Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENANGANAN
KASUS KEP DI DASAN CERMEN BARAT
DISUSUN OLEH:
I GUSTI AYU MAS ANDRIANI
HEKSI PUSPITASARI
I KADEK YOGI M.
LINO MALINO
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha
Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas
laporan yang berjudul “laporan Penanganan kasus KEP di dasan cermen Barat“
terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan
laporan ini
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca dan dapat memberikan alternative baru bagi kelangsungan hidup kita di
masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II ANALISIS KASUS............................................................................. 5
A. Identitas Kasus.................................................................................... 5
B. Data Subyektif.................................................................................... 6
C. Data Obyektif...................................................................................... 7
D. Asessment Gizi.................................................................................. 9
E. Diagnosis Gizi ................................................................................... 11
F. Intervensi Gizi.................................................................................... 13
BAB III LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN.................................. 15
A. Penanganan Awal............................................................................... 17
B. Proses Penanganan.............................................................................. 18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 21
A. Kesimpulan......................................................................................... 22
B. Saran................................................................................................... 22
BAB V DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 24
LAMPIRAN – LAMPIRAN............................................................................. 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya di
dominasi oleh masalah Kekurangan Energi Protein (KEP). Kurang Energi Protein(KEP)
adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. KEP
merupakan defisiensi gizi energi dan protein yang paling berat dan meluas terutama
pada balita, dan umumnya penderita KEP berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
KEP terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan kegagalan kenaikan berat badan.
Perubahan berat badan anak dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan
status gizi. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sehingga
penanggulangan memerlukan upaya menyeluruh yang meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Oleh karena itu dengan semakin banyaknya masalah gizi kurang pada balita di
desa Dasan Cermen Utara Kec. Cakranegara, maka dengan adanya penanganan gizi
kurang secara terpadu di tingkat desa selama 1 minggu yang di lakukan oleh mahasiswa
juruasan gizi Poltekes Depkes Mataram dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Modifikasi Formula WHO fase rehabilitasi ( F135 dan MIII) di harapkan status gizi
balita yang ada di desa Dasan Cermen Barat menjadi lebih baik dari sebelumnya
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menangani kasus gizi buruk secara terpadu di Desa Dasan Cermen Barat
Kecamatan Cakranegara
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui identitas balita
b) Menganaliasa faktor-faktor penyebab terjadinya gizi buruk pada balita
c) Menyusun manajamen penanganan gizi buruk pada balita
d) Melaksanakan manajemen penanganan gizi buruk pada balita
e) Melaksanakan penanganan awal gizi buruk pada balita
f) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan pada penanganan gizi buruk balita
g) Memberikan motivasi dan dorongan kepada keluarga balita agar selalu
memperhatikan dan memperbaiki konsumsi balitanya serta agar selalu
mengikuti kegiatan posyandu sehingga perkembangan berat badan balita dapat
dilihat.
BAB II
ANALISIS KASUS
A. IDENTITAS KASUS
Nama : Astrid Ananda Wulandari
Tanggal lahir : 11 Agustus 2008
Berat Lahir : 3,1 kg
Umur : 13 bulan
Berat Badan : 6,6 kg
Tinggi Badan : 68 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Anak ke :1
Nama Ayah : Suhaili
Umur : 26 Tahun
Pekerjaan : pegawai Dealer Motor Beijing
Pendidikan : SMA
Nama ibu : Yuli
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Dasan Cermen Barat, RT 04 Kecamatan Cakranegara
Agama : Islam
B. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat nutrisi dahulu
Sejak lahir dan sampai umur Astrid sekarang mencapai 13 bulan masih tetap
diberikan Air Susu Ibu, dengan demikian Astrid telah diberikan ASI Eksklusif, sejak
umur Astrid berumur 7 bualn mulai dikenalkan dengan makanan pendamping ASI
yaitu berupa biskuit SUN, namun penerimaan terhadap MP-ASI ini tidak begitu baik
sehingga orang tua Astrid sejak umur 9 bulan mengganti pemberian biskuit SUN
dengan memberikan nasi dan bubur.
