You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

Nama : Febri Irawan Tanggal : 14 April 2010


NIM : 05091002006 Asisten :
Jurusan : Teknologi Pertanian 1. Agustino
Kelompok :V 2. Agung Setiawan
Judul : Alat dan Mesin Pertanian 3. Deny Ferdison
4. Ricky Erwanto
5. Ika maryanti
6. Mayang Segara
7. Sheli Arizona
8. Nur Rahmawati
Nilai :

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai jenis bentuk dan
fungsi berbagai alat dan mesin pertanian, mulai dari kegiatan penanaman hingga
panen.

B. HASIL
1. Alat Pertanian Tradisional
a. Cangkul
Fungsi : untuk menggarap lahan, yaitu untuk mencangkul tanah, menggali
tanah, meratakan tanah, menghancurkan tanah, dan membersihkan rumput
Cangkul terbuat dari besi atau baja, bemata tajam, bergagang kayu yang agak panjang

Prinsip kerja : pegang gagang cangkul menggunakan kedua tangan, psastikan posisi
badan benar – benar memenuhi syarat pemakaian cangkul, badan agak membungkuk
sedukit dan cenderung turun kebawah, turunkan cangkul ketanah yang akan
diinginkan, seterusnya kegiatan tersebut dilakukan sampai tanah tersebut mencapai
yang diinginkan, dan juda cangkul sangat dibutuhkan untuk membalik serta
memecah dan membelah tanah, mengerjakan petak – petak yang sempit yang tidak
mungkin dapat dibajak, mengerjakan tanah yang banyak batu – batu besar dan
tunggul – tunggul yang masih ketinggalan , serta sudut – sudut petakan yang tak
dapat dilalui bajak, menguraikan menggemburkan tanah, membumbun , menyiang,
membuat saluran, melubang tanah , dan memperbaiki pematang.
b. Arit

Fungsi : alat ini digunakan untuk membabat semak-semak, alang-alang, dan


rerumputan. Dalam membuka lahan baru, alat ini banyak digunakan.
Parang babat terbuat dari besi atau baja, bermata tajam dan pada bagian ujungnya
bengkok, bergagang panjang terbuat dari kayu.

Prinsip kerja : pegang gagang arit dengan menggunakan tangan kanan, pastikan arit
tersebut benar – benar kuat agar tidak lepas saat digunakan, arahkan mata arit pada
tanaman atau tumbuhan yang akan di potong, pastikan juga pada pemotongan
tanaman atau tumbuhan tersebut tepat pada pangkalnya.
c. Parang
Fungsi : berguna sekali untuk memotong kayu-kayu yang berukuran kecil,
menebang bambu dll.
Parang atau golok terbuat dari besi atau baja bergagang pendek, terbuat dari kayu
atau ada juga yang terbuat dari besi menyatu pada pangkalnya

Prinsip kerja : pegang gagang parang dengan erat, supaya tidak terlepas dari
tangan, arahkan mata parang pada objek yang akan di potong.
d. Kampak

Fungsi : untuk memotong dan membelah kayu-kayu ukuran besar. Dalam


membuka lahan baru, kampak sangat berguna sekali untuk menebang pohon.
Kampak terbuat dari besi atau baja, bermata tajam dan gagangnya terbuat dari kayu.

Prinsip kerja : pegang gagang kampak dengan erat menggunakan tangan kanan,
supaya tidak terlepas dari tangan. Arahkan kampak pada objek yang akan dipotong.
e. Ani – ani
Fungsi : memotong padi yang telah mencapai masa panen.

Prinsip kerja : pegang ani – ani dengan menggunakan tangaan kanan, pastikan sela
pegangan ani – ani tersebut benar – benar erat. Arahkan ani – ani tersebut pada padi
yang akan dipotong.
f. Centok tanah

Fungsi : digunakan sebagai perata tanah dan pencongkel tanah pada sebuah
kebun. Terdapat 2 jenis bahan, yaitu yang terbuat dari plat besi dan yang terbuat dari
plat baja. Pegangan terbuat dari kayu.

