Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Tindak lanjut adalah titik kulminasi yang khas dari penelitian tindakan kelas
(PTK). Jadi, kalau penelitian lain umumnya berakhir pada penarikan kesimpulan atau
mungkin juga sampai dengan penyusunan rekomendasi, pada PTK harus ada “action”
dari rekomendasi yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dengan mengutip istilah
plesetan anak-anak muda, PTK tidak sama dengan NATO (Not Action Talk Only).
Seperti apa bentuk tindak lanjut dan bagaimana mengaplikasikanya dalam
praktik, akan dipaparkan pada uraian berikut ini. Mudah-mudahan, dengan uraian
tersebut banyak kalangan yang dapat memetik hikmah dan kemanfaatan dari
penelitian tindakan kelas (PTK).
Sehubungan dengan hal di atas, maka setelah mempelajari materi dalam sub
unit 1 para mahasiswa diharapkan akan memahami dan dapat melakukan tindak lanjut
hasil penelitian tindakan kelas dalam beberapa bentuk:
1. mampu menyebutkan berbagai tindak lanjut hasil-hasil penelitian kelas yang dapat
dilakukan
2. mampu menjelaskan konsekuensi tindak lanjut hasil PTK terhadap aspek-aspek
pembelajaran
3. mampu menjelaskan upaya mereview pelaksanaan tindakan kelas yang dinilai
tidak berhasil
4. mampu menjelaskan kemungkinan tindak lanjut dalam bentuk pelaksanaan
penelitian lanjutan
5. mampu mendeskripsikan kemungkinan tindak lanjut hasil penelitian tindakan
kelas dalam bentuk pelembagaan penelitian tindakan kelas di sekolah.
Selanjutnya, setelah mempelajari uraian-uraian subunit 2 diharapkan mahasiswa
pembaca modul ini mampu :
1. Menindaklanjuti hasil analisis PTK tentang pemanfaatan waktu belajar
2. Menindaklanjuti hasil analisi PTK tentang pengembangan proses berfikir tinggi
3. Menindaklanjuti hasil analisis PTK tentang pengembangan nilai dan sikap
12.1
4. Mengembangkan proses pembelajaran agar peserta didik memiliki penguasaan
kognitif, afektif dan psikomotor yang paling maksimal.
Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya Anda
diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-masing sub unit,
membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif yang disediakan di bagian
akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah tersedia pada masing-masing
subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif juga telah disediakan di bagian akhir
unit ini. Namun demikian, Anda diminta untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes
formatif secara mandiri terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman
jawaban latihan ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.
12.2
SUB UNIT 1
Bentuk-bentuk Tindak-Lanjut
12.3
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat pula diibaratkan keberhasilan
peneliti/pemulia tanaman menemukan “bibit tanaman buah unggul”. Bibit yang
dipromosikan mampu berproduksi banyak, tahan hama, enak rasanya, dan bernilai
ekonomi tinggi tidak akan otomatis terwujud dalam realitas jika tidak didukung
misalnya, dengan pengolahan lahan yang baik, sistem pengairan yang berkelanjutan,
pemupukan yang proporsional, serta pemantauan dan pengendalian hama dan
penyakit (termasuk gulma) secara sistimatis.
Dalam kaitannya dengan PTK, hasilnya tidak akan berdampak signifikan
untuk membenahi dan meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran jika aspek-
aspek terkait lainnya tidak dibenahi pula secara simultan. Misalnya menyangkut
penataan dan pengorganisasian materi pelajaran, metodologi pembelajaran,
pengelolaan kelas dan siswa, peningkatan kompetensi guru, dan perbaikan
manejemen sekolah. Hal ini dapat dipahami, karena pembelajaran di kelas dan
sekolah umumnya merupakan suatu sistem. Jika terjadi perubahan pada satu
komponen akan berdampak terhadap perubahan komponen lainnya. Perhatikanlah
secara cermat bagan berikut ini.
12.4
1. Penataan dan Pengorganisasian Materi
Dari segi bahan pembelajaran, tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh guru
pasca pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah dengan melakukan
penyempurnaan pada pemrosesan informasi. Secara umum, materi pembelajaran
dapat disempurnakan dengan:
a. menata perurutan yang logis dan sistimatis, yang didahului dengan memetakan
materi pelajaran secara utuh, kemudian melihat kaitannya satu sama lain. Dalam
hal ini mungkin dilakukan dengan membuat urutan dari fakta ke konsep, konsep ke
prosedur, dan akhirnya prosedur ke prinsip. Dapat pula seorang guru
mengurutkannya dari yang mudah ke yang lebih sulit sampai yang tersulit, dari
yang sederhana ke yang lebih kompleks sampai yang paling kompleks, yang
sempit ke yang lebih luas sampai yang terluas cakupannya.
b. melakukan pengaitan dengan materi/mata pelajaran lain, karena mungkin “pintu
masuk” ke suatu materi akan lebih mudah jika melalui materi lain (semacam
materi pendukung atau prasyarat). Sebagai contoh, mempelajari suatu konsep
dalam IPA mungkin akan terbantu jika melalui kaitan dengan materi pelajaran
matematika, atau materi pelajaran IPS atau penyelesaian soal cerita dalam
matematika akan menjadi lebih mudah melalui “pintu masuk” dari materi pelajaran
bahasa Indonesia.
c. melakukan penyederhanaan, yang dapat ditempuh dengan membatasi penggunaan
kata-kata dan istilah yang asing, belum populer, atau tidak lazim. Kalimat-kalimat
dan paragraf yang terlalu panjang diperpendek, jenis huruf dipilih yang standar dan
diperbesar (minimal font = 12).
d. memperbanyak contoh dan ilustrasi yang lebih realisitik, sederhana, dan dekat
dengan kehidupan siswa, karena untuk sejumlah materi yang relatif abstrak akan
mudah jika diberikan contoh yang dekat dengan kehidupan atau diilustrasikan
melalui bagan, gambar, lukisan, peta, tabel, diagram, foto dan sejumlah ilustasi
menarik lainnya.
