Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan :
MUKADIMAH
1. Kesepakatan Kerja bersama antara Kopegtel sanggoleo dengan Serikat karyawan kopegtel untuk
melaksanakan hubungan industrial Pancasila dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang sesuai , aman ,
mantap, tentram dan dinamis ketenagakerjaan dan perbaikan kesejahteraan karyawan kelangsungan usaha,
kepastian hak dan kewajiban masing- masing
2. Ikut serta membina dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesejateraan karyawan.
Bab 1 Umum
A. Istilah Istilah
D. Luasnya kesepakatan
Kesepakatan Kerja bersama (KKB ) ini berlaku dan mengikat seluruh
1. karyawan kopegtel sanggoleo baik tenaga tetap maupun tenga outsorcing ( TLH ) yang bekerja pada
kopegtel sanggoleo.
2. Pengurus Kopegtel Sanggoleo
BAB II
PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS BAGI SERIKAT KARYAWAN KOPEGTEL
BAB III
HUBUNGAN KERJA
5. Promosi
Promosi dapat diberikan berupa :
a. Promosi dari staff menjadi Suvervisor/ manejerial diperuntukkan basgi karyawan yang berdasarkan
penilaian dan memenuhi syarat untuk dapat menduduki jabatan suvervisor
b. Promosi dari Suvirvisor ke Kordinatoor berdasarkan penilaian / ujian dan cukup memenuhi persytaratan
c. Kopegtel harus menerbitkan SK bagi karyawan sebelum bekerja ditempat yang baru
BAB IV
1. Hari Kerja
a. Hari kerja Non Shif
Hari kerja bagi karywan yang Non shif adalah 5 hari kerja dari Senin – jumat
b. Hari Kerja Shif
Hari kerja bagi karyawan shif diatur oleh suvervisor/ coordinator
c. Waktu kerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu , berlaku kepada semua karyawan
d. Istirhat kerja tidak mengurangi waktu kerja sehari ( 8 ) jam sehari
2. Lembur
a. Melebihi waktu kerja sehari dan seminggu tersebut dinyatakan sebagai kerja lembur
b. Kerja lembur bersifat sukarela dan dilakukan dalam keadaan tertentu saja kecuali dalam hal untuk
kepentingan Negara
c. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam seminggu
d. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam (2 ayat c) tidak termasuk kerja lembur yang
dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hati libur resmi
e. Kopegtel dalam mempekerjakan karyawan selama waktu kerja lembur berkewajiban:
- Membayar upah kerja lembur
- Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya
- Memberikan makan dan minum secukupnya apabila kerja lembur dilakukan lebih dari 3 jam
f. Pemberian makan dan minum dalam butir (e) tidak boleh diganti dengan ung
g. Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan
1. Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan adalah upah
sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi karyawan yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
atau dikalikan 21(dua puluh satu) bagi karyawan yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2. Dalam hal upah karyawan dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata 12
(dua belas) bulan terakhir.
3. Dalam hal karyawan kurang dari 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka
upahsebulan dihitung berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah
dari upah dari upahminimum setempat.
1. Istirahat mingguan
a. Setiap karyawan berhak istirahat satu hari dalam seminggu diluar hari libur
b. Setiap karyawan berhak istirahat dihari libur nasional
2. Cuti Tahunan
a. Setiap karyawan berhak atas cuti tahunan setelah bekerja 12 bulan berturut turut
b. Ketua kopegtel sanggoleo berwenang menunda cuti karyawan bila diperlukan
c. Cuti diajukan oleh karyawan minimal sebulan sebelum, cuti dilaksanakan
d. Bila sampai dengan semester 1 tahun berjalan cuti tidak diambil, maka hak cuti karyawan gugur
e. Tunjangan cuti dibayarkan oleh kopegtel sebesar 1 bulan gajih penuh.
