You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

Oleh :

1. Riyanto H1C004006
2. M. Teguh Sutrisno H1C004007
3. Indri Kurniasih H1C004003
4. Gita Anggit H1C004014

Tanggal Praktikum :
17 April 2007

Asisten :
Drs. Agus Yanto M.Si

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PROGRAM SARJANA MIPA
PURWOKERTO
2007
KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

Oleh :
Riyanto, M Teguh Sutrisno, Indri Kurniasih, Gita Anggit

Abstrak

Praktikum karakteristik arus dan tegangan sel surya bertujuan mendapatkan


kurva karakteristik sel surya yaitu hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) untuk
berbagai intensitas cahaya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa arus yang
dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai sel surya dan dari
kurva karakteristik sel surya dapat diketahui besarnya gaya gerak listrik (Ess) dari
sel surya yaitu sebesar 1,75 volt dan hambatan-dalam sel surya (r) adalah 3,43 –
5,83 kΩ .

Kata kunci: karakteristik sel surya, gaya gerak listrik, hambatan-dalam.

Abstract

Characteristic current and voltage solar cell experiment aim to get


characteristic curve of solar cell that is relation between current ( I) and voltage ( V)
to various light intensity. The result indicate that proportional yielded current with
light intensity which hitting of solar cell and from characteristic curve of solar cell
obtained value electro motive force ( Ess) of solar cell that is equal to 1,75 volt and
internal resistance of solar cell ( r) equal to 3,43 – 5,83 kΩ.

Keyword: solar cell characteristic, electro motive force, internal resistance.


BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui
efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada
permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya (Krane, 1992). Gejala efek
fotolistrik dapat diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum
Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya
bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh
elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan
listrik.
Arus(I) dan tegangan(V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh penyinaran
merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu disajikan dalam
bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel. Dalam
praktikum ini akan akan dilakukan pengamatan untuk membuktikan ketergantungan
karakteristik sel surya pada suhu kamar terhadap variasi intensitas cahaya.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum Karakteristik Arus dan Tegangan Sel Surya bertujuan untuk:
1. Melakukan pengukuran karakteristik sel surya terhadap variabel
intensitas cahaya dan menggambarkannya dalam bentuk kurva hubungan I
dan V.
2. Menentukan gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan dari sel surya.
3. Menentukan hambatan dalam (r) dari sel surya.
1.3 Dasar Teori
Pada umumnya sel surya terbuat dari bahan semikontor. Salah satu bahan sel
surya adalah kristal silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron
valensi 4) yang diberi pengotoran (impuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak
murni (kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe-p. sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuah
elektron) juga menghasilkan silikon tipe-n. Sambungan kedua jenis silikon ini akan
membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas sambungan akan timbul sebuah
celah energi atau energy gap (Eg) yang membatasi pita valensi dengan pita konduksi.
Pada semikonduktor c-Si, energi-gapnya sebesar 1,11 eV, artinya bila elektron
pada pita valensi Si memperoleh energi foton yang lebih besar dari 1,11 eV maka
elektron tersebut akan mampu melewati celah energi dan berpindah menuju pita
konduksi (Beaser, 1992). Perpindahan elektron-elektron ini menyebabkan terjadinya
aliran elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.
Deskripsi matematis yang merupakan syarat agar elektron berpindah dari pita
valensi ke pita energi dinyatakan dalam bentuk
E = hυ > E g (1)

dengan h dan υ masing-masing adalah konstanta Planck ( 6,63 × 10 − 34 Js) dan


frekuensi cahaya yang jatuh pada permukaan sel surya. Frekuensi ini dapat
dinyatakan sebagai hubungan
c
υ = (2)
λ
untuk c dan λ masing-masing menyatakan laju dan panjang-gelombang cahaya.
Perpindahan elektron-elektron dari pita valensi ke pita konduksi menimbulkan
dua macam gerak pembawa muatan, yaitu gerak elektron-elektron pada pita konduksi
dan gerak hole (lubang) pada pita valensi dengan arah gerak kedua pembawa muatan
tersebut saling berlawanan. Total gerak pembawa muatan tersebut menimbulkan arus
listrik pada rangkaian luar yang secara sederhana dilukiskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses pembangkitan arus listrik pada sel surya