Mungkin dalam PTK telah dihasilkan perbaikan dalam aspek tertentu dari
metodologi pembelajaran, tetapi mengingat bahwa masih banyak aspek lain yang juga
perlu diperbaiki dan disempurnakan pelaksanaannya, maka salah bentuk tindak lanjut
12.5
yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan metodologi pembelajaran
pada umumnya. Apa saja misalnya? Tentu banyak sekali yang dapat
direkomendasikan, tetapi paling tidak mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
a. pengembangan strategi dan model-model pembelajaran yang dapat mendorong siswa
lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan mereka. Meskipun PTK misalnya
telah menghasilkan model ceramah bervariasi yang mampu memenuhi kriteria yang
disebutkan terdahulu, tetapi tak mungkin guru hanya mengandalkan model tersebut
semata-mata. Karena pasti akan monoton dan suatu ketika menimbulkan kejenuhan
dan kebosanan pada siswa. Di samping itu, sebaik apa pun suatu model atau metode
tidak pernah model tersebut cocok untuk semua materi dan materi pelajaran, semua
karakteristik siswa, dan berlaku sepanjang masa.
b. Pengembangan media dan alat peraga/pelajaran juga harus dilakukan sebagai bagian
dari konsekuensi temuan PTK yang telah dilaksanakan, karena perubahan pada
model pembelajaran yang digunakan akan berdampak pada perubahan atau
penyesuaian pula pada media dan alat peraga/pelajaran. Sebagai ilustrasi, jika PTK
merekomendasikan penggunaan ceramah bervariasi, maka berarti harus ada media
yang variatif (bisa didengar, atau dilihat, atau didengar dan dilihat). Untuk
meragakan keragaman dan kemajemukan bangsa Indonesia dalam pelajaran IPS,
tidak cukup hanya ada foto rumah adat, tetapi perlu rekaman tarian daerah, kaset
lagu-lagu berbagai bahasa daerah, atau mungkin contoh penganan tradisional
sejumlah daerah.
c. Pengembangan bahan ajar dalam hal ini harus mengalami penyesuaian pula jika
terjadi perubahan pada model atau strategi pembelajaran. Misalnya, kalau
sebelumnya siswa cukup belajar dari buku saja, mungkin jika mengikuti
pembelajaran dengan ceramah bervariasi harus dipersiapkan pula kliping koran,
majalah, ensiklopedia, kamus, album foto/gambar, peta, atlas, film-slide, rekaman
suara, dan poster.
d. Pengembangan sistem evaluasi juga sangat terkait jika terjadi perubahan
penggunaan model atau strategi pembelajaran. Jika sebelumnya guru cukup hanya
menggunakan tes pilihan ganda saja untuk mengukur prestasi siswanya, maka
kalau akan menerapkan ceramah bervariasi harus ada bentuk-bentuk penilaian
yang bervariasi pula, misalnya perlu ada soal-soal berbentuk esai, tes lisan, tes
perbuatan atau asesmen unjuk kerja. Mungkin juga kalau dalam ceramah bervariasi
ada kegiatan penugasan observasi lapangan, maka evaluasinya mungkin perlu
12.6
dilakukan dengan merekam kegiatan siswa melaksanakan observasi di lapangan,
untuk kemudian dianalisis dan dinilai secara seksama berdasarkan hasil rekaman
tersebut.
Pola berbaris atau kadangkala pula disebut bersaf ini tepat jikalau seorang guru,
misalnya akan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang bervariasi
dengan tanya-jawab.
Posisi tempat duduk “Pola Lingkaran-Berkelompok”
12.7
Posisi tempat duduk “Pola Bermain Peran”
Pola bermain peran, seperti yang dicontohkan di atas ini tepat jikalau seorang
guru, misalnya akan mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang bervariasi
dengan metode bermain peran (role playing).
12.8
orang), kelompok kecil (sampai dengan 15 orang), dan individual. Bahkan dapat juga
kelompok massa (lintas kelas).
Lingkungan
Belajar
Jika memperhatikan bagan di atas, terlihat bahwa peserta didik (siswa) dapat
belajar dari berbagai sumber belajar, tetapi dalam hal ini siswa perlu difasilitasi oleh
guru dalam mendapatkan dan memahami berbagai sumber belajar yang ada. Selain
itu, belajar yang baik ditentukan pula oleh lingkungan belajar yang baik, yang harus
diorganisasikan dengan sebaik-baiknya oleh pendidik (guru). Dengan demikian,
kualitas dan komptensi guru juga haruslah yang terbaik, agar dapat memfasilitasi
siswanya untuk belajar memali berbagai sumber belajar dan melakukan
pengorganisasian lingkungan bvelajar dengan sebaik-baiknya.
Dalam contoh tentang ceramah bervariasi mungkin harus memperhatikan
variasi tujuan pembelajaran, variasi kelompok, variasi luas ruangan, variasi
ketersediaan waktu, serta variasi sarana dan prasarana yang tersedia. Jelas hal ini akan
membawa konsekuensi variasi kompetensi guru yang akan mengelola berbagai
pendekatan tersebut. Oleh karena kompetensi mengajar atau kompetensi
12.9
pedagogiknya tidak mungkin berdiri sendiri, karena kemampuan mengajar itu hanya
gejala puncak, tetapi fenomenanya tidak akan muncul kontribusi aspek yang lain.
Oleh karena itu, maka sikap, nilai, wawasan, dan aspek-aspek kepribadian lain dari
seorang guru juga harus berubah. Perhatikan bagan sebagai berikut.
Penguasaan Penyesuaian
bahan Prinsip, strategi, Perancangan program
pembelajaran
implementasi
dan teknik (keputusan
(kurikuler & Pembelajaran (keputusan
yang mendidik situasional) transaksional)
disiplin)
12.10
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan atmosfir
akademik yang kondusif ini adalah mengembangkan aturan yang mengikat (minimal
secara moral) berbagai komponen/warga sekolah. Misalnya, dengan mengintrodusir
peraturan berikut.
*)
TATA TERTIB SEKOLAH
UMUM
1. Hak
12.11
2. Kewajiban
1. Hak
2. Kewajiban
12.12
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
KHUSUS
12.13
4. waktu pulang:
Para siswa pulang pada waktu pelajaran sudah selesai;
5. kebersihan dan keindahan sekolah:
Setiap siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah.
6. cara berpakaian
Para siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah.
12.14
5. Dikeluarkan dari sekolah;
Dilaksanakan sedemikian rupa sehingga secara paedagogis tidak merugikan pelajar.
12.15
b. Wajib membimbing semua pelajar yang ada dalam asuhan
sekolahnya.
c. Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tata usaha
sekolah;
d. Larangan dan sanksi yang berlaku untuk guru berlaku pula untuk
kepala/wakil kepala sekolah.
