You are on page 1of 16

SISTEM INFORMASI PEMASARAN

SISTEM INFORMASI

OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010

PUTU RUSDI ARIAWAN 1


BAB I
PENDAHULUAN

Sistem informasi pemasaran merupakan hal yang penting bagi pelaku


pasar dalam mengambil keputusan dalam transaksi jual beli. Oleh sebab itu,
penyampaian informasi pasar yang cepat dan tepat akan membantu dalam
memperkirakan peluang usahanya sehingga mereka mampu mengantisipasi setiap
perkembangan dan peluang pasar secara dini.
Peluang-peluang yang muncul akibat globalisasi harus didukung oleh
sistem informasi pasar global yang handal sebagai landasan bagi market intelligence
di masa depan. Usaha yang harus diantisipasi adalah bagaimana memperoleh
berbagai macam informasi pasar yang dipergunakan untuk menyiasati pesaing-
pesaing dan penetrasi pasar (domestik dan internasional). Disamping itu, dengan
informasi yang handal, kita dapat mengatasi berbagai kelemahan di bidang agribisnis
seperti jalur tata niaga (distribusi) yang panjang, struktur pasar bersaing tidak
sempurna dan posisi rebut tawar petani yang lemah.
Untuk memperoleh data/informasi yang dipergunakan sebagai bahan
penyiasatan pasar diperlukan suatu sistem informasi pasar yang dapat mengakses ke
penyedia informasi (information provider) secara global, akurat dan tepat waktu.
Untuk bisa akses ke jaringan informasi pasar global diperlukan sistem informasi yaitu
salah satunya dengan penggunaan jaringan internet.
Dengan membangun sistem informasi pasar, maka kita tidak hanya
mampu menyiasati dan mengikuti perkembangan pasar dunia, melainkan juga untuk
menyebarluaskan potensi pengembangan dan mempromosikan agribisnis di daerah
sekaligus untuk menarik investor asing datang ke Indonesia khususnya dalam
pengembangan agribisnis di daerah. Oleh karena itu, dalam rangka mengantisipasi
permintaan dan perubahan pasar, perlu penguasaan sistem informasi pasar yang
handal oleh seluruh pelaku yang terlibat dalam kegiatan/usaha.

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


BAB II
PRMBAHASAN

2.1 SISTEM INFORMASI PEMASARAN


Sistem informasi pemasaran (SIPEM) atau marketing Informasi system
(MKTIS) merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. SIPEM
mempunyai enam komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum yaitu
komponen – komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol.
Perbedaan komponen – komponen ini antar sistem – sistem informasi lainnya adalah
konteks letak dari sistem – sistem informasinya. Misalnya untuk SIPEM ini, maka
komponen inputnya adalah input tentang data pemasaran, modelnya berupa model
pemasaran, basis datanya merupakan basis data pemasaran dan outputnya adalah
laporan – laporan berisi informasi pemasaran. Komponen teknologi dan kontrol lebih
bersifat umum.
Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi,
penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap
sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


Sistem Rencana Pemasaran Jangka Panjang
Perencanaan Rencana Pemasaran Produk/Pasar Baru
Strategis Model Strategi Pelayanan Konsumen

Rencana Pemasaran
Sistem
Perencanaan
Operasional Rencana Keuangan Rencana Riset Pasar
Rencana Produk Rencana Promosi
Penetapan Harga Rencana Jalur
Peramalan Penjualan Distribusi

Pengendalian Pemasaran dan Penjualan


Sistem
Anggaran Pengeluaran Analisa Promosi
Laporan
Pangsa Pasar Trend dan
Pengendalian
Pelayanan Pelanggan Analisa Penjualan
Distribusi Realisasi Harga
Keuntungan Penelitian dan
Pengembangan

Data Faktur/Bukti Laporan


Pelayanan
Permintaan
Sistem
Proses
Permintaan Frekuansi
Ttransaksi Tagihan
Pelanggan Pelayanan
Operasi Pengembalian
Persaingan
Kantor

Pemasara

n
Sistem Informasi Akuntansi

Gambar 1.1 Sistem Informasi Pemasaran

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


Dari gambar 1.1 dapat dilihat bagaimana sistem informasi pemasaran
menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan proses transaksi dalam
fungsi pemasaran. Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu
manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi
penjualan dan pembelian, peramalan permintaan, pasar potensial untuk produk baru
ataupun produk yang sudah ada serta penentuan jalur distribusi. Sistem laporan
pengendalian mendukung usaha dari manajer pemasaran untuk mengendalikan
efisiensi dan efektivitas dalam penjualan serta distribusi produk dan jasa. Analisa
laporan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan antara
hasil dari pelaksanaan pemasaran dan rencana pemasaran sehingga dapat diketahui
apakah pemasaran tersebut telah berjalan sesuai dengan yang drencanakan.

