Professional Documents
Culture Documents
II.I PERMASALAHAN: Mana yang lebih menyenangkan dan bermanfaat, Ketika seseorang
dicintai orang lain, mencintai orang lain, atau saling mencintai satu dengan yang lain?
2. Cinta cenderung konstan. Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik
perasaan kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa kekasih lebih hebat
dibanding saat bersama, itu pertanda kita mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis.
Lantas saat kembali bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala
bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih hebat saat kita berdekatan
dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita
terkecoh oleh daya tarik fisik. Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita
menyukainya dalam kadar sebanding.
3.Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik penting.
Tapi bahaya bila kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor
lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi setiap kontak fisik.
Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan bila kita dan pasangan saling menyukai
personalitas masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap
kontak fisik hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi
terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari
permulaan.
4.Cinta tidak buta, tapi menerima. Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta
melihat dan menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan
mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan itu haruslah
didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa
jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan
penuh nafsu menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat
keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang sangat mungkin
diperbaiki.
5.Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan . Orang yang benar-benar mencinta
memperhatikan perkembangan hubungan dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang
mungkin merusak hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat,
mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja
berusaha keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar kekasih
menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta menyenangkan
pasangan untuk memperkuat hubungan.
6. Cinta berani melakukan hal menyakitkan. Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang
yang sungguh- sungguh mencinta memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian
untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang berkata
"tidak" saat anaknya minta es krim, padahal sedang flu. Begitulah kita semua seharusnya bersikap
pada pasangan.
7.Cinta ibarat mawar mekar. Seorang lelaki bersama isterinya dan anak mereka duduk dalam
sebuah restoran. Suami berkenaan melayangkan pandangan ke tempat lain tanpa menatap wajah
isteri dan anak-anak. Begitu juga si isteri yang melihat ke kiri dan kanan tetapi tidak kepada wajah
suami dan anak-anaknya. Anak-anak pula memandang ke tempat lain tetapi tidak kepada kedua ibu
bapak mereka. Tiada sesiapa yang mengeluarkan bicara, masing-masing membisu. Peristiwa
sedemikian bukan sandiwara tetapi realita dalam kehidupan, baik di luar atau rumah sendiri.
Mereka boleh duduk semeja tetapi tidak berbicara dan di wajah masing-masing ada riak-riak
kebosanan. Kebanyakan suami isteri menganggap ‘cinta’ terlalu sukar untuk diucapkan atau lucu
jika dibisikkan. Bagi mereka zaman keemasan cinta berlalu seiring usainya bulan madu dan
kehidupan rumah tangga. Cinta hanya dianggap kenangan masa silam. Cinta dalam pernikahan
seolah-olah menjadi beban. Suami atau isteri yang masih berbicara kata cinta dianggap ‘kekanak-
kanakan’ atau ‘tidak hidup dalam realiti’. Ada pula yang menganggap cinta bukan lagi masanya
dalam kehidupan berumah tangga. Justru, timbul persoalan, adakah mereka berkawin karena cinta
tetapi hidup berumah tangga bukan karena kalimah berharga itu? Kebanyakan kita menggunakan
cinta sebagai batu loncatan untuk memasuki alam pernikahan. Tetapi, selepas lenyapnya maksud
cinta, kita tidak mempedulikan perkara itu sedangkan ia tali yang mengikat kasih sayang suami
isteri.
Dalam banyak pernikahan, hilangnya cinta bukan akibat penghianatan suami atau isteri. Cinta
lenyap dari pernikahan karena kita sendiri beranggapan cinta tidak seharusnya ada dalam
pernikahan.
Kita menganggap pernikahan terlalu serius untuk membibitkan cinta. Ini terjadi kerana kita
membuat kesimpulan bahwa tempo bercinta sudah berakhir. Sekali lagi, cinta hanya dapat dan
boleh dikenang, bukan untuk dibawa bersama ke alam rumah tangga. Sepatutnya cinta tetap hadir
dalam rumah tangga dan dibelai hingga ke akhir hayat. Cinta yang suci ibarat bunga yang mekar
dan mengeluarkan bau dan ia memberi kesegaran kepada rumah tangga. Dalam perhubungan rumah
tangga, cinta perlu dijadikan sebagai alat untuk menyemai kasih sayang.
Ada beberapa cara untuk mewujudkan penghargaan dan cinta kepada suami atau isteri.
1. Pertama, gunakan pelbagai kesempatan untuk mengungkapkan kepadanya bahawa kita bersyukur
sebab Tuhan memberikan dia sebagai suami atau isteri kita. Dengan kata lain, kehadiran pasangan
bukan sekadar diinginkan tetapi dihargai. Dia begitu bernilai bagi kita. Kita dapat menunjukkan
penghargaan melalui ucapan terima kasih, sentuhan lembut, tatapan sayang atau melakukan sesuatu
yang disukainya.
