You are on page 1of 17

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT, penulis telah menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
penulis susun berjudul “Obligasi Syariah Mudharabah”, makalah ini berisi pemaparan teori
dan contoh aplikasi obligasi mudharabah dalam transaksi syariah. Makalah ini tidak akan
terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis yang telah membantu secara moral dan materi.
2. Bapak Muhammad Muflih,MA selaku wali kelas dan dosen mata kuliah fiqih
muamalah.
3. Teman-teman 2 KS A yang turut memberikan semangat sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini secara
langsung maupun tidak langsung, mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulis makalah ini, masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun akan sangat berguna bagi penulisan makalah selanjutnya, semoga makalah ini
dapat berguna, khusunya bagi penulis dan umumnya dapat memperluas pengetahuan bagi
pembaca.
Bandung, Januari 2010

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................................3
1.4 Sistematika Penulisan.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Obligasi Syariah Mudharabah........................................................................5
2.2 Dasar Hukum....................................................................................................................6
2.3 Syarat dan Ketentuan Penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah.....................................6
2.4 Mekanisme Obligasi Syariah Mudharabah......................................................................8
2.5 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah.................................................................9
2.5.1 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah di Dunia Nasional.............................9
Tabel 1: Obligai Syariah Mudharabah di Indonesia7..........................................................9
2.5.2 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah di Dunia Internasional....................10
Tabel 2: Global Sukuk yang diterbitkan Pemerintah........................................................10
Tabel 3: Beberapa Sukuk Perusahaan Internasional.........................................................11
BAB III APLIKASI.................................................................................................................12
3.1 Aplikasi Obligasi Mudharabah di PT Indosat Tbk dan PTPN.......................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
4.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obligasi syariah adalah salah satu instrumen investasi syariah yang mampu
mengembangkan pasar modal syariah. Penerbit pertama obligasi syariah di Indonesia adalah
PT Indosat pada tahun 2002, kemudian disusul 10 emiten lain yang menerbitkan obligasi
syariah1. Perkembangan obligasi mudharabah di Indonesia masih terhambat dalam masalah
teknis dan pemahaman masyarakat tentang obligasi mudharabah. Selama masyarakat masih
berpandangan bahwa obligasi sariah dan konvensional adalah sama, pola pikir seperti itulah
yang menghambat perkembangan obligasi syariah. Maka, diperlukan pemahaman yang benar
tentang obligasi syariah.
Obligasi syariah terdiri dari beberapa jenis, tergantung akad yang digunakan. Akad-akad
yang biasa digunakan dalam obligasi adalah mudharabah, ijarah, musyarakah, dan istishna.
Dalam kesempatan ini, penulis akan membahas tentang obligasi syariah mudharabah, dasar
hukum, mekanisme, hingga perkembangan obligasi syariah mudharabah di tingkat nasional
dan internasional.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui secara teori tentang obligasi syariah mudharabah.
2. Memperluas pemahaman tentang obligasi syariah secara umum dan obligasi
mudharabah secara khusus.
3. Mengetahui mekanisme yang sah dan halal menurut perspektif fiqh.
4. Mengetahui praktek riil obligasi syariah mudharabah dari contoh yang dipaparkan.
5. Memperluas pemahaman fiqh muamalah dalam bidang investasi.