Prinsip kerja : pegang gagang centok tanah dengan erat, menggunakan tangan
kanan, arahkan centok tersebut ke tanah yang akan di ratakan ataupun mencongkel
tanah.

g. Garu

Fungsi : digunakan dalam pengolahan persawahan irigasi. Adapun gunanya


disamping untuk meratakan tanah, tetapi yang lebih penting adalah bentuk untuk
menghaluskan tanah. Seperti halnya bajak, garu pada waktu digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan tanah juga memerlukan pasangan.

Prinsip kerja : pegang gagang garu dengan erat menggunakan kedua tangan,
arahkan garu tersebut ke tanah yang akan diratakan ataupun membentuk tanah itu
menjadi halus.

h. Bajak

Fungsi : untuk memotong dan membalikkan tanah yang berukuran besar.

Prinsip kerja : pegang gagang bajak dengan erat menggunakan kedua tangan, arah
bajak tersebut ke tempat tanah yang akan dibalik, dengan cara mendorong bajak
tersebut ke tempat yang akan dibajak.
i. Garu sampah mata 6

Fungsi : digunakan untuk mengambil kotoran atau sampah tanaman dan


daunan.

Prinsip kerja : pegang gagang garu mata 6 tersebut dengan erat menggunakan
tangan, lalu arahkan pada kotoran atau sampah dan daunan yang akan dibersihakan
ataupun diambil.
j. Gebotan
Fungsi : alat yang bahannya terbuat dari kayu yang terkadang dicampur
dibeberapa bagian dengan bambu, merupakan alat untuk memisahkan padi atau
gabah dari tangkai yang sudah diarit tersebut. Aktivitas menggunakan alat Gebotan
ini disebut ngagebot.
Prinsip kerja : gebotan ditaruh ditempat yang disesuaikan, lalu alat ini terdapat
beberapa ronggga – rongga untuk turunnya padi dari hasil pembantingan padi yang
kita lakukan.

2. Alat Pertanian Modern


a. Seeder ( alat penanam )

Fungsi : untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan
jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam
dilengkapi dengan alat penutup tanah.

Prinsip kerja : masukan benih yang diinginkan di dalam tempat seeder, lalu gerakan
seeder tersebut di tempat yang akan di tanam, dan hasil dari pemberian lobang dari
seeder tersebut maka benih akan masuk dengan sendirinya di dalam lobang tersebut,
dan seeder juga akan sendirinya menutup lobang yang telah di masukan benih
tersebut.
b. Bajak piring

Fungsi : untuk memotong dan membalik tanah pada pengolahan tanah


pertama.

Prinsip kerja : Ketika tanah diiris oleh piringan yang berpinggir tajam, irisan tanah
tersebut akan terbawa oleh putaran piringan karena adanya sudut disk dan sudut tilt.
Oleh karena piringan yang cekung, maka irisan tersebut jatuh dan berbalik.
c. Trealer

Fungsi : digunakan untuk mengangkut hasil-hasil pertanian.

Prinsip kerja : setelah hasil pertanian di dapatkan, maka semua hasil tersebut di
masukan ke dalam trealer untuk mengangkut hasil yang telah di dapatkan dan juga
untuk mempercepat waktu pengangkutan.

d. Kubota
Fungsi : mempunyai kapasitas kerja untuk mengolah tanah. Dalam mengolah
tanah mesin Kubota tergantung pada jumlah bajaknya, biasanya berjumlah 4 buah
dan digunakan untuk mengukur lebar.

Prinsip kerja : yaitu bajak melempar tanah ke kanan, dan garu melempar tanah ke
kiri sehingga tanah yang digarap tersebut hancur
e. Air sprayer

Fungsi : untuk memberantas hama penyakit, gulma, pemberiaan pupik dan


pengairan tanaman

Prinsip kerja : ketika handle ditarik maka foot klep akan membuat tekanan ke pump
plunger sehingga akan bergerak naik turun lalu mendorong cairan yang ada didalam
keluar melalui selang untuk memudahkan cairan keluar dibatasi oleh tutup klep agar
cairan keluar dengan lancar.
f. Sungrai penyangrai

Fungsi : membuat bahan hasil pertanian, misalnya kopi, yaitu kopi tersebut
bisa dihaluskan dan di konsumsi masyarakat.
Prinsip kerja : produk dipanaskan dengan suhu terkontrol otomatis, sambil diputar,
sehingga pemanasan bisa merata dan terkontrol

g. Dryer ( mesin pengering )

Fungsi : untuk mengeringkan gabah (padi), jagung , kedelai, dan produk


lainnya. Mesin pengering (dryer) ini berfungsi menggantikan cara tradisional yang
mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan produk.