Arus keluaran (I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh
penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu disajikan
dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakterisrik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel.
Kurva I-V yang merupakan karakteritik tersebut tersaji dalam Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh intensitas cahaya terhadap karakteristik arus-tegangan sel surya

Dari gambar 2 terlihat bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus dengan
intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik. ISC menyatakan
arus hubung singkat dan VOC menyatakan tegangan listrik rangkaian terbuka. Arus
dan tegangan maksimun terjadi pada saat sel surya menghasilkan daya ( jumlah watt )
maksimum.
Rangkaian alat
Susunan rangkaian alat pada praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Rs
V

Gambar 3. Skema susunan peralatan uji arus dan tegangan sel surya

Bila dirunut secara matematis berdasar konsep hukum Ohm, maka dapat
ditentukan besarnya kuat arus I yang mengalir dalam rangkaian, yaitu
E SS − V
I= (3)
r
dengan Ess adalah ggl sel surya ketika dikenai cahaya. r adalah hambatan dalam sel
surya. V adalah beda tegangan yang besarnya diatur oleh hambatan geser (Rs) dan I
adalah arus keluaran sel surya.
Sebagai catatan, jika
Rs besar, maka nilai V = Voc ≅ E ss sehingga I = 0,
Rs kecil, maka nilai V = 0 sehingga I = Isc
BAB II
METODE

2.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan pada tanggal 17 April 2007 di Laboratorium Fisika Eksperimen II,
Jurusan Fisika Program Sarjana MIPA, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

2.2 Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah:
 1 Unit sel photovoltaic ( ukuran 20 mm x 20 mm )
 1 Buah Metra Max 2 untuk Voltmeter
 1 Buah MMD untuk Ammeter
 1 Rheostat ( tahanan geser )
 1 Buah lampu Philip ( 23 Watt )
 Beberapa kabel penghubung .

2.3 Prosedur Kerja


1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3.
2. Menempatkan lampu philip di depan sel surya pada jarak 25 cm.
3. Menyalakan lampu.
4. Mengatur tahanan geser Rs hingga diperoleh arus dan tegangan sel surya.
5. Mencatat nilai tegangan yang terbaca pada voltmeter.
6. Mencatat nilai arus yang terbaca pada ampermeter.
7. Menggambarkan kurva V terhadap I.
8. Mengulangi semua prosedur diatas untuk intensitas cahaya yang berbeda.
Diagram Alir
Mulai

Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3

Menempatkan lampu di depan sel surya pada jarak 25 cm

Menyalakan lampu dan mengatur intensitas cahaya

Mengatur tahanan geserRs

Mencatat nilai tegangan yang terbaca pada voltmeter

Mencatat nilai arus yang terbaca pada ampermeter

Tidak Apakah tahanan geser ( Rs) sudah


maksimal?

Ya

Tidak
Apakah sudah dilakukan untuk 3
intensitas yang berbeda ?

Ya

Selesai

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

intensitas1 intensitas2 intensitas3


V (volt) I (mA) I (mA) I (mA)
0 0,51 0,43 0,3
0,05 0,51 0,43 0,3
0,1 0,51 0,44 0,3
0,15 0,5 0,43 0,29
0,2 0,5 0,43 0,29
0,25 0,5 0,43 0,29
0,3 0,5 0,43 0,29
0,35 0,5 0,42 0,29
0,4 0,5 0,42 0,29
0,45 0,5 0,42 0,29
0,5 0,5 0,42 0,29
0,55 0,49 0,42 0,28
0,6 0,49 0,41 0,28
0,65 0,48 0,41 0,28
0,7 0,48 0,41 0,28
0,75 0,46 0,4 0,27
0,8 0,46 0,39 0,26
0,85 0,45 0,38 0,26
0,9 0,43 0,36 0,24
0,95 0,42 0,34 0,23
1 0,4 0,33 0,22
1,05 0,38 0,31
1,1 0,36 0,3
1,15 0,33 0,26
1,2 0,3 0,25
1,25 0,27
Keterangan: intensitas1 > intensitas2 > intensitas3
Kurva Karakteristik Sel Surya
0,6

