You are on page 1of 9

ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ ٰ َم ِن الر‬

‫َّح ِيم‬
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

‫وبركتثه ورهمتثلّهي ليكوم أسّلموا‬


Assalamua’laikum warohmatullohi wabarakaatuh
Semoga Rahmat dan Karunia-Nya tercurah kepadamu

‫ا ْل َح ْم ُد ِهللِ َر ِّب‬  ‫ص ْحبِ ِه أَ ْج َم ِع ْي َن أَ َّما بَ ْع ُد‬ َ ‫َوا ْل ُم ْر‬


َ ‫سلِ ْي َن َو َعلَى اَلِ ِه َو‬
‫ف ْاألَ ْنبِيَا ِء‬
ِ ‫سالَ ُم َعلَى أَش َْر‬ َّ ‫ا ْل َعالَ ِم ْي َن َوال‬
َّ ‫صالَةُ َوال‬
Al-hamdu Illhi Rab'bi Al-'alamin Wals'salaahu Wals'salaamu Aalaa Aashrafi Al'aanbia'ai
Walmursalin Wa'alaa Aalihi Wasahbihi Aajma'in Aam'ma Ba'du

Artinya: Segala puji bagi Allah Sang Penguasa alam semesta. Semoga salawat serta keselamatan
tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia. Berserta keluarga dan sahabat-sahabatnya,
semuanya.

.‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬


َ ْ‫سنَا َو ِمن‬
ِ ‫سيِّئَا‬ ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُرهُ َونَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِمن‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ َون‬
ْ َ‫نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ُ‫ض َّل لَه‬ِ ‫َمنْ يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬
َ ‫سلِّ ْم َعلَى‬
‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫ي لَه‬
َ ‫ص ِّل َو‬ َ ‫ضلِ ْلهُ فَالَ َها ِد‬
ْ ُ‫َو َمنْ ي‬
‫ص ْحبِ ِه أَ ْج َم ِع ْي َن أَ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫َو‬
Nahmaduhu Wanasta'einuhu Wanastaghfiruhu Wana'oudhu Biallhi Min Shurouri Aanfusina
Wamin Sa'yi'iati Aa'malina. Man Yahdihi Al-lhu Falaa Mudil'la Lahu Waman Yudlilhu Falaa
Hadeia Lahu. Aall'lahum'ma Sal'li Wasal'lim Aalaa Sa'yidina Muham'madan Wa'alaa Aalihi
Wasahbihi Aajma'eina Aam'ma Ba'du

Artinya: Kami panjatkan segala puji padaNya dan kami meminta pertolonganNya. Seraya
memohon ampun dan meminta perlindunganNya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan
amaliahku. Barangsiapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang bisa
menyesatkannya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa
memberinya petunjuk. Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam bagi Muhammad saw berserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.
Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT pada tanggal 17 Ramadhan, yang bertanda
resminya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul, adalah tentang pendidikan, khususnya masalah
kedokteran. Seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Alaq (Segumpal Darah) (1-19) :

ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ ٰ َم ِن الر‬


‫َّح ِيم‬
Bismillahirrahmanirrahim

َ َ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب َِّك الَّ ِذي َخل‬


‫ق‬
IQRA BISMIRABBIKALLADZI KHOLAQ
(Bacalah dengan nama Tuhanmu)

‫ق‬ َ ‫ق اإْل ِ ْن َس‬


ٍ َ‫ان ِم ْن َعل‬ َ َ‫َخل‬
KHOLAQOL INSANA MIN ALAQ
(Yang menjadikan kamu dari segumpal darah)

‫ا ْق َر ْأ َو َرب َُّك اأْل َ ْك َر ُم‬


Iqra'a Warab'buka Al-'aakram
(Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah)

‫الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬


Al-'ladhi Aal'lama Bialqalam
(Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam)

َ ‫َعلَّ َم اإْل ِ ْن َس‬


‫ان َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Aal'lama Al-iinsana Ma Lam Ya'lam
(Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya)

