You are on page 1of 8

http://melatikusumawati.blogspot.

com/2010/04/analisis-swot-pt-kalbe-
farma.html

Analisis SWOT PT KALBE FARMA

Profil Perusahaan

        PT. Kalbe Farma Tbk. adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia
yang sudah berdiri sejak tahun 1966. Visi Kalbe adalah menjadi dominan dalam
bisnis kesehatan di Indonesia dan menjadi pemain dalam pasar global dengan brand
yang kuat, peningkatan melalui manajemen yang bagus dan teknologi canggih. Misi
Kalbe adalah meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik. Nilai utama
dari Kalbe adalah integritas, kerjasama yang kuat, inovasi, agility dan memberikan
yang terbaik untuk konsumen.

Ada banyak faktor yang mendukung, menstimulasi dan mempercepat kemajuan


Kalbe. Pada dasarnya ada 4 kunci sukses yang membuat Kalbe mampu berprestasi,
yaitu
(1) produk inovator yang bervariasi
(2) strategi marketing yang solid
(3) komitmen yang tinggi pada Research and Development dan 
(4) sumber daya manusia yang reliabel.

ANALISIS SWOT KALBE FARMA

 Strength/ Kekuatan

     Kalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan masyarakat dan market
leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan
berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator,
dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan
kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta
banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.

      Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk di dalamnya


mantan dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual
produk-produk kesehataan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid dan kerja
sama yang baik antardepartemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra , PT.
Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di
Indonesia.

       Pada bagian distribusi, Kalbe memiliki tenaga pemasaran sebanyak 6000 personil
dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang cukup
lengkap, yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang
mengusung merek Mitra Keluarga dan Mitra International, termasuk sekolah perawat.
        Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice)
yang telah berstandar international dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun.
Komitmen Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkaian hasil pengujian badan
sertifikasi. Semua fasilitas produksi milik Kalbe dan Anak perusahaan telah
mendapatkan sertifikasi ISO 9001, sementara Kalbe, PT Dankos Laboratories Tbk.
(”Dankos”) dan PT Bintang Toedjoe juga telah meraih sertifikasi ISO14001 serta
OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe
dan Dankos secara konsisten berhasil mempertahankan pencapaian yang amat
memuaskan dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu
nomor lima dan nomor dua diantara semua perusahaan yang telah tercatat di Bursa
Efek Jakarta pada tahun 2005.

 Weakness/ Kelemahan

 
        Bahan aktif yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri jumlahnya tidak berarti
dan belum bisa diperoleh dengan harga yang bersaing dibandingkan dengan sumber
dari luar negeri. Upaya-upaya untuk meningkatkan self sufficiency di bidang
pengadaan bahan baku sering terbentur pada permasalahan :
  - Banyaknya jenis bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi (hingga 6.000
items) sehingga     banyak pemakaian per item yang tidak memenuhi skala produksi
ekonomis.

  -  Masalah utama adalah pengadaan bahan baku untuk bahan dasar produksi lokal
bahan baku yang terkait dengan :
a. Kurang berkembangnya industri kimia hulu yang bisa menopang pengadaan
intermediates untuk bahan dasar pembuatan obat. Ketergantungan pada intermediates
dari luar negeri hingga tingkat tertentu bisa mengurangi manfaat yang diperoleh dari
sintesis lokal.
 b.Kurang adanya koordinasi antara industri terkait misalnya industri petrokimia dan
industri farmasi. Sering terjadi industri farmasi mengalami kesulitan karena
intermediate-nya tidak bisa dibuat lokal.

Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang merupakan industri yang


knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di
Indonesia dirasa cukup berat yang bersumber dari :
a. Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pengembangan;
b. Pelaksanaan yang terasa lamban karena ketidak seimbangan antra jumlah
pengawasdari                pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.

Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil
produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif:
a. Misalnya ratio dokter perpopulasi di Indonesia sekitar 140 dokter untuk 1 juta
penduduk.
b. Jumlah apotik (drug store) saat ini berjumlah sekitar 6.000 buah yang terkonstrasi
di kota-kota untuk melayani rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta penduduk.