2. Kedua, bersikaplah lemah lembut. Perlakuan kasar bukan saja meninggalkan luka kepada si
penerima tetapi meninggalkan kesan negatif. Perhatikan prinsip ini, semakin halus kita
memperlakukannya, semakin bernilai dia di hadapan kita. Semakin kasar kita memperlakukannya,
semakin rendah dia di mata kita.
3.Ketiga, utamakan kepentingan pasangan kita berbanding orang lain. Cinta terungkap dengan jelas
dalam wadah perbandingan. Siapa atau apa yang kita dahulukan mencerminkan siapa atau apa yang
penting bagi kita. Dalam melafaskan ucapan kasih sayang, kadangkala kita perlu berkorban bagi
membuktikan kepada pasangan bahwa dialah orang yang kita hargai dalam kehidupan berumah
tangga. Berterima kasih, lemah lembut atau memberi keutamaan kepada pasangan melambangkan
penghargaan kita terhadapnya. Ungkapan seperti ‘engkau berarti dalam hidupku’ patut dijadikan
tangkal untuk pasangan suami isteri dalam mengharungi alam rumah tangga. " keutamaan bagi yg
mencintai adalah berada pada yg dicintainya Keutamaan bagi pecinta adalah ketakutan akan
ditinggalkan yg mencintainya.
VI. DISKUSI:
Dengan cara perlakuan cinta yang berbeda-beda. Cinta dengan orang tua bisa ditunjukkan lewat
membantu mengerjakan tugas rumah, mendapatkan nilai bagus, belajar tekun dan tidak
membohongi mereka. Cinta kepada tuhan bisa kita lakukan lewat shalat tepat 5 waktu, berdoa,
berdzikir, menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Cinta kepada sahabat bisa
ditunjukkan dengan cara selalu mendengarkan curahan hati mereka, mendengarkan keluh kesah
mereka dan sahabat yang baik selalu ada disaat waktu yang dibutuhkan. Kelihatannya aneh, cinta
kok kepada guru? Tapi apa salahnya kalau kita mencintai semua orang (Tapi jangan diartikan
sebagai suatu hal yang negatif), setiap hari guru selalu sabar menghadapi murid-muridnya yang
bandel, mengajar dengan baik walau kadang tidak semua murid mendengarkannya. Paling tidak
sebagai ungkapan cinta kita, kita bisa melakukan dengan hal-hal yang kecil dulu seperti
mendengarkan setiap pelajaran berlangsung, bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru,
mendapatkan ranking di kelas, dan dengan menjaga nama baiknya. Cinta bisa juga diungkapkan
lewat kasih sayang yang tulus.
MAKNA CINTA
Sejenak ku terfikir apakah makna cinta, Mungkinkah cinta itu mudah untuk dijual beli,. Atau cinta
itu adalah sesuatu perasaan yang suci dan murni... Ya, aku sadar bahwa cinta itu suci dan murni,
Hanya manusia yang membuat cinta menjadi tidak suci dan murni...Tuhan...
Mengapa harus ada manusia yang bermain dengan perasaan orang lain,
Mengapa tidak semua manusia setia pada kekasih mereka...
Tapi aku tahu...itulah kenyataan mengenai kehidupan ini... Lelaki,
Andainya kau menyintai siDia, Berterus teranglah kepadanya dengan apa cara sekali pun,
Jangan kau takut dengan penerimaannya, Karena sesungguhnya Tuhan tidak akan mengkabulkan
permintaanmu,
Jika kau tidak berusaha...
Lelaki,
Untuk kau membuktikan cinta mu itu,
Tidak perlu dengan peluk cium,
Tapi cukuplah dengan kesetiaan dan kejujuranmu...
Setialah kepada siDia,
Dan hadapilah segala masalah bersama...
Wanita,
Jagalah adap dan kesopananmu sebagai seorang wanita Timur,
Janganlah kau menjadi wanita yang tidak mempunyai pegangan hidup...
Jangan kau mempermainkan hati seorang lelaki,
Kerna kau akan mendapat balasan daripada perbuatanmu itu...
Berhati-hatilah ketika memilih seseorang menjadi kekasihmu,
Janganlah sampai kau ditipu oleh mereka,
Jagalah nama mu dengan baik...
Teman,
Andai kau terpaksa menghadapi sebuah perpisahan,
Terimalah dengan hati yang terbuka,
Percayalah kepadaNya,
Andai sudah jodoh kau dengan siDia,
Berpisah seribu tahun pun kau tetap akan bersama dengan Dia juga...
Tetapi andainya siDia tidak kembali kepada pangkuanmu,
Jangan sesekali kau tangisi pemergiannya,
Redhalah walau jauh disudut hatimu terluka,
Percayalah teman, setiap apa yang terjadi ada hikmah disebaliknya,
Dan sesungguhnya perpisahan itu sebenarnya menguji kesabaran kita...
Setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan,
Cuma yang bedanya ialah salam perpisahan itu sementara atau selama-lamanya,
Oleh itu jagalah siDia sebaik-baiknya sewaktu Dia masih berada disisimu.
if love isn't real, why do peple die for the lack of it?
If love isn't real, what is that unexplainable feeling you get inside?
If love isn't real, why is every book, film and song about it?
If love isn't real, why do we search for it our whole lives?
If love is real, why am I the only one who doesn't have any?
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita mengenal yang namanya cinta. Mungkin kita semua bisa
mengartikan apa itu cinta, tapi tidak ada satu orangpun yang bisa mengartikan makna cinta yang
sesungguhnya.
Suatu hari ada seorang laki-laki yang sedang duduk termenung. Ia duduk seolah-olah ada suatu
masalah yang sangat berat sedang menimpa dirinya, tak lama kemudian ada seorang perempuan
menghampirinya. Perempuan itupun mengulurkan tangan dan menyebut namanya (ANITA).
Dengan spontan lelaki itupun langsung berdiri tegak dan menyebutkan namanya pula (PUTRA).
Setelah itu mereka berdua saling berjabat tangan, Anita tersenyum sebagai tanda perkenalan.
Beberapa menit kemudian Anita dan Putra berbincang-bincang,
Anita: Putra aku minta maaf, jika tadi secara tiba-tiba aku menghampirimu!
Putra: Ah…tak apa-apa, aku malah senang bisa berkenalan denganmu, tapi apa maksudmu
menghampiriku?
Anita: Sebenarnya aku tak ada maksud tuk menghampirimu, tapi raut wajahmulah yang
mendorongku tuk menhampirimu. Emangnya kamu lagi ada masalah apa sih? Sampai-sampai kamu
duduk termenung dan hampir meneteskan air mata.
Putra: Sebenarnya aku mempunyai masalah yang cukup menyakitkan, aku baru saja putus
dengan Pacarku.
Anita: Ooo… jadi itu masalah kamu? Sebenarnya jika kamu mengetahui lebih banyak tentang arti
cinta mungkin kamu takakan terlalu sedih seperti ini.
Putra: Iya deh ..aku akan mencoba untuk enggak berlarut-larut dalam kesedihan dan aku akan
mencoba tuk lebih memahami makna cinta yang sesungguhnya. Makasih ya Nit atas nasehatmu.
Pertemuan Anita dan Putra menunjukkan bahwa cinta memang tak harus memiliki. Dan kita sebagai
remaja yang sedang dimabuk cinta, harus bisa memahami..apa itu cinta…?
Cinta itu semakin dicari, semakin tidak ditemukan.
Cinta adanya di dalam lubuk hati,
ketika kita dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
ketika pengharapan dan keinginan berlebihan akan cinta
maka yang didapat adalah kehampaan.
Tak ada satupun yang didapat serta tidak dapat dimundurkan kembali.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terima cinta apa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta.
Perkawinan merupakan proses mendapatkan kesempatan.
Ketika kau mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada,
maka kau akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka
sia-sialah waktumu untuk mendapatkan perkawinan itu.
Karena kesempurnaan itu hampa adanya
Jangan mencari cinta padahal itu hawa nafsu...
TENTANG CINTA
Apakah cinta
selalu menyediakan airmata?
Apakah cinta
selalu menyediakan harapan?
Cinta akan lahir pada saat yang tepat tanpa kita ketahui kapan, dan tanpa kita ketahui kepada siapa.
Jika suatu hari pasangan anda mengatakan "Aku tak mencintaimu lagi", Let it go, walaupun
practically susah bagi sebagian orang. Biarkan berlalu karena cinta tak dapat
dipaksakan. Jika cinta dipaksakan cinta tersebut layaknya akan dapat meledak menjadi kebencian.
Let it go. Cinta akan datang kembali kepada kamu suatu waktu, entah kapan
pokoknya pada waktu yang tepat menurut ukuran Tuhan.
Tuhan tak akan membiarkan kamu sendirian.