ْ َ‫ان لَي‬
‫ط َغ ٰى‬ َ ‫َكاَّل إِ َّن اإْل ِ ْن َس‬
Kal'la Iin'na Al-iinsana Laatghaa

Dst…

Kedua ayat yang masuk dalam surat Al-Alaq (Segumpal Darah) itu merupakan dua ayat
pertama dari seluruh isi Al-Qur'an yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Meskipun sangat singkat, hanya terdiri dari beberapa kata saja, namun telah menjadi
inspiratur/motivator bagi para ilmuwan muslim pada abad pertengahan untuk menganalisa,
meneliti, dan mencoba berbagai fenomena tubuh manusia. Dengan menganalisia, meneliti dan
mencoba mereka hasilkan beragam teori/tehnik "terapi rehabilitasi" sampai "penyembuhan
pasien".

Adapun HIKMAH SURAT AL-ALAQ : 2


Banyak hikmah yang bisa diperoleh dengan adanya masalah
kedokteran pada wahyu tersebut. Antara lain :
1. Mendorong kita untuk melihat, merenungkan, dan meneliti, pokoknya berkiprah
dengan usaha mempertahakan tubuh dari segala bentuk gangguan, yang kemudian
dipersembahkan untuk kepentingan manusia.
2. Membuktikan bahwa kedokteran itu integral dengan Islam. Bila selama ini timbul kesan
adanya gap antara keduanya, malah yang ekstrimnya, ada yang menganggapnya
masing-masing sebagai urusan duniawi dan ukhrowi, itu sebagai warisan Belanda
selaku penjajah yang melalui taktiknya, telah memberikan beragam opini keliru kepada
ummat Islam selaku pihak terjajah. Dengan adanya pengkajian terhadap sejarah
kejayaan Islam di bidang sains dan teknologi, kesan menyesatkan itu mulai bergeser
secara bertahap.
3. Menunjukkan darah itu sebagai inspirator dan indicator yang berkaitan dengan berbagai
masalah kedokteran.

Seorang yang sakit diperbolehkan untuk berobat agar sembuh dari penyakitnya. Setiap
muslim seharusnya meyakini bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pula yang
menurunkan obatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ِشفَا ًء لَهُ اَ ْن َز َل إِاَّل َدا ًء هللاُ اَ ْن َز َل َما‬


Ma Aanzala Al-lhu Da'aan Iil'la Aanzala Lahu Shifa'aan

“Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya.” (HR.t Al-
Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Dalam hadits yang lain beliau bersabda,

‫ْب َد َوا ُء ال َّدا ِء بَ َرأَ بِإ ِ ْذ ِن هللاِ َع َّز َو َج َّل‬ ِ ُ‫ فَإِ َذا أ‬،ٌ ‫لِ ُكلِّ َدا ٍء َد َواء‬
َ ‫صي‬
Likul'li Da'aan Dawa'a An، Faiidha Ausiba Dawa'au Al-d'da'ai Bara'aa Biiidhni Al-lhi Aaz'za Wa
Jal'la

“Setiap penyakit ada obatnya, jika suatu obat itu tepat (manjur) untuk suatu penyakit,
maka penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Muslim dari
Jabir radhiyallahu ‘anhu)

II
Saudaraku seiman sekalian, dalam usaha untuk mencari sarana kesembuhan,
seorang muslim seharusnya memperhatikan hal-hal berikut:

1. Bahwa obat dan dokter hanya sebagai sarana penyembuhan, sedangkan yang benar-
benar menyembuhkan adalah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, mengisahkan Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam,

‫ت َوإِ َذا‬ ِ ِ‫يَ ْشف‬


ُ ْ‫ين فَه َُو َم ِرض‬
Waiidha Maridtu Fahoua Yashfeini

“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” (Qs. Asy Syu’araa’: 80)

‫صيبُ بِ ِه َمن يَ َشا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه َوهُ َو ْال َغفُو ُر الر‬ ُ ِ‫َوإِن يَ ْم َس ْسكَ هّللا ُ ب‬
َ ‫ض ٍّر فَالَ َكا ِشفَ لَهُ إِالَّ هُ َو َوإِن ي ُِر ْد‬
ِ ُ‫ك بِ َخي ٍْر فَالَ َرآ َّد لِفَضْ لِ ِه ي‬

