You are on page 1of 23

36

RAWAN DAN TULANG


Adnan
Biologi, FMIPA UNM, 2010

Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan
(rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat
khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan
subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi
intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan
mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.
Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat,
(ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut
lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe.
Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat
dan tidak bertumbuh lagi yaitu (i) tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang
rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh
tulang, namun pembentukannya merupakan tahapan menentukan dalam
perkembangan tulang panjang.

A. FUNGSI RAWAN
1.1. Menyokong jaringan lunak
1.2. Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab
permukaan rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran
yang baik bagi persendian.
1.3. Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir.
1.4. Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa

B. KOMPOSISI
37

Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan
komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan).
Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu
rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks
rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut
elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk
dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut
kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.

C. NUTRISI
Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan
pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka makanannya harus
mencapai sel-sel melalui diffusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya
atau melalui cairan sinovial dari cavum sendi.

D. HISTOGENESIS
Tulang rawan berasal dari sel-sel mesenkim (gambar 1). Perubahan pertama
yang dapat diamati adalah sel-sel mesenkim menjadi bulat dengan cara manarik
juluran sitoplasmanya dan dengan cepat berfloriferasi membentuk kumpulan sel-sel
yang rapat. Sel-sel yang didapat dari hasil differensiasi langsung sel-sel mesenkim
ini disebut kondroblas, mempunyai sitoplasma basofilik yang banyak mengandung
ribosom. Sintesis dan pengumpulan matriks menyebabkan kondroblas terpisah satu
sama lain. Differensiasi tulang rawan terjadi dari bagian tengah ke luar. Oleh sebab
itu sel-sel yang terdapat di tengah memiliki ciri-ciri kondrosit, sedangkan bagian tepi
merupakan kondroblas yang khas.

37
38

Gambar 1. Histogenesis rawan

E. PERTUMBUHAN TULANG RAWAN


Pertumbuhan secara interstitial terjadi pada tulang rawan yang relatif muda
dan lunak sehingga memungkinkan pengembangan dari dalam. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada yang diikuti dengan
penambahan matriks rawan yang ada, sehingga sel-sel rawan letaknya menjadi
berjauhan. Cara ini berlangsung pada rawan muda dan relatif lama.
Pertumbuhan aposisi merupakan suatu proses penambahan lapisan rawan
pada permukaannya akibat aktivitas lapisan dalam perikondrium, yaitu pembungkus
fibrosa sekeliling tulang rawan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh differensiasi sel-sel
perikondrium perifer. Pertumbuhan rawan berlangsung pada permukaan rawan yang
sudah ada. Berlangsung pada rawan yang sudah tua dan relatif tidak lama. Pada
pertumbuhan secara aposisi. Sel-sel fibroblas pada bagian perifer perikondrium
berubah menjadi kondroblas dan kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit di sini juga
mensintesis matriks tulang rawan seperti pada pertumbuhan intertitial. Pada kedua
cara pertumbuhan tersebut kondrosit yang baru dibentuk mensintesis serabut kolagen
dan glikosaminoglikan yang amorf. Pertumbuhan interstitial hanya berlangsung pada
awal pembentukan tulang rawan dan ketika ia meningkatkan massa jaringan dengan

38
39

memperbanyak matriks tulang rawan dari dalam. Ketika matriks menjadi keras,
tulang rawan hanya tumbuh secara aposisi. Sel perikondrium di dekat tulang rawan
berploriferasi dan berdifferensiasi menjadi kondroblas yang kemudian menjadi
kondrosit dalam tulang rawan yang sudah ada (gambar 2).

Gambar 2. Pertumbuhan rawan secara aposisi

F. PERIKARDIUM
Semua tulang rawan hialin dilapisi oleh suatu lapisan jaringan penyambung
padat yang disebut perikondrium yang penting bagi pertumbuhan dan pemeliharaan
tulang rawan kecuali pada kartilago artikularis persendian (rawan persendian).
Perikondrium mengandung serabut kolagen dan sel-sel yang menyerupai fibroblas
yang diduga sebagai kondrogenik atau sel-sel mesenkim yang belum berdifferensiasi
dan dapat berdifferensiasi menjadi kondroblas (gambar 2).

