You are on page 1of 9

Kajian Efektifitas Perpustakaan Keliling di Indonesia Bantuan Perpustakaan Nasional RI

(Read : 1815 times )


Oleh darmono   
 
  Perpustakaan keliling sebagai salah satu perangkat pendidikan non formal berupaya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk melaksanakan amanat itu
perpustakaan keliling mempunyai tugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya-karya manusia kepada
masyarakat yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum (Hardjoprakoso, 1992).

Berbagai upaya untuk meningkatkan gairah pemanfaatan informasi bagi masyarakat dan untuk mengkondisikan
tumbuhnya minat baca terus bergulir. Tahun 2004 Yayasan Taman Bacaan (MANCA) mendirikan Rumah Baca
di seluruh Indonesia. Peresmian 50 Rumah Baca (tahap I) dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di
SDN Pesisir Lama I, Kampung Pesisir, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa
Barat, pada tanggal 5 Maret 2004 dan serentak untuk 50 rumah baca yang tersebar di seluruh Indonesia.

 Tahun 2005 Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono meresmikan perpustakaan berjalan yang dinamakan
Program Mobil Pintar, dan diluncurkan oleh para isteri anggota kabinet yang tergabung dalam Solidaritas Isteri
Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Mobil Pintar merupakan pengembangan dari perpustakaan keliling, yang
dilengkapi dengan fasilitas yang lebih canggih, seperti cakram digital (Compact Disc) interaktif yang
menggunakan program komputer, Televisi, VCD edukatif, alat permainan edukatif, panggung mini, serta
program audio visual (Kompas, 18 Mei 2005).

Sebagai salah satu sarana pendidikan nonformal, perpustakaan keliling dimaksudkan untuk mempercepat
hantaran informasi kepada masyarakat. Apabila dilihat dari sejarahnya bantuan untuk perpustakaan keliling di
Indonesia sudah ada sejak tahun 1975. Pemerintah melalui Proyek Pembangunan Depdikbud, telah
mencanangkan Perpustakaan Keliling sebagai salah satu bentuk layanan perpustakaan kepada masyarakat.
Maksud utamannya ialah mendekatkan informasi pada masyarakat desa, karena masyarakat desa belum mampu
mencapai informasi dengan caranya sendiri (Perpustakaan Nasional RI, 1992).

 Berdasarkan data Perpustakaan Nasional RI tahun 1992 jumlah perpustakaan keliling pada waktu itu sudah
mencapai 177 unit yang tersebar di seluruh propinsi. Akan tetapi realisasi operasional kegiatan perpustakaan
keliling sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan setiap daerah mempunyai
kebijakan yang tidak sama dengan daerah lain dalam hal operasional perpustakaan keliling.

Setelah lebih 10 tahun tidak ada bantuan, barulah pada tahun 2002 Perpustakaan Nasional RI mulai memberikan
bantuan perpustakaan keliling untuk berbagai daerah. Tahun anggaran 2003 Perpustakaan Nasional RI
memberikan bantuan sebanyak 16 unit mobil perpustakaan keliling lengkap dengan koleksi. Tahun anggaran
2004 Perpustakaan Nasional RI memberikan bantuan mobil perpustakaan keliling sebanyak 42 unit. Bantuan
mobil perpustakaan keliling dua tahun terakhir (2003 dan 2004) yang dikaji dalam penelitian ini

 
Masalah Penelitian

Mulai diluncurkannya bantuan Perpustakaan Keliling oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun
anggaran 2003 dan 2004, program bantuan tersebut belum pernah dievaluasi baik tentang kegiatan operasional
maupun program pengembangan yang dilakukan. Rencana awal program bantuan perpustakaan keliling
diharapkan merupakan stimulir bagi daerah untuk dapat mengembangkan berbagai program tentang layanan
perpustakaan dan minat baca di daerah.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilihat berbagai aspek dari bantuan perpustakaan keliling yang
merupakan bantuan Perpustakaan Nasional RI sebagai berikut: keadaan perpustakaan keliling, keadaan koleksi,
layanan yang dilakukan, pengembangan yang dilakukan dan efektivitas dari bantuan tersebut.

Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang keadaan Perpustakaan Keliling yang merupakan bantuan dari Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
2. Memperoleh gambaran tentang keadaan koleksi Perpustakaan Keliling.
3. Memperoleh gambaran tentang layanan yang diberikan Perpustakaan Keliling.
4. Memperoleh gambaran tentang upaya-upaya pengembangan Perpustakaan Keliling yang dilakukan penerima
bantuan mobil perpustakaan keliling.
5. Memperoleh gambaran tentang tingkat efektivitas layanan Perpustakaan Keliling di Indonesia yang merupakan
bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi kuesioner, pedoman wawancara, dan format
observasi. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi dan berbagai informasi baik
kuantitatif maupun kualitatif dari para pengelola perpustakaan keliling. Pedoman wawancara dan format
observasi digunakan untuk menggali data penunjang serta data yang berupa keadaan dan konteks yang belum
tergali dari kuesioner yang lebih bersifat kualitatif.