8. Bagi Tenaga Administrasi
a. Tugas dan kewajiban selaku pegawai negeri:
Melaksanakan tugas-tugas pokoknya selaku pegawai tata usaha sekolah.
b. Tugas dan kewajiban selaku anggota keluarga sekolah:
Membantu kepala sekolah dalam memelihara ketertiban dan menunjang tertib
sekolah.
c. Sanksi-sanksi:
Pelanggaran-pelanggaran terhadap tugas dan kewajiban dapat dikenakan sanksi
baik yang bersifat edukatif maupun administratif kepegawaian.
Kepala Sekolah diberi wewenang untuk menjabarkan lebih lanjut tata tertib di
lingkungan masing-masing dengan berpedoman kepada tata tertib ini.
*)
Disusun berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sert Keputusan
Menteri P dan K No. 14/U/1974 Tanggal 1 Mei 1974
12.16
Ketika kemudian teman guru ini pindah ke sekolah lain (sekolah biasa-biasa
saja), yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika guru yang bersangkutan mengharapkan
siswanya memilik buku yang dijadikannya pegangan dalam mengajar di kelas,
ternyata sampai tiga bulan ke depan tidak sampai sepuluh persen yang sudah
memilikinya. Karena apa? Tidak lain karena dukungan orangtua dan masyarakatnya
sangat lemah. Bukan semaa-mata karena status sosial-ekonominya rendah, tetapi
karena perhatian yang kurang. Hal ini terlihat dari tampilan saat antar-jemput anaknya
bersekolah. Ada yang datang dengan kendaraan dan perhiasan mewah yang
mencolok, tetapi buku untuk anak tidak pernah diperhatikan, karena menginginkan
sekolahlah yang harus menyediakan buku bagi anak-anak mereka.
Unsur lain yang tentu saja sangat berpengaruh adalah manajemen sekolah,
karena hasil PTK tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan manajemen sekolah
yang baik. Ibarat seperti ikan berenang di air keruh dan berpoluasi, ikan tersebut akan
tercemar dalam jangka pendek atau jangka panjang. Sebaliknya kalau ikan berenang
di air jernih dan bebas polusi maka ikan menjadi sehat dan bebas dari cemaran,
sehingga konsumen yang memakannya pun akan memperoleh dampak positif bagi
kesehatan jasmaniah, maupun juga rohaniahnya.
Guru yang berhasil memperbaiki kondisi pembelajaran di kelasnya, misalnya
dengan menerapkan ceramah bervariasi, perlu didukung dengan manajemen sekolah
yang baik, karena apa yang dilakukan oleh guru akan berdampak pada banyak hal,
seperti dikatakan di atas. Sementara itu, banyak hal pula bukan merupakan wilayah
kewenangan guru yang bersangkutan, tetapi kewenangan guru lain dan tenaga
kependidikan lainnya. Dalam hal inilah peran manajerial seorang kepala sekolah
menjadi sangat menentukan.
8. Review Ketidakberhasilan
Uraian di atas adalah bentuk tindak lanjut untuk pembelajaran yang berhasil
mengintrodusir suatu intervensi (misalnya, ceramah bervariasi) tetapi, apa tindak
lanjut jka intervensi yang dilakukan tidak berhasil atau gagal? Jawabannya, ada dua
kemungkinan, yaitu: (1) mengganti cara atau metode yang diprediksi akan berdampak
positif (mungkin dengan kembali melakukan PTK atau penelitian lain), dan (b)
12.17
merevisi suatu intervensi (mungkin dengan mengadakan PTK lagi atau menggunakan
pendekatan lain yang dinilai lebih tepat).
9. Penelitian Lanjutan
Bentuk tindak lanjut lainnya adalah mengimplementasikan penelitian lanjutan,
karena permasalahan pembelajaran di atas akan selalu muncul, mungkin pada materi
pembelajaran lain dalam satu bidang studi yang sama, atau dalam bidang studi
lainnya. Bisa pula pengertianya persoalan di satu kelas teratasi, muncul persoalan lain
yang harus mendapatkan penyelesaian pula. Dengan demikian, lahan penelitian
tindakan kelas (PTK) tidak akan pernah kehabisan. Sangat keliru, jika ada yang
berujar kesulitan menemukan masalah pembelajaran di kelas, sehingga kesulitan
ketika akan mengadakan PTK.
Dengan bahasa awam, ciri PTK adalah penelitian tentang “ini, kini, dan di
sini”. Beda materi atau bidang studi beda pula masalah, karenanya PTK hanya akan
meneliti yang “ini”, bukan yang “itu”. PTK juga terikat pada konteks “kini dan di
sini”. Artinya, keberhasilan seorang guru SD “X” melakukan suatu intervensi (melalui
PTK) tidak dapat langsung diimplementasikan di SD “Y”, atau keberhasilan
menerapkan PTK pada siswa kelas III tahun 2007 tidak otomatis akan berhasil pula
untuk siswa kelas III tahun 2008. Di sinilah keunikan PTK, kasusnya sangat spesifik,
sehingga tidak dapat guru membentuk Tim PTK untuk menyelesaikan permasalahan
pembelajaran di dua-tiga kelas atau sekolah secara simultan (bersamaan waktu
penyelenggaraannya)
Selanjutnya, untuk memandu para guru (SD) sebagai peneliti di kelasnya
masing-masing, ada baiknya para guru memetakan potensi masalah pembelajaran di
kelasnya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya selama menjadi guru. Dengan
adanya peta masalah tersebut, para guru memiliki “bank masalah pembelajaran” yang
menunggu giliran untuk diselesaikan dengan PYK. Sebagai acuan, peta masalah
tersebut dapat dibuat dalam bentuk matriks sebagai berikut.
Tabel 12.1
Peta Masalah Pembelajaran di Kelas ..... SD ...
(diisi dengan check-list: √ )
Potensi Masalah
Mata Kode
No Metod Medi Alat Pengelolaan Pengelolaan
Pelajaran KD Peraga Kelas Siswa
Evaluasi
e a
12.18
1. IPA IPA-01 √
IPA-02 √
2. IPS IPS-01 √
IPS-02 √
3. B. Indonesia
4. PKN
5. Matematika
Dst.
