Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Indonesia adalah suatu negara yang memiliki keanekaragaman yang begitu
kompleks dari suku, agama, budaya hingga sumber daya alam yang melimpah. Tentu
dengan keanekaragaman ini membuat mereka harus menjalin persatuan dan kesatuan
yang baik di tanah kelahiran mereka. Selain itu dari pengalaman masa lalu dimana
perjuangan para pahlawan dari berbagai daerah yang menjadi latar belakang mengapa
persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. Hal ini membuat Indonesia membuat suatu
undang-undang sebagai dasar dalam melaksanakan berbagai aktifitas dalam
masyarakat. Undang Undang Dasar 1945 telah membuktikan bahwa konstitusi ini
tidak mudah goyah dalam perkembangan jaman meskipun mengalami berbagai
pengaruh dan masalah baik luar atau dalam. Undang Undang Dasar 1945 tetap
menjadi pilihan yang terbaik untuk menjadi pegangan masyarakat. Kita telah
mengetahui seberapa pentingkah undang-undang bagi negara. Maka, diperlukan suatu
sistem pemerintahan yang bertujuan untuk mewujudkan undang-undang yang berjalan
dengan baik. Dari sistem pemerintahan, dunia dapat mengetahui, menganalisa dan
menyimpulkan bagaimanakah negara kita? Dan seberapa baik dan pentingkah negara
tersebut dalam peranannya didunia?
MASALAH
Di era yang semakin maju seperti saat ini kita semakin dihadapkan dengan
masalah-masalah yang begitu banyak dan kompleks. Dunia kini syarat dengan
globalisasi yang memungkinkan menipisnya batas-batas pemisah satu sama lain dan
semakin mudahnya akses dari luar atau keluar. Sehingga kita harus waspada akan
banyaknya pengaruh dari luar yang akan memicu terjadinya disintegrasi suatu bangsa.
Bisa dibayangkan bila disintegrasi itu akan terjadi kekacauan dalam masyarakat.
Kekacauan itu tentu saja dalam hal hubungan manusia dan manusia lain, lebih
besarnya sampai masyarakat dan negara. Oleh sebab itu harus dicarikan pemikiran
yang langsung bisa diaplikasikan dalam masyarakat sebagai suatu tatanan kehidupan.
Hal ini berguna untuk mencapai suatu keteraturan sehingga apabila masyarakat teratur
maka negara juga akan teratur juga karena bagian-bagian yang ada didalamnya
mampu menjalankan prisip-prinsip kewarganegaraan dengan baik dan benar. Untuk
mencapai keteraturan sosial berbangsa dan bernegara memang tidak berjalan cepat.
Tetapi melalui proses-proses yang saling berhubungan. Semua dimulai dari lingkup
yang paling kecil seperti keluarga, kampung, daerah, provinsi, pusat hingga nasional.
Masyarakat Demokratif
Hal tersebut diatas tentu tidak akan terjadi apabila rakyat memiliki sikap
egalitarianisme, adil dan manusiawi. Tiga hal tersebut ternyata disebut-sebut sebagai
poin-poin yang akan membangun suatu masyarakat yang demokratis karena prinsip
dari demokrasi adalah pemerintahan tertinggi berada ditangan rakyat dan rakyat
memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan. Hal ini membuat rakyat Indonesia
yang masyarakatnya yang terdiri dari berbagai latar belakang budaya, agama,
pendidikan, suku dan lain-lain harus dapat memiliki suatu tujuan yang pasti sehingga
kekuasaan yang penuh dipegang oleh rakyat dapat berjalan dengan baik. Pancasila
yang menjadi pedoman bangsa telah mengakar pada rakyat sejak jaman nenek
moyang dan hal itu perlu ditingkatkan agar nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
memiliki sikap arif, bijaksana, toleransi, religius dan damai dapat diaplikasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Egalitarianisme yang menjadi faham dimana semua orang adalah sama dan
tidak ada yang derajatnya lebih tinggi ataupun sebaliknya akan memberikan suatu
cara yang mudah agar semua membaur dan bersatu. Konflik yang sering terjadi bisa
saja terjadi karena ada rasa egois, sombong, angkuh dan tak acuh pada sekitar.
