You are on page 1of 394

..........

Nugroho Soedyarto
..........Maryanto
Matematika

Untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA


2
Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-Undang
Matematika

Jilid 2 untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA


Penulis : Nugroho Soedyarto
Maryanto
Ilustrasi, Tata Letak : Tim Dept. Grafis
Perancang Kulit : Alfi S.
Ukuran Buku : 17,5 × 25 cm
Sumber Gambar Sampul :http://www.dfrc.gov/gallery/photo
510.07
SOE SOEDYARTO, Nugroho
m Matematika 2 untuk SMA atau MA Kelas XI Program IPA
Nugroho Soedyarto, Maryanto Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vii, 272 hlm.: ilus.; 25 Cm.
Bibliografi: hlm.271-272
ISBN 979-462-586-8

1. Matematika-Studi dan Pengajaran I. Matematika 2


II. Maryanto
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
Diperbanyak oleh ...
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, tela
h membeli
hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kep
ada
masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan
telah
ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digu
nakan
dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34
Tahun
2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerb
it
yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan
Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indones
ia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihm
ediakan,
atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersia
l harga
penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapka
n
bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru d
i seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan
sumber
belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami
ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadar
i bahwa
buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik san
gat kami
harapkan.
Jakarta, Juli 2008
Kepala Pusat Perbukuan
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
berkah, rahmat, dan karunia-Nya, penyusunan buku Matematika untuk SMA dan
MA kelas XI Program IPA dapat diselesaikan.
Buku ini disusun sebagai salah satu bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran Matematika di sekolah.
Dalam buku ini disajikan materi pembelajaran matematika secara sederhana,
efektif, dan mudah dimengerti yang disertai contoh dalam kehidupan. Simbol, tabe
l,
diagram, dan grafik disajikan untuk mempermudah kamu dalam memahami materi
yang sedang dipelajari. Buku ini juga dilengkapi contoh soal dan tugas-tugas di
setiap
subbab dan akhir bab.
Sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran Matematika, kamu diharapkan dapat
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan
mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah.
Kamu juga diharapkan mampu menggunakan penalaran, mengomunikasikan
gagasan dengan berbagai perangkat matematika, serta memiliki sikap menghargai
matematika dalam kehidupan.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penerbitan buku ini.
Surakarta, Mei 2008
Penyusun
Buku Matematika ini disusun untuk membantu siswa SMA memahami Matematika.
Buku Matematika ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam memb
imbing
siswa mempelajari Matematika.
Bab-bab dalam buku ini disusun dengan sistematika yang unik, sehingga mempermuda
h
siswa dalam mempelajari materi yang disajikan. Sistematika buku ini adalah sebag
ai berikut.
1.
Awal bab, setiap bab diawali dengan ilustrasi berupa gambar dan aktivitas yang r
elevan
dengan isi bab yang akan dipelajari. Selain ilustrasi, juga dipaparkan tujuan pe
mbelajaran
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa.
2.
Peta konsep, berisi konsep-konsep dari materi yang akan dipelajari serta hubunga
n
antarkonsep.
3.
Kata kunci,berisi kata-kata penting yang menjadi kunci pembahasan dalam bab ters
ebut.
4.
Uraian materi, materi pembelajaran dalam buku Matematika ini disajikan dengan ka
limat
yang sederhana sehingga mudah dipahami siswa.
5.
Contoh soal, setiap pembahasan suatu materi dilengkapi dengan contoh soal untuk
memperjelas konsep yang dipelajari.
6.
Latihan, berisi soal-soal untuk menguji kemampuan siswa dalam memahami materi
yang telah dipelajari.
7.
Rangkuman, berisi pokok-pokok pembicaraan di dalam bab yang telah selesai dipela
jari.
8.
Evaluasi, berisi soal-soal untuk melatih kemampuan siswa dalam menguasai materi
dalam bab yang telah dipelajari.
9.
Glosarium, berisi daftar kata-kata sulit yang dijumpai di dalam buku. Glosarium
dapat
kamu gunakan sebagai pegangan atau semacam kamus dalam mempelajari materi.
10. Indeks, berisi kata-kata atau istilah penting yang disertai dengan nomor hal
aman tempat
kata atau istilah tersebut muncul. Melalui indeks, kamu dapat dengan cepat menem
ukan
hal-hal yang sedang dicari.
11. Notasi atau Simbol, berisi kumpulan simbol atau notasi beserta penjelasannya
.
12. Kunci Jawaban, berupa jawaban dari beberapa soal terpilih.
Berikut langkah-langkah yang disarankan bagi siswa dalam menggunakan buku
Matematika ini.
1.
Baca tujuan pembelajaran yang ada di awal bab.
2. Pelajari peta konsep terlebih dahulu dan perhatikan kata kunci yang akan menj
adi
kunci pembahasan materi dalam bab itu.
3. Pahami uraian materi dengan saksama dan perhatikan contoh soal yang diberikan
dengan sebaik-baiknya.
4. Bila menemukan kata-kata yang sukar di mengerti atau notasi yang belum dipaha
mi,
carilah arti kata itu dalam Glosarium yang ditempatkan di akhir buku, sedangkan
arti
notasi dapat kamu temukan dalam Notasi Matematika, juga diletakkan di akhir buku
.
5. Kerjakan latihan soal yang ada di setiap subbabnya.
6. Baca kembali rangkuman yang ada di akhir bab.
7. Kerjakan soal-soal yang ada di akhir bab.
Sambutan ........ ..............................................................
............................................. iii
Kata Pengantar..................................................................
......................................... iv
Petunjuk Penggunaan ............................................................
................................... v
Daftar Isi ................ ....................................................
............................................... vi

Semester I
Bab 1 Statistika
A
Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram ...........................................
.... 5

B
Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi ...................... 11

C
Menghitung Ukuran Pemusatan, Ukuran Letak, dan Ukuran
Penyebaran Data ................................................................
.................... 20

Rangkuman ......................................................................
................................ 46

Evaluasi .......................................................................
.................................... 49

Bab 2 Peluang
A
Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam Pemecahan
Masalah ........................................................................
........................... 57
B.
Ruang Sampel Suatu Percobaan ...................................................
.......... 70

C. Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya ....................................


....... 72
Rangkuman ......................................................................
................................ 81
Evaluasi .......................................................................
.................................... 82
Bab 3 Trigonometri
A
Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua Sudut,
Selisih Dua Sudut, dan Sudut Ganda .............................................
.......... 89

B
Penurunan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus ....................... 98

C
Menggunakan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus ................. 106

Rangkuman ......................................................................
................................ 108

Evaluasi .......................................................................
.................................... 110

Bab 4 Lingkaran
A
Persamaan Lingkaran ............................................................
................. 117

B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran ..........................................


.......... 127
Rangkuman ......................................................................
................................ 136
Evaluasi .......................................................................
.................................... 137
Semester II
Bab 5 Suku Banyak
A Algoritma Pembagian Suku Banyak ..............................................
......... 145
B Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor ...................................
. 154

C. Akar-Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak ...............................


162
Rangkuman ......................................................................
................................ 165
Evaluasi .......................................................................
.................................... 167

Bab 6 Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi


A Relasi dan Fungsi ............................................................
........................ 173
B Aljabar Fungsi ...............................................................
.......................... 180
C Fungsi Komposisi .............................................................
....................... 181
D Fungsi Invers ................................................................
........................... 187
Rangkuman ......................................................................
................................ 193
Evaluasi .......................................................................
.................................... 194

Bab 7 Limit Fungsi


A Pengertian Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga .....................
. 199
B Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu Fungsi
Aljabar dan Trigonometri .......................................................
.................. 205
Rangkuman ......................................................................
................................ 216
Evaluasi .......................................................................
.................................... 217

Bab 8 Turunan Fungsi


A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ........................................
...... 223
B Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu
Fungsi .........................................................................
............................. 237
C Model Matematika dari Masalah yang Berkaitan dengan
Ekstrim Fungsi .................................................................
........................ 248
D Penyelesaian Model Matematika dari Masalah yang Berkaitan
dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya ........................................
..... 251
E Teorema L Hopital ..............................................................
.................... 254
Rangkuman ......................................................................
................................ 255
Evaluasi .......................................................................
.................................... 257
Glosarium ......................................................................
.......................................... 261
Notasi Matematika ..............................................................
...................................... 264
Kunci Jawaban ..................................................................
......................................... 266
Daftar Pustaka .................................................................
........................................... 271
Indeks .......... ..............................................................
................................................ 272
viiiviii
1
Statistika
Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram

Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi


Menghitung Ukuran Pemusatan, Ukuran Letak, dan Ukuran
Penyebaran Data
Kalau kamu ke kantor kelurahan, kantor pajak, kantor sekolah, atau kantor instan
si
pemerintahan, apakah yang dapat kamu lihat di papan informasi? Biasanya di papan
informasi terdapat gambar lingkaran, grafik garis, batang, atau balok-balok. Gra
fikgrafik
itu merupakan gambaran mengenai pencacahan penduduk, perhitungan pajak,
dan perkembangan kemajuan sekolah. Contoh-contoh tersebut merupakan salah satu
aplikasi dari konsep statistika.
Dalam perkembangannya, statistika sekarang banyak dimanfaatkan dalam
berbagai bidang seperti bidang ekonomi, kedokteran, pertanian dan sebagainya.
Penelitian jenis manapun dirasa kurang lengkap apabila tidak memanfaatkan
perhitungan-perhitungan statistika. Dalam bab ini kamu akan belajar menggunakan
aturan statistika, sehingga dapat membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel
dan berbagai diagram serta menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran
penyebaran data beserta penafsirannya.
diagram lingkaran
diagram batang
ogive
histogram
rataan
modus
median
kuartil
desil
persentil
jangkauan
simpangan kuartil
variansi
simpangan baku
STATISTIKA
Membaca data dalam
bentuk tabel dan
diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogive
Menyajikan data dalam
bentuk tabel dan diagram
batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya
Menghitung ukuran
pemusatan, ukuran letak,
dan ukuran penyebaran
data serta penafsirannya
Sajian data dalam
bentuk diagram
garis, diagram
lingkaran, dan
diagram batang
Mengidentifikasi
nilai suatu data
yang ditampilkan
pada tabel dari
diagram
Data dalam bentuk
diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogive
serta penafsirannya
Menafsirkan data
dalam bentuk diagram
batang, garis,
lingkaran, dan ogive
Ukuran
pemusatan
rataan, modus,
median
Ukuran penyebaran,
jangkauan,
simpangan,
kuartil, variansi,
dan simpangan
Ukuran letak
kuartil, desil
Ukuran penyebaran,
jangkauan,
simpangan, kuartil,
variansi, dan
simpangan baku
diagram lingkaran
diagram batang
ogive
histogram
rataan
modus
median
kuartil
desil
persentil
jangkauan
simpangan kuartil
variansi
simpangan baku
STATISTIKA
Membaca data dalam
bentuk tabel dan
diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogive
Menyajikan data dalam
bentuk tabel dan diagram
batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya
Menghitung ukuran
pemusatan, ukuran letak,
dan ukuran penyebaran
data serta penafsirannya
Sajian data dalam
bentuk diagram
garis, diagram
lingkaran, dan
diagram batang
Mengidentifikasi
nilai suatu data
yang ditampilkan
pada tabel dari
diagram
Data dalam bentuk
diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogive
serta penafsirannya
Menafsirkan data
dalam bentuk diagram
batang, garis,
lingkaran, dan ogive
Ukuran
pemusatan
rataan, modus,
median
Ukuran penyebaran,
jangkauan,
simpangan,
kuartil, variansi,
dan simpangan
Ukuran letak
kuartil, desil
Ukuran penyebaran,
jangkauan,
simpangan, kuartil,
variansi, dan
simpangan baku
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
4
Statistika 5
A Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram
Statistika adalah cabang dari matematika terapan yang mempunyai cara-cara, maksu
dnya
mengkaji/membahas, mengumpulkan, dan menyusun data, mengolah dan menganalisis da
ta,
serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, menarik kesimpulan, menaf
sirkan
parameter, dan menguji hipotesa yang didasarkan pada hasil pengolahan data. Cont
oh: statistik
jumlah lulusan siswa SMA dari tahun ke tahun, statistik jumlah kendaraan yang me
lewati
suatu jalan, statistik perdagangan antara negara-negara di Asia, dan sebagainya.
1. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebu
t
diagram garis lurus atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke wa
ktu
secara berurutan.
Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu Y menunjukkan
nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan waktu dan pengamatan
membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang
berdekatan
tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau g
rafik
garis. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari tanggal 18 Februari 2008 sam
pai
dengan tanggal 22 Februari 2008 ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut.
Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram garis.
Penyelesaian
Jika digambar dengan menggunakan diagram garis adalah sebagai berikut.
Tanggal 18/2 19/2 20/2 21/2 22/2
Kurs Beli Rp. 9.091 Rp. 9.093 Rp. 9.128 Rp. 9.123 Rp. 9.129
Kurs Jual Rp. 9.181 Rp. 9.185 Rp. 9.220 Rp. 9.215 Rp. 9.221
9.500
9.400
9.300
9.200
9.100
18/2 19/2 20/2 21/2 22/2
Kurs Jual
9.091 9.093 Kurs Beli
9.128 9.123 9.129
9.183 9.185
9.220 9.215 9.221
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
6 Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
2. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar
yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian
bagian
atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu
ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan besarnya
sudut pusat sektor lingkaran. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh soal
Ranah privat (pengaduan) dari koran Solo Pos pada tanggal 22 Februari 2008 ditun
jukkan
seperti tabel berikut.
Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram lingkaran.
Penyelesaian
Sebelum data pada tabel di atas disajikan dengan diagram lingkaran, terlebih dah
ulu
ditentukan besarnya sudut dalam lingkaran dari data tersebut.
1. CPNS/Honda/GTT = 100
5 × 360° = 18°
2. Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan = 100
9 × 360° = 32,4°
3. Masalah lingkungan/kebersihan = 100
6 × 360° = 21,6°
4. Kesehatan/PKMS/Askeskin = 100
3 × 360° = 10,8°
5. Lalu lintas/penertiban jalan = 100
6 × 360° = 21,6°
6. Revitalisasi/budaya Jawa = 100
20 × 360° = 72°
No Ranah Privat Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CPNS/Honda/GTT
Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan
Masalah lingkungan/ kebersihan
Kesehatan/PKMS/Askeskin
Lalu lintas/penertiban jalan
Revitalisasi/budaya Jawa
Parkir
Pekat/penipuan/preman
Persis/olahraga
PKL/bangunan liar
PLN dan PDAM
Provider HP
Tayangan TV/radio/koran
Lain-lain
5 %
9 %
6 %
3 %
6 %
20 %
3 %
7 %
10 %
2 %
2 %
7 %
3 %
17 %
Jumlah 100 %
100
5 × 360° = 18°
2. Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan = 100
9 × 360° = 32,4°
3. Masalah lingkungan/kebersihan = 100
6 × 360° = 21,6°
4. Kesehatan/PKMS/Askeskin = 100
3 × 360° = 10,8°
5. Lalu lintas/penertiban jalan = 100
6 × 360° = 21,6°
6. Revitalisasi/budaya Jawa = 100
20 × 360° = 72°
No Ranah Privat Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CPNS/Honda/GTT
Perbaikan/pembangunan/gangguan jalan
Masalah lingkungan/ kebersihan
Kesehatan/PKMS/Askeskin
Lalu lintas/penertiban jalan
Revitalisasi/budaya Jawa
Parkir
Pekat/penipuan/preman
Persis/olahraga
PKL/bangunan liar
PLN dan PDAM
Provider HP
Tayangan TV/radio/koran
Lain-lain
5 %
9 %
6 %
3 %
6 %
20 %
3 %
7 %
10 %
2 %
2 %
7 %
3 %
17 %
Jumlah 100 %
3
7.
Parkir = 100 × 360° = 10,8°
7
8.
Pekat/penipuan/preman = 100 × 360° = 25,2°
10
9.
Persis/olahraga = 100 × 360° = 36°
2
10.
PKL/Bangunan liar = 100 × 360o = 7,2°
2
11.
PLN dan PDAM = 100 × 360° = 7,2°
7
12.
Provider HP = 100 × 360° = 25,2°
3
13.
Tayangan TV/radio/koran = 100 × 360° = 10,8°
17
14. Lain-lain = 100 × 360° = 61,2°
Diagram lingkarannya adalah sebagai berikut.
Ranah Privat

CPNS/Honda/GTT
5%
Lain-lain
17%
Kesehatan/PKMS/
Askeskin
3%
Revitalisasi/budaya
Jawa
20%
Parkir
3%
Persis/olah raga
10%
PKL/Bangunan liar
2%
PLN dan PDAM
2%
Provider HP
7%
Tayangan
TV/radio/koran
3%
Perbaikan/pembangunan/
gangguan jalan
9%
Masalah lingkungan/kebersihan
6%
Lalu lintas/penertiban jalan
6%
Pekat/penipuan/preman
7%
3. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai
suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan
keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar
dengan batang-batang terpisah. Perhatikan contoh berikut ini.

Statistika
Contoh soal
Jumlah lulusan SMA X di suatu daerah dari tahun 2001 sampai tahun 2004 adalah
sebagai berikut.
Tahun Jumlah
2000 20
2001 40
2002 50
2003 70
2004 100
Nyatakan data di atas dalam bentuk diagram batang.
Penyelesaian
Data tersebut dapat disajikan dengan diagram batang sebagai berikut.
Lulusan SMA X Tahun 2001 -2004
120
100
80
60
40
20
0
Tahun
4. Diagram Batang Daun
Diagram batang daun dapat diajukan sebagai contoh penyebaran data. Dalam
diagram batang daun, data yang terkumpul diurutkan lebih dulu dari data ukuran t
erkecil
sampai dengan ukuran yang terbesar. Diagram ini terdiri dari dua bagian, yaitu b
atang
dan daun. Bagian batang memuat angka puluhan dan bagian daun memuat angka satuan
.
Perhatikan contoh soal berikut, agar kamu dapat segera memahami.
Contoh soal
Buatlah diagram batang-daun dari data berikut.
451020314820292711 8
25 21 42 24 22 36 33 22 23 13
34 29 25 39 32 38 50 5

Banyak lulusan

2000 2001 2002 2003 2004


Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
9Statistika
Penyelesaian
Mula-mula kita buat diagram batang-daun di sebelah kiri kemudian membuat diagram
batang-daun di sebelah kanan agar data terurut.
Dari diagram batang-daun di atas dapat dibaca beberapa ukuran tertentu, antara l
ain:
a. ukuran terkecil adalah 5;
b. ukuran terbesar adalah 50;
c. ukuran ke-1 sampai ukuran ke-10 berturut-turut adalah 5, 8, 10, 11, 20, 20, 2
1, 22,
22 dan 23;
d. ukuran ke-16 adalah: 29.
5. Diagram Kotak Garis
Data statistik yang dipakai untuk menggambarkan diagram kotak garis adalah
statistik Lima Serangkai, yang terdiri dari data ekstrim (data terkecil dan data
terbesar),
Q1, Q2, dan Q3. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Diketahui data sebagai berikut:
41, 52, 66, 86, 91, 65, 86, 88, 41, 62, 42, 59, 72, 99, 53,
69, 87, 93, 64, 44, 64, 42, 92, 54, 78, 86, 92, 100, 79, 47
a. Tentukan statistik Lima Serangkai.
b. Buatlah diagram kotak garis.
Penyelesaian
a. Setelah data diurutkan menjadi:
41, 41, 42, 42, 44, 47, 52, 53, 54, 59, 62, 64, 64, 65, 66, 69,
72, 78, 79, 86, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 92, 93, 99, 100
Diperoleh: xmin = 41 merupakan data yang nilainya terendah
xmaks = 100 merupakan data yang nilainya tertinggi
Q1 = 53 merupakan kuartil bawah
Q2 = 67,5 merupakan kuartil tengah atau median
Q3 = 87 merupakan kuartil atas
Batang Daun
5
4
3
2
1
0
0
2 5 8
1 2 3 4 6 8 9
Batang Daun
5
4
3
2
1
0
0
5 8 2
1 6 3 4 9 2 8
0 0 9 7 1 4 2 2 3 9 5
0 1
8 5
0 0 1 2 2 3 4 5 5 7 9 9
0 1
5 8
Statistika
Penyelesaian
Mula-mula kita buat diagram batang-daun di sebelah kiri kemudian membuat diagram
batang-daun di sebelah kanan agar data terurut.
Dari diagram batang-daun di atas dapat dibaca beberapa ukuran tertentu, antara l
ain:
a. ukuran terkecil adalah 5;
b. ukuran terbesar adalah 50;
c. ukuran ke-1 sampai ukuran ke-10 berturut-turut adalah 5, 8, 10, 11, 20, 20, 2
1, 22,
22 dan 23;
d. ukuran ke-16 adalah: 29.
5. Diagram Kotak Garis
Data statistik yang dipakai untuk menggambarkan diagram kotak garis adalah
statistik Lima Serangkai, yang terdiri dari data ekstrim (data terkecil dan data
terbesar),
Q1, Q2, dan Q3. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Diketahui data sebagai berikut:
41, 52, 66, 86, 91, 65, 86, 88, 41, 62, 42, 59, 72, 99, 53,
69, 87, 93, 64, 44, 64, 42, 92, 54, 78, 86, 92, 100, 79, 47
a. Tentukan statistik Lima Serangkai.
b. Buatlah diagram kotak garis.
Penyelesaian
a. Setelah data diurutkan menjadi:
41, 41, 42, 42, 44, 47, 52, 53, 54, 59, 62, 64, 64, 65, 66, 69,
72, 78, 79, 86, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 92, 93, 99, 100
Diperoleh: xmin = 41 merupakan data yang nilainya terendah
xmaks = 100 merupakan data yang nilainya tertinggi
Q1 = 53 merupakan kuartil bawah
Q2 = 67,5 merupakan kuartil tengah atau median
Q3 = 87 merupakan kuartil atas
Batang Daun
5
4
3
2
1
0
0
2 5 8
1 2 3 4 6 8 9
Batang Daun
5
4
3
2
1
0
0
5 8 2
1 6 3 4 9 2 8
0 0 9 7 1 4 2 2 3 9 5
0 1
8 5
0 0 1 2 2 3 4 5 5 7 9 9
0 1
5 8
Atau ditulis menjadi:
Q2 = 67,5
Q1 = 53 Q3 = 87
xmin = 41 xmax = 100
b. Diagram kotak garisnya sebagai berikut.
Q1
Q2
+
Q3
30 40 50 60 70 80 90 100
1.1

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Suhu badan Budi selama 10 hari ditunjukkan oleh tabel berikut.
Hari ke: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suhu (oC) 35 36 37 36 37,5 38 37 38 38,5 37
a. Buatlah diagram garisnya.
b. Hari ke berapakah suhu terendah Budi.
c. Hari ke berapakah suhu tertinggi Budi.
2. Jumlah penduduk dari suatu kelurahan sebanyak 3.600 orang, dengan berbagai
tingkat pendidikannya ditunjukkan seperti pada gambar berikut.
Pendidikan Jumlah
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
100 orang
500 orang
2.100 orang
900 orang
Jumlah penduduk 3.600 orang
Jika data tersebut dibuat diagram lingkaran, maka tentukan:
a.
besarnya sudut sektor lingkaran untuk pendidikan SD, SMP, SMA/SMK
dan Perguruan Tinggi;
b.
diagram lingkarannya.
10
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
11Statistika
Selain dalam bentuk diagram, penyajian data juga dengan menggunakan tabel distri
busi
frekuensi. Berikut ini akan dipelajari lebih jelas mengenai tabel distribusi fre
kuensi tersebut.
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkal
a
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi t
unggal
merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit. Perhatikan contoh data
berikut.
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6
3. Dari hasil tes matematika kelas XI IPA sebanyak 20 siswa diperoleh hasil seba
gai
berikut.
85 52 47 35 39 62 83 52 75 95
72 65 80 78 76 56 68 85 92 43
a. Buatlah diagram batang daun dari data di atas.
b. Berapakah nilai terendah dan tertinggi yang dicapai siswa kelas XI IPA
4. Jumlah lulusan SD X dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 ditunjukkan
oleh tabel sebagai berikut.
a. Buatlah diagram batangnya.
b. Pada tahun berapakah jumlah lulusannya mencapai 175 siswa?
c. Dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, tahun berapakah jumlah
lulusannya terendah?
5. Di bawah ini adalah daftar berat badan (kg) dari siswa di sebuah kelas.
28 33 36 28 35 31 34 25 37 35
39 38 36 31 35 37 30 33 26 34
39 40 29 32 35 36 33 27 36 41
36 35 36 41 36 27 33 36 35 33
a. Tentukan statistik lima serangkai.
b. Buatlah diagram kotak garis.
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah 125 175 150 165 170
B Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi
Statistika
Selain dalam bentuk diagram, penyajian data juga dengan menggunakan tabel distri
busi
frekuensi. Berikut ini akan dipelajari lebih jelas mengenai tabel distribusi fre
kuensi tersebut.
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkal
a
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi t
unggal
merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit. Perhatikan contoh data
berikut.
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6
3. Dari hasil tes matematika kelas XI IPA sebanyak 20 siswa diperoleh hasil seba
gai
berikut.
85 52 47 35 39 62 83 52 75 95
72 65 80 78 76 56 68 85 92 43
a. Buatlah diagram batang daun dari data di atas.
b. Berapakah nilai terendah dan tertinggi yang dicapai siswa kelas XI IPA
4. Jumlah lulusan SD X dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 ditunjukkan
oleh tabel sebagai berikut.
a. Buatlah diagram batangnya.
b. Pada tahun berapakah jumlah lulusannya mencapai 175 siswa?
c. Dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, tahun berapakah jumlah
lulusannya terendah?
5. Di bawah ini adalah daftar berat badan (kg) dari siswa di sebuah kelas.
28 33 36 28 35 31 34 25 37 35
39 38 36 31 35 37 30 33 26 34
39 40 29 32 35 36 33 27 36 41
36 35 36 41 36 27 33 36 35 33
a. Tentukan statistik lima serangkai.
b. Buatlah diagram kotak garis.
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah 125 175 150 165 170
B Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 12Dari data di atas tidak tampak adan
ya pola yang tertentu maka agar mudah dianalisis
data tersebut disajikan dalam tabel seperti di bawah ini.
Daftar di atas sering disebut sebagai distribusi frekuensi dan karena datanya
tunggal maka disebut distribusi frekuensi tunggal.
2. Distribusi Frekuensi Bergolong
Tabel distribusi frekuensi bergolong biasa digunakan untuk menyusun data yang
memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval k
elas
yang sama panjang. Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematik
a
dari 40 siswa kelas XI berikut ini.
66 75 74 72 79 78 75 75 79 71
75 76 74 73 71 72 74 74 71 70
74 77 73 73 70 74 72 72 80 70
73 67 72 72 75 74 74 68 69 80
Apabila data di atas dibuat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi tungga
l,
maka penyelesaiannya akan panjang sekali. Oleh karena itu dibuat tabel distribus
i
frekuensi bergolong dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang, misalnya
65 67, 68 70, , 80 82. Data 66 masuk dalam kelompok 65 67.
b. Membuat turus (tally), untuk menentukan sebuah nilai termasuk ke dalam kelas
yang mana.
c. Menghitung banyaknya turus pada setiap kelas, kemudian menuliskan banyaknya
turus pada setiap kelas sebagai frekuensi data kelas tersebut. Tulis dalam kolom
frekuensi.
d. Ketiga langkah di atas direpresentasikan pada tabel berikut ini.
Nilai Tally (Turus) Frekuensi
3
4
5
6
7
8
9
10
1
7
6
10
8
6
1
1
|
|||| ||
|||| |
|||| ||||
|||| |||
|||| |
|
|
Nilai Tally (Turus) Frekuensi
3
4
5
6
7
8
9
10
1
7
6
10
8
6
1
1
|
|||| ||
|||| |
|||| ||||
|||| |||
|||| |
|
|
13Statistika
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi
bergolong atau distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.
a. Interval Kelas
Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kela
s
saja. Dalam contoh sebelumnya memuat enam interval ini.
65 67 . Interval kelas pertama
68 70 . Interval kelas kedua
71 73 . Interval kelas ketiga
74 76 . Interval kelas keempat
77 79 . Interval kelas kelima
80 82 . Interval kelas keenam
b. Batas Kelas
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80
merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79,
dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
c. Tepi Kelas (Batas Nyata Kelas)
Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
Tepi bawah = batas bawah 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tep
i
bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
d. Lebar kelas
Untuk mencari lebar kelas dapat dipakai rumus:
Lebar kelas = tepi atas tepi bawah
Jadi, lebar kelas dari tabel diatas adalah 67,5 64,5 = 3.
Hasil Tugas Titik Tengah Turus Frekuensi
65 67
68 70
71 73
74 76
77 79
80 82
66
69
72
75
78
81
2
5
13
14
4
2
Jumlah 40
||||
|||| |||| |||
|||| |||| ||||
||||
||
||
Statistika
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi
bergolong atau distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.
a. Interval Kelas
Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kela
s
saja. Dalam contoh sebelumnya memuat enam interval ini.
65 67 . Interval kelas pertama
68 70 . Interval kelas kedua
71 73 . Interval kelas ketiga
74 76 . Interval kelas keempat
77 79 . Interval kelas kelima
80 82 . Interval kelas keenam
b. Batas Kelas
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80
merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79,
dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
c. Tepi Kelas (Batas Nyata Kelas)
Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
Tepi bawah = batas bawah 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tep
i
bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
d. Lebar kelas
Untuk mencari lebar kelas dapat dipakai rumus:
Lebar kelas = tepi atas tepi bawah
Jadi, lebar kelas dari tabel diatas adalah 67,5 64,5 = 3.
Hasil Tugas Titik Tengah Turus Frekuensi
65 67
68 70
71 73
74 76
77 79
80 82
66
69
72
75
78
81
2
5
13
14
4
2
Jumlah 40
||||
|||| |||| |||
|||| |||| ||||
||||
||
||
e. Titik Tengah
Untuk mencari titik tengah dapat dipakai rumus:
Titik tengah = 2
1 (batas atas + batas bawah)
Dari tabel di atas: titik tengah kelas pertama = 12 (67 + 65) = 66
titik tengah kedua = 1 (70 + 68) = 69
2
dan seterusnya.
3. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.
Data Frekuensi Tepi Bawah Tepi Atas
41 45 3 40,5 45,5
46 50 6 45,5 50,5
51 55 10 50,5 55,5
56 60 12 55,5 60,5
61 65 5 60,5 65,5
66 70 4 65,5 70,5
Dari tabel di atas dapat dibuat daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih
dari seperti berikut.
Data Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari
= 45,5
= 50,5
= 55,5
= 60,5
= 65,5
= 70,5
3
9
19
31
36
40
Data Frekuensi Kumulatif
Lebih Dari
= 40,5
= 45,5
= 50,5
= 55,5
= 60,5
= 65,5
40
37
31
21
9
4
4. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi da
n
disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang,

gambar batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-batangnya


14
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
15Statistika
berimpit. Histogram dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal maupun dis
tribusi
frekuensi bergolong. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.
Data banyaknya siswa kelas XI IPA yang tidak masuk sekolah dalam 8 hari beruruta
n
sebagai berikut.
Berdasarkan data diatas dapat dibentuk histogramnya seperti berikut dengan membu
at
tabel distribusi frekuensi tunggal terlebih dahulu.
5. Poligon Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan bata
ngbatangnya
dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas
dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8
Banyaknya siswa absen 5 15 10 15 20 25 15 10
Statistika
berimpit. Histogram dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal maupun dis
tribusi
frekuensi bergolong. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.
Data banyaknya siswa kelas XI IPA yang tidak masuk sekolah dalam 8 hari beruruta
n
sebagai berikut.
Berdasarkan data diatas dapat dibentuk histogramnya seperti berikut dengan membu
at
tabel distribusi frekuensi tunggal terlebih dahulu.
5. Poligon Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan bata
ngbatangnya
dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas
dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar berikut ini.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8
Banyaknya siswa absen 5 15 10 15 20 25 15 10
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 16berat badan
frekuensipoligon frekuensi
histogram
Hasil Ulangan Frekuensi
Contoh soal
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribu
si
bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligo
n frekuensi.
Penyelesaian
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai ber
ikut.
6. Poligon Frekuensi Kumulatif
Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang disebut polig
on
frekuensi kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif dihaluskan, diperoleh kurv
a yang
disebut kurva ogive. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hasil tes ulangan Matematika terhadap
40 siswa kelas XI IPA digambarkan dalam
tabel di samping.
a. Buatlah daftar frekuensi kumulatif kurang
dari dan lebih dari.
b. Gambarlah ogive naik dan ogive turun.
Berat Badan (kg) Titik Tengah Frekuensi
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
17
22
27
32
37
42
47
52
57
62
2
10
19
27
16
10
6
5
3
2
100
65 67
68 70
71 73
74 76
77 79
80 82
2
5
13
14
4
2
40
berat badan
frekuensipoligon frekuensi
histogram
Hasil Ulangan Frekuensi
Contoh soal
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam distribu
si
bergolong seperti di bawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram dan poligo
n frekuensi.
Penyelesaian
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai ber
ikut.
6. Poligon Frekuensi Kumulatif
Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang disebut polig
on
frekuensi kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif dihaluskan, diperoleh kurv
a yang
disebut kurva ogive. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hasil tes ulangan Matematika terhadap
40 siswa kelas XI IPA digambarkan dalam
tabel di samping.
a. Buatlah daftar frekuensi kumulatif kurang
dari dan lebih dari.
b. Gambarlah ogive naik dan ogive turun.
Berat Badan (kg) Titik Tengah Frekuensi
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
17
22
27
32
37
42
47
52
57
62
2
10
19
27
16
10
6
5
3
2
100
65 67
68 70
71 73
74 76
77 79
80 82
2
5
13
14
4
2
40
Penyelesaian
a.
Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari adalah sebagai berikut.
Data Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari
= 67,5
= 70,5
= 73,5
= 76,5
= 79,5
= 82,5
2
7
20
34
38
40
Data Frekuensi Kumulatif
Lebih Dari
= 64,5
= 67,5
= 70,5
= 73,5
= 76,5
= 79,5
40
38
33
20
6
2
b.
Ogive naik dan ogive turun
Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari dapat disajikan dalam bida
ng
Cartesius. Tepi atas (67,5; 70,5; ; 82,5) atau tepi bawah (64,5; 67,5; ; 79,5)
diletakkan pada sumbu X sedangkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi
kumulatif lebih dari diletakkan pada sumbu Y. Apabila titik-titik yang diperluka
n
dihubungkan, maka terbentuk kurva yang disebut ogive. Ada dua macam ogive,
yaitu ogive naik dan ogive turun. Ogive naik apabila grafik disusun berdasarkan
distribusi frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan ogive turun apabila berdas
arkan
distribusi frekuensi kumulatif lebih dari.
Ogive naik dan ogive turun data di atas adalah sebagai berikut.

Frekuensi kumulatifkurang dariFrekuensi kumulatiflebih dari


Ogive naik Ogive turun
Poligon frekuensi kumulatif Poligon frekuensi kumulatif

Statistika 17
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 181.2Kerjakan soal-soal di bawah ini
dengan benar.
1. Diketahui data sebagai berikut.
80 66 74 74 70 71 78 74 72 67
72 73 73 72 75 74 74 74 72 72
66 75 74 73 74 72 79 71 75 75
78 69 71 70 79 80 75 76 68 68
Nyatakan data tersebut ke dalam:
a. distribusi frekuensi tunggal,
b. Distribusi frekuensi bergolong dengan kelas 65 67, 68 70, 71 73,
74 76, 77 79, 80 82.
2. Diketahui daftar distribusi frekuensi sebagai berikut.
Dari tabel di samping, tentukan:
a. banyaknya kelas,
b. batas bawah kelas ke lima,
c. batas atas kelas ke enam,
d. tepi bawah kelas ke tujuh,
e. tepi atas kelas ke delapan,
f. titik tengah masing-masing kelas,
g. panjang kelas.
3. Nilai ulangan matematika dari 40 siswa adalah sebagai berikut.
72 74 78 74 79 75 72 71 74 67
73 72 72 73 75 74 73 74 74 75
75 73 66 74 74 79 70 72 71 72
69 70 80 71 70 75 77 80 76 68
a. Susunlah tabel distribusi frekuensi bergolong dari data tersebut ke dalam
interval-interval 65 67, 68 70, dan sebagainya.
b. Berapakah banyaknya interval kelas yang kamu buat?
c. Sebutkan batas-batas dan tepi-tepi kelasnya.
d. Berapa lebar kelasnya?
e. Sebutkan titik-titik tengahnya.
Nilai Frekuensi
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
2
8
9
6
3
2
8
6
1.2Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Diketahui data sebagai berikut.
80 66 74 74 70 71 78 74 72 67
72 73 73 72 75 74 74 74 72 72
66 75 74 73 74 72 79 71 75 75
78 69 71 70 79 80 75 76 68 68
Nyatakan data tersebut ke dalam:
a. distribusi frekuensi tunggal,
b. Distribusi frekuensi bergolong dengan kelas 65 67, 68 70, 71 73,
74 76, 77 79, 80 82.
2. Diketahui daftar distribusi frekuensi sebagai berikut.
Dari tabel di samping, tentukan:
a. banyaknya kelas,
b. batas bawah kelas ke lima,
c. batas atas kelas ke enam,
d. tepi bawah kelas ke tujuh,
e. tepi atas kelas ke delapan,
f. titik tengah masing-masing kelas,
g. panjang kelas.
3. Nilai ulangan matematika dari 40 siswa adalah sebagai berikut.
72 74 78 74 79 75 72 71 74 67
73 72 72 73 75 74 73 74 74 75
75 73 66 74 74 79 70 72 71 72
69 70 80 71 70 75 77 80 76 68
a. Susunlah tabel distribusi frekuensi bergolong dari data tersebut ke dalam
interval-interval 65 67, 68 70, dan sebagainya.
b. Berapakah banyaknya interval kelas yang kamu buat?
c. Sebutkan batas-batas dan tepi-tepi kelasnya.
d. Berapa lebar kelasnya?
e. Sebutkan titik-titik tengahnya.
Nilai Frekuensi
21 30
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
2
8
9
6
3
2
8
6
4. Dari tabel pada soal nomor 2, lengkapilah tabel berikut ini.
a. b.
5. Perhatikan data berikut.
Data Frekuensi Kumulatif
Lebih Dari
= 30,5
= ..
= ..
= ..
= ..
= ..
..
..
..
..
..
6
Data Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari
= 30,5
= ..
= ..
= ..
= ..
= ..
2
10
..
..
..
..
Hasil Pengukuran Frekuensi
119 127
128 136
137 145
146 154
155 163
164 172
173 181
3
6
10
11
5
3
2
Nyatakan daftar distribusi frekuensi
data berkelompok di samping ke
dalam daftar frekuensi relatif dan
kumulatif kemudian gambarlah:
a. histogram,
4. Dari tabel pada soal nomor 2, lengkapilah tabel berikut ini.
a. b.
5. Perhatikan data berikut.
Data Frekuensi Kumulatif
Lebih Dari
= 30,5
= ..
= ..
= ..
= ..
= ..
..
..
..
..
..
6
Data Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari
= 30,5
= ..
= ..
= ..
= ..
= ..
2
10
..
..
..
..
Hasil Pengukuran Frekuensi
119 127
128 136
137 145
146 154
155 163
164 172
173 181
3
6
10
11
5
3
2
Nyatakan daftar distribusi frekuensi
data berkelompok di samping ke
dalam daftar frekuensi relatif dan
kumulatif kemudian gambarlah:
a. histogram,
b. poligon frekuensi,
c. ogivenya.
Buatlah kelasmu menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas berikut

secara berkelompok.
Dalam suatu ulangan matematika, dari 80 siswa kelas XI IPA diperoleh nilai sebag
ai
berikut.

