Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Pendidikan Tahap I
a) Mengkaji fungsi faali zat-zat gizi dalam bahan makanan untuk mempertahankan
mutu makanan dalam hubungannya dengan keadaan gizi dan kesehatan.
b) Memahami permasalahan gizi dengan pendekatan sistem dan pengaruhnya pada
keadaan gizi masyarakat
c) Menelaah berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat produksi/persediaan
pangan dan konsumsi pangan penduduk
d) Menerapkan prinsip-prinsip penyuluhan, latihan dan konsultasi dalam program
dan pelayanan gizi
e) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip epidemiologi untuk mengkaji,
merencana, melaksanakan, dan mengevaluasi keadaan masalah gizi dalam
hubungannya dengan kesehatan keluarga dan masyarakat
f) Mengkaji sumber-sumber daya dan dana potensial, serta mengikutsertakan
keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan/gizi.
g) Mengkaji kebutuhan dan status gizi individu, keluarga dan masyarakat.
a) Mengenal alternatif pemecahan masalah gizi yang timbul baik pada tingkat
perorangan maupun masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
4
a) Menetapkan alternatif pemecahan masalah gizi yang timbul baik pada tingkat
perorangan maupun masyarakat sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
b) Mengkaji sumber-sumber daya yang ada dan potensial dalam pengembangan
rencana pelayanan gizi
c) Mengembangkan dan melaksanakan rencana pelayanan gizi dengan menggunakan
data dasar, sesuai dengan kebutuhan setempat
d) Memberikan penyuluhan/konsultasi gizi/kesehatan yang tepat pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berhubungan dengan masalah gizi.
e) Berperan dan menghayati peranannya sebagai anggota tim kesehatan yang
profesional dan kerja sama secara efektif dengan anggota tim lainnya
1.3 Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
telah mencapai target yang ditetapkan, mengidentifikasi kendala dan masalah yang
dihadapi serta pemecahannya. Evaluasi ini memfokuskan diri pada aktivitas program
yang melibatkan interaksi langsung antara klien denga staf ‘terdepan’ (line staff)
yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan (objektif) program
3) Evaluasi output adalah evaluasi yang dilakukan terhadap hasil pelayanan,
berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pelayanan tersebut. Evaluasi
ini menilai pencapaian setiap kegiatan penanggulangan gizi.
Dalam suatu perencanaan yang berorientasi pada program, criteria keberhasilan
pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program,
misalnya persentasi cakupan program terhadap populasi sasaran. Akan tetapi,
perencanaan ini tidak berkonsentrasi pada perubahan perilaku klien. Sebaliknya,evaluasi
yang berorientasi pada klien akan melakukan pengukuran ataupun pengkajian
berdasarkan perubahan perilaku klien. Misalnya saja, pada kasus penanganan anak
jalanan kriteria dikembangkan berdasarkan indeks perkembangan anak (child
development indeks)
BAB III
PEMBAHASAN
Pelayanan kesehatan dan gizi untuk yang akan datang juga harus memperhatikan
pertumbuhan penduduk perkotaan yang akan membawa berbagai masalah lain. Dengan
peningkatan kualitas intervensi kepada masyarakat, diasumsikan penurunan masalah gizi
dan kesehatan masyarakat dapat tercapai.
Demikian seterusnya status gizi remaja atau usia sekolah ditentukan juga pada
kondisi kesehatan dan gizi pada saat lahir dan balita.
mengikuti siklus kehidupan. Pada bagan 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu
mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi. Pada bagan 1 ini diperlihatkan juga
faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang
tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-
lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian.
Untuk lebih jelas mengetahui faktor penyebab masalah gizi, bagan 2 di atas
(Unicef, 1998) menunjukkan secara sistimatis determinan yang berpengaruh pada
masalah gizi yang dapat terjadi pada masyarakat. Sehingga upaya perbaikan gizi akan
lebih efektif dengan selalu mengkaji faktor penyebab tersebut.
Berdasarkan uraian sebelumnya dan juga yang tertuang pada bagan 2, penyebab
yang mendasar adalah:
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Indonesia Sehat 2010 merupakan goal yang akan dicapai. Hal ini tidak mungkin
dicapai jika peningkatan kualitas dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan gizi tidak
menjadi perhatian utama. Alokasi kesehatan yang masih sekitar 3% tentunya tidak
berarti untuk mencapai tujuan ini. Goal ini juga mengarahkan kita semua untuk
mendukung upaya berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan kualitas hidup.
Diperlukan penjabaran Propenas dan Propeda kedalam bentuk program aksi yang
lebih konkrit. Fokus perhatian diutamakan pada keluarga miskin di wilayah kumuh
perkotaan dan pedesaan. Selain itu peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat tidak
akan terlepas juga dari kontribusi “komprehensif dan pelayanan profesional” yang
melibatkan partisipasi aktif masyarakat secara keseluruhan
4.2 SARAN
1. Paradigma sehat yang berlandaskan pada visi dan misi pembangunan kesehatan
nasional;
2. Revitalisasi pada infrastruktur yang berkaitan dengan upaya desentralisasi;
3. Alokasi kesehatan dan gizi yang optimal;
4. Memperkuat aspek teknologi bidang kesehatan dan gizi;
5. Memperkuat aspek pelayanan kesehatan dan gizi secara profesional;
6. Mengembangkan JPKM;
7. Memperkuat sistem pemantauan dan evaluasi program.
20
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indnesia Sehat 2010. Jakarta:
Depkes RI. 1999.
Depkes, RI. Buku Panduan Pengelolaan Program Perbaikan Gizi Kabupaten/ Kota.
Jakarta: Depkes RI. 2000.
Muninjaya, A. A. Gde. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2004.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta. 2003.
Rukminto, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan, Masyarakat dan Intervensi
Komunitas. Depok: Penerbit FEUI. 2003
Guhardja, S., Hartoyo., D. Hastuti dan H. Puspitawati. 1989. “Manajemen Sumberdaya
Keluarga”. Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Bogor.