Tanamkan kasih maka kamu akan bertahan jika kekasihmu mengatakan, "Aku tak mencintaimu
lagi" Berat memang, apalagi jika kita masih mengasihi dia. Jika kamu dan pasangan kamu memiliki
kasih, kamu berdua boleh mengatakan : "Orang ketiga ? Siapa takutttt"
Ringkas cerita:
Pada hidup percintaan semua akan jadi indah, matipun mau demi do'i. Cinta dan Nafsu meskipun
puncak akhirnya sering sama - extacy, ternyata dalam otak kita terstruktur lain, cinta lebih
dikarenakan rasa kemauan kuat/ambisi, sedang nafsu kadarnya hanya keinginan. Baik cinta dan
nafsu itu bisa pudar dalam diri kita beramaan dengan hal2 lain yg dialami dan juga waktu. (Waktu
gawat perkawinan secara experimental ilmiah terjadi setiap 5 thn sekali rata2) Yang tinggal adalah
rasio akan kommitment saja. Jadi buat apalah beristri 4, satu saja bisa bosan, mana mau adil sama
empat2nya, masalah mampu membiayai 4 istri sekarang, belum tentu tahun depan mampu
membiayai lagi, kasihan mengajak orang sengsara sambil menghancurkan hati/cinta istri2*) dan
perasaan2 anak dari yg lain yang baru tumbuh kehidupannya( *.ini ada ilmiahnya). Otak pria dan
otak wanita reaksinya lain terhadap cinta. Pada otak pria akan lebih terjadi aktivitas pada sensor
yang visual, jadi pria akan cenderung cinta pada wanita2 yg masih muda atau aktif
berreproduksi, pada nenek2 umur 80 tahun si Buyung akan geleng2 Ini lebih cocok kesisi
antrophology dimana pria adalah penerus bagi theory evolusi. Tapi otak wanita lebih susah lagi utk
ditebak, yang jelas aktivitas pada wanita yg jatuh cinta, terdapat dibagian pengaturan memory, dia
tdk
lagi peduli apa itu sudah tua, namun lebih kearah perasaan tenang damai, terlindungi.
Cinta yang diilhamkan oleh nafsu berlaku bila hati kotor, sering melakukan dosa dan tidak pula
bertaubat. Sifat-sifat keji seperti sombong, ujub, riak, gila puji, hasad dengki dan lain-lain sifat jahat
bersarang dalam hati tidak dikikis, maka ketika itu nafsulah yang akan jadi Tuhan dalam diri
sehingga apa saja yang dilakukan mengikut arahan nafsu. termasuk dalam meletakkan cinta, ukuran
yang diberi dan sebab jatuh cinta pun ikut selera nafsu.
Lelaki akan jatuh cinta pada perempuan yang mendedahkan kecantikannya hingga tubuh badan
perempuan itu sudah tidak terlindung lagi pada pandangan nafsunya. Cinta diberi ialah untuk
mengisi keinginan nafsu seks lelaki kepada perempuan. begitu juga wanita, jatuh cinta sebab lelaki
kaya, handsome bergaya, ada jawatan dan lain-lain keistimewaan yang disenangi oleh nafsu. lantas
cinta diberi dengan harapan mereka dapat tumpang kemewahan dan kesenangan hidup lelaki
tersebut. Jelasnya, cinta yang datang dari nafsu ditujukan untuk kesenangan nafsu semata-mata.
Bila bertaut dua cinta yang dilahirkan oleh nafsu yang punya kepentingan masing-masing maka
berlangsunglah babak-babak melahirkan rasa cinta. Dari surat menyurat, telefon, ziarah, keluar
makan-makan, berdua-duaan di taman bunga, dalam keadaan saling rindu merindukan.. Ketika itu
tak ada lain dalam ingatan melainkan orang yang dicintai. Sehari tak jumpa atau tidak telefon rasa
berpisah setahun. Sudah tidak malu pada orang sekeliling, apa lagi pada Allah yang Maha Melihat.
Lagi mereka tidak ingat dan takut. Lantaran itu mereka sanggup buat apa saja untuk membuktikan
kecintaan pada pasangan masing-masing.
Ada perempuan yang sanggup menyerahkan harga diri konon untuk buktikan cinta pada lelaki.
Yang lelaki pula rela bergolok bergadai untuk memberikan kemewahan pada perempuan sebagai
bukti cinta. Akhirnya bila yang perempuan telah berbadan dua, lelaki serta merta hilang cintanya.
habis manis sepah dibuang. Kalau pada lelaki pula, ada duit abang sayang, tak ada duit abang
melayang. Kalau pada suami pula, isteri seorang suami disayang, bila hidup bermadu kasih pada
suami
Itulah falsafah cinta nafsu yang melulu. Cintanya hanya selagi nafsu ada kepentingan. Cinta inilah
yang banyak melanda orang muda yang dilambung asmara. Hingga sanggup buat apa saja,
sekalipun bunuh diri, kalau kecewa dalam bercinta. Walhal sedap dan indahnya sekejap. Sakitnya
lama, sakit yang paling dahsyat ialah di neraka kelak. Inilah kemuncak cinta yang paling malang
dan memalukan.
Cinta nafsu kalau pun boleh bersambung sampai membina rumahtangga ia tetap akan menyeksa.
Kerana suami akan cinta pada isteri selagi isteri masih muda, seksi dan manja. Yakni selagi nafsu
dapat disenangkan. Bila isteri tua, kulit berkedut, tampal make-up lagi hodoh, rambut putih dan gigi
pun sudah banyak gugur seperti opah, badan pun sudah kendur, maka cinta suami akan beralih pada
gadis muda yang menarik. Sekaligus hilanglah cinta suami. Menderitalah isteri yang hilang
perhatian suami apalagi kalau terang-terang depan mata suami kepit perempuan lain, lagilah isteri
tersiksa.