َ ‫ف لَهُ إِالَّ هُ َو َوإِن ي ُِر ْد‬


‫ك ِب َخي ٍْر‬ ِ ‫ْك هّللا ُ بِضُرٍّ فَالَ َك‬
َ ‫اش‬ َ ‫َوإِن يَ ْم َسس‬

Wahua Al-ghafuru Al- r'rahim Waiin Yamsaska Al-l'lhu Bidur'ran Falaa Kashifa Lahu Iila'aa Hua
Waiin Yuridka Bikharan Falaa Ra'aad'da Lifadlihi Yusibu Bihi Man Yasha'au Min

“Jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka
tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Qs. Yunus: 107)

َ ‫ف لَهُ إِالَّ هُ َو َوإِن يَ ْم َس ْس‬


‫ك بِ َخي ٍْر فَه َُو َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ ِ ‫ْك هّللا ُ بِضُرٍّ فَالَ َك‬
َ ‫اش‬ َ ‫َوإِن يَ ْم َسس‬
Waiin Yamsaska Al-l'lhu Bidur'ran Falaa Kashifa Lahu Iila'aa Hua Waiin Yamsaska Bikharan
Fahua Aalaa Kul'li Sha'aan Qadiran..

“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (Qs. Al An’aam: 17)

2. Ikhtiar (usaha) dalam mencari obat tersebut tidak boleh dilakukan dengan cara-cara
yang haram dan syirik.
Yang haram ini seperti berobat dengan menggunakan obat yang terlarang atau barang-
barang yang haram karena Allah tidak menjadikan penyembuhan dari barang yang
haram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫او ْوا َوالَ تَتَ َد‬


‫او ْوا بِ َح َر ٍام‬ َ َ‫إِ َّن هللاَ َخل‬
َ ‫ فَتَ َد‬،‫ق ال َّدا َء َو ال َّد َوا َء‬
Iin'na Al-lha Khalaqa Al-d'da'aa Wa Al-d'dawa'aa، Fatadawawa Walaa Tatadawawa Biharaman

“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan


janganlah berobat dengan (obat) yang haram.” (HR. Ad-Daulabi dalam Al Kuna, dihasankan
oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahaadits Ash Shahiihah no. 1633)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫يَجْ َعلْ ِشفَا َء ُك ْم فِ ْي َح َر ٍام‬


‫إن هللاَ لَ ْم‬
In'na Al-lha Lam Yaj'al Shifa'aakum Fiy Haraman

“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan (dari penyakit) kalian pada hal-hal
yang haram.” (hadits riwayat Abu Ya’la VI/104 no..6930, Majma’uz Zawaa-id V/86 dan Ibnu
Hibban (no. 1397-Mawaarid), lihat Shahiih Mawaaridizh Zham-aan no. 1172, dari Ummu
Salamah radhiyallahu ‘anha, hasan lighairihi)

Dan tidak boleh juga berobat dengan hal-hal yang syirik dan haram, seperti;
pengobatan alternatif dengan cara mendatangi dukun, tukang sihir, paranormal, “orang
pintar”, menggunakan jin, pengobatan dengan jarak jauh, atau sebagainya yang tidak
sesuai dengan syariat, sehingga dapat mengakibatkan jatuh dalam syirik dan dosa besar
yang paling besar. Orang yang mendatangi dukun atau orang pintar tidak akan diterima
shalatnya selama 40 hari.

‫ َم ْن أَتَى َعرَّافًا‬.‫ فَقَ ْد َكفَ َر بِ َما أُ ْن ِز َل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬،ُ‫ص َّدقَهُ بِ َما يَقُ ْول‬
َ َ‫أَ ْو َكا ِهنًا ف‬
Man Aataa Aar'rafana.. 'aawkahinana Fasad'daqahu Bima Yaqulu.. ، Faqad Kafara Bima Aunzila
Aalaa Muham'madan.