2.1.1 Manajemen Penjualan


Sistem ini menyediakan informasi untuk membantu manajer pemasaran
dalam merencanakan dan memonitor kegiatan penjualan perusahaan. Sistem ini juga
menghasilkan laporan analisa penjualan yang digunakan untuk menganalisa
penjualan berdasarkan produk, lini produksi, pelanggan, tipe pelanggan, tenaga
pemasaran, dan daerah pemasaran.

2.1.2 Manajemen Produksi


Manajemen produksi membutuhkan informasi untuk merencanakan dan
mengendalikan spesifikasi produk, lini produksi dan merk. Sistem berbasis komputer
digunakan untuk mengevaluasi aliran produksi dan kemungkinan keberhasilan dari
produk yang dihasilkan.

2.1.3 Promosi
Manajer pemasaran membutuhkan informasi untuk membantu pencapaian
penjualan yang obyektif dengan biaya promosi yang serendah mungkin. Komputer
menggunakan informasi riset pasar dan model promosi untuk membantu (1) memilih

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


metode dan media promosi, (2) mengalokasikan sumber keuangan, dan (3)
mengendalikan dan mengevaluasi hasil penjualan.

2.1.4 Peramalan Penjualan


Fungsi dasar dari peramalan penjualan dapat dikelompokkan dalam dua
kategori, yaitu peramalan jangka pendek dan peramalan jangka panjang. Peramalan
jangka pendek berhubungan dengan penjualan untuk periode sampai dengan 1 tahun,
sedangkan peramalan jangka panjang menitikberatkan pada peramalan penjualan
untuk periode di atas 1 tahun. Manajer pemasaran menggunakan data riset
pemasaran, data historis penjualan, rencana promosi, dan model statistik peramalan
untuk menghasilkan peramalan jangka pendek dan jangka panjang.

2.1.5 Riset Pasar


Sistem informasi riset pasar memberikan kemampuan dalam bidang
pemasaran untuk membantu manajer dalam membuat keputusan pemasaran yang
lebih efektif. Sistem informasi riset pasar juga memberikan informasi untuk
membantu manajer pemasaran dalam merencanakan dan mengendalikan proyek riset
pasar dari perusahaan. Komputer dan perangkat lunak analisa statistik membantu
kegiatan riset pasar dalam mengumpulkan, menganalisa, dan mengolah informasi dari
variabel-variabel pasar yang meliputi informasi mengenai pelanggan, peluang pasar,
konsumen, dan pesaing.

2.1.6 Manajemen Pemasaran


Manajer pemasaran menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk
mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang dari penjualan produk,
keuntungan, dan perkembangannya. Sistem informasi berbasis komputer juga
menyediakan umpan balik dan analisa yang berkenaan dengan perencanaan dan
pelaksanaan pada setiap kegiatan pemasaran. Model pemasaran dalam sistem

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


pendukung pengambilan keputusan juga digunakan untuk mengetahui dampak dari
alternatif rencana pemasaran.

