You are on page 1of 23

MAKALAH

KEBUDAYAAN YOGYAKARTA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran


Sosiologi

oleh:

Nama : Arief Al Hasan

Kelas : XI IPS B

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3


JAKARTA
2010

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum WR.WB
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, bahwasanya saya telah dapat membuat
makalah tentang Kebudayaan Yogyakarta ini walaupun tidak sedikit hambatan dan
kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT
.

Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat kekurangan
dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya . Oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam
pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi .

Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya .

Wassalam WR.WB

Jakarta, 11 Juni 2010

Kelompok 3

2
ABSTRAK

Makalah yang berjudul Kebudayaan Yogyakarta ini membahas tentang apa saja
contoh-contoh Kebudayaan di Yogyakarta berikut sejarahnya .

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah nilai di pelajaran


Sosiologi .Dan juga tambahan wawasan bagi para pembacanya .

Pada makalah ini akan diberitahukan seluk beluk kebudayaan Yogyakarta baik
yang sudah kita kenal maupun yang belom kita kenal, karena banyak sekali kebudayaan
unik di Yogyakarta .

Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan yaitu,
metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan
penelitian. Selain itu metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode
dengan pengumpulan data dengan menggunakan indra .

3
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………..……………………………………………..... 2
Abstrak ……………………………………………………………. 3
Daftar Isi …………………………………………………………………… 4

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………….


1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………… 5

1.2 Tujuan Penulisan ………………………………………… 5

1.3 Manfaat Penulisan ………………………………………. 6

1.4 Metode Penulisan………………………………………… .. 6

1.5 Sistematika Penulisan………………………………………..6

BAB II : PEMBAHASAN ……………….. …………………………...7


BAB III : METODOLOGI PENULISAN………………………………..18
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN …..…………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA …...……………………..……………………………. 20


Pertanyaan & Jawaban(*)……………………………………………………………..21

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat sekarang ini telah banyak


pengalaman yang diperoleh bangsa kita tentang kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dalam negara Republik Indonesia, pedoman acuan bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara itu adalah nilai-nilai dan norma-
norma yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
sebagai sumber dan disain bagi terbentuknya kebudayaan nasional.

Namun kita juga telah melihat bahwa, khususnya dalam lima tahun
terakhir, telah terjadi krisis pemerintahan dan tuntutan reformasi
(tanpa platform yang jelas) yang menimbulkan berbagai
ketidakmenentuan dan kekacauan. Acuan kehidupan bernegara
(governance) dan kerukunan sosial (social harmony) menjadi
berantakan dan menumbuhkan ketidakpatuhan sosial (social
disobedience). Dari sinilah berawal tindakan-tindakan anarkis,
pelanggaran-pelanggaran moral dan etika, tentu pula tak terkecuali
pelanggaran hukum dan meningkatnya kriminalitas. Di kala hal ini
berkepanjangan dan tidak jelas kapan saatnya krisis ini akan
berakhir, para pengamat hanya bisa mengatakan bahwa bangsa kita
adalah ?bangsa yang sedang sakit, suatu kesimpulan yang tidak pula
menawarkan solusi.

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah provinsi yang berdasarkan wilayah


Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Selain itu
ditambahkan pula mantan-mantan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Praja
Mangkunagaran yang sebelumnya merupakan enklave di Yogyakarta.

Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945,
bahkan sebelum itu. Beberapa minggu setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, atas desakan
rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit
kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945 . Isi dekrit tersebut adalah
integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dekrit dengan isi yang
serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII pada hari yang sama. Dekrit integrasi
dengan Republik Indonesia semacam itu sebenarnya juga dikeluarkan oleh berbagai
monarki di Nusantara, walau tidak sedikit monarki yang menunggu ditegakkannya
pemerintahan Nederland Indische setelah kekalahan Jepang.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Teori Sosiologi


5
2. Memberikan Penjelasan dan gambaran tentang budaya Yogyakarta yang unik
jika diceritakan
3. Sebagai arahan agar mahasiswa dapat mengkorelasikan Budaya/kebudayaan
dengan kehidupan masyarakat di kehidupan yang nyata.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat Penulisan ini adalah menambah wawasan pembaca mengenai
Kebudayaan Yogyakarta yang termasuk Sosiologi juga.Supaya pembaca
menyadari bahwa sangat pentingnya mengambangkan budaya kita sendiri agar
terkenal luas di seluruh dunia .

