You are on page 1of 42

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RSIA BUNDA JAKARTA


Jl. Teuku Cik Ditiro No. 28, Menteng-Jakarta Pusat

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti


Ujian Akhir tahun pelajaran 2010-2011

Disusun oleh :
Nama : Nis :
Eky Yudistira 08030
Nuri Budianti 08082
Retno Yulianti Susman 08099
Widya Risti Pratiwi 08113

SMK FARMASI CARAKA NUSANTARA


Komp. Pulo Gebang Permai Blok H4 No. 10 Cakung, Jakarta Timur
(021)48700766
2010
PENGESAHAN
OLEH
INSTALASI FARMASI
RSIA BUNDA JAKARTA
Jakarta, 5 Juli 2010
Apoteker

M.Rusmana Wiradinata, S.Si. Apt

i
PENGESAHAN
OLEH
KEPALA SEKOLAH MENENGAH FARMASI
CARAKA NUSANTARA

Jakarta, Juli 2010


Kepala Sekolah

Drs. Hendra Nanto W., Apt

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan ini ditujukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah serta untuk melatih siswa
membiasakan diri memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja,
khususnya dalam lingkungan RSIA Bunda.
Dalam penulisan atau penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan
kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan saran serta petunjuk dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Hendra Nanto W., Apt selaku Kepala Sekolah SMK Farmasi Caraka
Nusantara.
2. Ibu Siti Zubaidah, Apt sekalu Wakil Kepala Sekolah SMK Farmasi Caraka
Nusantara yang telah membimbing kami dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan.
3. Bapak M. Rusmana Wiradinata, S.Si, Apt selaku Apoteker di RSIA Bunda
Jakarta.
4. Asisten Apoteker yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
dengan sepenuh hati meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing
serta mengarahkan penulis dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
5. Seluruh Guru dan Staff Caraka Nusantara yang mendukung penulisan laporan ini.
6. Orang Tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan, baik berupa materi,
moral serta doa selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini.
7. Teman-teman SMK Caraka Nusantara angkatan 2008-2009 kejuruan farmasi atas
segala bantuan dan saran dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.
8. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya, penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
iii
Secara khusus laporan ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua beserta
keluarga sebagai ucapan terima kasih atas segala kasih sayang, doa, pengorbanan,
serta dukungan materil dan spiritual yang telah diberikan pada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini.
Dalam Penyusunan laporan ini penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih
begitu jauh dari kesempuranaan dan masih banyak kekurangannya. Karena itu, saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari setiap pembaca sangat diharapkan demi
penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik lagi dan akan sangat membantu untuk
mengetahui kelemahan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberi nilai
tambah bagi penulis, khususnya dalam dunia kefarmasian.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Oleh Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta i
Lembar Pengesahan Oleh Kepala Sekolah ii
Kata Pengantar .. iii
Daftar Isi v
Daftar Lampiran . vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang PKL
1
B. Pengertian PKL
2
C. Konsep Dasar
2
D. Prinsip Dasar
2
E. Tujuan Pelaksanaan
3
F. Tujuan Penulisan Laporan
4
G. Tujuan PKL di Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta
4
H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Rumah Sakit
6
1 .Pengertian

7
2 .Klasifikasi

7
A. Instalasi Farmasi
7
1. Pengertian
7
2. Tujuan
8
3. Tugas dan Tanggung Jawab
8

v
BAB III KEGIATAN PKL 9
A. RSIA Bunda Jakarta
9
1. Sejarah
9
2. Visi , Misi, dan Motto
. 12
3. Jenis Pelayanan
. 13
4. Struktur Organisasi
. 15
A. Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta .
16
1. Tugas dan Fungsi
. 16
2. Visi, Misi, Falsafah, dan Tujuan
. 17
3. Struktur Organisasi
. 18
4. Pelayanan .
19
1. Perencanaan
19
2. Pengadaan
19
3. Penerimaan
20
4. Penyimpanan
21
5. Pendiistribusian
21
6. Pelayanan Informasi Obat
22
7. Konseling Obat
22
5. Pelayanan resep
23
6. Narkotika dan Psikotropika
24
7. Pemusnahan Perbekalan Farmasi
27
BAB IV PEMBAHASAN 28
BAB V PENUTUP 31
A. Kesimpulan
31
B. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Blanko Resep Pasien Umum


2. Blanko Resep Pasien Karyawan
3. Copy Resep
4. Bungkus Puyer
5. Etiket
6. Kwitansi
7. Bon Merah
8. Bon Putih
9. Bon Kuning
1 0 . Bon Biru
1 1 . Form Pembelian Barang Rawat Jalan
1 2 . Form Pembelian Barang Rawat Inap
1 3 . Kartu Stok
1 4 . Surat Pesanan Narkotik
1 5 . Surat Pesanan Psikotropik
1 6 . Daftar Pemusnahan Obat
1 7 . Proses Verbal Pembukuan Darurat Bagian/Kamar Penting
1 8 . Surat Penerimaan Barang
1 9 . Faktur
2 0 . Stempel-stempel

