You are on page 1of 9

Keimanan orang Jahudi sukar diharapkan dimasa Rasulullah s.a.w.

75.Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang
mereka mengetahui?[65]
[65]. Yang dimaksud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu dirobah-
robah mereka; di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat itu.

Pengaruh ajaran Yahudi terhadap Umat Islam dlm Ibadah &


Keyakinan
Mahad - Tuesday, 25 September 2001
Allah SWT berfirman (yang artinya), "Tidak akan rela orang Yahudi dan Nashrani kepada engkau
(Muhammad) sehingga engkau turuti paham ajaran mereka."  
Dari Abi Sa'id al-Khudry r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), "Kamu sekalian akan
mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga
walaupun mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya kamu menuruti jejaknya." Kami bertanya, "Ya
Rasulullah, orang Yahudi dan Nashranikah?" Jawab Nabi, "Siapa lagi?"
Dari ayat serta hadits di atas jelas bahwa kebanyakan dari umat Islam banyak yang mengikuti ajaran-
ajaran Yahudi, walau kebanyakan dari mereka tidak merasa bahwa mereka telah mengikuti ajaran
Yahudi tersebut, bahkan sebagiannya menyakini bahwa itu adalah dari ajaran Islam.
Nabi Muhammad saw. melarang keras umatnya mengikuti ajaran Yahudi walaupun hanya dalam bab
keduniaan. Sebagai contoh, ketika orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram, maka Nabi saw.
menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10-nya, atau tanggal 10 dan 11-nya. Ketika
Yahudi shalat menghadap Baitul Maqdis, Nabi segera meminta kepada Allah untuk shalat menghadap ke
Baitullah di Mekah. Ketika Yahudi memelihara kumis dan mencukur jenggot, Nabi justru memelihara
jenggot dan mencukur kumis, dan seterusnya. Nabi saw. selalu berusaha untuk berbeda dengan Yahudi,
bahkan sampai dalam masalah memakai sandal. Sabdanya, "Berbedalah kalian dengan Yahudi,
berbedalah kalian dengan Yahudi. Dan barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari
kaum itu!"
Maka, di sini akan kami uraikan sebagian dari ajaran-ajaran dari Yahudi yang masuk ke dalam agama
Islam.

Membangun Kuburan
Kuburan dibangun ada kalanya berbentuk sebuah gedung berkubah dan mewah dengan kelambu yang
berhias, lalu mereka (Yahudi) mengadakan upacara zikir yang kemudian diikuti oleh orang Islam dengan
membaca Qur'an, shalawat, dan menyajikan sajian-sajian yang khas dalan kuburan yang mirip gedung
itu. Sehingga, kuburan berubah menyerupai sebuah masjid. Seperti masjid Tajmahal, misalnya, adalah
kuburan yang dibangun untuk seorang istri raja. Orang-orang jauh pun berdatangan menziarahi kuburan
itu untuk meminta berkah, ada kalanya membakar kemenyan atau mereka berthawaf mengelilingi
kuburan itu. Sabda Rasulullah saw., "Allah melaknat Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan
kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid." (HR Bukhari dan Muslim). Sabdanya pula, "Janganlah
kamu shalat di atas kuburan dan jangan duduk di atasnya." (HR Muslim).
Sebagian umat Islam membangun batu nisan berukir di atas kuburuan dengan tulisan nama dan tanggal
kematiannya, dan ada kalanya dilengkapi dengan doa-doa bagi si mayit. Dari Jabir r.a., "Sesungguhnya
Nabi saw. melarang melabur putih kuburan atau menuliskan di atasnya ataupun menambah-nambah di
atasnya." (HR Abu Daud).
Sebagian dari orang Yahudi Farsi menuruti upacara jahiliyyah dengan menyembelih kurban di kuburan
imamnya, lalu jejaknya itu diikuti oleh sebagian umat Islam sebagai pengantar pahala. Dari Anas r.a.,
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada sembelihan di kuburan dalam Islam." (HR Abu Daud).

