil.
c. Transformator pengukuran
Transformator yang digunakan untuk pengukuran listrik. Transformator
pengukuran terdiri dari dua macam yaitu transformator tegangan dan
transformator arus.

Transformator Tiga Fasa


Pembangkitan tenaga listrik dan pengirimannya sampai ke konsumen,
biasanya dilakukan dalam sistem tiga fasa, dengan demikian dibutuhkan
transformator tiga fasa pada pembangkit untuk menaikkan tegangan dari tegangan
pembangkitan menjadi tegangan transmisi, juga didistribusi untuk menurunkan
dari tegangan transmisi menjadi tegangan sub transmisi maupun ke tegangan
distribusi.
Konstruksi transformator tiga fasa sama halnya seperti pada
transformator satu fasa yang terdiri dari jenis inti dan jenis cangkang, juga dapat
merupakan satu kesatuan transformator tiga fasa terpadu, tetapi juga dapat disusun
dari tiga transformator satu fasa menjadi satu transformator tiga fasa. (Berahim,
1991)

Gambar Transformator tiga fasa yang disusun dari tiga buah transformator satu fasa dalam
hubung bintang.

Gambar Transformator tiga fasa yang disusun dari tiga buah transformator satu fasa yang di
pasang pada satu inti dalam hubung bintang.

Dalam hal konstruksi satu transformator tiga fasa yang disusun dari
tiga transformator satu fasa, maka ketiga transformator satu fasa tersebut harus
identik, kalau tidak maka akan timbul kesalahan yang fatal, apalagi kalau
kapasitas transformator tersebut cukup besar.
Pemilihan apakah mempergunakan satu transformator tiga fasa yang
terpadu atau satu transformator tiga fasa yang disusun dari tiga transformator satu
fasa disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam bidang ketenaga listrikan, untuk tegangan sistem dibawah 230
KV, dapat dipergunakan satu kesatuan transformator tiga fasa terpadu, tetapi

PUTU RUSDI ARIAWAN


untuk tegangan sistem lebih tinggi dari 230 KV dapat mempergunakan satu
transformator tiga fasa yang disusun dari tiga buah transformator satu fasa, karena
masalah pengangkutan dari pabrik pembuatan ke lokasi dimana akan dipasang.
Pada transfomator tiga fasa dapat disusun dari tiga buah transformator
satu fasa. Akan tetapi biasanya transformator tiga fasa terdiri tiga buah
transformator satu fasa yang dipasang pada satu inti. Pada transformator tiga fasa
terdapat tiga buah kumparan primer dan tiga buah kumparan sekunder yang dari
ketiga kumparan tersebut dapat dibuat hubungan bintang, hubungan segitiga
maupun zigzag(sekunder).

1. Hubungan - Hubungan Transformator Tiga Fasa


A. Hubungan Bintang
Hubungan bintang adalah hubungan transformator tiga fasa dimana
ujung-ujung awal atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan
dari ujung-ujung lilitan akan merupakan titik netral.

Gambar Hubungan bintang

B. Hubungan Segitiga (Delta)


Hubungan segitiga ialah suatu hubungan transformator tiga fasa,
dimana cara penyambungannya ialah ujing akhir lilitan fasa pertama
disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan
ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama.

Gambar Hubungan segitiga

C. Hubungan Zig-Zag
Untuk distribusi tenaga listrik dapat digunakan sistim bintang. Supaya
dapat bekerja dengan baik maka salah satu syarat yang diperlukan adalah
setiap fasa hendaknya bebannya sama, akan tetapi hal ini seringkali sukar

PUTU RUSDI ARIAWAN


untuk dipenuhi. Untuk itu lilitan sekunder dibuat dalam hubungan
interconnected (zig-zag).

