Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pertama-tama: hilangkan kemalasan. Ini tantangan yang paling berat yang sering
menghalangi seseorang untuk memulai menulis. Kemalasan menjadi salah satu
penyebab penting, mengapa seseorang tidak menulis. Tragisnya, malas memang
bisa menghinggapi siapa saja. Termasuk Anda.
Kedua:. cari dan pilihlah ide atau masalah yang akan Anda angkat. Anda tak perlu
muluk-muluk dengan keinginan mengangkat masalah besar atau yang istimewa.
Masalah sederhana pun mana kala Anda mau dan mampu meramu akan menjadi
cerita yang menarik. Lingkungan Anda adalah penyedia materi yang tak pernah
habis Anda kuras untuk "diteliti".
2
Ketiga: renungkan apa yang telah anda pilih sebagai materi untuk tulisan Anda.
Cernakan dengan hati-hati dan teliti, apakah Anda telah cukup memahami dan
merasakannya. Memerlukan sedikit kepekaan perasaan, nurani, Anda.
Keempat. Mulailah menulis. Tak perlu Anda memikirkan mutu tulisan Anda.
Setiap kali ada gagasan, langsung tulis. Upayakan tidak berhenti menulis ketika di
akhir kalimat atau paragraf. Menulis dan menulis akan menyeret Anda ke dalam
keasyikan yang mungkin belum pernah Anda bayangkan.
Kelima: jujurlah pada perasaan Anda. Anda tak perlu menipu diri sendiri dengan
seolah-olah mengetahui segala hal. Anda juga tidak perlu bercerita suatu hal yang
tidak cukup Anda ketahui. Cukup ceritakan apa yang Anda rasakan. Sekali lagi.
Perasaan Anda. Bukan pikiran Anda!
Keenam: periksa kembali tulisan Anda mana kala telah merasa cukup. Pikirkan
bagaimana seharusnya Anda mengungkap perasaan Anda. Perbaiki tiap bagian
yang Anda anggap belum tepat. Tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa
diterima akal sehat. Logis dan bisa dipertanggungjawabkan serta memberi
wawasan bagi pembacanya. Kecuali Anda ingin berkesperimen. Nilai-nilai yang
lahir bisa jadi baru terdapat di dalam eksperimen Anda sendiri.
Pada diri setiap orang (dalam pengajaran umum) harus dikembangkan
keterampilan pokok yang disebut 3 R.
Dalam hal tulis menulis, teori menulis pastilah diperlukan. Seperti telah
diketahui, hal-hal yang diperhatikan dalam menulis adalah antara lain: kata, frasa,
klausa dan kalimat, paragraph, pungtuasi dan sebagainya. Kalau EWA
mengatakan bahwa kata, misalnya, hanya dibentuk dari beberapa huruf; kalimat
hanya terbentuk dari beberapa kata; dan paragraf atau sering disebut alinea hanya
terbentuk dari beberapa kalimat; dan sebuah artikel terbentuk dari sekian paragraf,
banyak orang sudah tahu. Katanya lagi, menulis itu gampang; sementara banyak
orang mengatakan: menulis itu sulit. Pernyataan EWA tak lain, tak bukan
hanyalah untuk memberikan motivasi kepada kita: menulislah karena menulis itu
3
tak sesulit yang dibayangkan!
Dalam acara pelatihan itu, Agus didaulat untuk berbicara tentang strategi
penulisan esai. Dalam uraiannya, dia memulai dengan sejumlah definisi (baca:
teori) tentang esai, selayaknya dosen mengajar di kelas. Seiring penguraian
tentang teori itu, para audience tampak lesu, kurang bergairah. Dia paham
audience-nya kurang “berterima” dengan metode “ceramah”; lalu, dia
mengubahnya. Sambil seringkali mengusap hidungnya (yang mungkin gatal), dia
menjelaskan esai (dengan tidak terpaku pada teori) dalam kaitan dengan karya
ilmiah dan karya sastra.
Agar tetap eksis di dunia sastra kita harus memiliki sebuah karya sastra
yang bermutu yang mengandung utile dan dulce, artinya mengandung aspek
pendidikan dan menghibur. Sastra kreatif bersifat imajinatif bukan berarti sastra
khayalan kosong yang boleh dibuang begitu saja. “Sastra kreatif memberikan
semangat inspirasi atau ilham agar agar manusia lebih manusiawi,” terang Antilan
Purba yang merupakan salah satu pembicara pada seminar tersebut.
4
belajar berjalan, secara alamiah kita adalah ahli rancang bangun, seniman,
penyair, ahli kerajinan seni, dan pemusik.
Setiap orang diberi tujuh kemampuan dasar atau kecerdasan yang dikenal
dengan seven kinds of smart. (Thomas Armstrong).
Seven Kinds of Smart
- Verbal/linguistis: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.
- Matematis/logis: kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.
5
-l Spasial: kemampuan melihat dan memanipulasi pola-pola desain.
- Musikal: kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada,
irama, dan keselarasan.
Kita biasanya dominan dalam satu atau dua jenis kecerdasan. Meskipun
demikian, dari ketujuh kecerdasan tersebut, kita memiliki kombinasi unik yang
bisa kita jelajahi dan sadap sepanjang hayat. Namun umumnya, kita terlalu
membatasi diri sebab semasa anak-anak kita didorong untuk hanya memusatkan
diri pada satu kecerdasan—khususnya verbal/linguistis atau matematis/logis.