3. Cuti Hamil
a. Bagi karywati yang yang hamil berhak atas cuti hamil 1 ½ bulan sebelum dan 1 ½ bulan sesudah
melahirkan atas petunjuk dan saran dari dokter/ bidan.
b. Karyawati yang yabg mengalami keguguran wajib istriahat 1 ½ bulan menurut keterangan dokter
kandungan /bidan
4. Cuti alasan Penting
a. Menjalankan keagamaan
b. Penugasan oleh Negara
c. Kedukaan ( orang tua, mertua, saudara, istri.anak )
d. Sunatan anak / babtis anak
e. Perkawinan pertama dan kedua
5. Cuti Besar
Karyawan berhak mengambil cuti besar jika telah bekerja selama 6 tahun secara terus menerus
Lama waktu cuti besar 2 bulan
BAB V
BAB VI
PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAN
A. PENGUPAHAN
1. Setiap Karyawan berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi Penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2. Untuk mewujkudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan pemerintah
telah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi karyawan
3. Kebijakan pemerintah yang melindungi pekerja dalam pengupahan antara lain :
1. Upah minimum
2. Upah kerja lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan diluar pekerjaan
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerja
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Dendan dan potongan uipah
8. Hal- hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9. Struktur dan skala pengupahan yang proposional
10. Upah untuk pembayaran pesangon
11. Upah untuk perhitungan pajak
BAB VII
HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN MOGOK KERJA
A. HUBUNGAN INDUSTRIAL
1. Mogok kerja sebagai hak dasar karyawan dan SKKS, dilakukan secara sah , tertib, dan damai sebagai
akibat gagalnya perundingan
2. Karyawan atau SKKS yang bermaksud mengajak karyawan lain/ serikat lain untuk mogok kerja pada saat
mogok kerja berlangsung dilakukan dengan tidak melanggar hukum
3. Pelaksanaan mogok kerja bagi karyawan yang bekerja melani kepentingan umum diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kepentingan umum
4. Sekurang kurangnya dalam waktu 7(tujuh ) hari sebelum mogok kerja dilakukan SKKS wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengurus kopegtel dan dinas tenaga kerja
5. Mogok kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan peundang undangan adalah mogok kerja tidak sah
6. Siapapun tidak boleh menghalang halangi karyawan dan SKKS untuk menggunakan hak mogok kerja yang
dilakukan secarah sah, tertib dan damai
7. Siapapun dilarang melakukan penangkapan, atau penahanan karyawan dan pengurus SKKS yang
melakukan mogok kerja secara sah ,tertib dan damai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Kopegtel dilarang:
a. Mengganti karyawan yang mogok kerja dengan karyawan lain
b. Memberikan sanksi atau tindakan balasan dalam bentuk apapun kepada karyawan dan pengurus
SKKS selama dan sesudah melakukan aksi mogok kerja
BAB VIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ( P H K )
1. Pengurus Kopegtel dan SKKS dan Disnaker dengan segala upaya harus mengusakan agar jangan terjadi
pemutusan hubungan kerja
2. Dalam hal upaya telah dilakukan, tetapi PHK tidak dapat dihindari, maka maksud PHK wajib dirundingkan
oleh pengurus kopegtel dengan SKKS
3. Dalam hal perundingan benar – benar tidak menghasilkan persetujuan , pengurus dapat memutuskan PHK
setelah memperoleh penetapan dari LP4D/ LP4P
4. Pengurus kopegtel dilarang melakukan PHK dengan alasan:
a. Karywan tidak masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan
secara terus menerus
b. Menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan
peundang-undangan yang berlaku
c. Karyawan menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya
d. Karyawan menikah
e. Karyawan perempuan hamil, keguguran, melahirkan dan menyusui bayinya
f. Karywan mempunyai ikatan perkawinan dengan karyawan lain dalam satu perusaahan
g. Karyawan mendirikan, menjadi anggota dan ikut aktif di SKKS
h. Karyawan mengadukan pengurus kopegtel kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengurus yang
melakukan tindak pidana kejahatan
i. Karena perbedaan paham ,agama dan social politik
j. Karyawan dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja atau sakit karena hubungan kerja yng
menurut surat keterangan dokter vyang jangka penyembuhannya belum dapat dipastikan
5. PHK yang dilakukan dengan alasan sebagaimana point (4) batal demi hukum dan pengurus kopegtel wajib
mempekerjakan kembali karyawan yang di PHK
6. PHK tanpa penetapan dari lembaga yang berwenang batal demi hukum
7. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belun ditetapkan baik pengurus
maupun karyawan harus tetap melaksanakan kewajibannya.