Prinsip kerja : Ketika biji-bijian dimasukkan, udara panas dari pemanas akan
dialirkan oleh aliran udara yang berasal dari kipas kemudian akan masuk melalui
plenum chamber yaitu ruangan akumulasi panas. Oleh karena udara panas masuk
kedalam plenum chamber dan mengenai biji-bijian lalu hasilnya keluar uap air
sebagai proses pengupasan.
h. Hand traktor

Fungsi : untuk membajak lahan atau sawah.


Prinsip kerja : hidupkan hand traktor dengan hati – hati lalu arahkan hand traktor
tersebut di lahan yang akan di bajak, roda dari hand traktor ini akan memutar terus
sebelum kita sendiri yang mengarahkan traktor itu berhenti.
i. Mixer pakan ternak

Fungsi : digunakan untuk mengiling pakan ternak.

Prinsip kerja : masukan sejumlah bahan kedalam mixer yang akan dibuat untuk
pakan ternak, lalu mixer tersebut akan bekerja dengan sendirinya menggiling bahan
pakan ternak tersebut
j. Polisher

Fungsi : pemisahan atau pengelupasan kulit luar beras.

Prinsip kerja : pastikan polisher hidup lalu masukan gabah yang telah di dapat,
kedalam polisher. Lalu polisher akan bekerja dengan sendirinya untuk mengubah
gabah tersebut menjadi beras yang diinginkan dan meninggalkan sekam.
C. Pembahasan