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL


Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, saat
ini Indonesia telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang. Begitu pula dengan
fasilitas yang semakin lengkap, dan sumber daya manusia yang semakin banyak
dan berkualitas, demikian pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun dalam bidang kesehatan. Adanya perkembangan ini dapat dilihat dari
banyaknya pembangunan di berbagai bidang khususnya dalam bidang kesehatan yaitu
kefarmasian. Hal tersebut membuat persaingan diantara tenaga kerja kefarmasian
semakin ketat. Dengan adanya persaingan ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas agar pembangunan dapat berjalan dengan lancer dan seimbang. Oleh
karena itu pemerintah banyak mendirikan sekolah-sekolah kejuruan untuk melahirkan
sumber daya manusia yang berkualitas, bermutu dan tenaga siap kerja.
Sekolah Menengah Kejuruan ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan memiliki ketrampilan yang sudah terlatih serta dapat menghasilkan
tenaga kerja siap pakai beserta dengan ketrampilan yang dimilikinya. Salah satu
program keahlian yang dapat ditawarkan oleh sekolah kejuruan adalah Farmasi,
dimana Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Caraka Nusantara-lah yang telah lama
mendidik siswa/i dengan ketrampilan kefarmasian.
Dengan kemampuan mengenali berbagai hal tentang kefarmasian dan pengenalan
kepada dunia kerja melalui program Praktik Kerja Lapangan, siswa dapat memahami
tugas dan fungsi keahlianya di lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan,
tanggung jawab, dan resiko atas apa yang telah dikerjakan. Melalui program praktik
kerja lapangan kita juga dapat melatih kemampuan kita untuk bekerja sama dengan
orang lain dan beradaptasi dengan dunia kerja.

1
B. Pengertian PKL
Praktik Kerja Lapangan adalah suatu proses belajar mengajar yang merupakan
sarana pengenalan lapangan kerja dan informasi bagi peserta didik sehingga dapat
melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada si
masyarakat.

C. Konsep Dasar PKL


Praktik Kerja Lapangan adalah suatu proses belajar mengajar pada unit kerja
nyata, sehingga peserta didik mendapat gambaran dan pengalaman kerja secara
langsung dan menyeluruh dengan menerapkan system/siklus rotasi sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan. Sebagai tenaga penunjang pada pelayanan kesehatan,
peserta didik diharapkan mengetahui berbagai kegiatan terpadu meliputi bidang
pelayanaan dan penyuluhan obat kepada masyarakat serta kegiatan produksi,
distribusi, administrasi dan pengawasan di bidang farmasi.

D. Prinsip Dasar PKL


1. Tujuan pendidikan adalah suatu harapan dari program pendidikan yang harus
diupayakan pencapaiannya seoptimal mungkin. Salah satu tujuan institusi
pendidikan SMK Kompetensi Keahlian Farmasi adalah pengembangan hasil
praktik kerja lapangan.
2. Ilmu Farmasi adalah suatu disiplin ilmu yang membutuhkan tidak hanya
pengetahuan tentang teori yang relevan tetapi juga keterampilan praktik. Oleh
karena itu praktik kerja lapangan merupakan bagian penting dari kurikulum
institusi pendidikan untuk memberikan kesempatan pada siswa menerapkan ilmu
dan keterampilan yang dipelajari di kelas secaran terintegrasi.
3. Pendidikan farmasi tingkat menengah dikembangkan agar dapat mendorong
pengembangan potensi, kreativitas dan keterampilan dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan, sikap serta nilai-nilai yang menggambarkan seorang
Asisten Apoteker yang bermutu.

2
4. Pengalaman belajar di lahan praktik harus diorganisasikan dan dinilai sehingga
terdapat hubungan dan keseimbangan antara pengalaman belajar di kelas dan di
lahan praktik antara tujuan praktik kerja lapangan dan hasil yang dicapai, antara
perencanaan dan pelaksanaan di lahan praktik.
5. PKL adalah tanggung jawab bersama antara insstitusi pendidikan dan unit kerja
yang digunakan sebagai lahan praktik.
6. Keterlibatan semua unsure dalam kegiatan praktik kerja lapangan terutama sektor
pelayanan kesehatan akan mewujudkan kerjasama yang baik mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan peserta didik yang akan
berpengaruh dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
7. Peranan penting dari instruktur di lahan praktik adalah sebagai panutan bagi
peserta didik. Hal ini dapat menunjang efektivitas praktik kerja lapangan.

E. Tujuan Pelaksanaan PKL


Praktik Kerja Lapangan mempunya tujuan, yakni :
1. Meningkatkan,memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk
kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2. Mengenal kegiatan penyelengaraan program kesehatan masyarakat secara
menyeluruh baik ditinjau dari aspek adminsitrasi, teknis maupun social budaya.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja
yang sesungguhnya di lapangann.
4. Menumbuhkembangkan dan mamantapkan sikap etis, profesionalisme yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana/
iklim lingkungan kerja yang sesungguhnya.

3
6. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru
dari lapangan ke sekolah dan sebaliknya.
7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
serta meningkatkan penyelegaraan pendidikan SMK Kompetensi Keahlian
Farmasi
8. Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.

F. Tujuan Pembuatan Laporan PKL


Tujuan pembuatan laporan ini antara lain :
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN.
2. Agar para siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah
dilakukan.
3. Agar siswa mampu membuat laporan tertulis secara sistematis.
4. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan dan dirinya.
5. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan
pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.