Begitu juga si isteri. Cintakan suami selagi suami boleh membahagiakan dan menunaikan segala
keinginan nafsu. Selagi suami kasih dan sayang padanya. Andainya suami hilang kuasa, jatuh
miskin, masuk penjara atau suami kahwin lagi seorang maka serta merta hilang cinta pada suami.
Sebaliknya berbakul-bakul datang rasa benci pada suami yang dulu dipuja tinggi melangit. Begitu
mudah cinta bertukar jadi benci. Akibatnya berlakulah pergaduhan, masam muka, kata-mengata,
ungkit mengungkit, suami tidak pedulikan isteri dan isteri pun hilang hormat pada suami.
Rumahtangga panas dan menunggu saat untuk ditalqinkan ke kubur perceraian. Ketika itu tak ada
lagi pujuk rayu, cumbu mesra sebagaimana waktu cinta tengah membara. Maka doktor yang
menulis pun dituduh merendahkan wanita, jangan marah tau.
Itulah gara-gara cinta nafsu yang sudah menyusahkan manusia di dunia lagi.
Sebaliknya cinta yang dialirkan oleh Allah ke dalam hati, itulah cinta yang benar, suci lagi murni.
Cinta yang bukan diukur ikut pandangan mata, tapi ikut pandangan Allah. Ia bersebab kerana Allah
dan cinta diberi pun untuk dapat keredhaan Allah. Cinta begini tiada batasannya. Tidak pula kenal
jantina dan kedudukan. Dan cinta lahir hasil dari sama-sama cinta pada Allah.
Boleh berlaku pada lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, lelaki dengan perempuan,
antara murid dengan guru, suami dengan isteri, sahabat dengan sahabat, rakyat dengan pemimpin,
antara umat dengan Nabinya dan yang paling tinggi antara hamba dengan Tuhannya.
Kalau berlaku antara lelaki dengan perempuan yang tidak diikat oleh tali perkahwinan, mereka tak
akan memerlukan untuk berjumpa, bercakap atau melakukan apa saja yang bertentangan dengan
kemahuan Allah. Cinta mereka tidak akan dicelahi oleh nafsu berahi. Sebaliknya cinta itu ialah
tautan hati yang berlaku walaupun tak pernah kenal atau baru kenal tapi hati rasa sayang dan rindu.
Hati sedih kalau orang yang dicintai ditimpa susah, senang kalau yang dicinta itu senang. Sanggup
susah-susahkan dan korbankan diri untuk senangkan orang yang dicintai.
Apakah ada yang mengerti apakah cinta sejati itu? Apakah ada yang telah merasakan apa itu
cinta sejati? Apakah cinta pertama itu bisa dikatakan sebagai cinta sejati? Biasanya para pecinta
selalu mengatakan kepada pasangannya bahwa cintanya adalah cinta suci dan dialah cinta sejatinya?
Ataukah gonta ganti pasangan adalah salah satu cari untuk mencapai cinta sejati, ataukah cinta
sejati didapati setelah melakukan pengembaraan cinta? Ataukah cinta pada pandangan pertama
adalah cinta sejati? Ribuan pertanyaan yang memenuhi isi otak kepalaku tentang cinta sejati ini.
Jika ada pasangan yang mengatakan bahwa pasangannya adalah cinta sejatinya, aku katakan
bahwa itu gombal dan bohong belaka. Why? karena menurutku yang menentukan cinta sejati
seseorang bukanlah orang itu melainkan Tuhan. Yup, dunia percintaan emang penuh dengan
kebohongan yang dianggap manis dan kejujuran malah dianggap suatu yang menyakitkan………. Is
that true??? Apakah orang yang udah merried telah menemukan cinta sejatinya? Hmm……..kalau
menurut aku masih tetep yang nentuin cinta sejati bukan ikatan pernikahan tapi Tuhan, kadang
kadang orang yang sudah nikah aja bisa cerai apalagi yang belum nikah…..he he he. So I think cinta
sejati itu bakal dibawa sampai mati deh….. I think True Love = Destiny
Para pencinta lebih suka dicintai daripada mencintai, karena dengan dicintai kita selalu
dibahagiakan orang tersebut, jika mencintai berarti kita membutuhkan pengorbanan dan belum tentu
orang yang kita cintai mencintai kita. Cinta emang pengorbanan dan tentu untuk mencari cinta sejati
butuh banyak pengorbanan. Jika seseorang menganggap seseorang adalah cinta sejatinya aku pikir
sah sah aja, walaupun tadi aku katakan bohong besar. Yup inilah dunia cinta…….misterius, gak
tahu deh apakah Einstein bisa ngerumusinnya apa nggak.
