You are on page 1of 3

BAHAYA SAMPAH ELEKTRONIK

Insan Rizal Bakti Komara (07301045)


Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Insan.rizal@gmail.com

Abstrak

Sampah elektronik adalah kumpulan barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak dipakai lagi
oleh pemiliknya. Sampah elektronik di Negara berkembang mengalami peningkatan yang dipicu oleh penjualan
produk elektronik yang sangat murah. Dalam setahunnya tingkat kemampuan daur ulang sampah elektronik
tergolong lambat di bandingkan dengan tingkat penambahan sampah elektronik itu sendiri. Semakin lama
sampah elektronik semakin menumpuk, sehingga dimensi ruang pembuangan sampah elektronik akan semakin
besar dan akan banyak menimbulkan bahaya bagi kehidupan.

Kata kunci:. sampah elektronik, daur ulang, bahaya.

Gambar grafik pertumbuhan sampah elektronik


1.PENDAHULUAN
Menurut estimasi Badan Program Lingkungan
Sampah elektronik merupakan kumpulan Hidup PBB (UNEP), setiap tahun dihasilkan 20-50
barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak juta ton limbah elektronik dari seluruh penjuru dunia.
dipakai lagi oleh pemiliknya. Sampah elektronik Tingkat kemampuan daur ulangnya tak lebih dari 10
banyak ditemukan dinegara-negara berkembang persen. Sementara, peningkatan volume limbah
karena memiliki perekonomian yang rendah sehingga elektronik per tahunnya diperkirakan mencapai 3-5
negara miskin ataupun negara berkembang merupakan persen, atau tiga kali lebih cepat daripada limbah
lahan subur bagi negara maju untuk membuang umum.
sampah elektronik mereka dengan alih-alih penjualan
barang dengan harga yang sangat murah. Hampir
semua aktivitas masyarakat butuh barang elektronik. 2. SAMPAH ELEKTRONIKA
Hal ini memicu peningkatan volume sampah
elektronik yang berdampak buruk terhadap Pada abad informasi ini, barang-barang
lingkungan hidup. Dimana orang-orang selalu elektronik seperti komputer, telepon genggam, tape
membeli dan membeli produk-produk terbaru dari recorder, VCD player, laptop, AC, baterai litium,kipas
elektronika yang kian lama fungsi dan komposisinya angin,mesin cuci, lemari es, lampu dan televisi
semakin canggih, tetapi fasilitas untuk penanganan bukanlah benda yang asing lagi. Barang-barang
sampahnya kurang optimal. elektronik tersebut bukan hanya akrab di kalangan
penduduk kota, tetapi juga telah dikenal dengan baik
oleh masyarakat yang tinggal di pelosok desa
sekalipun. Dinegara-negara berkembang yang
memiliki perekonomian rendah sangat berpeluang
bagi negara maju untuk membuang sampah elektronik
mereka dengan alih-alih penjualan barang dengan
harga yang sangat murah. Sehingga barang-barang
elektronik dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat di negara berkembang. Dan bahkan, bagi
sebagian orang, barang tersebut merupakan kebutuhan
vital yang harus terpenuhi seperti layaknya sembako.
Kebutuhan akan layanan informasi dan pengolahan
data telah menempatkan barang-barang elektronik
menjadi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, seperti
layaknya barang-barang lainnya, setelah masa
tertentu, produk-produk elektronik itu tentu saja
menjadi benda yang tidak dipakai lagi karena sudah Dari sebuah riset yang dilakukan Puji
ada penggantinya dalam versi terbaru atau karena Lestari, staf pengajar dan peneliti jurusan Teknik
rusak. Jika sudah demikian, barang-barang tersebut Lingkungan ITB Bandung menunjukkan, adanya
menjadi rongsokan elektronik atau sampah yang hubungan invers (terbalik) kandungan timbal terhadap