Nilai Ulangan f
31 40 1
41 50 2
51 60 5
61 70 15
71 80 25
81 90 20
91 100 12
80
Berdasarkan data di atas, buatlah:
1. tabel frekuensi kumulatif kurang dari,
2. tabel frekuensi kumulatif lebih dari,
3. ogive naik,
4. ogive turun.
Statistika 19
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 20Ukuran pemusatan serta penafsiranny
a suatu rangkaian data adalah suatu nilai dalam
rangkaian data yang dapat mewakili rangkaian data tersebut. Suatu rangkaian data
biasanya
mempunyai kecenderungan untuk terkonsentrasi atau terpusat pada nilai pemusatan
ini.
Ukuran statistik yang dapat menjadi pusat dari rangkaian data dan memberi gambar
an singkat
tentang data disebut ukuran pemusatan data. Ukuran pemusatan data dapat digunaka
n
untuk menganalisis data lebih lanjut.
1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data terdiri dari tiga bagian, yaitu mean, median, dan modus.
a. Rataan Hitung (Mean )
Rataan hitung seringkali disebut sebagai ukuran pemusatan atau rata-rata hitung.
Rataan hitung juga dikenal dengan istilah mean dan diberi lambang x .
1) Rataan data tunggal
Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi
dengan banyaknya data.
Rataan = 1 2 3 ... nx x x x
n
+ + ++
atau 1
n
i
i
x
x n
= =
S
Keterangan: xS= jumlah data
n = banyaknya data
xi = data ke-i
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan
6.
Tentukan rataan dari data tersebut.
Penyelesaian
x = 37 6 536 98 7 6 60
10 10
+++++++++ = = 6,0
Jadi, rataannya adalah 6,0.
2) Rataan dari data distribusi frekuensi
Apabila data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka rataan dirumuskan
sebagai berikut.
C Menghitung Ukuran Pemusatan, Ukuran Letak, dan
Ukuran Penyebaran Data
x .
1) Rataan data tunggal
Rataan dari sekumpulan data yang banyaknya n adalah jumlah data dibagi
dengan banyaknya data.
Rataan = 1 2 3 ... nx x x x
n
+ + ++
atau 1
n
i
i
x
x n
= =
S
Keterangan: xS= jumlah data
n = banyaknya data
xi = data ke-i
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan
6.
Tentukan rataan dari data tersebut.
Penyelesaian
x = 37 6 536 98 7 6 60
10 10
+++++++++ = = 6,0
Jadi, rataannya adalah 6,0.
2) Rataan dari data distribusi frekuensi
Apabila data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi maka rataan dirumuskan
sebagai berikut.
C Menghitung Ukuran Pemusatan, Ukuran Letak, dan
Ukuran Penyebaran Data
21Statistika
x = 11 2 2 3 3
1 2
....
...
nn
n
fx f x f x f x
f f f
+ + + +
+ + + atau 1
1
n
ii
i
n
i
i
fx
x
f
=
=
=
S
S
Keterangan: fi = frekuensi untuk nilai xi
xi = data ke-i
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Berdasarkan data hasil ulangan harian Matematika di kelas XI IPA, enam siswa
mendapat nilai 8, tujuh siswa mendapat nilai 7, lima belas siswa mendapat nilai
6,
tujuh siswa mendapat nilai 5, dan lima siswa mendapat nilai 4. Tentukan rata-rat
a
nilai ulangan harian Matematika di kelas tersebut.
Penyelesaian
Tabel nilai ulangan harian Matematika kelas XI IPA.
5
1
5
1
i i
i
i
i
fx
x
f
=
=
·
=
S
S
= 242
40 = 6,05
Jadi, rataan nilai ulangan harian Matematika di kelas XI IPA adalah 6,05.
3) Mean data bergolong
Rata-rata untuk data bergolong pada hakikatnya sama dengan menghitung ratarata
data pada distribusi frekuensi tunggal dengan mengambil titik tengah kelas
sebagai xi. Perhatikan contoh soal berikut ini.
Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi ·xi
4
5
6
7
8
5
7
15
7
6
20
35
90
49
48
5
1
i
i
f
=S= 40
5
1
i i
i
fx
=
·S= 242
Statistika
x = 11 2 2 3 3
1 2
....
...
nn
n
fx f x f x f x
f f f
+ + + +
+ + + atau 1
1
n
ii
i
n
i
i
fx
x
f
=
=
=
S
S
Keterangan: fi = frekuensi untuk nilai xi
xi = data ke-i
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Berdasarkan data hasil ulangan harian Matematika di kelas XI IPA, enam siswa
mendapat nilai 8, tujuh siswa mendapat nilai 7, lima belas siswa mendapat nilai
6,
tujuh siswa mendapat nilai 5, dan lima siswa mendapat nilai 4. Tentukan rata-rat
a
nilai ulangan harian Matematika di kelas tersebut.
Penyelesaian
Tabel nilai ulangan harian Matematika kelas XI IPA.
5
1
5
1
i i
i
i
i
fx
x
f
=
=
·
=
S
S
= 242
40 = 6,05
Jadi, rataan nilai ulangan harian Matematika di kelas XI IPA adalah 6,05.
3) Mean data bergolong
Rata-rata untuk data bergolong pada hakikatnya sama dengan menghitung ratarata
data pada distribusi frekuensi tunggal dengan mengambil titik tengah kelas
sebagai xi. Perhatikan contoh soal berikut ini.
Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi ·xi
4
5
6
7
8
5
7
15
7
6
20
35
90
49
48
5
1
i
i
f
=S= 40
5
1
i i
i
fx
=
·S= 242
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 22Contoh soal
Tentukan rataan dari data berikut ini.
Penyelesaian
Rataan =
5
1
5
1
i i
i
i
i
fx
f
=
=
·S
S
=
1.020
20 = 51
Jadi, rataannya adalah 51.
Selain dengan cara di atas, ada cara lain untuk menghitung rataan yaitu dengan
menentukan rataan sementara terlebih dulu sebagai berikut.
a. Menentukan rataan sementaranya.
b. Menentukan simpangan (d) dari rataan sementara.
c. Menghitung simpangan rataan baru dengan rumus berikut ini.
d. Menghitung rataan sesungguhnya.
1
1
n
i i
i
s n
i
i
fd
x x
f
=
=
·
= +
S
S
Keterangan: sx = rata-rata sementara
1
n
i i
i
fd
=
·S = jumlah frekuensi × simpangan
Berat Badan
(kg)
Titik Tengah
(xi) fi fi ·xi
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
42
47
52
57
62
1
6
10
2
1
42
282
520
114
62
5
1
i
i
f
=S
= 20
5
1
i i
i
fx
=
·S = 1.020
Berat Badan (kg) Frekuensi
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
1
6
10
2
1
5
1
5
1
i i
i
i
i
fx
f
=
=
·S
S
=
1.020
20 = 51
Jadi, rataannya adalah 51.
Selain dengan cara di atas, ada cara lain untuk menghitung rataan yaitu dengan
menentukan rataan sementara terlebih dulu sebagai berikut.
a. Menentukan rataan sementaranya.
b. Menentukan simpangan (d) dari rataan sementara.
c. Menghitung simpangan rataan baru dengan rumus berikut ini.
d. Menghitung rataan sesungguhnya.
1
1
n
i i
i
s n
i
i
fd
x x
f
=
=
·
= +
S
S
Keterangan: sx = rata-rata sementara
1
n
i i
i
fd
=
·S = jumlah frekuensi × simpangan
Berat Badan
(kg)
Titik Tengah
(xi) fi fi ·xi
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
42
47
52
57
62
1
6
10
2
1
42
282
520
114
62
5
1
i
i
f
=S
= 20
5
1
i i
i
fx
=
·S = 1.020
Berat Badan (kg) Frekuensi
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
1
6
10
2
1
23Statistika
Berat Badan Frekuensi
54 56
57 59
60 62
63 65
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1. Carilah rataan dari data berikut dengan menggunakan rataan sementara.
Penyelesaian
Diambil rata-rata sementara 6.
Simpangan rataan =
5
1
5
1
i i
i
i
i
fd
f
=
=
·S
S
= 3
30 = 0,1
Rataan = rataan sementara + simpangan rataan
= 6 + 0,1 = 6,1
2. Dari penimbangan berat badan 40 siswa kelas XI IPA digambarkan data bergolong
seperti pada data di bawah ini. Tentukan rataan dari data tersebut dengan
menggunakan rataan sementara.
66 68
69 71
72 74
75 77
1
2
5
9
12
8
2
1
Data fi di fi · di
4
5
6
7
8
3
7
10
4
6
2
1
0
1
2
6
7
0
4
12
5
1
i
i
f
=S= 30
5
1
i i
i
fd
=
·S= 3
Data f
4
5
6
7
8
3
7
10
4
6
Statistika
Berat Badan Frekuensi
54 56
57 59
60 62
63 65
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1. Carilah rataan dari data berikut dengan menggunakan rataan sementara.
Penyelesaian
Diambil rata-rata sementara 6.
Simpangan rataan =
5
1
5
1
i i
i
i
i
fd
f
=
=
·S
S
= 3
30 = 0,1
Rataan = rataan sementara + simpangan rataan
= 6 + 0,1 = 6,1
2. Dari penimbangan berat badan 40 siswa kelas XI IPA digambarkan data bergolong
seperti pada data di bawah ini. Tentukan rataan dari data tersebut dengan
menggunakan rataan sementara.
66 68
69 71
72 74
75 77
1
2
5
9
12
8
2
1
Data fi di fi · di
4
5
6
7
8
3
7
10
4
6
2
1
0
1
2
6
7
0
4
12
5
1
i
i
f
=S= 30
5
1
i i
i
fd
=
·S= 3
Data f
4
5
6
7
8
3
7
10
4
6
(xi) (fi) d = xi xs (xi) (fi) d = xi xs
Penyelesaian
Dari tabel distribusi frekuensi bergolong, misalnya diambil rataan sementara
( xs) = 67, maka dapat dibuat tabel yang lebih lengkap seperti berikut ini.
Titik Tengah
Frekuensi
Simpangan
Berat Badan
fi ·
di
54 56
57 59
60 62
63 65
66 68
69 71
72 74
75 77
55
58
61
64
67
70
73
76
1
2
5
9
12
8
2
1
12
9
6
3
0
3
6
9
12
18
30
27
0
24
12
9
8
1
i
i
f
=S= 40
8
1
i i
i
fd
=
·S= 42
8
fd
.
i· i
i= 1 .-42 .
x= xs+ 8 = 67 +. .= 67 - 1,05 = 65,95
.
f . 40 .
i
i= 1

Berdasarkan hasil tersebut, ternyata diperoleh nilai rataannya yaitu 65,95.


1.3

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Diketahui data: 5, 7, 9, 6, 4, 3, 2, 1.
Hitunglah rataan hitungnya.
2.
Hitunglah rataan hitung data di bawah ini.
Data 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 4 5 7 8 12 3 1
3.
Nilai matematika dari dua puluh siswa di kelas XI IPA adalah sebagai berikut:
65 75 66 80 73 75 68 67 75 77
70 71 60 55 65 63 60 70 70 66
Tentukan rataan hitung (mean) dari data tersebut.

24
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
25Statistika
4. Tentukan mean dari data berikut:
5. Dari pengukuran berat badan terhadap
50 siswa kelas XI IPA digambarkan
seperti tabel di samping ini.
Tentukan rataan dengan menggunakan
rataan sementara 57.
6. Diketahui suatu data yang digambarkan pada histogram sebagai berikut.
Berdasarkan histogram di atas, tentukan rataannya.
Tinggi Badan (cm) f
150 154
155 159
160 164
165 169
170 174
5
6
10
7
2
Berat (kg) Frekuensi
50 52
53 55
56 58
59 61
62 64
4
8
20
10
8
5
10
15
42
2
8
15
10
5
10
47 52 57 62 67
Nilai
Frekuensi
b. Median
1) Median untuk data tunggal
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan
Me. Untuk menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan
cara:
a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:
Untuk n ganjil: Me = 1 ( 1)2 n
x
+
Untuk n genap: Me =
12 2
2
n nx x ++
Keterangan:
2
nx = data pada urutan ke-2
n setelah diurutkan.
Statistika
4. Tentukan mean dari data berikut:
5. Dari pengukuran berat badan terhadap
50 siswa kelas XI IPA digambarkan
seperti tabel di samping ini.
Tentukan rataan dengan menggunakan
rataan sementara 57.
6. Diketahui suatu data yang digambarkan pada histogram sebagai berikut.
Berdasarkan histogram di atas, tentukan rataannya.
Tinggi Badan (cm) f
150 154
155 159
160 164
165 169
170 174
5
6
10
7
2
Berat (kg) Frekuensi
50 52
53 55
56 58
59 61
62 64
4
8
20
10
8
5
10
15
42
2
8
15
10
5
10
47 52 57 62 67
Nilai
Frekuensi
b. Median
1) Median untuk data tunggal
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan
Me. Untuk menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan
cara:
a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:
Untuk n ganjil: Me = 1 ( 1)2 n
x
+
Untuk n genap: Me =
12 2
2
n nx x ++
Keterangan:
2
nx = data pada urutan ke-2
n setelah diurutkan.
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 26Untuk lebih jelasnya, perhatikan co
ntoh soal berikut.
Contoh soal
Dari data di bawah ini, tentukan mediannya.
1. 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
2.
Penyelesaian
1. Data diurutkan menjadi:
2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
.
Me
Jadi, mediannya adalah 6.
2. Banyaknya data n = 50 (genap), digunakan rumus:
Me =
50 50 1 25 262 2 66
2 2 2
x x x x+ + + + = = = 6
2) Median untuk data bergolong
Jika data yang tersedia merupakan data bergolong, artinya data itu
dikelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk
mengetahui nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
Me = b2 + c
1
2 NF
f
. .-
. .
. .. .
Keterangan: b2 = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
N = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan median dari data tes Matematika
terhadap 40 siswa kelas XI IPA yang digambarkan
pada tabel distribusi frekuensi di
samping.
Nilai 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 5 6 8 12 6 7 3
Nilai Frekuensi
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
4
5
14
10
4
3
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Dari data di bawah ini, tentukan mediannya.
1. 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
2.
Penyelesaian
1. Data diurutkan menjadi:
2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
.
Me
Jadi, mediannya adalah 6.
2. Banyaknya data n = 50 (genap), digunakan rumus:
Me =
50 50 1 25 262 2 66
2 2 2
x x x x+ + + + = = = 6
2) Median untuk data bergolong
Jika data yang tersedia merupakan data bergolong, artinya data itu
dikelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang. Untuk
mengetahui nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.
Me = b2 + c
1
2 NF
f
. .-
. .
. .. .
Keterangan: b2 = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
N = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan median dari data tes Matematika
terhadap 40 siswa kelas XI IPA yang digambarkan
pada tabel distribusi frekuensi di
samping.
Nilai 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 5 6 8 12 6 7 3
Nilai Frekuensi
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
4
5
14
10
4
3
27Statistika
Penyelesaian
Banyaknya data ada 40 sehingga letak
mediannya pada frekuensi 1 402 · = 20.
b2 = 59 60
2
+ = 59,5
c = 10
f = 14
N = 40
F = 9
Maka Me = b2 + c
1
2 NF
f
. .-
. .
. .. .
=59,5 + 10
1
2 40 9
14
. .· -
. .
. .. .
= 59,5 + 10
20 9
14
-. .. .. .
= 59,5 + 7,86
= 67,36
Nilai f F kumulatif
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
4
5
14
10
4
3
4
9
23
33
37
40
1.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
Tentukan median dari data berikut ini.
1. Data: 5, 5, 6, 4, 3, 7, 8, 9, 10, 6, 4, 3, 6, 8
2.
3.
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 12 14 6 5 1
Skor Frekuensi
52
56
60
64
68
72
76
80
3
6
10
20
40
20
9
2
Statistika
Penyelesaian
Banyaknya data ada 40 sehingga letak
mediannya pada frekuensi 1 402 · = 20.
b2 = 59 60
2
+ = 59,5
c = 10
f = 14
N = 40
F = 9
Maka Me = b2 + c
1
2 NF
f
. .-
. .
. .. .
=59,5 + 10
1
2 40 9
14
. .· -
. .
. .. .
= 59,5 + 10
20 9
14
-. .. .. .
= 59,5 + 7,86
= 67,36
Nilai f F kumulatif
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
4
5
14
10
4
3
4
9
23
33
37
40
1.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
Tentukan median dari data berikut ini.
1. Data: 5, 5, 6, 4, 3, 7, 8, 9, 10, 6, 4, 3, 6, 8
2.
3.
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 2 12 14 6 5 1
Skor Frekuensi
52
56
60
64
68
72
76
80
3
6
10
20
40
20
9
2
4.
5.
Tinggi Badan
(Kelas) Frekuensi
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
3
5
5
18
7
2
Data
(Berat Badan) Frekuensi
45 47
48 50
51 53
54 56
57 59
60 62
63 65
2
6
8
15
10
7
2
4.
5.
Tinggi Badan
(Kelas) Frekuensi
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
3
5
5
18
7
2
Data
(Berat Badan) Frekuensi
45 47
48 50
51 53
54 56
57 59
60 62
63 65
2
6
8
15
10
7
2
c. Modus
Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi
tertinggi.
Jika suatu data hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki du
a
modus disebut bimodal, sedangkan jika memiliki modus lebih dari dua disebut
multimodal. Modus dilambangkan dengan Mo.
1) Modus data tunggal
Modus dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan frekuens
i
tertinggi. Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan modus dari data di bawah ini.
a. 2, 1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
b.
Nilai Frekuensi
4 5
5 10
6 14
7 6
8 5
28
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
29Statistika
Penyelesaian
a. 1, 1, 1, 2, 4, 5, 5, 5, 7, 8, 9, 10
Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.
b. Berdasarkan data pada tabel, nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah 6
.
Jadi, modusnya adalah 6.
2) Modus data bergolong
Modus data bergolong dirumuskan sebagai berikut:
Mo = b0 + l 1
1 2
d
d d
. .
. .+. .
Keterangan: b0 = tepi bawah kelas median
l = lebar kelas (lebar kelas)
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan modus dari tabel di bawah ini.
Penyelesaian
Frekuensi modusnya 18, kelas modusnya 65 69, dan tepi bawah frekuensi modus
(b) = 64,5
d1 = 18 6 = 12
d2 = 18 9 = 9
l = 69,5 64,5 = 5
Mo = b0 + 1
1 2
d ld d
. .
. .+. .
= 64,5 +
12
12 9
. .. .+. . 5 = 64,5 + 12
21 · 5
= 64,5 + 2,86 = 67,36
Nilai Frekuensi
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 79
80 84
2
4
6
18
9
15
6
Statistika
Penyelesaian
a. 1, 1, 1, 2, 4, 5, 5, 5, 7, 8, 9, 10
Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.
b. Berdasarkan data pada tabel, nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah 6
.
Jadi, modusnya adalah 6.
2) Modus data bergolong
Modus data bergolong dirumuskan sebagai berikut:
Mo = b0 + l 1
1 2
d
d d
. .
. .+. .
Keterangan: b0 = tepi bawah kelas median
l = lebar kelas (lebar kelas)
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan modus dari tabel di bawah ini.
Penyelesaian
Frekuensi modusnya 18, kelas modusnya 65 69, dan tepi bawah frekuensi modus
(b) = 64,5
d1 = 18 6 = 12
d2 = 18 9 = 9
l = 69,5 64,5 = 5
Mo = b0 + 1
1 2
d ld d
. .
. .+. .
= 64,5 +
12
12 9
. .. .+. . 5 = 64,5 + 12
21 · 5
= 64,5 + 2,86 = 67,36
Nilai Frekuensi
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 79
80 84
2
4
6
18
9
15
6
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 301.5Kerjakan soal-soal di bawah ini
dengan benar.
1. Tentukan modus dari data di bawah ini.
a. 2, 4, 3, 6, 7, 8, 2, 6, 7, 5, 2, 1, 5
b. 8, 9, 5, 6, 8, 2, 1, 3, 4, 5
2. Hasil pengukuran daun anthurium diperoleh data sebagai berikut.
Tentukan modusnya.
3. Dalam mengerjakan soal Matematika yang
sukar terhadap 25 siswa diperoleh waktu
dalam menit seperti terlihat pada tabel di
samping. Tentukan modusnya.
4. Tentukan modus dari data tinggi badan 40 anak yang disajikan pada tabel di
bawah ini.
Ukuran (cm) 3,1 3,4 4,2 4,9 5,1 5,5 6,5
Frekuensi 4 6 12 15 7 3 2
Nilai Frekuensi
2
5
8
11
14
2
6
10
4
3
Tinggi (cm) Frekuensi
119 127
128 136
137 145
146 154
155 163
164 172
173 181
3
6
10
11
5
3
2
2. Ukuran Letak
Selain ukuran memusat, ada juga yang disebut ukuran letak. Adapun ukuran letak
meliputi: kuartil (Q), desil (D), dan persentil (P).
a. Kuartil (Q)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah
diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi
data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
Ukuran (cm) 3,1 3,4 4,2 4,9 5,1 5,5 6,5
Frekuensi 4 6 12 15 7 3 2
Nilai Frekuensi
2
5
8
11
14
2
6
10
4
3
Tinggi (cm) Frekuensi
119 127
128 136
137 145
146 154
155 163
164 172
173 181
3
6
10
11
5
3
2
2. Ukuran Letak
Selain ukuran memusat, ada juga yang disebut ukuran letak. Adapun ukuran letak
meliputi: kuartil (Q), desil (D), dan persentil (P).
a. Kuartil (Q)
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah
diurutkan menjadi dua bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi
data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1 11
bagian 4
bagian
bagian bagian
1
4 44

xmin Q1 Q2 Q3 xmaks
Keterangan:
xmin = data terkecil
xmaks = data terbesar
Q1 = kuartil ke-1
Q2 = kuartil ke-2
Q3 = kuartil ke-3

1) Kuartil data tunggal


Untuk mencari kuartil data tunggal telah dibahas pada sub bab statistik lima
serangkai. Pada sub bab ini akan diberikan rumus yang lebih mudah jika data
yang disajikan lebih banyak.
Letak dari Qi dirumuskan sebagai berikut.
Letak Qi =
( 1)
4
in +
Keterangan: Qi = kuartil ke-i
n = banyak data

Contoh soal
1. Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 9, 10, 8, 3, 7, 1
2.
Penyelesaian
Data yang telah diurutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
+1) 15
Letak Q1 adalah: 1(14 ==3 3 sehingga:
4 44
Q1= x3 + 34(x4 x3)

= 4 + 43 (4 4) = 4
2(14 +1) 15
Letak Q2 adalah: ==7 1 sehingga:
4 22
Q2= x7 + 12(x7 x6)

= 7 + 12 (7 7) = 7

Statistika31
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 32Letak Q3 adalah:
4
111
4
45
4
)114(3== + sehingga:
Q3 = x11 + 4
1 (x12 x11) = 8 + 4
1 (9 8)
= 8 4
1
= 8,25
Jadi Q1 = 4, Q2 = 7, Q3 = 8,25.
2. Dalam suatu tes terhadap 50 siswa didapat tabel frekuensi tunggal sebagai
berikut.
Berdasarkan data di atas, tentukan kuartil ke-2.
Penyelesaian
Banyaknya data 50.
Letak Q2 = x25 + 1
2 (x25 x24) = 6 + 1
2 (6 6)
= 6 + 1 02 ·
= 6
Jadi kuartil ke-2 adalah 6.
2) Kuartil data bergolong
Menentukan letak kuartil untuk data bergolong, caranya sama dengan data tunggal.
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.
Qi = bi + l
4 -i N F
f
. .
. .
. .. .
Keterangan: Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
bi = tepi bawah kelas kuartil ke-i
N = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
l = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Nilai 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 5 6 8 12 6 7 3
4
111
4
45
4
)114(3== + sehingga:
Q3 = x11 + 4
1 (x12 x11) = 8 + 4
1 (9 8)
= 8 4
1
= 8,25
Jadi Q1 = 4, Q2 = 7, Q3 = 8,25.
2. Dalam suatu tes terhadap 50 siswa didapat tabel frekuensi tunggal sebagai
berikut.
Berdasarkan data di atas, tentukan kuartil ke-2.
Penyelesaian
Banyaknya data 50.
Letak Q2 = x25 + 1
2 (x25 x24) = 6 + 1
2 (6 6)
= 6 + 1 02 ·
= 6
Jadi kuartil ke-2 adalah 6.
2) Kuartil data bergolong
Menentukan letak kuartil untuk data bergolong, caranya sama dengan data tunggal.
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.
Qi = bi + l
4 -i N F
f
. .
. .
. .. .
Keterangan: Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
bi = tepi bawah kelas kuartil ke-i
N = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
l = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Nilai 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 5 6 8 12 6 7 3
Contoh soal
Tentukan Q1 (kuartil bawah), Q2 (median), dan Q3 (kuartil atas) dari data tes
Matematika terhadap 40 siswa kelas XI IPA berikut ini.
Nilai Frekuensi
40 49 4
50 59 5
60 69 14
70 79 10
80 89 4
90 99 3
Penyelesaian
Nilai Frekuensi F kumulatif
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
4
5
14
10
4
3
4
9
23
33
37
40
Q1, Q2
Q3
Letak Q1 pada frekuensi = 1 · 40 = 10 di kelas 60 69.
4
iN . 1 · 40 .
.
- F .
- 9
4 . 4 ..10 - 9 .

.
Q1 = b1 + l .
= 59,5 + 10
= 59,5 + 10 .
. f .. 14 .. 14 .
.. ..
..
1
= 59,5 +

= 59,5 + 0,07 = 59,57


14Letak Q2 pada frekuensi = 1 · 40 = 20 di kelas 60 69.
2
iN . 2 ·10.
.
- F ..
- 9 .. 20 - 9 .
Q = b + l .
. 22. f .. 14 . 14 .
44
. = 59,5 + 10 .
. = 59,5 + 10
.. ..
..
= 59,5 + 7,86 = 67,36
Letak Q3 pada frekuensi = 3 · 40 = 30 di kelas 70 79.
4
iN . 3· 40.
.
- 23
4 - F .. 4 .. 30 - 23 .

.
Q3 = b3 + l .
f
. = 69,5 + 10 .. = 69,5 + 10 .
.. 10 10
....
..
..
= 69,5 + 7 = 76,5

Statistika 33
3) Jangkauan interkuartil dan semi interkuartil
a)
Jangkauan adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, dilambangkan
dengan J.
maksmin
xxJ =
b)
Jangkauan interkuartil (H) adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pert
ama:
c)
Qd = 2
1 (Q3 Q1)
d)
L = 2
3 (Q3 Q1) atau L = 2
3 H
b.
H = Q3 Q1
Jangkauan semi interkuartil (Qd) atau simpangan kuartil dirumuskan:
Langkah (L) adalah satu setengah dari nilai jangkauan interkuartil:
Desil dan Presentil Data Tunggal
1) Desil untuk data tunggal
Jika median membagi data menjadi dua bagian dan kuartil membagi data menjadi
empat bagian yang sama, maka desil membagi data menjadi sepuluh bagian
yang sama besar.
Sehingga letak dari Di (desil ke-i) diringkas.
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9min
= desil ke-i

x
x
maks
Letak di urutan data ke +(
1)
10iinD
Keterangan: Di
i = 1, 2, 3, . . ., 9
n = banyaknya data
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui data: 9, 10, 11, 6, 8, 7, 7, 5, 4, 5. Tentukan:
1.
desil ke-2,
2.
desil ke-4.
34
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penyelesaian
Data diurutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10, 11
2(10
+ 1)
22

Letak desil ke-2 diurutan data ke-== 2,2

10
10

D2 terletak pada urutan ke-2,2 sehingga: D2 = x2 + 0,2 (x3 x2).


Jadi D2 = 5 + 0,2 (5 5) = 5 + 0 = 5,0.

4(10
+ 1)
44
Letak desil ke-4 di urutan data ke-== 4,4
.
10
10

D4 terletak pada urutan ke-4,4 sehingga: D4 = x4 + 0,4 (x5 x4).


Jadi D4 = 6 + 0,4 (7 6) = 6 + 0,4 = 6,4.

2) Persentil untuk data tunggal


Jika data dibagi menjadi 100 bagian yang sama, maka ukuran itu disebut persentil
.
Letak persentil dirumuskan dengan:
Letak di urutan data ke +(
1)
100iinP
Keterangan: Pi = persentil ke-i
i = 1, 2, 3, . . ., 99
n = banyaknya data
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui: 9, 10, 11, 6, 8, 7, 7, 5, 4, 5, tentukan persentil ke-30 dan persenti
l ke-75.
Penyelesaian
Data diurutkan: 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 10, 11
3(10 +1) 330
Letak persentil ke-30 di urutan data ke-= = 3,3.
100 100
P = x + 0,3 (x x) = 5 + 0,3 (6 5) = 5,3
30343
Jadi, P30 = 5,3.
75(10 +1)
Letak persentil ke-75 di urutan data ke

= 8,25.
100
P = x + 0,25 (x x) = 9 + 0,25 (10 9) = 9,25
75898
Jadi, P75 = 9,25.

Statistika 35
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 36c. Desil dan Persentil untuk Data B
ergolong
Nilai desil ke-i dari data bergolong dirumuskan sebagai berikut.
Di = b + l 10
in F
f
·. .-. .
. .
. .
x f
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
x f F kumulatif
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
3
9
25
33
40
Bila data dibagi menjadi 100 bagian yang sama maka ukuran itu disebut persentil.
Letak dari persentil dapat dirumuskan dengan: P1 =
( 1)
100
in +
. Sedangkan nilai
persentil ke-i dari data bergolong dirumuskan sebagai berikut.
Pi = b + l 100
in F
f
·. .-. .
. .
. .
Keterangan:
D = desil ke-i
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum
kelas desil
f = frekuensi kelas desil
b = tepi bawah kelas
l = lebar kelas
Keterangan:
Pi = persentil ke-i
b = tepi bawah
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum
kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
l = lebar kelas
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui data pada tabel bergolong di samping.
Dari data tersebut tentukan:
a. desil ke-1
b. desil ke-9
c. persentil ke-25
d. persentil ke-60
Penyelesaian
10
in F
f
·. .-. .
. .
. .
x f
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
x f F kumulatif
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
3
9
25
33
40
Bila data dibagi menjadi 100 bagian yang sama maka ukuran itu disebut persentil.
Letak dari persentil dapat dirumuskan dengan: P1 =
( 1)
100
in +
. Sedangkan nilai
persentil ke-i dari data bergolong dirumuskan sebagai berikut.
Pi = b + l 100
in F
f
·. .-. .
. .
. .
Keterangan:
D = desil ke-i
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum
kelas desil
f = frekuensi kelas desil
b = tepi bawah kelas
l = lebar kelas
Keterangan:
Pi = persentil ke-i
b = tepi bawah
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum
kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
l = lebar kelas
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui data pada tabel bergolong di samping.
Dari data tersebut tentukan:
a. desil ke-1
b. desil ke-9
c. persentil ke-25
d. persentil ke-60
Penyelesaian
a. Letak D1 = 4 yaitu pada data ke-4 dan kelas D1 = 46 50 sehingga diperoleh:
. 1 40 ·.
-
- 3 .(43)· 5
. 10
D1 = 45,5 + 5 = 45,5 +
.
.
6 6
..
..
= 45,5 + 0,83
= 46,33
9 40
·
b. Letak D =
= 36 yaitu data ke-36 dan kelas D = 61 65 sehingga diperoleh:
910 9
9 · 40
..
- 33
.
10 . (36 - 33) · 5
D5 = 60,5 + .

. 5 = 60,5 +

77
..
..
= 60,5 + 2,13
= 62,63
25
c. Letak P25 = · 40= 10 yaitu pada data ke-10 dan kelas P25 = 51 55 sehingga
100
diperoleh:
25· 40
..
- 9 ..10 - 9 .
100

. 5
P25 = 50,5 + .
.
. 5 = 50,5 + .
16 . 16 .
..
..
= 50,5 + 0,31
= 50,81
d. Letak P60 = 16000· 40= 24, yaitu pada data ke-24 dan kelas P60 = 56 60 sehing
ga
diperoleh:
60· 40
..
- 25
.
.
100
P= 55,5 + .
60 . 5
8
..
..
. 24 - 25 .
. 5
= 55,5 + .
. 8 .
= 55,5 0,625
= 54,825

Statistika 37
1.6Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data berikut:
a. 2, 5, 4, 6, 3, 4, 8
b. 4, 9, 12, 6, 3, 11, 7, 2
2. Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data berikut:
Nilai Frekuensi
3
4
5
6
7
8
9
5
6
10
15
9
6
2
3. Diketahui data sebagai berikut.
10 12 15 33 38 40 42 43 43 46 48 48 48 50 52
53 54 56 57 58 58 59 60 62 64 65 68 84 89 96
Tentukan:
a. Q1, Q2, dan Q3;
b. jangkauan inter kuartil (H);
c. jangkauan semi inter kuartil (Qd);
d. langkah (L).
4. Diketahui data seperti pada tabel di samping.
Tentukan Q1, Q2, dan Q3.
5. Dalam pengukuran berat badan terhadap
80 siswa kelas XI IPA seperti digambarkan
tabel di samping.
Tentukan kuartil bawah (Q1), median (Q2),
dan kuartil atas (Q3).
Data f
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
66 70
3
6
10
12
5
4
Berat Badan
(kg) f
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
3
11
16
25
15
9
1
1.6Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data berikut:
a. 2, 5, 4, 6, 3, 4, 8
b. 4, 9, 12, 6, 3, 11, 7, 2
2. Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data berikut:
Nilai Frekuensi
3
4
5
6
7
8
9
5
6
10
15
9
6
2
3. Diketahui data sebagai berikut.
10 12 15 33 38 40 42 43 43 46 48 48 48 50 52
53 54 56 57 58 58 59 60 62 64 65 68 84 89 96
Tentukan:
a. Q1, Q2, dan Q3;
b. jangkauan inter kuartil (H);
c. jangkauan semi inter kuartil (Qd);
d. langkah (L).
4. Diketahui data seperti pada tabel di samping.
Tentukan Q1, Q2, dan Q3.
5. Dalam pengukuran berat badan terhadap
80 siswa kelas XI IPA seperti digambarkan
tabel di samping.
Tentukan kuartil bawah (Q1), median (Q2),
dan kuartil atas (Q3).
Data f
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
66 70
3
6
10
12
5
4
Berat Badan
(kg) f
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
3
11
16
25
15
9
1
38
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
39Statistika
6. Dari data: 14, 12, 8, 6, 15, 10, 2, 9, 4, 3, tentukan:
a. desil ke-2, c. persentil ke-30,
b. desil ke-4, d. persentil ke-75,
7.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, tentukanlah:
a. desil ke-5, c. persentil ke-34,
b. desil ke-8, d. persentil ke-79.
Berat Badan (kg) Frekuensi
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
3. Ukuran Penyebaran
Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan informasi yang
memberikan penjelasan kecenderungan data sebagai wakil dari beberapa data yang
ada. Adapun ukuran penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data
menyebar dari titik-titik pemusatan.
Ukuran penyebaran meliputi jangkauan (range), simpangan rata-rata (deviasi ratar
ata)
dan simpangan baku (deviasi standar).
a. Jangkauan (Range)
Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau
rentangan nilai, yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:
R = xmaks xmin
Pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Penyelesaian
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks xmin
= 20 3 = 17
Statistika
6. Dari data: 14, 12, 8, 6, 15, 10, 2, 9, 4, 3, tentukan:
a. desil ke-2, c. persentil ke-30,
b. desil ke-4, d. persentil ke-75,
7.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, tentukanlah:
a. desil ke-5, c. persentil ke-34,
b. desil ke-8, d. persentil ke-79.
Berat Badan (kg) Frekuensi
41 45
46 50
51 55
56 60
61 65
3
6
16
8
7
3. Ukuran Penyebaran
Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan informasi yang
memberikan penjelasan kecenderungan data sebagai wakil dari beberapa data yang
ada. Adapun ukuran penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data
menyebar dari titik-titik pemusatan.
Ukuran penyebaran meliputi jangkauan (range), simpangan rata-rata (deviasi ratar
ata)
dan simpangan baku (deviasi standar).
a. Jangkauan (Range)
Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau
rentangan nilai, yaitu selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:
R = xmaks xmin
Pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Penyelesaian
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks xmin
= 20 3 = 17
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 402) Range data bergolong
Untuk data bergolong, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi
dan nilai terendah diambil dari nilai kelas yang terendah.
Contoh soal
Tentukan range dari tabel berikut ini.
Penyelesaian
Nilai tengah kelas terendah = 35
2
+ = 4
Nilai tengah kelas tertinggi = 18 20
2
+ = 19
Jadi, R = 19 4 = 15.
b. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)
Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data d
engan
nilai rataan hitung.
1) Simpangan rata-rata data tunggal
Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
SR =
1
1 n
i
i
x x n =
-S
Nilai Frekuensi
3 5
6 8
9 11
12 14
15 17
18 20
3
6
16
8
7
10
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui data: 7, 6, 8, 7, 6, 10, 5. Tentukan simpangan rata-ratanya.
Penyelesaian
x = 7 6 8 7 6 10 5 49
7 7
+++++ + = = 7
SR = 7
1 {|7 7| + |6 7| + |8 7| + |7 7| + |6 7| + |10 7| + |5 7|}
= 7
1 {| 0 | + | 1| + | 1 | + | 0 | + | 1 | + | 3 | + | 2 |}
Keterangan:
SR = simpangan rata-rata
n = ukuran data
xi = data ke-i dari data x1, x2, x3, , x n
x = rataan hitung
2) Range data bergolong
Untuk data bergolong, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi
dan nilai terendah diambil dari nilai kelas yang terendah.
Contoh soal
Tentukan range dari tabel berikut ini.
Penyelesaian
Nilai tengah kelas terendah = 35
2
+ = 4
Nilai tengah kelas tertinggi = 18 20
2
+ = 19
Jadi, R = 19 4 = 15.
b. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)
Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data d
engan
nilai rataan hitung.
1) Simpangan rata-rata data tunggal
Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
SR =
1
1 n
i
i
x x n =
-S
Nilai Frekuensi
3 5
6 8
9 11
12 14
15 17
18 20
3
6
16
8
7
10
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui data: 7, 6, 8, 7, 6, 10, 5. Tentukan simpangan rata-ratanya.
Penyelesaian
x = 7 6 8 7 6 10 5 49
7 7
+++++ + = = 7
SR = 7
1 {|7 7| + |6 7| + |8 7| + |7 7| + |6 7| + |10 7| + |5 7|}
= 7
1 {| 0 | + | 1| + | 1 | + | 0 | + | 1 | + | 3 | + | 2 |}
Keterangan:
SR = simpangan rata-rata
n = ukuran data
xi = data ke-i dari data x1, x2, x3, , x n
x = rataan hitung
41Statistika
= 7
1 (0 + 1 + 1 + 0 + 1 + 3 + 2)
= 7
8 = 1 7
1
2) Simpangan rata-rata data bergolong
Simpangan rata-rata data bergolong dirumuskan:
SR= 1
1
n
i i
i
n
i
i
fx x
f
=
=
-S
S
Pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan simpangan rata-rata pada tabel berikut ini.
Penyelesaian
6
1
6
1
6.300
40
i i
i
i
i
fx
x
f
=
=
·
= =
S
S
= 157,5
Jadi, SR=
6
1
6
1
i i
i
i
i
fx x
f
=
=
-S
S
= 260
40 = 5,15.
Nilai fi xi fi ·xi |xi x| fi|xi x|
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
2
4
8
12
10
4
143
148
153
158
163
168
286
592
1.224
1.896
1.630
672
14,5
9,5
4,5
0,5
5,5
10,5
29
38
36
6
55
42
Jumlah 40 6.300 260
Nilai Frekuensi
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
2
4
8
12
10
4
Statistika
= 7
1 (0 + 1 + 1 + 0 + 1 + 3 + 2)
= 7
8 = 1 7
1
2) Simpangan rata-rata data bergolong
Simpangan rata-rata data bergolong dirumuskan:
SR= 1
1
n
i i
i
n
i
i
fx x
f
=
=
-S
S
Pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan simpangan rata-rata pada tabel berikut ini.
Penyelesaian
6
1
6
1
6.300
40
i i
i
i
i
fx
x
f
=
=
·
= =
S
S
= 157,5
Jadi, SR=
6
1
6
1
i i
i
i
i
fx x
f
=
=
-S
S
= 260
40 = 5,15.
Nilai fi xi fi ·xi |xi x| fi|xi x|
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
2
4
8
12
10
4
143
148
153
158
163
168
286
592
1.224
1.896
1.630
672
14,5
9,5
4,5
0,5
5,5
10,5
29
38
36
6
55
42
Jumlah 40 6.300 260
Nilai Frekuensi
141 145
146 150
151 155
156 160
161 165
166 170
2
4
8
12
10
4
c. Simpangan Baku (Deviasi Standar)
Sebelum membahas simpangan baku atau deviasi standar, perhatikan contoh berikut.
Kamu tentu tahu bahwa setiap orang memakai sepatu yang berbeda ukurannya.
Ada yang berukuran 30, 32, 33, ... , 39, 40, dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan
oleh ahli-ahli statistika untuk melihat penyebaran data dalam suatu populasi.
Perbedaan ukuran sepatu biasanya berhubungan dengan tinggi badan manusia.
Seorang ahli matematika Jerman, Karl Ganss mempelajari penyebaran dari
berbagai macam data. Ia menemukan istilah deviasi standar untuk menjelaskan
penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan menggunakan deviasi standar atau
simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi standar adalah
akar dari jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.
1) Simpangan baku data tunggal
Simpangan baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.
s =
2
2
1 1
( 1)
n n
i
i i
x
nn
x
= =
. .
- . .
. .
-
S S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s =
2
1
( )
1
n
i
i
x x
n
=
-
-
S
untuk n > 30 atau merupakan data populasi
n
Catatan: n = S fi
i =1
Rumus tersebut dapat pula diubah ke bentuk berikut ini.
s =
2
2
1 1
( 1)
n n
ii
i i
n x
nn
x
= =
. .
- . .
. .
-
S S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s =
2
2
1 1
2
n n
ii
i i
n x
n
x
= =
. .- . .
. .
S S
untuk n > 30 atau merupakan data populasi
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Dari 40 siswa kelas XI IPA diperoleh nilai yang mewakili adalah 7, 9, 6, 3, dan
5.
Tentukan simpangan baku dari data tersebut.
42
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
43Statistika
Penyelesaian
796 3 5 30
5 5x ++++ = = = 6
s=
5
2
1
( )
1
i
i
x x
n
=
-
-
S
= 20 551
=
- = 2,24
Atau dengan menggunakan rumus berikut ini.
s =
25 52
1 1
( 1)
ii
i i
n x
nn
x
= =
. .
-. .
. .
-
S S
=
5 (200) 900
5(5 1)
· -
-
= 1.000 900
54
-
·
= 100
20
= 5
= 2,24
Jadi ragam = 5 dan simpangan baku = 2,24.
2) Simpangan baku data bergolong
Simpangan baku data bergolong dirumuskan berikut ini.
s=
( )2
1
1
n
i i
i
fx x
n
=
-
-
S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s=
2
1
( )
n
i i
i
fx x
n
=
-S
untuk n> 30 atau merupakan data populasi
Nilai (x) xi x (x x)2 x2
3
5
6
7
9
-3
-1
0
1
3
9
1
0
1
9
9
25
36
49
81
30 20 200
Statistika
Penyelesaian
796 3 5 30
5 5x ++++ = = = 6
s=
5
2
1
( )
1
i
i
x x
n
=
-
-
S
= 20 551
=
- = 2,24
Atau dengan menggunakan rumus berikut ini.
s =
25 52
1 1
( 1)
ii
i i
n x
nn
x
= =
. .
-. .
. .
-
S S
=
5 (200) 900
5(5 1)
· -
-
= 1.000 900
54
-
·
= 100
20
= 5
= 2,24
Jadi ragam = 5 dan simpangan baku = 2,24.
2) Simpangan baku data bergolong
Simpangan baku data bergolong dirumuskan berikut ini.
s=
( )2
1
1
n
i i
i
fx x
n
=
-
-
S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s=
2
1
( )
n
i i
i
fx x
n
=
-S
untuk n> 30 atau merupakan data populasi
Nilai (x) xi x (x x)2 x2
3
5
6
7
9
-3
-1
0
1
3
9
1
0
1
9
9
25
36
49
81
30 20 200
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 44Rumus di atas dapat pula diubah ke
bentuk berikut ini.
s=
2
2
1 1
( 1)
n n
i i i i
i i
n fx fx
nn
= =
. .
- . .
. .
-
S S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s=
2
2
1 1
2
n n
i i i i
i i
n fx fx
n
= =
. .
- . .
. .
S S
untuk n> 30 atau merupakan data sampel
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hasil tes Matematika 30 siswa kelas XI IPA seperti
ditunjukkan pada tabel di samping.
Berdasarkan data tersebut, tentukan simpangan
bakunya.
Penyelesaian
5
1 490
30
i i
i
fx
x n
=
·
= =
S
= 16,33
s =
5
2
1
( )
836,7 27,89 30
i i i
i
fx x
n
=
-
= =
S
= 5,28
Nilai Frekuensi
Nilai fi
Titik Tengah
(xi) fi xi xi x (xi x)2 fi (xi -x)2 fi. x2
5 9
10 14
15 19
20 24
25 29
3
8
11
6
2
7
12
17
22
27
21
96
187
132
54
-9,33
-4,33
0,67
5,67
10,67
87,05
18,75
0,45
32,15
113,85
261,15
150
4,95
192,9
227,7
147
1.152
3.179
2.904
1.458
Jumlah 30 490 836,7 8.840
5 9
10 14
15 19
20 24
25 29
3
8
11
6
2
2
2
1 1
( 1)
n n
i i i i
i i
n fx fx
nn
= =
. .
- . .
. .
-
S S
untuk n < 30 atau merupakan data sampel
s=
2
2
1 1
2
n n
i i i i
i i
n fx fx
n
= =
. .
- . .
. .
S S
untuk n> 30 atau merupakan data sampel
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hasil tes Matematika 30 siswa kelas XI IPA seperti
ditunjukkan pada tabel di samping.
Berdasarkan data tersebut, tentukan simpangan
bakunya.
Penyelesaian
5
1 490
30
i i
i
fx
x n
=
·
= =
S
= 16,33
s =
5
2
1
( )
836,7 27,89 30
i i i
i
fx x
n
=
-
= =
S
= 5,28
Nilai Frekuensi
Nilai fi
Titik Tengah
(xi) fi xi xi x (xi x)2 fi (xi -x)2 fi. x2
5 9
10 14
15 19
20 24
25 29
3
8
11
6
2
7
12
17
22
27
21
96
187
132
54
-9,33
-4,33
0,67
5,67
10,67
87,05
18,75
0,45
32,15
113,85
261,15
150
4,95
192,9
227,7
147
1.152
3.179
2.904
1.458
Jumlah 30 490 836,7 8.840
5 9
10 14
15 19
20 24
25 29
3
8
11
6
2
45Statistika
Atau dapat digunakan rumus ke-2 sebagai berikut:
s =
25 5
2
1 1
2
()i i i
i i
n fx f x
n
= =
. .
- ·. .
. .
S S
=
2
2
30 8 840 (490)
30
· · -
= 265.200 240.100
900
-
= 25.100 27,88 900
=
= 5,28
d. Ragam atau Variansi
Jika simpangan baku atau deviasi standar dilambangkan dengan s, maka ragam
atau variansi dilambangkan dengan s2.
I.
Buatlah kelasmu menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas berikut.
Tentukan ragam dari data :
a. 6, 3, 2, 11, 8
b. Nilai Frekuensi
40 48
49 57
58 66
67 75
76 84
85 93
4
12
10
8
4
2
1.7Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan simpangan rata-rata dari data berikut:
a. 6, 8, 11, 3, 2
b. 2, 4, 6, 2, 1
Statistika
Atau dapat digunakan rumus ke-2 sebagai berikut:
s =
25 5
2
1 1
2
()i i i
i i
n fx f x
n
= =
. .
- ·. .
. .
S S
=
2
2
30 8 840 (490)
30
· · -
= 265.200 240.100
900
-
= 25.100 27,88 900
=
= 5,28
d. Ragam atau Variansi
Jika simpangan baku atau deviasi standar dilambangkan dengan s, maka ragam
atau variansi dilambangkan dengan s2.
I.
Buatlah kelasmu menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas berikut.
Tentukan ragam dari data :
a. 6, 3, 2, 11, 8
b. Nilai Frekuensi
40 48
49 57
58 66
67 75
76 84
85 93
4
12
10
8
4
2
1.7Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan simpangan rata-rata dari data berikut:
a. 6, 8, 11, 3, 2
b. 2, 4, 6, 2, 1
2. Tentukan simpangan baku dari data:
a. 3, 11, 2, 8, 6
b. 4, 6, 5, 7, 3
3. Data umur dari 30 orang disajikan pada
tabel di samping.
Tentukan:
a. deviasi standar,
b. variansi.
4. Data berat badan 30 siswa disajikan
pada tabel di samping.
Tentukan:
a. deviasi standar,
b. variansi.
Umur Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
2
7
5
9
6
Berat Badan
(kg) Frekuensi
21 25
26 30
31 35
36 40
41 45
46 50
2
8
9
6
3
2
1. Statistika adalah cabang dari Matematika terapan yang mempunyai cara-cara
mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data, serta
menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, menarik kesimpulan,
menafsirkan parameter dan menguji hipotesa yang didasarkan pada hasil
pengolahan data.
2. Diagram garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus
disebut diagram garis lurus atau diagram garis.
3. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar
yang berbentuk lingkaran.
4. Diagram batang
Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batang-batang
tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah.
5. Diagram batang daun
Diagram ini terdiri dari dua bagian, yaitu batang dan daun. Bagian batang memuat
angka puluhan dan bagian daun memuat angka satuan.
2. Tentukan simpangan baku dari data:
a. 3, 11, 2, 8, 6
b. 4, 6, 5, 7, 3
3. Data umur dari 30 orang disajikan pada
tabel di samping.
Tentukan:
a. deviasi standar,
b. variansi.
4. Data berat badan 30 siswa disajikan
pada tabel di samping.
Tentukan:
a. deviasi standar,
b. variansi.
Umur Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
2
7
5
9
6
Berat Badan
(kg) Frekuensi
21 25
26 30
31 35
36 40
41 45
46 50
2
8
9
6
3
2
1. Statistika adalah cabang dari Matematika terapan yang mempunyai cara-cara
mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data, serta
menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, menarik kesimpulan,
menafsirkan parameter dan menguji hipotesa yang didasarkan pada hasil
pengolahan data.
2. Diagram garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus
disebut diagram garis lurus atau diagram garis.
3. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar
yang berbentuk lingkaran.
4. Diagram batang
Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batang-batang
tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah.
5. Diagram batang daun
Diagram ini terdiri dari dua bagian, yaitu batang dan daun. Bagian batang memuat
angka puluhan dan bagian daun memuat angka satuan.
46
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
6.
Diagram kotak garis
Data statistik yang dipakai untuk menggambarkan diagram kotak garis adalah
statistik lima serangkai, yang terdiri dari data ekstrim (data terkecil dan data
terbesar), Q1, Q2, dan Q3.
7.
Histogram adalah diagram batang yang batang-batangnya berimpit.
Poligon frekuensi adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah puncakpunca
k
histogram.
8. Ogive ada dua macam yaitu ogive naik dan ogive turun.
9.
Rataan
n
S xi
i =1
a. Data tunggal: x =
n
n
fx
S i · i
i=1
b.
Data bergolong: x = n
S fi
n
i=1
S fd
i · i
i = 1
c. Rataan dengan rataan sementara: x = xs +
S
n
fi
i = 1
10. Median data bergolong
. 12 NF .
-
.

