You are on page 1of 20

KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB )

ANTARA KOPEGTEL SANGGOLEO DENGAN

SERIKAT KARYWAN KOPEGTEL (SKKS )

Berdasarkan :

1. Peraturan menteri tenaga Kerja no .Per 01/MEN/85


2. UU no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Juklat / juknis UU no 13/2003 tetang Ketenagakerjaan
4. KepMen no 104/ 2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur

MUKADIMAH

1. Kesepakatan Kerja bersama antara Kopegtel sanggoleo dengan Serikat karyawan kopegtel untuk
melaksanakan hubungan industrial Pancasila dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang sesuai , aman ,
mantap, tentram dan dinamis ketenagakerjaan dan perbaikan kesejahteraan karyawan kelangsungan usaha,
kepastian hak dan kewajiban masing- masing
2. Ikut serta membina dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja yang pada akhirnya untuk meningkatkan kesejateraan karyawan.

Bab 1 Umum

A. Istilah Istilah

Dalam Kesepakatan kerja bersami ini yang dimaksud dengan :


1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
3. karyawan setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang
mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
5. Pengusaha adalah :
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
6. Perusahaan adalah :
a .setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau
milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;
b.usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
7. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi,danpelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
8. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang berbentuk angka yang telah
diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan.
9. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap,dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
11. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan
di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam
rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
12. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenagakerja dengan pemberi
kerja, sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yangsesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya, dan pemberi kerja dapat memperolehtenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya.
13. tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerjadi wilayah Indonesia.
memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
15. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkanperjanjian kerja, yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.
16. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha ataupemberi kerja yang
Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelakudalam proses produksi
barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada
nilai nilai Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untukpekerja/buruh baik di
perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas,terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab guna memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan pkerja/buruh serta
meningkatkankesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
18. Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai halhalyang berkaitan
dengan hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanyaterdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/
serikat buruh yang sudah tercatat instansiyang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur
pekerja/buruh.
19. Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarahtentang masalah
ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasipengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, dan
pemerintah.
20. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusahayang memuat syarat syarat
kerja dan tata tertib perusahaan.
21. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antaraserikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatatpada instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha,atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat syaratkerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
22. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkanpertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atauserikat pekerja/serikat buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihankepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta
perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.
23. Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan dilaksanakansecara bersama-sama
dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikanatau memperlambat pekerjaan.
24. Penutupan perusahaan (lock out) adalah tindakan pengusaha untuk menolakpekerja/buruh seluruhnya atau
sebagian untuk menjalankan pekerjaan.
25. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu haltertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh danpengusaha.
26. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.
27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
28. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam.
29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari.
30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uangsebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yangditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturanperundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atassuatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
31, Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluanyang bersifat jasmaniah
dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja,yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerjadalam lingkungan kerja yang aman dan sehat.
32. Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkanpelaksanaan peraturan perundang
undangan di bidang ketenagakerjaan.
33. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

B. PIHAK – PIHAK YANG MENGADAKAN KESEPAKATAN


Adapun pihak – pihak yang mengadakan kesepakatan kerja bersama adalah sbb:
1. Nama perusahaan : Kopegtel Sanggole Kendari
Alamat perusaahn : Jl Ayani no 8 Kendari
Diwakili oleh : Ketua , Sekretaris dam BP Koperasi Telkom kendari

2. Nama Serikat Pekerja : Serikat Karywan Kopegtel Sanggoleo


Alamat sarikat : Jl anawai lr oheo Kel anawai wuawua Kendari
Diwakili oleh : Ketua, Sekretaris SKKS DAN ANGGOTA

C. Tujuan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB )dibuat bertujuan :

Kesepakatan kerja bersama paling sedikit memuat :


a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban Karyawan;
c. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama; dan
d. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.
e. Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.(Dalam hal KKB bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku
sebagaimana dimaksud diatas maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang
berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

D. Luasnya kesepakatan
Kesepakatan Kerja bersama (KKB ) ini berlaku dan mengikat seluruh
1. karyawan kopegtel sanggoleo baik tenaga tetap maupun tenga outsorcing ( TLH ) yang bekerja pada
kopegtel sanggoleo.
2. Pengurus Kopegtel Sanggoleo

E. Kewajiban pihak pihak yang mengadakan kesepakatan


1. Kopegtel dan SKKS berkewajiban untuk menyebar luaskan isi dari Kesepakatan Kerja bersama (KKB )
yang sudah diteken bersama kepada seluruh karyawan Kopegtel Sanggoleo
2. Kedua Pihak ( Kopegtel dan Karywan ) agar mentaati dan mengindahkan isi dari KKB ini.