2.2 KOMPONEN OUTPUT PEMASARAN


Lima kelompok informasi umumnya dibutuhkan oleh manajemen di
fungsi pemasaran. Kelima kelompok output ini dikenal dengan istilah 4P dan 1
integration Mix. Keempat P adalah product (produk), place (tempat), promotion
(promosi) dan price (harga). Sistem Informasi pemasaran menghasilkan kelima
macam kelompok output ini untuk mendukung semua tngkatan manajemen
pemasaran. Output tentang product (produk) berhubungan dengan informasi tentang
produk yang dijual oleh perusahaan sekaligus produk – produk pesaing dan produk
masa depan. Output tentang tempat (place) berhubungan dengan informasi tentang
jaringan distribusi pemasarannya. Output tentang promosi (promotion) merupakan
kegiatan pengiklanan produk. Output tentang harga (price) merupakan informasi yang
berguna bagi manajer untuk menentukan dan menganalisis harga dari produk. Output
gabungan integrasi (integration mix) berguna bagi manajer untuk membuat strategi
yang menghubungkan keempat aspek pemasaran tersebut (misalnya informasi tentang
peramalan penjualan membutuhkan informasi produk, tempat, promosi dan harga
prakiraannya).
Informasi dari sistem informasi pemasaran digunakan oleh manajer –
manajer semua tingkatan. Manajer atas menggunakan informasi 4P dan 1 Mix untuk
perencanaan, misalnya perrencanaan produk, penentuan harga, perencanaan riset
pemasaran, perencanaan kanal distribusai dan lain sebagainya. Manajer menengah
pemasaran membutuhkan informasi ini untuk pengendalian pemasaran dan penjualan,
misalnya untuk pengendalian, analisis pangsa pasar, analisis distribusi dan
lainsebagainya. Informasi pemasran di level bawah digunakan untuk melakukan
operasi penjualan dan pengendalian operasinya, misalnya untuk pengontrolan back
order, unutk menagih kepada pelanggan, memberitahukan kepada pealnggan tentang
pesanannya, mengontrol penjualan berdasarkan tempat, barang dan salesmanya.

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


2.3 KOMPONEN MODEL PEMASARAN
Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah
bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasran banyak digunakan
untuk menghasilkan laporan untuk keprluan anggaran operasi, strategi penentuan
harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan operasi fasilitas, evaluasi penghapusan
produk lama, penunjukkan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal,
pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit. Riset oleh Li
et al. (1993) dengan sampel perusahaan-perusahaan 500 besar versi majalah fortune
di Mcleod Jr. (1995) menunjukkan adanya pergeseran penggunaan model ini di tahun
1980 dan 1990.

2.4 KOMPONEN BASIS DATA PEMASARAN.


Basis data pemasaran digunakan untuk menghasilkan infomrasi yang
dibutuhkan oleh semua manajer pemasaran. Basis data ini dibentuk dari iniput yang
masuk ke sistem informasi. Basis data pemasran terdiri dari data riset pemasaran, data
eksternal pemasran, dan data keuangan peamasaran.

2.5 KOMPONEN INPUT PEMASARAN.


Untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, basis data harus
dirancang dan diisi dengan data-datanya. Dari data informasi pemasran diperoleh dari
dua sumber yaitu sumber intenal dan sumber eksternal. Sumber eksternal dibutuhkan
unutk manajemen informasi tingkat atas. Sumber data pemasaran eksternal disebut
juga dengan marketing intelligent data. Data pemasaran eksternal berhubungan
dengan data pesaing, industri, aturan-aturan pemerintah. Data eksternal dapat dibeli
dari pihak lain yang menjual basis data baik secara off-line atau on-line atau dapat
dikumpulkan sendiri oleh perusahaan. Sumber data internal dapat terdiri dari dua
bagian yaitu, data keuangan dan data non keuangan. Data keuangan sudah disimpan
di basis data akutansi dalam sistem TPS dan tidak perlu dikumpulkan lagi oleh sistem

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


informasi pemasaran. Sistem informasi pemasran selanjutnya hanya cukup
menggabungkan basis data akuntansi ke sistem ini. Dalam prakteknya untuk sistem-
sistem informasi yang terintegrasi, semua basis data disimpan di simpanan yang sama
memudahkan untuk data integarsi. Data pemasaran non keuangan dapat diperoleh
melalui riset pemasaran. Data dari riset pemasaran dapat diperoleh melalui daftar
pertanyaan, observasi maupun wawancara langsung dengan responden yang dipilih.