2. Riwayat Nutrisi Sekarang
Astrid makan 3 kali sehari dengan mengkonsumsi bubur padapagi hari dan
untuk siang dan malam hari untuk makanan pokoknya diberikan nasi putih, sedangkan
untuk lauk yang sering diberikan dan disukai adalah tahu kukus, untuk tempe jarang
diberikan sebab Astrid tidak terlalu suka, sementara itu lauk hewani seprti daging,
ikan, telur dan ayam tidak pernah diberikan sampai saat ini, orang tua Astrid
beralasan takut jika diberikan bahan makanan hewani diatas astrid akan mengalami
gatal-gatal, karena astrid pernah diberikan dtrid adaging dan langsung mengalami
gatal-gatal dan merah pada kulitnya. Untuk sayur yang sering dan disukai oleh Astrid
adalah sayuran berkuah seperti bening bayam campur wortel, sementara itu untuk
buah-buahan yang sering dikonsumsi adalah uah jeruk, apel dan papaya. Sejak usia
astrid 13 bulan atau baru-baru ini Astrid sudah mulai diperkenalkan dengan Susu
Formula
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak usia Astrid 2 minggu pernah mengalami sakit mata yang cukup parah,
ditandai dengan kondisi mata yang sampai tidak bias terbuka dan mengeluarkan
banyak kotoran, pada usia 6 bulan mengalami iritasi pada kulit ditandai dengan
timbulnya bercak-bercak merah dan gatal-gatal pada kulit, sementara itu pada usia 10
bulan Astrid terkena cacar air.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Keadaan Astrid sudah membaik dan sudah tidk mengalami penyakit apapun,
namun sejak dimulai intervensi pemberian makanan tambahan, Astrid sedang tidak
sehat karena mengalami diare
5. Riwayat terjadinya gizi buruk
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa sebenarnya Astrid memiliki
berat badan lahir normal yaitu 3,1 kg namun sejak usia 2 minggu mengalami sakit
mata yang cukup parah, mengeluarkan banyak kotoran sampai pernah tidak bisa
dibuka, dan pada umur 6 bulan mengalami iritasi pada kulit sehingga kulit memerah
dan gatal terakhir pada usia 10 bulan mengalami cacar air juga pada kulitnya, selain
itu Astrid tergolong sangat mudah terserang penyakit-penyakit musiman seperti batuk,
pilek dan diare, nampaknya serangkaian atau rentetan terjadinya sakit yang dialami
oleh Astrid menyebabkan berat badannya tidak bisa meningkat secara signifikan
perbulannya dan bahkan cenderung tidak stabil kadang naik dan kadang mengalami
penurunan, terutama ada saat mengalami cacar air Astrid mengalami penurunan berat
badan cukup drastic yaitu sekitar 2 kilogram, satu hal yang diduga menjadi pencetus
terjadinya gizi kurang pada Astrid adalah kurangnya asupan makanan yang bergizi,
hal ini karena Astrid jika sedang sakit sangat susah diberi makan bahkan untuk
sekedar memberikan ASI.
6. Sosial Ekonomi
Astrid berasal dari keluarga yang tergolong mampu, walaupun ayahnya hanya
seorang pegawai Dealer motor Beijing dengan penghasilan perbulan sebesar Rp.
600.000 dan Ibu hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Astrid adalah anak pertama dari
pasangan suhaili dan Yuli
Astrid tinggal di Dasan cerman Barat RT 04, memilki sebuah rumah
permanent yang berada satu area tanah dengan rumah bibi dan nenek Astrid,
rumahnya tampak bersih dengan lantai keramik dan tembok putih dan kondisi jendela
serta ventilasi udara cukup baik, namun karena lokasi rumah berada di pinggir jalan
raya besar dengan terdapat sebuah aliran got besar yang sangat kotor dan mengalir
tidak sempurna.