Menjual Barang Haram


Orang Yahudi telah mengakui keharaman binatang-binatang yang tercantum dalam Taurat, tetapi mereka
memakan hasil penjualannya, lalu sebagian umat Islam menuruti jejaknya dengan jual beli barang-barang
yang haram. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda, "Allah melaknat orang Yahudi karena
diharamkan lemak atas mereka, tetapi mereka menjualnya dan memakan hasil penjualannya. Dan,
sesungguhnya jika Allah mengharamkan atas satu kaum suatu barang, maka Dia mengharamkan pula
harganya." (HR Ahmad dan Abu Daud).

Dongeng Israiliyat
Kebanyakan dongeng-dongeng israiliyat dibawa oleh orang Yahudi yang masuk Islam. Dongeng
israiliyat itu terbagi menjadi dua: (1) dongeng-dongeng dari luar Bani Israil yang disadur menjadi
dongeng Israil, dan (2) dongeng tentang nabi-nabi yang berlebih-lebihan atau ada kalanya menghina
Nabi saw. sendiri. Sebagai contoh "Dongeng Bumi". Menurut dongeng tersebut, bumi itu berbentuk
semacam benda pipih dikelilingi oleh Gunung Qol. Bumi mengambang di atas air, air terletak di atas
batu karang yang besar dan cekung yang berada di atas tanduk sapi betina dan sapi betina berdiri di atas
punggung ikan Nun, ikan Nun di atas titik hitam lalu pada titik hitam itulah berhenti segala makhluk.
Dongeng Israiliyat tentang Nabi Sulaiman: Nabi Sulaiman ingin menunjukkan kekayaan, lalu ia
bermaksud menjamu seluruh ikan di samudra. Setelah makanan terkumpul, datanglah ikan Nun yang
menghabiskan semua jamuan itu sehingga Nabi Sulaiman menginsafi dirinya.
Dongeng Israiliyat tentang Nabi Idris: Nabi Idris mendoakan malaikat penghela matahari dengan rantai
besar yang tampak letih. Doa Nabi Idris dikabulkan oleh Allah, sehingga pekerjaan malaikar menjadi
lebih ringan, malaikat berterima kasih kepada Nabi Idris lalu dibawanya meninjau surga, Nabi Idris
masuk surga dan tidak mau kembali.

Bersumpah dengan Menjunjung Al-Qur'an


Semula orang-orang Yahudi bersumpah dengan menjunjung Taurat, lalu orang-orang Islam yang
terpengaruh Nasrani mengikuti gerakan itu, yaitu bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an, dan
akhirnya tersebar cara bersumpah ini. Dalam Islam, bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an tidak
pernah dilakukan pada masa sahabat, tabi'in, atau tabi'ut tabi'in. Tidak ada dalil yang menyuruh
bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an.

Mengadakan Ulang Tahun untuk Peristiwa yang Dianggap Penting


Dulu ada seorang Yahudi pernah datang kepada Umar bin Khattab, lalu berkata, "Wahai amirul
mukminin, ada satu ayat dalam Al-Qur'an yang kalian biasa membacanya, jika sekiranya ayat itu turun
kepada kami, bangsa Yahudi, niscaya kami jadikan hari turunnya itu bagian dari hari besar kami." (HR
Bukhari). Kini sebagian umat Islam merayakan segala sesuatu yang dianggap penting yang semuanya
tidak ada contohnya dari Nabi saw. dan para sahabatnya, seperti 17 Agustus, Nuzulul Qur'an, Isra' Mi'raj,
perayaan satu Muharram, milad partai, dsb.

