You are on page 1of 16

Pembahasan

1.Asal Usul Berdirinya Bani Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M. oleh Abdul Abbas As-

Saffah, dan sekaligus sebagai khalifah pertama. Keuasaan Dinasti Abbasiyah

berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu selama lima abad dari tahun

132-656 H(750-1258 M).Berdirinya pememrintahan ini dianggap sebagai

kemenangan pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim

(Alawiyyun) setelah meninggalnya Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa

yang berhak berkuasa adalah keturunan Rasulullah dan anak-anaknya.( Abdurrahman

Mas’ud 2009: hlm. 138 )

Sebelum berdirinya dinasti Abbasiyah terdapat tiga poros utama yang

merupakan pusat kegiatan, antara satu dengan yang lain memiliki kedudukan

tersendiri dalam memainkan perannya untuik menegakkan kekuasaan keluarga besar

paman Rasulullah SAW, Abbah bin Abdul Muthalib.Dari nama inilah disandarkan

pada tiga tempat pusat kegiatan, yaitu Humaimah, Kuffah, dan Khurasan. Humaimah

merupkan tempat bermukim keluarga Bani Hasyim, baik dari kalangan pendukung

Ali maupun kalangan pendukung keluarga Abbas. Kuffah merupakan wilayah

penduduknya menganut aliran Syi’ah, pendukung Ali bin Abi Thalib, yang selalu

bergolak dan ditindas oleh Bani Umayah. Khurasan memiliki warga yang pemberani,

kuat fisik, teguh pendirian, tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung

terhadap kepercayaan yang menyimpang, dan disanalah diharapakan dakwah kaum

Abbasiyah mendapat dukungan.( Abdurrahman Mas’ud 2009: hlm. 139)


Propaganda Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang cukup matang

sebagai gerakan rahasia. Akan tetapi, Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah yang

berkeinginan mendirikan kekuasaan Abbasi yang gerakanya diketahui oleh Khalifah

Umayah terakhir, Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya ditangkap oleh pasukan

dinasti bani Umayah dan dipenjarakan di Haran. Penguasa Umayah di kufah, Yazid

bin Umar bin hubairah, ditaklukan oleh Abbasiyah dan di usir ke Wasit. Abu

Salamah selanjutnya berkemah di kufah yang telah ditaklukan pada tahun 132 H.

Abdullah bin Ali, salah seorang paman Abul Abbas diperintahkan untuk mengejar

khalifah Umayah terakhir, Marwan bin Muhammad bersama pasukanya yang

melarikan diri, dimana akhirnya dapat ditaklukan di dataran rendah Sungai Zab.

Pengejaran dilanjutkan ke Mausul, Harran dan menyebrangi Sungai Eufrat samapi ke

Damaskus. Khalifah itu melarikan diri hingga ke Fustat di Mesir, dan akhirnya

terbunuh di Busir, wilayah Al-Fayyum tahun 132 H/750 M dibawah pimpinan Shalih

bin Ali. Dengan demikian, maka tumbanglah kekuasaan dinasti Umayah dan

berdirilah Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh khalifah pertamanya, yaitu Abul

Abbas Ash-Shaffah dengan pusat kekuasaan awalnya di Kuffah.( A. Syalabi 1992:

hlm. 7)

Dalam khotbah penobatanya,Khalifah Abbasiyah pertama itu menyebut

dirinya as-saffah,Penumpah darah,yang kemudian menjadi julukanya.Hal tersebut

mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalankan

kebijakanya.Untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, disisi singgasana khalifah

tergelar karpet yang digunakan sebagai tempat eksekusi.Dan dari sinilah awal
berdirinya dinasti Arab Islam kedua yang sangat besar dan lama.( )

Sistem Pemerintahan Bani Abbasiyah

Orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati

kekhalifahan,yaitu gagasan Negara Teokrasi yang menggantikan pemerinthan sekuler

( Mulk ) Dinasti Umayah. Dalam menjalankan pemerintahan, Dinasti Abbasiyah

memiliki kantor pengawas yang pertama kali dikenalkan oleh Al Mahdi, dewan

korespondensi atau kantor arsip yang menangani semua surat resmi dokumen politik

serta instruksi dan ketetapan khalifah ,dewan penyelidik keluhan adalah sejenis

pengadilan tingkat banding atau pengadilan tinggi untuk menangani kasus-kasus

yang diputuskan secara keliru pada departemen administrative dan politik.Selama

Bani Abbasiyah berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai

dengan pola pemerintahan dan perubahan politik.Pada mulanya, ibu kota Negara

adalah Al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga

stabilitas Negara yang baru berdiri itu, Al Manshur memindahkan ibu kota Negara ke

kota yang baru di bangunnya, Bagdad, dekat bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun

762 M. Di ibukota yang baru ini Al Manshur melakukan konsolodasi dan penertiban

pemerintahanya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan

dilembaga eksekutif dan yudikatif. (Badri Yatim 2004, hlm.51)

Di bidang pemerintahan ia menciptakan tradsi baru dengan mengangkat Wazir

sebagai koordinator departemen, Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin

Barmak, berasal dari Balkh, Persia. Dia juga membentuk lembaga protocol Negara,

sekretaris Negara, dan kepolisisan Negara disamping membenahi angkatan


bersenjata. Dia menujuk Muhammad ibn Abd Al- rahman sebagai hakim pada

lembaga kehakiman Negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani

Umayah ditingkatkan perananya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hanya sekedar

untuk menantar surat, pada masa Al-Manshur, jawatan pos ditugaskan untk

menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah, sehingga administrasi kenegaraan

dapat berjalan lancer. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku

Gurbernur setempat kepada khalifah.(Badri Yatim,2004 hlm. 51)

Periodesasi Masa Abbasiyah

Para sejarawan mengklasifikasi periode Abbasiyah berbeda-beda.Al-Khudri, guru

Besar Ilmu Sejarah dari Universitas Mesir membagi kedalam lima masa, yaitu:

1. Masa kuat-kuasa dan bekerja membangun, berjalan 100 tahun lamanya, dari

132 s.d. 232 H.

2. Masa berkuasanya panglima-panglima Turki berjalan 100 tahun lamanya dari

232 s.d. 334 H.

3. Masa berkuasanya Bani Buyah (Buwayhid) berjalan 00 tahun lamaya dari 334

s.d. 447 H.

4. Masa berkuasanya Bani Saljuk (Saljuqiyak) berjalan 100 tahun lamanya dari

447 s.d 530 H.

5. Masa gerak balik kekuasaan poitik khalifah-khalifah Abbasiyah dengan

merajalelanya para panglima perang selama 125 tahun, dari 530 H.Sampai

musnahnya Abbasiyah dibawah serbuan Jengiz Khan dan putranya Hulagu


Khan dari Tartar pada tahun 656 H.

Menurut B.G Stryzewki membsgi masa pemerintahan dinasti Abbasiyah menjadi

lima periode1, yaitu:

1. Periode pertama (132 H/750 M s.d 232 H/847 M), disebut periode pengaruh

Persia Pertama.

2. Periode kedua (232 H/847 M s.d. 334 H/945 M), disebut periode pengaruh

Turki pertama.

3. Periode ketiga (334 H/945 M s.d. 447H/1105 M), masa kekuasaan dinasti

Buwaihi dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah.Peride ini disebut juga

pengaruh Persia kedua.

4. Perode keempat (447 H/1105 M s.d 590H/1195 M.), masa kekuasaan dinasti

saljuk yang biasa disebut dengan pengaruh Turki kedua.

5. Perioe kelima( 590 H/1195 M s.d 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari

pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif di Bagdad.

Kedua pola periodisasi diatas, pada dasarnya sama dan tidak signifikan. Untuk

memudahkan pembahasan periode abbsiyah dibagi menjadi empat tahap, yaitu

pendiriran, kemajuan, kemunduran, dan kehancuran.

Ekpansi Wilayah Islam

Dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan

Islam dari pada perluasan wilayah.Disinilah letak perbedaan pokok antara dinasti

Umayah dan dinasti Abbasiyah. Puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah terjadi pada
masa Khalifah Harun Ar-Rasyid ( 786-809 M) dan anaknya Al Makmun (813-833

M).Ketika Ar-Rasyid memerintah, Negara dalam keadaan makmur, kekayaan

melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga pembertontakan, dan luas

wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga Ke India.(Abdurrahman Mas’ud, 2009

hlm.144)

Kemajuan Peradaban Islam

Masa ini adalah masa keemasan atau masa kejayaan umat islam sebagai pusat

dunia dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan itu hampir mencakup semua aspek

kehidupan. Beberapa kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan dapat disebutkan

sebagai berikut:

a. Bidang agama

Kemajuan dibidang agama antara lain dalam beberapa bidang ilmu, yaitu

Ulumul Quran, ilmu tafsir, Hadits, ilmu kalam, bahsa dan Fikih.