 Sumber Data

 Sumber data dalam penelitian ini adalah para pengelola perpustakaan keliling di seluruh Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi (total sampling), yaitu semua penanggungjawab
operasional perpustakaan keliling bantuan dari PNRI tahun anggaran 2003-2004. Jumlah mobil perpustakaan
keliling bantuan Perpustakaan Nasional RI sebanyak 58 mobil yang tersebar di 50 wilayah kabupaten, kota, dan
propinsi di seluruh Indonesia. Diasumsikan bahwa daerah yang menerima lebih dari satu mobil perpustakaan
keliling, penanggungjawab operasional dari mobil perpustakaan keliling tersebut adalah satu orang. Peta wilayah
penyebaran bantuan dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 1. Peta Wilayah Sampel Penelitian


Wilayah Sampel Propinsi Kabupaten/ Jumlah Persentase
Kota Wilayah

Indonesia Bagian Barat 11 14 25 50%


Indonesia Bagian Tengah 13 9 22 44%
Indonesia Bagian Timur 2 1 3 6%
Jumlah 26 24 50 100%
  Dari rencana total sampel sebanyak 50 wilayah, 1 sampel wilayah tidak diketemukan alamatnya.
Sehingga sampel penelitian menjadi 49 sampel.  Penentuan daerah yang dipilih untuk wawancara berdasarkan
purposive sampling. Tiga daerah di luar pulau Jawa dan enam daerah untuk penerima bantuan mobil
perpustakaan keliling di pulau Jawa. Demikian juga penentuan daerah untuk observasi juga dilakukan secara
purposive sampling dan daerahnya sama seperti daerah untuk wawancara.

 Pengumpulan Data

 Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 5 Januari 2006 sampai dengan 31 Januari 2006 dan diperpanjang
sampai dengan awal bulan Pebruari 2006. Sampai batas waktu yang ditentukan kuesioner yang terkumpul
sebanyak 34 kuesioner atau sebesar 69,4%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 15 kuesioner atau sebesar
30,6%. 

Wawancara dilakukan kepada penangungjawab perpustakaan keliling di 9 daerah penerima mobil


perpustakaan keliling yaitu: (1) Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, (2) Perpustakaan Umum
Kota Mojokerto, (3) Perpustakaan Umum Kabupaten Bondowoso, (4) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Propinsi Kalimantan Selatan, (5) Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Bali, (6) Kantor Perpustakaan Daerah
Propinsi Banten, (7) Seksi Pengelolaan Perpustakaan Kabupaten Bogor, (8) Badan Arsip dan Perpustakaan
Daerah Propinsi Sulawesi Selatan, dan (9) Badan Perpustakaan Daerah Propinsi DIY. Bersamaan dengan
wawancara juga dilakukan observasi di sembilan daerah yang sama untuk mengamati dan melihat secara
langsung keadaan mobil perpustakaan bantuan PNRI.

 Analisis Data

 Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik deskriptif. Data yang telah
terkumpul kemudian diolah dengan teknik analisis statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi
persentase serta distribusi frekuensi. Analisis deskriptif dipergunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
permasalahan perpustakaan keliling bantuan dari PNRI yang dikaji, yaitu narasi persentase tentang kondisi,
keadaan koleksi, pengelolaan layanan, dan upaya-upaya pengembangan perpustakaan keliling.

Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling diungkapkan dengan menggunakan 18 item yang terbagi
dalam 11 kategori Dari 18 item pertanyaan/pernyataan tersebut kemudian dilakukan analisis dengan
menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui kategori efektivitas layanan. Tingkat efektivitas layanan
perpustakaan keliling dikelompokan ke dalam katagori kurang, sedang dan tinggi.

Sementara itu, untuk data kualitatif dilakukan analisis untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang
bersifat kebijakan dari penyelenggaraan perpustakaan keliling dan relatif menyeluruh tentang hal-hal yang
tercakup dalam pokok permasalahan penelitian.

Temuan Penelitian

1. Keadaan Perpustakaan Keliling bantuan dari Perpustakaan Nasional RI

Dalam periode tahun 2003–2004 perpustakaan keliling bantuan Perpustakaan Nasional RI sebagian besar
diterima pada tahun 2004. Hal ini dinyatakan oleh 17 responden (50%). Sebanyak 4 responden (11,8%)
menyatakan menerima bantuan tahun 2003, yaitu di Bandung, Samarinda, Makassar, dan Tahuna (Sulawesi
Utara). Bahkan sebanyak 10 responden (29,4%) menyatakan baru menerima bantuan pada tahun 2005. Di Palu
dan Padang menerima dua kali bantuan tahun 2003 dan 2004, sedangkan di Bengkulu menerima bantuan tahun
2004 dan 2005.