1.3 Ruang Lingkup


Sesuai dengan latar belakang, maka ruang lingkup penulisan makalah ini dibatasi pada
masalah obligasi syariah mudharabah yang merupakan salah satu jenis obligasi yang ada
dalam obligasi syariah. Kemudian, penulis mengembangkannya ke dalam pokok-pokok
kajian berupa, dasar hukum, syarat dan ketentuan untuk menerbitkan dan mentransaksikan
obligasi mudharabah, mekanisme obligasi syariah mudharabah, dan perkembangan obligasi
syariah mudharabah tingkat nasional hingga tingkat internasional.
1
Anto. Obligasi Syariah Mudharabah.2009.
http://www.idx.co.id/MainMenu/TentangBEI/OurProduct/SyariahProducts/tabid/142/language/id-
3
ID/Default.aspx. [23 Desember 2009]
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bab 1 Pendahuluan
Berisikan latar belakang studi dari objek masalah yang diamati, tujuan, ruang lingkup
serta sistematika penulisan.
b. Bab 2 Pembahasan
Bab ini memuat teori-teori yang berhubungan langsung dengan masalah obligasi
syariah mudharabah, meliputi dasar hukum, syarat dan ketentuan, mekanisme
pelaksanaan obligasi syariah mudharabah dan perkembangan obligasi syariah
mudharabah di tingkat nasional dan internasional.
c. Bab 3 Aplikasi
Bab ini berisi tentang aplikasi obligasi syariah mudharabah yang dilakukan di
lembaga pasar modal syariah, atau JII. Juga secara umum memberikan data-data yang
dimuat di JII terutama tentang obligasi syariah secara umum.
d. Bab 4 Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan penulis dari seluruh isi makalah.
e. Daftar Pustaka
Merupakan daftar acuan yang dipergunakan untuk menunjang penyusunan makalah
ini.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obligasi Syariah Mudharabah


Menurut Fatwa DSN MUI No 33/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syariah adalah suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada
pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo. Sedangkan Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi
Syariah yang berdasarkan akad Mudharabah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah.
Obligasi syariah mudharabah dikeluarkan oleh perusahaan (sebagai mudharib) kepada
investor (sebagai shahib al maal) dengan tujuan pendanaan proyek perusahaan, kemudian
keuntungannya didistribusikan secara periodik kepada investor menurut prosentase yang
telah disepakati saat akad (basis profit-loss sharing)2. Dalam hal ini, investor mendapatkan
bagi hasil yang sesuai besarnya dengan prosentase yang disepakati, dan jika mendapatkan
kerugian maka akan menanggung kerugian itu bersama, tidak membebankan salah satu pihak.
Obligasi mudharabah juga terbagi atas3 :
a. Obligasi Syariah Mudharabah muqayyadah
Hasil pengumpulan dana dari investor pemegang obligasi mudharabah
muqayyadah, digunakan untuk pembiayaan proyek tertentu, karena itu investor
memiliki hak untuk memilih proyek mana yang ia inginkan untuk penggunaan
hartanya. Obligasi ini dibangun berdasarkan pemikiran mengaitkan antar sumber
pembiayaan, bidang penggunaan, jangka waktu, jatuh tempo bagi hasil dan
gelombang pembayaran. Obligasi ini juga terbagi 2 yaitu :
1) Obligasi Mudharabah Muqayyadah bi masyru’mua’ayyan (terbatas atas
proyek tertentu)
2) Obligasi Mudharabah Muqayyadah bi majal mu’ayyan (terbatas atas bidang
tertentu)
b. Obligasi Syariah Mudharabah mutlaqah
Hasil pengumpulan dana dari investor pemegang obligasi mudharabah mutlaqah,
digunakan untuk pembiayaan segala macam bentuk proyek yang diyakini oleh

2
Achsien,Iggi.Investasi Syariah di Pasar Modal (Menggagas Konsep dan Praktek Manajemen
Portofolio Syariah).
3
Buwana,Teja. Akad-akad Muamalat Dalam Obligasi.2009.herman- 5
notary.blogspot.com/2009/06/akad-akad-muamalat-dalam obligasi.html. [4 Januari 2010].
perusahaan bahwa proyek tersebut penting dan dapat menguntungkan baik
perusahaan maupun pemegang saham.

2.2 Dasar Hukum


Dasar hukum obligasi syariah mudharabah adalah :

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.”


(Q.S Al-Maidah:1)

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok.” (Q.S Luqman:34)

“Allah memberikan rahmat-Nya pada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual,
membeli dan membuat suatu pernyataan.” (HR Bukhari)

Fatwa DSN-MUI No: 32/DSN-MUI/IX/2002 tentag Obligasi Syariah


Fatwa DSN-MUI No: 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
Fatwa DSN-MUI No: 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah

2.3 Syarat dan Ketentuan Penerbitan Obligasi Syariah Mudharabah


Dalam melaksanakan transaksi atau berakad, perlu dipenuhi syarat dan ketentuan.
Menurut Fatwa DSN-MUI No: 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
Kedua tentang Ketentuan Khusus, yaitu;