1. Fikih

Pada masa dinasti Abbasiyah lahir para tokoh bidang fikih dan pendiri

mahzab antara lain:

1. Imam Abu Hanifah ( 700-767 M)

2. Imam malik ( 713-795 M)

3. Imam Syafi’I (767-820 M)

4. Imam Ahmad bin Hanbal (780-855)

2.Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada masa pemerintahan Abbasiyah

mengalami kemajuan pesat. Di antara para ahli tafsir pada masa Dinsti

Abbasiyah adalah

1. Abnu Jarir Ath- Thabari

2. Ibnu Athiyah Al-Andalusi

3. Abu muslim Muhammad bin Bahar Isafahani

3.Ilmu hadits

Diantara para ahli hadis pada masa Dinasti Abbasiyah adalah:

1. Imam Bukhari (194-256), karyanya Shahih Al-Bukhari

2. Imam Muslim (w. 261 H.), karyanya Shahih Muslim

3. Abu Dawud, karyanya Suanan Abu Dawud

4. Imam An-Nasa’I, karyanya Sinan An-Nasa’i

4.Ilmu Bahasa

Diantara ilmu bahasa yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah

adalah ilmu Nahwu, Ilmu sharaf, ilmu bayan, ilmu badhi’ dan

Arudh.Bahsa arab dijadikan sbagai bahasa ilmu pengetahuan disampun

ssebagai alat komunikasiantarbangsa.

b.Bidang Umum

Dalam bidang umum antara lain berkembang berbagai kajian dalam

bidang filsafat, logika, metafisika, matematika, ilmu alam, geometri,

aljabar, aritmatika, mekanika, astronomi, musik, kedokteran, kimia,

sejarah dan sastra.


1.Filsafat

Kajian filsafat dikalanagan umat islam mencapai puncaknya pada masa

daulah Abbasiyah, diantaranya ddengan penrjemahan filsafat Yunani

kedalam bahasa Arab.

Para filusuf islam antara lain

1. Abu Ishaq Al Kindi

2. Abi Nasr Al Farabi

3. Ibnu Rusyd

4. Al ghazali

2.Ilmu kedokteran

Ilmu kedokteran pada masa daulah Abbasiyah berkembang dengan pesat,

rimah-rumah sakit besar dan sekolah kedokteran banyak didirikan.Diantara

ahli kedokteran termnama adalah

1. Abu Zakaria Yahya bin Mesuwaih,seorang ahli farmasi dirumah sakit

Jundhisapur Iran.

2. Abu baker ar-Razi

3. Ibnu Sina,karyannya yang terkenal adalah Al Qanun Fi Ath-thabib tentang

teori dan praktirk ilmu kedokteran.

4. Ar-Razi,adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar

dengan measles.( Abdurrahman Mas’ud, 2009 hlm.148-151)

Gerakan Penterjemahan Dan Baitul Hikmah


Gerakan penerjemahan berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa

khalifah Al Manshur hingga harun Ar Rasyid.pada fase ini yang banyak

diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan mantiq. Fase kedua

berlangsung mulai masa khalifah Al Makmun hingga tahun 300 H.Buku-buku yang

banyak diterjemahkan adalah dalam bidang Filsafat, dan kedokteran. Pada fase ketiga

berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan

kertas.Selanjutnya bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.(Badri

Yatim 1998,hlm.55-56)

Kota Bagdad sebagai pusat intelektual terdapat bebarapa pusat kreatifitas

pengemabangan ilmu, anatara lain Baitul Hikmah, yaitu lembaga ilmu pengetahuan

sebagai puasat pengkajian berbagai ilmu.(Abdurrahman Mas’ud 2009, hlm.147)

Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan Islam pertama untuk pengajaran yang lebih tinggi

tingkatanya adalah Bait Al Hikmah (Rumah Kebijakan) yang didirikan oleh Al

Ma’mun ( 830 M) di Bagdad, Ibukota Negara.selain biro penerjemahan,lembaga ini

juga dikenal sebagai pusat kajian akademis dan perpustakaan umum,Serta memiliki

sebuah observatorium.Pada saat itu, observatorium-observatorium yang anyak

bermunculan juga berfungsi sebagai pusat-pusat pembelajaran atronomi.

Fungsi lembaga itu persis sama dengan rumah sakit, yang pada awal

kemunculanya sekaligus berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran.Akan tetapi,

alademik Islam pertama yang menyediakan berbagai kebutuhan fisik nuntuk

mahasiswanya dan menjadi model pembangunan akademik-akademik lainya adalah


Nizhamiyah yang didirikan pada tahun 1065-1067 oleh Nizham Al Mulk, seseorang

menteri dari Persia pada kehsalifahan bani Saljuk, Alp Arslan, dan Maliksyah yang

juga merupakan penyokong umr Al Khayyam. (Abdurrahman Mas’ud 2009, hlm.153)

Kemundurann Dinasti Bani Abbasiyah

Faktor-faktor penyebeb kemunduran Bani Abbasiyah diantaranya adalah

1.Kemewahan hidup dikalangan Penguasa

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai

dinasti abbasiyah pada periode pertama telah mendororng penguasa untuk hidup

mewah, bahkan cenderung mencolok.setiap penguasa cenderung ingin hidup lebih

mewah daripaa pendahulunya .Kondisi ini memberikan peluang kepada tentara

professional asal turki untuk mengambil alih kendali pemerintahan.

