You are on page 1of 33

HIDROLOGI

Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Hydrologia, "ilmu air")


adalah ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas
air di seluruh Bumi, termasuk siklus hydrologi dan sumber daya air.
Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja
dalam bidang ilmu bumi danilmu lingkungan, serta teknik sipil dan
teknik lingkungan.

Domain hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air-


permukaan, hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air,
dimana air memiliki peranan penting. Oseanografi dan meteorologi
tidak termasuk karena air hanya satu dari aspek penting
lainnya.Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut
bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta and
perencanaan.

Air, sumber kehidupan

Air adalah material yang paling berlimpah di bumi ini,


menutupi sekitar 71 persen dari muka bumi ini. Kehidupan hampir
seluruhnya air, 50 sampai 97 persen dari seluruh berat tanaman
dan hewan hidup dan sekitar 70 persen dari berat tubuh kita.Kita
bisa hidup sebulan tanpa makanan, tapi hanya bisa bertahan
beberapa hari saja tanpa air. Air. seperti halnya energi, adalah hal
yang esensial bagi pertanian, industri, dan hampir semua
kehidupan.

Dengan bertambahnya kebutuhan air untuk kegiatan


manusia dan juga peningkatan jumlah penduduk 212.000 orang per
hari (1985), kelangkaan air merupakan hal yang ada dihadapan
kita.Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif
tetap. Air akan selalu ada karena air bersirkulasi tidak pernah
berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir mengikuti
siklus hidrologi. Tetapi apakah air akan hadir pada tempat, waktu,
dan kualitas yang dibutuhkan ?.Siklus Hidrologi: adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke
atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi

Perkiraan Jumlah Air di Dunia

Perse
Air dalam Fase Siklus Hidrologi Km3
n

Air di daratan 37800 2,8

Danau air tawar 125 0,009

Danau air asin dan laut daratan 104 0,008

Sungai 1,25 0,0001

Kelembaban tanah dan air vadose 67 0,005

Air tanah sampai kedalaman 4000 m 8350 0,61

Es dan glaciers 29200 2,14

Air di Atmosfir 13 0,001

Air di Lautan 1.320.000 97,3

Total Air di Dunia 1.360.00 100


0

Sumber : US Geological Survey, 1967

Standar Kualitas Air di Perairan Umum

( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )


Kadar Maksimum
Golongan Golongan Golongan Golongan
Paramete A B C D
No Satuan
r
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat Mg/L 1000 1000 1000 1000
padat
terlarut
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu o
C Suhu udara
7 Daya Hantar Umhos/cm 2250
Listrik

KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan Mg/lt 500
CaCO3
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
valensi 6
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 - 8.5 5 - 9 6–9 5–9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao Mg/lt 0.05 0.1 0.002
H2S
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut Mg/lt - >=6 >3
(DO)
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Mg/lt - 1.5 – 2.5
Absortion Ratio)

Kimia Organik
1 Aldrin dan Mg/lt 0.0007 0.017
dieldrin
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Mg/lt 0.00001
Pyrene
4 Chlordane (total Mg/lt 0.0003
isomer)
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Mg/lt 0.01
Dichloroethane
10 1,1 Mg/lt 0.0003
Dichloroethane
11 Heptachlor Mg/lt 0.003 0.018
heptachlor epoxide
12 Hexachlorobenz Mg/lt 0.00001
ene
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophe Mg/lt 0.01
nol
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Mg/lt 0.01
Trichlorophenol
18 Zat Organik Mg/lt 10
(KMnO4)
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon Mg/lt - 0.05
kloroform
ekstrak
22 Minyak dan Mg/lt - Nihil 1
lemak
23 Organofosfat Mg/lt - 0.1 0.1
dan carbanat
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif Mg/lt - 0.5 0.2
biru metilen
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21

Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/100ml 0 2000
2 Total koliform Jml/100ml 3 10000

Radioaktivitas
1 Gross Alpha Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
activity
2 Gross Beta Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
activity

Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu

Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum


melalui suatu

pengolahan

Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan

Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan


PLTA.

Air di Udara

Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting


dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000
hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol
di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas
samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau
mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan
tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.

Air terdapat di atmosfer dalam tiga bentuk: dalam bentuk uap yang
tak kasat mata, dalam bentuk butir cairan dan hablur es. Kedua
bentuk yang terakhir merupakan curahan yang kelihatan, yakni
hujan, hujan es, dan salju.