G. Tujuan PKL di Instalasi Farmasi


Praktik Kerja Lapangan di Instalasi farmasi mempunya tujuan, yakni :
1. Mengetahui struktur organisasi Rumah Sakit
2. Pengertian tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit
3. Pengertian tentang tugas dan tanggung jawab Asisten Apoteker di Rumah Sakit
4. Dasar-dasar teknis pengelolaan obat
5. Penerimaan dan pengelolaan obat
6. Administrasi perbekalan
7. Pembuatan obat untuk persediaan
8. Informasi dan pelayanan obat bebas/obat bebas terbatas

4
H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
1. Waktu
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan ini selama 1 bulan, terhitung dari
tanggal 2 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2010. Praktik dijadwalkan setiap hari
Senin – Sabtu. Adapun waktu pelaksanaan praktik adalah sebagai berikut :
○ Senin - Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB
○ Sabtu : 08.00 – 12.00 WIB

2. Tempat
RSIA Bunda Jakarta
Jl. Teuku Cik Ditiro No.28
Menteng-Jakarta Pusat
Tlp. 021-31922005
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit
1. Pengertian
Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor
983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan
bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan”

2. Klasifikasi
Klasifikasi Rumah Sakit Pengelompokan rumah sakit berdasar perbedaan
tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. Berdasarkan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/1992 tentang
pedoman rumah sakit umum menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat
dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B,C dan D.

A. Instalasi Farmasi
1. Pengertian
Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit
yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan
seorang farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan,
menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan
di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan
farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.

6
2. Tujuan
Tujuan farmasi rumah sakit menurut The American Society of Hospital
Pharmacist (ASHP:1994) adalah:
● Turut berpartisipasi aktif dalam penyembuhan penderita dan memupuk
tanggung jawab dalam profesi dengan landasan filosofi dan etika.
● Mengembangkan ilmu dan profesi dengan konsultasi pendidikan dan
penelitian.
● Mengembangkan kemampuan administrasi dan manajemen, penyediaan obat
dan alat kesehatan di rumah sakit.
● Meningkatkan keterampilan tenaga farmasi yang bekerja di instalasi farmasi
rumah sakit.
● Memperhatikan kesejahteraan staf dan pegawai yang bekerja di lingkungan
instalasi farmasi rumah sakit.
● Mengembangkan pengetahuan tentang farmasi rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

3. Tugas dan Fungsi Farmasi Rumah Sakit


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.134/Menkes/Per/I/1978, farmasi rumah sakit bertugas mengelola :
● Peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan, gas medik serta bahan
kimia.
● Penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan.

Fungsi farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu


dengan ruang lingkup yang berorientasi pada kepentingan masyarakat meliputi 2
fungsi yaitu :
● Pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk yaitu mengelola perbekalan
farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian dan evaluasi penggunaan
perbekalan farmasi.

7
● Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, meliputi:
1. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk
pencegahan dan rehabilitasinya.
2. Mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui
kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.
3. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap
penggunaan obat yang diberikan kepada pasien.
4. Memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat.
5. Melakukan konseling kepada pasien/keluarga pasien maupun kepada
tenaga kesehatan untuk mendapatkan terapi yang rasional.
6. Melakukan pelayanan TPN (Total Parenteral Nutrition), IV admixture dan
pelayanan pencampuran obat sitostatik (Cytostatic Handling).
7. Berperan serta dalam kepanitiaan seperti Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT).

8
BAB III
KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta


1. Sejarah
Pada tahun 1976 Rumah Sakit Bersalin Bunda Jakarta mengalihkan
kepemilikan dari perorangan & yayasan menjadi usaha pelayanan rumah-sakit
berbadan hukum (PT) menjadi PT. Bundamedik. Pengalihan ini diaktekan di
depan notaris, Adlan Yuliza SH. Peristiwa tersebut berdampak pada perubahan
status, dari ’Rumah Bersalin’ meningkat menjadi ’Rumah-Sakit Bersalin
Bunda’. Perubahan badan hukum ini merupakan landasan kepemilikan aset dan
penanggung fiskal (tax payer).
Tahun 1988 :
a. RSB Bunda Jakarta menon-aktifkan Yayasan Bunda.
b. PT. Bundamedik mengelola secara penuh RS Bunda. Akte pendirian PT telah
dibuat pada tahun 1976.

Tahun 1992:
a. PT Bundamedik membekukan Yayasan Bunda. Peristiwa ini merupakan
buntut dari ’penon- aktifan’ UU Tentang Kesehatan oleh pemerintah. Sebelum
tahun 1992, seluruh pengelola (operator) rumah-sakit ’diwajibkan’ berbentuk
Yayasan
b. PT Bundamedik melalui PT. Bunda Global Pertama, bekerjasama dengan
rumah-sakit ibu dan anak di Medan, Padang, Batam, Palembang, dan
Semarang. Kerja sama ini membentuk suatu kelompok yang bernama Bunda
Indonesia Hospital Alliance.

9
c. Kegiatan aliansi meliputi kordinasi kegiatan rumah-sakit antar-anggota
aliansi, procurement kebutuhan bahan & peralatan rumah-sakit, sharing
pengalaman, dan lain-lain.

Periode Globalisasi (1998-2007)


Setelah dihantam badai krisis moneter dan ekonomi tahun 1998, dan harus
merelakan salah satu asetnya. PT Bundamedik kembali bangkit. Selama periode
ini telah tiga rumah-sakit dibangunnya kembali. Bunda International Clinic,
Bunda Citra Minang, Padang, dan Bunda Margonda Depok, Jawa Barat.