C. DATA OBYEKTIF
1. Antropometri
BB : 6,6 kg
TB : 68 cm
Umur : 13 bulan
2. Data Hasil Recall 24 jam( hari sebelumnya )
D. ASESSMENT GIZI
a. Antopometri
BB : 6,6 kg
TB : 68 cm
Umur : 13 bulan
DBW = 2n + 8
= 2 (1,3) + 8
= 10,6 kg
Jadi berdasarkan perhitungan DBW diatas dapat disimpulkan bahwa berat badan
Astrid yang diinginkan/ ideal adalah sebesar 10,6 kg berbeda jauh dari berat bada
actual Astrid yang hanya sebesar 6,6 kg. jadi terdapat selisih antara berat badan actual
dengan berat badan anak yang diharapkan yaitu sebesar 4 kg.
Penentuan status Gizi dengan menggunakan metode Z- Score berdasarkan BB/U: hasil
pengukuran subyek-nilai median baku rujukan
Nilai selisih simpang baku rujukan (NSSB)
: 6,6 – 9,8
9,8 – 8,7
: -3,2
1,1
: - 2,9
( Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score diatas maka Astrid termasuk gizi kurang karena
nilai Z-Score nya adalah – 2,9 sedangkan untuk nilai Z-Score normal adalah +2 s/d -2
( menurut SK.Menkes 2002 )
b. Biokimia :-
c. Klinis dan fisik
Keadaan umum sadar, kelihatan pasif, terkadang rewel/ sering merengek, kulit kering,
rambut jarang
d. Dietary
Makan 3x sehari
Sangat suka tahu terutama dibuat tahu kukus, tidak terlalu senang tempe
Tidak pernah konsumsi lauk hewani
Sayuran yang disenangi sayur berkuah seperti bening bayam campu wortel
Sangat suka mie instan ( Vitamie) dan biskuit/ crackers nissin
Kesimpulan : kurang asupan zat gizi terutama protein, terutama yang berasal dari
lauk hewani seperti daging, ayam, ikan dan telur dan pola makan yang salah yaitu
ditandai dengan suka makan biskuit dan mie instan
e. Personal History
Penghasilan keluarga perbulan hanya Rp. 600.000
Tinggal bersama dengan nenek dan bibi beserta keluarga masing-masing
Mempunyai riwayat terkena berbagai macam penyakit sebelumnya
Orang tua terutama Ibu mempunyai ketakutan yang berlebih tentang
pemberian bahan makanan hewani seperti daging dan telur yang dianggap
dapat memicu terjadinya iritasi pada kulit anak
Kesimpulan :
Adanya anggapan dan pemahaman yang salah atau keliru berkaitan dengan
pemberian bahan makanan terutama bahan makanan yang berasal dari hewani
yang dianggap dapat menyebabkan terjadinya gatal dan merah pada kulit anak
E. DIAGNOSIS GIZI
NI-1.4 Kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangnya ilmu pengetahuan Ibu
terhadap makanan dan zat gizi yaitu selalu memberikan anaknya mie dan biscuit yang
ditandai dengan adanya perbedaan antara hasil recall energi sebesar 555,3 kkal kurang
dari kebutuhannya yaitu 990 kkal
NI-52.1 Kekurangan intake protein berkaitan dengan pemilihan makanan yang tidak
tepat yaitu tidak pernah memberikan bahan makanan hewani seperti daging, ikan
ayam yang ditandai dengan adanya perbedaan antara hasil recall protein sebesar 11,6
gram kurang dari kebutuhannya yaitu 26,4 gram
NC-3.1 Berat Badan Kurang berkaitan dengan intake energy kurang di tandai dengan