G. JENIS-JENIS TULANG RAWAN

39
40

Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam


matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu :
a. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah
moderat.
b. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah
besar serabut elastik.
c. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks
yang umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen
kasar.

1. Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam
keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio
berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur
oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin
bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang.
Serabut-serabut kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman
halus dan rapat. Sel-sel rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas
dalam sitoplasma kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan
hialin terdapat dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell
nest (gambar 3). Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian
dalam terdapat perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna
disebut kapsul yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di
sekitar kapsula disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung
kondromukoid. Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat.
Matriks rawan sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan
kalsium terjadi pada kehidupan yang sangat dini.
Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang
terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama

40
41

matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu
polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu
inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat),
kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang.
Tulang rawan hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujung-
ujung ventral dari rusuk dan persendian ada tulang.

Gambar 3. Rawan Hialin

2. Tulang rawan Elastik


Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali
bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik
halus. Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya
elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang
rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung
secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur)
seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun

41
42

teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius),


epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks (gambar 4).

Gambar 4. Rawan elastik

3. Tulang Rawan Serabut


Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan
diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di
dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam
simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat
dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan
suatu peralihan secara berangsur-angsur.

42
43

Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali


sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit, mengandung kondrosit yang mirip
dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal maupun dalam kelompok isogen
kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel rawan
biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang sering mengalami tarikan, dan
susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan tersebut (gambar 5)

Gambar 5. Rawan serabut

43
44

TULANG
A. FUNGSI TULANG

Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia yang berfungsi :


i. Menyusun kerangka tubuh manusia.
ii. Menyokong struktur-struktur berdaging.
iii. Melindungi sistem tuas yang melipat gandakan kekuatan
selama kontraksi otot rangka dan mengubahnya menjadi
gerakan tubuh.

B. KOMPOSISI

Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler (matriks).


Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas.
Matriks tulang terdiri atas bahan-bahan anorganik serta zat dasar yang amorf.

1. Osteoprogenitor

Merupakan sel yang belum berdiffrensiasi, serupa dengan fibroblas. Sel-sel


tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk bermitosis. Umumnya terdapat pada
embrio selama pembentukan tulang, dan pada tulang dewasa terdapat pada
periosteum. Selain itu ia dijumpai di dekat semua permukaan bebas tulang seperti
periosteum, endosteum, batas kanalis Havers, dan trabekel tulang rawan yang
berdegenerasi karena bertumbuhnya lempeng epifisis.

44
45

2. Osteoblas

Osteoblas terdapat pada permukaan tulang (gambar 1) dan berfungsi antara


lain :
a. Membuat tulang.
b. Mensintesis komponen-komponen matriks tulang (kolagen dan glikoprotein).
Ada dua bentuk osteoblas, tergantung pada aktivitas metabolismenya, yaitu :
a. Kuboid : Bila aktif mensintesis matriks.
b. Gepeng : Bila kegiatan sintesis matriks menurun.
Selama sintesis matriks tulang, retikulum endoplasma dan badan golgi
berkembang dengan baik, inti bulat dan besar, memiliki kromatin halus yang tersebar.
Matriks yang baru disintesis belum mengalami kalsifikasi terletak di dekat osteoblas
dan disebut osteoid (gambar 1).

Gambar 1. Stadium lanjut osifikasi intra membran

45
46

3. Osteosit (sel tulang)

Osteosit adalah sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan


matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Berbeda dengan kondrosit, osteosit
memiliki banyak juluran-juluran sitoplasma yang berhubungan satu sama lain. Dalam
matriks tulang, osteosit terdapat dalam lacuna, sedangkan juluran-juluran sitoplasma
(filopodia) terdapat dalam saluran-saluran halus yang disebut kenakuli (gambar 2).
Osteosit berbentuk agak pipih, retikulum endoplasma kasar dan badan golgi lebih
sedikit, kromatin inti lebih padat.

