Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
need konsumen, tetap tidak akan melahirkan demand. Tanpa adanya daya
Dalam realitas empirik, hidup dan matinya sebuah proses ekonomi ternyata
daya beli. Sistem kredit misalnya, merupakan bagian dari upaya produsen
sejumlah barang. Dimana dalam teori tersebut kita ketahui bahwa utilitas
diukur berdasarkan jumlah barang yang kita konsumsi dengan batasan dari
jumlah pendapatan kita atau lebih kita kenal dengan istilah budget line.
yang berbeda. Dari kombinasi konsumsi dua barang tersebut dapat diukur
Sementara jika kita melihat dari system ekonomi terpusat atau yang lebih
keadilan yang diterapkan dalam system perekonomian ini. Hal ini berakibat
pada alokasi barang dan jasa yang kemudian diatur terpusat oleh
kebutuhan setiap individu selalu sama dan tidak berubah. Hal ini memiliki
efek yang cukup baik dalam hal pemerataan pendapatan. Tapi disisi lain
system ini mengabaikan aspek prestasi dan aspek kepuasan yang dirasakan
sedangkan dalam pemikiran islam sebagai agama yang syamil, Islam telah
positif dalam berkonsumsi. Setidaknya terdapat dua batasan dalam hal ini.
Pertama, pembatasan dalam hal sifat dan cara. Seorang muslim mesti
produk yang jelas keharamannya harus dihindari, seperti minum khamr dan
sesuatu yang pasti membawa manfaat dan maslahat, sehingga jauh dari
bagian pembahasan yang akan kita bahas setelah ini. Dalam bab II kita akan
PEMBAHASAN
konsumsi dalam tiga system besar ekonomi yang saat ini sedang menjadi
wacana yang mengglobal. Dan pada bagian pembahasan ini, kita akan
Pada awal mulanya, kita akan melihat bagaimana teori konsumsi dalam
pandangan system ekonomi atau mazhab ekonomi liberalism atau yang lebih
Pada system ekonomi pasar bebas, kita ketahui bahwa konsumsi terdiri dari
ini, pembahasan akan difokuskan pada konsumsi rumah tangga. Dimana kita
1. Factor ekonomi.
disposable.
Tingkat bunga.
menunda/mengurangi konsumsi.
Perkiraan tentang masa depan.
bekerja.
2. Faktor Demografi
Jumlah Penduduk
Komposisi Penduduk
lain :
2. Tingkat pendidikan
3. Tempat tinggal
Apa yang kemudian menjadi kelemahan dari system ini adalah bahwa
unsur kemanusiaan individu itu sendiri. Dan disisi lain hal yang menjadi
konsumsi yang sangat tinggi. Hal ini menjadi masalah yang sangat penting
Sementara pada system ekonomi terpusat atau yang lebih dikenal dengan
system ekonomi sosialis. Pola atau teori konsumsi lebih ditekankan pada sisi
itu, maka semua sisi kepuasan dan sisi kebutuhan cenderung lebih
diabaikan.
Hal ini berdasar pada pola pemikiran filosofis marx yang mendorong system
Kelemahan dari system ini dalam pembahasan teori konsumsinya ada pada
membelanjakan hartanya. Tidak semua hal yang dianggap butuh saat ini
sebenarnya secara riil tidak dibutuhkan tiba-tiba menjadi barang yang seolah
sangat dibutuhkan. Contoh sederhana air mineral. Dahulu orang tidak terlalu
membutuhkannya. Namun karena perusahaan rajin “memprovokasi” pasar,
mendatangkan kehinaan di siang hari. Ketika kita tidak memiliki daya beli,
kita dituntut untuk lebih selektif lagi dalam memilih, tidak malah
utang.
Perilaku konsumsi, sesuai dengan arahan Islam di atas menjadi lebih terasa
urgensinya pada kehidupan kita saat ini. Krisis ekonomi yang belum juga
kesederhanaan.
Bagi mereka yang memiliki uang berlebih mungkin berfikir, mengapa Islam
harus membatasi hak orang? Pada prinsipnya Islam sangat menghargai hak
riwayat, Khalifah Umar bin Khattab pernah melarang konsumsi daging dua
mencukupi semua orang di Madinah. Demikian pula terjadi pada zaman Nabi
pangan di rumahnya.
kapitalis dan konsumeris tentu akan sangat sulit membedakan hal ini. Tetapi
bagi individu atau masyarakat yang memiliki keimanan yang tinggi akan
diperlukan oleh manusia sehingga dapat hidup normal. Bila ada diantara
kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia dalam kondisi
sengsara dan tidak dapat hidup normal. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan
adalah suatu hal yang harus ada. Sedang keinginan (want) yaitu sesuatu
tersebut merasa lebih puas. Meski kepuasan sangat relative bagi setiap
orang, namun yang pasti, bila keinginan tidak terpenuhi maka kelayakan
dorongan dalam diri manusia yang diakibatkan oleh sifat-sifat buruk. Seperti
dorongan kedengkian, iri hati, tamak, rakus, sombong, ingin dihormati dll.
finansial.
Tidak bisa membedakan antara syahwat, keinginan dan kebutuhan juga bisa
PENUTUP
kesimpulan dimana dalam bab ini kami akan memberikan simpulan akhir
Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita peroleh dari penjelasan diatas.
Keempat, dalam system ekonomi terpusat atau yang lebih sering kita
kebutuhan dan ibadah. Selain itu tujuan aktivitas ekonomi individu muslim
dunia-akhirat (falah). Sehingga dengan motif dan tujuan ini prilaku ekonomi