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah ,metode
kepustakaan yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka
yang relevan dengan bahan penelitian. Selain itu, metode yang digunakan
adalah metode observasi yaitu, metode dengan pengumpulan data dengan
menggunakan indra .

1.5 Sistematika Penulisan


Pada Makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil pencarian dimulai dengan bab
pendahuluan.Bab ini meliputi latar belakang masalah ,tujuan penulisan, metode
penulisan, manfaat penulisan , dan sistematika penulisan.

Pada bab kedua, penulis akan memaparkan data yang diperoleh dan
membahasnya satu per satu tentang kebudayaan Yogyakarta

Bab ketiga bagaimana susulan penulisan makalah ini dibuat


.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam makalah ini.Pada bagian ini penulis
menyimpulkan uraian sebelumnya dan memberikan saran mengenai kebudayaan
Yogyakarta

6
BAB II
PEMBAHASAN

1 Kondisi budaya fisik (tangible) meliputi:


• Kawasan cagar budaya berjumlah 13 Kawasan Cagar Budaya (KCB), tersebar di
4 Kabupaten dan Kota terdiri dari 6 KCB di wilayah urban kota, 3 KCB di
wilayah Suburban. Potensi Benda Cagar Budaya yang dimiliki sebanyak 365
buah.
• Kondisi keberadaan Permuseuman.
Potensi museum yang di miliki baik museum negeri maupun museum swasta
berjumlah 30 museum yang terdiri dari 14 museum Benda Cagar Budaya dan
Kesenian, 7 museum Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan serta 9 museum
Perjuangan. Keberadaan museum Kota Yogyakarta 18 buah, Kabupaten Sleman 9
buah, Kabupaten Bantul 2 buah, dan Kabupaten Gunung Kidul 1 buah.

2. Kondisi budaya nin-fisik (intagible), antara lain:

• Kondisi Kesenian
Potensi budaya Non-fisik meliputi kesenian dalam berbagai jenis dan seni rupa,
seni tari, seni musik, seni teater, dan lainnya. Dari sisi jumlah organisasi da group
kesenian DIY sebanyak 2863 buah yang tersebar di empat kabupaten dan kota.
• Kondisi Adat dan Tradisi
Upacara adat adalah salah satu kegiatan budaya masih di lakukan oleh
masyarakat. Di kota Yogya masih dilakukan 5 upacara adat, Kabupaten Sleman
terdapat 11 upacara adat, Kabupaten Bantul terdapat 24 upacara adat, Kabupaten
Kulon Progo terdapat 10 upacara adat, dan Kabupaten Gunung Kidul terdapat 16
upacara ada pada 9 Kecamatan.
• Bahasa Daerah
Yogyakarta merupakan pusat bahasa dan sastra Jawa yang meliputi bahasa
parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk
dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
• Prasarana Budaya
Prasaran budaya sebagai penunjang terhadap kelestarian dan pengembangan
kreativitas seniman telah ada sebanyak 130 buah dalam berbagai bentuk, seperti
panggung, pendopo, ruang pamer, ruang pertunjukan, studio musik balai desa,
auditorium, sanggar, lapangan, sedangkan pusat-pusat pelestarian budaya
tradisional yang disebut desa budaya, terdapat kurang lebih 60 desa budaya dan
22 desa wisata dengan potensi fisik maupun non fisik.
• Lembaga Budaya
Di provinsi ini berjumlah 178 lembaga terdiri dari yayasan, organisasi, lembaga
pendidikan, instansi pemerintah serta organisasi yang melestarikan nilai budaya
daerah. Pembentukan lembaga ini dalam rangka mengikuti perubahan yang sangat
cepat dan tidak diimbangi dengan kesiapan budaya bangsa dalam rangka

7
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, untuk itu pemerintah provinsi
melalui potensi dan sumber budaya yang dimiliki mengolah budaya setempat
sebaik mungkin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.

