You are on page 1of 15

Nama : PUTU RUSDI ARIAWAN

NIM. 0804405050

GENERATOR ARUS SEARAH

I. PRINSIP KERJA GENERATOR ARUS SEARAH


Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :
e = - N dΦ/ dt
dimana : N : jumlah lilitan
: fluksi magnet
e : Tegangan imbas, ggl(gaya gerak listrik)

Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik
yang berubah-ubah, maka ggl akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Jadi syarat untuk
dapat membangkitkan ggl adalah :
- Harus ada konduktor ( hantaran kawat )
- Harus ada medan magnetic
- Harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi yang
berubah yang memotong konduktor itu.
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
- Ibu jari : gerak perputaran
- Jari telunjuk : medan magnetik kutub u dan s
- Jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pemabngkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan
pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yng
berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan. Untuk mendapatkan arus searah
dari arus bolak balik dengan menggunakan
- Saklar
- Komutator
- Dioda

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


A. Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungsingkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul
tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar dihubungkan,
maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu
seterusnya setiap setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan dihasilkan
tegangan searah gelombang penuh.
B. Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubungsingkatkan kumparan
jangkar. Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar. Bila
kumparan jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada
dalam medan magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal.
Bila kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin
sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah akan terbuka
lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan perioda perputaran
cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah gelombang penuh.
Gambar Efek Komutasi

C. Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.
- Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.
Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi menjadi:
- Half wave rectifier (penyearah setengah gelombang)
- Full wave rectifier (penyearah satu gelombang penuh)

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


II. KARAKTERISTIK GENERATOR ARUS SEARAH
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
- Dengan magnet permanent
- Dengan magnet remanen
Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena
banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator dengan
magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan
yaitu medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur
Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Ea = Φ z n P / 60 a Volt
Dimana:
Ea = ggl yang dibangkitkan pada jangkar generator
Φ = fluks per kutub
Z = jumlah penghantar total
N = kecepatan putar
A = jumlah hubungan pararel
Bila zP/60a = c (konstanta), maka :
Ea = cn Φ Volt
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

A. Generator Berpenguatan Bebas


Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya
dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.Tegangan
searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan
menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan
dibangkitkan pada generator.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator,
maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Vf = If Rf
Ea = Vt + Ia Ra
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :
- Tegangan jepit (V)
- Arus eksitasi (penguatan)
- Arus jangkar (Ia)
- Kecepatan putar (n)

Karakteristik Generator Berpenguatan Bebas


a. Karakteristik Beban Nol

Eo1 n1 >
E0 Im n
Im E0 Im
n
Im Im
Eo2
n2 <
Im
n
Im

0 Im
Im Im
Eo= C n Φo
Dimana Φ = Im
Maka bila C konstan (tetap), didapat garis lurus untuk daerah sebelum kutub-kutub
magnet jenuh. Untuk Im = 0, Eo (tegangan beban nol) mempunyai harga 0 – r adalah
tegangan yang disebabkan oleh magnet remenensi
Jadi apabila karakteristik beban nol untuk suatu putaran diketahui, dapat diketahui
(ditentukan) karakteristik beban nol untuk putaran yang lain
Eo= C n Φo
Eo1= C n1 Φo C Φo ( Tetap)

Eo2= C n2 Φo
E0 n0 E 01 n1
= = =
E 01 n1 E 02 n2
n1
E01 = . E0
n0

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


n2
E02 = .E01
n1
b. Karakteristik Berbeban
a) Untuk mendapatkan GGL OE1 yang terminal pada beban nol diperlukan arah
medan 0 – 1. Apabila dibebani, timbul reaksi jangkar. Untuk mendapatkan OE1
yang konstan perlu ditambah penguatan dengan a d dan a b (untuk mendapatkan
mengimbangi kepekatan sepatu)
b) Oleh karena Ia konstan maka rugi tegangan IaRa = b c = konstan
c) VT = C n Φo - IaRa
Karena IaRa konstan maka karakteristik beban VT = f ( Im ) dapat diperoleh dari
karakteristik beban nol E0 f ( Im ) dimana pengunaan dari segi karakteristik (hanya
saja yang perlu diperhatikan pada daerah tidak jenuh daripada Δ a,b,c,d diabaikan)

c. Karakteristik Luar
VT = E0 - IaR
Dimana R = tahanan jangkar + tahanan kutub antara + tahanan sikat.
VT = C n Φo - IaR
n = konstan, Im konstan → Φ konstan
VT = C ’ - IaR