Tahun 1998:
a. PT BUndamedik dihantam badai ’krismon’, dan mengalami kerugian
miliyaran rupiah. Peristiwa ini berdampak pada penjualan salah satu
asetnya, yakni gedung berlantai enam di Jl. Gandaria Tengah III No.
4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Sekarang Wisma Bayuadji).
b. Dr.Rizal mengambil alih (take over) pengelolaan RSU Restu Ibu, Padang.
Di antaranya dengan mamasang SIRS, menambah bangunan sebanyak satu
blok dengan jumlah lantai lima, sehingga berjumlah 4 blok dan berganti nama
menjadi RSU Bunda Citra Minang.
Tahun 1999:
a. Tonggak sejarah baru ditancapkan, yakni dibentuknya aliansi atau sinergi
dengan beberapa RS lain di luar daerah. Misalnya, di Batam, RS Harapan
Bunda yang berlokasi di Jl. Senayan No. 1; di Palembang, dengan RSIA
Bunda Palembang yang terletak di Jl. Demang Lebar Daun No. 70; dengan
RSU Permata Bunda di Jl. Sisingamaraja No. 7; lalu dengan RSU Bunda
Semarang.
b. Pencanangan Strategi Rencana Induk 10 tahun ketiga yang meletakkan sistem
tata kelola dan pengembangan SDM PT Bundamedik Jakarta dalam rangka
menghadapi perkembangan global.

10
Tahun 2003:
PT BUndamedik mulai melebarkan sayapnya dengan membeli tanah di
daerah Depok, Jawa Barat. Tepatnya di Jl. Margonda Raya No. 28. Di tanah
seluas 2.080 meter persegi akan dibangun rumah sakit umum. RSU ini memiliki
kekhususan, ’Klinik Spesialis dan Rawat Sehari, seperti prototipe yang telah
direncanakan dan sedang dibangun di RSU.

Tahun 2009:
PT Bundamedik telah memiliki beberapa unit usaha untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, diantaranya
RSIA Bunda Jakarta, RS Bunda Margonda Depok, RS BMC Padang, Bunda
International Clinic, Morula IVF (Bayi Tabung), Emergency Response (Evakuasi
pasien). Melalui acara 36 th Bunda Anniversary yang disampaikan perencanaan
10 tahun yang segera kita awali tahun ini dalah batu pilar milestone meninjau
Visi dan Misi usaha. Nah sekarang masuk yang ke empat, yang sudah pasti akan
berbeda. Saya namakan sebagai

Pembangunan Berkelanjutan 2009-2019


1. Perluasan jangakauan kegiatan usaha dan jangkauan pasar nasional.
2. Pengembangan Mutu dan Produk Jasa & Teknologi Kedokteran masa kini
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia terutama Dokter Spesialis dan Staf
Paramedik profesional.
4. Pengembangan System Tatakelola
5. Pengembangan Inter Relasi (Jaringan) rumah sakit di dalam dan luar negeri.

11
Rumah sakit ini melihat masa depan yang lebih cerah, untuk berkarya
sesuai kesempatan yang terbuka, mengikuti ilmu dan perkembangan teknologi
kedokteran. Ini semua untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
bangsa. Sekaligus berupaya dan berperan dalam mengangkat tingkat ekonomi dan
sosial bangsa serta budaya dalam persaingan global. Sementara misinya, ingin
menjadi rumah sakit swasta yang terbaik dengan standar pelayanan yang selalu
mengikuti kemajuan ilmu, teknologi dan informasi serta sejalan dengan peningkat
sosio ekonomi masyarakat bangsa.

2. Visi, Misi, dan Motto


a. Visi
Melihat masa depan yang lebih cerah, berkarya mengikuti ilmu dan
perkembangan teknologi kedokteran kekinian, untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan bangsa, berupaya dan berperan dalam mengangkat
tingkat ekonomi dan sosial serta budaya dalam persaingan global secara sehat dan
terbuka.

b. Misi
Menjadi rumah sakit swasta yang terbaik dengan standard pelayanan yang
senantiasa mengikuti kemajuan ilmu, teknologi dan informasi, namun tetap
menciptakan nuansa kekeluargaan berorientasi kesepadanan dengan kemampuan
sosio ekonomi masyarakat yang dilayaninya.

c. Motto
Nyaman, Aman dan Bernuansa-kekeluargaan, sepadan dengan konsep :
"Kami Melayani sejak 1973"

12
3. Jenis Pelayanan
a. Water birth
Melahirkan merupakan karunia Tuhan yang terindah untuk para wanita,
tetapi kekhawatiran terbesar seorang calon ibu adalah menghadapi persalinan
yang terkadang terasa menyakitkan. Para calon ibu kini dapat memilih proses
melahirkan di dalam air (water birth) yang dapat mengurangi, bahkan menurut
sebagian ibu- menghilangkan rasa sakit!. Proses melahirkan di air hampir
menyerupai dengan melahirkan normal, hanya tempatnya yang berbeda. RSIA
Bunda menyediakan fasilitas water birth dengan bathtub yang dirancang khusus
untuk melahirkan dalam air dengan pompa pengatur agar air tetap bersirkulasi,
water heater untuk menjaga air tetap hangat, serta termometer untuk mengukur
suhu. Bathtub yang sudah disterilisasi kemudian diisi air yang suhunya
disesuaikan dengan suhu tubuh, yaitu sekitar 36-37°C. Ruangan diberikan
aromatherapy agar sang calon ibu relax dan dipasang lagu klasik pilihan yang
menenangkan.

b. Laparaskopi
Laparoskopi adalah suatu tindakan bedah minimal yang umumnya
ditujukan untuk mengurangi resiko yang didapatkan pada operasi besar. Proses
penyembuhan dengan laparoskopi jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi
besar.
Pada kasus kasus kandungan laparoskopi dilakukan dengan menggunakan
teropong yang dimasukkan kedalam luka sayatan kecil berukuran 0.5-1 cm di
pusar dan bagian bawah perut. Melalui akses ini dokter dapat memasukkan
instrumen bedah yang ukurannya kecil tetapi dapat melakukan hal yang sama bila
tindakan ini dilakukan melalui bedah konvensional
Berbagai macam kondisi dapat dilakukan dengan cara pembedahan modern
ini. Seperti kista kandung telur, mioma uteri, pengangkatan rahim (histerektomi),
pengangkatan usus buntu dan kandung empedu. Tindakan ini dapat dilakukan
dengan aman dan resiko pembedahan yang relatif rendah. Karena masa pemulihan
yang sangat cepat pasien dapat pulang dalam waktu yang singkat.