skor Z-score sebesar – 2,9 dan adanya perbedaan antara hasil recall energi sebesar
555,3 kkal kurang dari kebutuhannya yaitu 990 kkal
NB-1.1 kurangnya pengetahuan Ibu berhubungan dengan makanan /zat gizi berkaitan
dengan meyakini informasi yang salah ditandai dengan tidak pernah memberikan
bahan makanan hewani kepada anaknya karena dianggap dapat menyebabkan kulit
gatal dan merah
F. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan :
1. Memberikan asupan energi yang sesuai kebutuhan
2. Memberikan asupan protein yang sesuai kebutuhan
3. Meningkatkan berat badan hingga mencapai nomal
4. Memberikan gambaran akan makanan yang sehat dengan penggunaan variasi
bahan namun rasanya enak dan harga yang terjangkau
a. Prinsip Diet :
- Tinggi kalori dan Tinggi Protein
- Tinggi vitamin dan mineral
- Tinggi cairan
b. Terapi atau Macam Diet
Terapi atau macam diet yang di beriakan adalah diet energi tinggi protein untuk
membantu proses peningkatan berat badan hingga tercapai berat badan yang
diharapkan untuk anak seusianya selain itu untuk mencegah terjadinya kerusakan
tubuh yang lebih parah terjadi akibat adanya gizi kurang
c. Bentuk Makanan
Bentuk makanan yang di berikan adalah berupa makanan biasa dalam bentuk
makanan tambahan/ jajanan yang sudah di modifikasi dengan menggunakan bahan
dasar yaitu formula WHO F135 dan Modisco III.
d. Perhitungan
o Perhitungan Kebutuhan Energi
DBW = 2n + 8
= 2 (1,3) + 8
= 10,6 kg
Energi pada fase rehabilitasi yaitu 150 – 220 kkal/kgBB/hari
Energi = 150 kkal x 6,6 kg
= 990 kkal
Kebutuhan Protein yaitu 3 – 4 gr/kgBB/hari
Protein = 4 gr/kg BB/hr
= 4x 6,6 kg
= 26,4 gram
Lemak diberikan sebesar 20% dari kebutuhan energi total
Lemak = 20% x 990 kkal
= 290,4 kkal: 9 kkal
= 32,27 gr
KH = 990 kkal – ( 105,6 + 290,4) kalori
4 kalori
= 264 gram
Jadi kebutuhan yang harus di berikan pada Astrid berkaitan dengan adanya
kekurangan pada intake zat gizi utamanya yang dilakukan melalui pemberian
makanan tambahan adalah sebesar :
Energi = 990 kalori – 555,3 kalori
= 434,7 kalori
Protein = 26,4 – 11,28 gr
= 15,12 gr
Lemak = 32,27 gr – 3,06 gr
= 29,3 gr
Karbohidrat = 264 – 130.71 gr
= 133,29 gr
e. Syarat Diet
1. Energi tambahan diberikan yaitu sebesar 434,7 kkal yaitu besarnya kekurangan
energi yang seharusnya dikonsumsi.oleh Astrid. Pemberian energi ini dilakukan
secara bertahap dari jumlah yang paling kecil dan jika penerimaan dari si anak
baik terhadap makanan tambahan yang diberikan maka jumlah energi dapat
ditingkatkan. Pemberian jumlah energi yang bertahap juga memperhatikan kondisi
metabolisme dalam tubuh anak serta nafsu makan dari anak itu sendiri, selain itu
pemberian enrgi diharapkan dapat mencegah terjadinya pemecahan protein dalam
tubuh untuk menghasilkan energi, sehingga protein dapat menjalankan fungsi
spesifiknya yaitu sebagai zat pembangun dalam tubuh.