Program pharmaceutical care juga belum berjalan dengan baik sehingga mengurangan
pemanfaatan obat secara optimal di masyarakat.
  - Distributor yang jumlahnya cukup banyak tetapi tidak mempunyai jangkauan yang
luas dan network yang efisien sehingga biaya distribusi relatif mahal.

 Opportunity/ Peluang

 1. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita
menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6
pasar utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8%
dari populasi dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan
kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk
farmasi termasuk resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13%
dari 2005 sampai 2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari
penurunan nilai rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di
Indonesia.
2. Tahun 2000, Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional.
Awalnya, perusahaan melempar produk ke pasar ASEAN, seperti Malaysia dan
Singapura. Kemudian, sayap bisnis ekspornya pun melebar ke Afrika Selatan. Hal ini
dibuktikan Kalbe dengan menerapkan strategi-strategi. Strategi pertama, trading
based, yakni pihak Kalbe menunjuk distributor lokal di negara-negara tujuan ekspor.
Kerja sama ini sangat simpel karena sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat
jaringan para trader ini produk-produk Kalbe ada di banyak negara, seperti Pakistan
dan Iran, padahal Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut.
Strategi kedua, marketing based. Kalbe membangun kantor perwakilan di setiap
negara tujuan yang dari hasil survei internal berpotensi bagi pengembangan produk
ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara, seperti
Malaysia (untuk pasar Singapura dan Malaysia), Myanmar, Kamboja, Vietnam,
Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran,
memonitor pasar dan melakukan survei.
3. PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik Orange Kalbe Limited di Nigeria.
Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa pasar di Afrika Barat. “Nigeria
akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran produk-produk Kalbe Farma,” kata Dirut
PT Kalbe Farma Johannes Setijono. Rencananya pabrik itu akan digunakan untuk
memproduksi obat-obat OTC (obat tanpa resep) dan minuman energi.
4. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang
dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.

 Threat/ Ancaman

1. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya “perang
saudara” terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk
farmasi yang berada di kategori yang sama. Di obat flu, misalnya, Kalbe memiliki
Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip.
Lantaran Kalbe dan Dankos bisa saling melihat data masing-masing, mereka bisa
saling menjatuhkan.

2. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun
sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk
pasar okal.
3· Diberlakukannya Undang-Undang Paten 1997 dan direvisi tahun 2001, industri
farmasi Kalbe Farma, yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya
pada strategi copy cat produk-produk baru yang masih dilindungi paten, menjadi sulit
untuk mengembangkan produk-produknya.
4· Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga
obat menjadi lebih sulit dikontrol.

5· Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional
akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika
produknya masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.

Analisis perusahaan kalbe farma

http://www.kalbe.co.id/about/company-profile/

Dunia berubah, lingkungan berubah, dan kita semua menyadari bahwa satu-satunya hal
yang konstan adalah perubahan. Seperti makhluk hidup, perusahaan harus memiliki
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dari waktu ke waktu. Tidak
banyak perusahaan Indonesia telah mampu bertahan, apalagi terus berkembang selama
puluhan tahun. Salah satu contoh dari perusahaan Indonesia adalah PT Kalbe Farma Tbk.
(Kalbe).

Hari ini, Kalbe diakui sebagai perusahaan farmasi regional terbesar di Asia Tenggara. Namun,
beberapa orang mungkin menyadari semuanya dimulai di sebuah garasi kecil di daerah
Tanjung Priok Jakarta Utara, Indonesia. Ketika mereka mendirikan Kalbe pada tanggal 10
September 1966, enam pendiri mungkin tidak membayangkan bahwa Kalbe pernah bisa
menjadi kesuksesan yang sekarang ini. Visi tajam, rasa tinggi semangat kewirausahaan dan
kerja keras yang ditampilkan oleh para pendiri dan semua pekerja telah diaktifkan
Kalbe untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan besar dan sukses hari ini.

Hidup oleh filsafat, Kalbe selalu bergerak dan terus berkembang. Tidaklah mengherankan
bahwa saat ini Kalbe menjual produknya ke pasar Asia dan Afrika, sebagai perluasan pasar
dari Indonesia. Pada akhir tahun 2005, Kalbe diwakili di tujuh pasar, yaitu Malaysia, Filipina,
Thailand, Vietnam, Myanmar, Sri Lanka dan Afrika Selatan.