Atmofer membungkus bumi dengan lapisan-lapisan yang jelas


batas-batasnya. Lapisan yang pertama dan yang paling bawah
adalah troposfer. Tebal troposfer berkisar dari delapan kilometer di
kutub sampai 16 km di khatulistiwa. Udara troposfer merupakah
ketel pemasak cuaca bumi. Di dalam troposfer udara lembab yang
dipanasi oleh tanah di bawahnya menggelembung ke atas di
khatulistiwa, dan menciptakan aliran besar udara ke atas di daerah
tropik. Jauh di sebelah utara, massa udara dingin dan kering turun
ke bumi. Angin horisontal menderu melintasi padang salju dengan
kecepatan tinggi. Suhu permukaan yang berkisar dari 38 derajat
celcius di atas samudera dan gurun pasir sampai minus 73 derajat
celcius di kutub menciptakan adukan dalam atmosfer dan
menentukan cuaca beserta polanya di seluruh dunia. Di dalam
troposfer suhu turun dengan bertambahnya ketinggian dari muka
bumi atau dengan bertambahnya jarak dari sumber panas
atmosfer, yakni bumi yang dipanasi matahari. Rata-rata suhu turun
sebanyak dua derajat setiap kenaikan 305 meter.

Selain matahari, geometri bumi dan atmosfer, msih ada faktor


terakhir yang mempengaruhi cuaca. Faktor ini adalah bentuk-
bentuk geofisik permukaan bumi, seperti misalnya pegunungan,
samudera, benua, lembah atau danau. Bagaimana cuaca di suatu
daerah pada hari ini atau pada bulan yang akan datang itu sangat
bergantung kepada bentuk permukaan daerah tersebut.

Daratan, misalnya lebih cepat mengumpulkan panas dan juga lebih


cepat kehilangan panas dibandingkan dengan perairan. Karena air
menahan panas lebih lama daripada tanah, orang yang berdiam
dekat pantai atau dekat danau besar di pedalaman mengalami
musim panas yang lebih sejuk dan musim dingin yang relatif lebih
ringan bila dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal
juh dari danau atau lautan. Akibat lainnya ialah angin laut sejuk
yang bertiup dari perairan pada siang hari, dan angin darat yang
bertiup dari daratan pada malam hari. Hal itu merupakan ciri utama
pola cuaca pesisir, khususnya di daerah tropik.

Air Permukaan = Sungai + Danau

Setiap tetes air hujan yang jatuh ke tanah merupakan pukulan-


pukulan kecil ke tanah. Pukulan air ini memecahkan tanah yang
lunak sampai batu yang keras. Partikel pecahan ini kemudian
mengalir menjadi lumpur, dan lumpur ini menutupi pori-pori tanah
sehingga menghalangi air hujan yang akan meresap ke dalam
tanah. Dengan demikian maka semakin banyak air yang mengalir
di permukaan tanah.

Aliran permukaan ini kemudian membawa serta batu-batu dan


bongkahan lainnya, yang akan semakin memperkuat gerusan pada
tanah. Goresan akibat gerusan air dan partikel lainnya ke tanah
akan semakin membesar. Goresan ini kemudian menjadi alur-alur
kecil, kemudian membentuk parit kecil, dan akhirnya berkumpul
menjadi anak sungai. Anak-anak sungai ini kemudian berkumpul
menjadi satu membentuk sungai.

Pada tempat-tempat yang letaknya lebih rendah, air berkumpul


dan tergenang membentuk danau.

Air Bawah Tanah (ground water)

Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di


bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan
butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau
dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir
buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah
permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang
terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua
persen sisanya adalah kelembaban tanah.

Muka Air Tanah (MAT)

Muka air tanah merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh air pada
sumur terbuka.

Siklus Hidrologi

Siklus Hidrologi : adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti


dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci


proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat


berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah
mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu
dalam tiga cara yang berbeda:

• Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di


sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke
angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik
air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk
hujan, salju, es.
• Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam
tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler
atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal
dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
• Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat
dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa
seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju
laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang


(danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan
terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-
komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran
Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap,
yang berubah adalah wujud dan tempatnya.

Evaporasi (penguapan)

Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-


molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan
molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang
sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir.

Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya.


Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000
mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang
basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh
daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut
Evapotranspirasi.

Transpirasi (penguapan dari tanaman)


Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah
proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang
tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak
air yang dapat ditahan.

Kondensasi (pengembunan)

Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian


berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara.
Ketika kondensasi terjadi dapat berubah menjadi cair kembali atau
langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)).
Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Presipitasi

Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail)


yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak
mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh,
ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-
awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh
air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan
hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Perkolasi

Beberapa presipitasi dan salju cair bergerak ke lapisan bawah


tanah, mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan sehingga mencapai muka air tanah
(water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.

Sungai (river)
Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi
air di udara, sebagian masuk ke dalam tanah, sebagian lagi
mengalir di permukaan. Aliran air di permukaan ini kemudian akan
berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan membentuk
sungai yang kemudian menalir ke laut.

Pada tahun 1880 an seorang geologist berkebangssan Amerika,


William Davis Morris, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya
ibarat organisme hidup. Sungai berubah dari waktu ke waktu,
mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua. Menurut Davis,
siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas
permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit,
kemudian parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk
sungai. Danau menampung air pada daerah yang cekung, tapi
kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal. Kemudian
memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya membentuk
sisi yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai kemudian
tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon.
Semakin tuan sungai, lembahnya semakin dlam dan anak-anak
sungainya semakin panjang.

