Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja di depan kelas
agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian memperoleh nilai yang
baik, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta
didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang
Berbagai macam kasus kekerasan yang merebak dalam kehidupan kebangsaan dan
dalam proses membangun kepribadian bangsa kita yang punya jiwa sosial dan kemanusiaan.
Radikalisme agama adalah salah satu problem nasional yang perlu dipecahkan.
dikandungnya. Bisa juga dikatakan bahwa pendidikan kita mengalami “kegagalan” apabila
kita menengok beberapa kasus beberapa saat yang lalu telah muncul ke permukaan. Kenyataan
ini telah menjadi keprihatinan bersama masyarakat kita. Jangan sampai kondisi demikian akan
selalu menggelapkan raut muka dan wajah buruk pendidikan kita. Sudah saatnya, reformasi
pendidikan perlu untuk segera dan secara sungguh-sungguh diupayakan perbaikan, yaitu
Mencetak calon pemimpin bangsa tidak bisa lepas dari peran dan fungsi pendidikan.
Siapa saja yang kini telah menjadi orang-orang sukses adalah berkat hasil dari produk
pendidikan yang bisa diandalkan. Praktik korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum
penguasa adalah cermin dari buram dan minimnya produk pendidikan kita.
Pendidikan bukan hanya berupa transfer ilmu (pengetahuan) dari satu orang ke satu
(beberapa) orang lain, tapi juga mentrasformasikan nilai-nilai (bukan nilai hitam di atas kertas
putih) ke dalam jiwa, kepribadiaan, dan struktur kesadaran manusia itu. Hasil cetak
kepribadian manusia adalah hasil dari proses transformasi pengetahuan dan pendidikan yang
Oleh karena itu perlu satu upaya strategis yaitu dengan membangun paradigma
pendidikan yang berwawasan kemanusiaan. Dengan pendidikan yang bermodelkan seperti ini
maka diharapkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian yang santun serta akhlak mulia
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar saja melainkan juga mendidik. Guru tidak
hanya menyampaikan materi pelajaran agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran
kemudian memperoleh nilai yang baik, realita yang saat ini terjadi bahwa sebagian besar
tujuan dari tugas guru adalah kelulusan para peserta didiknya sebagai suatu harga mati, karena
hasil akhir di sini menjadi pertaruhan yang akan membawa prestasi bagi sekolah yang
meluluskan dengan hasil sempurna. Mestinya nilai sempurna dari penguasaan materi pelajaran
bukanlah satu-satunya tujuan, masih ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan
yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan
berbudi, hal inilah yang merupakan sesuatu inti dari tugas guru dalam mendidik.
memiliki dan sekaligus dapat menerapkan kompetensi guru. Ada empat kompetensi guru
kepribadian.
yang bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia. Seorang guru harus dapat menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan
yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. Bersikap sesuai dengan norma agama
yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan
Seorang guru harus menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Berperilaku yang dapat
diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Menampilkan diri sebagai
Jika hal ini disadari betul oleh seorang guru, niscaya ia akan mengajak para peserta
didiknya untuk bersikap dan berperilaku jujur, tegas, bertanggung jawab dalam setiap kegiatan
yang dilaksanakan. Guru akan selalu mengkorelasikan setiap mata pelajaran yang disampaikan
dengan penanaman kepribadian yang terpuji, peserta didik selalu dianjurkan untuk selalu jujur
dan tanggung jawab. Jujur terhadap perolehan nilai dari suatu mata pelajaran, tidak akan
menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa disertai rasa tanggung
jawab. Peserta didik akan merasa mempunyai konsekwensi dan tanggung jawab belajar lebih
Guru yang baik memiliki perilaku yang mencerminkan ketakwaan, arif dan manusiawi.
Guru akan selalu mengajak dan membimbing peserta didiknya untuk selalu manjalankan
segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Selalu bertindak arif dan bijaksana
Kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk
dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala
sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel,
dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan
materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah
dipaparkan di atas.
Seorang Kepala Sekolah mempunyai tujuh peran utama dalam melaksanakan tugas
yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor
(penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) innovator ( pembaharu) ; dan (7) motivator
(penyemangat).