biasanya mengokupasi sudut-sudut ruang kerja dan angka IQ, semakin tinggi kadar timbal dalam darah,
gudang di rumah atau kantor. Pembuangan sampah semakin rendah poin IQ-nya.Sedangankan penelitian
elektronik mengalami kesulitan karena tidak semua yang dilakukan oleh Muhamad Khidri Alwi, peneliti
tukang servis atau pemulung mau menerima dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
rongsokan yang sudah kadaluwarsa dan tidak ada lagi Muslim Makasar menyebutkan, setiap kenaikan kadar
pasarnya. timbal 10 mkgr/dl dalam darah, memicu penurunan
IQ sebesar 2,5 poin. Penurunan ini sudah dimulai
ketika kadar timbal di atas ambang batas 10
3. BAHAYA SAMPAH ELEKTRONIKA mkgr/dl.Sementara dalam jurnal Enviromental Health
Perpective, memuat penelitan yang dilakukan oleh
Bruce P Lanphear, yang memperlihatkan, bahwa IQ
Jika sampah organik hanya perlu dibuang seorang anak malah mulai menurun saat kandungan
dan ditimbun karena mudah lapuk dan bisa diuraikan timbal dalam darah berkisar 2,4 – 10 mkgr/dl. Secara
senyawanya oleh bakteri maka lain halnya dengan pasti Lanphear mengatakan, saat akumulasi timbal
sampah non-organik sampah tersebut ditangani mulai menipis kisaran 10 – 20 mkgr/dl dan 20 – 30 mkgr/dl,
dari tempat penampungan sementara hingga ke tempat maka penurunan IQ yang terjadi adalah 1,9 dan 1,1.
pembuangan sampah non-organik berupa plastik, besi, Maksimal penurunan poin IQ dalam riset adalah 3,9.
kaca, dan beberapa material didaur ulang oleh industri Jika sampah ini dibuang akan menghasilkan lindi
kecil. Sementara itu sampah elektronik berupa trafo, (cairan yang berasal dari dekomposisi sampah dan
bohlam, radio, TV, telepon, dan komponen infiltrasi air eksternal dari hujan). Cairan yang sangat
pendukung lainnya, belum ada yang menangani secara konduktif ini masuk ke dalam tanah dan menyebabkan
sistematis dari waktu ke waktu. Sampah yang pencemaran air tanah.
mengandung bahan berbahaya dan beracun bifenil
yang bersifat karsinogenik itu terus menumpuk,
hingga berpotensi menggunung dan membahayakan
bagi kesehatan manusia. Sampah elektronik
mengandung sekitar 1.000 material, sebagian besar
dikategorikan sebagai bahan beracun dan berbahaya
(B3) karena merupakan unsur berbahaya dan beracun
seperti logam berat (merkuri, timbal, kromiun,
kadmium, arsenik, dan sebagainya.), PVC, dan
brominated flame-retardants. Selain itu keberadaan
sampah elektronik juga dapat menurunkan IQ, karena
ketika dibakar, sampah yang mengandung logam berat
ini menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) Gambar pencemaran air dari sampah elektronik
yang sangat berbahaya. Timbal adalah neurotoksin
(racun penyerang saraf) yang bersifat akumulatif dan 4.PENANGGULANGAN
merusak pertumbuhan otak. Penyerapan timbal ke
dalam darah manusia terutama melalui saluran Salah satu usaha untuk meminimalisir sampah
pencernaan dan saluran napas. Sejak lama timbal elektronik adalah dengan menerapkan program
dituding sebagai penyebab turunnya angka Intellectual extended producer responsibility (EPR), suatu
Quotient. program dimana produser bertanggung jawab
mengambil kembali (take back) produk-produk yang
tidak terpakai. Tujuan dari program ini adalah untuk
mendorong produser meminimalisir pencemaran dan
mereduksi penggunaan sumber daya alam dan energi
dari setiap tahap siklus hidup produk dan teknologi
proses. Selain itu, para produsen juga harusnya
membantu untuk menciptakan barang elektronik yang