Saat ini Kalbe bergerak baik dalam bisnis kesehatan konsumen dan bisnis produk farmasi
untuk memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan mereka melalui penciptaan merek yang
kuat banyak. Dalam mengembangkan jaringan bisnis dan pasar, Kalbe terus memproduksi
produk-produk inovatif banyak. Kalbe pasti selalu berusaha yang terbaik untuk memenuhi
persyaratan kesehatan dari semua pelanggan mereka dihargai, baik di Indonesia dan luar
negeri.

Untuk memainkan peran sebagai inovator, Kalbe berkomitmen untuk bidang penelitian dan
pengembangan. Penelitian dan kegiatan pembangunan meliputi penciptaan obat-obatan
baru dan formulasi, sistem baru dan proses, dan pengetahuan baru, baik melalui
kemampuan sendiri atau melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Memang,
tumbuh Kalbe harus terus berinovasi dan selalu diperhatikan lebih konstan untuk
kesempatan global yang potensial.

Untuk memastikan ketersediaan informasi setiap saat, di mana saja, Kalbe telah memulai
peningkatan teknologi informasi dalam Grup Kalbe diperpanjang. Teknologi informasi ini
akan menjadi enabler dan akselerator bagi Kalbe dalam pengembangan bisnis dan
memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan.

Dengan skala usaha yang luas dan berbagai produk inovatif yang terus menjadi trendsetter
di pasar, Kalbe adalah kelompok usaha yang selalu di garis terdepan. Meskipun demikian,
Kalbe tidak akan pernah berhenti. Di masa mendatang, Kalbe bertekad untuk tidak hanya
dikenal sebagai perusahaan regional, tetapi juga sebagai perusahaan global yang aktif di
bidang kesehatan dan melayani semua kebutuhan kesehatan masyarakat umum.

http://ekojones.blog.uns.ac.id/analisa-perencanaan-strategis-dalam-lembaga-
bisnis-dengan-lembaga-publik.html/

PT. Kalbe Farma

Didirikan pada tahun 1966, PT Kalbe Farma Tbk. (”Perseroan” atau “Kalbe”) telah
jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi
rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara. Selama lebih dari 40 tahun sejarah
Perseroan, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis
terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk
yang unggul dan menjangkau
pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan produk
kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran,
pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan
pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk
meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.  Grup Kalbe telah
menangani portofolio merek yang handal dan beragam untuk produk obat resep, obat
bebas, minuman energi dan nutrisi, yang dilengkapi dengan kekuatan bisnis usaha
kemasan dan distribusi yang menjangkau lebih dari 1 juta outlet. Perseroan telah
berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing
kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai
pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah
senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix,
Prenagen dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi dengan
mitra kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar
internasional dan partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan yang
canggih serta memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan
dan farmasi termasuk riset sel punca dan kanker.
Pelaksanaan konsolidasi Grup pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan
produksi, pemasaran dan keuangan Perseroan sehingga meningkatkan kapabilitas
dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun internasional.
Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang
sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$ 1
miliar dan penjualan melebihi Rp 7 triliun. Posisi kas yang sangat baik saat ini juga
memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe di masa
mendatang.

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Visi:

Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan


memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh
manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul.

Misi:

 Meningkatkan Kesehatan untuk Kehidupan yang Lebih Baik


 Sebagai perusahaan farmasi terbesar ketiga di Asia Tenggara, Kalbe Farma
memiliki nilai-nilai perusahaan yang diterapkan yaitu:

1.      Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan

2.      Gigih untuk Mencapai yang Terbaik

3.      Kerjasama yang Kokoh

4.      Inovasi

5.      Lincah

6.      Integritas

B. Kelebihan perencanaan strategis lembaga bisnis

Dalam merumuskan dan mempersiapkan perencanaan strategis harus dilakukan


dengan beberapa langkah mulai dari perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran
kemudian mengenali lingkungan organisasi, analisis pasar, mempersiapkan semua
faktor penunjang keberhasilan hingga menghasilkan sistem umpan balik. Dalam
rencana strategisnya dapat dilihat bahwa perusahaan Kalbe Farma telah melaksanakan
langkah-langkah tersebut, mulai dari visi&misi yang jelas. Dalm visi&misi tersebut
tergambar dengan jelas apa yang ingin dituju oleh perusahaan.