12.19
5. Apakah pelabelan dengan dwi-bahasa (Bahasa Ibu dan Bahasa Indonesia) pada
berbagai Sudut Sekolah dapat meningkatkan perbendaharaan kata dalam Bahasa
Indonesia Murid Kelas I SD? Jadi, misalnya untuk meningkatkan perbendaharan
kata dalam bahasa Indonesia murid kelas I SD apakah akan dapat terbantu dengan
melakukan tindakan memberi label dalam bahasa Ibu dan bahasa Indonesia nama-
nama benda seperti lemari, pintu, jendela, papan tulis, ruang kantor, ruang guru,
perpustakaan, kakus, tempat parkir, dan sebagainya.
6. Apakah membawa siswa menonton sidang-sidang DPRD mampu meningkatkan
pemahaman siswa tentang demokrasi? Jadi, bagi SD yang letaknya berdekatan
dengan gedung DPRD setempat, mungkin dapat dicoba mengajarkan pelaksanaan
demokrasi kepada siswa dengan membawa mereka beberapa kali menonton
sidang-sidang DPRD (yang sifatnya terbuka atau tidak rahasia).
7. Apakah mengganti syair lagu pop anak-anak dengan narasi rumus matematika
dapat meningkatkan kemampuan mengingat rumus-rumus matematika bagi murid
SD? Misalnya, kalau ditemukan masalah siswa kesulitan mengingat sejumlah
rumus matematika, kemudian guru melakukan tindakan dengan merubah syair
lagu pop anak-anak, seperti: “naik, naik ke puncak gunung, tinggi, tinggi sekali”
dirubah menjadi “kalau sisi .... kali ... sisi itulah luas bujur sangkar”.
8. Apakah dengan melagukan huruf dan rangkaian huruf dapat membantu
percepatan kemampuan membaca siswa kelas I SD? Misalnya, guru mengajarkan
membaca dengan menyanyi seperti berikut: a - n - a, na, ana, a - n - i, ni ani. b - u
- d - i, budi, w - a - t - i, wati, ... dst.
12.20
a. Bedah Buku
Bedah buku dilaksanakan oleh satu atau
beberapa orang dengan membaca satu buku
(laporan PTK) yang sama atau berbeda, untuk
kemudian dipresentasikan dan didiskusikan
bersama peserta/anggota kelompok diskusi.
Jadi, bedah buku dapat dilakukan membahas 1
(satu) judul buku atau beberapa judul dalam satu kegiatan: (a) satu buku dibahas 1
orang atau 2-3 orang narasumber; (b) beberapa buku dibahas beberapa narasumber
(masing-masing buku seorang narasumber).
Tujuan suatu kegiatan bedah buku (laporan penelitian) adalah untuk
memahami isi suatu buku atau beberapa buku laporan PTK dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kebutuhan peserta.
Pengaturan kegiatan untuk melaksanakan bedah buku dapat diterapkan dengan
menempuh proses kerja sebagai berikut:
Penyelenggara Kegiatan/Pimpinan Acara
o menentukan dan menghubungi narasumber yang sesuai dengan buku laporan
penelitian tindakan kelas yang akan dibedah
o memilih buku laporan penelitian tindakan kelas (satu atau beberapa judul
buku) yang dibutuhkan untuk dipahami secara baik oleh peserta bersama
narasumber; buku terpilih selanjutnya dibaca secara seksama oleh
narasumber sebagai bahan presentasinya
o membeli/menggandakan buku penelitian tindakan kelas yang akan dibedah
sebanyak jumlah peserta
a. menyiapkan kelengkapan dan peralatan teknis yang diperlukan dalam kegiatan
bedah buku laporan penelitian tindakan kelas
b. menjadi moderator selama bedah buku berlangsung
c. merangkum atau membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
Peserta
o membaca buku laporan penelitian tindakan kelas yang telah dipersiapkan
penyelenggara
o menandai bagian-bagian penting untuk dipertanyakan atau dipahami lebih jauh
kepada narasumber
12.21
o mengajukan pertanyaan atau mengomentari isi buku laporan penelitian
tindakan kelas yang telah dibaca dan dipersiapkan sebelumnya
Narasumber
o membaca buku laporan penelitian tindakan kelas yang akan dibedah secara
seksama
o mempresentasikan isi buku laporan penelitian tindakan kelas dan
membahasnya secara kritis
o menjawab setiap pertanyaan atau komentar peserta
o membuat kesimpulan atau rangkuman atas sejumlah persoalan yang
disampaikan
12.22
o memfasilitasi kelompok kecil dalam menyelesaikan tugas-tugas laporan
penelitian tindakan kelasnya
o menyiapkan ruangan dan perlengkapan teknis untuk presentasi (melaporkan)
hasil kerja masing-masing kelompok
o membahas hasil kerja kelompok kecil dalam pertemuan seluruh peserta
(pleno)
o merangkum hasil-hasil kerja kelompok kecil sehingga dihasilkan
tulisan/karangan bersama yang utuh dan mencerminkan gagasan kolektif
peserta
o menyampaikan hasil kerja (tulisan) kepada pihak yang berkepentingan atau
mempublikasikannya melalui media (diseminarkan)
Peserta (Kelompok Kecil)
o mengerjakan tugas penulisan laporan penelitian tindakan kelas yang telah
disepakati secara, termasuk mencari referensi, berdiskusi sesama anggota, dan
menuliskan gagasannya
o mempresentasikan hasil (tulisan/karangan) di depan peserta/kelompok lain
o memberi masukan untuk tulisan kolektif sebagai produk akhir kegiatan
Demonstrasi kerja dilakukan oleh seseorang atau tim peneliti PTK untuk
mendemonstrasikan kepada sejumlah orang/kelompok tentang proses pelaksanaan
kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
telah dilakukan atau mempertunjukkan hasil
dari suatu prosedur PTK yang spesifik.
Misalnya, baaimana observasi dilakukan,
bagaimana wawancara dilaksanakan, dan
bagaimana membuat catatan lapangan.
Kemudian, diberikan kepada pihak yang menyaksikan kegiatan tersebut untuk
bertanya dan mendiskusikannya dengan pihak yang mendemonstrasikan prosedur
kerja tersebut.
Tujuannya adalah untuk mengamati suatu prosedur kerja/operasi untuk
kemudian mempraktekkannya sendiri. Sementara itu, pengaturan kegiatannya adalah
sebagai berikut.