Sumber : tepung terigu, tepung beras, roti putih, gula pasir, biskuit
2. Protein tambahan diberikan yaitu sebesar 15,12 gram yaitu kekurangan protein
dari yang seharusnya dikonsumsi yang di dalam tubuh berperan dalam
meningkatkan daya tahan tubuh kk muhususnya pada kondisi gizi kurang sistem
pertahana tubuh sangat lemah sehingga sangay mudah terkena penyakit-penyakit
infeksi sehingga pemberian protein diharapkan dapat membuat anak yang
mengalami gizi kurang tidak mudah terserang penyakit infeksi, selain itu
pemberian protein juga diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan-
jaringan tubuh lebih lanjut dan disisi lain juga dapat memperbaiki jaringan tubuh
yang sudah terlanjur rusak, protein juga berperan penting dalam menjaga agar lean
body mass tidak berkurang
Sumber bahan makanan : telur, tempe, daging ayam, daging sapi
3. Lemak tambahan diberikan yaitu sebesar 29,2 gram yaitu kekurangan lemak dari
yang seharusnya dikonsumsi yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh
mengingat pada pnderita gizi buruk rentan akan terjadinya hipotermia, lemak juga
membantu dalam penyerapan vitamin A,D,E,K. Pemberian lemak pada penderita
gizi buruk dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan metabolismenya
pada fase stabilisasi diberikan lemak yang berasal dari nabati yang lebih mudah
cerna sedangkan pada saat fase rehabilitasi diberikan lemak yang berasal dari
hewani seperi margarin dan mentega karena dilihat dari segi kemampuan
metabolisme dan mencerna makanan fase ini lebih baik jika dibandingkan dengan
fase stabilisasi.
Sumber bahan makanan : minyak sayur, margarine dan minyak goreng
4. Karbohidrat diberikan tambahan diberikan yaitu sebesar 133,29 gram yaitu
kekurangan karbohidrat dari yang seharusnya dikonsumsi diperlukan untuk
penghasil energi terbesar sehingga dapat mencegah terjadinya katabolisme lemak
dan protein sehingga protein dan lemak dapat menjalankan funsi spesifiknya di
dalam tubuh,
Sumber bahan makanan : mie telur, roti putih, tepung beras, tepung terigu,tepung
sagu dan tepung hankue
5. Vitamin A diberikan sebesar 350 RE yang diperlukan untuk meningkatkan
imunitas tubuh mengingat keadaan Astrid yang mudah terkena penyakit,
mencegah terjadinya xeropthalmia akibat defisiensi vitamin A sebab pada anak
dengan gizi buruk rawan akan defisiensi vitamin dan mineral pula sebab fungsi
penyerapan zat gizinya tidak bagus, hal ini diperlukan pada Astrid mengingat
adanya riwayat pernah menderita sakit mata yang kronis pada saat masih bayi
Sumber bahan makanan : wortel
6. Besi diberikan sebesar 1-3 mg/hari yang berfungsi sama dengan asam folat yaitu
untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi
Sumber bahan makanan : bayam
7. Vitamin C diberikan sebanyak 40 mg, sama seperi vitamin A, vitamin C
memegang perana yang penting dalam sistem imunitas tubuh menjaga agar tubuh
tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit infeksi selain itu vitamin C
memegang peranan sebagai antioksidan yang dapat mencegah terbentuknya
ikatan-ikatan sel tubuh dengan partikel radikal bebas yang akan bersifat
karsinogenik yang dapat menyebabkan terjadinya kanker.
A. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring
Hal-hal yang akan dimonitor adalah sebagai berikut :
Memantau data antopometri yaitu Berat badan
Memantau Asupan makanan anak
Keadaan umum anak
Evaluasi
Perubahan daya terima dan pola makan sesuai kebutuhan
Peningkatan Berat badan mencapai Berat Badan Ideal sehingga
diperoleh Z score normal
Perubahan perilaku dan pemahanan Ibu tentang makanan sehat
B. PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI
A. Penanganan Awal
Penanganan awal untuk kasus gizi buruk ini yaitu :
1. Penimbangan berat badan awal sebelum penanganan. Ampai
Berat badan Astrid pada saat penimbangan yaitu 6,6 kg dengan usia 13 bulan
sedangkan berat badan normal untuk usia tersebut yaitu 10,6 kg
2. Penentuan status gizi balita.
Penentuan staus gizi balita dilakukan dengan menggunakan metode Z-score dan
setelah melakukan perhitungan berdasarkan BB/U didapatkan nilai Z skor Astrid
menurut indeks BB/U yaitu – 2,9, jadi berdasar atas nilai Z score diatas maka dapat
disimpulkan bahwa status gizi dari strid adalah Gizi Kurang sebab batasan normalnya
adalah -2 sampai dengan 2.