Jumlah mobil bantuan yang diterima sebagian besar (88,2%) sebanyak 1 unit. Selebihnya (11,8%) menerima
mobil bantuan 2 unit, yaitu di Medan, Bengkulu, Tahuna, dan Padang. Sementara itu di Lhokseumawe salah
satunya berasal dari Pemerintah Propinsi DI Aceh yang diterima pada tahun 1999.

Jika ditinjau dari dimulainya masa operasional perpustakaan keliling tersebut mulai dioperasikan sejak bulan Mei
2004 (di Makassar) hingga Juli 2005 (di Wates Kulon Progo). Sebagian besar (67,6%) dioperasikan sejak Januari
sampai dengan Juni 2005.

 2. Keadaan Koleksi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling menerima bahan pustaka (koleksi) dari Perpustakaan Nasional RI dengan jumlah antara
178–1.614 judul, atau rata-rata sebanyak 489 judul. Dilihat dari banyaknya eksemplar yang diterima dari
Perpustakaan Nasional antara 649–3.694 eksemplar atau rata-rata sebanyak 1.341 eksemplar. Secara kumulatif
69,7% responden menyatakan menerima koleksi dari PNRI di bawah angka rata-rata ini, artinya sebagian besar
menerima koleksi antara 178–485 judul, sedangkan sisanya (30,3%) menerima koleksi di atas 485 hingga 1.614
judul.

Selain bahan pustaka bantuan dari Perpustakaan Nasional, sebagian besar (79,4%) juga melakukan penambahan
koleksi sendiri untuk layanan perpustakaan keliling. Selebihnya (20,6%) menyatakan tidak melakukan
penambahan koleksi. Banyaknya tambahan koleksi yang dikembangkan sampai saat ini berkisar 40–6.018 judul
(rata-rata sebanyak 871 judul) atau 83–7.720 eksemplar (rata-rata sebanyak 1.910 eksemplar). Perpustakaan
Keliling yang melakukan penambahan koleksi di bawah 100 judul adalah Kuningan Jawa Barat, Medan, dan
Makassar, sedangkan penambahan di atas 4.000 hingga 6.018 judul di Tanjung Redeb Kalimantan Timur dan
Bengkulu. Di Bengkulu dioperasikan dua unit mobil perpustakaan keliling.
Secara umum hingga saat ini perpustakaan keliling sudah memiliki jumlah koleksi antara 252–25.945 judul (rata-
rata sebanyak 4.142 judul) atau setara dengan 649–51.890 eksemplar (rata-rata sebanyak 8.123 eksemplar).
Koleksi terbanyak (25.945 judul) dimiliki oleh Badan Perpustakaan Propinsi Sumatera Barat (Padang),
sedangkan yang terkecil (252 judul) dimiliki oleh Badan Komunikasi Kearsipan dan Perpustakaan Kuningan
Jawa Barat.

Secara kumulatif sebanyak 71% perpustakaan keliling (26 responden) sampai saat ini memiliki jumlah judul
koleksi di bawah angka rata-rata (4.142 judul), artinya hanya 8 responden (29%) yang memiliki koleksi di atas
angka rata-rata hingga maksimal.

Menurut sebagian besar para pengelola perpustakaan keliling (85,3%), bahwa jumlah bahan pustaka tersebut
masih belum memadai untuk layanan perpustakaan keliling. Hanya 5 responden (14,7%) yang menyatakan sudah
memadai, yaitu Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur - Kalimantan Tengah, Pekanbaru, Sintang Kalimantan
Barat, Denpasar, dan Surabaya. Dinyatakan belum memadai karena jumlah koleksi tersebut idealnya menurut
mereka sebanyak 500–20.000 judul (rata-rata 4.393 judul) atau 2000–60.000 eksemplar (rata-rata 16.191
eksemplar). Responden yang menyatakan jumlah koleksi ideal di bawah 1.000 judul (masing-masing 500 dan
750 judul) yaitu Kasi Perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Bondowoso dan Kepala
Perpustakaan dan Arsip Daerah Lhokseumawe NAD, sedangkan lebih dari 15.000 judul Wates Kulonprogo dan
20.000 judul masing-masing Semarang dan Palembang.

Daya tampung mobil perpustakaan keliling yang dikelola rata-rata dapat memuat jumlah koleksi antara 300–
2.000 judul (rata-rata daya tampung 914 judul) atau antara 500–4.000 eksemplar (rata-rata sebanyak 2075
eksemplar). Tampak bahwa secara rata-rata setiap judul terdiri atas 2 eksemplar. Hal ini tentunya tergantung cara
penataan/rak dalam mobil sehingga dapat disesuaikan daya tampungnya. Namun secara kumulatif perpustakaan
keliling 50% menyatakan daya tampung di bawah rata-rata dan 50% lainnya di atas rata-rata daya tampung
jumlah judul.

 3. Pengelolaan Layanan yang diselenggarakan Perpustakaan Keliling

Untuk satu kali jalan dalam memberikan pelayanan, jumlah koleksi yang biasanya dibawa dalam mobil
perpustakaan keliling rata-rata sebanyak 716 judul (sekitar 50–2.500 judul) atau setara 1.575 eksemplar (150–
4.500 eksemplar).