Siapakah sich yang pantas dijadikan cinta sejati dan yang pantas kita cintai? Sebuah
renungan baru bagiku………………………………
Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau
beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah
menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun,
suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan
kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai
kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya.
Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena
kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan
kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan
berubah, berubah pula cintamu.
Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan
sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup
semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan
menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke
lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya.
Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak
seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput
kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu
lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi
kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua
berubah, berubah pula cintamu.
Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan
hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa
dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun
suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau
berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya,
bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan
perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu.
Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu.
Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.
Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir
miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa
bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan
membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan
maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman
saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap
cinta kepada makhlukNya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghinaNya? Kau
cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu
sendiri.
Sahabat, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu,
selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang
mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau
cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan
pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan
aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di
atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar
melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta
yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau
cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, sahabatku.
Sebenernya paling enak kalau lagi jatuh cinta sama seseorang. Semua yang ada di dalam diri kita
jadi berubah, mulai dari wajah yang jadi berseri-seri, nafsu makan yang berkurang karena mikirin si
dia (itung-itung diet buat cewek-cewek), jadi lebih pengertian ke sekeliling kita (bisa juga jadi BT
kalo cinta ditolak, ha ha…), energi setiap hari jadi bertambah karena exited mau ketemu dia, exited
ditelpon si dia, exited mikir mau ngapain kalo ketemu dia,.aduh…asik aja pokoknya.
Bisa ga ya kita jatuh cinta setiap saat? supaya energi kita bertambah dan sinar wajah kita tetap
bercahaya? mungkin suatu saat akan ditemukan satu pil yang bisa memabukkan kita dengan cinta.
Wow! (ngga lah Si, itu kalo penciptanya kamu, ada juga pil yang menambah adrenalin, atau ada
juga viagra…yah itu sih ga ada hubungannya dengan jatuh cinta…, dunia ini terlalu praktis, orang-
orang maunya sesuatu yang berguna, efisien dan praktis).
Hmm…cari pasangan aja melalui internet, biro jodoh, dll. Menyedihkan ya? ga ada lagi seorang
jejaka yang menyanyi dengan gitarnya di bawah jendela kamarmu…(abad ke berapa ini?), atau
yang mengirim surat cinta. Yang mengirim surat cintanya dengan seekor merpati ketika dia sedang
ada di medan perang, ngga lah Si, sekarang yang ada juga pake e-mail, malah pake HP segala yang
ada videonya.
Cinta apapun bentuknya tidak berubah dari jaman dulu sampai sekarang. Ada macam-macam cinta,
mulai dari cinta pertama, cinta buta, cinta monyet, cinta lokasi, cinta sejati. Banyak kan? yang jelas,
sifat-sifat orang yang dilanda cinta berbeda dengan orang-orang biasa yang tidak merasakan cinta.
Mungkin orang yang dimabuk cinta seperti halnya seorang vampire (peminum darah- kalau di
bahasa indonesiakan) Penglihatan dan pendengaran kita menjadi lebih terbuka, mata hati kita jadi
sensitif, pembuluh darah kita menjadi lebih besar….siap menaklukan kekasih kita. Begitu juga
apresisasi kita tentang sastra, membuat kata-kata yang keluar dari mulut kita menjadi lebih indah.
Bener yah kata orang, ngomongin cinta gak bakalan ada abisnya. Setiap orang punya definisi
berbeda tentang cinta, tapi tau gak sih… klo sebenernya cinta itu ada tingkatannya? Aku sih bukan
pakar cinta, tapi cuman kepengen share dikit aja macam macam cinta yg pernah aku pelajari di
bangku sekolah dulu.
Bentar… aku buka kamus dulu yah. umm.. katanya sih, KASIH or CINTA dibagi 4, yaitu:
Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah
cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya. Misalkan, Zen
suka sama gw karna gw cantik. hehe… misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N faktor x lainnya yg
berhubungan dengan fisik sehingga menimbulkan gairah sex, seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
Storge - Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William
Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara kita; darah lebih
kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta antar
sahabat. Menyentuh kepribadian manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling
berbagi. Cinta yg timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita
memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada kualitas pribadi dalam
mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan budaya, dan ekspresi diri yang saling
memuaskan.
Tingkatan kasih yg paling tinggi adalah Agape. Ini adalah kasih Tuhan, kasih yg tidak mencari
kesenangan sendiri, tapi senang memberi tanpa menuntut balas.
Kalau saja cinta hanyalah sebentuk cokelat di hari valentine, saya takkan pusing memikirkannya
karena cinta sebentuk cokelat valentine itu segera habis dimakan dalam hitungan menit. Kalaupun
disimpan, paling juga bertahan di sekian minggu untuk kemudian lumer atau malah jadi busuk.