Sepenggal tentang Firqah-Firqah Yahudi Freemasonry


Freemasonry menurut bahasa berarti "tukang-tukang batu tebal". Ia adalah sebuah organisasi Yahudi
Internasional bawah tanah yang sangat sulit untuk dilacak karena organisasinya teratur dan rapih.
Menurut buku Kabut-Kabut Freemasonry, salah seorang yang disebut pendirinya ialah Herodes Agrida I
(meninggal 44 M). Ia dibantu dua orang Yahudi Heram Abioud dan Moab Leomi. Dalam gerakannya,
Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendikiawan dan hartawan Goim (sebutan dari bangsa lain di
luar Yahudi) tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan.
Freemansory terbagi dalam tiga tingkatan: Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis Fremansory
Majelis Menengah Fremansory Majelis Tinggi
Dalam penerimaan keanggotaan, Freemasonry tidak mempersoalkan agama calon anggota, bahkan calon
anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Freemasonry dibuat dan diadakan kenaikan
pangkat sampai pangkat 33 bagi Groyun. Orang-orang terkenal dibujuk rayu agar menjadi anggota dan
diberi tugas menyebarkan paham Freemasonry. Mereka tertarik pada Freemasonry, karena mereka
menganggap bahwa organisasi itu bergerak di bidang kemanusiaan. Di balik itu mereka mananamkan
"pengembangan agama" atau "polotisme" yang mengatakan semua agama itu sama, baik dan benar.
Lebih jauh Freemasonry dengan secara halus membawa anggotanya memahami atheisme.
Pada abad XVII M Freemasonry timbul ke permukaan di Eropa. Mereka mempunyai gedung pertemuan
badan penerbitan majalah sendiri: Suara Fremasonry di Inggris dan Prancis. Mereka mengadakan
seminar resmi dan diundangnya pejabat-pejabat dan orang-orang ternama.

Dari Eropa mereka meluaskan gerakannya ke seluruh dunia melalui selubung berbagai paham hingga
mudah diterima: Sekulerisme, Komunisme, Sosialisme, Darwinisme, Freedisme, Kapitalisme, bahkan
sekte agama yang disimpangkan dari induknya, misal Bahairah, Ahmadiyah, Gerakan persatuan agama
Sun Mon, Gerakan Anak Tuhan, Mor Mon, Saksi Yehova, Gerakan Satan Nudisme, dsb. Mereka
menciptakan aliran-aliran paham yang saling bertentangan. Dengan menaiki tangga Freemasonry itu,
bangsa Yahudi berusaha menguasai seluruh dunia dan bangsa lain tunduk di telapak kakinya.
Sumber: Parasit Aqidah, Adelmazeder
Terakhir kali diperbaharui ( Tuesday, 21 November 2006 )

Yahudi dan Ramalan Rasulullah


Monday, 14 April 2003 14:51

Bila mengingat kata Yahudi, orang sering menyamakan stigma omong kosong seperti stigma "PKI" oleh
pejabat Orde Baru. Peristiwa di Palestina, agresi di Iraq, dan mungkin, akan menunggu giliran lagi
beberapa negeri muslim lainnya, adalah fakta nyatanya. Ramalan Rasulullah di bawah ini patut anda
renungkan kembali Oleh Sholeh Hasyim*

"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh
mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon
berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah ! Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia
! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi." (HR. Muslim
VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)

Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina semakin meningkat. Berbagai
tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak kunjung berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah
mengutuknya.

Pengakuan Yahudi atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman ummat Islam dalam
menyikapi Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan
Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi sekarang. Penyamaan
sikap ini berakibat buruk baik dalam aspek aqidah maupun amal.

Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah; pertama, sesungguhnya Bani
Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda dengan Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari
kaum Muslim, dan Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran
Musa yang telah keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam.

Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Ibrahim berkata: "Hai anak-
ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali
dalam memeluk agama Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku
mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para
Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." (Yusuf : 38)
Ini sama dengan pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani ajaran Musa As. "Dan Kami
jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24) Ayat lain
mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa."
(ad-Dukhan: 32)

Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara otomatis mereka telah jatuh pada
kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti disebut dalam ayat-ayat berikut ini: Orang-orang Yahudi
berkata, tangan Allah terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang
dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64), mereka menjadikan orang-orang
alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah (at-Taubah: 31). Orang-orang Yahudi berkata :
Uzair itu putera Allah (at-Taubah: 30).

Jadi, Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa As. Adapun
klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu merupakan pengembangan dari kekufuran mereka terhadap
Musa As. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar dari tauhid dan syariat Musa As.

Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil. Orang-orang Yahudi yang
merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal dari keturunan yang dulu pernah bersama-sama
hidup dengan Musa as. Sekarang, Yahudi keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim,
tidak lebih dari 20% jumlahnya di dunia. Komunitas inipun percampuran dari berbagai etnis lain karena
pernikahan dll. Sebagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani Israil. Adapun
mayoritas kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal dari Eropa, dan berbagai negara di
dunia. Mereka dikenal dengan sebutan al-Asykanazim, dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang
sarat dengan paganisme.

Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah penjajah. Mereka tidak berhak
atas kepemilikan bumi Palestina, karena telah keluar dari ajaran Musa As yang benar dan mengubah-
ubah kitab Taurat. Palestina adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk
memilikinya. Sesungguhnya, Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum Jabbariyin yang
hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani Israil untuk memasuki wilayah Palestina,
jika mereka masih komitmen terhadap ajaran yang benar. Jika tidak, secara otomatis izin tinggal dari
Allah di Baitul Makdis telah dicabut.

Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran dari masa ke masa adalah
pengkhianat, penakut, provokator, pemicu permusuhan, penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika
mereka menyakiti Musa as. dan keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun
temurun. Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai bagian dari agama mereka yang selalu rentan
dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu mereka dan kepada orang
yang masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang masih memiliki komitmen
terhadap Musa As ( al-Maidah: 59dan 62). Di antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).

Kehancuran Yahudi

Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan, sekalipun masa depan itu sesuatu
yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui hal-hal ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah
mempunyai sunnatullah yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan,
peperangan yang akan terjadi bukanlah peperangan lokal antara orang Yahudi dan Muslim Palestina.
Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi dunia. Apabila terjadi
pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh
Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi di dunia. Bila terjadi kekalahan,
maka tidak ada lagi satu kekuasaanpun yang tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu
kepemimpinan dunia akan berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia.

Jahiliyah modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena mengingkari Allah dan akhirat.
Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan, dekadensi moral, peperangan yang menghancurkan.
Berbagai isme yang lain telah gagal dalam mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang
kebahagiaan. Kini, manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut. Mereka kehilangan harapan,
kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya pandangan hidup yang bisa
mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq mereka.

Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkat
(melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu, akan muncul khilafah yang sesuai dengan
manhaj nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan
jika Ia menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zhalim. Maka iapun akan bercokol sesuai dengan
kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang tirani, maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah,
kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di atas
manhaj nubuwah (HR. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman).

Berbeda dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan prediksi Rasulullah itu.
Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam pohon ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka
mengambil pengalaman dari berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun
masa intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang lajunya gerakan
Islam di dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi internasional yang berbentuk seperti garpu, itu
sesungguhnya simbol pohon ghorqod.

Yang menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan cikal bakal peperangan
global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan dunia telah berkumpul di satu
tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya
peperangan yang menentukan nasib terakhir kaum Yahudi itu.

Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan i'dad dan berjihad melawan Yahudi.
Nash syariah dan bukti sejarah menunjukkan, perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjut.
(QS. al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila
mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa dan bekerja keras dalam
menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa
ilaihi unib.• (Penulis, kontributor Suara Hidayatullah, Kudus, Jawa Tengah)

Diambil dari Majalah Suara Hidayatullah, Edisi Khusus Milad Ke-14 Mei 2002

Israel Bertentangan dengan Ajaran Yahudi


kamis, 17 Agustus 2006 - 11:39:54 WIB
Rabi Yahudi di AS menilai negara Israel sangat bertentangan dengan agama Yahudi. Sementara itu,
berita lain menyebutkan, Israel menyembunyikan data pasukannya yang tewas di Libanon