Dalam menjalankan tugas layanan perpustakaan keliling melibatkan petugas pengelola operasional rata-
rata sebanyak 3 orang pegawai (47,1%). Sementara itu latar belakang pendidikan petugas pengelola operasional
adalah setingkat SLTA (43,3%), yaitu rata-rata sebanyak 4 orang, sarjana (36,67%) rata-rata 2 orang, dan
diploma (20%) rata-rata 1 orang.

Ditinjau dari jangkauan wilayah sasaran layanan perpustakaan keliling meliputi 2–85 kecamatan (rata-
rata 15 kecamatan), 2–254 desa (rata-rata 42 desa), atau sebanyak 2–300 lokasi/sasaran layanan (rata-rata 49
lokasi sasaran). Dengan perkiraan jumlah penduduk yang menjadi sasaran layanan per kecamatan rata-rata
sebesar 35.158 jiwa (antara 200–267.784 jiwa).

Dalam satu kali layanan perpustakaan keliling dapat menempuh jarak terdekat rata-rata-rata 10 km dan
jarak terjauh rata-rata 58 km. Di Bengkulu dan Padang menempuh jarak hingga 105–115 km karena dilakukan
oleh dua kendaraan. Sehingga rata-rata jarak tempuh dalam satu hari kerja sebesar 38 km (10–115 km).

Sementara itu wilayah yang merupakan sasaran layanan adalah daerah pinggiran kota (25,4%), daerah pedesaan
(20,6%), dan daerah kota (6,9%). Selebihnya di ketiga wilayah tersebut (24,5%), daerah pinggiran dan pedesaan
(14,7%) serta daerah pinggiran dan kota (7,9%).

Dalam satu hari layanan perpustakaan keliling dapat mengunjungi lokasi sasaran pelayanan sebanyak 3
lokasi (32,4%), hanya 1–2 lokasi (26,5%), selebihnya 4 lokasi (8,8%), 5 lokasi dan bahkan 8 lokasi (2,9%)
masing-masing di Semarang dan Palu. Secara kumulatif 85,3% responden menyatakan dapat mengunjungi lokasi
sasaran sebanyak 1–3 lokasi dalam satu hari layanan.

Dilihat dari frekuensi layanan perpustakaan keliling dalam satu minggu mayoritas memberikan layanan
2 hari (32,4%), lainnya memberikan layanan 4 hari (26,5%) dan 5 hari (20,6%), selebihnya 3 hari layanan
((8,8%) bahkan ada yang 6 hari layanan (8,8%) dalam satu minggu yaitu di Pandeglang, Gorontalo, dan Padang.

Dalam satu hari kerja layanan atau satu kali jalan, perpustakaan keliling dapat memberikan pelayanan
mayoritas 5 jam (26,5%), 2 jam (20,6%), 3 jam (17,6%), dan 6 jam (14,7%). Secara kumulatif responden
menyatakan memberikan pelayanan antara 2–5 jam dalam satu kali jalan (73,5%).

Dalam memberikan layanan, masyarakat yang akan meminjam buku perpustakaan keliling sebagian
besar diharuskan menjadi anggota (52,9%). Jika diharuskan menjadi anggota, diketahui jumlah anggota
perpustakaan keliling secara keseluruhan rata-rata sebanyak 2.107 orang (150–7.344 orang). Mereka sebagian
besar berstatus pelajar (60%), berikutnya secara berturut-turut terdiri atas ibu rumah tangga (4,8%), pegawai
(4,5%), petani (6,4%), pedagang (2,5%), mahasiswa (6,3%), serta profesi lainnya (15,7%), yaitu terdiri atas
warga binaan/pengangguran, para narapidana, transmigran, dan penghuni panti sosial. Perpustakaan keliling yang
tidak mewajibkan peminjam menjadi anggota (47,1%) layanan dilakukan dengan hanya untuk dibaca di tempat.

Bentuk layanan perpustakaan keliling sebagian besar berupa layanan penyediaan membaca di tempat
dan layanan peminjaman buku (82,4%), layanan berceritera (story telling) (8,7%). Sisanya (8,9%) layanan
lainnya seperti melalui pameran pembangunan pada stan khusus, layanan bimbingan perpustakaan dan
penyuluhan tentang manfaat dan kegunaan perpustakaan, sistem paket atau peminjaman yang dipusatkan di
perpustakaan daerah/sekolah; dan hanya untuk difotokopi.

 Dalam satu bulan terjadi transaksi peminjaman buku rata-rata sebanyak 892 orang peminjam,
sedangkan jumlah buku yang dipinjam rata-rata sebanyak 1.550 eksemplar buku (80–5.186 eksemplar). Dari sini
tampak bahwa perbandingan setiap peminjam rata-rata sebanyak 2 eksemplar.