2.Perebutan kekuasaan antara kelurga Bani Abbasiyah

Perebutan kekuasaan dimulai sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin.

Ditambanh dengan masuknya unsure Turki dan Parsi.Setelah al-Mutawakkil

wafat.pergantian kekhalifahan terjadi secara tidak wajar.

Dari kedua belas khalifah pada periode kedua dinasti Abbasiyah, hanya

empat orang khalifah yang meniggal secara wajar.Selebihnya wafat karena dibunuh

atau diracun dan diturunkan secara paksa.

3.Faktor keagamaan
Sejak terjadinya konflik antara Muawiyah dan khalifah Ali yang berakhir

dengan lahirnya tiga kelompok umat yaitu, pengikut Muawiyah, Syi’ah, dan

Khawarij. Ketiga kelompok ini senantiasa berebut pengaruh .sehingga sering terjadi

perselisihan dan perbedaan pendapat diantara ketiganya.

4.Lemahnya semangat patriotisme

Lemahnya semangat patriotisme inilah yang menyebabkan jiwa jihad yang

diajarkan Islam tidak berdaya lagi menahan segala amukan yang dating, baik dari

dalam maupun dari luar.

5.Hilangnya sifat amanah

Hilangnya sifat amanah dalam segala perjanjian yang dibuat menyebabkan

kerusakan moral dan menghancurkan sifat-sifat baik yang mendukung Negara selam

ini.

7.Tidak percaya pada kekuatan sendiri

Dalam mengatasi berbagai pemberontakan. Khalifah sering mengundang

kekuatan asing. Akibaatnya, kekuatan asing tersebut memanfaatkan kelemahan

khalifah.

8.Kemerosotan ekonomi

Kemerosotan ekonomi ini terjadi karena banyaknya biaya yang digunakan

untuk anggaran tentara dan banyaknya pemberontakan yang terjadi di kalangan bani

abbasiyah sendiri.

9.Disintegrasi
Akibat kebijakan untuk lebih mengutamakan pembinaan peradaban dan

kebudayaan Islam daripada politik, dan provinsi-provinsi tertentu dipinggiran mulai

melepaskan diri dari dinasti Abbasiyah.

10.Perang Salib

Perang salib merupakan salah satu sebab kemunduran bani Abbasiyah.perang salib

yang banyak menelan korban jiwa.Sehingga menyita konsentrasi pemerintahan

Abbasiyah. (Abdurrahman Mas’ud 2009, hlm156)

Pendahuluan

Islam setelah Khulafaur Rasyidin mengalamai banyak perkembangan serta


banyak perubahan yang terjadi seiring dengan pergantian penguasa.Setiap babak baru

dalam pergantian kekuasan ini ada yang mengalami puncak kejayaan yang cukup

lama dan ada juga yang hanya beberapa tahun saja.Kejayaan ini membawa pengaruh

besar dalam perkembangan Islam di berbagai bidang.Bani Abbasiyah adalah salah

satu Dinasti yang berperan dalam perkembangan tersebut dan merupakan Dinasti

kedua yang memerankan drama besar politik dan perkembangan Islam setelah bani

Umayah.Dinasti Abbasiyah ini membawa pengaruh besar dalam perkembangan

Islam. Walaupun akhirnya dinasti ini juga hancur karena berbagai faktor baik faktor

intern maupun faktor ekstern.

Kesimpulan

Perkembangan Islam pada masa bani Abbasiyah ini memiliki kesan tersendiri
dalam perkembangan dunia islam.yang membedakannya dengan dinasti

Umayah.Bani Abbasiyah ini lebih menekankan pada perkembangan peradaban

daripada ekspansi wilyahnya.Meskipun akhirnya ketidak seimbangan ini menjadi

salah satu factor hancurnya Dinasti ini.Namun tetap saja dinasti ini memiliki peranan

penting dalam dinamikan peradaban Islam.

Daftar Pustaka

Qardhawi, Yusuf .2003.Meluruskan sejarah Umat Islam.Jakarta : RajaGrafindo


Persada.

Amin, Samsul Munir.2009.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: Amzah.

Yatim, Badri.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Rajawali Pers.

Islam Periode Klasik Vi


Era Dinasti Bani Abbasiyah

Di Susun Oleh
Baharsyah
Denny Agustin
Lina Heryanti

Dosen pembimbing
Yazwardi, M.Ag

FAKULTAS ADAB
BAHASA DAN SASTRA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2010

You might also like