Padahal lingkunganlah yang akan membantu mereka agar hidup dapat berjalan
harmonis. Mungkin paham inilah yang menjadi dasar atau yang harus dicapai pertama
kali oleh bangsa yang pluralistik. Karena pada hakikatnya manusia adalah sama
dimata Tuhan Yang Maha Esa. Di Indonesia, pesamaan manusia ini begitu tampak
seperti peringatan hari besar agama sebagai hari libur nasional, adanya lembaga-
lembaga yang mampu menampung aspirasi rakyat dari berbagai lapisan, lembaga-
lembaga penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan lain-lain.
Keadilan merupakan hal yang begitu didambakan masyarakat dari masa ke
masa. Mereka yang berada didalam pemerintahan sangat diharapkan untuk memiliki
sikap adil, yaitu adil dalam kebijakan yang tidak memandang siapa yang bisa
menjalankan atau tidak dan kepada siapa kebijakan itu ditujukan. Begitu juga adil
dalam pendistribusian hak rakyat yang secara material meliputi pendapatan negara.
Semua harus mendapatkan fasilitas baik pendidikan, teknologi, fasilitas umum dan
lain-lain. Itu sebagai timbal balik atas apa yang telah dilakukan rakyat karena memilih
mereka-mereka yang duduk dikursi pemerintahan sebagai orang-orang yang dapat
dipercaya. Hal ini juga bisa sebagai rasa terima kasih manusia kepada Tuhan yang
telah memberikan berbagai macam kebutuhan dan berkah kepada kita. Manusia yang
sebagai mahluk yang menerimanya, diberi amanat untuk membaginya kepada
semuanya khususnya yang membutuhkan. Konsep ini menjadi dasar dalam
pembentukan demokrasi yang religius karena kita semua tentu tidak dapat dipisahkan
oleh partisipasi Tuhan. Disisi lain, keadilan juga menjadi salah satu factor dalam
membentuk suatu kehidupan yang sejahtera. Tentu, kehidupan sejahtera merupakan
tujuan dari negara. Keadilan memberikan semangat psikologis kepada rakyat dalam
melaksanakan kesehariannya. Pemerintah akan begitu dihormati oleh rakyat karena
mereka telah mengetahui bagaimana usaha keras pemerintah dalam memberikan rasa
adil kepada masyarakat.
Semua hal tersebut akan dibarengi dengan sikap manusiawi yaitu
penerapannya melalui keikhlasan dan tanggung jawab sebagai mahluk sosial
bermasyarakat. Manusiawi telah tumbuh didalam hati manusia sejak lahir dan tinggal
penerapan secara nyata didalam masyarakat. Paham ini juga sebagai kebutuhan
psikologis manusia yang membuktikan kalau tidak ada manusia yang tertindas. Sikap
tulus yang diberikan dari seseorang kepada lainnya akan semakin memupuk rasa
persaudaraan sebagai mana yang dikatakan dalam pancasila sila ke 3 yaitu “persatuan
Indonesia”
Itu semua adalah ciri masyakat demokratif yang diperlukan sebagai solusi
kehidupan bernegara. Kehidupan demokratis yang diidam-idamkan rakyat baik di
Indonesia maupun di dunia yang menginginkan adanya keterbukaan dan kebebasan
yang bertanggung jawab.
PEMBAHASAN
Kemudian munculah apa yang dikatakan sebagai ciri dan karakteristik warga
negara yang dikatakan sebagai warga negara yang demokratis sebagai dasar atau
pedoman bagi anggota masyarakat dalam melaksanakan aktifitas berbangsa dan
bernegara yang baik. Memang tidak ada bentuk baku yang mendasarinya, para filsuf
pun memberikan pendapatnya yang berbeda-beda tetapi semua itu tidak jauh dari
benang merah demokrasi yang menekankan pada perilaku kerakyatan.