BAB II
PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS BAGI SERIKAT KARYAWAN KOPEGTEL

1. Pengakuan hak-hak Kopegtel dan SKKS


Kopegtel Sanggoleo harus mengakui Keberadaan SKKS dalam lingkungan kopegtel
2. Saling menghormati dan tidak mencampuri urusan intern massing2
3. Kopegtel harus menyediakan fasilitas dan izin kepada SKKS seperti:
a. Ruang kantor beserta perlengkapan berikut papan nama
b. Hak mengadakan pertemuan SKKS dengan anggotanya
c. Hak pimpinan SKKS untuk meninggalkna pekerjaan dalam rangka tugas organisasi atau memenuhi
panggilan pemerintah, organisasi atau kepentigan Negara dan tetap mendapatkan upah penuh
d. Kesdiaan kopegtel untuk memotong iuran anggota SKKS sesuai peraturan perundangan yang berlaku

BAB III
HUBUNGAN KERJA

1. Penerimaan Karyawan Baru.


a. SKKS mengakui hak Kopegtel dalam penerimaan karyawan baru
b. Dalam hal penerimaan karyawan baru perlu penetepaan syarat yang harus dipenuhi oleh calon prelamar.
c. Syarat syarat tsb adalah :
- Warga Negara Indonesia
- Umur minimal 18 tahun
- Mempunyai pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan oleh kopegtel
2. Masa percobaan dalam penerimaan karyawan adalah 3 bulan
3. Setelah melewati masa percobaan selama 3 bulan kopegtel berkewajiban untuk mengangkat menjadi tenaga
tetap/ pegawai tetap kopegtel sanggoleo
4. Mutasi Karyawan
a. Mutasi adalah kewenangan penuh kopegtel sanggoleo
b. Menempatkan karyawan yang tepat sesuai dengan kebutuhan kopegtel sanggoleo
c. Untuk membina karir sesuai dengan prestasi kerja
d. Meningkatkan gairah kerja karyawan
e. Dalam hal mutasi kopegtel dapat berkoordinasi dengan SKKS
f. Kopegtel harus menerbitkan SK bagi karyawan sebelum bekerja ditempat yang baru

5. Promosi
Promosi dapat diberikan berupa :
a. Promosi dari staff menjadi Suvervisor/ manejerial diperuntukkan basgi karyawan yang berdasarkan
penilaian dan memenuhi syarat untuk dapat menduduki jabatan suvervisor
b. Promosi dari Suvirvisor ke Kordinatoor berdasarkan penilaian / ujian dan cukup memenuhi persytaratan
c. Kopegtel harus menerbitkan SK bagi karyawan sebelum bekerja ditempat yang baru

6. Pendidkan dan pelatihan


a. Kopegtel wajib memberikan pendidikan pelatihan kepada karyawan untuk mengembangkan potensi diri
demi kemajuan kopegtel
b. Program jenis pelatihan harus sesuai dengan bidang pekerjaan yang sedang atau akan ditangani oleh
karyawan
c. Pencalonan karyawan untuk menjadi peserta pelatihan dipilih dan diusulkan oleh atasan langsung dengan
mempertimbangkan prestasi dan potensi diri.
d. Segala biaya yang timbul akibat Diklat yang dimaksud dibebankan kepada Kopegtel

7. Penilaian Prestasi Kerja


a. Dalam nilaian prestasi kerja diharuskan Transparan demi etos kerja karyawan
b.

BAB IV

WAKTU KERJA, ISTIRAHAT DAN LEMBUR

1. Hari Kerja
a. Hari kerja Non Shif
Hari kerja bagi karywan yang Non shif adalah 5 hari kerja dari Senin – jumat
b. Hari Kerja Shif
Hari kerja bagi karyawan shif diatur oleh suvervisor/ coordinator
c. Waktu kerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu , berlaku kepada semua karyawan
d. Istirhat kerja tidak mengurangi waktu kerja sehari ( 8 ) jam sehari
2. Lembur
a. Melebihi waktu kerja sehari dan seminggu tersebut dinyatakan sebagai kerja lembur
b. Kerja lembur bersifat sukarela dan dilakukan dalam keadaan tertentu saja kecuali dalam hal untuk
kepentingan Negara
c. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam seminggu
d. Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud dalam (2 ayat c) tidak termasuk kerja lembur yang
dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hati libur resmi
e. Kopegtel dalam mempekerjakan karyawan selama waktu kerja lembur berkewajiban:
- Membayar upah kerja lembur
- Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya
- Memberikan makan dan minum secukupnya apabila kerja lembur dilakukan lebih dari 3 jam
f. Pemberian makan dan minum dalam butir (e) tidak boleh diganti dengan ung
g. Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan

3. Perhitungan upah lembur

Cara menghitung upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan.