Jenis buku yang paling banyak diminati oleh masyarakat dari layanan perpustakaan keliling adalah buku
fiksi (35,7%), beteknologi tepat guna (33,3%), pengetahuan populer (16,7%), buku agama dan buku pelajaran
sekolah (14,3%), dan selebihnya adalah kombinasi dua atau lebih jenis buku tersebut.

 4. Upaya Pengembangan Perpustakaan Keliling

Dari segi pengembangan kualitas SDM, ternyata sebagian besar petugas operasional sudah mendapatkan
pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan (76,5%), sedangkan sisanya (23,5%) menyatakan belum pernah
mendapatkan pelatihan. Bagi yang sudah mendapat pelatihan, sebagian menyatakan pelatihan itu dilaksanakan
selama tiga minggu atau kurang (50%), sebagian lagi antara 1–3 bulan (8,2%), dan sisanya menyatakan mendapat
pelatihan lebih dari 3 bulan (20,6%). Dilihat dari jumlah jam efektif pelaksanaan pelatihan, responden
menyatakan mendapat pelatihan antara 32–728 jam atau rata-rata lama pelatihan 270 jam. Apabila seminggu
pengelola rata-rata mendapat pelatihan selama 30 jam, maka berarti mereka sudah mendapat pelatihan rata-rata
selama 9 minggu atau sekitar 2 bulan.

Besarnya biaya operasional dalam satu tahun berkisar antara Rp1.500.000,00 s.d Rp200.000.000,00 atau rata-rata
sebesar Rp 41.413.480,00. Beberapa perpustakaan keliling menyatakan biaya operasional sebesar
Rp100.000.000,- sd Rp 200.000.000,- tiap tahun di antaranya Tahuna, Bengkulu, Padang, dan Surabaya.
Bengkulu sebesar Rp137.000.000,00 dan Padang Rp146.352.000,00 masing-masing untuk biaya operasional dua
kendaraan. Sedangkan yang di bawah Rp10 juta tiap tahun adalah Pontianak, Kuningan, Bulukumba, Denpasar,
dan Kupang. Secara kumulatif sebesar 73,3% di bawah angka rata-rata biaya operasional tiap tahun.

Biaya operasional tersebut meliputi pos-pos: BBM (29%); pemeliharaan kendaraan, terutama minyak pelumas
(17%); HR (14%); uang saku, insentif, kesejahteraan (11%); uang makan/konsumsi (10%); pembelian ATK
(7%); administrasi/SPPD (5%); perawatan dan pengadaan buku (4%); penyuluhan, pembinaan perpustakaan
(2%); dan 1% lainnya masing-masing untuk biaya cetak, biaya fotokopi, monitoring, dan lomba peningkatan
minat baca.

Pos pengeluaran yang membutuhkan dana paling besar adalah BBM (50%), HR (29,4%), uang saku (5,8%),
SPPD (2,9%), dan pengadaan buku (2,9%). Sedangkan pos pengeluaran yang paling kecil adalah administrasi
(20,5%), pemeliharaan mobil (17,6%) karena sebagian masih baru, ATK dan insentif masing-masing (11,7%),
konsumsi (5,8%), dan lomba (2,9%).

Sebagian besar pengelola (97,1%) menyatakan telah berupaya menjalin kerjasama dengan pihak lain, antara lain
kerjasama dengan instansi-instansi: sekolah (22%); dinas pendidikan (16%); kelurahan/desa (14%); kecamatan
(12%); pondok pesantren (10%); lembaga pemasyarakatan (10%); rumah ibadah/masjid (6%); panti asuhan (4%),
dan sisanya (3,1%) dengan yayasan dan pengelola taman bacaan masyarakat, serta RW melalui tim penggerak
PKK. Kerjasama itu dalam bentuk: pembinaan penyuluhan perpustakaan dan minat baca (25,9%); pelayanan
peminjaman dengan sistem paket dan rolling dan dengan sistem droping ke sekolah (22,2%); penyediaan pos
layanan dan sosialisasi masing-masing 14,8%; dan 3,7% masing-masing dalam bentuk pengabdian masyarakat
(KKN), pameran dan pagelaran, legalisasi kartu anggota, pemeliharaan koleksi, menitipkan koleksi, dan
penagihan.

Menurut pengelola perpustakaan keliling sebagian besar (85,3%) menyatakan juga menerima bantuan dari
pemerintah daerah/pemerintah propinsi dalam menjalankan perpustakaan keliling. edangkan sebagian lain
(14,7%) menyatakan tidak menerima bantuan dari pemerintah daerah/pemerintah propinsi setempat.

Perpustakaan Nasional selaku instansi yang menyalurkan bantuan sampai saat ini menurut sebagian
besar pengelola perpustakaan keliling belum pernah melakukan monitoring (73,5%), sedangkan selebihnya
menyatakan sudah pernah dimonitoring (26,5%) oleh PNRI maupun oleh pemerintah daerah setempat.