Andai saja cinta hanya ada di hari valentine, saya akan berlaku sehebat-hebatnya, seromantis-
romantisnya, secinta-cintanya dengan pacar saya. Dan 364 hari sisanya saya akan menjadi sangat
biasa. Menjadi cuek dengan semua orang, tidak perlu repot menelepon atau mengirim sms sekedar
menanyakan kabar. Hari valentine adalah saat dimana saya menjadi diri sendiri yang penuh dengan
manipulasi.
Jika cinta hanya ada di hari valentine, saya akan mengumbar kata mesra, bilang I love you setiap
detik yang terlewati kepada pacar saya.
Tapi cinta bukan cuma sebentuk cokelat di hari valentine. Cinta berbentuk macam-macam dan
selalu berubah bentuk sesuai cuaca dan keadaan. Cinta berbentuk buku, berbentuk sandal,
berbentuk baju, berbentuk jaket, berbentuk kalimat mesra...
Cinta terwujudkan dengan kecup mesra di kening ketika akan pergi. Membantunya mengumpulkan
data dan mencari informasi lewat internet. Cinta disampaikan dengan doa agar pacar saya selalu
mendapat hari yang menyenangkan dari Tuhan dan selamat di setiap perjalanan yang dia lakukan.
Ternyata cinta selalu ada setiap saat. 60 detik permenit, 60 menit perjam, 24 jam perhari, 7 hari
perminggu, 356 hari pertahun. Cinta ada dan diadakan setiap waktu yang saya lalui. Tidak peduli
apakah itu hari valentine atau hari sial. Cinta selalu saya perbarui dengan segala cara, agar bisa
selalu dinikmati.
Saya tidak akan mengawetkan cinta karena sesuatu yang diawetkan adalah yang telah busuk. Tidak.
Saya membuat cinta dengan berbagai macam bahan dan membentuknya dengan berbagai macam
bentuk agar cinta tak pernah lumer bahkan busuk.
Di hari valentine ini, saya akan tetap menjadi diriku yang biasa karena pacar saya sekarang adalah
pasangan hidup saya hingga mati nanti. Sekarang, besok, dan kelak dia akan tetap bersama dengan
segala kekurangan dan kelebihan. Saya tidak akan menjadi berpura-pura sok hebat, sok romantis,
sok macho. Tetapi saya akan terus berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
diri sekarang agar pacar saya semakin hari merasa semakin nyaman dan bangga, dan paham benar
kalau pacarnya ini memang pantas dibanggakan tanpa butuh kepura-puraan.
364 hari sisa dalam satu tahun bukan waktu yang singkat. Di dalamnya ada kebahagiaan,
kemarahan, kekecewaan, kesedihan. 364 hari sisa dalam satu tahun, saya selalu mencintainya dan
tak pernah berakhir di satu hari pun. Kebahagiaan yang ada membuat saya semakin cinta.
Kemarahan, kekecewaan dan kesedihan, membuat saya semakin, semakin dan semakin cinta.
Saya hanya akan mengatakan I love you padanya --mungkin cuma-- sekali sehari, tidak setiap
waktu. Saya akan mengatakannya dengan (andai dia bisa melihatnya setiap kali saya
mengatakannya) dengan mata berbinar. Tidak setiap waktu saya katakan hal itu, karena saya tahu
kata I love you pun bisa membuat bosan. Dan saya tak ingin cinta menjadi lumer seketika hanya
karena bosan itu muncul.
Sumber:
Deckers, Lambert. "On the Validity of a Weight-Judging Paradigm for the Study of Humor."
HUMOR: International Journal of Humor Research 6.1 (1993): 43-56.
Deckers, Lambert, R. T. Buttram, and D. Winstead. "Sensitization of Humor Responses to
Cartoons." Motivation and Emotion 13 (1989): 71-81.
Deckers, Lambert, and J. Devine. "Humor by Violating an Existing Expectancy." Journal of
Psychology 108 (1981): 107-110.
Deckers, Lambert, and D. Hricik. "Orienting and Humor Responses: A Synthesis." Motivation and
Emotion 8 (1984): 183-204.
Deckers, Lambert, and P. Kizer. "Humor and the Incongruity Hypothesis." Journal of Psychology
90 (1975): 215-218.
Deckers, Lambert, and Willibald Ruch. "Sensation Seeking and the Situational Humor Response
Questionnaire--Its Relationship in American and German Samples, Personality and
Individual Differences." 13.9 (1992): 1051-1054.
Deckers, Lambert, and D. M. Rotondo. "Use of Humor at Work: Predictors and Implications."
Psychological Reports 84 (1999): 961-968.
Deckers, Lambert, and D. Salais. "Humor as a Negatively Accelerated Function of the Degree of
Incongruity." Motivation and Emotion 7.4 (1983): 357-363.