“Barangsiapa yang mendatangi orang pintar/tukang ramal atau dukun lalu ia


membenarkan apa yang diucapkanny, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad II/408,
429,476, al Hakim I/8 Shahiih al-Jaami’ish SShaghiir no.5939 dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, shahih).

Apabila seseorang terkena sihir, guna-guna, santet, kesurupan jin dan lainnya atau
penyakit menahun yang tak kunjung sembuh, maka tidak boleh sekali-kali bagi seorang
muslim atau muslimah mendatangi dukun, tukang sihir atau paranormal, karena datang
kepada mereka adalah dosa besar. Dan tidak boleh pula bertanya kepada mereka tentang
penyakit maupun hal-hal yang ghaib karena tidak ada yang tahu perkara yang ghaib
melainkan hanya Allah saja, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak tahu
perkara yang ghaib.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫صي ُر أَفَالَ تَتَفَ َّكر‬


‫ُون‬ ِ َ‫ي قُلْ هَلْ يَ ْستَ ِوي األَ ْع َمى َو ْالب‬ َ ‫إِالَّ َما ي‬
َّ َ‫ُوحى إِل‬
ٌ َ‫ْب َوالَ أَقُو ُل لَ ُك ْم إِنِّي َمل‬
‫ك‬ َ ‫قُل الَّ أَقُو ُل لَ ُك ْم ِعن ِدي َخ َزآئِ ُن هّللا ِ َوالَ أَ ْعلَ ُم ْال َغي‬
Qul La'aa Aaqoulu Lakum Aindi Khaza'aa'iinu Al-l'lhi Walaa Aa'lamu Al-ghaba Walaa Aaqoulu
Lakum Iin'ni Malakan Iin Aat'tabi'u Iila'aa Ma Youhaa Iila'ya Qul Hal Yastawi Al-'aa'maa
Walbaseiru Aafalaa Tatafak'karouna

“Katakanlah, ‘Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan
tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku
seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah:
‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak
memikirkan(nya)?” (Qs. Al An’aam: 50).

Allah Ta’ala berfirman,

‫ت ِمنَ ْال َخي ِْر َو َما َم َّسنِ َي السُّو ُء إِ ْن‬ َ ‫نت أَ ْعلَ ُم ْال َغي‬
ُ ْ‫ْب الَ ْستَ ْكثَر‬ ُ ‫ض ّراً إِالَّ َما َشا َء هّللا ُ َولَوْ ُك‬َ َ‫ك لِنَ ْف ِسي نَ ْفعا ً َوال‬ ُ ِ‫قُل الَّ أَ ْمل‬
َ‫أَنَاْ إِالَّ نَ ِذي ٌر َوبَ ِشي ٌر لِّقَوْ ٍم ي ُْؤ ِمنُون‬
Qul La'aa Aamliku Linafsi Naf'aan Walaa Dar'raan Iila'aa Ma Sha'aa Al-l'lhu Walaw Kuntu
Aa'lamu Al-ghaba Laastakthartu Mina Al-khari Wama Mas'saneia Al-s'sou'au Iin Aana Iila'aa
Nadheiran Wabasheiran L'liqawman Yuu'minouna

“Katakanlah, ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak
kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib,
tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan.
Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang
beriman”. (Qs.Al A’raaf: 188)
II
Masuknya pemikiran ilmuwan Islam telah memberikan pengaruhnya pada segi-segi tertentu
dalam kerja dan manajemen pemikiran bangsa Eropa, yang gilirannya mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya sehari-hari secara estafet. Karenanya, suka tidak suka, ilmuwan Eropa mana pun
dalam karirnya umumnya mengkaji teori-teori yang dalam
sejarah perjalanan perkembangannya bertitik-tolak dari pemikir Islam yang banyak diilhami
oleh kandungan Al-Qur'an. Hanya bereferensikan surat "Al-Alaq" (Segumpal Darah) ayat
pertama, misalkan, berapa banyak temuan ibnu Sina tentang kedokteran, yang
kemudian dijadikan pedoman oleh para tabib di Eropa, terutama
dalam menangani penyakit yang mewabah serta menular.