2.6 PEMAKAIAN INFORMASI SISTEM INFORMASI PEMASRAN.


Pemakaian informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pemasran
adalah manajer-manajer yang berada di dalam fungsi pemasaran. Riset yang
dilakukan di perusahaan-perusahaan 500 besar versi majalah fortune oleh Li et al.
(1993) di Mcleod Jr. (1995) menunjukkan bahwa informasi 4P dan 1 Mix digunakan
oleh manajer pemasaran, eksekutif lainnya, manajer cabang, manajer riset pemasara
dan manajer lainnya. Manajer penjualan dan manajer iklan hanya menggunakan
informasi produk, tempat, promosi dan harga, sedangkan manajer distribusi hanya
menggunakan informasi tempat. Riset mereka juga menunjukkan bahwa penggunaan
inforamsi 4P dan 1 Mix bergeser dari tahun 1980 dengan 1990. manajer-manajer di
tahun 1990 lebih banyak menggunakan harga dan promosi di bandingkan dengan
manajer di tahun 1980.

2.7 KENDALA, MASALAH, TANTANGAN DAN PELUANG


Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan usaha dan
pemasaran adalah tersedianya informasi yang cepat dan akurat serta mudah diakses
oleh pelakunya.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa informasi yang dibutuhkan
petani dan pelaku pasar pada umumnya masih sulit diperoleh, baik harga, volume
(pasokan) teknologi dan mutu hasil. Beberapa hal yang mempengaruhi antara lain
Belum adanya sistem informasi dan pelayanan yang mantap

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


Jaringan informasi pasar masih terbatas pada daerah-daerah yang relatif
sudah berkembang, sementara banyak sentra produksi dan pasar yang
potensial belum terjangkau dalam sitem informasi pasar
Jenis data dan informasi yang dikumpulkan dan disebarluaskan belum
mendorong terjadinya transaksi antara pelaku usaha dengan petani
produsen. Hal ini berkaitan dengan aspek kualitas, kontinuitas dan jenis
informasi yang tersedia
SDM pelayanan informasi belum memadai baik dari pengetahuan dan
ketrampilan analisis data/informasi, sehingga kualitas informasi yang
dihasilkan kurang lancar dan memadai.
a. Kendala
Secara umum kendala-kendala dalam meningkatkan pelayanan informasi
pasar antara lain :
Belum berkembangnya lembaga pemasaran
Terjadinya asimetris informasi pasar sebagai akibat belum berfungsinya
lembaga-lembaga pemasaran
Lemahnya manajemen pemasaran terutama di sentra produksi
Tersebarnya hamparan lahan usaha dan sulitnya ditembus jalur transpotasi
dan komunikasi
Pengetahuan SDM dalam menyiasati pasar masih rendah
Identifikasi komoditi untuk pasar ekspor masih kurang disamping
menyangkut hasil dan mutu produk hasil olahan.
b. Masalah
Belum adanya relevansi antara political will, political statement dan
politcal action dalam pengembangan PIP menjadi informasi yang lebih
maju, khususnya dalam mengantisipasi era informasi yang dihadapi.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam pengembangan perluasan
kegiatan pelayanan informasi harga menjadi informasi pasar bahkan

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


informasi agribisnis kurang mendapatkan dukungan pendanaan yang
hanya bersumber dari APBN, disamping itu untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan informasi harga sesuai dengan pedoman pun belum dapat
dilakukan secara maksimal.
Jaringan informasi yang ada saat ini masih terbatas pada daerah-daerah
yang relatif sudah berkembang, sementara banyak sentra produksi dan
pasar yang potensial belum tercakup dalam sistem informasi pasar.
Jenis data dan informasi yang dikumpulkan untuk disebarluaskan belum
mendorong terjadinya transaksi dan mendorong perubahan dalam
merespon permintaan pasar yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
kontinuitas, serta pasokan. Masalah ini sangat berkaitan dengan aspek
kualitas, kontinuitas jenis informasi yang tersedia.
Petugas pelayanan informasi pasar belum memadai dari kuantitas dan
kualitas. Luas dan banyaknya daerah produksi dan konsumsi yang ada di
Indonesia belum mampu dicakup oleh petugas yang ada saat ini.
Disamping pengetahuan dan ketrampilan petugas pengumpul data dan
analisa data/informasi relatif masih kurang menyebabkan kualitas
informasi yang dihasilkan juga kurang memadai.
c. Tantangan
Selain kendala dan masalah sebagaimana yang diuraikan di atas,
pengembangan juga menghadapi berbagai tantangan diantaranya adalah:
Tuntutan keberhasilan dalam perdagangan komonitas hasil-hasil pertanian
di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan
mengakses berbagai informasi, diantaranya adalah informasi pasar
Belum tersedianya sarana dan prasarana komunikasi dalam mendukung
perkembangan secara optimal
Terbatasnya jumlah anggota

