You are on page 1of 11

GURU SEBAGAI

SUPERVISI
Disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah Profesi
Kependidikan 1

Disusun Oleh:
REZA NUR C.P
K7408138

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Supervisi pendidikan dalam pelaksanaannya perlu dilakukan secara
dinamis yaitu supervisi yang aktif, kreatif, dan banyak inisiatif. Seorang
supervisor seperti kepala sekolah, perlu memahami setiap individu yang
dibinanya. Pemahaman terhadap individu ini merupakan strategi bagi
supervisor dalam aktivitas mempengaruhi, mengarahkan, dan memotivasi
individu agar mencapai produktivitas yang diharapkan. Dalam pendidikan,
produktivitas adalah konsep yang menghubungkan keluaran dan masukan.
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan secara intensif oleh kepala sekolah
dan guru yang merupakan komponen utama dalam pelaksanaan pendidikan
akan berdampak pada peningkatan kinerja secara optimal dari sumber daya
yang ada dalam sistem pendidikan. Dengan aktivitas supervisi yang dilakukan
oleh kepala sekolah secara intensif akan membentuk budaya kerja berkualitas
dan kondusif. Aktivitas supervisi secara intensif antara lain dapat dilakukan
dengan cara mengamati perilaku dan kinerja, mengakui kinerja yang unggul,
dan memberi umpan balik segera. Ini berarti kepala sekolah sebagai seorang
supervisor bertanggung jawab di dalam memberdayakan berbagai sumber
daya yang ada dalam sistem pendidikan semaksimal mungkin untuk mencapai
produktivitas pendidikan yang diharapkan. Dengan koefisien lulusan sebesar
1,00 atau mencapai 100%, dapat dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa
kepala sekolah telah berhasil mengelola berbagai sumber daya yang terkait di
dalam sistem pendidikan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian supervise pendidikan ?
2. Bagaimanakah peranan guru dalam pelaksanaan supervise
pendidikan ?
3. Bagaimanakah implementasi guru sebagai supervisor ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tjuan yang penulis harapkan setelah terselesaikannya makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian supervisi pendidikan.
2. Mengetahui hubungan supervisi dengan manajemen sekolah.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam supervise pendidikan.
4. Mengetahui peranan guru dalam pelaksanaan supervisi pendidikan.
5. Mengetahui seperti apakah implementasi guru sebagai supervisor.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai
berikut : “ Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching
learning situation” rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi
meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique,
method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang
seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.
Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Istilah supervisi pendidikan dapat dijelas baik menurut asal usul
(etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung
dalam perkataan itu ( semantik).
a. Etimologi
Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision”
artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan
supervisi disebut supervisor.
b. Morfologi
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri
dari dua kata. Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi.
Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai
kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.
c. Semantik
Pada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya
tentang sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan.
Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan
pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik.
Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau pengembangan
situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat dirumuskan
sebagai berikut “ serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam
bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor ( Pengawas
sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu
proses dan hasil belajar mengajar. Karena supervisi atau pembinaan guru
tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula “ Pembinaan
profesional guru “(Depdiknas, 1994), yakni pembinaan yang lebih diarahkan
pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.
Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha.
Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru

B.HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN MANAJEMEN SEKOLAH


Pengawasan di sekolah dilihat dari sudut orientasinya yang berjalan
sekarang ini lebih menekankan pada mutu dalam fakta, dimana peralatan yang
sering dipergunakan adalah berbagai aturan dan standar yang harus dipenuhi
melalui kegiatan monitoring (pemantauan), memberi judgment akan kondisi
kelembagaan melalui kegiatan evaluasi, dan melaporkan serta
menindaklanjutinya dalam bentuk kegiatan perbaikan melalui upaya-upaya
pemberdayaan seluruh anggota organisasi sekolah. Hal ini sebagai
pelaksanaan peran pengawas sebagai mitra, innovator, konselor, motivator dan
konsultan sekolah.
Pelaksanaan peran dan tugas pengawasan di sekolah sebenarnya dapat
diposisikan dalam upaya penjaminan mutu (quality assurance) yang diimbangi
dengan peningkatan mutu (qualitity enhancement). Penjaminan mutu
berkaitan dengan inisiatif superstruktur organisasi sekolah atau kepala sekolah
dan pendekatannya bersifat top down, sementara peningkatan mutu terkaitan
dengan pemberdayaan anggota organisasi sekolah untuk dapat berinisiatif
dalam meningkatkan mutu pendidikan baik menyangkut peningkatan
kompetensi individu, maupun kapabilitas organisasi melalui inisiatif sendiri
sehingga pendekatannya bersifat bottom
Dalam kaitan tersebut, maka pengawasan di sekolah perlu lebih
menekankan pada mutu melalui tahapan quality assurance dengan pemantauan
kesesuaian dengan standar-standar pendidikan (dalam konteks sistem nampak
pada gambar 1) yang kemudian diikuti dengan quality enhancement, sehingga
peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat menjadi gerakan bersama
dengan trigger utamanya adalah pengawas melalui pelaksanaan supervisi
manajerial dan supervisi akademik, untuk kemudian lebih memberi peran
dominan pada kepala sekolah melakukan hal tersebut apabila dua tahapan
tersebut telah berjalan melalui implementasi MBS.