Islam datang sebagai rahmatalil’alamin ajarannya tidak hanya menyangkut tetapi juga
mengandung sumber acuan dalam mengatasi gangguan jiwa.

1 Gangguan Jiwa dapat diartikan kumpulan dari keadaan yang tidak normal, baik yang
berhubungan dengan fisik maupun mental. Keabnormalan tersebut tidak disebabkan oleh sakit atau
rusaknya bagian anggota tubuh, meskipun kadang gejalanya terlihat pada fisik. Dalam hal ini sakit
jiwa yang dimaksud adalah stress (tekanan batin ), depresi (keriangan yang petologis) dan
kebanyakan mereka yang berusia antara 15-40 tahun.

Allah SWT berfirman, �Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati Orang yang
beriman Menjadi Tentram� (QS. Ar-Rad : 28)

ْ َ‫ط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ۗ أَاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬


ُ‫ط َمئِ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ َ‫ين آ َمنُوا َوت‬
َ ‫الَّ ِذ‬
Al-'lazhina Aamanu Watatma'iin'nu Qulubuhum Bidhikri Al-l'lahi ۗ Aala Bidhikri Al-l'lahi
Tatma'iin'nu Al-qulubu

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Dale Carnigie, seorang penulis besar tentang iImu-ilmu kejiwaan, dengan jelas dan tegas
mengatakan tentang pengaruh iman dalam mencegah Ketegangan : �para dokter kejiwaan
sepakat bahwa keimanan yang kokoh dan berpegang pada Agama dapat menghilangkan
ketegangan syaraf dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit�. Seorang Ilmuwan bernama
Budley, mengatakan tentang pengaruh iman kepada Allah, �Saya sama sekali tidak pernah
mengalami ketegangan padahal saya hidup di gurun pasir. Bahkan saya hidup di surga Allah
karena saya mendapatkan ketenangan, sikap Qana�ah (menerima apa adanya), dan sikap
Ridha (Rela). Banyak orang yang menertawakan sifat �pasrah kepada Tuhan� yang telah
diyakini oleh orang-orang Muslim Arab. Tapi siapa yang tahu; justru orang-orang Muslim
inilah yang benar dan telah menemukan hakikat kebenaran. Dengan cara yang aku dapatkan
dari orang-orang Arab ini, aku lebih dapat menenangkan syarafku daripada ribuan obatobat
Penenang�

Ada golongan yang mewajibkan apabila sakitnya parah, obatnya berpengaruh, dan ada
harapan untuk sembuh sesuai dengan sunnah Allah Ta`ala. Inilah yang sesuai dengan petunjuk
Nabi saw. yang biasa berobat dan menyuruh sahabat-sahabatnya berobat, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Imam Ibnul Qayyim di dalam kitabnya Zadul-Ma`ad. Dan paling tidak,
petunjuk Nabi saw. itu menunjukkan hukum sunnah atau mustahab.

Oleh karena itu, pengobatan atau berobat hukumnya mustahab atau wajib, apabila
penderita dapat diharapkan kesembuhannya. Sedangkan jika sudah tidak ada harapan sembuh,
sesuai dengan sunnah Allah dalam hukum sebab-akibat yang diketahui dan dimengerti oleh para
ahlinya --yaitu para dokter-- maka tidak ada seorang pun yang mengatakan mustahab berobat,
apalagi wajib. Apabila penderita sakit diberi berbagai macam cara pengobatan --dengan cara
meminum obat, suntikan, diberi makan glukose dan sebagainya, atau menggunakan alat
pernapasan buatan dan lainnya sesuai dengan penemuan ilmu kedokteran modern-- dalam waktu
yang cukup lama, tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka melanjutkan
pengobatannya itu tidak wajib dan tidak mustahab, bahkan mungkin ke balikannya (yakni tidak
mengobatinya) itulah yang wajib atau mustahab. Maka memudahkan proses kematian --kalau
boleh diistilahkan demikian-- di mana dokter hanya meninggalkan sesuatu yang tidak wajib dan
tidak sunnah, sehingga tidak dikenai sanksi, maka tindakan pasif ini adalah bolehdan dibenarkan
syariat. Terutama bila keluarga penderita mengizinkannya dan dokter diperbolehkan
melakukannya untuk meringankan si sakit dan keluarganya, insya Allah.