3. Melakukan pengumpulkan data konsumsi dengan melakukan recall 24 jam untuk
mengetahui jumlah rata-rata asupan makanan dan untuk mengetahui gambaran umum
kebiasaan makan Astrid.
4. Perhitungan kebutuhan zat gizi.
Perhitungan kebutuhan zat gizi ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan zat gizi
sesungguhnya yang diperlukan oleh Astrid sesuai dengan usianya. Dan berdasarkan
atas perhitungan zat gizi yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa
asupan Astrid lebih rendah dari yang seharusnya dimana asupan Astrid dari hasil
recall yaitu 555,3 kkal sedangkan kebutuhan yang seharusnya yaitu 990 kkal. Dari
data tersebut diketahui bahwa Astrid perlu tambahan energi yaitu sebesar 434,7 kkal
untuk dapat mencukupi kekurangan energi yang dialaminya.
B. Proses Penanganan
Proses penanganan dilakukan dengan pemberian PMT dan penyuluhan kepada
keluarga Astrid, dimana PMT yang diberikan terdiri dari :
a. Arem – arem mie
b. Lumpur kentang
c. Stik tempe
d. Puding roti
e. Cake susu kacang mede
f. Puding papaya modisco
g. Bakso wortel
h. Cantik manis
i. Bola – bola mie
j. Bolu kukus
k. Kroket tempe
l. Puding kelapa muda
PMT diatas diberikan sebanyak 21 kali pemberian selama 1 minggu dengan jumlah
porsi yang berbeda tiap kali pemberian. Adapun jumlah porsi dan waktu pemberian
sebagai berikut :
Tabel 2. jenis PMT dan jumlah porsi yang di berikan
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Perubahan Pengetahuan, Sikap Ibu Balita
Setelah dilakukan intervensi selama satu minggu terhadap Astrid dengan
pemberian PMT untuk mencukupi terjadinya kekurangan asupan energi disela-sela
pemberian PMT dilakukan pula sedikit tanya jawab yang sifatnya menyerupai kondisi
penyuluhan kepada Ibu Astrid terutama tentang kondisi Gizi Kurang yang dialami
Astrid dan mengenai hal-hal yang yang harus dilakukan terutama dari segi pentingnya
pemberian asupan makanan sehari-hari yang bergizi dan bervariasi untuk mencegah
terjadinya kondisi yang lebih parah terjadi pada Astrid terutama dari segi penurunan
berat badan apalagi Astrid saat mulai diberikan intervensi mengalami diare, kami
menyarankan untuk sebaiknya diberikan oralit atau membuat sendiri larutan gula garam
sebagai petolongan pertama untuk menanggualangi diare yang terjadi namun
nampaknya saran yang kami berikan tidak dijalankan ditandai dengan lebih memilih
untuk memberikan DIAPET untuk mengobati anaknya, selain itu sebenarnya Ibu sudah
banyak mengerti tentang makanan yang sehat dan bergizi namun permasalahannya
nampaknya ada pada sikap Ibu yang sukar untuk menerima masukan dan pendapat dari
orang lain walaupun terkadang sikap yang dianutnya salah atau keliru
Evaluasi Perilaku
Tentunya masih berhubungan dengan apa yang dipaparkan sebelumnya bahwa
Ibu Astrid susah untuk merubah sikapnya tentu saja hal ini akan berpengaruh langsung
terhadap perilakunya sehari-hari, sebagai contoh Ibu masih belum dapat menerapkan
konsep pemberian makanan yang sehat sekaligus bervariasi dan enak rasanya pada
anaknya, walaupun sudah disarankan untuk mengurangi pemebrian makanan instan
seperti mie dan biscuit namun dengan alas an bahwa anaknya hanya menyukai kedua
makanan diatas maka hamper setiap hari selama intervensi dilakukan dalam menu
setiap hidangan yang diberikan pada anaknya selalu diberikan mie instan. Disamping
itu tampaknya Ibu dari Astrid setengah hati dan tidak antusias untuk memberikan PMT
yang telah dibuat sehingga pemberian PMT menjadi kurang maksimal.
