You are on page 1of 8

4.

Seni Tari
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus dan diberi
unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-
maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton.

Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup praktik dasar dan mahir dalam
penguasaan gerak tari meliputi tari tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami
arah dan tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan memahami an
berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan khusus berhubungan dengan kepekaan
koreografi, di sisi lain diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan aspek
keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern, kemampuan memahami dan
membuat perangkat multimedia hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber
daya manusia dalam adaptasinya dengan teknologi. Perwujudan ekspresi budaya melalui
gerak yang dijiwai serta diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari
untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai salah satu unsur
terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan
sosial dan spiritual masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu penting
hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol dan puncak tari sebagai budaya di
daerah yang bersangkutan. Jenis tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat
untuk dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian tersebut berasal.

Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah di Indonesia baik yang sakral
maupun yang sekuler, tradisional maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman
prasejarah hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu sejarah kehidupan
tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir zaman.Seni tari memerlukan media gerak.
Gerak murni atau wantah tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki
makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur keindahan, maka
gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya memiliki bangunan ekspresi bentuk yang
diungkapkan manusia untuk dinikmati.Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan
dinamisme dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah memiliki peran
fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama. Peran tari dalam upacara terkait dengan cara
dan tujuan yang terkait dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual. Seni tari
mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang
dipengaruhi kepercayaan animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap
upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional pada akhirnya
mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif melalui dramatari prembun, hingga sendratari
jenis kesenian yang lahir pada zaman modern. Pada masyarakat modern yang dinamis ini,
kehadiran seni tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang profesional,
dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa depan tari secara proporsional. Oleh
sebab itu, beberapa hal harus diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat
memenuhi syarat sebagai penari yang profesion
Pengertian Seni Secara Umum dan SejarahnyaOleh Syawir
Minggu, 07 Mei 2006 07:34:05 Klik: 112107Cetak: 423

Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang
kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya
dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian
ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena
kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain
memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada + sejak 60.000 tahun
yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding gua di Prancis Selatan. Buktinya
berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang
menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan
moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu
hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah
terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/penanda
kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau
manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya.
Sedangkan manusia moderen membuat karya seni/penanda kebudayaan pada massanya
digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya
"mungkin". Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal
yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa
jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal
kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada
kesadaran terhadap keberadaan alam

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.karya- karya seni
yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas
pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau
artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalupun
toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan
benda/bangunan tersebut di buat untuk siapa". Ini pun hanya ada pada setelah jaman, katanya
para ahli arkiologi sich saya sendiri tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada
jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individulistis.

Sejak kapan fungsi individulistis dari seni mulai tampak ?, katanya para sejarawan lagi,
beliau-beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman moderen. Kenapa ini bisa terjadi ? (ini
kata saya sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola
berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau
buruk).

Begini ceritanya :Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan
sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi
masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan
mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni
menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi
kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena
sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni
seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh
seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri
nama "Seni Tinggi" untuk Seni Murni dan "Seni Rendah" untuk Seni Terapan atau Desain.
Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni
ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda
lain (barang); ia harus mempunyai "sesuatu". Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah
komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan
semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan
dari atas oleh seorang produsen.

Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini


bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya,
yang lebih dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin disini saya akan memberi sedikit
ilustrasi :

Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya
karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya
seni itu setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang
lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang.
Radikal,.ya..???. itu hanya kelihatannya ????.

Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah "mungkin". Marah atau
jenuh pada siapa :1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada2. Atau para
seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalismeyang menurutnya terlalu radikal
terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya
seni itu sebelum dinilai adalah "nol". Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi,
acuan etik, dokumentasi "politik" dan "sejarah", perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma,
atau sekedar main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang
kritikus seni yang dari Jogya itu..Lho..!!!!). 3. Atau para seniman marah pada kritikus yang
dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari
karyanya menjadi tidak-karuan.

Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal: 1. Klik Art : yang
dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya
sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar
yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin di rubah atau ditambahi bahkan dikurangi.
Tapi perlu di ingat dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan
progaram- progaramnya yang di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw,
Photosop, atau yang lainnya, begitu.2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam
pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di net art ini kamu bisa mengubah
gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mangganti ini sial
pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang kok. Namun perlu di
ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya net art ini
sipembuat akan semakain bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya
ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang
pembuat. Satu lagi yang terkenal bukan kamu namun si pemilik situs dimana karya itu di
muat,...tahu nggak ////// kapok kon salah' e dewe. Tapi asik kok coba saja. 3. Vidio Art/vidio
instalasi : vidio art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si
seniman memanfatkan teknologi telvisi yang terkoneksi dengan vidio, atau komputer, jadi
pesan yang ingin di sampaikan si kreator itu di serahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si
kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu
mirip seni pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsure rupa-
nya, namun juga bukan seni rupa lho karana dalam vidio art ini unsure gerak, bunyi, dan
sastra juga di pakai. Dan banyak bentuk seni-seni yang lain saja sedikit lupa dan sudah capek
menyebutkan satu-persatu, tapi mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan lebih tahu
dari say,...he.he..he..e..ee..eeeh.ehhhh.. ehhhk..grokhg. !!!!!!!. huwek cuihhhhhhh. ( Sori ya
sedikit agak kopros soale aku wis bosen ngetik)

Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha
dihilangkan atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah:....,
yang dulunya ada seni rupa sendiri, lantas seni tari, seni musik, atau mungkin seni-seni yang
bau itu Lho !! Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau
artefak yang bisa dinikmati, diapresiasi, diinterprestasi, diperjual belikan atau kalau menurut
kamu jelek bisa di caci maki..bebaslah yang penting tidak sampai menyinggung perasaan
yang membuat, karena apa nanti kamu bisa-bisa di caci maki ganti, atau lebih parah kamu
bisa di-kaplok.

Okey.. Itu cerita saya tentang pengertian seni secara umum beserta sejarahnya

« Pameran Seni Serat Nan Kreatif


Bagaimana Memilih Kostum Olahraga? »

Perkembangan Seni Tari Daerah Semakin Tersisih


Meski pelaku dan kegiatan Seni Tari masih relatif banyak, perkembangan seni tari di DI Yogyakarta
masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain belum optimalnya sinergi antara seniman tari
dengan seniman lain. Salonisasi tradisi pun terus terjadi dalam perkembangan tari dewasa ini.

Menurut Penanggung Jawab Program Rekonstruksi Seni Tradisi Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
Heru Handonowari, seni tari tradisional di DIY sulit berkembang karena kerangka pikir seniman tari
yang masih cenderung egois (Pameran Reptil) .

“Para penari asyik dengan diri mereka sendiri-sendiri sehingga sulit berkembang dengan menerima
pengetahuan dan masukan dari lintas seni lainnya,” kata Heru di kantornya, Jumat (13/4).

Idealnya, menurut Heru, tidak ada batasan dalam berkesenian. Para seniman dari berbagai latar
belakang pun dapat saling belajar untuk memperkaya wawasan yang nantinya dapat menjadi bekal
untuk mengembangkan karya masing-masing, tanpa harus kehilangan karakter seni yang dimiliki.

Apalagi, dunia seni tari tradisi dalam 10 tahun terakhir semakin terdesak dengan perkembangan tari
modern yang tidak diimbangi dengan kuatnya penjiwaan.

“Ruh dan penjiwaan seni tari modern saat ini terasa kurang karena motivasi sebagian besar penari
maupun penata tari adalah menonjolkan eksistensi. Dalam proses berkesenian, mereka ingin cepat
menguasai tari dan kemudian menjadi populer,” tutur Heru.

Salonisasi tradisi

Akibatnya, seperti ***ngkapkan seniman Afrizal Malna dalam sebuah diskusi tari di Universitas
Sanata Dharma beberapa waktu lalu, salonisasi tradisi pada tari pun tak dapat dihindari. Ketika
sudah berhadapan dengan modernisasi, tari pun menjadi bagian dari industri yang terkadang
memangkas karakter-karakter atau Make Up Wajah khasnya untuk mampu bertahan dalam panggung
hiburan.

“Kontrak pagelaran tari rutin dalam industri wisata, misalnya, terkadang membuat para seniman
tampil seadanya tanpa penjiwaan,” ujar Heru. Unsur tradisi pun tak jarang dihilangkan untuk
memenuhi standar pertunjukan yang menguntungkan.