Hidayatullah.com--Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita IRNA, Ketua Organisasi Yahudi Anti Zionis
di AS, David Wice menyatakan, para rabi Yahudi di seluruh dunia takut untuk mengemukakan
pernyataan ini. Wice mengatakan, "Kami yakin Israel akan hancur. Seperti disebutkan dalam Kitab
Taurat bahwa segala hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan tidak akan bertahan lama, begitu
ujarnya.
Wice juga menyatakan, "Para pengikut Yahudi dan Islam selama ratusan tahun terbukti dapat hidup
berdampingan tanpa memerlukan peran PBB dan lembaga-lembaga sebagai penjaga HAM." Buktinya
keberadaan pemeluk agama Yahudi di sejumlah negara, termasuk Iran dan Iraq, yang dapat hidup
tenteram tanpa ada gangguan. Wice menandaskan, "Masalahnya tidak terletak pada agama itu sendiri,
namun pada ideologi dan pemahaman yang disalahgunakan kelompok Zionis yang menyetarakan anti-
Zionis dengan anti-Semitisme.

Wice menyinggung makar Zionis di sejumlah negara Islam dalam rangka menyulut perang saudara.
Dijelaskannya bahwa kelompok Zionis meledakkan sinagog di negara-negara Arab, dan orang-orang
Arab yang dituding sebagai pelakunya.

Sembunyikan Data
Sementara itu, radio Iran, IRIB juga menyinggu tentang Israel yang menyembunyikan data-data korban
dipihak Yahudi yang menjadi korban oleh Hizbullah.
Sumber-sumber terpercaya mengumumkan, ada 430 serdadu Zionis yang tewas, 130 tank Merkava
hancur di tangan para pejuang Hizbullah dalam pertempuran selama kurang lebih sebulan.
Sementara sumber-sumber resmi Israel hanya mengakui sekitar 117 saja serdadunya yang tewas.
Menurut IRIB, AS dan Zionis sengaja tak mengumumkan data kongkret korban tewas di pihak militer
Israel. Hal ini dilakukan dalam ranga melanjutkan perang urat syaraf, tulisnya. [cha, berbagai sumber]

Kisah Sapi merah,  Penghancuran  Masjid Al-Aqsha dan


Rahasia didalamnya.
Satu langkah lagi yang dilakukan oleh
kelompok ekstrem Yahudi untuk
menghancurkan Masjidul Aqsha adalah
mencari sapi yang berbulu merah. Menurut
kepercayaan mereka, sebelum membangun
Kuil Sulaiman, terlebih dahulu mereka harus
menyembelih dan membakar sapi berusia 3
tahun yang berbulu merah dan belum pernah
melahirkan anak.

Tahun 1997, anak sapi dengan ciri-ciri


seperti ini lahir melalui proses perbaikan
genetik. Hanya saja mereka menghadapi
masalah. Sebab, menurut kepercayaan
khufarat ini, sapi itu harus disembelih di
kaki gunung zaitun yang saat ini berada
dalam kekuasaan pemerintah otonomi Palestina. Karenanya, dalam beberapa tahun terakhir, rezim
Zionis berusaha untuk mengosongkan kawasan ini dari orang-orang non Yahudi. Salah satu hal yang
menarik dalam proses penghancuran Masjidul Aqsha adalah kerjasama yang dilakukan orang-orang
kristen zionis dengan kaum yahudi Zionis. Kristen Zionis adalah kelompok pengikut agama kristen yang
memiliki kepercayaan dan pemikiran yang mirip dengan orang-orang Zionis. Mereka juga meyakini
bahwa di akhir zaman, Yesus akan kembali di dunia. Untuk menyongsong kedatangan Yesus, Masjidul
Aqsha harus dihancurkan dan Kuil Sulaiman harus dibangun di lokasi itu. Kesamaan pandangan inilah
yang mendorong dua kelompok dari dua agama berbeda ini saling bekerjasama untuk menghancurkan
Masjidul Aqsha.
Aksi perusakan Masjidul Aqsha itu terus berjalan, dan kini, tindakan perusakan yang dilakukan secara
langsung oleh kelompok-kelompok Zionis esktrem telah sampai di tahap yang sangat berbahaya. Meski
penggalian terowongan di lokasi ini terus berjalan, namun sampai saat ini, kaum Zionis masih belum
memperoleh satupun bukti yang menunjukkan bahwa masjid ini dibangun di atas lokasi Kuil Sulaiman,
seperti yang mereka klaim selama ini.