1. Akad yang digunakan dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah akad Mudharabah;
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan
syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah;
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang
Obligasi Syariah Mudha-rabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal;
4. Nisbah keuntungan dalam Obligasi Syariah Mudharabah ditentukan sesuai
kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) Obligasi Syariah Mudharabah;

6
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan,
dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan secara keseluruhan;
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli
Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi Obligasi
Syariah Mudharabah dimulai;
7. Apabila Emiten (Mudharib) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau
melampaui batas, Mudharib berkewajiban menjamin pengembalian dana
Mudharabah, dan Shahibul Mal dapat meminta Mudharib untuk membuat surat
pengakuan hutang;
8. Apabila Emiten (Mudharib) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang Obligasi Syariah Mudharabah
(Shahibul Mal) dapat menarik dana Obligasi Syariah Mudharabah;
9. Kepemilikan Obligasi Syariah Mudharabah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama
disepakati dalam akad.

Pedoman Syariah5 ;
Tidak semua emiten dapat menerbitkan investasi syariah. Emiten harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
Fatwa No: 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan
usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan
dan minuman haram.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
2. Peringkat Investment Grade:
a. Memiliki fundamental usaha yang kuat.
b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat.

c. Memiliki citra yang baik bagi publik


5
Cakwawan.Bentuk dan Praktik investasi Syariah (Manajemen Investasi Syariah Bag.2).2007.
http://www.nggersik.com/bentuk-dan-praktik-investasi-syariah-manajemen-investasi-syariah-bag- 7
2.htm. [23 Desember 2009]
2.4 Mekanisme Obligasi Syariah Mudharabah
Sebelum melakukan transaksi obligasi, emiten harus menerbitkan obligasinya, langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
Menyiapkan dokumen-dokumen, antara lain6
1. Laporan Keuangan
2. Legal Opini
3. Legal Audit
4. Prospektus singkat
5. Prospektus awal
6. Surat-surat pernyataan
7. Surat keterangan fiscal
8. Perjanjian-perjanjian
9. Rating
10. Bursa
11. KSEI
12. Tax Clearance
13. Surat Dewan Syariah

Setelah melengkapi kelengkapan administrasi kemudian mendaftar ke BAPEPAM dan


menunggu konfirmasi apakah dinyatakan layak atau tidak menerbitkan obligasi. Setelah
diterbitkan, maksimum 10 hari kerja, emiten melakukan portofolio, penawaran obligasi, dan
penjatahan bagi investor yang berminat dengan obligasi perusahaan tersebut.

Sedangkan mekanisme antara emiten dan investor digambarkan dalam gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Mekanisme Obligasi Syariah Mudharabah

Investor Emiten
Rp mengelola

Proyek atau aktifitas perusahaan


Nisbah Nisbah

Hasil
Laba/rugi

Pengembalian
modal kerja Pengembalian Modal kerja

8
6
AAA Securities (underwriter)
2.5 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah
Seiring kemajuan waktu, obligasi syariah mudharabah semakin berkembang walaupun di
Negara kita sendiri belum cukup mengalami tingkat yang signifikan. Perkembangan Obligasi
syariah dibagi dalam dua perspektif. Dalam makalah ini, kita mencoba melihat
perkembangan ini dari dua perspektif yang berbeda yaitu perkembangan obligasi syariah
mudharabah di dunia nasional dan internasional.
2.5.1 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah di Dunia Nasional
Menurut data emisi sukuk oleh Bursa Efek Surabaya (sekarang telah menyatu dengan
Bursa Efek Jakarta dan menjadi Bursa Efek Indonesia) hingga tahun 2005, baru ada 18 emisi
obligasi dengan nilai Rp. 2,2 Triliun atau sekitar dua persen dari total obligasi nasional. Pada
tahun 2002 hanya ada satu obligasi syariah dari indosat dengan nilai Rp. 175 Miliar. Tahun
2003, terjadi enam emisi obligasi syariah dengan nilai Rp. 665 Miliar. Tahun 2004 ada
delapan emisi obligasi syariah dengan nilai Rp. 970 Miliar dan tahun 2005 terdapat emisi
senilai Rp. 345 milyar. Barulah pada tahun 2006, PLN berencana mengumumkan emisi
obligasi dengan nilai Rp. 200 Miliar.