3. Transportasi di Yogyakarta

Transportasi yang ada di Yogyakarta terdiri dari transportasi darat (bus umum, taksi,
kereta api, andhong (kereta berkuda), dan becak) dan udara (pesawat terbang) Bandar
Udara Adi Sutjipto. Pada awal Maret 2008, pemerintah DIY telah mengoperasikan bis
TransJogja sebagai usaha untuk membuat transportasi di kota ini nyaman, murah dan
andal.

Jalan-jalan di Yogyakarta kini sudah lebih rapi dan bersih dibandingkan tahun-tahun
terdahulu karena komitmen pemerintah daerah Yogyakarta untuk menjadikan Yogyakarta
sebagai kota pariwisata (terbukti dengan dibuatnya TV raksasa di salah satu jalan raya
Yogyakarta untuk berpromosi dan papan stasiun kereta api). Walaupun demikian, jalan-
jalan di Yogyakarta juga tergolong sering mengalami kemacetan.

4. Budaya

Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Seni dan budaya merupakan
bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sejak masih kanak-
kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta akan sangat sering menyaksikan dan
bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat
Yogyakarta, di mana setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah
sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi juga pasti tidak
lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Kesenian yang
dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan kesenian-kesenian yang
beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah upacara adat. Sehingga bagi
masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar menjadi suatu bagian tak
terpisahkan dari kehidupan mereka. Kesenian khas di Yogyakarta antara lain adalah
kethoprak, jathilan, dan wayang kulit.yogyakarta juga dikenal dengan perak dan gaya
yang unik membuat batik kain dicelup. ia juga dikenal karena seni kontemporer hidup.
Memberikan nama kepada anak masih merupakan hal penting Nama2 anak jawa.
Yogyakarta juga dikenal dengan gamelan musik, termasuk gaya yang unik gamelan
Yogyakarta

5. Tempat Wisata Menarik

Objek wisata yang menarik di Yogyakarta: Malioboro, Kebun Binatang Gembiraloka,


Istana Air Taman Sari, Monumen Jogja Kembali, Museum Keraton Yogyakarta, Museum
Sonobudoyo, Lereng Merapi, Kaliurang, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Pantai Samas,
Goa Selarong, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Kraton Ratu Boko. Sekitar 40 km
dari barat laut Yogyakarta terdapat Candi Borobudur, yang ditetapkan pada tahun 1991
sebagai Warisan Dunia UNESCO. Yogyakarta terkenal dengan makanan yang enak,
murah, bergizi sekaligus membuat kangen orang-orang yang pernah singgah atau
berdomisili di kota ini. Ada angkringan dengan menu khas mahasiswa, ada bakmi godhog
di Pojok Beteng, sate kelinci di Kaliurang plus jadah Mbah Carik, sate karang Kotagedhe,
sego abang Njirak Gunung Kidul dan masih banyak tempat wisata kuliner yang lain.

8
Di wilayah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Wonokromo, terdapat Sate
Klathak.

6. 11 Tempat Sejarah Budaya Yogyakarta

• Keraton Yogyakarta


• Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta dikenal secara
umum oleh masyarakat sebagai bangunan istana salah satu kerajaan nusantara.
Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Yogyakarta sampai
tahun 1950 ketika pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan
Kesultanan Yogyakarta (bersama-sama Kadipaten Paku Alaman) sebagai sebuah
daerah berotonomi khusus setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa
Yogyakarta.
• Benteng Vredeburg


• Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengat lahirnya Kasultanan
Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berhasil menyelesaikan
perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi
(Sri Sultan Hamengkubuwono I) adalah merupakan hasil politik Belanda yang
selalu ingin ikut campur urusan dalam negeri Raja-raja Jawa pada waktu itu.
• Stasiun Tugu


• Stasiun Tugu mulai melayani kebutuhan transportasi sejak 2 Mei 1887, sekitar 15
tahun setelah Stasiun Lempuyangan. Awalnya, stasiun ini hanya digunakan untuk
9
transit kereta pengangkut hasil bumi dari daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan
dan Sulawesi. Namun sejak 1 Februari 1905, stasiun ini mulai digunakan untuk
transit kereta penumpang. Jalur luar kota pertama dibangun tahun 1899,
menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta.
• Gedung Agung Yogyakarta