.
Me = b + l
.
f .
..
11.
Modus data bergolong
Modus adalah ukuran yang sering muncul.
.
d .
Mo = b + l . 1 .
d + d
. 12 .
12. Kuartil data bergolong
. iN - F .
4
.

.
Qi = b + l
.
f .
..
13.
Jangkauan kuartil: JQ = Q3 Q1
Jangkauan semi interkuartil: Q= 1 (Q Q)
d 231
14. Desil dan persentil
(
1)
in +
Desil : D =

i10
in
·
..
- F
. 10 .
Di = b + l . f .
..
Statistika 47
( 1)
in+
Persentil: P=

i 100
in
·
..
- F
. 100 .
P= b+ l
i. f .
..
15. Range
R= x x
maksmin
16. Simpangan rata-rata (deviasi rata-rata)
Untuk data tunggal: SR= ixx-1 S
n
n
i=1
n
Untuk data bergolong: SR= 1
ii
i=
fx x-S
n
S fi

i=1
17. Simpangan baku (deviasi standar)
a. Untuk data tunggal
2
nn
2 .. 2
S xi -.S x.S n
(xi - x)
i=1 . i=1 . i=1
s=
atau s =
( -1) -
nn n 1
untuk n< 30 untuk n> 30
nn
nn
22
2 ..2
nS xi - .
.S xi.
.
nS xi -.S xi.
i=1 . i=1 . i=1 i=1
..
s=
atau s=
( -1) 2
nn
n
untuk x< 30 untuk n> 30
b. Untuk data bergolong
n ( -)2 nfx- x)2
fx x (
S ii Sii
i=1 i=1
s=
atau s =
n-1 n
untuk n< 30 untuk n> 30
22
nn nn
2 .. 2 ..
n fx fx i
S fx i i - .S ii. nS fx i i - .Si .
i=1 . i=1 . i=1 . i=1 .
s=
atau s=
( -1) 2
nn n
untuk x< 30 untuk n> 30
48
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1.
Dari jumlah lulusan suatu SMA yang diterima 100
jumlah siswa diterima
di Perguruan Tinggi Negeri tahun 1996 80
2003 disajikan dalam diagram di samping. 60
Menurut diagram garis di samping, prestasi 40
yang paling buruk terjadi pada tahun .
20

a.
1996 1997 0
b.
1998 1999
c.
1999 2000
d.
2000 2001
e. 2002 2003
2.
Dari 400 siswa diperoleh data tentang pekerjaan orang tua/wali. Data tersebut ji
ka
disajikan dalam diagram lingkaran sebagai berikut. Berdasar data di bawah ini, p
ernyataan
96
97
98
99
'00
'01
'02
'03
'04

Tahun
yang benar adalah .
a.
jumlah PNS 12 orang
b. jumlah wiraswasta 90 orang
c. jumlah pedagang 135 orang
d.
jumlah TNI/Polri 27 orang
e.
jumlah TNI 15 orang
Wiraswasta
90o
135o
Pedagang
PNS
108o
27o
TNI/Polri
3. Jika rata-rata nilai ujian pada tabel di bawah ini sama dengan 6, maka a = .
Nilai Ujian 3 4 8 9 a
Frekuensi 10 5 6 3 6
a. 9 6
1 d. 9 6
4
b. 9 3
1 e. 9 6
5
4.
c. 9 2
1
Perhatikan diagram kotak garis di samping.
Dari diagram kotak garis tersebut nilai jangkauan
dan jangkauan semi interkuartil
berturut-turut adalah . 40
Q1 = 52
50
Q2 = 62
60
Q3 = 73
70 80
a. 41 dan 10 d. 47 dan 10
b. 47 dan 11 e. 47 dan 10,5
c. 23,5 dan 10,5
31 78
Statistika 49
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 50Interval Frekuensi
30 39
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
1
3
11
21
43
32
9
5. Nilai rata-rata dari data yang ditunjukkan
oleh grafik di samping ini adalah .
a. 5,6
b. 6
c. 6,6
d. 7
e. 7,6
6. Hasil tes Matematika terhadap 20 siswa
digambarkan pada diagram batang daun
di samping. Banyaknya siswa yang
memperoleh nilai < 5 adalah .
a. 2
b. 4
c. 7
d. 9
e. 13
7. Median dari data pada tabel di samping
adalah .
a. 11,83
b. 12,83
c. 13,83
d. 12,17
e. 14,35
8. Modus dari data yang disajikan pada tabel
distribusi frekuensi di samping adalah .
a. 59,18
b. 60,12
c. 65,12
d. 68,12
e. 68,18
9. Kuartil bawah dari data yang disajikan pada tabel
frekuensi di samping adalah .
a. 66,9
b. 66,6
c. 66,2
d. 66,1
e. 66,0
Batang Daun
3
4
5
6
7
8
9
1, 2
3, 5
2, 7, 9
3, 4
4, 5, 8, 9
1, 3, 3, 6, 7
2, 6
Interval Frekuensi
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 79
80 84
4
8
14
35
27
9
3
5
15
25
35
5 6 7 8 9
5
25
20
35
frekuensi
Nilai
Interval Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
8
12
15
8
7
Interval Frekuensi
30 39
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
1
3
11
21
43
32
9
5. Nilai rata-rata dari data yang ditunjukkan
oleh grafik di samping ini adalah .
a. 5,6
b. 6
c. 6,6
d. 7
e. 7,6
6. Hasil tes Matematika terhadap 20 siswa
digambarkan pada diagram batang daun
di samping. Banyaknya siswa yang
memperoleh nilai < 5 adalah .
a. 2
b. 4
c. 7
d. 9
e. 13
7. Median dari data pada tabel di samping
adalah .
a. 11,83
b. 12,83
c. 13,83
d. 12,17
e. 14,35
8. Modus dari data yang disajikan pada tabel
distribusi frekuensi di samping adalah .
a. 59,18
b. 60,12
c. 65,12
d. 68,12
e. 68,18
9. Kuartil bawah dari data yang disajikan pada tabel
frekuensi di samping adalah .
a. 66,9
b. 66,6
c. 66,2
d. 66,1
e. 66,0
Batang Daun
3
4
5
6
7
8
9
1, 2
3, 5
2, 7, 9
3, 4
4, 5, 8, 9
1, 3, 3, 6, 7
2, 6
Interval Frekuensi
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 79
80 84
4
8
14
35
27
9
3
5
15
25
35
5 6 7 8 9
5
25
20
35
frekuensi
Nilai
Interval Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
8
12
15
8
7
10. Rata-rata data pada tabel di samping jika dipilih ratarata
sementara 75,5 adalah .
Nilai Frekuensi
51 60 8
61 70 16
71 80 24
81 90 20
91 100 12
a. 67,5
b. 69,5
c. 7,15
d.
76
e.
77
11.
Data penimbangan berat badan terhadap 10 siswa dalam kg adalah : 50, 39, 36, 42,
34,
50, 47, 39, 44, 4. Nilai statistika lima serangkai dari data tersebut adalah .
a. 34, 38, 41, 47, 50 d. 33, 38, 41, 47, 50
b. 34, 39, 41, 48, 50 e. 33, 38, 42, 48, 50
c. 34, 39, 42, 47, 50
12. Diketahui data : 23, 22, 29, 32, 21, 24, 24, 23, 25, 30, 31, 26, 27, 27, 28,
24, 25, 31, 26, 26,
27, 28, 30, 29, 28, 29, 28, 26, 27, 27. Jika dibuat interval kelas dengan tepi b
awah 19,5
dan lebar kelas 3, maka banyak interval adalah .
a. 4
d.7
b. 5
e. 8
c. 6
13. Nilai dari D3 dan D9 (D = desil) dari data di bawah ini berturut-turut adala
h .
40 424653586062 636366686868 7072
73 747677787879 808284858890 9296
a. 63,5 dan 88,9 d. 65,5 dan 89,5
b. 63,9 dan 89,8 e. 66,4 dan 89
c. 65,4 dan 88
14. Modus dari data pada histogram di
samping adalah .
a. 25,0
b. 25,5
c. 26,0
d. 26,5
e. 27,0
24
6
8
10
f
13,5 18,5 23,5 28,5 33,5

15.
Nilai Frekuensi
40 48 4
49 57 12
58 66 10
67 75 8
76 84 4
85 93 2
Simpangan kuartil dari data di samping adalah .
a. 21
b. 18
c. 14
d. 12
e.
9
Statistika 51
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 52Berat Badan Frekuensi
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
1
7
10
6
2
Pukul 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
Kendaraan 0 14 18 20 12 8 16
16. Jangkauan dari data: 54, 59, 63, 71, 53, 63, 71, 75, 78, 80, 83 adalah .
a. 30 d. 15
b. 29 e. 10
c. 20
17. Persentil ke-75 dari data: 8, 6, 4, 3, 2, 9, 10, 15, 12, 14 adalah .
a. 11 d. 12,75
b. 11,5 e. 13
c. 12,5
18. Simpangan baku dari data: 7, 5, 6, 5, 7, 6, 8, 4, 8, 4, 6 adalah .
a. 5511
2 d. 1155
2
b. 552
11 e. 1
c. 255
11
19. Diketahui data x1 = 3,5; x2 = 5,0; x3 = 6,0; dan x4 = 7,5; x5 = 8,0 maka sim
pangan baku
dari kelima data tersebut (deviasi standar) adalah .
a. 0 d. 1,64
b. 0,94 e. 6
c. 1,0
12. Diketahui data di samping ini.
Simpangan baku dari tabel di samping adalah .
a. 6 3 d. 91
b. 7 2 e. 86
c. 4 6
II. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Data banyak kendaraan yang parkir tiap dua jam dari pukul 06.00 sampai 18.00
disajikan
dalam tabel sebagai berikut.
a. Gambarlah data tersebut dalam diagram garis.
b. Perkiraan banyak kendaraan yang parkir antara pukul 11.00 13.00.
Berat Badan Frekuensi
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
1
7
10
6
2
Pukul 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
Kendaraan 0 14 18 20 12 8 16
16. Jangkauan dari data: 54, 59, 63, 71, 53, 63, 71, 75, 78, 80, 83 adalah .
a. 30 d. 15
b. 29 e. 10
c. 20
17. Persentil ke-75 dari data: 8, 6, 4, 3, 2, 9, 10, 15, 12, 14 adalah .
a. 11 d. 12,75
b. 11,5 e. 13
c. 12,5
18. Simpangan baku dari data: 7, 5, 6, 5, 7, 6, 8, 4, 8, 4, 6 adalah .
a. 5511
2 d. 1155
2
b. 552
11 e. 1
c. 255
11
19. Diketahui data x1 = 3,5; x2 = 5,0; x3 = 6,0; dan x4 = 7,5; x5 = 8,0 maka sim
pangan baku
dari kelima data tersebut (deviasi standar) adalah .
a. 0 d. 1,64
b. 0,94 e. 6
c. 1,0
12. Diketahui data di samping ini.
Simpangan baku dari tabel di samping adalah .
a. 6 3 d. 91
b. 7 2 e. 86
c. 4 6
II. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Data banyak kendaraan yang parkir tiap dua jam dari pukul 06.00 sampai 18.00
disajikan
dalam tabel sebagai berikut.
a. Gambarlah data tersebut dalam diagram garis.
b. Perkiraan banyak kendaraan yang parkir antara pukul 11.00 13.00.
53Statistika
2. Nilai ujian suatu mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Jika nilai siswa yang lebih rendah dari rata-rata dinyatakan tidak lulus, tentuk
an
banyaknya siswa yang tidak lulus.
3. Diketahui diagram batang daun hasil tes Matematika di kelas XI IPA sebagai be
rikut.
a. Tentukan jumlah siswa yang ikut tes Matematika.
b. Tentukan nilai terendah dalam tes Matematika.
c. Tentukan nilai tertinggi yang dicapai dalam tes.
4. Dari data di samping, tentukan rataannya dengan
menggunakan rataan sementara.
5. Dari data di samping, tentukan modusnya.
6. Diketahui data seperti pada tabel di samping.
Tentukan nilai:
a. D4, D9
b. P30, P70
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frek 3 5 4 6 1 1
Batang Daun
9
8
7
5
4
3
1
2, 7, 8
3, 4, 6
1, 3, 3, 7
4
2, 3, 5
Nilai Frekuensi
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
5
8
17
20
15
20
15
Data Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
26 30
4
5
10
12
3
1
Interval Frekuensi
150 154
155 159
160 164
165 169
170 174
6
25
65
92
100
Statistika
2. Nilai ujian suatu mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Jika nilai siswa yang lebih rendah dari rata-rata dinyatakan tidak lulus, tentuk
an
banyaknya siswa yang tidak lulus.
3. Diketahui diagram batang daun hasil tes Matematika di kelas XI IPA sebagai be
rikut.
a. Tentukan jumlah siswa yang ikut tes Matematika.
b. Tentukan nilai terendah dalam tes Matematika.
c. Tentukan nilai tertinggi yang dicapai dalam tes.
4. Dari data di samping, tentukan rataannya dengan
menggunakan rataan sementara.
5. Dari data di samping, tentukan modusnya.
6. Diketahui data seperti pada tabel di samping.
Tentukan nilai:
a. D4, D9
b. P30, P70
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frek 3 5 4 6 1 1
Batang Daun
9
8
7
5
4
3
1
2, 7, 8
3, 4, 6
1, 3, 3, 7
4
2, 3, 5
Nilai Frekuensi
31 40
41 50
51 60
61 70
71 80
81 90
91 100
5
8
17
20
15
20
15
Data Frekuensi
1 5
6 10
11 15
16 20
21 25
26 30
4
5
10
12
3
1
Interval Frekuensi
150 154
155 159
160 164
165 169
170 174
6
25
65
92
100
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 54Berat Badan Frekuensi
40 43
44 47
48 51
52 57
58 61
Berat Badan Frekuensi
43 47
48 52
53 57
58 62
63 67
5
1
9
6
4
5
9
16
8
6
7. Tentukan median dari data yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi di b
awah ini.
8.
Dari diagram kotak garis di atas tentukan:
a. jangkauan, dan
b. jangkauan semi interkuartil.
9. Berat badan siswa kelas XI IPA disajikan pada tabel berikut.
Tentukan:
a. statistik lima serangkai,
b. hamparan.
10. Tentukan simpangan baku dari data yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
40 50 60 70 80
31 78
Q3 = 73 Q1 = 52 Q2 = 62
Interval f
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
1
7
10
6
2
4
Berat Badan Frekuensi
40 43
44 47
48 51
52 57
58 61
Berat Badan Frekuensi
43 47
48 52
53 57
58 62
63 67
5
1
9
6
4
5
9
16
8
6
7. Tentukan median dari data yang disajikan pada tabel distribusi frekuensi di b
awah ini.
8.
Dari diagram kotak garis di atas tentukan:
a. jangkauan, dan
b. jangkauan semi interkuartil.
9. Berat badan siswa kelas XI IPA disajikan pada tabel berikut.
Tentukan:
a. statistik lima serangkai,
b. hamparan.
10. Tentukan simpangan baku dari data yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
40 50 60 70 80
31 78
Q3 = 73 Q1 = 52 Q2 = 62
Interval f
40 49
50 59
60 69
70 79
80 89
90 99
1
7
10
6
2
4
2
Peluang
Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam
Pemecahan Masalah
Ruang Sampel Suatu Percobaan
Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya

Pada era demokrasi saat ini untuk menduduki suatu jabatan tertentu selalu
dilakukan dengan pemilihan, bahkan untuk menjadi ketua karang taruna juga harus
dilakukan dengan pemilihan. Andaikan ada 5 calon ketua karang taruna yaitu Amin,
Banu, Cory, Dadang, dan Erni, berapakah peluang Banu untuk menjadi ketua karang
taruna?
Istilah peluang banyak digunakan dalam kejadian yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada bab ini, kamu akan mempelajari kaidah pencacahan dan sifatsifa
t
peluang dalam pemecahan masalah serta berbagai hal yang terkait dengannya.
faktorial
permutasi
permutasi siklis
kombinasi
binomial
peluang kejadian
frekuensi harapan
komplemen suatu kejadian
Menggunakan aturan perkalian
permutasi dan kombinasi
Menentukan ruang
sampel suatu percobaan
Menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran
Kisaran nilai
peluang
Definisi
peluang suatu
kejadian
Frekuensi
harapan
Peluang
komplemen
suatu kejadian
Peluang dua
kejadian saling
asing
Peluang dua
kejadian saling
bebas
Peluang
kejadian
bersyarat
Aturan perkalian KombinasiPermutasi
Aturan
pengisian
tempat
Notasi
faktorial
Permutasi
siklis
Notasi
permutasi
Permutasi jika
ada unsur
yang sama
Notasi
kombinasi
Peluang
Binomial
Newton
faktorial
permutasi
permutasi siklis
kombinasi
binomial
peluang kejadian
frekuensi harapan
komplemen suatu kejadian
Menggunakan aturan perkalian
permutasi dan kombinasi
Menentukan ruang
sampel suatu percobaan
Menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran
Kisaran nilai
peluang
Definisi
peluang suatu
kejadian
Frekuensi
harapan
Peluang
komplemen
suatu kejadian
Peluang dua
kejadian saling
asing
Peluang dua
kejadian saling
bebas
Peluang
kejadian
bersyarat
Aturan perkalian KombinasiPermutasi
Aturan
pengisian
tempat
Notasi
faktorial
Permutasi
siklis
Notasi
permutasi
Permutasi jika
ada unsur
yang sama
Notasi
kombinasi
Peluang
Binomial
Newton
56
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
A Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi dalam
Pemecahan Masalah
1.
Aturan Perkalian
a.
Aturan Pengisian Tempat
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar istilah semua kemungkinan
yang terjadi dalam suatu percobaan. Misalnya, seorang siswa tiap kali ulangan
nilainya selalu kurang baik, adakah kemungkinan siswa itu naik kelas?
Contoh soal
1.
Tono mempunyai 3 buah baju berwarna putih, cokelat, dan batik. Ia juga
memiliki 2 buah celana warna hitam dan putih yang berbeda. Ada berapa
pasang baju dan celana dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Jadi banyaknya pasangan baju dan celana secara bergantian sebanyak
Jadi banyaknya pasangan baju dan celana secara bergantian sebanyak
2 + 2 + 2 = 6 cara.
Penyelesaian

Hitam
Putih
Cokelat
Hitam
Batik
Cokelat
Hitam
Coklat
Cokelat
3 × 2 = 6 cara.
Dengan aturan jumlah:
Warna atau jenis baju
putih (p)
cokelat (c)
batik (b)
Putih, Hitam
Putih, Cokelat

Batik, Hitam
Batik, Cokelat

Cokelat, Hitam
Cokelat, Cokelat

warna celana

hitam (h)
cokelat (c)
hitam (h)
cokelat (c)
hitam (h)
cokelat (c)
pasangan baju dan celana
(p, h)
(p, c)
(c, h)
(c, c)
(b, h)
(b, c)
Peluang 57
2.
Seorang ingin membuatkan plat nomor kendaraan yang terdiri dari
4 angka, padahal tersedia angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan dalam plat nomor itu
tidak boleh ada angka yang sama. Berapa banyak plat nomor dapat dibuat?
Penyelesaian
Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita pakai pengisian tempat
kosong seperti terlihat pada bagan berikut.
a b c d
Dibuat 4 buah kotak kosong yaitu kotak (a), (b),
(c) dan (d) sebab nomor kendaraan itu terdiri dari
4 angka.
a
5
b
4
c
3
d
a
5
b
4
c d
a
5
b
4
c
3
d
2
a
5
b c d
Kotak (a) dapat diisi angka 1, 2, 3, 4, atau 5 sehingga
ada 5 cara.
Kotak (b) hanya dapat diisi angka 5 1 = 4 cara
karena 1 cara sudah diisikan di kotak (a).
Kotak (c) hanya dapat diisi angka 5 2 = 3 cara
karena 2 cara sudah diisikan di kotak (a) dan (b).
Kotak (d) hanya dapat diisi angka 5 3 = 2 cara
karena 3 cara sudah diisikan di kotak (a), (b),
dan (c).
Jadi, polisi itu dapat membuat plat nomor kendaraan sebanyak 5 × 4 × 3 × 2 = 120
plat nomor kendaraan.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan, jika persoalan pertama dapat diselesaika
n dengan
a cara yang berlainan dan persoalan kedua dapat diselesaikan dengan b cara yang
berlainan, maka persoalan pertama dan kedua dapat diselesaikan dengan a × b cara
.
2.1

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Untuk menuju kota C dari kota A harus melewati kota B. Dari kota A ke kota B
melewati 4 jalur dan dari kota B ke kota C ada 3 jalur. Dengan berapa jalur Budi
dapat pergi dari kota A ke kota C?
2.
Amir mempunyai 5 kaos kaki dan 3 sepatu yang berlainan warna. Dengan berapa
cara Amir dapat memakai sepatu dan kaos kaki?
58
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
59Peluang
3. Badu mempunyai 5 baju, 3 celana panjang, dan 2 topi yang berlainan warna.
Ada berapa pasangan baju, celana panjang, dan topi dapat dipakai?
4. Dari lima buah angka 2, 3, 5, 7, dan 9 akan disusun menjadi suatu bilangan ya
ng
terdiri dari 4 angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun jika:
a. angka-angka boleh berulang,
b. angka-angkanya tidak boleh berulang?
b. Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n.
Definisi:
n! = 1 × 2 × 3 × × (n 2) × (n 1) × n atau
n! = n × (n 1) × (n 2) × × 3 × 2 × 1
Untuk lebih memahami tentang faktorial, perhatikan contoh berikut.
Contoh soal
Hitunglah nilai dari:
1. 6! 3.
7!
4!
5.
8!
3! 6! ×2. 3! × 2! 4.
5!
4!
× 3!
Penyelesaian
1. 6! = 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 720
2. 3! × 2 ! = 3 × 2 × 1 × 2 × 1 = 6 × 2 = 12
3.
7!
4! =
7 × 6×5× 4× 3× 2×1
4×3× 2×1
= 7 × 6 × 5 = 210
4.
5!
4!
× 3! =
5 432 1
432 1
××××
×××
× 3 × 2 × 1 = 5 × 6 = 30
5.
8!
3! 6!× =
8× 7 × 6 × 5× 4 × 3 × 2 × 1 8× 7
=
3 × 2× 1 × 6× 5 × 4× 3 × 2× 1 6
= 28
Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 × 2 × 3 × ... × (n 2) × (n 1) × n
lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk n > 2.
Ingat!!
3. Badu mempunyai 5 baju, 3 celana panjang, dan 2 topi yang berlainan warna.
Ada berapa pasangan baju, celana panjang, dan topi dapat dipakai?
4. Dari lima buah angka 2, 3, 5, 7, dan 9 akan disusun menjadi suatu bilangan ya
ng
terdiri dari 4 angka. Berapa banyak bilangan yang dapat disusun jika:
a. angka-angka boleh berulang,
b. angka-angkanya tidak boleh berulang?
b. Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n.
Definisi:
n! = 1 × 2 × 3 × × (n 2) × (n 1) × n atau
n! = n × (n 1) × (n 2) × × 3 × 2 × 1
Untuk lebih memahami tentang faktorial, perhatikan contoh berikut.
Contoh soal
Hitunglah nilai dari:
1. 6! 3.
7!
4!
5.
8!
3! 6! ×2. 3! × 2! 4.
5!
4!
× 3!
Penyelesaian
1. 6! = 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 720
2. 3! × 2 ! = 3 × 2 × 1 × 2 × 1 = 6 × 2 = 12
3.
7!
4! =
7 × 6×5× 4× 3× 2×1
4×3× 2×1
= 7 × 6 × 5 = 210
4.
5!
4!
× 3! =
5 432 1
432 1
××××
×××
× 3 × 2 × 1 = 5 × 6 = 30
5.
8!
3! 6!× =
8× 7 × 6 × 5× 4 × 3 × 2 × 1 8× 7
=
3 × 2× 1 × 6× 5 × 4× 3 × 2× 1 6
= 28
Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 × 2 × 3 × ... × (n 2) × (n 1) × n
lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial untuk n > 2.
Ingat!!
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 602.2Kerjakan soal-soal di bawah ini
dengan benar.
1. Hitunglah:
a. 6! 3! d.
5!
8!
× 4!
b.
10!
6!
e.
12!
3!9!
c. 5! × 2!
2. Nyatakan dalam notasi faktorial.
a. 3 × 4 × 5 × 6 d.
98 7
12 3
××
××
b. 15 × 14 × 13 × 12 × 11 e.
5 43
12 3
××
××
c.
87 65
1 234
×××
×××
3. Buktikan:
a.
1 1 3
3! 4! 4!
- = d.
5 1 10 1
7! 6! 8! 7!
- + =
b.
1 1 21
5! 3! 5!
+ = e.
8 1 5 2
8! 6! 7! 7!
+ - =
c.
1 1 15 10
2! 4! 5! 4!
+ - =
4. Carilah n, jika
! ( 2)!
( 1)!
n n
n
- -
-
= 1.
2. Permutasi
a. Notasi Permutasi
Seorang pengusaha mebel ingin menulis kode nomor pada kursi buatannya yang
terdiri dari 3 angka, padahal pengusaha itu hanya memakai angka-angka 1, 2, 3, 4
,
dan 5. Angka-angka itu tidak boleh ada yang sama. Berapakah banyaknya kursi
yang akan diberi kode nomor?
2.2Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Hitunglah:
a. 6! 3! d.
5!
8!
× 4!
b.
10!
6!
e.
12!
3!9!
c. 5! × 2!
2. Nyatakan dalam notasi faktorial.
a. 3 × 4 × 5 × 6 d.
98 7
12 3
××
××
b. 15 × 14 × 13 × 12 × 11 e.
5 43
12 3
××
××
c.
87 65
1 234
×××
×××
3. Buktikan:
a.
1 1 3
3! 4! 4!
- = d.
5 1 10 1
7! 6! 8! 7!
- + =
b.
1 1 21
5! 3! 5!
+ = e.
8 1 5 2
8! 6! 7! 7!
+ - =
c.
1 1 15 10
2! 4! 5! 4!
+ - =
4. Carilah n, jika
! ( 2)!
( 1)!
n n
n
- -
-
= 1.
2. Permutasi
a. Notasi Permutasi
Seorang pengusaha mebel ingin menulis kode nomor pada kursi buatannya yang
terdiri dari 3 angka, padahal pengusaha itu hanya memakai angka-angka 1, 2, 3, 4
,
dan 5. Angka-angka itu tidak boleh ada yang sama. Berapakah banyaknya kursi
yang akan diberi kode nomor?
Untuk menjawab hal tersebut marilah kita gambarkan 3 tempat kosong yang akan
diisi dari 5 angka yang tersedia.
a
5
b
4
c
3
Kotak (a) dapat diisi dengan 5 angka yaitu angka 1, 2, 3, 4, atau 5.
Kotak (b) dapat diisi dengan 4 angka karena 1 angka sudah diisikan di kotak (a).
Adapun kotak (c) hanya dapat diisi dengan 3 angka, sehingga banyaknya kursi
yang akan diberi kode adalah 5 × 4 × 3 = 60 kursi. Susunan semacam ini disebut
permutasi karena urutannya diperhatikan, sebab 125 tidak sama dengan 215
ataupun 521.

Permutasi pada contoh ini disebut permutasi tiga-tiga dari 5 unsur dan dinotasik
an

dengan P5 atau P atau P, sehingga:


3(5.3)53
5P3 = 5 × 4 × 3
= 5 × (5 1) × (5 2)
= 5 × (5 1) × ..× (5 3 + 1),
Secara umum dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Banyaknya permutasi dari nunsur diambil runsur dinotasikan:
Atau dapat juga ditulis:
( -)( -- 1)
3 21
nrnr ··
nPr = n(n 1) (n 2) ... (n r+ 1)
n P r = n(n 1) (n 2) (n 3) (n r+ 1)
( -)( -- 1)
3 21
nrnr ··
(n-1)( n-2) (nr 1)( -)( -- 1) 321
n
-+ nrnr
··
=

( -)( -- 1)
3 21 ··
nrnr
( -1)( n-2) 321
nn
··
=

( -)( -- 1)
3 21 ··
nrnr
n!
P=

nr
(nr)!
-
n P r =
!
( )!
n
nr-
Peluang 61
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 62Untuk lebih memahami tentang permut
asi, pelajarilah contoh berikut.
Contoh soal
1. Tentukan nilai dari:
a. 8P3
b. 4P4
Penyelesaian
a. 8P3 =
8! 8! 87 6 5 432 1
(8 3)! 5! 5 4 3 2 1
······· = =
- ····
= 8 ·7 ·6 = 336
b. 4P4 =
4! 4! 4 3 2 1
(4 4)! 0! 1
··· = =
-
= 24
2. Tentukan nilai n bila (n 1)P2 = 20.
Penyelesaian
(n 1)P2 = 20
( 1)!
( 1 2)!
n
n
-
-- = 20
( 1)!
( 3)!
n
n
-
- = 20
( 1)( 2) 3 2 1
( 3)( 4) 3 2 1
n n
n n
- - ··
- - ··
= 20
(n 1) (n 2) = 20
n2 2n n + 2 = 20
n2 3n + 2 20 = 0
n2 3n 18 = 0
(n 6) (n + 3) = 0
Buatlah kelompok-kelompok dalam kelasmu, kemudian buktikan:
n P n = n!
0! = 1
Cocokkan hasilnya dengan kelompok yang lain.
Selanjutnya, adakan diskusi tentang materi ini.
8! 8! 87 6 5 432 1
(8 3)! 5! 5 4 3 2 1
······· = =
- ····
= 8 ·7 ·6 = 336
b. 4P4 =
4! 4! 4 3 2 1
(4 4)! 0! 1
··· = =
-
= 24
2. Tentukan nilai n bila (n 1)P2 = 20.
Penyelesaian
(n 1)P2 = 20
( 1)!
( 1 2)!
n
n
-
-- = 20
( 1)!
( 3)!
n
n
-
- = 20
( 1)( 2) 3 2 1
( 3)( 4) 3 2 1
n n
n n
- - ··
- - ··
= 20
(n 1) (n 2) = 20
n2 2n n + 2 = 20
n2 3n + 2 20 = 0
n2 3n 18 = 0
(n 6) (n + 3) = 0
Buatlah kelompok-kelompok dalam kelasmu, kemudian buktikan:
n P n = n!
0! = 1
Cocokkan hasilnya dengan kelompok yang lain.
Selanjutnya, adakan diskusi tentang materi ini.
n 6 = 0 atau n + 3 =0
n = 6 atau n = 3
Karena nbilangan positif maka n= 6.

b. Permutasi Jika Ada Unsur yang Sama


Untuk menghitung banyaknya permutasi jika ada unsur yang sama, marilah kita

lihat contoh berikut.


Berapakah banyaknya bilangan yang dapat disusun dari angka 2275 apabila tidak
boleh ada angka-angka yang sama. Untuk menjawab soal tersebut dapat
dipergunakan bagan di bawah ini.

2275
2 5 7
7 5
2257
2 5
2725
2 7
5 2
2752
2 7
2527
5
7 2
2572

Sama
2275
7 5
2
5 7
2257
2 5
2725
2 7
5 2
2752
2 7
2527
5
7 2
2572
2 5

7225

2
5 2
7252
Sama
2 5

7225
7

7252
7522
2 5 2
2 2
Sama
5
2 2

7522
2 7

5227

2
7 2
5272

Sama
2 7

5227
5

5272
5722
2 7 2
2 2
Sama
7

2 2

5722
Sehingga banyaknya permutasi 2275 ada 12 cara.
Dari contoh dapat dijabarkan 4 × 3 = 12 atau permutasi 4 unsur dengan 2 unsur

4!
sama ditulis:
. Secara umum permutasi nunsur dengan punsur sama dan q
n!
unsur sama ditulis:
!!
pq

2!
Peluang 63
Banyaknya permutasi nunsur yang memuat k, l, dan m unsur yang sama dapat
ditentukan dengan rumus:
P=
!
!! !
n
klm
Contoh soal
1.
Berapa banyak kata dapat disusun dari kata:
a.
AGUSTUS
b.
GAJAH MADA
Penyelesaian
a.
AGUSTUS
Banyaknya huruf = 7, banyaknya S= 2, banyaknya U= 2
7! 7654321
P=
= 1.260
2!2! 2121
b.
GAJAH MADA
Banyaknya huruf = 9, banyaknya A = 4
9!
987654321
P=
= 15.120
4! 4321
2.
Berapa banyak bilangan 7 angka yang dapat disusun dari angka-angka:
a.
4, 4, 4, 5, 5, 5, dan 7
b.
2, 2, 4, 4, 6, 6 dan 8
Penyelesaian
a.
4, 4, 4, 5, 5, 5, dan 7
banyaknya angka = 7, banyaknya angka 4 = 3, banyaknya angka 5 = 3
=
=
P=
7! 7 65 43 2 1
3!3! 3 2 1 3 2 1
······
=
·····
= 140
b.
2, 2, 4, 4, 6, 6, dan 8
banyaknya angka = 7, banyaknya angka 2 = 2, banyaknya angka 4 = 2
dan banyaknya angka 6 = 2
P=
7! 7 65 432 1
2!2!2! 2 1 2 1 2 1
······
=
·····
= 630
c.
Permutasi Siklis
Permutasi siklis adalah permutasi yang cara menyusunnya melingkar, sehingga
banyaknya menyusun n unsur yang berlainan dalam lingkaran ditulis:
64
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
65Peluang
! ( 1)( 2).....3 2 1 n nn n
n n
- - ·· = = (n 1) (n 2) .. 3.2.1 = (n 1)!
atau P(siklis) = (n 1)!
Contoh soal
Pada rapat pengurus OSIS SMA X dihadiri oleh 6 orang yang duduk mengelilingi
sebuah meja bundar. Berapakah susunan yang dapat terjadi?
Penyelesaian
P(siklis) = (6 1)! = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120
2.3Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan nilai dari:
a. 5P3
b. 4P4
c. 6P4 5P2
d. 9P2 × 10P3
2. Tentukan njika diketahui:
a. n P5 = 10 n P4 c. (n 1)P2 = 20
b. (n+ 1)P3 = n P4 d. n P2 = 6
3. Tersedia angka-angka 1, 2, 3, 4 akan dibentuk bilangan dengan empat angka
tanpa memuat angka yang sama. Berapa banyak bilangan yang dapat dibentuk?
4. Dari 7 siswa akan dipilih 4 siswa untuk menjadi pengurus kelas, yaitu ketua,
wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Berapa banyak susunan pengurus apabila
setiap calon pengurus mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih dan
tidak ada pengurus yang rangkap?
5. Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 6 angka yang dapat dibentuk dari ang
kaangka
berikut?
a. 223456 c. 123123
b. 112278 d. 555566
6. Berapa banyak susunan huruf yang dapat disusun dari huruf-huruf berikut?
a. UNSUR c. STATISTIKA
b. GUNUNG d. MATEMATIKA
7. Terdapat 7 siswa sedang belajar di taman membentuk sebuah lingkaran. Ada
berapa cara mereka duduk dengan membentuk sebuah lingkaran?
! ( 1)( 2).....3 2 1 n nn n
n n
- - ·· = = (n 1) (n 2) .. 3.2.1 = (n 1)!
atau P(siklis) = (n 1)!
Contoh soal
Pada rapat pengurus OSIS SMA X dihadiri oleh 6 orang yang duduk mengelilingi
sebuah meja bundar. Berapakah susunan yang dapat terjadi?
Penyelesaian
P(siklis) = (6 1)! = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120
2.3Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan nilai dari:
a. 5P3
b. 4P4
c. 6P4 5P2
d. 9P2 × 10P3
2. Tentukan njika diketahui:
a. n P5 = 10 n P4 c. (n 1)P2 = 20
b. (n+ 1)P3 = n P4 d. n P2 = 6
3. Tersedia angka-angka 1, 2, 3, 4 akan dibentuk bilangan dengan empat angka
tanpa memuat angka yang sama. Berapa banyak bilangan yang dapat dibentuk?
4. Dari 7 siswa akan dipilih 4 siswa untuk menjadi pengurus kelas, yaitu ketua,
wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Berapa banyak susunan pengurus apabila
setiap calon pengurus mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih dan
tidak ada pengurus yang rangkap?
5. Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 6 angka yang dapat dibentuk dari ang
kaangka
berikut?
a. 223456 c. 123123
b. 112278 d. 555566
6. Berapa banyak susunan huruf yang dapat disusun dari huruf-huruf berikut?
a. UNSUR c. STATISTIKA
b. GUNUNG d. MATEMATIKA
7. Terdapat 7 siswa sedang belajar di taman membentuk sebuah lingkaran. Ada
berapa cara mereka duduk dengan membentuk sebuah lingkaran?
3. Kombinasi
a. Notasi Kombinasi
Pada waktu kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI, siswa yang naik akan
memasuki jurusan masing-masing. Ada yang IPA, IPS, maupun Bahasa. Oleh karena
itu, diadakan perpisahan kelas dengan jalan berjabat tangan. Kita contohkan ada
3
siswa saling berjabat tangan misalkan Adi, Budi, dan Cory. Ini dapat ditulis Adi
-
Budi, Adi-Cory, Budi-Adi, Budi-Cory, Cory-Adi, Cory-Budi. Dalam himpunan Adi
berjabat tangan dengan Budi ditulis {Adi, Budi}. Budi berjabat tangan dengan Adi
ditulis {Budi, Adi}. Antara {Adi, Budi} dan {Budi, Adi} menyatakan himpunan
yang sama, berarti keduanya merupakan kombinasi yang sama. Di lain pihak Adi
Budi, Budi Adi menunjukkan urutan yang berbeda yang berarti merupakan
permutasi yang berbeda.
Dari contoh dapat diambil kesimpulan:
Permutasi = Adi Budi, Adi Cory, Budi Adi, Budi Cory, Cory Adi, Cory Budi

= 6 karena urutan diperhatikan


Kombinasi = Adi Budi, Adi Cory, Budi Cory
= 3 karena urutan tidak diperhatikan
Sehingga
6 = permutasi
Kombinasi = 3 =
22
Jika kombinasi dari 3 unsur diambil 2 unsur ditulis:
P 3!
3C2 = 32=
2 2! (3 - 2)!
Secara umum dapat disimpulkan bahwa:
Banyaknya kombinasi dari n unsur yang berbeda dengan setiap pengambilan dengan

n
r unsur ditulis C , nC atau C(n r) adalah:
rr
nC r =
!
nrP
r
=
!
( )! !
n
nr r-
Perhatikan contoh soal berikut untuk lebih memahami tentang kombinasi.
Contoh soal
1. Hitunglah nilai dari:
C × C
62 52
a. 7C3 c.
b. 7C2 × 5C16 C4
66
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penyelesaian
7! 7! ······
7 65 4321
a. = ==
= 35
7C3
3!(7 -3)! 3!4! 3214321 ······
7! 5!
7! 5!
b. × = × =×
7C25C1
2!(7 -2)! 1!(5 -1)! 2!5! 4!
7 65 4321 ······ 5 4321
=
× = 21 × 5 = 105
215 4321 ······ 4321
6! 5! 6! 5!
×
6 C2 ×5 C2 2!(6 -4)!
×2!(5 -2)! 2!4! 2!3!
=
c.
=

6 C4 6! 6!
4!(6 -4)! 4!2!
65 4321 ····· 5 4321
=
15 1021 4 3 21 2 13 2 1
65 432 1 15
× ×····· ···· = ····· = 10
432121
2.
Dalam pelatihan bulutangkis terdapat 10 orang pemain putra dan 8 orang pemain
putri. Berapakah pasangan ganda yang dapat diperoleh untuk:
a.
ganda putra
b.
ganda putri
c.
ganda campuran
Penyelesaian
a.
Karena banyaknya pemain putra ada 10 dan dipilih 2, maka banyak cara ada:
10! 10! ·· ·· 10 9
10 9 8....3 21
·
10C2==
=
= 45 cara
··· 2
2!(10 -2)! 2!8! 2187....321 ··
b.
Karena banyaknya pemain putri ada 8 orang dan dipilih 2, maka banyaknya
cara ada:
8! 8! ·······

87 65 4321
C2 =
== =28 cara
82!(8 -2)! 2!6! 2654321
c.
Ganda campuran berarti 10 putra diambil satu dan 8 putri diambil 1, maka:
10! 8! 10! 8!
3.
Berapa banyaknya nomor telepon yang terdiri dari 7 angka dapat dibuat
dengan 4 digit awalnya adalah 0812, tiga digit sisanya saling berbeda dan
bukan merupakan bilangan-bilangan 0, 3, atau 5, serta digit terakhirnya bukan
angka 9.
=
10C1 × 8C1 = 1!(10 1)! 2!(8 1)! 1!9! 1!7!
× = ×
- - = 10 × 8 = 80 cara
Peluang 67
Penyelesaian
0812 . . .tiga digit terakhir bukan bilangan 0, 3, atau 5 maka P63 serta digit
2 6
2 6!5!
terakhir bukan angka 9 maka dikurangi P5 . P3 P5 = = 100
3!3!
Jadi banyaknya nomor telepon adalah 100 buah.
b. Binomial Newton (Pengayaan)
Kamu perlu mengingat kembali mengenai susunan bilangan-bilangan yang dinamakan
segitiga Pascal, seperti bagan berikut.
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1

dan seterusnya
Dari bagan itu dapat ditulis dalam koefisien binomial atau suku dua sebagai beri
kut,
misalkan x dan y.
(x + y)1 = x + y
(x + y)2 = x 2 + 2 x y + y2
(x + y)3 = x 3 + 3 x 2y + 3 x y2 + y3
(x + y)4 = x 4 + 4x3y + 6 x 2y2 + 4 x y3 + y4
(x + y)5 = x 5 + 5 x 4y + 10 x 3y2 + 10 x 2y3 + 5 x y4 + y5
(x + y)n =

Tetapi ada metode lain yang lebih mudah diterapkan untuk mencari koefisien binom
ial
yaitu dengan menggunakan nCr ; sehingga dapat ditulis sebagai berikut.
(x + y)1 .
n = 1 1C01 C 1
(x + y)2 .
n = 2 2 C 02 C 12 C 2
(x + y)3 .
n = 3 3 C 03 C 13 C 23 C 3
(x + y)4 .
n = 4 4 C 04 C 14 C 24 C 34 C 4