8. Pengurus dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan diatas point (7) berupa tindakan skorsing
kepada karyawan yang sedang dalam proses PHK dengan tetap wajib membayar upah beserta hak hak
lainnya yang biasa diterima karyawan.
9. Dalam hal terjadi PHK, pengurus diwajibkan membayar uang pesangon dan ung penghargaan masa kerja
dan uang penggati hak yang seharusnya diterima
10. Pesangon karywan paling sedikit 1 s/d 9x upah pokok (gajih total karyawan) sesuai UUK no 13/2003
11. Perhitungan uang pesangon adaah sbb:
12. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (c) meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima
bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (limabelas perseratus) dari uang
pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagiyang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam KKB
13. Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa kerja,
dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
13. Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah
melakukan kesalahan berat sebagai berikut :
a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan;
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di
tempat kerja;
i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun
atau lebih.
14. Kesalahan berat sebagaimana dimaksud dalam ayat (13) harus didukung dengan bukti sebagai berikut:
a. pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang diperusahaan yang bersangkutan
dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua)orang saksi.
15. Pekerja/buruh yang diputus hubungan kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (13),
dapat memperoleh uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam kkb ini
Bagi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (13) yang tugas dan fungsinya tidak mewakili
kepentingan pengusaha secara langsung, selain uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan KKB ini dan
diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam KKB
Apabila Karyawan tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud ayat(13), Karyawan
bersama SKKS dapat mengajukan gugatan kelembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
16. Dalam hal karyawan ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas
pengaduan pengurus, maka pengurus tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada
keluarga karyawan yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.
17. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 15 diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan takwin ter-
hitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.
18. Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang setelah 6 (enam) bulan
tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat 16
19. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (16) berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, maka pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja/buruh kembali.
20. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 16 dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
21. Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai-
mana dimaksud dalam ayat (14 dan ayat (15), uang penghargaan masa kerja 3 (tiga) kali dan uang
penggantian hak
22. Dalam hal Karyawan melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
Kesepakatan kerja bersama, Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada
karyawan yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.
23. Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (22) masing-masing berlaku untuk paling lama 6
(enam) bulan,
24. Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(21) memperoleh uang pesangon sebesar 3(tiga) kali, uang penghargaan masa kerja sebesar 3 (tiga) kali dan
uang penggantian hak
Pengunduran diri
1. Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uangpenggantian hak
2. Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas danfungsinya tidak me-wakili
kepentingan pengusaha secara langsung, selain menerima uangpenghargaan 5(lma) kali juga menerima uang
penggantian hak dan diberikan pula diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja bersama
3. Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30(tiga puluh) hari sebelum
tanggal mulai pengunduran diri;
b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
4. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiridilakukan tanpa pene-tapan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Perubahan status
(1) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karywanm dalam hal terjadi peru-bahan
status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 4 (empat) kali, uang
perhargaan masa kerja 4 (empat) kali dan uang penggantian hak.
