Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Luffa
Spesies : L. acutangula
Deskripsi Umum :
Deskripsi Morfologi
Sistem perakaran tanaman gambas adalah tunggang.
Yaitu akar primer sebagai sumbu utama dan cabang-cabangnya disebut dengan
akar lateral atau akar sekunder.
Deskripsi Anatomi
Akar
Cabang
Xilem
Floem
endoderm
is
korteks
Penampang akar yang kami temukan menunjukkan pada tahap
pertumbuhan primer. Penampang sel akar menunjukkan penampakan korteks,
endodermis, berkas pengangkut dan daerah akar cabang. Epidermis tidak terlihat
pada penampang yang kami buat. Hal ini dikarenakan pada waktu kami membuat
irisan preparat terpotong, sehingga lapisan epidermis tidak terlihat. Korteks juga
terlihat sebagian saja. Pada bagian ini terdiri dari jaringan parenkim. Berkas
pengangkut yang tersusun secara radial (melingkar) dan berselang-seling antara
xilem dan floem. Perkembangan berkas pengangkutan secara eksarkh,
pertumbuhan xilem dan floem yang menuju daerah sentripetal, sehingga
protoxilem dan protofloem letaknya di daerah perifer sedangkan metaxilem dan
metafloem di dalamnya.
BATANG
Deskripsi Morfologi
Batang basah, bentuk bersegi (angularis). Permukaan batang berbulu
kasar. Arah tumbuh batang memanjat (scandens) dengan menggunakan penunjang
berupa sulur. Panjang batang 0,5-3,0 m.
Deskripsi Anatomi
Korteks
Berkas
pembuluh
empulur
Rongga
kambium
xilem
Kambium
Floem
dalam
Epidermis terdiri dari selapis sel yang terletak paling luar dan
mengelilingi sel secara keseluruhan. Daerah korteks terdiri dari parenkim
korteks. Parenkim dengan ciri bentuk isodiametris dan tanpa penebalan dinding.
Berkas pengangkut tipe bikolateral dengan susunan floem luar, kambium luar,
xilem, kambium dalam dan floem dalam. Pada batang muda ini berkas
pengangkutannya masih dalam bentuk struktur primer. Xylem terdiri dari trachea
(lubang yang berwarna putih), serat xilem dan parenkim xilem. Floem terdiri dari
pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan parenkim floem. Terdapat
keunikan pada susunan floem luar yaitu berbentuk seperti topi. Daerah empulur
terdiri dari jaringan dasar parenkim yang bentuknya isodiametris tanpa penebalan
dinding.
B. Anatomi Batang Tua
Peridermis
Korteks
Daerah
Empulur
berkas
pembuluh
Floem luar
kambium
Xilem
Kambiu
m
Floem
dalam
Kesimpulan :
Deskripsi Morfologi
Pada tanaman gambas memiliki daun tunggal, tidak memiliki stipula (daun
penumpu). Bangun daun bulat. Daging daun seperti kertas. Permukaan daun
kasap. Tangkai daun bulat dan berambut kasar. Pangkal daun berlekuk. Tepi daun
berlekuk menjari. Ujung daun runcing. Tulang daun menjari. Filotaksis daun 1
3
yang memiliki arti bahwa daun mempunyai 1 spiral genetik dan 3 helai daun
dalam satu ortostik.
Deskripsi Anatomi
Trikoma
Epidermis
Jaringan palisade
jaringan sponsa
Berkas pembuluh
Jaringan Mesofil
stomata
Daun gambas memiliki selapis epidermis pada sisi adaksial dan abaksial.
Epidermis daun gambas dilapisi oleh lapisan kutikula. Dinding sel epidermis
mengalami penebebalan yang tidak merata. Dinding sel epidermis yang
menghadap keluar memiliki dinding yang lebih tebal daripada dinding sel
epidermis yang menghadap dalam. Stomata tipe anisositik, mempunyai 3 atau
lebih sel tetangga, salah satu sel tetangga tersebut lebih kecil daripada sel tetangga
yang lainnya. Selain itu stomata gambas adalah stomata fanerofor. Yaitu letak sel
penutup sama tinggi dengan sel epidermis. Trikoma yang panjang dan lebih dari
1 sel (bentuk bintang). Trikoma ditemukan dalam jumlah yang banyak dan
bervariasi ukurannya di dalam epidermis. Mesofil yaitu daerah yang berada di
antara epidermis atas dan epidermis bawah. Berisi jaringan dasar yaitu jaringan
parenkim (bentuk isodiametris). Jaringan parenkim pada daun gambas
mengalami difererensisai jaringan menjadi jaringan palisade dan jaringan sponsa.