Gambar perubahan penampang sungai dibawah ini menunjukkan


umur sungai.
Sungai masih bayi. Sempit dan curam Sungai muda. Anak
sungainya bertambah

Sungai tua. Daerah alirannya semakin melebar dan berkelok


Sungai sudah tua sekali

Robert E. Horton, seorang consulting hydrolic engineer,


mengklasifikasikan sungai berdsarkan tingkat kerumitan anak-anak
sungainya. Saluran sungai tanpa anaknya disebut sebagai "first
order". Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai "first
order" disebut saluran sungai "second order". Sebuah sungai
dikatakan "third order" jika sungai itu mempunyai sekurang-
kurangnya satu anak sungai "second order". Dan seterusnya. Lihat
gambar di samping kanan ini.

Sungai Amazon dan Congo, yang terbesar di dunia, diklasifikasikan


sebagai sungai dengan "12th order" atau "13th order".
Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari


angkasa, seperti salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk
apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua
air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika
jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai
virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik di


mana kelembaban dari laut menguap, bertukar menjadi awan,
terkumpul menjadi awan, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya
kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi
daur ulang itu semula.

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan. Ia


dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada
permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm.

Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di


bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil
hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti
roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung
terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan
yang lebih kecil.

Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan


dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju
hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada
hari hujan.

Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6,


dianggap hujan asam.

Banyak orang menganggap bahwa bau yang dicium pada saat


hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini
adalah petrichor, minyak yang diproduksi oleh tumbuhan,
kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke
udara pada saat hujan.

Di Indonesia, musim hujan terjadi antara bulan Oktober-Februari.

Hujan buatan

Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami.
Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah
hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini
dinamakan hujan buatan (rain-making), atau sering pula
dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah


hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika
yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah
meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan
coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas
bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari
yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan
tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup,
sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah.

Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.

Hujan es
Hujan es dalam ilmu meteorologi disebut juga hail. Salah satu
proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat
dingin di atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang
terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena
ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan
suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak
hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa juga terjadi di daerah
ekuator

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana


uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena
terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan
ukuran yang besar.

Kabut

Dalam sebuah kabut uap air yang berada dekat permukaan tanah
berkondensasi dan menjadi mirip awan. Hal ini biasanya terbentuk
karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar
kelembaban mendekati 100%.

Ada beberapa macam kabut:

• kabut adveksi
• kabut angin
• kabut basah
• kabut es
• kabut lembah
• kabut radiasi
• kabut uap
• kabut udara tropis

Salju

Salju ialah air yang jatud dari awan yang telah membeku menjadi
padat dan sepertri hujan.

Sering, salju membeku menjadi pecahan kecil yang disebut


"kepingan salju".
Salju berasal dari bahasa Arab, tsalji ).

Salju terdiri atas partikel uap air vapour yang kemudian mendingin
di udara atas(lihat atmosfer, biosfer, iklim, meterologi, cuaca) jatuh
ke bumi sebagai kepingan empuk, putih, dan seperti kristal lembut
(kepingan salju, pakis seperti kristal es, kelompok dari
kesemuanya).

Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit),


salju biasa meleleh dan hilang. Proses saat salju/es berubah secara
langsung ke dalam uap air tanpa mencair terlebih dulu disebut
menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.

Merupakan prasyarat buat kegiatan olah raga musim dingin seperti


ski dan kereta luncur).

Di dunia, salju biasa terjadi pada negeri beriklim subtropis dan


sedang. Namun, ada juga daerah tropis yang bersalju, yakni di
Pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia.

Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi pada umumnya dipahami sebagai sirkulasi air


secara terus-menerus dari bumi ke atmosfir dan kembali ke bumi
melalui evaporasi, transpirasi, presipitasi dan kondensasi.

1. Evaporasi atau penguapan. Ketika air dipanaskan oleh sinar


matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup
energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan
kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang
tidak terlihat di atmosfir.
2. Transpirasi atau penguapan air dari tumbuh-tumbuhan. Uap
air juga dikeluarkan dari daun-daun melalui sebuah proses
yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang
tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali
sebanyak air yang dapat ditahan.
3. Kondensasi. Kondensasi atau pengembunan terjadi ketika
uap air membungkus partikel-partikel kecil di udara (misalnya
debu atau garam dari air laut) dan membentuk titik-titik
hujan (droplet). Kumpulan uap air ini berbentuk awan.
4. Presipitasi adalah pengendapan titik-titik air dalam awan
pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu. Awan-awan
tersebut bergerak mengelilingi dunia yang diatur oleh arus
udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak
menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin dan
kemudian segera menjadi jenuh air yang jatuh sebagai hujan,
salju, dan hujan batu, tergantung pada suhu udara
sekitarnya.

