You are on page 1of 26

BAHAN AJAR PPKN SIAP UAS KELAS 9 TAHUN 2009

UNTUK SMP

A. PENGERTIAN KONSTITUSI
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis,
yang menguasai secara mengikat bagaimana suatu pemerintahan negara diselenggarakan
dalam masyarakat. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis “Constituere” yang berarti
menetapkan atau membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan sebagai pembentukan
atau penyusunan negara. Konstitusi merupakan aturan-aturan pokok mengenai sendi-sendi
yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara. Konstitusi tertulis adalah undang-undang
dasar, sedangkan konstitusi yang tidak tertulis adalah konvensi. Dengan demikian UUD
merupakan bagian dari konstitusi.
Namun demikian secara umum konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-
undang dasar yang merupakan terjemahan dari “Grondwet” dalam bahasa Belanda (grond
berarti dasar dan wet berarti undang-undang).
Demikian juga dalam praktik ketatanegaraan Republik Indonesia, pengertian konstitusi
disamakan dengan pengertian Undang-Undang Dasar

B. MAKNA KONSTITUSI
Setiap Negara yang merdeka dipastikan memiliki aturan mendasar yang memuat hal-
hal pokok tentang berdirinya Negara dan bagaimana tata cara pengaturan dalam rangka
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara dengan cara membuat dan menetapkan konstitusi atau
Undang Undang Dasar (UUD). Negara kita juga memiliki konstitusi yang dikenal dengan
sebutan Undang undang Dasar 1945 yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi tertib dan lancar, terhindar
dari tindakan sewenang-wenang dari para penguasa serta mengukur keberhasilan tujuan yang
ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan sesuai dengan aspirasi dan amanat
penderitaan rakyat.

C. FUNGSI KONSTITUSI
Menurut Joeniarto, konstitusi atau UUD mempunyai fungsi pada umumnya :
1. Ditinjau dari tujuannya, yaitu untuk menjamin hak-hak anggota masyarakatnya,
terutama warga negara dari tindakan sewenang-wenang penguasanya.
2. Ditinjau dari penyelenggaraan pemerintahannya, yaitu dijadikan landasan struktural
penyelenggara pemerintah menurut suatu sistem ketatanegaraan yang pasti, yang
pokok-pokoknya telah digambarkan oleh aturan-aturan konstitusi/UUD

D. ISI MUATAN KONSTITUSI


Dibentuknya sebuah konstitusi dilatarbelakangi adanya sejarah, budaya, ideologi,
falsafah, dan pertumbuhan serta perkembangan pemikiran suatu bangsa. Oleh karena itu,
setiap negara memiliki konstitusi yang berbeda-beda.
Secara umum isi muatan konstitusi adalah tentang badan-badan atau lembaga-lembaga
negara, termasuk pembagian dan tugasnya, dan jaminan hak asasi manusia atau warga negara
serta prosedur mengubah konstitusi/UUD itu sendiri.
UUD 1945 (Konstitusi Negara RI) memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Pembukaan UUD 1945 memuat tentang :
a. Pernyataan anti penjajahan (alinea 1)
b. Fungsi perjuangan/pergerakan nasional didalam menghadapi penjajahan (alinea
2)
c. Pernyataan kemerdekaan (alinea 3)
d. Tujuan Negara dan Dasar Negara (alinea 4)
2. Pasal-pasal UUD 1945 memuat tentang :
a. Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan Negara (pasal 1)
b. Bab II tentang MPR (pasal 2-4)
c. Bab III tentang Kekuasaan Pemerintah Negara (pasal 5-15)
d. Bab IV tentang DPA (pasal 16)
e. Bab V tentang Kementerian Negara (pasal 17)
f. Bab VI tentang Pemerintah Daerah (pasal 18-18B)
g. Bab VII tentang DPR (pasal 19-22B)
h. Bab VIIA tentang DPD (pasal 22C-22D)
i. Bab VIIB tentang Pemilihan Umum (pasal 22E)
j. Bab VIII tentang Keuangan (pasal 23-23D)
k. Bab VIIIA tentang BPK (pasal 23E-23G
l. Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman (pasal 24-25)
m. Bab IXA tentang Wilayah Negara (pasal 25A)
n. Bab X tentang Warga Negara dan Penduduk (pasal 26-28)
o. Bab XA tentang HAM (pasal 28A-28J)
p. Bab XI tentang Agama (pasal 29)
q. Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan (pasal 30)
r. Bab XIII tentang Peradilan dan Keamanan (pasal 31-32)
s. Bab XIV tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial (pasal 33-
34)
t. Bab XV tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan lagu Kebangsaan
(pasal 35-36C)
u. Bab XVI tentang Perubahan UUD (pasal 37)
v. Aturan Peralihan
w. Aturan Tambahan

E. SEJARAH PERKEMBANGAN KONSTITUSI (UUD) DI INDONESIA


Dimulai sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia yang ditandai dengan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kemudian disusul menetapkan dan mengesahkan berlakuknya
konstitusi negara pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan nama Undang-Undang Dasar 1945.
Namun pada kenyataannya berlakunya UUD 1945 belum seperti yang diharapkannya,
sebab mengalami hambatan-hambatan terutama adanya pengaruh Belanda yang datang ke
Indonesia dengan membonceng sekutu, bertujuan untuk membubarkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, sehingga terjadi beberapa kali perubahan konstitusi.
Secara garis besar beberapa konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. UUD 1945 (18 Agustua 1945 s.d. 27 Desember 1949)
Berdasarkan keputusan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang
menetapkan berlakunya UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam praktik
penyelenggaraan Negara Republik Indonesia.
Pada periode ini, UUD 1945 terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh ( 16 bab 37 pasal,
4 pasal aturan tambahan dan 2 ayat aturan peralihan dan Penjelasan.
2. UUD RIS (27 Desember 1949 s.d. 17 Agustus 1950)
Berlakunya UUD RIS atau Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)
dilatarbelakangi terbentunya negara-negara boneka di Indonesia akibat dari politik
Belanda yang memecah belah bangsa Indonesia. Belanda bermaksud menguasai
Indonesia kembali dengan cara mempengaruhi bangsa Indonesia. Untuk mengakhiri
konflik yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda yang belum mengakui juga
kedaulatan RI, maka diadakan Konfrensi Meja Bundar (KMB) yang kemudian pada
tanggal 27 Desember 1949 terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat dengan
Konstiotusi RIS. Konstitusi RIS terdiri atas 6 bab 197 pasal dan beberapa bagian.
3. UUD S 1950 (17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959)
Penggantian UUD RIS menjadi UUD Sementara 1950 didasarkan pada UU
Federal No. 7 tahun 1950 yang menegaskan bahwa konstitusi sementara Republik
Indonesia Serikat diubah menjadi UUD Sementara Republik Indonesia, UUDS 1950
terdiri atas 6 bab 146 pasal dan beberapa bagian.
4. UUD 1945 (5 Juli 1959 s.d sekarang)
Sesusi ketentuan UUDS 1950 dibentuk Dewan Konstituante yang bertugas
membuat UUD dan nyatanya tidak menghasilkan UUD maka keluarlah Dekrit
Presiden.
Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang memutuskan :
a. Menetapkan pembubaran Konstituante
b. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c. Pembentukan MPR Sementara dan DPA Sementara
Maka Republik Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi dan
berlaku hingga saat ini yang pada perkembangannya mengalami amandemen sebagai
upaya penyempurnaan agar sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
Pada masa Orde Lama, UUD 1945 belum dapat dilaksanakan secara murni dan
konsekuen. Dengan alasan kondisi negara yang belum mapan dan pembentukan
lembaga negara belum sesuai harapan rakyat. Berbagai penyimpangan terhadap UUD
1945 memberi peluang berkembangnya komunis sehingga memuncak dengan
meletusnya G 30 S/PKI.
Runtuhnya Orde Lama melahirkan Orde Baru tahun 1966 yang mempunyai cita-cita
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen. Akhirnya juga kandas di tengah
jalan yang disebabkan oleh merebaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga Orde
Baru berakhir pada tahun 1998.
Sejak tahun 1998 memasuki Era Reformasi di segala bidang kehidupan
termasuk dalam penerapan konstitusi. Pada Era Reformasi, UUD 1945 mengalami
amandemen sampai 4 (empat) kali sehingga menghasilkan UUD 1945 hasil
amandemen seperti yang berlaku sekarang ini. Amandemen yang terjadi berturut-turut
sebagai berikut :
a. Amandemen I tanggal 14 Oktober 1999 yang mengubah sebanyak 9 pasal yaitu
pasal 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, dan 21.
b. Amandemen II tanggal 19 September 2000 yang mengubah sebanyak 10 pasal
yaitu pasal 18, 19, 20. 22, 25, 26, 27, 28, 30, dan 36.
c. Amandemen III tanggal 9 Nopember 2001 yang mengubah sebanyak 10 pasal yaitu
pasal 1, 3, 6, 7, 8, 11, 17, 22, 23, dan 24.
d. Amandemen IV tanggal 10 Agustus 2002 yang mengubah sebanyak 14 pasal yaitu
pasal 2, 3, 6, 8, 11, 16, 23, 24, 29, 31, 32, 34, 37, Aturan Peralihan, dan Aturan
Tambahan.