Gambar Hubungan zig-zag kumparan sekunder

2. Golongan Hubungan Kumparan Transformator


Golongan hubungan menandakan bagaimana dari sebuah
transformator kumparan-kumparannya saling dihubungkan. Untuk penetapan
golongan hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode, yaitu:
a. Tanda hubungan untuk sisi tegangan tinggi terdiri atas kode D, Y, atau Z.
b. Tanda hubungan untuk sisi tegangan rendah terdiri atas kode d, y, atau z.
c. Angka jam yang menyatakan bagaimana kumparan-kumparan pada sisi
tegangan rendah terletak terhadap sisi tegangan tinggi.
Mengenai angka jam ini masih perlu jauh dijelaskan dengan melihat
pada gambar yang dipergunakan dalam peraturan VDE 0532.

V
12
11 1

10 2
u

9 w 3

v
8 4
U W
7 5
6
Gambar Gambar angka jam dalam peraturan VDE 0532

Misalkan sebuah transformator dalam hubungan D pada sisi tegangan


tinggi dan dalam hubungan y pada sisi tegangan rendah. Lukis kemudian suatu
lingkaran yang menyerupai sebuah jam dengan angka-angka 1 sampai dengan
angka 12 (0). Pada lingkaran itu digambar sisi tegangan tinggi berupa sebuah
segitiga (sebab hubungan D) sedemikian rupa hingga fasa V berada pada angka

PUTU RUSDI ARIAWAN


12. Lukis selanjutnya sisi tegangan rendah berupa bintang (hubungan y) dengan
menempatkan secara tepat letak fasa-fasa u, v, dan w. Dan apa yang disebut
” angka jam” itu adalah pergeseran antara tegangan tinggi v dan fasa tegangan
rendah v yang dinyatakan dalam jam. Dalam contoh dalam gambar diatas ini
berbeda 5 jam. Dengan demikian transformator ini mempunyai golongan
hubungan Dy5.
Kiranya jelas bahwa ada banyak kemungkinan untuk memperoleh
berbagai kombinasi golongan hubungan dengan angka jam. Untuk maksud
kemudahan, pabrik-pabrik pada umumnya membatasi jumlah yang dianggap baku
dengan membuat semacam normalisasi. Standarisasi menurut aturan Jerman, yaitu
VDE 0532, tercantum seperti di bawah ini :
a). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam :
0, terdiri dari hubungan Ddo, Yyo, Dzo.
b). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam :
6, terdiri dari hubungan Dd6, Yy6, Dz6.
c). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam :
1, terdiri dari hubungan Dy1, Yd1, Yz1.
d). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam :
11, terdiri dari hubungan Dy11, Yd11, Yz11.

Rugi-rugi Transformator
Rugi-rugi transformator terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Rugi tembaga (Pcu)
Rugi tembaga ini terdiri dari rugi-rugi tahanan murni yang disebabkan
oleh arus beban yang mengalir pada belitan primer maupun sekunder pada
transformator. Dimana dengan semakin besar arus yang mengalir maka kerugian
tersebut akan semakin besar pula. Jadi karena arus beban yang berubah, maka rugi
tembaga juga tidak konstan tergantung pada beban. Rugi tembaga ini dinyatakan
dengan persamaan berikut:
Pcu = (I2)2 · R2
Dimana :
Pcu = rugi tembaga (Watt)

PUTU RUSDI ARIAWAN


I2 = arus pada kumparan sekunder (A)
R2 = tahanan kumparan di sisi sekunder (ohm)

b. Rugi pada inti (besi)


Rugi pada inti besi ini terdiri dari:
- Rugi arus eddy
Rugi arus eddy adalah rugi yang disebabkan oleh arus pusar pada inti
besi, yang disebabkan oleh arus induksi yang mengalir pada inti tranformator
yang dinyatakan sebagai berikut:
Pe = Ke ( f · Bmax )2
Dimana:
Pe = rugi arus eddy (Watt)
f = frekuensi (Hz)
B = kerapatan fluks (Wb)
Ke = konstanta arus eddy
- Rugi hysterisis
Rugi hysterisis adalah rugi yang disebabkan oleh adanya gesekan-
gesekan partikel pada inti transformator akibat perubahan fluks magnet. Rugi
hysterisis ini dinyatakan dengan:
Ph = Kh f (Bmax)1,6
Dimana :
Ph = rugi hysterisis
Kh = konstanta hysterisis
B = kerapatn fluks (Wb)
f = frekuensi (Hz)

