You are on page 1of 18

JARINGAN IKAT

Adnan
Biologi FMIPA UNM, 2010

Jaringan ikat atau jaringan penyambung bertanggungjawab untuk memberikan


dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai suatu fungsi mekanis.
Mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi memghubungkan dan mengikat sel
dan organ dan pada akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan
jaringan lain (epitel, saraf dan otot). Jaringan penyambung terutama berfungsi melalui
komponen ekstra selnya.

Gambar.2.1 Jaringan ikat beserta komponen-komponen penyusunnya

Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderem dengan beberapa


pengecualian misalnya jaringan ikat pada sistem saraf seperti neuroglia berasal dari

19
20

ektoderm embrional. Ciri khas jaringan ikat adalah mempunyai komponen seluler
yang sedikit bila dibandingkan dengan substansi interselulernya. Dipandang dari segi
komposisi struktural, jaringan penyambung dibagi menjadi dua komponen yaitu sel
dan matriks ekstra sel. Matriks ekstra sel, terdiri atas (i) serabut-serabut protein, (ii)
zat dasar amorf, dan (iii) cairan jaringan. Cairan jaringan terutama terdiri atas air dan
zat-zat terlarut. Di dalam matriks ekstra sel terdapat jenis-jenis sel khusus jaringan
penyambung (lihat gambar 2.1)

A. FUNGSI JARINGAN PENYAMBUNG


Jaringan penyambung dapat berfungsi sebagai penyokong, pengikat, pengisi,
pembungkus, penyimpanan, pertahanan, perbaikan, transportasi dan nutrisi pada
berbagai jenis hewan.

1. Penyokong, Pengikat, dan Pengisi


Jaringan epitel, jaringan otot dan jaringan saraf satu sama lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung. Selain itu jaringan penyambung mengisi
ruang-ruang diantara sel-sel. Tendo atau urat merupakan jaringan penyambung yang
menyokong atau menghubungkan antara jaringan otot dan tulang.

2. Pembungkus
Jaringan ikat membungkus jaringan lain, biasanya merupakan bentuk selaput
atau kapsul yang mengelilingi organ tubuh misalnya kapsula dan ginjal dan meninges
yang membungkus otak.

3. Penyimpanan
Berbagai jenis lipida yang penting sebagai cadangan makanan disimpan dalam
bentuk adipose yang kaya dengan glikosaminoglikan. Jaringan ikat kendur berfungsi
21

sebagai penyimpanan cadangan air dan elektrolit, terutama ion Na+. Sepertiga bagian
protein plasma tubuh disimpan dalam ruang-ruang intraseluler jaringan ikat.

4. Pertahanan
Peranan jaringan peyambung dalam pertahanan tergantung pada komponen
selulernya. Jaringan penyambung mengandung sel-sel fagositik yang disebut
makrofag yang mampu memakan partikel-partikel dan mikroorganisme yang masuk
ke dalam tubuh. Sel plasma menghasilkan protein khusus yang disebut antibodi .
Antibodi penting untuk pertahanan tubuh. Selain itu komponen matriks jaringan
penyambung merupakan suatu rintangan fisik yang menghalangi penyebaran
mikroorgansime yang menembus rintangan epitel. Sel-sel limfosit dapat melintasi
kapiler darah dengan cara diapedisis dan berperan dalam perondaan tubuh.

5. Perbaikan (Reparasi)
Kemampuan regenerasi jarigan ikat yang tinggi dapat dengan mudah
memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan (luka). Luka pada jaringan yang
selnya tidak mampu membelah diri lagi akan diisi oleh jaringan ikat dan membentuk
parutan.

6. Transportasi
Ada hubungan yang erat antara kapiler darah, pembuluh darah dan jaringan
ikat. Kedua pembuluh ini selalu dihubungkan oleh jaringan penyambung yang
membantu membawa nutrisi dari pembuluh darah ke jaringan yang lain.

7. Nutrisi
Matriks jaringan penyambung berfungsi sebagai media dimana nutrien dan
sampah metabolisme dipertukarkan diantara sel-sel dan suplai darah yang
mengandung zat-zat gizi.
22

B. KOMPONEN JARINGAN IKAT


1. Komponen Seluler
a. Fibroblast
Fibroblast memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasma yang tidak teratur, inti bulat
telur, besar, kromatin halus, dan memiliki nukleulus yang jelas. Di dalam sitoplasma,
terdapat R.E granuler dan badan golgi yang berkembang dengan baik.