Tabel 1: Obligai Syariah Mudharabah di Indonesia7


 
       
Sektor
Tahu
Emiten Rating Nilai Emisi Return
n
2002 Indosat Telekomunikasi AA+ Rp. 175 Miliar 15.75%

2003 Berlian Laju Tanker Transportasi A- Rp. 60 Miliar 14.75%

  Bank Bukopin Perbankan BBB+ Rp. 45 Miliar 13.75%

  Syariah Mandiri Perbankan BBB Rp. 200 Miliar 13.00%

  Ciliandra Perkasa Perkebunan BBB Rp. 60 Miliar 17.70%

  Bank Muamalat Perbankan BBB- Rp. 200 Miliar 17.00%

  Pembangunan Konstruksi BBB Rp. 100 Miliar 13.75%

9
2004 Perumahan (MTN)
Perkebunan BBB+ Rp. 75 miliar 13.875%
7
Pramono,Perkebunan Nusantara
Sigit.Obligasi Syariah (Sukuk) untuk pembiayaan infrastruktur: Tantangan dan
inisiatif strategis. http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/11/obligasi-syariah-
Dalam perkembangannya berikutnya terjadi pergeseran akad yang
sukuk-untuk-pembiayaan-infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis/. melandasi
[5 Januari 2010] obligasi
tersebut. Obigasi yang terbit pada tahun 2004 dan 2005 sebagian besar mulai menggunakan
akad ijarah. Sedangkan obligasi yang terbit pada tahun pertama 2002 dan 2003 menggunakan
akad mudharabah. Dari total 18 obligasi yang diterbitkan tersebut, delapan obligasi
diterbitkan dengan akad mudaharabah dengan nilai sekitar 0,9 triliun, sedangkan sepuluh
obligasi lainnya menggunakan akad ijarah dengan nilai Rp. 1,2 triliun.

2.5.2 Perkembangan Obligasi Syariah Mudharabah di Dunia Internasional

Perkembangan Oblogasi Syariah di dunia internasional sangat pesat. Hasil survey dari
Islamic Finance Service Malaysia (ISFM), pasar obligasi syariah dunia tahun 2005
mengalami pertumbuhan hingga 300 %. Hasil ini didasarkan pada kenyataan pasar sebagai
berikut : (1) Outstanding obligasi syariah di Malaysia yang pada akhir tahun 2004 telah
berhasil mencapai US$ 6,7 milyar; (2) Kenyataan dari penjualan obligasi pemerintah Pakistan
pada bulan Januari 2005 yang mencapai US$ 600 juta dan oversubcribed (kelebihan
permintaan) dua kali lipat atau US$ 1,2 milyar; (3) Pada tahun 2005, IDB mengeluarkan
obligasi syariah sebesar US$ 500 juta; (4) penjualan obligasi syariah di Bahrain sebesar U$
152,2 juta; dan (5) penjualan obligasi syariah oleh dua underwriter global ternama seperti
CitiGroup dan HSBC Bank, pada kuartal pertama telah mencapai US$ 600 juta.

Tabel 2: Global Sukuk yang diterbitkan Pemerintah


Beneficiary Nilia Emisi Tahun Emisi
Malaysia $ 600 M Juni, 2002

IDB $ 400 M Agustus, 2003

Qatar $ 700 M September, 2003

Bahrain $ 250 M February, 2004

Sarawak, Malaysia $ 350 M November, 2004

Pakistan $ 600 M December, 2004

Dubai (DCA) $1 BN December, 2004

10
Source: Nathif J. Adam (2005)

Tabel 3: Beberapa Sukuk Perusahaan Internasional

Perusahaan/Negara Nilai
Keterangan
Emisi
Guthrie, Malaysia US$ 250 First corporate Sukuk – December,
M 2002
FIIB, Bahrain (Arcapita) US$ 75 M July, 2003
Hanco, Saudi Arabia US$ 26 M Fleet securitization

Tabreed, UAE US$ 100  


M
Emaar, UAE US$ 65 M  

Durat Al Khaleej, Bahrain US$ 120


Development Sukuk
M
The Investment Dar (TID) US$ 50 M Musharaka Sukuk

Emirate Airlines, UAE US$ 550


First ever Sukuk by an Airline
M
Amlak Finance, UAE US$ 200  
M
Dubai Metals & Commodities, UAE US$ 200  
M
Bahrain Financial Harbour, Bahrain US$ 134
Development Sukuk
M
Commercial real estate company, US$ 100  
Kuwait M

Source: Nathif J. Adam (2005)

Dalam perkembangannya di dunia internasional, obligasi syariah mudharabah sudah


lebih berkembang di banding di Indonesia. Namun obligasi yang paling sering di gunakan
berdasarkan data-data diatas adalah obligasi syariah ijarah yang mecapai 18 sukuk sebesar
US$5.650.