(2) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena perubahan status,
penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengurus tidak bersedia menerima karyawan dikopegtel,
karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 8(8) kali, uang penghargaan masa kerja 5 (5 kali, dan uang
penggantian hak
Kopegtel tutup
1. Kopegtel dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena perusahaan tutup yang
disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan
memaksa (force majeur), dengan ketentuan karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 6(enam) kali ,uang
penghargaan masa kerja sebesar 3 (3 kali , dan uang penggantian hak
2. Kerugian Kopegtel sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua)
tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
(3) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Karyawan karena perusahaan tutup bukan
karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur)
tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar
8(delapan) kali, uang penghargaan masa kerja sebesar 5 (kali) kali dan uang penggantian hak 4 kali
Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena perusahaan pailit,
dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 3(tiga) kali ,uang penghargaan masa
kerja sebesar 3(satu) kali dan uang penggantian hak
Meniggal Dunia
Dalam hal hubungan kerja berakhir karena Karyawan meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan
sejumlah uang yang besar perhitungannya sama dengan perhitungan 6(enam) kali uang pesangon, 3 (tiga) kali
uang penghargaan masa kerja sesuai, dan uang penggantian hak
Pensiun
1. Pengurusdapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Karyawan karena memasuki usia pensiun
dan apabila pengusaha telah mengikutkan Karyawan padaprogram pensiun yang iurannya dibayar penuh
oleh pengusaha, maka Kayawan tidak berhak mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa, tetapi
tetap berhak atas uang penggantian hak
2. Dalam hal besarnya jaminan atau manfaat pensiun yang diterima sekaligus dalam program pensiun se-
bagaimana dimaksud dalam ayat (1) ternyata lebih kecil daripada jumlah uang pesangon 4 (empat) kali dan
uang penghargaan masa kerja 3 (tiga) kali, dan uang penggantian hak maka selisihnya dibayar oleh
Pengurus.
3. Dalam hal Pengurus telah mengikutsertakan Karyawan dalam program pension yang iurannya/premi-nya
dibayar oleh Kopegtel dan Karyawan , maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon yaitu uang pensiun
yang premi/iurannya dibayar oleh Kopegtel
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat diatur lain dalam KKB ini
5. Dalam hal Kopegtel tidak mengikutsertakan Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena
usia pensiun pada program pensiun maka KOpegtel wajib memberikan kepada Karyawan uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang penggantian hak
6. Hak atas manfaat pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat(3), dan ayat (4) ti-dak
menghilangkan Karyawan atas jaminan hari tua yang bersifat wajib sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7 . Program pensiun Dini
Program pension dini sama dengan perampingan karyawan/ efisiensi karyawan.
Dalam hal pension dini diharapkan rekans bisa melihat azas dan manfaatnya.
Ketentuan dalam UUK no 13/2003 tidak secara tegas mengatur tentang pension dini namun hanya
mengatur PHK karena efisiensi perusahaan.
Untuk itu besaran daripada uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak akan dibicarakan
dalam perundingan KKB ini antara SKKS dengan Kopegtel sanggoleo.
BAB IX
TATA TERTIB KERJA
I KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kopegtel
a. Berkewajiban memberikan upah setiap bulan paling lambat tgl 30 setiap bulan
b. Menyediakan perlatan kerja dan fasilitas kerja
c. Membina kerukunan beragama antar karyawan
d. Bersama dengan SKKS mengggandakan salinan KKB untuk disampaikan kepada seluruh karyawan
Karyawan