 5. Tingkat Efektivitas Layanan Perpustakaan Keliling

Sesuai dengan cara pengelompokan yang ditetapkan dalam teknik analisis data, tingkat efektivitas layanan
perpustakaan untuk masing-masing indikator dikelompokkan ke dalam tiga katagori yaitu kurang, sedang, dan
tinggi. Hasil analisis tentang tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling disajikan berikut.

 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Efektivitas Layanan

 Perpustakaan Keliling yang diKelompokkan atas Tiga Jenjang

No.     Frekuensi Katagori (%)


Indikator/Aspek yang Rerata (Mean) Kurang Sedang/Cu-kup Tinggi
dinilai
1 Bahan pustaka (koleksi) 489 jdl < 333 333 – 1051 > 1051
yang diterima untuk 9 (27,3%)  22 (66,7%) 2 (6,1%)
layanan 1.341 eks < 995 995 – 2517 > 2517
10 (29,4%) 21 (61,8%) 3 (8,8%)
2 Penambahan koleksi 871 jdl < 455 455 – 3444 > 3444
untuk layanan 10 (38,5%) 13 (50,0%) 3 (11,5%)
1.910 eks < 996 996 – 4815 > 4815
11 (40,7%) 12 (44,4%) 4 (14,8%)
3 Koleksi yang dimiliki saat 4.142 jdl < 2197 2197 – 15044 > 15044
ini untuk layanan 21 (67,7%) 8 (25,8%) 2 (6,5%)
8.123 eks < 4386 4386 – 30006 > 30006
21 (65,6%) 8 (25,0%) 3 (9,4%)
4 Jumlah ideal koleksi 4.393 jdl < 2446 2446 – 12196 > 12196
untuk layanan 16 (57,1%) 9 (32,1%) 3 (10,7%)
16.191 eks < 9096 9096 – 38096 > 38096
16 (57,1%) 8 (28,6%) 4 (14,3%)
5 Koleksi yang dibawa 716 jdl < 383 383 – 1608 > 1608
dalam sekali layanan 9 (29,0%) 21 (67,7%) 1 (3,2%)
No.     Frekuensi Katagori (%)
Indikator/Aspek yang Rerata (Mean) Kurang Sedang/Cu-kup Tinggi
dinilai 1.575 eks < 862 862 – 3037 > 3037
8 (25,0%) 23 (71,9%) 1 (3,1%)
6 Rata-rata daya tampung 914 jdl < 607 607 – 1457 > 1457
mobil terhadap koleksi 8 (28,6%) 14 (50,0%) 6 (21,4%)
yang dikelola untuk 2.075 eks < 1287 1287 – 3037 > 3037
pelayanan 10 (31,3%) 20 (62,5%) 2 (6,3%)
7 Jarak tempuh wilayah 9,49 km <5 5 – 27 > 27
sasaran layanan 14 (41,2%) 18 (52,9%) 2 (5,9%)
57,97 km < 34 34 – 86 > 86
9 (26,5%) 16 (47,1%) 9 (26,5%)
8 Jumlah anggota 2.107 org < 1129 1129 – 4726 > 4726
keseluruhan yang dilayani 3 (18,8%) 6 (37,5%) 7 (43,8%)
9 Jumlah peminjam rata- 893 org < 454 454 – 2432 > 2432
rata dalam transaksi 3 (12,0%) 8 (32,0%) 14 (56,0%)
peminjaman selama 1
bulan
10 Jumlah buku rata-rata 1.549 eks < 815 815 – 3368 > 3368
yang dipinjam dalam 5 (20,0%) 7 (28,0%) 13 (52,0%)
transaksi 1 bulan
11 Besarnya biaya Rp 41.413.480,00 < 21456740 21456740 – > 120706740
operasional rata-rata 11 (36,7%) 120706740 3 (10,0%)
dalam satu tahun 16 (53,3%)
Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling 29,7% 46,5% 23,8%
secara umum
 Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar indikator penilaian responden berada pada katagori
sedang (46,5%), kurang (29,7%), dan tinggi (23,8%). Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling 46,5%
berada dalam skor rata-rata atau tergolong katagori sedang/cukup, sebanyak 29,7% responden tingkat efektivitas
layanannya di bawah skor rata-rata atau dalam katagori kurang, dan sebanyak 23,8% berada di atas skor rata-rata
atau dalam katagori tinggi. Secara kumulatif tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling dalam katagori
cukup sampai dengan kategori tinggi sebesar 70,3% atau sebanyak 24 reponden efektivitas pelayanan
perpustakaan keliling berada pada kategori cukup–tinggi.