Apabila generator dibebani, secara teoritis grafik akan menurun secara linear. Dalam
praktek menurunnya tidak linear, sebab dengan bertambahnya Ia maka :
a) IaR bertambah besar
b) Reaksi jangkar bertambah besar, tidak linear

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


d. Karakteristik Pengatur
Pada generator berpenguatan bebas, tegangan jepitan tak berubah. Agar hal ini
terpenuhi maka arus medan harus diperhatikan. Untuk mengatur arus medan dalam
rangkaian magnet dipasang tahanan yang dapat diatur yang disebut pengatur arus
magnet atau pengatur shunt.
Dengan memperkecil tahanan, arus medan bertambah atau sebaliknya dengan
memperbesar tahanan, arus medan berkurang. Bila tahanan itu dibesarkan terus, suatu
saat rangkaian tersebut akan putus (terputusnya rangkaian tersebut berlangsung sangat
d
cepat), sehingga menimbulkan perubahan yang besar, sehingga pada belitan mean
dt
akan terjadi GGL induksi yang besar, dimana hal ini dapat menimbulkan bunga api yang
besar pada kontak-kontak pemutus dan dapat merusak isolasi kumparan. Oleh karena
itu, GGL induksi harus dibuang

e. Karakteristik Hubung Singkat


Pada mesin yang dihubungkan singkat, besar tegangan jepitannya praktis nol. Jadi
untuk hubung singkat yang sama besarnya dengan arus nominal hanya dibutuhkan GGL
yang kecil.
Mesin itu bekerja pada bagian karakteristik beban nol yang linear, sehingga
karakteristik hubung singkat akan merupakan sebuah garis lurus. Pada arus medan I m =
0 sudah ada arus jangkar sebesar 0 r, dimana arus ini dibangkitkan oleh adanya
remenensi magnet
Ia

Im
0

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


B. Generator Berpenguatan Sendiri
1. Generator Searah Seri

Vt = Ia Ra
Ea = Ia (Ra + Rf) + Vt + <Vsi

Karakteristik Generator Shunt


a. Karakteristik Beban Nol
Pada generator seri, arus jangkar, arus medan dan arus beban adalah sama,
sehingga tidak dapat dibuat karakteristik beban nolnya. Jadi disini, karakteristik
beban nol harus dibuat pada penguatan terpisah (bebas)
b. Karakteristik Berbeban
Karakteristik inipun tidak dapat dibuat pada generator seri oleh karena arus beban
nol dan arus medan tidak dapat diubah secara terpisah. Jadi karakteristik untuk
beban ini harus dibuat pada penguatan bebas
c. Karakteristik Luar
Oleh karena arus beban juga merupakan arus medan maka karakteristik dari
generator seri akan serupa dengan karakteristik beban nol. Gambar berikut
menggambarkan karakteristik beban nol dan karakteristik luar motor seri.

Sebagai akibat adanya reaksi jangkar, kerugian tahanan dalam jangkar dan lilitan
medan m karakteristik beban ini berada di bawah karakteristik beban nol.
Pada daerah jenuh bertambahnya arus, tidak lagi dapat mengimbangi
berkurangnya tegangan akibat reaksi jangkar dan kerugian tahanan dalam. Oleh
karena itu daerah jenuh karakteristik luar itu akan selalu bertambah menyimpang
dari karakteristik beban nol dan akan membelok ke sumber I. Dengan karakteristik
luar secara sederhana didapat tegangan jepitan dan arus beban I pada tahanan
luar RL
PUTU RUSDI ARIAWAN 7
Untuk tahanan luar yang lebih besar maka VT dan I lebih kecil maka generator
praktis tidak akan membangkitkan tegangan lagi. Tahanan demikian disebut
sebagai Tahanan Luar Kritis. Bagi generator yang tidak mempunyai remenensi
magnet, tahanan ini praktis akan merupakan garis singgung pada karakteristik
luar.untuk tahanan luar yang terlalu kecil akan mengakibatkan arus yang terlalu
besar didalam jangkar dan lilitan medan
2. Generator Shunt

Vt = If Rf Ea = Ia Ra + Vt + <Vsi

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :


- Adanya sisa magnetik pada sistem penguat
- Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan
yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada.