0,5

0,4
Arus (mA)

0,3

0,2

0,1

0
0 0,5 1 1,5 2
Tegangan (volt)
Poly. (Intensitas-1) --- y1 = -0.241x2 + 0.1403x + 0.4915
Poly. (Intensitas-2) --- y2 = -0.1981x2 + 0.104x + 0.4216

Poly. (Intensitas-3) --- y3 = -0.1305x2 + 0.0642x + 0.2895

Gambar 4. Kurva karakteristik sel surya untuk berbagai intensitas cahaya

 Penentuan ggl sel surya


Besarnya ggl sel surya dapat diperoleh dari kurva karakteristik sel surya. Nilai
ggl sel surya adalah tegangan ketika tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian sel
surya (gambar 3). Berdasarkan kurva karakteristik nilai tegangan sel surya pada saat
arus sama dengan nol adalah 1,75 volt.

 Penentuan hambatan-dalam sel surya


Hambatan-dalam sel surya diperoleh dengan menggunakan formula,
Ess
r=
I sc
dengan Ess adalah ggl sel surya yaitu sebesar 1,75 volt dan Isc adalah arus keluaran
sel surya ketika V = 0. Nilai Isc bergantung pada intensitas cahaya yang mengenai
permukaan sel surya sehingga besarnya hambatan-dalam sel surya juga bergantung
pada intensitas cahaya. Nilai hambatan-dalam sel surya untuk berbagai tingkat
intensitas cahaya diperlihatkan pada tabel berikut:

Ess (volt) Isc (mA) r (kΩ)


intensitas1 1.75 0.51 3.43
intensitas2 1.75 0.43 4.07
3.2 intensitas3 1.75 0.30 5.83
Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh kurva karakteristik sel


surya yaitu seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Kurva tersebut memperlihatkan
hubungan antara arus keluaran terhadap tegangan sel surya untuk tiga intensitas
cahaya yang berbeda-beda. Dari gambar 4 terlihat bahwa arus keluaran sel surya
sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai sel surya. Semakin besar
intensitas cahaya maka arus yang dihasilkan sel surya semakin besar. Arus listrik
yang dihasilkan cenderung konstan dari tegangan 0 volt hingga 0.5 volt, sedangkan
untuk tegangan diatas 0.5 volt arus menurun secara tajam sampai tidak ada arus yang
mengalir (I = 0). Fenomena ini menunjukkan bahwa sel surya optimal digunakan
pada tegangan 0.5 volt karena pada tegangan ini sel surya menghasilkan daya
maksimum.
Besarnya ggl sel surya (Ess) merupakan tegangan maksimum yang dihasilkan
sel surya ketika sel surya disinari cahaya. Dari gambar 4 nilai ggl sel surya adalah
1,75 volt. Berdasarkan kurva tersebut nilai ggl tidak dipengaruhi oleh intensitas
cahaya. Sedangkan nilai hambatan-dalam sel surya tergantung pada intensitas cahaya.
Berdasarkan praktikum besarnya hambatan-dalam sel surya adalah 3,43 – 5,83 kΩ.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik sel surya sangat ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh
pada permukaan sel. Semakin banyak intensitas cahaya yang mengenai
permukaan sel surya maka arus yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Besarnya ggl sel surya (Ess) adalah 1,75 volt.
3. Besarnya hambatan-dalam sel surya (r) adalah 3,43 – 5,83 kΩ

DAFTAR PUSTAKA

Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta: UI Press.


Beaser, Arhtur. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.
http://ec.europa.eu/research/energy/nn/nn_rt/nn_rt_pv/article_1105_en.htm
http://www.solarserver.de/wissen/photovoltaik-e.html
http://www.apec_vc.or.jp/feature-e/index.html

You might also like