mudah diperbaiki, di up-grade, re-use, dan aman
ketika di daur ulang. Serta produsen alat elektronik
juga perlu berperan serta dengan memproduksi
produk ramah lingkungan dan menjalankan program
daur ulang produk yang mereka hasilkan dan untuk
para konsumen juga bisa berperan serta dengan
Gambar pembakaran sampah elektronik.
memakai produk multifungsi dan mendaur ulang
peralatan elektronik bekas. Bukan hanya itu kita DAFTAR PUSTAKA
sebagai salah satu masyarakat pengguna barang
elektronik juga seharusnya turut membantu [1]http://dhinata.com/sampah-elektronik-itu-
meningkatkan kesadaran masyarakat lain tentang daur berbahaya.html
ulang sampah elektronik salah satunya dengan [2]http://id.wordpress.com/tag/ilmu/Sampah-
Elektronik-Picu-Penurunan IQ.html.
gerakan peduli lingkungan untuk membantu daur
[3]http://www.scribd.com/doc/24852986/Pengelolaan-
ulang sampah elektronik. Selain program diatas, kita Sampah-Elektronik-E-waste-Management
juga bisamenjaga dan merawat barang elektronik [4]http://www.dwworld.de/popups/popup_single_med
milik kita. Handphone, Mp3/Mp4 player, iPod, serta iaplayer/0,,5281771_type_audio_struct_11582_
berbagai benda elektronik dirumah seperti Tv, DVD contentId_5281673,00.html
player, kipas angin, komputer  dan barang elektronik 
lainnya memiliki ‘umur’ yang mengukur masa
penggunaannya. Semakin sering digunakan maka
masa penggunaan barang tersebut juga semakin
berkurang. Jadi gunakan barang-barang tersebut
secara bijak. Kalau perlu mematikannya jika sedang
benar-benar tidak digunakan dan diperlukan. Agar
barang elektronik lebih awet, ikuti saran dari produsen
barang tersebut karena produsennya adalah pihak
yang paling tahu cara yang tepat untuk merawatnya.
Dalam mengurangi sampah elektronik, disini
peran pemerintah dalam hukum sangat penting karena
selama ini dasar hukum yang belum jelas sehingga
membuat para investor- investor asing dengan mudah
membuang barang-barang bekas mereka ke Negara
kita dengan alih-alih harga yang sangat murah. Selain
itu parameter jasa/retribusi pelayanan sampah juga
berperan penting, karena selama ini belum ada ukuran
yang jelas yang dijadikan ukuran untuk menghitung
besaran pungutan sampah ke masyarakat, sehingga
membuat masyarakat semakin manja untuk selalu
membuang barang-barang mereka, padahal barang-
barang tersebut masih dapat digunakan hanya dengan
didaur ulang saja. Selain itu kita sebagai pengguna
barang elektronik juga dapat melakukan tindakan
pencegahan seperti menjaga dan merawat barang
elektronik, dimana sebaiknya kita menggunakan
barang tersebut secara bijak, mematikan jika tidak
digunakan agar masa penggunaannya lebih lama.
Selain itu kita juga dapat mencoba untuk memperbaiki
barang elektronik tersebut, karena mungkin saja
masalahnya tidak begitu parah seperti yang kita
bayangkan.

5.KESIMPULAN
Sampah elektronik sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia. Terjadinya pencemaran di
berbagai aspek lingkungan akan menggganggu siklus
kehidupan manusia. Pencemaran udara, air dan tanah,
maupun terjangkitnya berbagai penyakit. Maka dari
itu, produsen dari berbagai produk elektronik
hendaknya memberikan kualitas terbaik terhadap
produnya sehingga barang mudah di upgrade. Bahkan
sebaiknya usaha take back semua produk yang sudah
“kadaluarsa”. Dengan usaha-usaha tersebut maka
akan meminimalisasikan terdapatnya sampah
elektronik di Negara berkembang khususnya di
Negara Indonesia.

You might also like