1. Dalam hal upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan adalah upah
sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi karyawan yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu
atau dikalikan 21(dua puluh satu) bagi karyawan yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2. Dalam hal upah karyawan dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata 12
(dua belas) bulan terakhir.
3. Dalam hal karyawan kurang dari 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka
upahsebulan dihitung berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah
dari upah dari upahminimum setempat.

Dasar perhitungan upah lembur


1. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka dasar perhitungan upah lembur adalah 100
% (seratusperseratus) dari upah.
2. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap, apabila upah pokok
tambah tunjangantetap lebih kecil dari 75 % (tujuh puluh lima perseratus) keseluruhan upah, maka dasar
perhitungan upah lembur 75 % (tujuhpuluh lima perseratus) dari keseluruhan upah.

Cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut :


a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja :
1. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu setengah) kali upah sejam;
2. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2(dua) kali upah sejam.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6
(enam)hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
1. perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, dan jam
kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali
upahsejam.
2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan upah lembur 5 (lima) jam pertama
dibayar2 (dua) kali upah sejam, jam keenam 3(tiga) kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan kedelapan
4 (empat)kali upah sejam.
BAB IV
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA

1. Istirahat mingguan
a. Setiap karyawan berhak istirahat satu hari dalam seminggu diluar hari libur
b. Setiap karyawan berhak istirahat dihari libur nasional
2. Cuti Tahunan
a. Setiap karyawan berhak atas cuti tahunan setelah bekerja 12 bulan berturut turut
b. Ketua kopegtel sanggoleo berwenang menunda cuti karyawan bila diperlukan
c. Cuti diajukan oleh karyawan minimal sebulan sebelum, cuti dilaksanakan
d. Bila sampai dengan semester 1 tahun berjalan cuti tidak diambil, maka hak cuti karyawan gugur
e. Tunjangan cuti dibayarkan oleh kopegtel sebesar 1 bulan gajih penuh.

3. Cuti Hamil
a. Bagi karywati yang yang hamil berhak atas cuti hamil 1 ½ bulan sebelum dan 1 ½ bulan sesudah
melahirkan atas petunjuk dan saran dari dokter/ bidan.
b. Karyawati yang yabg mengalami keguguran wajib istriahat 1 ½ bulan menurut keterangan dokter
kandungan /bidan
4. Cuti alasan Penting
a. Menjalankan keagamaan
b. Penugasan oleh Negara
c. Kedukaan ( orang tua, mertua, saudara, istri.anak )
d. Sunatan anak / babtis anak
e. Perkawinan pertama dan kedua
5. Cuti Besar
Karyawan berhak mengambil cuti besar jika telah bekerja selama 6 tahun secara terus menerus
Lama waktu cuti besar 2 bulan

BAB V

KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA

1. Setiap karyawan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas


a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai nilai agama
2. Kopegtel wajib menerapkan system manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terintegrasi
dengan system manajemen Kopegtel
3. Pengaturan dalam system perlindungan karyawan diatur dalam KKB/ peraturan pemerintah
4. Kopegtel wajib memberikan /mengadakan pakaian seragam dan sepatu guna kelancaran prduktifitas kerja
5. Pemberian pakser kepada karyawan bisa berbentuk natura atau diuangkan
6. Peralatan kerja dan pelindung diri
Kopegtal wajib menyediakan peralatan kerja dan alat pelindung diri bagi karywan yang bertugas dilapangan
7. Kopegtel bersama SKKS wajib membentuk panitia perlindungan K3 yang diketahui oleh pihak pemerintah
( Disnaker)