Gambar 2. Skema dua buah osteosit dan sebahagian sistem Havers


Uluran-uluran sitoplasma di dalam kenakuli saling berhubungan, sehingga
memungkinkan terjadinya aliran ion dan molekul-molekul kecil antar sel (misalnya
hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang). Dengan demikian

46
47

pertukaran antara osteosit dengan kapiler darah tergantung pada hubungan seluler
melalui kenakuli. Kenakuli menghubungkan antara :
1. Sel osteosit yang satu dengan sel osteosit tetangganya.
2. Sel osteosit dengan permukaan luar dan permukaan dalam tulang.
3. Sel osteosit dengan kapiler darah.
Osteosit berfungsi memelihara matriks tulang dan membebaskan kalsium dari
matriks tulang bila kadar kalsium meningkat.

4. Osteoklas
Osteoklas merupakan sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak (gambar 1),
biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan matriks atau pada
permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtu lakuna Howship.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa osteoklas dibentuk dari persatuan monosit
berinti tunggi yang berasal dari darah. Osteoklas mengandung banyak lisosom, mereka
mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyerang matriks tulang dan
melepaskan zat dasar yang mengalami klasifikasi.
Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan pembersih
debris yang terbentuk selama responsi tulang. Adapun proses reabsorbsi tulang berlangsung
dengan cara :
1. Dekalsifikasi oleh asam organik yang menumpuk di bawah tepian juluran osteoklas.
2. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan melalui
proses eksositosis.

C. Substansi interseluler (Matriks tulang)

Di antara empat jaringan dasar, tulang merupakan jaringan yang paling keras.
Matriks tulang terdiri atas garam-garam anorganik dan bahan-bahan organik

1. Bahan anorganik (kurang lebih 50%) berat kering matrik tulang, terdiri atas:

a. Kalsium dan fosfor dalam jumlah yang sangat banyak


b. Bikarbonat
47
48

c. Magnesium, kalsium dan natrium


d. Kalsium sitrat
e. Ion magnesium
Kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(HO)2) yang
berbentuk jarum disamping serabut kolagen.

2. Bahan organik terdiri atas:

a. Serabut kolagen (kurang lebih 95 %)


b. Osteonektin yaitu protein non kolagen yang berfungsi menghubungklan kolagen
dengan mineral tulang
c. Osteokalsin yaitu protein non kolagen yang mengikat kalsium
d. Zat dasar yang amorf yang mengandung glukosaminoglikan seperti keratin sulfat,
kondroitin sulfat dan asam hialuronat.
Matriks tulang bersifat fibriller; serabut kolagen dio dalam tulang disebut
osteokolagen yang membentuk keping tulang atau lamella tulang

D. Peristeum dan Endosteum

Periosteum merupanan suatu lapisan jaringan penyambung padat, terdapat


pada permukaan luar tulang. Pada bagia luar, komponen serabut lebih banyak
dibandingkan komponen luar, komponen serabut lebih banyak dibandingkan
komponen selulernya. Pada bagian dalam komponen selulernya lebih banyak
dibandingkan komponenn serabutnya, dan vaskuler. Serabut kolagen periosteum yang
menembus matriks tulang dan mengikatkan periosteum ke tulang disebut Sharpey.
Sel-sel periosteum secara morfologi mirip fibrioblas, dapat berproliferasi secara
mitosis dan berdifferensiasi menjadi osteoblas.
Endosteum memiliki komponen yang mirip periosteum, hanya lebih tipis dan
tidak menunjukkan adanya dua lapisan yang jelas seperti pada periosteum.