Proses negara demokrasi tidak akan berjalan tanpa adanya kejujuran. Jujur
adalah suatu sikap yang dimiliki individu untuk melakukan sesuatu yang dilandasi
dengan penuh tanggung jawab. Dapat kita lihat kebanyakan konflik yang terjadi
dimasyarakat adalah akibat lemahnya sikap jujur ini. Seperti kasus korupsi di
pemerintahan, kebijakan-kebijakan tersembunyi atau pemberian kesaksian palsu yang
akan menimbulkan dua atau lebih opini masyarakat sehingga memperbesar potensi
untuk terjadinya konflik yang menjadi suatu hal yang harus kita hindari. Kejujuran
begitu diperlukan dalam demokrasi karena paham ini menekankan pada sikap saling
keterbukaan. Hal-hal yang tidak ditutup-tutupi akan memberikan kepercayaan pada
masyarakat sehingga kehidupan akan berjalan lancar, dari sinilah akan timbul
demokrasi yang akan memberikan manfaat lanjut untuk berikutnya karena keselarasan
dan keharmonisan hubungan antar warga negara telah terbentuk. Kejujuran politik
menciptakan kesejahteraan warga negara yang ingin dicapai dari politisi yang
dipilihnya dan ketidakjujuran politik adalah politisi yang hanya mencari keuntungan
bagi dirinya sendiri atau untuk partainya tanpa melihat apa saja yang terjadi pada
rakyat apakah mereka tertindas atau tersiksa.
Sikap terbuka ternyata merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan
sesama manusia. Ini mungkin juga benar karena dalam Pancasila juga menunjukkan
adanya kebebasan khususnya dalam musyawarah berpendapat. Seperti dalam sila
“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”. Pada sila ini mengatakan bahwa rakyat memperoleh kebebasan dalam
memberikan masukan dan pendapat melalui wakilnya yakni DPR pada pusat dan
DPRD pada daerah. Keputusan yang diambil haruslah keputusan yang bijaksana
sesuai dengan apa yang dibutuhkan rakyat. Wakil rakyat ini kemudian menyampaikan
pada orang-orang yang duduk di pemerintahan dan dimusyawarahkan sehingga
menghasilkan suatu kebijakan yang diharapkan dapat memenuhi aspirasi rakyat.
Semua kebijakan yang ada harus adil yaitu memberikan manfaat bagi seluruh
warga masyarakat. Baik itu pemerintah atau rakyat sebagai penghuni tanah air. Semua
menjadi prioritas utama dan tidak ada yang diremehkan guna mencapai kesejahteraan
nasional. Keadilan mendukung paham egalitarianisme yang setuju akan kesetaraan
manusia dan Hak Asasi Manusia (HAM). Ketidakadilan adalah pelanggaran HAM
dan semua manusia berhak untuk memperoleh keadilan.
Ada yang menarik dari sejarah HAM ini. Pada awalnya dia adalah right of
man yang mengantikan natural right (hak natural/alamiah manusia) yang
dikemukakan oleh John Locke (1632-1704). John Locke berpendapat bahwa
kehidupan asli manusia yang asli sebelum bernegara (state of nature) adalah hak-hak
dasar perseorangan yang alami. Apakah hak-hak dasar alami itu ? Mereka adalah hak
untuk hidup, hak kemerdekaan dan hak milik.
KESIMPULAN
Indonesia yang memiliki beribu pulau yang dipisahkan oleh perairan, memiliki
banyak penduduk yang dimana negara kita termasuk dalam 10 besar negara yang
padat penduduknya memang tidak mudah untuk menggerakkan kelompok besar
manusia ini menuju keteraturan nasional. Para pendahulu kita sudah menyadari hal
itu, undang-undang yang telah kita ketahui sekarang dapat menjadi acuan dalam
segala tindakan masyarakat dan menggerakkan mereka untuk dapat menjalaninya
bersama yang pada akhirnya kitalah sebagai rakyat yang akan merasakan nikmatnya
hidup berdemokrasi sehat dimana demokrasi dapat berjalan dengan baik dari tingkat
atas, yaitu pusat hingga tingkat bawah, yaitu lingkungan masyarakat yang lebih
spesifik. Undang-undang, ideologi dan dasar-dasar negara kita disusun atas dasar
kepribadian dan budaya bangsa Indonesia agar rakyat dengan mudah dapat
menyesuaikannya apalagi dengan disesuaikannya hal-hal tersebut dengan budaya
Indonesia sehingga sesuai dengan kehidupan rakyat yang ada.