BAB VI
PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAN

A. PENGUPAHAN
1. Setiap Karyawan berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi Penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2. Untuk mewujkudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan pemerintah
telah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi karyawan
3. Kebijakan pemerintah yang melindungi pekerja dalam pengupahan antara lain :
1. Upah minimum
2. Upah kerja lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan diluar pekerjaan
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerja
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Dendan dan potongan uipah
8. Hal- hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9. Struktur dan skala pengupahan yang proposional
10. Upah untuk pembayaran pesangon
11. Upah untuk perhitungan pajak

a. Kopegtel dilarang membayar upah dibawah standar UMR


4. Jika Kopegtel tidak bisa membayar karyawan dengan standar UMR maka dapat melakukan penangguhan
dengan alasan- alasan ditembuskan kepada Disnaker
5. Kopegtel berkewajiban menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa
kerja, pendidikan dan kompetensi karyawan
6. Kopegtel wajib peninjauan upah secara berkala setiap tahun dengan memperhatikan kemampuan Kopegtel
dan Produktivitas karyawan
7. Komponen upah adalah;
1. Gaji pokok
2. Tunjangan antara lain
- Tunjangan jabatan
- Tunjangan transportasi
- Tunjangan prestasi
- Tunjangan natura
- Premi ship
- Uang makan
- Tunjangan perumahan
- Tunjangan masa kerja
- Tunjangan Hari raya
- Tunjangan cuti
- Tunjangan pakser
- Premi penjualan / premi target
- Tunjangan keluarga bagi keluarga pekerja yang ditahan alat Negara( Polisi)
8. Upah tidak dibayar apabila tidak masuk kerja
9. Ketentuan pasal 8 tidak berlaku apabila:
a.karyawan sakit dengan dibuktikan surat keterangan dokter perusahaan yang sah ( diluar dokter
perusahaan dinyatakan tidak sah)
b. Karyawan menikah, menikahkan anaknya, mengkhitankan anaknya, membabtiskan anaknya, istri
melahirkan /keguguran kandungan, suami atau istri atau anak,atau menantu atau orang tua atau mertua
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia
c . karyawan perempuan yang sakit dihari pertama dan kedua dimasa haid
d. Karyawan yang sedang melakukan kewajiban kepada Negara
e. Karyawan yang sedang menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh agamanya
f. Karyawan sedang melaksanakan hak istirahatnya
g. Karyawan yang melaksanakan tugas serikat pekerja/
h. Karywan yang melakukan tugas pendidikan dari perusaahan
10. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang sakit yang terus menerus adalah sbb :
a. Untuk 4 (empat ) bula pertama dibayar 100% dari upah
b. Untuk 4 (empat) bulan kedua dbayar 75% dari upah
c. Untuk 4 (empat ) bulan ketiga dibayar 50 dari upah
d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari upah sebelum PHK dilakukan
11. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang tidak masuk kerja pada point 9 hurf(b)sbb:
a. Karyawan menikah dibayar unbtuk selama 3(tiga) hari
b. Menikahkan anaknya dibayar untuk selama 2 (dua ) hari
c. Mengkitankan anaknya dibayar untuk selama 2 ( dua)hari
d. Membabtiskan anaknya dibayar untuk 2( dua ) hari
e. Istri melahirkan/keguguran dibayar untuk selama 2(dua) hari
f. Suami/istri,anak, orang tua, mertua,menantu meninggal dibayar untuk selama 2 (dua) hari
g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dibayar untuk selama 1 ( satu ) hari
12. Komponen upah adalah upah pokok ditamabah dengan tunjangan tetap minmimal memuat 75% dari jumlah
upah yang dibayarkan
13. Sanksi dan tindakan
a. penggaran yang dilakukan oleh karyawan karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda
b. kopegtel yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah
dikenakan denda sesuai peraturan yang berlaku (UUK no 13 /2003)
14. dalam hal Kopegtel dinyatakan pailit oleh pengadilan, maka upah dan hak- hak lainnya dari karyawan
merupakan utang yang harus didahukan pembayarannya.
B.KESEJATERAAN

1. Setiap karyawan dan keluarganya berhak menjadi peserta Jamsostek


2. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya kopegtel wajib menyediakan fasilitas
kesejahteraan
3. Penyediaan fasilitas kesejahteran sebagaimana ayat 2 dilaksanakandengan memperhatikan kebutuhan
karyawan dan ukuran kemanpuan kopegtel
4. Pengurus Kopegtel wajib mejadikan karyawan menjadi anggota pada koperasi pegawai Telkom
5. Kopegtel wajib memberikan makanan tambahan (extra pudding ) bagi karyawan
6. Kopegtel wajib membantu :
a. Karyawan yang dikena musibah bencana alam
b. Orang tua, anak, istri , mertua yang meninggal dunia
c. Pernikahan pertama karyawan
d. Kelahiran anak pertama
7. Sumbangan pendidikan bagi anak karyawan yang berprestasi