Kemudian perusahaan tersebut juga telah melakukan pengenalan lingkungan


organisasi dengan baik, Kalbe farma telah mengetahui posisi dimana ia berada
sebagai salah satu produsen obat terbesar ke 3 seASEAN. Dengan posisi tersebut
maka juga akan menentukan kebijakan perusahaan dalam memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat.kemudian juga telah dilakukan analisis pasar yang
diperoleh hasil bahwa beberapa produk Kalbe Farma menjadi market leader dan
bagaimana untuk mempertahankan dan juga mengembangkannya.

Faktor penunjang operasional organisasi juga menjadi pertimbangan dalam


penyusunan rencana strategis,efektifitas dan efisiensi menjadi hal penting yang
diutamakan oleh perusahaan, pengurangan kompetisi internal misalnya dalam hal
pemasaran produk dengan anak perusahaannya telah diharmonisasi, kemudian juga
dilakukan akuisisi terhadap perusahaan serupa yaitu DANKOS dan ENSEVAL yang
ternyata dapat mengurangi persaingan eksternal.

Hal yang menjadi keunggulan dari perusahaan bisnis dalam hal perencanaan
strategisnya adalah adanya akuntabilitas yang tinggi. Memang dalam perusahaan
bisnis akuntabilitas merupakan syarat utama untuk tercapainya keberhasilan
perusahaan. Selain itu ada sistem umpan balik yang baik, apakah konsumen puas
dengan produk atau tidak. Kepuasan konsumen merupakan cerminan kinerja
perusahaan, baik dalam hal inovasi produk maupun pelayanan terhadap konsumen.
Umpan balik tersebutditanggapi secara serius oleh perusahaan karena menentukan
kelangsungan perusahaan selanjutnya.

C. Kelemahan Perencanaan Strategis Lembaga Publik

Lembaga publik sebagai lembaga yang berurusan dengan masyarakat umum, juga
mempunyai sebuah perencanaan strategis. Pada umumnya, lembaga publik lebih
mementingkan aspek pelayanan yang baik kepada publik daripada aspek profitnya.
Meskipun  lembaga-lembaga publik dalam kegiatannya punya beorientasi publik,
namun tetap menemui kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut bisa kita
rasakan atau jumpai bila biasanya lembaga plat merah memiliki rencana yang kurang
unggul. Dalam artian bahwa antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan
kurang sinkron. Menurut penilaian kami, lembaga publik cenderung berbelit-belit
prosedurnya, terlalu visioner, dan terlalu muluk-muluk dalam penetapan misinya.
Kemudian ada aspek yang sulit dijalankan oleh lembaga publik meskipun itu telah
dituliskan dalam rencana strategis yaitu asprk akuntabilitas yang sulit ditunjukkkan
oleh lembaga publik.

KESIMPULAN

Antara lembaga publik dengan lembaga bisnis dalam penyusunan rencana strategis
pasti berbeda orientasinya sehingga perencanaan strategis dalam lembaga publik dan
lembaga bisnis juga berbeda. Pertama dalam hal menetapkan visi&misi saja pasti
sudah berbeda. Visi&misi dari Bpom misalnya, dalam visi&misi tersebut terlihat
bahwa BPOM ingin melindungi masyarakat indonesia dari obat dan makanan
berbahaya melalui program-programnya. Sedangkan dalam Visi PT. Kalbe Farma
“Menjadi Perusahaan yang dominan dalam bidang kesehatan di Indonesia dan
memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh
manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul” dalam visi ini sendiri sudah terlihat
bahwa ada tujuan profit yanmg ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam visi pun sudah
ada perbedaan mendasar yaitu lembaga publik tidak berorientasi profit sedangkan
lembaga bisnis berorientasi profit.
Perbedaan orientasi antara profit dan non-profit mempengaruhi juga dalam hal
perencanaan strategis dari lembaga tersebut. Dalam lembaga bisnis pasti akan
dilakukan segala upaya agar lembaganya dapat memperoleh profit yang tinggi/besar
termasuk juga manajer yang menggunakan fungsi-fungsi manajemen dalam
manajemen bisnis secara baik.

You might also like