Gambar 2.2 Fibroblas (kanan) dan Fibrosit (kiri)

Fibroblast adalah sel yang paling sering ditemukan dan paling penting dalam
jaringan ikat. Fibroblast berfungsi untuk mensintesis matriks ekstraseluler seperti
serabut kolagen, serabut elastis dan zat-zat amorf. Selain itu ia berperan mengikat
matriks ekstraseluler untuk membentuk jaringan dan mempercepat penyembuhan
luka.
Bentuk fibroblast bervariasi. Pada jaringan ikat padat teratur. Fibroblast
tampak berbentuk fusiformis diantara serabut-serabut jaringan. Pada jaringan ikat
longgar dijumpai berbentuk bintang atau stellata sebagai akibat serabut-serabut
jaringan ikat yang tidak teratur. Fibroblast yang dewasa disebut fibrosit.
23

Fungsi biologik fibroblast adalah berdifferensiasi untuk mensintesis dan


mensekresikan matriks ekstraseluler. Sintesis dan sekresi fibroblast mencakup
kolagen, fibronektin, glikoprotein dan proteoglikan. Fibroblast membantu mensintesis
glikokonyugat ekstraseluler. Fibroblast memiliki banyak mikrofilamen aktin serta
mikrotubul.

b. Makrofag
Dibedakan berdasarkan kesanggupannya yang besar untuk berpinositosis dan
fagositosis, bukan dengan sifat-sifat morfologinya, sebab bentuknya berubah-ubah
sesuai dengan keadaan fungsional dan lokasinya. Makrofag memiliki kemampuan
untuk mengembara dengan gerakan amoeboid.
Diameter makrofag berkisar 20 nm, nucleus satu dengan satu lekukan yang
jelas, banyak mengandung butir eukromatin. Sitoplasma mengandung banyak
vakuola fagositik dan lisosom primer. Fusi diantara keduanya membentuk fagosom.
Makrofag bekerja sebagai fagosit dan tersebar di seluruh bagian tubuh, mas
hidup yang panjang serta berhubungan dengan sistem fagosit monokuler seperti :
stem cell sumsum tulang belakang. Monosit dalam darah perifer, monoblast dalam
sumsum tulang, histosit dalam jaringan ikat. Sel kuffer dalam sinusoid hati, makrofag
alveolar dalam cairan serosa tubuh, mikroglia di dalam susunan saraf pusat, dan
osteoklas di dalam sel tulang.
24

Gambar 2. 3 Makrofag, L = lisosom sekunder, Nu= nukleulus

Fungsi biologis makrofag meliputi (i) fungsi fagositik non spesifik misalnya
sel makrofag alveolar yang terdapat di paru-paru dan berperan memfagositosis asap
rokok, polusi industri, debu dan sebagainya (ii) fungsi fagositik spesifik, dilakukan
oleh sel makrofag yang memiliki reseptor permukaan sel yang mengenal residu
protein dan karbohidrat tertentu dari dinding sel bakteri. Fagositosis spesifik terjadi
melalui cara opinasi dan sel memori. Opinisiasi yaitu proses dimana membran sel
mikroorganisme dilapisi oleh imunoglobin dan reseptor sel mengenal molekul
imunoglobin tersebut. Sel memori suatu prose fagositik dimana bakteri yang
memasuki tubuh menimbulkan respon imun karena sifat permukaan selnya dikenal
sebagai benda asing, (iii) makrofag juga bersifat kemotaksis yaitu meningkatkan
gradiensi konsentrasi sistem komplemen tertentu pada tempat peradangan, dan
meningkatkan sel fagositik pada tempat peradangan.
25

c. Sel Plasma
Sel plasma terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalam jaringan ikat, namun
mereka banyak dijumpai pada tempat-tempat yang mudah dan sering ditembus
bakteri dan protein asing misalnya mukosa usus.
Sel plasma merupakan sel-sel yang besar, berbentuk bulat telur dan
mengandung banyak retikulum endoplasma kasar. Inti berbentuk speris dan
mengandung heterokromatin padat dan kasar.