Kedua kecerdasaan inilah yang umumnya ditekankan dalam sistem pendidikan.
Akibatnya, kita berkesimpulan bahwa kita tidak memiliki kemampuan atau
potensi di bidang lain. Menulis merupakan salah satu kemampuan puncak
manusia dalam pemakaian bahasa. Meski demikian, banyak orang yang tidak
memanfaatkan kemampuan tulis menulis ini untuk mentransmisikan gagasan
kepada orang lain. Mengapa ini semua bisa terjadi.
Apa bila boleh menduga kira, ada sejumlah penyebab mengapa kegiatan
tulis menulis ini kurang berkembang, terutama pada kalangan guru? Kemalasan,
ketidakminatan, ketidakpahaman, kemasabodohan, kebodohan sampai dengan
ketidakmampuan seseorang bisa saja menjadi penyebab ini semua. Yang jelas,
menulis tidaklah sulit, tapi sudah pasti bukan berarti gampang. Lalu, apa yang
harus kita lakukan?
Sebelum kita membahas bagaimana menulis, ada baiknya kita membuat garis
penegas, penulisan yang bagaimanakah yang akan kita perbincangkan terkait
6
dengan peristilahan penulisan kreatif ini.
- Reading (membaca)
- (W)Riting (menulis)
- Rithmetic (berhitung)
7
membuat tanda-tanda atau gambar-gambar di pasir dengan paruhnya yang panjang
untuk menyatakan kehendaknya atau menyampaikan pikiran dan perasaannya.
Bangsa Cina, Babilonia, Yunani, dan bangsa-bangsa lain di dunia, mempunyai
legenda masing-masing tentang sejarah tulisan. Mereka menyadari bahwa
kemampuan menulis merupakan anugerah Tuhan karena sangat besar manfaatnya.
Dengan menulis (dan tentu saja membaca) manusia dapat menyampaikan
pengalaman atau ilmu pengetahuan apapun yang mereka miliki untuk kepentingan
generasi yang akan datang.
Ide menjadi sangat penting alam penciptaan tulisan ini. Ide dan objeknya
menjadi satu. Karena bertolak dari ide, para ilmuwan menyebutnya sebagai
ideographic. Sampai sekarang cara ini masih kita pakai. Misalnya tanda-tanda
pada rambu-rambu lalu-lintas. Untuk jalan menanjak, untuk jalan berliku, untuk
jalan berbahaya. Semua hanya memakai tanda-tanda dan kita yang telah
mempelajarinya tahu apa yang dimaksud dengan tanda-tanda tersebut. Alfabet
8
Cina sebagian terbesar adalah ideographic, konon berjumlah 40.000 huruf dan
4.000 di antaranya harus benar-benar dipelajari dan dipahami agar dapat menulis
dengan baik. Bandingkan dengan alfabet Latin yang hanya berjumlah sekitar 26
huruf.
Apapun yang menjadi alasan, seseorang untuk menulis, yang jelas ia ingin
berkomunikasi dengan orang lain atau pihak lain melalui karya-karyanya.
Sehingga, seorang penulis menulis untuk dibaca orang lain; bukan hanya untuk
dirinya sendiri. Karena itu banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan
sebelum ia menulis. Dengan kata lain, seorang penulis harus dalam keadaan siap
secara fisik maupun mental/spiritual sebelum bermain dengan aksara atau huruf.
9
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Hampir setiap orang,
agaknya pernah melakukan aktivtas menulis. Entah menulis pesan, memo, surat,
buku harian, laporan, opini, naskah, buku, dll. Jadi, ada pelbagai macam bentuk
dan jenis tulisan. Setiap orang mungkin pernah menulis, dari bentuk yang paling
ringan dan sederhana sampai yang luas dan mendalam.
Jika kita masih (agak) kesulitan memulai membikin model tulisan yang
bersifat luas dan mendalam, maka kita bisa mulai dulu latihan dengan cara
membuat jenis tulisan yang ringan dan sederhana. Misalnya saja dimulai dari
membikin surat pembaca dan diary (buku harian). Bikinlah surat pembaca dan
buku harian seteliti dan sebagus mungkin, misalnya dari segi tema/isi dan cara
penggarapannya. Bahkan beberapa tulisan yang berasal dari (sekedar) buku harian
pun ada yang diterbitkan menjadi buku dan disambut dengan hangat; misalnya
saja Catatan Seorang Demonstran-nya Soe Hok Gie, serta Pergolakan Pemikiran
Islam-nya
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penulisan kreatif bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan
pikiran-pikiran kreatif yang bergumul dalam pikiran seseorang dan untuk
menyusunnya ke dalam sebuah kalimat dengan struktur yang baik; saya bisa
mengatakan bahwa konsep daripada " Menulis Kreatif" lebih berbobot daripada
menyimpan imaginasi karena tidak semua imajinasi adalah pikiran yang kreatif.
Kreativitas lahir di dalam pikiran yang mapan dan matang. Seorang penulis sama
baiknya dengan pemikirannya sendiri. Ada dua tipe penulis yang dibahas adalah
penulis umum/harian dan penulis kreatif.
3.2 Saran
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itulah
saran dan kritik yang bersifat membangun masih sangat kami harapkan guna
11
DAFTAR PUSTAKA
Laksana, A.S. 2006. Creative Writing: Tips dan Strategi Menulis untuk Cerpen
dan Novel. Jakarta: Mediakita.
12