Evaluasi Asupan Makanan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 1 minggu dengan frekuensi
pemberian PMT sebanyak 20 kali,evaluasi asupan makanan dapat dilihat dari jumlah
pemberian PMT beserta hasil recall setelah penanganan.
6. Sabtu 25 juli 2009 Cantik manis, 1 porsi cantik Dari tiga PMT yang
kroket tempe, manis, 1 porsi diberikan ketiga-
lumpur kentang kroket tempe, 1 tiganya hanya dapat
porsi lumpur dihabiskan sebanyak
kentang ¼ porsi
7. Minggu 26 juli 2009 Puding kelapa 1 porsi puding Pudding kelapa muda
muda, bola – kelapa muda, 1 tidak mau dimakan
bola mie dan porsi bola – sama sekali, untuk
bolu kukus bola mie dan 1 bola-bola mie
porsi bolu dihabiskan semua,
kukus sementara itu untuk
bolu kukus hanya
dihabiskan ½ porsi.
Dari hasil table diatas dapat dipaparkan hal-hal sebagai berikut yaitu :
Dari beberapa variasi makanan PMT yang telah diberikan, makanan yang
apling disukai adalah stik tempe, bola-bola mie dan bakso wortel sementara itu
makanan seperti pudding dan roti walaupun disukai namun dalam setiap
pemberiannnya tidak selalu dapat dihabiskan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa penerimaan yang kurang baik terhadap
beberapa makanan seperti kue dan pudding tidak murni sepenuhnya
diakibatkan karena memang makanan tidak disukai justru sebenarnya Astrid
sangat suka makan kue dan pudding namun memang kondisi Astrid yang saat
itu sedang mengalami diare sedikit banyak mempengaruhi nafsu makan dan
daya terimanya terhadap makanan yang diberikan, kondisi yang lemas akibat
diare juga mengakibatkan nafsu makannya menurun dan sering menangis/
rewel.
Evaluasi Perkembangan Berat Badan
Penimbangan Berat Badan
- BB awal = 6,6 kg
- BB Setelah 7 hari Penanganan = 6,2 kg
- Jadi dapat di ketahui bahwa berat badan Astrid tidak mengalami kenaikan
setelah dilakukan intervensi dengan melakukan pemberian makanan PMT
selama seminggu justru sebaliknya Astrid malah mengalami penurunan berat
badan yaitu sebesar 400 gram.
- Dari hasil penimbangan berat badan selama 1 minggu dapat disimpulkan bahwa
penanganan Angga dikatakan kurang berhasil sebab tidak ada terjadi kenaikan
berat badannya selama seminggu bahakn sebaliknya justru mengalami
penurunan berat badan sebesar 400 gram.
- Hal ini bisa terjadi juga dipengaruhi oleh kondisi Astrid yang mengalami diare
sehingga sedikit banyak mempengaruhi daya terima dan nafsu makan dari
Astrid, sebelumnya Astrid sudah memang telah mengalami diare sebelum
dilakukan pemebrian makanan PMT tepatnya 2 hari sebelum hari pertama
pemberian makanan PMT, pada saat diberikan makanan PMT Astrid tampak
apatis dan rewel serta terkadang menganis penampakan luarnyapun terlihat
pucat dengan muka loyo dan lemas
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Keesimpulan
1) Untuk memberikan asupan energy dan protein yang sesuai dengan kebutuhan maka
telah dibuat makanan tambahan atau PMT yang jumlah kandungan zat gizinya
terutama protein dan energi disesuaikan dengan banyaknya kekurangan akan zat gizi
tersebut diatas yaitu masing-masing 424,6 kkal dan 23,4 gr
2) Setelah dilakukan pemberian makanan PMT selama 1 minggu tidak ada penambahan
berat badan terjadi pada Astrid justru Astrid mengalami penurunan berat badan
sebesar 400 gram
3) Keberhasilan Penanganan yang dilakukan setelah diberikan PMT, Astrid dapat
dikatakan tidak behasil.