5 C 05 C 1
5 C 25 C 35 C 45 C 5
(x + y)5 .
n = 5
#
maka (x + y)n = xn y0+ xn 1 y1 + + Cx0 yn
nC0 nC1 nn
= Cxn · 1 + Cxn 1 y1 + + C · 1 yn

n 0 n 1 nn
= xn + xn 1 y1 + + C yn
n C0 nC1 nnn
Cxnkyk
(x + y)n =
S nk
-
k =0

68
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Jadi teorema binomial Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.
(x + y)n =
0
n
nk k
n k
k
Cx y-
=
S
Untuk lebih memahami teorema binomial Newton, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Jabarkan tiap binomial berikut ini.
a. (x + y)3 b.(x + 2y)4
Penyelesaian
3
3-kk

Cx y
a. (x + y)3 = S 3 k
k =0
· x3 · x3 · x3 · x3
= 0 · y0 + 31 · y1 + 32 · y2 + 33 · y3
3C0 C1 C2 C3
= 1 · x3 · 1 + 3 · x2 · y + 3 · x · y2 + 1 · x0 · y3
= x3 + 3x2y + 3xy2 + 1 · 1 · y3
= x3 + 3x2y + 3xy2 + y3
4
b. (x + 2y)4 = S 4 Ck x4 k yk
k =0
· x4 0 · (2y)0 + 4· x4 1 · (2y)1 + 4· x4 2 · (2y)2 +
=
4C0 C1 C2
· x4 3 (2y)3 · x4 4 · (2y)4
+ 4
4C3 C4
= 1 · x4 + 4 · x3 · 2y + 6x2 · 22 · y2 + 4 · x · 23 · y3 + 1 · 1 · 24 · y4
= x4 + 8x3y + 24x2 y2 + 32xy3 + 16y4
2. Tentukan suku ke-4 dari (2x + 3y)6.
Penyelesaian
6
C -k (3 )
k =0
(2x + 3y)6 = S6 k (2 ) x 6 yk
· (2x)6 0 · (3y)0 + 6· (2x)6 1 · (3y)1 + 6· (2x)6 2 · (3y)2 +
=
6C0 C1 C2
· (2x)6 3 · (3y)3 + 6· (2x)6 4 · (3y)4 + 6· (2x)6 5 · (3y)5 +
6C3 C4 C5
· (2x)6 6 · (3y)6
6C6

Jadi suku ke-4 adalah = · (2x)6 3 · (3y)3


6C3
· (2x) 3 · (3y)3
= 6C3
6!
· 23 · x3 · 33 · y3
3!(6 - 3)!
6!
=

· 8x3 · 27y3
3! 3!
= 20 · 8x3 · 27y3 = 4.320x3y3
=
Peluang 69
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 70Himpunan dari semua hasil yang mung
kin pada suatu percobaan disebut ruang sampel,
yang biasa ditulis dengan notasi S dan setiap anggota dari S disebut titik sampe
l.
1. Menentukan Banyak Kemungkinan Kejadian dari Berbagai
Situasi
Misalkan kita mengambil sebuah dadu maka sisi-sisi sebuah dadu akan terlihat
banyaknya titik ada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jadi ruang sampelnya adalah {1, 2, 3,
4, 5, 6}.
Apabila kita melambungkan sebuah dadu sekali maka kemungkinan angka yang muncul
adalah 1, 2, 3, 4, 5, atau 6. Kita tidak dapat memastikan bahwa angka 5 harus mu
ncul
atau angka 2 tidak muncul.
Jadi kemungkinan munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 dalam suatu kejadian adal
ah
sama. Misalnya, pada percobaan pelambungan sebuah dadu sekali. Jika A adalah kej
adian
muncul bilangan prima, maka A adalah 2, 3, dan 5 dan jika B kejadian muncul bila
ngan
lebih besar dari 5 maka B adalah 6.
B. Ruang Sampel Suatu Percobaan
2.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Jabarkan bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + 2)3 c. (2x 3y)4
b. (1 2x)5 d. (3y 2)5
2. Tentukan koefisien suku x3 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (2x + y)7 c. (x 3y)6
b. (3 + 2x)5 d. (2 3x)4
3. Tentukan koefisien suku x2 y2 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + y)4 c. (3x 2y)4
b. (2x + 3y)3 d. ( 1
2 x 1
4 y)3
4. Carilah suku ke-3 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + 2y)4 c. (1 3x)5
b. (2x + 1)5 d. ( 2 x x2)4
5. Carilah tiga suku pertama bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (3x + 1)4 c. (x 3
2 )4
b. (x2 + 3
x )3 d. (x 1)3
B. Ruang Sampel Suatu Percobaan
2.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Jabarkan bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + 2)3 c. (2x 3y)4
b. (1 2x)5 d. (3y 2)5
2. Tentukan koefisien suku x3 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (2x + y)7 c. (x 3y)6
b. (3 + 2x)5 d. (2 3x)4
3. Tentukan koefisien suku x2 y2 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + y)4 c. (3x 2y)4
b. (2x + 3y)3 d. ( 1
2 x 1
4 y)3
4. Carilah suku ke-3 dari bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (x + 2y)4 c. (1 3x)5
b. (2x + 1)5 d. ( 2 x x2)4
5. Carilah tiga suku pertama bentuk-bentuk binomial berikut.
a. (3x + 1)4 c. (x 3
2 )4
b. (x2 + 3
x )3 d. (x 1)3
2.
Menuliskan Himpunan Kejadian dari Suatu Percobaan
Untuk menuliskan kejadian dari suatu percobaan diketahui dengan himpunan.
Misalnya dalam pelemparan sebuah mata uang sekali, maka ruang sampel S = {A, G}.
A merupakan sisi angka dan G merupakan sisi gambar.
Contoh soal
1.
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu sekali, A adalah kejadian muncul bilangan
prima dan B adalah kejadian muncul bilangan lebih besar dari 3, AC, dan BC masin
gmasing
merupakan komplemen dari A dan B. Nyatakanlah A, B, AC, dan BC dalam
bentuk himpunan.
Penyelesaian
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} AC = {1, 4, 6}
A = {2, 3, 5} BC = {1, 2, 3}
B = {4, 5, 6}

2.
Diketahui 3 buah mata uang logam mempunyai sisi angka (A) dan sisi gambar (G),
dilempar sekali. Jika P adalah kejadian muncul dua gambar dan Q adalah kejadian
muncul tiga angka, nyatakan P dan Q dalam bentuk himpunan.
Penyelesaian
Jika S merupakan ruang sampel maka:
S = {AAA, AGA, GAA, GGA, GAG, AGG, AAG, GGG}
P adalah kejadian muncul dua gambar, maka:
P = {GGA, GAG, AGG}
Q adalah kejadian muncul tiga angka, maka:
Q = {AAA}

2.5
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1.
Tuliskan ruang sampel dari kejadian berikut.
a.
Pelambungan dua buah uang logam.
b.
Pelambungan sebuah dadu.
c.
Pelambungan tiga uang logam sekaligus.
d.
Pelambungan dua buah dadu sekaligus.
2.
Diketahui dua buah mata uang logam dilambungkan sekali. P adalah kejadian
muncul dua gambar dan Q kejadian muncul satu angka. Nyatakan P dan Q
dalam bentuk himpunan.
Peluang 71
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 721. Peluang Suatu Kejadian
Sebelum mempelajari peluang suatu kejadian, marilah kita ingat kembali mengenai
ruang sampel yang biasanya dilambangkan dengan S. Kejadian adalah himpunan bagia
n
dari ruang sampel, sedangkan titik sampel adalah setiap hasil yang mungkin terja
di pada
suatu percobaan. Jika A adalah suatu kejadian yang terjadi pada suatu percobaan
dengan
ruang sampel S, di mana setiap titik sampelnya mempunyai kemungkinan sama untuk
muncul, maka peluang dari suatu kejadian A ditulis sebagai berikut.
P(A) =
( )
()
n A
nS
Keterangan: P(A) = peluang kejadian A
n(A) = banyaknya anggota A
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel S
Coba kamu pelajari contoh berikut agar lebih memahami tentang peluang.
Contoh soal
1. Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:
a. ketiganya sisi gambar;
b. satu gambar dan dua angka.
C. Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya
3. Diketahui tiga buah mata uang dilambungkan sekali. Nyatakan dalam sebuah
himpunan kejadian-kejadian berikut.
a. Kejadian muncul 0 angka.
b. Kejadian muncul 1 angka.
c. Kejadian muncul 2 angka.
d. Kejadian muncul 3 angka.
4. Diketahui dua buah dadu dilambungkan sekali. X adalah kejadian munculnya
mata dadu pertama dan Y adalah kejadian munculnya mata dadu kedua. Nyatakan
dalam sebuah himpunan kejadian-kejadian berikut.
a. Kejadian muncul jumlah mata dadu 10.
b. Kejadian muncul jumlah mata dadu 12.
c. Kejadian muncul mata dadu sama.
d. Kejadian A = {( x, y) | x + y = 7}.
e. Kejadian B = {( x, y) | x = 3 }.
f. Kejadian C = {( x, y) | y = 5.
( )
()
n A
nS
Keterangan: P(A) = peluang kejadian A
n(A) = banyaknya anggota A
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel S
Coba kamu pelajari contoh berikut agar lebih memahami tentang peluang.
Contoh soal
1. Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:
a. ketiganya sisi gambar;
b. satu gambar dan dua angka.
C. Peluang Suatu Kejadian dan Penafsirannya
3. Diketahui tiga buah mata uang dilambungkan sekali. Nyatakan dalam sebuah
himpunan kejadian-kejadian berikut.
a. Kejadian muncul 0 angka.
b. Kejadian muncul 1 angka.
c. Kejadian muncul 2 angka.
d. Kejadian muncul 3 angka.
4. Diketahui dua buah dadu dilambungkan sekali. X adalah kejadian munculnya
mata dadu pertama dan Y adalah kejadian munculnya mata dadu kedua. Nyatakan
dalam sebuah himpunan kejadian-kejadian berikut.
a. Kejadian muncul jumlah mata dadu 10.
b. Kejadian muncul jumlah mata dadu 12.
c. Kejadian muncul mata dadu sama.
d. Kejadian A = {( x, y) | x + y = 7}.
e. Kejadian B = {( x, y) | x = 3 }.
f. Kejadian C = {( x, y) | y = 5.
Penyelesaian
a.
S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG}
Maka n(S) = 8
Misal kejadian ketiganya sisi gambar adalah A.
A = {GGG}, maka n(A) = 1
() 1
nA
=
P(A) =

() 8
nS
b. Misal kejadian satu gambar dan dua angka adalah B.
B = {AAG, AGA, GAA}, maka n(B) = 3
() 3

nB
=
P(B) =

() 8
nS
2.
Dalam kantong ada 6 kelereng merah dan 5 kelereng putih. Jika diambil 4 kelereng
sekaligus secara acak, tentukan peluang terambil:
a. kelereng merah;
b. kelereng putih;
c. 2 merah dan 2 putih;
d. 3 merah dan 1 putih.
Penyelesaian
S = pengambilan 4 kelereng sekaligus.
=
1144!(11 -4)! 4!7! 43217! ····
a.
Misal kejadian terambilnya kelereng merah adalah A, maka:
6! 6! ··
65 4!
==
n(A) = 6C4 =
= 15
4!(6 -4)! 4!2! 4!2 1 ·
nA() 15 1
==
P(A) =

nS( ) 330 22
1
Jadi, peluang terambil kelereng merah adalah

22 .
b.
Misal kejadian terambilnya kelereng putih adalah B, maka:
5! 5! ·
5 4!
==
n(B) = C4 =
= 5
54!(5 -4)! 4!1! 4!1!
nB()5 1
==
P(B) =

nS( ) 330 66
1
Jadi, peluang terambil kelereng putih adalah

66 .
n(S) = C11! 11! 11 10 9 8 7! · ··· = = = 330
Peluang 73
=
c.
Misal kejadian terambilnya 2 merah dan 2 putih adalah C, maka:
6! 5! 6! 5!
× =
×
n(C) = 6C × 5C=
22 2!(6 -2)! 2!(5 -2)! 2!4! 2!3!
6 54! ·· 54 3!
× = 15 × 10 = 150
2!4! 2!3!
nC() 150 5
==
P(C) =

nS( ) 330 11
5
Jadi, peluang terambil 2 merah dan 2 putih adalah
11
.
d.
Misal kejadian terambilnya 3 merah dan 1 putih adalah D, maka:
6! 5! 6! 5! ··· 5
65 43!
× =×= ×
n(D) = 6
× 5C1=
C3
··· 11
3!(6 -3)! 1!(5 -1)! 3!3! 1!4! 3 213! ·
= 20 × 5 = 100
() 10
nD 100
==
P(D) =

nS( ) 330 33
10
Jadi, peluang terambil 4 merah dan 1 putih adalah
33 .
2. Kisaran Nilai Peluang
Jika kejadian A dalam ruang sampel S selalu terjadi maka n(A) = n(S), sehingga
() S
nA
=
peluang kejadian Aadalah: P(A) =

= 1
() S
nS
Contoh soal
Tentukan peluang kejadian-kejadian berikut.
a. Setiap orang hidup pasti memerlukan makan.
b.
Dalam pelemparan sebuah dadu, berapakah peluang munculnya angka-angka di
bawah 10?
Penyelesaian
a.
Karena setiap orang hidup pasti memerlukan makan, sebab kalau tidak makan
pasti meninggal.
Jadi n(A) = 1 dan n(S) = 1, maka:
()

nA
P(A) = nS = 1

()
b.
S= {(1, 2, 3, 4, 5, 6} .n(S) = 6
A= munculnya angka-angka di bawah 10
=
{1, 2, 3, 4, 5, 6} .n(A) = 6
() 6

nA
=
P(A) =

= 1
() 6
nS
74
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Jika kejadian A dalam ruang sampel Stidak pernah terjadi sehingga n(A) = 0, maka
() 0
nA
=
peluang kejadian Aadalah: P(A) =

= 0.
nS() ()
nS
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan peluang kejadian-kejadian berikut.
a. Orang dapat terbang.
b. Muncul angka tujuh pada pelambungan sebuah dadu.
Penyelesaian
a.
Tidak ada orang dapat terbang, maka n(A) = 0
() 0
nA
=
P(A) =

= 0.
nS() ()
nS
Jadi peluang orang dapat terbang adalah 0.
b. Dalam pelambungan sebuqah dadu angka tujuh tidak ada, maka n(A) = 0
() 0
nA
=
P(A) =

= 0.
nS() ()
nS
Dari contoh soal di atas, maka kita dapat menentukan kisaran peluangnya adalah:
Jadi peluang muncul angka tujuh adalah 0.
3. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Frekuensi harapan dari sejumlah kejadian merupakan banyaknya kejadian dikalikan
dengan peluang kejadian itu. Misalnya pada percobaan Adilakukan nkali, maka frek
uensi
harapannya ditulis sebagai berikut.
Fh = n× P(A)
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami.
Contoh soal
1.
Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus sebanyak 240 kali,
tentukan frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka.
Penyelesaian
S= {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} . n(S) = 8
A= {AGG,GAG,GGA} . n(A) = 3
()

nA
F(A) = n× P(A) = 240 ×
h
()
nS
= 240 × 83 = 90 kali
Peluang 75
2.
Pada percobaan pelemparan 2 buah dadu sekaligus sebanyak 108 kali, tentukan
frekuensi harapan munculnya A = {(x, y) | x = 3}, x adalah dadu pertama dan y
adalah dadu kedua.
Penyelesaian
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), .., (6, 6)} . n(S) = 36
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} . n(A) = 6
F(A)= n × P(A)
()

nA
=
n ×
()
nS
6
=
108 ×
= 18 kali
36
2.6

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Jika sebuah dadu dilambungkan sekali, tentukan peluang munculnya angka-angka:
a.
lebih dari 4, c. ganjil,
b.
kurang dari 3, d. kelipatan 3.
2.
Jika sebuah dadu dilambungkan 360 kali, tentukan frekuensi harapan munculnya
angka-angka:
a.
genap, c. 8,
b.
prima, d. lebih dari 5.
3.
Dua buah dadu dilepar sekaligus. Jika x dadu pertama dan y dadu kedua, tentukan
peluang terambilnya:
a.
A = {(x, y) | y = 3}; c. C = {( x, y) | y = x + 1};
b.
B = {( x, y) | x + y = 10}; d. D = {( x, y) | x + 2y = 12}.
4.
Dalam suatu kotak terdapat 10 bola, di mana 6 bola berwarna merah dan empat bola
berwarna putih. Jika 2 bola diambil sekaligus, berapakah peluang munculnya bola:
a.
merah,
b.
putih?
5.
Dalam satu set kartu bridge, berapakah peluangnya jika terambil:
a.
kartu As berwarna merah,
b.
kartu bernomor yang kurang dari 6,
c.
kartu bernomor lebih dari 4?
6.
Dalam sebuah kotak terdapat 10 kartu bernomor 1 sampai 10. Jika diambil satu
kartu secara acak sampai 150 kali, berapakah frekuensi harapan munculnya:
a.
nomor ganjil, c. nomor yang lebih dari 7?
b.
nomor prima,
76
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
4.
Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Untuk mempelajari peluang komplemen suatu kejadian, coba perhatikan contoh
berikut.
Contoh soal
Pada pelemparan sebuah dadu sekali, berapakah peluang munculnya:
a.
nomor dadu ganjil,
b.
nomor dadu tidak ganjil?
Penyelesaian
a.
Untuk menjawab permasalahan peluang munculnya nomor dadu ganjil kita lihat
ruang sampel lebih dahulu yaitu S= {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka n(S) = 6.
Aadalah jika keluar nomor ganjil yaitu A= {1, 3, 5}, maka n(A) = 3 sehingga
nA () 31
P(A) = ==
nS() 6 2
b.
Peluang munculnya nomor dadu tidak ganjil kita sebut AC (komplemen dari A),
nA()C 31
maka AC= {2, 4, 6} .n(AC) = 3, sehingga P(AC) = ==
nS() 62
Dari contoh tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:

P(A) + P(AC) = 1
2 + 1
2 = 1
P(A) + P(AC) = 1 atau P(AC) = 1 P(A)
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Dalam sebuah kotak terdapat bola yang diberi nomor 1 sampai 10. Jika diambil seb
uah
bola, berapakah peluang munculnya:
a. nomor prima,
b. bukan nomor prima.
Penyelesaian
a.S= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} .n(S) = 10
Misalnya munculnya nomor prima adalah A, maka:
A= {2, 3, 5, 7} .n(A) = 4
() 4
nA
=
P(A) =

= 0,4
() 10
nS
b. Bukan nomor prima = AC, maka peluangnya = P(AC):
P(AC)= 1 P(A)
= 1 0,4 = 0,6

Peluang 77
5. Peluang Dua Kejadian Saling Asing
a. Peluang gabungan dua kejadian (kejadian A atau kejadian B) dapat ditentukan d
engan
rumus sebagai berikut.
Misal A dan B adalah dua kejadian yang berbeda S, maka peluang kejadian A.B
ditentukan dengan aturan:

P (A.B) = P(A) + P(B)


)BnA(P) B(P) +A(P) =B.A(P
Contoh soal
Dalam melambungkan sebuah dadu, jika A adalah kejadian munculnya bilangan
ganjil dan B adalah kejadian munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian
munculnya bilangan ganjil atau prima!
Penyelesaian
S
= {1, 2, 3, 4, 5, 6}
3
A
= bilangan ganjil : {1, 3, 5} . P(A) =
A SB
1
3
5
2
4
4
6
3
B
= bilangan prima : {2, 3, 5} . P(B) =

6
2
AnB = {3, 5} . P{AnB} =

6
P(A.B)= P(A) + P(B) P(AnB)

3
3 6242
2 -
=

6
666 63
2
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima adalah

3
b.
Peluang gabungan dua kejadian saling asing (kejadian A atau B di mana A dan B
saling asing)
Karena A dan B saling asing maka AnB = 0 atau P(AnB) = 0
Sehingga: P (A.B) = P(A) + P(B) P(AnB)
P(A) + P(B) 0

Contoh soal
Dalam sebuah kantong terdapat 10 kartu, masing-masing diberi nomor yang
berurutan, sebuah kartu diambil dari dalam kantong secara acak, misal A adalah
kejadian bahwa yang terambil kartu bernomor genap dan B adalah kejadian terambil
kartu bernomor prima ganjil.
78
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
a. Selidiki apakah kejadian A dan B saling asing.
b. Tentukan peluan kejadian A atau B.
Penyelesaian
a. (AnB) { } maka A dan B salling asing
b. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} . P(A) =
A = {2, 4, 6, 8, 10} . P(B) =
B = {3, 5, 7}
5
10
3
10
. P(AnB) = 0
S
2
4
6
8
10
3
5
7
A B
P(AnB)= { }
P (A.B)= P(A) + P(B)

5 384
=

+
=

1010 10 5
6. Peluang Kejadian Saling Bebas
Jika kejadian A tidak memengaruhi terjadinya kejadian B dan sebaliknya atau terj
adi
atau tidaknya kejadian A tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya kejadian B.
Hal ini
seperti digambarkan pada pelemparan dua buah dadu sekaligus.
A adalah kejadian keluarnya dadu pertama angka 3 dan B adalah kejadian keluarnya

dadu kedua angka 5 maka kejadian A dan kejadian B merupakan dua kejadian yang
saling bebas, dan peluang kejadian ini dapat dirumuskan:
P(AnB) = P(A) × P(B)
Coba kamu pelajari contoh berikut untuk lebih memahami tentang kejadian saling
bebas.
Contoh soal
Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A adalah kejadian keluarnya dadu pertama
angka 3 dan B adalah kejadian keluarnya dadu kedua angka 5. Berapakah peluang
terjadinya A, B, dan AnB.
Penyelesaian
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), .., (6, 6)} . n(S) = 36
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} . n(A) = 6
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} . n(B) = 6
nA() 6 1
==
P(A) =

nS() 366
Peluang 79
nA() 6 1
==
P(B) =

nS() 366
11 1

P(AnB)= P(A) × P(B) = ×=


66 36
7. Peluang Kejadian Bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung apa
bila
terjadi atau tidak terjadinya kejadian Aakan memengaruhi terjadi atau tidak terj
adinya
kejadian B. Peluang terjadinya kejadian Adengan syarat kejadian B telah muncul a
dalah:
P(A/B) =
( )
()
PA B
PB
n
, dengan syarat P(B) . 0
Atau peluang terjadinya kejadian Bdengan syarat kejadian Atelah muncul adalah:
P(B/A) =
( )
()
PA B
PA
n
, dengan syarat P(A) . 0
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola putih. Jika sebuah bola diam
bil
dalam kotak itu berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian. Tentukan pe
luang
yang terambil kedua-duanya bola merah.
Penyelesaian
65
P(A) =
P(B/A)=
10;9
P(AnB)= P(A) · P(B/A)
65 30 1
=
=
=
10× 9903
Jadi, peluang yang terambil kedua-duanya bola merah tanpa pengembalian adalah 13
.
2.7

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Sebuah kartu diambil secara acak dari 52 buah kartu bridge. Tentukan peluang
terambil kartu skop atau kartu berwarna merah.
2.
Jika sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang munculnya angka dadu
bilangan prima atau bilangan genap.
3.
Dalam pelemparan dua buah dadu sekaligus, berapakah peluang keluarnya dadu
pertama angka 1 dan dadu kedua angka 4.
80
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
4.
Dalam kantin sekolah terdapat 30 siswa, di mana 12 siswa sedang minum es dan
makan soto, 20 siswa sedang minum es dan makan bakso, sedangkan 3 siswa
hanya duduk. Tentukan peluang yang minum es saja.
5.
Dalam kotak terdapat 10 bola, 5 bola berwarna putih, 1 bola merah dan lainnya
berwarna kuning. Jika sebuah bola diambil secara acak, berapa peluang:
a.
terambil bola berwarna kuning,
b.
terambil bola tidak berwarna kuning.
6.
Sebuah dadu dilempar satu kali. Tentukan peluang keluarnya bilangan genap,
bila telah diketahui telah keluar bilangan lebih dari 5.
1.
Aturan pengisian tempat
Jika sesuatu pekerjaan diselesaikan dengan pcara yang berlainan dan sesuatu
pekerjaan lain diselesaikan dengan qcara yang berlainan, maka banyaknya cara
untuk melakukan dua kegiatan itu dapat diselesaikan dengan (p× q) cara.
2.
Faktorial
n! = n(n 1)(n 2)(n 3) 3 · 2 · 1
3.
Permutasi dari n unsur, pada setiap pengambilan diambil runsur dirumuskan:
n!
P=
nr
4.
Banyaknya permutasi dari nunsur dengan munsur yang sama dirumuskan:
( )!nr-
n!
P=

m!
5.
Permutasi siklis dari n unsur dirumuskan:
P= (n 1)!
6. Kombinasi dari n unsur, pada setiap pengambilan diambil r
n!
C=

nr
!( - )!
rn r
unsur dirumuskan:
7.
Bentuk (a+ b)ndapat dijabarkan dengan binomial Newton sebagai berikut:
n
-
Cab
(a+ b)n= S n k
nkk
k=0

8.
Peluang kejadian Ajika ruang sampel Sadalah:
()
nA
P(A) = nS di mana 0 < P(A) < 1

()
Peluang 81
9.
Frekuensi harapan munculnya kejadian Adalam nkali percobaan adalah:
Fh = P(A) × n
10. Kejadian majemuk
Peluang kejadian Aatau kejadian Bdinotasikan P(A.B) adalah:
P(A.B) = P(A) + P(B) P(AnB)
Jika AnB= Ø, maka disebut kejadian saling lepas atau saling asing, sehingga:
P(A.B) = P(A) + P(B)
11. Kejadian Adan kejadian B merupakan dua kejadian saling bebas apabila:
P(AnB) = P(A) × P(B)
12. Kejadian Adan kejadian B merupakan dua kejadian tidak saling bebas atau
kejadian bersyarat apabila:
( n
)
PA B
P(A/B) =
dengan syarat P(B) . 0 atau
()
PB
( n
)
PA B
P(B/A) =
dengan syarat P(A) . 0
()
PA

I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.
1.
Dari 5 pria dan 4 wanita akan dipilih 3 pria dan 3 wanita. Banyak cara memilih a
da ....
a. 60
d. 20
b. 40
e. 18
c. 24
2.
Banyak sepeda motor yang memakai nomor polisi dengan susunan angka-angka 1, 2, 3
,
4 dan 5 dan terdiri atas lima angka tanpa berulang adalah .
a. 40
d. 240
b. 60
e. 400
c. 120
n!
3.
Nilai n yang memenuhi
= 6 adalah .
(n-1)!
a. 2
d. 5
b. 3
e. 6
c. 4
82
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
4. Suatu rapat diikuti 7 orang yang duduk mengelilingi meja bundar. Banyak cara
duduk
adalah .
a. 270
d. 4.050
b. 460
e. 5.040
c. 720
5.
Koefisien suku yang memuat x5 dari (x + y)8 adalah .
a. 20
d. 64
b. 28
e. 128
c. 56
6.
Sebuah kantong berisi 7 kelereng merah dan 5 kelereng kuning. Dari kantong itu d
iambil
3 kelereng sekaligus secara acak. Banyak cara terambil 2 kelereng merah dan 1 ke
lereng
kuning adalah .
a. 103
d. 106
b. 104
e. 108
c. 105
7. Jika peluang kejadian hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah 17
30 maka peluang kejadian
tidak hujan dalam kurung waktu 30 hari adalah .
12
15
a.
d.
30
30
13
16
b.
e.
30
30
c.
8.
Pada pelemparan dua buah dadu satu kali, peluang munculnya mata dadu berjumlah 8
atau 5 adalah .
5
1
a.
d.
19
9
1
2
b.
e.
4
9
c.
9.
Tiga uang logam dilempar bersama-sama. Jika A adalah kejadian muncul tepat dua
angka, maka P(A) adalah .
3
3
a.
d.
4
8
1
5
b.
e.
8
8
c.
8

14
30
5
26
2
Peluang 83
10.
Dua dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul mata dadu pertama 3 dan mata
dadu kedua 5 adalah .
6
3
a. 36
36
d.
5
1
b.
36
e. 36
4
c.
36
11.
Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang munculnya jumlah mata dadu 9 atau
10 adalah .
5
9
a. 36
36
d.
7
11
b.
e.
36
36
c.
12.
Kotak pertama berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Kotak kedua berisi 2 bola m
erah
dan 6 bola kuning. Dari masing-masing kotak diambil sebuah bola secara acak. Pel
uang
terambilnya kedua bola berwarna sama adalah .
1
9
a.
d.
8 16
57

b.
e.
16
8
c.
13. Dari seperangkat kartu bridge diambil secara acak satu lembar kartu. Peluang
terambilnya kartu yang bukan As adalah .
13

a.
d.
52 13
1 48

b.
e.
13
52
c.
14.
Pada percobaan melempar sebuah dadu sebanyak 600 kali, frekuensi harapan munculn
ya
bilangan prima adalah .
a. 250
d. 450
b. 300
e. 500
c. 325
15. Jika berlaku = maka nilai n adalah .
nC4 nP3
a. 9
d. 27
b. 12
e. 35
c. 15
8
36
7
16
5
52
84
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
16.
Pada suatu tiang diikatkan bendera 4 buah berwarna merah, 2 biru, dan 2 hijau. S
etiap
susunan mempunyai arti yang berbeda. Banyaknya susunan yang mungkin adalah .
a. 70
d. 280
b. 90
e. 420
c. 240
17.
Dari 10 peserta olimpiade matematika yang masuk nominasi akan dipilih 3 nominasi
terbaik secara acak. Banyak pilihan yang dapat dilakukan adalah .
a. 10
d. 120
b. 20
e. 720
c. 40
18.
Dalam suatu pertemuan ada 30 orang dan saling berjabat tangan. Banyak cara jabat
tangan yang terjadi adalah .
a. 435
d. 875
b. 455
e. 885
c. 870
19.
Sebuah kantong berisi 6 bola merah, 4 bola putih, dan 8 bola biru. Apabila 3 bol
a diambil
sekaligus secara acak, peluang terambil 2 bola putih dan 1 bola merah adalah .
55 3
a.
d.
204 68
56

b.
e.
204
17
c.
20. Sebuah kartu diambil dari seperangkat kartu bridge. Peluang terambil kartu A
s atau
kartu warna merah adalah .
4
28
a.
d.
54
52
10
30
b.
e.
52
52
c.
7
102
26
52
II.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar.
1.
Dari lima buah angka 1, 2, 3, 4, 5 hendak disusun bilangan genap yang terdiri at
as tiga
angka. Berapa banyaknya bilangan yang dapat disusun jika angka-angka itu:
a.
boleh ada yang sama,
b.
tidak boleh ada yang sama.
Peluang 85
2.
Sebuah kantong berisi 7 kelereng merah dan 5 kelereng kuning. Dari kantong itu d
iambil
3 kelereng sekaligus secara acak. Ada berapa cara pengambilan, jika kelereng yan
g
diambil adalah:
a.
ketiganya berwarna merah,
b.
ketiganya berwarna kuning,
c.
2 kelereng berwarna merah dan 1 kelereng berwarna kuning?
3.
Terdapat 10 bola yang diberi nomor 1 sampai 10. Jika diambil 2 bola secara acak
dari
kartu itu, berapa peluang terambil 2 bola dengan nomor bilangan prima?
4.
Pada percobaan melempar dua buah dadu sekaligus, tentukan peluang kejadian mata
dadu yang muncul berjumlah lebih dari 4.
5.
Dalam pelemparan dua buah dadu sekaligus, tentukan peluang keluarnya jumlah kedu
a
mata dadu sama dengan 5 atau jumlah kedua mata dadu sama dengan 10.
6.
Tentukan banyaknya susunan yang berbeda dapat dibuat dari kata:
a.
BUKU
b.
RATARATA
c.
LIMIT
d.
KALKULUS
7.
Tentukan n jika:
a. = 56,
(n + 3)P2
b.
4 = 24 C4.
nP3n
8.
Diketahui kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas tetapi tidak saling
lepas.
Jika P(A) = 1 dan P(A.B) = 53 , hitunglah P(B).
3
9.
Tentukan koefisien suku ke-5 dari ( 2x y)7.
10.
Dalam sebuah kotak terdapat 12 bola merah dan 8 buah bola putih. Jika sebuah bol
a
diambil dari dalam kotak berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian, te
ntukan
peluang yang terambil kedua-duanya bola merah.
86
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
3
Trigonometri

Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua Sudut, Selisih


Dua Sudut, dan Sudut Ganda
Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus
Menggunakan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus

Pernahkah kamu berpikir untuk mencocokkan apakah betul tinggi monumen


nasional (Monas) ±130 meter? Untuk membuktikannya, kamu dapat menerapkan
konsep trigonometri yaitu menggunakan tangen suatu sudut pada perbandingan
trigonometri. Caranya dengan mengukur besarnya sudut yang terbentuk oleh garis
pandang pengamat ke puncak Monas melalui garis horizontal. Misalnya jika pengama
t
berada pada sudut 30°, maka pengamat harus berjalan mendekati Monas sampai
terbentuk sudut 45°. Apabila jarak dari tempat pengamatan pertama sejauh 1 km,
maka dengan aturan sudut ganda pengamat dapat menentukan tinggi Monas. Nah,
pada bab ini kamu akan mempelajari rumus trigonometri dan penggunaannya.
Trigonometri Trigonometri
>
>

>
Menggunakan rumus
sinus dan cosinus jumlah
dua sudut, selisih dua
sudut, dan sudut ganda
Menurunkan rumus
jumlah dan selisih
sinus dan cosinus
Menggunakan rumus
jumlah dan selisih sinus
dan cosinus
Rumus cosinus
jumlah dan
selisih dua
sudut
Rumus sinus
jumlah dan
selisih dua
sudut
Rumus tangen
jumlah dan
selisih dua
sudut
>
>
>

Perkalian sinus dan


cosinus dalam jumlah
atau selisih sinus
atau cosinus
>
Merancang dan
membuktikan identitas
trigonometri
>
Menggunakan rumus
trigonometri dan selisih
dua sudut dalam
pemecahan masalah
>
Menyelesaikan masalah
yang melibatkan rumus
jumlah dan selisih dua
sudut
>
>
Menggunakan rumus
sinus, cosinus, dan
tangen sudut ganda
Membuktikan rumus
trigonometri dari sinus
dan cosinus jumlah dan
selisih dua sudut
>
sinus jumlah dan selisih sudut
cosinus jumlah dan selisih sudut
tangen jumlah dan selisih sudut
perkalian sinus dan cosinus
sinus sudut ganda
cosinus sudut ganda
identitas trigonometri
Membuktikan rumus
trigonometri jumlah dan
selisih dari sinus dan
cosinus dua sudut
>
88
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
A Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua
Sudut, Selisih Dua Sudut, dan Sudut Ganda
1. Rumus Cosinus Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Sebelum membahas rumus cosinus untuk jumlah dan selisih dua sudut, perlu kamu
ingat kembali pelajaran di kelas X. Dalam segitiga siku-siku ABC berlaku:
sisi di depan sudut ABC
sin a =

C sisi miring AC
sisi di dekat sudut AAB
cos a =

=
B sisi miring AC
A
=
sisi di depan sudut A BC
tan a
sisi di dekat sudut AAB
= =
Selanjutnya, perhatikanlah gambar di samping.
Dari lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan
berjari-jari 1 satuan misalnya,
. AOB = . A
. BOC = . B
maka . AOC = . A + . B
Dengan mengingat kembali tentang koordinat
Cartesius, maka:
A
B
C
D
B
B
AO X
Y
a. koordinat titik A (1, 0)
b. koordinat titik B (cos A, sin A)
c. koordinat titik C {cos (A + B), sin (A + B)}
d. koordinat titik D {cos ( B), sin ( B)} atau (cos B, sin B)
AC = BD maka AC2 = DB2
{cos (A + B) 1}2 + {sin (A + B) 0}2 = {cos B cos A}2 + { sin B sin A}2
cos2 (A + B) 2 cos (A + B) + 1 + sin2 (A + B) = cos2 B 2 cos B cos A + cos2 A +
sin2 B + 2 sin B sin A + sin2 A
2 2 cos (A + B) = 2 2 cos A cos B + 2 sin A sin B
2 cos (A + B) = 2 (cos A cos B sin A sin B)
cos (A + B) = cos A cos B sin A sin B
Rumus cosinus jumlah dua sudut:
cos (A + B) = cos A cos B sin A sin B
Dengan cara yang sama, maka:
cos (A B) = cos (A + ( B))
cos (A B) = cos A cos ( B) sin A sin ( B)
cos (A B) = cos A cos B + sin A sin B
Trigonometri 89
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 90Rumus cosinus selisih dua sudut:
cos (A B) = cos A cos B + sin A sin B
Untuk memahami penggunaan rumus cosinus jumlah dan selisih dua sudut, pelajarila
h
contoh soal berikut.
Contoh soal
Diketahui cos A = 13
5 dan sin B = 25
24 , sudut A dan B lancip. Hitunglah cos (A + B) dan
cos (A B).
Penyelesaian
cos A = 13
5 , maka sin A = 13
12
sin B = 25
24 , maka cos B = 25
7
cos (A + B) = cos A · cos B sin A · sin B
= 13
5 · 25
7 13
12 · 25
24
= 325
253
325
288
325
35 -=-
cos (A B) = cos A · cos B + sin A · sin B
= 5 7 12 24
13 25 13 25· + ·
= 35 288
325 325+ = 323
325
2. Rumus Sinus Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Perhatikan rumus berikut ini.
sin (A + B) = cos { 2
p (A + B)}
= cos ( 2
p A B)
= cos {( 2
p A) B}
= cos ( 2
p A) cos B + sin ( 2
p A) sin B
= sin A cos B + cos A sin B
Maka rumus sinus jumlah dua sudut: sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
Ingat!!
Sudut A dan B lancip, maka
sin A = 13
12 . cos B = 25
7
cos A = 13
5 . sin B = 25
24
13
5 dan sin B = 25
24 , sudut A dan B lancip. Hitunglah cos (A + B) dan
cos (A B).
Penyelesaian
cos A = 13
5 , maka sin A = 13
12
sin B = 25
24 , maka cos B = 25
7
cos (A + B) = cos A · cos B sin A · sin B
= 13
5 · 25
7 13
12 · 25
24
= 325
253
325
288
325
35 -=-
cos (A B) = cos A · cos B + sin A · sin B
= 5 7 12 24
13 25 13 25· + ·
= 35 288
325 325+ = 323
325
2. Rumus Sinus Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Perhatikan rumus berikut ini.
sin (A + B) = cos { 2
p (A + B)}
= cos ( 2
p A B)
= cos {( 2
p A) B}
= cos ( 2
p A) cos B + sin ( 2
p A) sin B
= sin A cos B + cos A sin B
Maka rumus sinus jumlah dua sudut: sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
Ingat!!
Sudut A dan B lancip, maka
sin A = 13
12 . cos B = 25
7
cos A = 13
5 . sin B = 25
24
91Trigonometri
Dengan cara yang sama, maka:
sin (A B) = sin {A + ( B)}
= sin A cos ( B) + cos A sin ( B)
= sin A cos B cos A sin B
Rumus sinus selisih dua sudut: sin (A B) = sin A cos B cos A sin B
Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami tentang penggunaan rumus sinus
jumlah dan selisih dua sudut.
Contoh soal
Diketahui cos A = 5
4 dan sin B = 13
5 , sudut A dan B tumpul. Hitunglah sin (A + B) dan
sin (A B).
Penyelesaian
cos A = 5
4 , maka sin A = 5
3 (kuadran II)
sin B = 13
5 , maka cos B = 13
12 (kuadran II)
sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
= 5
3 ·( 13
12 ) + ( 5
4 ) ·13
5
= 65
56
65
20
65
36 -=--
sin (A B) = sin A cos B cos A sin B
=
3 12 4 5
5 13 5 13
. .. .·- -- · . .. .. .. .
= 36 20
65 65- + = 16
65-
3. Rumus Tangen Jumlah dan Selisih Dua Sudut
tan (A + B) =
sin ( )
cos ( )
A B
A B
+
+
=
sin cos cos sin
cos cos sin sin
A B A B
A B A B
+
-
=
1
sin cos cos sin cos cos
cos cos sin sin 1
cos cos
A B A B A B
A B A B
A B
+ ··-
·
Ingat!!
Jika sudut A dan B tumpul,
sin A = 5
3 .cos A = 5
4
sin B = 13
5 .cos B = 13
12
5
4 dan sin B = 13
5 , sudut A dan B tumpul. Hitunglah sin (A + B) dan
sin (A B).
Penyelesaian
cos A = 5
4 , maka sin A = 5
3 (kuadran II)
sin B = 13
5 , maka cos B = 13
12 (kuadran II)
sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
= 5
3 ·( 13
12 ) + ( 5
4 ) ·13
5
= 65
56
65
20
65
36 -=--
sin (A B) = sin A cos B cos A sin B
=
3 12 4 5
5 13 5 13
. .. .·- -- · . .. .. .. .
= 36 20
65 65- + = 16
65-
3. Rumus Tangen Jumlah dan Selisih Dua Sudut
tan (A + B) =
sin ( )
cos ( )
A B
A B
+
+
=
sin cos cos sin
cos cos sin sin
A B A B
A B A B
+
-
=
1
sin cos cos sin cos cos
cos cos sin sin 1
cos cos
A B A B A B
A B A B
A B
+ ··-
·
Ingat!!
Jika sudut A dan B tumpul,
sin A = 5
3 .cos A = 5
4
sin B = 13
5 .cos B = 13
12
sin A cos B +cos A sin B

cos A cos B
= cos cos sin sin A B A B-
cos A cos B
sin A cos B cos A sin B

cos A cos B cos A cos B


sin A sin B

+
cos A cos B tan A +tan B
=
=

=
cos cos cos cos
cos cos sin sin
A B A B
A B A B
+
-
sin A sin B 1-tan A tan B
1-·
cos A cos B
Rumus tangen jumlah dua sudut:
tan (A + B) =
tan tan
1 tan tan
A B
A B
+
-
tan (A B) =
tan tan
1 tan tan
A B
A B
-
+
Pelajarilah contoh soal berikut agar kamu memahami penggunaan rumus tangen jumla
h
dan selisih dua sudut.
Contoh soal
Tanpa menggunakan tabel logaritma atau kalkulator, hitunglah tan 105°.
Penyelesaian
tan 60 °+tan 45 °
tan 105° = tan (60 + 45)° =

1-tan 60 ° tan 45 °

+
31 3 +11 + 3

×
=
=

1-31- 31+ 3
3 +3 ++ 3

1
4 +23 4 +23
= =
= (2 + 3)
= 12 -(3) 2 = 13--2
3.1

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1. Hitunglah dengan rumus sinus jumlah dan selisih sudut berikut.
a. sin 105°
b. sin 75° cos 15° cos 75° sin 15°
92
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
2. Hitunglah dengan rumus cosinus jumlah dan selisih sudut berikut.
a. cos 195°
b. cos 58° cos 13° + sin 58° sin 13°
3. Diketahui sin A = 35 , cos B = 135 , dan A dan B merupakan sudut lancip.
a. Tentukan tan (A + B)
b. Tentukan tan (A B)
4. Diketahui . A dan . B adalah sudut lancip. Jika cos A = 54 dan cos B = 24
25 ,
tentukan:
a. cos (A + B)
b. sin (A B)
5. Sederhanakanlah: tan (x + 45°) · tan (x 45°).
4. Penggunaan Rumus Sinus, Cosinus, dan Tangen Sudut Ganda
a. Menggunakan Rumus Sinus Sudut Ganda
Dengan menggunakan rumus sin (A + B), untuk A = B maka diperoleh:
sin 2A = sin (A + B)
= sin A cos A + cos A sin A
= 2 sin A cos A

Rumus: sin 2A = 2 sin A cos A


Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui sin A = 135 , di mana A di kuadran III. Dengan menggunakan rumus
sudut ganda, hitunglah sin 2A.
Penyelesaian
r2 = x2 + y2 . x2 = r2 y2
= 132 ( 5)2
= 168 25
x2 = 144
x = 12, karena di kuadran III
cos A =
r
12
cos A =