13
c. Klinik Tumbuh Kembang
Pelayanan Klinik Tumbuh Kembang dan Edukasi Terpadu diciptakan
khusus untuk membantu orang tua dalam mengatasi permasalahan pada anak
secara tepat dan akurat, sehingga diperoleh penatalaksanaan yang sesuai dengan
kebutuhan anak dan keluarga. Klinik Tumbuh Kembang merupakan klinik
multidisiplin yang bertujuan memantau dan menangani masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak sejak lahir. Bayi dan anak yang memilikii resiko gangguan
pada pertumbuhan dan perkembangan memerlukan pemantauan jangka panjang
sejak bayi berusia 3 bulan hingga 2 tahun, oleh ahli syaraf anak (paediatric
neurology).

d. NICU/PICU
Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive
Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan
anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah
dan mengobati terjadinya kegagalan organ-oragan vital.
NICU di RSIA Bunda Jakarta setiap tahunnya telah merawat penderita sekitar
250-300 penderita setiap tahun. Unit perawatan untuk bayi yang beresiko tinggi
dengan gangguan dan komplikasi berat lainnya. Kapasitas maksimum ruangan
NICU adalah 7 tempat tidur dan telah banyak menerima rujukan dari rumah sakit
lainnya. Pelayanan NICU di RSIA Bunda Jakarta memiliki tim transport NICU
yang terdiri dari para perawat NICU dan dokter yang untuk beberapa kasus juga
dapat melakukan antar-jemput pasien.
Sebagian besar bayi yang dirawat adalah gangguan pernafasan, premature,
kelainan congenital, dll. Prematuritas adalah kasus terbanyak kedua yang
didapatkan dalam perawatan NICU di RSIA Bunda Jakarta. Berat terkecil bayi
premature yang telah berhasil dirawat adalah bayi usia 26 minggu dengan berat
badan 870 gram.
14
1. Struktur Organisasi

5
A. Instalasi Farmasi RSIA Bunda Jakarta
1. Tugas dan Fungsi
a. Tugas
Instalasi farmasi mempunyai tugas antara lain :
● Mengelola obat atau barang farmasi untuk kebutuhan Rumah Sakit
● Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan farmasi di Rumah Sakit
● Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga farmasi

b. Fungsi Management
Instalasi Farmasi berfungsi sebagai pengelola perbekalan farmasi
yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit, baik dari segi perencanaan sampai ke
pendistribusian.

a. Klinik
Fungsi klinik merupakan bentuk pelayanan keprofesian di Instalasi
Farmasi yang berorientasi kepada pasien, dalam hal ini dilakukan pendekatan
profesionalisme yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat
yang rasional, efektif, aman, dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan
pengetahuan, keahlian, dan keterampilan Apoteker seta kerja sama dengan
tenaga kesehatan lainya. Dengan adanya pelayanan ini diharapkan dapat :
● Mencegah penyakit dan gejalanya serta menyembuhkan penyakitnya
● Mengurangi / Menghilangkan gejala penyakit tersebut
● Memperlambat / Menghentikan penyebaran penyakit
● Memonitor perkembangan Pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya

16
1. Visi, Misi, Falsafat, dan Tujuan
Visi
Menjadi Instalasi Farmasi dengan kemampuan professional yang tinggi
dan selalu mengikuti perkembangan ilmu serta teknologi kefarmasian.
Misi
Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berlandaskan ilmu dan
teknologi farmasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan Rumah Sakit
dalam melayani masyarakat sesuai dengan daya serap dan kemampuan
ekonominya.

Falsafah
Pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada pelayanan pasien
melalui penyediaan obat yang bermutu.

Tujuan
a. Memberikan pelayanan farmasi secara professional bagi pasien sehingga
efek pengobatan tercapai
b. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di
Rumah Sakit
c. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan Dokter, Perawat, dan tenaga
kesehatan lainya yang terkai dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit

17
1. Struktur Organisasi
18
2. Pelayanan Instalasi farmasi RSIA Bunda Jakarta
Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Bunda Jakarta melaksanakan pelayanan farmasi
yang meliputi :
a. Perencanaan perbekalan farmasi
Perencanaan didefinisikan sebagai penyusunan suatu daftar kebutuhan
dengan pedoman tertentu sehingga terbentuk konsep kegiatan yang sistematis
dengan urutan yang logis untuk mencapai sasaran yang disiapkan.
Perencanaan kebutuhan barang farmasi dimaksudkan untuk memperoleh
barang dengan jenis, jumlah, waktu yang tepat sesuai kebutuhan, menghindari
adanya kekosongan barang dan menghindari penggunaan barang yang tidak
rasional dan tidak ekonomis.
Adapun tugas dalam perencanaan barang farmasi yaitu :
1. Menerima daftar kebutuhan barang farmasi dari unit pemakai
2. Menyusun rencana kebutuhan
3. Menyeleksi kebutuhan barang farmasi sesuai dengan dana yang tersedia
4. Mengajukan rencana pengadaan barang farmasi kepada kepala Instalasi
5. Mengajukan rencana pengadaan yang telah disetujui ke bagian materi dan
keuangan untuk ditindaklanjuti

b. Pengadaan perbekalan farmasi


Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan mengadakan kegiatan
pembelian. Metode pembelian dilakukan oleh bagian pembelian berdasarkan
hasil yang didapat dari bagian perencanaan.
Pembelian barang farmasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Bagian farmasi menulis obat-obatan yang dibutuhkan kedalam formulir
pembelian
2. Setelah ditandatangani oleh Penanggungjawab, akan dikoreksi oleh
Apoteker
3. Apoteker akan menandatangani jika kebutuhan tersebut layak beli.