12.23
Penyelenggara/Pimpinan Kegiatan:
o mempersiapkan ruangan beserta peralatan/perlengkapan dan hal-hal teknis lain
yang diperlukan
o menjelaskan tujuan demonstrasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas
o mengalokasikan waktu sesuai dengan prosedur kerja yang akan ditempuh
o menjelaskan langkah-langkah kerja, sambil memperlihatkan cara kerjanya
o memecah peserta kegiatan menjadi kelompok-kelompok kecil untuk
mempraktekkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang
didemonstrasikan
o merangkum langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah
didemonstrasikan
Peserta Kegiatan
o memahami tujuan demonstrasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara
baik
o menyimak petunjuk-petunjuk secara seksama
o mempersiapkan diri untuk mengerjakan tugas yang akan dilakukan
o memperhatikan setiap langkah kerja pelaksanaan penelitian tindakan kelas
secara sungguh-sungguh
o mengajukan pertanyaan (jika dirasakan kurang jelas atau kurang dipahami)
o mengidentifikasi gagasan baru yang mungkin lebih praktis dan baik hasilnya
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas
o mempraktekkan langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
telah didemonstrasikan
o menetapkan cara mengaplikasikan prosedur kerja pelaksanaan penelitian
tindakan kelas dalam praktik sehari-hari (di tempat kerja masing-masing)
d. Colloqium
Colloqium oleh sekitar 3-4 orang yang dipilih dari suatu kelompok (floor)
untuk menjelaskan/mempertanyakan berbagai isu tentang penelitian tindakan kelas
atau PTK (aspek-aspek dari PTK) yang telah dilaksanakan kepada 2-3 orang
narasumber secara berhadapan, yang dihadiri sejumlah orang dari berbagai unsur
(kelompok).
12.24
Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi
yang tepat dan akurat dari para ahli/akar tentang
penelitian tindakan kelas atau PTK (sebagai
narasumber) tentang suatu persoalan/permasalahan
yang dipertanyakan oleh wakil-wakil kelompok/unsur
(floor).
Pengorganisasian kegiatan colloqium dilakukan dengan menempuh proses
kerja sebagai berikut.
Penyelenggara/Pimpinan Acara:
o Menentukan topik atau tema yang relevan untuk penelitian tindakan kelas
yang akan dibicarakan
o Memilih dan menghubungi narasumber penelitian tindakan kelas (pakar) yang
sesuai dengan topik, serta menjelaskan peran dan fungsinya dalam kegiatan
colloqium
o Mempersiapkan berbagai kelengkapan teknis yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
o Menempatkan dua meja (dan kursi sebanyak 3-4 buah) berhadapan secara
diagonal di depan ruangan; narasumber duduk berderet pada satu sisi dan
wakil-wakil kelompok/unsur di sisi lainnya
o Menjelaskan topik/tema pembicaraan kepada floor dan wakil-wakil
kelompok/unsur
o Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk mengemukakan
pendapat/saran, yang terutama akan disampaikan oleh wakil masing-masing
kelompok/unsur dalam kegiatan tersebut; peserta dimungkinkan untuk dibagi
kedalam kelompok-kelompok kecil, yang kondisi/karakteristiknya sama
o Memilih 3-4 orang sebagai wakil kelompok/unsur yang akan mempertanyakan
persoalan/permasalahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah
dipersiapkan
o Bertindak sebagai moderator/pimpinan acara saat kegiatan berlangsung
o Mempersilakan hadirin (floor) untuk mengajukan pertanyaan tambahan jika
dianggap perlu dan waktunya memungkinkan
12.25
o Merangkum sumbangan pemikiran (jawaban) narasumber atas pertanyaan
yang diajukan wakil kelompok maupun floor
o Merekomendasikan sejumlah tindakan lanjutan yang diperlukan
Peserta (Floor)
o memperjelas dan merumuskan masalah-masalah pelaksanaan penelitian
tindakan kelas
o berpartisipasi dalam pembentukan kelompok kecil, pemilihan pimpinan
kelompok serta menetapkan wakil kelompok/unsur
o merumuskan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
akan diajukan wakil kelompok/unsur sebaik mungkin
o menyimak secara seksama setiap pertanyaan yang diajukan kepada
narasumber
o mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas
tambahan kepada narasumber (jika memungkinkan)
o mencermati secara sungguh-sungguh setiap ide dan pemikiran yang muncul
selama kegiatan untuk memperkaya wawasan dan pemahaman terhadap
topik/tema yang dibahas
o menentukan tindak lanjut pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan
hasil selama colloqium berlangsung
Wakil Kelompok/Unsur
o mempersiapkan pertanyaan bersama anggota kelompok untuk ditanyakan
kepada narasumber
o menyampaikan pertanyaan yang disusun kelompok, tanpa berduplikasi dengan
pertanyaan dari wakil/kelompok lainnya; wakil kelompok dapat memodifikasi
pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya
Narasumber
o membicarakan dengan penyelenggara/pimpinan acara sebelum kegiatan
dimulai, untuk mengetahui sesuatu yang diharapkan dari mereka
o memperjelas masalah dan isu yang akan dibicarakan
o menyiapkan informasi faktual dan menarik berkenaan dengan isu atau topik
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dibicarakan
o menjawab setiap pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang diajukan oleh wakil kelompok/unsur maupun hadirin (floor)
12.26
o menyampaikan informasi tambahan tentang pelaksanaan penelitian tindakan
kelas yang penting, yang berkaitan dengan isu/topik pembicaraan
o merangkum secara singkat pandangan narasumber sebagaimana yang
dipaparkan selama colloqium
e. Workshop
12.27
o menyediakan waktu kepada narasumber untuk menjelaskan gagasan atau
pandangannya tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai bahan
masukan dalam menyusun karya/produk yang diharapkan
o Membagi peserta ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan concern
masing-masing, untuk kemudian melaporkan hasil pekerjaannya dalam pleno
o Menghimpun masukan yang diperoleh dalam sidang pleno
o Mendokumentasikan dan menyebarluaskan karya/produk pelaksanaan
penelitian tindakan kelas yang dihasilkan
Peserta
o berpartisipasi dalam penentuan masalah dan identifikasi aspek-aspek
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang menjadi perhatian peserta
o memperhatikan bahan masukan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang dipresentasikan narasumber
o mendiskusikan berbagai bahan masukan dan pemikiran peserta sebagai
sumber pembuatan produk/karya pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
akan dihasilkan dalam kelompok kecil
o melaporkan hasil kelompok kecil dalam sidang pleno dan menampung
masukan pihak lain untuk menyempurnakan hasil kerja pelaksanaan penelitian
tindakan kelas kelompoknya
o membantu perumusan karya/produk akhir pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dari kegiatan workshop
Narasumber
o mempersiapkan bahan presentasi/masukan tentang pelaksanaan penelitian
tindakan kelas sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta/penyelenggara
o membimbing penyelesaian tugas-tugas pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dalam kelompok-kelompok kecil, sesuai dengan bidang/keahliannya
o memfasilitasi penyampaian hasil kerja
kelompok dalam sidang pleno serta
merangkum dan merumuskan masukan
tentang pelaksanaan penelitian
12.28
tindakan kelas, sehingga menjadi suatu karya/produk untuk dimanfaatkan
bersama
Peserta (Hadirin)
o berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan perumusan pertanyaan tentang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan disampaikan; kegiatan ini
dapat pula dilakukan dengan membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok
kecil
12.29
o menyimak ceramah tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
seksama
o mengajukan pertanyaan tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas jika
terdapat hal yang kurang jelas (sulit dipahami).