Kemajuan dalam efisiensi pertanian Eropa dimulai secara perlahan dan


kemudian semakin pesat.Setiap perubahan itu mengharuskan jutaan keluarga
membuat penyesuaian besar, dan proses ini masih terus berlanjut di seluruh benua
Eropa bahkan dunia. Dengan melihat sekilas bagaimana pengaruh kemajuan dalam
pertanian atas masyarakat, semoga Anda dapat memahami keadaan dunia sekarang.
Belum lama berselang, sebagian besar penduduk bumi adalah petani, yang
hidup dari hasil bercocok tanam mereka sendiri. Tetapi sekarang, di beberapa negeri
industri, hanya 1 diantara 50 oranga tau bahkan 100 orang yang bertani. Bagaimana
terjadinya perubahan besar yang mempengaruhi perekonomian dunia ini?
Diluar dugaan, salah satu perubahan besar yang menyebabkan ditinggalkannya
pertanian tradisional di Eropa terjadi pada abad ke-12, ketika Horse Collar, semacam
pelindung dada dan leher pada kuda diperkenalkan.
Berkat alat itu, kuda bisa dipekerjakan tanpa takut tercekik.
Jadi kuda yang diperlengkapi dengan alat ini dapat menarik lebih kuat, lebih cepat
dan lebih tahan lama dibanding sapi.
Dengan tenaga kuda, para petani dapat meningkatkan produksi mereka.
Mereka dapat menggunakan bajak besi untuk lahan yang tadinya mustahil digarap.
Satu langkah maju lainnya adalah diperkenalkannya jenis tanaman yang dapat
menyuburkan tanah seperti polong-polongan, kapri, semanggi dan alfalf yang
memperkaya tanah dengan nitrogen.
Tanah yang lebih subur menghasilkan panenan yang lebih berlimpah.
Kemajuan awal ini memungkinkan para petani menanam tanaman pangan dalam
jumlah sangat banyak dengan maksud dijual. Alhasil, kota2 bertumbuh pesat, karena
orang2 bisa membeli makakan dan bekerja sebagai produsen barang dan pengrajin.
Dari kalangan produsen, perajin dan petani yang kaya muncullah orang2 yang
menemukan mesin pertanian yang pertama. Sekitar tahun 1700, Jethro Tull, seorang
petani Inggris, menemukan alat penabur benih yang ditarik kuda yang menggantikan
pekerjaan menabur dengan tangan, yang seringkali memboroskan benih.
Lalu Pada tahun 1831, di Amerika Serikat, Cyrus McCormick menemukan
mesin penuai yang ditarik kuda yang dapat memanen gandum lima kali lebih cepat
daripada yang dapat dilakukan orang yang menggunakan sabit.
Selain itu, kira- kira pada waktu yang sama, para pedagang mulai membawa pupuk
ke Eropa dari pesisir Andes di Amerika Selatan. Penggunaan mesin dan pupuk
meningkatkanh asil pertanian secara luar biasa. Tetapi, bagaimana pengaruhnya atas
masyarakat ?
Berkat kemajuan dalam pertanian terbukalah jalan bagi revolusi Industri karena
banyak makanan murah tersedia di kota. Revolusi ini mula- mula terjadi di Inggris
sekitar tahun 1750-1850.
Ribuan keluarga harus pindah ke kota2 Industri untuk bekerja di tambang batubara,
pabrik penuangan besi, galangan kapal, dan pabrik tekstil.
Mereka tidak punya banyak pilihan.
Petani kecil, yang tidak mampu menggunakan metode pertanian yang baru, hanya
memperoleh sedikit uang dari panenan sehingga mereka tidak dapat membayar sewa.
Mereka terpaksa meninggalkan ladang mereka dan tinggal didaerah2 perkotaan yang
kumuh, padat dan rawan penyakit.
Keluarga- keluarga tidak lagi bertani bersama-sama karena kaum pria harus bekerja
selama berjam2 di pabrik2. Dan tak lama kemudian, negeri2 lain juga mengalami
perubahan yang sama.
Teknologi Pertanian Menimbulkan Lebih Banyak Perubahan.
Menjelang tahun 1850, beberapa negeri telah menjadi cukup kaya untuk mendanai
riset dalam bidang pertanian.
Peneletian ilmiah dalam bidang pertanian terus menghasilkan perubahan hingga
masa kita sekarang. Misalnya, para pembudidaya tanaman mempelajari genetika dan
mengembangkan tanaman yang panenannya lebih banyak atau lebih tahan terhadap
penyakit. Para peneliti juga menemukan campuran yang tepat dari nitrat dan fosfat
yang diperlukan untuk jenis tanaman atau tanah tertentu. Seraya tanaman mulai
tumbuh,para buruh tani sibuk menyiang ilalang. Tetapi, banyak diantara mereka yang
kehilangan pekerjaan sewaktu para ilmuwan mengembangkan herbisida yang ampuh
yang memperlambat tumbuhnya lalang. Serangga, ulat, dan kumbang moncong
adalah musuh bebuyutan dari orang2 yang bercocok tanam. Namun sekarang bagi
para petani tersedia banyak bahan kimia untuk membasmi hampir setiap jenis hama.
Kehidupan para peternak juga berubah. Berkat robot pemerah susu dan mesin
pemberi makan ternak, seorang peternak dan pembantunya bisa mengurus hingga
200 ekors api. Para petani juga dapat menggemukkan anak2 sapi dan babi lebih cepat
dengan menaruh ternak itu bukan lagi ditempat terbuka melainkan didalam bedeng
khusus,sehingga suhu dan makanan merekad apat diatur. Hasil yang dicapai melalui
teknologi pertanian sering kali spektakuler. Beberapa petani meingkatkan hasil
produksi mereka seratus atau bahkan seribu kali lipat per pekerja dibandingkan
dengan masa sebelum mereka memanfaatkan kemajuan teknologi. Tetapi ,apa
pengaruh perkembangan ini atas kehidupan masyarakat?
Gaya Hidup Petani Berubah
Mesin – mesin telah mengubah gaya hidup petani di banyak tempat.
Kebanyakan petani dan buruh tani harus mempunyai ketrampilan untuk menjalankan
dan memelihara mesin- mesin yang canggih.
Dan,s emakinb anyak petani yang bekerja sendirian. Tidak ada lagi gotong royong
dalam menanam, mencangkul dan memanen. Dibanyak negeri, muncul kelas petani
baru, petani yang juga menjadi pebisnis berpendidikan tinggi yang berspesialisasi
untuk menghasilkan secara massal beberapa atau hanya satu jenis produk pertanian.
Ia telah banyak berinventasi dalam bentuk lahan, bangunan, dan mesin.
Namun, ia masih bergantung kepada orang lain. Perusahaan raksasa yang mengolah
makanan dan jaringan supermaket mendikte bukan saja harga melainkan juga jenis,
ukuran dan warna hasil pertanian itu. Para Insinyur pertanian merancang sistem
produksi, dan perusahaan2 yang berspesialisasi di bidang itu, memasok pupuk yang
tepat, pestisida, dan bibit hibrida yang cocok dengan keadaan lahan pertanian
mereka.
Sudah banyak kemajuan yang dicapai dibandingkan dengan cara bertani leluhurnya.
Tetapi, ia masih terus berjuang, dan ada orang2 yang khawatir akan kemungkinan
timbulnya dampak yang membahaya kan dari teknik pertanian tertentu.
Para Petani Masih Menghadapi Krisis.
Di negeri – negeri maju, masih banyak petani yang terpaksa kehilangan lahan
mereka karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan agrobisnis yang besar.
Petani yang ingin tetap mempertahankan gaya hidup lama yang mereka sukai harus
melakukan pekerjaan sambilan di bidang jasa, termasuk penyediaan akomodasi bagi
para wisatawan atau memberikan pelayanan kepada orang- orang yang berkemah,
bermain golf, dan membuat barang kerajinans etempat. Yang lain lagi beralig ke
bidang yang menghasilkan produk khusus seperti makanan organik, bunga, atau
menangkar binatang- binatang langka. Di negeri-negeri yang kurang mampu, dimana
sebanyak 80% penduduknya mungkin hidup dari bercocok tanam, banyak petani
kecil juga mengalami perubahan besar yang tidak menyenangkan.
Perusahaan – perusahan internasional yang menggunakan metode pertanian industri
bisa jadi membeli kebanyakan lahan yang terbaik untuk menghasilkan panenan yang
dapat dijual ketempat yang jauh. Para petani kecil sering mengerjakan lahan yang
tandus atau ladang yang kecil dengan satu atau dua mesin saja, kalaupun mereka
memilikinya, untuk menghasilkan makanan bagi keluarga mereka.
Perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota yang sekarang terjadi
di banyak negeri merupakan puncak proses yang sudah dimulai ber abad2 yang lalu.
Perubahan dari gaya hidup agraris ke kehidupan perkotaan masih menguntungkan
beberapa orang dan merugikan banyak orang lain. Hanya ada sedikit pemerintah,
kalaupun ada, yang menyediakan bantuan praktis bagi orang2 yang terkena
dampaknya.

Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia
buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada
pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa
rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal
ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap
mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak
mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya (Mugnisjah, 2001). Pertanian
modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan
kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern.
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan
pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah
meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata
dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan
keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro
dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda
dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan
tanah dan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta
menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian
penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian
yang berkelanjutan..
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan
diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin
dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan
bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil
produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak
tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu,
pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor,
pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya.Hasilnya, Indonesia sempat menikmati
swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan
menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian
pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah
dikontrol pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat
petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya
tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia. Petani merupakan komunitas mandiri.
Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau dan kandang untuk menjaga kesuburan
tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga keseimbangan alam hayati dengan
larangan adat. Mereka mempunyai sistem organisasi sosial yang sangat menjaga
keselarasan, seperti organisasi Subak di Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.
Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri Padahal, FAO (lembaga
pangan PBB), telah menegaskan Hak-Hak Petani (Farmer‘s Rights) sebagai
penghargaan bagi petani atas sumbangan mereka. Hak-hak Petani merupakan
pengakuan terhadap petani sebagai pelestari, pemulia, dan penyedia sumber genetik
tanaman.
Hak-hak petani dalam deklarasi tersebut mencakup: hak atas tanah, hak untuk
memiliki, melestarikan dan mengembangkan sumber keragaman hayati, hak untuk
memperoleh makanan yang aman, hak untuk mendapatkan keadilan harga dan
dorongan untuk bertani secara berkelanjutan, hak memperoleh informasi yang benar,
hak untuk melestarikan, memuliakan, mengembangkan, saling tukar-menukar dan
menjual benih serta tanaman, serta hak untuk memperoleh benihnya kembali secara
aman yang kini tersimpan pada bank-bank benih internasional (Wacana, edisi 18,
Juli-Agustus 1999).
Apa yang dikembangkan oleh para ilmuwan telah membedakan mana yang maju dan
terbelakang, modern dan tradisional, serta efisien dan tidak efisien. Sedangkan
buktinya, sistem pertanian yang disebut sebagai yang terbelakang, tradisional dan
tidak efisien itu ternyata lebih bersifat ekologis, tidak merusak alam.
D. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
 Diadakannya praktikum alat mesin pertanian yaitu untuk mengetahui
berbagai jenis bentuk dan fungsi berbagai alat dan mesin pertanian, mulai
dari kegiatan prapanen sampai panen.
 Didalam melakukan pengolahan tanah kita memerlukan beberapa alat
pertanian yang menunjang proses kegiatan tersebut, misalnya bajak, cangkul,
traktor dan lain-lain.
 Dalam menggunakan dan menyesuaikan mesin yang menpunyai efisiensi
tinggi, maka kita perlu menyesuaikan fungsi yang sesuai untuk digunakan di
lapangan.
 Salah satu ruang lingkup mekanisme pertanian yaitu pada bidang mesin-
mesin budidaya pertanian. Ilmu yang mempelajari penguasaan dan
pemanfaatan lahan dan tenaga alam untuk daya kerja manusia dalam bidang
pertanian untuk kesejahteraan umat manusia adalah ilmu mekanisme
pertanian.
 Alat-alat dan mesin pertanian yang digunakan oleh petani ada yang bersifat
tradisional dan modern. Namun kebanyakan dari para petani menggunakan
alat tradisional karena adanya keterbatasan biaya.