Untuk terus menghidupkan unsur-unsur tradisi ini, TBY sendiri terus berkomitmen dalam
merekonstruksi seni-seni tradisi yang dulu pernah ada, tetapi sekarang sudah hampir punah.
Diharapkan, pendokumentasian kesenian-kesenian itu akan berguna bagi pengembangan kesenian
saat ini maupun di masa depan. “Tahun ini kami akan merekonstruksi tari Guntur Segara dari
Keraton Yogyakarta dan Reog Dodog dari Gunung Kidul,” ucapnya.

kompas-cetak
Bikin Web

bikin web bisa… bikin tulisan juga ok!

Archive for the ‘seni tari’ tag


Melihat Perkembangan Seni Tari Daerah
Meski pelaku dan kegiatan Seni Tari masih relatif banyak, perkembangan seni tari di DI Yogyakarta
masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain belum optimalnya sinergi antara seniman tari
dengan seniman lain. Salonisasi tradisi pun terus terjadi dalam perkembangan tari dewasa ini.

Menurut Penanggung Jawab Program Rekonstruksi Seni Tradisi Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
Heru Handonowari, seni tari tradisional di DIY sulit berkembang karena kerangka pikir seniman tari
yang masih cenderung egois (Pameran Reptil) .

“Para penari asyik dengan diri mereka sendiri-sendiri sehingga sulit berkembang dengan menerima
pengetahuan dan masukan dari lintas seni lainnya,” kata Heru di kantornya, Jumat (13/4).

Idealnya, menurut Heru, tidak ada batasan dalam berkesenian. Para seniman dari berbagai latar
belakang pun dapat saling belajar untuk memperkaya wawasan yang nantinya dapat menjadi bekal
untuk mengembangkan karya masing-masing, tanpa harus kehilangan karakter seni yang dimiliki.

Apalagi, dunia seni tari tradisi dalam 10 tahun terakhir semakin terdesak dengan perkembangan tari
modern yang tidak diimbangi dengan kuatnya penjiwaan.

“Ruh dan penjiwaan seni tari modern saat ini terasa kurang karena motivasi sebagian besar penari
maupun penata tari adalah menonjolkan eksistensi. Dalam proses berkesenian, mereka ingin cepat
menguasai tari dan kemudian menjadi populer,” tutur Heru.

Salonisasi tradisi

Akibatnya, seperti ***ngkapkan seniman Afrizal Malna dalam sebuah diskusi tari di Universitas
Sanata Dharma beberapa waktu lalu, salonisasi tradisi pada tari pun tak dapat dihindari. Ketika
sudah berhadapan dengan modernisasi, tari pun menjadi bagian dari industri yang terkadang
memangkas karakter-karakter atau Make Up Wajah khasnya untuk mampu bertahan dalam panggung
hiburan.

“Kontrak pagelaran tari rutin dalam industri wisata, misalnya, terkadang membuat para seniman
tampil seadanya tanpa penjiwaan,” ujar Heru. Unsur tradisi pun tak jarang dihilangkan untuk
memenuhi standar pertunjukan yang menguntungkan.

Untuk terus menghidupkan unsur-unsur tradisi ini, TBY sendiri terus berkomitmen dalam
merekonstruksi seni-seni tradisi yang dulu pernah ada, tetapi sekarang sudah hampir punah.
Diharapkan, pendokumentasian kesenian-kesenian itu akan berguna bagi pengembangan kesenian
saat ini maupun di masa depan. “Tahun ini kami akan merekonstruksi tari Guntur Segara dari
Keraton Yogyakarta dan Reog Dodog dari Gunung Kidul,” ucapnya.

kompas-cetak
Written by bikin cepat

September 14th, 2009 at 10:55 am

Posted in Info Terbaru

Tagged with industri wisata, kesenian tari, pagelaran tari, penari tradisional, seni tari, tari
daerah, tari modern, tari tradisi, tari tradisional, tarian daerah

Vote us here at SEO Contest Stop Dreaming Start Action

Melihat Seni Tarian Jawa


Di masa yang lalu, Tarian Jawa semata-semata hanya dipertunjukkan pada istana untuk keluaga
kerajaan. Sekarang, seluruh anak-anak dari Solo sudah dapat belajar menari pada sewaktu-waktu.
bahkan di seluruh Indonesia sampai ke manca negara Tarian traditional ini bisa dipelajari. Berbeda
dengan budaya dari luar negeri yang lebih mengandalkan musik tekno (DJ School). Selain sebagai
sarana untuk mengembangkan bakat & seni tarian juga sebagai sarana kesehatan (Alat Fitness) atau
olahraga.