48
49

Gambar 3. Diagram sebagian tulang kompak

E. Jens-jenis jaringan tulang.

Jenis-jenis tulang dapat dibagi berdasarkan:


a. konstruksinya
b. histologinya
c. bentuknya
d. menurut cara pembentukannnya
1. Menurut konstruksinya, tulang dikelompokkan menjadi:
a. tulang bunga karang
b. tulang kompak
49
50

1.1. Tulang Bunga Karang


Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk dan
ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling berhubungan dengan
susunan yang tidak teratur. Pada penampang melintang terlihat bahwa diantara lamella-
lamella tulang terdapat osteosit. Rongga-rongga trabekula tulang diisi oleh sumsum tulang,
terutama sumsum tulang merah

Gambar 4. Tulang bunga karang


1.2. Tulang Kompak
Memiliki susunan yang teratur dimana lamella tulang tersusun konsentri
mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu menurut kepanjangan tulang.
Lamella tulang terdiri atas (i) lamella sirkumfrensial luar, (ii) lamella sirkufrensial
dalam (iii) lamella interstisial, dan (iv) lamella konsentris.
Lamella sirkumfrensial luar terletak pada bagian di bawah periosteum,
sedangkan lamella sirkumfrensial dalam terdapat diatas endosteum. Kedua lamella
medulla sebagai pusat lamella sirkumfrensial luar memiliki lamella yang lebih
banyak dibandingkan dengan lamella sirkumfrensial dalam.
Lamella interstisial merupakan lamella yang terdapat diantara lamella
konsentris dan berada diantara kedua lamella sirkumfrensial. Lamella ini berjalan
sejajar berbentuk segi tiga dan kadang-kadang tidak teratur. Ia merupakan sisa-sisa

50
51

lamella yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak selama pertumbuhan
tulang.
Lamella konsentris dibentuk oleh serabut kolagen yang tersusun
konsentris/sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran
Havers dan lamella yang tersusun konsentris disebut sistem Havers. Di dalam saluran
havers terdapat:
a. pembuluh darah
b. pembuluh syaraf
c. pembuluh limfe
d. jaringan ikat
Sistem havers terdiri atas:
a. Saluran sentral (Havers)
b. Havers dikelilingi oleh 4-20 lamella yang tersusun konsentris
c. Saluran sentral dilapisi oleh endosteum. Di dalamnya terdapa: pembuluh
darah, pembuluh syaraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat
d. Saluran havers berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum & saluran
havers lain melalui saluran volkman
Di dalam diafisis. Lamella-lamella memperlihatkan suatu susunan khas.
Terdiri atas sistem havers. Sistem sirkumferensial luar dan dalam dan sistem
intermediat. Setiap sistem havers merupakan suatu serabut yang panjang, sering
bercabang dua dan sejajar dengan diafisis.
Sel ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. oleh sebab itu
bersifat osteogenik. Sifat osteogenik periosteum berlangsung secara aposis dan tidak
pernah secara interstitial. Dalam periosteum terdapat pembuluh darah. Pembuluh
syaraf dan limfe (pada rawan tidak ada)
Saluran havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan sebelah luar
oleh saluran Volkman. Saluran ini tidak dikelilingi oleh lamella tulang. Saluran ini
melewatkan pembuluh darah, pembuluh syaraf pembuluh limfe dan jaringan ikat
2. Secara histologi tulang dibedakan atas dua jenis, yaitu:

51
52

a. Tulang primer = tulang immatur = woven


b. Tulang sekunder = tulang matur = lamellar
Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang, namun dalam
beberapa hal terdapat perbedaan antara lain:
a. Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang
sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu sama
lain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler.
b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang
sekunder banyak
c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit
Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer,
dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekat
sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon.
Sistem sirkumferensial luar dan dalam terletak di sekitar rongga sumsum tepat
di bawah periosteum dengan lamella-lamella yang tersebar secara sirkuler. Sistem
sirkumferensial luar meliliki lamaella yang banyak dibandingkan dengan sitem
sirkumferensial dalam. Di antara sistem sirkumferensial terdapat banyak havers dan
diantara mereka ada kelompok lamella berbentuk segitiga atau tidak teratur yang
disebut sistem intermediet