Saran
 Berikanlah pengetahuan yang lebih luas secara teori kepada praktikan, agar
praktikan benar – benar mengetahui tentang praktikum ini.
 Berikanlah pengetahuan kepada praktikan secara praktek, baik itu jenis –
jenis, bagian – bagian dari alat pertanian yang dipelajari.
 Berikanlah pengetahuan kepada praktikan secara praktek, bagaimana cara
memakai alat dan mesin pertanian yang dipraktikumkan secara baik dan
benar.
 Berikanlah pengetahuan kepada praktikan bagaimana cara merawat alat dan
mesin pertanian tersebut.
 Berikanlah pengetahuan kepada praktikan, agar alat dan mesin pertanian tepat
untuk dipergunakan pada masing – masing tempat yang dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Djakfar, Z.R, Dartius, Ardi, Suryati, D, Yuliadi, E, Hadiyono, Sjofyan, Y, Aswad,


M, dan Sagiman, S. 1990. Dasar-dasar Agronomi. Palembang : BKS-B
USAID.
Fitter, A.H, dan Hay, R.K.M. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Lakitan, B. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Jakarta : Universitas
Gajah Mada.
Tjitrosomo, S.S., Kusumaningrat, T., Sunarso, H., Mondong, R., Sudiato A. 1983.
Botani Umum I. Bandung : Angkasa Bandung.
Oren L Justice dan Louis N Bass. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.
Jakarta : raja Grafindo Persada.
Suhardi. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Jakarta : Kanisius.
Setiawan, Asep dan Wahju Qamara Mugnisyah. 1995. Pengantar Produksi Benih.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
J. Vink, G. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta : Yayasan Odor
Indonesia

You might also like