Dent, Cathy H. "Developmental Studies of Perception and Metaphor: The Twain Shall Meet."
Metaphor and Symbolic Activity 2.1 (1987): 53-72.
Derks, Peter. "Twenty Years of Research on Humor: A View from the Edge." Humor and Laughter:
Theory, Research, and Applications. Eds. Antony J. Chapman, and Hugh C. Foot. New
Brunswick, NJ: Transaction, 1996, vii-xxv.
Derks, Peter, and Sanjay Arora. "Sex and Salience in the Appreciation of Cartoon Humor." Humor:
International Journal of Humor Research 6.1 (1993): 57-70.
Derks, Peter, John B. Gardner, and Rohit Agarwal. "Recall of Innocent and Tendentious Humorous
Material." HUMOR: International Journal of Humor Research 11.1 (1998): 5-20.
Derks, Peter, C. B. McAninch, and J. L. Austin. "Effect of Caption Meaning in Memory for
Nonsense Figures." Current Psychology: Research and Reviews 11 (1992): 315-323.
Dixon, P. N., W. K. Willingham, C. K. Chandler, and K. McDougal. "Relating Social Interest and
Dogmatism to Happiness and Sense of Humor." Individual Psychology--The Journal of
Adlerian Theory and Practice 42.3 (1986): 421-427.
Donoghu, E. E., M. W. McCarrey, and R. Clement. "Humor Appreciation as a Function of Canned
Laughter, A Mirthful Companion, and Field Dependence--Facilation and Inhibitory
Effects." Canadian Journal of Behavioural Science 15.2 (1983): 150-162.
Doskock, P. "Happily Ever Laughter." Psychology Today. July-August, 1996: 33-35.
Dowling, Jacqueline S., and J. A. Fain. "A Multidimensional Sense of Humor Scale for School-Age
Children: Issues ofReliability and Validity." Journal of Pediatric Nursing 14.1 (1999): 38-
43.
Dowling, Jacqueline. S., M. Hockenberry, and R. L. Gregory. "Sense of Humor, Childhood Cancer
Stressors, and Outcomes of Psychosocial Adjustment, Immune Function, and Infection."
Journal of Pediatric Oncological Nursing 20 (2003): 271-292.
Duchowny, Michael S. "Pathological Disorders of Laughter." Handbook of Humor Research.
Volume 1. Eds. Paul McGhee and Jeffrey Goldstein. NY: Springer-Verlag, 1983, 89-108.
Dworkin, E. S., and J. S. Efran. "The Angered: Their Susceptibility to Varieties of Humor." Journal
of Personality and Social Psychology 6 (1967): 233-36.
Eastman, Max. The Sense of Humor. New York, NY: Scribner, 1921.
Ekman, P., R. J. Davidson, and D. Salais. "Duchenne Smile: Emotional Expression and Brain
Physiology II." Journal of Personality and Social Psychology." 58 (1990): 342-353.
Endlich, E. "Teaching the Psychology of Humor." Teaching of Psychology." 20.3 (1993): 181-183.
Eysenck, H. J. "The Appreciation of Humor: An Experimental and Theoretical Study." British
Journal of Psychology 32 (1942): 295-309.
Fainsilber, Lynn, and Andrew Ortony. "Metaphorical Uses of Language in the Expression of
Emotions." Metaphor and Symbolic Activity 2.4 (1987): 239-50.
Feingold, Alan, and Ronald Mazzella. "Preliminary Validation of a Multidimensional Model of
Wittiness." Journal of Personality 61.3 (1993): 439-456.
Fine, Gary A. "Components of Perceived Sense of Humor Ratings of Self and Others."
Psychological Reports 36 (1975): 793-794.
Fisher, Seymour, and Rhoda L. Fisher. "Personality and Psychopathology in the Comic." Handbook
of Humor Research. Volume l. Eds. Paul McGhee and Jeffrey Goldstein. NY: Springer-
Verlag, 1983, 41-60.
Fisher, Seymour, and Rhoda L. Fisher. Pretend the World is Funny and Forever. NY: Erlbaum,
1981.
Fisher, Seymour, and Rhoda L. Fisher. The Psychology of Adaptation to Absurdity: Tactics of
Make-Believe. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum, 1993.
Flieger, Jerry Aline. The Purloined Punch Line: Freud's Comic Theory and the Postmodern Text.
Baltimore, MD: Johns Hopkins Univ Press, 1991.
Foot, Hugh C., "The Psychology of Humor and Laughter." Psychology and Social Issues Eds. R.
Colchrane, and D. Caroll, London, England: Falmer Press, 1991, 1-14.
Foot, Hugh C., and Antony J. Chapman. "The Social Responsiveness of Young Children in
Humorous Situations." Humor and Laughter: Theory, Research, and Applications. Eds.
Antony J. Chapman, and Hugh C. Foot. New Brunswick, NJ: Transaction, 1996, 187-214.