Hampir semua penari memakai pakaian batik yang sangat indah dan sering memakai perhiasan
dikepala yang luar biasa indah dan menarik.Beberapa jenis tarian yang terkenal, yaitu Tari Bedhoyo
Ketawang dan Tari Srimpi.

Tari Bedhoyo Ketawang dipertunjukkan oleh sembilan wanita hanya sekali setahun pada upacara
peringatan penobatan raja, merupakan tarian di istana yang sakral di kraton Solo terkenal sejak
awal abad ke-17.

Pencipta tarian Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung (1613-1645) raja pertama terbesar dari
kerajaan Mataram bersama Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa laut selatan yang juga disebut
Kanjeng Ratu Kidul. Sebelum tari ini diciptakan, terlebih dahulu Sultan Agung memerintahkan para
pakar gamelan untuk menciptakan sebuah gendhing yang bernama Ketawang. Konon penciptaan
gendhingpun menjadi sempurna setelah Sunan Kalijaga ikut menyusunnya. Tarian Bedhoyo
Ketawang tidak hanya dipertunjukan pada saat penobatan raja yang baru tetapi juga pertunjukan
setiap tahun sekali bertepatan dengan hari penobatan raja atau “Tingalan Dalem Jumenengan”

Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukkan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwana ke-
XII (sekarang), hanya saja sudah terjadi pergeseran nilai filosofinya. Pertunjukan Bedhoyo Ketawang
sekarang telah mengalami perubahan pada berbagai aspek, walapun bentuk tatanan
pertunjukannya masih mengacu pada tradisi ritual masa lampau. Namun nilainya telah bergeser
menjadi sebuah warisan budaya yang nilai seninya dianggap patut untuk dilestarikan. Busana Tari
Bedhoyo Ketawang menggunakan Dodot Ageng dengan motif Banguntulak alas-alasan yang
menjadikan penarinya terasa anggun.

Bedaya merupakan tari kelompok dengan komposisi 9 (sembilan) orang penari puteri.

Komposisi ini mengandung cerita tertentu yang sangat simbolik dan tidak menggunakan dialog.
Gerak-geraknya sangat halus dan lembut.

Komposisi 9 mempunyai nama sendiri-sendiri yaitu Batak, Jangga, Dada, Buncit, Apit Ngajeng, Apit
Wingking, Endel pojok, Endel Weton Ngajeng, endel Weton Wingking.

Tari Srimpi lebih pelan, terkendali, gerakan selaras, khususnya pada lengan, tangan, jari, dan
kepala, diilhami oleh air tenang yang mengalir.
Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono
IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi
sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah sebutan bagi calon
pengganti raja.

Sesungguhnya sajian Tarian Jawa srimpi tersebut tidak hanya dijadikan sebagai sebuah hiburan
semata, akan tetapi sesungguhnya sajian tersebut dimaksudkan sebagai bekal bagi kematian
Belanda, karena kata sangopati itu berarti bekal untuk mati. Oleh sebab itu pistol-pistol yang
dipakai untuk menari sesungguhnya diisi dengan peluru yang sebenarnya. Ini dimaksudkan apabila
kegagalan, maka para penaripun telah siap mengorbankan jiwanya. Maka ini tampak jelas dalam
pemakaian “sampir” warna putih yang berarti kesucian dan ketulusan.Pakubuwono IX terkenal
sebagai raja amat berani dalam menentang pemerintahan Kolonial Belanda sebagai penguasa
wilayah Indonesia ketika itu.

Kehalusan dan kegaiban dari dua tarian agung ini sekarang bisa dilihat oleh masyarakat umum,
dapat dilihat pada pertunjukan di kraton, terdapat suasana yang asli dan gaib.

mutiaradamayanti.multiply.com

You might also like