a. Mengutamakan kepentingan Negara/ kopegtel diatas kepentingan pribadi
b. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh rasa tanggungjawab
c. Bekerja jujur , tertib, cerdas, cermat dan bersemangat demi kemajuan kopegtel
d. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, kerbersamaa, dan persatuan antar karyawan
e. Menggunakan dan memelihara peralatan kerja sebaik mungkin
f. Bertindak tegas ,arif dan bijkasana kepada semama karyawan
g. Setiap hari kerja mengisi daftar hadir karywan
2. Larangan
Kopegtel
a. Menghina, menganiaya secara kasar atau mengancam karyawan
b. bertindak sewenang-wenang terhadap karyawan
c. mutasi karyawan tanpa perencenaan yang jelas
d. membayar upah di bawah standar UMR/ UMP
e. tidak melakukan kewajiban yang sudah tercantum dalam KKB
Karyawan
a. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan kopegtel
b. Menghina,menganiaya pengurus dan sesame karyawan
c. Menyalahgunakan jabatan dan wewenng
d. Mabuk, main judi, dilingkungan kerja
e. Meninbulkan keresahan dilingkungan kopegtel
f. Pengedar dan pemakai nakoba
g. Mangkir dari kerja
h. Sering datang terlambat
3. HUKUMAN/ SANKSI
Kopegtel
Melanggar kesepakatan yang ada dalam KKB ini akan dikenai sanksi pidana dan denda sesuai dengan UU no
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Karyawan
a. Konseling
b. Peringatan pertama, kedua, dan ketiga masing masing tenggang waktu 3 bulan
c. penurunan jabatan dan disertai pengurangan tunjangan
d. mangkir :
- lebih dari satu hari pemotongan prestasi 25%
- lebih dari tiga hari pemotongan prestasi dan tramsportasi 30%
- lebih dari 5 hari secara berturut-turut tanpa keterangan yang jelas dan bukti yang akurat dan telah
dikonseling oleh pengurus lebih dari 2 kali dapat diphk karena diskualifikasi mengundurkan diri
- datang terlamnbat berturut – turut selama seminggu dipotong tunjangan prestasi 25%
e. melanggar ketentuan dari isi KKB dikenai sanksi sesuai dengan UUK no 13 tahun 2003
BAB X
MASA BERLAKUNYA, PERUBAHAN PERPANJANGAN DAN KELUH KESAH
1.Kesepakatan Kerja bersama ini mulai berlaku sejak ditanda tangani kedua belah pihak dan disahkan oleh
Dinas Tenaga Kerja Prop Sultra
2. Kesepakatan Kerja Bersama ini berlaku selama 2 tahun dan mengikat semua unsure yang ada di dalam
Koperasi Pegawai Telkom Kendari tanpa kecuali
3 setiap 2(dua) tahun Isi dari Kesepakatan Kerja Bersama ini dapat diperbahrui , diganti ataudiperpanjang
sesuai kebutuhan kedua belah pihak
4. Perubahan , pembaharuan ataupun penggantian dari isi Kesepakatan Kerja Bersam ini diajukan kedua belah
pihak sebelum masa berakhirnya KKB ini.\
5. Pembahasan dari isi Kesepakatan Kerja Bersama sedapat mungkin dengan azas musyawarah mufakat, tidak
mengesampingkan rasa keadilan karyawan.
6. Perubahan akan , pe,bahartuan isi dari KKb ini ,kedua belah pihak ( KO PEGTEL dan SKKS)
Memberitahukan kepada karyawan dan anggota skks dalam bentuk pengumunan dan selebaran
7. Saran dan masukan dari karyawan ataupun anggota disampaikan secara tertulis kepada pengurus atau
SKKS sebelum masa penanda tanganan KKB hasi lrevisi atau hasil perubahan
8. Sedapat mungkin penyelesaian persoalan yang timbul akaibat ketenaga kerjaan diselesaikan secara
musyawarah mufakat
9. Bilamana musyawarah mufakat tidak menyelesaikan masalah maka sesuai dengan UUK no 13/2003
dibenarkan untuk dimediasi oleh Pihak Pemerintah Cq DINAS TENAGA KERJA
BAB X
PENUTUP
1. Demikianlah KKB ini dibuat untuk dilaksanakan dan menjadi pedoman semua pihak dalam bekerja
dilingkungan Kopegtel sanggoleo, diharapkan semua pihak agar mematuhi isi dari KKB ini.
Rekans karyawan :
Mohon kiranya draf KKB ini sebelum di ajukan kepengurus Kopegtel agar dibaca baik2 kata
perkata dan disimak . mohon koreksi dari rekan untuk kepentigan kita bersama.
Insya allah tgl 22 mei semua kita rekans tampa kecuali TLH , outsorcing , satpam dan kita semua
kita kumpul untuk membahas draf kita ini untuk diajukan ke pengurus.
Semangat kebersaamman kegototnroyongan klita akan berhasil
Wassalam
Dari
Memed ta..wwwuuaa