19
4. Formulir pembelian selajutnya diteruskan ke bagian Internal Control
5. Jika formulir tersebut sudah dikoreksi, maka bagian pembelian akan
mengkopi menjadi rangkap tiga.
6. Bagian pembelian hanya akan melakukan pembelian barang farmasi dari
formulir yang sudah disetujui di atas

c. Penerimaan perbekalan farmasi


Penerimaan barang farmasi dilakukan pada saat transaksi pembelian ke
distributor telah disetujui. Barang farmasi yang diterima harus melewati tahap
pemeriksaan terhadap jenis, jumlah spesifikasi dan persyaratan lain sesuai
dengan surat pesanan yang dibuat. Prosedur penerimaan :
1. Barang farmasi yang dating diterima oleh bagian penerimaan barang.
2. Barang akan diterima jika sesuai dengan permintaan.
3. Setelah Menandatangani faktur/surat pengiriman barang, data akan di
input ke komputer, dan membuat print out daftar penerimaan barang/obat.
4. Bagian Pembelian mengirimkan barang ke gudang farmasi disertai daftar
penerimaan barang yang terdiri dari dua rangkap.
5. Petugas gudang farmasi menerima barang dan langsung menyesuaikan
dengan daftar penerimaan barang.
6. Petugas akan mencocokkan kembali dengan daftar penerimaan barang.
7. Petugas gudang mengisi stok obat di gudang farmasi sesuai dengan
tempatnyaa.
8. Untuk barang resep luar/BO resep tidak melalui print out, tapi dicatat
dalam buku khusus konsinyasi.
9. Petugas Pembalian mengirimkan barang BO resep bersama buku khusus
barang BO resep dan dibubuhi tanda tangan petugas gudang farmasi.
1 0 . Barang BO resep yang sudah diterima dimasukan kedalam kartu stok
Barang BO resep.

20
d. Penyimpanan perbekalan farmasi
Penyimpanan barang farmasi dilakukan agar barang yang diterima dapat
disimpan dengan aman, kualitas dan kuantitas terjamin serta mudah didapat.
Barang farmasi yang telah diterima oleh bagian penerimaan, langsung
diserahkan ke gudang penyimpanan barang tertentu setelah dilakukan
pemeriksaan ulang terhadap barang yang dipesan.
Bagian penyimpanan mengatur letak dan posisi dari barang yang akan
diterima di gudang seseuai spesifikasi, bantuk fisik, dan abjad yang meliputi :
1. Obat Umum
2. Antibiotika
3. Ampul dan Alat Suntik
4. Alat Kesehatan dan Laboratorium
5. Jarum, Benang, dan Obat penting
6. Vaksin dan Obat Tertentu
7. Carian Botol dll
8. Narkotika dan Psikotropika

e. Pendistribuisan perbekalan farmasi


Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk mendistribusikan
barang farmasi kepada pemakai agar barang tersedia setiap saat dibutuhkan
sesuai dengan mutu barang yang akan dipakai.
Gudang farmasi akan melayani permintaan barang dan unit pelaksana
fungsional dari Rumah Sakit yaitu :
1. Bagian Perawatan
2. Kamar Bersalin
3. Kamar Operasi
4. Apotik
5. Poliklnik
6. Laboratorium
7. Ruang Rontgen

21
f. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi Obat , baik kepada pasien ataupun tenaga kesehatan
lainya bertujuan untuk :
1. Memberi informasi obat yang benar dan jelas kepada tenaga kesehatan,
pasien, dan keluarga serta unit lainya.
2. Membantu mendapatkan literature yang diperlukan oleh perawat untuk
digunakan sebagai acuan pengobatan pasien.
3. Untuk Informasi obat dan informasi farmasi lain, disediakan buku-buku
seperti ISO, MIMS, Farmakope Indonesia, The Extra Pharmacopeia
Martindale, Drug Interaction, dan Handbook of Pediatric Dosage.

g. Konseling Obat
Konseling pasien bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien
terhadap instruksi pengobatan yang diberikan dan meningkatkan pemahaman
pasien terhadap tujuan pengobatanya. Konseling ditujukan bagi pasien yang
telah menebus resep di apotek maupun pasien rawat inap si lingkungan RS
Bunda, selain itu konseling dapat juga dilakukan melalui telepon ataupun
melalui surat menyurat, via e-mail, dan SMS.
22
3. Pelayanan Resep

23
4. Narkotika dan Psikotropika
Narkotika berdasarkan UU Kesehatan No. 2 tahun 1997 pasal 1, adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Sementara menurut UU RI No. 5 Th 12297 Tentang Psikotropika,
psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif dapa susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas dan prilaku.
Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda ditangani oleh
Asisten Apoteker yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Apoteker.
Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda adalah sebagai berikut :

a. Pembelian
Pembelian Narkotika menggunakan surat khusus dan hanya dipesan
kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi). Surat pesanan dibuat rangkap tiga dan
ditandatangani oleh Apoteker. Surat pesanan Narkotika hanya berlaku untuk
satu item obat. Sedangkan untuk Psikotropika menggunakan surat pesanan
Psikotropika dan pemesanannya dilakukan ke PBF (Pedagang Besar Farmasi).

b. Penyimpanan
Golongan obat Narkotika dan Psikotropika di RSIA Bunda disimpan dalam
suatu lemari dan terpisah dari obat-obat lainnya. Dengan ketentuan obat-obat
tersebut tertutup baik. Sementara penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika
dalam bentuk tablet dan kapsul dipisahkan dari bentuk injeksinya.