Pemanasan air oleh sinar matahari merupakan kunci


berlangsungnya proses siklus hidrologi secara ber-kesinambungan.
Air ber-evaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi butir-butir air dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
sebagian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara
berkesinambungan dalam tiga cara yang berbeda:

1. Evaporasi/transpirasi. Air yang ada di laut, di daratan, di


sungai, di tanaman, dan sebagainya kemudian akan
menguap ke angkasa (atmosfir) dan kemudian menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-
bintik air yang selanjutnya akan tercurah (presipitasi) dalam
bentuk hujan, salju atau es.
2. Infiltrasi/perkolasi ke dalam tanah. Air yang masuk dan
bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori
tanah dan batuan. Air ini dapat berkumpul kembali menjadi
cadangan dalam akuifier atau secara vertikal atau horizontal
muncul dan memasuki kembali sistem air permukaan.
3. Air Permukaan. Ainpfng mengalir di permukaan tanah
(sungai, banjir, larian hujan) maupun yang tergenang (danau,
dsb). Aliran tersebut akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses aliran air
sungai tersebut tercakup dalam satu satuan wilayah yang
terbentuk akibat struktur morfologisnya yang disebut DAS
(Daerah Aliran Sungai).

Perlu diingat sekali lagi, siklus hidrologi tidak membawa perubahan


volume air di bumi, yang berubah adalah wujud dan tempatnya,
sistem kualitasnya bergantung pada lapisan batuan yang dilalui
atau tingkat pencemaran air yang didapat.

Pencemaran Air

Pengertian ‘pencemaran air' mungkin bisa dipersepsikan berbeda


oleh satu orang dengan orang lainnya, mengingat banyaknya
pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik
dalam kamus maupun buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air
juga didefinisikan dalam peraturan pemerintah, sebagai turunan
dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan
dalam undang-undang.

Dalam praktek operasionalnya, 'pencemaran lingkungan hidup'


tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaran terhadap komponen-komponen lingkungan hidup,
seperti 'pencemaran air', 'pencemaran air laut', 'pencemaran air
tanah', dan 'pencemaran udara'.

Mengingat bahwa air adalah komponen dari lingkungan hidup,


maka pencemaran air me-rupakan bagian dari pencemaran
lingkungan hidup. Pencemaran air merupakan hal yang
berimplikasi hukum, sebagaimana ketentuan peraturan
perundangan, sehingga istilah pencemaran air didefinisikan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2001 tentang Pengelolaan Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pencemaran air diatur secara hukum karena air merupakan milik
umum yang pe-nguasaannya dimandatkan kepada Pemerintah.
Pencemaran air perlu dikendalikan karena akibat pencemaran air
dapat mengurangi pemanfaatan air sebagai modal dasar dan faktor
utama pembangunan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, hal-hal yang


menyangkut batasan pokok yang perlu diketahui antara lain:
• "Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas
air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk men-jamin agar
kualitas air tetap
dalam kondisi alamiahnya";
• "Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin
kualitas sesuai dengan
baku mutu air;"
• "Pencemaran air adalah masuknya atau di-masukkannya mahluk
hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya."

Sebab-sebab Pencemaran Air

Pencemaran air disebabkan oleh banyak faktor, namun secara


umum dapat dikelompokan ke dalam dua katagori:
• Sumber-sumber langsung (direct contaminant sources) dan
• Sumber-sumber tak langsung (indirect contaminant sources).

Yang dimaksud dengan sumber-sumber langsung adalah buangan


(effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil
pabrik atau suatu kegiatan dan limbah seperti limbah cair domestik
dan tinja serta sampah. Pencemaran terjadi karena buangan ini
langsung mengalir ke dalam sistem pasokan air (urban water
supplies system), seperti sungai, kanal, parit/selokan.

Sedangkan sumber-sumbertak langsung adalah kontaminan yang


masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air
permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik.
Lokasi sumber pencemaran dapat dibagi ke dalam:

• Sumber Institusi Yaitu sumber tetap yang titik-titiknya mudah


diidentifikasi-kan,
seperti pipa-pipa pembuangan pada industri, gorong-gorong di
pertambangan.

• Sumber Non-institusi Yaitu sumber pen-cemar yang titik-titik


sumbernya tidak
mudah diidentifikasikan karena sifatnya yang dinamis atau pola
terjadinya tersebar
di berbagai tempat. Misalnya, kegiatan domestik seperti aktivitas
rumah tangga dan
usaha industri sekala kecil (home industry) serta rumah sakit,
restoran, hotel, pasar,
minyak yang menetesHpari kendaraan ke permukaan aspal dan
terbawa hujan ke
sistem air setempat. Limbah pertanian juga masuk dalam
katagori ini, mengingat
tempat asal terjadinya yang berbeda-beda.