• Istana Yogyakarta yang dikenal dengan nama Gedung Agung terletak di pusat
keramaian kota, tepatnya di ujung selatan Jalan Ahmad Yani dahulu dikenal Jalan
Malioboro, jantung ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan istana
terletak di Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kotamadya
Yogyakarta, dan berada pada ketinggian 120 meter dari permukaan laut.
Kompleks istana ini menempati lahan seluas 43,585 m.
• Monumen Serangan Umum 1 Maret


• Monumen ini berada satu kompleks dengan Benteng Vredeburg. Monumen ini
dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada
tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini dilakukan untuk membuktikan kepada dunia
bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Saat itu
serangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipimpin oleh Letnan Kolonel
Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III, yang tentu saja setelah
mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta.
• Tugu Yogyakarta

10

• Tugu Yogyakarta adalah sebuah tugu atau menara yang sering dipakai sebagai
simbol/lambang dari kota Yogyakarta. Tugu ini dibangun oleh Hamengkubuwana
I, pendiri kraton Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jl Jenderal
Sudirman dan Jl. Pangeran Mangkubumi ini, mempunyai nilai simbolis dan
merupakan garis yang bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja
dan gunung Merapi. Pada saat melakukan meditasi, konon Sultan Yogyakarta
pada waktu itu menggunakan tugu ini sebagai patokan arah menghadap puncak
gunung Merapi.
• Gedung Bank Indonesia Yogyakarta

Gedung DPRD Yogyakarta

11

• Butet Kertarajasa : “Gedung DPRD Yogyakarta itu ruang publik seni rupa
permanen Yogyakarta sejak tahun 40-an”
• Taman Budaya


• Taman Budaya Yogyakarta awalnya mulai dibangun di daerah Bulaksumur pada
tanggal 11 Maret 1977 sebagai sebuah kompleks Pusat Pengembangan
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peresmian pembangunan kompleks
seni budaya tersebut dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai
Wakil Presiden RI saat itu. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta disebut sebagai
Purna Budaya yang dibuat sebagai sarana dan prasarana untuk membina,
memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
• Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya dan
Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam
fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan
administrasi. Bagian kedua, yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang
workshop, kantin, dan juga beberapa guest house.
• Taman Pintar

12

• Terletak di kawasan pusat Kota Yogyakarta, sebuah wahana wisata baru untuk
anak-anak yakni Taman Pintar dibangun sebagai wahana ekpresi, apresiasi dan
kreasi dalam suasana yang menyenangkan.
Dengan moto mencerdaskan dan menyenangkan, taman yang mulai dibangun
pada 2003 ini ingin menumbuhkembangkan minat anak dan generasi muda
terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan pemainan dalam rangka
pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas.
Taman Pintar juga ingin mewujudkan salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu
Niteni: Memahami, Niroake: Menirukan, dan Nambahi: Mengembangkan.

• Candi Prambanan

Candi Hindu yang tingginya sekitar 47 meter ini dibangun oleh dinasti Sanjaya pada abad
9. Candi ini mempunyai 3 bagian. Bagian utamanya terletak di sebelah dalam dan
dikelilingi oleh beberapa candi kecil yang disebut candi “Perwara”.

KEGIATAN
Dari Mei-Oktober setiap bulan purnama, cerita Ramayana biasanya dipentaskan pada
malan hari sekitar pukul 19.30-21.30. Tarian yang lebih dikenal sebagai Sendratari
Ramayana ini dipentaskan di area terbuka di bagian barat candi.

7. Upacara Adat dan Festival Budaya

13
Sugengan Pusaka

Dalam bahasa Jawa berarti selamatan. Sebelum upacara siraman pusaka keraton
dilaksanakan, pada malam harinya didahului degan upacara Sugengan Ageng yang
bertempat di Bangsal Prabayaksa. Kurang lebih pukul 13.00, semua perlengkapan yang
akan digunakan untuk upacara Sugengan Ageng dibawa masuk oleh abdi dalem Jajar
Sembir dari pawon wetan (Dapur Saka Lengger) menuju ke keraton melalui Magangan.