24
c. Pengeluaran
Pengeluaran Narkotika dan Psikotropika dilakukan atas permintaan dokter.
Apotek hanya menerima resep asli dari dokter dan tidak menerima salinan
resep yang berisi Narkotika dan Psikotropika. Data pengeluaran Narkotika dan
Psikotropika diinput kedalam komputer oleh Asisten Apoteker meliputi nama
obat, jumlah obat yang keluar, dan sisa obat. Untuk salinan resep yang berisi
Narkotika dan Psikotropika hanya bisa dilayani jika Apotek mempunyai atau
menyimpan resep aslinya.
RSIA Bunda hanya menggunakan Narkotika dan Psikotropika dengan dosis
rendah. Jenis Narkotika yang terdapat di RSIA Bunda yaitu :
● Codein HCl 40 mg
● Codipront kapsul
● Codipront cum expectorant
● Codipront syrup
● MST Continus
● Pethidin, dan
● Morphin.

Jenis Psikotropika yaitu :


● Stesolid tab 2 mg dan 5 mg
● Stesolid Rectal 5 mg dan 10 mg
● Luminal, dan
● Bellaphen Tablet

25
d. Laporan penggunaan
Untuk setiap pengeluaran narkotika dan psikotropika dicatat pada buku khusus
yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan bulanan yang dikirim
ke Dinas Kesehatan Propinsi, Balai Besar POM Propinsi, Dinas Kesejahteraan
Sosial Propinsi dan sebagai arsip yang dilaporkan setiap tanggal 10 tiap bulan.
Untuk setiap penggunaan obat tersebut dicatat jumlah pengeluaran dan sisa
yang ada, jika ada perbedaan dilakukan pengontrolan lebih lanjut. Hal ini untuk
menghindari terjadinya penyalahgunaan obat.
e. Pemusnahan Narkotik a dan Psikotropika
Pemusnahan narkotika dan psikotropika di RSIA Bunda dilakukan dengan
ketentuan berikut :
● Dikarenakan obat kadaluwarsa
● Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan untuk pelayanan kesehatan
● Dilakukan dengan menggunakan berita acara yang memuat:
- Nama, jenis, jumlah, harga, dan keterangan (rusak, dll.)
- Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun
- Tanda tangan dan identitas pelaksana dan pejabat yang menjadi saksi
- Ketentuan lebih lanjut syarat dan tata cara pemusnahan diatur dengan
Keputusan Menteri Kesehatan.

26
5. Pemusnahan Perbekalan Farmasi
27
BAB IV
PEMBAHASAN

Rumah Sakit Bunda awalnya merupakan Rumah Sakit Ibu dan Anak, tetapi
sekarang sudah mulai berkembang. Pelayanan yang disediakan adalah yang bersifat
umum dan khusus.Pelayanan umum meliputi pelayanan penyakit dalam, penyakit
kulit dan kelamin, saluran kencing, jantung, dll. Sedangkan pelayanan yang bersifat
khusus yang diberikan oleh Rumah Sakit Bunda behubungan dengan ibu hamil dan
anak.
Kami yang mendapat kesempatan untuk Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit
Bunda ditempatkan di empat bagian, yaitu Gudang Farmasi Rawat Inap, Gudang
Farmasi Rawat Jalan, Apotik C dan Apotik D.
Gudang Farmasi Rawat Inap melayani permintaan obat dan ALKES (alat
kesehatan) dari bagian kamar bersalin (KB), kamar operasi (OK), bagian PNK (kamar
perawatan bayi yang lahir premature), bagian intermediet (kamar perawatan bayi yang
lahir secara operasi), CDC (lantai1), kamar perawatan anak dan balita, apotek dan
poli.
Permintaan dari setiap bagian menggunakan sistem komputerisasi, setiap bagian
memberikan daftar permintaan obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan kepada kasir,
kemudian kasir akan mengirimkan data permintaan obat dan alat kesehatan ke gudang
farmasi rawat inap yang secara otomatis akan terprint di gudang farmasi rawat inap.
Di gudang farmasi rawat inap menggunakan empat jenis form kas bon pemakaian
obat / bahan / alat dengan warna dan fungsi yang berbeda-beda, terdiri dari warna
merah muda yang berfungsi untuk peminjaman pemakaian obat antara gudang farmasi
dan apotek, warna putih yang berfungsi untuk peminjaman pemakaian obat antara
gudang farmasi dengan bagian lainnya kecuali apotek, warna kuning yang berfungsi
untuk pembatalan pemakaian obat dan alat kesehatan untuk pasien rawat inap yang
sudah mau pulang, warna biru yang berfungsi untuk pembatalan pemakaian obat dan
alat kesehatan untuk pasien rawat inap yang belum mau pulang atau masih dirawat.