BAGAN
KONSTITUSI YANG BERLAKU DI INDONESIA SEJAK PROKLAMASI
KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG

Undang-Undang Dasar Negara

UUD 1945 UUD RIS 1949 UUDS 1950 UUD 1945


(Konstitusi RIS)
17-08-1945 s.d. 27-12-1945 s.d. 17-08-1950 s.d. 05-07-1959 s.d.
27-12-1949 17-08-1950 05-07-1959 sekarang
Negara Kesatuan, Negara Serikat, Negara Kesatuan, Negara Kesatuan,
Pemerintahan Pemerintahan Pemerintahan Orla : 5/7/1959 –
Republik, Republik, Republik, 11/3/1966
Kabinet Presidensial Kabinet Parlementer Kabinet Parlementer Orba : 11/3/1966 –
21/5/1998
Pemerintahan
Republik,
Kabinet
Presidensial

F. SISTEM KETATANEGARAAN BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)


Amandemen UUD 1945 sesungguhnya tidak mengubah sistem pemerintahan
Indonesia. Sistem pemerintahan Indonesia masih tetap Presidensial. Amandemen, hanya
mengubah peran dan hubungan antara lembaga-lembaga negara yang ada.
Berdasakan Amandemen IV UUD 1945 yang dikukuhkan pada Sidang Tahunan MPR
tahun 2002, maka ketatanegaraan Indonesia secara singkat sebagai berikut :
1. Bentuk negara kesatuan tetap menjadi landasan utama.
2. Sistem pemerintahan adalah presidensial murni, presiden dan wakil presiden dipilih
secara langsung oleh rakyat.
3. Sistem parlemen menggunakan Bikameral Sistem, yaitu terdiri dari Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
4. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tidak lagi menjadi lembaga Tertinggi Negara,
melainkan hanya merupakan sarana bergabungnya DPR dan DPD.
5. Sistematika UUD hanya terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal.
6. Hubungan organisasi dalam garis vertikal mempergunakan asas desentralisasi dengan
otonomi luas.
7. Dijumpai adanya Mahkamah Konstitusi yang diberi wewenang untuk melakukan
legislative review terhadap UU serta bertindak sebagai mediator jika ada konflik
diantara lembaga negara.
8. Komisi Yudisial yang diangkat oleh Presidan dengan persetujuan DPR bersifat mandiri
dan berwenang mengusulkan pengangkat Hakim Agung serta menjaga dan menegakan
kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim.
9. Kebebasan berekspresi dan berpartisipasi rakyat dilindungi oleh UUD 1945 sehingga
rakyat memiliki keberanian dalam menyuarakan kepentingannya.

Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia khas menurut kepribadian bangsa Indonesia


seperti yang tercermin dalam UUD 1945 (amandemen). Pembagian kekuasaan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia dapat berupa vertical dan horizontal.
1. Pembagian kekuasaan yang secara vertikal adalah pembagian kekuasaan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Berarti Negara Kesatuan Republik Indonesia
terbagi atas daerah-daerah provinsi, setiap daerah provinsi terbagi lagi atas kabupaten
dan kota yang mempunyai pemerintahan sendiri dan memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus pemerintahannya menurut asas tugas pembantuan dan
otonomi daerah. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur
dalam undang-undang. Pemerintah daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah
(Gubernur, Bupati, Walikota) yang dipilih langsung oleh rakyat. Dan setiap pemerintah
daerah juga memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotanya dipilih
melalui pemilu. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dengan daerah diatur
dalam undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
2. Pembagian kekuasaan secara horizontal merupakan pembagian yang didasarkan sifat
dan tugas yang berbeda jenis dan lapangan kerja di antara lembaga-lembaga negara.
a. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan Presiden untuk menjalankan kekuasaan
pemerintahan berdasarkan UUD 1945
b. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan DPR untuk membentuk dan menyusun
UU dengan persetujuan Presiden
c. Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan Kehakiman untuk menyelenggarakan
peradilan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