BAB VII
HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN MOGOK KERJA

A. HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsih menetapkan


kebijkan,memberikan pelayanan,melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap
pelanggaran peraturan perundang undangan ketenaga kerjaan.
2. Dalam melaksanakan hubungan industrial, karyawan dan SKKS mempunyai fungsih menjalankan
pekerjaann sesuai dengan kewajibannya,menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi/oprasional,
menyalurkan aspirasi secara demokatis,mengembangkan keterampilan dan keahliannya serta ikut
memajukan kopegtel dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya,
3. Kopegtel dan SKKS mempunyai fungsih menciptkan kemitraan , mengembangkan usaha, memperluass
lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan kepada karyawan secara terbuka, demokratris dan
berkeadilan.
4. Hubungan industrial dapat dilakukan melalui
a. SKKS
b. Organisasi pengusaha
c. Lembaga kerjasama bipatrit
d. Lembaga kerjasama tripatrit
e. Kespakatan kerja bersama (KKB)
f. Peraturan perundang undangan ketenagakerjaan
g. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
h.
B. MOGOK KERJA

1. Mogok kerja sebagai hak dasar karyawan dan SKKS, dilakukan secara sah , tertib, dan damai sebagai
akibat gagalnya perundingan
2. Karyawan atau SKKS yang bermaksud mengajak karyawan lain/ serikat lain untuk mogok kerja pada saat
mogok kerja berlangsung dilakukan dengan tidak melanggar hukum
3. Pelaksanaan mogok kerja bagi karyawan yang bekerja melani kepentingan umum diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kepentingan umum
4. Sekurang kurangnya dalam waktu 7(tujuh ) hari sebelum mogok kerja dilakukan SKKS wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengurus kopegtel dan dinas tenaga kerja
5. Mogok kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan peundang undangan adalah mogok kerja tidak sah
6. Siapapun tidak boleh menghalang halangi karyawan dan SKKS untuk menggunakan hak mogok kerja yang
dilakukan secarah sah, tertib dan damai
7. Siapapun dilarang melakukan penangkapan, atau penahanan karyawan dan pengurus SKKS yang
melakukan mogok kerja secara sah ,tertib dan damai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Kopegtel dilarang:
a. Mengganti karyawan yang mogok kerja dengan karyawan lain
b. Memberikan sanksi atau tindakan balasan dalam bentuk apapun kepada karyawan dan pengurus
SKKS selama dan sesudah melakukan aksi mogok kerja

BAB VIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ( P H K )

1. Pengurus Kopegtel dan SKKS dan Disnaker dengan segala upaya harus mengusakan agar jangan terjadi
pemutusan hubungan kerja
2. Dalam hal upaya telah dilakukan, tetapi PHK tidak dapat dihindari, maka maksud PHK wajib dirundingkan
oleh pengurus kopegtel dengan SKKS
3. Dalam hal perundingan benar – benar tidak menghasilkan persetujuan , pengurus dapat memutuskan PHK
setelah memperoleh penetapan dari LP4D/ LP4P
4. Pengurus kopegtel dilarang melakukan PHK dengan alasan:
a. Karywan tidak masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan
secara terus menerus
b. Menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan
peundang-undangan yang berlaku
c. Karyawan menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya
d. Karyawan menikah
e. Karyawan perempuan hamil, keguguran, melahirkan dan menyusui bayinya
f. Karywan mempunyai ikatan perkawinan dengan karyawan lain dalam satu perusaahan
g. Karyawan mendirikan, menjadi anggota dan ikut aktif di SKKS
h. Karyawan mengadukan pengurus kopegtel kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengurus yang
melakukan tindak pidana kejahatan
i. Karena perbedaan paham ,agama dan social politik
j. Karyawan dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja atau sakit karena hubungan kerja yng
menurut surat keterangan dokter vyang jangka penyembuhannya belum dapat dipastikan
5. PHK yang dilakukan dengan alasan sebagaimana point (4) batal demi hukum dan pengurus kopegtel wajib
mempekerjakan kembali karyawan yang di PHK
6. PHK tanpa penetapan dari lembaga yang berwenang batal demi hukum
7. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belun ditetapkan baik pengurus
maupun karyawan harus tetap melaksanakan kewajibannya.
8. Pengurus dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan diatas point (7) berupa tindakan skorsing
kepada karyawan yang sedang dalam proses PHK dengan tetap wajib membayar upah beserta hak hak
lainnya yang biasa diterima karyawan.
9. Dalam hal terjadi PHK, pengurus diwajibkan membayar uang pesangon dan ung penghargaan masa kerja
dan uang penggati hak yang seharusnya diterima
10. Pesangon karywan paling sedikit 1 s/d 9x upah pokok (gajih total karyawan) sesuai UUK no 13/2003
11. Perhitungan uang pesangon adaah sbb:

a. Uang pesangon:paling sedikit

1. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;


2. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah;
3. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
4. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat) bulan upah;
5. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah;
6 masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah;
7. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah.
8. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
9. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

b. Uang Pehargaan paling sedikit


1 masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah
2. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;
3. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;
4. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun,5 (lima) bulan upah;
5. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;
6. masa kerja 18(delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluhsatu)tahun,7(tujuh) bulan
upah;
7. masa kerja 21(dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8(delapan)
bulan upah;
8. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

c. Uang penggantian hak


Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima
bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15%dari uang pesangon dan/atau uang
penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam KKB

12. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (c) meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima
bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (limabelas perseratus) dari uang
pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagiyang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam KKB
13. Perubahan perhitungan uang pesangon, perhitungan uang penghargaan masa kerja,
dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud diatas ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Komponen upah sebagai dasar perhitungan pesangon


1. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja,
dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yangtertunda, terdiri atas :
a. upah pokok;
b. segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada karyawan dan keluarganya,
termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila
catu harus dibayar karyawan dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara
harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh karyawan.
2. Dalam hal penghasilan karyawan dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
3. Dalam hal upah karyawan dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,potongan/borongan atau komisi,
maka penghasilan sehari adalah sama denganpendapatan rata-rata per hari selama 12 (dua belas) bulan
terakhir, dengan ketentuantidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota.
4. Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada upah borongan, maka
perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata

13. Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah
melakukan kesalahan berat sebagai berikut :
a. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan;
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di
tempat kerja;
i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk
kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun
atau lebih.

14. Kesalahan berat sebagaimana dimaksud dalam ayat (13) harus didukung dengan bukti sebagai berikut:
a. pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang diperusahaan yang bersangkutan
dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua)orang saksi.
15. Pekerja/buruh yang diputus hubungan kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (13),
dapat memperoleh uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam kkb ini
Bagi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (13) yang tugas dan fungsinya tidak mewakili
kepentingan pengusaha secara langsung, selain uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan KKB ini dan
diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam KKB

Apabila Karyawan tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud ayat(13), Karyawan
bersama SKKS dapat mengajukan gugatan kelembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
16. Dalam hal karyawan ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas
pengaduan pengurus, maka pengurus tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada
keluarga karyawan yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.
17. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 15 diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan takwin ter-
hitung sejak hari pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang berwajib.
18. Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan yang setelah 6 (enam) bulan
tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat 16
19. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (16) berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, maka pengusaha wajib
mempekerjakan pekerja/buruh kembali.
20. Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 16 dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
21. Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai-
mana dimaksud dalam ayat (14 dan ayat (15), uang penghargaan masa kerja 3 (tiga) kali dan uang
penggantian hak
22. Dalam hal Karyawan melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
Kesepakatan kerja bersama, Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada
karyawan yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.
23. Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (22) masing-masing berlaku untuk paling lama 6
(enam) bulan,
24. Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(21) memperoleh uang pesangon sebesar 3(tiga) kali, uang penghargaan masa kerja sebesar 3 (tiga) kali dan
uang penggantian hak

Pengunduran diri
1. Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uangpenggantian hak
2. Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas danfungsinya tidak me-wakili
kepentingan pengusaha secara langsung, selain menerima uangpenghargaan 5(lma) kali juga menerima uang
penggantian hak dan diberikan pula diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam
perjanjian kerja bersama
3. Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30(tiga puluh) hari sebelum
tanggal mulai pengunduran diri;
b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.
4. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiridilakukan tanpa pene-tapan
lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Perubahan status
(1) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karywanm dalam hal terjadi peru-bahan
status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia
melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 4 (empat) kali, uang
perhargaan masa kerja 4 (empat) kali dan uang penggantian hak.
(2) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena perubahan status,
penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengurus tidak bersedia menerima karyawan dikopegtel,
karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 8(8) kali, uang penghargaan masa kerja 5 (5 kali, dan uang
penggantian hak