Semua itu dengan pertimbangan bahwa membiarkan si sakit dalam kondisi seperti itu
hanya akan menghabiskan dana yang banyak bahkan tidak terbatas. Selain itu juga menghalangi
penggunaan alat-alat tersebut bagi orang lain yang membutuhkannya dan masih dapat memperoleh
manfaat dari alat tersebut. Di sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu
hanya menjadikan sanak keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin
sampai puluhan tahun lamanya.

Saudara-saudaraku sekalian hanya ini yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat buat
kita semua dan dapat mengambil hikmah dari tausiah tersebut. Mohon maaf atas perkataan yang
tidak berkenan dihati saudara sekalian, karena yang salah datang dari diri saya sendiri dan yang
benar hanya datang dari Allah SWT.

‫موه ّمد عليآالوا موه ّمد آالشولّي ألّهو ّما أستغفيرولّوهلزيم‬


‫مينهوم أكهي أل موكمينت ولموكمينيينا ألّهو ّمغفيرليلموسليمينولموسليمت‬

‫هجت قدهيل يا د'وت موجييبود قورييبوم سمييون إينّكا أموت ول‬

Astaghfirullohalazim allahumma sholli ala muhammad wa ala ali Muhammad….


Allhummaghfirlilmusliminawalmuslimaat walmukminiina wal mukminat al akhyaai minhum wal
amwaat innaka samiiun qoriibum mujiibud da'awaat yaa qaadhiyal haajat...

.
‫فيل وزيدتن فيلجسدأفيتنوا في ّديين سلمتن نسلوكا إينّا ألّهو ّما‬
‫موت إيندل ورهمتن موت قوبلل توبتنوا في ّريزكي وبركتن إيلمي‬

.‫موت ب'دل ومغفيروتن‬. ‫موت سكرتيل فيي ألينا ه ّوين ألّهو ّما‬

‫ميننّر ونّجتم‬. ‫هيسب إيندل أفوا ول‬


Allahumma inna nasaluka salaamatan fiddiin wa aafiyatan filjasad waziyaadatan fil ilmi
wabarakatan firrizki wa taubatan qoblal maut warahmatan 'indal maut wamaghfirotan ba'dal
maut……Allahumma hawwin alaina fii sakaraatil maut.. Wannajatam minannaar... wal 'afwa
'indal hisaab...

‫شيغرو ربّنا كما ورهمهوما وليوليدنا ألّهو ّمغفيرلنا‬. ‫ه ّكا ه ّكا أرينل ألّهو ّما‬

‫تينبا ورزوقنج بثيال أرينلوا ورزوقنتّهيب'ا‬. ‫مين هبلنا روبّنا‬

‫مينل فتكوننّا فيلّمتغفيرلنا أنفوسنا وج'لنا أ'ون قو ّروتا وزورّيتينا أزوجينا‬

‫كهوسريين‬. ‫وقينا هسنه أكهيروتي فيلوا هسنه في ّدونا أتينا روبّنا‬

.‫أزبنّر‬
Allahummaghfirlana waliwaalidayna warhamhuma kama rabbayana shigoro...Allahumma arinal
haqqa haqqa warzuqnatthiba'a wa arinal bathila bathila warzuqnaj tinaba...Robbana hablana
min azwajina wazurriyyatina qurrota a'yun waj'alna lilmuttaqiina imama...Robbana zolamna
anfusana faillamtaghfirlana fatakunanna minal khosiriin...Robbana aatina fiddunya hasanah wa
fil aakhiroti hasanah waqina azabannaar..

You might also like