3. Menurut bentuknya, tulang terdiri atas:


- Tulang pipa (tulang panjang)
- Tulang pendek (tulang irreguler)
- Tulang pipih
1) Tulang pipa memiliki bagian:
a. Epiphyse : Berupa bonggol, terdapat sepasang, berupa tulang
bunga karang yang dilapisi tulang kompak tipis
b. Diaphyse : Merupakan bagian tengah dari tulang, berisi sum-sum
kering, dibangun oleh tulang kompak yang dilapisi periasten

52
53

c. Rawan epiphyseal : Terdapat di antara epiphyse, diaphyse, berupa


keping rawan, hanya terdapat pada tulang yang masih dapat tumbuh.
Contoh : femur, humerus, radius dan ulna
2) Tulang pipa memiliki bagian:
Bila dipotong maka terlihat bahwa pada :
a. Bagan dalam diangun oleh tulang bunga karang
b. Bagian luara terdiri dari tulang kompak yang tipis yang membungkus tulang
bunga karang Contoh:
- Tulang-tulang karpalis
- Tulang-tulang tarsalis
- Tulang-tulang phalangs
c. Tulang-tulang pipih
- Bagian tengah berupa tulang bunga karang
- Bagian luar berupa tulang kompak yang tipis Contoh :
- Tulang rusuk
- Tulang tengkorak

4. Menurut cara pembentukannnya


a. Tulang-tulang yang dibentuk secara langsung
- Dibentuk dengan osifikasi inter membran. Biasanya disebut sebagai
tulang-tulang dermal atau tulang membran
- Proses penulangan belangsung secara:
Jaringan ikat (mesenkim) → proses osifikasi → tulang dermal
b. Tulang-tulang dibentuk secara endokondral
- Proses penulangan belangsung:
Mesenkim → rawan → tulang
- Proses yang membangun tubuh dibentuk dengan cara esifikasi
endokondral

c. Tulang-tulang heterotrofik

53
54

- Merupakan tulang-tulang yang dibentuk d luar sistem tulang, prosesnya


disebut penulangan etopik:
Contoh: - dionding jantung
- Sklera mata, penis dll.

F. Histogenesis

Sebelum membahas mengenai histogenesis tulang, ada beberapa ciri tertentu


yang harus dipertimbangkan (Lesson, Lesson, dan Paparo., 1987), yaitu:

1. Adanya sistem kenalikuli, yaitu saluran-saluran halus yang


memungkinkan pertukaran metabolit antara aliran darah dengan sel-sel
tulang.

2. Adanya sistem vaskuler interen yang terdapat di dalam saluran Havers


dan Volkmann.

3. Adanya unsur anorganik di dalam matriks yang mencegah pertumbuhan


dari dalam, akibatnya tulang hanya tumbuh secara aposisional.

4. Sifat arsitektur tulang yang non statis. Tulang dirusak setempat dan
dientuk kembali secara berulang kali. Jadi terdapat proses rekonstrksi
yang berkelanjutan

Histogenesis berlangsung melalui osifikasi intramembran dan osifikasi


endokondral atau intrakartilago.

5. Osifikasi intra membran.

Tempat berlansungnya : OS. Frontalis, farietalis, tulang tengkorak, os.


Oksipitalis, temporalis, madibula, maksila.
Fungsi : Pertumbuhan dan penebalan tulang pendek.
54
55

Proses :- Osifikasi dimulai pada pusat osifikasi primer di dalam


jaringan peyambung.
- Sel-sel mesenkim :
- Menggelembung dan berubah menjadi osteoblas
- Osteoblas mensintesis dan menggetahkan maxailes tulang muda
(osteosid) ke dalam subtansi interseluler yang kaya akan serabut
kolagen.
- Selanjutnya terjadi vaskularisasi yang membawa garam-garam
kapur (kalsium fosfat) dll.
- Akhirnya terjadi pengendapan garam-garam kapur hingga
subtansi interseluler mengeras dan osteoblas terkurung dan
menjadi osteosit.