Kopegtel tutup
1. Kopegtel dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan karena perusahaan tutup yang
disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan
memaksa (force majeur), dengan ketentuan karyawan berhak atas uang pesangon sebesar 6(enam) kali ,uang
penghargaan masa kerja sebesar 3 (3 kali , dan uang penggantian hak
2. Kerugian Kopegtel sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua)
tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
(3) Pengurus dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Karyawan karena perusahaan tutup bukan
karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur)
tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar
8(delapan) kali, uang penghargaan masa kerja sebesar 5 (kali) kali dan uang penggantian hak 4 kali
Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/ buruh karena perusahaan pailit,
dengan ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 3(tiga) kali ,uang penghargaan masa
kerja sebesar 3(satu) kali dan uang penggantian hak
Meniggal Dunia
Dalam hal hubungan kerja berakhir karena Karyawan meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan
sejumlah uang yang besar perhitungannya sama dengan perhitungan 6(enam) kali uang pesangon, 3 (tiga) kali
uang penghargaan masa kerja sesuai, dan uang penggantian hak

Pensiun
1. Pengurusdapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Karyawan karena memasuki usia pensiun
dan apabila pengusaha telah mengikutkan Karyawan padaprogram pensiun yang iurannya dibayar penuh
oleh pengusaha, maka Kayawan tidak berhak mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa, tetapi
tetap berhak atas uang penggantian hak
2. Dalam hal besarnya jaminan atau manfaat pensiun yang diterima sekaligus dalam program pensiun se-
bagaimana dimaksud dalam ayat (1) ternyata lebih kecil daripada jumlah uang pesangon 4 (empat) kali dan
uang penghargaan masa kerja 3 (tiga) kali, dan uang penggantian hak maka selisihnya dibayar oleh
Pengurus.
3. Dalam hal Pengurus telah mengikutsertakan Karyawan dalam program pension yang iurannya/premi-nya
dibayar oleh Kopegtel dan Karyawan , maka yang diperhitungkan dengan uang pesangon yaitu uang pensiun
yang premi/iurannya dibayar oleh Kopegtel
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dapat diatur lain dalam KKB ini
5. Dalam hal Kopegtel tidak mengikutsertakan Karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena
usia pensiun pada program pensiun maka KOpegtel wajib memberikan kepada Karyawan uang pesangon
sebesar 2 (dua) kali, uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali dan uang penggantian hak
6. Hak atas manfaat pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat(3), dan ayat (4) ti-dak
menghilangkan Karyawan atas jaminan hari tua yang bersifat wajib sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
7 . Program pensiun Dini
Program pension dini sama dengan perampingan karyawan/ efisiensi karyawan.
Dalam hal pension dini diharapkan rekans bisa melihat azas dan manfaatnya.
Ketentuan dalam UUK no 13/2003 tidak secara tegas mengatur tentang pension dini namun hanya
mengatur PHK karena efisiensi perusahaan.
Untuk itu besaran daripada uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak akan dibicarakan
dalam perundingan KKB ini antara SKKS dengan Kopegtel sanggoleo.

BAB IX
TATA TERTIB KERJA
I KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kopegtel
a. Berkewajiban memberikan upah setiap bulan paling lambat tgl 30 setiap bulan
b. Menyediakan perlatan kerja dan fasilitas kerja
c. Membina kerukunan beragama antar karyawan
d. Bersama dengan SKKS mengggandakan salinan KKB untuk disampaikan kepada seluruh karyawan

Karyawan
a. Mengutamakan kepentingan Negara/ kopegtel diatas kepentingan pribadi
b. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh rasa tanggungjawab
c. Bekerja jujur , tertib, cerdas, cermat dan bersemangat demi kemajuan kopegtel
d. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, kerbersamaa, dan persatuan antar karyawan
e. Menggunakan dan memelihara peralatan kerja sebaik mungkin
f. Bertindak tegas ,arif dan bijkasana kepada semama karyawan
g. Setiap hari kerja mengisi daftar hadir karywan

2. Larangan
Kopegtel
a. Menghina, menganiaya secara kasar atau mengancam karyawan
b. bertindak sewenang-wenang terhadap karyawan
c. mutasi karyawan tanpa perencenaan yang jelas
d. membayar upah di bawah standar UMR/ UMP
e. tidak melakukan kewajiban yang sudah tercantum dalam KKB

Karyawan
a. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan kopegtel
b. Menghina,menganiaya pengurus dan sesame karyawan
c. Menyalahgunakan jabatan dan wewenng
d. Mabuk, main judi, dilingkungan kerja
e. Meninbulkan keresahan dilingkungan kopegtel
f. Pengedar dan pemakai nakoba
g. Mangkir dari kerja
h. Sering datang terlambat