11
BAB III
APLIKASI

3.1 Aplikasi Obligasi Mudharabah di PT Indosat Tbk dan PTPN


Setelah membahas secara khusus tentang obligasi mudharabah, maka penulis menelusuri
referensi kemudian akan memaparkan contoh nyata penawaran obligasi syariah yang
dilakukan oleh PT Indosat Tbk pada tahun 2002. Pertama-tama PT Indosat Tbk menyiapkan
ulasan sekilas tentang perusahaan, yang terdiri dari :
1. Profil perusahaan
2. Ulasan kinerja perusahaan
3. Ulasan kinerja keuangan
4. Strategi bisnis
5. Tinjauan industri telekomunikasi
6. Rencana penggunaan dana
Dalam hal ini, PT Indosat Tbk telah memenuhi syarat-syarat untuk menerbitkan obligasi
syariah mudharabah. Syarat umumnya itu adalah, bentuk usaha tidak menyimpang dari Fatwa
DSN-MUI No: 20/DSN-MUI/IV/2001, Termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index
(JII), dan peringkat Investment grade yaitu, memiliki fundamental usaha yang kuat, memiliki
fundamental keuangan yang baik, serta memiliki image yang baik di depan publik.
Sebagai salah satu anggota JII pada tahun 2002, PT Indosat Tbk memiliki tujuan dalam
menerbitkan obligasi syariah mudharabah, tujuannya antara lain :
1. Mengembangkan akses pendanaan untuk masuk ke dalam institusi keuangan non
konvensional.
2. Memperoleh sumber pendanaan yang kompetitif.
3. Memberikan alternative investasi bagi masyarakat pasar modal.
4. Sebagai peeoner pengembangan instrument syariah.
Berikut ini, adalah skema emisi obligasi syariah mudharabah yang dilakukan PT
Indosat Tbk

Akad mudharabah muqayyadah


Investor Emiten

Underwriter

Tim Ahli Syariah DSN MUI

12
Akad dalam obligasi mudharabah ini adalah akad mudharabah muqayyadah, karena PT
Indosat Tbk membatasi proyek yang membutuhkan pendanaan adalah proyek satelit Indosat
dan Internet (IM2).
Dalam penerbitan obligasi syariah mudharabah, PT Indosat Tbk melibatkan lembaga-
lembaga terkait dalam melaksanakan penerbitan obligasi, lembaga-lembaganya yaitu :
1. Akuntan publik : Menyiapkan laporan keuangan bagi emiten dan investor
2. Underwriter : Simsar Koordinasi keseluruhan proses penerbitan, prospectus
administrasi dan dokumentasi, berperan dalam penjualan obligasi
3. Notaris : Menyusun perjanjian-perjanjian.
4. Bapepam : Pengatur dan pengawas pasar modal
5. Lembaga pemeringkat : Menilai resiko emiten dan obligasinya.
6. Konsultan hukum : Legal audit dan opini hukum
7. DSN : Opini Syariah
8. KSEI : Agen Pembayaran obligasi dan pokok bagi hasil.
9. Bursa Efek Surabaya: Pencacatan dan transaksi di pasar sekunder.
10. Wali Amanat : Wakil investor, terlibat dalam penyusunan perjanjian
perwaliamanatan

Ilustrasi Perhitungan bagi hasil

Tanggal pencacatan obligasi syaraiah mudharabah : 8 November 2002

Pendapatan bagi hasil pertama : 8 Februari 2003

Misalnya, pendapatan dari sewa satelit sebesar Rp 61,9 Miliar

Dan pendapatan dari penggunaan fasilitas interner sebesar Rp 26,5 Miliar

Nilai emisi sebesar Rp 100 Miliar, investor mendapatkan prosentase bagi hasil pada
tahun 2003 sebesar 3,95% untuk penyewaan satelit dan 6,14% untuk pendapatan
penggunaan internet.