Gambar 2.4 Ilustrasi sebuah sel plasma


Sel plasma berfungsi untuk sintesis antibody. Setiap antibody disintesis khas
untuk satu anti gen yang menyababkan produksi antibody yang bereaksi dengannya.
Proses sintesis antibody terjadi oleh adanya hubungan seluler antara makrofag yang
memfagosit antigen dengan sel plasma. Oleh sebab itu makrofag disebut sebagai
penyaji antigen (lihat gambar 2).
Dari gambar 2 menunjukkan bahwa makrofag yang telah memfagosit benda
asing akan (i) menginduksi munculnya sel plasma yang membentuk antiobodi khas
terhadap benda asing tersebut, dan (ii) mengeluarkan zat yang mengandung informasi
mengenai benda asing tersebut kepada sel plasma sehingga sel plasma membentuk
antibody khas terhadap benda asing tersebut.
26

d. Mast Cell
Sitoplasmanya mengandung butir-butir kromatin. Bentuk selnya bulat, inti
bulat dan terdapat di tengah, banyak dijumpai pada lamina propria di bawah mukosa
epitel dari organ-organ visera. Permukaan mast cell mengandung reseptor khusus
untuk IgE, sejenis imunoglobulin yang dihasilkan oleh selaput plasma. Mast cell
dapat melepaskan zat antikoagulan yaitu heparin. Selain itu juga menghasilkan
histamin yang dapat menyebabkan kontraksi otot polos, dilatasi kapiler serta
meningkatkan permiabilitas. Selain itu menghasilkan ECF.A (Eosinofil Chemotactic
Factor of Anaphylaxis) dan SRS. A (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis) pada
kondisi tertentu.
Mast cell berfungsi mengikat IgE, dan berperan dalam reaksi alergi, menarik
eosinofil dan menyebabkan kontraksi otot polos.

e. Sel Lemak
Umum dijumpai pada jaringan ikat areolar, dapat sendiri-sendiri atau
berkelompok. Bila kelompok sel-sel tersebut besar, maka ia akan membentuk suatu
jaringan yang disebut jaringan lemak atau jaringan adipose. Biasanya dijumpai pada
bagian hypodermis kulit.

(a) (b)
Gambar 2.5 Sel-sel lemak pada jaringan adiposa
f. Leukosit
Salah satunya adalah jaringan limfosit. Limfosit ada yang berumur panjang
hingga beberapa bulan disebut limfosit T, dan ada yang berumur pendek disebut
27

limfosit B. limfosit T berperan dalam reaksi imun sedangkan limfosit B menghasilkan


sel plasma yang dapat membentuk antibody sesuai dengan antigen.
Eosinofil merupakan jenis leukosit yang sitoplasmanya banyak mengandung
granula (lisosom). Inti sel biasanya berlobus dua. Basofil adalah bentuk leukosit yang
mengandung granula dengan komposisi dan fungsi sama dengan mast cell.

Gambar 2.6. Beberapa jenis sel darah putih

g. Kromatofor (sel pigmen)


Kromatofor pada mamalia umumnya jarang dijumpai. Namun demikian ia
dapat dijumpai pada selaput pigmen pada mata, dan lapisandermis pada kulit. Sel ini
memiliki juluran sitoplasma yang panjang-panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat
butir-butir pigmen. Bila pigmen yang dikandungnya berwarna, misalnya melanin,
maka selnya disebut melanofor, bila pigmennya berwarna perak disebut guanofor,
bila warna merah disebut eritrofor, dan bila warna kuning disebut lipofor.
Sel-sel jaringan ikat berkembang dari sel-sel mesenkim, misalnya menajdi
mast sel, sel-sel endotel, dan sel lemak (gambar 1. 6)
28

Gambar 2.6. Perkembangan sel-sel jaringan ikat


29

2. Serabut Jaringan Ikat


Ada tiga jenis serabut jaringan ikat yaitu serabut kolagen, serabut elastik, dan
serabut retikuler. Ketiga jenis serabut tersebut didistribusi secara seimbang diantara
berbagai jenis jaringan penyambung.

a. Serabut Kolagen
Merupakan serabut yang paling banyak dijumpai dalam jaringan ikat. Dalam
keadaan segar berupa benang-benang yang tidak berwarna. Tetapi bila terdapat dalam
jumlah besar, ia tampak berwarna putih misalnya pada tendon. Serabut kolagen juga
dapat dijumpai pada mesenterium dan terlihat sebagai struktur panjang silindris yang
berliku-liku dan memiliki garis-garis lngituginal. Diameter serabut kolagen berkisar 1
– 20 µm. terdiri atas fibril-fibril yang lebih halus dengan diameter berkisar 0,2 – 0,5
µm. dilihat dengan mikroskop cahaya, serabut kolagen berwarna merah dengan
pewarnaan eosin, dan biru dengan pewarnaan trikom Mallory, dan hijau dengan
pewarnaan trikom Massom.