13
sin 2A = 2 sin A cos A = 2 ( 5
13 ) = 120
13 ) ( 12
169
x-
Trigonometri 93
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 94b. Rumus Cosinus Sudut Ganda
Dengan menggunakan rumus cos (A + B), untuk A = B maka diperoleh:
cos 2A = cos (A + A)
= cos A cos A sin A sin A
= cos2 A sin2 A ..(1)
atau
cos 2A = cos2 A sin2 A
= cos2 A (1 cos2 A)
= cos2 A 1 + cos2 A
= 2 cos2 A 1 ..(2)
atau
cos 2A = cos2 A sin2 A
= (1 sin2 A) sin2 A
= 1 2 sin2 A (3)
Dari persamaan (1), (2), dan (3) didapat rumus sebagai berikut.
cos 2A = cos2 A sin2 A
cos 2A = 2 cos2 A 1
cos 2A = 1 2 sin2 A
Pelajarilah contoh soal berikut untuk memahami rumus cosinus sudut ganda.
Contoh soal
Diketahui cos A = 24
25 , di mana A dikuadran III. Dengan menggunakan rumus
sudut ganda, hitunglah nilai cos 2A.
Penyelesaian
cos 2A = 2 cos2 A 1
= 2( 24
25 )2 1
= 2·276
625 1 = 1.152 527 1625 625 -=
c. Rumus Tangen Sudut Ganda
Dengan menggunakan rumus tan (A + B), untuk A = B diperoleh:
tan 2A = tan (A + A)
= tan tan
1 tan tan
A A
A A
+
- · = 2
2 tan
1 tan
A
A-
Ingat!!
sin2 A + cos2 A = 1
24
25 , di mana A dikuadran III. Dengan menggunakan rumus
sudut ganda, hitunglah nilai cos 2A.
Penyelesaian
cos 2A = 2 cos2 A 1
= 2( 24
25 )2 1
= 2·276
625 1 = 1.152 527 1625 625 -=
c. Rumus Tangen Sudut Ganda
Dengan menggunakan rumus tan (A + B), untuk A = B diperoleh:
tan 2A = tan (A + A)
= tan tan
1 tan tan
A A
A A
+
- · = 2
2 tan
1 tan
A
A-
Ingat!!
sin2 A + cos2 A = 1
Rumus: tan 2A = 2
2 tan
1 tan
A
A- 2
2 tan
1 tan
A
A-
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Jika a sudut lancip dan cos a = 54 , hitunglah tan 2a.
Penyelesaian
BC2 = AC2 AB2
=52 42
= 25 16 = 9
BC = 9 = 3
BC 3
tan a = =
AB 4
432 · 33
2 tan a

2
tan 2a =
=
=
1- tan 2 a 29
..
1-
1-.
.
16
. 4 .
33
2
=
=
2
7
16 9
-
1616 16
3 16 24

= × =

277
A B
C
12
12
12
d. Rumus Sudut Ganda untuk Sin
A, Cos
A, dan Tan
A

Berdasarkan rumus cos 2A = 1 2 sin2 A dan cos 2A = 2 cos2 A 1, maka dapat


11 1

A .
digunakan menentukan rumus sudut ganda untuk sin
A , cos
A , dan tan
22 2
1
Misal 2A = a. A =

a , sehingga:
2
cos 2A = 1 2 sin2 A
1

a
cos a = 1 2 sin2
2
1

2 sin2

a = 1 cos a
2
11- cos a

sin2

a =
22
11- cos a

a =
sin
22
Trigonometri 95
1

a
Begitu pula untuk cos
2
cos 2A = 2 cos2 A 1
1

cos a = 2 cos2

a 1
2
1

2 cos2

a = cos a+ 1
2
1 cos a+1

a =
cos2

22
1 cos a+1

a =
cos 2 2
Dengan cara yang sama didapat:
1 sin a 11-cos a
tan

a = a jika cos a.-1 atau tan


a = jika sin a.0.
21+cos 2 sin aRumus:
sin 1
2 a =
1 cos
2
- a
cos 1
2 a =
cos 1
2
a+
tan 1
2 a =
sin
1 cos
a
+ a, cos 1a.-
tan 1
2 a =
1 cos
sin
- a
a , sin 0a.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Hitunglah nilai dari:
1. sin 15°
2. cos 67,5°
3. tan 22,5°
Penyelesaian

1
1-
3
1-cos 30 °22 - 3
1. sin 15° =
=
=
2 24

= 1 2 32 -
96
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
97Trigonometri
3.22. cos 67,5° =
cos 135 1
2
°+
=
cos 45 1
2
- °+
=
1 212
2
- +
= 22
4
- + = 1 2 22 -
3. tan 22,5° =
sin 45
1 cos 45
°
+ ° =
1 22
11 22+
=
2
2
2 2
2
+
=
2 2
2 2 2
·
+
=
2
2 2+ =
2 2 2
2 22 2

+ -
= 22 2
42
-
- = 2( 2 1)
2
- = 21-
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Diketahui sin A = 13
12 , 0 < A < 1
2 p
a. Tentukan nilai dari sin 2A.
b. Tentukan nilai dari cos 2A.
c. Tentukan nilai dari tan 2A.
2. Tanpa tabel logaritma dan kalkulator, hitunglah:
a. 2 sin 75° cos 15°
b.
sin 81 sin 15
sin 69 sin 171
°+ °
°- °
3. Jika sin A = 12
13 dan A terletak di kuadran II, tentukan nilai:
a. sin 2A
b. cos 2A
4. Hitunglah:
a. sin 67,5°
b. cos 22,5°
c. tan 15°
5. Jika cos 2A = 8
10 dan A sudut lancip, tentukan tan A.
Ingat!!
sin (180 A)° = sin A
cos (180 A)° = cos A
tan (180 A)° = tan A
3.22. cos 67,5° =
cos 135 1
2
°+
=
cos 45 1
2
- °+
=
1 212
2
- +
= 22
4
- + = 1 2 22 -
3. tan 22,5° =
sin 45
1 cos 45
°
+ ° =
1 22
11 22+
=
2
2
2 2
2
+
=
2 2
2 2 2
·
+
=
2
2 2+ =
2 2 2
2 22 2

+ -
= 22 2
42
-
- = 2( 2 1)
2
- = 21-
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Diketahui sin A = 13
12 , 0 < A < 1
2 p
a. Tentukan nilai dari sin 2A.
b. Tentukan nilai dari cos 2A.
c. Tentukan nilai dari tan 2A.
2. Tanpa tabel logaritma dan kalkulator, hitunglah:
a. 2 sin 75° cos 15°
b.
sin 81 sin 15
sin 69 sin 171
°+ °
°- °
3. Jika sin A = 12
13 dan A terletak di kuadran II, tentukan nilai:
a. sin 2A
b. cos 2A
4. Hitunglah:
a. sin 67,5°
b. cos 22,5°
c. tan 15°
5. Jika cos 2A = 8
10 dan A sudut lancip, tentukan tan A.
Ingat!!
sin (180 A)° = sin A
cos (180 A)° = cos A
tan (180 A)° = tan A
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 981. Perkalian Sinus dan Cosinus dala
m Jumlah atau Selisih Sinus
atau Cosinus
a. Perkalian Cosinus dan Cosinus
Dari rumus jumlah dan selisih dua sudut, dapat diperoleh rumus sebagai berikut
cos (A + B) = cos A cos B sin A sin B
cos (A B) = cos A cos B + sin A sin B +
cos (A + B) + cos (A B) = 2 cos A cos B
Rumus: 2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A B)
Pelajarilah contoh soal berikut untuk lebih memahami rumus perkalian cosinus dan
cosinus.
Contoh soal
Nyatakan 2 cos 75° cos 15° ke dalam bentuk jumlah atau selisih, kemudian tentuka
n
hasilnya.
Penyelesaian
2 cos 75° cos 15° = cos (75 + 15)° + cos (75 15)°
= cos 90° + cos 60°
= 0 + 2
1
= 2
1
Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok. Kemudian, buktikan:
sin 3A = 3 sin A 4 sin 3A
cos 3A = 4 cos3 A 3 cos A
tan 3A =
3
2
3 tan tan
1 3 tan
A A
A
-
-
Cocokkan dengan kelompok lain. Adakan tanya jawab materi yang sedang diberikan
B Penurunan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan
Cosinus
2
1
= 2
1
Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok. Kemudian, buktikan:
sin 3A = 3 sin A 4 sin 3A
cos 3A = 4 cos3 A 3 cos A
tan 3A =
3
2
3 tan tan
1 3 tan
A A
A
-
-
Cocokkan dengan kelompok lain. Adakan tanya jawab materi yang sedang diberikan
B Penurunan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan
Cosinus
b. Perkalian Sinus dan Sinus
Dari rumus jumlah dan selisih dua sudut, dapat diperoleh rumus sebagai berikut:
cos (A + B) = cos A cos B sin A sin B
cos (A B) = cos A cos B + sin A sin B _
cos (A + B) cos (A B) = 2 sin A sin B atau
2 sin A sin B = cos (A B) cos (A + B)

2 cos A sin B = sin (A + B) sin (A B)


Untuk lebih memahami rumus perkalian sinus dan cosinus, palajarilah contoh soal
berikut.

2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A B)


Rumus: )B+A) cos (BA= cos (BsinA2 sin
Agar lebih memahami materi ini, pelajarilah contoh soal berikut.

Contoh soal
Nyatakan 2 sin 67 12 ° sin 22 12 ° ke dalam bentuk jumlah atau selisih, kemudian
tentukan hasilnya.
Penyelesaian

2 sin 67 12° sin 222 = cos (6712 2212)° cos (6712 + 22 12)°
=
cos 45° cos 90°
1
1

2
= 2 0 =
2
2

c. Perkalian Sinus dan Cosinus


Dari rumus jumlah dan selisih dua sudut, dapat diperoleh rumus sebagai berikut.
sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
sin (A B) = sin A cos B cos A sin B
+
sin (A + B) + sin (A B) = 2 sin A cos B atau
2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A B)

Dengan cara yang sama didapat rumus:


Contoh soal
Nyatakan soal-soal di bawah ini ke dalam bentuk jumlah atau selisih sinus, kemud
ian
tentukan hasilnya.
1. sin 105° cos 15°
2. sin 127 12 ° sin 97 12 °
Trigonometri 99
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1003.3Penyelesaian
1. sin 105° cos 15° = 2
1 {sin (105 + 15)° + sin (105 15)° }
= 2
1 (sin 120° + sin 90)°
= 2
1 ( 32
1 + 1)
= 34
1 + 2
1
2. sin 1127 2 ° sin 197 2 ° = 2
1 (2 sin 127 2
1 ° sin 97 2
1 °)
= 2
1 {cos (127 2
1 ° 97 2
1 °) cos (127 2
1 ° + 97 2
1 °)}
= 2
1 (cos 30° cos 225°)
= 2
1 (cos 30° + cos 45°)
= 2
1 1 13 22 2
. .+. .. .
= ( )1 3 24 +
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Sederhanakanlah:
a. 2 cos (x + 50)° cos (x 10)°
b. 2 cos (x + 20)° sin (x 10)°
2. Tentukan nilai dari:
a. cos 120° sin 60°
b. sin 75° cos 15°
3. Tentukan nilai dari:
a. 2 sin 52 2
1 ° sin 7 2
1 °
b. 2 cos 52 2
1 ° cos 7 2
1 °
4. Tentukan nilai dari:
a. sin 12
5 p cos 12
1 p
b. cos 6
11 p cos 6
1 p
3.3Penyelesaian
1. sin 105° cos 15° = 2
1 {sin (105 + 15)° + sin (105 15)° }
= 2
1 (sin 120° + sin 90)°
= 2
1 ( 32
1 + 1)
= 34
1 + 2
1
2. sin 1127 2 ° sin 197 2 ° = 2
1 (2 sin 127 2
1 ° sin 97 2
1 °)
= 2
1 {cos (127 2
1 ° 97 2
1 °) cos (127 2
1 ° + 97 2
1 °)}
= 2
1 (cos 30° cos 225°)
= 2
1 (cos 30° + cos 45°)
= 2
1 1 13 22 2
. .+. .. .
= ( )1 3 24 +
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Sederhanakanlah:
a. 2 cos (x + 50)° cos (x 10)°
b. 2 cos (x + 20)° sin (x 10)°
2. Tentukan nilai dari:
a. cos 120° sin 60°
b. sin 75° cos 15°
3. Tentukan nilai dari:
a. 2 sin 52 2
1 ° sin 7 2
1 °
b. 2 cos 52 2
1 ° cos 7 2
1 °
4. Tentukan nilai dari:
a. sin 12
5 p cos 12
1 p
b. cos 6
11 p cos 6
1 p
2.
Penggunaan Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut
dalam Pemecahan Masalah
Untuk menentukan sudut-sudut selain 30°, 45°, 60° dan sebagainya (sudut istimewa
)
dapat digunakan tabel logaritma maupun kalkulator. Akan tetapi dapat juga diguna
kan
rumus jumlah dan selisih dua sudut istimewa.
a.
Rumus Penjumlahan Cosinus
Berdasarkan rumus perkalian cosinus, diperoleh hubungan penjumlahan dalam
cosinus yaitu sebagai berikut.
2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A B)
Misalkan:
A + B = a A + B = a
A B = ß A B = ß _

+
2A = a + ß 2B = a ß
A = 1(a + ß)
B = 1(a b)
2
2
Selanjutnya, kedua persamaan itu disubstitusikan.
2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A B)
2 cos 12 (a + ß) cos 12 (a ß) = cos a + cos ß
atau
Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Sederhanakan: cos 100° + cos 20°.
Penyelesaian
cos 100° + cos 20° = 2 cos 1 (100 + 20)° cos 12 (100 20)°
2
= 2 cos 60° cos 40°
= 2 · 12 cos 40°
= cos 40°
b.
Rumus Pengurangan Cosinus
Dari rumus 2 sin A sin B = cos (A B) cos (A + B), dengan memisalkan
A + B = a dan A B = ß, terdapat rumus:
cos a + cos ß = 2 cos 2
1 (a + ß) cos 2
1 (a ß)
cos a cos ß = 2 sin 2
1 (a + ß) sin 2
1 (a ß)
Trigonometri 101
Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Sederhanakan cos 35° cos 25°.
Penyelesaian
cos 35° cos 25°
= 2 sin 12 (35 + 25)° sin 12 (35 25)°
= 2 sin 30° sin 5°
= 2 · 12 sin 5°
= sin 5°

c. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus


Dari rumus 2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A B), dengan memisalkan
A + B = a dan A B = ß, maka didapat rumus:
sin a + sin ß = 2 sin 2
1 (a + ß) cos 2
1 (a ß) dan
sin a sin ß = 2 cos 2
1 (a + ß) sin 2
1 (a ß)
Agar lebih memahami tentang penjumlahan dan pengurangan sinus, pelajarilah
penggunaannya dalam contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Sederhanakan sin 315° sin 15°.
Penyelesaian
1
sin 315° sin 15° = 2 · cos 2 (315 + 15)° · sin 12 (315 15)°
=2 · cos 165° · sin 150°
=2 · cos 165 · 12
= cos 165°

2. Sederhanakan sin 45° + sin 75°.


Penyelesaian
sin 45° + sin 75°
= 2 · sin 12 (45 + 75)°· cos 12 (45 75)°
= 2 · sin 60° · cos ( 15)°

· cos 15°
= 2· 1 32
= 3 cos 15°
102
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
tan a+ tan ß = cos cos
+
a ß = cos cos cos cos
+
a ß a ßcos cos
+
a ß = cos cos cos cos
+
a ß a ß
d. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Tangen
sin a sin ß sin a cos ß cos asin ß
sin a cos ß+cos a sin ß
sin ( a+ß )
cos a cos ß
2 sin ( a+ß ) 2sin( a+ß )
Dengan cara yang sama didapat rumus:
= cos cos a ß
=
= 2 cos cos a ß = cos ( ) cos ( )a+ß + a-ß
tan a+ tan ß=
2 sin ( )
cos ( ) cos ( )
a+ß
a+ß + a-ß
tan a tan ß =
2 sin ( )
cos ( ) cos ( )
a-ß
a+ß + a-ß
Perhatikan penggunaan rumus penjumlahan pada contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Tentukan tan 52,5° tan 7,5°.
Penyelesaian
2sin (52,5 ° 7,5 ) °
tan 52,5° tan 7,5° =

( °+7,5 ) cos 52,5 ° 7,5 °)


cos 52,5 °+ (
·
11
2
() ( 2 )
= )· (
22
11
11
+2 2 )
(22
22
11

=
2 sin 45
cos 60° + cos 45°
=
12 22
1 1+ 22 2
=
( )1 12 22 2
42

( )1 12 22 2
=
1
-
4
= -22 +4 = 4 2 2

Trigonometri 103
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1042. Tentukan nilai tan 165° + tan 7

Penyelesaian
tan 165° + tan 75° =
2 sin (165 75)
cos (165 75) cos (165 75)
+ °
+ °+ - °
=
2 sin 450
cos 240 cos 90
°
°+ °
= 1
2
12 32·-
- = 23
3. Membuktikan Rumus Trigonometri dari Sinus dan Cosinus
Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Kamu dapat membuktikan persamaan suatu trigonometri dengan menggunakan sinus
dan cosinus jumlah dan selisih dua sudut. Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Diketahui tan A =
12
5 dan sin B =
4
5 , A dan B sudut lancip. Buktikan nilai
cos (A + B) =
33
65
- .
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
cos (A + B) = cos A ·cos B sin A ·sin B
=
5 3 12 4
13 5 13 5
· - ·
=
15 48
65 65
=
33
65
- (terbukti)
2. Jika 2 cos (x + 2
p) = cos (x 2
p), maka buktikan sin x = 0.
Bukti
2 cos (x + 2
p) = cos (x 2
p )
2{cos x cos 2
p sin x sin 2
p} = cos x cos 2
p + sin x sin 2
p
2 cos x cos 2
p 2 sin x sin 2
p = cos x cos 2
p + sin x sin 2
p
Ingat!!
Jika tan a= 5
12 , maka
sin A = 13
12 dan cos A = 13
5
Jika sin B = 5
4, maka cos B = 5
3
2 sin (165 75)
cos (165 75) cos (165 75)
+ °
+ °+ - °
=
2 sin 450
cos 240 cos 90
°
°+ °
= 1
2
12 32·-
- = 23
3. Membuktikan Rumus Trigonometri dari Sinus dan Cosinus
Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Kamu dapat membuktikan persamaan suatu trigonometri dengan menggunakan sinus
dan cosinus jumlah dan selisih dua sudut. Perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Diketahui tan A =
12
5 dan sin B =
4
5 , A dan B sudut lancip. Buktikan nilai
cos (A + B) =
33
65
- .
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
cos (A + B) = cos A ·cos B sin A ·sin B
=
5 3 12 4
13 5 13 5
· - ·
=
15 48
65 65
=
33
65
- (terbukti)
2. Jika 2 cos (x + 2
p) = cos (x 2
p), maka buktikan sin x = 0.
Bukti
2 cos (x + 2
p) = cos (x 2
p )
2{cos x cos 2
p sin x sin 2
p} = cos x cos 2
p + sin x sin 2
p
2 cos x cos 2
p 2 sin x sin 2
p = cos x cos 2
p + sin x sin 2
p
Ingat!!
Jika tan a= 5
12 , maka
sin A = 13
12 dan cos A = 13
5
Jika sin B = 5
4, maka cos B = 5
3
2 cos x · 0 2 sin x · 1 = cos x · 0 + sin x · 1
0 2 sin x = 0 + sin x
2 sin x sin x = 0
3 sin x = 0
sin x = 0 (terbukti)
4.
Membuktikan Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih dari
Sinus dan Cosinus Dua Sudut
Kamu dapat membuktikan persamaan suatu trigonometri memakai jumlah dan selisih
dari sinus dan cosinus dua sudut. Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1.
Buktikan cos 75° cos 15° =
Bukti
cos 75° cos 15° = 2 sin 12 (75° + 15°) sin 12 (75° 15°)
= 2 sin 12 · 90° sin 12 · 60°
= 2 sin 45° · sin 30°
1
12 · 2
= 2
2
=
(terbukti)
2. Buktikan sin ( p6
+ A) + sin (( p6
A) = cos A
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
pp
pppp
sin (6 + A) + sin ( 6 A)=2 sin 12{(6 + A) + (6 A)} cos 12{(6 + A) (6 A)}
= 2 sin 12(2 p
6) · cos 12 (2A)
= 2 sin ( p
6) · cos A
= 2 · 12 cos A
= cos A
(terbukti ruas kiri = ruas kanan)

22
1 .
22
1
Trigonometri 105
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1061. Merancang dan Membuktikan Ident
itas Trigonometri
Identitas adalah suatu persamaan yang selalu benar untuk konstanta yang manapun
juga. Cara membuktikan identitas trigonometri dapat menggunakan:
a. rumus sinus dan cosinus jumlah dan selisih dua sudut,
b. rumus perkalian sinus dan cosinus dalam jumlah atau selisih sinus atau cosinu
s,
c. rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut dalam pemecahan masalah.
Contoh soal
1. Buktikan: 2
1 cos 2
1 cos
A
A
-
- = 2.
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
2
1 cos 2
1 cos
A
A
-
- =
2
2
1 (1 2 sin )
sin
A
A
--
3.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
Tanpa tabel trigonometri atau kalkulator buktikan bahwa:
1. cos 75° cos 15° = 22
1
2. sin 80° + sin 40° = 3 cos 20°
3. sin A + cos A = 2 cos (A 45°)
4. tan 75° tan 15° = 2 3
5. sin 55 sin 35 2cos35 cos 25
° ° =-°- ° cos 5°
6. sin180 sin 21 3sin 69 sin171
°+ ° = °- °
7. cos 10° + cos 110° + cos 130° = 0
8. cos 465° + cos 165° + sin 105° + sin 15° = 0
C Menggunakan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan
Cosinus
1. Merancang dan Membuktikan Identitas Trigonometri
Identitas adalah suatu persamaan yang selalu benar untuk konstanta yang manapun
juga. Cara membuktikan identitas trigonometri dapat menggunakan:
a. rumus sinus dan cosinus jumlah dan selisih dua sudut,
b. rumus perkalian sinus dan cosinus dalam jumlah atau selisih sinus atau cosinu
s,
c. rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut dalam pemecahan masalah.
Contoh soal
1. Buktikan: 2
1 cos 2
1 cos
A
A
-
- = 2.
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
2
1 cos 2
1 cos
A
A
-
- =
2
2
1 (1 2 sin )
sin
A
A
--
3.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
Tanpa tabel trigonometri atau kalkulator buktikan bahwa:
1. cos 75° cos 15° = 22
1
2. sin 80° + sin 40° = 3 cos 20°
3. sin A + cos A = 2 cos (A 45°)
4. tan 75° tan 15° = 2 3
5. sin 55 sin 35 2cos35 cos 25
° ° =-°- ° cos 5°
6. sin180 sin 21 3sin 69 sin171
°+ ° = °- °
7. cos 10° + cos 110° + cos 130° = 0
8. cos 465° + cos 165° + sin 105° + sin 15° = 0
C Menggunakan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan
Cosinus
107Trigonometri
=
2
2
1 1 2sin
sin
A
A
-+
=
2
2
2sin
sin
A
A
= 2
Terbukti ruas kiri = ruas kanan.
2. Buktikan:
cos3 cos5
sin 3 sin 5
A A
A A
-
+ = tan A
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
cos 3 cos 5
sin 3 sin 5
A A
A A
-
+ =
1 1
2 2
1 1
2 2
2 sin (3 5 ) sin ( (3 5 ))
2 sin ( (3 5 ) cos ( (3 5 ))
A A A A
A A A A
· + ·
· + ·
=
2 sin 4 sin ( )
2 sin 4 cos ( )
A A
A A
· -
· -
=
sin 4 ( sin )
sin 4 cos ( )
A A
A A
·-
·
=
sin 4 sin
sin 4 cos
A A
A A
·
·
= sin
cos
A
B = tan A
Terbukti ruas kiri = ruas kanan.
2. Menyelesaikan Masalah yang Melibatkan Rumus Jumlah dan
Selisih Dua Sudut
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui sin A = 5
3-dan A terletak di kuadran IV. Tentukan nilai:
1. sin 2A
2. cos 2A
3. tan 2A
Penyelesaian
1. sin 2A = 2 sin A cos A
= 2 ( 5
3-)( 5
4 )
= 25
24
Ingat!!
sin A = 5
3-
cos A = 5
4
tan A = 4
3-
2
2
1 1 2sin
sin
A
A
-+
=
2
2
2sin
sin
A
A
= 2
Terbukti ruas kiri = ruas kanan.
2. Buktikan:
cos3 cos5
sin 3 sin 5
A A
A A
-
+ = tan A
Bukti
Penyelesaian ruas kiri:
cos 3 cos 5
sin 3 sin 5
A A
A A
-
+ =
1 1
2 2
1 1
2 2
2 sin (3 5 ) sin ( (3 5 ))
2 sin ( (3 5 ) cos ( (3 5 ))
A A A A
A A A A
· + ·
· + ·
=
2 sin 4 sin ( )
2 sin 4 cos ( )
A A
A A
· -
· -
=
sin 4 ( sin )
sin 4 cos ( )
A A
A A
·-
·
=
sin 4 sin
sin 4 cos
A A
A A
·
·
= sin
cos
A
B = tan A
Terbukti ruas kiri = ruas kanan.
2. Menyelesaikan Masalah yang Melibatkan Rumus Jumlah dan
Selisih Dua Sudut
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui sin A = 5
3-dan A terletak di kuadran IV. Tentukan nilai:
1. sin 2A
2. cos 2A
3. tan 2A
Penyelesaian
1. sin 2A = 2 sin A cos A
= 2 ( 5
3-)( 5
4 )
= 25
24
Ingat!!
sin A = 5
3-
cos A = 5
4
tan A = 4
3-
2. cos 2A =
=
=
=
1 2 sin2 A
1 2 ( 5- 3)2
1 2 25
9
1 25
18 = 25
7
3. tan 2A =
sin 2
cos 2
A
A =
- 24
7
25
25
24 · 25 24
=
=

257 7
3.5

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.


1.
Diketahui a, ß, dan . menyatakan besar sudut-sudut dalam segitiga ABC. Dengan
tan a = 3 dan tan ß = 1, tentukan tan ..
4
2.
Diketahui tan x =
, p < x < 23 p. Tentukan cos 3x + cos x.
3
p
3.
Jika sin x = a,
< x < p, tentukan cos x tan x.
2
4.
Jika0< A < p dan 0 < B < p memenuhi A + B = 23 p dan sin A = 2 sin B, tentukan
(A B).
5. Diketahui cos (A B) = 1
3 dan cos A cos B = 1 dengan A, B sudut lancip.
2
2
cos ( AB)
-
Tentukan nilai .
cos ( AB)
+
1.
Rumus trigonometri untuk jumlah dan selisih dua sudut:
a.
cos (A + B) = cos A cos B sin A sin B
b.
cos (A B) = cos A cos B + sin A sin B
c.
sin (A + B) = sin A cos B + cos A sin B
d.
sin (A B) = sin A cos B cos A sin B
108
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
tan A + tan B
e.
tan (A + B) =
1- tan A tan B
tan A + tan B

f.
tan (A B) =
1+ tan A tan B
2.
Rumus-rumus trigonometri untuk sudut ganda.
a.
sin 2A = 2 sin A cos A
b.
cos 2A = cos2A sin2A = 2 cos2A 1 = 1 2 sin2A
2 tan A
c.
tan 2A = 2
1- tan A
1- cos A

d.
sin 12 A =
2
cos A +1

e.
cos 12 A =
2
sin A

f.
tan 12 A =
1+ cos A
1- cos A

g.
tan 12 A =
sin
A
3.
Rumus-rumus perkalian sinus dan cosinus dalam jumlah atau selisih sinus atau
cosinus.
a.
2 cos A cos B = cos (A + B) + cos (A B)
b.
2 sin A sin B = cos (A B) cos (A + B)
c.
2 sin A cos B = sin (A + B) + sin (A B)
d.
2 cos A sin B = sin (A + B) sin (A B)
4.
Rumus-rumus penjumlahan dan pengurangan untuk sinus, cosinus, dan tangen.
a.
cos A + cos B = 2 cos 12(A + B) cos 12 (A B)
b.
cos A cos B = 2 sin 12(A + B) sin 12 (A B)
c.
sin A + sin B = 2 sin 12 (A + B) cos(A B)
d.
sin A sin B = 2 cos 12 (A + B) sin B)
2 sin (A + B)
e.
tan A + tan B =
cos (A + B) + cos (A - B)
2 sin (A - B)
f.
tan A tan B =
cos (A + B) + cos (A - B)

Trigonometri 109
I.
1.
2.
3.
4.
5.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.
Diketahui sin A = 12 , sin B = 3 , dengan A dan B dikuadran I. Maka nilai cos (A
+ B)
13 5

adalah .
16
a.
65
7
b.
25
7
c.
25
Sin 30° = ..
1
a. 4
b.
12
1
c.
4
2 sin 15° cos 15° = .
1
2
a.
3
1

b.
2
1

2
c.
2

Jika tan A = 12 dan tan B =


1
2
a.
2
1
3
b.
2
1
2
c.
3

16
d.
65
65

e.
15
1
d.
2
e. 1
1
3
d.
2

e. 1
1 , maka tan (A + B) adalah .
3
1
3
d.
3

e. 1
Sin 17° cos 13° + cos 17° sin 13° = .
1
a.
d.
1
2
b.
e.
0
c.
22
1
32
1
110
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
6.
2 cos2 30° 1 = .
11
2
a.
d.
2
3

b.
e. 1
c.
7
7. Diketahui sin x =
dan sin y = 3 , dengan x dan y sudut tumpul. Sin (x + y) = .
25 5
22
1
32
1
117
3
a. 125
5
d.
34
b.
5
e. 125
- 4
c.
5
8.
Jika sin (90 A)° = 2 3, maka tan A = .
1
a.
3
d. 3
6
1

b.
3
e. 2 3
3
1
3
c.
2

9.
Sin 75° cos 15° + cos 75° sin 15° = ..
1
3
a. 0
d.
2

b. 6
e.1
c.
10. Jika tan 5° = p, maka tan 40° = .
62
1
1

p
1
+
-
+
-
p
1
d.
a. 1
p
p
1
-

-
+
p
p
b.
e.
1

p
2
1

p
1
c.
p -1
1

cos 2 x
+
-
11.
senilai dengan

cos 2 x
a. tan x
d. cot2 x
b. cot x
e. cos2 x
c. tan2 x
Trigonometri 111
12. Cos 2A 2 cos2A = .
a. 1 d. 2 cos A
b. 1 e. 2 cos A sin A
c. 2 sin A
13. Cos 41° cos 11° + sin 41° sin 11° = .
a.
d. 0
b.
e. 1
1
c.
2
14. Sin (x p
3 ) + sin (x 43
p ) = .
a. 2 sin x d. 1
b. sin x e. sin x
c. 0
15. Cos 44 12 cos 3012 sin 4412 sin 30 = ....
16. Jika cos 2A = , dengan A sudut lancip, maka tan A adalah .
a. 2
1
2
16 + 2 d. 4
1
4
16 - 2
b. 4
1
4
16 - 2 e. 4
1
4
16 - 2
c. 2
1
2
16 - 2
8
10
11
a. d.
3 10
11
b. e.
59
c. 20
1
17. sin 52,5° sin 7,5° = .
411
2 1 2 1
a. () d. ()
32 4
11
b. ( 2 1 ) e. ( 2 1 )
16 8
c.
2 )
32
1
22
1
1
(1 2 1
112
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
18. Cos 15° sin 15° = ....
a. 0
d. cos 45°
b. cos 60°
e. cos 45°
c. cos 60°
19. Sin 67,5° + sin 22,5° = .
a.
d. 2sin22,5°2
b. sin 22,5°
e. 2 sin 22,5°
c. cos 22,5°
20.
Jika sin 2x = 1 4p², maka cos² x = .
-+ 2 p1 p +1
d.
a.
2 2
p1
-+
b.
e. 0
2
2 p +1

c.
2
II. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar.
1. Diketahui sin A = 53 dan tan B = 125 . Hitunglah:
a. sin (A + B)
b. cos (A B)
2. Tentukan nilai dari:
a. cos 123° cos 57° sin 123° sin 57°
b. cos 100° sin 10° sin 100° cos 10°
c. oo
oo
12tan42tan1
12tan42tan
+
-
3.
Hitunglah nilai dari:

a. 2 sin 5212° cos 7 2

b. 2 cos 5212° sin 72
4. Nyatakan dalam bentuk paling sederhana.
a. sin 75° + sin 15°
b. cos 100° + cos 20°
c. cos 35° cos 25°
Trigonometri 113
5. Buktikan:
- )
tan 12(AB
sin A- sin B
a.
=
sin A+ sin B 1( + )
AB
tan
2
sin 3 A+ sin A

= tan 2 A
b.
cos3 A+ cos A
6. Sederhanakanlah:
sin 80o + sin 40o
a.
cos80o + cos 40o
cos 25o + cos115o
b.
cos115o - cos 25o
sin A- sin 2 B
c. cos2 A+ cos2 B
7. Jika cos 2A = 0,75, dengan 0° < A< 90°, hitunglah:
a. cos A
b. sin A
8. Hitunglah nilai tan 75° + tan 15° .
9. Diketahui A, B, Cadalah sudut-sudut dalam sebuah segitiga. Jika A B= 30° dan
C= 65 , hitunglah nilai dari cos Asin B.
10. Jika cos 2A= 108 , dengan A sudut lancip, berapakah tan A?
114
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
4 v
Lingkaran

Persamaan Lingkaran
Persamaan Garis Singgung Lingkaran

Lihatlah benda-benda di sekitarmu. Dapatkah kamu menemukan benda-benda


berbentuk lingkaran? Ternyata banyak sekali benda-benda berbentuk lingkaran, sep
erti
roda kendaraan, CD, arloji, dan sebagainya.
Dalam bab ini kamu akan mempelajari lingkaran yang terkait dengan persamaan
lingkaran dan garis singgungnya. Dengan mempelajarinya, kamu akan dapat
menyusun persamaan lingkaran yang memenuhi syarat tertentu serta menentukan
persamaan garis singgung pada lingkaran dengan berbagai situasi.
Lingkaran
Persamaan Lingkaran Persamaan garis
singgung Lingkaran
Persamaan
lingkaran berpusat
di (0, 0) dan (a, b)
Kedudukan titik
dan garis terhadap
lingkaran
Menentukan pusat
dan jari-jari
lingkaran yang
persamaannya
diketahui
Merumuskan
persamaan garis
singgung yang
melalui suatu titik
pada lingkaran
Merumuskan
persamaan garis
singgung yang
gradiennya
diketahui
Melukis garis yang
menyinggung lingkaran
dan menentukan sifatsifatnya
Persamaan garis
singgung lingkaran
Lingkaran
Persamaan Lingkaran Persamaan garis
singgung Lingkaran
Persamaan
lingkaran berpusat
di (0, 0) dan (a, b)
Kedudukan titik
dan garis terhadap
lingkaran
Menentukan pusat
dan jari-jari
lingkaran yang
persamaannya
diketahui
Merumuskan
persamaan garis
singgung yang
melalui suatu titik
pada lingkaran
Merumuskan
persamaan garis
singgung yang
gradiennya
diketahui
Melukis garis yang
menyinggung lingkaran
dan menentukan sifatsifatnya
Persamaan garis
singgung lingkaran
pusat lingkaran sejajar
diskriminan tegak lurus
posisi titik persamaan lingkaran
posisi garis
garis kutub
gradien
116
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
117Lingkaran
A Persamaan Lingkaran
1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan atau
himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu
titik yang tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan
pusat lingkaran dan jarak yang tetap tersebut dinamakan
jari-jari lingkaran.
Dari gambar di samping, titik O adalah pusat
lingkaran. Titik A, B, C, D terletak pada lingkaran, maka
OA = OB = OC = OD adalah jari-jari lingkaran = r.
2. Persamaan Lingkaran Berpusat di O(0, 0) dan (a, b)
a. Persamaan Lingkaran dengan Pusat di O(0, 0)
Jika titik A(xA , yA) terletak pada lingkaran yang berpusat di O, maka berlaku
OA = jari-jari lingkaran. Dengan menggunakan rumus jarak titik O(0, 0) ke titik
A(xA , yA) diperoleh:
OA = r = 2 2( 0) ( 0)A Ax y- + -
r2 = (xA 0)2 + (yA 0)2
r2 = xA
2 + yA
2
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat O(0, 0)
dan berjari-jari r adalah:
x2 + y2 = r2
Untuk lebih memahami tentang cara menentukan
persamaan lingkaran berpusat di O(0, 0), pelajarilah
contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan persamaan lingkaran jika diketahui:
1. pusatnya O(0, 0) dan berjari-jari 12;
2. pusatnya O(0, 0) dan melalui (7, 24).
Penyelesaian
1. Lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan r = 12, maka persamaannya:
x2 + y2 = r2
. x2 + y2 = 122
. x2 + y2 = 144
Jadi, persamaan lingkaran dengan pusat di O(0, 0) dan r = 12 adalah
x2 + y2 = 144.
AD
C B
O
r
r
r
r
Ingat!!
OA2 = OB2 + BA2
r2 = x2 + y2
atau
x2 + y2 = r2
O
A Persamaan Lingkaran
1. Pengertian Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan atau
himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap suatu
titik yang tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan
pusat lingkaran dan jarak yang tetap tersebut dinamakan
jari-jari lingkaran.
Dari gambar di samping, titik O adalah pusat
lingkaran. Titik A, B, C, D terletak pada lingkaran, maka
OA = OB = OC = OD adalah jari-jari lingkaran = r.
2. Persamaan Lingkaran Berpusat di O(0, 0) dan (a, b)
a. Persamaan Lingkaran dengan Pusat di O(0, 0)
Jika titik A(xA , yA) terletak pada lingkaran yang berpusat di O, maka berlaku
OA = jari-jari lingkaran. Dengan menggunakan rumus jarak titik O(0, 0) ke titik
A(xA , yA) diperoleh:
OA = r = 2 2( 0) ( 0)A Ax y- + -
r2 = (xA 0)2 + (yA 0)2
r2 = xA
2 + yA
2
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat O(0, 0)
dan berjari-jari r adalah:
x2 + y2 = r2
Untuk lebih memahami tentang cara menentukan
persamaan lingkaran berpusat di O(0, 0), pelajarilah
contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan persamaan lingkaran jika diketahui:
1. pusatnya O(0, 0) dan berjari-jari 12;
2. pusatnya O(0, 0) dan melalui (7, 24).
Penyelesaian
1. Lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan r = 12, maka persamaannya:
x2 + y2 = r2
. x2 + y2 = 122
. x2 + y2 = 144
Jadi, persamaan lingkaran dengan pusat di O(0, 0) dan r = 12 adalah
x2 + y2 = 144.
AD
C B
O
r
r
r
r
Ingat!!
OA2 = OB2 + BA2
r2 = x2 + y2
atau
x2 + y2 = r2
O
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1182. Lingkaran yang berpusat di O(0,
0) dan melalui (7, 24).
Maka jari-jari r = 2 2x y+ = 2 27 ( 24)+- = 49 576 625 + = = 25
Jadi, persamaan lingkaran dengan pusat di O(0, 0) dan melalui (7, 24) adalah
x2 + y2 = 625.
b. Persamaan Lingkaran Berpusat di Titik A(a, b)
Jika titik A(a, b) adalah pusat lingkaran dan titik
B(x, y) terletak pada lingkaran, maka jari-jari
lingkaran r sama dengan jarak dari A ke B.
r = jarak A ke B
r2 = (AB)2
= (xB xA)2 + (yB yA)2
= (x a)2 + (y b)2
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b)
dan berjari-jari r adalah:
(x a)2 + (y b)2 = r2
Untuk memahami tentang persamaan lingkaran berpusat di titik A (a, b), perhatika
n
contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan persamaan lingkaran jika diketahui:
1. pusatnya ( 2, 3) dan berjari-jari 5;
2. pusatnya (5, 2) dan melalui ( 4, 1);
3. pusatnya (4, 5) dan menyinggung sumbu X.
Penyelesaian
1. Pusat ( 2, 3), r = 5
Persamaan lingkaran: (x ( 2))2 + (y 3)2 = 52
(x + 2)2 + (y 3)2 = 25
x2 + 4x + 4 + y2 6y + 9 = 25
x2 + y2 + 4x 6y + 13 = 25
x2 + y2 + 4x 6y 12 = 0
2. Pusat (5, 2) dan melalui ( 4, 1)
r = 2 2(5 ( 4)) (2 1) -- + -
= 2 2(5 4) (2 1)+ + -
= 2 29 1 81 1 82 + = +=
Ingat!!
Jarak antara titik A(x1, y1) dan
B(x2, y2) adalah:
AB = 2 2
1 2 1 2( ) ( )x x y y- + -
2 2x y+ = 2 27 ( 24)+- = 49 576 625 + = = 25
Jadi, persamaan lingkaran dengan pusat di O(0, 0) dan melalui (7, 24) adalah
x2 + y2 = 625.
b. Persamaan Lingkaran Berpusat di Titik A(a, b)
Jika titik A(a, b) adalah pusat lingkaran dan titik
B(x, y) terletak pada lingkaran, maka jari-jari
lingkaran r sama dengan jarak dari A ke B.
r = jarak A ke B
r2 = (AB)2
= (xB xA)2 + (yB yA)2
= (x a)2 + (y b)2
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat di (a, b)
dan berjari-jari r adalah:
(x a)2 + (y b)2 = r2
Untuk memahami tentang persamaan lingkaran berpusat di titik A (a, b), perhatika
n
contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan persamaan lingkaran jika diketahui:
1. pusatnya ( 2, 3) dan berjari-jari 5;
2. pusatnya (5, 2) dan melalui ( 4, 1);
3. pusatnya (4, 5) dan menyinggung sumbu X.
Penyelesaian
1. Pusat ( 2, 3), r = 5
Persamaan lingkaran: (x ( 2))2 + (y 3)2 = 52
(x + 2)2 + (y 3)2 = 25
x2 + 4x + 4 + y2 6y + 9 = 25
x2 + y2 + 4x 6y + 13 = 25
x2 + y2 + 4x 6y 12 = 0
2. Pusat (5, 2) dan melalui ( 4, 1)
r = 2 2(5 ( 4)) (2 1) -- + -
= 2 2(5 4) (2 1)+ + -
= 2 29 1 81 1 82 + = +=
Ingat!!
Jarak antara titik A(x1, y1) dan
B(x2, y2) adalah:
AB = 2 2
1 2 1 2( ) ( )x x y y- + -
82 )282 )2
Persamaan lingkaran: (x 5)2 + (y 2)2=(
x2 10x + 25 + y2 4y +4 =82
x2 + y2 10x 4y + 29 =82
x2 + y2 10x 4y 53 =0
3.
Pusat (4, 5) dan menyinggung sumbu X . jari-jari lingkaran = 5
Persamaan lingkaran: (x 4)2 + (y 5)2 =52
x2 8x + 16 + y2 10y + 25 =25
x2 + y2 8x 10y + 41 =25
x2 + y2 8x 10y + 16 =0
3.
Menentukan Pusat dan Jari-Jari Lingkaran yang Persamaannya
Diketahui
Berdasarkan persamaan lingkaran dengan pusat (a, b) dan berjari-jari r adalah:
(x a)2 + (y b)2 = r2
x2 2ax + a2 + y2 2by + b2 = r2
x2 + y2 2ax 2by + a2 + b2 = r2
x2 + y2 2ax 2by + a2 + b2 r2 = 0
Jika 2a = 2A, 2b = 2B dan a2 + b2 r2 = C, maka diperoleh bentuk umum persamaan
lingkaran:
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0, di mana pusatnya ( A, B) dan jarijari
lingkaran (r) = 2 2 2a b C+ - atau r = 2 2A B C+ -
Untuk lebih memahaminya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1.
Tentukan koordinat pusat dan panjang jari-jari lingkaran apabila diketahui persa
maan
lingkaran sebagai berikut.
a.x2 + y2 2x 6y 15 = 0
b.
2x2 + 2y2 4x + 3y = 0
c.
3x2 + 3y2 + 30x + 72 = 0
Penyelesaian
a.x2 + y2 2x 6y 15 = 0
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
Maka diperoleh:
2A = 2 2B = 6 C = 15

A = 1 B = 3
Lingkaran 119
r =
A2 +B2 -C
= ( 1)2 ()32 (15)
- +- --
= 1 9 15 25 ++ = = 5
Jadi, pusat lingkaran (1, 3) dan jari-jari lingkaran = 5.
b. 2x2 + 2y2 4x + 3y = 0
x2 + y2 2x + 1 12 y = 0
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
Maka diperoleh:

11
2A = 2 2B =
C = 0
2
3
A = 1 B =

4
r = 22
A +B -C
= ( 1) 2 +3 )2
-0
-
(4
9

=
1+
16
25 5

164
5
Jadi, pusat lingkaran (1, 43 ) dan jari-jari lingkaran = 4 .
c.
3x2 + 3y2 + 30x + 72 = 0
x2 + y2 + 10x + 24 = 0
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
Maka diperoleh:
2A = 10 2B = 0 C = 24
A = 5 B = 0
r = 22
A +B -C
=
52 +- 02 24
=1 = 1
Jadi, pusat lingkaran ( 5, 0) dan jari-jari lingkaran = 1.