Maka, pada tahun 2003 investor akan menerima pendapatan bagi hasil:

(3,95% x 61,95 miliar) + (6,14% x 26,5 miliar) = Rp 4,07 miliar

13
Pada tahun 2004 PTPN VII menerbitkan obligasi yang emisinya sebesar Rp 75 miliar,
mendapatkan penghargaan Investor Syariah Award 2006 untuk kategori obligasi syariah, hal
ini terbukti bahwa obligasi syariah unggul daripada obligasi konvensional, hal itu dibuktikan
karena, obligasi syariah PTPN memiliki prestasi7,
a. Kepercayaan investor terhadap BUMN agrobisnis meningkat, kemudian menyusul
membaiknya harga beberapa komoditas di pasar dunia.
b. Ketepatan PTPN dalam jatuh tempo bagi hasil, dengan jumlah yang besar.
c. Bagi hasil obligasinya sebesar 25%, lebih besar dibandingkan obligasi PTPN VII
konvensional yang tingkat bunganya hanya 13,875%.

3.2 Peranan Obligasi Syariah Mudharabah

Sebagai instrumen investasi, obligasi syariah mudharabah memiliki peranan yang cukup
penting baik bagi pasar modal maupun bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi.

Peranan obligasi mudharabah bagi pasar modal, antara lain :

1. Alternatif insterumen investasi syariah, seiring berkembangnya institusi-institusi


keuangan syariah.
2. Bentuk pendanaan yang inovatif dan kompetitif.
3. Pengembangan instrumen-instrumen syariah baik di pasar primer maupun pasar
sekunder.
4. Berkembangnya pasar modal syariah secara luas.

Peranan obligasi mudharabah bagi perusahaan yang menerbitkannya :


1. Mengembangkan akses pendanaan untuk masuk ke dalam institusi keuangan non
konvensional.
2. Memperoleh sumber dana yang kompetitif.
3. Memberikan alternatif investasi kepada masyarakat pasar modal.
4. Sebagai pioner dalam pengembangan instrumen syariah.

14
BAB IV
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang dilakukan berdasarkan akad
mudharabah. Obligasi ini merupakan instrument investasi syariah berupa surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh perusahaan (sebagai
mudharib) kepada investor (sebagai shahib al maal) dengan tujuan pendanaan proyek
perusahaan, kemudian keuntungannya didistribusikan secara periodik kepada investor
menurut prosentase yang telah disepakati saat akad (basis profit-loss sharing). Dalam hal ini,
investor mendapatkan bagi hasil yang sesuai besarnya dengan prosentase yang disepakati,
dan jika mendapatkan kerugian maka akan menanggung kerugian itu bersama, tidak
membebankan salah satu pihak. Bahkan pilihan obligasi syariah sebagai investasi yang halal
memberikan peranan, dari sisi pasar modal dan dari sisi perusahaan.
Obligasi syariah telah cukup berkembang di dalam negeri berdasarkan hasil penelitian
dalam beberapa aplikasinya. Namun permasalahan yang masih berkembang di masyarakat
seperti kurangnya sosialisasi dan pemahaman yang lebih jauh mengenai obligasi syariah ini
masih menjadi hambatan bagi perkembangannya.
Sedangkan perkembangan di luar negeri telah lebih baik di banding dalam negeri, karena
pemahaman masyarakat yang cukup tinggi tentang obligasi syariah mudharabah. Selain itu
aset luar negeri mempunyai daya tarik bagi investasi syariah.