Sumber-sumber Pencemaran Air

Sumber utama yang menjadi sumber pencemaran yaitu:


• Rumah tangga (domestik)
• Industri
• Pertanian

• Air limbah domestic

Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari


perumahan dan pusat perdagangan maupun perkantoran, hotel,
rumah sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangat
mempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD (biological oxygen
demand), COD (chemical oxygen demand) dan kandungan organik
sistem pasokan air. Metoda dasar penanganan limbah domestik
pada dasarnya terdiri dari tiga tahap:
1. Pengolahan dasar (primary treatment), yang meliputi
pembersihan grit,
penyaringan, penggilingan dan sedimentasi,
2. Pengolahan kedua (secondary treatment) menyertakan proses
oksidasi larutan materi organik melalui media lumpur yang secara
biologis aktif, dan kemudian disaring,
3. Penanganan tersier, di mana metode biologis canggih diterapkan
untuk menghilangkan nitrogen, di samping metode kimia maupun
fisika seperti penyaringan granular dan absorbs karbon.

Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari


sumbernya. Limbah jenis ini bukan saja mempengaruhi tingkat
kekeruhan, BOD, COO maupun kandungan organiknya, tetapi juga
mengubah struktur kimia air akibat masuknya zat-zat anorganik
yang mencemari. Penanganan iimbah ini diiakukan dengan cara
memasang instalasi pengolahan air Hrribah (IPAL) sebelum dibuang
ke lingkungan atau badan air, dan penanganan sistem
pembuangan limbah domestik itu sendiri.
Terdapat beberapa pilihan dalam mengendalikan air limbah
industri:
1. Pengendalian secara end of pipe, yaitu pada titik pembuangan
dari sumbernya
pabrik)
2. Penanganan pada proses produksi (penerapan produksi bersih)

• Limbah cair domestik dan tinja

Secara sederhana, penanganan limbah cair domestik dan tinja


dengan membangun septiktank untuk setlap perumahan atau
septiktank komunal di pemukiman padat penduduk secara kolektif,
bag! daerah yang beium mem-punyai pengolahan iimbah cair
domestik secara terpadu

• Air limbah pertanian

Berasal dari sedimen akibat erosi lahan, unsur kimia limbah hewan
atau pupuk (umumnya fosfor dan nitrogen), dan unsur kimia dari
pestisida. Unsur pencemar ini meliputi baik sedimen dari erosi
lahan tanaman perkebunan maupun larutan fosfor dan nitrogen
yang dihasilkan oleh limbah hewani serta pupuk. Pengendalian
dapat dilakukan dengan membuat penampungan di samping
melakukan penanganan baik dalam kolam terbuka maupun
tertutup, dan sistem pemupukan dan pemberantasan
hama/penyakit dengan komposisi yang tepat.

Macam-macam Pencemar Air


Pencemar (pollutant) utama biasanya bersifat kimiawi, biologis
maupun materi fisika. Secara umum, pencemar ini dapat dibagi ke
dalam delapan katagori, sebagai berikut:

• Pestisida

Unsur kimia yang digunakan untuk membasmi hama dalam praktek


pertanian maupun perkebunan dapat terbawa aliran air hujan.
Memang, beberapa dari unsur kimia ini bersifat biodegradable (bisa
terurai secara biologis) sehingga menjadi tak berbahaya, namun
beberapa lainnya bersifat nonbiodegradable (tak dapat terurai
secara biologis) dan karena itu tetap berbahaya dalam jangka
waktu yang lama. Banyak kasus di mana pasokan air minum telah
terkontaminasi dengan pestisida yang berasal dari praktek
pertanian.

• Produk Minyak (Petroleum)

Aplikasi minyak dan unsur kimia yang berasal dari produk minyak
bahan bakar, bahan baku pembuatan minyak pelumas, bahan baku
pembuatan serta banyak aplikasi lainnya. Masuknya produk minyak
ke dalam air biasanya melalui bocoran atau kecelakaan, seperti
dari kapal tanker, truk, pipa-pipa, maupun tanki penyimpanan.
Kebanyakan produk minyak ini merupakan racun yang berbahaya

Di Amerika Serikat, misalnya, lebih dari 14 juta orang meminum air


yang telah terkontaminasi dengan pestisida, sebagaimana
diperkirakan oleh Environmental Protection Agency (EPA) bahwa
10% dari sumur yang ada mengandung pestisida. Dan, unsur nitrat
pupuk yang terbawa mengalir (runoff) dapat mengakibatkan
methe-moglobinemia pada bayi, yaitu semacam gejala anemia
yang mematikan dan sering diistilahkan sebagai sindrom blue
baby.
• Unsur Logam Berat

Unsur logam berat (heavy metals), seperti tembaga, timah hitam,


merkuri dan selenium masuk ke dalam air dari banyak sumber,
seperti industri, buangan otomotif, pertambangan, dan bahkan
tanah alami. Bila unsur ini terserap dalam lumpur dan diabsorbsi
oleh tanaman, lalu tanaman ini dikonsumsi oleh manusia dalam
jumlah tertentu, maka membahayakan kesehatan manusia.