Penceramah
o mendiskusikan dengan penyelenggara tentang prosedur yang akan ditempuh
o mempelajari topik tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas serta dapat
permasalahan/pertanyaan yang diajukan
o memformulasikan jawaban tertulis atas sejumlah persoalan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas yang disampaikan
o menyampaikan jawaban-jawaban tertulis secara lisan tentang pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dalam bentuk ceramah yang mudah dimengerti dan
menarik
o merespon dengan baik jika ada pertanyaan dan komentar tentang pelaksanaan
penelitian tindakan kelas selama berceramah
o merangkum ceramah tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara
singkat pada akhir acara
g. Seminar
12.30
o mempersilahkan anggota-anggota kelompok/peserta seminar untuk
menanggapi laporan-laporan itu
o merangkum butir-butir utama dari laporan-laporan penelitian tindakan kelas
(PTK)
o menyarankan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi tentang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
o mengevaluasi pengalaman belajar kelompok
Anggota-anggota kelompok/Peserta Seminar :
o memilih suatu bidang tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan
diteliti
o mengadakan penelitian tentang bidang perhatian tersebut
o mempersilakan anggota-anggota kelompok untuk menanggapi laporan-laporan
penelitian itu
o merangkum point-point utama daripada laporan-laporan penelitian itu
o menyarankan tindak lanjut atau cara untuk memanfaatkan informasi tentang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas
o mengevaluasi pengalaman belajar kelompok
12.31
bawah pemninaan Dinas Pendidikan setempat (misalnya oleh UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan).
2. Mengintegrasikan pelaksanaan PTK ke dalam unit kerja yang sudah ada, sehingga
tidak perlu membentuk lembaga baru, melainkan memperkaya fungsi pada unit
kerja yang sudah eksis sebelumnya, yang penting bukan strukturnya tetapi
fungsinyalah yang harus eksis.
Sebagai acuan (contoh), mungkin kelembagaan seperti direkomendasikan di
atas dapat dirumuskan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
KEPALA UPT
DINAS
PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA
UNIT UNIT PENELITIAN
PELAKSANA PELAKSANA TINDAKAN DAN
LAIN LAIN EVALUASI
PROGRAM
KETUA
DIVISI DIVISI
KESEKRETARIATAN DIVISI
PENELITIAN EVALUASI
ADMINISTRASI DAN PENELITIAN
KEUANGAN TINDAKAN PROGRAM
TINDAKAN KELAS
SEKLAH PENDIDIKAN
Latihan
12.32
2. Cobalah Anda merancang suatu kegiatan diseminasi hasil penelitian tindakan
kelas (PTK) dalam bentuk sebuah proposal/usulan kegiatan untuk mendapatkan
pendanaan (terserah bentuk diseminasi yang Anda pilih). Jika memang
memungkinkan untuk diteruskan ke pihak penyandang dana (di sekitar Anda tentu
lebih baik), sehingga akan berpengalaman menyelenggarakan salah satu atau lebih
cara-cara diseminasi di atas.
1. Baca dan cermai uraian dalam subunit 1 di atas, baik yang menyangkut PTK yang
“gagal” maupun yang berhasil melalui kegiatan bedah buku, pembuatan poster
bersama, workshop, maupun seminar. Kemudian, telaah tugas latihan Anda
dengan seksama. Jika belum jelas, diskusikan bersama dengan teman sesama
mahasiswa atau sejawat Anda di sekolah.
2. Kerjakanlah kedua latihan di atas (boleh Anda kerjakan salah satu atau keduanya).
3. Diskusikan hasil pekerjaan Anda dengan sesama teman atau pertunjukkan kepada
kepala sekola/pengawas sekolah Anda, untuk mendapatkan masukan mereka.
4. Semoga Anda berhasil.
RANGKUMAN
Tindak lanjut suatu penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu tuntutan
“mutlak”, karena di sinilah sebenarnya esensinya kita melakukan PTK. Berdasarkan
rekomendasi yang eksplisit maupun yang tersirat dapat diidentifikasi sejumlah bentuk
tindak lanjut yang dapat dilakukan.
Beberapa bentuk tindak lanjut yang mungkin diimplementasikan adalah
melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada penggorganisasian materi
pembelajaran, metodologi pembelajaran, pengelolaan kelas dan siswa, peningkatan
kompetensi guru, pengembangan armosfir akademik yang kondusif, peningkatan
dukungan orangtua dan masyarakat, pembenahan manajemen sekolah.
Jika intervensi melalui PTK tidak berhasil maka perlu dilakukan tindak lanjut
dalam bentuk review atas ketidakberhasilan pelaksanaannya. Sebaliknya, jika berhasil
intervensinya, bukan saja perlu diimplementasikan lebih lanjut, tetapi dapat dilakukan
12.33
diseminasi. Misalnya, melalui cara bedah buku, penulisan bersama, demonstrasi kerja,
colloqium, workshop, studium generale by request, dan seminar.
Di samping itu, hasil pelaksanaan PTK dapat ditindaklanjuti dengan
melaksanakan penelitian lanjutan, baik berupa PTK maupun non-PTK. Dalam kaitan
ini, perlu juga dipikirkan pengembangan kelembagaan yang akan mengkoordinasikan
pelaksanaan PTK di sekolah.
TES FORMATIF 1
1. Jika penelitian tindakan kelas tidak berhasil, tindak lanjut yang dilakukan
adalah ...