C.PRINSIP-PRINSIP DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN


Beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis,
adalah:
1. Hubungan antara supervisor dengan guru, kepala sekolah
dengan guru, guru dengan mahasiswa PPL adalah mitra kerja yang
bersahabat dan penuh tanggung jawab.
2. Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan
didasarkan pada data hasil pengamatan.
3. Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tiidak bersifat
menyalahkan.
4. Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan
bersama.
5. Hasil tidak untuk disebarluaskan
6. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi
guru, dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.
7. Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap siklus balikan.

Pancasila yang merupakan prinsip asasi merupakan landasan utama


pelaksanaan tugas sebagai supervisi. Selain delapan hal diatas prinsip
supervise dapat digolongkan menjadi 2 yaitu prinsip positif dan prinsip
negative. Prinsip positif adalah prisip yang patut diikuti oleh seorang
supervisi, sedangkan prinsip negatif merupakan prinsip yang sebaiknya
dihindari.
1. Prinsip positif
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif
b. Supervisi bersifat kreatif dan konstruktif
c. Supervisi harus scientific dan efektif
d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan
f. Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru
untuk mengadakan self-evaluation
g. Seorang supervisor tidak boleh bersifat otoriter
h. Seorang supervisor tidak bolah mencari kesalahan guru-guru

2. PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI


PENDIDIKAN
Untuk memantapkan proses pendidikan yang bermutu dan bermakna, UU
Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pada dasarnya pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. Jadi, penyelenggaraan pendidikan haruslah bertolak dari
prosesnya, maka akan berdampak pada output pendidikan yang berkualitas.

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru


merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus-menerus. Guru sebagai pemeran utama program
pendidikan dan pembelajaran karena guru merupakan personel sekolah yang
berinteraksi langsung dengan siswa dalam kegiatan mendidik dan mengajar.
Gurulah pelaksana terdepan pendidikan siswa di sekolah oleh sebab itu
berhasil tidaknya upaya peningkatan kualitas pendidikan banyak ditentukan
oleh kemampuan yang ada pada guru dalam mengemban tugas pokok sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran di sekolah.
Salah satu cara untuk melakukan pembinaan profesionalitas kinerja guru
dalam pembelajaran di sekolah yaitu dengan penyeliaan pem-belajaran baik
yang dilakukan oleh kepala sekolah mau-pun pengawas. Karena tidak semua
guru yang di-didik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan memenuhi
syarat ( well training and well qualified ). Potensi sumber daya guru itu perlu
terus-menerus bertumbuh dan berkembang agar dapat melaksanakan
fungsinya se-cara professional

3. SEPERTI APAKAH IMPLEMENTASI GURU SEBAGAI


SUPERVISOR
Supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan
guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai
penyelia. Dan untuk membantu para penyelia melaksanakan supervisi
akademik yang terprogram, terarah, dan berkesinambungan, APSI Pusat telah
mengembangkan Instrumen Supervisi (IS)
Dengan mengacu instrumen supervisi akademik ini, diiharapkan penyelia
dapat melaksanakan supervisi akademik secara klinis melalui pendekatan
kemitraan (collegial) dengan siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan
yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera, untuk memberikan
bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif,
efisien dan berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan supervisi ini hendaknya rutin
dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu kegiatan yang dipandang positif
dalam meningkatkan proses pembelajaran. Apabila konsep-konsep ideal
tersebut dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas pendidikan akan
meningkat secara signifikan.
Supervisi (akademik) merupakan kegiatan pembinaan yang direncanakan
dengan memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai lainnya dalam
melaksanakan proses pembelajaran, atau mendukung proses pembelajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan
meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.. Idealita supervisi
akademik tersebut, praktiknya di lapangan selama ini masih jauh dari harapan.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada
tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu
pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya
yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam
satu manajemen pendidikan yang professional. Demikianlah bila seorang guru
tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu
pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi
ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta
didik. Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan
profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan
berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca
informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran
agar suasana belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi
guru apalagi bagi peserta didik.Peningkatan sumber daya guru bisa
dilaksanakan dengan bantuan supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang
melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Pengertian supervisi dapat dirumuskan sebagai berikut “ serangkaian
usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang
diberikan oleh supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina
lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar
2. Pelaksanaan peran dan tugas pengawasan di sekolah sebenarnya dapat
diposisikan dalam upaya penjaminan mutu (quality assurance) yang diimbangi
dengan peningkatan mutu (qualitity enhancement). Penjaminan mutu
berkaitan dengan inisiatif superstruktur organisasi sekolah atau kepala sekolah
dan pendekatannya bersifat top down, sementara peningkatan mutu terkaitan
dengan pemberdayaan anggota organisasi sekolah untuk dapat berinisiatif
dalam meningkatkan mutu pendidikan baik menyangkut peningkatan
kompetensi individu, maupun kapabilitas organisasi melalui inisiatif sendiri
sehingga pendekatannya bersifat bottom up
3. Salah satu cara untuk melakukan pembinaan profesionalitas kinerja guru
dalam pembelajaran di sekolah yaitu dengan penyeliaan pem-belajaran baik
yang dilakukan oleh kepala sekolah mau-pun pengawas.
4. Supervisi akademik dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, dan
guru yang ditugasi oleh kepala sekolah untuk melakukan tugas sebagai
penyelia. Dan untuk membantu para penyelia melaksanakan supervisi
akademik yang terprogram, terarah, dan berkesinambungan, APSI Pusat telah
mengembangkan Instrumen Supervisi (IS)
5. Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan
supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi
terhadap guru

You might also like