Tahap Sugengan Ageng ini diselenggarakan pada hari Senin Wage sore, kurang
lebih pukul 19.30 bertempat di bangsal Prabayaksa. Demikian pula pada hari Selasa
Kliwon dan hari Rebo Legi diadakan Upacara Sugengan untuk masing-masing pusaka
yang akan disirami pada pukul 06.30 pagi harinya. Kemudian setelah acara siraman
pusaka selesai seluruhnya, sebagai tanda ucapan terima kasih diselenggarakan upacara
syukuran di bangsal Prabayaksa.

Gunungan Lanang Grebeg Maulud

Bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat 26 Februari 2010,
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar kirap Gunungan Grebeg Maulud
dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe atau Masjid Agung
Kauman, melewat Alun-alun Utara Kota Yogyakarta.

Jalannya prosesi upacara tradisional Grebeg Maulud diawali dengan iring-iringan


Gunungan Lanang, Wadon, Gepak, Pawuhan dan Dharat serta Gunungan Bromo
yang dikeluarkan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melewati Siti
Hinggil, Pagelaran, Alun-Alun Utara hingga berakhir di halaman masjid Gede
Kauman Yogyakarta.

Setelah didoakan oleh Penghulu Keraton di Masjid Gedhe, Gunungan akan ditarik
kembali ke Keraton untuk diperebutkan Abdi Dalem. Selain itu, dalam kirab
Grebeg Maulud, juga ditampilkan gajah-gajah yang dinaiki oleh pawang-
pawangnya sebanyak 8 ekor mengiringi jalannya kirab Gunungan dari Keraton
menuju Masjid Gedhe.

Gunungan yang dibuat dari bahan makanan seperti sayur-sayuran, kacang, cabai
merah, ubi dan beberapa pelengkap yang terbuat dari ketan dan dibentuk
14
menyerupai gunung, yang melambangkan kemakmuran dan kekayaan tanah
Keraton Mataram.

Mereka yang memperoleh bagian dari Gunungan tersebut masih mempercayai


bahwa sedekah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku
Buwono X tersebut akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.

8. Kesenian dan Tradisi

Perkawinan: Panggih

Upacara ini untuk menolak bala dan mohon keselamatan serta media sosialisasi kedua
mempelai kepada masyarakat.

Perlengkapan upacara:
- Golongan bangsawan:
Sesaji: kepala kerbau, tumpeng robyong gundul, pisang ayu, sedah ayu, ketan
moncowarni, jenang tujuh macam, rujak warna-warni, ampyang warna-warni dan
kembang tujuh rupa.
Kenduri: nasi gurih, ambeng, nasi asrep-asrepan, nasi golong tumpeng megono, tumpeng
legeh, tumpeng kendit, tumpeng muruping damar, tumpeng gebuli, tumpeng punar, dan
dahar werni, tebu, padi dan ingkung.
- Golongan rakyat biasa:
Sesaji: nasi among, jenang-jenangan, nasi golong bulat, nasi punar, pindhang antep,
gecok ayam hidup dan kelapa
Kendhuri: nasi gurih, ingkung nasi golong, nasi ambengan dan nasi gudangan.

Pertemuan pengantin yang kemudian biasanya dilanjutkan dengan upacara keramaian


dengan mengundang kerabat dan relasi dari kedua belah pihak.

Gejlog Lesung

Salah satu kesenian tradisional di Kabupaten Bantul yang berkembang dalam


nuansa masa panen padi, adalah Gejog Lesung. Kesenian rakyat ini berasal dari suara alu
atau alat dari kayu yang dipukul-pukulkan secara teratur pada kayu besar yang dibuat
seperti perahu yang disebut lesung. Pada umumnya, lesung dibuat dari kayu nangka atau
munggur.

Pada jaman dahulu, lesung digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk


memisahkan padi dari tangkai-tangkainya. Padi kering dimasukkan ke dalam lesung,
kemudian ditumbuk dengan alu secara berirama. Setelah jaman kian maju, membersihkan
padi dengan lesung ditinggalkan, karena dinilai kurang dapat memperoleh hasil yang
banyak.