B. Saran
a) Partisipasi keluarga dan lingkungan sekitar Astrid sangat dibutuhkan
dalam rangka proses penyembuhan sehingga berat badan dapat meningkat
b) Kepada Ibu agar lebih memperhatiak keragaman dan variasi dari hidangan
yang diberikan kepada anaknya.
a) Bagi pihak-pihak terkait agar lebih peka terhadap kasus-kasus gizi kurang
ataupun gizi buruk yang ada disekitar wilayahnya dan memberikan pertolongan dan
penanggulangan awal dan berkelanjutan yang efektif.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk buku II.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktoral jendral Bina Kesehatan Masyarakat 2007,
Almatsier, sunita. 2007. Penuntun Diet. Jakarta : PT.Grameedia Pustaka Utama
Nutrition Diagnosis. 2006. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Kroket tempe
Bola-bola Mie
Nama Berat Energi Protein Lemak Kh (gr) Harga (Rp)
bahan (kkal) (gr) (gr)
Susu full 30 157,7 7,38 9 10,86 3000
cream
margarin 25 180 0,15 20,25 0,1 500
Tepung 50 182,5 4,45 0,65 38,65 500
terigu
Wortel 100 42 1,2 0,3 9,3 800
Telur 150 243 19,2 17,25 2,25 3000
Mie 273 1230 30 51 159 6000
sedap
Ayam 100 302 18,8 25 - 2500
Seledri 25 5 0,25 0,03 1,15 500
Daun 25 7,25 0,45 0,18 1,3 500
bawang
Total 2349,4 81,88 174,89 222,61 17300
7
Per porsi (1 biji) 73,42 2,5 5,4 6,9 625
(14 porsi) 167,81 5,84 12,4 15,9 1250
BOLA – BOLA MIE
Bakso wortel
Nama Berat Energi Protein Lemak Kh (gr) Harga (Rp)
bahan (kkal) (gr) (gr)
Tepung 300 1059 2,1 0,6 254,1 2250
sagu
Daging 325 703,8 63,92 47,6 - 22100,-
sapi
Susu full 60 315,4 14,76 18 21,86 6000
cream
Wortel 100 42 1,2 0,3 9,3 1000
Seledri 25 5 0,25 0,03 1,15 500
Tomat 450 90 4,5 1,35 18,9 2000
Gula 65 236,6 - - 61,1 800
pasir
Minyak 8 67,65 - 7,5 - 1000
sayur
maizena 10 35,5 0,92 0,39 7,37 500
Total 2544,7 87,59 75,77 373,64 35550
5
Per porsi (14 porsi) 182 6,2 5,4 26,68 2550
BAKSO WORTEL
Puding roti
Nama Berat Energi Protein Lemak Kh (gr) Harga (Rp)
bahan (kkal) (gr) (gr)
Agar- 7 - - - 0,014 1500
agar
Gula 100 364 - - 94 1000
pasir
Susu full 120 610 29,5 36 7,24 12000
cream
Margarin 50 360 0,3 40,5 0,2 1000
Roti 110 232,8 8,8 1,12 55 3800
putih
Total 1606,8 38,6 77,6 156,44 19300
Per porsi (14 porsi) 107,12 2,6 5,2 10,43 1400
Bolu gulung kukus
BOLU KUKUS
Cake bolu kacang mede
CANTIK MANIS
LUMPUR KENTANG