BAGAN
SUSUNAN LEMBAGA-LEMBAGA TINGGI NEGARA

UUD 1945

MPR PRESIDEN KEKUASAAN KEHAKIMAN


BPK
DPR DPD WAKIL PRESIDEN MA MK KY
G. PENYIMPANGAN- PENYIMPANGAN KONSTITUSI YANG BERLAKU DI
INDONESIA
Terdapat beberapa penyimpangan terhadap koinstitusi yang pernah terjadi di Indonesia
antara lain :
1. Maklumat Wakil Presiden No. X Tahun 1945.
Maklumat tersebut menyatakan :
a. KNIP diserahi kekuasaan legislative dan ikut serta membuat/menetapkan Garis-
Garis Besar dari pada Haluan Negara.
b. Pekerjaan sehari-hari KNIP dilakukan oleh badan pekerja (BP) KNIP.
Apabila ditinjau dari aspek konstitusional berdasarkan UUD 1945 maka maklumat
tersebut menimbulkan persoalan, sebab di dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa fungsi
dan wewenang KNIP semata-mata hanya pembantu Presiden.
2. Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945.
Isi maklumat tersebut adalah :
a. Pengumuman tentang terbentuknya kabinet baru.
b. Pengumuman bahwa kabinet yang baru terbentuk tersebut bertanggungjawab
kepada KNIP.
Terjadi penyimpangan yaitu dari sistem kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer. Sebab dalam UUD 1945 jelas bahwa kabinet itu diangkat dan
diberhentikan oleh presiden serta bertanggung jawab kepada Presiden.
3. Penetapan Presiden No. 4 Tahun 1960 tentang Penyusunan Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong Royong (DPRGR) yang Dilakukan oleh Presiden.
Jelas apabila ditinjau dari aspek konstitusional, maka tindakan penyusunan DPRGR
dan MPRS melalui penetapan presiden adalah sebuah penyimpangan terhadap UUD
1945.
4. Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1963 Mengenai Pengangkatan Presiden Soekarno
sebagai Presiden Seumur Hidup.
Ketetapan tersebut merupakan bentuk penyimpangan terhadap pasal 7 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa presiden dan wakil presiden memegang jabatannya selama masa
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
5. Pembentukan Partai Komunis Indonesia
Penyimpangan konstitusional mencapai puncaknya di bidang politik dengan
meledaknya kasus pemberontakan G 30 S PKI.

H. SIKAP POSITIF TERHADAP PELAKSANAAN UUD 1945 HASIL AMANDEMEN


Warga negara yang baik wajib memiliki kesetiaan terhadap bangsa dan negara.
Kesetiaan itu apabila dirinci mencakup kesetiaan terhadap empat hal yaitu kesetiaan terhadap
ideologi negara, kesetiaan terhadap konstitusi negara, kesetiaan terhadap peraturan perundang-
undangan negara, dan kesetiaan terhadap kebijakan pemerintah.
Salah satu kesetiaan tersebut adalah kesetiaan terhadap konstitusi negara. Oleh karena
itu, setiap warga negara wajib memiliki perilaku positif terhadap konstitusi negara.
Contoh sikap positif terhadap nilai-nilai UUD 1945 (konstitusi) hasil amandemen, antara lain :
1. Berusaha mempelajari isi konstitusi hasil amandemen agar memahami makna
konstitusi.
2. Melaksanakan isi konstitusi sesuai profesi masing-masing.
3. Membantu pemerintah dalam menyosialisasikan isi konstitusi kepada warga
masyarakat.
4. Melaporkan kepada yang berwajib bila ada pihak-pihak yang melanggar konstitusi.
5. Mengawasi penyelenggara negara agar melaksanakan tugas sesuai dengan konstitusi.
6. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku apakah sudah sesuai dengan
konstitusi atau belum.
7. Mengamati berbagai kegiatan politik/partai politik, apakah sudah sesuai dengan
konstitusi yang berlaku.
8. Menanamkan nilai-nilai konstitusi khususnya perjuangan bangsa kepada generasi
penberus.
9. Menangkal masuknya ideologi lain dan budaya asing yang bertentangan dengan
konstitusi Indonesia.
Wujud partrisipasi terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen dalam berbagai
kehidupan, yaitu sebagai berikut :
1. Di dalam diri sendiri
a. Mengakui dan menghargai hak-hak asasi orang lain
b. Mematuhi dan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku
c. Berpendirian tidak berat sebelah
2. Di dalam keluarga
a. Taat dan patuh terhadap orang tua
b. Melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan keluarga
c. Memiliki etika terhadap sesame anggota keluarga
3. Di dalam sekolah
a. Taat dan patruh pada tata tertib sekolah
b. Melaksanakan program kegiatan OSIS
c. Jika melanggar tata tertib siap dan mau menerima sanksinya
4. Di dalam masyarakat
a. Menjunjung tinggi norma-norma pergaulan
b. Mengikuti kegiatan yang ada dalam karang taruna
c. Mendukung kerja sama dalam pembangunan wilayah setempat
5. Di dalam berbangsa dan bernegara
a. Sanggup melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen
b. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan bangsa dan negara
c. Menyadari kedudukannya sebagai warga negara yang baik

LATIHAN
Isilah kolom (...) di depan nomor butir pernyataan dengan huruf yang sesuai dengan butir
respan.

PERNYATAAN RESPON
(….) 1. Konstitusi dalam istilah A. 27 Desember 1949 s.d. 17 Agustus 1950
sehari-hari B. 17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959
(….) 2. Isi Pembukaan UUD 1945 C. Melaksanakan isi konstitusi sesuai dengan
(….) 3. Indonesia menggunakan profesi masing-masing
UUD S D. Menghilangkan kesan sakral pada UUD 1945
(….) 4. Kedudukan Presiden menurut E. Badan eksekutif menurut UUD 1945
UUD 1945 F. Badan legislatif menburut UUD 1945
(….) 5. DPR G. Kepala negara dan kepala pemerintahan
(….) 6. Badan Konstituante H. Tujuan dan Dasar Negara
(….) 7. Sistem pemerintahan I. Presidensial
menurut UUD 1945 hasil J. Parlementer
amandemen K. Badan yang mengesahkan UUD 1945
(….) 8. Presiden membubarkan DPR L. Badan yang bertugas menyusun UUD sebagai
(….) 9. Arti penting amandemen pengganti UUD S
UUD 1945 M. UUD
(….) 10. Contoh sikap positif terhadap N. Contoh bentuk penyimpangan konstitusional
UUD 1945 O. Mendidik warga negara untuk berlatih
menyusun UUD yang baru
A. Hakekat Perundang-undangan Nasional
Perundang-undangan hanya merupakan sebagian dari hukum. Hukum ada yang bersifat
tertulis dan tidak tertulis. Hukum tidak tertulis yang dilaksanakan dalam praktik
penyelenggaraan negara dinamakan konvensi sedangkan hukum tidak tertulis dinamakan
hukum adat.

Peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis. Contoh peraturan tertulis adalah undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah dan sebagainya. Contoh
peraturan tidak tertulis adalah hukum adat, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilaksanakan dalam praktik penyelenggaraan negara atau konvensi.
Peraturan yang tertulis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang,
b. Isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, dan
c. Bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi).

B. Landasan Berlakunya Peraturan Perundang-undangan


a. Landasan Filosofis
Setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan cita-cita
moral dan cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Nilai-nilai yang
bersumber pada pandangan filosofis Pancasila.
b. Landasan Sosiologis
Pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan masyarakat.
c. Landasan Yuridis
Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan memuat keharusan:
1) Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan,
2) Adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
perundang-undangan,
3) Mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,
4) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.

C. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan


1. Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sbb :
a. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Idonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah (Perda).

a. Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan Hukum Dasar tertulis Negara Republik
Indonesia dan berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.

b. Undang-undang
Undang-undang merupakan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan
UUD 1945. Lembaga yang berwenang membuat UU adalah DPR bersama Presiden.

c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)


Peraturan Pemerintah penganti Undang-Undang (PERPU) dibentuk oleh presiden
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan DPR. PERPU dibuat dalam keadaan
“darurat” atau mendesak karena permasalahan yang muncul harus segera
ditindaklanjuti. Setelah diberlakukan PERPU tersebut harus diajukan ke DPR untuk
mendapatkan persetujuan.

d. Peraturan Pemerintah
Untuk melaksanakan suatu undang-undang, dikeluarkan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah dibuat untuk melaksanakan undang-undang.
e. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Peraturan Presiden dibentuk untuk
menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut perintah Undang-Undang atau Peraturan
Pemerintah baik secara tegas maupun tidak tegas diperintahkan pembentukannya.

f. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah Propinsi
dan Kabupaten atau Kota, untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi dan dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah.

D. PROSES PEMBUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


NASIONAL

E. E. MENTAATI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


NASIONAL
Seseorang dikatakan mempunyai kesadaran terhadap aturan atau hukum, apabila dia :
1. Memiliki pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum yang berlaku, baik
di lingkungan masyarakat ataupun di negara Indonesia,
2. Memiliki Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum, artinya bukan
hanya sekedar dia tahu ada hukum tentang pajak, tetapi dia juga mengetahui isi
peraturan tentang pajak tersebut.
3. Memiliki sikap positif terhadap peraturan-peraturan hukum
4. Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan apa yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

F. KASUS KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASANNYA DI INDONESIA


Dalam skala nasional tindakan-tindakan yang dilakukan oleh berbagai profesi dapat
dikatagorikan korupsi, seperti :
1. Menyuap hakim adalah korupsi. Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan
termasuk korupsi harus memenuhi unsur-unsur :
a. Setiap orang,
b. Memberi atau menjanjikan sesuatu,
c. Kepada hakim,
d. Dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili.

2. Pegawai Negeri menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan adalah


korupsi.
Untuk menyimpulkan apakah seorang Pegawai Negeri melakukan suatu perbuatan
korupsi memenuhi unsur-unsur :
a. Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara,
b. Menerima hadiah atau janji,
c. Diketahuinya,
d. Patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena
kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya dan menurut
pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan
jabatannya.

3. Menyuap advokat adalah korupsi. Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan


termasuk korupsi harus memenuhi unsur-unsur :
a. Setiap orang,
b. Memberi atau menjanjikan sesuatu,
c. Kepada advokat yang menghadiri sidang pengadilan,
d. Dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang
akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan
untuk diadili.

G. MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN ANTI KORUPSI DAN INSTRUMEN


(HUKUM DAN KELEMBAGAAN) ANTI KORUPSI DI INDONESIA

Korupsi adalah : tidakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan negara atau perekonomian negara.
Dengan kata lain Korupsi adalah : tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Anti korupsi secara mudahnya dapat diartikan :


Tindakan yang tidak menyetujui terhadap berbagai upaya yang dilakukan oleh setiap orang
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Dengan kata lain, anti korupsi merupakan sikap atau perilaku yang tidak mendukung atau
menyetujui terhadap berbagai upaya yang yang dilakukan oleh seseorang atau korporasi untuk
merugikana keuangan negara atau perekonomian negara yang dapat menghambat pelaksanaan
pembangunan nasional.

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah :


Serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui
upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan
di sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Tujuan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi adalah :


Untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi.

Sedangkan tugas dan wewenang KPK :


a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
I.Perlunya Idiologi bagi suatu Negara

1. Stuktur kog, keseluruhan


pengetahuan yang dapat merupakan
landasan untuk memahami dan
menafsirkan dunia dan kejadian-
kejadian dalam alam sekitar.
2. Orientasi dasar dengan membuka
wawasan yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan
manusia
Fungsi
3. Norma-norma yang menjadi
Ideologi
pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak

4. Bekal dan jalan bagi seseorang


untuk menemukan identitasnya.

5. Kekuatan yang mampu


mengamati dan mendorong seseorang
untuk menjalankan kegiatan dan
mencapai tujuan

6. Pendidikan bagi seseorang


untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkahlakunya sesuai
dengan orientasi dan norma-norma
yang terkandung didalamnya
II.Keunggulan Pancasila Sebagai Idiologi

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
ini,berarti negara kita didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara dan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang bertuhan. Negara kita mengakui adanya Tuhan.
Pengakuan itu juga dapat kalian lihat pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
Perhatikan kalimat “atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Kalimat tersebut
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bangsa yang bertuhan, bangsa yang religius,
bangsa yang beragama. Dalam kehidupan sehari-hari memang nampak bahwa
bangsa kita kehidupan berkeagamaannya cukup mendalam.
menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bangsa yang bertuhan, bangsa yang religius,
bangsa yang beragama. Dalam kehidupan sehari-hari memang nampak bahwa bangsa
kita kehidupan berkeagamaannya cukup mendalam.
Sila kedua, Perikemanusiaan yang adil dan beradab. Apa makna sila tersebut? Sila
tersebut mengandung makna bahwa bangsa kita menghargai setiap manusia.
Menghargai hak-hak asasi manusia. Setiap manusia dijunjung tinggi haknya. Setiap
manusia dipandang sama derajatnya. Di negara yang tidak menghargai hak-hak asasi
manusia, terjadi penjajahan, penindasan, dan perbudakan.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia. Apakah makna sila ini? Sila persatuan
mengandungmakna bahwa bangsa Indonesia mengutamakan persatuan seluruh bangsa
Indonesia.Perwujudannya, negara yang didirikan adalah negara kesatuan Republik
Indonesia.Wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke seperti yang kita dengar dari
nyanyianmenjadi satu yaitu wilayah negara kesatuan RI. Persatuan itu penting. Dahulu
Indonesiadijajah karena kita tidak bersatu. Kemudian kita dapat mengusir penjajah karena
kita bersatu. Ingat pepatah “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” Negara yang tidak
dapat mempertahankan persatuan akan pecah dan runtuh.
Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Apakah makna sila kerakyatan ini? Sila kerakyatan ini
menunjukkan bahwa bangsa kita menganut paham demokrasi. Ingat, makna demokrasi
yang berhubungan dengan pemerintahan adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk
rakyat. Dalam pemerintahan demokrasi kita memiliki wakil-wakil rakyat. Dalam
demokrasi kita bermusyawarah untuk bermufakat. Dalam bermusyawarah kita
memperhatikan hikmat kebijaksanaan. Makna demokrasi dalam kehidupan sehari-hari,
kita menghargai setiap orang itu sama dan sederajat, tidak membeda-bedakan
seseorang berdasar perbedaan agama, keturunan, suku, pangkat, derajat, dankekayaan.
Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apakah makna sila
keadilan sosial ini? Sila keadilan sosial ini mengandung arti bahwa negara bangsa
Indonesia dalam kegiatannya senantiasa mengupayakan agar terjadi keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia membangun ekonomi, perdagangan,
pertanian, perindustrian, perikanan, pertambangan, dan sebagainya. Semua usaha
pembangunan tersebut ditujukan pada kemakmuran seluruh rakyat Indonesia secara
adil.Kemakmuran bukan untuk golongan tertentu saja. Kemakmuran untuk semua orang.
Pemerintah harus adil. Setiap rakyat harus menerima apa yang menjadi haknya.
Apa yang dapat kalian simpulkan setelah mempelajari keunggulan Dasar Negara dan
ideologi Pancasila tadi? Ya, Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara yang
lengkap. Menjamin kebutuhan semua manusia. Kebutuhan akan kehidupan yang
berketuhanan atau beragama, kebutuhan akan kemanusiaan, kebutuhan akan
persatuan, kebutuhan akan kerakyatan atau demokrasi, dan kebutuhan akan keadilan
sosial.
III.Makna
III.Makna Idiologi Bagi Suatu Bangsa / negara
1.Hasil / cerminan cara berpikir masyarakat / bangsa dan negara dalam meraih cita-
cita
2.Suatu idiologi akan mampu menghantarkan penganutnya mencapai tujuan yang
dicita-citakan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