Efisiensi Transformator
Efisiensi dari setiap peralatan dalam bidang teknik adalah daya
keluaran (output) dibagi dengan daya masukan (input), dapat dinyatakan dalam
persen (%) atau dengan persamaan :
DayaKeluar an
Efisiensi (η) = 100%
DayaMasuka n
Daya masukan = Daya keluaran + Σ rugi-rugi

PUTU RUSDI ARIAWAN


Daya keluaran = Daya masukan - Σ rugi-rugi
Jadi :
DayaMasukk an rugi rugi
Efisiensi (η) = 100%
DayaMasuka n
Atau,
rugi rugi
Efisiensi (η) = 1 100%
DayaMasukk an
Atau,
DayaKeluar an
Efisiensi (η) = 100%
DayaKeluar an rugi rugi

Transformator Tenaga
1. Pengertian Transformator Tenaga
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya. Dalam operasi umumnya, transformator tenaga di
tanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV,dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV-nya. (PT PLN,1984)

2. Klasifikasi Transformator Tenaga


Transformator tenaga dapat diklasifikasikan menurut :
a. Pasangan
- Indoor
- Outdoor
b.Pendinginan
Menurut cara pendinginanya dapat dibagi seperti yang terlihat pada tabel
c. Fungsi/pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator Gardu Induk
- Transformator Distribusi
d. Kapasitas dan tegangan

PUTU RUSDI ARIAWAN


- Transformator besar
Tegangan transformator ≥70 kV dan dayanya ≥10 MVA
- Transformator sedang
Tegangan transformator 30 kV sampai dengan < 70 kV dan daya
1MVA sampai < 10MVA
- Transformator kecil
Tegangan transformator <30 kV dan daya < 1 MVA

3. Komponen Transformator Tenaga


1. Bagian Utama Transformator Tenaga
a. Inti trafo
Inti trafo mempermudah jalannya fluksi, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang mengalir pada kumparan. Inti dari transformator ini terbuat dari bilah
besi tipis yang berisolasi, yang berguna untuk mengurangi panas yang
ditimbulkan oleh rugi-rugi besi karena adanya arus pusar atau arus eddy.
Inti besi yang terbuat dari plat-plat disebut juga dengan bilik-bilik
trafo. Tebal dari bilik-bilik ini berkisar antara 0,3 dan 1,5 mm di mana inti ini
disusun antara satu dan lainnya merupakan kesatuan yang tebal. Di dalam inti besi
ini mengalir sejumlah fluks magnetik, karena itulah inti besi menjadi panas.
b. Kumparan
Kumparan dari transformator terdiri dari tembaga serta dilapisi isolasi
seperti karton yang dibelitkan diseputar kaki inti transformator. Umumya
transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder, bila pada
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik maka akan timbul
fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan dan jika pada kumparan
sekunder terisi beban maka akan ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut.
c. Minyak transformator
Minyak transformator adalah berasal dari pemurnian minyak bumi.
Minyak ini sangat diperlukan sebagai pendingin. Karena transformator terutama
yang bekeja untuk tegangan tinggi sangat membutuhkan pendinginan. Tanpa

PUTU RUSDI ARIAWAN


adanya pendinginan yang baik, akan merusak penyekat pada inti, lilitan dan pada
bagian penting lainnya.
Inti belitan pada transformator seluruhnya dimasukkan dalam bak
yang berisi minyak tersebut. Minyak transformator ini berfungsi ganda selain
berfungsi pendingin juga berfungsi sebagai isolasi.
d. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar adalah
melalui sebuah bushing yaitu konduktor yang terselubungi oleh isolator yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antar konduktor tersebut dengan tangki.
Bushing ini terbuat dari porselin.
e.Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian transformator yang terendam dalam
minyak berada didalam tangki. Sedangkan untuk menampung pemuaian minyak
transformator dilengkapi dengan konservator. Tangki ini terbuat dari mild stell
plate yang kuat untuk menahan tekanan kerja minyak transformator.