3. HUKUMAN/ SANKSI
Kopegtel
Melanggar kesepakatan yang ada dalam KKB ini akan dikenai sanksi pidana dan denda sesuai dengan UU no
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Karyawan
a. Konseling
b. Peringatan pertama, kedua, dan ketiga masing masing tenggang waktu 3 bulan
c. penurunan jabatan dan disertai pengurangan tunjangan
d. mangkir :
- lebih dari satu hari pemotongan prestasi 25%
- lebih dari tiga hari pemotongan prestasi dan tramsportasi 30%
- lebih dari 5 hari secara berturut-turut tanpa keterangan yang jelas dan bukti yang akurat dan telah
dikonseling oleh pengurus lebih dari 2 kali dapat diphk karena diskualifikasi mengundurkan diri
- datang terlamnbat berturut – turut selama seminggu dipotong tunjangan prestasi 25%
e. melanggar ketentuan dari isi KKB dikenai sanksi sesuai dengan UUK no 13 tahun 2003

BAB X
MASA BERLAKUNYA, PERUBAHAN PERPANJANGAN DAN KELUH KESAH

1.Kesepakatan Kerja bersama ini mulai berlaku sejak ditanda tangani kedua belah pihak dan disahkan oleh
Dinas Tenaga Kerja Prop Sultra
2. Kesepakatan Kerja Bersama ini berlaku selama 2 tahun dan mengikat semua unsure yang ada di dalam
Koperasi Pegawai Telkom Kendari tanpa kecuali
3 setiap 2(dua) tahun Isi dari Kesepakatan Kerja Bersama ini dapat diperbahrui , diganti ataudiperpanjang
sesuai kebutuhan kedua belah pihak
4. Perubahan , pembaharuan ataupun penggantian dari isi Kesepakatan Kerja Bersam ini diajukan kedua belah
pihak sebelum masa berakhirnya KKB ini.\
5. Pembahasan dari isi Kesepakatan Kerja Bersama sedapat mungkin dengan azas musyawarah mufakat, tidak
mengesampingkan rasa keadilan karyawan.
6. Perubahan akan , pe,bahartuan isi dari KKb ini ,kedua belah pihak ( KO PEGTEL dan SKKS)
Memberitahukan kepada karyawan dan anggota skks dalam bentuk pengumunan dan selebaran
7. Saran dan masukan dari karyawan ataupun anggota disampaikan secara tertulis kepada pengurus atau
SKKS sebelum masa penanda tanganan KKB hasi lrevisi atau hasil perubahan
8. Sedapat mungkin penyelesaian persoalan yang timbul akaibat ketenaga kerjaan diselesaikan secara
musyawarah mufakat
9. Bilamana musyawarah mufakat tidak menyelesaikan masalah maka sesuai dengan UUK no 13/2003
dibenarkan untuk dimediasi oleh Pihak Pemerintah Cq DINAS TENAGA KERJA

BAB X
PENUTUP

1. Demikianlah KKB ini dibuat untuk dilaksanakan dan menjadi pedoman semua pihak dalam bekerja
dilingkungan Kopegtel sanggoleo, diharapkan semua pihak agar mematuhi isi dari KKB ini.

2. Pihak – pihak yang membuat dan menyelenggarakan KKB


1. Nama perusahaan : KOPERASI PEGAWAI TELKOM SANNGGOLEO
Kedudukan : Kantor pusat
Alamat : jl ayani no 8 Kendari
Diwakili oleh : ABDUL MUIN
Jabatan : Ketua
2. Nama Serikat : Serikat Karyawan Kopegtel Sanggoleo (SKKS)
Kedudukan : Jl Anawai kel Anawai Kec Wua –wua kendari
Diwakili oleh : SULAIMAN
Jabatan : Ketua

3. Disahkan oleh : Dinas Tenaga Kerja Prop Sultra


Kedudukan : Jl Abdullah Silondae Kendari
Diwakili oleh :
Jabatan : Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigra Prop Sultra

Lembaar dan berita acara penandatanganan ( terpisah )

Rekans karyawan :
Mohon kiranya draf KKB ini sebelum di ajukan kepengurus Kopegtel agar dibaca baik2 kata
perkata dan disimak . mohon koreksi dari rekan untuk kepentigan kita bersama.
Insya allah tgl 22 mei semua kita rekans tampa kecuali TLH , outsorcing , satpam dan kita semua
kita kumpul untuk membahas draf kita ini untuk diajukan ke pengurus.
Semangat kebersaamman kegototnroyongan klita akan berhasil

Wassalam
Dari
Memed ta..wwwuuaa

You might also like