b. Serabut Elastik
Serabut elastik mudah dibedakan dari serabut kolagen, sebab serabut elastik
lebih tipis dan tidak memiliki garis-garis longituginal. Selain itu serabut elastik
bercabang-cabang dan satu sama lainnya bersatu membentuk suatu jaringan yang
tidak teratur. Dalam keadaan segar dan dalam jumlah yang banyak tampak berwarna
kuning.

c. Serabut Retikuler
Serabut retikuler sangat halus dengan diameter kurang lebih sama dengan
fibril pada kolagen, dan terutama dijumpai pada organ-organ hematopoietik misalnya
lien, nodus limpatikus dan sumsum tulang merah.
30

Gambar 2.7 Serabut pada jaringan ikat longgar

C. PEMBAGIAN JARINGAN PENYAMBUNG


Pembagian jaringan penyambung adalah sebagai berikut :
1. Jaringan ikat sesungguhnya
a. Jaringan ikat longgar = J.i. jarang = J.i areolar
b. Jaringan ikat padat
1) Jaringan adipodsa
2) Jaringan ikat padat tidak teratur
2. Jaringan ikat dengan sifat-sifat khusus
a. Jaringan adipose atau jaringan lemak
b. Jaringan retikuler
c. Jaringan hematopoietik

3. Jaringan ikat khusus atau jaringan penyokong


a. Tulang rawan
b. Tulang

1. Jaringan Ikat Areolar


Sering disebut sebagai jaringan ikat longgar. Jaringan ikat longgar mengisi
ruang diantara serabut dan sarung otot, menyokong jaringan epitel. Dan membentuk
suatu lapisan yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah. Jaringan
penyambung longgar terutama dijumpai pada lapisan papilla dermis, di dalam
31

hypodermis, di dalam lapisan serosa kavum peritoneum dan pleura dan di dalam
kelenjar serta kavum peritoneum dan pleura dan di dalam kelenjar serta membran
mukosa (membran lembab yang melapisi organ berongga) yang

Gambar 7. Jaringan Ikat Longgar


Ciri khas jaringan ikat longgar adalah (i) elemen-elemen selulernya terletak
berjauhan oleh substansi intrasel, (ii) substansi dasar amorf merupakan unsur
pembentuk substansi intrasel utama. Komponen-komponen jaringan ikat longgar
meliputi (i) elemen-elemen seluler berupa fibrosit, sel mast, makrofag, leukosit dan
sebagainya (ii) serabut intra sel atau serat, ekstra seluler meliputi serabut kolagen,
serabut elastin, dan serabut retikuler. (iii) elemen intrasel atau substansi dasar amorf
atau substansi ekstra seluler terutama berupa proteoglikan dan glikoprotein.
Ada dua tipe jaringan ikat areolar yaitu (i) jaringan ikat gelatinosa dan (ii)
jaringan ikat embrional. Jaringan ikat gelatinosa yaitu jaringan ikat longgar dimana
substansi estraselulernya menyerupai sel. Matriks antar selnya disebut matriks
gelatinosa. Pada jaringan ikat ini terdapat banyak ruang intermolekuler yang berisi
cairan jaringan. Fungsi ruang intermolekuler dan cairan jaringan adalah (i)
memperlancar diffusi oksigen dan makanan dari kapiler di dalam jaringan ikat kepada
sel-sel, (ii) meningkatkan diffusi efektif produksi tambahan metabolic dari arah yang
berlawanan. Jaringan ikat gelatinosa terdapat pada funikulus umbilikalis. Di sini
jaringan ikat selain berfungsi seperti disebutkan di atas, juga berperan sebagai
32

bantalan untuk mencegah terjepitnya pembuluh darah yang terapit di dalam funikulus
umbilikus.