6. Osifikasi endokondral

Bertanggung jawab untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang.


Berlangsung pada tempat tulang hialin yang awalnya merupakan suatu
model. Terdiri atas dua proses:
a. Hipertropi dan destrulesi kondrosit model tulang sehingga menghasilkan
lacuna-lakuna yang meluas dan dipisahkan oleh septum matriks tulang rawan
yang mengalami kalsifikasi.
b. Suatu tunas ostegenik yang terdiri atas prekusor osteogenik dan kapiler darah
menembus ke dalam ruang-ruang yang ditinggalkan oleh kondrosit yang
mengalami degenerasi.
Jadi osifikasi endokondral merupakan pembentukan tulng yang diawali
dengan pembentukan model tulang rawan. Osifikasi ini terjadi pada proses
pemnbentukan tulang pendek dan tulang panjang. Pertumbuhan tulang rawan dimulai
dari sel mesenkim yang berdifferensiasi menjadi kondroblas, kemudain membentuk
tulang rawan melalui pertumbuhan secara interstisial dan oposisional, sehingga
terbentuk model tulang rawan.

55
56

Sementara model terus bertumbuh, kondrosiut pada bagian tengah mengalami


hipertrofi menjadi matang dan pada tahap ini terjadi proses klasifikasi, bagian
tersebut mulai diganti dengan tulang, pada pericardium, pada saat bersamaan sel-
selnya mulai berdifferensiasi manjadi osteoblas dan mulai meletakkan lapisan tipis
matriks tulang mengelilingi model. Perikondrium sekarang berubah menjadi
periosteum, dan dengan bertambahnya vaskularisasi, periosteum ini terus
berkembang.
Kapiler perioteal bersama sel-sel osteogenik akan menyusup ke dalam bagian
tengah model tulang rawan yang sudah mengalami klasifikasi dan membentuk
bangunan yang disebut kuncup periosteum yang mengawali terbentuknya pusat
osifikasi primer yang pada akhirnya akan mengganti sebagian besar model tulang
rawan. Prose tersebut pad akhirnya akan membentuk tulang rawan. Proses tersebut
pada akhirnya akan membentuk tulang buang karang dengan model tulang rawan
yang telah mengalami klasifikasi dalam trabekelnya. Akhirnya pada bagian pusat
tulang bunga karang pada bagian tengah model mengalami reabsorbsi dan
terbentuklah medulla yang dikelilingi oleh korteks. Bagian medulla diisi oleh sel-sel
hematopoietik multipoten yang nantinya berkembang menjadi jaringan myeloid.
Dalam pertumbuhan tulang ini terbentuk tulang bagian tengah yang terbentuk
batang dan disebut diafisis, dan di sini tetap terjadi pertumbuhan tulang secara
osifikasi primer (osifikasi dan diafisis), sedngakn pada ujungnya yang masih berupa
tulang rawan disebut efifisis dan pertumbuhan tulang pada bagian ini berlangsung
secara osifikasi sekunder.
Epifisis yang pada mulanya terdiri dari odel tulang rawan akan berubah
menjadi tulang bunga karang dengan meninggalkan tulang rawan pada (i) kartilago
artikulasio, yaitu tulang rawan yang menutupi tulang pada permukaan persendian,
dan tetap tinggal sampai dewasa dan tidak ikut dalam proses pembentukan tulang (ii)
lempeng epifisis yaitu tulang rawan yang terletak melintang membatasi epifisis
dengan diafisis dan berfungsi untuk memungkinkan pertumbuhan tualng samapi
bentuk dewasa tercapai (pertumbuhan secara longituginal).

56
57

57
58

58

You might also like