2.
Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik (3, 1), (5, 3), dan (6, 2) kemudi
an
tentukan pula pusat dan jari-jari lingkaran.
= 25 24 -
120Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penyelesaian
Persamaan lingkaran adalah x2 + y2 + ax + by + c = 0
Melalui (3, 1) maka:
x2 + y2 + ax + by + c = 0
32 + ( 1)2 + a · 3 + b · ( 1) + c = 0
9 + 1 + 3a b + c = 0
3a b + c + 10 = 0 (1)
Melalui (5, 3), maka:
x2 + y2 + ax + by + c = 0
52 + 32 + a · 5 + b · 3 + c = 0
25 + 9 + 5a + 3b + c = 0
5a + 3b + c + 34 = 0 (2)
Melalui (6, 2) maka:
x2 + y2 + ax + by + c = 0
62 + 22 + 6a + 2b + c = 0
36 + 4 + 6a + 2b + c = 0
6a + 2b + c + 40 = 0 (3)

Dari persamaan (1) dan (2): Dari persamaan (2) dan (3):
3a b + c + 10 = 0 5a + 3b + c + 34 = 0
5a + 3b + c + 34 = 0 _ 6a + 2b + c + 40 = 0 _
2a 4b +0 24 = 0 a + b 6 =0

a + 2b + 12 = 0 (4) a b + 6 = 0 (5)
Dari persamaan (4) dan (5):
a + 2b + 12= 0
a b + 6 = 0 _
3b + 6 = 0
b = 2
b = 2 disubstitusikan ke persamaan (5):
a b + 6 = 0
a + 2 + 6 = 0
a + 8 = 0
a = 8

a = 8, b = 2 disubstitusikan ke persamaan (1):


3a b + c + 10 = 0
3( 8) ( 2) + c + 10 = 0
24 + 2 + c + 10 = 0
c = 12
Lingkaran 121
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 122Jadi persamaan lingkaran adalah:
x2 + y2 + ax + by + c = 0
x2 + y2 8x 2y + 12 = 0
Maka diperoleh:
2A = 8 2B = 2 C = 12
A = 4 B = 1
r = 2 2A B C+ -
= 2 2( 4) ( 1) 12- +- -
= 16 1 12 5+- =
Jadi, pusat ( A, B) = (4, 1) dan jari-jari r = 5 .
Buatlah kelasmu menjadi kelompok-kelompok kemudian kerjakan soal berikut.
1. Jika persamaan lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0, apa yang kami ketahui
jika A2 + B2 C = 0?
2. Apakah sebuah titik juga merupakan lingkaran?
Cocokkan dengan kelompok lain, adakan tanya jawab materi yang sedang
diberikan.
4.1Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar.
1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan melalui titik:
a. ( 3, 4) c. (5, 2)
b. ( 7, 24) d. (8, 6)
2. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan diketahui:
a. berjari-jari 5 c. menyinggung garis x = 3
b. berjari-jari 7 d. menyinggung garis y = 4
3. Tentukan persamaan lingkaran berikut yang diketahui hal-hal berikut.
a. Berpusat di (1, 2) dan berjari-jari 5.
b. Berpusat di ( 3, 4) dan berjari-jari 7.
c. Berpusat di (5, 2) dan berjari-jari 3.
d. Berpusat di ( 4, 5) dan berjari-jari 6 .
2 2A B C+ -
= 2 2( 4) ( 1) 12- +- -
= 16 1 12 5+- =
Jadi, pusat ( A, B) = (4, 1) dan jari-jari r = 5 .
Buatlah kelasmu menjadi kelompok-kelompok kemudian kerjakan soal berikut.
1. Jika persamaan lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0, apa yang kami ketahui
jika A2 + B2 C = 0?
2. Apakah sebuah titik juga merupakan lingkaran?
Cocokkan dengan kelompok lain, adakan tanya jawab materi yang sedang
diberikan.
4.1Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar.
1. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan melalui titik:
a. ( 3, 4) c. (5, 2)
b. ( 7, 24) d. (8, 6)
2. Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan diketahui:
a. berjari-jari 5 c. menyinggung garis x = 3
b. berjari-jari 7 d. menyinggung garis y = 4
3. Tentukan persamaan lingkaran berikut yang diketahui hal-hal berikut.
a. Berpusat di (1, 2) dan berjari-jari 5.
b. Berpusat di ( 3, 4) dan berjari-jari 7.
c. Berpusat di (5, 2) dan berjari-jari 3.
d. Berpusat di ( 4, 5) dan berjari-jari 6 .
4.
Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat dan melalui salah satu titik yang
diketahui hal-hal berikut.
a.
Pusat (3, 4) dan melalui titik (5, 5).
b.
Pusat ( 2, 3) dan melalui titik ( 3, 4).
c.
Pusat (4, 6) dan melalui titik (1, 2).
d.
Pusat ( 5, 6) dan melalui titik ( 3, 1).
5. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran dari persamaan lingkaran berikut.
a. x2 + y2 4x 6y 12 = 0
b.x2 + y2 2x 6y 15 = 0
c.
x2 + y2 4x + 8y 29 = 0
d.
2x2 + 2y2 4x + 16y + 2 = 0
6.
Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik-titik berikut dan tentukan pula
pusat dan jari-jari lingkarannya.
a.
( 2, 0), (6, 0), dan (5, 7) c. (2, 1), (1, 2), dan (1, 0)
b.
(5, 5), (2, 6), dan (7, 1) d. (5, 1), (4, 6), dan (2, 2)
4.
Kedudukan Titik dan Garis terhadap Lingkaran
a.
Posisi Titik P(x1, y1) terhadap Lingkaran x2 + y2 = r2
1) Titik P(x1, y1) terletak di dalam lingkaran, jika berlaku x12 + y12 < r2.
2) Titik P(x1, y1) terletak pada lingkaran, jika berlaku x12 + y12 = r2.
3) Titik P(x1, y1) terletak di luar lingkaran, jika berlaku x12 + y12 > r2.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan posisi titik-titik berikut terhadap lingkaran x2+ y2 = 25
1.
A(3, 1)
2.
B( 3, 4)
3.
C(5, 6)
Penyelesaian
1.
A(3, 1) . x2 + y2 = 32 + 12 = 9 + 1
= 10 < 25
Jadi A(3, 1) terletak di dalam lingkaran x2 + y2 = 25.
2.
B( 3, 4) . x2 + y2= ( 3)2 + 42 = 9 + 16
= 25 = 25
Jadi B( 3, 4) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 25.
Lingkaran 123
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1243. C(5, 6) . x2 + y2 = 52 + ( 6)2 = 2
5 + 36
= 61 > 25
Jadi C(5, 6) terletak di luar lingkaran x2 + y2 = 25.
b. Posisi Titik P(x1, y1) terhadap Lingkaran (x a)2 + (y b)2 = r2
a. Titik P(x1, y1) terletak di dalam lingkaran, jika berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 <
r2.
b. Titik P(x1, y1) terletak pada lingkaran, jika berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 = r2.
c. Titik P(x1, y1) terletak di luar lingkaran, jika berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 >
r2.
Coba perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan posisi titik-titik berikut terhadap lingkaran x2 + y2 6x + 8y = 0
1. A(0, 0) 2. B(2, 1) 3. C(3, 2)
Penyelesaian
1.A(0, 0) . x2 + y2 6x + 8y = 02 + 02 6 · 0 + 8 · 0
= 0 + 0 + 0 + 0 = 0
Jadi titik A(0, 0) terletak pada lingkaran x2 + y2 6x + 8y = 0
2. B(2, 1) . x2 + y2 6x + 8y = 22 + 12 6 · 2 + 8 · 1
= 4 + 1 12 + 8 = 1 > 0
Jadi B(2, 1) terletak di luar lingkaran x2 + y2 6x + 8y = 0
3. C(3, 2) . x2 + y2 6x + 8y = 32 + ( 2)2 6 · 3 + 8 ( 2)
= 9 + 4 18 16 = 21 < 0
Jadi C(3, 2) terletak di dalam lingkaran x2 + y2 6x + 8y = 0
c. Posisi Garis y = mx + n terhadap Suatu Lingkaran
Jika persamaan garis y = mx + n disubstitusikan ke persamaan lingkaran x2 + y2 +
2Ax + 2By + C = 0 diperoleh persamaan:
x2 + (mx + n)2 +2Ax + 2B (mx + n) + C = 0
x2 + m2 x2 + 2mnx + n2 +2Ax + 2Bmx + 2Bn + C = 0
(1 + m2)x2 + (2mn + 2A + 2Bm)x + (n2 + 2Bn + C) = 0
D = (2mn + 2A + 2Bm)2 4 (1 + m2) (n2 + 2Bn + C) = 0
Jika persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0,
D = diskriminan = b2 4ac
Jarak pusat lingkaran P(x1, y1) ke garis ax + by + c = 0 adalah k = 1 1
2 2
ax by c
a b
+ +
+
Ingat!!
1 1
2 2
ax by c
a b
+ +
+
Ingat!!
Maka ada tiga kemungkinan posisi garis terhadap suatu lingkaran yaitu:
1)
Jika D < 0, maka persamaan garis y = mx + n terletak di luar lingkaran
x2 + y2+ 2Ax + 2By + C = 0, dan tidak memotong lingkaran atau jarak pusat
lingkaran ke garis lebih dari jari-jari lingkaran (k > r).
2)
Jika D = 0, maka persamaan garis y = mx + n terletak pada lingkaran
x2+ y2 + 2Ax + 2By + C = 0 dan memotong lingkaran di satu titik atau jarak
pusat lingkaran ke garis sama dengan jari-jari lingkaran (k = r).
3)
Jika D > 0, maka persamaan garis garis y = mx + n terletak di dalam lingkaran
x2+ y2 + 2Ax + 2By + C = 0, dan memotong lingkaran di dua titik atau jarak
pusat lingkaran ke garis lebih kecil dari jari-jari lingkaran (k < r).
Perhatikan gambar berikut.
(a, b)
r
y = mx + n
(a, b)
Ak (a, b) B
k
y = mx + n
y = mx + n
D < 0
D = 0 D > 0
Untuk lebih memahami tentang posisi garis y = mx + n terhadap suatu lingkaran,
pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan posisi titik A(6, 8) terhadap lingkaran:
1.
x2 + y2 = 100
2.
x2 + y2 6x + 8y + 25 = 0
3.
(x 1)2 + (y + 2)2 = 64
Penyelesaian
1.
A(6, 8) disubstitusikan ke persamaan lingkaran x2+ y2 = 100 diperoleh
62 + ( 8)2 = 36 + 64 = 100
Jadi A(6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100.
2.A(6, 8) disubstitusikan ke persamaan lingkaran x2 + y2 6x + 8y + 25 = 0
diperoleh 62 + ( 8)2 6 · 6 + 8 ( 8) + 25 = 36 + 64 36 64 + 25
= 25 > 0
Jadi A(6, 8) terletak di luar lingkaran x2 + y2 6x + 8y + 25 = 0.
3.A(6, 8) disubstitusikan ke persamaan lingkaran (x 1)2 + (y + 2)2 = 64
diperoleh (6 1)2+ ( 8 + 2)2 = 52 + ( 6)2 = 25 + 36
= 61 < 64
Jadi A(6, 8) terletak di dalam lingkaran (x 1)2 + (y + 2)2 = 64.
Lingkaran 125
Pelajarilah pula contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1.
Tentukan posisi garis x y + 1 = 0 terhadap lingkaran x2 + y2 = 25. Jika berpoton
gan,
tentukan titik potongnya.
Penyelesaian
x y + 1 = 0 . y = x + 1 .. (1)
x2 + y2 = 25 (2)

Dari persamaan (1) disubtitusikan ke persamaan (2):


x2 + y2= 25 D= b2 4ac
x2 + (x + 1)2 = 25=12 4 · 1 ( 12)
x2 + x2 + 2x +1 = 25 = 1 + 48
x2 + x2 + 2x + 1 25 = 0= 49 > 0
2x2 + 2x 24 = 0
x2 + x 12 = 0
Ternyata D > 0, sehingga garis x y + 1 memotong lingkaran x2+ y2 = 25 di dua
titik yang berbeda. Titik-titik potongnya adalah:
x2 + x 12 = 0
(x + 4) (x 3) = 0
x + 4 = 0 atau x 3 =0
x = 4 atau x = 3
Untuk x = 4 disubtitusikan ke persamaan:
y = x + 1 = 4+1
= 3 . ( 4, 3)

Untuk x = 3 disubtitusikan ke persamaan:


y = x + 1 =3 + 1
=4 . (3, 4)
Jadi, titik potongnya adalah ( 4, 3) dan (3, 4).

2.
Tentukan posisi garis 2x y + 1 = 0 terhadap lingkaran x2+ y2 4x 2y + 2 = 0.
Penyelesaian
2x y + 1 = 0 . y = 2x + 1 (1)
x2 + y2 4x 2y + 2 = 0 (2)
Dari persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan (2):
x2 + y2 4x 2y + 2 =0
x2 + (2x +1)2 4x 2 (2x + 1) + 2 =0
x2 + 4x2 + 4x + 1 4x 4x 2 + 2 = 0
5x2 4x + 1 = 0

126
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
127Lingkaran
D = b2 4ac
= ( 4)2 4 · 5 · 1
= 16 20
= 4 < 0
Ternyata D < 0, dengan demikian garis 2x y + 1 tidak memotong lingkaran
x2 + y2 4x 2y + 2 = 0.
4.2Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Diketahui persamaan lingkaran x2 + y2 = p2. Tentukan batas-batas nilai p supa
ya
a. Titik A( 9, 5) terletak di luar lingkaran
b. Titik B( 5, 5) terletak di dalam lingkaran
c. Titik C(6, 8) terletak pada lingkaran
2. Tentukan posisi titik-titik berikut terhadap lingkaran x2 + y2 + 2x 4y 60 = 0
a. (5, 3) b. (7, 1) c. (10, 0)
3. Tentukan nilai a jika titik-titik berikut terletak pada lingkaran x2 + y2 + 1
3x + 5y
+ 6 = 0
a. A (p, 3) b. B ( 4, p) c. C (p, 6)
4. Tentukan posisi garis-garis berikut terhadap lingkaran x2 + y2 = 9.
a.y = 3
b. 3x + y 3 = 0
c. 5x + 7y = 35
5. Tentukan posisi garis-garis berikut terhadap lingkaran x2 + y2 2x 2y 14 = 0
a. 5x + 4y + 20 = 0
b. 2x + 3y = 6
c. x + y = 1
B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
1. Persamaan Garis Singgung yang Melalui Suatu Titik pada
Lingkaran
Telah kamu pelajari bahwa posisi garis terhadap lingkaran ada tiga kemungkinan,
yaitu garis yang memotong lingkaran di dua titik yang berbeda, garis yang tidak
memotong
lingkaran, dan garis yang memotong lingkaran di satu titik atau yang sering dise
but garis
singgung pada lingkaran.
D = b2 4ac
= ( 4)2 4 · 5 · 1
= 16 20
= 4 < 0
Ternyata D < 0, dengan demikian garis 2x y + 1 tidak memotong lingkaran
x2 + y2 4x 2y + 2 = 0.
4.2Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Diketahui persamaan lingkaran x2 + y2 = p2. Tentukan batas-batas nilai p supa
ya
a. Titik A( 9, 5) terletak di luar lingkaran
b. Titik B( 5, 5) terletak di dalam lingkaran
c. Titik C(6, 8) terletak pada lingkaran
2. Tentukan posisi titik-titik berikut terhadap lingkaran x2 + y2 + 2x 4y 60 = 0
a. (5, 3) b. (7, 1) c. (10, 0)
3. Tentukan nilai a jika titik-titik berikut terletak pada lingkaran x2 + y2 + 1
3x + 5y
+ 6 = 0
a. A (p, 3) b. B ( 4, p) c. C (p, 6)
4. Tentukan posisi garis-garis berikut terhadap lingkaran x2 + y2 = 9.
a.y = 3
b. 3x + y 3 = 0
c. 5x + 7y = 35
5. Tentukan posisi garis-garis berikut terhadap lingkaran x2 + y2 2x 2y 14 = 0
a. 5x + 4y + 20 = 0
b. 2x + 3y = 6
c. x + y = 1
B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
1. Persamaan Garis Singgung yang Melalui Suatu Titik pada
Lingkaran
Telah kamu pelajari bahwa posisi garis terhadap lingkaran ada tiga kemungkinan,
yaitu garis yang memotong lingkaran di dua titik yang berbeda, garis yang tidak
memotong
lingkaran, dan garis yang memotong lingkaran di satu titik atau yang sering dise
but garis
singgung pada lingkaran.
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 128a. Persamaan Garis Singgung di Tit
ik P (x1, y1) pada Lingkaran
x2 + y2 = r2
Garis singgung l menyinggung lingkaran x2 + y2 = r2 di titik P(x1, y1) karena OP
.
garis l.
mOP . ml = 1
1
1
y
x . ml = 1
ml =
1
1
1
y
x
-
ml = 1
1
x
y -
Persamaan garis singgungnya sebagai berikut.
y y1 = ml (x x1)
y y1 = 1
1
x
y - (x x1)
y1 (y y1) = x1 (x x1)
y1y y1
2 = x1x + x1
2
x1x + y1y = x1
2 + y1
2
x1x + y1y = r2
Jadi persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = r2 di (x1, y1) ialah:
x1x + y1y = r2
Agar kamu lebih memahami materi ini, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Tunjukkan bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100, kemudian
tentukan pula garis singgungnya.
Penyelesaian
Ditunjukkan bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100, yaitu denga
n
mensubstitusikan (6, 8) pada lingkaran x2 + y2 = 100
62 + ( 8)2 = 100
36 + 64 = 100
Terbukti bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100
Persamaan garis singgung di titik (6, 8) pada lingkaran x2 + y2 = 100 adalah:
x1x + y1y = r2
6x 8y = 100
3x 4y = 50
Gradien garis OP di titik
P (x1, y1) adalah mOP = 1
1
y
x .
Dua garis tegak lurus jika
perkalian gradiennya = 1.
Ingat!!
1
1
y
x . ml = 1
ml =
1
1
1
y
x
-
ml = 1
1
x
y -
Persamaan garis singgungnya sebagai berikut.
y y1 = ml (x x1)
y y1 = 1
1
x
y - (x x1)
y1 (y y1) = x1 (x x1)
y1y y1
2 = x1x + x1
2
x1x + y1y = x1
2 + y1
2
x1x + y1y = r2
Jadi persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 = r2 di (x1, y1) ialah:
x1x + y1y = r2
Agar kamu lebih memahami materi ini, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Tunjukkan bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100, kemudian
tentukan pula garis singgungnya.
Penyelesaian
Ditunjukkan bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100, yaitu denga
n
mensubstitusikan (6, 8) pada lingkaran x2 + y2 = 100
62 + ( 8)2 = 100
36 + 64 = 100
Terbukti bahwa titik (6, 8) terletak pada lingkaran x2 + y2 = 100
Persamaan garis singgung di titik (6, 8) pada lingkaran x2 + y2 = 100 adalah:
x1x + y1y = r2
6x 8y = 100
3x 4y = 50
Gradien garis OP di titik
P (x1, y1) adalah mOP = 1
1
y
x .
Dua garis tegak lurus jika
perkalian gradiennya = 1.
Ingat!!
b.
Persamaan Garis Singgung Melalui Titik (x1, y1) pada Lingkaran
(x a)2 + (y b)2 = r2
Perhatikan gambar berikut.

Gradien garis PQ adalah:


yb
QR 1
m
= =
PQPRx1
-
-
a
Gradien garis singgung l yang tegak lurus garis PQ adalah:
ml · mPQ = 1
-
-

b
y
1
= 1

m
l
·

x
1
a
(

x
1
a
)

ml =
b =

-
-

-
-
yb
1
)

y
1

x
1
a
(

x
1
a
)

Jadi persamaan garis l dengan gradien ml


dan melalui titik Q(x1, y1)
=

-
-
yb
1
)

adalah:
y y1= ml(x x1)
(

x
1
a
)

(x x1)
y y1 =

-
-
yb
1
)

(y y1)(y1 b) = (x1 a)(x x1)


yy1 by y12 + by1 = (x1x x12 ax + ax1)
yy by y2 + by= xx + x2 + ax ax

1 1111 1
yy by + by + xx ax + ax= x2 + y2 (1)
111111
Untuk Q(x1, y1) terletak pada lingkaran (x a)2 + (y b)2 = r2, maka:
(x a)2 + (y b)2 = r2
(x1 a)2 + (y1 b)2 = r2
x2 2ax + a2 + y2 2by + b2= r2

1111
x12 + y12 = r2 + 2ax1 + 2by1 a2 b2 (2)
Lingkaran 129
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
yy by + by + xx ax + ax= x2 + y2
111111
yy1 by + by1+ x1x ax + ax1= r2 + 2ax1 + 2by1 a2 b2
yy1 by + by1 + x1x ax + ax1 2ax1 2by1 + a2 + b2= r2
yy1 by by1+ x1x ax ax1 + a2 + b2= r2
yy1 by by1 + b2 + xx1 ax ax1 + a2= r2
(y b)(y1 b) + (x a)(x1 a)= r2
(x a)(x1 a) + (y b)(y1 b)= r2
(x1 a)(x a) + (y1 b)(y b)= r2

Sehingga persamaan garis singgung lingkarannya adalah:


2) = rby) (b1y) + (ax) (a1x(
Untuk lebih memahami materi ini, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran (x + 3)2 + (y 5)2 = 36 pada titik
A(2, 3).
Penyelesaian
(x + 3)2 + (y 5)2 = 36
(x1 + 3)(x + 3) + (y1 5)(y 5) = 36
Pada titik A(2, 3):

(2 + 3)(x + 3) + (3 5)(y 5) = 36
5(x + 3) + ( 2)(y 5) = 36
5x + 15 2y + 10 = 36

5x 2y + 25 = 0
Jadi, persamaan garis singgung: 5x 2y + 25 = 0.

c.
Persamaan Garis Singgung Melalui Titik Q(x1, y1) pada Lingkaran
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
Dari persamaan garis singgung melalui titik Q(x1, y1) pada lingkaran (x a)2 +
(y b)2 = r2 adalah:
(x1 a)(x a) + (y1 b)(y b)= r2
x1x ax1 ax + a2 + y1y by1 by + b2= r2
x1x a(x1 + x) + a2 + y1y b(y1 + y) + b2= r2
x1x + y1y a(x1 + x) b(y1 + y) + a2 + b2 r2 = 0
Misalnya A = a, B = b, dan C = a2 + b2 r2, persamaannya menjadi:
130
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
x1x + y1y a(x1 + x) b(y1 + y) + a2 + b2 r2 = 0
x1x + y1y + A(x1 + x) + B(y1 + y) + C = 0
Maka persamaan garis singgung melalui Q(x1, y1) pada lingkaran x2 + y2+ 2Ax +
2By + C = 0 adalah
= 0C) +y+1y(B) + x+1x(A+y1y+x1xUntuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal beri
kut ini.
Contoh soal
Tentukan persamaan garis singgung yang melalui titik A(2, 1) pada lingkaran
x2 + y2 2x + 4y 5 = 0.
Penyelesaian
A(2, 1) .
x1 = 2 x2 + y2 2x + 4y 5 = 0
y1 = 1 A = 1 , B = 2 dan C = 5

Persamaan garis singgung melalui titik A(2, 1):


x1x + y1y + Ax1 + Ax + By1 + By + C = 0
2x + 1.y + ( 1) · 2 + ( 1)x + 2 · 1 + 2 · y 5 = 0
2x + y 2 x + 2 + 2y 5 = 0
x + 3y 5 = 0

d.
Persamaan Garis Singgung Kutub (Polar)
Jika melalui titik A(x1, y1) di luar lingkaran ditarik dua buah garis singgung p
ada
lingkaran dengan titik singgungnya B(x2, y2) dan C(x3, y3), maka persamaan garis
BC adalah x1x + y1y = r2 disebut garis kutub pada lingkaran dan titik A(x1, y1)
disebut titik kutub.
Persamaan garis singgung lingkaran melalui titik A(x1, y1) di luar lingkaran dap
at
ditentukan dengan langkah-langkah:
1) Membuat persamaan garis kutub dari
titik A(x1, y1) terhadap lingkaran.
2) Melalui titik potong antara garis kutub
lingkaran.
3)
Membuat persamaan garis singgung
melalui titik potong garis kutub dan
lingkaran.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut.


Contoh soal
Tentukan persamaan garis singgung melalui titik (5, 1) di luar lingkaran x2 + y2
= 13
Lingkaran131
Penyelesaian
Persamaan garis kutub di (5, 1) adalah sebagai berikut:
x1x+ y1y= r2

5x+ y= 13
y= 13 5x
y= 13 5x

Persamaan garis y= 13 5xdisubstitusikan dengan lingkaran x2 + y2 = 13 diperoleh:


x2 + y2 = 13
x2 + (13 5x)2 = 13
x2 + 169 130x+ 25x2= 13
26x2 130x+ 156 = 0
x2 5x+6 = 0
(x 2) (x 3) = 0
x= 2 atau x= 3
Untuk x= 2, maka y= 13 5x
= 13 5 · 2
= 13 10 = 3

Diperoleh titik singgung (2, 3).


Jadi, persamaan garis singgung melalui (2, 3) adalah 2x+ 3y= 13.

Untuk x= 3, maka y
= 13 5x
= 13 5 · 3
= 13 15 = 2

Diperoleh titik singgung (3, 2).


Jadi, persamaan garis singgung melalui (3, 2) adalah 3x 2y= 13.

4.3
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1.
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran di titik-titik berikut ini.
a.x2 + y2 = 9 di titik (2, 5) c. x2 + y2 = 4 di titik ( 4, 7)
b.x2 + y2 = 16 di titik ( 3, 4) d.x2 + y2 = 12 di titik (5, 6)
2.
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran di titik-titik berikut ini.
a.
(x 4)2 + (y+ 3)2 = 36 di titik ( 2, 1)
b.
(x+ 2)2 + (y 3)2 = 9 di titik ( 2, 6)
c.
(x 1)2 + (y+ 5)2 = 7 di titik (3, 2)
d.
(x+ 5)2 + (y 2)2 = 10 di titik (4, 3)
132
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
3.
Tentukan persamaan garis singgung di titik-titik berikut ini.
a.x2 + y2+ 8x 6y + 9 = 0 di titik ( 2, 5)
b.
x2 + y2 4x 8y + 17 = 0 di titik (3, 6)
c.
2x2 + y2+ 8x + 4y 16 = 0 di titik ( 5, 3)
d.
3x2 + 3y2 6x 9y 3 = 0 di titik ( 1, 2)
4.
Tentukan p:
a.
jika garis y = p + 6 menyinggung lingkaran x2 + y2 = 25
b.
jika garis y = 2x 5 menyinggung lingkaran x2 + y2 = p2
c.
jika lingkaran x2 + y2 + 2py + q = 0 mempunyai jari-jari 2 akan menyinggung
garis y = x
d.
jika lingkaran x2 + y2 + 6x + 8y p = 0 menyinggung garis 3x 4y = 0
5.
Tentukan persamaan garis singgung melalui titik (4, 2) di luar lingkaran
x2 + y2 = 10
6.
Diketahui titik A(1, 4) di luar lingkaran x2 + (y 1)2 = 2.
a.
Tentukan persamaan garis kutub lingkaran dari titik A.
b.
Jika P dan Q titik potong garis kutub dengan lingkaran, tentukan persamaan
garis singgung melalui titik P dan Q.
c.
Tentukan sketsa gambarnya.
2.
Persamaan Garis Singgung yang Gradiennya Diketahui
a.
Persamaan Garis Singgung dengan Gradien m terhadap Lingkaran
x2 + y2 = r2
Untuk persamaan garis singgung y = mx + n
y = mx + n .. x2 + (mx + n)2 = r2
222 .
x + y = r .. x2 + m2x2 + 2mnx + n2 r2 = 0
.
(1 + m2)x2+ 2mnx + n2 r2= 0
Syarat menyinggung adalah D = 0, sehingga
(2mn)2 4(1 + m2) (n2 r2)= 0
4m2n2 4(n2 + m2n2 r2 m2r2) = 0
:4
m2n2 n2 m2n2 + r2 + m2r2= 0
. n2= r2 + m2r2
. n2= r2 (1 + m2)
. n = ± r 1+ m2
Jadi, persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran x2 + y2 = r adala
h:
y = mx ± r 21m+
Lingkaran 133
Agar lebih memahami tentang materi di atas, pelajarilah contoh soal berikut ini
dengan baik.
Contoh soal
Tentukan persamaan garis singgung dengan gradien 22 pada lingkaran
x2 + y2 = 16.
Penyelesaian
Persamaan garis singgung dengan gradien 22 pada lingkaran x2 + y2 = 16 adalah:
m = 2 2
r2 = 16 . r = 4
y = mx ± r 1+ m2
= 2 2 x ± 4142
+
= 2 2 x ± 4 1+16 2
= 2 2 x ± 4 17
Jadi persamaan garis singgungnya: y = 2 2 x + 4 17
y = 2 2 x 4 17

b.
Persamaan Garis Singgung dengan Gradien m terhadap Lingkaran
(x a)2 + (y b)2 = r2
Dengan cara seperti mencari persamaan garis singgung dengan gradien m pada
lingkaran x2 + y2 = r2 adalah:
y = mx ± r 1+ m2
Maka persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran
(x a)2 + (y b)2 = r2 adalah:
y b = m(x a) ± r 21m+
c. Persamaan Garis Singgung dengan Gradien m terhadap Lingkaran
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
Dengan cara yang sama, persamaan garis singgung gradien m terhadap lingkaran
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0 dapat ditentukan dengan cara mengubah dahulu ke
bentuk (x a)2 + (y b)2 = r2 sehingga persamaan garis singgungnya sama, yaitu:
y b = m(x a) ± r 21m+
Untuk lebih memahami, pelajarilah contoh soal berikut.
134
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Contoh soal
Diketahui lingkaran x2+ y2 + 4x 2y + 1 = 0. Tentukan persamaan garis singgung ya
ng
tegak lurus garis g: 3x + 4y 1 = 0, terhadap lingkaran.
Penyelesaian
g: 3x + 4y 1 = 0
4y = 3x + 1
31 3
y =
x + 4 . m =
4 g4
Syarat tegak lurus: m1 ·m g = 1
m1 ·43 = 1
4
m1= -

3
x2 + y2 + 4x 2y + 1 = 0
pusat ( 2, 1)
r = 2 22 ( 1) 1+- -
= 4 = 2
Persamaan lingkaran: (x + 2)2 + (y 1)2 = 4
Persamaan garis singgung:
y b = m (x a) ± r 1+m2
y 1 = 4 (x + 2) ± 2 +- )
3 1(42
3
16
y 1 = 34
(x + 2) ± 2 1+
9
25
y 1 = 43
(x + 2) ± 2
9
45
y 1 = 3 x 83 ± 2 ·3
4 10
y 1 = x 8 ±
33 3
3(y 1) = 4x 8 ± 10
3y 3 = 4x 8 ± 10
3y 3 = 4x 8 + 10 atau 3y 3 = 4x 8 10
3y = 4x + 5 atau 3y = 4x 15
45 4
y = 3 x + 3 atau y = 3 x 5
Lingkaran 135
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1364.4Kerjakan soal-soal di bawah ini
dengan benar.
1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran
dari:
a. (x+ 2)2 + (y 3)2 = 4 yang membentuk
sudut 45o dengan sumbu X positif
b. x2 + y2 + 4x 6y + 11 = 0 yang membentuk
sudut 135o dengan sumbu X positif
2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a. x2 + y2 = 10 dengan gradien 3
b. (x+ 2)2 + (y 5)2 = 9 dengan gradien 1
c. x2 + y2 10x+ 2y+ 17 = 0 dengan gradien 2
3. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a.x2 + y2 = 4 dan sejajar garis x y+ 3 = 0
b. (x + 1)2 + (y 3)2 = 9 dan sejajar garis 2x+ y+ 4 = 0
c. x2 + y2 4x+ 10y+ 4 = 0 dan sejajar garis y= x+ 2
4. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a. x2 + y2 = 25 dan tegak lurus dengan garis 4x 3y+ 5 = 0
b. (x 2)2 + (y+ 3)2 = 16 dan tegak lurus dengan garis x 2y+ 4 = 0
c. x2 + y2 2x+ 8y+ 1 = 0 tegak lurus dengan garis 2x+ 2y+ 5 = 0
Ingat!!
Gradien = m
m= tan 135o
= tan (180 45)o
= 1
1. Lingkaran adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik yang berjarak
sama terhadap suatu titik yang tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan pusat
lingkaran dan jarak yang tetap tersebut dinamakan jari-jari lingkaran.
2. Persamaan lingkaran
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan berjari-jari radalah
x2 + y2 = r2
b. Persamaan lingkaran yang berpusat di A(a, b) dan berjari-jari radalah
(x a)2 + (y b)2 = r2
c. Bentuk umum persamaan lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By+ C = 0, pusat di
( A, B) dan berjari-jari 2 2A B C+ -
4.4Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran
dari:
a. (x+ 2)2 + (y 3)2 = 4 yang membentuk
sudut 45o dengan sumbu X positif
b. x2 + y2 + 4x 6y + 11 = 0 yang membentuk
sudut 135o dengan sumbu X positif
2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a. x2 + y2 = 10 dengan gradien 3
b. (x+ 2)2 + (y 5)2 = 9 dengan gradien 1
c. x2 + y2 10x+ 2y+ 17 = 0 dengan gradien 2
3. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a.x2 + y2 = 4 dan sejajar garis x y+ 3 = 0
b. (x + 1)2 + (y 3)2 = 9 dan sejajar garis 2x+ y+ 4 = 0
c. x2 + y2 4x+ 10y+ 4 = 0 dan sejajar garis y= x+ 2
4. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari:
a. x2 + y2 = 25 dan tegak lurus dengan garis 4x 3y+ 5 = 0
b. (x 2)2 + (y+ 3)2 = 16 dan tegak lurus dengan garis x 2y+ 4 = 0
c. x2 + y2 2x+ 8y+ 1 = 0 tegak lurus dengan garis 2x+ 2y+ 5 = 0
Ingat!!
Gradien = m
m= tan 135o
= tan (180 45)o
= 1
1. Lingkaran adalah tempat kedudukan atau himpunan titik-titik yang berjarak
sama terhadap suatu titik yang tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan pusat
lingkaran dan jarak yang tetap tersebut dinamakan jari-jari lingkaran.
2. Persamaan lingkaran
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0, 0) dan berjari-jari radalah
x2 + y2 = r2
b. Persamaan lingkaran yang berpusat di A(a, b) dan berjari-jari radalah
(x a)2 + (y b)2 = r2
c. Bentuk umum persamaan lingkaran x2 + y2 + 2Ax + 2By+ C = 0, pusat di
( A, B) dan berjari-jari 2 2A B C+ -
3.
Posisi suatu titik terhadap lingkaran (x a)2 + (y b)2 = r2
a.
Jika P (x1, y1) terletak di dalam lingkaran berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 < r2
b.
Jika P (x1, y1) terletak pada lingkaran berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 = r2
c.
Jika P (x1, y1) terletak di luar lingkaran berlaku (x1 a)2 + (y1 b)2 > r2
4.
Posisi suatu garis l: y = mx + n terhadap suatu lingkaran x2+ y2 + 2Ax +
2By + C = 0
a.
Jika D < 0, maka persamaan garis l terletak di luar lingkaran
b.
Jika D = 0, maka persamaan garis l terletak pada lingkaran
c.
Jika D > 0, maka persamaan garis l terletak di dalam lingkaran
5.
Persamaan garis singgung melalui suatu titik pada lingkaran
a.
Persamaan garis singgung yang melalui P(x1, y1) pada lingkaran
x2 + y2 = r2 adalah x1x + y1y = r2
b.
Persamaan garis singgung yang melalui P(x1, y1) pada lingkaran
(x a)2 + (y b)2 = r2 adalah (x1 a)(x a) + (y1 b) (y b) = r2
c.
Persamaan garis singgung yang melalui P(x1, y1) pada lingkaran
x2 + y2+ 2Ax + 2By + C adalah x1x + y1y + Ax1 + Ax + By1 + By + C = 0
6.
Persamaan garis singgung lingkaran dengan gradien tertentu
a.
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran
x2 + y2 = r2 adalah y = mx ± r 1+ m2
b.
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran
(x a)2 + (y b)2 = r2 adalah y b = m (x a) ± r 1+ m2
c.
Persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0 adalah y b = m(x a) ± r 1+ m2
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.
1.
Persamaan lingkaran dengan pusat (0, 0) dan jari-jari 3 adalah .
a.
x2 + y2= 2 d. x2 + y2 = 16
b. x2 + y2 = 4 e. x2 y2 = 16
c.x2 + y2 = 9
2.
Persamaan lingkaran yang berpusat di (2, 3) dengan jari-jari 7 adalah ..
a.x2 + y2 4x + 6y 49 = 0 d. x2 + y2 + 4x 6y 36 = 0
b.x2 + y2 + 4x 6y 49 = 0 e. x2 + y2 2x + 3y 49 = 0
c.
x2 + y2 4x + 6y 36 = 0
Lingkaran 137
3.
Jika lingkaran x2 + y2 4x 10y = 0 mempunyai pusat (2, a), maka nilai a adalah .
a. 3
d. 5
b. 5
e. 10
c. 2
4.
Pusat dan jari-jari lingkaran dengan persamaan 9x2 +9y2 6x + 12y 4 = 0 berturutt
urut
adalah .
a. (1, 2) dan 3 d. (13, 1) dan 5
1
b. (1, 3) dan 2 e. (3, 32) dan 1
1
c.
(2, 13) dan 3
5.
Persamaan lingkaran luar segitiga OAB dengan O(0, 0), B( 2, 4), dan C( 1, 7)
adalah .
a.
x2 + y2 + 6x + 8y = 0 d. x2 + y2 6x 8y = 0
b. x2 + y2+ 6x 8y = 0 e. x2 + y2 3x 4y = 0
c.x2 + y2 6x + 8y = 0
6.
Jika titik P(p, 3) terletak pada lingkaran L: x2 + y2 13x + 5y + 6 = 0, maka nil
ai p
adalah .
a.
3 d. 3 atau 10
b.
1 e. 3 atau 10
c.
3 atau 10
7.
Titik berikut yang terletak di luar lingkaran L: x2 + y2 + 4x 8y 5 = 0 adalah .
a.
(3, 0) d. (1, 1)
b.
(0, 7) e. (4, 3)
c.
(2, 1)
8.
Kedudukan garis x + 3y 5 = 0 terhadap lingkaran L: x2 + y2 2x + 4y 5= 0
adalah .
a.
memotong lingkaran di dua titik
b.
memotong lingkaran di satu titik
c.
tidak memotong lingkaran
d.
memotong lingkaran di tiga titik
e.
tidak menyinggung lingkaran
9.
Diketahui persamaan lingkaran x2 + y2 = 36. Jika garis kutub titik P terhadap li
ngkaran
ini mempunyai persamaan 2x y 9 = 0 maka koordinat titik P adalah .
a. (2, 1)
d. (8, 4)
b. (8, 4)
e. ( 8, 2)
c. (2, 1)
138
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
10.
Persamaan garis singgung berabsis 4 pada lingkaran x2+ y2 = 25 adalah .
a.
4x+ 3y= 9 d. 4x 3y= 25
b.
4x+ 3y= 16 e. 3x 4y= 25
c.
4x+ 3y= 25
11.
Jika titik A( 2, 1) di dalam lingkaran (x+ 4)2 + (y p)2 = 13 maka nilai padalah .
a.
p> 4 d. 2 < p< 4
b.
p< 2 atau p> 4 e. 4 < p< 2
c.
p< 4 atau p> 2
12.
Persamaan garis singgung dengan gradien 3 pada lingkaran x2 + y2 = 18 adalah .
a. y= 3x±6 5
d. y= 3x± 2 2
b.
y= 3x± 62 e. y= 3x± 2 5
c.y= 3x± 6 5
13.
Persamaan garis singgung pada lingkaran L: x2 + y2 + 6x 2y= 0 yang sejajar dengan
garis 4x 3y+ 7 = 0 adalah .
a.
4x 3y + 15 ± 10 = 0 d. 3x 4y+ 15 ± 10 = 0
b.
4x+ 3y+ 15 ± 10 = 0 e. 3x+ 4y 15 ± 10 = 0
c.
3x+ 4y+ 15 ± 10 = 0
14.
Persamaan lingkaran yang berpusat di (1, 4) dan menyinggung garis 3x 4y 2 = 0
adalah .
a.
x2 + y2 + 4x 3y 47 = 0 d. x2 + y2 2x 8y = 0
b.
x2 + y2 2x 8y + 8 = 0 e. x2 + y2 + 2x+ 8y+ 8 = 0
c.
x2 + y2 + 3x 8y + 2 = 0
15.
Persamaan garis singgung lingkaran L: x2 6x+ y2 + 8y= 0 yang tegak lurus pada gar
is
x+ y= 1 adalah ..
a. y= x 1 ± 5 2 d. y= x+ 7 ± 5 2
b.
y= x+ 7 ± 5 2 e. y= x 7 ± 5 2
c. y= x + 1 ±5 2
II.
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1.
Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran dari:
a.
x2 + y2 4x+ 2y + 1 = 0
b.
x2 + y2 + 2x 4y 4 = 0
Lingkaran 139
2.
Tentukan persamaan lingkaran yang melalui:
a.
(3, 4), ( 1, 4), dan (5, 2)
b.
(5, 0), (0, 5), dan ( 1, 0)
3.
Tentukan persamaan lingkaran dengan jari-jari 6 dan pusat di titik berikut.
a.
O(0, 0)
b.
A( 2, 5)
c.
B(3, 4)
4.
Diketahui persamaan lingkaran x2+ y2 = a2. Tentukan batas-batas nilai a supaya:
a.
titik (5, 3) pada lingkaran,
b.
titik (2, 4) di luar lingkaran,
c.
titik (2, 5) di dalam lingkaran.
5.
Sisi suatu persegi mempunyai persamaan x= 5, x = 5, y = 5, dan y = 5. Tentukan
persamaan lingkaran jika:
a.
menyinggung semua sisi persegi,
b.
melalui semua titik persegi.
6.
Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran:
a. (x 3)2 + (y+ 1)2 = 25 di titik (7, 2),
b.x2+ y2 4x 6y 27 = 0 di titik (4, 1).
7.
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 = 41 yang:
a.
melalui titik berabsis 5 pada lingkaran,
b.
sejajar garis L: 3x+ 3y= 10,
c.
tegak lurus garis L: 3x 6y= 8.
8.
Jika garis y= 3x+ nmenyinggung lingkaran x2+ y2 2x 19 = 0, tentukan nilai ndan
titik singgungnya.
9.
Tentukan persamaan garis singgung yang tegak lurus garis 3x+ y+ 3 = 0 pada lingk
aran
x2 + y2 8x 4y 20 = 0.
10.
Jika garis gadalah garis singgung melalui titik (3, 4) pada lingkaran x2 + y2 =
25, tentukan
persamaan garis singgung lingkaran x2+ y2 2x + 4y+ 4 = 0 yang sejajar garis g.
140
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
5
Suku Banyak
Algoritma Pembagian Suku Banyak

Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor

Akar-Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak

Masihkah kamu ingat peristiwa kecelakaan pesawat yang saat ini sering terjadi
di Indonesia? Ternyata kecelakaan pesawat itu disebabkan oleh banyak sekali fakt
or.
Beberapa di antaranya yaitu kesalahan manusia, masalah navigasi, cuaca, kerusaka
n
mesin, body pesawat yang sudah tidak memenuhi syarat, dan lain-lain. Jika faktor
faktor
tersebut diberi nama suku x1, x2, x3, ., xn maka terdapat banyak suku dalam
satu kesatuan. Dalam ilmu Matematika, hal demikian dinamakan suku banyak.
Pada bab ini, kamu akan belajar lebih lanjut mengenai aturan suku banyak dalam
penyelesaian masalah. Dengan mempelajarinya, kamu akan dapat menggunakan
algoritma pembagian suku banyak untuk mencari hasil bagi dan sisa, serta
menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah.
Suku banyak
Algoritma
pembagian suku
banyak
Teorema sisa
dan teorema
faktor
Pengertian dan
nilai suku
banyak
Hasil bagi dan
sisa pembagian
suku banyak
Penggunaan
teorema sisa
Penggunaan
teorema faktor
terdiri darimenentukan
Penyelesaian
persamaan
suku banyak
Pembuktian
teorema sisa dan
teorema faktor
Derajad suku banyak
pada hasil bagi dan
sisa pembagian
Suku banyak
Algoritma
pembagian suku
banyak
Teorema sisa
dan teorema
faktor
Pengertian dan
nilai suku
banyak
Hasil bagi dan
sisa pembagian
suku banyak
Penggunaan
teorema sisa
Penggunaan
teorema faktor
terdiri darimenentukan
Penyelesaian
persamaan
suku banyak
Pembuktian
teorema sisa dan
teorema faktor
Derajad suku banyak
pada hasil bagi dan
sisa pembagian
digunakan untuk
Akar-akar rasional dari
persamaan suku banyak
Menentukan
akar rasional
Sifat-sifat akar
persamaan suku banyak
algoritma pembagian
suku banyak
bentuk linear
bentuk kuadrat
derajat n
cara skema (Horner)
teorema sisa
teorema faktor
144
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
145Suku Banyak
A Algoritma Pembagian Suku Banyak
1. Pengertian dan Nilai Suku Banyak
a. Pengertian Suku Banyak
Suku banyak adalah suatu bentuk yang memuat variabel berpangkat. Suku banyak
dalam x berderajat n dinyatakan dengan:
a n xn + a n 1xn 1 + a n 2xn 2 + + a1x + a0
Dengan syarat: n . bilangan cacah dan a n, a n 1, , a0 disebut koefisien-koefisi
en
suku banyak, a0 disebut suku tetap dan a n . 0.
Contoh
1) 6x3 3x2 + 4x 8 adalah suku banyak berderajat 3, dengan koefisien x3
adalah 6, koefisien x2 adalah 3, koefisien x adalah 4, dan suku tetapnya 8.
2) 2x2 5x + 4 7 x adalah bukan suku banyak karena memuat pangkat negatif
yaitu 7 x atau 7x 1 dengan pangkat 1 bukan anggota bilangan cacah.
b. Nilai Suku Banyak
Suku banyak dengan derajat n dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi f(x) berikut
ini.
f(x) = a n xn + a n 1xn 1 + a n 2xn 2 + + a1x + a0,
di mana n . bilangan cacah dan a n . 0.
Nilai f(x) tersebut merupakan nilai suku banyak. Untuk menentukan nilai suku
banyak dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
1) Cara substitusi
Misalkan suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d. Jika nilai x diganti k, maka
nilai suku banyak f(x) untuk x = k adalah f(k) = ak3 + bk2 + ck + d. Agar lebih
memahami tentang cara substitusi, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hitunglah nilai suku banyak berikut ini untuk nilai x yang diberikan.
1. f(x) = 2x3 + 4x2 18 untuk x = 3
2. f(x) = x4 + 3x3 x2 + 7x + 25 untuk x = 4
Penyelesaian
1. f(x) = 2x3 + 4x2 18
f(3) = 2 · 33 + 4 · 32 18
= 2 · 27 + 4 · 9 18
= 54 + 36 18
f(3) = 72
Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 3 adalah 72.
A Algoritma Pembagian Suku Banyak
1. Pengertian dan Nilai Suku Banyak
a. Pengertian Suku Banyak
Suku banyak adalah suatu bentuk yang memuat variabel berpangkat. Suku banyak
dalam x berderajat n dinyatakan dengan:
a n xn + a n 1xn 1 + a n 2xn 2 + + a1x + a0
Dengan syarat: n . bilangan cacah dan a n, a n 1, , a0 disebut koefisien-koefisi
en
suku banyak, a0 disebut suku tetap dan a n . 0.
Contoh
1) 6x3 3x2 + 4x 8 adalah suku banyak berderajat 3, dengan koefisien x3
adalah 6, koefisien x2 adalah 3, koefisien x adalah 4, dan suku tetapnya 8.
2) 2x2 5x + 4 7 x adalah bukan suku banyak karena memuat pangkat negatif
yaitu 7 x atau 7x 1 dengan pangkat 1 bukan anggota bilangan cacah.
b. Nilai Suku Banyak
Suku banyak dengan derajat n dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi f(x) berikut
ini.
f(x) = a n xn + a n 1xn 1 + a n 2xn 2 + + a1x + a0,
di mana n . bilangan cacah dan a n . 0.
Nilai f(x) tersebut merupakan nilai suku banyak. Untuk menentukan nilai suku
banyak dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
1) Cara substitusi
Misalkan suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d. Jika nilai x diganti k, maka
nilai suku banyak f(x) untuk x = k adalah f(k) = ak3 + bk2 + ck + d. Agar lebih
memahami tentang cara substitusi, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Hitunglah nilai suku banyak berikut ini untuk nilai x yang diberikan.
1. f(x) = 2x3 + 4x2 18 untuk x = 3
2. f(x) = x4 + 3x3 x2 + 7x + 25 untuk x = 4
Penyelesaian
1. f(x) = 2x3 + 4x2 18
f(3) = 2 · 33 + 4 · 32 18
= 2 · 27 + 4 · 9 18
= 54 + 36 18
f(3) = 72
Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 3 adalah 72.
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1462. f(x) = x4 + 3x3 x2 + 7x + 25
f( 4) = ( 4)4 + 3 · ( 4)3 ( 4)2 + 7· ( 4) + 25
= 256 192 16 28 + 25
f( 4) = 45
Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 4 adalah 45.
2) Cara Horner/bangun/skema/sintetik
Misalkan suku banyak f(x) = ax3 + bx2 + cx + d.
Jika akan ditentukan nilai suku banyak x = k, maka:
f(x) = ax3 + bx2 + cx + d
f(x) = (ax2 + bx + c)x + d
f(x) = ((ax + b)x + c)x + d
Sehingga f(k) = ((ak + b)k + c)k + d.
Bentuk tersebut dapat disajikan dalam bentuk skema berikut ini.
Agar lebh memahami tentang cara Horner, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Hitunglah nilai suku banyak untuk nilai x yang diberikan berikut ini.
1. f(x) = x3 + 2x2 + 3x 4 untuk x = 5
2. f(x) = 2x3 3x2 + 9x + 12 untuk x = 2
1
Penyelesaian
1. 5 1 2 3 4
5 35 190
1 7 38 186
Jadi nilai suku banyak f(x) untuk x = 5 adalah 186.
2. 2
1 2 3 9 12
1 1 4
2 2 8 16
Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 2
1 adalah 16.
k a b c d
a k ak2 + bk ak3 + bk2 + ck
a ak + b ak2 + bk + c ak3 + bk2 + ck + d
+
Masing-masing koefisien x disusun dari pangkat terbesar sampai terkecil
(perpangkatan x yang tidak ada, ditulis 0).
Tanda panah pada skema berarti mengalikan dengan k, kemudian dijumlahkan
dengan koefisien yang berada di atasnya.
Ingat!!
+
+
2
1
Penyelesaian
1. 5 1 2 3 4
5 35 190
1 7 38 186
Jadi nilai suku banyak f(x) untuk x = 5 adalah 186.
2. 2
1 2 3 9 12
1 1 4
2 2 8 16
Jadi, nilai suku banyak f(x) untuk x = 2
1 adalah 16.
k a b c d
a k ak2 + bk ak3 + bk2 + ck
a ak + b ak2 + bk + c ak3 + bk2 + ck + d
+
Masing-masing koefisien x disusun dari pangkat terbesar sampai terkecil
(perpangkatan x yang tidak ada, ditulis 0).
Tanda panah pada skema berarti mengalikan dengan k, kemudian dijumlahkan
dengan koefisien yang berada di atasnya.
Ingat!!
+
+
5.1

1.
Tentukan derajat, koefisien-koefisien, dan suku tetap dari setiap suku banyak
berikut ini.
a.
x4 + 5x2 4x + 3 d. x(1 x)(1 + x)
b.
5x4 + 6x2 + 3x 1 e. (2x2 9)(3x + 1)
c.
3x5 5x3 x2
2.
Tentukanlah nilai setiap suku banyak berikut ini dengan cara substitusi.
a.x3 + 7x2 4x + 3, untuk x = 5 d.5x4 + 7x2 + 3x + 1, untuk x = 1
1
b.
2x3 + 4x2 + 6x + 8, untuk x = 3 e.x3 x + 1, untuk x =
3
c.
2x3 + 4x2 18, untuk x = 3
3.
Tentukanlah nilai setiap suku banyak berikut ini dengan cara Horner.
a.x3 + 7x2 2x + 4, untuk x = 2
b.
2x4 x2 + 8, untuk x = 3
c.
7x4 + 20x3 5x2 + 3x + 5, untuk x = 1
d. 4x7 8x5 + 4x4 5x3 + 15x 22, untuk x = 2
e.x5 + x4 2x3+ 2x 1, untuk x = 1
2.
Derajat Suku Banyak pada Hasil Bagi dan Sisa Pembagian
Derajat merupakan pangkat tertinggi dari variabel yang terdapat pada suatu suku
banyak. Jika suku banyak ditulis a xn + a xn 1 + + ax + a, maka derajat dari suk
u
nn 110
banyak tersebut adalah n. Bagaimanakah derajat suku banyak pada hasil bagi?
Perhatikanlah uraian berikut ini.
Misalkan, suku banyak ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh (x k). Dengan pembagian
cara susun, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
ax2 + (ak + b)x +(ak2 + bk + c)
x
- k
ax
3 + bx
2 + cx
+ d

ax3 akx2
(ak + b)x2+ cx + d
(ak + b)x2 (ak2 + bk)x
(ak2 + bk + c)x + d
(ak2 + bk + c)x (ak2 + bk + c)k
ak3 + bk2 + ck + d
Suku Banyak 147
Dari perhitungan tersebut diperoleh ax2 + (ak + b)x + (ak2 + b + c) sebagai hasi
l
bagi. Maka, dapat diketahui dari ax3 + bx2 + cx + d dibagi oleh (x k) hasil bagi
nya
berderajat 2. Selain itu, dari perhitungan di atas diperoleh ak3 + bk2 + ck + d
sebagai
sisa pembagian.
Jika terdapat suku banyak f(x) dibagi (x k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi
dan f(k) sebagai sisa pembagian, sedemikian hingga f(x) = (x k) h(x) + f(k).
Perhatikanlah penentuan nilai suku banyak dengan cara Horner berikut ini.
kabc d
ak ak3

>
>
>
ak2 + bk
+ bk2+ ck
+
a
ak + b
ak2 + bk + c
ak3 + bk2 + ck + d
Jika kita bandingkan hasil di atas dengan pembagian cara susun, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
a.
ak3 + bk2 + ck + d merupakan hasil bagi.
b.
a, ak + b, dan ak2 + bk + c merupakan koefisien hasil bagi berderajat 2.
Dengan demikian, menentukan nilai suku banyak dengan cara Horner dapat juga
digunakan untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian dengan pembagi (x k).
Berdasarkan uraian yang telah kita pelajari maka dapat ditarik kesimpulan sebaga
i
berikut.
Jika suku banyak f(x) berderajat n dibagi oleh fungsi berderajat satu
akan menghasilkan hasil bagi berderajat (n 1) dan sisa pembagian
berbentuk konstanta.
Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami cara menentukan derajat hasil
bagi dan sisa pembagian suku banyak.
Contoh soal
Tentukanlah derajat dari hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak berikut.
1.
2x3 + 4x2 18 dibagi x 3.
2.
2x3 + 3x2 + 5 dibagi x + 1
Penyelesaian
1.
2x3 + 4x2 18 dibagi x 3.
a.
Dengan cara susun
2x2 + 10x + 30
x
- 32 x3 + 4x2 + 0x- 18
2x3 6x2
10x2+ 0x 18
10x2 30x

30x 18
30x 90
72
148
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
149Suku Banyak
b Dengan cara Horner
3 2 4 0 18
6 30 90
2 10 30 72
Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + 10x + 30 sebagai hasil bagi
berderajat 2 dan 72 sebagai sisa pembagian.
2. 2x3 + 3x2 + 5 dibagi x + 1
a. Dengan cara susun
+-
+ + + +
+
-
+ +
+
--+
--
-
2
3 2
3 2
2
2
2 1
12 3 0 5
2 2
0 5
5
1
6
xxxxxxxxxxxxxxb. Dengan cara Horner
1 2 3 0 5
2 1 1
2 1 1 6
hasil bagi sisa
Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + x 1 sebagai hasil bagi berderajat
2 dan 6 sebagai sisa pembagian.
>
>
>
5.2Tentukanlah derajat suku banyak hasil bagi dan sisa pembagian dari:
1. x3 + 2x2 + 3x + 6 dibagi (x 2)
2. x3 + 4x2 + x + 3 dibagi (x 1)
3. 3x3 + 4x2 7x + 1 dibagi (x 3)
4. x4 x2 + 7 dibagi (x + 1)
5. x3 + 6x2 + 3x 15 dibagi (x + 3)
6. 2x3 4x2 5x + 9 dibagi (x + 1)
..............
+-
+ + + +
+
-
+ +
+
--+
--
-
2
3 2
3 2
2
2
2 1
12 3 0 5
2 2
0 5
5
1
6
xxxxxxxxxxxxxxb. Dengan cara Horner
1 2 3 0 5
2 1 1
2 1 1 6
hasil bagi sisa
Dari penyelesaian tersebut diperoleh 2x2 + x 1 sebagai hasil bagi berderajat
2 dan 6 sebagai sisa pembagian.
>
>
>
5.2Tentukanlah derajat suku banyak hasil bagi dan sisa pembagian dari:
1. x3 + 2x2 + 3x + 6 dibagi (x 2)
2. x3 + 4x2 + x + 3 dibagi (x 1)
3. 3x3 + 4x2 7x + 1 dibagi (x 3)
4. x4 x2 + 7 dibagi (x + 1)
5. x3 + 6x2 + 3x 15 dibagi (x + 3)
6. 2x3 4x2 5x + 9 dibagi (x + 1)
..............
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1503. Hasil Bagi dan Sisa Pembagian S
uku Banyak
a. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linear (ax + b)
Pembagian suku banyak dengan pembagi (x k) yang telah kamu pelajari, dapat
dijadikan dasar perhitungan pembagian suku banyak dengan pembagi (ax + b).
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah uraian berikut ini.
Suku banyak f(x) dibagi (x k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan f(k)
sebagai sisa pembagian, sedemikian sehingga f(x) = (x k) h(x) + f(k). Pembagian
suku banyak f(x) dibagi (ax + b), dapat diubah menjadi bentuk f(x) dibagi
x ()ba- . Berarti, nilai k = ba- , sehingga pada pembagian suku banyak f(x) ters
ebut
dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
f(x) = () ()()bbxhxfaa
. .-- · + -. .. .
= ( ) ()()bbxhxfaa+ · + -
f(x) = 1
a(ax+b)·h(x) + f()ba-
f(x) = (ax+b)· ()hxa +f()ba-
Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan
()hxa sebagai hasil bagi dan
f ()ba- sebagai sisa pembagian, sehingga f(x) = (ax + b) · ()hxa + f ()ba- .
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukanlah hasil bagi dan sisanya jika memakai cara horner.
1. f(x) = 2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (2x 1)
2. f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3)
Penyelesaian
1. f(x) = 2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (2x 1) dengan cara horner sebagai berikut.
2
1 2 1 5 1
1 1 3
2 2 6 2
hasil bagi sisa
Ingat!!
Ingat!!
Karena pembaginya
2x 1 = 2(x 2
1 )
Faktor pengalinya adalah 2
1
Hasil baginya = + +222 6
2
xx= x2 + x + 3
Maka sisa pembagian = 2.
( )+ = +1( )bxaxbaa>
>
>
..............
()ba- . Berarti, nilai k = ba- , sehingga pada pembagian suku banyak f(x) terseb
ut
dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
f(x) = () ()()bbxhxfaa
. .-- · + -. .. .
= ( ) ()()bbxhxfaa+ · + -
f(x) = 1
a(ax+b)·h(x) + f()ba-
f(x) = (ax+b)· ()hxa +f()ba-
Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan
()hxa sebagai hasil bagi dan
f ()ba- sebagai sisa pembagian, sehingga f(x) = (ax + b) · ()hxa + f ()ba- .
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukanlah hasil bagi dan sisanya jika memakai cara horner.
1. f(x) = 2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (2x 1)
2. f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3)
Penyelesaian
1. f(x) = 2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (2x 1) dengan cara horner sebagai berikut.
2
1 2 1 5 1
1 1 3
2 2 6 2
hasil bagi sisa
Ingat!!
Ingat!!
Karena pembaginya
2x 1 = 2(x 2
1 )
Faktor pengalinya adalah 2
1
Hasil baginya = + +222 6
2
xx= x2 + x + 3
Maka sisa pembagian = 2.
( )+ = +1( )bxaxbaa>
>
>
..............
151Suku Banyak
f(x) = (x 1
2)(2x2 + 2x + 6) + 2
= (2 1)
2
x- (2x2 + 2x + 6) + 2
= (2x 1)(x2 + x + 3) + 2
Jadi, (x2 + x + 3) merupakan hasil bagi dan 2 merupakan sisa pembagian.
2. f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3) dengan cara horner sebagai berikut
3
2 2 1 1 10
3 3 6
2 2 4 4
hasil bagi sisa
Jadi, (x2 x + 2) merupakan hasil bagi
dan 4 merupakan sisa pembagian.
b. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat (ax2 + bx + c)
Pembagian suku banyak dengan ax2 + bx + c, di mana a .0 dapat dilakukan dengan
cara biasa apabila ax2 + bx + c tidak dapat difaktorkan, sedangkan jika
ax2 + bx + c dapat difaktorkan dapat dilakukan dengan cara Horner.
Misalkan, suatu suku banyak f(x) dibagi ax2 + bx + c dengan a .0 dan dapat
difaktorkan menjadi (ax p1)(x p2). Maka, pembagian tersebut dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1) f(x) dibagi (ax p1), sedemikian hingga f(x) = (ax p1) ·h1(x) + f 1pa
. .
. .. .
,
di mana h1(x) =
()hxa.
2) h(x) dibagi (x p2), sedemikian hingga h1(x) = (x p2) ·h2(x) + h1(p2).
3) Substitusikan h1(x) = (x p2)·h2(x) + h1(p2) ke f(x) = (ax p1)·h1(x) + f 1pa
. .
. .. .
.
Dihasilkan f(x) = (ax p1)(ax p2) ·h2(x) + 1
1 1 2( ) () paxphpfa
. .. . - · +. . . .. . . .
.
Karena (ax p1)(ax p2) = ax2 + bx + c, maka dapat ditulis sebagai berikut.
f(x) = (ax2 + bx + c) ·h2(x) + 1
1 1 2( ) () paxphpfa
. .. . - · +. . . .. . . .
di mana: h2(x) merupakan hasil bagi
(ax p1) ·h1(p2) + f 1pa
. .
. .. .
merupakan sisa pembagian
Ingat!!
Karena pembaginya
2x + 3 = 2 (x + 3
2)
Faktor pengalinya 3
2
Hasil baginya = -+22 24
2
xx= x2 x + 2
Maka sisa pembagian = 4.
..............
1
2)(2x2 + 2x + 6) + 2
= (2 1)
2
x- (2x2 + 2x + 6) + 2
= (2x 1)(x2 + x + 3) + 2
Jadi, (x2 + x + 3) merupakan hasil bagi dan 2 merupakan sisa pembagian.
2. f(x) = 2x3 + x2 + x + 10 dibagi (2x + 3) dengan cara horner sebagai berikut
3
2 2 1 1 10
3 3 6
2 2 4 4
hasil bagi sisa
Jadi, (x2 x + 2) merupakan hasil bagi
dan 4 merupakan sisa pembagian.
b. Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat (ax2 + bx + c)
Pembagian suku banyak dengan ax2 + bx + c, di mana a .0 dapat dilakukan dengan
cara biasa apabila ax2 + bx + c tidak dapat difaktorkan, sedangkan jika
ax2 + bx + c dapat difaktorkan dapat dilakukan dengan cara Horner.
Misalkan, suatu suku banyak f(x) dibagi ax2 + bx + c dengan a .0 dan dapat
difaktorkan menjadi (ax p1)(x p2). Maka, pembagian tersebut dapat dilakukan
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1) f(x) dibagi (ax p1), sedemikian hingga f(x) = (ax p1) ·h1(x) + f 1pa
. .
. .. .
,
di mana h1(x) =
()hxa.
2) h(x) dibagi (x p2), sedemikian hingga h1(x) = (x p2) ·h2(x) + h1(p2).
3) Substitusikan h1(x) = (x p2)·h2(x) + h1(p2) ke f(x) = (ax p1)·h1(x) + f 1pa
. .
. .. .
.
Dihasilkan f(x) = (ax p1)(ax p2) ·h2(x) + 1
1 1 2( ) () paxphpfa
. .. . - · +. . . .. . . .
.
Karena (ax p1)(ax p2) = ax2 + bx + c, maka dapat ditulis sebagai berikut.
f(x) = (ax2 + bx + c) ·h2(x) + 1
1 1 2( ) () paxphpfa
. .. . - · +. . . .. . . .
di mana: h2(x) merupakan hasil bagi
(ax p1) ·h1(p2) + f 1pa
. .
. .. .
merupakan sisa pembagian
Ingat!!
Karena pembaginya
2x + 3 = 2 (x + 3
2)
Faktor pengalinya 3
2
Hasil baginya = -+22 24
2
xx= x2 x + 2
Maka sisa pembagian = 4.
..............
Agar kamu memahami pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat, pelajarilah
contoh soal berikut.
Contoh soal
Tentukanlah hasil bagi dan sisa pembagian jika:
1.
3x4 + 4x3 5x2 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
2.
2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (x2 1)
Penyelesaian
1.
3x4 + 4x3 5x2 2x + 5 dibagi (x2 + 2x + 3)
Karena x2 + 2x + 3 tidak dapat difaktorkan, maka dilakukan pembagian biasa
(cara susun).
3x2 2x 10

2 432
x
+ 2x
+ 33 x
+ 4x
- 5x
- 2x
+ 5
3x4 + 6x3 + 9x2
2x3 14x2 2x + 5
2x3 4x2 6x
10x2 + 4x + 5
10x2 20x 30
24x + 35
Jadi, 3x2 2x 10 merupakan hasil bagi dan 24x + 35 merupakan sisa
pembagian.
2. 2x3 + x2 + 5x 1 dibagi (x2 1)
Karena (x2 1) dapat difaktorkan menjadi (x + 1)(x 1), maka pembagian
tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara.
a.
Cara susun
2x + 1
2 32
x
- 12x
+ x
+ 5x
-1
2x3 2x
x2 + 7x 1
x2 1
7x

b.
Cara Horner
x2 1 difaktorkan menjadi (x + 1)(x 1)
7
. p1 .
2 1 6
. f . a
.
.
.
1 2 1 5 1
2 1 6
+
152
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
153Suku Banyak
5.31 2 1 6
2 1
2 1 7 . h2(x)
hasil bagi
Jadi, (2x+ 1) merupakan hasil bagi dan 7xmerupakan sisa pembagian.
+
........
1. Tentukanlah hasil bagi dan sisanya, jika:
a.x3 + 7x2 + 4 dibagi (x 2)
b.x4 x3 + 16 dibagi (x 3)
c.x4 + 3x2 4x+ 3 dibagi (x+ 1)
d. 2 3x+ x2 4x3 dibagi (x+ 3)
e. 4x5 2x3 x + 4 dibagi (x+ 2)
2. Tentukanlah hasil bagi dan sisanya, jika:
a.x3 2x2 + 4x 9 dibagi (2x 1)
b.x3 + 7x2 + 4 dibagi (2x+ 1)
c. 2x3 + 2x2 5x + 1 dibagi (2x 1)
d. 3x3 2x2 + 5x 4 dibagi (3x 2)
e. 4x5 3x2 + x2 + 3 dibagi (3x+ 2)
3. Tentukanlah hasi bagi dan sisanya, jika:
a.x3 + 2x 3 dibagi (x2 1)
b.x3 + 3x2 + 5x+ 9 dibagi (x2 2x+ 1)
c. 4x3 + x4 + 2x 5 dibagi (x2 + 2x 3)
d. 2x4 + 3x3 x2 + 2x 5 dibagi (2x2 + x+ 1)
e. 2x3 + 4x2 + x+ 7 dibagi ( x2 + 5x 6)
4. Tentukan nilai asehingga:
a. 2x3 + x2 13x+ ahabis dibagi (x 2), kemudian tentukan hasil baginya.
b. 6x3 x2 9x+ ahabis dibagi (2x+ 3), kemudian tentukan hasil baginya.
c. 4x4 12x3 + 13x2 8x+ a habis dibagi (2x 1), kemudian tentukan hasil
baginya.
5. Tentukanlah nilai adan b, jika:
a.x3 + ax+ bhabis dibagi (x2 + x+ 1)
b. x4 + x3 + ax+ bhabis dibagi (x2 + 3x+ 5)
c. 3x3 + 14x2 + ax+ bdibagi ( x2 + 4x 1) dan sisanya (6 7x)
5.31 2 1 6
2 1
2 1 7 . h2(x)
hasil bagi
Jadi, (2x+ 1) merupakan hasil bagi dan 7xmerupakan sisa pembagian.
+
........
1. Tentukanlah hasil bagi dan sisanya, jika:
a.x3 + 7x2 + 4 dibagi (x 2)
b.x4 x3 + 16 dibagi (x 3)
c.x4 + 3x2 4x+ 3 dibagi (x+ 1)
d. 2 3x+ x2 4x3 dibagi (x+ 3)
e. 4x5 2x3 x + 4 dibagi (x+ 2)
2. Tentukanlah hasil bagi dan sisanya, jika:
a.x3 2x2 + 4x 9 dibagi (2x 1)
b.x3 + 7x2 + 4 dibagi (2x+ 1)
c. 2x3 + 2x2 5x + 1 dibagi (2x 1)
d. 3x3 2x2 + 5x 4 dibagi (3x 2)
e. 4x5 3x2 + x2 + 3 dibagi (3x+ 2)
3. Tentukanlah hasi bagi dan sisanya, jika:
a.x3 + 2x 3 dibagi (x2 1)
b.x3 + 3x2 + 5x+ 9 dibagi (x2 2x+ 1)
c. 4x3 + x4 + 2x 5 dibagi (x2 + 2x 3)
d. 2x4 + 3x3 x2 + 2x 5 dibagi (2x2 + x+ 1)
e. 2x3 + 4x2 + x+ 7 dibagi ( x2 + 5x 6)
4. Tentukan nilai asehingga:
a. 2x3 + x2 13x+ ahabis dibagi (x 2), kemudian tentukan hasil baginya.
b. 6x3 x2 9x+ ahabis dibagi (2x+ 3), kemudian tentukan hasil baginya.
c. 4x4 12x3 + 13x2 8x+ a habis dibagi (2x 1), kemudian tentukan hasil
baginya.
5. Tentukanlah nilai adan b, jika:
a.x3 + ax+ bhabis dibagi (x2 + x+ 1)
b. x4 + x3 + ax+ bhabis dibagi (x2 + 3x+ 5)
c. 3x3 + 14x2 + ax+ bdibagi ( x2 + 4x 1) dan sisanya (6 7x)
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1541. Penggunaan Teorema Sisa
a. Menentukan Sisa Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Linear
Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear, kita dapat
menggunakan teorema sisa.
Teorema Sisa 1
Jika suku banyak f(x) dibagi (x k), maka sisa pembagiannya adalah f(k).
Untuk lebih memahami mengenai penerapan teorema tersebut, perhatikanlah contoh
berikut ini.
Contoh soal
Tentukanlah sisa pembagian dari f(x) = x3 + 4x2 + 6x + 5 dibagi (x + 2).
Penyelesaian
Cara 1: Cara biasa
f(x)= x3 + 4x2 + 6x + 5
f( 2) = ( 2)3 + 4· ( 2)2 + 6· ( 2) + 5
= 8 + 4 · 4 12 + 5
= 8 + 16 12 + 5
= 1
Jadi, sisa pembagiannya 1.
Cara 2: Sintetik (Horner)
2 1 4 6 5
2 4 4
1 2 2 1
Jadi, sisa pembagiannya 1.
Teorema Sisa 2
Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b), maka sisa pembagiannya adalah f ( )ba- .
Untuk lebih memahami mengenai penerapan teorema tersebut, perhatikanlah contoh
berikut ini.
Contoh soal
Tentukan sisa pembagian dari f(x) = 5x3 + 21x2 + 9x 1 dibagi (5x + 1).
B Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor
+
( )ba- .
Untuk lebih memahami mengenai penerapan teorema tersebut, perhatikanlah contoh
berikut ini.
Contoh soal
Tentukan sisa pembagian dari f(x) = 5x3 + 21x2 + 9x 1 dibagi (5x + 1).
B Penggunaan Teorema Sisa dan Teorema Faktor
+
Penyelesaian
Cara 1: Cara biasa
f(x) =5x3 + 21x2 + 9x 1
f ( 15 )= 5 ·( 51 )3 + 21 ·( 51 )2 + 9 ·( 51 ) 1
1 19
=5 ·( 125 ) + 21 ·() 5 1
255 219
=
5 1
125 + 25
1 21 45
=
+
25 1
2525
25
= 25 1
= 2
Jadi, sisanya 2.
Cara 2: Cara sintetik (Horner)

15
2
5 21 9 1
1 4 1
+

5 20 5
Jadi, sisanya 2.

b. Menentukan Sisa Pembagian Suku Banyak oleh Bentuk Kuadrat


Dalam menentukan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat, kita dapat
menggunakan teorema sisa berikut ini.
Teorema Sisa 3
Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x a)(x b), maka sisanya adalah px + q
di mana f(a) = pa + q dan f(b) = pb + q.
Untuk lebih memahami mengenai penerapan teorema tersebut, perhatikanlah contoh
soal berikut ini.
Contoh soal
Jika f(x) = x3 2x2 + 3x 1 dibagi x2 + x 2, tentukanlah sisa pembagiannya.
Penyelesaian
Pada f(x) = x3 2x2 + 3x 1 dibagi x2 + x 2, bentuk x2 + x 2 dapat difaktorkan
menjadi (x + 2)(x 1). Berdasarkan teorema sisa 3, maka dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut.
(x + 2)(x 1) . (x ( 2))(x 1)
maka nilai a = 2 dan b = 1.
Suku Banyak 155
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 1565.4f (a)= pa + q
f ( 2) = 2p + q
( 2)3 2 · ( 2)2 + 3 · ( 2) 1 = 2p + q
8 8 6 1 = 2p + q
23 = 2p + q (1)
f (b) = pb + q
f (1) = p + q
13 2 . 12 + 3 . 1 1 = p + q
1 2 + 3 1 = p + q
1 = p + q (2)
Nilai p dapat dicari dengan mengeliminasi q dari persamaan (1) dan (2).
2p + q = 23
p + q = 1
3p = 24
p = 8
Nilai p disubtitusikan ke persamaan (2).
p + q = 1
8 + q = 1
q = 7
Jadi, sisa pembagiannya = px + q
=8x 7
1. Tentukanlah sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear berikut ini.
a. x3 + 4x2 + x + 3 dibagi (x 1)
b.x3 3x2 + 7 dibagi (x 7)
c. x4 + x2 16 dibagi (x + 1)
d. 2x3 + 7x2 5x + 4 dibagi (2x + 1)
e. 2x3 + 5x2 + 3x + 7 dibagi (3x + 2)
2. Tentukanlah sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat berikut ini.
a. 2x4 3x2 x + 2 dibagi (x 2) (x + 1)
b.x4 + x3 2x2 + x + 5 dibagi (x2 + x 6)
c. 3x3 + 8x2 x 11 dibagi (x2 + 2x 3)
d. 4x3 + 2x2 3 dibagi (x2 + 2x 3)
e. x3 + 14x2 5x + 3 dibagi (x2 + 3x 4)
5.4f (a)= pa + q
f ( 2) = 2p + q
( 2)3 2 · ( 2)2 + 3 · ( 2) 1 = 2p + q
8 8 6 1 = 2p + q
23 = 2p + q (1)
f (b) = pb + q
f (1) = p + q
13 2 . 12 + 3 . 1 1 = p + q
1 2 + 3 1 = p + q
1 = p + q (2)
Nilai p dapat dicari dengan mengeliminasi q dari persamaan (1) dan (2).
2p + q = 23
p + q = 1
3p = 24
p = 8
Nilai p disubtitusikan ke persamaan (2).
p + q = 1
8 + q = 1
q = 7
Jadi, sisa pembagiannya = px + q
=8x 7
1. Tentukanlah sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear berikut ini.
a. x3 + 4x2 + x + 3 dibagi (x 1)
b.x3 3x2 + 7 dibagi (x 7)
c. x4 + x2 16 dibagi (x + 1)
d. 2x3 + 7x2 5x + 4 dibagi (2x + 1)
e. 2x3 + 5x2 + 3x + 7 dibagi (3x + 2)
2. Tentukanlah sisa pembagian suku banyak oleh bentuk kuadrat berikut ini.
a. 2x4 3x2 x + 2 dibagi (x 2) (x + 1)
b.x4 + x3 2x2 + x + 5 dibagi (x2 + x 6)
c. 3x3 + 8x2 x 11 dibagi (x2 + 2x 3)
d. 4x3 + 2x2 3 dibagi (x2 + 2x 3)
e. x3 + 14x2 5x + 3 dibagi (x2 + 3x 4)
2.
Penggunaan Teorema Faktor
Teorema faktor dapat digunakan untuk menentukan faktor linear dari suku banyak.
Perhatikan teorema faktor berikut ini.
Jika f(x) suatu suku banyak, maka (x k) merupakan faktor dari f(x) jika dan
hanya jika f(x) = 0.
Untuk lebih memahami penggunaan teorema faktor, pelajarilah contoh soal berikut
ini.
Contoh soal
Tentukanlah faktor-faktor dari:
1.
x3 2x2 x + 2
2.
2x3 + 7x2 + 2x 3
Penyelesaian
1.
Jika (x k) merupakan faktor suku banyak x3 2x2 x + 2, maka k merupakan
pembagi dari 2, yaitu ± 1 dan ± 2. Kemudian, dicoba nilai-nilai tersebut.
Misalkan, dicoba cara Horner dengan pembagi (x 1).
1
01
2 1 2
1 1 2

2 1
2
x2 2x2 x + 2 =(x 1)(x2 x 2)
= (x 1)(x 2) (x + 1)
Jadi,faktor-faktornya adalah (x 1)(x 2)(x + 1).

2.
Jika (x k) merupakan faktor suku banyak 2x3+ 7x2 + 2x 3, maka k merupakan
pembagi dari 3, yaitu ± 1 dan ± 3. Kemudian, dicoba nilai-nilai tersebut.
Misalkan, dicoba cara Horner dengan pembagi (x + 1).
1
0272 3
2 5 3

2 5
3
2x3 + 7x2 + 2x 3 = (x + 1)(2x2 + 5x 3)
= (x + 1)(x + 3)(2x 1)
Jadi, faktor-faktornya adalah (x + 1)(x + 3)(2x 1).
3.
Penyelesaian Persamaan Suku Banyak
Mencari penyelesaian persamaan suku banyak sama halnya dengan menentukan
akar-akar persamaan yang memenuhi f(x) = 0. Kita dapat menyelesaikan persamaan
suku banyak dengan menentukan faktor linear.
Suku Banyak 157
Jika f(x) suatu banyak, maka (x k) merupakan faktor dari f(x) jika dan
hanya jika k akar persamaan f(x) = 0
Untuk lebih memahami tentang persamaan suku banyak dan penyelesaiannya, pelajari
lah
contoh soal berikut.
Contoh soal
1. Tentukanlah himpunan penyelesaian dan faktor linear dari f(x) = x3 2x2 x + 2.
Penyelesaian
f(x) = x3 2x2 x + 2
f(x) dibagi (x 1)

10
1
2 1 2
1 1 2

1
1
2
Karena f(1) = 0, maka (x 1) merupakan penyelesaian dari x3 2x2 x + 2.
Sedangkan, penyelesaian yang lain x2 x 2.
x3 2x2 x +2 = (x 1) (x2 x 2)
= (x 1) (x + 1) (x 2)
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 1, 1, 2}.
12

2. Jika
merupakan akar-akar persamaan 2x3 + x2 13x + a = 0, tentukanlah a dan

akar-akar yang lain.


Penyelesaian
12

. 2 (12 )3 + ( 12 )2 13 (12) + a
Untuk x =
= 0

18
14

13

2 ·

+ a

14

14

12

6
0

+ a =
6 + a =0
a = 6
Jadi suku banyaknya f(x) 2x3 + x2 13x + 6
122 1 13 6
1 1 6
2 2 12 0
2 2 2 12
4 12
2 6 0
+
+
158
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
2x3 + x2 13x + 6 = 0
(2x 1) (x 2) (2x 6) = 0
(2x 1) (x 2) (x 3) = 0

Jadi, akar-akar yang lain adalah x = 2 dan x = 3.


5.5

1.
Tentukanlah faktor-faktor dari suku banyak berikut ini.
a.
x3 + 4x2 3x 2
b.
2x3 5x2 + 8x 33
c.
3x4 14x2 + 2x + 4
d.
2x5 3x4 5x3 8x2 14x + 6
e.
2x3 + 7x2 3x 6
f.
2x4 + 74x2 72
2.
Tentukanlah himpunan penyelesaian dan faktor linear dari suku banyak berikut
ini.
a.f(x) = x3 x2 8x + 12
b. f(x) = 2x3 3x2 14x + 15
c.f(x) = 3x3 13x2 51x + 35
d.f(x) = x4 + x3 7x2 x + 6
e.f(x) = x3 x2 + 14x + 24
f.f(x) = 6x4 + 17x3 + 105x2 + 64x 60
4.
Pembuktian Teorema Sisa dan Teorema Faktor
a.
Pembuktian Teorema Sisa
1)
Pembuktian teorema sisa 1
Teorema sisa 1 menyatakan bahwa jika f(x) dibagi (x k), maka sisa
pembagiannya adalah f(k). Perhatikanlah uraian berikut untuk membuktikan
kebenaran teorema tersebut.
Diketahui f (x) = (x k) h(x) + S. Derajat S lebih rendah satu daripada derajat
(x k), sehingga S merupakan konstanta. Karena f(x) = (x k) k(x) + S
berlaku untuk semua x, maka jika x diganti k akan diperoleh:
f (k) = (k k) h(k) + S
= 0 · h(k) + S
= 0 + S
= S

Jadi, f (k) = S . S merupakan sisa pembagian (terbukti).


Suku Banyak 159
Contoh soal
Jika f(x) dibagi oleh x2 5x + 6 sisanya 2x + 1. Tentukan sisanya jika f(x) dibag
i
oleh x 3.
Penyelesaian
f(x) = (x2 5x + 6) h(x) + S
f(x) = (x 3)(x 2) h(x) + 2x + 1
f(3) = (3 3)(3 2) h(3) + 2 ·3 + 1
f(3) = 0 + 6 + 1

Jadi, sisanya adalah 7.


2) Pembuktian teorema sisa 2
Teorema sisa 2 menyatakan bahwa jika f(x) dibagi (ax + b), maka sisa
pembagiannya adalah f (-ba). Perhatikanlah uraian berikut untuk membuktikan
kebenaran teorema tersebut.
hx
hx
Diketahui f(x) = (ax + b)· ()+ S. Karena pada f(x) = (ax + b)· ()+ S
aab
berlaku untuk semua nilai x, maka jika nilai x = -aakan diperoleh:
()
hx

}()
}()
f(x) = (ax + b) a + S
-b

+S
f( -b) = a·-b
+b
a
a
{()h
aa
-b
ha
b
()
f( -a) = ( b + b)
+S
a
-b

ha
b
()
f( -a) = (0)
+S
a
b

f( -a) = 0 + S
b
f( -a) = S
Jadi, terbukti bahwa sisa pembagian adalah f (-b).
a

Contoh soal
Jika f(x) habis dibagi (x 2) dan jika dibagi (2x + 1) sisanya 5. Tentukan sisany
a
jika f(x) dibagi 2x2 3x 2.
Penyelesaian
Misalkan f(x) dibagi (2x2 3x 2), hasil baginya h(x) dan sisanya ax + b.
f(x) = (2x2 3x 2) h(x) + S
f(x) = (x 2)(2x + 1) h(x) + ax + b

160
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
161Suku Banyak
f(2) = (2 2) (2 · 2 + 1) h(2) + 2a + b
f(2) = 0 · h(2) + 2a + b
0 = 2a + b . 2a + b = 0 .. (1)
f( 2
1 ) = ( 2
1 2)(2 ( 2
1 ) + 1) h( 2
1 ) + a ( 2
1 ) + b
f( 2
1 ) = ( 2
1 2)( 1 + 1) h( 2
1 ) 2
1 a + b
5 = 0 h( 2
1 ) 2
1 a + b
5 = 2
1 a + b . a + 2b = 10 .. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
2a + b = 0 | ×1 | . 2a + b =0
a + 2b = 10 | ×2 | . 2a + 4b = 20
0 + 5b = 20
b =4
b = 4 disubstitusikan ke persamaan (1)
2a + b = 0
2a + 4 = 0
2a = 4
a = 2
Jadi, sisanya adalah 2x + 4.
+
Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok, kemudian buktikanlah teorema
sisa 3 berikut ini.
Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x a)(x b), maka sisanya adalah px + q
di mana f(a) = pa + q dan f(b) = pb + q.
Catat dan bacakanlah hasilnya di depan kelompokmu. Adakanlah tanya jawab
tentang materi yang sedang dibahas.
b. Pembuktian Teorema Faktor
Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak, maka x h
merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h) = 0. Perhatikanlah uraian be
rikut
ini untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut.
Diketahui menurut teorema sisa f(x) = (x k) · h(x) + f(k). Jika f(k) = 0, maka
f(x) = (x k) · h(x). Sehingga x k merupakan faktor dari f(x). Sebaliknya, jika
x k merupakan faktor dari f(x), maka f(x) = (x k) · h(x).
2
1 ) = ( 2
1 2)(2 ( 2
1 ) + 1) h( 2
1 ) + a ( 2
1 ) + b
f( 2
1 ) = ( 2
1 2)( 1 + 1) h( 2
1 ) 2
1 a + b
5 = 0 h( 2
1 ) 2
1 a + b
5 = 2
1 a + b . a + 2b = 10 .. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:
2a + b = 0 | ×1 | . 2a + b =0
a + 2b = 10 | ×2 | . 2a + 4b = 20
0 + 5b = 20
b =4
b = 4 disubstitusikan ke persamaan (1)
2a + b = 0
2a + 4 = 0
2a = 4
a = 2
Jadi, sisanya adalah 2x + 4.
+
Bagilah kelasmu menjadi beberapa kelompok, kemudian buktikanlah teorema
sisa 3 berikut ini.
Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x a)(x b), maka sisanya adalah px + q
di mana f(a) = pa + q dan f(b) = pb + q.
Catat dan bacakanlah hasilnya di depan kelompokmu. Adakanlah tanya jawab
tentang materi yang sedang dibahas.
b. Pembuktian Teorema Faktor
Teorema faktor menyatakan bahwa jika f(x) suatu suku banyak, maka x h
merupakan faktor dari f(x) jika dan hanya jika f(h) = 0. Perhatikanlah uraian be
rikut
ini untuk membuktikan kebenaran teorema tersebut.
Diketahui menurut teorema sisa f(x) = (x k) · h(x) + f(k). Jika f(k) = 0, maka
f(x) = (x k) · h(x). Sehingga x k merupakan faktor dari f(x). Sebaliknya, jika
x k merupakan faktor dari f(x), maka f(x) = (x k) · h(x).
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 162Jika x = k, maka:
f (k) = (k k) · h(k)
= 0· h(k)
= 0
Jadi, f(k) = 0 jika dan hanya jika (x k) merupakan faktor dari f(x) (terbukti).
Contoh soal
Hitunglah p jika 2x3 5x2 4x + p habis dibagi x + 1.
Penyelesaian
Karena 2x3 5x2 4x + p habis dibagi x + 1 maka sisanya 0, sehingga:
f(x) = 2x3 5x2 4x + p
f( 1) = 2 ( 1)3 5 ( 1)2 4 ( 1) + p
0 = 2 5 + 4 + p
0 = 3 + p
p = 3
Jadi, p = 3.
1. Menentukan Akar Rasional
Jika diketahui suatu suku banyak f(x) dan (x a) adalah faktor dari f(x), maka a
adalah akar dari persamaan f(x) atau f(a) = 0.
2. Sifat-Sifat Akar Persamaan Suku Banyak
a. Untuk Suku Banyak Berderajat Dua: ax2 + bx + c = 0
Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka:
1) x1 + x2 = ba2) x1 · x2 =cab. Untuk Suku Banyak Berderajat Tiga: ax3 + bx2 + cx
+ d = 0
Jika x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan ax3 + bx2 + cx + d = 0, maka:
1) x1 + x2 + x3 = ba2) x1 · x2 + x2 · x3 + x1 · x3 =ca3) x1 · x2 · x3 = daC. Akar-
Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak
ba2) x1 · x2 =cab. Untuk Suku Banyak Berderajat Tiga: ax3 + bx2 + cx + d = 0
Jika x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan ax3 + bx2 + cx + d = 0, maka:
1) x1 + x2 + x3 = ba2) x1 · x2 + x2 · x3 + x1 · x3 =ca3) x1 · x2 · x3 = daC. Akar-
Akar Rasional dari Persamaan Suku Banyak
c.
Untuk Suku Banyak Berderajat Empat: ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0
Jika x1, x2, x3, dan x4 adalah akar-akar persamaan suku banyak ax4 + bx3 + cx2 +
dx + e = 0, maka:
ba
1) x1 + x2 + x3 + x4 =

ca
2) x1 · x2 · x3 + x2 · x3 · x4 + x3 · x4 · x1 + x4 · x1 · x2 =

da
3) x· x + x· x + x· x + x· x + x· x + x· x =
121314232434

ea
4) x· x· x· x=
1234
Contoh soal

1.
Jika salah satu akar dari suku banyak x3 + 4x2 + x 6 = 0 adalah x = 1,
tentukanlah akar-akar yang lain.
Penyelesaian
1
01
4 1 6
156

1
5
6
karena f(1) = 0, maka x = 1 adalah akar persamaan f(x) = 0
x3 + 4x2 + x 6 = 0
(x 1)(x2 + 5x + 6) = 0
(x 1)(x + 2) (x + 3) = 0
Jadi, akar yang lain adalah x = 2 dan x = 3.
2.
Diketahui x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan 2x3 bx2 18x + 36 = 0.
Tentukan:
a.
x + x+ x
1
23
b.
x1 · x2 + x1 · x3 + x2 · x3
c.
x1 · x2 · x3
d.
nilai b, jika x2 adalah lawan dari x1
e.
nilai masing-masing x1, x2, dan x3 untuk b tersebut
Penyelesaian
a.
2x3 bx2 18x + 36 = 0
a = 2 c = 18
b = b d = 36

ba= 2
b
..(1)

x + x + x =
1
2
3
-18

ca
b. x1 · x2 + x2 · x3 + x1 · x3
=

9 .. (2)

c. x1
· x2 · x3
=

da-
=

-36

18 .. (3)

Suku Banyak 163


d. Dari (1):
Dari (2):
x1
+ x2 + x3
=

- 2
b
x ( x) + ( x) x + xx= 9
1
11313
x12 x1 x3+ x1 x3= 9
=
- 2
x1
b
2 = 9
+ ( x1) + x
3
x
1
x3=
- 2 x12 = 9 . x1 = 3
b
x12 = 9
atau x1 = 3
Dari (3)
x· x· x = 18
123
untuk x1 = 3, maka x2 = 3 . x1 · x2 · x3 = 18
3 · 3· x3 = 18
9x3 = 18
- 2
b
x3 = 2
x + x + x=
123
- 2
b
3 + ( 3) + 2 =
2=
b- 2

4 = b . b = 4
Untuk x1 = 3, maka x2 = 3 . x1 · x2 · x3 = 18
( 3) · 3 · x3 = 18
9· x3 = 18
x3 = 2 , maka b = 4
e.
x1 = 3, x2 = 3, dan x3 = 2 untuk b = 4 atau
x1 = 3 , x2 = 3, dan x3 = 2 untuk b = 4
5.6

Kerjakan soal-soal di bawah ini!