Sebagai contoh, unsur cadmium dalam pupuk dapat


mengakibatkan diare, hepatitis dan kerusakan ginjal, sementara
unsur timah hitam dapat mengakibatkan keterbelakangan mental
pada anak-anak.

Kasus di Minamata, Jepang, adalah contoh paling fenomenal akibat


terkonsumsinya merkuri oleh penduduk di sana pada tahun
1950an. Banyak penduduk mengalami kelumpuhan, kejang-kejang,
rabun penglihatan bahkan kematian. Sebabnya adalah unsur
merkuri yang ditemukan pada air di Teluk Minamata, yang ternyata
berasal dari limbah sebuah industri di sana. Dan para penderita
tersebut telah mengkonsumsi ikan maupun air yang berasal dari
Teluk Minamata.

Kasus Minamata bisa terjadi di Indonesia karena banyaknya


kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI), yang menggunakan
merkuri untuk proses "penangkapan" serbuk emas secara bebas.

• Limbah B3

Pengertian umum limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)


dikaitkan dengan sifat-sifatnya seperti "beracun", "reaktif" (artinya
dapat menghasilkan gas eksplosif atau beracun), "korosif' (dapat
menimbulkan karat), atau "mudah terbakar" (flammable). Bila tidak
ditangani secara semestinya, limbah menjadi unsur pencemar air
yang sangat berbahaya.

Kelebihan unsur organik pupuk maupun nutrisi yang biasanya


digunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman pada lahan
pertanian maupun kebun memiliki mekanisme alamiah masuk ke
dalam aliran air. Pada awalnya nutrisi ini mendorong pertumbuhan
tumbuhan maupun ganggang dalam air, namun ketika tumbuhan
maupun ganggang ini mati dan tenggelam, mereka mengalami
proses dekomposisi oleh mikroorganisme, dan di dalam proses ini
mikro organisme mengkonsumsi banyak oksigen yang tersedia di
dalam air. Karena itu, tingkat oksigen dalam air menjadi turun ke
tingkat yang membahayakan bagi kebutuhan oksigen binatang-
binatang lainnya seperti ikan. Bahkan kekurangan oksigen ini
seringkali mematikan binatang-binatang tersebut. Proses
pengurangan oksigen ke tingkat yang mematikan ini disebut
dengan eutrophication.

• Sedimentasi

Sedimen, partikel-partikel tanah yang tebawa ke dasar sungai,


danau maupun laut, juga dapat menjadi pencemar bila
kehadirannya berada dalam jumlah besar. Erosi tanah akibat
kikisan pada area sekitar sungai, atau tanah bawaan akibat hujan
maupun banjiryang berasal dari ladang pertanian, pertambangan
terbuka (strip mine) atau pembukaan jalan dapat memasok sungai
maupun danau dengan sedimen yang penuh nutrisi. Ini dapat
mengakibatkan terjadinya proses eutrophication sebagaimana
dijelaskan sebelumnya. Sedimentasi juga dapat menutupi lapisan
pasir di dasar sungai di mana ikan meletakkan telur-telurnya.

• Mikro Organisme

Sebuah studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) di Amerika Serikat memperkirakan setiap tahun
sekitar 900.000 orang terkena penyakit akibat organisme di dalam
air minum mereka. Dari jumlah itu, sekitar 900 orang meninggal.
Maka organisme penyebab penyakit
ini pun termasuk dalam katagori pencemar bila ditemukan dalam
air minum. Jenis parasit seperti Giardia lamblia atau
Cryptosporidium parvum kadangkala muncul dalam pasokan air
minum perkotaan. Kedua jenis parasit ini, terutama menimbulkan
penyakit pada orang-orang tua atau anak-anak kecil, maupun
memperburuk keadaan mereka yang memang telah mengidap
penyakit lainnya. Pada tahun 1993, penyebaran Cryptosporidium
dalam air minum di kota Milwaukee, Wisconsin, menyebabkan
400.000 orang menderita sakit dan menewaskan lebih dari 100
orang.

Di samping itu, bakteri E. coli yang berasal dari tinja yang meresap
ke dalam air tanah dapat menyebabkan penyakit seperti diare,
cacingan dan penyakit kulit.

• Polusi Thermal

Air seringkali diambil dari sungai, danau, atau lautsebagai elemen


pendingin (coolant) pada proses di pabrik atau pembangkit listrik,
dan air ini kemudian dialirkan kembali ke sumbernya dalam
keadaan yang lebih panas dibandingkan saat peng-ambilan.
Perubahan kecil pada temperatur air bukan saja dapat menghalau
ikan maupun spesis lainnya, namun juga dapat mempercepat
proses biologis pada tumbuhan dan hewan, atau bahkan
menurunkan tingkat oksigen dalam air. kibatnya adalah kematian
ikan bahkan kerusakan ekosistem di sekitar tempat pembuangan
air panas tadi (misalnya, terumbu karang).