Di saat bangsa kita sedang mengalami devaluasi nilai dan moralitas maka sangat
diperlukan upaya kegiatan pendidikan yang memberdayakan semua unsur terkait. Nilai-nilai
kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis
pendidikan dan manusia sangat erat sekali, tidak bisa dipisahkan. Pendidikan adalah
“humanisasi”, yaitu sebagai media dan proses pembimbingan manusia muda menjadi dewasa,
dan kemasyarakatan kita, yang dihinggapi oleh rasa emosi yang mendalam selamanya tidak
akan memecahkan persoalan, Hanya dengan keterbukaan dan moderasi maka kita akan bisa
melihat realitas secara obyektif. Kondisi yang demikian adalah tugas penting pendidikan.
terbuka, manusiawi, dan memiliki kesadaran yang tinggi ketika harus menghadapi realitas
yang diliputi bertumpuk persoalan pelik. Hanya dengan kedewasaan yang tinggi, manusia
terdidik akan mampu menghadapi persoalan yang tengah dihadapinya. Sesulit apapun, segala
cita-cita dan harapan kita semua. Kita sangat berharap mudah-mudahan para pengambil
kebijakan pendidikan di negeri ini mau dan sudi memikirkan hakikat pendidikan yang
diterapkan dalam kurikulum di berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Dan harus ada
ketegasan dalam membuat suatu jaminan bahwa pendidikan sangat jauh dari jiwa kapitalisasi.
Pendidikan adalah wilayah kultural yang tidak bisa dipolitisasi dan dikapitalisasi
dan menerapkan teori-teori belajar yang ada sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik
salah satunya adalah dengan menerapkan pendidikan humanistik yang lebih mengutamakan
dan memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan sendiri
materi yang telah diperolehnya di sekolah tanpa ada tekanan dari lingkungan.
Guru harus dapat memainkan perannya sebagai pembimbing dan pengarah serta
mampu memainkan peran sebagai pembawa nilai, pendudkung nilai dan pembela nilai-nilai
humanisme serta sekaligus guru mampu berperan sebagai sumber klarifikasi nilai.
Pendidikan yang humanis akankah hanya menjadi ilusi atau justru kenyataan bagi
kehidupan kita? Mudah-mudahan yang terbaiklah yang akan kita rasakan nanti di kemudian
hari. Tentunya dengan kesungguhan dari guru untuk dapat menerapkan semua kompetensinya,
Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas saja (transfer of knowledge), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan
“modeling”nya (transfer of attitude and values), baik kepada peserta didik maupun kepada
seluruh anggota komunitas sekolah. Pendidikan yang humanis menekankan bahwa pendidikan
pertama-tama dan yang utama adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal
antara pribadi-pribadi dan antar pribadi dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini
berkembang dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi oleh
cintakasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara optimal dan relatif tanpa
hambatan jika berada dalam suasana yang penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh
pengertian (understanding heart) serta relasi pribadi yang efektif (personal relationship).
Dalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu menerima diri sebagaimana adanya dan
diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta
didik sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi dewasa dan
matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan BAGI
siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi “dunia”, minat, dan kebutuhan-
(the learners-centered teaching). Ciri utama pendidikan yang berpusat pada siswa adalah
Komunikasi dan relasi yang efektif sangat diperlukan dalam model pendidikan yang berpusat
pada siswa, sebab hanya dalam suasana relasi dan komunikasi yang efektif, peserta didik akan
dapat mengeksplorasi dirinya, mengembangkan dirinya dan kemudian mem- “fungsi” -kan
Tujuan sejati dari pendidikan seharusnya adalah pertumbuhan dan perkembangan diri
peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan,
mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Agar tujuan
ini dapat tercapai maka diperlukan sistem pembelajaran dan pendidikan yang humanis serta
generating skills). Pendidikan dan pembelajaran yang bersifat aktif-positif dan berdasarkan
pada minat dan kebutuhan siswa sangat penting untuk memperoleh kemajuan baik dalam
bidang intelektual, emosi/perasaan (EQ), afeksi maupun keterampilan yang berguna untuk
hidup praktis. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia muda (N.
bersifat proaktif dan kooperatif. Masyarakat membutuhkan pribadi-pribadi yang handal dalam
bidang akademis, keterampilan atau keahlian dan sekaligus memiliki watak atau keutamaan
yang luhur. Singkatnya pribadi yang cerdas, berkeahlian, namun tetap humanis.
KESIMPULAN
Tugas seorang guru di masa depan amatlah berat, karena guru dituntut tidak sekedar
mencerdaskan bangsa tetapi lebih dari itu, guru harus memahami, memiliki dan menerapkan
diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki kepribadian yang terpuji
dengan cara membimbing peserta didik untuk selalu bersikap dan berperilaku jujur, tegas,
bertanggung jawab, bertindak arif bijaksana dalam mengambil keputusan serta bersikap
manusiawi
unsur terkait, termasuk peran Kepala Sekolah sebagai educator, manajer, administrator,
dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan
dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis adalah harapan besar kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
2. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK &
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16, 2007. Standar kualifikasi dan