Gambar 8. Jaringan ikat embrional

2. Jaringan Ikat Padat


Memiliki komponen-komponen yang kurang lebih sama dengan jaringan ikat
longgar, tetapi unsur serabutnya lebih dominan. Jaringan ikat padat memiliki jumlah
sel yang lebih sedikit dari pada jaringan ikat longgar. Fibroblas merupakan elemen
seluler yang paling banyak. Jaringan ikat padat kurang fleksibel, namun sangat
resisten terhadap stress.
Berdasarkan orientasi serabut-serabut penyusunnya, jaringan ikat padat terdiri
atas dua tipe yaitu (i) jaringan ikat padat teratur dan (ii) jaringan ikat padat dan tidak
teratur. Jaringan ikat padat teratur mengandung serbaut0-serabut dengan orientasi
yang teratur. Berdasarkan jenis serabut dominan yang menyusunnya, maka jaringan
ikat padat teratur dibagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan ikat padat kolagen, dan (ii)
jaringan ikat padat elastin.
Jaringan ikat padat kolagen mempunyai serabut kolagen yang dominan dan
berjalan secara. Dijumpai antara lain pada tendon, dan ligemantum.
33

Gambar 8. Tendon

Tendon merupaka serabut kolagen yang berhimpitan padat dan berjalan secara
paralel dengan deretan inti fibrosit. Yang terjepit diantaranya. Pada tendon sel-sel
fibriosit, merupakan sel yang menghasilkan serabut kolagen. Diantara berkas serabut-
serabut kolagen terdapat pembuluh darah. Namun masih jarang terlihat.
Sejumlah tendon dibungkus oleh selubung yaitu pada tempat adanya gesekan
tulang atau benda lain. Pada dasarnya selubung tendon terdiri atas dua lapisan yaitu
(i) lapisan luar berupa tabung yang terdiri atas jaringan ikat yang melekat pada
jaringan di sekitarnya, (ii) lapisan dalam yang langsung membungkus tendon dan
melekat padanya. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat celah sempit yang berisi
cairan sinovial yang berfungsi sebagai peredam getaran. Permukaan dalam selubung
luar dan permukaan luar selubung dalam tidak dilapisi oleh sel-sel secara utuh dan
34

Gambar 10. jaringan ikat padat tidak tertur


hanya terdiri atas serabut kolagen sehingga permukaannya licin dan dapat saling
bergesekan.
Ligamen merupakan jaringan ikat padat teratur yang mengandung serabut
kolagen yang mengikat tulang dan sendi, terdiri atas berkas-berkas serabut intersel
yang bergabung padat dengan deretan fibrosit yang terjepit diantaranya. Serabut
longituginal pada kebanyakan ligamentum adalah serabut kolagen, namun
diantaranya terdapat serabut kolagen yang lebih halus dan sejumlah serabut elastis.
Jaringan ikat padat elastis merupakan jaringan ikat padat teratur yang terdiri
atas berkas-berkas serabut elastis yang tebal dan berjalan sejajar, dan diantara setiap
berkas tersebut terdapat (i) sedikit anyaman jaringan ikat longgar, (ii) fibroblast muda
yang mirip dengan fibroblast pada tendon, dan sedikit serabut kolagen.
Banyaknya serabut elastis menyebabkan jaringan ini berwarna kuning dan
memiliki elatisitas yang besar. Tipe jaringan ini jarang ditemukan, namun biasanya
dijumpai pada ligamen elastis seperti ligamen suspensorium penis, dan ligamen
kuning pada kolumna vertebrae.
35

D. JARINGAN ADIPOSA
Jaringan adiposa merupakan jaringan ikat dengan sifat yang khusus, terdiri
atas sel-sel lemak yang disebut sel-sel adiposity yang menonjol. Sel-sel ini dapat
ditemukan senti-sendiri atau berkelompok-kelompok kecil di dalam jaringan ikat itu
sendiri, tetapi sebagian besar ditemukan di dalam jaringan adipose yang tersebar di
seluruh tubuh. Jaringan adipose penting sebagai suatu tempat penyimpanan lipida
yang merupakan sumber energi bagi tubuh.

E. JARINGAN RETIKULER
Merupakan jaringan ikat dengan sifat khusus yang hanya terdapat pada limfa,
limfonodus, matriks tulang dan pembuluh darah hati. Jaringan retikuler terdiri atas
sel-sel retikuler dan serabut-serabut retikuler yang disintesis oleh sel-sel retikuler.
Oleh sebab itu jaringan retikuler dijumpai pada organ yang menghasilkan sel-sel
darah, dan ia berfungsi sebagai kerangka yang menyokong sel-sel bebas yang
ditemukan di dalam organ tersebut. Sel-sel retikuler memiliki tonjolan sitoplasma
yang panjang, inti bulat, besar dengan benang-benang kromatin yang halus. Nucleoli
satu atau dua.
36

You might also like