IV.Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi persatuan, sebagai ideologi pembangunan dan sebagai
ideologi terbuka. Masing-masing mencerminkan lingkup permasalahan yang berbeda.
Dan mengetengahkan visi yang khas, sehingga implikasinyapun memberikan tuntutan
yang spesifik pula.

V.Upaya –Upaaya Pelestarian Pancasila

Usaha apakah yang harus dilakukan untuk tetap mempertahankan dasar negara Pancasila?
Cobalah pikirkan. Melalui pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara? Melalui
pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Melalui pendidikan?
Ya, usaha pertama adalah dengan jalan melaksanakan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan bernegara. Pemerintah dalam semua tindakannya hendaknya didasarkan atas
Pancasila. Secara rinci, pemerintah RI hendaknya memperhatikan kehidupan beragama,
memperhatikan hak-hak setiap warganegara, menekankan pentingnya persatuan,
memperhatikan suara rakyat, memperhatikan keadilan sosial, dsb.
Usaha kedua adalah dengan jalan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat hendaknya senantiasa
memperhatikan kehidupan beragama, memperhatikan hak-hak orang lain, mementingkan
persatuan, menjunjung tinggi demokrasi, dan memperhatikan keadilan sosial bagi semua
anggota masyarakat.
Usaha ketiga melalui bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting
untuk mempertahankan Pancasila. Dalam setiap jenjang pendidikan perlu diajarkan
Pancasila. Perlu dicamkan kepada anak didik pentingnya Pancasila sebagai dasar Negara.
Kewajiban bangsa Indonesia terhadap Idiologi Pancasila
1.Mempelajari makna Pancasila
2.Menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.Mewujudkan Pancasila sebagai Idiologi Nasional dan penyelenggaraannegara.
Sikap yang harus dikembangkan dalam mempertahankan Pancasila sebagai Idiologi negara
antara lain :
1.Mengamalkan nilai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2.Menjaga kemurnian Pancasila dengan tetap terbuka terhadap nilai baru

VI. Cara –cara Pembudayaan Pancasila Sebagai Idiologi Negara :


1. Jalur Pendidikan ,melalui sekolah-sekolah
2. Jalur Kesenian ,melalui kesenian daerah
3. Jalur Sosial,melalui organisasi kemasyarakan
4. dll.

VII. Teori Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan Rakyat dan Sistem


Pemerintahan di Indonesia

Kedaulatan

Jenis Teori Kedaulatan Macam-macam Kedaulatan

Kedaulatan Kedaulatan Kedaulatan Kedaulatan


Tuhan Negara Rakyat Hukum
Kedaulatan Kedalam Kedaulatan Keluar

MATERI PEMBELAJARAN:

Kedaulatan
Tuhan
1. Pengertian Kedaulatan

♦ Kedaulatan adalah: (1) kekuasaan tertinggi dalam suatu Negara; (2) kekuasaan yang
tertinggi untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara
yang tersedia.

2. Makna Kedaulatan Ke dalam dan Kedaulatan Keluar


♦ Kedaulatan Ke dalam adalah kekuasaan pemerintah
untuk mengatur segala kepentingan negaranya sendiri melalui berbagai lebaga negara
dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain.
♦ Kedaulatan Ke luar adalah kekuasaan pemerintah
atau negara untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara lain, guna
kepentingan bangsa dan negara.

3. Jenis Teori Kedaulatan


a. Teori Kedaulatan Tuhan
Yaitu kekuasaan tertinggi dalam pengelolaan negara beradal ditangan Tuhan.
Pemegangnya adalah Raja. Jadi, raja dianggap sebagai wakil Tuhan.

b. Teori Kedaulatan Negara


Yaitu kekuasaan tertinggi tiada lain kecuali negara itu sendiri. Negara mempunyai
kekuasaa yang tidak terbatas. Negara merupakan sumber dari segala kekuasaan

c. Teori Kedaulatan Rakyat


Yaitu kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa berasal dari rakyat, oleh karena itu penguasa harus
mempertanggungjawabkan penggunaan kekuasaan itu kepada rakyat.

d. Kedaulatan Hukum
Yaitu kekuasaan yang berdasar dan bersendikan atas hukum. Hukum merupakan
sumber kekuasaan sehingga negara, pemerintah dan rakyat harus tunduk pada hukum.

4. Makna Kedaulatan Rakyat


Kedaulatan rakyat mengandung arti:
 Bahwa yang terbaik dalam masyarakat ialah yang dianggap baik oleh rakyat,
karena rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
 Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
♦ Pemerintahan dari rakyat berarti mereka yang duduk sebagai penyelenggara
pemerintahan terdiri atas rakyat itu sendiri dan memperoleh dukungan rakyat.
♦ Pemerintahan oleh rakyat mengandung pengertian, bahwa pemerintahan
yang ada diselenggarakan dan dilakukan oleh rakyat sendiri baik melalui
demokrasi langsung maupun demokrasi perwakilan.
♦ Pemerintahan untuk rakyat artinya pemerintahan yang dilaksanakan sesuai
dengan kehendak rakyat.
 Pelaksanaan prinsip kedaulatan rakyat dapat dilakukan melalui
demokrasi langsung maupun demokrasi perwakilan.
♦ Demokrasi langsung bercirikan rakyat mengambil bagian secara pribadi
dalam tindakan-tindakan dan pemberian suara untuk membahas dan
mengesahkan undang-undang.
♦ Demokrasi perwakilan, rakyat memilih warga lainnya sebagai wakil yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat untuk membahas dan mengesahkan undang-
undang.

PETA KONSEP:

Sistem Pemerintahan Indonesia


Pengertian Bentuk

terdiri dari

Parlementer Presidensial

Lembaga-lembaga
Pelaksana Kedaulatan

MP DP DP MA MK KY BP PRES &

MATERI PEMBELAJARAN:

1. Pengertian:
a) Sistem berarti suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang saling
melengkapi untuk mencapai suatu tujuan.
b) Pemerintahan adalah mereka yang memerintah dalam suatu negara.
c) Sistem pemerintahan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur
yang memerintah dalam suatu negara yang saling melengkapi untuk mencapai
tujuan negara yang bersangkutan.
d) Sistem pemerintahan Indonesia adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
berbagai unsur yang memerintah dalam negara Indonesia yang saling melengkapi
untuk mencapai tujuan negara Indonesia.
e) Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan dimana
tanggungjawab kekuasaan lebih besar berada di tangan presiden.
f) Sistem pemerintahan Parlementer adalah system pemerintahan dimana
tanggungjawab kekuasaan lebih besar berada di tangan parlemen.

2. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensial dengan Parlementer

SISTEM PRESIDENSIAL SISTEM PARLEMENTER


1. Ada dominasi parlemen (legislatif) 1. Presiden pelaksana utama dalam
dalam menjalankan pemerintahan. menjalankan pemerintahan
2. Parlemen adalah lembaga Negara yang 2. Presiden berwenang menyusun kabinet
tertinggi 3. Menteri berkedudukan sebagai
3. Pemimpin partai mayoritas dalam pembantu Presiden (tidak boleh
parlemen berhak menyusun kabinet merangkap menjadi anggota parlemen)
4. perdana mentri dan para mentri berasal 4. Menteri bertanggungjawab kepada
dari anggota parlemen dan tetap Presiden
menjadi anggota parlemen 5. Masa jabatan Menteri bergantung pada
5. Mentri-mentri bertanggungjawab pada Presiden
parlemen 6. Presiden bisa memberhentikan Menteri
6. Masa jabatan menteri/kabinet 7. Keseimbangan antara kekuasaan
bergantung pada parlemen eksekutif, legislatif dan yudikatif
7. Parlemen bisa memberhentikan menteri dilakukan dengan sistem check and
8. Kepala Negara (Raja, Presiden, dll) balance (saling mengawasi dan
berperan sebagai penengah / menyeimbangkan)
penyeimbang antara parlemen dan 8. Ada pemisahan ketiga jenis kekuasaan
kabinet bila terjadi konflik negara (eksekutif, legislatif dan
yudikatif) melalui larangan rangkap
jabatan

3. Sistem Pemerintahan di Indonesia


a. UUD 1945 Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Pasal 1 (2) menyatakan, bahwa
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar. Dengan ketentuan itu dapat diartikan, bahwa pemilik kedaulatan dalam
negara Indonesia ialah rakyat.
b. Pelaksanaan kedaulatan ditentukan menurut Undang-Undang Dasar. Pelaksana
kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-
lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai
representasi kedaulatan rakyat.
c. Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Pemerintah Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi
Yudisial.
d. Sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang didasarkan pada
kedaulatan rakyat sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
e. UUD 1945 menentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat melaksanakan
kedaulatan yang dimilikinya.
f. Keterlibatan rakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan
dalam hal:
• Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas
anggota DPR dan anggota DPD dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)).
• Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)).
• Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)).
• Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara
langsung (Pasal 6 A (1)).

4. Lembaga-lembaga Pelaksana Kedaulatan Rakyat


 Lembaga Pemegang Kekuasaan Legislatif, antara lain :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
 Lembaga Pemegang Kekuasaan Eksekutif adalah Presiden
 Lembaga Pemegang Kekuasaan Yudikatif, antara lain:
a. Mahkamah Agung (MA)
b. Mahkamah Konstitusi (MK)
c. Komis Yudisial (KY)
 Lembaga Pemegang Kekuasaan Eksaminatif adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK)

5. Tugas dan Wewenang MPR sesuai dengan UUD 1945 hasil amandemen
Tugas dan wewenang MPR diatur dalam pasal 3 UUD 1945, bahwa MPR:
♦ Berwenang mengubah dan menetapkan UUD
♦ Melantik Presiden dan/atau Wakil Preside
♦ Hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD

6. Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, bahwa DPR memiliki
sejumlah fungsi meliputi:
♦ Fungsi Legislasi
Fungsi legislasi DPR antara lain diwujudkan dalam pembentukan undang-undang
bersama Presiden.
♦ Fungsi Anggaran.
Fungsi anggaran DPR berupa penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
diajukan Presiden.
♦ Fungsi Pengawasan.
Fungsi pengawasan DPR dapat meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-
undang,
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, dan
pengawasan terhadap kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945.

7. Hak-hak DPR
♦ Hak Budget, yaitu hak untuk menetapkan APBN
♦ Hak Inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan Undang-Undang
♦ Hak Amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan Undang-Undang
♦ Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijaksanaan pemerintahan di bidang tertentu
♦ Hak Angket, yaitu hak untuk menyatakan penilaian dan pandangan atas keterangan
maupun tindakan pemerintah
♦ Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak untuk menyatakan penilaian dan pandangan atas
keterangan maupun tindakan pemerintah

8. Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dituangkan dalam Pasal 22 D UUD


1945, yaitu:
a. mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
b. ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
c. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
d. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama, serta menyampaikan hasil pengawasan itu
kepada DPR.

9. Tugas dan kewajiban Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


♦ DPRD dalam UU No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
DPD, dan DPRD dinyatakan, bahwa DPRD terdiri atas:
a. DPRD Propinsi dan
b. DPRD Kabupaten/Kota.
♦ DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah (Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004).
♦ DPRD Propinsi merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai lembaga daerah propinsi (Pasal 60 UU No. 22 Tahun 2003).
♦ DPRD Kabupaten/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah kabupaten/kota (Pasal 76 UU No.
22 Tahun 2003).
♦ Fungsi DPRD secara umum sama dengan fungsi DPR, yaitu legislasi, anggaran,
dan pengawasan.

10. Mahkamah Agung (MA)


♦ MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945). Dalam melaksanakan
kekuasaan kehakiman, MA membawahi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu
Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha
Negara (Pasal 24 (2) UUD 1945).
♦ Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 (1) UUD 1945). Oleh
karena itu dalam melaksanakan tugasnya, MA terlepas dari pengaruh pemerintah dan
pengaruh-pengaruh lembaga lainnya.
♦ Tugas dan Wewenang MA antara lain:
a) memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding terakhir)
b) memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili, dan
peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap
c) menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.

11. Mahkamah Konstitusi (MK)


Tugas dan Wewenang MK antara lain:
a) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang
terhadap UUD
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD
c) memutus pembubaran partai politik
d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1))
e) Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24 C (2) UUD 1945).

12. Komisi Yudisial (KY)


♦ Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden
dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945).
♦ Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman
di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela (Pasal 24
B (2) UUD 1945).
♦ Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal
24 B (1) UUD 1945).

13. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


♦ BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23 E (1) UUD
1945).
♦ Tugas dan wewenang BPK:
a) meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang,
badan/instansi pemerintah, atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang.
b) mengawasi apakah kebijaksanaan dan arah keuangan negara yang
dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan tujuan semula dan apakah
sudah dilaksanakan dengan tertib. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya (Pasal 23 E (2) UUD
1945).

14. Presiden
♦ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD, yang dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil Presiden (Pasal 4 UUD 1945).
♦ Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 adalah:
a) mengajukan rancangan undang-undang dan membahasnya bersama DPR (Pasal 5
(1) dan Pasal 20 (2) UUD 1945)
b) menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2) UUD 1945)
c) memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10 UUD 1945)
d) menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 (1) UUD 1945)
e) menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12 UUD 1945)
f) mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan
DPR (Pasal 13 UUD 1945)
g) memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14
(1) UUD 1945)
h) h. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal
14 (2) UUD 1945)
i) memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15 UUD 1945)
j) membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16 UUD 1945)
k) mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17 (2) UUD 1945)
l) mengajukan rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara
(Pasal 23 (2) UUD 1945).