2. Peralatan Bantu Transformator Tenaga


a. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas yang
diakibatkan oleh rugi-rugi besi dan tembaga. Apabila panas tersebut
mengakibatkan kenaikkan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam
transformator ), maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan ini perlu
adanya alat atau sistem pendingin untuk memindahkan panas keluar dari
transformator.
Media yang dipakai sebagai pendinginnya dapat berupa :
- Udara/gas
- Minyak
- Air
Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
- Alamiah (natural)
- Tekanan/paksaan

PUTU RUSDI ARIAWAN


Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya
perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media
tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara
media (minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-
sirip (radiator).
Jika dikehendaki/diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi,
cara natural atau alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk
mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak,
udara dan air. Cara ini disebut dengan pendingin paksa.
Macam-macam sistim pendingin transformator berdasarkan media dan
cara pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti yang tertera pada tabel
Tabel. Macam – macam sistem pendingin trafo

MEDIA
No SISTEM Sirkulasi Di Dalam Trafo Sirkulasi Di Luar Trafo
PENDINGINAN Alamiah Paksa Alamiah Paksa
1 AN - - Udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN Minyak - Udara -
4 ONAF Minyak - - Udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF - Minyak - Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7

b. Tap Changer
Tap changer adalah alat perubahan perbandingan tranformator untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari
tegangan jaringan atau primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya dapat
beroperasi untuk memindahkan transformator dalam keadaan tidak berbeban
disebut dengan Off Load Tap changer dan hanya dapat beroperasi manual.
Sedangkan tap changer yang dapat beroperasi pada saat tranformator terbebani
adalah On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.

PUTU RUSDI ARIAWAN


c. Indikator-Indikator
Untuk mengawasi transformator pada saat beroperasi maka perlu
adanya indikator-indikator seperti:
- Indikator suhu minyak yang berfungsi untuk mengetahui keadaan dari suhu
minyak itu sendiri.
- Indikator permukaan minyak yang berfungsi untuk melihat jumlah dari minyak
yang berada didalam tangki.
- Indikator kedudukan tap yang berfungsi untuk melihat posisi tegangan
transformator bekerja.

d. Alat Pernafasan
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu
udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.
Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas
permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya apabila suhu minyak
turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua
proses di atas disebut pernafasan transformator. Akibat pernafasan transformator
tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar.
Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak
transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, maka pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan, berupa tabung berisi
kristal zat hygroskopis.

4. Gangguan-Gangguan Pada Transformator Tenaga


Dalam operasi suatu transformator dapat mengalami gangguan-
gangguan yang dikelompokkan pada 2 (dua) bagian, yaitu :
a. Gangguan internal
b. Gangguan eksternal

PUTU RUSDI ARIAWAN


a. Gangguan Internal
Gangguan internal adalah gangguan yang terjadi di dalam
transformator tenaga itu sendiri. Gangguan-gangguan yang digolongkan sebagai
gangguan internal adalah sebagai berikut :
1. ÿÿin ÿ5Incipient Faults

Adalah gangguan kecil yang apabila tidak segera terdeteksi akan

membesar dan akan menyebabkan yang lebih serius seperti :

a. Terjadinya busur api (arc) yang kecil dan pemanasan lokal yang

akan disebabkan oleh :

- Cara penyambungan kumparan yang kurang baik

- Kerusakan isolasi dari penjepit inti

b. Gangguan pada sistem pendingin

Semua gangguan tersebut diatas akan menyebabkan terjadinya pemanasan

lokal tetapi tidak mempengaruhi suhu transformator secara keseluruhan.

Gangguan ini tidak dapat terdeteksi dari terminal transformator karena

keseimbangan arus tegangan tidak berbeda dengan kondisi normal .