Kesimpulan

1. Keadaan perpustakaan keliling bantuan PNRI secara umum baru melakukan kegiatan operasionalnya dalam
kurun waktu satu tahun lebih. Penerima bantuan mobil perpustakaan keliling tahun anggaran 2003 rata-rata
baru dioperasionalkan pada bulan Mei – Juni 2004. Penerima bantuan mobil perpustakaan keliling tahun
anggaran 2004 rata-rata baru dioperasionalkan pada bulan Pebruari–Juni 2005. Keadaan ini menyiratkan
bahwa ada interval waktu yang relatif cukup panjang antara realisasi pengadaan mobil perpustakaan keliling
dengan kegiatan operasional lapangan untuk masing-masing penerima bantuan mobil tersebut. Jika dilihat
dari pemetaan responden berdasarkan daerah, sebanyak 88,2% daerah menerima bantuan 1 mobil
perpustakaan keliling. Hanya 11,8% daerah yang menerima bantuan sebanyak 2 mobil perpustakaan keliling.
2. Selain koleksi yang sudah diterima bersamaan dengan penerimaan bantuan mobil perpustakaan keliling sebagai
besar (79,4%) perpustakaan keliling sudah melakukan penambahan koleksi dan selebihnya (20,6%)
perpustakaan keliling belum melakukan penambahan koleksi. Rata-rata penambahan koleksi yang dilakukan
sebanyak 871 judul dan rata-rata jumlah eksemplarnya adalah 1.910 eksemplar. Dilihat dari jumlah koleksi
yang dimiliki rata-rata perpustakaan keliling memiliki jumlah koleksi sebanyak 4.142 judul dengan rata-rata
jumlah eksemplar sebanyak 8.123 eksemplar. Dengan jumlah rata-rata tersebut ternyata sebagian besar
85,3% responden menyatakan bahwa jumlah koleksi tersebut belum memadai untuk layanan perpustakaan
keliling. Sementara itu sebanyak 14,7% responden menyatakan jumlah koleksi yang dimiliki cukup memadai
untuk layanan perpustakaan keliling.
3. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perpustakaan keliling rata-rata dikelola oleh 3 orang petugas
perpustakaan. Layanan yang diberikan sebagian besar (82%) adalah layanan peminjaman buku. Jika dilihat
dari wilayah sasaran, rata-rata wilayah sasaran adalah 15 kecamatan, dan rata-rata sebanyak 42 desa dengan
rata-rata lokasi layanan terdiri dari 49 lokasi layanan dengan daerah yang dilayani rata-rata berpenduduk
35.158 jiwa. Jika dilihat dari jarak tempuh pelayanan, rata-rata jarak tempuh perpustakaan keliling adalah 38
km setiap kali memberikan pelayanan. Jika dilihat dari daerah sasaran, daerah pinggiran kota sebesar
(25,4%), daerah pedesaan (20,6%), dan daerah kota (6,9%). Selebihnya di ketiga wilayah tersebut (24,5%),
daerah pinggiran dan pedesaan (14,7%) serta daerah pinggiran dan kota (7,9%). Mayoritas responden
(85,3%) menyatakan bahwa dalam satu hari lokasi yang bisa dilayani sebanyak 1-3 lokasi. Sebagian besar
(60%) pemakai perpustakan kililing adalah pelajar.

4. Berbagai upaya pengembangan telah dilakukan oleh penerima bantuan perpustakaan keliling. Upaya
pengembangan tersebut antara lain adalah pelatihan, mengusahakan biaya operasional yang rata-rata biaya
operasional dibutuhkan dalam satu tahun sebesar Rp. 41.423.480,-. Bentuk pengembangan lain yang
dilakukan adalah penambahan koleksi, kerjasama dengan berbagai instansi seperti perguruan tinggi, sekolah,
pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, pantai asuhan. Sementara itu dalam kaitannya dengan evaluasi
dan monitoring sebagian besar perpustakaan keliling (73,5%) menyatakan bahwa mereka belum pernah
dimonitoring dan dievaluasi oleh PNRI.

5. Berdasarkan peta permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggaran perpustakaan keliling menunjukkan
bahwa: jumlah koleksi dan keadaan koleksi menjadi permasalahan sebagian besar penyelenggara
perpustakaan keliling (25%), permasalahan kedua yang dihadapi oleh mereka adalah jumlah tenaga
operasional yang kurang memadai (18,75%), permasalahan ketiga adalah anggaran yang kurang mencukupi
untuk kegiatan operasional (15%), permasalahan keempat adalah jumlah kendaraan perpustakaan keliling
yang tidak sebanding dengan luas wilayah sasaran layanan (11,125%), dan kelima adalah sarana dan
prasarana yang belum memadai (5%), dan selebihnya adalah masalah-masalah lain yang sangat beragam. 

6. Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling menunjukan bahwa sebanyak 29,7% responden tingkat
efektivitas layanannya di bawah skor rata-rata sehingga termasuk tingkat efektivitas yang kurang, sebanyak
46,5% responden berada pada tingkat efektivitas sedang. Selebihnya adalah sebanyak 23,8% berada di atas skor
rata-rata atau dalam katagori tingkat efektivitas yang tinggi.