1.
Tentukan faktor dari:
a.
x3 + x2 2 = 0
b.
2x3 x2 5x 2 = 0
c.
2x3 11x2 + 17x 6 = 0
2.
Tentukan faktor dari suku banyak berikut.
a.
8x3 6x2 59x + 15 = 0
b.
2x3 5x2 28x + 15 = 0
c.
2x3 7x2 17x + 10 = 0
164
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
3.
4.
1.
2.
3.
Tentukanlah akar-akar dari:
a.x3 + 4x2 + x 6 = 0
b.x3 6x2 + 11x 6 = 0
c. 2x3 + 3x2 8x + 3 = 0
Selesaikan
a.
Jika akar-akar persamaan px3 14x2 + 17x 6 = 0 adalah x1, x2, x3 untuk
x1 = 3, tentukan x1 · x2 · x3.
b.
Jika persamaan x3 x2 32x + p = 0 memiliki sebuah akar x = 2, tentukan
akar-akar yang lain.
c.
Jika 4 merupakan salah satu akar dari persamaan x3+ 2x2 11x + a = 0,
tentukan nilai a.
d.
Tentukan akar-akar dari x3 + 2x2 5x 6 = 0.
Pembagian suku banyak
a. Pengertian suku banyak.
Suatu suku banyak berderajat n dinyatakan dengan:
a n xn + a n 1xn 1 + a n 2xn 2 + . + a1x + a0.
b. Nilai suku banyak
Untuk menentukan nilai suku banyak dapat dilakukan dengan dua cara.
1) Cara substitusi
2) Cara skema (Horner)
Menentukan derajat suku banyak hasil bagi dan sisa pembagian
a.
Suku banyak f(x) dibagi (x k) menghasilkan h(x) sebagai hasil bagi dan
f(x) sebagai sisa pembagian, sedemikian hingga f(x) = (x k) h(x) + f(k)
b.
Suku banyak f(x) berderajat n jika dibagi oleh fungsi berderajat satu akan
menghasilkan hasil bagi berderajat (n 1) dan sisa pembagian berbentuk
konstanta.
Menentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak oleh bentuk linear atau
kuadrat
()hx

a.
Suku banyak f(x) dibagi (ax + b) menghasilkan
sebagai hasil bagi
ahx
dan
f( b) sebagai sisa pembagian, sedemikian hingga f(x) = (ax + b)
()
+
a
a
f( b).
a

Suku Banyak 165


b. Suku banyak f(x) dibagi ax2 + bx + c dan dapat difaktorkan menjadi
(ax p1)(x p2) dapat ditulis f(x) = (ax2 + bx + c) · h2(x) + [(ax p1).
. p1 .
h(p) + f .

. di mana h(x) merupakan hasil bagi dan (ax p) h(p) +


12a
2
112
..
. p1 .

f .

. merupakan sisa pembagian.


a
.
.
4.
Teorema sisa
a. Jika suku banyak f(x) dibagi (x k), maka sisa pembaginya adalah f(k).
b
b. Jika suku banyak f(x) dibagi (ax + b), maka sisa pembaginya adalah f -
.
( a
)
c.
Jika suku banyak f(x) dibagi (x a)(x b), maka sisanya adalah px +q
dimana f(a)= pa + q dan f(b) = pb + q.
5.
Teorema faktor
Jika f(x) suatu suku banyak, maka (x k) faktor dari f(x) jika dan hanya jika k
akar persamaan f(x) = 0.
6. Akar-akar rasional persamaan suku banyak
a. Suku banyak berderajat dua: ax2 + bx + c = 0
b
1) x1 + x2 =

a
c

2) x1 · x2 =

b. Suku banyak berderajat tiga: ax3 + bx2 + cx + d = 0


b
1) x1 + x2 + x3 =

a
c
2) x1 · x2 + x2 · x3 + x1 · x3 =

a
d
3) · x2 · x3 =
x1 a

c. Suku banyak berderajat empat: ax4 + bx3 + cx2 + dx + e = 0


b
1) + x2 + x3 + x4 =
x1a
c
2) x1 · x2 · x3 + x2 · x3 · x4 + x3 · x4 · x1 + x4 · x1 · x2 =

a
d
3) x1 · x2 + x1 · x3 + x1 · x4 + x2 · x3 + x2 · x4 + x3 · x4 =

a
e
4) · x2 · x3 · x4=
x1 a

166
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
I.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar.
1.
Nilai suku banyak 6x5 + 2x3 + 4x2 + 6 untuk x = 1 adalah ..
a. 10
d. 4
b. 2
e. 10
c. 2
2.
Jika nilai suku banyak 2x4 + mx3 8x + 3 untuk x = 3 adalah 6, maka m adalah .
a. 5
d. 3
b. 3
e. 5
c. 2
3.
Suku banyak f(x) = x3 + 5x2 3x + 9 dibagi (x 2), maka hasil baginya adalah .
a.
x2 7x + 11
b.
x2 + 7x 11
c. 2x2 + 11x + 7
d.
x2 + 7x + 11
e.
2x2 11x + 7
4.
Jika suku banyak f(x) = 5x4 3x3 7x2 + x 2 dibagi oleh (x2 2x + 3), maka sisanya
adalah .
a.
22x 36
b.
22x + 36
c. 36x + 22
d. 22x + 36
e.
36x 22
5.
Jika f(x) = 2x3 7x2 + 11x 4 dibagi (2x 1), maka sisanya adalah .
a. 3
d. 0
b. 2
e. 4
c. 1
6.
Jika x3 12x + k habis dibagi dengan (x 2), maka bilangan tersebut juga habis dib
agi
dengan .
a.
x + 1 d. x + 2
b.
x + 1 e. x + 4
c.
x 3
Suku Banyak 167
7.
Jika suku banyak f(x) = 2x4 + ax3 3x2 + 5x + b dibagi (x2 1) menghasilkan sisa
(6x + 5) maka nilai a· b = .
a. 8
d. 3
b. 6
e. 6
c. 1
8.
Jika (x + 1) merupakan salah satu faktor dari suku banyak f(x) = 2x4 2x3 + px2 x
2,
maka nilai p adalah .
a. 3
d. 1
b. 2
e. 3
c. 1
9.
Suku banyak f(x) = 3x3 75x + 4 dibagi oleh (x + k) dengan k > 0. Jika sisanya 4,
maka
nilai k adalah ..
a. 5
d. 4
b. 0
e. 5
c. 3
10.
Jika suku banyak 2x2 x + 16 dibagi oleh (x a) sisanya 12, maka nilai a adalah .
a.
2 atau 3
b.
3 atau 2
c. 2 atau 23
d.
2 atau 23
e.
2 atau 3
11.
Jika f(x) = 3x4 5x2+ kx + 12 habis dibagi dengan (x + 2), maka nilai k adalah .
a. 10
d. 40
b. 20
e. 50
c. 30
12.
Jika f(x) dibagi dengan (x 2) sisanya 24, sedangkan jika dibagi dengan (x + 5)
sisanya 10. Jika f(x) dibagi dengan x3+ 3x 10 sisanya adalah ..
a.x + 34
b.
x 34
c.
2x 20
d.
2x + 20
e.
x + 14
168
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
13.
Jika suku banyak f(x) dibagi (x 1) sisa 5 dan jika dibagi dengan (x + 3) sisanya
7. Jika
suku banyak tersebut dibagi dengan (x2 + 2x 3), maka sisanya ..
a.
12 x 512
b.
1 x + 512
2
c.
2
1 x + 4 12
d.
12 x + 4 12
e.
12 x + 5 12
14.
Suku banyak f(x) dibagi (x + 4) sisanya 11, sedangkan jika dibagi (x 2) sisanya 1
.
Jika f(x) dibagi (x 2)(x + 4) sisanya adalah .
a.
2x 3 d. 2x 3
b.
2x + 3 e. 3x + 2
c. 2x + 3
15.
Sebuah akar persamaan x3 + ax2 + ax + 1 = 0 adalah 2. Jumlah akar-akar persamaan
itu adalah ..
2
a. 3
d.
3
b. 2
e. 23
3
c.
2
II.
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar.
1.
Diketahui f(x) = (x + 1)(x 2)(x + 3). Tentukanlah:
a.
derajat sukunya,
b.
koefisien-koefisien variabel,
c.
suku tetapnya.
2.
Tentukan nilai suku banyak x4 2x3+ x2 1 untuk x = 1.
3.
Tentukan hasil bagi dan sisa hasil bagi, jika suku banyak x3 3x2 + x 3 dibagi (x
+ 1)
dengan cara Horner.
4.
Tentukanlah hasil bagi dari (2x3 x2 + 3x 9) dibagi (2x + 1).
5.
Tentukanlah nilai p jika f(x) = 2x3 + 5x2 4x + p habis dibagi (x + 1).
x2 - 7xp
+
6.
Carilah p supaya 2 dapat disederhanakan.
x- 3x+2

Suku Banyak 169


7.
Carilah sisanya, jika 2x4 3x2 x + 2 dibagi x2 x 2.
8.
Jika f(x) dibagi (x 1) sisanya 3 dan dibagi (x 2) sisanya 4, maka tentukan sisan
ya
jika f(x) dibagi x2 3x + 2.
9.
Tentukanlah nilai p supaya (x + 1) faktor dari x4 5x3+ 2px2 + x + 1.
10.
Salah satu akar persamaan: 2x3+ 7x2 + bx 10 = 0 adalah 2. Tentukanlah:
a.
nilai b,
b.
akar-akar yang lain.
11.
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari f(x) = 2x3 + 5x2 4x 3 = 0.
12.
Jika x3+ 2x2 x + k habis dibagi (x + 3), tentukan nilai 2k2 + k.
13.
Jika suku banyak x4+ 3x3 + x2 + x 1 dibagi (x 2) tersisa 19, tentukan nilai p.
14.
Suku banyak f(x) = 2x5 + ax4 + 2x3 + x2 x 1 habis dibagi (x 1). Jika f(x) dibagi
x2 x 2, tentukan sisanya.
15.
Diketahui x1, x2, dan x3 adalah akar-akar persamaan 2x3 4x2 18x + 36 = 0.
Tentukanlah:
a. x1 + x2+ x3
b.x· x+ x· x +x· x
12 1323
c.
x· x· x
123
170
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
6
Komposisi Fungsi
dan Invers Fungsi

Relasi dan Fungsi

Aljabar Fungsi

Fungsi Komposisi

Fungsi Invers

Jika sebuah benda terletak di depan cermin datar, tentu bayangan benda itu akan
terlihat di dalam cermin yang persis seperti benda aslinya. Dengan demikian dapa
t
dikatakan bahwa bayangan di dalam cermin merupakan invers dari benda yang
berada di depan cermin. Dalam bab ini, kamu akan mempelajari lebih lanjut mengen
ai
komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi.
Komposisi fungsi
dan invers fungsi
Fungsi
komposisi Fungsi invers
mempelajari
Komposisi fungsi
dan invers fungsi
Fungsi
komposisi Fungsi invers
mempelajari
terdiri dari
menentukan
Syarat dan
aturan fungsi
yang dapat
dikomposisikan
Nilai fungsi
komposisi dan
pembentuknya
Syarat agar
suatu fungsi
mempunyai
invers
Sifat-sifat
fungsi invers
Fungsi komposisi
dari beberapa
fungsi
Sifat-sifat
komposisi
fungsi
Grafik fungsi
invers
Fungsi invers
dari suatu
fungsi
komposisi fungsi domain fungsi
kodomain fungsi range fungsi
fungsi injektif fungsi surjektif
fungsi bijektif fungsi genap
fungsi ganjil fungsi invers
172
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
A Relasi dan Fungsi A Relasi dan Fungsi
1. Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan
lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau perkawan
an
atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B
.
Jika diketahui himpunan A = {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka relasi satu
kurangnya dari himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam diagram panah,
diagram Cartesius, himpunan pasangan berurutan, dan dengan rumus.
a. Diagram panah
0
1
2
5
1
2
3
4
6
A B
b. Diagram Cartesius
B
(5, 6)

6
(2, 3)
3

(1, 2)
2

(0, 1)
A
0
1 2
3 4 5
c.
Himpunan pasangan berurutan
R = {(0, 1), (1, 2), (2, 3), (5, 6)}
d.
Dengan rumus
f(x) = x + 1, di mana x . {0, 1, 2, 5} dan f(x) . {1, 2, 3, 4, 6}
2. Fungsi
a. Pengertian Fungsi
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B
disebut fungsi dari A ke B jika setiap anggota
A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
A Bf
f(x)X
C>
x
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 173
Jika f adalah suatu fungsi dari A ke B, maka:
-himpunan A disebut domain (daerah asal),
-himpunan B disebut kodomain (daerah kawan) dan himpunan anggota B yang

pasangan (himpunan C) disebut range (hasil) fungsi f.


Aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B disebut aturan fungsi f.
Misal diketahui fungsi-fungsi:

f : A . B ditentukan dengan notasi f(x)


g : C . D ditentukan dengan notasi g(x)
Untuk lebih memahami tentang fungsi, pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh soal
Diketahui A = {1, 2, 3, 4} dan B = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Suatu fungsi f : A
. B ditentukan
oleh f(x) = 2x 1.
1.
Gambarlah fungsi f dengan diagram panah.
2.
Tentukan range fungsi f.
3.
Gambarlah grafik fungsi f.
Penyelesaian
a.
1
2
3
4
5
6
7
8
A
B
f
1
2
3
4
b.
Dari diagram di atas, terlihat bahwa:
f(x) = 2x 1 f(3) = 2 · 3 1 = 5
f(1) = 2 · 1 1 = 1 f(4) = 2 · 4 1 = 7
f(2) = 2 · 2 1 = 3
Jadi, range fungsi f adalah {1, 3, 5, 7}.
c.
Grafik fungsi
8
7
6
5
4
3
2
1
0 1 2 3 4
x
f(x)

174
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
b. Macam-Macam Fungsi
1) Fungsi konstan (fungsi tetap)
Suatu fungsi f : A . B ditentukan dengan rumus f(x) disebut fungsi konstan
apabila untuk setiap anggota domain fungsi selalu berlaku f(x) = C, di mana C
bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f : R . R dengan rumus f(x) = 3 dengan daerah domain: {x | 3 = x < 2}.
Tentukan gambar grafiknya.
Penyelesaian
x 3 2 1 0 1
f(x) 3 3 3 3 3
Grafik:
3
3 2 1 0 1
f(x) = 3
Y
X
3
2
1
2) Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax + b, di mana a . 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa
garis lurus.
Pelajarilah contoh soal berikut ini agar kamu lebih jelas memahami fungsi linear
.
Contoh soal
Jika diketahui f(x) = 2x + 3, gambarlah grafiknya.
Penyelesaian
2x + 3
x 0 1 2
1
f(x) 3 0
Grafik:
3
1 2
1 0
f(x) = 2x + 3
Y
X
3) Fungsi kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh
f(x) = ax2 + bx + c, di mana a . 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan
grafiknya berupa parabola.
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 175
Perhatikan contoh soal berikut ini untuk lebih memahami tentang fungsi
kuadrat.
Contoh soal
Perhatikan gambar di bawah ini, fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2+ 2x 3.
Y
1 2
1
3 4
3
4
5
Tentukanlah:
a. Domain fungsi f.
b. Nilai minimum fungsi f.
c. Nilai maksimum fungsi f.
X d. Range fungsi f.
e. Pembuat nol fungsi f.
f. Koordinat titik balik minimum.
Penyelesaian
a. Domain fungsi f adalah {x | 4 = x < 2}.
b. Nilai minimum fungsi f adalah 4.
c. Nilai maksimum fungsi f adalah 5.
d. Range fungsi f adalah {y | 4 = y = 5}.
e. Pembuat nol fungsi f adalah 3 dan 1.
f. Koordinat titik balik minimum grafik fungsi f adalah ( 1, 4).
Di kelas X kamu sudah mempelajari cara membuat grafik fungsi kuadrat
y = ax2 + bx + c, a . 0. Caranya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan titik potong dengan sumbu X . y = 0.
b. Menentukan titik potong dengan sumbu Y . x = 0.
c. Menentukan persamaan sumbu simetri x = 2ba.
d. Menentukan titik puncak ( ),24bDaa- - .
Ingat!!
4) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi
berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendir
i.
Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua tit
ik
absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x. Agar
kamu lebih memahami tentang fungsi identitas, pelajarilah contoh soal berikut in
i.
Contoh soal
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah f( 2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah grafiknya.
176
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penyelesaian
Y
y = x
a.
f(x) = x b. Grafiknya:
f( 2) = 2 3
f(0) = 0 1
2 1
X
f(1) = 1
1
3
1
f(3) = 3
2

5) Fungsi tangga (bertingkat)


Suatu fungsi f(x) disebut fungsi tangga apabila grafik fungsi f(x) berbentuk
interval-interval yang sejajar.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
1, jika x 1
0, jika 1 < x 2
Diketahui fungsi: f(x) =
2, jika2 < x 4
3, jika x > 4
Tentukan interval dari:
a.
f( 2) d. f(5)
b.
f(0) e. gambar grafiknya.
c.
f(3)
Penyelesaian
a.
f( 2) = 1 e. grafiknya:
b.
f(0) = 0
c.
f(3) = 2
d.
f(5) = 3
3
1
0 1
Y
X
1
2 4
2
6) Fungsi modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan
setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga mutlaknya.
f : x . | x | atau f : x . | ax + b |
f(x) = | x | artinya:
x, jika x = 0
| x |
x, jika x < 0
..
.
..

Y
X
y = x y = x
0
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 177
7) Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f( x) = f(x) dan disebut
fungsi genap apabila berlaku f( x) = f(x). Jika f( x) . f(x) maka fungsi ini
tidak genap dan tidak ganjil. Untuk memahami fungsi ganjil dan fungsi genap,
perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Tentukan fungsi f di bawah ini termasuk fungsi genap, fungsi ganjil, atau tidak
genap dan tidak ganjil.
1. f(x) = 2x3 + x
2.f(x) = 3 cos x 5
3.
f(x) = x2 8x
Penyelesaian
1.
f(x) = 2x3 + x
f( x) = 2( x)3 + ( x)
= 2x3 x
= (2x3 + x)
= f(x)

Jadi, fungsi f(x) merupakan fungsi ganjil.


2.
f(x) = 3 cos x 5
f( x) = 3 cos ( x) 5
= 3 cos x 5
Jadi, fungsi f(x) merupakan fungsi genap.

3.
f(x)= x2 8x
f( x) =( x)2 8 ( x)
= x2 + 8x
Fungsi f( x) . f(x) dan f( x) . f(x).
Jadi, fungsi f(x) adalah tidak genap dan tidak ganjil.

c.
Sifat Fungsi
1) Fungsi injektif (satu-satu)
Jika fungsi f : A . B, setiap b . B hanya mempunyai satu kawan saja di A,
maka fungsi itu disebut fungsi satu-satu atau injektif.
a
b
c
p
q
r
>
>
>
a
b
c
p
q
r
s
>
>>
a
b
c
p
q>
>
>
A B A B A B
fungsi injektif fungsi injektif bukan fungsi injektif
178
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
2) Fungsi surjektif (onto)
Pada fungsi f : A . B, setiap b . B mempunyai kawan di A, maka f disebut
fungsi surjektif atau onto.
a
b
c
d
p
q
r
A B
a
b
c
p
q
r
s
A B
fungsi surjektif bukan fungsi surjektif
3) Fungsi bijektif (korespondensi satu-satu)
Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif
atau korespondensi satu-satu.
a
b
c
d
p
q
r
s
a
b
c
d
p
q
r
B
B
A
A
fungsi bijektif bukan fungsi bijektif
6.1

Kerjakan soal-soal di bawah ini.


1.
Dari himpunan A dan B berikut, manakah yang merupakan fungsi? Sebutkan
pula domain, kodomain, dan rumusnya.
a.
b.
0
1
2
3
1
2
3
4
c.
B
A
B
A
A B
2.
Gambarlah grafik dari:
. 0, jika 0 < x = 1
.
a.
f(x) =. 2, jika 1 < x = 2
. 4, jika 2 < x = 3
.
2
1
0
1
0
1
4
9
>>
>
1
0
1
2
3>
>
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 179
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 180Bila fdan gsuatu fungsi, maka pada
operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Penjumlahan f dan g berlaku (f + g)(x) = f(x) + g(x)
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f(x) = x+ 2 dan g(x) = x2 4. Tentukan (f+ g)(x).
Penyelesaian
(f+ g)(x) = f(x) + g(x)
= x+ 2 + x2 4
= x2 + x 2
2. Pengurangan f dan g berlaku (f g)(x) = f(x) g(x)
Untuk memahami sifat tersebut, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f(x) = x2 3xdan g(x) = 2x + 1. Tentukan (f g)(x).
b. f(x) = x2 + 2x 3
c. f(x) = | x+ 2 |
3. Selidiki fungsi berikut termasuk fungsi ganjil, genap, atau bukan keduanya.
a. f(x) = x2 3
b. f(x) = 2 sin x+ cos x
c.f(x) = 3x5 2x3
4. Tentukan daerah asal dan range fungsi berikut bila x. Bdan B= {x| 3 < x= 2}.
a. f(x) = 2x 1
b.f(x) = x2 + 3
c.f(x) = 4
d.f(x) = | x+ 1 |
5. Diketahui fungsi A= {1, 2, 3, 4} ke B= {5, 6, 7} yang dinyatakan dalam pasang
an
berurutan berikut ini, manakah yang merupakan pasangan surjektif?
a.f= {(1, 6), (2, 6), (3, 6), (4, 6)}
b.f= {(1, 5), (2, 6), (3, 6), (4, 5)}
c.f= {(1, 6), (2, 7), (3, 5), (4, 5)}
d.f= {(1, 5), (2, 6), (3, 7), (4, 7)}
B Aljabar Fungsi
Bila fdan gsuatu fungsi, maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, per
kalian,
dan pembagian dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Penjumlahan f dan g berlaku (f + g)(x) = f(x) + g(x)
Perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f(x) = x+ 2 dan g(x) = x2 4. Tentukan (f+ g)(x).
Penyelesaian
(f+ g)(x) = f(x) + g(x)
= x+ 2 + x2 4
= x2 + x 2
2. Pengurangan f dan g berlaku (f g)(x) = f(x) g(x)
Untuk memahami sifat tersebut, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui f(x) = x2 3xdan g(x) = 2x + 1. Tentukan (f g)(x).
b. f(x) = x2 + 2x 3
c. f(x) = | x+ 2 |
3. Selidiki fungsi berikut termasuk fungsi ganjil, genap, atau bukan keduanya.
a. f(x) = x2 3
b. f(x) = 2 sin x+ cos x
c.f(x) = 3x5 2x3
4. Tentukan daerah asal dan range fungsi berikut bila x. Bdan B= {x| 3 < x= 2}.
a. f(x) = 2x 1
b.f(x) = x2 + 3
c.f(x) = 4
d.f(x) = | x+ 1 |
5. Diketahui fungsi A= {1, 2, 3, 4} ke B= {5, 6, 7} yang dinyatakan dalam pasang
an
berurutan berikut ini, manakah yang merupakan pasangan surjektif?
a.f= {(1, 6), (2, 6), (3, 6), (4, 6)}
b.f= {(1, 5), (2, 6), (3, 6), (4, 5)}
c.f= {(1, 6), (2, 7), (3, 5), (4, 5)}
d.f= {(1, 5), (2, 6), (3, 7), (4, 7)}
B Aljabar Fungsi
Penyelesaian
(f g)(x)= f(x) g(x)
= x2 3x (2x+ 1)
= x2 3x 2x 1
= x2 5x 1

3. Perkalian f dan g berlaku (f· g)(x) = f(x)· g(x)


Perhatikan contoh soal berikut ini untuk memahami fungsi tersebut.
Contoh soal
Diketahui f(x) = x 5 dan g(x) = x2 + x. Tentukan (f×g)(x).
Penyelesaian
(f×g)(x)= f(x) · g(x)
=(x 5)(x2 + x)
= x3 + x2 5x2 5x
= x3 4x2 5x

. f . f(x)
4. Pembagian f dan g berlaku .. ..(x)=
. g . g(x)

Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.


Contoh soal
. f.

.()
x.
Diketahui f(x) = x2 4 dan g(x) = x + 2. Tentukan .
g
..
Penyelesaian
f fx
.. ()

.()=
x
.

gx
x2 - 4(x- 2)( x+ 2)
. g. ()
= = = x 2
x+2 x+2
C Fungsi Komposisi
1. Syarat dan Aturan Fungsi yang Dapat Dikomposisikan
Jika diketahui A= {a1, a2, a3}, B= {b1, b2, b3, b4}, dan C= {c1, c2, c3}, maka f
ungsi
f: A. Bdan g: B. Cdidefinisikan seperti diagram berikut.
f(a1) = b2
g(b1) = c2
f(a2) = b1
g(b2) = c1
f(a3) = b3
g(b3) = c3
gA B
c1
b2 c2
c3
b1
b3
b4
C
B
a1
a2
a3 f
b1
b2
b3
b4
>
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 181
Dari kedua diagram di atas, dapat diperoleh fungsi yang memetakan langsung dari
A ke C sebagai berikut.
A
a1
a2
a3
B
f
b1
b2
b3
b4
C
c1
c2
c3
g
f(a1) = b2 dan g(b2) = c2 sehingga (g..f) (a1) = c2
g(b2) = c1 dan g(b1) = c1 sehingga (g..f) (a2) = c1
g(b3) = c3 dan g(b3) = c3 sehingga (g..f) (a3) = c3
Jika fungsi yang langsung memetakan A ke C itu dianggap fungsi tunggal, maka
diagramnya adalah sebagai berikut.
a1
a2
a3 f
c1
c2
c3g
>
(g ..f)
(g ..f) (a1) = c2
(g ..f) (a2) = c1
(g ..f) (a3) = c3
AC
Fungsi tunggal tersebut merupakan fungsi komposisi dan dilambangkan dengan
g D
f dibaca fungsi g bundaran f . g D
f adalah fungsi komposisi dengan f dikerjakan
lebih dahulu daripada g.
Fungsi komposisi tersebut dapat ditulis:
(g ..f)(x) = g(f(x))
(f ..g)(x) = f(g(x))
A B C

f(x)x g(f(x))
g ..f
Sedangkan, untuk f D
g dibaca fungsi f bundaran g. Jadi, f D
g adalah fungsi
komposisi dengan g dikerjakan lebih dahulu daripada f.
A
g(x)x f(g(x))
B C
f ..g
182
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
183Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
Untuk lebih memahami tentang fungsi komposisi, pelajarilah contoh soal berikut i
ni.
Contoh soal
1. Diketahui f(x) = 2x 1, g(x) = x2 + 2.
a. Tentukan (g ..f)(x).
b. Tentukan (f ..g)(x).
c. Apakah berlaku sifat komutatif: g ..f = f ..g?
Penyelesaian
a. (g ..f)(x) = g(f(x))
= g(2x 1)
= (2x 1)2 + 2
= 4x2 4x + 1 + 2
= 4x2 4x + 3
b. (f ..g)(x)= f(g(x))
= f(x2 + 2)
= 2(x2 + 2) 1
=4x2 + 4 1
=4x2 + 3
c. Tidak berlaku sifat komutatif karena g ..f . f ..g.
2. Diketahui f(x) = x2, g(x) = x 3, dan h(x) = 5x.
a. Tentukan (f ..(g ..h))(x).
b. Tentukan ((f ..g) ..h)(x).
c. Apakah f ..(g ..h) = (f ..g) ..h, mengapa?
Penyelesaian
a. (f ..(g ..h))(x) = .
Misal p(x)= (g ..h)(x)
= g(h(x))
= g(5x)
=5x 3
Buatlah kelompok-kelompok di kelasmu, kemudian buktikan sifat-sifat komposisi fu
ngsi
berikut ini. Catat dan bacakan hasilnya di depan kelas.
Bila f, g, dan h suatu fungsi, maka:
a. tidak berlaku sifat komutatif, yaitu f ..g . g ..f;
b. jika I fungsi identitas berlaku : I ..f = f ..I = f;
c. berlaku sifat asosiatif, yaitu : f ..(g ..h) = (f ..g) ..h.
Buatlah kelompok-kelompok di kelasmu, kemudian buktikan sifat-sifat komposisi fu
ngsi
berikut ini. Catat dan bacakan hasilnya di depan kelas.
Bila f, g, dan h suatu fungsi, maka:
a. tidak berlaku sifat komutatif, yaitu f ..g . g ..f;
b. jika I fungsi identitas berlaku : I ..f = f ..I = f;
c. berlaku sifat asosiatif, yaitu : f ..(g ..h) = (f ..g) ..h.
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA 184Soalnya menjadi
(f ..(g ..h)(x)) = (f ..p)(x)
= f(p(x))
= f(5x 3)
= (5x 3)2
= 25x2 30x + 9
b. ((f ..g) ..h)(x) = .
Misal s(x) = (f ..g)(x)
= f(g(x))
= f(x 3)
=(x 3)2
Soalnya menjadi:
((f ..g) ..h)(x)= (s ..h)(x)
= s(h(x))
= s(5x)
= (5x 3)2
= 25x2 30x + 9
c. Ya, (f ..(g ..h))(x) = ((f ..g) ..h)(x) sebab berlaku sifat asosiatif.
3. Diketahui f(x) = 5x 2 dan I(x) = x.
Buktikan I ..f = f ..I = f.
Bukti
(I ..f)(x) = I(f(x))
= I(5x 2)
= 5x 2
(f ..I)(x) = f(I(x))
= f(x)
= 5x 2
Tampak bahwa I ..f = f ..I = f (terbukti).
6.2Kerjakan soal-soal di bawah ini.
1. Diketahui f(x) = x 2 dan g(x) = x2 x 2.
Tentukan:
a. (f + g)(x) c. (f × g)(x)
b. (f g)(x) d. ()f x g
. .
. .. .
6.2Kerjakan soal-soal di bawah ini.
1. Diketahui f(x) = x 2 dan g(x) = x2 x 2.
Tentukan:
a. (f + g)(x) c. (f × g)(x)
b. (f g)(x) d. ()f x g
. .
. .. .
2.
Diketahui f(x) = x2 dan g(x) = x + 4. Tentukan:
a. (f + g)( 3) c.
(f×g)( 1)
. f .
b.
(f g)(1) d. . g . (2)
..
3.
Diketahui fungsi yang ditentukan oleh f(x) = x + 1, g(x) = 2 x. Tentukan fungsi
yang dinyatakan oleh f2(x) + g2(x) + (f + g)(x) + (g f)(x).
4.
Fungsi f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = 2x 1 dan g(x) = x + 3.
Tentukan:
a. (f D
g)(x) c.
(f D
f)(x)
b. (g D
f)(x) d.
(g D
g)(x)
5.
Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1 dan g(x) = x2. Tentukan:
a. (f D
g)(x) c.
(f D
f)(x)
b. (g D
f)(x) d.
(g D
g)(x)
6.
Diketahui g(x) = 2x + 3 dan (g D
f)(x) = 2x2 + 4x + 5. Tentukan f(x).
2.
Nilai Fungsi Komposisi dan Komponen Pembentuknya
Untuk menjelaskan nilai fungsi komposisi terhadap komponen pembentuknya, dapat
dilakukan dengan dua cara berikut ini.
a.
Dengan menentukan rumus komposisinya terlebih dahulu, kemudian disubstitusikan
nilainya.
b.
Dengan mensubstitusikan secara langsung nilai pada fungsi yang akan dicari.
Untuk lebih memahami, perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh soal
Diketahui dua buah fungsi yang dinyatakan dengan rumus f(x) = 3x 1 dan g(x) = x2
+ 4.
Tentukanlah nilai dari fungsi-fungsi komposisi berikut.
a.
(g D
f)(1)
b.
(f D
g)( 2)
c.
(g D
f)( 3)
Penyelesaian
Cara 1 a. (g D
f)(x)
= g(f(x))
= g(3x 1)
= (3x 1)2 + 4
= 9x2 6x + 1 + 4
= 9x2 6x + 5

(g D
f)(1)
= 9 · 12 6 · 1 + 5
= 9 6 + 5 = 8

Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 185


b.
(f D
g)( 2) = f(g(x))
= f(x2 + 4)
= 3(x2 + 4) 1
=3x2 + 12 1
=3x2 + 11
(f D
g)( 2) = 3( 2)2 + 11
=3 · 4 + 11
= 12 + 11 = 23

c. (g D
f)(x) =9x2 6x + 5
(g D
f)( 3) = 9( 3)2 6 ( 3) + 5
= 81 + 18 + 5
= 104

Cara 2 a. (g D
f)(1)
= g(f(1))
= g(3 · 1 1)
= g(2)
=22 + 4 = 8
b.
(f D
g) ( 2) = f(g( 2))
= f(( 2)2 + 4)
= f(8)
=3 · 8 1 = 23
c.
(g D
f)( 3) = g(f( 3))
= g(3 ( 3) 1)
= g( 10)
= ( 10)2 + 4 = 104
6.3
Kerjakan soal-soal di bawah ini di buku tugas.
1. Diketahui fungsi p dan q pada A = {2, 3, 4, 5, 6} ditulis sebagai fungsi beru
rutan
sebagai berikut.
p = {(2, 4), (3, 6), (4, 4), (5, 2), (6, 3)}
q = {(2, 5), (3, 2), (4, 2), (5, 3), (6, 4)}

a. Tentukan (p D
q)(2), (p D
q)(3), (p D
q)(4), (p D
q)(5), (p D
q)(6).
b. Tentukan (q D
p)(2), (q D
p)(3), (q D
p)(4), (q D
p)(5), (q D
p)(6).
c. Buktikan (p D
q) . (q D
p)(x).
186
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
2. Diketahui fungsi f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = 2 x dan
g(x) = 3x + 4. Tentukan nilai fungsi komposisi berikut ini.
a. (f ..g)( 2) c. (f ..f)( 1)
b. (g ..f)(1) d. (g ..g)(2)
3. Diketahui f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = x + 1 dan
g(x) = 2x 1. Dengan mensubstitusikan secara langsung nilai pada fungsi-fungsi
berikut ini, tentukan nilai:
a. (f ..g)( 1) c. (g ..f)( 2)
b. (f ..g)(3) d. (g ..f)(1)
4. Diketahui fungsi f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = 2x2 dan
g(x) = x 3. Tentukan nilai x:
a. jika (f ..g)(x) = 2 c. (g ..f)(x) = 5
b. jika (f ..g)(x) = 4 d. (g ..f)(x) = 1
2. Diketahui fungsi f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = 2 x dan
g(x) = 3x + 4. Tentukan nilai fungsi komposisi berikut ini.
a. (f ..g)( 2) c. (f ..f)( 1)
b. (g ..f)(1) d. (g ..g)(2)
3. Diketahui f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = x + 1 dan
g(x) = 2x 1. Dengan mensubstitusikan secara langsung nilai pada fungsi-fungsi
berikut ini, tentukan nilai:
a. (f ..g)( 1) c. (g ..f)( 2)
b. (f ..g)(3) d. (g ..f)(1)
4. Diketahui fungsi f : R . R dan g : R . R ditentukan oleh f(x) = 2x2 dan
g(x) = x 3. Tentukan nilai x:
a. jika (f ..g)(x) = 2 c. (g ..f)(x) = 5
b. jika (f ..g)(x) = 4 d. (g ..f)(x) = 1
D Fungsi Invers
1. Menjelaskan Syarat agar Suatu Fungsi Mempunyai Invers
Semua himpunan yang dipetakan oleh fungsi mempunyai invers. Invers dari himpunan
tersebut dapat berupa fungsi atau bukan fungsi. Perhatikanlah gambar di bawah in
i.
Dari gambar (i), himpunan A yang beranggotakan (a1, a2, a3, a4) diperakan oleh
fungsi f ke himpunan B yang beranggotakan (b1, b2, b3) daerah hasil adalah: {(a1
, b1),
(a2, b2), (a3, b3), (a4, b4)}. Pada gambar (ii) himpunan B dipetakan oleh fungsi
g ke
himpunan A daerah hasil adalah: {(b1, a1), (b2, a2), (b2, a4), (b3, a3)}. Pemeta
an g : B . A
diperoleh dengan cara menukarkan atau membalik pasangan terurut f : A . B atau B
merupakan balikan dari f dinotasikan g = f-1, sering disebut g merupakan invers
dari f.
(i) (ii)
A
a1
a2
a3
a4
B
b1
b2
b3
f
B
a1
a2
a3
a4
A
b1
b2
b3
g = f-1
Jika fungsi f = A .B dinyatakan dengan pasangan terurut f = {(a, b) | a . A dan
b . B}
maka invers fungsi f adalah f-1 = b .A ditentukan oleh f-1 = {(b, a) | b . B, da
n a . A}.
Ingat!!
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 187
2.
Menentukan Aturan Fungsi Invers dari Suatu Fungsi
Suatu fungsi f akan mempunyai invers, yaitu f 1 jika dan hanya jika fungsi f bijek
tif
atau dalam korespondensi satu-satu. Misalkan, f merupakan fungsi dari A ke B, ma
ka
f 1 merupakan fungsi invers f jika berlaku (f 1 D
f)(x) = x dan (f D
f 1)(x) = x.
Perhatikanlah gambar di bawah ini.
A
b1
b2
b3
B
a1
a2
a3
B
a1
a2
a3
A
b1
b2
b3
fungsi f
fungsi invers f
Untuk menentukan fungsi invers dari suatu fungsi dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
a.
Buatlah permisalan f(x) = y pada persamaan.
b.
Persamaan tersebut disesuaikan dengan f(x) = y, sehingga ditemukan fungsi dalam
y dan nyatakanlah x = f(y).
c. Gantilah y dengan x, sehingga f(y) = f 1(x).
Untuk lebih memahami tentang fungsi invers, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Contoh soal
x
1.
Jika diketahui f(x) =
, x . 2, tentukan inversnya.
x + 2
Penyelesaian
Misal f(x) = y, maka soalnya menjadi:
x
f(x)=

x +2
x
y =

x +2
y(x + 2) = x
yx + 2y = x
yx x = 2y
(y 1)x = 2y
-2y
x =

y -1
-2y
f(y)=

y -1
-2x
f 1(x)=

x -1
2.
Diketahui f : R . R dengan ketentuan f(x) = 3x + 8.
a.
Tentukan f 1(x).
b.
Tentukan (f 1 D
f)(x).
c.
Tentukan (f D
f 1)(x).
d.
Buktikan bahwa (f 1 D
f)(x) = (f D
f 1)(x).
188
Matematika SMA dan MA Kelas XI Program IPA
Penyelesaian
a.
Misalnya f(x) = y
f(x) = 3x+ 8
y= 3x+ 8
y 8= 3x
3x= y 8
y-8
x=

3
18
x= y-3
3
1 D
f
1(f
b.
(f)(x)= f(x))
= f 1(3x+ 8)
12
=
(3 x+8) -2
33
8 22
=
x+-
3
3
= x
1)(x 1(x
c.
(fD
f) = f(f))
.1 22 .
= f. x-
.
.33 .
.12 .
=
3. x-2 . + 8
.33 .
= x 8 + 8
= x
1
22
x= y-
33
1 22
f(y)= y-
33
1
f 1(x)= x-22
33
1 D
f
d.
Dari jawaban b dan c terbukti (f)(x) = (fD
f 1)(x) = x.
6.4

Kerjakan soal-soal di bawah ini.


1.
Jika fungsi f mempunyai invers, tentukanlah rumus untuk fungsi f 1 dari:
2 +x 1
, x.-
a.
f(x) = 3x 2 c.f(x) =
2x-1
2
b.f(x) = 2x + 5
d.f(x) = x2 + 4
2.
Jika fdan gsuatu fungsi yang dinyatakan oleh f(x) = x + 1 dan g(x) = 2x 7,
tentukan:
1(x
) 1(x
a.
f) c. (fD
f)
1(x 1 D
g 1)(x
b.g)
d. (g)
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi 189
3.
Jika fsuatu fungsi yang dinyatakan oleh f(x) = 2x 3, tentukanlah:
1(x
a.
f)
1)(x
b.
(fD
f)
1 D
f 1)(x
c.
(f)
4.
Jika fdan gsuatu fungsi yang dinyatakan oleh f(x) = x 1 dan g(x) = 3x+ 4,
tentukanlah:
1(x
a.f)
1(x

b.g
)
c.
(fD
f 1)(x)
1 D
g 1)(x
d.
(g)
3. Menggambar Grafik Fungsi Invers dari Grafik Fungsi Asalnya
Untuk menggambarkan grafik f 1 dan f,
x= f(y)
y= f(x)f 1

You might also like