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:


- Sisa magnetik tidak ada
Misal : pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada
generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator
dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan
polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal
- Hubungan medan terbalik
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalanksalahan, sehingga /’;[p-0
arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk
memberikan sisa magnetik
- Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf
tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

Karakteristik Generator Shunt


a. Karakteristik Beban Nol
Pada gambar dibawah ini, digambarkan karakteristik beban nol dari generator
shunt. Dengan karakteristik ini dapat diperiksa bagaimana gejala timbulnya
tegangan dalam generator shunt

Menurut Hukum Ohm, tahanan rangkaian magnetnya adalah sebagai berikut :


VT
Rm =
Im
Untuk Rm yang konstan maka fungsi merupakan garis lurus melalui titik P. Bagi Rm
yang diketahui garis OP merupakan fungsi tersebut. Pada Im = 0, sisa magnet telah
membangkitkan GGL = 0 r. GGL ini menimbulkan arus medan = 0 a yang
menyebabkan GGL naik lagi sampai 0 s. Hal ini terus berlangsung sampai tercapai
titik P pada karakteistik beban nol
b. Karakteristik Berbeban
Karakteristik berbeban pada generator shunt hampir sama besarnya dengan
generator berpenguatan bebas

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


c. Karakteristik Luar

Karakteristik yang lebih atas letaknya adalah pada penguatan terpisah. Karakteristik
pada generator shunt lebih cepat membelok kearah bawah oleh karena pada
generator arus terpisah arus medan tetap, sedangkan pada generator shunt arus
medan berukurang dengan berkurangnya VT. Bila tahanan rangkaian luar diperkecil
terus maka pada saat VT berkurang sedemikian hingga Im juga berkurang dan VT
akan mengecil dan akhirnya didapat titik b1. Di titik ini keadaan kritis. Dengan tidak
merubah tahanan luar pun VT akan turun terus karena Im kecil → VT turun → Im
Vt
turun dan seterusnya hingga arus Ia = . Oleh karena Im tetap maka Ia juga
Rm
mengecil sampai suatu harga Ia = 0 a.
Harga 0 a disebut sebagai area hubung singkat. Arus ini dibangkitkan oleh magnet
remenensi
d. Karakteristik Pengatur
Karakteristik pengatur dari generator shunt berlangsung seperti pada generator
penguat terpisah hanya karena turunnya tegangan jepitan lebih besar pada beban
yang sama sehingga agar tegangan jepitan tetap, dibutuhkan arus I m yang lebih
besar. Dan karakteristiknya lebih mendaki daripada penguat bebas
e. Karakteristik Hubung Singkat
Oleh karena arus medan bergantung pada besarnya tegangan jepitan maka untuk
karakteristik hubung singkat berarti tegangan jepitan adalah nol sehingga tidak
didapatkan karakteristik hubung singkat pada generator shunt

3. Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri,
yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan
gabungan dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek
atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak ada,
karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


dari dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh. Biasanya kumparan seri
dihubungkan sedemikian rupa sehingga kumparan seri ini membantu kumparan shunt,
yaitu MMF-nya searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu, maka dapat dikatakan
bahwa generator itu mempunyai kumparan kompon bantu. Mesin yang mempunyai
kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini biasanya digunakan
untuk motor atau generator-generator khusus seperti untuk mesin las. Dalam hubungan
kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan
seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di
jangkar pada range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur
secara otomatis pasa satu range beban tertentu.

a. Kompon Panjang

Ia = If1 = IL + If2
Ea = Vt + Ia(Ra + Rf1) + <Vsi

b. Kompon Pendek

Ia = If1 + If2 = IL + If2


Ea = Vt + ILRf1 + IaRa + <Vsi

Karakteristik Generator Kompon


a. Karakteristik Beban Nol
Karakteristik beban nol daripada generator kompon adalah sama dengan
karakteristik beban nol untuk generator shunt, karena pada beban nol lilitan seri tak
berarus atau pada beban nol ini pada generator kompon shunt panjang arusnya
kecil sekali sehingga pengaruhnya pada belitan shunt dapat diabaikan. Jadi

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


karakteristik beban nol bagi generator kompon ini adalah sama seperti pada
generator shunt
b. Karakteristik Berbeban
Bentuk karakteristik ini sama dengan karakteristik generator shunt, hanya saja
letaknya lebih tinggi dimana hal ini disebabkan karena pengaruh belitan seri.