Kini, lesung tetap dilestarikan sebagai kesenian tradisional. Suara alu yang
dipukul-pukulkan pada lesung secara berirama itulah letak seninya. Penabuhnya sekitar
lima sampai enam orang. Untuk memunculkan variasi suasana, kini suara lesung
dipadukan dengan nyanyian tradisonal, yang dibawakan secara berkelompok. Ada
sekelompok orang yang nembang atau menyanyi sambil lenggak-lenggok menari. Ada
pula kelompok yang lain menari, meliak-liukkan tubuhnya sambil sekali-kali berputar-
putar sebagaimana layaknya menari dengan iringan gamelan lengkap.

15
9. Pakaian Adat Yogyakarta

• Corak Paes Ageng atau Kebesaran.

Dipakai pada saat upacara Panggih Pengantin yang dikaitkan dengan acara andrau)ina
atau pesta resepsi. Busana yang dikenakan adalah dodot atau kampuh lengkap dengan
perhiasan khusus.

• Corak Yogya Putri

Dipakai pada saat ngundhuh mantu yang dilaksanakan saat sepasaran (lima hari
sesudah akad nikah) atau lazim disebut ngunduh sepasaran busana yang dikenakan
adalah baju panjang bordiran, kain pradan dan selop bordiran.

10. Perangkat Kesenian & Tradisi Yogyakarta

16
Gamelan

Jumlah instrument yang lengkap berjumlah 18 unit disebut Gamelan Ageng.


Gamelan Agen terdiri dari Seperangkat atau satu pangkon berlaras Slendro dan satu
pangkon berlaras Pelog. Kelompok gamelan lama mempunyai fungsi yang sangat
spesifik disebut Gamelan Pakumartan. Kelompok Gamelan Pakurmatan adalah Gamelan
Sekaten berlaras pelog, Gamelan Munggang berlaras slendro dan Gamelan Kodhok
Ngorek berlaras pelog. Gamelan Pakurmatan dimiliki Kraton dan beberapa lembaga
pendidikan untuk kepentingan latihan.

• Keris
Kegunaan keris bagi masyarakat Jawa bermacam-macam. Pada mulanya keris
adalah senjata tikam dalam perkelahian atau pertempuran. Dalam hal ini keris dibawa
sebagai sipat kandel. Namun dalam perkembangannya, keris tidak lagi berfungsi
sebagai senjata, tetapi sebagai tosan aji, artefak karya empu pembuatnya. Sebagai
konsep perpaduan 'bapa akasa – ibu pertiwi' keris dipercaya menyandang kekuatan
gaib yang dapat bepengaruh bagi pemiliknya. Akhirnya keris merupakan bagian dari
budaya jawa sebagai salah satu kelengkapan hidup orang Jawa yang tergambar dalam
konsep: wisma (rumah), garwa (istri), turangga (kuda), kukila (burung) dan curiga
(senjata keris).

• Wayang Jawa Yogyakarta

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur
publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang
memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan
berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia
harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan
menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan
gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.

Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orang-orangan yang


sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang.
Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di
depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang
memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan
yang sedang dimainkan.

17
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
a. Waktu dan tempat penulisan
Jakarta, 11 Juni 2010
b. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode kepustakaan yaitu,
metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang relevan dengan bahan
penelitian. Selain itu metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu, metode
dengan pengumpulan data dengan menggunakan indra .

c. Langkah-langkah penulisan
Cover, Kata Pengantar,Abstraks,Daftar Isi,BAB I Pendahuluan, BAB II Pembahasan,
BAB III Metodologi Penulisan,BAB IV Penutup ,Daftar Pustaka & Pertanyaan .