PELAKSANAAN DEMOKRASI
DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
Kata Kunci: Absolut; Demokrasi; Rule of Law; Sikap Positif.

Tujuan pembelajaran :
1. Mampu memahami dengan baik demokrasi serta pelaksanaannya dalam berbagai
aspek kehidupan
2. Mampu berpartisipasi dalam menciptakan kehidupan demokrasi

A. HAKIKAT DEMOKRASI DAN MACAM-MACAM DEMOKRASI


Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata demos yang berarti rakyat
dan kratos yang berarti memerintah. Abraham Lincoln mengatkan bahwa demokrasi adalah
sistem pemerintahan yang diselenggarakan ditangan rakyat“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat”

Inkuiri Nilai
Bagaimana pendapatmu tentang kedaulatan tertinggi ditangan rakyat ?

Tahukah kalian yang disebut lembaga perwakilan rakyat di negara kita?


1. DPR
2. DPD
3. DPRD I
4. DPRD II

Kewajiban wakil rakyat :


1. Menyalurkan keinginan atau aspirasi rakyat dalam pemerintahan
2. Mengawasi jalannya pemerintahan

Munculnya Demokrasi sebagai reaksi penentangan terhadap kekuasaan raja yang absolute.
Ajaran Rule of Law (kekuasaan hukum). Ajaran ini menegaskan bahwa yang berdaulat dalam
suatu negara adalah hukum. Semua orang, baik rakyat biasa maupun penguasa wajib tunduk
pada hukum.

Adapun unsur-unsur rule of law itu meliputi :


1. Berlakunya supremasi hukum (hukum menempati kedudukan tertinggi; semua orang tunduk
pada
hukum), sehingga tidak ada kesewenang-wenangan.
2. Perlakuan yang sama di depan hukum bagi setiap warga negara.
3. Terlindunginya hak-hak manusia oleh Undang-Undang Dasar serta keputusan pengadilan.
syarat-syarat suatu negara dan pemerintahan yang demokratis di bawah rule of law
adalah
1. Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga negara
2. Badan kehakiman atau peradilan yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan

Inkuiri Nilai
Bagaimana pendapatmu tentang pelaksanaan Pemerintah Daerah khususnya di lingkungan
RT/ RW
tempat tinggalmu. ?

Praktik demokrasi dapat dilihat sebagai gaya hidup serta tatanan masyarakat.
Dalam pengertian ini, suatu masyarakat demokratis mempunyai nilai-nilai sebagai berikut.
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Dalam alam demokrasi,
perbedaan pendapat dan kepentingan dianggap sebagai hal yang wajar. Perselisihan harus
diselesaikan dengan perundingan dan dialog, untuk mencapai kompromi, konsensus, atau
mufakat.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai atau tanpa gejolak.
Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-perubahan
tersebut dan mampu mengendalikannya.
3. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur. Dalam masyarakat demokratis,
pergantian kepemimpinan atas dasar keturunan, pengangangkatan diri sendiri, dan coup
d’etat (perebutan kekuasaan) dianggap sebagai cara-cara yang tidak wajar.
4. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin. Golongan minoritas yang biasanya
akan terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan untuk ikut
merumuskan kebijakan.
5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman. Untuk itu perlu terciptanya
masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik dan tersedianya berbagai alternatif dalam
tindakan politik. Namun demikian, keanekaragaman itu tetap berada dalam kerangka
persatuan bangsa dan negara.
6. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis, keadilan merupakan cita-cita
bersama, yang menjangkau seluruh anggota masyarakat.

Macam demokrasi :
1. Demokrasi langsung
2. Demokrasi tak langsung

PELAKSANAAN DEMOKRASI
DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

Untuk melaksanakan demokrasi langsung pada saai ini ada berbagai kendala :
1. Jumlah rakyatnya yang banyak
2. wilayah yang luas
3. Biaya yang mahal

B. KEHIDUPAN YANG DEMOKRATIS DALAM BERMASYARAKAT,


BERBANGSA, DAN BERNEGARA
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia :
• Demokrasi Liberal (1945 – 1959)
• Demokrasi terpimpin (1959 – 1966)
• Demokrasi Pancasila (1966 – 1998)
• 1998  sekarang gimana ?

Berbagai macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia itu pada umumnya belum sejalan
dengan prinsip-prinsip demokrasi, karena tidak tersedianya ruang yang cukup untuk
mengekspresikan kebebasan warga negara.
Berdasar pengalaman sejarah, tidak sedikit penguasa yang cenderung bertindak otoriter,
diktaktor, membatasi partisipasi rakyat dan lain-lain. Mengapa demikian? Ya, sebab penguasa
itu sering merasa terganggu kekusaannya akibat partisipasi rakyat terhadap pemerintahan.
Partisipasi itu dapat berupa usul, saran, kritik, protes, unjuk rasa atau penggunaan kebebasan
menyatakan pendapat
lainnya.

Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat, kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin terbuka luas. Era
reformasi sekaligus merupakan era demokratisasi. Dalam suasana reformasi, tidak jarang
penggunaan kebebasan tersebut sering berbenturan dengan kepentingan umum. Inilah yang
perlu ditata lebih baik, sehingga penerapan kebebasan warga negara dan demokrasi tetap
berada dalam koridor hukum dan tidak mengganggu kepentingan umum. Bagaimanapun juga
reformasi telah membuka pintu kebebasan, yang hal ini sangat diperlukan bagi rakyat dalam
proses menemukan sistem demokrasi yang lebih baik.

Mari Diskusi
Adakah pengaruh reformasi terhadap pengembangan demokrasi? Diskusikan dalam
kelompokmu dan siapkan untuk presentasi! Jika ada kesulitan, tanyakan pada gurumu!

Dalam perkembangannya, konsep demokrasi tidak hanya diterapkan dalam bidang


politik, melainkan juga diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Konsep demokrasi juga
diterapkan dalam kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang-bidang
kemasyarakatan lainnya.
Kehidupan yang demokratis adalah kehidupan yang intinya melibatkan partisipasi rakyat dan
ditujukan untuk kepentingan rakyat.

Bagaimana konsep demokrasi diterapkan dalam bidang ekonomi? Apakah demokrasi ekonomi
juga diterapkan di Indonesia? Apakah UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam
bernegara juga memuat ketentuan tentang demokrasi ekonomi? Coba perhatikan isi UUD
1945 pasal 33 berikut ini!

Ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan
digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ayat (4) : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip
kebersamaan, esiensi berkeadilan, berkelanjutan, kemandirian, serta dengan
menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Perlu kalian ketahui bahwa isi pasal 33 UUD 1945 sebelum diadakan perubahan hanya terdiri
dari ayat (1),(2), dan (3) tersebut. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, namun isi ayat-
ayat tersebut mengisyaratkan berlakunya demokrasi ekonomi. Hal itu tercermin pada kata-
kata: usaha bersama, bersifat kekeluargaan, dan untuk kemakmuran rakyat. Setelah dilakukan
perubahan
terhadap UUD 1945, muncullah pasal 33 ayat (4) tersebut.Perubahan itu semakin menguatkan
berlakunya demokrasi ekonomi dalam sistem perekonomian di Indonesia.
Apa makna demokrasi ekonomi? Untuk memahami hal tersebut, perlu kalian pahami
lagi makna demokrasi. Makna demokrasi yang sangat mendasar adalah partisipasi atau
keikutsertaan seluruh rakyat atau warga dalam menentukan kehidupan bersama. Posisi rakyat
atau warga bukan sebagai objek, melainkan sebagai subjek dalam kehidupan bersama. Tujuan
akhirnya adalah terciptanya kesejahteraan seluruh rakyat atau warga. Demikian pula halnya
dalam bidang ekonomi. Persoalannya adalah bagaimana agar rakyat atau warga ikut serta
dalam kegiatan ekonomi, baik dalam proses produksi maupun distribusi. Keikutsertaan rakyat
dalam proses produksi bukan
semata-mata sebagai alat produksi atau buruh yang bekerja pada majikan dengan upah yang
rendah. Mereka harus ikut menikmati keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari hasil
produksi itu dengan memperoleh jaminan hidup yang layak. Dengan demikian akan tercipta
kesejahteraan rakyat. Salah satu bentuk kegiatan badan usaha yang bersifat demokratis adalah
koperasi. Sejalan dengan semangat demokrasi, koperasi terkenal dengan semboyannya “dari
anggota, oleh anggota, dan untuk anggota”. Coba bandingkan dengan pernyataan Abraham
Lincoln tentang demokrasi
yang telah dikutip sebelumnya! Dalam koperasi, pemegang kekuasaan tertinggi adalah rapat
anggota. Rapat anggota berwenang meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus
maupun pengawas dalam menjalankan tugasnya. Rapat anggota itu diselenggarakan sekurang-
kurang-
nya sekali dalam satu tahun.

Dalam pasal 5 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Koperasi dinyatakan tentang
prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut.
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil se-
banding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
4. pemberian balas jasa terbatas terhadap modal
5. kemandirian

Mari Diskusi
Adakah koperasi di lingkungan tempat tinggalmu masing-masing? Jika ada,apa bentuk
usahanya dan bagaimana perkembangannya? Jika tidak ada, apapenyebabnya? Kerjakan
secara individual dan kumpulkan hasilnya!

Sekarang bagaimana konsep demokrasi diterapkan dalam bidang pendidikan? Sistem


pendidikan nasional kita dari dulu hingga sekarang sebenarnya memiliki visi atau pandangan
yang demokratis. Coba perhatikan isi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional berkut ini!
1. Pasal 3 menyatakan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan : ”Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa”.
3. Pasal 5 menyatakan tentang jaminan hak untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga
negara, tanpa kecuali. Perhatikan isi pasal 5 ayat (1) hingga ayat (5) berikut ini!
Ayat (1) : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang
bermutu.
Ayat (2) : Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil
berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
Ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh
pendidikan khusus.
Ayat (5) : Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan
sepanjang
hayat.
4. Pasal 8 menyatakan: “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, danevaluasi program pendidikan”. 5. Pasal 54 ayat (1) menyatakan : “Peran
serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan”.
6. Pasal 55 ayat (1) menyatakan : “ Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis
masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan agama,
lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat”.

SIKAP POSITIF TERHADAP PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM


BERBAGAI KEHIDUPAN

Demokrasi telah menjadi pilihan bagi hampir semua bangsa di dunia, tak terkecuali
bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita wajib menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan
demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap positif itu perlu dibuktikan dengan sikap
dan perbuatan yang sejalan dengan unsur-unsur rule of law atau syarat-syarat demokrasi.
Demokrasi perlu diwujudkan menjadi suatu kenyataan hidup dalam bidang apapun. Semua
warga negara tanpa kecuali, baik penguasa maupun rakyat biasa, harus membiasakan hidup
demokratis

SOAL- SOAL LATIHAN

I. Pilihlah jawaban yang tepat di antarberikut ini!


1. Demokrasi yang dilaksanakan di Athena pada masa Yunani Kuno adalah praktik
demokrasi ...
a. liberal
b. langsung
c. perwakilan
d. parlementer
2. Istilah polis pada sistem demokrasi pada masa Yunani Kuno diartikan sebagai ...
a. negara kota
b. negara desa
c. kekuasaan polisi
d. kekuasaan rakyat
3. Keputusan politik pada sistem demokrasi Yunani Kuno dapat ditetapkan secara bersama-
sama
oleh rakyat, sebab ...
a. rakyatnya mudah diatur
b. jumlah rakyatnya masihsedikit
c. tidak adanya kelompok-kelompok
d. tidak adanya kepentingan pribadi
4. Unsur rule of law antara lain adalah ...
a. berlakunya teori kedaulatan hukum
b. hak-hak asasi manusia dilindungi oleh UUD
c. kesejahteraan rakyat memperoleh jaminan hukum
d. hukum adalah satu-satunya norma yang berlaku
5. Dalam negara demokrasi berlaku supremasi hukum, yang berarti ...
a. ketentuan hukum tidak dapat diganggu gugat
b. keadilan hanya dapat diperoleh melalui hukum
c. semua orang tunduk pada hukum yang berlaku
d. Mahkamah Agung adalah lembaga tertinggi negara
6. Adanya kelompok oposisi biasa ditemukan dalam negara demokrasi, yang peranannya
adalah ...
a. memperjuangkan keadilan bagi rakyat
b. meluruskan kebijakan pemerintah yang salah
c. menyuarakan ketidakpuasanrakyat kepada pemerintah
d. melakukan kontrol atau kritik terhadap kebijakan pemerintah
7. Sebelum disahkan, pembahasan rancangan undang-undang dilakukan dalam sidang-
sidang ...
a. DPR
b. MPR
c. Kabinet
d. Mahkamah Agung
8. Penyelesaian perselisihan secara damai melalui dialog biasa dilakukan dalam masyarakat
de-
mokratis, guna mencapai hal-halsebagai berikut, kecuali ...
a. mufakat
b. kesatuan
c. kompromi
d. consensus
6. Adanya kelompok oposisi biasa ditemukan dalam negara demokrasi, yang peranannya
adalah ...
a. memperjuangkan keadilan bagi rakyat
b. meluruskan kebijakan pemerintah yang salah
c. menyuarakan ketidakpuasan rakyat kepada pemerintah
d. melakukan kontrol atau kritik terhadap kebijakan pemerintah

7. Sebelum disahkan, pembahasan rancangan undang-undang dilakukan dalam sidang-


sidang ...
a. DPR
b. MPR
c. Kabinet
d. Mahkamah Agung
8. Penyelesaian perselisihan secara damai melalui dialog biasa dilakukan dalam masyarakat
de-
mokratis, guna mencapai hal-hal sebagai berikut, kecuali ...
a. mufakat
b. kesatuan
c. kompromi
d. konsensus

You might also like