2. Gangguan hubung singkat

Pada umumnya gangguan ini dapat segera terdeteksi karena akan selalu

timbul arus/tegangan yang tidak normal/tidak seimbang .

Jenis gangguan ini antara lain :

a. Hubung singkat fasa ke tanah


b. Hubung singkat antar fasa pada kumparan yang sama
c. Gangguan pada terminal transformator

b. Gangguan Eksternal
Gangguan eksternal yaitu gangguan yang terjadi diluar transformator
tenaga (pada sistem tenaga listrik) tetapi dapat menimbulkan gangguan pada

PUTU RUSDI ARIAWAN


transformator yang bersangkutan. Gangguan-gangguan yang dapat digolongkan
dalam gangguan eksternal ini adalah sebagai berikut :

1. Gangguan hubung singkat


Gangguan hubung singkat diluar transformator ini biasanya dapat segera
dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, dapat mencapai beberapa
kali arus nominalnya, seperti :
Hubung singkat di rel
Hubung singkat pada penyulang (feeder)
Hubung singkat pada incoming feeder transformator tersebut

2. Beban lebih (Overload )


Transformator tenaga dapat beroperasi secara terus menerus pada arus beban
nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar dari 100%, maka akan
terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang
berlebih. Kondisi ini mungkin tidak akan menimbulkan kerusakan, tetapi
apabila berlangsung secara terus menerus akan memperpendek umur isolasi

3. Gelombang Surja
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang menyambar
jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke gardu terdekat dimana
transformator tenaga terpasang. Walaupun hanya terjadi dalam kurun waktu
sangat singkat (beberapa puluh mikrodetik), akan tetapi karena tegangan
puncak yang dimiliki cukup tinggi dan energi yang dikandungnya besar,
maka ini dapat menyebabkan kerusakan pada transformator tenaga. Bentuk
gelombang dari petir yang dicatat dengan sebuah asilograf sinar katoda
(berupa tegangan sebagai fungsi waktu).

Disamping dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan, gangguan


tersebut dapat juga membahayakan manusia atau operator yang ada disekitarnya.
Akibat-akibat yang terjadi pada manusia atau operator adalah seperti terkejut,
pingsan bahkan sampai meninggal .
Keadaan yang membahayakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu:

PUTU RUSDI ARIAWAN


 Seseorang yang berada di suatu tempat dimana badan atau anggota
tubuhnya menghubungkan dua tempat yang mempunyai perbedaan
tegangan yang tinggi .
 Besar dan lamanya arus mengalir ke tubuh .

PUTU RUSDI ARIAWAN


DAFTAR PUSTAKA

Arismundar, A . 1991 . Teknik Tenaga Listrik : Jilid III Gardu Induk .


Jakarta : Pradnya Pramita.

Berahim, H . 1991 . Teknik Tenaga Listrik . Yogyakarta : Andi Offset .

PT PLN (Persero) UBS P3B Sub Region Bali . 2004. Laporan Bulanan
Pengusahaan .

Sulasno . 1990 . Teknik Tenaga Listrik . Semarang : Satya Wacana.

Sumanto . 1991 . Teori Transformator . Yogyakarta : Andi Offset .

Surat Edaran No. 032/PST/1984 PT. PLN (PERSERO). Himpunan Petunjuk


Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik.
Kokelaar, PH. J. 1983. Teknik Listrik. Jakarta : Pradnya Paramita
Petruzella, F. D. 2001. Elektronik Industri. Yogyakarta : Andi.
Sumisjokartono. 1984. Elektronika Praktis. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Suryatmo, F. 2002. Teknik Listrik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Shrader, R. L. 1991. Komunikasi Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Valkenburgh. 1983. Listrik Teori dan Praktek. Surabaya : Ghalia Indonesia
Zuhal. 1991. Dasar Tenaga Listrik. Bandung : Institut Teknologi
Bandung
Ctatan Pak Ngakan. 2006. Dasar Teknik Elektro. Denpasar

PUTU RUSDI ARIAWAN


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN

You might also like