A. mereview ketidakberhasilnnya
B. mengulang kembali pelaksanan PTK
C. mengganti PTK dengan metode penelitian lain
D. membuat laporan pertanggungjawaban
12.34
A. kompetensi guru
B. pengalaman mengajar
C. gelar yang disandang
D. dukungan manajemen sekolah
10. Sasaran akhir suatu tindak lanjut kegiatan PTK harus bermanfaat bagi ...
A. perbaikan kondisi fisik dan nonfisik sekolah
B. peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah
C. perluasan wawasan dan profesionalitas guru
D. peningkatan kualitas dan hasil berlajar peserta didik
12.35
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir Unit ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang Benar, kemudian
pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini.
Rumus Perhitungan:
Banyaknya Jawaban yang Benar
Tingkat Penguasaan = × 100
10
Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut:
1. Skor 90 – 100 berarti Sangat Baik
2. Skor 80 – 89 berarti Baik
3. Skor 70 – 79 berarti Cukup Baik
4. Skor 0 – 69 berarti Kurang
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda tentang
bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!, maka Anda
dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda
masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari
kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasasi dengan
baik (PERHATIKAN pada nomor soal mana Anda masih keliru menjawabnya).
SUBUNIT 2
12.36
Kegiatan belajar dalam sub unit 2 akan membicarakan tindakan yang harus
dilakukan agar hasil PTK menjadi lebih baik. Di samping untuk memperbaiki
tindakan, perlu juga dicermati apakah instrumen (alat ukur, format observasi, format
isian dan sebagainya) yang digunakan sudah sesuai dengan informasi yang akan
dihimpun. Tidak jarang terjadi bahwa pengambilan keputusan mengenai hasil PTK
keliru karena kesalahan menggunakan instrumen. Oleh karena itu sejumlah jenis
instrumen PTK diperkenalkan dalam kegiatan belajar ini dengan catatan bahwa jenis
instrumen ini hanya sebagai contoh, anda dapat mengadakan penyesuaian sesuai
dengan keperluan anda.
Di bawah ini akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan upaya
memanfaatkan hasil analisis dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
Kegiatan belajar ini diakhiri dengan uraian spesifik mengenai dampak positif yang
dapat dipetik dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).
Dari tabel di atas, tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh guru adalah proses
pembelajaran sudah terkonsentrasi pada pelaksanaan proses belajar mengajar,
walaupun belum 75% dari waktu yang tersedia, namun sudah mendekati. Sehingga
12.37
perlu dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya, tanpa mengurangi proses PTK yang
ke dua bahkan masih perlu ditingkatkan misalnya mengurangi waktu mencatat
pelajaran atau mengurangi pelaksanaan tes formatif.
12.38
3. Pngembangan Nilai dan Sikap
Hasil analisis sebagaimana tercantum dalam tabel 9.13 (unit 9, subunit 2)
menggambarkan selama pembelajaran yang lamanya 40 menit telah tercatat adanya
upaya guru untuk mengembangkan sikap-sikap tertentu. Ini adalah salah satu
indikator yang baik dibandingkan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama ini.
Masih ada jenis-jenis sikap yang belum dikembangkan pada pertemuan tersebut
ataupun ada sejumlah sikap yang mendapatkan perhatian yang lebih besar dari jenis
sikap lainnya adalah suatu hal yang wajar. Namun kekurangan dalam pembelajaran
ini harus diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Ini berarti dalam proses
pembelajaran selama setahun, guru harus mengembangkan setiap jenis sikap yang
diamanatkan dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku. Untuk memenuhi
harapan seperti ini, tabel 9.14 (unit 9, subunit 2) sebelumnya, terutama pada kolom 1,
tidak perlu diisikan jenis-jenis sikap yang akan diamati, tetapi dikosongkan. Pada saat
akan melaksanakan pembelajaran atau pada saat mengamati, guru atau pengamat
mencantumkan jenis-jenis sikap yang muncul atau diperkirakan muncul. Dengan kata
lain guru berupaya mempersiapkan alat pengumpul data yang sesuai dengan informasi
yang akan dihimpun. Misalnya, untuk menumbuhkan minat baca siswa kelas I,
pengenalan huruf menggunakan kertas berwarna-warni, agar tumbuh rasa senang
terlebih dahulu, kemudian, mereka diajak menyusun huruf dan mengkombinasikannya
satu huruf satu dengan lainnya, seperti dapat disusun ba, bu, bi, ba-bu, bi-bi, bu-bu,
sambil dinyanikan.
Latihan
Buatlah resume dari materi yang diuraikan dalam subunit 2 dalam bentuk peta konsep
(bagan sekamtik) pada kertas karton ukuran 40x60 cm, dengan tampilan semenarik
mujngkin.
1. Bacalah sekali lagi uraian dalam sub unit 2, yang berisi uraian raktis tentang
contoh tindak lanjut hasil pelaksanaan PTK, kemudian buatlah pointer-pointer
(semacam outline) resume Anda tesebut.
12.39
2. Buatlah rangkuman dari setiap aspek tersebut dalam bentuk kartu-kartu.
Kemudian tempatkan di atas kertas karton ukuran 40x60 cm yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
3. Buatlah hubungan dari masing-masing kartu rangkuman dimaksud dengan garis
(anak panah) sehingga membentuk suatu bagan/skema.
4. Ajaklah teman Anda sesama mahasiswa mendiskusikan resume.
5. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman Anda tadi, perbaikilah resume tersebut,
sehingga menjadi sebuah peta konsep yang menarik. Semoga Anda mahasiswa
akan semakin meningkat prestasinya. Please !
RANGKUMAN
Suatu kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK), yang baik maupun yang kurang
baik selalu ada nilainya. PTK yang dilaksanakan secara baik dapat menjadi contoh
(model) bagi peneliti lain. Sebaliknya, PTK yang baik pelaksanaannya juga
bermanfaat, dalam pengertian dapat dijadikan acuan agar tidak melakukan kesalahan
yang sama oleh peneliti berikutnya. Di samping itu, hal-hal yang terlewatkan oleh
peneliti sebelumnya dapat disempurnakan oleh peneliti yang akan datang, sehingga
penelitian sebelumnya itu menjadi lebih sempurna.