Namun sayangnya, pada penampang melintang daun gambas kami tidak terlihat
dengan jelas mana bagian dari jaringan palisade maupun jaringan sponsa.
Jaringan palisade atau biasa disebut dengan jaringan tiang memiliki ciri-ciri
tersusun oleh sel-sel berbentuk batang, letaknya berderet-deret rapat tanpa ruang
antar sel. Sel ini mengandung kloroplas. Parenkim sponsa atau jaringan bunga
karang, tersusun oleh sel-sel parenkimatik yang bentuk dan susunannya tidak
teratur. Hubungan antar sel satu dengan lainnya membentuk ruang antar sel, yang
digunakan sebagai alat pertukaran gas saat fotosintesis maupun respirasi. Jaringan
sponsa biasanya berhubungan langsung dengan stomata. Ditemukan jaringan
pengangkutan yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem terdiri dari trachea
(lubang yang berwarna abu-abu), serat xilem dan parenkim xilem. Sedangkan
Floem (berwarna putih) terdiri dari pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan
parenkim floem. Vena pada penampang melintang daun gambas, tersusun
membentuk pola percabangan yang menyebar. Yaitu vena kecil merupakan
cabang dari vena yang besar atau biasa disebut dengan pola seperti jala. Berkas
pengangkutan pada daun memiliki ciri yang khas, yaitu letak xilem pada bagian
adaksial atau berada di atas floem. Pada daerah ini juga diperkuat oleh jaringan
penguat kolenkim (jaringan dasar yang mengalami penebalan dinding yang tidak
merata). Epidermis Abaksial terdiri dari 1 lapis sel yang tersusun rapi dan
terdapat banyak derivatnya (stomata tipe fanerofor dan trikoma yang berbentuk
bintang).
ALAT REPRODUKSI
(BUNGA, BUAH DAN BIJI)
Deskripsi Morfologi
Bunga tunggal, di ketiak daun, tanpa daun pelindung, bertangkai, sempurna,
zigomorf, hipogen, hermaprodit, kuning ; tangkai bunga bulat, P. 3-4 cm, hijau
kekuningan. Kelopak 5 sepal, P. 2 cm, berlekatan, terompet, berkarang, hijau
kekuningan, tidak mudah rontok. Mahkota 5 petal, P. 2-3 cm, lepas, bulat telur
terbalik, berkarang, kuning, mudah rontok, zigomorf. Benang sari 3, kepala sari
bercabang, lepas ; putik sudah tumbuh menjadi buah.
Deskripsi Morfologi
Buah bulat memanjang berbentuk silindris, permukaan bersegi, panjang 20-30
cm; Warna buah hijau dengan karpel 3 katup,
Deskripsi Morfologi
Di dalam buah gambas terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing
pipih berwarna putih pada gambas muda sedangkan hitam pada gambas tua,
Deskripsi
Ciri-ciri polen:
Bentuk : Tetrapantocolporate
Jumlah celah :2
Pori : ada
Buluh Serbuk Sari Luffa acutangula
Larutan gula
10.58 10 x 40 Tampak
tonjolan
protoplasma
yang keluar
dari celah
buluh serbuk
sari.
11.20 10 x 40 Terjadi
pertumb
uhan
buluh
serbuk
sari,
tampak
adanya
tonjolan
protopla
sma.
11.24 10 x 40 Muncul
tonjolan
protopla
sma
baru
dan
terjadi
penamb
ahan
panjang
protopla
sma.
11.29 10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopla
sma,
namun
hanya
sedikit
11.34 10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopla
sma,
namun
hanya
sedikit
11.39 10 x 40 Terjadi
penamb
ahan
panjang
protopla
sma.
Kesimpulan
Dari praktikum pertumbuhan buluh serbuk sari dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan serbuk sari lebih cepat pada larutan Campuran
daripada pada larutan gula. Hal ini disebabkan karena pada larutan
campuran terdapat beberapa senyawa yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan buluh serbuk sari. Senyawa yang terdapat pada larutan
campuran antara lain adalah sukrosa yang berfungsi sebagai nutrisi
buluh serbuk sari, senyawa H3BO3 yang berfungsi untuk sintesis
asam nukleat yang penting untuk pembelahan sel, serta CaNO3
HERBARIUM
Jurusan Biologi
Famili : Cucurbitaceae
Spesies : Luffa acutangula
Catatan :
Batang basah, bersegi dan berambut halus. Daun tunggal bulat, berseling,