18
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan :

Jenis kesenian di Indonesia banyak dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan. Tari Jawa
dan Bali yang terkenal, misalnya, berisi aspek-aspek kebudayaan dan mitologi Hindu.
Selain itu yang cukup terkenal di dunia adalah wayang kulit yang menampilkan kisah-
kisah tentang kejadian mitologis. Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai
daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam
acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik.
Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Solo, dan juga
Pekalongan. Keberadaan Yogyakarta sebagai kota budaya, tidak bisa lepas dari
keberadaan seni klasik yang sekian puluh tahun ini berada. Kebudayaan Yogyakarta
mempunyai cirri khas yang berbeda dan membuat kita penasaran dengah hal-hal mistis
yang ada di dalamnya .Bangunan-bangunan yang sangat mistis seperti Keraton membuat
orang banyak penasaran apalagi dengan Pantai Parang Teritisnya .

Saran :

Adat berarti sesuatu yang dikenal, diketahui, dan diulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan dalam kehidupan komunitas atau masyarakat tertentu. Adat berupa nilai-nilai
yang dikemas dalam norma-norma tertentu. Nilai dan norma yang terkandung dalam
suatu adat diekspresikan dalam bahasa, tutur kata, gerak-gerik tubuh, perilaku, tatacara,
hukum, atau serangkaian perbuatan tertentu yang dianggap sebagai suatu aktivitas yang
memang patut, bahkan harus, kita semua lakukan. Adat yang berisi nilai dan norma
tertentu yang melembaga menuntut ketaatan dari komunitas pendukungnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://primantoro.web.id/?p=105

http://gudeg.net/id/jdg/2007/11/147/Ki-Manteb-Sudarsono.html

http://gudeg.net/id/directory/71/Yogyakarta-Seni-Budaya

http://holyweddingku.com/index.php?
option=com_content&task=blogsection&id=0&Itemid=9

http://artikel.melodanta.com/10-tempat-sejarah-budaya-di-yogyakarta.html

www.google.com

www.wikipedia.com

20
Pertanyaan
• Kebudayaan Asmat
1. Seni apakah yang pandai dibuat oleh Suku Asmat?
2. Mengapa Dalam kehidupan Suku Asmat, batu yang biasa kita lihat di jalanan ternyata
sangat berharga bagi mereka?

• Kebudayaan Toraja
1. Apa saja kekayaan budaya Tana Toraja yang terkenal?
2. Apa sajakah macam upacara adapt yang ada di Toraja?

• Kebudayaan Minang Kabau


1.Tarian apa saja yang berasal dari Minang Kabau?

2. Mengapa Merantau menjadi budaya bagi orang Minang Kabau?

• Kebudayaan Banjar
1. Seni macam apa sajakah yang dimiliki Suku Banjar?
2. Apa ciri khas dari Jukung (alat transportasi khas Banjar)?

21
Jawaban

• Kebudayaan Asmat

1.> Seni ukir , patung


2. > Semua itu disebabkan karena tempat tinggal Suku Asmat yang membentuk rawa-rawa
sehingga sangat sulit menemukan batu-batu jalanan yang sangat berguna bagi mereka
untuk membuat kapak, palu, dan sebagainya.

• Kebudayaan Toraja
1. > Rumah adat Tongkonan, Upacara pemakaman Rambu solo, pekuburan Gua
Londa , Pekuburan Batu Lemo dan Pekuburan Bayi Kambira
2. > Rambu Solo (upacara kematian) yaitu upacara adat memakamkan leluhur dengan
acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu’. dan upacara Rambu Tuka’.
Upacara Rambu Tuka’ (upacara syukuran ) dan Rambu Solo’ diiringi dengan seni tari
dan musik khas Toraja selama berhari-hari.

• Kebudayaan Minang Kabau


1. > Tarian piring, Tarian Payung, Tarian Randai , Tari tradisional Pencak Silat , Tarian
Pasambahan,& Tarian Indang

22
2. > Karena menurut mereka merantau adalah semangat/spirit motivation yang dapat
menentukan arah hidup mereka & tidak dapat dipisahkan dari aktivitas orang
Minang

• Kebudayaan Banjar
1. > Seni anyaman, seni lukis kaca, seni ukir, seni rupa trimtra (rumah adat)
2. > Ciri khasnya terletak pada teknik pembuatannya yang mempertahankan sistem
pembakaran pada rongga batang kayu bulat yang akan dibuat menjadi jukung

23

You might also like