Rekomendasi Penelitian

1. Untuk bantuan selanjutnya Perpustakaan Nasional RI perlu memikirkan distribusi bantuan mobil perpustakaan
keliling yang lebih merata berdasarkan quota wilayah. Sementara ini sepertinya kosentrasi bantuan mobil
perpustakaan keliling tahun anggaran 2003 dan 2004 lebih ditekankan pada wilayah Indonesia bagian barat
25 wilayah (50%), dan Indonesia bagian tengah 22 wilayah (44%) sementara untuk Indonesia bagian timur
sangat sedikit yaitu 3 wilayah (6%). Kondisi ini mungkin disebabkan kesiapan daerah yang tidak sama
sehingga untuk wilayah bagian barat dan bagian tengah yang lebih banyak mendapatkan bantuan mobil
perpustakaan keliling dari pada bagian Indonesia Timur. Namun untuk ke depan perlu ada pemerataan
berdasarkan quota wilayah.

2. Bagi penerima bantuan mobil perpustakaan keliling, perlu segera melakukan kegiatan operasional bantuan
mobil perpustakaan keliling agar bantuan tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Karena dalam
temuan penelitian ada daerah yang kegiatan operasional perpustakaan keliling menunggu sampai
diadakannya penyerahan bantuan mobil perpustakaan keliling oleh pemberi bantuan kepada daerah.
Sebaiknya kegiatan operasional tidak perlu menunggu seremonial tersebut.

3. Untuk bantuan mobil perpustakaan keliling hendaknya dipikirkan seleksi calon penerima bantuan dengan
mekanisme “hibah kompetisi” melalui proposal kegiatan yang diajukan oleh calon perpustakaan pengusul
bantuan. Setiap proposal yang masuk akan dievaluasi dengan standar yang ditentukan sebelumnya. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan, kondisi, rencana program, serta kelayakan program yang akan
dikembangkan dari pengusul. Dalam hal ini PNRI perlu membuat guide line proposal untuk hibah kompetisi
tersebut. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi awal jika rencana ini akan dilaksanakan untuk bantuan
berikutnya atau bantuan-bantuan yang lain.

4. Perpustakaan Nasional RI perlu melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala dari bantuan mobil
perpustakaan keliling yang telah diberikan ke berbagai daerah. Untuk itu perlu dikembangkan mekanisme
dan format monitoring dan evaluasi secara baku yang juga diketahui oleh penerima mobil bantuan
perpustakaan keliling. Dengan mekanisme ini diharapkan dapat diminimalisir berbagai ketidakjelasan atau
bahkan penyimpangan dari penyelenggaraan kegiatan perpustakaan keliling yang merupakan bantuan PNRI. 

5. Untuk meningkatkan motivasi kegiatan pelayanan perpustakaan keliling, perlu adanya lomba layanan
perpustakaan keliling dengan penilaian dari berbagai aspek baik aspek teknis maupun aspek non teknis dari
penyelenggaraan perpustakaan keliling tersebut.

6. Perlunya diversifikasi layanan perpustakaan keliling seperti layanan multi media, layanan story telling,
demonstrasi berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat untuk segala segment umur
(anak-anak, remaja, orang tua, ibu-ibu PKK dan sebagainya). Diversifikasi layanan sekaligus juga sebagai
sarana promosi perpustakaan keliling kepada masyarakat.

7. Perlu dilakukannya revisi buku panduan pelayanan perpustakaan keliling yang pernah diterbitkan PNRI tahun
1992 untuk disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Sejak diterbitkan pada tahun 1992 sampai saat
ini sudah banyak perubahan dan kemajuan dalam bidang perpustakaan khususnya dalam aplikasi Teknologi
Informasi (TI). Untuk pengenalan TI kepada masyarakat salah satunya bisa dilakukan melalui bentuk-bentuk
layanan yang disediakan oleh perpustakaan keliling.

8. Salah satu upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk meningkatkan citra dan manfaat layanan perpustakaan
keliling secara lebih optimal adalah dengan mendesain perpustakaan keliling sebagai mobil perpustakaan
multifungsi, yaitu sebagai mobil perpustakaan keliling yang melayani kebutuhan informasi masyarakat dan
sekaligus juga sebagai mobil yang bisa memberikan sarana belajar informal bagi masyarakat

Daftar Pustaka

Anwar, Lalu. 1999. Kajian Layanan Perpustakaan Keliling dan Kebiasaan Membaca Masyarakat Pedesaan di
Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Tesis Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

Ardhana, Wayan. 1987 Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PPLPTK, Ditjen Dikti,
Depdikbud

Hardjoprakoso, Mastini. 1992. dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan


Nasionaal RI

Kompas, 18 Mei 2005

Miles, M.B & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. Beverly Hills, CA: Sage Publications.

Perpustakaan Nasional RI. 1992. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan
Nasionaal RI

Perpustakaan Nasional RI. 1992. Survai dan Kajian Perpustakaan Keliling: Kajian Pelayanan di 7 Propinsi.
Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.

Catatan: Penelitian ini dibiayai Perpustakaan Nasional RI tahun Anggaran 2005

You might also like