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


Masih terdapat daerah-daerah potensial yang belum tertangani oleh
petugas yang ada
Pengembangan karier petugas yang belum jelas
Perlunya penataan ulang pengelola di tingkat pusat
Dukungan pemerintah yang kurang optimal dan masing-masing sub sektor
terkait baik di pusat maupun daerah untuk pengembangan belum optimal.
d. Peluang
Dari kendala dan masalah serta tantangan yang dihadapi sebagaimana
yang diuraikan di atas, terdapat peluang pengembangan sebagai berikut:
Sudah terlaksananya sistem pelayanan informasi pada masing-masing
Esselon I dan daerah dengan pola yang sama sehingga diperlukan adanya
penanganan yang terintegrasi antara agribisnis on-line dan pengembangan
pada satu unit pengelolaan baik di tingkat pusat maupun daerah
Adanya dukungan kebijaksanaan pemerintah dalam upaya mewujudkan
penangan yang lebih baik
Adanya relevansi antara pengembangan yang berorentasi agribisnis

2.8 KEBIJAKAN DAN LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH


a. Kebijakan
Mengupayakan penyediaan fasilitas dan sarana informasi yang dapat
dilakukan melalui APBD II, APBD I atau APBN secara bertahap melalui
asosiasi pengusaha
Memperbaharui dan menambah jenis komoditas sesuai dengan
perekonomian daerah
Meningkatkan kemampuan SDM dalam pengembangan informasi pasar
Meningkatkan kelancaran pengiriman informasi pasar

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


Mengembangkan sistem penyidikan dari informasi pasar yang kuat baik
pasar domestik maupun pasar internasional (market inteligence dan
market information)

b. Langkah-langkah yang di tempuh antara lain :


1. Pengembangan agribisnis on-line dan website pengolahan dan pemasaran, yang
meliputi:
a. Informasi peluang agribisnis unggulan di suatu wilayah.
b. Informasi statistik pengolahan dan pemasaran.
c. Informasi peta pengolahan dan pemasaran,
d. Info mutu, informasi yang dikelola oleh Pusat Standardisasi dan
Akreditasi
e. Fasilitas formulir elektronik untuk regular update, informasi-informasi
pasar
f. Informasi pendukung lainnya yang berformat hyperlink pada website lain.
Hasil dari pengembangan sistem ini dapat digunakan oleh berbagai
pemakai/pengguna baik pemerintah maupun swasta sesuai kebutuhannya sebagai
sumber informasi resmi dan akurat bagi praktisi agribisnis sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan usaha agribisnis. Selain sebagai sarana diseminasi informasi,
juga dapat digunakan sebagai fasilitas entri data langsung dari daerah dengan fasilitas
formulir elektronik.
2. Pengembangan e-marketplace melalui ASEAN e-Farmers kerjasama Departemen
Pertanian dengan Sekretariat ASEAN, untuk meningkatkan akses langsung
kepada end user guna meningkatkan profit margin yang mereka terima.
3. Pengembagan Trading House di negara tujuan ekspor atau di negara-negara yang
menjadi pusat transaksi/ perdagangan Indonesia. Peranan “trading house” pada
perdagangan internasional dapat dikategorikan sebagai penjual (“merchants”)
atau sebagai agen (“agents”)

PUTU RUSDI ARIAWAN 13


4. Pengembangan Terminal/ Sub Terminal Agribisnis sebagai “One Stop
Agribusiness Center” dimana para pelaku agribisnis dapat memperoleh
informasi, pelayanan jasa-jasa, dan dapat melakukan transaksi bisnis.

PUTU RUSDI ARIAWAN 14


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pemasaran
merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. sistem informasi
pemasaran mempunyai enam komponen yang sama dengan sistem informasi secara
umum yaitu komponen – komponen input, model, output, basis data, teknologi dan
kontrol. Perbedaan komponen – komponen ini antar sistem – sistem informasi lainnya
adalah konteks letak dari sistem – sistem informasinya.
Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi,
penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap
sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan.

PUTU RUSDI ARIAWAN 15


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 16

You might also like