Dampak Pencemaran Air

Terdapat banyak ragam pengaruh yang ditimbulkan akibat


pencemaran air, seperti air minum yang mengandung racun,
hewan-hewan potong yang beracun (akibat akumulasi organisme
beracun dalam tubuh mereka yang berasal dari lingkungan
sekitamya), ekosistem sungai dan danau yang tak lagi seimbang
untuk men-dukung keaneka-ragaman hayati, penggundulan hutan
akibat hujan asam (add rain), dan masih banyak lainnya.

Dampak pencemaran air pada umumnya dapat dibagi kedalam


empat katagori, sebagai berikut:

1. Dampak terhadap kehidupan biota air.


2. Dampak terhadap kualitas air tanah.
3. Dampak terhadap kesehatan.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
1. Dampak terhadap kehidupan biota air

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah,


maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut
di dalam air limbah tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan
kehidupan di dalam membutuhkan oksigen akan terganggu, dan
mengurangi perkembangannya. Selain disebabkan karena
kurangnya oksigen, kematian kehidupan di dalam air dapat juga
disebabkan oleh adanya zat beracun. Selain kematian ikan-ikan,
dampak lainnya adalah kerusakan pada tanaman/tumbuhan air.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjemihan air secara


alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
Dengan demikian air limbah menjadi sulitteruraikan. Panas dari
limbah industri juga membawa dampak pada kematian organisme,
apabila air limbah tersebut tidak didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak terhadap kualitas air tanah

Suatu survei sumur dangkal di Jakarta menunjukkan bahwa


pencemaran air tanah oleh tinja yag lazim diukur dengan Faecal
Conform telah terjadi dalam skala yang luas. Banyak penelitian
mengindikasikan terjadinya pencemaran yang berasal dari tinja
tersebut.

3. Dampak terhadap kesehatan

Pengaruh langsung terhadap kesehatan, umpamanya, tergantung


sekali pada kualitas air mengingat air yang terkontaminasi dalam
hal ini berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar
penyakit.

Keran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam.,


antara lain:
• air sebagai media untuk hidup mikroba patogen;
• air sebagai sarang insekta penyebar penyakit;
• jumlah air bersih yang tersedia tak cukup, sehingga manusia
bersangkutan tak dapat membersihkan dirinya, atau;
• air sebagai media untuk hidup vektor penyebar peffpptit.

Dalam konteks Indonesia, ada beberapa penyakit yang masuk


dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang
dibawa oleh air, yang masih banyak dijumpai di berbagai daerah
seperti terlihat dalam tabel di bawah. Penyakit-penyakit ini hanya
dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.

Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air ada cukup
banyak, antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

Beberapa penyakit Bawaan Air dan Agennya

Agen Penyakit
Virus:
Rotavirus Diare pada anak
Virus Hepatitis A Hepatitis A
Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri:
Vibrio cholerae Escherichia
coli Enteropatogenik
Cholera Diare/Dysenterie
Salmonella typhi Salmonella
Typhus abdominalis
paratyphi Shigella
Paratyphus
dysenteriae Protozoa:
Dysenterie
Entamuba histolytica
Dysentrie amoeba Balantidiasis
Balantidia coli
Giarda lamblia Giardiasis
Metazoa:
Ascaris lumbricoides Ascariasis
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang oleh


perusahaan yang memproduksi bahan organik seperti tapioka,
maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-
bahan organik yang semakin besar. Ampas dari limbah jenis ini
yang seharusnya diendapkan terlebih dahulu, dan memerlukan
waktu yang lama, sebelum dibuang kemudian mengalami proses
pembusukan zat organik yang berada di dalamnya. Akibat yang
ditimbulkannya adalah bau menyengat. Di samping masalah bau,
juga masalah penumpukan yang memerlukan tempat yang luas.
Hal seperti inilah yang menimbulkan masalah estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga terkait dengan estetika.
Selain bau, limbah ini juga menyebabkan tempat di sekitarnya
menjadi licin.

Pada bangunan pengolah air limbah, sumber utama masalah bau


umumnya berasal dari:
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hidrogen sulfida air
dan bau-bau lainnya yang melewati pengolah.
2. Tempat pengumpulan buangan limbah industri
3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
4. Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki
pengendap utama.
5. Proses pengolahan bahan organik.
6. Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil lumpur.
7. Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari
semestinya.
8. Proses pencampuran bahan kimia.
9. Pembakaran lumpur.
10. Penimbunan lumpur dan pengolahan lumpur melalui proses
pengeringan

Pengendalian Pencemaran Air

Pada dasarnya pengendalian pencemaran air di Indonesia diatur


melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara
umum hal ini meliputi pengendalian pencemaran air baik oleh
institusi maupun non-institusi.
llmu pengetahuan telah memberikan banyak solusi praktis untuk
meminimasi tingkat pencemaran yang masuk ke dalam lingkungan
hidup serta mengembalikan tingkat kesehatan lingkungan
(remediate) dari unsur-unsur pencemar yang telah ada di
dalamnya. Namun, tentu saja semua solusi ini bukannya tanpa
biaya, baik secara sosial maupun ekonomis.