28
Penyimpanan obat di gudang farmasi rawat inap disusun secara alphabetis, untuk
tablet, kapsul, tube, dan vaksin diletakkan secara terpisah. Untuk vaksin ada yang
diletakkan di lemari pendingin atau cooler dan ada yang diletakkan ditempat biasa.
Untuk penyimpanan narkotik dan psikotropik diletakkan terpisah dari obat-obatan
lain, yang berbentuk tablet dan kapsul dipisahkan dari bentuk vaksin nya, jenis
narkotik yang disimpan di gudang farmasi rawat inap adalah jenis narkotik dengan
dosis rendah, contoh narkotik yang ada di gudang farmasi rawat inap adalah codein,
codipront, MST, morphin, sedangkan bentuk psikotropik yang disimpan adalah
bellaphen, stesolid tablet dan rectal, luminal .
Tugas di gudang farmasi rawat inap adalah menyiapkan obat dan alat kesehatan
yang di perlukan oleh semua bagian yang ada di rumah sakit.
Gudang farmasi rawat jalan yang fungsinya menyiapkan obat dan alkes yang
diperlukan oleh pasien rawat jalan dan apotik.
Selain menyediakan untuk pasien rawat jalan dan apotik, gudang farmasi rawat
jalan juga melayani permintaan obat dan alat kesehatan untuk poli c dan poli d.
sama seperti gudang farmas rawat inap, gudang farmasi rawat jalan menggunakan
sistem komputerisasi. Digudang farmasi rawat jalan tidak menyimpan obat narkotik
dan psikotropika, jika gudang farmasi rawat jalan membutuhkan obat narkotika dan
psikotropika maka, gudang farmasi rawat jalan akan menggambil narkotika dan
psikotropika ke gudang farmasi rawat inap. Form kas bon yang digunakan di gudang
farmasi rawat inap ada dua macam, terdiri dari form kasbon yang berwarna merah
muda dan putih yang memiliki fungsi yang sama dengan gudang farmasi rawat inap.
Apotek C adalah apotek umum yang buka 24 jam di rumah sakit bunda.
Fungsinya melayani semua resep dari dokter di Rumah Sakit Bunda. Selain melayani
resep juga melayani beberapa barang bebas seperti permen, cokelat, sikat gigi, pasta
gigi, sandal, makanan ringan lainnya. Asisten Apoteker di apotek C bertugas meracik
obat, menulis etiket, mengcopy resep, menulis pemakaian narkotika dan psikotropika
setiap harinya, dan menulis laporan resep harian. Setiap hari Selasa dan Kamis, apotek
c menghitung jumlah obat dan barang bebas yang ada dipersediaan. Obat-obat di
apotek C disusun berdasarkan alphabetis. Di apotik C hanya menggunakan form kas
bon berwarna merah muda.

29
Apotek D merupakan apotek anak yang hanya buka sampai jam 20.00 malam, dan
fungsi apotik D hanya melayani resep untuk anak-anak.. Di apotek D penghitungan
obat dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, penyusunan obat di apotek D sama
seperti penyusunan di apotek C berdasarkan alphabetis. Form kasbon yang digunakan
di apotek D berwarna merah muda. Asisten Apoteker yang bertugas di apotek D
memiliki tugas yang sama seperti di apotek C.
Di setiap bagian pada hari-hari tertentu mengadakan penghitungan jumlah obat.
Obat-obat yang melebihi jumlah stock akan dilaporkan ke bagian direksi untuk
dikembalikan ke gudang farmasi rawat inap.
Setiap enam bulan sekali, Rumah Sakit Bunda mengadakan Stock Opname.
Kegiatan ini meliputi penghitungan semua jumlah obat, alat kesehatan, dan barang-
barang yang dijual bebas secara keseluruhan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Asisten
Apoteker yang bertugas dibagian tersebut dan disaksikan oleh beberapa orang dari
bagian direksi yang bertugas sebagai saksi.
30
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan ( PKL ) di RSIA BUNDA selama 1 bulan
dapat disimpulkan bahwa :
1. RSIA Bunda telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai
dengan peraturan yang berlaku mulai dari administrasi, sistem pengadaan dan
penyimpanan obat, pelaporan, serta pelayanan obat yang memuaskan.
2. Perkembangan RSIA Bunda selama ini cukup baik karena didukung oleh lokasi
yang strategis dan didedikasi kerja karyawan.

Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana bagi siswa siswi Sekolah Menengah
Kejuruan khususnya dalam hal ini Farmasi untuk mempraktikan skill (kecakapan
hidup / keterampilan hidup) yang telah dipelajari disekolah, serta merupakan suatu
wadah bagi siswa siswi untuk terjun langsung dan memperoleh pengalaman dan
pengetahuan lain yang tidak didapatkan disekolah, dalam hal ini tugas yang dilakukan
oleh Asisten Apoteker dan Apoteker.

B. Saran
Adapun saran-saran yang ingin disampaikan diantaranya :
1. Pertahankan rasa kekeluargaan yang telah tercipta, karena dalam melaksanakan
suatu pekerjaan diperlukan adanya kerja sama sehingga dalam pelayanan kepada
pasien menjadi lebih optimal.
2. Sifat keramah tamahan lebih ditingkatkan baik kepada pasien, tamu farmasi dan
sesama karyawan.
3. Lebih bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
4. Lebih menghargai waktu dan mematuhi tata tertib dalam bekerja.

31
Daftar Pustaka

1. Pedoman dan tata tertib pkl tahun pelajaran 2010/2011 SMK caraka nusantara
2. http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/instalasi-farmasi-rumah-sakit.html
3. undang-undang ri no 22 th 1997 Pasal 1ttg narkotika
4. undang-undang ri no 5 th 1997 ttg psikotropika
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/
1992 tentang pedoman rumah sakit umum
6. Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992
mengenai pedoman rumah sakit
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.134/Menkes/Per/
I/1978
8. undang-undang ri no 22 th 1997 pasal 60 dan 61

32

You might also like