Seandainya pun klaim mereka benar dan Masjidul Aqsha dibangun di atas lokasi bekas Kuil Sulaiman,
tentunya tidak logis jika hal ini dijadikan alasan untuk menghancurkan bangunan rumah ibadah umat
lain yang masih tegak berdiri, apalagi jika rumah ibadah ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Parahnya, kaum Zionis hanya mengantongi spekulasi dan perkiraan semata tanpa dukungan bukti
sejarah yang kuat. Hal ini menunjukkan betapa orang-orang Zionis menutup logika untuk mengejar
kepentingannya. Dengan mengantongi lampu hijau dan dukungan AS, kaum Zionis terus melanjutkan
aksi perusakan terhadap rumah ibadah yang dihormati oleh 1,5 milyar umat Islam itu.
Batu Pijakan Nabi Muhammad SAW Saat Mi’raj

Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung
(Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di
bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang
besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan orang dapat masuk ke
dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga.

Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di
Ka’bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari
surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat akan mi’raj itu disebut Shakhrah al-
Muqaddasah (batu yang disucikan).

Meskipun bangunan itu disebut masjid, peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya
karena bangunan itu didirikan semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra-Mi’raj Nabi Muhammad
SAW, bukan untuk tempat shalat. Ketika penulis berkunjung ke sana (1996), beberapa peziarah terlihat
langsung sujud tapi tidak shaiat di masjid itu. Tak salah bila bangunan itu disebut masjid, sebab secara
harfiah masjid berarti “tempat sujud”.
Ada upaya sistematis Zionis Yahudi untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha dalam rangka membangun
kembali Temple of Solomon yang mereka yakini terletak di bawah masjid tersebut. Mampukah umat
Islam seluruh dunia menggagalkan rencana Zionis Yahudi itu?

Masjid AI-Aqsha dan Kubah Al-Shakhrah


“Subhanalladz? asra bi’abdihf lailan minal
masjidil-haram Hal masjdil-aqsha, alladz?
Barakna hawlahu linuriyahu min ayatina.“

Demikian firman Allah SWT dalam Al


Quran surat Al-lsra ayat 1. Artinya: “Maha
suci Allah yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dan Masjid
Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah
Kami berkahi sekelilingnya untuk Kami
perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda
kekuasaan Kami.”

Firman Allah tersebut selalu atau sering


menjadi referensi dalam acara peringatan
Isra-Mi’raj Nabi Muhammad SAW (27
Rajab) yang setiap tahun diselenggarakan umat Islam.  Setiap Muslim tentu mengetahui di mana letak
kedua masjid tersebut. Masjid Al-Aqsha yang terletak di Baitulmaqdis (Jerusalem), Palestina, pernah
menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum Allah memindahkan kiblat shaiat ke arah Masjid AI-Haram
di Makkah. Perintah pengalihan arah itu turun pada saat Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan
shaiat Ashar di salah satu masjid di Madinah yang kemudian diberi nama Masjid Qiblatain (Masjid Dua
Kiblat) (QS. Al Baqarah :144).

Kata al-aqsha mengandung dua arti.  Secara harfiah ia berarti “jauh”, maksudnya jauh dari Masjid AI-
Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama “bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid
ini tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para Nabi sebeluim Nabi Muhammad SAW”.

Menurut riwayat, Masjid Al-Aqsha di-bangun oleh Nabi Adam AS setelah beliau membangun Masjid
Al-Haram. Dengan demikian Masjid Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi.
Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya’qub AS, 40
tahun setelah Ka’bah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim AS. Nabi Daud AS membangun
ulang masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman AS.

Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsha merupakan masjid ketiga termulia setelah Masjid Al-Haram di
Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Janganlah kamu merasa
berat melakukan perjalanan ke tiga masjid : Masjid Al-Haram, Masjidku, dan Masjid Al-Aqsha. Shalat
di Masjid Al-Haram lebih utama dari seratus ribu kali di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Aqsha.” (HR.
Ad-Darimi, An-Nasai, dan Ahmad)

Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid tersebut. Bahkan
pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan
merenovasi Masjid Al-Aqsha, dengan kubah berwarna hijau dan plaza yang luas, juga mendirikan
sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau
akan dimi’rajkan. Bangunan itu terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelah utara Masjid AI-Aqsha,
kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris:
Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan.

Zionis Yahudi berusaha meruntuhkan Masjid Al-Aqsha


Sejak Perang Arab-Israel pada 1967, Jerusalem jatuh ke tangan Israel. Termasuk kompleks Masjid AI-
Aqsha yang lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang Suci) kini berada
dalam cengkeraman Israel. Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter,
sekelilingnya dipagari tembok.
Dr. Marwan Saeed Saleh, guru besar matematika di Universitas Zayed, Dubai, menulis di Harian AI-
Dastour, tentang anggapan kaum Yahudi bahwa Haram al-Quds tersebut merupakan tempat suci yang
dianugerahkan Tuhan kepada Ibrahim dan keturunannya. Terlebih lagi kaum Yahudi meyakini bahwa di
bawah Masjid AI-Aqsha terletak bangunan tempat ibadah Nabi Sulaiman AS yang disebut Haekal
Sulaiman (Temple of Solomon). Haekal tersebut telah dihan-curkan oleh Kaisar Titus dari Romawi.

Sejak 1967 kaum Zionis Yahudi bertekad akan membangun kembali Temple of Solomon itu, apa pun
dampaknya terhadap bangunan Masjid Al-Aqsha, bahkan kalau perlu masjid itu akan dirubuhkan sama
sekali. Sementara ini kaum Yahudi telah membangun Tembok Ratapan (Wailing Wall), persis di
dinding barat Masjid Al-Aqsha. Mereka juga melakukan penggalian-penggalian di bawah Masjid Al-
Aqsha dan Masdjid Qubbah Al-Shakhrah.

Sekelompok ekstrim Yahudi pernah


merencanakan akan meledakkan tempat-
tempat suci umat Islam itu pada 1985, namun
terbongkar dan dapat digagalkan.
Di samping itu, menurut Marwan Saeed
Saleh, kaum Zionis Yahudi secara sistematis
melakukan kampanye penyesatan terhadap
umat Islam. Mereka sengaja lebih
menonjolkan pemberitaan dan foto-foto
Masjid Qubbah Al-Shakhrah untuk
mengalihkan perhatian umat Islam dari
Masjid Al-Aqsha, Harapan mereka, suatu saat
nanti umat Islam akan menganggap Masjid
Qubbah Al-Shakhrah itulah Masjid Al-
Aqsha, sehingga kaum Zionis Yahudi merasa akan lebih leluasa untuk melenyapkan Masjid Al-Aqsha
dari muka bumi.

Mungkin tanpa sengaja, atau karena faktor kesulitan mendapatkan foto Masjid Al-Aqsha, ilustrasi yang
ditampilkan di dalam Ensiklopedi Islam, terbitan PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, pada saat mem-
bicarakan Masjidilaksa (jilid 3, halaman 190), juga adalah foto Masjid Qubbah Al-Shakhrah, bukan foto
Masjid AI-Aqsha. Mudah-mudahan ini bukan bukti ke-berhasilan kampanye Zionis Yahudi.

A.Nawawi Rambe/Majalah Amanah


swaramuslim02 Mar 2006
- http://www.templemount.org/solomon.html
- http://phoenicia.org/temple.html
- http://home.earthlink.net/~tonybadillo/
- http://www.solomonstemple.com/org/page1.html
- http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/The_Temple.html
- http://www.mystae.com/restricted/streams/scripts/solomon.html
- http://occult-advances.org/temple.shtml
- http://skullandcrossbones.org/articles/solomontemple/solomontemple2.htm
- http://www.masonichavens.ie/temple/temple.htm

You might also like