Oleh karena itu penting untuk disadari bahwa dalam kehidupan


sehari-hari, banyak hal yang dapat kita cegah bila kita, misalnya,
melakukan daur ulang berbagai bahan yang potensial
menimbulkan pencemaran, atau bila kita menggunakan dan
membuang limbah bahan-bahan kimia rumah tangga secara
bertanggung jawab. Tidak hanya itu, kita pun bertanggung jawab
terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan karton
maupun kaleng, minuman dalam botol, dsb., yang memuat unsur
pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah
pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk
bermobil atau bersepeda ke toko terdekat di lingkungan rumah,
umpamanya, turut me-nyumbangkan emisi asam atau hidrokarbon
ke dalam atmosfir (yang pada akhirnya berdampak kepada siklus
air alam). Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi
maupun sosial (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar
maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran di
kota maupun wilayah, bahkan di mana kita berada.

PROKASIH di JAKARTA

Sumber pencemaran air berasal dari effluent industri pengolahan


atau limbah cair yang masuk ke dalam air dan buangan dari
kegiatan domestik rumah tangga, kantor, hotel, restoran, tempat
hiburan pasar, pertokoan dan rumah sakit. Sumber industri
pengolahan yang menjadi sumber pencemaran air adalah agro-
industri (peternakan), industri pengolahan makanan, industri
minuman, industri tekstil, industri kulit, industri kirnia dasar,
industri mineral non logam, industri logam dasar, industri hasil
olahan logam, maupun industri listrik dan gas.

Salah satu upaya serius yang diiakukan Pemerintah dalam


mengendalian pencemaran air in! adalah melalui Program Kali
Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk
menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari
kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta diiakukan dan
secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari
sumber-sumberlainnya. Program ini juga berusaha untuk menata
pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat
setempat.

Setiap tahun Pemerintah Propinsi DKI Jakarta j u g a t e r u s


berupaya mengembangkan jumlah peserta PROKASIH melalui
penaatan dan pengawasan pada baku mutu limbah cair yang
ditimbulkan oleh perusahaan-perusahaan pencemar potensial
(beban organik lebih besar dari SOKg/hari) sesuai dengan SK
Gubemur DKI No. 582 Tahun 1995.

Hasilnya adalah meningkatnya jumlah peserta prokasih setiap


tahun yang dapat dikendalikan dan yang memenuhi keputusan
Gubernur No 581/1995 (lihat label berikut).

Jumlah Peserta Prokasih Menurut Daerah Pengaliran


sungai
Dan Hasil Evaluasi Penaatan Terhadap Kep Gub.581/95
Hasil Evaluasi
thd
Jumlah Peserta
Kep. Gub
581/95
Tidak
Tah Ciliw Cipin Mooke Caku Gro Juml Memen
Memen
un ung ang vart ng gol ah uhi
uhi
199
5 8 7 10 7 37 20 17
7
199
8
199
216 82 29 49 40 426 42 384
9
200
281 104 41 63 46 535 81 454
0
200
349 151 47 94 64 705 98 607
1

Hasil evaluasi terhadap peserta prokasih menunjukkan bahwa


mereka terlihat berupaya untuk membuat unit pengelola limbah 75
persen dan adanya upaya minimisasi limbah sebesar 10 persen.
Dengan adanya upaya PROKASIH ini maka beban limbah yang akan
dibuang ke badan air akan bertoirang. Upaya ini tidak dapat
membawa hasil optimal tanpa peran serta dari masyarakat yang
bermukim di sekitar bantaran sungai karena mereka turut andil
dalam mempengaruhi kualitas air dart limbah domestik mereka,
termasuk kegiatan-kegiatan di hulu, di iuar OKI Jakarta. Untuk ttu
maka lingkup PROKASIH telah dikembangkan ke arah penataan
daerah bates pengeldaan sungai, dan sebagai tahap prioritas
adalah DPS (Daerah Pengairan Sungai) Ciliwung yang
dikoordinasikan dengan instansi-instansi terkait. Sebagai tindak
lanjut, upaya pemulihan Ciliwung telah dimasukkan menjadi salah
satu aspek kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Kerajaan Belanda sebagai hasil kerjasama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Departemen KIMPRASWIL
Selain itu juga telah dibentuk Komite Ciliwung dengan Ketua
Koordinasi dijabat oleh Wagub Propinsi Jawa Barat dan Banten.
Peran serta masyarakat juga terus digaiakkan melalui Gerakan
Ciiiwung Bersih (GCB) yang dimotori oteh PPSML-UI Jakarta. GCB
secara intensif mensosialisasikan pening-katan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungan bersih.

Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup RI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

TUGAS
HIDROLOGI AIR TANAH

OLEH :
SUPRIHATIN
D 621 04 030

MAKASSAR
2006

You might also like