Kegiatan PTK yang kurang berhasil dapat direview dan dievaluasi secara
seksama faktor-faktor penyebabnya, untuk kemudian dicarikan solusi, yang
direkomendasikan kepada peneliti berikutnya, agar penelitian berikutnya menjadi
lebih baik. Di pihak lain, kegiatan PTK yang sudah berhasil dapat disebarluaskan
kepada berbagai pihak ntuk diambil manfaatnya. Proses PTK yang baik dapat pula
menjadi model untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan PTK pada masa
mendatang. Bentuk-bentuk diseminasinya antara dapat ditempuh dengan melakukan
kegiatan bedah buku, seminar, colloqium, studium general, bahkan pembuatan poster
bersama.
TES FORMATIF 2
12.40
1. Hasil pengamatan terhadap pemanfaatan waktu belajar dapat ditindaklanjuti
dengan ...
A. Keharusan menentapkan alokasi waktu belajar dalam RPP
B. Keharusan menggunakan jam tangan ketika mengajar
C. Keharusan memasang jam dinding besar di ruang kelas
D. Keharusan menyiapkan alarm pengingat tentang waktu belajar
2. Waktu belajar untuk setiap 1 (satu) jam pelajaran di SD adalah antara ...
A. 25-30 menit
B. 30-35 menit
C. 40-45 menit
D. 45-50 menit
3. Alokasi waktu untuk kegiatan inti sebaiknya ...
A. Lebih lama dari kegiatan awal
B. Sama dengan kegiatan awal
C. Sama dengan kegiatan akhir
D. Lebih sedikit dari kegiatan akhir
4. Pembelajaran yang memungkinkan terbentuknya kemampuan berpikir tingkat
tinggi dapat dilakukan dengan contoh ...
A. Menugaskan siswa menghafal perkalian
B. Menugaskan siswa datang ke sekolah lebih awal
C. Menugaskan siswa piket kebersihan secara rutin
D. Mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata
5. Pembelajaran tingkat tinggi dimungkinkan diterapkan untuk siswa SD kelas ...
A. I
B. I, II
C. I, II, III
D. I, II, III, IV
6. Soal tes esai yang berbunyi: “Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya
banjir”, cocok digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir menurut
Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif ...
A. Pengetahuan
B. Pemahaman
C. Aplikasi
D. Analisis
12.41
7. Kemampuan berpikir menurut Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif “sintesis”
dapat diukur, misalnya dengan membuat soal tes sebagai berikut ...
A. Jika siswa jarang masuk kelas tepat waktunya, masyarakat sering
mengeluhkan kondisi jalan yang rusak, dan pemerintah baru saja menaikkan
harga BBM, apa yang dapat disimpulkan dari fenomena tersebut?
B. Apa saja penyebab siswa sering datang terlambat ke sekolah?
C. Berapa persen kenaikan harga BBM yang diumumknan pemerintah tahun ini?
D. Berapa rata-rata jarak tempuh siswa dari rumah ke sekolahnya?
8. Kesenangan siswa terhadap suatu mata pelajaran dapat ditingkatkan antara lain
melalui ...
A. Memberikan beasiswa (dana BOS) secara tunai kepada siswa
B. Menggunakan peralatan komputer untuk administrasi sekolah
C. Memasang sound-system di setiap ruang kelas
D. Menggunakan media pembelajaran yang dapat didengar dan dilihat
9. Perhatian seorang siswa yang mulai menurun ketika mengikuti pelajaran dapat
dibangkitkan kembali dengan antara lain ...
A. Meminjamkan kaset lagu anak-anak yang sedang populer kepada yang
bersangkutan
B. Meminta siswa yang bersangkutan mencuci muka di kamar mandi sekolah
C. Menyelingi penjelasan pelajaran dengan humor yang sehat dan bernilai
edukatif
D. Mempersilakan siswa yang bersangkutan beristritahat di luar kelas sambil
menunggu pelajaran usai
10. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dikembangkan melalui PTK secara ...
A. simultan dengan tingkat berpikir yang lebih rendah
B. gradual, dari yang terendah ke yang tertinggi
C. acak, sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya
D. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kebanarannya
12.42
Rumus Perhitungan:
JumlahJawa banyangBen ar
TingkatPen guasaanAnd a = X 100
10
Apabila skor Anda mencapai 80 ke atas, yang berarti bahwa penguasaan Anda
tentang bahan ajar dalam sub-unit ini Baik atau Bagus !! , bahkan Sangat Baik !!!,
maka Anda dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat
penguasaan Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk
mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda
kuasasi dengan baik (PERHATIKAN pada nomor soal mana Anda masih keliru
menjawabnya).
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis, S., Mc Taggart, R., (1992). The Action Research Planner Victioria: Deaken
University.
12.43
McNiff, J. (1992). Action Research Principles an Practice. Kent: Mackays of
Chathan PLC.
12.44
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif 1
12.45
Tes Formatif 2
12.46
12.47
GLOSARIUM
Atmosfir akademik adalah suasana fisik dan non-fisik sekolah yang kondusif atau
menunjang proses pendidikan dan pembelajaran (kegiatan akademik)
Bedah buku adalah suatu pertemuan yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa orang
dengan membaca satu buku yang sama atau berbeda, untuk kemudian
dipresentasikan dan didiskusikan bersama peserta/anggota kelompok diskusi.
Berpikir adalah suatu proses mental dalam melakukan pengolahan simbolis yang
diarahkan pada pengertian yang lebih baik mengenai lingkungan dan dirinya
sendiri.
Berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi
menurut ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Colloqium adalah kegiatan belajar (pada tataran pendidikan sarjana atau orang
dewasa) yang dilakukan dalam bentuk konferensi untuk membahas proyek
penelitian bertaraf lanjutan.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis dalam
kurikulum atau jadwal pelajaran di sekolah.
Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasan berpikir dan bertindak.
Kultur sekolah adalah kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah.
12.48
Request adalah permintaan atau permohonan yang diajukan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan tertentu.
Review adalah memberikan pertimbangan atau menguji kembali suatu karya atau
kegiatan.
Studium generale adalah ceramah atau kuliah umum yang dilakukan oleh seorang
penceramah ahli (pakar), pejabat, atau tokoh dalam bidang tertentu.
Studium generale by request adalah kuliah umum yang dilaksanakan oleh sejumlah
orang dengan mengidentifikasi persoalan/permasalahan yang dihadapi (yang
dapat disusun menjadi sejumlah pertanyaan), kemudian daftar
permasalahan/pertanyaan tersebut direspon oleh seorang penceramah.
Workshop adalah pertemuan sejumlah orang di bawah arahan beberapa pakar (ahli)
untuk membahas dan menghasilkan suatu karya/produk aplikatif dalam
mengatasi suatu permasalahan.
12.49