Berdemokrasi memang sebagai suatu paham yang mengacu dalam studi
kehidupan bersama. Tetapi individu yang bergabung didalamnya juga harus memiliki
sikap kemandirian. Jika dia hanya menggantungkan pada sikap bersama maka akan
menjadi pasif dan hanya orang intelektual saja yang akan bergerak. Dan juga
masyarakat akan mudah dipengaruhi oleh luar ataupun dalam yang memiliki
keinginan tersembunyi karena didunia ini ada saja orang yang tidak bertanggung
jawab atas dasar uang, jabatan dan kekuasaan. Sikap kemandirian dalam
penerapannya mampu menepis hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut. Individu
dapat berfikir dan melakukan tindakan-tindakannya sendiri untuk menjalani
demokrasi. Tindakan ini merupakan hasil dari buah pikir individu yang paling dalam.
Ini menjadi apa yang disebut dengan demokrasi individu. Pemerintah juga harus
terbuka dengan ini karena dari pemikiran dan tindakan individu inilah negara akan
menjadi lebih hidup dan ada perkembangan-perkembangan baru yang akan muncul
sehingga suatu negara tidak stagnan.
Dalam demokrasi individu juga harus didasari sikap tanggung jawab agar
tidak ada agenda tersembunyi yang terselip dalam tindakannya itu. Begitu juga
dengan pemerintahnya. Segala kebijakan juga harus didasari dengan hal yang sama
agar dapat dipertanggung jawabkan. Dimana kebijakan itu meliputi politik dan
ekonomi yang menjadi tugas pokok dalam pemerintahan.
Masyarakat madani
Demokrasi dikatakan sebagai awal menuju suatu masyarakat yang madani
dimana setiap anggota masyarakat memiliki kemandirian dan berpartisipasi aktif
dalam segala aktifitas berbangsa dan bernegara. Kemandirian dalam masyarakat
madani adalah seperti kemandirian dihadapan penguasa dan negara, adanya ruang
public (public sphere) dalam mengemukakan pendapat dan kemandirian lembaga-
lembaga yang dapat menyalurkan aspirasi masyarakat.
Menurut Nurcholis Madjid, bahwa ada keterkaitan antara demokratisasi dan
masyarakat madani. Menurutnya, masyarakat madani merupakan tempat tumbuhnya
demokrasi. Partisipasi aktif masyarakat dalam bernegara seperti memberikan
pendapat dalam pembentukan kebijakan pemerintah dan menjalankan tata tertib
dengan baik dan benar adalah wujud dari demokrasi itu. Pemilu yang langsung,
bersih, jujur dan bersih adalah sebagai simbol pelaksanaan demokrasi. Yang menjadi
syarat terciptanya masyarakat madani adalah partisipasi peran masyarakat dalam
proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan negara dan pemerintah.
Masyarakat madani juga mensyaratkan adanya keterlibatan masyarakat (civil
engagement) dalam asosiasi-asosiasi sosial. Dari adanya sikap civil engagement ini
sangat memungkinkan terjadinya perilaku terbuka, toleransi dan sikap saling percaya.
Dimana demokrasi dianggap sebagai hasil dinamika masyarakat yang menghendaki
adanya pastisipasi dan mereka (masyarakat madani dan demokrasi) adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan seperti yang dikatakan oleh Ernest Gellner. Dan menurut
M. Dawam Rahadjo, bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya bersifat ko-eksistensi
atau saling mendukung. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi
dapat ditegakkan dengan baik dan hanya dalam suasana demokratislah masyarakat
madani dapat berkembang secara wajar.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
Nama : Vilya Lakstian Catra Mulia
Prodi : Sastra Inggris
NIM : 26.09.6.1.015