Bagi GGL = 0 r, diperlukan arus medan 0a. Untuk mengimbangi reaksi jangkar,
arus medan diperkuat (ditambah) dengan a b. Dengan adanya belitan seri, arus
medan diperkecil dengan s p, sisanya Q n adalah merupakan arus shunt
Misalkan kerugian tahanan diumpamakan sama dengan P Q, maka Q merupakan
titik pada karakteristik beban. Dimisalkan m Q tidak berubah maka titik-titik
karakteristik lainnya dapat ditentukan dengan menggeserkan garis m Q sejajar
sedemikian sehingga titik m tetap pada karakteristik beban nol dan titik Q adalah
menyatakan karakteristik titik-titik beban.
c. Karakteristik Luar

Belitan seri memperkuat mesin sebanding dengan beban.Apabila jumlah belitan


seri cukup untuk mengimbangi pengaruh reaksi jangkar, GGL bertambah sebanding
dengan kerugian tahanan dalam. Oleh karena itu tegangan generator kompon
hampir selalu tetap (lengkung I). Generator semacam ini disebut sebagai Generator
Kompon Rata (Datar). Generator jenis ini terutama digunakan pada perusahaan-
perusahaan kecil yang pengawasannya. Oleh karena itu, tegangan jepitan dengan
sendirinya tetap rendah.

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


Apabila belitan-belitan seri cukup banyak maka bila beban bertambah, tegangan
jepitnya akan naik (garis Lengkung I I). Hal demikian disebut sebagai Generator
Kompon Lewat (Berlebihan). Generator jenis ini diperlukan oleh perusahaan-
perusahaan kran dan fraksi, untuk mengimbangi kerugian tekanan dalam saluran
pengisian.
Dalam beberapa hal, lilitan seri dipasang berlawanan dengan lilitan shunt. Pada
apa yang disebut sebagai generator kompon lawan ini tegangan jepitan akan turun
kalau beban akan meningkat (garis lengkung III). Dalam hal ini generator disebut
sebagai Generator Kompon Kekurangan.
d. Karakteristik Pengatur
Cara memperoleh karakteristik pengatur ini sama dengan yang telah dibahas pada
Generator Penguatan Bebas.

III. Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri


Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan
tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu yang memang
sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan tegangan induksi
yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan
medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya.
Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Jika tahanan medan
diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin besar
tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.

IV. Reaksi Jangkar


Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus jangkar
ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut. Dengan menganggap tidak ada
arus medan yang mengalir dalam kumparan medan, fluks ini seperti digambarkan pada
gambar dibawah ini.

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


Perhatikan konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang ditimbulkan arus
jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang terjadi disini menjadi
berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks yang
ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang
terjadi disini bertambah. Fluks total saat generator dalam keadaan berbeban adalah
penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar.
Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Karena operasi suatu
generator arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks pada konduktor
dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor lain lebih besar.
Akibat –Akibat Buruk dari Reaksi Jangkar :

1. Terjadi distorsi medan


2. Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan antara lamel-lamel
3. Pada tiap perubahan beban daerah netral mabnetik tergeser
4. Terjadi demagnetisasi
Cara – Cara Untuk Membatasi Reaksi Jangkar
1. Dengan Kutub Antara (kutub Komutasi)
− Tempatnya :antara kedua kutub – kutub utama
− Bentuknya : Lebih kecil dari kutub – kutub utama
− Letaknya : Didaerah netral mekanis
− Tujuannya :Menempatkan daerah netral magnetik pada tempatnya sehingga tidak
dipengaruhi keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


2. Dengan Kumparan Kompensasi
− Tujuannya :Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk)medan karena reaksi
jangkar.
− Bentuknya : Kosentrasi,ditempatkan pada kutub – kutub utama.

V. Kerja Pararel Generator Arus Searah


Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja pararel dari dua
atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari terjadinya beban
lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator juga diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa memerlukan tegangan
yang konstan. Untuk hal-hal yang khusus sering dinamo dikerjakan pararel dengan aki,
sehingga secara teratur dapat mengisi aki tersebut.
Tujuan kerja pararel dari generator adalah :
- Untuk membantu mengatasi beban untuk menjaga jangan sampai mesin dibebani
lebih.
- Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada
mesin lain yang meneruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari
penyediaan tenaga listrik.

PUTU RUSDI ARIAWAN 15

You might also like