4.2 Saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan, masyarakat di Indonesia khususnya perlu
memahami lebih jauh tentang keberadaan obligasi syariah mudharabah. Perkembangannya
dapat lebih baik jika proyek-proyek infrastruktur di Indonesia di jadikan asset untuk
mengembangkan obligasi syariah mudharabah. Sehingga perkembangannya akan terus
meningkat di tahun-tahun yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA
Achsien,Inggi H. Investasi Syariah di Pasar Modal:Menggagas Konsep da Praktek
Manajemen Portofolio Syariah.2000.Jakarta:PT SUN.
Al-Qur’an dan terjemahannya.Departemen Agama.2005. Bandung: PT Syaamil Cipta
Media.
As-Sa’di,Abdurrahman,et al.Fiqh al Bay’ wa asy-Syira’ (Fiqih Jual Beli:Panduan
Praktis Bisnis Syariah).2008. Arab Saudi:Maktabah Madinah.
BAPEPAM.Panduan Reksa Dana.1997.Jakarta: Bapepam.
Buwana,Teja. Akad-akad muamalat dalam obligasi.14 Juni 2009.herman-notary.
Blogspot.com/2009/06/akad-akad-muamalat-dalam-obligasi.htm. [4 Januari 2010]
Cakwawan.Bentuk dan Praktik investasi Syariah (Manajemen Investasi Syariah
Bag.2).2007. http://www.nggersik.com/bentuk-dan-praktik-investasi-syariah-manajemen-
investasi-syariah-bag-2.htm. [23 Desember 2009]
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah.Mengenal Sukuk:Instrumen Investasi &
Pembiayaan Syariah.2004.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengelola Utang.
Direktori Syariah.”Istilah Ekonomi Syariah”.Maret 2007.Harian Republika. Hal 28-
29
Fardiansyah,Tedy.Investasi Halal via Obligasi di Pasar Modal. 5 Oktober 2002.
www.infoanda.com/id/link.php?lh=VgdWAAAIVVgF. [23 Desember 2009]
Frank,Vogel dan Hayes Samuel L. Hukum Keuangan Islam (Konsep,teori dan
praktik).2007.Bandung:Nusamedia.
Indonesia Stock Exchange. Syariah Product. http://www.idx.co.id/MainMenu/
TentangBEI/OurProduct/SyariahProducts/tabid/142/language/id-ID/Default.aspx. [23
Desember 2009].
Karnaen,Perwataatmadja dan Tanjung Hendri.Bank Syariah (Teori, praktik dan
peranannya)..2007.Jakarta:Celestial Publishing.
Malaysia International Islamic Financial Centre. Islamic Capital Market Products.
www.mifc.com/060401_icap_products.htm. [4 Januari 2010]
Manan,Abdul.Obligasi Syariah.www.badilag.com/pdf. [23 Desember 2009].
Majelis Ulama Indonesia.Fatwa No:33/DSN-MUI/IX/2002.www.mui.or.id/mui_in/
product_2/fatwa.php. [8 Desember 2009].
Ngapon (Staf Bagian Riset Bapepam).Semarak Syariah.19 April
2005.www.bapepam .go.id/pasar_modal/publikasi_pm/fwarta/f2005_april/2fsemarak.pdf. [23
Desember 2009]
Paramadina Graduate School of Business.Pasar Modal Syariah:Obligasi Syariah
(Bagian II). shariacapital.files.wordpress.com/2009/11/pjbs_sukukii.ppt. [4 Januari 2010]
Pramono, Sigit.Obligasi Syariah (Sukuk) untuk pembiayaan infrastruktur: Tantangan
dan inisiatif strategis. 11 Maret 2008. http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2008/03/11/
16
obligasi-syariah-sukuk-untuk-pembiayaan-infrastruktur-tantangan-dan-inisiatif-strategis/.[5
Januari 2010]

Rodoni,Ahmad dan Abdul Hamid.Lembaga Keuangan Syariah.2008. Jakarta: Zikrul


Hakim.
Roikhan. Perkembangan Transaksi Syariah Muamalah pada Sukus/ISBN di
Indonesia dan Malaysia dalam Konsep Kaffah Thinking.3 Juni 2009.
http://www.ekonomisyariah.org/ download/artikel/Makalah%20DR.IR.H.Roikhan
%20MA.MM..%20Perkembangan%20Transaksi%20Syariah.pdf. [5 Januari 2010]
Suwiknyo,Dwi. Kamus Lengkap Ekonomi Islam.2009.Yogyakarta: Total Media.
Wibowo,Hendro.Obligasi Mudharabah.20 Juni 2008.hndwibowo.blogspot.com
/2008/06/obligasi-mudharabah.html. [4 Januari 2010]

17

You might also like